LAPORAN KONSELING
INDIVIDU
OLEH:
MUHAMAD DEFRI
NPM : 1106087156
I.
Data diri
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Nama Klien
Jenis kelamin
Usia
Alamat
: NI
: Perempuan
: 42 tahun
: Villa Bandara Indah Blok C3
Kelurahan Nikan Jaya Lubuklinggau 31626
Jumlah saudara : Anak pertama dari tujuh bersudara
Pekerjaan
: Wirausaha
Status Pernikahan
: Cerai
Jumlah Anak
: 2 anak
Konseling 1
: 15 Juni 2014 di Jl. Dukuh Zamrud
Perumahan Kota Legenda Blok T no. 14 Bekasi Timur Kota Bekasi
Jawa Barat
j. Konseling 2
Kota Legenda Blok T no. 14 Bekasi Timur Kota Bekasi Jawa Barat
k. Konsultasi 1
: 16 Juni 2014 di Jl. Dukuh Zamrud
Perumahan Kota Legenda Blok T no. 14 Bekasi Timur Kota Bekasi
Jawa Barat
II.
Keluhan
Ketika telah berumur 39 tahun klien mengetahui bahwa anak
angkat dari pekerja rumah tangga orang tua kandungnya. Dari sana
klien sering merasa tertekan, dan mempertanyakan tentang alasan
kelahirannya. Ditambah lagi ketika klien dicari dan dipertemukan
saudara kandungnya dengan orang tua kandung mereka, kenyataan
pahit lagi yang diterima klien. Seorang ayah sebagai satu-satunya
orang tua kandung klien yang masih hidup bersumpah didepan
seluruh anak-anaknya menyatakan klien bukan anak kandungnya.
Semakin menjadi rasa depresi klien melihat kenyataa itu, ia
bertanya-tanya apakah dirinya tidak pantas mendapat kasih sayang
dari orang tuanya?
III.
Riwayat Klien
III.1. Autoanamnesa
Kisah dimulai ketika klien dilahirkan bersama dengan kembarannya
pada tahun 1969. Orang tua klien yang notabenenya telah
menyelasikan
studi
Pendidikan
Dokter,
namun
tidak
sampai
angkatnya
yang
memang
mengasuhnya
dengan
sepenuh hati dan sangat rela berkorban demi hidup klien. Pada saat
itu Klien menjalani hidup sederhana dan hanya menyelesaikan
studinya sampai Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP).
Pada umur 16 tahun klien menikah dengan seorang pria yang
bekerja sebagai supir travel di Palembang. Setelah menikah kurang
dari 4 tahun klien memilih bercerai dengan suaminya karena sang
suami terlibat perselingkuhan. Lagi-lagi klien kehilangan rasa kasih
klien
bersama
kakak
perempuan
tertuanya
yang
diboyongnya
ke
Jakarta
ini
mengalami
peningkatan
yang
hadir
ini
merasakan
kejanggalan
dengan
nikmatnya
memiliki
orang-orang
yang
dan harapan besar didalam hati klien untuk dapat bertemu sang
ayah. Hingga akhirnya pada pukul 17.30 ayah klien pulang dengan
kebingungan melihat suasana ramai dirumahnya. Memang saudara
klien
tidak
memberi
tahu
ayahnya
terlebih
dahulu
tentang
Dan
hanya
ingin
diberitahu
langsung
dengan
cara
Percakapan
itu
panjang
dan
mulai
tak
bahwa
ia
tidak
pernah
memiliki
anak
kandung
diharapkanya.
frustasi
terhadap
kasih
diimpikannya.
IV.
Sebuah
Identifikasi Masalah
sayang
pertemuan
orang
tua
yang
yang
membuatnya
selama
ini
Dinamika Masalah
Pendekatan teori untuk melihat dinamika masalah yang terjadi pada
klien, konselor melihat dengan pendekatan psikologi Humanistik.
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat
memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan
dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan
pada kebebasan indvidu untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan
pilihannya,
nilai-nilai,
tanggung
jawab
personal,
setiap
manusia
dapat
memikirkan
tentang
perasaan-
jelas
setiap
bayi
memiliki
kemungkinan
untuk
karena
kesibukan
dagang
mereka.
Begitu
pula
dengan
VI.
i.
berikut:
Melakukan terapi eksistensial
ii.
Pemecahan masalah keluarga dengan cara tradisional yaitu,
iii.
saudara-saudara
klien
yang
mencintainya
dalam
secara
otentik
dengan
menjadi
sadar
atas
Klien yang frustasi merasa kehilangan rasa ada kasih sayang, dan
tujuan terapi adalah membantunya agar ia memperoleh atau
menemukan kembali rasa kasih sayang yang dianggapnya tidak
ada.
Dengan terapi ini dalam Bugental (1965) menyebutkan keotentikan
sebagai urusan utama psikoterapi dan nilai eksistensial pokok.
terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik:
a. Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang
b. Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan
c. Memikul tanggung jawab untuk memilih
Pendekatan eksistensial pada dasarnya tidak memiliki perangkat
teknis yang siap pakai seperti kebanyakan pendekatan lainya.
Pendekatan ini bisa menggunakan beberapa teknik dan konsep
psikoanalitik, juga bisa menggunakan teknik kognitif-behavioral.
Pada intinya, teknik dari pendekatan ini adalah penggunaan
kemampuan dari pribadi terapis itu sendiri.
Pada saat terapis menemukan keseluruhan dari diri klien, maka saat
itulah proses terapeutik berada pada saat yang terbaik. Penemuan
kreatifitas diri terapis muncul dari ikatan saling percaya dan
kerjasama yang bermakna dari klien dan terapis.
pendahuluan,
konselor
membantu
klien
dalam
mereka,
serta
bertanggung
jawab
atas
penggunaaan
kebebasan pribadinya.
VIII. Kesimpulan
Proses konseling secara umum berjalan cukup baik. Pada proses
pengumpulan informasi melalui 2 kali wawancara, klien sangat
membantu konselor dengan menyediakan waktu dan tempat untuk
melakukan konseling. Selain itu, klien juga sangat terbuka terhadap
konselor sehingga memudahkan dalam pengumpulan informasi.
Hanya saja, tempat yang disediakan klien berjarak cukup jauh, dan
waktu
yang
disediakanpun
sedikit
mendesak
dengan
jadwal
Daftar Pustaka
Boeree, CG. (1997) .Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda
Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa : Inyiak Ridwan Muzir).
Yogyakarta : Primasophie.
Corey Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi,
Bandung: PT Refika Aditama