Analisis Nilai Ekonomi Pengelolaan Persampahan Studi Kasus Dinas Kebersihan Kota Medan by Haikal Rahman
Analisis Nilai Ekonomi Pengelolaan Persampahan Studi Kasus Dinas Kebersihan Kota Medan by Haikal Rahman
TESIS
Oleh :
HAIKAL RAHMAN
002104008
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan pada program
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh :
HAIKAL RAHMAN
002104008
Judul Penelitian
Nama
: HAIKAL RAHMAN
NIM
: 002104008
Program Studi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Direktur
Program Pasca Sarjana
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .................................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
PENDAHULUAN ...........................................................................................
Hipotesis .....................................................................................................
13
14
16
18
19
24
24
24
25
26
27
28
31
31
36
40
40
42
45
48
49
52
54
60
Kesimpulan .................................................................................................
60
Saran ...........................................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Halaman
21
21
22
26
33
34
35
37
42
43
46
50
53
56
57
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1.
8
9
20
29
32
2.
3.
4.
5.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1.
64
71
2.
3.
4.
5.
72
75
77
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan sampah tidak hanya di alami oleh bangsa Indonesia, akan
tetapi telah menjadi permasalahan dunia.
Akan tetapi masalah sampah ini tidak pernah selesai karena aktivitas
kehidupan masyarakat di perkotaan yang sangat besar. Hal inilah yang
mengakibatkan penangangan masalah sampah, baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya cenderung tidak seimbang.
Di banyak negara maju, sampah yang diproduksi oleh masyarakatnya
(sampah organik dan anorganik) sedapat mungkin diolah dan digunakan kembali
untuk dijadikan produk-produk yang bermanfaat..
Pemanfaatan sampah organik sebagai bahan utama kompos sudah biasa
dilakukan. Karena selain dapat dijadikan pupuk ternyata sampah tersebut dapat
mereduksi emisi gas rumah kaca.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada saat ini, pada dasarnya
dioperasikan dengan sistem open dumping. Ini memungkinkan terjadinya proses
dekomposisi bahan organik secara anaerobik menjadi gas Metana (CH4), Karbon
dioksida (CO2), dan sejumlah kecil N2, H2. Gas Metana ini merupakan gas rumah
kaca yang memiliki efek rumah kaca 20-30 kali lebih besar dibanding dengan
Karbondioksida. (Suprihatin,2003)
Untuk setiap satu ton sampah yang terdapat di TPA rata-rata dapat
menghasilkan 0.235 m gas Metana (Henry and Heinke, 1996), sedangkan jika
dikomposkan akan dapat menghasilkan 0,5 ton kompos.
Dengan demikian, dengan menghasilkan satu ton kompos, rata-rata emisi gas
rumah kaca sebesar 0,47 ton metana atau setara dengan 9,4 ton karbon dioksida dapat
dicegah. (Suprihatin,2003)
Protokol Kyoto, yang diadakan pada tahun 1997 (suatu pertemuan yang
mengatur Kerangka Kerja Konvensi pada Perubahan Iklim Global) telah
mencantumkan bahwa emisi gas rumah kaca dapat diperdagangkan. Meskipun untuk
itu sebelumnya harus dilakukan suatu verifikasi dan sertifikasi. Harga reduksi emisi
gas rumah kaca tersebut berkisar 5-20 dollar AS per ton karbon. (Suprihatin,2003)
Di Indonesia, ternyata perdagangan emisi gas rumah kaca ini telah dilakukan
melalui mekanisme kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia
melalui Proyek West Java Environmental Management Project (WJEMP).
Sasarannya adalah menghasilkan 100.000 ton kompos/tahun, sehingga
diestimasi dapat menurunkan emisi 600.000 ton karbondioksida untuk setiap
tahunnya. Melalui mekanisme perdagangan gas rumah kaca ini, produksi 100.000
ton kompos/tahun dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar 0,7-2,9 juta dollar
AS/tahun. (Suprihatin,2003)
Penggunaan sampah anorganik untuk diolah kembali menjadi bahan yang
bernilai ekonomis juga telah banyak yang dilakukan. Sebagai contoh, di Amerika
Serikat kini telah banyak berdiri pusat-pusat recycle yang menerima berbagai macam
produk yang dapat di recycle.
Harga produk yang dapat di recycle bermacam-macam nilai ekonominya.
Sebagai contoh harga kaleng coca cola dan sejenisnya dihargai 5 sen untuk setiap
kalengnya. (Budianta,2003)
Untuk wilayah Asia Tenggara pusat daur ulang ini juga telah beroperasi di
Thailand, bahkan saat ini otoritasnya telah diakui hingga ke Vietnam dan Kamboja.
Pusat recycle ini bernama Wongpanit dan telah memiliki sertifikasi ISO 14001.
Pusat daur ulang ini memberikan standarnisasi harga terhadap kertas bekas,
plastik bekas, besi bekas, dan lainnya. Sehingga setiap orang yang datang ke tempat
tersebut dapat melihat dan menjual sendiri barang-barang bekas yang mereka miliki.
(Budianta,2003).
Di Indonesia sendiri, sebenarnya budaya daur ulang sampah ini sudah
berlangsung sejak lama. Setiap hari terlihat pemulung keluar masuk daerah
pemukiman untuk mengambil barang-barang bekas yang dapat dimanfaatkan
kembali. Di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan TPA juga terlihat pemulung
berkumpul mencari sampah yang dapat dijual kembali kepada para pengumpul
sampah.
Melihat kondisi tersebut sebenarnya Indonesia terbukti telah memiliki
infrastruktur recycling sampah, hanya saja selama ini sistemnya kurang terorganisasi
dengan baik serta kurang manusiawi.
Bila sampah organik dipisahkan dan dikompos tersendiri, maka sisanya akan
terdiri dari sampah plastik, kertas, gelas, besi dan lain-lainnya. Sampah ini tentunya
dapat dijual kembali sebagai bahan baku industri dan memiliki nilai ekonomi yang
cukup tinggi.
Salah satu bukti nyata adalah nilai transaksi perdagangan sampah yang
dilakukan pada TPA Bantar Gebang, Jakarta. TPA yang merupakan lahan pekerjaan
bagi 6000 pemulung tersebut, saat ini telah mampu menghasilkan nilai transaksi Rp.
1.5 milyar per harinya. (Febrianie,2004)
Untuk menanggulangi sampah di Kota Medan, Pemerintah Kota Medan
membentuk Dinas Kebersihan Kota Medan.
Medan ini adalah mengelola kebersihan dengan mengutip retribusi serta menangani
sampah mulai dari pengumpulan hingga membuangnya ke TPA.
Sedangkan pengelolaan sampah untuk dapat diproses secara instan menjadi
sesuatu yang bernilai ekonomi dalam bentuk produk daur ulang masih dilakukan oleh
pemulung dan pengumpul sampah (sektor informal).
Padahal hingga tahun 2003 saja jumlah timbulan sampah di kota Medan telah
mencapai 1.253 ton/harinya. Sedangkan yang dapat terangkut ke TPA hanya sebesar
68,10% (Dinas Kebersihan,2004).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sampah Kota Medan memiliki
rasio perbandingan senilai 2,21 : 1 antara sampah organik dengan sampah anorganik.
(Zulfi, 2000)
Hal inilah yang mendasari peneliti untuk mengadakan studi terhadap analisis
nilai ekonomi pengelolaan persampahan, dengan mengambil studi kasus di Dinas
Kebersihan Kota Medan.
Dari uraian diatas juga dapat terlihat bahwa pengelolaan sampah tidak hanya
memberikan keuntungan ekologis,
Dimana tentunya keuntungan ekonomi ini dapat digunakan sebagai sumber daya
untuk keberlanjutan manajemen sampah.
Perumusan Masalah
Sebagai arahan dalam penelitian ini maka dilakukan perumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat efektifitas dan efisiensi pengelolaan sampah yang dilakukan
oleh Dinas Kebersihan Kota Medan mengikuti Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 8 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan.
2. Seberapa besar pengaruh pemulung dan pengumpul sampah terhadap efektifitas
dan efisiensi pengelolaan sampah di Kota Medan.
3. Seberapa besar potensi ekonomi yang terkandung pada sampah anorganik Kota
Medan bila dikelola dengan benar.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi sistem pengelolaan sampah yang
dilakukan di wilayah operasional Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 8 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan
Kebersihan.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemulung dan pengumpul sampah terhadap
efektifitas dan efisiensi pengelolaan sampah di Kota Medan.
3. Untuk mengetahui besarnya nilai ekonomi yang dapat diperoleh dari sampah
anorganik kota Medan yang dikelola oleh pemulung dan pengumpul sampah.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi masyarakat dan pemerintah tentang efektifitas dan
efisiensi sistem pengelolaan sampah Kota Medan yang dilakukan berdasarkan
Perda Kota Medan Nomor 8 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan
Kebersihan.
2. Untuk
mengetahui
potensi
pemulung
dan
pengumpul
sampah
dalam
Hipotesis
1. Sistem pengelolaan sampah di wilayah operasional Dinas Kebersihan Kota
Medan belum dilakukan secara optimal bila ditinjau dari sudut efektifitas dan
efisiensi pengelolaannya sesuai dengan Perda Kota Medan Nomor 8 Tahun 2002
tentang Retribusi Pelayan Kebersihan.
2. Sektor informal memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan efektifitas dan
efisiensi pengelolaan sampah di Kota Medan dan merupakan tenaga kerja
potensil dalam penanganan sampah.
3. Sampah anorganik di Kota Medan memiliki nilai ekonomi yang besar.
Kerangka Berpikir
retribusi
Masyarakat
Dinas
Kebersihan
Kota Medan
Sampah
Pemulung
2
volume sampah
menurun
Retribusi sampah
menurun
Pengumpul
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sampah
Definisi sampah menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, diartikan sebagai
barang-barang buangan atau kotoran (seperti daun-daun kering, kertas-kertas kotor
dan sebagainya) atau barang yang tidak berharga, hina dan sebagainya
(Poerwardarminta, 1976).
Sedangkan, sampah menurut kamus istilah lingkungan sampah adalah bahan
yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama
dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. (Kamus Istilah
Lingkungan, 1994).
Pendapat lain mengatakan bahwa sampah adalah suatu bahan yang terbuang
atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis. (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).
Sedangkan Peraturan Daerah Kota Medan No. 8 tahun 2002 tentang Retribusi
Pelayanan Kebersihan memberikan pengertian bahwa sampah adalah sisa-sisa dari
suatu benda berupa benda padat, benda cair yang tidak berfungsi lagi, baik yang
berasal dari rumah tangga, bangunan dan termasuk yang ada di jalan umum.
Berbagai definisi di atas memberikan pengertian bahwa sampah adalah
sesuatu hasil buangan yang tidak bermanfaat sebagai akibat dari aktifitas manusia,
10
11
pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah
pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang
berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma,
namun plastik ini bisa didaur ulang.
c. Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung, ini bisa
berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu,
bambu, triplek. Sampah Anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata,
ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.
d. Perdagangan dan Perkantoran
Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional,
warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan
organik, termasuk didalamnya sampah makanan dan restoran. Sampah yang
berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri
dari kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita
printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin
ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas serta limbah bahan
kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus
karena berbahaya dan beracun.
e. Industri
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu,
12
plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri
berupa bahan kimia yang seringkali beracun juga memerlukan perlakuan khusus
sebelum dibuang.
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah juga semakin berkembang sejalan dengan perkembangan
jenis sampah yang akan dikelola. Beberapa cara pengelolaan akhir sampah yang
dilakukan masyarakat adalah :
13
14
15
pekarangan, daur ulang yang dikoordinir kelompok yang disebut REVOLVE dan
sebuah jaringan pertukaran materi yang dapat menggunakan kembali sumber
sampah yang dikenal dengan nama Canberra Resource Exchange Network
(CERN). Pada CERN ini tersedia database yang lengkap beserta suppliernya,
dan jika sebuah sampah belum didapatkan,
sebanyak 12 ton/bulan serta menghasilkan kertas daur ulang, biji plastik, logam
serta bahan konstruksi sebanyak 8,4 ton/bulan (Suhli, 2001).
c. Bandung (Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bandung)
Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kota Bandung ditempatkan di Desa
Karang Pamulang - Pasir Impun dengan luas 7 Ha. Struktur kontruksi dilakukan
sedemikian rupa hingga tumpukan bau dapat diatasi dengan menggali lubang
sedalam 7 meter dengan ukuran 14 x 30 meter. Dasarnya dilapisi dengan tanah
liat kedap air, lubang tersebut dilengkapi pipa yang dapat mengalirkan cairan
limbah dan biogas. Tempat Pembuangan Sampah ini mampu mengelola sampah
500 - 1000 m3/hari. Hasil pengelolan sampah tersebut menghasilkan daya listrik
16
40.000 watt, serta sampah busuk dijual berupa kompos. Dari hasil pengelolaan
sampah
berupa
kompos
tersebut
Tempat
Pembuangan
Akhir
sampah
17
DINAS
KEBERSIHAN
1.PENYEDIA SARANA
ANGKUTAN, PERSONIL DAN
PERALATAN
2.PEMUNGUTAN RETRIBUSI
DAN PENYEDIA DANA
3.PELAKSANAAN DENGAN
KOORDINASI
MEMPERLANCAR
PEMBUANGAN
SAMPAH KE TPA
18
Peraturan Daerah Kota Medan No 4 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Kota Medan.
Peraturan Daerah Kota Medan No. 8 tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan
Kebersihan yang sekaligus mencabut SK. Walikotamadya KDH Tingkat II
Medan No. 970/301/1993 tanggal 30 Desember 1993 tentang Tarip Pelayanan
Kebersihan.
Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 10 tahun 2002 tentang Tugas dan
Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan.
19
20
Medan adalah berasal dari retribusi sampah yang dikenakan pada setiap gedung dan
rumah penduduk, yang pelaksanaannya diatur oleh Peraturan Daerah.
Dana retribusi yang dikumpulkan Dinas Kebersihan Kota Medan, yang
selanjutnya disetorkan kembali ke kas Pemerintah Kota Medan. Untuk melakukan
pemungutan retribusi ini, Dinas Kebersihan memperoleh upah pungut sebesar 5 %
dari nilai yang disetorkan ke Kas Daerah (Pasal 19 ayat 1 Perda No. 8 tahun 2002)
dengan skema yang diperlihatkan pada Gambar 2.(Dinas Kebersihan,2002)
-5%
Retribusi
Kebersihan
PEMKO
APBD Dinas
Kebersihan
Sumber
Tahun
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
1.
Sampah
2002
2003
5.368.000.000,12.500.000.000,-
3.780.738.742,- (70,43%)
11.033.664.083,- (88,26%)
2.
Septictank
2002
2003
132.000.000,198.000.000,-
195.055.000,- (147%)
270.900.000,- (136%)
21
Uraian
Belanja Rutin
Tahun
Anggaran(Rp)
Realisasi (Rp)
2002
1.Belanja pegawai
8.379.712.000,-
8.304.265.849,-
2.Belanja barang
1.374.900.000,-
1.006.914.390,-
3.Belanja Pemeliharaan
5.190.575.000,-
4.414.567.999,-
4.Belanja Lain-lain
5.555.886.000,-
5.392.470.000,-
1.261.684.000,-
1.259.858.716,-
21.762.757.000,-
20.378.076.954,-
11.971.356.000,-
11.880.045.561,-
2.Belanja barang
2.100.000.000,-
1.905.331.381,-
3.Belanja Pemeliharaan
6.737.544.000,-
6.438.857.301,-
11.831.900.000,-
11.686.249.280,-
1.275.000.000,-
1.272.200.000,-
33.915.800.000,-
33.182.683.523,-
Belanja Pembangunan
Pengadaan sarana
Total
B.
Belanja Rutin
2003
1.Belanja pegawai
4.Belanja Lain-lain
Belanja Pembangunan
Pengadaan sarana
Total
Sumber: Dinas Kebersihan Kota Medan, 2003
22
Sedangkan nilai ekonomi sampah kota Medan dari sektor informal berasal
dari penjualan ulang dari bahan-bahan yang dapat diolah kembali. Pada umumnya
sampah yang memiliki nilai ekonomi tersebut adalah bahan-bahan yang dapat di daur
ulang
yang
kemudian
ditawarkan
kembali
ke
industri-industri
yang
membutuhkannya.
Harga sampah yang diperoleh dari beberapa pengumpul sampah yang dapat
di daur ulang pada Tahun 2004 diperlihatkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Jenis dan Harga Ekonomis Sampah
No
Jenis Sampah
Harga (Rupiah)
600,-
1.000.-
1.200,-
1.000,-
800,-
800,-
2.000,-
2.000,-
9
Karung per buah
Sumber: Data primer survey awal 2004
400,-
23
Joni, (12) Jalan Negara, (13) Jalan Wahidin, (14) Jalan Letda Sujono, (15) Jalan Kapt
Pattimura, (16) Jalan Jemadi, (17) Jalan Cemara, (18) Jalan Pelita 3, (19) Jalan
Purwo, (20) Jalan Sei Kera, (21) Jalan Bintang, (22) Jalan Sindoro, (23) Jalan Bilal,
(24) Jalan Boom, (25) Jalan Mestika, dan (26) Jalan Martinus Lubis (sumber: Data
primer survey awal 2004).
Semua sentra penjualan sampah tersebut menjadi asset yang sangat potensil
secara ekonomi bagi masyarakat kota Medan. Dengan melihat jumlah sentra
penjualan sampah di atas berarti sentra tersebut juga telah menyerap tenaga kerja
informal yang cukup besar untuk kota Medan. Mulai dari pengumpul dan penjual
sampah, yang dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sampah di kota Medan.
Dari gambaran nilai ekonomi pengelolaan sampah yang dilakukan baik secara
formal maupun informal tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa analisis nilai
ekonomi pengelolaan persampahan dengan studi kasus di Dinas Kebersihan Kota
Medan yang direncanakan dalam penelitian ini menjadi sangat relevan.
24
METODE PENELITIAN
pengelolaan sampah Kota Medan yang telah dikelola oleh suatu Dinas pada
Pemerintahan Kota Medan, juga dikarenakan Kota Medan merupakan kota terbesar
ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Penelitian ini dilakukan selama 3
(tiga) bulan yaitu bulan Maret sampai dengan Juni 2004.
kuesioner,
wawancara
dan
pengamatan
sebagai
alat
bantu
pengumpulan data. Format survey akan disesuaikan dengan jenis data yang akan
dikumpulkan. Sedangkan data sekunder (yang merupakan data tambahan ) diperoleh
dari instansi terkait meliputi : Pemerintah Kota Medan, Dinas Kebersihan Kota
Medan, buku-buku literatur, jurnal ilmiah, hasil laporan penelitian dan lain
sebagainya.
25
26
Wilayah Operasional
Medan*
Status Pekerjaan
II
III
Jumlah
Petani
12
12
33
Buruh/Karyawan
48
42
55
145
PNS/Pensiunan
39
43
40
122
Pedangang
40
39
38
117
Pengumpul/Pemulung
39
38
39
116
175
174
184
533
Jumlah
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan bantuan kuesioner,
wawancara dan pengamatan. Data primer dikumpulkan dengan kuesioner yang telah
disiapkan terlebih dahulu kepada para responden yang telah ditetapkan sebagai
sampel pengamatan.
Disamping itu juga dilakukan pengumpulan data sekunder dari Dinas
Kebersihan Kota Medan
rencana strategisnya.
Bagi responden yang tidak bisa mengisi angket maka akan diajukan beberapa
pertanyaan dalam paket survey dengan cara membacakannya, dan petugas pengambil
data mengisinya sesuai dengan jawaban yang diinginkan oleh responden.
27
Analisis data
Setelah data-data terkumpul kemudian dilakukan kompilasi, dalam bentuk
tabulasi frekuensi data. Teknik analisis data dijelaskan sebagai berikut :
1. Untuk menjawab hipotesis 1.
28
setiap item pertanyaan. Persentase ini kemudian dikalikan dengan skor yang
kriterianya telah ditentukan sebelumnya, dimana skor ; 5=(SB) sangat baik,
4=(B) baik, 3=(CB) cukup baik, 2=(TB) tidak baik, dan 1=(STB) sangat
tidak baik.
29
dengan rumus :
dimana :
= koeffisien Alpha Cronbach
N = Jumlah item yang diberikan
r = rata-rata korelasi diantara setiap item
30
dimana :
xi Ei
= Chi-Kuadrat
= frekuensi dugaan dikurang frekuensi data
Ei
= jumlah observasi
dengan kriteria :
= > 0.05 ( level signifikan)
31
32
telah
mencapai 1253 ton/hari nya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa rasio perbandingan antara sampah organik dengan sampah
anorganik di kota Medan adalah sebesar 2.21 : 1. (Zulfi,2000)
Untuk memberikan jasa pelayanan kebersihan,
Dinas Kebersihan
33
Wilayah
Operasional
3
Wilayah
Operasional
2
Wilayah
Operasional
asional Dinas Kebersihan
1
34
Komposisi Sampah
Vol.Sampah
Organik
Anorganik
(juta)
ton/hari
ton/hari
ton/hari
2002
2,068
1,241
854
387
2003
2,089
1,253
863
390
2004
2,110
1,266
871
394
2005
2,131
1,278
880
398
2006
2,152
1,291
889
402
35
sampah yang beroperasi dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel
6, yang juga merupakan tabulasi dari proyeksi volume sampah yang dapat terangkut
ke TPA berdasarkan jumlah, volume dan ritasi truk angkutan sampah dari tahun 2002
hingga 2004.
Jenis Kendaraan
Truk
3
/ hr
Vol.sampah
Terangkut ton/hr
1 Typer Truk
1.5
80
80
85
240
240
255
1.5
27
27
27
10 2.5
15
15
15
263
263
263
24
18
18
2.5
120
90
90
1.5
16
28
30
40
224
240
52
13
130
147
154
21.5
699
853
884
Total
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa meskipun jumlah armada truk Dinas
Kebersihan Kota Medan dari tahun 2002 hingga tahun 2004 terus bertambah, namun
sampah yang mampu diangkut ke TPA ternyata belum 100 %. Persentase sampah
yang mampu diangkut oleh armada truk Dinas Kebersihan Kota Medan dalam
rentang waktu 2002 hingga 2004 disajikan pada Tabel 7 dibawah ini.
36
Tabel 7.
No. Tahun
Vol. Sampah
ton/hari
ton/hari
Persentase
2002
1,241
699
56.3%
2003
1,253
853
68.1%
2004
1,266
884
69.8%
37
1556 orang petugas lapangan. Gambaran lengkap tentang jumlah sarana dan sumber
daya manusia yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Kota Medan disajikan pada Tabel
8 dibawah ini.
Tabel 8.
Sarana dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Dinas Kebersihan hingga
tahun 2004
No.
Jumlah
Kendaraan (unit)
1
Typer Truk
85
15
18
30
Truk Tinja
Bulldozer
Whell Loader
Bobcat
10
Pick-up
10
11
Truk servis
12
107
Total
188
Pejabat struktural
23
Tenaga Administrasi
233
Petugas Lapangan
1556
Total
1802
38
39
Tabel 9.
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan Tetap
Pendidikan
Suku
Lama berusaha
%
Jumlah total
responden
6 - 21 tahun
42
7.9%
22-40 tahun
295
55.3%
41-55 tahun
165
31.0%
> 55 tahun
31
5.8%
Jumlah
533
100.0%
Laki-laki
351
65.9%
Perempuan
182
34.1%
Jumlah
533
100.0%
Petani
33
6.2%
Buruh/Karyawan
145
27.2%
PNS/Pensiunan
122
22.9%
Pedagang
117
22.0%
Pengumpul/pemulung
116
21.8%
Jumlah
533
100.0%
SD
123
23.1%
SLTP
120
22.5%
SLTA
162
30.4%
Pergurauan Tinggi -Dipl
70
13.1%
Sarjana
58
10.9%
Jumlah
533
100.0%
Jawa
196
36.8%
Melayu
12
2.3%
Batak
221
41.5%
Karo
29
5.4%
Minang
47
8.8%
lain-lain
28
5.3%
Jumlah
533
100.0%
kurang 1 tahun
95
17.8%
2 4 tahun
208
39.0%
>4 tahun
230
43.2%
Jumlah
533
100.0%
Jumlah keluarga ..............
Komponen
40
Identitas
Komponen
Jumlah total
responden
103
66
165
115
84
533
%
19.3%
12.4%
31.0%
21.6%
15.8%
100.0%
41
Dari hasil survey terlihat bahwa hanya 19,3 % dari responden yang
42
43
44
No
4
5
4.2%
3.16
7.1%
7.5%
2.86
7.9%
7.1%
3.04
7.9%
36.1%
38.7%
8.3%
2.97
5.7%
8.8%
2.82
5.9%
8.0%
2.86
7.3%
27.9%
41.6% 13.3%
2.74
9.0%
9.9%
6.9%
9.7%
2.82
5.2%
7.2%
2.81
9.4%
2.86
6.9%
2.89
Rata-rata
Keterangan : SB = sangat baik (5) , B = baik (4) , CB = cukup baik (3) , TB = tidak baik
(2) , STB = Sangat tidak baik (1)
Sumber
: Analisis Data (Lampiran 5)
45
46
tidak baik (7.1%) ada sebanyak 33.8 %. Sedangkan persentase responden yang
menilai cukup baik terhadap upaya Dinas Kebersihan dalam menyediakan Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) pada wilayah dimana responden berdomisili ada
sebanyak 29.5% dengan jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian
terhadap pertanyaan ini bernilai 3.04 (dari skala 1- 5) .
Responden penelitian juga memberikan penilaian mereka terhadap upaya
Dinas Kebersihan dalam mengangkut sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA). Persentase penilaian mereka dari baik (36.1%) hingga sangat baik
(7.9%) sebanyak 44.0 %, dan persentase responden yang menilai tidak baik (38.7%)
hingga sangat tidak baik (8.3%) ada sebanyak 47.0 %. Sedangkan persentase
responden yang menilai cukup baik terhadap upaya Dinas Kebersihan dalam
mengangkut sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ada sebanyak
9.0% dengan jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian terhadap
pertanyaan ini bernilai 2.97 (dari skala 1- 5).
Pada penelitian ini juga dimintakan penilaian responden terhadap besarnya
biaya restribusi sampah yang harus dibayar oleh mereka kepada Dinas Kebersihan.
Hasil yang diperoleh memperlihatkan persentase responden yang menilai baik
(28.6%) hingga sangat baik (5.7%) sebanyak 34.3 %, dan persentase responden
yang menilai tidak baik (40.5%) hingga sangat tidak baik (8.8%) ada sebanyak
49.3 %. Sedangkan persentase responden yang menilai cukup baik ada sebanyak
16.4 % dengan jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian terhadap
pertanyaan ini bernilai 2.82 (dari skala 1- 5) .
47
responden penelitian terhadap pertanyaan ini bernilai 2.74 (dari skala 1- 5).
Ketika dimintakan penilaian responden tentang target dan realisasi retribusi
Pelayanan Kebersihan Kota Medan Tahun Anggaran 2003 dan 2004, persentase
reponden yang menilai baik (24.8%) hingga sangat baik (6.9%) sebanyak 31.7 %,
dan persentase responden yang menilai tidak baik (37.1%) hingga sangat tidak
baik (9.7%) ada sebanyak 46.8 %. Sedangkan persentase responden yang menilai
cukup baik ada sebanyak 21.5 % dengan
responden penelitian terhadap pertanyaan ini bernilai 2.82 (dari skala 1- 5).
48
49
baik (37.1%) hingga sangat tidak baik (8.4%) ada sebanyak 45.5 %. Sedangkan
persentase responden yang menilai cukup baik ada sebanyak 18.0 % dengan rata
rata jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian terhadap ke 10
pertanyaan ini bernilai 2.89 (dari skala 1- 5).
Jika dilihat dari jumlah skor yang dihasilkan terhadap setiap jawaban yang
diberikan oleh responden maka komponen pertanyaan yang menilai tentang upaya
Dinas Kebersihan dalam membersihkan sampah di jalan umum (pertanyaan 1)
memiliki skor tertinggi dengan nilai 3.16
Meskipun responden penelitian cenderung memberikan skor dibawah 3 dari
skala 5 yang ditentukan terhadap upaya-upaya yang dilakukan Dinas Kebersihan,
namun kenyataannya skor terendah justru diberikan responden penelitian terhadap
komponen pertanyaan yang ditujukan untuk menilai peran serta masyarakat di sekitar
daerah dalam menjaga kebersihan dan penanganan sampah (pertanyaan 7) dengan
skor 2.74.
Hasil ini memberikan gambaran bahwa di satu sisi para responden masih
menilai kinerja Dinas Kebersihan masih belum optimal, namun ternyata disisi lain
responden penelitian juga menilai masyarakat sekitarnya juga kurang memiliki
kesadaran yang tinggi dalam menjaga kebersihan di lingkungan mereka.
Untuk melihat kecenderungan penilaian responden penelitian terhadap
efesiensi dan efektivitas pengelolaan sampah kota Medan maka dilakukan analisis
Chi-Kuadrat terhadap persentase penilaian responden yang mereka berikan terhadap
masing-masing komponen pertanyaan yang diajukan. (Gambar 9)
50
kuadrat sebesar 2.8 (terbesar diantara skala lainnya) serta dengan tingkat
signifikan sebesar 0.903 (> 0.05). Hasil ini juga sesuai dengan rata-rata jumlah
skor yang dihasilkan dari jawaban yang diberikan responden yang bernilai
2.89.
51
52
No
Berat total
Ton/bulan
(kg)*
29.643,5
29.64
605,0
643,9
34.771,0
34.77
800,8
41.640,5
41.64
627,8
32.018,0
32.02
617,2
28.391,5
28.39
595,1
19.638,5
19.64
493,5
26.646,5
26.65
445,7
21.393,5
21.39
450,4
Jumlah
20.270,0
234.143,0
20.27
234.14
53
54
55
Vol.
Sampah
Vol. Sampah
Terangkut
ton/hari
ton/hari
(b)
1266
(c)
884
Sisa sampah
yang tidak
dapat
terangkut
ton/hari
(b-c)
382.00
7.81
1266
884 + 7.81
7.81 x 5,05
1266
7.81 x 12,62
Persentase
sampah
terangkut
peningkatan
69.80%
0%
374.19
70.26%
0.43 %
884 + 39.44
342.56
72.07%
2.25 %
1266
884 + 98.60
283.4
75.72%
5.90 %
7.81 x 25,25
1266
884 + 197.20
184.8
82.71%
12.88 %
7.81 x 50,5
1266
884 +394.00
-12
101.38%
31.55 %
56
Komponen pertanyaan
Jumlah pemulung yang
melakukan penjualan
sampah/bulan
Jumlah pekerja yang
membantu penjualan
sampah daur ulang /bulan
Jumlah
Responden
Rata-rata
Total
48
22 orang
1.056 orang
42
7 orang
294 orang
57
Jumlah
1350 orang
1802 orang
Rasio
0.749
Jika dilihat dari rasio perbandingan jumlah tenaga kerja pada sektor
informal (pemulung dan pengumpul) dengan jumlah tenaga kerja yang dimiliki
Dinas Kebersihan sudah cukup besar dengan nilai 0.749.
Akan tetapi jika ditinjau dari volume perdagangan sampah yang
dilakukan oleh pengumpul saat ini, yang memiliki rasio sangat kecil jika
dibandingkan dengan jumlah timbulan sampah anorganik Kota Medan yang
memiliki rasio 0.0198 (Tabel 5), maka jumlah tenaga kerja pada sektor informal
58
Komponen pertanyaan
Jumlah
Responden
Rata-rata
Total
48
6.870.863,0
329.801.400,0
59
Tabel 16. Rasio Nilai Perdagangan Sampah Para Pengumpul per tahun dengan
Realisasi APBD Dinas Kebersihan untuk 2003 (dalam Rupiah)
Jumlah
Nilai Perdagangan
Pengumpul pertahun
(b)
(b)/(a)
11,880,045.561
3,957,616.800
0.333
2.Belanja barang
1,905,331.000
3,957,616.800
2.077
3.Belanja Pemeliharaan
6,438,857.301
3,957,616.800
0.615
11,686,249.280
3,957,616.800
0.339
1,272,200.000
3,957,616.800
3.111
33,182,683.142
3,957,616.800
0.119
Uraian
(a)
Rasio
4.Belanja Lain-lain
Belanja Pembangunan
Pengadaan sarana
Total
Dari Tabel 16 dapat terlihat bahwa rasio jumlah penjualan sampah yang
dilakukan pengumpul terhadap realiasi belanja pembangunan Dinas Kebersihan
Kota Medan (pengadaan sarana) memiliki nilai yang paling tinggi (3.111).
Perbandingan lainnya yang memiliki nilai rasio yang cukup tinggi adalah
antara jumlah penjualan yang diperoleh pengumpul dengan belanja barang yang
dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan (belanja rutin), yang bernilai
sebesar 2.077.
Sedangkan rasio antara jumlah penjualan yang dilakukan pengumpul
terhadap belanja pegawai, belanja lain-lain serta belanja pemeliharaan juga
memiliki nilai rasio yang cukup besar (0.333 ; 0.339; 0.615).
60
61
Tabel 17. Rasio Nilai Perdagangan Sampah Pengumpul per tahun dengan
Jumlah Dana yang Dihimpun Dinas Kebersihan dari Realiasi
Pemasukan Sampah dan Septictank untuk tahun 2003 (dalam
Rupiah)
Uraian
Realisasi
Pemasukan dari
Sampah Dan
Septictank/tahun
(1*)
Jumlah
11,304,564.083
Uraian
Dan yang Dihimpun
Dinas Kebersihan/tahun
5 % x (1*)
Nilai perdagangan
sampah/tahun
Rasio
Jumlah
565,228.204
3,957,616.800
7.002
62
Komponen pertanyaan
Jumlah
Harga RataResponden rata (Rupiah)
Hasil
(Rupiah)
Harga kertas/kg
87
457,4
39.793,0
Harga karton/kg
90
524,1
47.168,0
87
983,1
85.533,0
Harga plastik/kg
84
838,1
70.404,0
Harga atom/kg
74
1.035,7
76.645,0
Harga kaca/kg
53
634,8
33.647,0
Harga aluminium/kg
78
1.198,9
93.510,5
Harga kuningan/kg
74
1.189,3
88.011,0
Harga karung/buah
86
362,4
31.167,5
Dari hasil ini diketahui bahwa harga rata-rata sampah anorganik jenis
kertas perkilogram yang diterima pemulung adalah Rp 457,4, sedangkan untuk
sampah karton adalah Rp 524,1 /kg. Harga rata-rata sampah anorganik jenis
logam seperti besi tua adalah Rp 983,1 untuk setiap kilogramnya, dan untuk jenis
aluminium seharga Rp 1.198,9 /kg, sedangkan untuk jenis logam kuningan
adalah Rp 1.189,3 /kg.
63
Berbeda dengan sampah anorganik jenis polimer seperti plastik dan atom
yang mempunyai harga rata-rata Rp 838,1 /kg dan untuk sampah atom adalah Rp
1.035,7 /kg.
Untuk sampah anorganik jenis karung mempunyai harga rata-rata Rp 362,4
/kg, sedangkan untuk jenis gelas diperoleh harga rata-rata Rp 634,8 /kg.
Dari berbagai jenis sampah anorganik yang dijual oleh pemulung ternyata
sampah yang memiliki nilai ekonomi tertinggi setiap bulannya adalah berasal
dari sampah jenis logam aluminium Rp 93.510,5, disusul oleh jenis kuningan Rp
88.011,0, dan besi tua Rp 85.533,0. Sehingga dapat dikatakan bahwa sampah
jenis logam inilah yang sangat potensil sebagai sumber penghasilan bagi
pemulung di kota Medan.
Sampah anorganik jenis polimer juga memberikan penghasilan yang cukup
besar terhadap pemulung karena dapat memberikan penghasilan kepada
pemulung setiap bulannya sebesar Rp 76.645,0 untuk sampah atom, dan Rp
70.404,0 untuk sampah plastik.
Sementara itu sampah jenis kertas dapat memberikan penghasilan sebesar
Rp 39.793,0 setiap bulannya dan Rp 47.168,0 untuk sampah jenis karton.
Sampah jenis kaca ternyata tidak terlalu banyak memberikan penghasilan
kepada pemulung, yaitu hanya sebanyak Rp 33.647,0 setiap bulannya dan dari
sampah karung Rp 31.167,5 perbulan.
Untuk mengetahui nilai ekonomi dari sampah anorganik Kota Medan
maka data volume perdagangan yang diperoleh dari pengumpul (Tabel 11)
64
Jenis sampah
anorganik
Kertas
Karton
Besi tua
Plastik
Atom
Kaca
Aluminium
Kuningan
Karung
Volume (Kg)
29.643,5
34.771,0
41.640,5
32.018,0
28.391,5
19.638,5
26.646,5
21.393,5
20.270,0
Harga/Kg
(Rupiah)
457,4
524,1
983,1
838,1
1.035,7
634,8
1.198,9
1.189,3
362,4
Jumlah
Hasil
(Rupiah)
13.558.664,3
18.223.094,8
40.938.355,0
26.835.658,0
29.406.304,3
12.467.483,2
31.945.224,8
25.444.099,0
7.346.107,3
206.164.990,7
65
paling rendah diantara sampah anorganik tersebut adalah jenis karung dengan
nilai ekonomi sebanyak Rp 7.346.107,3 setiap bulannya.
Tabel 19 juga memperlihatkan secara jelas bahwa total nilai ekonomi dari 9
komponen sampah anorganik Kota Medan setiap bulannya mencapai Rp
206.164.990,7.
Dari hasil yang diperlihatkan pada Tabel 19 juga terlihat adanya selisih
antara nilai perdagangan sampah yang dilakukan oleh pengumpul (Tabel 15)
dengan jumlah penjualan yang diterima oleh para pemulung, seperti yang
ditampilkan pada Tabel 20.
Tabel 20. Selisih Nilai Perdagangan Sampah yang dilakukan Pengumpul dengan
Jumlah Penjualan yang diterima Pemulung.
Jumlah/bulan
(Rp.)
Jumlah/tahun
(Rp.)
329,801,400.0
3,957,616,800.0
206,164,990.7
2,473,979,888.4
123,636,409.3
37.5%
1,483,636,911.6
37.5%
Uraian
Selisih
Margin Keuntungan
Sumber : Analisis Data
Tabel
20
memperlihatkan
bahwa
terdapat
selisih
sebesar
Rp.
66
maka
tidaklah berlebihan apabila dalam waktu yang singkat Dinas Kebersihan dapat
mengejar ketinggalan mereka dalam mengumpulkan dana. Apalagi mereka
dilengkapi dengan sarana prasarana serta sumber daya manusia yang jauh lebih
memadai dibandingkan dengan apa yang dimiliki oleh para pengumpul.
Sehingga dimasa yang akan datang Dinas Kebersihan diharapkan dapat
meniadakan retribusi sampah yang dibebankan kepada masyarakat Kota Medan
serta mampu menjalankan kegiatan operasionalnya tanpa adanya subsidi dari
Pemerintah Kota Medan.
67
Kesimpulan
Sedangkan
persentase responden yang menilai cukup baik ada sebanyak 18.0 % dengan
ratarata jumlah skor yang dihasilkan oleh responden penelitian terhadap
ke 10 pertanyaan ini bernilai 2.89 (dari skala 1- 5).
Hasil uji Chi-kuadrat yang memberikan nilai 2.80 dengan level signifikan
sebesar 0.903 pada skala penilaian Cukup Baik. Hasil ini juga sesuai dengan
68
69
3. Sampah anorganik yang terdapat di kota Medan memiliki potensi ekonomi yang
besar, karena dari hasil penelitian diketahui bahwa :
dari
APBD
Dinas
Kebersihan
untuk
tahun
2003
(Rp.33,182,683.142)
70
mencapai
Rp
206.164.990,7./bulan
atau
setara
dengan
Rp.
2,473,979,888.4/tahun.
ekonomi
sampah
yang
diterima
pemulung
mencapai
Rp.
Saran
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian analisis nilai ekonomi pengelolaan
persampahan dengan studi kasus di Dinas Kebersihan Kota Medan, maka ada
beberapa saran yang diajukan, yaitu :
1. Dengan mempertimbangkan tanggapan responden penelitian yang telah menilai
bahwa Dinas Kebersihan belum optimal dalam mengelola sampah Kota Medan,
maka Dinas Kebersihan perlu melakukan penataan untuk lebih meningkatkan lagi
efisensi dan efektivitas pengelolaan persampahan di Kota Medan yaitu melalui
penataan
pengelolaan
sampah,
pengaturan
restribusi
sampah
dan
71
melalui penataan tersebut akan dapat merubah masalah sampah menjadi peluang
bisnis yang dapat menjadi sumber dana terhadap Pemerintah Kota Medan.
2. Mengingat potensi ekonomi yang dimiliki oleh sampah, baik sampah organik
maupun sampah anorganik , maka hendaknya Pemerintah Kota Medan segera
memikirkan sistem pengolahan sampah yang sistematis. Sehingga proses
pengelolaan sampah menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi seperti bahan
baku logam, gelas, kertas dan pupuk dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ananta, S., 1997. Manajemen Sampah Yang Berkelanjutan (Suistanable Bandar
lampung Indonesia).unpublish, Meulbourne University, Australia
Budianta, Eka, 2003. Pembukaan Konfrensi Elektronik RUU Sampah.
www.terranet.or.id/conf.php
Dinas Kebersihan Kota Medan, 2002. Rencana Strategis 2002-2006.Medan
Hendargo, Ismoyo Imam, 1994. Kamus Istilah Lingkungan. P.T. Bina Rena
Pariwara. Jakarta.
Henry, J. G. and G. W. Heinke, 1996. Environmental Science and Engineering,
Prentice Hall, Englewood Cliffs, N.J.
Kementrian Lingkungan Hidup, 1997. Undang-Undang no 23 tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta
Lowry, Richard, 1999. Concepts and Applications of Inferential Statistics, Vassar
College, New York, USA.
Mustofa, 2000. Kamus Istilah Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Naria, E., 1996. Pengelolaan Sampah Padat. Karya Ilmiah FKM USU, Medan
Pemerintah Kota Medan, 2002. Perda No 8 tahun 2002 tentang Retribusi
Pelayanan Kebersihan Kota Medan. Medan
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka
Jakarta
PPS IPB, 2003. Sampah : Dari Bencana Menjadi Berkah. Bogor
Salim,E., 1982. Pengelolaan Sampah Yang Berkelanjutan. Penerbit BPFE.
Yogyakarta
Santos, J Reynaldo, 1994. Cronbach's Alpha: A Tool for Assessing the
Reliability of Scales. Agricultural Extension Service, Texas.
Sarie, Febrianie, 2004. Sampah dan Pemerintah. www.kompas.com/kompascetak/0401/10/Fokus/791775.htm - 10 Januari 2004
73
74
Lampiran 1. Kuesioner
: ...............................................................
I. Pengantar
Angket ini disampaikan dengan hormat kepada responden dengan maksud untuk
memperoleh pendapat tentang Analisis Ekonomi Pengelolaan Persampahan Studi Kasus
Dinas Kebersihan Kota Medan. Pendapat ini sangat kami perlukan dalam rangka melihat
potensi ekonomi dan tingkat efektifitas pengelolaan sampah Kota Medan. Untuk itu kami
mohon agar responden dapat mengisi angket yang di buat dengan sebaik-baiknya demi
suksesnya tujuan penelitian ini. Atas kerjasama dan bantuan bapak dan ibu sebelumnya saya
ucapkan terimakasih.
Petunjuk Umum:
75
No
1
2= Baik
3=Cukup baik
4=Tidak baik
76
10
Arahan ........
Sumber
Sampah
Tahun
Target (Rp)
2002
5.368.000.000,2003
12.500.000.000,2.
Septictank
2002
132.000.000,2003
198.000.000,Sumber: Dinas Kebersihan Kota Medan, 2003
Realisasi (Rp)
3.780.738.742,- (70,43%)
11.033.664.083,- (88,26%)
195.055.000,- (147%)
270.900.000,- (136%)
Belanja Rutin
1.Belanja pegawai
2.Belanja barang
3.Belanja Pemeliharaan
4.Belanja Lain-lain
Belanja Pembangunan
Pengadaan sarana
Tahun
2002
Total
2003
Total
Anggaran(Rp)
Realisasi (Rp)
8.379.712.000,1.374.900.000,5.190.575.000,5.555.886.000,-
8.304.265.849,1.006.914.390,4.414.567.999,5.392.470.000,-
1.261.684.000,21.762.757.000,-
1.259.858.716,20.378.076.954,-
11.971.356.000,2.100.000.000,6.737.544.000,11.831.900.000,-
11.880.045.561,1.905.331.381,6.438.857.301,11.686.249.280,-
1.275.000.000,33.915.800.000,-
1.272.200.000,33.182.683.523,-
77
78
79
........................................
80
(b) 11 20 orang
(d) 31 40 orang
(c) 21 30 orang
11. Berapakah jumlah pekerja yang membantu penjualan bahan daur ulang (sampah) dalam
usaha Bapak/Ibu selama sebulan:
(a) < 10 orang
(b) 11 20 orang
(c) 21 30 orang
(d) 31 40 orang
12. Berapakah jumlah penjualan bahan daur ulang (sampah) Bapak/Ibu selama sebulan :
(a) < Rp 5 juta
81
Pengantar:
Berikut ini akan ditanyakan nilai ekonomis sampah Kota Medan.
Angket ini
ditujukan secara khusus kepada Bapak/Ibu yang memiliki pekerjaan tetap atau tidak tetap
sebagai Pemulung sampah.
Petunjuk Pengisian Angket
1. Berikan tanda silang () pada salah satu jawaban (a), (b), (c), (d), dan (e) yang anda
setujui di dalam pilihan yang disediakan. Jika menurut saudara masih ada yang perlu
ditambahkan maka isilah pada titk-titik yang telah disediakan.
2. Apabila saudara tidak dapat membaca tulis maka kepada saudara akan kami ajukan
beberapa pertanyaan dan jawaban saudara akan diisikan oleh tenaga pengambil data
yang kami sediakan
Pertanyaan Khusus Untuk Responden Pemulung (Pertanyaan No 1 - 9)
1. Berapakah harga rata-rata kertas perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul:
(a) < Rp 500,-
........................................
2. Berapakah harga rata-rata karton perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul:
(a) < Rp 500,-
........................................
3. Berapakah harga rata-rata besi tua perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul :
(a) < Rp 500,-
........................................
4. Berapakah harga rata-rata plastik perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul:
(a) < Rp 500,-
........................................
82
5. Berapakah harga rata-rata atom perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul :
(a) < Rp 500,-
........................................
6. Berapakah harga rata-rata kaca perkilogram yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul :
(a) < Rp 500,-
........................................
........................................
........................................
9. Berapakah harga rata-rata karung perbuah yang Bapak/Ibu jual kepada pengumpul :
(a) < Rp 500,-
........................................
83
84
Lampiran 3
Uji Cronbachs Alpha
Reliability
Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis
R E L I A B I L I T Y
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A N A L Y S I S
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
.2000
.2020
.2020
.2000
.2020
.2000
.1980
.2000
.1980
.2000
.1595
.1268
.1165
.1602
.1462
.1208
.1525
.1463
.1221
.1471
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
Q4
Q5
Correlation Matrix
Q1
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
1.0000
.7541
.8435
.8748
.8179
.7834
.7931
.8484
.7852
.7221
Q6
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
1.0000
.9928
.9731
.9740
.9042
Q2
1.0000
.8749
.7782
.9265
.9842
.9608
.9248
.9255
.8162
Q7
1.0000
.9903
.9939
.9423
Reliability Coefficients
Alpha =
.9851
Q3
1.0000
.6258
.7323
.8170
.7684
.7541
.7067
.5440
Q8
1.0000
.9934
.9594
1.0000
.9471
.8630
.9087
.9561
.9380
.9506
Q9
1.0000
.9695
1.0000
.9766
.9935
.9984
.9971
.9682
Q10
1.0000
10 items
Standardized item alpha =
.9864
85
Lampiran 4
Uji Chi-Kuadrat
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
SB
B
CB
TB
STB
Mean
.0691
.2964
.1800
.3718
.0836
11
11
11
11
11
Std. Deviation
.01136
.05201
.06000
.04936
.02248
Chi-Square Test
Frequencies
SB
.05
.06
.07
.08
.09
Total
Observed N
1
3
4
2
1
11
Expected N
2.2
2.2
2.2
2.2
2.2
Residual
-1.2
.8
1.8
-.2
-1.2
B
.24
.25
.26
.27
.28
.29
.30
.36
.42
Total
Observed N
1
1
1
1
1
2
2
1
1
11
Expected N
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
Residual
-.2
-.2
-.2
-.2
-.2
.8
.8
-.2
-.2
Minimum
.05
.24
.09
.27
.04
Maximum
.09
.42
.30
.42
.13
86
CB
.09
.10
.16
.18
.19
.21
.25
.30
Total
Observed N
1
1
3
2
1
1
1
1
11
Expected N
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
Residual
-.4
-.4
1.6
.6
-.4
-.4
-.4
-.4
TB
.27
.29
.37
.38
.39
.40
.41
.42
Total
Observed N
1
1
3
1
1
1
1
2
11
Expected N
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
Residual
-.4
-.4
1.6
-.4
-.4
-.4
-.4
.6
STB
.04
.07
.08
.09
.10
.13
Total
Observed N
1
2
4
1
2
1
11
Expected N
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
Residual
-.8
.2
2.2
-.8
.2
-.8
87
Test Statistics
Chi-Squarea,b
df
Asymp. Sig.
SB
3.091
4
.543
B
1.273
8
.996
CB
2.818
7
.901
TB
2.818
7
.901
STB
3.727
5
.589
88
Lampiran 5
JAWABAN KUESIONER EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGELOLAAN SAMPAH (Semua Responden)
No
Skor Penilaian
4
3
2
Jumlah
28
210
93
145
21
497
4.2%
3.16
37
122
130
191
39
519
7.5%
2.86
39
141
145
131
35
491
7.1%
3.04
40
184
46
197
42
509
8.3%
2.97
27
136
78
193
42
476
8.8%
2.82
28
145
74
192
38
477
8.0%
2.86
36
138
49
206
66
495
7.3% 27.9% 9.9% 41.6% 13.3% 0.36 1.12 0.30 0.83 0.13
2.74
33
118
102
176
46
475
9.7%
2.82
27
139
94
219
37
516
7.2%
2.81
48
132
84
195
52
511
9.4% 25.8% 16.4% 38.2% 10.2% 0.47 1.03 0.49 0.76 0.10
2.86
34
147
90
185
42
497
6.9% 29.5% 18.0% 37.1% 8.4% 0.34 1.18 0.54 0.74 0.08
2.89
10
89
Lampiran 6
Jawaban Kuestioner Khusus Untuk Responden Pengumpul (Pertanyaan No 1 - 12)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pilihan Jawaban
(a) (b) (c) (d) (e) Jumlah
Volume perdagangan kertas/bulan 11 15 8 3 12
49
Volume perdagangan karton/bulan 11 11 13 7 12
54
Volume perdagangan besi
9 8 4 10 21
52
tua/bulan
Volume perdagangan plastik/bulan 17 8 6 5 15
51
Volume perdagangan atom/bulan 14 10 5 4 13
46
Volume perdagangan kaca/bulan
9 7 5 6 6
33
Volume perdagangan
22 14 5 2 11
54
aluminium/bulan
Volume perdagangan
29 6 0 2 11
48
kuningan/bulan
Volume perdagangan
22 8 2 8 5
45
karung/bulan
Jumlah pemulung yang melakukan
13 12 8 6 9
48
penjualan sampah/bulan
Komponen pertanyaan
37
Volume dalam kg
a
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
605.0
29,643.5
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
643.9
34,771.0
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
800.8
41,640.5
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
627.8
32,018.0
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
617.2
28,391.5
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
595.1
19,638.5
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
493.5
26,646.5
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
445.7
21,393.5
125.5
375.5
625.5
875.5
1250
450.4
20,270.0
5.5
15.5
25.5
35.5
45
22.5
1,079.5
6.7
281.0
6,870,863
329,801,400
42
5.5
15.5
25.5
35.5
45
28 14
48
500,050
7,550,000
15,050,000
25,050,000
40,000,000
Rata-rata
Jumlah
90
Lampiran 7
Jawaban Kuesioner Khusus Untuk Responden Pemulung (Pertanyaan No 1 - 9)
No
Pilihan Jawaban
Harga
Dalam
Rupiah
Komponen pertanyaan
Rata-rata
Jumlah
87
250.5
625.5
457.4
39,793.0
90
250.5
625.5
524.1
47,168.0
7 11 24 24 21
87
250.5
625.5
983.1
85,533.0
25 11 13 9 26
84
250.5
625.5
838.1
70,404.0
11 6 10 13 34
74
250.5
625.5
1035.7
76,645.0
28 5
53
250.5
625.5
634.8
33,647.0
4 57
78
250.5
625.5
1198.9
93,510.5
4 52
74
250.5
625.5
1189.3
88,011.0
63 21 1
86
250.5
625.5
362.4
31,167.5
91
92