Anda di halaman 1dari 107

PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS OPERASI

TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


JENIS OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat


dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Nama : Dhyta Kurnia Putri Ariningsih
NPM : 0602025023
Jurusan: Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2011

ABSTRAK
DHYTA KURNIA PUTRI ARININGSIH (0602025023) :
PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP
DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS OTOMOTIF
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI), Skripsi Program
Strata Satu, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Prof. DR. HAMKA, Jakarta 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh laba
akuntansi dan arus kas operasi terhadap dividen kas.
Variabel yang diteliti adalah laba akuntansi ( 1) dan arus kas operasi (
2) sebagai variabel bebas (predictor) dan variabel terikatnya (dependent =
respon) adalah dividen kas ( ) pada industri manufaktur jenis otomotif go
public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia melalui situs resmi http://www.idx.co.id dan telaah dokumen yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa setelah dihitung dengan
menggunakan SPSS (Software Program Service Solution) version 17.0, maka
ternyata secara simultan, laba akuntansi dan arus kas operasi berpengaruh
signifikan terhadap dividen kas yang ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar
1232,098 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 . Secara parsial, laba akuntansi
dan arus kas operasi juga berpengaruh signifikan terhadap dividen kas yang
ditunjukkan dengan nilai masing-masing t hitung yaitu 33,901 dan 3,084 dengan
tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 dan 0,009 < 0,05. Selain itu, dapat diketahui
bahwa dividen kas dipengaruhi oleh laba akuntansi dan arus kas operasi sebesar
99,5% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, seperti perputaran piutang,
ekuitas, asset dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen.
Oleh karena itu disarankan pada Perusahaan Manufaktur jenis otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih selektif dalam berinvestasi agar tidak
mengalami kerugian, investor juga harus mempertimbangkan faktor lain yang
mempengaruhi dividen kas seperti pergerakan saham, kondisi makro ekonomi dan

kondisi perusahaan agar dalam melakukan investasi, investor dapat mengurangi


resiko sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimal. Bagi invetor maupun
calon investor agar dalam menginvestasikan modalnya tidak hanya melihat
besarnya laba yang dihasilkan.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa mancurahkan
nikmatnya kepada kita semua, semoga seterusnya kita selalu berada dalam
bimbingan serta ridha-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW .
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan semua
pihak terutama kedua orangtua tercinta karena senantiasa dengan sabar
memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Skripsi ini dengan judul Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi
terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi. Saya berharap skripsi yang saya susun ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi mahasiswa lain umumnya.
Adapun beberapa kendala yang penulis hadapi dalam penelitian dan
penyusunan skripsi karena adanya keterbatasan waktu dan data yang didapat akan
tetapi semua hal itu tidak menjadi halangan untuk terselesaikannya skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, antara lain :
1.

Bapak Prof. Dr. H. Suyatno, M. Pd selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.

2.

Bapak H. Ahmad Subaki, SE, MM, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.

3.

Bapak Zulpahmi, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi


Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.

4.

Ibu Fitrisia, SE, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing pertama yang telah
membimbing saya sekaligus membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5.

Bapak Bambang Tutuko, SE, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing dua
yang telah meluangkan waktu dan memberi masukan yang sangat bermanfaat
bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6.

Kepada

seluruh

dosen

dan

staf

Fakultas

Ekonomi

Universitas

Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang telah memberikan ilmu kepada saya
yang berguna dalam penulisan skripsi ini.
7.

Nenekku tersayang yang selalu memberikan doa dan dukungan.

8.

Kakakku Vollysia Adi Putri Widyaningsih, S.St, kakak iparku Windu


Setyanto Pamungkas serta ponakanku tercinta Surya Hannan Willya Pratama
yang telah memberikan dukungan, semangat dan hiburan.

9.

Nurul Yakin, yang telah banyak memberikan perhatian, bantuan, doa dan
dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan
penyusunan skripsi ini.

10.

Kepada sahabat-sahabatku Eny, Dede, Agung, Ronal, Ari, Ariel, Rino yang
selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Kepada sahabat dan teman-teman kelasku Septiana Yuliani, SE, Fuadianti
Kusbandiah, SE, Atiq Khasanah, Hernawati, Cahyati Lestari, Fera

Ferdianingsih yang selalu setia membantu, menemani, mendukung penulis


dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof.
Dr. HAMKA yang selama ini sama-sama berjuang dalam penyelesaian skripsi
ini.
Demikianlah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Dengan kerendahan hati, penulis mohon
dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya apabila dalam skripsi ini terdapat
kekurangan atau kesalahan, penulis sebagai insan yang tidak lepas dari salah dan
dosa dengan ikhlas agar memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun
bagi skripsi ini.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Jakarta, Februari 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.......... ........................................................... ........

DAFTAR ISI.............................

iv

DAFTAR GAMBAR....................................................................... ........

viii

DAFTAR TABEL....................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................

1.2 Permasalahan....................

1.2.1 Identifikasi Masalah.......

1.2.2 Pembatasan Masalah..........

1.2.3 Perumusan Masalah...........

1.3 Tujuan Penelitian..................

1.4 Manfaat Penelitian.....

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Gambaran Penelitian Terdahulu......

2.2 Landasan Teori................

2.2.1 Laporan Keuangan......

2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan..

2.2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan...

10

2.2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan.....

12

2.2.1.4 Unsur-unsur Laporan Keuangan.....

13

2.2.2 Laba.......................................................................
2.2.2.1 Pengertian Laba.....

14

2.2.2.2 Karakteristik Laba........

15

2.2.3 Laba Akuntansi......................................................

15

2.2.3.1 Pengertian Laba Akuntansi...

15

2.2.3.2 Karakteristik Laba Akuntansi...

16

2.2.3.3 Sifat Laba Akuntansi.....

17

2.2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Laba Akuntansi...

17

2.2.4 Laporan Arus Kas..................................................

18

2.2.4.1 Pengertian Arus Kas.....

18

2.2.4.2 Klasifikasi Laporan Arus Kas.....

19

2.2.5 Arus Kas Operasi...................................................

2.6

14

20

2.2.5.1 Tujuan Arus Kas Operasi..............................

20

2.2.5.2 Pelaporan Arus Kas Operasi..........................

20

2.2.5.3 Penyajian Laporan Arus Kas Operasi.............

21

2.2.5.4 Sifat dan Keterbatasan Arus Kas Operasi.......

22

Saham......................................................................

23

2.2.6.1 Pengertian Saham...........................................

23

2.2.6.2 Jenis-jenis Saham..........................................

23

2.7

Dividen...................................................................

24

2.2.7.1 Pengertian Dividen........................................

24

2.2.7.2 Jenis Dividen.................................................

24

2.2.7.3 Kebijakan Dividen.........................................

26

2.2.7.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan


Dividen.............................................. ............

27

2.2.7.5 Tanggal Penting Berkaitan dengan Dividen.....

28

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis............................................

29

2.4 Rumusan Hipotesis.........................................................

31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian....................

33

3.2 Populasi dan Sampel...................

33

3.3 Teknik Pengumpulan Data.......

34

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data............

35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Gambaran Umum Perusahaan.....................

41

1.1

PT Astra Internasional Tbk..................

41

1.2

PT Astra Otoparts Tbk..............

43

1.3

PT Goodyear Indonesia Tbk................

43

1.4

PT Indospring Tbk....................

43

1.5

PT Selamat Sempurna Tbk............

44

4.2. Hasil Penelitian dan Analisis Data...............


2.1

Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Dividen Kas...

45
46

2.2

Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas..

2.3

Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi Terhadap


Dividen Kas.........................

49

51

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan.........................

63

5.2. Saran-saran......................

65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman
1

Skema Kerangka Pemikiran Teoritis.....................................

31

Grafik Normal Plot...............................................................

55

Grafik Uji Heteroskedastisitas..............................................

56

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman
1

Daftar Nama dan Kode Industri Manufaktur.........................

34

Hasil Laporan Keuangan Laba Akuntansi dan Dividen Kas...

47

Hasil Laporan Keuangan Arus Kas Operasi dan Dividen Kas.

49

Hasil Laporan Keuangan Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi dan


Dividen Kas...........................................................................

51

Output SPSS Coefficients........................................................

54

Output SPSS Coefficients.......................................................

57

Output SPSS Model Summary................................................

58

Output SPSS ANOVA.............................................................

59

Output SPSS Correlations......................................................

60

10

Output SPSS Correlations......................................................

61

11

Output SPSS Model Summary................................................

62

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul
Halaman

Laporan Laba/Rugi Konsolidasi PT. Astra International Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

Laporan Arus Kas Konsolidasi PT. Astra International Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

11

17/22

Laporan Laba/Rugi Konsolidasi PT. Selamat Sempurna Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

10

15/22

Laporan Arus Kas Konsolidasi PT. Indospring Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

13/22

Laporan Laba/Rugi Konsolidasi PT. Indospring Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

11/22

Laporan Arus Kas Konsolidasi PT. Goodyear Indonesia Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

9/22

Laporan Laba/Rugi Konsolidasi PT. Goodyear Indonesia Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

7/22

Laporan Arus Kas Konsolidasi PT. Astra Otoparts Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

3/22

Laporan Laba/Rugi Konsolidasi PT. Astra Otoparts Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

1/22

19/22

Laporan Arus Kas Konsolidasi PT. Selamat Sempurna Tbk.


Tahun 2007 s/d 2009

20/22

Lembar Konsultasi Pembimbing Skripsi

21/22

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam menjalankan
bisnis atau usahanya membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan
hal ini, perusahaan senantiasa dihadapkan pada permasalahan mengenai
bagaimana memperoleh dana, menggunakannya dan mengembalikan dana yang
diperoleh tersebut dengan suatu tingkat pengembalian yang dapat memuaskan
pihak pemberi dana.
Ada beberapa alternatif pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
Salah satunya dengan melakukan penerbitan dan penjualan saham ke publik.
Dengan cara itu, para investor dapat menanamkan dananya ke perusahaan tersebut
dengan cara membeli sahamnya. Selain itu para investor juga dapat memperoleh
keuntungan melalui pembagian dividen yang diberikan dari saham yang
dimilikinya.
Dari sisi investor, dividen merupakan salah satu motivator untuk
menanamkan dana di pasar modal. Investor lebih memilih dividen yang berupa
kas dibandingkan dengan capital gain. Perilaku ini diakui oleh Gordon-Litner
sebagai The bird in the hand theory bahwa satu burung ditangan lebih berharga
daripada seribu burung di udara. Selain itu investor juga dapat mengevaluasi
kinerja perusahaan dengan menilai besarnya dividen yang dibagikan.

Dari sisi emiten kebijakan dividen sangat penting bagi mereka, apakah
sebagai keuntungan perusahaan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen
dibanding retain earning atau sebaliknya. Dalam penetapan kebijaksanaan
mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah
besarnya laba yang dihasilkan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam hal
ini laba yang dipertimbangkan oleh perusahaan adalah laba akuntansi. Laba
akuntansi adalah laba yang timbul dari proses laporan keuangan yaitu merupakan
selisih dari hasil penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok pembelian dan
beban-beban operasional perusahaan.
Dividen memiliki arti yang sangat penting bagi pemegang saham dan juga
bagi perusahaan. Bagi pemegang saham, pemberian dividen selain dianggap
sebagai pertumbuhan perusahaan tetapi juga untuk mengetahui berapa laba yang
sudah diperoleh perusahaan sehingga pemegang saham dapat membuat keputusan
apakah ingin berinvestasi kembali atau tidak dan mengetahui berapa dividen yang
akan diperoleh. Dari segi perusahaan, perusahaan membagikan dividen kepada
para investor memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga
memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu,
sebagian dari laba yang diperoleh akan ditahan sebagai retained earnings dan
sisanya akan dibagikan sabagai dividen ( Murtanto & Yuridya,2004 ) dalam
Auditya Rahmadi (2008).
Kebijakan dividen menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham dan berapa yang ditahan sebagai retained earnings.
Dividen payout ratio adalah perbandingan antara deviden dan keuntungan.

Dividen adalah bagian dari laba maka laba dianggap sebagai faktor yang
mempengaruhi dividen payout ratio.
Perusahaan seringkali menggunakan alternatif lain sebagai prediktor
dividen adalah dengan menggunakan arus kas. Penggunaan arus kas historis juga
memiliki kelemahan sebagai prediktor di masa depan karena banyak arus kas yang
saling bergantung antara satu dengan yang lainnya, contoh kas yang tersedia atau
kas yang diharapkan dapat digunakan untuk pengeluaran modal, pembayaran
hutang dan dividen.
Arus kas yang digunakan untuk membayar dividen umumnya berasal dari
arus kas operasi, karena arus kas inilah yang berasal dari kemampuan perusahaan
sendiri. Arus kas operasi berpengaruh pada arus kas yang lain, yang dapat
digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang atau ekspansi. Arus kas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul :
Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen
Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif yang Terdaftar di BURSA
EFEK INDONESIA.

1.2

Permasalahan

1.2.1.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut:


1.

Bagaimana pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas pada perusahaan


jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2007 sampai dengan 2009?

2.

Bagaimana pengaruh arus kas terhadap deviden kas pada perusahaan jenis
otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2007 sampai dengan 2009?

3.

Bagaimana pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasi secara simultan
terhadap deviden kas pada perusahaan jenis otomotif yang terdaftar di BEI
dari tahun 2007 sampai dengan 2009?

1.2.2. Pembatasan Masalah


Adapun pembatasan masalahnya adalah :
1.

Laba akuntansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi
(laba bersih) setelah memenuhi kewajiban kepada semua stakeholder. Data
laba akuntansi yang digunakan adalah dari tahun 2007-2009

2.

Arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi yaitu
arus kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan periode 2007-2009

3.

Dividen yang dipakai dalam penelitian ini adalah dividen kas yaitu laba yang
dibagikan kepada pemegang saham berdasarkan hasil keputusan RUPS dalam
bentuk kas dari tahun 2007-2009.

1.2.3. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh laba akuntansi dan

arus kas operasi terhadap

dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan 2009?.

1.3.

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:


1.

Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas pada


perusahaan jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2007 sampai
dengan 2009

2.

Untuk mengetahui pengaruh arus kas terhadap dividen kas pada perusahaan
jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2007 sampai dengan 2009

3.

Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasi secara
simultan terhadap dividen kas pada perusahaan jenis otomotif yang terdaftar
di BEI dari tahun 2007 sampai dengan 2009

1.4.

Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1.

Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan berpikir maupun
pengetahuan serta pengalaman yang bermanfaat bagi penulis sehingga
nantinya diharapkan dapat diterapkan dalam dunia kerja.

2.

Bagi Akademik
Hasil penelitian yang terbatas ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
serta sebagai bahan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan laba akuntansi, arus kas operasi dan deviden kas.

3.

Bagi Pihak Lain


Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan untuk kepentingan masing-masing pihak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Penelitian Terdahulu
Penelitian ini sebelumnya telah diteliti oleh Auditya Rahmadi (2008)
mahasiswa Trisakti dengan judul Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba
Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdapat di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007. Tujuan penelitian ini adalah melihat
pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Penelitian ini
menggunakan 30 sampel perusahaan yang bergerak di sektor industri manufaktur
yang terdaftar di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel independen (laba akuntansi dan laba tunai) dan variabel dependen
(dividen kas). Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
regresi linear berganda dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil uji t diketahui
bahwa nilai t hitung sebesar 3,335 lebih besar dari t tabel 1,9761 (p-value sebesar
0,001<0,05) maka Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan
antara laba akuntansi terhadap dividen kas. Hasil uji t diketahui bahwa nilai t
hitung sebesar 8,031 lebih besar dari t tabel 1,9761 (p-value sebesar 0,000<0,05)
maka Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara laba tunai
dengan dividen kas.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Malabi (2010)
mahasiswa Trisakti dengan judul Analisis Hubungan Antara Laba Tunai, Laba
Akuntansi, dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2006-2008. Tujuan dari penelitian ini
7

adalah untuk menguji hubungan antara laba akuntansi, laba tunai, dan arus kas
operasi dengan dividen kas industri manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabelvariabel yang diteliti adalah laba akuntansi, laba tunai, arus kas operasi dan
dividen kas. Sumber data dari penelitian ini adalah secondary data dalam bentuk
laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh Pusat Referensi Pasar Modal
Bursa Efek Indonesia. Analisis yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman
Koefisien. Hasil analisis dari pembahasan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara laba akuntansi, laba tunai dan arus kas operasi dengan dividen
kas. Hasil koefisien korelasi Spearman (rs) antara laba akuntansi dan dividen kas
adalah (0,917>0) lebih besar dibandingkan korelasi Spearman (rs) antara laba
tunai dengan dividen kas yaitu (0,899>0) dan arus kas operasi dengan dividen kas
(0,744>0). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa laba akuntansi lebih besar
mempengaruhi besarnya dividen kas dibandingkan dengan laba tunai dan arus kas
operasi.
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis ingin
melanjutkan penelitian terdahulu dengan perbedaan penelitian sebagai berikut:
1.

Data yang digunakan penulis adalah data laporan keuangan industri


manufaktur jenis otomotif dengan periode selama tiga tahun, yaitu dari tahun
2007 sampai dengan 2009 dengan jumlah sampel lima industri manufaktur
jenis otomotif yang terdaftar di BEI.

2.

Penulis hanya menggunakan dua variabel bebas, yaitu laba akuntansi dan
arus kas operasi. Sedangkan variabel terikatnya adalah dividen kas.

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Laporan Keuangan


2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan objek dari analisis laporan keuangan, oleh
karena itu sebelum menganalisis laporan keuangan perlu diketahui arti dan tujuan
laporan siklus akuntansi dan juga merupakan media sarana pengkomunikasian
informasi keuangan utama kepada pihak-pihak coorporate. Laporan ini
menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dengan nilai moneter.
Adapun jenis laporan keuangan yang disajikan adalah neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham.
Menurut Myer dalam Munawir (2004:5) laporan keuangan adalah:
Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan
daftar pendapatan atau daftar rugi laba .
Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Michell Suharli (2006:7)
adalah:
Laporan formal tentang informasi keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap terdiri atas laporan laba rugi yaitu laporan yang melaporkan kinerja
perusahaan yang tercermin dari selisih antara pendapatan/keuntungan dan
beban/kerugian pada periode tertentu. Laporan perubahan ekuitas yang
melaporkan perubahan ekuitas pemilik. Laporan neraca yang melaporkan posisi
keuangan yaitu mengenai sumber daya, kewajiban, dan ekuitas pemilik, pada
tanggal tertentu. Dan yang terakhir, yaitu laporan arus kas yang melaporkan arus
kas masuk dan keluar untuk periode tertentu.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Kerangka Dasar Penyusunan
Laporan Keuangan (2009:2) diungkapkan bahwa :

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.


Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagi cara.
Misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan atau laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Di samping itu juga termasuk skejul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri
dan geografis serta pengungkapan perubahan harga.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
merupakan suatu daftar ringkasan transaksi keuangan suatu perusahaan pada akhir
periode, yang terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
laporan arus kas.
2.2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut IAI (2009:1.2) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan
arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:
1. Aset
2. Kewajiban
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian, dan
5. Arus kas
Informasi tersebut di atas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi

arus kas pada masa depan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian
diperolehnya kas dan setara kas.
Menurut APB statement no.4 dalam Ahmed Belkaoui (2006:212), laporan
ini bersifat deskriptif dan laporan ini banyak mempengaruhi studi-studi berikutnya
tentang tujuan laporan keuangan. Dalam laporan ini tujuan laporan keuangan
digolongkan sebagai berikut ini :
1.

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi

keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan
sesuai GAAP (General Accepted Accounting Principle).
2.

Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi
dan kewajiban perusahaan
2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba
3) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta
dan kewajiban
5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai
laporan keuangan.

2.2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Sifat kualitatif pelaporan keuangan ini menggambarkan kriteria untuk
memilih alternatif prinsip akuntansi dan metode pelaporan yang digunakan serta
persyaratan pengungkapannya. Menurut IAI (2009:5) terdapat empat karakter
kualitatif pokok laporan keuangan, yaitu:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dipahami oleh pengguna.
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, atau
menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan
penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faitfull representation)
dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat diperbandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan secara relatif.

2.2.1.4 Unsur-unsur Laporan Keuangan


Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya. Menurut IAI (2009:9) unsur-unsur laporan keuangan ada dua, yaitu:
1.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan


adalah sebagai berikut:
1) Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan.
2) Kewajiban
Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3) Ekuitas
Ekuitas adalah hal residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.

2. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:


1) Penghasilan (Income)
Penghasilan (Income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal

2) Beban (Expense)
Beban (Expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal

2.2.2

Laba

2.2.2.1 Pengertian Laba


Harahap (2002:30) mengemukakan bahwa :
Laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi
perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatakan penghasilan itu.
Menurut Belkaoui (2006:124) menjelaskan bahwa Laba merupakan pos
dasar dan penting ikhtisar keterangan yang memiliki kegunaan dalam berbagai
konteks.
Menurut Ahmed Belkaoui dalam Harahap (2002:30) Laba adalah :
Selisih antara pendapatan yang direalisir dari transaksi pada periode tertentu
dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan dengan periode yang sama.
Menurut Iwan Triyuwono (2006:9) laba adalah Kelebihan pendapatan
dari kegiatan usaha yang dihasilkan dengan mengaitkan antara pendapatan dengan
beban terkait dalam suatu periode yang bersangkutan.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih
antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode
tertentu.
2.2.1.1 Karakteristik Laba
Secara konseptual, menurut Suwardjono (2005:464), laba mempunyai
karakteristik umum sebagai berikut :
1.

Kenaikan kemakmuran (wealth atau well-ofness) yang memiliki atau dikuasai


suatu entitas. Entitas dapat berupa perorangan / individual, kelompok
individual, institusi, badan, lembaga atau perusahaan.

2.

Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu (periode) sehingga harus


diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.

3.

Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang


menguasai kemakmuran asal awal dipertahankan
Kemakmuran dapat berupa aset bersih, aset modal, pemegang saham,

kekayaan, investasi dan sumber daya ekonomik, uang ataupun yang bernilai uang
ataupun yang dapat dinilai dengan uang.

2.2.3

Laba Akuntansi

2.2.3.1 Pengertian Laba akuntansi


Laba akuntansi adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang
berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu (Harahap 2007 : 305).

Belkaoui

(2006:127)

menyatakan

bahwa

laba

akuntansi

secara

operasional di definisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi


yang timbul dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis.
Laba akuntansi menurut Suwardjono (2005:464) adalah kenaikan aset
dalam suatu periode akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau
didistribusikan kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk
bunga, pajak dan deviden) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang
saham semula.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa laba
akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan riil (relized revenues) yang berasal
dari transaksi suatu periode tertentu dikurangi dengan seluruh total biaya yang
akan diakibatkan oleh transaksi dan kejadian yang berasal bukan dari pemilik.
2.2.3.2 Karakteristik Laba Akuntansi
Karakteristik-karakteristik

dari

laba

akuntansi

menurut

Chariri

(2005:214) adalah sebagai berikut :


1.

Laba akuntansi didasarkan pada transaksi akual terutama yang berasal dari
penjualan barang dan jasa

2.

Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada


kinerja peusahaan selama satu periode tertentu

3.

Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan


pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4.

Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expense) dalam


bentuk cost historis

5.

Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara


pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan
tersebut.

2.2.3.3 Sifat Laba Akuntansi


Sifat-sifat dari laba akuntansi menurut Harahap (2007:306) adalah
1.

Laba akuntansi berdasarkan transaksi aktual. Transaksi dapat terjadi baik


eksplisit maupun implisit. Transaksi secara eksplisit adalah perolehan barang
dan jasa dari perusahaan lain. Sedangkan transaksi secara implisit adalah
perolehan barang dan jasa dari dalam perusahaan

2.

Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik atau prestasi perusahaan


pada periode itu

3.

Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue dan membutuhkan devinisi,


pengukuran pengakuan pendapatan

4.

Laba akuntansi memerlukan perhitungan biaya dalam bentuk biaya historis


bagi perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu

5.

Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching, artinya penghasilan


dikurangi biaya yang diterima dan dikeluarkan pada periode yang sama.

2.2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Laba Akuntansi


Beberapa kelebihan dari laba akuntansi menurut Harahap (2007:306)
adalah:
1.

Laba akuntansi dapat terus menerus ditelusuri dan di uji.

2.

Perhitungan laba akuntansi didasarkan pada fakta dan dilaporkan secara


objektif.

3.

Laba akuntansi memenuhi prinsip kinservatisme. Hal ini membutuhkan


kehati-hatian sangat besar dalam melakukan pengukuran laba dan pelaporan
laba dengan mengabaikan perubahan nilai.

4.

Laba akuntansi dapat dijadikan sebagai alat pengendalian dalam melaporkan


tanggung jawab kepengurusan, laba akuntansi menyampaikan latar belakang
bagaimana management melakukan tugasnya.
Bebarapa kelemahan dari laba akuntansi adalah :

1.

Laba akuntansi tidak dapat memberikan laba yang belum direalisasi yang
timbul dari kenaikan nilai. Hal ini dapat menghambat pengungkapan
informasi yang berguna.

2.

Laba akuntansi sulit mengakui kebenaran bila dilakukan perbandingan. Hal


ini dikarenakan perbedaan dalam menghitung metode biaya.

3.

Laba akuntansi bisa menghasilkan laba yang menyesatkan atau salah


pengertian.

2.2.4

Laporan Arus Kas

2.2.4.1 Pengertian Arus Kas


Dalam penyajian SAK no. 2 dalam Ahmed Belkaoui (2006:254) tentang
penyajian laporan arus kas menyatakan bahwa laporan arus kas harus melaporkan
arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktifitas operasi,
aktifitas investasi dan aktifitas pendanaan. Laporan arus kas merupakan laporan
yang menunjukkan aliran dana yang masuk dan keluar dari suatu perusahaan.

Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan penerimaan kas,


pembayaran kas, dan perubahan dalam kas dari kegiatan operasional, investasi
dan financing dalam satu periode (Kieso & Weygandt, 2006 : 717).
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas
adalah salah satu dari laporan keuangan dasar yang berguna bagi manajer dalam
mengevaluasi operasi masa lalu dan dalam merencanakan aktivitas investasi serta
pendanaan di masa depan.
2.2.4.2 Klasifikasi Laporan Arus Kas
Menurut PSAK no.2 dalam Ahmed Belkaoui (2006:254), laporan arus
kas mengklasifikasikan penerimaan kas dan pangeluaran kas sebagai aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan (financing).
1.

Arus kas dari aktifitas operasi (cash flow from operating activities) adalah
arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh transaksi
semacam itu mencakup pembelian dan penjualan barang dagangan oleh
pengecer atau peritel.

2.

Arus kas dari aktifitas investasi (cash flow from investing activities) adalah
arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dalam aktiva tidak
lancar. contoh transaksi seperti itu meliputi penjualan dan pembelian aktifa
tetap, seprti peralatan dan bangunan.

3.

Arus kas dari aktifitas pendanaan (cash flow from financing activities) adalah
arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan.
contoh transaksi seperti itu meliputi penerbitan dan atau penarikan sekuritas
atau efek ekuitas dan utang.

2.2.5

Arus Kas Operasi

2.2.5.1 Tujuan Arus Kas Operasi


Tujuan menyajikan laporan arus kas operasi adalah memberikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu
perusahaan pada periode tertentu (Harahap, 2007:217). Laporan ini akan
membantu investor, kreditor dan pemakai laporan keuangan lainnya untuk :
1.

Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan kas dimasa yang akan


datang

2.

Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban membayar


dividen dan keperluan dana untuk kegiatan ekstrim

3.

Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba akuntansi yang dikaitkan dengan


penerimaan dan pengeluaran

4.

Menilai pengaruh investasi dari kas maupun bukan kas data transaksi
keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode
tertentu.

2.2.5.2 Pelaporan arus Kas Operasi


Arus kas yang paling sering dan paling penting yaitu arus kas aktifitas
operasi. Menurut Harahap (2007:218) terdapat dua metode alternatif pelaporan
arus kas dari aktifitas operasi dalam laporan arus kas. Kedua metode itu adalah (1)
metode langsung dan (2) metode tidak langsung. Metode langsung (direct method)
melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama kas
operasi adalah kas yang diterima dari para pelanggan. Sedangkan penggunaan
utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan pada pemasok atas barang

dagangan dan dan jasa serta kas yang dibayarkan kepada pegawai sebagai gaji
atau upah. Selisih antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi
merupakan arus kas bersih aktifitas operasi.
Keunggulan utama dari metode langsung adalah bahwa metode ini
melaporkan sumber dan penggunaan kas dalam laporan arus kas. Kelemahan
utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan sering kali tidak mudah didapat dan
biaya pengumpulan umumnya mahal. Metode tidak langsung (indirect method)
melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian
disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan
atau pembayaran kas. Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuiakan untuk
menentukan jumlah bersih arus kas dari aktifitas operasi.
Keunggulan utama dari metode tidak langsung adalah bahwa metode ini
memusatkan pada perbedaan antara laba bersih dengan arus kas dari aktifitas
operasi. Dalam hal ini, metode tersebut menunjukkan hubungan antara laba rugi,
neraca dan lapiran arus kas. Karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka
metode tidak langsung umumnya lebih murah dibandingkan dengan metode
langsung.
2.2.5.3 Penyajian Laporan Arus Kas Operasi
Menurut SAK tahun 2007 dalam Harahap (2007:225) telah mengatur
cara-cara penyajian laporan arus kas operasi yang menyatakan :
Laporan arus kas operasi harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara
yang paling sesuai dengan bisnis penghasilan tersebut.

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
pada sumber pendapatan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas
historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas
operasi masa depan.
Beberapa

transaksi

seperti

penjualan

peralatan

pabrik,

dapat

menimbulkan keuntungan atau kerugian yang dimasukkan dalam perhitungan laba


atau rugi bersih. Arus kas yang menyangkut transaksi keuangan ini adalah arus
kas aktivitas operasi.
2.2.5.4 Sifat dan Keterbatasan Arus Kas Operasi
Menurut Harahap (2007:233) informasi dari arus kas dapat digunakan
sebagai alat untuk meramalkan dividen yang akan datang sehingga informasi yang
disajikan dalam laporan ini akan lebih relevan bagi investor dari para kreditor
dalam penilaian mereka atas prestasi perusahaan. Salah satu kesulitan dalam
penyajian informasi arus kas untuk tujuan evaluasi dan peramalan adalah banyak
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode jangka pendek atau periode
satu tahun juga tidak berperilaku dalam dengan cara yang diramalkan atau dengan
cara menggambarkan arus kas sepanjang waktu.

2.2.6

Saham

2.2.6.1 Pengertian Saham


Menurut Sudarsono dan Edilius (2007:239), saham adalah surat tanda
bukti pemilikan suatu perseroan terbatas sebagai suatu investasi modal yang akan
memberikan hak atas dividen perusahaan bersangkutan.
Menurut Dahlan Siamat (2005 : 507), memberikan definisi saham adalah:
Surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas.
Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah
bukti kepemilikkan modal suatu perusahaan.
2.2.6.2 Jenis-Jenis Saham
Menurut Martono dan Harjito (2005 : 367) saham dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Saham biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling junior
terhadap pembagian dividen dan hak harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal
masyarakat, saham biasa ini mempunyai harga nominal yang nilainya ditetapkan
oleh emiten, yang sering disebut dengan nilai par (par value).
2. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham preferen merupakan pendanaan yang memiliki sifat kombinasi antara
hutang dan saham biasa. Jika terjadi likuidasi, tuntutan pemegang saham preferen
atas aktiva berada pada urutan pertama setelah kreditur namun sebelum pemegang
saham biasa.

2.2.7

Dividen

2.2.7.1 Pengertian Dividen


Menurut M. Hanafi (2004 : 361), pengertian tentang dividen adalah:
Merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, di samping capital
gain.
Menurut Warren, Reeve, Fess (2005 : 425), pengertian dividen adalah:
Pembagian laba suatu perseroan kepada para pemegang saham (pemiliknya).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan
keuntungan yang diterima oleh pemegang saham dimana besarnya atau jumlah
yang diterima tergantung pada besarnya keuntungan atau laba yang diterima oleh
suatu perusahaan dan juga jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing
pemegang saham. Dividen merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang
saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian hasil sisa usaha koperasi
yang diperoleh anggota koperasi.

2.2.7.2 Jenis Dividen


Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2006:741) terdapat beberapa
dividen yang dapat didistribusikan perusahaan, adapun jenis-jenisnya adalah
sebagai berikut :
1.

Dividen Kas atau tunai (cash dividend)


Dividen kas merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham yang

berbentuk uang kas. Dividen kas dapat menyebabkan penurunan terhadap laba

yang dibagi dengan kas, karena dividen ini menggunakan uang kas dari
perusahaan.
2.

Dividen Harta atau Kekayaan (Property Dividends)


Dividen harta adalah dividen yang dibayar dengan aset selain kas, yang dapat

berupa barang dagangan, real estate, investasi aset lainnya yang ditetapkan oleh
komisaris. Pada saat pengumuman, dividen kekayaan dicatat dengan mendebetkan
perkiraan laba ditahan dan mengkreditkan perkiraan hutang dividen sebesar nilai
wajar kekayaan yang dibagikan. Sedangkan pada pembagian dividen dilakukan
dengan mendebet hutang dividen kekayaan dan mengkreditkan perkiraan yang
berisi aktiva yang dibagikan.
3.

Dividen Saham (Stock Dividends)


Perusahaan dapat menerbitkan dividen saham jika managemen ingin

mengkapitalisasi sebagian dari laba ditahan ke modal kontribusi serta tidak ada
aktiva yang dibagikan. Pada saat pengumuman, dividen dicatat dengan
mendebetkan perkiraan laba ditahan sebesar nilai wajar saham dikalikan dengan
jumlah saham tambahan dan mengkreditkan perkiraan dividen saham yang dapat
dibagikan sebesar nilai par dikali jumlah saham tambahan dan mengkredit agro
saham sebesar selisih antara laba ditahan dengan dividen saham yang dibagikan
sedangkan pada saat pembagian dividen, dilakukan dengan mendebet perkiraan
dividen saham yang dapat dibagikan dan mengkreditkan saham biasa sebesar nilai
yang sama pada saat pengumuman.

4.

Dividen Skrip (Scrip Dividends)


Skrip dividen atau hutang dividen dalam bentuk skrip atau lembaran

merupakan bentuk khusus dari hutang wesel. Dividen skrip diumumkan bila
perusahaan memiliki cukup laba ditahan (retained earning), tetapi kekurangan
uang tunai. Pada saat pengumuman, dividen skrip dicatat dengan mendebetkan
perkiraan laba ditahan dengan mengkreditkan perkiraan hutang dividen skrip /
wesel bayar kepada pemegang saham sebesar nilai wesel per lembar dikali jumlah
saham beredar, sedangkan pada saat pembayaran dividen dilakukan dengan
mendebet perkiraan hutang dividen dan mengkredit kas.
5.

Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend Earning)


Dividen

likuiditas

merupakan

suatu

pembagian

yang

merupakan

pengembalian sebagian modal disetor kepada pemegang saham. Pada saat


pengumuman, dividen likuiditas dicatat dengan mendebetkan perkiraan laba
ditahan sebesar nilai yang telah dipertimbangkan sebagai laba dan mendebetkan
pula perkiraan tambahan modal disetor sebesar selisih antara nilai dividen yang
ditetapkan dengan nilai yang telah dipertimbangkan sebagai laba lalu
mengkreditkan perkiraan hutang dividen dan mengkreditkan kas sebesar nilai
dividen yang akan dibagikan. Dividen likuiditas lebih mirip dengan pengembalian
atas investasi pemegang saham daripada pembagian laba.
2.2.7.3 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan dan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga saham perusahaan di pasar modal
sehingga kebijakan dividen merupakan sebagian dari keputusan investasi. Oleh

karena itu dalam hal ini perusahaan dituntut untuk membagikan dividen sebagai
realisasi dari harapan akan hasil yang didambakan oleh seorang investor dalam
menginvestasikan dananya untuk membeli saham. Menurut Sartono (2000:369)
mendefinisikan kebijakan dividen sebagai keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan
ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang.
2.2.7.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut M. Hanafi (2004 : 375), berikut ini faktor-faktor praktis yang
perlu dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan dividen.
1. Kesempatan Investasi
Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan
semakin sedikit. Akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi yang
menghasilkan NPV (Net Present Value) yang positif.
2. Profitabilitas dan Likuiditas
Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa
membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi
jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk
menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang
berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi,
perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus juga membuat
senang pemegang saham.

3. Akses ke Pasar Keuangan


Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik, perusahaan
bisa membayar dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan
memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
4.

Stabilitas Pendapatan
Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di masa mendatang bisa

diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa membayar


dividen yang lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang
mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas di masa
mendatang membatasi kemampuan perusahaan membayar dividen yang tinggi.
5.

Pembatasan-pembatasan
Seringkali kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi

pembayaran dividen dalam situasi tertentu. Sebagai contoh, perusahaan harus


menjaga tingkat modal kerja yang tertentu, atau rasio likuiditas yang tertentu, atau
perusahaan tidak bisa membayarkan dividen sebelum dividen untuk pemegang
saham preferen dibayar. Dalam situasi normal pembatasan semacam itu tidak
berpengaruh banyak terhadap kemampuan perusahaan membayarkan dividennya.
Tetapi dalam situasi buruk, di mana aliran kas lebih kecil, pembatasan tersebut
akan mempengaruhi pembayaran dividen oleh perusahaan.
2.2.7.5 Tanggal Penting Berkaitan dengan Dividen
Menurut Wibowo dan Arif (2003:64) adapun tanggal penting yang
berkaitan dengan dividen adalah :

1.

Tanggal Pengumuman (Date of Declaration)


Tanggal pada saat pengumuman adalah tanggal pada saat direksi

mengumumkan dividen. Pada tanggal tersebut, dividen menjadi kewajiban


perusahaan dan dicatat pada buku perusahaan. Tanggal pengumuman ini biasanya
beberapa minggu sebelum tanggal pembayaran dividen. Pengumuman dividen
dicatat dengan menerbitkan rekening saldo laba dan mengkreditkan rekening
utama dividen.
2.

Tanggal Pencatatan (Date of Record)


Merupakan tanggal yang dipilih oleh dewan direksi untuk membayar para

pemegang saham yang berhak menerima dividen, karena waktu yang tersisa untuk
menyusun daftar para pemegang saham, maka tanggal pencatatan biasanya dua
atau tiga minggu setelah tanggal pengumuman dividen, namun sebelum tanggal
pembayaran dividen, perusahaan tidak perlu membuat jurnal menyangkut tanggal
pencatatan
3.

Tanggal Pembayaran (Date of Payment)


Tanggal dividen benar-benar dibayarkan, pembayaran biasanya berlangsung

beberapa minggu setelah tanggal pengumuman dividen. Pada saat pembayaran


dividen dilakukan, perusahaan mencatat dengan cara mendebitkan rekening
hutang dividen dan mengkreditkan rekening kas.

2.3

Kerangka Pemikiran Teoritis


Ada beberapa alternatif pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan.

Salah satunya dengan melakukan penerbitan dan penjualan saham ke publik,

dengan cara itu investor dapat menanamkan dananya ke perusahaan tersebut


dengan cara membeli sahamnya. Dan salah satu jenis dividen yang dibagikan
adalah dividen kas.
Distribusi sebagai laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang
sahamnya, biasa disebut dengan dividen. Suatu perusahaan harus menganalisa
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi alokasi laba untuk dividen atau untuk
laba ditahan yang menjadi faktor utama untuk dipertimbangkan menentukan akan
membayar dividen adalah tersedianya kas, karena meskipun perusahaan tersebut
akan memilih untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada para
pemegang saham dalam bentuk dividen.
Laba akuntansi itu adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang
timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang
didasarkan pada periode tertentu.
Arus kas adalah suatu laporan yang berisi unsur-unsur arus kas masuk dan
arus kas keluar yang telah terjadi dalam suatu periode dalam berbagai laporan
suatu perusahaan.
Dividen kas adalah distribusi-distribusi laba kepada para pemegang saham
yang berbentuk uang kas.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, diujikan untuk
mengetahui apakah variabel independen (laba akuntansi dan arus kas operasi)
mempengaruhi variabel dependen (dividen kas) secara signifikan dan terdapat
hubungan yang positif. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengetahui

apakah terdapat pengaruh-pengaruh antara laba akuntansi dan arus kas operasi
terhadap dividen kas. Kerangka pemikiran dapat dilihat sebagai berikut :
Laba akuntansi
(X1)

Deviden kas
(Y)

Arus Kas Operasi


(X2)
Gambar 1.
Skema Kerangka Pemikiran Teoritis
2.4

Rumusan Hipotesis
Adapun hipotesis atau dugaan sementara atas penelitian yang akan

dilakukan adalah:
Hipotesis I
1. Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara laba akuntansi dan arus kas
operasi secara parsial terhadap dividen kas.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara laba akuntansi dan arus kas operasi
secara parsial terhadap dividen kas.
2. Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara laba akuntansi dan arus kas
operasi secara simultan terhadap dividen kas.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara laba akuntansi dan arus kas operasi
secara simultan terhadap dividen kas.
Hipotesis II

1. Ho : Tidak terdapat hubungan secara parsial antara laba akuntansi dan arus kas
operasi terhadap dividen kas.
H1 : Terdapat hubungan secara parsial antara laba akuntansi dan arus kas
operasi terhadap dividen kas.
2. Ho : Tidak terdapat hubungan secara simultan antara laba akuntansi dan arus
kas operasi terhadap dividen kas.
H1 : Terdapat hubungan secara simultan antara laba akuntansi dan arus kas
operasi terhadap dividen kas.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder di mana metode penelitian yang

digunakan yaitu metode eksplanasi. Metode eksplanasi adalah metode penelitian


yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan atau pengaruh antara satu variabel
terhadap variabel yang lain. Penelitian ini akan meneliti tiga variabel, yaitu terdiri
dari dua variabel bebas (laba akuntansi dan arus kas operasi) dan satu variabel
terikat (deviden kas).

3.2.

Populasi dan Sampel


Dalam penelitian ini populasi dan sampel yang digunakan dapat

dikemukakan sebagai berikut:


1.

Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah industri manufaktur jenis otomotif


sebanyak 13 perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari
tahun 2007 sampai tahun 2009 yang memiliki laporan keuangan yang lengkap.
2.

Sampel

Pemilihan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan metode


purposive sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian
berdasarkan kriteria tertentu.
Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel sebagai
33

berikut:
1)

Perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI selama


periode penelitian yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.

2)

Perusahaan mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31 Desember


2009.

3)

Perusahaan yang menghasilkan laba sejak tahun 2007 sampai dengan


tahun 2009.

4)

Membayar dividen kas dalam tahun 2007-2009.


Adapun industri manufaktur jenis otomotif yang memenuhi kriteria-

kriteria di atas dan dijadikan sampel penelitian, berjumlah 5 perusahaan adalah


sebagai berikut:

NO.
1
2
3
4
5

Tabel 1
Daftar Nama dan Kode Industri Manufaktur
KODE
NAMA PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
PT. Astra Internasional Tbk.
ASII
PT. Astra Otoparts Tbk.
AUTO
PT. Goodyear Indonesia Tbk.
GDYR
PT. Indospring Tbk.
INDS
PT. Selamat Sempurna Tbk.
SMSM
Sumber: Bursa Efek Indonesia

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan penelitian ini
dilakukan dengan cara telaah dokumen di mana melakukan penelitian di pusat

riset yakni di pasar modal untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian ini. Dalam penelitian ini, data yang dipergunakan yaitu data sekunder,
data yang telah tersedia di BEI yang berupa laporan keuangan tahunan dari
industri manufaktur jenis otomotif selama periode 2007-2009. Berdasarkan
sumber data tersebut, maka dapat diperoleh data meliputi data yang mendukung
perhitungan laba akuntansi, arus kas operasi dan deviden kas.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan menyajikan data mengenai laba
akuntansi,arus kas operasi dan dividen kas untuk periode tahun 2007 s/d 2009
untuk setiap perusahaan yang akan dijadikan sampel. Data tersebut selanjutnya
akan diolah menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Analisis dilakukan
pada setiap perusahaan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara laba
akuntansi dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Untuk menganalisis data
yang ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengolahan data
melalui program SPSS (Software Program Service Solution). Adapun analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Analisis Akuntansi
Analisis ini digunakan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai

dengan perhitungan akuntansi. Adapun analisis akuntansi yang digunakan adalah


sebagai berikut:
1)

Laba Akuntansi
Laba akuntansi adalah laba bersih setelah pajak (earning after tax)
yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan (annual report)

perusahaan. Perhitungan didasarkan pada laba yang diperoleh dari


aktivitas operasi perusahaan yang terus menerus (countinuing operation)
dimana unsur-unsur laba yang bersifat extra ordinary atau yang berasal
dari

discontinued

menghilangkan

operation

unsur-unsur

dikeluarkan
yang

dari

mungkin

perhitungan

menyebabkan

untuk
adanya

pertumbuhan laba yang tidak biasa.


2)

Arus Kas Operasi


Arus kas operasi adalah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas
operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan.

3)

Dividen Kas
Dividen kas adalah dividen yang diberikan dengan cara tunai.
Pembayaran dividen kas dapat dilakukan perusahaan dengan syarat;
memiliki retained earnings memiliki kas yang cukup dan melakukan
pengumuman dividen. Terminologi dividen mengacu pada distribusi kas
dari laba.

2.

Analisis Regresi
Adapun uraian mengenai analisis regresi adalah sebagai berikut:
1)

Persamaan Regresi
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan tingkat ketergantungan satu

variabel terikat terhadap variabel bebas. Adapun model regresi linier sederhana
adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1+b2X2+e
Di mana:
^

= Deviden Kas

X1

= Laba Akuntansi

X2

= Arus Kas Operasi

= Koefisien regresi

= Konstanta

= Standar Eror
2)

Uji Multikolinieritas
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas, digunakan analisis
matrik korelasi antar variabel bebas dan tolerance serta perhitungan nilai
Variance Inflatron Factor (VIF). Multikolinieritas menunjukkan bahwa
antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi)
yang sangat kuat. Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 atau
nilai tolerance lebih kecil 0,10
Hipotesa Multikolinieritas :
Ho = tidak ada multikolinieritas
Ha = ada multikolinieritas

3)

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model
regresi, variabel bebas dan terikat, berdistribusi normalatau tidak. Asumsi
normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis grafik normal P-P plot. Normalitas dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonalnya, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
4)

Uji Auto Korelasi


Uji auto korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (error) pada periode
sekarang (t) dengan kesalahan pengganggu (error) pada periode
sebelumnya (t-1), dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi.
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson. Jika
nilai Durbin Watson berkisar diantara nilai batas atas (du) dan 4-du maka
diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi. Hipotesanya adalah :
Jika 0<DW<d1, maka terdapat autokorelasi positif
Jika 4-d1<DW<4, maka terdapat autokorelasi negative
Jika 4-d1<DW<4-d1, maka tidak ada kesimpulan
Jika du<DW<4-du, maka tidak terdapat autokorelasi

5)

Uji Heteroskedastisitas
Heterokedasitas menunukkan bahwa varians disetiap error bersifat
heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan

bahwa

varians

dari

error

harus

bersifat

homogen.

Pengujian

heterokedasitas dilakukan dengan menggunakan Uji White.


Dari pengujian data akan diperoleh tingkat signifikasi dari setiap variabel. Bila
tingkat signifikasi dari setiap variabel adalah diatas 5%, berarti tidak terjadi
heterokedasitas.
Keputusan pengujian ini adalah :
Jika signifikasi<0,05 maka Ho ditolak (ada heterokedasitas)
Jika signifikasi>0,05 maka F Ho diterima (ada heterokedasitas)
6)

Uji Hipotesis
Uji hipotesis dari penelitian ini terdiri dari sebagai berikut:
(1) Uji Statistik F
Uji Statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara bersama terhadap variabel dependen. Uji statistik ini
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai sig. F lebih besar
dari 0,05 maka, model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig. F
lebih kecil dari 0,05 maka, model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama
dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.
(2) Uji t-Statistik
Uji t-statistik digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi
secara individu. Uji t-statistik ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05.

Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh antara
variabel independen dengan variabel dependen secara individu, sedangkan
jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen secara individu.

3. Analisis Korelasi
Korelasi merupakan ukuran numeris yang dapat diinterpretasikan sebagai
derajat keeratan hubungan linear dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara dua variabel atau lebih, bagaimana arah hubungan, dan berapa
besar koefisien hubungannya.
Korelasi dapat menghasilkan angka positif atau negatif. Jika korelasi
menghasilkan angka positif maka, hubungan kedua variabel bersifat searah.
Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikat juga besar. Jika korelasi
menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel bersifat tidak searah.
Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya kecil. Angka korelasi
berkisar antara -1 dengan 1. Jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua
variabel semakin kuat. Jika korelasi mendekati -1 maka hubungan kedua variabel
semakin lemah. Hubungan linear positif sempurna akan mempunyai koefisien
korelasi 1, sedangkan hubungan linear negatif sempurna akan mempunyai
koefisien korelasi -1. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol berarti tidak ada
hubungan.
4. Analisis Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi ditunjukkan untuk melihat seberapa besar


kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R-Square kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan


Perusahaan Automotive and Components yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:
1.

PT. Astra Internasionals Tbk (ASII)

2.

PT. Astra Otoparts Tbk (AUTO)

3.

PT. Goodyear Indonesia Tbk (GDYR)

4.

PT. Indospring Tbk (INDS)

5.

PT. Selamat SempurnaTbk (SMSM)

4.1.1

PT. Astra Internasional Tbk


PT. Astra Internasional Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 dengan

nama PT Astra Internasional Incorporated. Pada tahun 1990, Perseroan mengubah


namanya menjadi PT. Astra Internasional Tbk.
Perseroan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Gaya Motor
Raya No.8, Sunter, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan perseroan seperti yang

41

tertuang dalam anggaran dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa


pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang
lingkup utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda
motor beserta suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat,
pertambangan, dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan,
infrastruktur, dan teknologi informasi.
4.1.2

PT. Astra Otoparts Tbk


PT. Astra Otoparts Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris

No.50 tanggal 20 September 1991 dari Rukmasanti Hardjasatya, S.H., notaris di


Jakarta, dengan nama PT. Federal Adiwiraserasi. Akta pendirian ini disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dalam

Surat Keputusan No.C2-

1326.HT.01.01.TH.92 tanggal 11 Februari 1992 serta diumumkan dalam Berita


Negara No. 39 Tambahan No. 2208 tanggal 15 Mei 1992. Anggaran

Dasar

Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diubah dengan


akta notaris No.37 tanggal 26 Oktober 2005 dibuat dihadapan Pahala Sutrisno
Amijoyo Tampubolon, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai pengeluaran
saham dan efek ekuitas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. C-29815HT.01.04.TH.2005 pada tanggal 27 Oktober
2005 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 101
Tambahan No.1193 tanggal 20 Desember 2005. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama bergerak dalam
perdagangan suku cadang kendaraan bermotor baik lokal maupun ekspor dan

menjalankan usaha dalam bidang industri logam, suku cadang kendaraan


bermotor dan industri plastik. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada
tahun 1991.
Saat ini kegiatan pemasaran perusahaan meliputi dalam negeri dan luar
negeri termasuk Asia, Timur Tengah dan Afrika, dan memiliki divisi perdagangan
yang beroperasi di Singapura dan anak perusahaan di Australia. Perusahaan
tergabung dalam kelompok usaha Astra Grup. Pabrik perusahaan berlokasi di
Jakarta dan Bogor dan kantor pusatnya beralamat di Jalan Raya Pegangsaan Dua
Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta.
4.1.3

PT. Goodyear Indonesia Tbk


PT. Goodyear Indonesia Tbk (Perusahaan) semula didirikan dengan nama

NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari
1917 berdasarkan akta notaris Benjamin Ter Kuile No. 199 yang kemudian
berubah nama menjadi PT. Goodyear Indonesia berdasarkan akta notaris Eliza
Pondaag No. 73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/250/7 tanggal
25 Juli 1978.

Perusahaan bergerak dalam bidang industri ban untuk kendaraan bermotor


dan pesawat terbang serta komponen lain yang terkait, penyaluran, dan ekspor
ban. Perusahaan mulai beroperasi dalam bidang usaha perdagangan ban pada
tahun 1917. Pabrik perusahaan dibangun pada tahun 1935 di Bogor sebagai pabrik
ban pertama di Indonesia. Kantor pusat perusahaan berdomisili di Bogor. Induk
utama perusahaan adalah The Goodyear Tire & Rubber Company, sebuah
perusahaan yang berdiri dan berkedudukan di Amerika Serikat.
4.1.4

PT. Indospring Tbk


PT. Indospring Tbk (Perusahaan) berkedudukan di Gresik, didirikan

berdasarkan akta notaris nomor 10 tanggal

Mei 1978 dari notaris Stefanus

Sindunatha, S.H dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Akta
pendirian tersebut di atas telah diubah oleh notaris yang sama melalui akta
perubahan nomor 148 tanggal 25 Oktober 978 tentang perubahan anggaran
dasarnya, dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia nomor YA.5/324/1 tanggal 14 Desember 1979 kemudian dimuat dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia nomor 71 tanggal 2 September
1980, Lembaran Negara No. 674/1980 serta telah didaftarkan di Pengadilan
Negeri Gresik, tanggal 11 Maret 1980. Anggaran Perusahaan mengalami beberapa
kali perubahan, perubahan sebelumnya berdasarkan pada akta notaris No. 50
tanggal 17 April 1997 oleh notaris Wachid Hasyim, SH.,mengenai pengesahan
tambahan modal saham Perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan nomor C23537HT.01.04.Th.97 pada tanggal 6 Mei 1997. Berdasarkan pada akta notaris

nomor 18 tanggal 08 Juli 2008 oleh notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H.,
Perusahaan melakukan perubahan anggaran dasar perseroan untuk disesuaikan
dengan Undang-Undang nomor 40 tahun 2007. Berdasarkan pada pasal 3
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup dari aktivitas Perusahaan bergerak
dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas, yang
berupa leaf spring (pegas daun) dan coil spring (pegas spiral) beralamat di Jalan
Mayjend Sungkono nomor 10, Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur.
Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1979.
4.1.5

PT. Selamat Sempurna Tbk


PT. Selamat Sempurna Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia pada

tanggal 19 Januari 1976 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 207.
akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat
Keputusan No. Y.A.5/96/5 tanggal 22 Maret 1976. Anggaran Dasar Perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Frans
Elsius Muliawan, S.H., No. 22 tanggal 23 Mei 2008 sehubungan dengan
perubahan seluruh anggaran dasar perusahaan untuk disesuaikan dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas.
Akta perubahan tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU76189.A.H.01.02.Tahun 2008 tanggal 21 Oktober 2008. Sesuai anggaran dasar
perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama adalah bergerak dalam
bidang industri alat-alat perlengkapan (suku cadang) dari berbagai macam alatalat mesin pabrik dan kendaraan, dan yang sejenisnya. Perusahaan berkedudukan

di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma ADR, Jalan Pluit Raya I No. 1, Jakarta
Utara, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta dan Tangerang. Perusahaan
memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1980.

4.2. Hasil Penelitian dan Analisis Data


Di dalam perusahaan, laba akuntansi adalah laba bersih setelah pajak
(earning after tax) yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan (annual
report) perusahaan. Perhitungan didasarkan pada laba yang diperoleh dari
aktivitas operasi perusahaan yang terus menerus (countinuing operation) dimana
unsur-unsur laba yang bersifat extra ordinary atau yang berasal dari discontinued
operation dikeluarkan dari perhitungan untuk menghilangkan unsur-unsur yang
mungkin menyebabkan adanya pertumbuhan laba yang tidak biasa.
Arus kas operasi adalah arus kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi
terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Sedangkan dividen kas adalah dividen yang diberikan dengan cara tunai.
Pembayaran dividen kas dapat dilakukan perusahaan dengan syarat; memiliki
retained earnings memiliki kas yang cukup dan melakukan pengumuman dividen.
Terminologi dividen mengacu pada distribusi kas dari laba.
4.2.1

Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Dividen Kas


Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyajikan hasil laporan keuangan

laba akuntansi dan dividen kas pada tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Laporan Keuangan Laba Akuntansi dan Dividen Kas

Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif


Tahun 2007 s/d Tahun 2009
(Dalam Rupiah)
No.

Nama
Perusahaan
PT.Astra
Internasional
Tbk

Tahun

2.

3.

1.

4.

2009
2008
2007

Laba
Akuntansi
10.040.000.000.000
9.191.000.000.000
6.519.273.000.000

Dividen
Kas
4.281.000.000.000
3.973.000.000.000
2.266.381.000.000

PT.Astra
Otoparts Tbk

2009
2008
2007

768.265.000.000
566.025.000.000
454.907.000.000

235.866.000.000
251.205.000.000
69.404.000.000

PT. Goodyear
Indonesia Tbk

2009
2008
2007

121.085.749.000
812.053.000
42.399.174.000

2.460.000.000
3.608.000.000
24.071.672.000

PT. Indospring
Tbk

2009
2008
2007

58.765.937.225
31.827.215.353
9.887.928.336

1.818.525.374
1.852.253.751
0

(Lanjutan)
Tabel 2
5.

PT.Selamat
Sempurna Tbk

2009
132.850.275.038
185.808.607.500
2008
91.471.918.506
28.793.377.200
2007
80.324.965.210
53.313.410.100
Sumber: Data diolah penulis dari laporan keuangan Perusahaan Otomotif
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat perkembangan laba akuntansi dan
dividen kas perusahaan manufaktur jenis otomotif dari tahun 2007 sampai tahun
2009.
Pada tahun 2007 laba akuntansi PT. Astra Internasional Tbk sebesar Rp
6.519.273.000.000 dan dividen kas sebesar Rp 2.266.381.000.000. Pada tahun
2008 laba akuntansi mengalami kenaikan menjadi Rp 9.191.000.000.000 dan
dividen kas juga mengalami kenaikan menjadi Rp 3.973.000.000.000. Pada tahun

2009 laba akuntansi mengalami kenaikan menjadi Rp 10.040.000.000.000 dan


dividen kas juga mengalami kenaikan menjadi Rp 4.281.000.000.000.
Pada tahun 2007 laba akuntansi PT. Astra Otoparts Tbk sebesar Rp
454.907.000.000 dan dividen kas sebesar Rp 69.404.000.000. Pada tahun 2008
laba akuntansi mengalami kenaikan menjadi Rp 566.025.000.000 dan dividen kas
juga mengalami kenaikan menjadi Rp 251.205.000.000. Pada tahun 2009 laba
akuntansi mengalami kenaikan menjadi Rp 768.265.000.000 dan dividen kas
mengalami penurunan menjadi Rp 235.866.000.000.
Pada tahun 2007 laba akuntansi PT. Goodyear Tbk sebesar Rp
42.399.174.000 dan dividen kas sebesar Rp 24.071.672.000. Pada tahun 2008 laba
akuntansi mengalami penurunan menjadi Rp 812.053.000 dan dividen kas juga
mengalami penurunan menjadi Rp 3.608.000.000. Pada tahun 2009 laba akuntansi
mengalami kenaikan menjadi Rp 121.085.749.000 dan dividen kas mengalami
penurunan menjadi Rp 2.460.000.000.
Pada tahun 2007 laba akuntansi PT. Indospring Tbk sebesar Rp
9.887.928.336 dan tidak membayar dividen kas. Pada tahun 2008 laba akuntansi
mengalami kenaikan menjadi Rp 31.827.215.353 dan dividen kas menjadi Rp
1.852.253.751. Pada tahun 2009 laba akuntansi mengalami kenaikan menjadi Rp
58.765.937.225

dan

dividen

kas

mengalami

penurunan

menjadi

Rp

1.818.525.374.
Pada tahun 2007 laba akuntansi PT. Selamat Sempurna Tbk sebesar Rp
80.324.965.210 dan dividen kas sebesar Rp 53.313.410.100. Pada tahun 2008 laba
akuntansi mengalami kenaikan menjadi Rp 91.471.918.506 dan dividen kas

mengalami penurunan menjadi Rp 28.793.377.200. Pada tahun 2009 laba


akuntansi mengalami kenaikan menjadi Rp 132.850.275.038 dan dividen kas juga
mengalami kenaikan menjadi Rp 185.808.607.500.
Berdasarkan pembahasan di atas laba akuntansi dan dividen kas pada lima
perusahaan manufaktur dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 cenderung
mengalami kenaikan, namun ada juga yang mengalami penurunan, bahkan ada
pula yang tidak membayarkan dividen kasnya. Penurunan yang terjadi akibat dari
penurunan laba yang mempengaruhi tingkat investasi dan harga saham, penurunan
arus kas serta nilai kurs yang tidak stabil.

4.2.2

Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas


Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyajikan hasil laporan keuangan

arus kas operasi dan dividen kas pada tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Laporan Keuangan Arus Kas Operasi dan Dividen Kas
Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif
Tahun 2007 s/d Tahun 2009
(Dalam Rupiah)
No.
1.

Nama
Perusahaan
PT.Astra
Internasional
Tbk

Tahun
2009
2008
2007

Arus Kas Operasi

Dividen
Kas
11.335.000.000.000
4.281.000.000.000
9.953.000.000.000
3.973.000.000.000
11.244.269.000.000 2.266.381.000.000

2.

PT.Astra
Otoparts Tbk

2009
2008
2007

595.745.000.000
517.079.000.000
241.784.000.000

235.866.000.000
251.205.000.000
69.404.000.000

3.

PT. Goodyear
Indonesia Tbk

2009
2008
2007

389.391.836.000
-44.561.723.000
90.984.858.000

2.460.000.000
3.608.000.000
24.071.672.000

PT. Indospring
Tbk

2009
2008
2007

122.838.213.571
-120.016.752.077
8.827.010.549

1.818.525.374
1.852.253.751
0

4.

5.

PT.Selamat
Sempurna Tbk

2009
268.070.416.818
185.808.607.500
2008
130.695.243.469
28.793.377.200
2007
105.956.006.338
53.313.410.100
Sumber: Data diolah penulis dari laporan keuangan Perusahaan Otomotif
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat perkembangan arus kas operasi dan
dividen kas perusahaan manufaktur dari tahun 2007 sampai tahun 2009.
Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Astra Internasional Tbk sebesar Rp
11.244.269.000.000 dan dividen kas sebesar Rp 2.266.381.000.000. Pada tahun
2008 arus kas operasi mengalami penurrunan menjadi Rp 9.953.000.000.000
namun dividen kas mengalami kenaikan menjadi Rp 3.973.000.000.000. Pada
tahun 2009 arus kas operasi mengalami kenaikan kembali menjadi Rp
11.335.000.000.000 dan dividen kas juga mengalami kenaikan menjadi Rp
4.281.000.000.000.
Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Astra Otoparts Tbk sebesar Rp
241.784.000.000 dan dividen kas sebesar Rp 69.404.000.000. Pada tahun 2008
arus kas operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 517.079.000.000 dan dividen
kas juga mengalami kenaikan menjadi Rp 251.205.000.000. Pada tahun 2009 arus
kas operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 595.745.000.000 dan dividen kas
mengalami penurunan menjadi Rp 235.866.000.000.

Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Goodyear Tbk sebesar Rp
90.984.858.000 dan dividen kas sebesar Rp 24.071.672.000. Pada tahun 2008 arus
kas operasi mengalami penurunan drastis menjadi Rp -44.561.723.000 dan
dividen kas juga mengalami penurunan menjadi Rp 3.608.000.000. Pada tahun
2009 arus kas operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 389.391.836.000 dan
dividen kas mengalami penurunan menjadi Rp 2.460.000.000.
Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Indospring Tbk sebesar Rp
8.827.010.549 dan tidak membayar dividen kas. Pada tahun 2008 arus kas operasi
mengalami penurunan drastis menjadi Rp -120.016.752.077 dan dividen kas
menjadi Rp 1.852.253.751. Pada tahun 2009 arus kas operasi mengalami kenaikan
menjadi Rp 122.838.213.571 dan dividen kas mengalami penurunan menjadi Rp
1.818.525.374.
Pada tahun 2007 arus kas operasi PT. Selamat Sempurna Tbk sebesar Rp
105.956.006.338 dan dividen kas sebesar Rp 53.313.410.100. Pada tahun 2008
arus kas operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 130.695.243.469 dan dividen
kas mengalami penurunan menjadi Rp 28.793.377.200. Pada tahun 2009 arus kas
operasi mengalami kenaikan menjadi Rp 268.070.416.818 dan dividen kas juga
mengalami kenaikan menjadi Rp 185.808.607.500.
Berdasarkan pembahasan di atas arus kas operasi dan dividen kas pada lima
perusahaan manufaktur dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 cenderung
mengalami kenaikan, namun ada juga yang mengalami penurunan, bahkan ada
pula yang tidak membayarkan dividen kasnya. Penurunan yang terjadi akibat dari

penerimaan penjualan operasional, pembayaran beban operasional serta tidak


stabilnya nilai kurs.
4.2.3

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi Terhadap


Dividen Kas
Tabel 4

Hasil Laporan Keuangan Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi dan Dividen Kas
Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif
Tahun 2007 s/d Tahun 2009
(Dalam Rupiah)
No.
1.

2.

Nama
Tahun
Laba Akuntansi
Arus Kas Operasi
Dividen Kas
Perusahaan
PT.Astra
2009 10.040.000.000.000 11.335.000.000.000 4.281.000.000.000
Internasional 2008
9.191.000.000.000 9.953.000.000.000 3.973.000.000.000
Tbk
2007
6.519.273.000.000 11.244.269.000.000 2.266.381.000.000
PT.Astra
Otoparts
Tbk

2009
2008
2007

768.265.000.000
566.025.000.000
454.907.000.000

595.745.000.000
517.079.000.000
241.784.000.000

235.866.000.000
251.205.000.000
69.404.000.000

(Lanjutan)
Tabel 4
3.

4.

5.

PT.
Goodyear
Indonesia
Tbk
PT.
Indospring
Tbk

2009
2008
2007

121.085.749.000
812.053.000
42.399.174.000

389.391.836.000
-44.561.723.000
90.984.858.000

2.460.000.000
3.608.000.000
24.071.672.000

2009
2008
2007

58.765.937.225
31.827.215.353
9.887.928.336

122.838.213.571
-120.016.752.077
8.827.010.549

1.818.525.374
1.852.253.751
0

PT.Selamat
Sempurna
Tbk

2009
2008
2007

132.850.275.038
268.070.416.818
91.471.918.506
130.695.243.469
80.324.965.210
105.956.006.338

185.808.607.500
28.793.377.200
53.313.410.100

Sumber: Data diolah penulis dari laporan keuangan Perusahaan Otomotif

Berdasarkan hasil laporan keuangan laba akuntansi dan arus kas operasi
terhadap dividen kas. Upaya yang dilakukan perusahaan, semakin besar laba,
maka kinerja perusahaan akan dinilai semakin baik. Sebaliknya semakin kecil laba
yang dihasilkan, maka kinerja perusahaan akan dinilai semakin buruk sehingga
mempengaruhi investasi yang dilakukan investor.
Arus kas yang digunakan untuk membayar dividen umumnya berasal dari
arus kas operasi, karena arus kas inilah yang berasal dari kemampuan perusahaan
sendiri. Arus kas operasi dapat digunakan untuk membayar dividen, membayar
hutang atau ekspansi.
Dengan demikian, perusahaan memiliki pertimbangan dalam membagikan
dividen , faktor yang menjadi perhatian managemen adalah besarnya laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dividen memiliki arti yang sangat penting bagi
pemegang saham, yaitu pemberian dividen selain dianggap sebagai pertumbuhan
perusahaan tetapi juga untuk mengetahui berapa laba yang sudah diperoleh
perusahaan sehingga pemegang saham dapat membuat keputusan apakah ingin
berinvestasi kembali atau tidak dan mengetahui berapa dividen yang akan
diperoleh. Selain itu, perusahaan membagikan dividen kepada para investor
memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga memikirkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, sebagian dari
laba yang diperoleh akan ditahan sebagai retained earnings dan sisanya akan
dibagikan sebagai dividen.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan secara manual terhadap
laba akuntansi (variabel x1), arus kas operasi (variabel x2), dan dividen kas

(variabel y). Maka penulis akan melakukan analisis terhadap ketiga variabel
tersebut dengan menggunakan analisis regresi dan analisis korelasi.
1. Analisis Regresi
Di dalam Analisis Regresi, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1) Persamaan Regresi Linear Berganda
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan
variabel dependen. Dan juga digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Berdasarkan pengolahan data dengan software SPSS diperoleh output seperti
tabel berikut :

Tabel 5
Hasil Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Standardize
d
Coefficients

Unstandardized
Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error

-1.573E7

3.285E7

laba
akuntansi

.447

.013

arus kas
operasi

-.037

.012

Beta

Sig.

-.479

.641

1.071

33.901

.000

-.097

-3.084

.009

a. Dependent Variable: dividen kas


Sumber : Output SPSS 17,0 Linear Regression
Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh persamaan regresi variabel laba
akuntansi dan arus kas terhadap harga saham adalah sebagai berikut:
= -1.573E7 + 0.447x1 0.037x2
Konstanta sebesar (-1.573E7) artinya, jika x1 dan x2 nilainya adalah 0, maka y
nilainya adalah (-1.573E7). Koefisien regresi x1 sebesar 0,447 artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap, dan x1 mengalami kenaikan 1juta, maka y akan
mengalami kenaikan sebesar 0,447 atau 44,7%. Koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara x1 dan y.
Koefisien regresi x2 sebesar (-0.037), artinya jika variabel variabel independen
lain nilainya tetap, dan x2 mengalami kenaikan sebesar 1juta maka y mengalami
penurunan sebesar (-0.037) atau sebesar 3,7%. Koefisien bernilai negatif, artinya
terjadi hubungan negatif antara x2 dengan y.

2) Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda


Untuk menguji model regresi ini, terdapat 4 (empat) uji asumsi yaitu sebagai
berikut:
(1) Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak.

Sumber: Output SPSS 17.0


Gambar 2.
Grafik Normality Probability Plot
Dari gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa data ditunjukkan berupa titiktitik yang menyebar disekitar garis diagonal dan tetap mengikuti arah garis
diagonal, sehingga menunjukkan bahwa data adalah normal. Maka model regresi
ini layak dipakai untuk memprediksi dividen kas berdasarkan masukan variabel
independennya.

(2) Uji Heteroskedastisitas


Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.

Sumber: Output SPSS 17.0


Gambar 3.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi dividen kas berdasarkan masukan variabel independen
laba akuntansi dan arus kas operasi.
(3) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah antara variabel
independen ditemukan adanya korelasi.

Tabel 6
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Toleranc
e

Model
1

VIF

(Constant)
laba akuntansi

.405

2.470

arus kas operasi

.405

2.470

a. Dependent Variable: dividen kas


Sumber : Output SPSS 17,0 Linear Regression
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 6, dapat diketahui nilai
variance inflation factor (VIF) kedua variabel (laba akuntansi dan arus kas
operasi) sebesar 2.470 yang kurang dari 10 dan nilai tolerance kedua variabel
sebesar 0.405 yang lebih dari 0.10 sehingga bisa diduga bahwa antara variabel
independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas artinya tidak terjadi korelasi
antara laba akuntansi dan arus kas operasi.
(4) Uji Autokorelasi
Pengujian ini menguji apakah dalam sebuah regresi ada korelasi antara
variabel pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t sebelumnya.

Tabel 7
Uji Autokorelasi
Hasil Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model

.998a

R Square

Adjusted R
Square

.995

.994

Std. Error of
the Estimate

DurbinWatson

1.114898E8

1.479

a. Predictors: (Constant), arus kas operasi, laba akuntansi


b. Dependent Variable: dividen kas
Sumber : Output SPSS 17,0 Linear Regression
Berdasarkan tabel di atas, angka Durbin Watson (D-W)

sebesar 1.479.

Dengan mengambil nilai taraf signifikansi () sebesar 5% dan besar data 15


diperoleh nilai D0.05u = 1.39 dan D0.05l = 1.30. Karena D (1.479) > D0.05u
(1.39), maka tidak terjadi autokorelasi.
3) Pengujian Parameter Koefisien Regresi Parsial (Uji t)
Pengujian X1 terhadap Y, uji t untuk variabel laba akuntansi sebesar
dengan probabilitas atau tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan demikian, Ho
ditolak dan H1 diterima, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan untuk X1 (laba akuntansi) terhadap Y (dividen kas). Perbandingan
antara t hitung dengan t tabel, t hitung untuk variabel laba akuntansi sebesar
33,901 dan t tabel untuk variabel laba akuntansi sebesar 2,353 sehingga 33,901
> 2,353, maka Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan untuk
X1 (laba akuntansi) terhadap Y (dividen kas) karena t hitung > t tabel. Pengujian
X2 terhadap y, uji t untuk variabel arus kas operasi sebesar 2,353 dengan
probabilitas atau tingkat signifikansi 0,009 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak
dan H1 diterima, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
untuk X2 (arus kas operasi) terhadap Y (dividen kas). Perbandingan antara t
hitung dengan t tabel, t hitung untuk variabel arus kas operasi sebesar 3,084 dan

t tabel untuk variabel arus kas operasi sebesar 2,353 sehingga 3,084 > 2,353,
maka Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan untuk X2 (arus
kas operasi) terhadap Y (dividen kas) karena t hitung > t tabel.
4) Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji Anova / F test)
Uji Anova atau F test ini digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
variabel independen X1 dan X2 secara simultan terhadap variabel dependen Y.
Output SPSS untuk uji F disajikan pada tabel berikut
Tabel 8
Uji Statistik F
ANOVAb
Sum of
Squares

Model
1

df

Mean Square

Regression

3.063E19

Residual

1.492E17

12

Total

3.078E19

14

1.531E19 1232.098

Sig.
.000a

1.243E16

a. Predictors: (Constant), arus kas operasi, laba akuntansi


b. Dependent Variable: dividen kas
Sumber : Output SPSS 17,0 Linear Regression
Berdasarkan tabel 8 di atas, dijelaskan bahwa Fhitung sebesar 1232.098
dengan tingkat signifikansi (sig) sebesar 0.000. Karena sig (0.000)< 0.01, hal ini
mengakibatkan Ho ditolak dan H1 diterima, yang artinya model regresi ini dapat
digunakan untuk memprediksi dividen kas atau dapat dikatakan bahwa laba
akuntansi dan arus kas operasi secara bersama-sama dapat berpengaruh sangat
signifikan terhadap dividen kas.
2. Analisis Korelasi
1) Analisis Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi

digunakan untuk mengetahui

hubungan variabel

independen dengan variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat


tetap. Hasil koefisien korelasi laba akuntansi dengan dividen kas, arus kas operasi
dengan dividen kas dan laba akuntansi dengan arus kas operasi dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 9
Korelasi Parsial Hasil Laba Akuntansi Terhadap Dividen Kas
Correlations
Control Variables
arus kas
operasi

dividen kas

laba akuntansi

dividen kas laba akuntansi


Correlation

1.000

.995

Significance (2tailed)

.000

df

12

Correlation

.995

1.000

Significance (2tailed)

.000

12

df
Sumber: Output SPSS 17.0 Partial Correlation

Berdasarkan hasil korelasi parsial pada tabel 9 di atas, dapat dilihat antara
laba akuntansi (X1) dengan dividen kas (Y) dengan asumsi arus kas operasi (X2)
tetap sebsar 0,995 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000<0,01, maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan dengan menganggap arus kas operasi tetap,
terdapat korelasi yang kuat dan laba akuntansi secara parsial berhubungan sangat
signifikan terhadap dividen kas. Salah satu faktor yang membuat korelasi menjadi
kuat adalah faktor politik dan nilai tukar mata uang asing. Sedangkan arah

hubungan adalah positif yang artinya ada hubungan erat antara laba akuntansi
terhadap dividen kas.
Tabel 10
Korelasi Parsial Hasil Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas
Correlations
Control Variables
laba akuntansi dividen kas

dividen kas
Correlation

arus kas
operasi

1.000

-.665

Significance (2tailed)

.009

df

12

-.665

1.000

.009

12

arus kas operasi Correlation


Significance (2tailed)
df
Sumber: Output SPSS 17.0 Partial Correlation

Berdasarkan hasil korelasi parsial di atas, dapat dilihat bahwa antara arus kas
operasi (X2) dengan dividen kas (Y) dengan asumsi laba akuntansi (X 1) tetap
sebesar -0,665 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,009<0,01, maka H0 ditolak dan
H1 diterima. Hal ini menunjukkan dengan menganggap laba akuntansi tetap,
terdapat korelasi yang rendah dan arus kas operasi secara parsial berhubungan
sangat signifikan terhadap dividen kas. Arah hubungan negatif, artinya ada
hubungan yang tidak erat antara arus kas operasi terhadap dividen kas.

2) Analisis Koefisien Determinasi


Tabel 11
Hasi Analisis Koefisien

Model Summaryb

Model

.998a

R Square
.995

Adjusted R
Square

Std. Error of
the Estimate

.994

1.114898E8

DurbinWatson
1.479

a. Predictors: (Constant), arus kas operasi, laba akuntansi


b. Dependent Variable: dividen kas
Sumber : Output SPSS 17,0 Linear Regression
Koefisien determinasi untuk menentukan seberapa besar variabel independen
dapat menjelaskan variabel dependen. Berdasarkan tabel 11 di atas, menunjukkan
bahwa R sebesar 0.998 dengan koefisien determinasi R Square sebesar 0.995 atau
99.5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen (dividen kas) mampu
dijelaskan oleh variabel independen (laba akuntansi dan arus kas operasi) sebesar
99.5% dan sisanya sebesar 0.05% dijelaskan oleh faktor lain misalnya free cash
flow, laba tunai, return saham dan harga saham ataupun faktor lainnya yang bisa
mempengaruhi dengan sampel perusahaan yang berbeda.

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis akuntansi bahwa laba akuntansi hubungannya


searah dengan dividen kas, yang artinya semakin besar laba, maka kinerja
perusahaan akan dinilai semakin baik. Sebaliknya semakin kecil laba yang
dihasilkan, maka kinerja perusahaan akan dinilai semakin buruk sehingga
mempengaruhi investasi yang dilakukan investor. Maka dividen kas dalam
hal ini, dividen kas cenderung naik apabila laba yang dilaporkan lebih besar
dari laba harapan, dan sebaliknya dividen kas cenderung turun apabila laba
yang dilaporkan lebih kecil dari laba harapan. Namun ada faktor lain pula
yang ikut mempengaruhi kenaikan atau penurunan dari dividen kas yaitu nilai
kurs. Dengan demikian laba akuntansi sangat berpengaruh terhadap dividen
kas.
2. Berdasarkan hasil analisis akuntansi untuk arus kas operasi terhadap dividen
kas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun mengalami naik dan turun. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap aliran kas masa depan perusahaan. Tingkat
kenaikan dan penurunan dividen kas perusahaan akan mengalami perbaikan
seiring dengan perbaikan tingkat penerimaan penjualan operasional yang
berpengaruh juga dengan arus kas operasi. Dengan demikian, arus kas operasi
sangat berpengaruh terhadap dividen kas.
3. Berdasarkan hasil perhitungan analisis akuntansi, laba akuntansi dan arus kas
63
operasi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, yang artinya apabila
laba akuntansi dan arus kas operasi meningkat maka dividen kas ikut

meningkat dan jika dividen kas meningkat dikarenakan meningkatnya


penjualan bersih dan laba bersih, begitu pula jika terjadi penurunan, dan jika
dividen kas meningkat dikarenakan kenaikan tingkat penerimaan operasional,
begitu pula bila mengalami penurunan.
4.

Berdasarkan tabel Coefficients, diperoleh model regresi linier berganda


sebagai berikut:
= -1.573E7 + 0.447x1 0.037x2
Melalui uji multikolinearitas dapat diketahui nilai variance inflation factor
(VIF) kedua variabel yaitu laba akuntansi dan arus kas operasi adalah 2,470
2,470 < 5 (lima), sehingga bias diduga bahwa antar variabel independen tidak
terjadi

persoalan

multikolinearitas.

Hasil

pengujian

anova

dengan

menggunakan uji F memperlihatkan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05,


dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima, dapat diinterprestasikan bahwa
kedua variabel X1 dan X2 secara bersama-sama berpengaruh sangat signifikan
terhadap Y. Berdasarkan uji hipotesia parsial koefisien regresi x 1 uji t terlihat
bahwa signifikansi 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan laba akuntansi (x1)
berpengaruh signifikan terhadap dividen kas (y). Uji koefisien regresi x 2 uji t,
terlihat bahwa signifikansi 0,009 < 0,05, hal ini menunjukkan arus kas (x2)
berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas (y).
5.

Berdasarkan perhitungan hasil analisis koefisien, diperoleh angka R sebesar


0,998, hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara variabel y dengan kedua
variabel independennya adalah sangat kuat. Koefisien determinasi berganda
(R Square) untuk kedua variabel x1 (laba akuntansi) dan x2 (arus kas operasi)

terhadap y (dividen kas) sebesar 0,995. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
dependen (dividen kas) mampu dijelaskan oleh variabel independen (laba
akuntansi dan arus kas operasi) adalah sebesar 99,5%. Sedangkan sisanya
sebesar 0,05% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam
penelitian ini, misalkan perputaran piutang, ekuitas dan asset.

5.2

Saran-saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mempunyai

saran-saran sebagai berikut :


1. Untuk meningkatkan laba, perusahaan harus lebih selektif dalam berinvestasi
agar tidak mengalami kerugian, dan meminimalkan beban-beban yang kurang
menghasilkan laba bersih.
2. Bagi investor, maupun calon investor disarankan agar dalam menginvestasikan
modalnya harus melihat besarnya laba bersih yang diperoleh ataupun jumlah
deviden yang akan diterimanya.
3. Bagi perusahaan, diharapkan mampu menunjukkan kondisi perusahaan dengan
baik, melalui informasi yang relevan dan informatif pada laporan keuangan
tahunan yang dipublikasikan.
4. Bagi peneliti, yang akan melakukan penelitian disarankan untuk meneliti
variabel atau faktor-faktor lain misalnya free cash flow, laba tunai, return
saham dan harga saham ataupun faktor lainnya yang bisa mempengaruhi
dengan sampel perusahaan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. (2000). Managemen Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE Yogyakarta.
Yogyakarta
Ahmad Malabi. (2010). Analisis Hubungan Antara Laba Tunai, Laba Akuntansi
dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdapat di BEI tahun 2006-2008. Universitas Trisakti.
Jakarta

Anis Chariri dan Imam Ghazali. (2005). Teori Akuntansi. Edisi Revisi. UNDIP.
Semarang
Auditya Rahmadi. (2008). Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai
Terhadap Dividen Kas pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdapat di
BEI. Jurnal akuntansi Universitas Trisakti. Jakarta
Belkaoui, Ahmed Riahi. (2006). Teori Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
Dahlan Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijaksanaan Moneter
dan Perbankan. Edisi Kelima. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI.
Jakarta
Ety Rochaety, dkk. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS.
Mitra Wacana Media. Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri. (2002). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja
Grafindo Persada. Jakarta
. (2007). Teori Akutansi. Edisi Revisi. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta.
Iwan Triyuwono. (2006). Akuntansi Syariah. Rajawali Express. Jakarta
Kieso, Donald E. et.al. (2006). Intermediate Accounting. Twelfth Edition. John
Willey and Sons Inc. USA
Martono dan Agus Harjito. (2005). Manajemen Keuangan. Edisi Pertama,
Cetakan Ketiga. Ekasia. Jakarta.
Michell Suharli. (2006). Akuntansi Keuangan. Salemba 4. Jakarta
M. Hanafi. (2004). Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta.
Singgih Santoso. (2002). Latihan SPSS Satistik Parametrik. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Sudarsono dan Edilius. (2007). Kamus Ekonomi, Uang dan Bank. Rineka Cipta.
Jakarta
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
Ketiga. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta

S. Munawir. (2004). Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogyakarta.


Tim Penyusun. (2004). Pedoman Penyusunan Skripsi. FE UHAMKA. Jakarta.
Warren, Carl S. et.al. (2005). Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Salemba Empat.
Jakarta.
Wibowo dan Abubakar Arif. (2003). Pengantar Akuntansi II Ikhtisar Teori dan
Soal-soal. Grasindo. Jakarta

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai