Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN PUSTAKA

I.

PENDAHULUAN
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan
keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya
beberapa (oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Nama lain
dari dermatitis nummular adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular
eczematous dermatitis. Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi
kelainan, penyebab, usia, faktor konstitusi.
Dermatitis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap,
dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau
lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Lesi awal
berupa papul disertai vesikel yang biasanya mudah pecah.

II.

EPIDEMIOLOGI
Dermatitis numular angka kejadiannya pada usia dewasa lebih sering pada lakilaki dibandingkan wanita, onsetnya pada usia antara 55 dan 65 tahun. Penyakit ini
jarang pada anak-anak, jarang muncul dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466
anak yang menderita dermatitis numular dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai
dengan peningkatan umur.

III. ETIOLOGI
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak faktor
predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telah
diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan micrococci diketahui sebagai
penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. Namun demikian, perannya
secara patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan
emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan kimia
mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan merupakan
penyebab utama. Penyakit ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga

dihubungkan dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering dalam
sehari akan memperburuk kondisi penyakit ini.
IV.

PATOFISIOLOGI
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan
dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering
bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit
yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi
terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis
meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan
bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini
menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan
yang mengandung metal. Karena pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah
dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan
adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak
mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga
mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada
dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell
dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan
dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa
pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian
berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga
mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada
daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi P dan
kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi
pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan
sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi. Penelitian lain telah menunjukkan
bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numular menurunkan
aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan
neuropeptida dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan
enzim untuk menekan proses inflamasi.

V.

GEJALA KLINIS
Gejala gejala yang umum, antara lain:
o Timbul rasa gatal
o Luka kulit yang antara lain makula, papul, vesikel, atau tambalan :
Bentuk numular (seperti koin).
Terutama pada tangan dan kaki.
Umumnya menyebar.
Lembab dengan permukaan yang keras.
o Kulit bersisik atau ekskoriasi.
o Kulit yang kemerahan atau inflamasi.

* Gambar 1 : Merah, Lesi dermatitis numularis pada mata kaki.

** Gambar 2 : Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numularis pada tangan
dari penderita.

Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yaitu;
3

1. Dermatitis numular pada tangan dan lengan.


Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau punggung jari-jari
tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi reaksi luka bakar,
kimia atau iritan. Lesi ini jarang meluas.
2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan.
Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian kasus,
kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga. Umumnya
kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam perkembangannya, kelainan
dapat sangat edematous dan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan vesikel
yang tersebar. Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai penyembuhan pada bagian
tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini bagian
tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul
di tungkai bawah kemudian menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.

3. Dermatitis numular bentuk kering.


Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya karena di
sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multipel pada tungkai atas dan bawah
serta beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya di atas dasar eritematus pada
telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda sekali dengan bentuk
dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-tahun dengan fluktuasi atau remisi yang
sulit diobati.

VI.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik. Untuk
membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak diperlukan
patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan KOH
untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai gambaran
penyembuhan di tengah. Jika ada kondisi lain yang sangat mirip dengan penyakit ini

sehingga sulit untuk menentukan diagnosisnya (contohnya pada tinea, psoriasis) dapat
dilakukan biopsi.
VII. DIAGNOSIS
Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan gejala klinis.
Tingkat gatal dan terjadinya likenifikasi akan membedakannya dari neurodermatitis.
Distribusi lesi biasanya pada kedua lutut, kedua siku dan kulit kepala. Pada psoriasis,
lesinya kering, skuamanya lebih tebal dan iritasinya lebih ringan, patch test dan prick
test akan membantu mengidentifikasikan penderita dengan dermatitis kontak.

VIII. DIAGNOSIS BANDING


Diagnosis banding dari penyakit ini antara lain :
1.

Liken simpleks kronikus (neurodermatitis).


Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dengan distribusi
tertentu.

*Gambar 3 :

Bentuk lesi dari neurodermatitis pada daerah tengkuk leher,


pergelangan tangan dan punggung kaki.

2. Dermatitis kontak alergi.


Morfologi klinis primer antara dermatitis kontak dan dermatitis numular sering
sulit untuk dibedakan. Pada dermatitis kontak biasanya lokal, dan ditemukan

riwayat kontak sebelumnya. Untuk membedakan dapat dilakukan pemeriksaan


patch test atau prick test.

* Gambar 4 : Bentuk lesi dari dermatitis kontak alergi yang lesinya muncul
akibat penggunaan plester dan reaksi sinar matahari.
3.Pitiriasis rosea
Merupakan peradangan yang ringan dengan penyebab yang belum diketahui.
Banyak diderita oleh wanita yang berusia antara 15 dan 40 tahun terutama pada
musim semi dan musim gugur. Gambaran klinisnya bisa menyerupai dermatitis
numular. Tetapi umumnya terdapat sebuah lesi yang besar yang mendahului
terjadinya lesi yang lain. Lesi tambahan cenderung mengikuti garis kulit dengan
distribusi pohon cemara dan biasanya disertai dengan rasa gatal yang ringan.
Lesi-lesi tunggal berwarna merah muda terang dengan skuama halus. Bisa juga
lebih eritematus. Pitiriasis rosea berakhir antara 3-8 minggu dengan
penyembuhan spontan.

*Gambar 5 : Bentuk lesi pada pitiriasis rosea dengan lesi awalnya lebih besar dan
mengikuti garis kulit yang berbentuk seperti pohon cemara.
4.Dermatitis atopik
Umumnya pada pasien dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test dapat
membantu jika terdapat riwayat dermatitis atopik.

**Gambar 6 : Bentuk lesi dermatitis atopik persisten pada daerah telapak tangan
dan daerah dada.
IX.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaanya difokuskan pada gejala yang mendasari.
1. Melindungi kulit dari trauma.
Karena pada jenis ini biasanya berawal dari trauma kulit minor. Jika ada trauma
pada tangan, gunakan sarung tangan supaya tidak teriritasi.
2. Emollients.
Emollients merupakan pelembab. Digunakan untuk mengurangi kekeringan pada
kulit. Contoh emollients yang sering digunakan antara lain ; aqueous cream,
gliserine dan cetomacrogol cream, wool fat lotions.
3. Steroid topikal.
Untuk menghilangkan peradangan pada kulit dan mengurangi iritasi kulit. Misalnya
dengan pemberian triamcinolone 0,025-0,1%.
4. Antibiotik oral maupun topikal.
Untuk mencegah infeksi sekunder. Digunakan dicloxacillin dosis oral 125-500 mg 4
kali per hari selama 7-10 hari. Kadang-kadang dermatitis numular dapat sembuh
total, hanya timbul lagi jika pengobatan tidak diteruskan.
5. Antihistamin oral.

Mengurangi gatal dan sangat berguna pada malam hari. Tidak menghilangkan
dermatitis. Misalnya hydroxyzine (atarax, vistaril,vistazine) dengan dosis oral 25100 mg 4 kali per hari.

6. Fototerapi.
Ultraviolet light treatment beberapa kali dalam seminggu biasanya dapat
membantu. Dapat mengontrol dermatitis dalam beberapa bulan, namun pada kasus
yang berat sangat diperlukan. Fototerapi dengan ultraviolet B mungkin efektif.
7. Steroid sistemik.
Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat, diberikan prednilson
dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan dosis yang diturunkan secara
perlahan-lahan. Hanya berguna dalam beberapa minggu, dermatitis yang belum
sembuh sempurna, dapat ditangani dengan pemberian krim steroid dan emolilients.

X. PROGNOSIS
Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit
dari dermatitis numular yang cenderung sering berulang. Mencegah atau menghindari
dari faktor-faktor yang memperburuk atau meningkatkan frekuensi untuk cenderung
berulang dengan menggunakan pelembab pada kulit akan sangat membantu mencegah
penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai