Skripsi Dhytaa
Skripsi Dhytaa
SKRIPSI
Oleh:
Nama : Dhyta Kurnia Putri Ariningsih
NPM : 0602025023
Jurusan: Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2011
ABSTRAK
DHYTA KURNIA PUTRI ARININGSIH (0602025023) :
PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP
DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS OTOMOTIF
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI), Skripsi Program
Strata Satu, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Prof. DR. HAMKA, Jakarta 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh laba
akuntansi dan arus kas operasi terhadap dividen kas.
Variabel yang diteliti adalah laba akuntansi ( 1) dan arus kas operasi (
2) sebagai variabel bebas (predictor) dan variabel terikatnya (dependent =
respon) adalah dividen kas ( ) pada industri manufaktur jenis otomotif go
public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia melalui situs resmi http://www.idx.co.id dan telaah dokumen yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa setelah dihitung dengan
menggunakan SPSS (Software Program Service Solution) version 17.0, maka
ternyata secara simultan, laba akuntansi dan arus kas operasi berpengaruh
signifikan terhadap dividen kas yang ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar
1232,098 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 . Secara parsial, laba akuntansi
dan arus kas operasi juga berpengaruh signifikan terhadap dividen kas yang
ditunjukkan dengan nilai masing-masing t hitung yaitu 33,901 dan 3,084 dengan
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 dan 0,009 < 0,05. Selain itu, dapat diketahui
bahwa dividen kas dipengaruhi oleh laba akuntansi dan arus kas operasi sebesar
99,5% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, seperti perputaran piutang,
ekuitas, asset dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen.
Oleh karena itu disarankan pada Perusahaan Manufaktur jenis otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih selektif dalam berinvestasi agar tidak
mengalami kerugian, investor juga harus mempertimbangkan faktor lain yang
mempengaruhi dividen kas seperti pergerakan saham, kondisi makro ekonomi dan
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa mancurahkan
nikmatnya kepada kita semua, semoga seterusnya kita selalu berada dalam
bimbingan serta ridha-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW .
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan semua
pihak terutama kedua orangtua tercinta karena senantiasa dengan sabar
memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Skripsi ini dengan judul Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi
terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi. Saya berharap skripsi yang saya susun ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi mahasiswa lain umumnya.
Adapun beberapa kendala yang penulis hadapi dalam penelitian dan
penyusunan skripsi karena adanya keterbatasan waktu dan data yang didapat akan
tetapi semua hal itu tidak menjadi halangan untuk terselesaikannya skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, antara lain :
1.
2.
Bapak H. Ahmad Subaki, SE, MM, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
3.
4.
Ibu Fitrisia, SE, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing pertama yang telah
membimbing saya sekaligus membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Bapak Bambang Tutuko, SE, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing dua
yang telah meluangkan waktu dan memberi masukan yang sangat bermanfaat
bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Kepada
seluruh
dosen
dan
staf
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang telah memberikan ilmu kepada saya
yang berguna dalam penulisan skripsi ini.
7.
8.
9.
Nurul Yakin, yang telah banyak memberikan perhatian, bantuan, doa dan
dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan
penyusunan skripsi ini.
10.
Kepada sahabat-sahabatku Eny, Dede, Agung, Ronal, Ari, Ariel, Rino yang
selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Kepada sahabat dan teman-teman kelasku Septiana Yuliani, SE, Fuadianti
Kusbandiah, SE, Atiq Khasanah, Hernawati, Cahyati Lestari, Fera
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.......... ........................................................... ........
DAFTAR ISI.............................
iv
viii
DAFTAR TABEL....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................
1.2 Permasalahan....................
10
12
13
2.2.2 Laba.......................................................................
2.2.2.1 Pengertian Laba.....
14
15
15
15
16
17
17
18
18
19
2.6
14
20
20
20
21
22
Saham......................................................................
23
23
23
2.7
Dividen...................................................................
24
24
24
26
27
28
29
31
33
33
34
35
41
1.1
41
1.2
43
1.3
43
1.4
PT Indospring Tbk....................
43
1.5
44
45
46
2.2
2.3
49
51
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan.........................
63
5.2. Saran-saran......................
65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1
31
55
56
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1
34
47
49
51
54
57
58
59
60
10
61
11
62
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
11
17/22
10
15/22
13/22
11/22
9/22
7/22
3/22
1/22
19/22
20/22
21/22
BAB I
PENDAHULUAN
Dari sisi emiten kebijakan dividen sangat penting bagi mereka, apakah
sebagai keuntungan perusahaan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen
dibanding retain earning atau sebaliknya. Dalam penetapan kebijaksanaan
mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah
besarnya laba yang dihasilkan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam hal
ini laba yang dipertimbangkan oleh perusahaan adalah laba akuntansi. Laba
akuntansi adalah laba yang timbul dari proses laporan keuangan yaitu merupakan
selisih dari hasil penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok pembelian dan
beban-beban operasional perusahaan.
Dividen memiliki arti yang sangat penting bagi pemegang saham dan juga
bagi perusahaan. Bagi pemegang saham, pemberian dividen selain dianggap
sebagai pertumbuhan perusahaan tetapi juga untuk mengetahui berapa laba yang
sudah diperoleh perusahaan sehingga pemegang saham dapat membuat keputusan
apakah ingin berinvestasi kembali atau tidak dan mengetahui berapa dividen yang
akan diperoleh. Dari segi perusahaan, perusahaan membagikan dividen kepada
para investor memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga
memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu,
sebagian dari laba yang diperoleh akan ditahan sebagai retained earnings dan
sisanya akan dibagikan sabagai dividen ( Murtanto & Yuridya,2004 ) dalam
Auditya Rahmadi (2008).
Kebijakan dividen menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham dan berapa yang ditahan sebagai retained earnings.
Dividen payout ratio adalah perbandingan antara deviden dan keuntungan.
Dividen adalah bagian dari laba maka laba dianggap sebagai faktor yang
mempengaruhi dividen payout ratio.
Perusahaan seringkali menggunakan alternatif lain sebagai prediktor
dividen adalah dengan menggunakan arus kas. Penggunaan arus kas historis juga
memiliki kelemahan sebagai prediktor di masa depan karena banyak arus kas yang
saling bergantung antara satu dengan yang lainnya, contoh kas yang tersedia atau
kas yang diharapkan dapat digunakan untuk pengeluaran modal, pembayaran
hutang dan dividen.
Arus kas yang digunakan untuk membayar dividen umumnya berasal dari
arus kas operasi, karena arus kas inilah yang berasal dari kemampuan perusahaan
sendiri. Arus kas operasi berpengaruh pada arus kas yang lain, yang dapat
digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang atau ekspansi. Arus kas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul :
Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen
Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif yang Terdaftar di BURSA
EFEK INDONESIA.
1.2
Permasalahan
1.2.1.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan
2.
Bagaimana pengaruh arus kas terhadap deviden kas pada perusahaan jenis
otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2007 sampai dengan 2009?
3.
Bagaimana pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasi secara simultan
terhadap deviden kas pada perusahaan jenis otomotif yang terdaftar di BEI
dari tahun 2007 sampai dengan 2009?
Laba akuntansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi
(laba bersih) setelah memenuhi kewajiban kepada semua stakeholder. Data
laba akuntansi yang digunakan adalah dari tahun 2007-2009
2.
Arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi yaitu
arus kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan periode 2007-2009
3.
Dividen yang dipakai dalam penelitian ini adalah dividen kas yaitu laba yang
dibagikan kepada pemegang saham berdasarkan hasil keputusan RUPS dalam
bentuk kas dari tahun 2007-2009.
dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan 2009?.
1.3.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
2.
Untuk mengetahui pengaruh arus kas terhadap dividen kas pada perusahaan
jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2007 sampai dengan 2009
3.
Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasi secara
simultan terhadap dividen kas pada perusahaan jenis otomotif yang terdaftar
di BEI dari tahun 2007 sampai dengan 2009
1.4.
Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1.
Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan berpikir maupun
pengetahuan serta pengalaman yang bermanfaat bagi penulis sehingga
nantinya diharapkan dapat diterapkan dalam dunia kerja.
2.
Bagi Akademik
Hasil penelitian yang terbatas ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
serta sebagai bahan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan laba akuntansi, arus kas operasi dan deviden kas.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Penelitian Terdahulu
Penelitian ini sebelumnya telah diteliti oleh Auditya Rahmadi (2008)
mahasiswa Trisakti dengan judul Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba
Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdapat di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007. Tujuan penelitian ini adalah melihat
pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Penelitian ini
menggunakan 30 sampel perusahaan yang bergerak di sektor industri manufaktur
yang terdaftar di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel independen (laba akuntansi dan laba tunai) dan variabel dependen
(dividen kas). Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
regresi linear berganda dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil uji t diketahui
bahwa nilai t hitung sebesar 3,335 lebih besar dari t tabel 1,9761 (p-value sebesar
0,001<0,05) maka Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan
antara laba akuntansi terhadap dividen kas. Hasil uji t diketahui bahwa nilai t
hitung sebesar 8,031 lebih besar dari t tabel 1,9761 (p-value sebesar 0,000<0,05)
maka Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara laba tunai
dengan dividen kas.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Malabi (2010)
mahasiswa Trisakti dengan judul Analisis Hubungan Antara Laba Tunai, Laba
Akuntansi, dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2006-2008. Tujuan dari penelitian ini
7
adalah untuk menguji hubungan antara laba akuntansi, laba tunai, dan arus kas
operasi dengan dividen kas industri manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabelvariabel yang diteliti adalah laba akuntansi, laba tunai, arus kas operasi dan
dividen kas. Sumber data dari penelitian ini adalah secondary data dalam bentuk
laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh Pusat Referensi Pasar Modal
Bursa Efek Indonesia. Analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman
Koefisien. Hasil analisis dari pembahasan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara laba akuntansi, laba tunai dan arus kas operasi dengan dividen
kas. Hasil koefisien korelasi Spearman (rs) antara laba akuntansi dan dividen kas
adalah (0,917>0) lebih besar dibandingkan korelasi Spearman (rs) antara laba
tunai dengan dividen kas yaitu (0,899>0) dan arus kas operasi dengan dividen kas
(0,744>0). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa laba akuntansi lebih besar
mempengaruhi besarnya dividen kas dibandingkan dengan laba tunai dan arus kas
operasi.
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis ingin
melanjutkan penelitian terdahulu dengan perbedaan penelitian sebagai berikut:
1.
2.
Penulis hanya menggunakan dua variabel bebas, yaitu laba akuntansi dan
arus kas operasi. Sedangkan variabel terikatnya adalah dividen kas.
2.2
Landasan Teori
arus kas pada masa depan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian
diperolehnya kas dan setara kas.
Menurut APB statement no.4 dalam Ahmed Belkaoui (2006:212), laporan
ini bersifat deskriptif dan laporan ini banyak mempengaruhi studi-studi berikutnya
tentang tujuan laporan keuangan. Dalam laporan ini tujuan laporan keuangan
digolongkan sebagai berikut ini :
1.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi
keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan
sesuai GAAP (General Accepted Accounting Principle).
2.
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi
dan kewajiban perusahaan
2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba
3) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta
dan kewajiban
5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai
laporan keuangan.
2) Beban (Expense)
Beban (Expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal
2.2.2
Laba
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih
antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode
tertentu.
2.2.1.1 Karakteristik Laba
Secara konseptual, menurut Suwardjono (2005:464), laba mempunyai
karakteristik umum sebagai berikut :
1.
2.
3.
kekayaan, investasi dan sumber daya ekonomik, uang ataupun yang bernilai uang
ataupun yang dapat dinilai dengan uang.
2.2.3
Laba Akuntansi
Belkaoui
(2006:127)
menyatakan
bahwa
laba
akuntansi
secara
dari
laba
akuntansi
menurut
Chariri
Laba akuntansi didasarkan pada transaksi akual terutama yang berasal dari
penjualan barang dan jasa
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
1.
Laba akuntansi tidak dapat memberikan laba yang belum direalisasi yang
timbul dari kenaikan nilai. Hal ini dapat menghambat pengungkapan
informasi yang berguna.
2.
3.
2.2.4
Arus kas dari aktifitas operasi (cash flow from operating activities) adalah
arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh transaksi
semacam itu mencakup pembelian dan penjualan barang dagangan oleh
pengecer atau peritel.
2.
Arus kas dari aktifitas investasi (cash flow from investing activities) adalah
arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dalam aktiva tidak
lancar. contoh transaksi seperti itu meliputi penjualan dan pembelian aktifa
tetap, seprti peralatan dan bangunan.
3.
Arus kas dari aktifitas pendanaan (cash flow from financing activities) adalah
arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan.
contoh transaksi seperti itu meliputi penerbitan dan atau penarikan sekuritas
atau efek ekuitas dan utang.
2.2.5
2.
3.
4.
Menilai pengaruh investasi dari kas maupun bukan kas data transaksi
keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode
tertentu.
dagangan dan dan jasa serta kas yang dibayarkan kepada pegawai sebagai gaji
atau upah. Selisih antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi
merupakan arus kas bersih aktifitas operasi.
Keunggulan utama dari metode langsung adalah bahwa metode ini
melaporkan sumber dan penggunaan kas dalam laporan arus kas. Kelemahan
utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan sering kali tidak mudah didapat dan
biaya pengumpulan umumnya mahal. Metode tidak langsung (indirect method)
melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian
disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan
atau pembayaran kas. Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuiakan untuk
menentukan jumlah bersih arus kas dari aktifitas operasi.
Keunggulan utama dari metode tidak langsung adalah bahwa metode ini
memusatkan pada perbedaan antara laba bersih dengan arus kas dari aktifitas
operasi. Dalam hal ini, metode tersebut menunjukkan hubungan antara laba rugi,
neraca dan lapiran arus kas. Karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka
metode tidak langsung umumnya lebih murah dibandingkan dengan metode
langsung.
2.2.5.3 Penyajian Laporan Arus Kas Operasi
Menurut SAK tahun 2007 dalam Harahap (2007:225) telah mengatur
cara-cara penyajian laporan arus kas operasi yang menyatakan :
Laporan arus kas operasi harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara
yang paling sesuai dengan bisnis penghasilan tersebut.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
pada sumber pendapatan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas
historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas
operasi masa depan.
Beberapa
transaksi
seperti
penjualan
peralatan
pabrik,
dapat
2.2.6
Saham
2.2.7
Dividen
berbentuk uang kas. Dividen kas dapat menyebabkan penurunan terhadap laba
yang dibagi dengan kas, karena dividen ini menggunakan uang kas dari
perusahaan.
2.
berupa barang dagangan, real estate, investasi aset lainnya yang ditetapkan oleh
komisaris. Pada saat pengumuman, dividen kekayaan dicatat dengan mendebetkan
perkiraan laba ditahan dan mengkreditkan perkiraan hutang dividen sebesar nilai
wajar kekayaan yang dibagikan. Sedangkan pada pembagian dividen dilakukan
dengan mendebet hutang dividen kekayaan dan mengkreditkan perkiraan yang
berisi aktiva yang dibagikan.
3.
mengkapitalisasi sebagian dari laba ditahan ke modal kontribusi serta tidak ada
aktiva yang dibagikan. Pada saat pengumuman, dividen dicatat dengan
mendebetkan perkiraan laba ditahan sebesar nilai wajar saham dikalikan dengan
jumlah saham tambahan dan mengkreditkan perkiraan dividen saham yang dapat
dibagikan sebesar nilai par dikali jumlah saham tambahan dan mengkredit agro
saham sebesar selisih antara laba ditahan dengan dividen saham yang dibagikan
sedangkan pada saat pembagian dividen, dilakukan dengan mendebet perkiraan
dividen saham yang dapat dibagikan dan mengkreditkan saham biasa sebesar nilai
yang sama pada saat pengumuman.
4.
merupakan bentuk khusus dari hutang wesel. Dividen skrip diumumkan bila
perusahaan memiliki cukup laba ditahan (retained earning), tetapi kekurangan
uang tunai. Pada saat pengumuman, dividen skrip dicatat dengan mendebetkan
perkiraan laba ditahan dengan mengkreditkan perkiraan hutang dividen skrip /
wesel bayar kepada pemegang saham sebesar nilai wesel per lembar dikali jumlah
saham beredar, sedangkan pada saat pembayaran dividen dilakukan dengan
mendebet perkiraan hutang dividen dan mengkredit kas.
5.
likuiditas
merupakan
suatu
pembagian
yang
merupakan
karena itu dalam hal ini perusahaan dituntut untuk membagikan dividen sebagai
realisasi dari harapan akan hasil yang didambakan oleh seorang investor dalam
menginvestasikan dananya untuk membeli saham. Menurut Sartono (2000:369)
mendefinisikan kebijakan dividen sebagai keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang.
2.2.7.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut M. Hanafi (2004 : 375), berikut ini faktor-faktor praktis yang
perlu dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan dividen.
1. Kesempatan Investasi
Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan
semakin sedikit. Akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi yang
menghasilkan NPV (Net Present Value) yang positif.
2. Profitabilitas dan Likuiditas
Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa
membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi
jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk
menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang
berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi,
perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus juga membuat
senang pemegang saham.
Stabilitas Pendapatan
Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di masa mendatang bisa
Pembatasan-pembatasan
Seringkali kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi
1.
pemegang saham yang berhak menerima dividen, karena waktu yang tersisa untuk
menyusun daftar para pemegang saham, maka tanggal pencatatan biasanya dua
atau tiga minggu setelah tanggal pengumuman dividen, namun sebelum tanggal
pembayaran dividen, perusahaan tidak perlu membuat jurnal menyangkut tanggal
pencatatan
3.
2.3
apakah terdapat pengaruh-pengaruh antara laba akuntansi dan arus kas operasi
terhadap dividen kas. Kerangka pemikiran dapat dilihat sebagai berikut :
Laba akuntansi
(X1)
Deviden kas
(Y)
Rumusan Hipotesis
Adapun hipotesis atau dugaan sementara atas penelitian yang akan
dilakukan adalah:
Hipotesis I
1. Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara laba akuntansi dan arus kas
operasi secara parsial terhadap dividen kas.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara laba akuntansi dan arus kas operasi
secara parsial terhadap dividen kas.
2. Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara laba akuntansi dan arus kas
operasi secara simultan terhadap dividen kas.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara laba akuntansi dan arus kas operasi
secara simultan terhadap dividen kas.
Hipotesis II
1. Ho : Tidak terdapat hubungan secara parsial antara laba akuntansi dan arus kas
operasi terhadap dividen kas.
H1 : Terdapat hubungan secara parsial antara laba akuntansi dan arus kas
operasi terhadap dividen kas.
2. Ho : Tidak terdapat hubungan secara simultan antara laba akuntansi dan arus
kas operasi terhadap dividen kas.
H1 : Terdapat hubungan secara simultan antara laba akuntansi dan arus kas
operasi terhadap dividen kas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder di mana metode penelitian yang
3.2.
Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi yang
Sampel
berikut:
1)
2)
3)
4)
NO.
1
2
3
4
5
Tabel 1
Daftar Nama dan Kode Industri Manufaktur
KODE
NAMA PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
PT. Astra Internasional Tbk.
ASII
PT. Astra Otoparts Tbk.
AUTO
PT. Goodyear Indonesia Tbk.
GDYR
PT. Indospring Tbk.
INDS
PT. Selamat Sempurna Tbk.
SMSM
Sumber: Bursa Efek Indonesia
riset yakni di pasar modal untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian ini. Dalam penelitian ini, data yang dipergunakan yaitu data sekunder,
data yang telah tersedia di BEI yang berupa laporan keuangan tahunan dari
industri manufaktur jenis otomotif selama periode 2007-2009. Berdasarkan
sumber data tersebut, maka dapat diperoleh data meliputi data yang mendukung
perhitungan laba akuntansi, arus kas operasi dan deviden kas.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan menyajikan data mengenai laba
akuntansi,arus kas operasi dan dividen kas untuk periode tahun 2007 s/d 2009
untuk setiap perusahaan yang akan dijadikan sampel. Data tersebut selanjutnya
akan diolah menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Analisis dilakukan
pada setiap perusahaan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara laba
akuntansi dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Untuk menganalisis data
yang ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengolahan data
melalui program SPSS (Software Program Service Solution). Adapun analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Analisis Akuntansi
Analisis ini digunakan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai
Laba Akuntansi
Laba akuntansi adalah laba bersih setelah pajak (earning after tax)
yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan (annual report)
discontinued
menghilangkan
operation
unsur-unsur
dikeluarkan
yang
dari
mungkin
perhitungan
menyebabkan
untuk
adanya
3)
Dividen Kas
Dividen kas adalah dividen yang diberikan dengan cara tunai.
Pembayaran dividen kas dapat dilakukan perusahaan dengan syarat;
memiliki retained earnings memiliki kas yang cukup dan melakukan
pengumuman dividen. Terminologi dividen mengacu pada distribusi kas
dari laba.
2.
Analisis Regresi
Adapun uraian mengenai analisis regresi adalah sebagai berikut:
1)
Persamaan Regresi
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan tingkat ketergantungan satu
variabel terikat terhadap variabel bebas. Adapun model regresi linier sederhana
adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1+b2X2+e
Di mana:
^
= Deviden Kas
X1
= Laba Akuntansi
X2
= Koefisien regresi
= Konstanta
= Standar Eror
2)
Uji Multikolinieritas
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas, digunakan analisis
matrik korelasi antar variabel bebas dan tolerance serta perhitungan nilai
Variance Inflatron Factor (VIF). Multikolinieritas menunjukkan bahwa
antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi)
yang sangat kuat. Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 atau
nilai tolerance lebih kecil 0,10
Hipotesa Multikolinieritas :
Ho = tidak ada multikolinieritas
Ha = ada multikolinieritas
3)
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model
regresi, variabel bebas dan terikat, berdistribusi normalatau tidak. Asumsi
normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis grafik normal P-P plot. Normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonalnya, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
4)
5)
Uji Heteroskedastisitas
Heterokedasitas menunukkan bahwa varians disetiap error bersifat
heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan
bahwa
varians
dari
error
harus
bersifat
homogen.
Pengujian
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dari penelitian ini terdiri dari sebagai berikut:
(1) Uji Statistik F
Uji Statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara bersama terhadap variabel dependen. Uji statistik ini
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai sig. F lebih besar
dari 0,05 maka, model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig. F
lebih kecil dari 0,05 maka, model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama
dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.
(2) Uji t-Statistik
Uji t-statistik digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi
secara individu. Uji t-statistik ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05.
Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh antara
variabel independen dengan variabel dependen secara individu, sedangkan
jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen secara individu.
3. Analisis Korelasi
Korelasi merupakan ukuran numeris yang dapat diinterpretasikan sebagai
derajat keeratan hubungan linear dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara dua variabel atau lebih, bagaimana arah hubungan, dan berapa
besar koefisien hubungannya.
Korelasi dapat menghasilkan angka positif atau negatif. Jika korelasi
menghasilkan angka positif maka, hubungan kedua variabel bersifat searah.
Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikat juga besar. Jika korelasi
menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel bersifat tidak searah.
Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya kecil. Angka korelasi
berkisar antara -1 dengan 1. Jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua
variabel semakin kuat. Jika korelasi mendekati -1 maka hubungan kedua variabel
semakin lemah. Hubungan linear positif sempurna akan mempunyai koefisien
korelasi 1, sedangkan hubungan linear negatif sempurna akan mempunyai
koefisien korelasi -1. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol berarti tidak ada
hubungan.
4. Analisis Koefisien Determinasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.
3.
4.
5.
4.1.1
41
dalam
Dasar
NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari
1917 berdasarkan akta notaris Benjamin Ter Kuile No. 199 yang kemudian
berubah nama menjadi PT. Goodyear Indonesia berdasarkan akta notaris Eliza
Pondaag No. 73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/250/7 tanggal
25 Juli 1978.
Sindunatha, S.H dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Akta
pendirian tersebut di atas telah diubah oleh notaris yang sama melalui akta
perubahan nomor 148 tanggal 25 Oktober 978 tentang perubahan anggaran
dasarnya, dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia nomor YA.5/324/1 tanggal 14 Desember 1979 kemudian dimuat dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia nomor 71 tanggal 2 September
1980, Lembaran Negara No. 674/1980 serta telah didaftarkan di Pengadilan
Negeri Gresik, tanggal 11 Maret 1980. Anggaran Perusahaan mengalami beberapa
kali perubahan, perubahan sebelumnya berdasarkan pada akta notaris No. 50
tanggal 17 April 1997 oleh notaris Wachid Hasyim, SH.,mengenai pengesahan
tambahan modal saham Perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan nomor C23537HT.01.04.Th.97 pada tanggal 6 Mei 1997. Berdasarkan pada akta notaris
nomor 18 tanggal 08 Juli 2008 oleh notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H.,
Perusahaan melakukan perubahan anggaran dasar perseroan untuk disesuaikan
dengan Undang-Undang nomor 40 tahun 2007. Berdasarkan pada pasal 3
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup dari aktivitas Perusahaan bergerak
dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas, yang
berupa leaf spring (pegas daun) dan coil spring (pegas spiral) beralamat di Jalan
Mayjend Sungkono nomor 10, Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur.
Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1979.
4.1.5
tanggal 19 Januari 1976 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 207.
akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat
Keputusan No. Y.A.5/96/5 tanggal 22 Maret 1976. Anggaran Dasar Perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Frans
Elsius Muliawan, S.H., No. 22 tanggal 23 Mei 2008 sehubungan dengan
perubahan seluruh anggaran dasar perusahaan untuk disesuaikan dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas.
Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU76189.A.H.01.02.Tahun 2008 tanggal 21 Oktober 2008. Sesuai anggaran dasar
perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama adalah bergerak dalam
bidang industri alat-alat perlengkapan (suku cadang) dari berbagai macam alatalat mesin pabrik dan kendaraan, dan yang sejenisnya. Perusahaan berkedudukan
di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma ADR, Jalan Pluit Raya I No. 1, Jakarta
Utara, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta dan Tangerang. Perusahaan
memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1980.
laba akuntansi dan dividen kas pada tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Laporan Keuangan Laba Akuntansi dan Dividen Kas
Nama
Perusahaan
PT.Astra
Internasional
Tbk
Tahun
2.
3.
1.
4.
2009
2008
2007
Laba
Akuntansi
10.040.000.000.000
9.191.000.000.000
6.519.273.000.000
Dividen
Kas
4.281.000.000.000
3.973.000.000.000
2.266.381.000.000
PT.Astra
Otoparts Tbk
2009
2008
2007
768.265.000.000
566.025.000.000
454.907.000.000
235.866.000.000
251.205.000.000
69.404.000.000
PT. Goodyear
Indonesia Tbk
2009
2008
2007
121.085.749.000
812.053.000
42.399.174.000
2.460.000.000
3.608.000.000
24.071.672.000
PT. Indospring
Tbk
2009
2008
2007
58.765.937.225
31.827.215.353
9.887.928.336
1.818.525.374
1.852.253.751
0
(Lanjutan)
Tabel 2
5.
PT.Selamat
Sempurna Tbk
2009
132.850.275.038
185.808.607.500
2008
91.471.918.506
28.793.377.200
2007
80.324.965.210
53.313.410.100
Sumber: Data diolah penulis dari laporan keuangan Perusahaan Otomotif
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat perkembangan laba akuntansi dan
dividen kas perusahaan manufaktur jenis otomotif dari tahun 2007 sampai tahun
2009.
Pada tahun 2007 laba akuntansi PT. Astra Internasional Tbk sebesar Rp
6.519.273.000.000 dan dividen kas sebesar Rp 2.266.381.000.000. Pada tahun
2008 laba akuntansi mengalami kenaikan menjadi Rp 9.191.000.000.000 dan
dividen kas juga mengalami kenaikan menjadi Rp 3.973.000.000.000. Pada tahun
dan
dividen
kas
mengalami
penurunan
menjadi
Rp
1.818.525.374.
Pada tahun 2007 laba akuntansi PT. Selamat Sempurna Tbk sebesar Rp
80.324.965.210 dan dividen kas sebesar Rp 53.313.410.100. Pada tahun 2008 laba
akuntansi mengalami kenaikan menjadi Rp 91.471.918.506 dan dividen kas
4.2.2
arus kas operasi dan dividen kas pada tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Laporan Keuangan Arus Kas Operasi dan Dividen Kas
Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif
Tahun 2007 s/d Tahun 2009
(Dalam Rupiah)
No.
1.
Nama
Perusahaan
PT.Astra
Internasional
Tbk
Tahun
2009
2008
2007
Dividen
Kas
11.335.000.000.000
4.281.000.000.000
9.953.000.000.000
3.973.000.000.000
11.244.269.000.000 2.266.381.000.000
2.
PT.Astra
Otoparts Tbk
2009
2008
2007
595.745.000.000
517.079.000.000
241.784.000.000
235.866.000.000
251.205.000.000
69.404.000.000
3.
PT. Goodyear
Indonesia Tbk
2009
2008
2007
389.391.836.000
-44.561.723.000
90.984.858.000
2.460.000.000
3.608.000.000
24.071.672.000
PT. Indospring
Tbk
2009
2008
2007
122.838.213.571
-120.016.752.077
8.827.010.549
1.818.525.374
1.852.253.751
0
4.
5.
PT.Selamat
Sempurna Tbk
2009
268.070.416.818
185.808.607.500
2008
130.695.243.469
28.793.377.200
2007
105.956.006.338
53.313.410.100
Sumber: Data diolah penulis dari laporan keuangan Perusahaan Otomotif
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat perkembangan arus kas operasi dan
dividen kas perusahaan manufaktur dari tahun 2007 sampai tahun 2009.
Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Astra Internasional Tbk sebesar Rp
11.244.269.000.000 dan dividen kas sebesar Rp 2.266.381.000.000. Pada tahun
2008 arus kas operasi mengalami penurrunan menjadi Rp 9.953.000.000.000
namun dividen kas mengalami kenaikan menjadi Rp 3.973.000.000.000. Pada
tahun 2009 arus kas operasi mengalami kenaikan kembali menjadi Rp
11.335.000.000.000 dan dividen kas juga mengalami kenaikan menjadi Rp
4.281.000.000.000.
Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Astra Otoparts Tbk sebesar Rp
241.784.000.000 dan dividen kas sebesar Rp 69.404.000.000. Pada tahun 2008
arus kas operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 517.079.000.000 dan dividen
kas juga mengalami kenaikan menjadi Rp 251.205.000.000. Pada tahun 2009 arus
kas operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 595.745.000.000 dan dividen kas
mengalami penurunan menjadi Rp 235.866.000.000.
Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Goodyear Tbk sebesar Rp
90.984.858.000 dan dividen kas sebesar Rp 24.071.672.000. Pada tahun 2008 arus
kas operasi mengalami penurunan drastis menjadi Rp -44.561.723.000 dan
dividen kas juga mengalami penurunan menjadi Rp 3.608.000.000. Pada tahun
2009 arus kas operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 389.391.836.000 dan
dividen kas mengalami penurunan menjadi Rp 2.460.000.000.
Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Indospring Tbk sebesar Rp
8.827.010.549 dan tidak membayar dividen kas. Pada tahun 2008 arus kas operasi
mengalami penurunan drastis menjadi Rp -120.016.752.077 dan dividen kas
menjadi Rp 1.852.253.751. Pada tahun 2009 arus kas operasi mengalami kenaikan
menjadi Rp 122.838.213.571 dan dividen kas mengalami penurunan menjadi Rp
1.818.525.374.
Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Selamat Sempurna Tbk sebesar Rp
105.956.006.338 dan dividen kas sebesar Rp 53.313.410.100. Pada tahun 2008
arus kas operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 130.695.243.469 dan dividen
kas mengalami penurunan menjadi Rp 28.793.377.200. Pada tahun 2009 arus kas
operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 268.070.416.818 dan dividen kas juga
mengalami kenaikan menjadi Rp 185.808.607.500.
Berdasarkan pembahasan di atas arus kas operasi dan dividen kas pada lima
perusahaan manufaktur dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 cenderung
mengalami kenaikan, namun ada juga yang mengalami penurunan, bahkan ada
pula yang tidak membayarkan dividen kasnya. Penurunan yang terjadi akibat dari
Hasil Laporan Keuangan Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi dan Dividen Kas
Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif
Tahun 2007 s/d Tahun 2009
(Dalam Rupiah)
No.
1.
2.
Nama
Tahun
Laba Akuntansi
Arus Kas Operasi
Dividen Kas
Perusahaan
PT.Astra
2009 10.040.000.000.000 11.335.000.000.000 4.281.000.000.000
Internasional 2008
9.191.000.000.000 9.953.000.000.000 3.973.000.000.000
Tbk
2007
6.519.273.000.000 11.244.269.000.000 2.266.381.000.000
PT.Astra
Otoparts
Tbk
2009
2008
2007
768.265.000.000
566.025.000.000
454.907.000.000
595.745.000.000
517.079.000.000
241.784.000.000
235.866.000.000
251.205.000.000
69.404.000.000
(Lanjutan)
Tabel 4
3.
4.
5.
PT.
Goodyear
Indonesia
Tbk
PT.
Indospring
Tbk
2009
2008
2007
121.085.749.000
812.053.000
42.399.174.000
389.391.836.000
-44.561.723.000
90.984.858.000
2.460.000.000
3.608.000.000
24.071.672.000
2009
2008
2007
58.765.937.225
31.827.215.353
9.887.928.336
122.838.213.571
-120.016.752.077
8.827.010.549
1.818.525.374
1.852.253.751
0
PT.Selamat
Sempurna
Tbk
2009
2008
2007
132.850.275.038
268.070.416.818
91.471.918.506
130.695.243.469
80.324.965.210
105.956.006.338
185.808.607.500
28.793.377.200
53.313.410.100
Berdasarkan hasil laporan keuangan laba akuntansi dan arus kas operasi
terhadap dividen kas. Upaya yang dilakukan perusahaan, semakin besar laba,
maka kinerja perusahaan akan dinilai semakin baik. Sebaliknya semakin kecil laba
yang dihasilkan, maka kinerja perusahaan akan dinilai semakin buruk sehingga
mempengaruhi investasi yang dilakukan investor.
Arus kas yang digunakan untuk membayar dividen umumnya berasal dari
arus kas operasi, karena arus kas inilah yang berasal dari kemampuan perusahaan
sendiri. Arus kas operasi dapat digunakan untuk membayar dividen, membayar
hutang atau ekspansi.
Dengan demikian, perusahaan memiliki pertimbangan dalam membagikan
dividen , faktor yang menjadi perhatian managemen adalah besarnya laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dividen memiliki arti yang sangat penting bagi
pemegang saham, yaitu pemberian dividen selain dianggap sebagai pertumbuhan
perusahaan tetapi juga untuk mengetahui berapa laba yang sudah diperoleh
perusahaan sehingga pemegang saham dapat membuat keputusan apakah ingin
berinvestasi kembali atau tidak dan mengetahui berapa dividen yang akan
diperoleh. Selain itu, perusahaan membagikan dividen kepada para investor
memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga memikirkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, sebagian dari
laba yang diperoleh akan ditahan sebagai retained earnings dan sisanya akan
dibagikan sebagai dividen.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan secara manual terhadap
laba akuntansi (variabel x1), arus kas operasi (variabel x2), dan dividen kas
(variabel y). Maka penulis akan melakukan analisis terhadap ketiga variabel
tersebut dengan menggunakan analisis regresi dan analisis korelasi.
1. Analisis Regresi
Di dalam Analisis Regresi, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1) Persamaan Regresi Linear Berganda
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan
variabel dependen. Dan juga digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Berdasarkan pengolahan data dengan software SPSS diperoleh output seperti
tabel berikut :
Tabel 5
Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Standardize
d
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-1.573E7
3.285E7
laba
akuntansi
.447
.013
arus kas
operasi
-.037
.012
Beta
Sig.
-.479
.641
1.071
33.901
.000
-.097
-3.084
.009
Tabel 6
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Toleranc
e
Model
1
VIF
(Constant)
laba akuntansi
.405
2.470
.405
2.470
Tabel 7
Uji Autokorelasi
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model
.998a
R Square
Adjusted R
Square
.995
.994
Std. Error of
the Estimate
DurbinWatson
1.114898E8
1.479
sebesar 1.479.
t tabel untuk variabel arus kas operasi sebesar 2,353 sehingga 3,084 > 2,353,
maka Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan untuk X2 (arus
kas operasi) terhadap Y (dividen kas) karena t hitung > t tabel.
4) Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji Anova / F test)
Uji Anova atau F test ini digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
variabel independen X1 dan X2 secara simultan terhadap variabel dependen Y.
Output SPSS untuk uji F disajikan pada tabel berikut
Tabel 8
Uji Statistik F
ANOVAb
Sum of
Squares
Model
1
df
Mean Square
Regression
3.063E19
Residual
1.492E17
12
Total
3.078E19
14
1.531E19 1232.098
Sig.
.000a
1.243E16
Koefisien korelasi
hubungan variabel
dividen kas
laba akuntansi
1.000
.995
Significance (2tailed)
.000
df
12
Correlation
.995
1.000
Significance (2tailed)
.000
12
df
Sumber: Output SPSS 17.0 Partial Correlation
Berdasarkan hasil korelasi parsial pada tabel 9 di atas, dapat dilihat antara
laba akuntansi (X1) dengan dividen kas (Y) dengan asumsi arus kas operasi (X2)
tetap sebsar 0,995 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000<0,01, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan dengan menganggap arus kas operasi tetap,
terdapat korelasi yang kuat dan laba akuntansi secara parsial berhubungan sangat
signifikan terhadap dividen kas. Salah satu faktor yang membuat korelasi menjadi
kuat adalah faktor politik dan nilai tukar mata uang asing. Sedangkan arah
hubungan adalah positif yang artinya ada hubungan erat antara laba akuntansi
terhadap dividen kas.
Tabel 10
Korelasi Parsial Hasil Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas
Correlations
Control Variables
laba akuntansi dividen kas
dividen kas
Correlation
arus kas
operasi
1.000
-.665
Significance (2tailed)
.009
df
12
-.665
1.000
.009
12
Berdasarkan hasil korelasi parsial di atas, dapat dilihat bahwa antara arus kas
operasi (X2) dengan dividen kas (Y) dengan asumsi laba akuntansi (X 1) tetap
sebesar -0,665 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,009<0,01, maka H0 ditolak dan
H1 diterima. Hal ini menunjukkan dengan menganggap laba akuntansi tetap,
terdapat korelasi yang rendah dan arus kas operasi secara parsial berhubungan
sangat signifikan terhadap dividen kas. Arah hubungan negatif, artinya ada
hubungan yang tidak erat antara arus kas operasi terhadap dividen kas.
Model Summaryb
Model
.998a
R Square
.995
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
.994
1.114898E8
DurbinWatson
1.479
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
persoalan
multikolinearitas.
Hasil
pengujian
anova
dengan
terhadap y (dividen kas) sebesar 0,995. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
dependen (dividen kas) mampu dijelaskan oleh variabel independen (laba
akuntansi dan arus kas operasi) adalah sebesar 99,5%. Sedangkan sisanya
sebesar 0,05% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam
penelitian ini, misalkan perputaran piutang, ekuitas dan asset.
5.2
Saran-saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mempunyai
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. (2000). Managemen Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE Yogyakarta.
Yogyakarta
Ahmad Malabi. (2010). Analisis Hubungan Antara Laba Tunai, Laba Akuntansi
dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdapat di BEI tahun 2006-2008. Universitas Trisakti.
Jakarta
Anis Chariri dan Imam Ghazali. (2005). Teori Akuntansi. Edisi Revisi. UNDIP.
Semarang
Auditya Rahmadi. (2008). Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai
Terhadap Dividen Kas pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdapat di
BEI. Jurnal akuntansi Universitas Trisakti. Jakarta
Belkaoui, Ahmed Riahi. (2006). Teori Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
Dahlan Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijaksanaan Moneter
dan Perbankan. Edisi Kelima. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI.
Jakarta
Ety Rochaety, dkk. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS.
Mitra Wacana Media. Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri. (2002). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja
Grafindo Persada. Jakarta
. (2007). Teori Akutansi. Edisi Revisi. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta.
Iwan Triyuwono. (2006). Akuntansi Syariah. Rajawali Express. Jakarta
Kieso, Donald E. et.al. (2006). Intermediate Accounting. Twelfth Edition. John
Willey and Sons Inc. USA
Martono dan Agus Harjito. (2005). Manajemen Keuangan. Edisi Pertama,
Cetakan Ketiga. Ekasia. Jakarta.
Michell Suharli. (2006). Akuntansi Keuangan. Salemba 4. Jakarta
M. Hanafi. (2004). Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta.
Singgih Santoso. (2002). Latihan SPSS Satistik Parametrik. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Sudarsono dan Edilius. (2007). Kamus Ekonomi, Uang dan Bank. Rineka Cipta.
Jakarta
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
Ketiga. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta
LAMPIRAN