KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Nama : An. B
ANAMNESIS
NO RM :
Umur : 1 tahun
Ruang : Melati
Kelas : III
Nama Lengkap
: An. B
Jenis Kelamin
: Laki-laki
: Jakarta, 28/8/2013
Umur
: 1 tahun
Nama Ayah
: Tn. S
Umur
: 29 tahun
Pekerjaan Ayah
: Buruh
Nama Ibu
: Ny. M
Umur
: 27 tahun
Pekerjaan Ibu
: Karyawan
Pendidikan Ibu
: SMA
Alamat
Tanggal Masuk RS
00315988
: Demam
KELUHAN TAMBAHAN
: disangkal
Riwayat diare
: diakui
Riwayat asma
: disangkal
1
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
: diakui
Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit pada keluarga
Riwayat sakit serupa
Riwayat diare
: disangkal
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit pada lingkungan
Riwayat sakit serupa
: disangkal
Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit di lingkungan yang berhubungan dengan penyakit
sekarang
5. Pohon Keluarga
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Pasien
Kesan : Tidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluarga
RIWAYAT PRIBADI
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
: ASI eksklusif
6-8 bulan
: ASI
8-10 bulan
10-11 bulan
1 tahun
Kesan : Pasien mendapat ASI eksklusif, kualitas makanan baik, kuantitas makan cukup.
e. Riwayat perkembangan dan kepandaian
Motorik Kasar
Tengkurap
(5 bulan)
Duduk tanpa
bantuan (8 bulan)
Berdiri tanpa
pegangan
(12 bulan)
Motorik Halus
Memegang benda
(3 bulan)
Bahasa
Menoleh ke
sumber suara
Personal Sosial
Tersenyum
(3 bulan)
(4 bulan)
Menaruh benda
dimulut
(6 bulan)
Memindah benda
dari 1 tangan ke
tangan lain
3
Berteriak
(5 bulan)
Mengucap kata
(9 bulan)
lain(8 bulan)
(1 tahun)
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
(9 bulan)
Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial sesuai usia. Kepandaian
dalam rata-rata.
f.
Riwayat Vaksinasi
Vaksin
I
II
III
Hepatitis B
0 hari
2 bulan
6 bulan
BCG
1 bulan
DPT
2 bulan
4 bulan
6 bulan
Polio
1 bulan
2 bulan
4 bulan
Campak
9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI.
IV
6 bulan
-
V
-
VI
-
Kardiovaskuler
Respiratori
: batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak nafas (-)
Gastrointestinal
Urogenital
Muskuloskeletal
: deformitas (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)
Integumentum
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
PEMERIKSAAN
Nama : An. B
JASMANI
PEMERIKSAAN OLEH
NO RM :
00315988
Umur : 1 tahun
Ruang : Melati
Kelas : I
Tanggal 3 september 2013
Jam 06.00
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Vital Sign
Nadi : 108 /menit
RR
: 24/menit
Suhu
: 36,7 C
Status Gizi
BB/TB : 8,5 kg/72cm
BMI
: 16,7 kg/m2
Z scores
BMI//U
: gizi baik
Thorax
Palpasi
Perkusi
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Auskultasi
NO RM :
00315988
Paru
Pemeriksaan
Inspeksi
Depan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Belakang
Kanan
Simetris
Kiri
Simetris
(-)
Fremitus (n) massa (-)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Simetris
(-)
Fremitus (n) massa (-)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Simetris
massa (-)
massa (-)
Perkusi
Sonor (+)
Sonor (+)
Auskultasi
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Kesan : Tidak terdapat kelainan pada kepala, leher, jantung, dan kedua lapang paru.
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
: peristaltik dbn
Perkusi
: timpani (+)
Palpasi
Hepar
Anogenital
: akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-), sianosis (-), edema (-)
Tungkai
Kanan
Lengan
Kiri
Kanan
Kiri
Gerakan
: bebas
bebas
bebas
bebas
Tonus
: normal
normal
normal
normal
Trofi
: eutrofi
eutrofi
eutrofi
eutrofi
(-)
(-)
(-)
Klonus Tungkai
Reflek fisiologis
: (-)
: biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek brachioradialis (+) normal,
6
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
Meningeal Sign
: kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)
brudzinski IV (-)
Sensibilitas
Kesan : extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN
(2 September 2014)
No
1.
Parameter
Hemoglobi
n
2.
Jumlah
Satuan
gr/dl
Nilai Rujukan
14-18 gr/dl
32-44 %
uL
5-10 uL
Ul
150-300 uL
uL
4,5-5,5 uL
fl
82-92 fl
pg
27-31 pg
gr/dl
32-37 uL
20-40%
3-9%
50-70%
10,0
Hematokrit
30,1
3.
Leukosit
7,39
4.
Trombosit
197
5.
Eritrosit
4,17
6.
MCV
72,1
7.
MCH
24,0
8.
MCHC
33,3
9.
Limfosit
27,3
10.
Monosit
14,9
11.
N. Segmen
43,8
00315988
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
: 36,7C
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
: dubia ad bonam
Tgl
2 Sept
2014
: dubia ad bonam
KDS
P
Inf. KAEN3A 12 tpm
dan
: 108x/menit
: 40x/menit
PKGB (-)
Thorax : Cor et pulmo
DBN
Abdomen: Distensi (-)
Ekstrimitas : Dbn
3 sept
2014
Keadaan Umum
Pasien mengeluh demam
: compos mentis
turun. Kejang (-) mual TANDA VITAL :
(-), muntah (-), BAK (+) Nadi : 112x/menit
BAB (+)
RR
: 40x/menit
10
KDS
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
Suhu : 36,3C
: 108x/menit
: 36x/menit
Suhu : 36,3C
Status gizi : baik
4 sept
2014
11
KDS
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
DISKUSI
Diagnosis pada pasien ini adalah kejang demam sederhana. Kejang demam adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rectal diatas 38C ) yang
disebabkan oleh suatu proses ektrakranium. Kejang demam biasa
berumur antara 6 bulan dan 5 tahun. Dari anamnesis pasien di dapatkan anak laki-laki usia 1
tahun dibawa ke IGD RSUD Karanganyar karena demam tinggi ( 38,8C), pasien sempat
mengalami kejang 1x saat dirumah berlangsung 2 menit, kejang bersifat umum dan terjadi
pada seluruh tubuh, setelah kejang pasien sadar dan menangis. Sehingga dari gejala klinis
yang didapatkan tersebut, mengarah pada kejang demam sederhana.
Kejang demam dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kejang demam
kompleks. Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal.
Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di
antara seluruh kejang demam. Sedangkan kejang demam kompleks adalah kejang demam
yang lebih lama dari 15 menit, fokal, dan biasanya kejang terjadi lebih dari 1x dalam waktu
24 jam. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi berumur kurang dari 4 minggu tidak
termasuk dalam definisi kejang demam..Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi,
yaitu epilepsy yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.
Faktor penting pada kejang demam adalah demam, umur, genetik, prenatal dan perinatal.
Demam sering disebabkan oleh infeksi, beberapa diantaranya infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA), otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih.
Menurut Livingstone (1970), membagi kejang demam menjadi dua :
1. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
- Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun
- Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit
12
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
- Kejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali
- Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
- Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
- Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan
2. Epilepsi yang diprovokasi demam
Diagnosisnya :
- Kejang lama dan bersifat lokal
- Umur lebih dari 6 tahun
- Frekuensi serangan lebih dari 4 kali / tahun
- EEG setelah tidak demam abnormal
Klasifikasi Kejang Demam menurut konsensus kejang demam tahun 2006, yaitu
1. Kejang Demam Sederhana :
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum tonik dan atau
klonik , umumnya akan berhenti sendiri,tanpa gerakal fokal atau berulang dalam waktu 24
jam
2. Kejang Demam Kompleks
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum di dahului kejang parsial
Patofisiologi
13
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Sifat prosesnya
adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantara fungsi paru-paru dan diteruskan
ke otak melalui sistem kardiovaskuler. Jadi sumber energi otak adalah glukosa yang melalui
proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi suatu membrane yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan
permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan normal memmbran sel neuron dapat dilalui
dengan mudah oleh ion kalium dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium dan elektrolit lainnya.
Kecuali klorida. Akibatnya konsentrasi kalium dalam sel neuron tinggi dan natrium rendah.
Karena perbedaan konsentrasi dan jenis ion dalam dan luar sel maka terdapat perbedaan
potensial membrane dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane ini
diperlukan energy dan bantuan enzim Na-K- ATPase.
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1 C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada keadaan peningkatan suhu
tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam
waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun Natrium melalui membran
akibatnya terjadinya lepas muatan listrik (Lepas aliran listrik ini demikian besarnya sehingga
dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang
disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi
rendahnya ambang kejang seseorang anak yang menderita kejang pada kenaikan suhu
tertentu.
Pemeriksaan Penunjang
14
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
Pungsi lumbal sangat dianjurkan pada anak berusia di bawah 12 bulan, dianjurkan pada
anak berusia 12-18 bulan, dan dipertimbangkan pada anak berusia di atas 18 bulan yang
dicurigai menderita meningitis.
Pemeriksaan imaging (CT scan atau MRI) dapat diindikasikan pada keadaan (1) adanya
riwayat dan tanda klinis trauma kepala, (2) kemungkinan adanya lesi struktural di otak
(mikrosefali, spastik), dan (3) adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial (kesadaran
menurun, muntah berulang, fontanel anterior membonjol, paresis saraf otak VI, edema
papil).
Penatalaksanaan
1.
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2.
NO RM :
00315988
Dengan penelusuran sebab kejang dan faktor risiko terjadinya kejang dan dilakukan
pengobatan sesuai penyebab
3.
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan cirri sebagai berikut :
1. Kejang lama > 15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
hemiparesis, paresis todd, cerebral palsy, retardasi mental dan hidrosefalus.
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
- kejang berulang 2x atau lebih dalam 24 jam
- kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
- kejang demam > 4x per tahun
Prognosis
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
00315988
DAFTAR PUSTAKA
Pusponegoro, Hardiono D. 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. IDAI : Unit
Kerja Koordinasi Neurologi.
Pudjiadi, H, Antonius dkk. 2010, Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Growth reference 0-2 years.
http://www.who.int/growthref/who2007_bmi_for_age/en/index.html
17
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
18
NO RM :
00315988