Referat CA Mammae
Referat CA Mammae
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
REFERAT
JUNI 2015
KARSINOMA MAMMAE
OLEH:
Sy. Rugaiyah Alkaff
NIM: 09 777 037
PEMBIMBING:
dr. Alfreth Langitan, Sp.B, FINACS
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan mammae. Merupakan masalah global
dan isu kesehatan internasional yang penting, termasuk dalam keganasan paling
sering pada wanita di Negara maju dan nomor 2 setelah ca cervix di Negara
berkembang dan merupakan 29% dari seluruh carcinoma yang di diagnosis tiap
tahun.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012, kanker payudara
atau carcinoma mammae didefinisikan sebagai penyakit neoplasma yang ganas
yang berasal dari parenkim. Kanker payudara merupakan keganasan yang
terbanyak pada wanita yaitu 99% dan merupakan suatu neoplasma spesifik yang
tersering pada wanita yang berusia 40 sampai 44 tahun. Di Amerika Serikat,
keganasan ini paling sering terjadi pada wanita dewasa. Diperkirakan di Amerika
Serikat 175.000 wanita didiagnosis menderita ca mammae.1
Ca mammae merupakan salah satu masalah kesehatan wanita di Indonesia.
Di Indonesia jumlah penderita ca mammae menduduki tingkat kedua setelah
ca cervix, didapatkan estimasi insidensi ca mammae di Indonesia sebesar 26
per 100.000 wanita dan ca cervix sebesar 16 per 100.000 wanita. Menurut
Yayasan Kanker Payudara (YKP) Jakarta, 10 dari 10.000 penduduk Indonesia
terkena ca mammae, 70% penderita datang ke dokter atau rumah sakit pada
keadaan stadium lanjut. Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah menyebabkan
tingginya tingkat stadium penderita ca mammae di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Payudara
Payudara merupakan suatu kelenjar kulit yang terdiri atas lemak, kelenjar,
dan jaringan ikat, yang terdapat di bawah kulit dan di atas otot dada. Pria dan
wanita memiliki payudara yang memiliki sifat yang sama sampai saat pubertas.
Pada saat pubertas terjadi perubahan pada payudara wanita, dimana payudara
wanita mengalami perkembangan dan berfungsi untuk memproduksi susu sebagai
nutrisi bagi bayi.2
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Batas payudara yang
normal terletak antara iga 2 di superior dan iga 6 di inferior (pada usia tua atau
mammae yang besar bisa mencapai iga 7), serta antara taut sternokostal di medial
dan linea axillaris anterior di lateral. Dua pertiga bagian atas mammae terletak di
atas otot pektoralis mayor, sedangkan sepertiga bagian bawahnya terletak di atas
otot serratus anterior, otot obliquus externus abdominis dan otot rectus
abdominis.2
Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 20 lobulus kelenjar, masing-masing
mempunyai saluran bernama duktus laktiferus yang akan bermuara ke papilla
mammae (nipple areola complex). Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis,
juga diantara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus
terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi kerangka
untuk payudara. Mamma menonjol 3-5 cm dari dinding ventral thorax,
mempunyai diameter cranio-caudal sebesar 10-12 cm, ukuran transversal sedikit
lebih kecil. Berat 150-200 gr dan pada masa laktasi mencapai 400-500 gr.
Biasanya mamma sinistra sedikit lebih besar dari dexter.3
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri perforantes
anterior dari arteri mamaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari
arteri axillaris dan beberapa arteri interkostalis. 3
Payudara sisi superior dipersarafi oleh n.supclavicula yang berasal dari
cabang ke-3 dan ke-4 plexus cervical. Payudara sisi medial dipersarafi oleh
Perubahan kedua, sesuai dengan daur haid. Beberapa hari sebelum haid,
payudara akan mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena
itu pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini. 3
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil
payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus
alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi hormon prolaktin memicu
terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan ASI dan disalurkan ke sinus
kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. 3
2.3 Definisi Carcinoma Mammae
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali.3,4
Carcinoma mammae merupakan keganasan dari sel yang membentuk
jaringan payudara. Carcinoma mammae didefinisikan sebagai kanker yang
terbentuk di jaringan payudara, biasanya pada saluran (tabung yang membawa
susu ke puting) dan lobulus (kelenjar yang memproduksi air susu). 3,4
2.4 Epidemiologi
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan. Dari 600.000 kasus kanker payudara
baru yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan
di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang. Kanker
payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. 3,4
Dari data The American Cancer Society tahun 2008 memperkirakan setiap
tahunnya sekitar 178.000 wanita Amerika yang terkena kanker payudara.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia pada tahun
2007, kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap diseuruh
rumah sakit di Indonesia yaitu sebanyak 30% kemudian disusul oleh kanker leher
rahim sebanyak 24%.3,4
2.5 Etiologi dan Faktor Resiko
Terdapat berbagai faktor yang diperkirakan meningkatkan resiko kanker
payudara, antara lain faktor usia, genetik dan familial, hormonal, gaya hidup dan
lingkungan.5,6
1. Usia; faktor usia paling berperan dalam menimbulkan kanker payudara.
Dengan semakin bertambahnya usia seseorang, insidens kanker payudara
meningkatkan
kadar
estrogen
endogen
2.6 Patogenesis
sehingga
Tipe ini jarang terjadi, gejala yang sering timbul adalah rasa
terbakar dan gatal pada payudara, tumor ini dapat duktal atau invasif.
Biopsi jaringan putting akan menunjukkan populasi sel DCIS yang
seragam dan adannya sel paget yaitu sel besar, pucat dan bervakuol pada
lapisan malphigi kulitnya. Terapi bedah penyakit paget berupa
lumpectomy dengan mengikutkan kompleks putting, areola, mastektomi
simpul atau mestektomi radikal dimodifikasi, bergantung pada luasnya
penyebaran kanker invasif tersebut. 3,5
Karsinoma Medular
Kanker ini berasal dari kelenjar susu dan tumbuh dalam kapsul di
dalam duktus. Tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat
sehingga prognosisnya lebih baik. Sekitar 6% dari ca mammae termasuk
jenis ini. Pada pemeriksaan fisik, karsinoma jenis ini biasanya berukuran
besar dan terletak jauh di dalam payudara. Kanker ini teraba lunak dan
bersifat hemoragik. Pembesaran cepat ukuran tumor mungkin berasal dari
nekrosis dan perdarahan dalam massa tumor. 3,5
Karsinoma Musinosus
Karsinoma musinosus merupakan jenis kanker payudara yang
biasanya timbul pada orang lanjut usia berupa massa yang cukup besar.
Tumor ini berupa kumpulan musin ekstraseluler yang didalamnya terdapat
sel-sel kanker. Kadang terjadi fibrosis dalam massa tumor sehingga tumor
teraba sebagai massa yang agak kenyal. 3,5
Karsinoma Papiler
Karsinoma papiler merupakan jenis kanker payudara yang
biasanya muncul pada wanita berusia 70 tahun. Karsinoma papiler
biasanya kecil dan diameternya tidak lebih dari 3 cm. Metastasi ke
kelenjar axilla jarang terjadi. 3,5
Karsinoma Tubular
skrining
pada
periode
perimenopause
dan
awal
10%
dari
seluruh
keganasan
payudara.
Gambaran
histopatologinya berupa sel kecil dan nuklei yang bulat, nucleoli yang
tidak
jelas,
dan
sitoplasma
yang
sedikit.
Pewarnaan
khusus
10
11
DUKTOGRAFI
Indikasi utama dilakukannya duktografi adalah adanya luah dari puting
yang bersifat hemoragik. Media kontras radioopak disuntikkan ke duktus utama
lalu dilakukan mamografi tanpa kompresi. Keganasan tampak sebagai massa
ireguler atau adanya multiple filling defect intralumen. 3
ULTRASONOGRAFI
12
FNAB; dengan jarum halus sejumlah kecil jaringan dari tumor diaspirasi
keluar lalu diperiksa dibawah mikroskop. Jika lokasi tumor terpalpasi
dengan mudah, FNAB dapat dilakukan sambil mempalpasi tumor. Namun
jika benjolan tidak terpalpasi dengan jelas, USG dapat digunakan untuk
mamografi. 3,9
Biopsi terbuka; dilakukan bila pada mamografi terlihat adanya kelainan
yang mengarah pada keganasan, hasil FNAB atau core biopsy yang
meragukan. Bila hasil mamografi positif tetapi FNAB negatif (hanya
terlihat sel normal), biopsi terbuka perlu dilakukan. Bila hasil mamografi
13
B. Staging
Klasifikasi TNM kanker payudara: 8
1. Tumor primer (T)
o Tx : Tumor primer tidak dapat diniali
o To : Tidak terbukti adanya tumor primer
o Tis : Karsinoma in situ
o T1 : Ukuran tumor < 2 cm
o T1mic : mikroinvasif > 1 cm
14
o
o
o
o
o
o
digerakkan
o N3 : Metastasis pada kelenjar limfe infraklavikular, atau mengenai
kelenjar mammae interna, atau kelenjar limfe supraklavikular
15
atau tumor yang lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih besar dari 5 cm
getah bening ketiak atau kelenjar getah bening di dekat tulang dada.
Stage IV: Metastasis jauh.
2.11 Penatalaksanaan
Setelah diagnosis klinis dan stadium tumor ditegakkan, maka terapi akan
dimulai, dimana seorang dokter menentukan terlebih dulu performance status
pasien dengan karnofsky scale.
Tabel 1. karnofsky scale.
16
Kemampuan fungsional
Tingkat aktivitas
100% normal, tidak ada keluhan, tidak
aktivitas
beberapa
tanda
dan
gejala
penyakit
70%, mampu merawat diri sendiri, tidak
Tidak mampu bekerja, mampu mampu menjalankan aktivitas normal
hidup di rumah, mampu memenuhi atau melakukan pekerjaan aktif
60%, sesekali memerlukan bantuan tetapi
sebagian besar kebutuhan pribadi,
mampu memenuhi sebagian besar
derajat bantuan untuk memenuhi
kebutuhan pribadi
kebutuhan bervariasi
50%, cukup memerlukan bantuan serta
asuhan medis
40%, hendaya (disabled); memerlukan
bantuan dan asuhan medis khusus
30%, hendaya berat; memerlukan layanan
Tidak mampu merawat diri sendiri; rawat inap, walaupun tidak akan
memerlukan
asuhan
setingkat meninggal dalam waktu dekat
20%, sangat sakit, wajib dirawat inap,
asuhan rumah sakit
wajib mendapatkan terapi suportif akut
10%, sekarat, proses fatal berlangsung
cepat
0%, meninggal
Penatalaksanaan
kanker
payudara
dilakukan
dengan
serangkain
17
tidak
mempengaruhi
onset
kemoterapi,
asalkan
tidak
18
ada
B. Radioterapi
Radioterapi kanker payudara dapat digunakan sebagai terapi adjuvan
yang kuratif pada pembedahan BCT, mastektomi simpel, mastektomi radikal
dimodifikasi, serta sebagai terapi paliatif. Radioterapi dilakukan dengan
penyinaran sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang
tidak terangkat saat pembedahan. 3,7
C. Terapi sistemik
tahap
lanjut
penyakit
(tidak
dapat
lagi
dilakukan
2.12 Prognosis
Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal
seperti karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, level stress, imunitas,
keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Stadium klinis dan jenis kanker merupakan
indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini.7
2.13 Pencegahan
19
Langkah-langkah
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI)
dapat
20
21
BAB III
PENUTUP
Carcinoma mammae merupakan keganasan dari sel yang membentuk
jaringan payudara. Carcinoma mammae didefinisikan sebagai kanker yang
terbentuk di jaringan payudara, biasanya pada saluran (tabung yang membawa
susu ke puting) dan lobulus (kelenjar yang memproduksi air susu).
Ca mammae merupakan salah satu masalah kesehatan wanita di Indonesia.
Di Indonesia jumlah penderita ca mammae menduduki tingkat kedua setelah
ca cervix, didapatkan estimasi insidensi ca mammae di Indonesia sebesar 26
per 100.000 wanita dan ca cervix sebesar 16 per 100.000 wanita.
Diagnosis
Carcinoma
mammae
bisa
ditegakkan
dari
anamnesis,
abdomen
(hepar)
dan
bone
22
scanning.
Sedangkan
pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO (World Health Organization). Breast cancer [online]. 2015. [cited
2015 June 10]; Available from: URL:
http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index.html
2. Buranda T, Djayanglangkara H, Datu AR, Lisal J, Rafiah S, Nikmatiah.
Anatomi umum. FK UNHAS: Makassar; 2006.
3. De Jong W, Sjamsuhidayat. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC;
2004.
4. American cancer society. Breast cancer [online]. 2015. [cited 2015 June
05]. Available from: URL;
http//www.cancer.org/acs/groups/cid/document/webcontent/003090.pdf
5. Canguang Z. Onkologi klinis. Edisi 2. FKUI: Jakarta; 2008.
6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: EGC;
2006.
23
7. Karsinoma mammae [online]. 2015. [cited 2015 June 10]; Available from:
URL:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24820/4/Chapter
%20II.pdf
8. American Joint Cancer Staging. 7th ed. [online]. Available from: URL;
http://cancerstaging.org/referencestools/quickreferences/Documents/Breast
Medium.pdf
9. Kumar, Abbas AK. Robbins pathologic basic of disease. Elsevier
Saunders: Washington; 2005.
10. WHO (World Health Organization). Guidelines for management of breast
cancer. EMRO Technical Publications series 31. 2015. [cited 2015 June
05]. Available from: URL; http//www.emro.who.int.dsaf/dsa697.pdf
24