Nim
: 112014237
Tanda Tangan
....................
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : MFB
Agama : Islam
Pendidikan : -
A. ANAMNESIS
Diambil dari : Alloanamnesis ibu kandung pasien, tanggal: 31 Maret 2015, jam: 10.20 WIB
Keluhan utama: Panas yang naik turun sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mulai mengalami demam yang naik turun sejak tiga hari SMRS. Ibu pasien mengaku tidak
mengukur suhu pasien saat demam. Demam terutama pada sore hingga malam hari dan tidak disertai
dengan menggigil. Pasien tidak mengalami kejang, batuk, pilek dan muntah. Belum diberi pengobatan
apapun, anak hanya berisitirahat di tempat tidur saja.
Sejak dua hari SMRS, pasien mengalami muntah dan nafsu makannya menurun. Muntah sebanyak dua
kali berisi cairan berwarna kuning dan sisa makanan. Selain muntah, pasien mengeluh mencret dan nyeri
perut. Mencret sebanyak tiga kali dengan sedikit ampas, namun tidak ada lendir maupun darah. Pasien
juga masih mengalami demam yang meningkat pada malam hari, tanpa menggigil dan kejang.
Satu hari SMRS, demam semakin tinggi. Tidak ada muntah, namun mencret dan nyeri perut tetap ada.
Mencret sebanyak dua kali, disertai sedikit ampas, berwarna kekuningan, tanpa disertai darah dan lendir.
Ibu pasien sudah memberikan obat penurun panas yang ada di warung, tetapi karena tidak terlihat adanya
perbaikan.
Riwayat Kelahiran (Birth History)
Anak tersebut dilahirkan saat ibu berusia 24 tahun G1P1A0. Anak lahir dengan usia kandungan 38 minggu,
lahir normal per vaginam dibantu oleh bidan. Berat badan saat lahir 2800 gram, panjang badan 40 cm.
APGAR score tidak diketahui oleh ibunya, namun anak segera menangis keras sesaat setelah lahir.
Riwayat Imunisasi
Orang tua pasien tidak mengingat dengan jelas kapan dilakukan imunisasi
(+) BCG, 1 kali
(+) DPT, 4 kali
(+) Polio, 5 kali
(+) Hep B, 3 kali
(+) Campak, 2 kali
Kesimpulan : Imunisasi dasar dan booster telah lengkap.
Riwayat Nutrisi ( Nutritional History):
Susu
Makanan padat
Makanan sekarang
Jumlah
Frekuensi
: 3 kali / hari
c) Bahasa
d) Motorik Kasar
(-) Meningoencephalitis
(-) Tuberkulosis
(-) Pneumoni
(-) Asma
(-) Gastritis
(-) Amoebiasis
(-) Disentri
(-) Kolera
(-) Difteri
(-) DHF
(-) Polio
(-) Campak
(-) Tetanus
(-) ISK
(-) Kecelakaan
(-) Glomerulonephritis
(-) Operasi
Riwayat Keluarga
Penyakit
Ya
Tidak
Alergi
Asma
Tuberkulosis
Artritis
Rematisme
Hipertensi
Jantung
Ginjal
Lambung
Hubungan
(-) Rambut
(-) Kuku
(-) Sianosis
(+) Demam
Kepala
(-) Trauma
Mata
(-) Merah
(-) Nyeri
(-) Sekret
(-) Kuning/ikterus
(-) Trauma
Telinga
(-) Nyeri
(-) Sekret
Hidung
(-) Rhinnorhea
(-) Tersumbat
(-) Nyeri
(-) Sekret
(-) Epistaksis
(-)Trauma
(-) Bibir
(-) Gusi
(-) Mukosa
Mulut
Tenggorokan
(-) Nyeri tenggorokan
Leher
5
(-) Benjolan
Thorax (Jantung/Paru-Paru)
(-) Sesak napas
(-) Mengi
(-) Batuk
(-) Berdebar-debar
Abdomen (Lambung/Usus)
(+) Mual
(+) Muntah
(+) Diare
(-) Konstipasi
(-) Benjolan
Saluran kemih/Alat kelamin
(-) Disuria
(-) Hematuria
(-) Nyeri
(-) Bengkak
Ekstremitas
(-) Bengkak
(-) Deformitas
(-) Nyeri
(-) Sianosis
BERAT BADAN
Berat badan rata-rata (Kg) : 12 kg
Berat badan tertinggi (Kg) : 12 kg
Berat badan sekarang {Kg) : 12 kg
(+) Tetap
(-) Turun
(-) Naik
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 31 Maret 2015, jam 10.35
Keadaan umum: tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis
6
Tanda-tanda vital:
T = 38,50 C
RR = 26 kali/menit
HR = 100 kali/menit
TD : tidak dilakukan
Antropometrik:
TB = 85 cm
BB = 12 kg
: warna kulit kuning langsat, tidak ada jaringan parut, pertumbuhan rambut merata,
lembab, suhu hangat, tidak tampak pelebaran pembuluh darah, tidak ada ikterus, turgor kulit baik, tidak ada
edema, tidak ada ptekie.
Kepala
: normocephal, ubun-ubun besar sudah menutup, rambut merata berawarna hitam, tidak
: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, gerakan mata normal, refleks normal,
: bentuk normal, lubang lapang, tifak ada sumbatan, tidak ada serumen, tidak ada
perdarahan, tidak ada cairan, membran timpani intak, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut
: bibir tampak kering dan pucat, tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis, selaput lendir
: kelenjar tiroid tidak teraba membesar, kelenjar limfe tidak teraba membesar
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi
: simetris pada saat statis dan dinamis, sela iga tidak terlalu lebar atau sempit,
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: datar, tidak adadilatasi vena, tidak ada benjolan, tidak ada lesi kulit
Palpasi
Dinding perut
Hati
: tidak teraba
Limpa
: tidak teraba
Ginjal
Perkusi
: timpani
Auskultasi
Alat Kelamin
Tidak ada indikasi
Colok dubur
Tidak ada indikasi
Ekstremitas (lengan & tungkai)
Tonus
: normotonus
Massa
: normal
Sendi
: normal
Kekuatan
5/5
5/5
5/5
5/5
Edema -
Sensoris
Sianosis
Pemeriksaan neurologi
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 31 Maret 2015
Hemoglobin
: 11 g/dl
Hematokrit
: 33,6 %
Leukosit
: 5.700 /uL
Trombosit
: 184.000 /uL
NS1
: Negatif
Salmonella typhi
: Positif 1/80
Salmonella typhi
: Positif 1/80
: Positif 1/160
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Negatif
: Positif 1/80
RINGKASAN (RESUME)
Pasien laki-laki berusia 2 tahun menngalami demam yang naik turun sejak 3 hari SMRS. Demam yang
dirasakan pasien terutama pada sore hingga malam hari tanpa disertai menggigil. Pasien muntah dan diare
tanpa darah dan lendir sejak 2 hari SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil suhu 38,5 0 C, frekuensi
nafas 26 kali/menit, Nadi 100 kali/menit, tekanan darah sistolik 90 mmHg, perkembangan normal, lidah kotor
serta bibir kering. Dari pemeriksaan penunjang serologi Salmonella typhi O dan serologi Salmonella typhi H
positif 1/80. Serologi serologi Salmonella paratyphi A-O positif 1/160, Salmonella paratyphi C-H positif 1/80.
Pemeriksaan NS1 hasilnya negatif.
DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSIS :
Demam Tifoid
Dipikirkan demam tifoid karena berdasarkan keluhan pasien, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
mendukung diagnosis tersebut. Pasien mengeluh demam yang selalu meningkat pada sore dan malam hari,;
hal ini merupakan salah satu karakteristik demam pada tifoid. Pasien juga menjadi susah makan, muntah,
nyeri perut dan BAB cair juga mendukung diagnosa tersebut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lidah kotor,
bradikardi relatif (HR 100 kali/menit) dan demam (38,5 0C) yang merupakan indikator dugaan ke arah tifoid
walaupun bukan merupakan tanda yang selalu muncul pada setiap pasien dengan demam tifoid. Hal ini
terutama di perkuat pada pemeriksaan serologi yang menunjukkan hasil positif pada Salmonella typhi O,
Salmonella typhi H, Salmonella paratyphi A-O, Salmonella paratyphi C-H.
DIAGNOSIS DIFERENSIAL dan DASAR DIAGNOSIS DIFERENSIAL :
1. Demam dengue
2. Leptospirosis
Dasar diagnosis diferensial :
1. Demam dengue
Adanya demam bifasik yang diderita oleh pasien. Pada pemeriksaan penunjang NS1 negatif, hal inilah
yang dapat menyingkirkan diagnosis demam dengue.
2. Leptospirosis
Adanya demam yang tinggi dan nyeri pada abdomen. Tetapi gejala seperti ikterus, nyeri tekan otot,
ruam kulit, gejala pendarahan tidak ditemukan pada pasien ini. Hal ini yang dapat menggugurkan
diagnosis leptospirosis ditambah dengan pasien tidak memiliki riwayat kontak dengan bahan/cairan
yang telah terkontaminasi dengan kemih binatang pengerat seperti tikus.
PENATALAKSANAAN :
Medika mentosa
1. Paracetamol syrup 180 mg setiap kali minum (15 mg/kgBB) 4 kali perhari
2. Kloramfenikol syrup 200 mg setiap kali minum (50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis)
Non-medika mentosa
Tirah baring
Kebutuhan kalori yang adekuat
Diet makanan lunak/mudah di cerna
10
Edukasi
Istirahat yang cukup bagi pasien dan menjaga intake cairan oral, kemudian ibu harus memantau perubahan
suhu pasien. Peningkatan higiene dari pasien juga harus diperhatikan oleh keluarga, serta makanan dan
minuman yang dikonsumsi.
Baku emas pemeriksaan demam tifoid adalah dengan kultur feses untuk salmonella
PROGNOSIS :
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
11