Tentir Patologi Anatomi - Gastrointestinal 2104
Tentir Patologi Anatomi - Gastrointestinal 2104
MODUL GASTROINTESTINAL
CANDIDIASIS :
-
STOMATITIS HERPETIKA
-
ETIOLOGI :
HSV-1 dan HSV-2 untuk yang genital, infeksi primer 2-4 tahun, asimptomatik dan
tidak sakit berat, 10-20% karena infeksi primer (acute herpetic gingivostomatitis :
vesikel dan ulserasi rongga mulut, limfadenopati, demam, anoreksia dan iritabilitas
MORFOLOGI :
Vesikel bula, cairan jernih, ruptur atau nyeri, tepi merah dan ulkus dangakal
MIKROSKOPIK :
Edema intraseluler dan edema interseluler, sel epidermidis (tepi vesikel/dalam
cairan), adanya inklusi virus intranuklear, dan fusi sel (sel raksasa atau giant cells)
dan kemudian harus dilakukan dengan pemeriksaan Tzanck Test. Vesikel/ulkus
sembuh dalam waktu 3-4 minggu. Virus menuju ke saraf regional, dan dorman di
ganglia lokal (Trigeminal)
REAKTIVASI
Trauma, alergi, paparan sinar UV, ISPA, kehamilan, menstruasi, imunosupresi dan
pajanan suhu ekstrim. Lokasi terkait ganglion yang sama, klinis lebih ringan
(recurrent herpetic stomatitis)
ESOFAGUS
Adalah tabung otot, diliputi oleh EPITEL SKUAMOSA BERTINGKAT dan tentu saja
tahan dari kerusakan
Untuk inflamasinya sendiri dibagi menjadi dua, yang pertama lesi korosif (menelan
bahan bahan iritan) dan ada juga Refluks esofagitis (peradangan mukosa esofagus ,
tidak tahan asam.
LESI KOROSIF
Bahan kimia (korosif atau iritan), epitel rusak dan nekrosis sehingga jaringan
mengelupas, infeksi dan radang sekunder, penyembuhan disertai dengan striktur
REFLUKS ESOFAGITIS :
Refluks asam lambung, terjadi pada keadaan bedrest, hiatus hernia, timbul inflamasi
dan ulserasi superfisial. Komplikasinya : Anemia, Striktur dan metaplasia epitel
skuamosa (Barrets oesophagus)
GERD, etiologinya adalah kelainan motilitas, asam lambung berlebih (regurgitasi
tangani dengan minum air hangat), ulserasi yang dapat menyebabkan penyempitan
PENAMPAKAN MAKRO : Patchy Lesion (belang, Isielts lesion (pulau),
Circumferential lesion (melingkar).
PENAMPAKAN MIKRO : kenaikan papila, peningkatan proliferasi sel basa;, infiltrasi
limfosit dan eosinofil.
GEJALA KLINIS : heartburn, regurgitasi asam lambung, rasa nyeri yang parah
seperti serangan jantung. Komplikasinya adalah perdarahan, penyempitan.
BARRETS OESOPHAGUS :
Premalignant lesion, 15% menjadi ganas, Epitel skuamosa menjadi metaplasia epitel
lambung atau usus menyebabkan displasia dan kemudian menjadi adeno karsinoma.
Barrets oesophagus adalah bagian dari komplikasi GERD, terjadi inflamasi mukosa
dengan metaplasia intestinal, yaitu epitel gepeng berganti menjadi epitel kolumnar
agar lebih tahan terhadap asam. Lesi ini adalah lesi prekanker, nanti bisa menjadi sel
goblet dan tumbuh menjadi kelenjar. Lesi menjalar dari distal ke proksimal dari
esophagus
Barrett Esophagus
Okee, jadi barrett esophagus ini merupakan suatu kondisi dimana ada perubahan
metaplastik dari epitel esophagus, beruahnya jadi apaa?? Nah jadi dari epitel esophagus
yang normal berubah jadi epitel metaplasia intestinal. Cara taunya gimana?? Biasanya
dilakukan pemeriksaaan endoskopik (gambar C) jadi keliatan hehe
Jelasnya coba liat gambar dibawah (jangan takut yaa)
Prevalensinya sih masih ga diketahui tapi seringnya di orang dewasa dan pria dua kali lebih
sering mengalami ini dari pada wanita. Pasien yang kena barrett esophagus juga punya
resiko kanker esophagus yang langka, namanya esophageal adenocarcinoma.
Kasih gambar lagi yaa
Yang A keliatan beda nya dari sel epitel esophagus normal dan yang udah metaplasia, kalau
yang B gambaran mikroskopiknya, keliatan kan sel-sel epitelnya metaplasia.
H.pylori ini ditemukan di epitel superfisial terus ada infiltrat limfosit dan sel plasma disertai
inflamasi netrofilik. Ada pola antral yaitu produksi tinggi asam dan ada risiko ulkus
duodenum. Ada pula pola pan gastritis yaitu adanya atrofi mukosa multifokal, sekresi asam
sedikit dan risiko adenokarsinoma.
Tambahan lagi yaitu ada gastritits autoimun, yaitu adanya Autoantibodi terhadap sel parietal,
terjadi mukosa atrofi, produksi asam dan faktor intrinsik berkurang (anemia pernisiosa)
Yang ini gatritis kronik
Chronic gastritis, partial replacement of the gastric mucosal epithelium by intestinal metaplasia (upper left),
and inflammation of the lamina propria containing lymphocytes and plasma cells (right).
Gastritis ini biasanya sih ga ada symptom tapi ada beberapa orang yang merasakan sakit di
perut bagian atas serta mual dan muntah. Hati-hati juga karena gastritis bisa beresiko
komplikasi peptic ulcer, gastric polips dan tumor
Oke gatritis segitu dulu yaa, kita lanjut lagi
Ulkus Peptikum
Ulkus ini bisa terjadi dibeberapa tempat, misalnya duodenum, gaster dan esofagus bagian
bawah. Ada yang akut, yaitu terdapat lesi dimukosa dan submukosanya. Ada juga yang
kronik yaitu lesinya sampai tembus dan merusak ke lapisan otot, beberapa komplikasinya
dapat terjadi jaringan parut, perforasi dan perdarahan
Kira-kira gini nih gambaran terjadinya ulkus
Dari gambar kelihatan kan, digambar pertama mukosanya udah hancur, ada sel2 inflamasinya. Gambar
kedua mukosa sampai submukosanya udah hancur biasanya lebih dari 1 cm, ada sel inflamasi, dan ada
erosi pembuluh darah juga, jadi bisa terjadi pendarahan kronis hingga anemia. Terjadi di berbagai bagian
perut secara multiple atau tinggal.
Coba perhatikan gambar... Kedalaman ulserasinya bervariasi dan ada upaya penyembuhan serta produksi
jaringan parut. Digambar kedua jelas kedalaman ulserasinya hingga bagian otot. Jadi proses ulserasinya
hingga ke bagian serosa bahkan lebih. Ii wow.
Enterokolitis
Secretory diarrhea
Exudative diarrhea
diarrhea
Ada eksudat/nanah yg
berasal dari peradangan.
Nanahnya berwarna putih
bercampur darah
Osmotic diarrhea
diarrhea
Malabsorption
diarrhea
Ini radang berulang di epitel mukosa usus & terjadi atropi, contohnya kayak diare
berulang (setiap minggu).
Penyebabnya karena: 1) sistem imun yg terlalu berlebihan merespon. 2) faktor
genetik. Tipe diare dengan darah.
Awalnya peradangannya berlangsung lama -> proses regenerasi eror -> keganasan
deh.
Crohn Disease
Mikrosnya:
Fisuranya dalam
dan meluas hingga
dinding otot, ulkus
yg kanan dangkal.
Mukosa
diantaranya utuh.
Yang biru2 itu sel
radang limfosit.
Makrosnya:
Adanya
penyempitan
lumen, penebalan
dinding usus,
perluasan lemak di
serosa. Yang ada
panah itu adlh
ulkus liniernya.
hampir selalu menyempit . Kalo dari hasil radiografinya muncul string sign, yakni
arus sempit barium yang melewati segmen yang sakit. Oh iya hampir lupa, Lesinya
itu hanya menembus lapisan submukosa bahkan sampai ke dinding otot nya
juga (ada di gambaran mikroskopis di bawah ini) . Dan jangan jangan lupa juga
yang membedakannya dengan kopitis ulseratif itu lesinya berpola SKIP
LESSION, jadi lesinya terpecah-pecah tidak langsung memanjang menjadi satu
. (langsung lihat gambar aja deh niiih)
Kalo belum puas kita kasi deh gambaran makroskopisnya si CD ini ....
Gambar ini terdapat pada ileum, jadi dari gambar ini memperlihatkan terjadinya
penyempitan lumen, penebalan dinding usus, perluasan lemak mesenterium di
serosa atau biasa disebut juga Creeping Fat dan Ulkus linier di permukaan
mukosa . *mohon di ingat ya teman-teman kalo misalnya ada di kasus atau soal
yang nyebutin creeping fat jangan lupa pilih si CD oke ;-) *, *yang di tunjuk panah
hitam tu, itulah yang disebut Ulkus Linier* .
Terus kalo ditanya mikroskopisnya gimana dong ??? Mau di bahas juga ni
??? oke kami kasi deh .....
2. Kolitis Ulseratif
Kolitis Ulseratif atau biasa disingkat (UC), merupakan penyakit ulseroinflamatorik
yang mengenai kolon, tetapi terbatas hanya pada mukosa dan submukosa saja ,
kecuali pada kasus UC yang parah. UC ini bisa berawal dari rektum, kemudian
perkontinuitatum (takputus, lawannya skip lession punya nya CD) ke proksimal,
tetapi kadang juga bisa mengenai keseluruh kolon.
UC ini sama seperti CD yang merupakan penyakit sistemik, sehingga pada
sebagian pasien penyakit ini juga berkaitan dengan Poliarthritis Migratorik, Sakrolitis,
Pada UC (Kolitis Ulseratif) ini memiliki regio pucat irregular yang terdiri atas
ulkus yang menyatu di beberapa tempat sehingga terbentuk pulau mukosa
residual. Sudah tampak kecenderungan pembentukan pseudopolip. Warna yang
lebih gelap adalah mukus lengket yang tercemar oleh tinja.
Mikroskopisnya juga mau ??? Oke siiiip
mengubah serosa yang normal dan berkilap menjadi membran yang merah, granular,
dan suram; perubahan ini menandakan appendisitis akut dini bagi dokter bedah.
Pada stadium selanjutnya, eksudat neutrofilik yang hebat menghasilkan reaksi
fibrinopurulen di atas serosa. Dengan memburuknya proses peradangan, terjadi
pembentukan abses di dinding usus, disertai ulserasi dan fokus nekrosis di mukosa.
Keadaan ini mencerminkan apendisitis supuratif akut
Pemburukan keadaan appendiks ini akan menimbulkan daerah ulkus hijau
hemoragik di mukosa, dan nekrosis gangrenosa hijau tua di seluruh ketebalan dinding
hingga ke serosa dan menghasilkan apendisitis gangrenosa akut yang cepat diikuti oleh
ruptur dan peritonitis
Kriteria histologik untuk diagnosis apendisitis akut adalah infiltrasi neutroofilik
muskularis propria. Biasanya neutrofil dan ulserasi juga terdapat didalam mukosa.
3. Lesi Mesenkim
Tumor stroma saluran cerna (Jinak atau ganas)
Lesi jinak lainnya
Lipoma
Neuroma
Angioma
Sarkoma Kaposi
(Dari tadi banyak sebut tentang Polip, tapi kita ngga tau ya apa itu Polip. Jadi Polip itu
adalah suatu massa seperti tumor yang menonjol ke dalam lumen usus; traksi pada massa
dapat menciptakan polip bertangkai, atau pedunculated. Selain itu, polip mungkin bersifat
sessile, tanpa tangkai yang jelas).
Polip Non-neoplastik
Polip non-neoplastik merupakan polip yang membentuk sekitar 90 % dari semua
polip epitel usus besar dan ditemukan pada lebih dari separuh orang berusia 60 tahun atau
lebih.
Polip Juvenilis
Langsung aja deh ke Polip Juvenilis, pada dasarnya polip ini merupakan proliferasi
hamartomatosa, terutama pada lamina propria, yang membungkus kelenjar kistik yang
berjauhan . Ingat ya teman, Polip ini sering terjadi pada anak berusia kurang dari 5 tahun.
Namun tidak menutup kemungkinan polip ini muncul pada orang dewasa seluruh usia. Polip
Juvenilis ini juga disebut dengan Polip Retensi .
Apapun terminologinya, lesi paling besar biasanya terdapat pada anak diameter (1
sampai 3 cm) tetapi lebih kecil daripada dewasa; lesi berbentuk bulat, licin atau sedikit
berlobus dan kadang memiliki tangkai hingga 2 cm . Polip ini biasanya terbentuk sendirisendiri di rektum, dan karena merupakan hamartoma, polip ini tidak memiliki potensi
keganasan. Polip Juvenilis ini dapat menjadi sumber perdarahan rektum dan pada
sebagian kasus terpuntir di rangkainya sehingga menjadi infark.
Adenoma
Merupakan polip neoplastik yang insidensi nya di usus halus sangat rendah.
Karena hal tersebutlah pembahasan difokuskan pada adenoma yang timbul di
daerah kolon. Prevalensi untuk adenoma kolon yakni 20-30% sebelum berusia 40
tahun dan meningkat 40-50 % saat berusia 60 tahun. Untuk jenis kelamin, laki-laki
dan perempuan jumlah kasus yang terjadi sama.
Adenoma sporadik memiliki predisposisi familial, sehingga adanya
peningkatan risiko empat kali lipat untuk adenoma pada anggota keluarga terdekat
dan peningkatan risiko empat kali lipat risiko karsinoma kolorektum pada semua
pasien dengan adenoma.
Nah, Polip dari adenomatosa dibagi menjadi tiga subtipe berdasarkan struktur
epitelnya :
1. Adenoma Tubular, terutama kelenjar tubular, merekapitulasi topologi
mukosa. Adenoma Tubular ini merupakan adenoma yang paling sering
terjadi; 5-10% adenoma adalah tipe tubulovilosa, dan hanya 1 % vilosa.
Adenoma Tubular dapat timbul dimana saja di bagian kolon, tetapi sekitar
separuh kasus ditemukan di rektosigmoid, dengan proporsi meningkat
sesuai dengan usia. Adenoma terkecil bersifat sessile; lesi yang berukuran
0,3 cm dapat di identifikasi dengan endoskopi. Diantara adenoma tubular
yang garis tengahnya hingga 2,5 cm, sebagian besar memiliki tangkai
ramping dengan panjang 1 sampai dengan 2 cmn dan kepala mirip buah
frambus .
Yang paling sering ditemukan untuk setiap adenoma adalah erosi
superfisial epitel akibat trauma mekanis.
3.
Adenoma
Tubulovilosa, campuran dari Tubular dan
Vilosa itu sendiri.
Pada
Adenoma
Tubulovilosa,
memperlihatkan campuran daerah tubular
dan daerah vilosa. Adenoma ini merupakan
bentuk intermediet antara lesi tubular dan
vilosa dalam hal frekuensi memiliki tangkai
dan tidak bertangkai, ukuran, derajat
displasia dan risiko mengandung karsinoma
intramukosa atau invasif
Histologis:
Sel neoplastik mungkin membentuk
pulau-pulau diskret, trabekula, untai, atau
lembaran tidak berdiferensiasi. Apapun
susunannya, sel tumor tampak monoton,
dengan sitoplasma yang granular merah
muda dan sedikit serta inti sel bulat oval.
Gambaran klinis:
Sering asimtomatik, jarang menimbulkan
gejala lokal akibat angulasi atau obstruksi
usus halus. Namn, produk sekretorik
sebagian karsinoid dapat menimbulkan
beragam gejala atau endokrinopati.
Karsinoid lambung, peripankreas, dan
pankreas dapat mengeluarkan produknya
ke dalam sirkulasi sistemik dan dapat
menyebakan sindrom zollinger-ellison
akibat pengeluaran berlebihan gastrin,
sindrom cushing akibat sekresi hormon
adrenokortikotropik,
hiperinsulinisme,
dsb.
1. Tumor Karsinoid
Penyebab
Kerusakan hati yang mendadak dan masif
Kerusakan hepatosit secra perlahan
Gelombang kerusakan parenkim yang berulang-ulng
Biasanya karena dekompensasi oleh adanya penyakit lain, yg menimbulkan
beban bagi hati, seperti :
Infeksi sistemik, gangguan elektrolit, stres [ bedah besar, gagal jantung ],
perdarahan saluran cerna.
Gejala klinis:
Ikterus [ kuning ], hampir selalul ditemukn, ; karena hiperbilirubinemia,
dimana hati adalh tempat menetralkan bilirubin, so..kalo hati rusak ga ada
tempat buat menetralkannya [ melepaskan ikatan antara albumin dan
bilirubin sehingga bilirubin tak terkonjungasi akan menjadi bilirubin
terkonjugasi dengan mengikatnya pada asam glukoronat ], jadilah
bilirubin menumpuk dalam darah, ikut aliran darah dan tubuh nampak
kuning.
Hipoalbuminemia:
Karena gangguan sintesis dan sekresi albumin oleh hati,, dimana hati
merupakan pabrik protein albumin, so kalo rusak ga ada yg produksi lagi,,
jadi albumin darah sedikit yg menyebabkan darahnya encer sehingga
dapat terjadi efusi; kalo ke paru ; efusi paru, ke perut: asites [ kumpulan
kelebihan cairan di rongga peritoneum ], mudah juga terjadi edema
perifer.
Hiperamonemia: karena gangguan fungsi siklus urea hati. Hati merupkn
tempt menetralisir amonia.
Gangguan metabolisme estrogen, ; hiperestrogenemia menyebabkan
eritema palmaris [ mencerminka vasodilatasi lokal ], dan spider angioma
di kulit. Hal ini karena hati melakukan perombakan terhadap estrogen ,
jadi kalo hati rusak tak ada lagi yang meregenerasi estrogen tersebut.
Kalo pada cowok hal ini menyebabkan ginekomastia, hipogonadisme;
testis mengecil, bulu tubuh rontok suara melengking, kejantana menurn...
Koagulopati [ gangguan proses pembekuan darah ]
Karena terganggunya sintesis faktr pembeku II, VII, IX, X oleh hati,
menyebabkan perdarahan masif saluran cerna dan perdarahan ptekie di
tempat lain.
3. Ensefalopati Hepatika
Biasa terjadi setelah seseorang mengalami gagl hati [ komplikasi gagal hati
], baik karena gagal hati akut maupun kronis.
Contohnya adalah bilirubin tadi, kalo ngak di netralkan di hati maka akan
ikut aliran darah sampai ke otak, karena otak adalah organ yg mudah
keracunan sehingga bilirubin yg sampai ke otak menyebabkan ensefalopati
hepatica
Gejala
Gangguan kesadaran, dari kelainan perilaku yang samar hingga
kebingungan yang mencolok dan stupor, hingga koma dalam dan kematian
Tanda neurologis
Rigiditas, hiperrefleksia, perubahan elektroensefalografik nonspesifik,
kejang [jarang], khas: asteriks [ pola gerakan cepat ekstensi-fleksi
nonritmik kepala dan ekstremitas ].
Keadaan akut:
Peningkatan kadar amonia darah yg mengganggu fungsi neuron dan
mendorong edema otak generalisata
Kronis;
Gangguan neurotransmisi akibat sejumlah penyimpangan dalam
metabolisme akibat sejumlah penyimpangan dalam metabolisme asam
amino susunan saraf pusat.
4. Sindrom Hepatorenal
Adalh terjadinya gagal ginjal pada pasien dengn penyakit hati berat, mis:
gagal hati
Penyebab pasti tidak diketahui, namun mengarh pada vasodilatasi
splanknik dan vasokonstriksi sistemik, yg menyebabkan penurunan hebat
aliran darah ginjal, terutama ke korteks ginjal.
Onset:
1. Penurunan pengeluaran urine
2. Peningkatan kadar kreatin dan urea darah
1. Dapat mempercepat kematian pada pasien dengan penyakit hati
fulminan akut dan penyakit hati kronis lanjut
2. Dapat terjadi insufisiensi ginjal borderline [ kreatin 2-3 mg/dl ]
5. Sirosis HATI
adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya
proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat
dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan
perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat
penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut. Telah diketahui bahwa
penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati kronis dan
terjadinya pengerasan dari hati yang akan menyebabkan penurunan fungsi
hati dan bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya
penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena
porta yang akhirnya menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini
biasanya hati membesar, teraba kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila
ditekan.
Tahap akhir penyakit hati kronis ini Di definisikan berdasarkan 3
Karakteristik:
1. Bridging fibrous septa dalm bentuk pita halus atau jaringan parut
lebar yang menggantikan lobulus
2. Nodul parenkim yang terbentuk oleh regenerasi hepatosit, dengn
ukuran bervariasi dari sangat kecil [ garis tengah <3 mm, mikronodul
] hingga besar [ garis tengah beberapa sentimeter, makronodul ]
3. Kerusakan arsitektur secara keseluruhan
Gambaran klinis:
Jarang muncul , jika muncul: anoreksia, penurunan berat badan, tubuh
lemah, pada penyakit lanjut debilitas yg nyata.
Mekanisme yg menyebabkan kematian:
1. Gagal hati progresif
2. Komplikasi yg terkait dgn hipertensi porta
3. Timbulnya karsinoma hepatoseluler
6.Hipertensi Porta
Penyebab :
Penyakit Prahati: yg utama adlah trombosis oklusif dan penyempitan vena
porta sebelum pembuluh ini bercabang-cabang dalam hati.
Intrahati : sirosis [ penyebab sebagian kasus hipertensi porta ]
Pascahati : gagal jantung kanan, perikarditis konstriktiva, obstruksi aliran
keluar vena hepatika.
Hipertensi porta pada sirosis disebabkan oleh peningkatan resistensi
terhadap aliran porta di tingkat sinusoid dan penekanan vena sentral oleh
fibrosis perivenula dan ekspansi nodul parenkim.
Konsekuensi utama karena hipertensi porta adalah:
1. Asites
Kumpulan kelebihan cairan di rongga peritoneum, tampak bila penimbunan
=/> 500 ml.
2. Pembentukan pirau vena portosistemik
3. Splenomegali kongesif
4. Ensefalopati hepatika [ keracunan otak oleh senyawa yg seharusnya
tidak ada di otak, cth : bilirubin ]
7.Hepatitis
7.1 Hepatitis A
HAV :
Merupakan pikornavirus RNA untai tunggal [ssRNA] yg kecil dan tidak
berselubung penyebab penyakit hepatitis A
Hepatitis A:
Penyakit jinak, dapt sembuh sendiri, dg masa inkubasi 2-6 minggu. Angka
kematian 0,1 %, ditemukan di seluruh dunia, endemik di negara yg hiegene
dan sanitasinya buruk.
Penyebaran:
Ingesti makanan dan minuman yg tercemar & dikeluarkan melalui feses
selama 2-3 minggu sebelum & 1 minggu setelah onset ikterus. Kontak
pribadi yg erat dgn org yg terinfeksi selama peridoe fecal shedding,
kontaminasi feses-oral,
Negara maju: melalui konsumsi kerang mentah/dikukus [tiram, remis,
kijing]yg memkatkan virus dri air laut yg tercemar tinja manusia.
Darah : jarang
7.2 Hepatitis B
HBV:
Adalah anggota Hepadnaviridae, memiliki genom molekul DNA sirkular
untai-ganda parsial dgn 3200 nukleotida, masa inkubasi 4-26 minggu [rerata
6-8 minggu],
HBV menyebabkan:
1. Hepatitis akut dgn pemulihan & hilangnya virus
2. Hepatitis kronis nonprogresif
3. Penyakit kronis progresif yg berakhir dgn sirosis
4. Hepatitis fulminan dgn nekrosis hati masif
5. Keadaan pembawa asimptomatik, dengan atau tanpa penyakit
subklinis progresif
6. Terjadinya karsinoma hepatoseluler [ berkaitan dgn protein X HBV
yg dihasilkan oleh si virus]
Penyebaran:
Darah dan cairan tubuh, kontak sekret tubuh, semen, air liur, keringat, air
mata, air susu, dan efusi patologis, penularan dari ibu ke anak selama
persalinan, dialisis, kecelakaan tertusuk jarum pada pekerja kesehatan,
penggguna obat terlarang intravena, seksual[ homo/heteroseksual ].
Penanda serum perjalanan penyakit:
1. HBsAg muncul sebelum onset gejala, memuncak selama gejala
penyakit muncul, kemudian menurun sampai tidak terdeteksi selama
3-6 bulan.
2. HBeAG , HBV-DNA, dan DNA polimerase muncul dlm serum segera
setelah HBsAG dan semuanya menandakan replikasi virus aktif.
Menetapnya HBeAG merupakan indikator penting terjadinya
replikasi virus yg berkelanjutan, daya tular, dan kemungkinan
perkembangan menuju hepatitis kronis.
3. IgM anti HBc mulai terdeteksi dalam serum segera sebelum onset
gejala, bersamaan dengan mulai meningkatnya aminotransferase
serum [menunjukkan kerusakan hati]. Dalam beberpa bulan, Igm
anti-HBC digantikan oleh IgG anti-HBc.
4. Munculnya antibod anti-HBe mengisyaratkan infeksi skut telah
memuncak dan sekarang mulai merada.
5. IgG ant-HBs belum meningkat sampai penyakit akut berlalu dan
biasanya tidak terdeteksi selama beberapa minggu hingga beberapa
bulan setelah hilangnya HBsAG. Anti HBs dapat menetap seumur
hidup, memberikan perlindungan , ini merupakan dasar bagi strategi
vaksinasi saat ini yang menggunakan HBsAG noninfeksiosa.
2 fase infeksi HBV:
1. Fase proliferatif: DNA-HBV terdapat dalam bentuk episomal dengan
pembentukan virion lengkap dan semua antigen terkait.
2. Fase integratif : DNA virusnya mungkin dapat menyatu ke dalam
genom pejamu.