SEBAGAI
ANTIFUNGI TERHADAP Candida albicans
SECARA INVITRO
Usulan Penelitian
Ivan Firmansyah
112010101029
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
3.
Obat-obatan antifungi
memiliki banyak efek samping :
Gol. Imidazole : Mikonazole
iritasi, reaksi alergi, dan
terbakar pada kulit
Gol. Imidazole : Ketokonazole
gangguan cerna, eksanteam,
pusing, gatal, bersifat
hepatotoksisitasnya.
Amfoterisin B : mudah resisten
terhadap Candida
Patogen
. Infeksi jamur tersering adalah
kandidiasis :
Flora
normal
1.
Tingginya angka
kejadian penyakit infeksi
karena jamur :
Iklim tropis
Kelembaban tinggi
Kurangnya
pengetahuan tentang
kebersihan diri
(Hariana, 2005)
LATAR BELAKANG
3.
4.
2.
1.
4.
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Umu
m
menginformasikan kepada
masyarakat bahwa biji kakao
mempunyai kandungan senyawa
kimia yang penting bagi tubuh.
Khus
us
Umum
MANFAAT PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
Candida albicans
Taksonomi fungi Candida albicans
Kingdom
Fungi
Phylum
Ascomycota
Subphylum
Saccharomycotina
Class
Saccharomycetes
Family
Saccharomycetaceae
Genus
Candida
Spesies
Sinonim
Sumber : http://pathmicro.med.sc.edu
C. albicans
Jamur dimorfik :
blastopora, pseudohifa
Membran sel :
fosofolipid ganda +
sterol target
antimikotik
Tumbuh pada pH 4,56,5, suhu 28-37 C
Dibedakan dengan
spesies jamur lainnya :
proses asimilasi dan
fermentasi.
Sumber : Tjampakasari, 2006
Patogenitas C. albicans
Mekanisme infeksi
Dindin
g Sel
Sifat
dimor
fik
Faktor
Virulen
si
Diperantarai
mannan,
mannoprotein
, atau
polisakarida
Penetrasi
Penetras ike
dalam
mukosa
Enzim
hidrolitik :
proteinase,
lipase, dan
fosfolipase.
Pelepasan
enzim
Adhesi
Kandidiasis
Oral
Vulvo- Paronyvaginal
chial
Interdigital
Intertrigeni
mus
Flusitosin
Imidazol
dan
Triazol
Spektrum luas.
Gol. Imidazol : ketokonazol, mikonazol,
klotrimazol
Gol. Triazol : Itrakonazol, Flukonazol, dan
Vorikonazol.
Plantae
Divisi
Spermatophyta
Sub divisi
Angiospermae
Kelas
Dicotyledoneae
Sub Kelas
Dialypetalae
Ordo
Malvales
Famili
Sterculiaceae
Genus
Theobroma
Spesies
Theobroma cacao
Karakteristik T. cacao
Habitat
Iklim
tropis
Di
bawah
naunga
n pohon
tinggi
Sumber : Spillane, 1995
Buah
kakao
Kulit
Buah
Pulp
Plasent
a
Biji
Varietas
Criollo
Foraster
o
Trinitari
o
Naciona
l
Biji Kakao
Komposisi kimia biji kakao
Komponen
Pulp
Kadar air
5.0
4.5
Lemak
54.0
1.5
Kotiled
on
Kafein
0.2
Theobromin
1.2
1.4
Polihidroksifenols
6.0
Protein kasar
11.5
10.9
Pati
6.0
Pentosa
1.5
7.0
Selulosa
9.0
26.5
Asam Karboksilat
1.5
Abu
2.6
8.0
Komponen lain
1.5
0.1
Testa
Sumber :
http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpsurabaya/foto_berita
/586.jpg
2.
1.
Flavonoi
d
Katekin
Tannin
Sumber : Pratiwi,
2008
Metode
Dilusi
Kerangka Konseptual
Ekstrak Etanol Biji Kakao
(Theobroma cacao)
Katekin
Mengganggu
permeabilitas
membran sel.
Tanin
Menyebabkan
hilangnya sifat
permeabilitas
membran sel,
sehingga keluar
masuknya zat-zat
seperti air, nutrisi,
dan enzim, tidak
terseleksi.
Flavonoid
Membentuk kompleks
dengan protein dan
merusak membran sel
dengan cara
mendenaturasi ikatan
protein pada membran
sel, sehingga membran
sel menjadi lisis dan
senyawa tersebut
menembus ke dalam inti
sel menyebabkan jamur
tidak berkembang
Ketokonazole
Berikatan
dengan
ergosterol
membran sel,
sehingga
permeabilitas
membran sel
terganggu
Hipotesis
Pemberian larutan ekstrak etanol biji kakao (T. cacao)
pada berbagai konsentrasi dapat menghambat
pertumbuhan C.albicans.
Candida albicans yang diberi larutan ekstrak etanol biji
kakao (T.cacao) 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%,
3,125%, 1,56%, dan, 0,78% menunjukkan
pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan
yang tidak diberi larutan ekstrak etanol biji kakao
(T.cacao).
Larutan ekstrak etanol biji kakao (T.cacao) dengan
konsentrasi 100% merupakan larutan dengan
konsentrasi paling efektif yang mampu menghambat
pertumbuhan C. albicans.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian Eksperimental
Semu/ Quasy Experimental
Design
Rancangan Penelitian
Skema Rancangan
Penelitian
B
K(+)
KK(+)
DK(+)
K(-)
KK(-)
DK(-)
P1-8
KP1-8
DP1-8
Keterangan :
B
: Biakan Candida albicans
M
: Media Saboraud Dextrose Agar
K(+) : Kelompok kontrol positif
K(-) : Kelompok kontrol negatif
P1-8 : Kelompok perlakuan 1-8
KK(+)
: Perlakuan berupa kontak dengan Ketokonazole konsentrasi 0.125 g/ml
KK(-) : Tanpa perlakuan dan pengobatan
KP1-8 : Perlakuan berupa kontak dengan ekstrak etanol kakao konsentrasi 7,8;
15,6; 31,2; 62,5; 125; 250; 500; 1.000 mg/ml
DK(+)
: Data perlakuan dengan kontrol positif
DK(-)
: Data perlakuan dengan kontrol negatif
DP1-8
: Data perlakuan dengan ekstrak etanol kakao konsentrasi 7,8;
15,6; 31,2; 62,5; 125; 250; 500; 1.000 mg/ml
Uji
KHM
Sampel Penelitian
Metode
difusi
Lempeng
Agar
Keterangan :
n = jumlah pengulangan
Variabel
Terikat
Variabel
Terkendal
i
Variabel
Bebas
Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Ekstrak etanol biji kakao hasil ekstraksi biji kakao dengan
menggunakan pelarut etanol 90%.
Jamur C. albicans yang telah dikembangbiakkan di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
Kontrol negatif adalah aquades steril sebanyak 100l.
Kontrol positif adalah bubuk ketoconazole 0,125 g dilarutkan
dalam aquadest steril 1 ml lalu diambil sebanyak 100l.
Uji Aktivitas Antijamur adalah uji sensitivitas dan efektivitas suatu
antijamur dalam melawan jamur patogen.
Uji KHM (Kadar Hambat Minimal) dengan metode difusi lempeng
agar adalah menentukan kadar atau konsentrasi minimal larutan
ekstrak etanol biji kakao (T. cacao) yang mampu menghambat
pertumbuhan jamur uji (C. albicans), dengan melihat diameter
zona hambat setelah diinkubasikan selama 18-24 jam.
Alat
sterilisator, kertas
saring, beker glass,
centrifuge, vial, tabung
reaksi, rak tabung
reaksi, vortex,
autoclave, cawan petri,
timbangan, ose bulat,
lampu bunsen,
incubator, mikropipet,
tabung Elenmeyer,
jangka sorong, hotplate
stirrer/kompor listrik
Baha
n
Prosedur Penelitian
1. Persiapan Alat
2. Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Kakao
3. Pembuatan Larutan 0,5 Mc Farland
4. Pembuatan Media
5. Pembuatan Suspensi Jamur
6. Pembuatan Suspensi Ketokonazole MIC 0,125 g/ml
7. Tahap Perlakuan
8. Analisis Data
Prosedur Penelitian
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Kakao
1. 4000 mg ekstrak + 4ml aquadest vortex
50 detik vial 1 (100%)
2. vial 1 diambil 2 ml vial 2 (sudah diisi 2 ml
aquadest) vortex 60 detik vial 2 (50 %)
3. vial 2 diambil 2 ml vial 3 (sudah diisi 2 ml
aquadest) vortex 60 detik vial 3 (25%)
dst sampai vial 8
4. Masukkan kertas disk ke dalam masingmasing pengenceran volume kertas saring
Prosedur Penelitian
Pembuata
n Media
Suspensi
Jamur
Suspensi
Ketokonaz
ole
Antifungi diambil dari
sediaan tablet 200 mg,
dihancurkan hingga
halus dan diambil 0,125
g. Kemudian dilakukan
pengenceran dengan
aquades steril sebanyak
1 ml. Kemudian diambil
sebanyak 100l
Prosedur Penelitian
Tahap
Perlaku
an
Alur Penelitian
1. Pengenceran Ekstrak
4000 mg ektrak + 4 Aquades steril
ml aquades steril
2 ml
Aquades steril
2 ml
Aquades steril
2 mll
Aquades steril
2 ml
Alur Penelitian
2. Uji Aktivitas Antijamur
Kertas disk yang telah direndam dalam masing-masing pengenceran
ekstrak etanol kakao (100%, 50%, 25%,12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%)
100
%
50%
6,25%
3,125
%
12,5%
25%
0,78%
1,56
%
Letakkan kertas saring pada larutan antibiotik sampai meresap minimal 10 menit
Letakkan kertas saring yang menyerap larutan antibiotik pada media agar MH sebagai kontrol positif dan
kertas saring yang menyerap aquadest steril sebagai kontrol negatif
K(+
)
K(-)
Amati zona hambatnya dengan jangka sorong setelah inkubasi 24 jam dengan suhu 37 o C
ANALISIS DATA
Data dianalisis dengan uji normalitas KolmogorovSmirnov dengan p>0,05 uji regresi linier untuk
mengetahui pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Perbandingan lebih dari dua variabel yang tidak
berpasangan dilakukan uji nonparametrik KruskalWallis dan dilanjutkan dengan Uji Post Hoc multiple
comparisons dengan metode Mann-Whitney. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan
pada masing-masing konsentrasi terhadap
konsentrasi yang lain maupun terhadap kontrol yang
ada (Wulandari, 2012). Batas kepercayaan yang
digunakan dalam peneltian ini adalah 95% (p<0,05).