Anda di halaman 1dari 2

OPINI

Hubungan antara Diabetes Melitus dengan


Penyakit Periodontal
Stephani Dwiyanti Indrasari
My n Your Dentist Clinic, Jakarta, Indonesia

Diabetes melitus (DM) adalah salah satu


kelainan metabolik paling umum berupa
kadar gula darah yang tinggi. Gejala umum
adalah poliuria, polidipsia, polifagia, dan
berat badan turun.1 Prevalensi diabetes pada
kelompok usia 45-54 tahun untuk daerah
perkotaan di Indonesia menduduki peringkat
ke-2 yaitu 14,7%.2 Badan Kesehatan Dunia
(WHO) memperkirakan penyandang diabetes
di Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai
21,3 juta jiwa. Hal ini akan menjadikan
Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam
hal jumlah penderita diabetes setelah Amerika
Serikat, Cina, dan India.3
Berdasarkan patofisiologinya, DM dapat
diklasifikasikan menjadi 2 tipe utama. Diabetes
tipe I disebabkan oleh destruksi autoimun sel
pankreas yang berfungsi untuk memproduksi
insulin. Diabetes tipe II disebabkan oleh
resistensi sel terhadap insulin. Pada diabetes
tipe ini, pasien tetap dapat memproduksi
insulin, meskipun produksinya akan berangsur
berkurang. Hampir 80% prevalensi diabetes
melitus adalah tipe II.1,4
STUDI MENGENAI DIABETES MELITUS
DAN PENYAKIT PERIODONTAL
Di Indonesia, prevalensi penyakit periodontal
pada semua kelompok umur mencapai
96,58%.3,5 Dewasa ini, masih banyak masyarakat
yang belum mengetahui bahwa penyakit
diabetes melitus erat kaitannya dengan penyakit
periodontal, yaitu penyakit peradangan kronis
pada jaringan penyangga gigi. Periodontitis
telah diidentifikasi sebagai komplikasi keenam
diabetes. Beberapa penelitian menyatakan
bahwa diabetes menjadi faktor risiko prevalensi
dan keparahan gingivitis (peradangan gingiva)
dan periodontitis (peradangan jaringan
periodonsium).

gingiva dan perdarahan saat probing pada


sulkus gingiva (bleeding on probing). Selain
itu, gingiva akan tampak merah atau merah
kebiruan, terasa lunak, memiliki permukaan
licin dan mengilat atau kesat dan membulat.
Pada gingivitis, tidak terjadi kehilangan
perlekatan. 6 Periodontitis mempunyai ciriciri peradangan gingiva yang mirip gingivitis.
Akan tetapi, pada banyak kasus periodontitis
inflamasi gingiva sangat kecil dan sulit
dideteksi. Periodontitis dapat dideteksi dengan
adanya poket periodontal, peradangan
gingiva, serta hilangnya perlekatan. Selain
itu, gambaran radiografi juga menunjukkan
adanya kehilangan tulang.6

tersebut serupa juga. Sementara itu, pasien


diabetes tidak terkontrol mempunyai tingkat
gingivitis lebih parah dibandingkan pasien
tanpa diabetes atau pasien dengan diabetes
terkontrol. 4,6 Terdapat pula asosiasi erat antara
diabetes dengan periodontitis. Sebuah
penelitian longitudinal menunjukkan bahwa
pasien DM tipe 2 dewasa mempunyai risiko
kehilangan tulang alveolar progresif empat
kali lipat lebih besar dibandingkan orang
dewasa tanpa diabetes. Seperti gingivitis,
pasien diabetes dengan kontrol glikemik
buruk juga mempunyai risiko perkembangan
periodontitis dan risiko kehilangan perlekatan
lebih besar dibandingkan pasien diabetes
yang kontrol glikemiknya baik.4,6,10

Diabetes diasosiasikan dengan respons


inflamasi berlebih gingiva terhadap plak.
Secara umum, pasien dengan diabetes
terkontrol dan pasien tanpa diabetes
mempunyai tingkat gingivitis yang serupa
apabila jumlah plak pada kedua kelompok

EFEK DIABETES MELITUS TERHADAP


JARINGAN PERIODONSIUM
Pada awalnya, peneliti memfokuskan studi
terhadap mikroba subgingiva pada pasien
dengan atau tanpa diabetes. Penelitian awal

Degradasi karbohidrat di saluran gastrointestinal dan


penyerapan gula sederhana ke dalam darah

Konsumsi makanan

Peningkatan kadar glukosa darah

Sekresi insulin oleh sel pankreas

Diabetes tipe II:


resistensi insulin pada reseptor dan post-reseptor

Insulin menempel pada reseptor sel target dan membantu


masuknya glukosa ke dalam sel

Diabetes tipe I:
rusaknya sel pada pankreas

Penurunan kadar glukosa darah


Gambar 1 Hubungan antara metabolisme karbohidrat, insulin, dan diabetes4
1

Gambar 2 Gambaran klinis penyakit periodontal.

Gingivitis dan periodontitis, yang etiologi


utamanya adalah plak dan kalkulus,
mempunyai ciri khas. Gingivitis ditandai
dengan meningkatnya produksi cairan sulkus
Alamat korespondensi

868

(1) gingiva yang merah, bengkak, licin, dan mengkilap.7


(2) bleeding on probing atau perdarahan saat pengecekan kedalaman poket dengan pocket probe.8
(3) periodontitis, dengan peradangan gingiva yang tidak terlihat jelas.5
(4) resesi gingiva dan kehilangan perlekatan.9

email: stephani.dwiyanti@gmail.com

CDK-210/ vol. 40 no. 11, th. 2013

OPINI
menunjukkan peningkatan jumlah bakteri
tertentu pada poket pasien diabetes. Akan
tetapi, penelitian lanjutan menunjukkan hal
sebaliknya: patogen penyebab periodontitis
tidak banyak berbeda pada pasien dengan
atau tanpa diabetes. Oleh sebab itu, peneliti
mulai memfokuskan perhatian terhadap
perbedaan respons inflamasi imun pada
kedua kelompok tersebut.4
Abnormalitas fungsi sel
Pada penderita diabetes, fungsi beberapa
sel yang berperan dalam respons inflamasi
seperti neutrofil, monosit, dan makrofag
mengalami perubahan. Terdapat defisiensi
fungsi
neutrofil
yang
menyebabkan
terhambatnya kemotaksis, fagositosis, serta
perlekatan sel. Sel-sel tersebut merupakan
lini awal pertahanan tubuh sehingga inhibisi
fungsinya akan menghambat destruksi bakteri
pada poket dan meningkatkan destruksi
jaringan periodontal. Selain itu, makrofag
dan monosit juga meningkatkan produksi
pro-inflammatory cytokine serta mediatormediator lain seperti tumor necrosis factor
(TNF-). Peningkatan produksi tersebut akan
memperparah destruksi sel host.4,6,10
Perubahan metabolisme
Pada pasien diabetes, fibroblas yang
merupakan sel reparatif primer pada
jaringan periodonsium tidak dapat berfungsi
dengan baik. Selain sintesis kolagen yang
berkurang, kolagen yang diproduksi fibroblas
rentan terdegradasi oleh enzim matriks
metalloproteinase yang jumlah produksinya
meningkat pada pasien diabetes. Selain
itu, pada kondisi hiperglikemik, terjadi pula
inhibisi proliferasi osteoblas yang menurunkan
pembentukan tulang serta properti mekanik
dari tulang yang baru terdeposisi.4,11

Pembentukan Advanced Glycation End


Products (AGEs)
Salah satu komplikasi mayor diabetes
adalah perubahan integritas mikrovaskular,
yang sering menyebabkan kerusakan
organ seperti retinopati dan nefropati.
Pada kondisi hiperglikemik, protein serta
molekul matriks mengalami non-enzymatic
glycosylation yang menghasilkan advanced
glycation end products (AGEs) pada
jaringan, termasuk jaringan periodonsium.
AGEs merupakan rantai utama yang
menghubungkan
banyak
komplikasi
diabetes karena AGEs menyebabkan
abnormalitas fungsi sel endotel serta
perubahan pertumbuhan dan proliferasi
pembuluh darah kapiler.4,6,11
Akumulasi AGEs pada pasien diabetes
meningkatkan intensitas respons inflamasi
monosit dan makrofag, yang ditunjukkan
dengan
meningkatnya
produksi
proinflammatory cytokine seperti IL-1 dan
TNF-. Selain itu, AGEs juga berinteraksi
dengan kolagen dan membuat kolagen lebih
sulit diperbaiki bila mengalami kerusakan.
Akibatnya, kolagen pasien diabetes lebih
mudah terdegradasi. 4,11
EFEK PENYAKIT PERIODONTAL
TERHADAP DIABETES MELITUS
Mekanisme pengaruh penyakit periodontal
terhadap diabetes baru diketahui belakangan
ini Pada pasien dengan penyakit periodontal
sering ditemukan peningkatan kadar
proinflammatory cytokine. Pada pasien
diabetes, respons imun berlebih akan lebih
meningkatkan lagi produksi proinflammatory
cytokines. Hal ini menyebabkan peningkatan
resistensi terhadap insulin dan mempersulit
kontrol glukosa darah. 4

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa


pasien periodontitis, terutama yang jaringan
periodontalnya dikolonisasi oleh bakteri
gram negatif seperti P. gingivalis, Tannerella
forsynthesis, dan
Prevotella intermedia,
mempunyai lebih banyak marker peradangan
seperti C-reactive protein (CRP), IL-6, dan
fibrinogen dibandingkan pasien tanpa
periodontitis. Peningkatan resistensi insulin dan
penurunan kontrol glikemik juga ditemukan
pada pasien periodontitis tersebut. 11
Terapi periodontal akan mereduksi peradangan
lokal, yang diikuti dengan penurunan level
C-reactive protein (CRP), IL-6,dan TNF- serta
kontrol glikemik yang lebih baik. Hal ini
membuktikan bahwa kondisi lokal pada
jaringan periodontal sangat mempengaruhi
kondisi sistemik.4,11
SIMPULAN
Pasien diabetes biasanya tidak mendapat
informasi komprehensif mengenai hubungan
antara periodontitis dan diabetes. Oleh sebab
itu, dokter harus memahami hubungan tersebut
dan memberitahukan pasiennya mengenai
pentingnya kesehatan mulut. Rujukan pasien
dengan diabetes tidak terkontrol untuk evaluasi
dental dan terapi periodontal akan menghasilkan kontrol gula darah yang lebih baik.4
Dokter gigi juga harus mengenali gejala
khas pasien diabetes. Pasien yang tidak
merespon terapi periodontal awal atau pasien
periodontitis berat yang tidak menunjukkan
oral hygiene yang buruk perlu menjalani
screening gula darah. Dalam hal ini, rujukan ke
dokter umum merupakan hal yang penting.
Komunikasi dan koordinasi antara dokter dan
dokter gigi akan memberikan pelayanan yang
lebih optimal kepada pasien diabetes.4

DAFTAR PUSTAKA
1.

Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J. Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York. McGraw-Hill. 2011.

2.

Ririh N. Diabetes Jadi Ancaman Serius di Indonesia. [cited 2013 July 7]; http://health.kompas.com/read/2012/09/19/14071845/Diabetes.Jadi.Ancaman.Serius.di.Indonesia.

3.

Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. [cited 2013 July 7]; http://www.

4.

Mealey BL. Periodontal Disease and Diabetes A Two Way Street. J. American Dental Assoc. 2006; 137(10 supplement): 26S-31S.

5.

Persson GR. Diabetes and Periodontal Disease: An Update for Health Care Providers. Diabetes Spectrum. 2011; 24(4):195-8.

6.

Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Carranzas Clinical Periodontology. 9th ed. Pennsylvania. Saunders. 2003.

7.

Health 9. Gingivitis. [cited 2013 July 7]; http://health9.org/gingivitis/

8.

Colgate Professional. Periodontitis Prior Treatment. [cited 2013 July 7]; http://www.colgateprofessional.co.uk/patienteducation/Periodontitis-prior-treatment/image.

9.

Colgate Professional. Periodontitis Advanced Stage. [cited 2013 July 7]; http://www.colgateprofessional.co.uk/patienteducation/Periodontitis-advanced-stage/image.

depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414-tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html.

10. Angginingtyas N, Maduratna E, Augustina EF. Status Kesehatan Jaringan Periodontal pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dibandingkan dengan Pasien Non Diabetes Mellitus Berdasarkan
GPI. Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; 2012.
11. Daz-Romero R, Ovada R. Diabetes and Periodontal Disease: A Bidirectional Relationship. Facta Universitatis Series: Medicine and Biology. 2007; 14(1): 6-9.

CDK-210/ vol. 40 no. 11, th. 2013

869

Anda mungkin juga menyukai