Anda di halaman 1dari 18

ILMU

KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Nama : An. B

ANAMNESIS

Jenis Kelamin : Laki-laki

NO RM :

Umur : 1 tahun
Ruang : Melati
Kelas : III

Nama Lengkap

: An. B

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat dan Tanggal Lahir

: Jakarta, 28/8/2013

Umur

: 1 tahun

Nama Ayah

: Tn. S

Umur

: 29 tahun

Pekerjaan Ayah

: Buruh

Pendidikan Ayah : SMA

Nama Ibu

: Ny. M

Umur

: 27 tahun

Pekerjaan Ibu

: Karyawan

Pendidikan Ibu

: SMA

Alamat

: Manggung 3/7 Cangakan Karanganyar

Tanggal Masuk RS

: 2 september 2014 Jam 00.01

Dokter yang merawat : dr. A. Septiarko, Sp. A

00315988

Diagnosis masuk : KDS

Ko Asisten : Chafiz Ilham Hidayat S. Ked

Tanggal : 3 september 2014 Anamnesis di Bangsal Melati


KELUHAN UTAMA

: Demam

KELUHAN TAMBAHAN

1. Riwayat penyakit sekarang


2 HSMRS : Pasien mengeluh diare cair 4x, dan diperiksakan ke dokter
1 HSMRS : Pasien demam tinggi pada pagi hari, kemudian malam harinya demam semakin
tinggi. Saat demam pasien tidak mengigil, mengigau (-), kejang (-). Batuk (-), pilek (-), BAB
(+), BAK (+). Mual (-) muntah (-), nafsu makan dan minum seperti biasa.
HMRS : Pasien dibawa ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan demam tinggi (+).
Pasien sempat kejang 1x selama 2 menit dan kejang pasien seluruh tubuh saat berada di
rumah. Tak lama setelah kejang pasien sadar kemudian menangis. Keluhan lain seperti mual
(-), muntah (+), nafsu makan berkurang (+), minum (+), batuk (-), pilek (-), BAB (+), BAK
(+) baik.
2. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat sakit serupa

: disangkal

Riwayat diare

: diakui

Riwayat asma

: disangkal
1

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

Riwayat kejang tanpa demam : disangkal


Riwayat alergi

: diakui

Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit pada keluarga
Riwayat sakit serupa
Riwayat diare

: disangkal
: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat alergi

: disangkal

Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit pada lingkungan
Riwayat sakit serupa

: disangkal

Kesan : Tidak terdapat riwayat penyakit di lingkungan yang berhubungan dengan penyakit
sekarang
5. Pohon Keluarga

Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Pasien
Kesan : Tidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluarga
RIWAYAT PRIBADI
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

1. Riwayat kehamilan dan persalinan

NO RM :

00315988

a. Riwayat kehamilan ibu pasien


Ibu G1P0A0 Hamil saat usia 25 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan, Ibu
tidak pernah mual dan muntah berlebihan saat hamil, tidak ada riwayat trauma maupun
infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-).
Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 46 minggu, persalinan cesar,
bayi langsung menangis dengan berat lahir 2900 gram, tidak ditemukan cacat bawaan saat
lahir.
c. Riwayat paska lahir pasien
Bayi laki-laki BB 2900 gram, setelah lahir langsung menangis, warna kulit kemerahan,
tidak ada demam atau kejang. ASI keluar hari ke-1, bayi dilatih menetek dari hari pertama
keluar ASI.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.
d. Riwayat makanan
0-6 bulan

: ASI eksklusif

6-8 bulan

: ASI

8-10 bulan

: ASI, diselingi bubur lembut.

10-11 bulan

: ASI, diselingi bubur tim dan buah

1 tahun

: ASI, diselingi bubur tim dan buah

Kesan : Pasien mendapat ASI eksklusif, kualitas makanan baik, kuantitas makan cukup.
e. Riwayat perkembangan dan kepandaian
Motorik Kasar
Tengkurap
(5 bulan)
Duduk tanpa
bantuan (8 bulan)
Berdiri tanpa
pegangan
(12 bulan)

Motorik Halus
Memegang benda
(3 bulan)

Bahasa
Menoleh ke
sumber suara

Personal Sosial
Tersenyum
(3 bulan)

(4 bulan)

Menaruh benda
dimulut
(6 bulan)
Memindah benda
dari 1 tangan ke
tangan lain
3

Berteriak
(5 bulan)

Takut pada orang

Mengucap kata
(9 bulan)

Minum dengan gelas

lain(8 bulan)
(1 tahun)

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

(9 bulan)
Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial sesuai usia. Kepandaian
dalam rata-rata.
f.

Riwayat Vaksinasi
Vaksin
I
II
III
Hepatitis B
0 hari
2 bulan
6 bulan
BCG
1 bulan
DPT
2 bulan
4 bulan
6 bulan
Polio
1 bulan
2 bulan
4 bulan
Campak
9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI.

IV
6 bulan
-

V
-

VI
-

g. Sosial, ekonomi, dan lingkungan


a. Sosial Ekonomi
Ayah (29 tahun, swasta buruh) dan ibu (27 tahun, swasta) penghasilan keluarga
Rp.2.500.000/bulan (keluarga merasa kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).
b. Lingkungan
Pasien tinggal bersama ayah, ibu. Rumah terdiri dari ruang tamu, dapur, 2 kamar tidur,
dan 1 kamar mandi. WC menyatu dengan kamar mandi. Kamar mandi dikuras tiap 1
minggu sekali. Air minum menggunakan air sumur yang direbus tapi terkadang dari
aqua galon. Atap terbuat dari genteng, dinding dan lantai rumah dari semen. Ventilasi
udara dan penerangan cukup. Sampah dibakar langsung tiap hari.
Kesan : keadaan sosial ekonomi & kondisi lingkungan rumah cukup.
h. Anamnesis sistem
Cerebrospinal

: sakit kepala (-), delirium (-)

Kardiovaskuler

: demam (+), sianosis (-), keringat dingin (-)

Respiratori

: batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak nafas (-)

Gastrointestinal

: mual (-), muntah (+), nyeri perut (-), BAB (+)

Urogenital

: BAK lancar (+), nyeri berkemih (-)

Muskuloskeletal

: deformitas (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)

Integumentum

: bintik merah (-), ikterik (-)

Kesan : Terdapat masalah pada sistem kardiovaskuler dan gastrointestinal

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

PEMERIKSAAN

Nama : An. B

JASMANI

Jenis Kelamin : Laki-laki

PEMERIKSAAN OLEH

Chafiz Ilham H, S.Ked

NO RM :

00315988

Umur : 1 tahun
Ruang : Melati

Kelas : I
Tanggal 3 september 2013
Jam 06.00

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum

: Cukup

Kesadaran

: Compos mentis

Vital Sign
Nadi : 108 /menit
RR

: 24/menit

Suhu

: 36,7 C

Status Gizi
BB/TB : 8,5 kg/72cm
BMI

: 16,7 kg/m2

Z scores
BMI//U

: gizi baik

Kesimpulan : status gizi baik (menurut WHO)


PEMERIKSAAN KHUSUS
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Kesan

: petechie (-), sianosis (-).


: ukuran normocephal, rambut warna hitam.
: mata cowong (-/-), ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
: sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
: mukosa bibir kering (-), sianosis (-).
: pembesaran limfonodi leher (-), massa (-), kaku kuduk (-)
: pemeriksaan kulit, kepala, mata, hidung, mulut dan leher dalam batas normal

Thorax

: simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)


Cor
Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis kuat angkat

Perkusi

: batas kanan atas

: SIC II linea parasternalis dextra

batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra


batas kiri atas

: SIC II linea parasternalis sinistra

batas kiri bawah

: SIC V linea midclavicula sinistra


5

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Auskultasi

NO RM :

00315988

: BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-)

Paru
Pemeriksaan
Inspeksi
Depan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi

Belakang

Kanan
Simetris

Kiri
Simetris

Ketinggalan gerak (-)

Ketinggalan gerak (-)

Retraksi dinding dada

Retraksi dinding dada

(-)
Fremitus (n) massa (-)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Simetris

(-)
Fremitus (n) massa (-)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Simetris

Ketinggalan gerak (-)


Fremitus (n)

Ketinggalan gerak (-)


Fremitus (n)

massa (-)
massa (-)
Perkusi
Sonor (+)
Sonor (+)
Auskultasi
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Kesan : Tidak terdapat kelainan pada kepala, leher, jantung, dan kedua lapang paru.
Abdomen
Inspeksi

: distended (-), sikatrik (-), purpura (-)

Auskultasi

: peristaltik dbn

Perkusi

: timpani (+)

Palpasi

: turgor kulit baik, nyeri tekan (-)

Hepar

: tidak teraba membesar

Anogenital

: tidak ada kelainan

Kesan : Tidak terdapat kelainan pada abdomen


Ekstremitas

: akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-), sianosis (-), edema (-)
Tungkai
Kanan

Lengan

Kiri

Kanan

Kiri

Gerakan

: bebas

bebas

bebas

bebas

Tonus

: normal

normal

normal

normal

Trofi

: eutrofi

eutrofi

eutrofi

eutrofi

(-)

(-)

(-)

Klonus Tungkai
Reflek fisiologis

: (-)

: biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek brachioradialis (+) normal,
6

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

reflek patella (+) normal, reflek achiles (+) normal


Refleks patologis

: babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-)

Meningeal Sign

: kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)
brudzinski IV (-)

Sensibilitas

: dalam batas normal

Kesan : extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN
(2 September 2014)
No
1.

Parameter
Hemoglobi
n

2.

Jumlah

Satuan
gr/dl

Nilai Rujukan
14-18 gr/dl

32-44 %

uL

5-10 uL

Ul

150-300 uL

uL

4,5-5,5 uL

fl

82-92 fl

pg

27-31 pg

gr/dl

32-37 uL

20-40%

3-9%

50-70%

10,0

Hematokrit
30,1

3.

Leukosit
7,39

4.

Trombosit
197

5.

Eritrosit
4,17

6.

MCV
72,1

7.

MCH
24,0

8.

MCHC
33,3

9.

Limfosit
27,3

10.

Monosit
14,9

11.

N. Segmen
43,8

00315988

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

Kesan : Terdapat penurunan HB, hematokrit dan eritrosit (anemia ringan)


RINGKASAN ANAMNESIS
Pasien laki-laki usia 1 tahun, datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan demam,
Pasien sempat kejang 1x selama 2 menit dan kejang pasien seluruh tubuh saat berada di
rumah. Tak lama setelah kejang pasien sadar kemudian menangis. Keluhan lain seperti mual
(-), muntah (-), makan (-), minum (+), batuk (-), pilek (-), BAB (+), BAK (+) baik.
Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga dan lingkungan yang ditularkan pada pasien.
Riwayat ANC baik, persalinan cesar, riwayat PNC baik.
Pasien mendapatkan ASI eksklusif dan sampai sekarang kualitas makanan baik, kuantitas
makanan cukup.
Imunisasi dasar lengkap berdasarkan PPI, sesuai usia pasien saat ini.
Perkembangan dan kepandaian baik.
Keadaan sosial ekonomi & kondisi lingkungan rumah cukup.
RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK
KU : Cukup
KS: CM
Vital sign
N : 108x/menit
RR : 24x/menit
S

: 36,7C

Status gizi baik menurut WHO


Kulit : petechie (-), sianosis (-)
Kepala : normochepal, ca (-/-), si (-/-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : cor dan pulmo dalam batas normal
8

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

Abdomen : nyeri tekan (-), pembesaran hepar (-)

Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal


LABORATORIUM
Darah Rutin : Anemia ringan
DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF
AKTIF
Demam tinggi
Kejang 1x selama 2 menit dan kejang pasien seluruh tubuh. Setelah kejang pasien sadar
kemudian menangis.
Hasil Lab : Anemia ringan (+)
INAKTIF
(-)
DIAGNOSA KERJA
Kejang Demam Sederhana
DIAGNOSA BANDING
Kejang demam kompleks
RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Tindakan
Nilai dan perbaiki airway, breathing dan circulation
Observasi keadaan umum dan vital sign
Kompres jika demam
Rencana Terapi
Infus KAEN3A 12 tpm makro
Inj Cefotaxime 300 mg/12 jam
Ottopan sirup 3 x cth
Rencana Edukasi
9

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien.


Memberitahu cara pencegahan kejang dengan selalu sedia obat penurun panas.
Tidak memberikan makanan atau minuman apapun saat kejang.
Segera bawa anak ke rumah sakit jika anak kejang
PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam


Quo ad sanam

Tgl
2 Sept
2014

: dubia ad bonam

Pasien mengeluh demam Keadaan Umum

KDS

P
Inf. KAEN3A 12 tpm

sejak senin pagi. Demam : compos mentis

Cefotaxime 300mg/12 jam

naik turun. Kejang (+) TANDA VITAL :

Ottopan syr 3 x cth1

1x, jam set 1 dini hari, Nadi


selama 2 menit kemudian RR
sadar

dan

: 108x/menit
: 40x/menit

menangis. Suhu : 36,7C

perut terasa mual (-), Status gizi : baik


muntah (+), BAK (+) K/L : Ca (-/-), Si(-/-)
BAB (+)

PKGB (-)
Thorax : Cor et pulmo
DBN
Abdomen: Distensi (-)
Ekstrimitas : Dbn

3 sept
2014

Keadaan Umum
Pasien mengeluh demam
: compos mentis
turun. Kejang (-) mual TANDA VITAL :
(-), muntah (-), BAK (+) Nadi : 112x/menit
BAB (+)

RR

: 40x/menit
10

KDS

Inf. KAEN3A 12 tpm


Cefotaxime 300mg/12 jam
Ottopan syr 3 x cth1
Apialys drop 1 x 0,6

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

Suhu : 36,3C

Status gizi : baik


K/L : Ca (-/-), Si(-/-)
PKGB (-)
Thorax : Cor et pulmo
DBN
Abdomen: Distensi (-)
Ekstrimitas : Dbn
Pasien mengeluh demam
turun. Kejang (-) mual
(-), muntah (-), BAK (+) Keadaan Umum
: compos mentis
BAB (+)
TANDA VITAL :
Nadi
RR

: 108x/menit
: 36x/menit

Suhu : 36,3C
Status gizi : baik
4 sept
2014

K/L : Ca (-/-), Si(-/-)


PKGB (-)
Thorax : Cor et pulmo
DBN
Abdomen: Distensi (-)
Ekstrimitas : Dbn

11

KDS

Inf. KAEN3A 12 tpm


Cefotaxime 300mg/12 jam
Ottopan syr 3 x cth1
Apialys drop 1 x 0,6

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

DISKUSI

Diagnosis pada pasien ini adalah kejang demam sederhana. Kejang demam adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rectal diatas 38C ) yang
disebabkan oleh suatu proses ektrakranium. Kejang demam biasa

terjadi pada anak yang

berumur antara 6 bulan dan 5 tahun. Dari anamnesis pasien di dapatkan anak laki-laki usia 1
tahun dibawa ke IGD RSUD Karanganyar karena demam tinggi ( 38,8C), pasien sempat
mengalami kejang 1x saat dirumah berlangsung 2 menit, kejang bersifat umum dan terjadi
pada seluruh tubuh, setelah kejang pasien sadar dan menangis. Sehingga dari gejala klinis
yang didapatkan tersebut, mengarah pada kejang demam sederhana.
Kejang demam dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kejang demam
kompleks. Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal.
Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di
antara seluruh kejang demam. Sedangkan kejang demam kompleks adalah kejang demam
yang lebih lama dari 15 menit, fokal, dan biasanya kejang terjadi lebih dari 1x dalam waktu
24 jam. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi berumur kurang dari 4 minggu tidak
termasuk dalam definisi kejang demam..Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi,
yaitu epilepsy yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.
Faktor penting pada kejang demam adalah demam, umur, genetik, prenatal dan perinatal.
Demam sering disebabkan oleh infeksi, beberapa diantaranya infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA), otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih.
Menurut Livingstone (1970), membagi kejang demam menjadi dua :
1. Kejang demam sederhana
Diagnosisnya :
- Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun
- Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit

12

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

- Kejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali
- Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
- Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
- Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan
2. Epilepsi yang diprovokasi demam
Diagnosisnya :
- Kejang lama dan bersifat lokal
- Umur lebih dari 6 tahun
- Frekuensi serangan lebih dari 4 kali / tahun
- EEG setelah tidak demam abnormal
Klasifikasi Kejang Demam menurut konsensus kejang demam tahun 2006, yaitu
1. Kejang Demam Sederhana :
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum tonik dan atau
klonik , umumnya akan berhenti sendiri,tanpa gerakal fokal atau berulang dalam waktu 24
jam
2. Kejang Demam Kompleks

Kejang lama > 15 menit

Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum di dahului kejang parsial

Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

Patofisiologi

13

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Sifat prosesnya
adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantara fungsi paru-paru dan diteruskan
ke otak melalui sistem kardiovaskuler. Jadi sumber energi otak adalah glukosa yang melalui
proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi suatu membrane yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan
permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan normal memmbran sel neuron dapat dilalui
dengan mudah oleh ion kalium dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium dan elektrolit lainnya.
Kecuali klorida. Akibatnya konsentrasi kalium dalam sel neuron tinggi dan natrium rendah.
Karena perbedaan konsentrasi dan jenis ion dalam dan luar sel maka terdapat perbedaan
potensial membrane dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane ini
diperlukan energy dan bantuan enzim Na-K- ATPase.
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1 C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada keadaan peningkatan suhu
tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam
waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun Natrium melalui membran
akibatnya terjadinya lepas muatan listrik (Lepas aliran listrik ini demikian besarnya sehingga
dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang
disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi
rendahnya ambang kejang seseorang anak yang menderita kejang pada kenaikan suhu
tertentu.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab kejang


demam. Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, kalsium
serum, urinalisis, dan biakan darah, urin atau feses.

14

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

Pungsi lumbal sangat dianjurkan pada anak berusia di bawah 12 bulan, dianjurkan pada
anak berusia 12-18 bulan, dan dipertimbangkan pada anak berusia di atas 18 bulan yang
dicurigai menderita meningitis.

Pemeriksaan imaging (CT scan atau MRI) dapat diindikasikan pada keadaan (1) adanya
riwayat dan tanda klinis trauma kepala, (2) kemungkinan adanya lesi struktural di otak
(mikrosefali, spastik), dan (3) adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial (kesadaran
menurun, muntah berulang, fontanel anterior membonjol, paresis saraf otak VI, edema
papil).

Elektroensefalografi dipertimbangkan pada kejang demam kompleks.

Penatalaksanaan
1.

Pengobatan fase akut


Sering kali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk
mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas agar oksigenasi terjamin.
Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian antipiretik.
Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan iv atau
intrarektal. Dosis diazepam iv 0,3-0,5 mg/kgbb dengan perlahan-lahan dengan kecepatan
1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg. bila kejang berhenti sebelum diazepam habis
hentikan penyuntikan tunggu sebentar dan bila tidak timbul kejang jarum dicabut. Bila iv
tidak ada berikan diazepam intrarektal 5mg (BB<10kg) atau 10 (BB>10kg). bila kejang
tidak berhenti dapat diulang selama 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti lagi berikan
fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgbb secara iv perlahan-lahan. Setelah pemberian
fenitoin harus dilakukan pembilasan dengan Nacl fisiologis karena fenitoin bersifat basa
dan menyebabkan iritasi vena.
Bila kejang berhenti dengan diazepam lanjutkan dengan fenobarbital diberikan
langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 bulan 1 tahun 50 mg dan
umur 1 tahun keatas 75 mg secara intramuscular. Efek sampingnya adalah hipotensi,
penurunan kesadaran dan depresi pernapasan.
15

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

2.

Mencari dan mengobati penyebab

NO RM :

00315988

Dengan penelusuran sebab kejang dan faktor risiko terjadinya kejang dan dilakukan
pengobatan sesuai penyebab
3.

Pengobatan rumatan pada kejang demam :


Pemberian fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan
risiko berulangnya kejang. Dosis asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis,
fenobarbital 3-4 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis. Lama pengobatan rumatan yaitu diberikan
selama 1 tahun bebas kejang kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.

Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan cirri sebagai berikut :
1. Kejang lama > 15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
hemiparesis, paresis todd, cerebral palsy, retardasi mental dan hidrosefalus.
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
- kejang berulang 2x atau lebih dalam 24 jam
- kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
- kejang demam > 4x per tahun
Prognosis

Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis


Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah

dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada


pasien yang sebelumnya normal. Penelitian lain secara retrospektif melaporkan
kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi
pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal.
16

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00315988

Kemungkinan berulangnya kejang demam


Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko

berulangnya kejang demam adalah :


1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam
adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan
berulangnya kejang demam hanya 10%-15%. Kemungkinan berulangnya kejang
demam paling besar pada tahun pertama

DAFTAR PUSTAKA
Pusponegoro, Hardiono D. 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. IDAI : Unit
Kerja Koordinasi Neurologi.
Pudjiadi, H, Antonius dkk. 2010, Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Growth reference 0-2 years.
http://www.who.int/growthref/who2007_bmi_for_age/en/index.html

17

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

18

NO RM :

00315988

Anda mungkin juga menyukai