Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PERTANIAN ORGANIK
PUPUK HIJAU (FENOLOGI PERTUMBUHAN) C. mucronata

Oleh:
Nama

: Agung Tri Wicaksono

NIM

: 125040200111196

Kelas

:C

Kelompok

: Kamis 11.00

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

1.1.

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pupuk hijau ialah jenis pupuk organik yang berasal dari tanaman atau bagian-bagian
tanaman yang masih muda, yang dibenamkan ke dalam tanah untuk menambah bahan
organik dan unsur hara tanaman terutama unsur hara nitrogen. Pupuk organik sebagai
sumber bahan organik telah banyak diteliti dan telah menjadi salah satu alat perbaikan
(remedial tools) untuk merehabilitasi lahan-lahan terdegradasi. Namun, saat ini sumber
daya pupuk hijau berkualitas mulai sulit ditemukan. Padahal Indonesia adalah negara
tropis yang memiliki kelimpahan sumber daya pupuk hijau. Pupuk organik ialah bahan
organik yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang ditambahkan ke dalam tanah
sebagai sumber hara, pada umumnya mengandung nitrogen. Pupuk hijau ialah jenis
pupuk organik yang berasal dari tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda,
yang dibenamkan ke dalam tanah untuk menambah bahan organik dan unsur hara
tanaman terutama unsur hara nitrogen.
Pengaplikasian pupuk hijau ada dua cara yaitu dengan membenamkan dan dipakai
sebagai mulsa. Aplikasi dengan pembenaman lebih efektif daripada dengan cara
dimulsakan, karena dapat mengurangi terjadinya evaporasi pada bahan organik. Pada
praktikum ini dilakukan pengamatan pada fenologi C. mucronata sehingga mengetahui
pertumbuhan dari C. mucronata.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini yaitu mengetahui fenologi pertumbuhan C. mucronata dari
awal perkecambahan hingga 35 HST.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pupuk Hijau

Jenis pupuk organik tertua yang digunakan pada budi daya pertanian adalah pupuk
hijau, yaitu pupuk organik yang berasal dari tanaman/tumbuhan atau berupa sisa panen.Bahan
dari tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau segera setelah dikomposkan
Tujuan pemberian pupuk hijau adalah untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan
unsur hara dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, yang
akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi
(Rachman, 2012).
2.2 Manfaat Pupuk Hijau
a. Struktur tanah terpelihara karena pemupukan tanah ditutupi
Struktur tanah bertambah baik karena tambahnya bahan organik. Dalam hal ini tidak
hanya bagian atas dari tanaman tetapi juga bagian dari bawah tanaman senahperti akar,
bertambahnya akar akan menjadikan tanah subur karena terhindar dari pemadatan. Apalagi
sistem akar yang halus dan rerumputan akan mengikat bagian tanah.
b.Tanah bertambah kaya dengan nitrogen
Hal ini terjadi apabila, tanaman yang digunakan adalah jenis leguminosa, sesudah
pupuk hijau non legum diluku kedalam tanah, mempunyai pengaruh pemakaian
nitrogen.Kondisi tanah menjadi lebih baik untuk dilalui oleh air.Setelah akar-akar yang
menembus jauh kedalam tanah mati, maka saluran akar yang ada dalam tanah terluka atau
tersedia untuk dilalui oleh air.
c. Pemakaian air dan air tanah lebih banyak
Suatu tanaman pupuk hijau lebih banyak menguapkan air daripada tanah yang
gundul.Karena itu tanah yang dilindungi oleh pupuk hijau pada musim rontok biasanya lebih
kering, hal ini baik untuk struktur tanah tersebut (Marzuni, 2013).
2.3 C. mucronata
Crotalaria mucronata Desv. adalah salah satu tumbuhan dalam genus Crotalaria
yang memiliki potensi sebagai pupuk hijau. C. mucronata Desv. memiliki sifat-sifat
menguntungkan sebagai sumber bahan organik, yaitu menghasilkan biomassa yang
tinggi serta mampu meningkatkan kandungan N total tanah karena memiliki akar yang
mampu bersimbiosis dengan Rhizobium sp. Crotalaria mucronata Desv. memiliki sifatsifat yang menguntungkan sebagai sumber bahan organik, yaitu menghasilkan biomasa

yang tinggi, mampu meningkatkan kadar N total tanahserta mampu tumbuh pada lahan
marginal dan relatif toleran terhadap kekeringan (Djajadi, 2011).
2.4 Pertumbuhan Mucronata
Mucronata dapat tumbuh optimal pada tanah ber-drainasi baik dan tidak tahan
terhadap penggenangan. Air adalah salah satu komponen utama penyusun tubuh tanaman.
C. mucronata Desv. umumnya tumbuh liar sebagai gulma pada lahan pertanian, maupun
sebagai tumbuhan ruderal. Benih C. mucronata Desv. memiliki kulit biji yang keras,
sehingga membutuhkan perlakuan untuk memacu daya perkecambahannya. Upaya
peningkatan daya tumbuh benih perlu dilakukan agar bahan baku sumber daya pupuk hijau
ini dapat cepat tersedia dan dimanfaatkan. C. mucronata Desv. mampu tumbuh pada lahan
marginal dan relatif toleran terhadap kekeringan. (Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1998)
2.5 Fenologi Pertumbuhan
Fenologi adalah ilmu yang mempelajari periode fase-fase yang terjadi secara alami
pada tumbuhan, fase-fase pertumbuhan tersebut juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
sekitar yang memepengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. Tujuan mempelajari fenologi
adalah untuk mencatat perkembangan secara umum dari tumbuhan. (Fitter, A.H. dan R.K.M.
Hay. 1998.)

3.1.

3. BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat
3.1.1. Waktu
: April 2015 - Mei 2015
3.1.2. Tempat
: Dilaksanakan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

Karangploso
3.2.

3.3.

Alat dan Bahan


3.2.1. Alat :
Gelas plastik
Kapas
Kamera
Alat tulis
3.2.2. Bahan :
Biji C. mucronata
Air
Langkah Kerja
3.3.1 Perkecambahan
Menyiapkan alat dan bahan

Menanam C. juncea pada kapas didalam gelas plastik yang sudah di


lembabkan dengan air

Mengamati selama 7 hari (mendokumentasikan dan mengukur tinggi)


3.3.1 Pertumbuhan di lapang
Menyiapkan alat dan bahan

Menanam C. juncea pada lahan praktikum di lapang

Mengamati pertumbuhan C. juncea setiap 7 hari sekali dengan mencabut


satu sampel tanaman
(mendokumentasikan dan mengukur tinggi)
5.Kesimpulan
Tanaman C. mucronata yang diamati dari proses perkecambahan sampai 35 HST selalu
mengalami pertumbuhan. Fase perkecambahan harus diberikan lingkungan yang lebih lembab
dan nutrisi yang sedikit karena tanaman masih mengambil bahan makanan dari kotiledon. Fase
pertumbuhan berikutnya, tanaman sudah memiliki organ-organ tanaman lengkap sehingga
tanaman harus ditempatkan pada lingkungan dan nutrisi yang lengkap sebagai bahan untuk
metabolisme tanaman. Pemilihan tanaman ini sebagai bahan baku pupuk hijau dapat ditentukan

dari fase pertumbuhan tanaman yang paling optimal sehingga memiliki organ tanaman termasuk
bintil akar yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Djajadi. 2011. Crotalaria juncea L. : Tanaman Serat untuk Pupuk Organik dan Nematisida
Nabati. J Perspektif. 10 (2) : 51 57.
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1998. Fisiologi Tanaman Legum. Penerjemah Sri Andani dan E.D.
Purbayanti. UGM Press. Yogyakarta.
Marsuni, Zubir. 2013. Keragaan Pertumbuhan Jagung dengan Pemberian Pupuk Hijau disertai
pemupukan N dan P. Seminar Nasional Serealia
Rachman, Ahmad. 2012. Pupuk Hijau. Badan Penelitian Tanah

Anda mungkin juga menyukai