Laporan Resmi Semsol Suspensi Kel 4
Laporan Resmi Semsol Suspensi Kel 4
Kelas : DII-4
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA 2013
I.
Tujuan Praktikum
Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair (Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hlm 18). Suspensi Oral
adalah sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral. Suspensi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa (Farmakope Indonesia III, Th. 1979, hal 32).
Suspensi oral
terdispersi dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok yang
dimaksudkan untuk pemberian oral. (USP XXVII, 2004, hal 2587). Suspensi topikal
adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam
suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit. Suspensi otic
adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro dengan maksud
ditanamkan di luar telinga.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat
dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan
sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan. Yang pertamaberupa suspensi jadi,
sedangkan yang kedua berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih
dahulu sebelum digunakan. (Fornas Edisi 2 Th. 1978 hal 333 )
Suspensi terdiri atas beberapa macam, yaitu :
1. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam
bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam
bentuk halus yang terdispersi dalam cairan pembawa cair yang di tunjukkan
untuk penggunaan kulit.
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel
halus yang ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.
4. Suspensi oflamik adalah sedian cair steril yang mengandung partikel sangat
halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
5. Suspensi untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan
pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua
persyaratan untuk suspensi. Steril setelah penambahan bahan yang sesuai.
Sediaan suspensi harus memiiliki sifat sebagai berikut :
1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intrarektal
2. Suspensi yang dinyatakan untuk di gunakan dengan cara tertentu harus
mengandung zat antimikroba.
Pertimbangan Rheologis
Rheologi adalah ilmu tentang sifat aliran dari bahan atau sistem bahan.
Sedangkan Viskositas adalah suatu besaran yang tergantung dari perbandingan
(kekentalan ideal) :
berbau.
: Praktis tidak larut air dan etanol, larut dalam air mineral dan
larutan alkali hidroksida
Stabilitas
OTT
PH
Khasiat
Konsentrasi
Penyimpanan
B. Zat Tambahan
1. CMC
Pustaka
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
OTT
Kegunaan
OTT
Kegunaan
: Pengawet
Stabilitas
: Stabil di udara
Konsentrasi : 0,02%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Aquadest
Pustaka
: FI III hal. 96
Pemerian
: Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kegunaan
: Bahan pelarut, pembawa
pH
: Netral
Penyimpanan : Wadah tertutup baik
Viskometer Brookfield
Tabung sedimentasi
Timbangan analitik
Mortir dan stamper
Beaker glass
Baskom
Pengayak
Pipet tetes
Spatula
Gelas ukur
Sudip
Gelas pisko
V. Formula
Bahan
Zinc Oksida
CMC
Gliserin
Natrium Benzoat
Aquadest
Formula I
15%
0,5%
15%
0,02%
Ad 300 ml
Formula II
15%
1%
15%
0,02%
Ad 300 ml
Formula III
15%
1,5%
15%
0,02%
Ad 300 ml
b. Formula II
1. ZnO
2. Gliserin
3. Natrium benzoat
4. CMC
Air untuk CMC
5. Aquadest
c. Formula III
1. ZnO
2. Gliserin
3. Natrium benzoat
4. CMC
Air untuk CMC
5. Aquadest
-
Penimbangan
Bahan
Zinc Oksida
CMC
Air CMC
Gliserin
Natrium Benzoat
Aquadest
Formula I
45 g
1,5 g
30 ml
45 g
0,06 g
178,44 ml
Formula II
45 g
3g
60 ml
45 g
0,06 g
146,94 ml
Formula III
45 g
4,5 g
90 ml
45 g
0,06 g
115,44 ml
VIII. Pembuatan
1.
2.
3.
4.
5.
IX.Evaluasi
1. Volume Sedimentasi
- Masukkan 25 ml
masing-masing
formula
kesediaan
dalam
tabung
Vu = Volume sedimentasi
Vo = Volume awal
F = Derajat sedimentasi ( jika mendekati 1, lebih baik )
Waktu
30 menit
45 menit
1 jam
Vo (25 ml)
Vo
Vu
F
Vo
Vu
F
Vo
Vu
F
Formula I
25 ml
25 ml
1
25 ml
25 ml
1
25 ml
25 ml
1
Formula II
25 ml
25 ml
1
25 ml
25 ml
1
25 ml
25 ml
1
Formula III
25 ml
25 ml
1
25 ml
25 ml
1
25 ml
25 ml
1
KV = x (RPM/W)
Beban (gram)
Waktu (s)
Putaran
RPM
Kv
100
63
50
47,62
197,623
150
40
50
75
207,500
200
25
50
120
247,000
150
37
50
81,08
224,321
100
59
50
50,85
211,027
Putaran
W(g)
Waktu (s)
50
40
24,98
120,0961 putaran/menit
72,6232
50
50
22,72
132,0423 putaran/menit
82,5660
50
60
15,76
190,3553 putaran/menit
68,7275
50
50
17,86
167,9731putaran/menit
64,9044
50
40
28,65
104,7120 putaran/menit
83,2928
RPM
74,4228
RPM
1,5
3
6
3
1,5
Faktor
40
20
10
20
40
Skala
11
18,5
34
19,5
12,5
= skala x
F = skala x
faktor
Kv
440
370
340
390
500
7410,7
12463,45
22905,8
13137,15
8421,25
Formula III
Spindel
2
2
2
2
2
RPM
1,5
3
6
3
1,5
Faktor
40
20
10
20
40
Skala
19,5
20,5
30
23,5
16,5
= skala x
F = skala x
faktor
Kv
780
410
300
470
660
13137,15
13810,85
20211
15831,95
11116,05
Pembahasan
1. Formula yang dibuat adalah tiga formula yang berbeda komposisi suspending
agent-nya dimana suspending agent yang digunakan adalah CMC.
2. Suspensi dibuat dengan cara memasukan bahan aktif kemudian zat pembasah
kemudian pengawet dan kemudian aquadest sisa.
3. Suspensi tersebut berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa dan memiliki tekstur
agak kental.
4. Sifat alir yang bagus untuk suspensi adalah aliran Non newton tipe tiksotropik. Hal
ini dikarenakan cairan yang bersifat tiksotropik bila dikocok akan menurunkan
viskositas, sehingga suspensi akan mudah dituang dan pada saat pendiaman,
viskositas akan naik, sehingga menjamin kestabilan suspensi tersebut
5. Suspensi yang dibuat dapat dikatakan stabil karena tidak ada perubahan volume
selama masa penyimpanan.
6. Pada formula I digunakan viskometer stormer karena tidak dapat diukur dengan
viskometer brookfield yang berarti viskositasnya dibawah cps
X. Kesimpulan
1. Suspensi berwarna putih, tidak berbau, dan tidak berasa
2. Viskositas sediaan
Formula I : 74,4228 cps
Formula II : 408 cps , sifat alirnya Rheopeksi
Formula III : 524 cps, sifat alirnya thiksotropik
3. Ketiga formula cukup stabil
Ansel C.Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta:
2.
UI Press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia.
3.
4.
5.