DASAR
oleh Ir. Hj. Marsudi Lestariningsih MSi
Pertemuan I
IlMU PENGETAHUAN :
Penalaran manusia
Perkembangan bagian
tubuh manusia
1.Penglihatan
Terdpt berbagai jenis gerak manusia dapat
dideteksi oleh mata telanjang.
Mata manusia normal tidak dapat memisahkan
komponen warna , tetapi menerima semua
panjang gelombang spektrum yang terlihat
sbg suatu rangsangan perasaan lewat mata.
Cahaya putih terlihat sbg warna putih dr pd
sbg suatu campuran semua warna pelangi.
2. Pendengaran
Telinga manusia cukup peka ( sensitif) thd
gelombang suara berfrekwensi atr 16
sampai 20.000 hertz. perdetik
Getaran vibrasi dibawah dan diatas itu
sukar untuk terdeteksi.
Telinga hanya dapat mengenali sejumlah
suara terbatas yg timbul secara serentak (
simultan).
4. Penginderaan Kulit
Alat indera kulit dapat membedakan
atr. panas, dingin
dan tekanan scr relatif serta dpt
mengukur panas hanya scr kasar.
Kulit berfungsi sbg indera peraba dan
perasa.
5. Peningkatan Daya
Penginderaan
a. Latihan
2. Tahap Filsafat
3. Tahap positif ( tahap ilmu)
B.Penalaran Deduktif
( Rasionalisme )
Dengan bertambah majunya alam
pikiran manusia dan makin
berkembangnya cara-cara
penyelidikan, manusia dapat
menjawab banyak pertanyaan tanpa
mengarang mitos.
C.Penalaran Induktif
( Empirisme )
Penalaran yang diperoleh deduktif
ternyata mempunyai kelemahan
maka muncul pandangan lain yang
berdasarkan pengalaman kongkrit.
Mereka yang mengembangkan
pengalaman kongkrit disebut
penganut empirisme.
Penalaran induktif
adalah
Cara berpikir dengan menarik kesimpulan
umum dari pengamatan atas gejala- gejala
yang bersifat khusus.
Contoh :
Semua logam kalau dipanasi akan
bertambah panjang.
kucing bernafas, kambing bernafas, dapat
disimpulkan bahwa semua mahluk hidup
dapat bernafas.
D. Pendekatan Ilmiah
Agar supaya himpunan tersebut
dapat disebut ilmu pengetahuan
harus digunakan perpaduan antara
rasionalisme dan empirisme yang
dikenal dengan metode keilmuan atau
pendekatan Ilmiah.
Metode Ilmiah
Merupakan cara untuk memperoleh
pengetahuan secara ilmiah.
Adalah merupakan gabungan antara
pendekatan rasional dan empiris.
Rasionalisme memberikan kerangka
pemikiran yang koheren dan logis,
sedangkan empirisme dalam memastikan
kebenarannya memberikan kerangka
pengujian.
4) Deduksi Hipotesis
Merupakan langkah tertentu dalam
rangka menguji hipotesis yang
diajukan , merupakan identifikasi
fakta-fakta apa yang dapat diamati
dalam dunia fisik yang nyata
5). Pengujian Hipotesis fakta
Merupakan usaha untuk mengumpulkan
yang relevan dengan deduksi hipotesis
Metode Ilmiah
Perumusan Masalah
Khasanah Pengetahuan
Ilmiah
Pragmatis
Deduksi
Koherensi
Perumusan Hipotesis
Korespondensi
Diterima
Perumusan Kerangka
Berpikir
Induksi
Pengujian Hipotesis
(Trianto,2007)
Ditolak
Sejarah Pengetahuan
yang diperoleh manusia :
Ahli sejarah membagi menjadi 3
zaman :
1. Zaman Babilonia
2.Zaman Pertengahan
3. Zaman Modern .
Zaman Babilonia
(700-600M)
Berpendapat:
Alam semesta sbg ruang setengah bulat
Bumi datar sbg lantai, langit dan
bintang sbg atap.
Mengenal bid ekleptika sbg bidang
edar matahari dan menetapkan
hitungan hr 365,25 hr/ tahun
Penget rasi bintang: Scorpio, Virgo,
Picses dll. Penget tsb, mrpk
dugaan,imajinasi disebut
Pseudo science ( science palsu )
Ptolomeus ( 127-151 M)
Bumi sbg pusat sistem tatasurya
(geosentris)berbentuk bulat dan diam
seimbang tanpa tiang penyangga