Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN NILAI MORAL DALAM NOVEL SITI NURBAYA

KARYA MARAH RUSLI MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAMS


ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS X
SMA GITA BAHARI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2014/2015

PROPOSAL
Disusun oleh:
Nama

NPM

Kelas

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2015

JUDUL:

PEMBELAJARAN NILAI MORAL DALAM NOVEL SITI


NURBAYA KARYA MARAH RUSLI MENGGUNAKAN
MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
PADA SISWA KELAS X SMA GITA BAHARI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2014/2015

A. Latar Belakang
Pembelejaran bahasa dan sastra merupakan perpaduan antara belajar
berbahasa dan sastra yaitu dengan belajar berkomunikasi dan belajar sastra yang
merupakan belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Salah
satu nilai yang terdapat dalam kehidupan manusia yaitu nilai moral. Moral itu
sendiri sangat erat hubungannya dengan etika, yang merupakan cabang filsafat
yang objeknya adalah tingkah laku manusia ditinjau dari nilai baik dan benar.
Moral memegang peranan penting dalam kehidupan manusia yang berhubungan
dengan baik buruknya perbuatan manusia. Secara garis besar persoalan hidup dan
kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia
dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial
termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan
Tuhannya. Nilai moral muncul pada setiap manusia ketika ia hidup dalam suatu
masyarakat.
Setiap manusia mempunyai masalah yang berbeda-beda salah satunya yaitu
kurangnya penggunaan nilai moral yang baik yang seringkali dialami manusia.
Dalam pembelajaran sastra, nilai moral termasuk ke dalam unsur ekstrinsik,
dengan demikian pembelajaran nilai moral dalam novel Siti Nurbaya dapat
diajarkan di sekolah. Dalam kaitannya dengan pembelajaran nilai moral di SMA
yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada siswa bahwa pendidikan moral
sangat penting. Pengenalan moral dapat dimulai dengan mengajak siswa dalam
pembelajaran mengapresiasi sebuah novel dan mencari nilai moral yang terdapat
dalam novel tersebut. Untuk memudahkan pembelajaran nilai moral maka
diperlukan model pembelajaran yang tepat.
Model Students Teams Achievment Division merupakan pendekatan
pembelajaran kooperatif yang paling efektif. Guru yang menggunakan model
Students Teams Achievment Division juga mengacu pada belajar kelompok siswa

dan menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu dengan
menggunakan presentasi verbal yang menekankan pada adanya aktivitas dan
interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran bahasa dan sastra guna mencapai prestasi yang
maksimal.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Gita Bahari Semarang kelas X, pada
pembelajaran sastra model yang digunakan hanyalah ceramah, penugasan, dan
belajar mandiri yang tidak meningkatkan nilai KKM. Hal ini dikarenakan pada
pembelajaran sastra disajikan secara integratif dengan pembelajaran bahasa
Indonesia. Dampak yang muncul dari pengintergrasian tersebut yaitu (1)
ketidakseimbangan bobot materi dan cara penyajiaan bahasa dengan sastra, (2)
guru lebih mengedepankan pembelajaran bahasa dari pada sastra, dan (3) sastra
disajikan dengan gaya yang sama saat guru mengajarkan bahasa sehingga
pembelajaran terasa sangat membosankan bagi siswa. Pembelajaran nilai moral
dalam novel Siti Nurbaya pada pelajaran Bahasa Indonesia di Sma Gita Bahari
Semarang termasuk dalam standar kompetensi (SK) 7. Memahami berbagai
hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan (KD) 7.2 Menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan yang sesuai dengan standar
isi bahasa Indonesia SMA kelas X semester I.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pembelajaran nilai moral dalam novel Siti Nurbaya karya
Marah Rusli?
2. Bagaimanakah pembelajaran nilai moral dalam novel Siti Nurbaya karya
Marah Rusli menggunakan model Students Teams Achievment Division pada
siswa kelas X Sma Gita Bahari Semarang tahun ajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pembelajaran nilai moral dalam novel Siti Nurbaya
karya Marah Rusli.
2. Mendeskripsikan pembelajaran nilai moral dalam novel Siti Nurbaya
karya Marah Rusli menggunakan model Students Teams Achievment

Division pada siswa kelas X SMA Gita Bahari Semarang tahun ajaran
2014/2015.
D. Kerangka Pikir
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif dan berjenis penelitian penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas hanya memusatkan pada permasalahan yang spesifik dan
kontekstual. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara tematik dengan
mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Penelitian ini menggunakan
desain (PTK) dengan dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II,
setiap siklus dilaksanakan melalui empat tahap. Empat tahap ini adalah tahap
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Kerangka berpikir penelitian ini, yaitu semua kegiatan pembelajaran suatu
model atau teknik untuk mencapai suatu tujuan yang ingin diharapkan.
Tercapainya suatu tujuan pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor, seperti:
guru, siswa, teknik serta model yang digunakan. Dalam penelitian ini model
student teams achievement division salah satu model yang dapat digunakan dalam
pembelajaran nilai moral. Dengan penggunaan model student teams achievement
division siswa dilatih untuk menghadapi berbagai masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan.
Dengan demikian, pembelajaran nilai moral yang ada dalam novel Siti
Nurbaya menggunakan model student teams achievement division harus
menerapkan konsep-konsep kepaduan yang berorientasi pada investigasi dan
penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah pada pembelajaran
nilai moral dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Model STAD (Student
Teams Achievement Division) juga merupakan suatu pembelajaran yang tepat serta
terdiri dari lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis,
skor pengembangan dan penghargaan kelompok (Slavin, 2009:142). Agar siswa
dapat menemukan nilai moral secara tepat, guru menggunakan model student
teams achievement division dalam pembelajaran memahami nilai moral. Melalui

model ini pengembangan dan penemuan nilai moral yang ada di dalam novel Siti
Nurbaya dapat dilakukan secara tepat.
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah jika guru pada pembelajaran nilai moral dalam novel Siti
Nubaya karya Marah Rusli menggunakan model student teams achievement
division, terdapat peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa pada
pembelajaran nilai moral dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
menggunakan model student teams achievement division pada siswa kelas X SMA
Gita Bahari Semarang tahun ajaran 2014/2015.

II. METODE PENELITIAN


Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis
dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi (Sukmadinata, 2011:53).
Suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan,
mengolah data dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian
tertentu.
A. Pendekatan Penelitian Sastra
1) Studi Kepustakaan
Teknik kepustakaan adalah pengumpulan data yang dilakukan diperpustakan
atau diruang kamar kerja guna pengembangan teori penelitian dan memperoleh
data dan informasi tentang objek penelitian. Penelitian ini menggunakan studi
pustaka berkaitan dengan pembelajaran sastra, pembelajaran nilai moral. Hal ini
dilakukan karena subjek penelitiannya mengambil beberapa referensi sebagai
acuan yang digunakan yaitu buku-buku yang mengandung masalah yang diteliti.

2) Metode Analisis Deskriptif


Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang berusaha memahami
gagasan atau cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajinasi ide-

idenya, sikap pengarang menampilkan gagasannya, elemen intrinsik itu sehingga


mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam membangun totalitas
bentuk maupun totalitas maknanya. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,
mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini
terjadi atau ada.
3) Pendekatan Moral
Moral dalam hal ini diartikan sebagai suatu norma, suatu konsep tentang
kehidupan yang disanjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat tersebut. Lebih
lanjut bahwa moral dalam pengertian filsafat merupakan suatu konsep yang telah
dirumuskan oleh sebuah masyarakat untuk menentukan kebaikan atau keburukan.
Pendekatan moral bertolak dari dasar pemikiran bahwa suatu karya sastra
dianggap sebagai suatu medium yang paling efektif membina moral dan
kepribadian suatu kelompok masyarakat (Semi dalam Djojosuroto, 2006:49),.
B. Pendekatan Penelitian Pembelajaran Sastra
1) Teknik Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik.
Hal yang diamati yaitu pada saat guru mengajar dan tanggapan siswa atas
pembelajaran menganalisis teks anekdot. Model ini digunakan untuk melihat dan
mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh
gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.
2) Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan
mendorong siswa mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat. Melalui
pendekatan kontekstual, hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran bersifat alami, karena siswa bekerja dan mengalami, bukan sekadar
mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih
dipentingkan daripada hasil (Nurhadi, 2003:1). Lima bentuk belajar dalam metode
kontekstual adalah bentuk belajar relating, experiencing, applying, cooperating,
dan transfering. Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata.
Experiencing adalah belajar dalam konteks kegiatan eksplorasi, penemuan, dan

penciptaan. Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan pengalaman hasil


belajar ke dalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Cooperating adalah belajar
dalam bentuk berbagi informasi dan pengalaman, saling merespon, dan saling
berkomunikasi. Transfering adalah kegiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan
pengetahuan dan pengalamannya berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru (Suparno, 2003).
3) Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif dan berjenis penelitian penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas hanya memusatkan pada permasalahan yang spesifik dan
kontekstual. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara tematik dengan
mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Penelitian ini menggunakan
desain (PTK) dengan dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II,
setiap siklus dilaksanakan melalui empat tahap. Empat tahap ini adalah tahap
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010:173). Objek
pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku
untuk seluruh populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010 :174). Sampel merupakan kelompok kecil yang secara nyata kita
teliti dan tarik kesimpulan.

1. Karya Sastra
a) Populasi
Populasi dalam penelitian sastra ini adalah novel Siti Nurbaya karya
Marah Rusli.
b) Sampel
Dalam menentukan sampel pada penelitian sastra menggunakan
teknik

Pruposive

Sampling

yaitu

memilih

kutipan-kutipan

mengandung nilai moral dalam novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli.

yang

2. Pembelajaran Sastra
a) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Sma Gita
Bahari Semarang tahun ajaran 2014/2015.
b) Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X Sma Gita Bahari
Semarang tahun ajaran 2014/2015. Dipilih satu kelas untuk melakukan
penelitian yaitu kelas X-D, yang dipilih dengan cara diundi (random
sampling) yaitu memberi nomor-nomor sesuai dengan banyaknya jumlah
sampel yang dibutuhkan.
D. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Teknik penyajian hasil analisis data dilakukan secara kulitatif. Analisis
kualitatif dimaksudkan untuk menganalisis data nontes yang diperoleh dari siswa.
Untuk memperoleh data nontes dari siswa peneliti akan memberi pertanyaan
berupa lembar observasi, wawancara, catatan lapangan, dan catatan harian . Hasil
analisis siklus I dan siklus II dibandingkan untuk mengetahui perubahan tingkah
laku siswa, dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui peningkatan
perubahan tingkah laku siswa.

E. Rencana Teori
1. Nilai Moral
Moral berasal dari bahasa latin mos mores yang berarti dalam kehidupan
adalah adat istiadat atau kebiasaan (Djojosuroto, 2006:10). Lebih lanjut dijelaskan
bahwa moral merupakan kaidah, norma atau pranata yang mengatur perilaku
setiap individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat
umumnya. Kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai
manusia. Etika dan moral mempunyai arti yang sama yaitu adat kebiasaan. Adat
kebiasaan adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau suatu kelompok masyarakat dalam mengatur tingkah lakunya


(Suseno, 2001:16).
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai moral adalah
ukuran yang digunakan untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan
manusia, dari segi buruknya berdasarkan pandangan hidupnya. Moral mencakup
pengertian tentang baik dan buruknya manusia.
2. Keterkaitan Moral dengan Karya Sastra
Sebuah karya sastra yang bernilai tinggi adalah karya sastra yang
mengandung moral yang tinggi, yang dapat mengangkat harkat dan martabat umat
manusia. Dalam hal ini, karya sastra diciptakan oleh seorang penulis tidak sematamata mengandalkan bakat dan kemahiran berekspresi, tetapi lebih dari itu,
seorang penulis melahirkan karya sastra karena ia memiliki visi, aspirasi, itikat
baik, dan perjuangan, sehingga karya sastra dihasilkannya memiliki nilai tinggi.
Karya satra yang tidak hanya mementingkan nilai seni memperhatikan moral
dinilai sebagai karya sastra yang tidak bermutu (Semi dalam Djojosuroto,
2006:25).
Ada keterkaitan khusus antara karya sastra dengan moral. Bayaknya karya
sastra yang mengandung nilai-nilai moral membuktikan hal tersebut. Karena
dengan terkandungnya nilai-nilai moral di dalam sebuah karya sastra maka
pengarang dapat mencerminkan pandangan hidupnya mengenai nilai-nilai
kebenaran. Sehingga karya sastra tersebut dapat menawarkan pesan-pesan moral
yang berkaitan dengan sifat luhur manusia, memperjuangkan hak dan martabat
manusia yang digambarkan pengarang melalui sikap dan tingkah laku para tokoh
dalam sebuah karya sastra. Serta dapat membantu membentuk pribadi pembaca
sebagai makhluk Tuhan yang bermartabat dan berakhlak yang akan menjadi lebih
baik lagi. Inilah kaitan khusus karya sastra dengan moral (Djojosuroto, 2006:15).
3. Model Pembelajaran
Riyanto (dalam Taniredja, 2011:1), model pembelajaran adalah seperangkat
komponen

yang

telah

dikombinasikan

secara

optimal

untuk

kualitas

pembelajaran. Menurut Afandi (2011:4) model pembelajaran adalah cara untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan yang dipergunakan guru dalam


mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
4. Model Student Teams Ahievement Division (STAD)
Model STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada
adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal (Isjoni dalam Taniredja, 2011:64). Menurut Slavin (2010:143), tipe
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk pemulaan bagi para guru
yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhammad. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djojosuroto, Kinayati. 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengajarannya.
Yogyakarta: Pustaka.
Muthiah, Hani. 2012. Penggunaan Media Teks Dongeng dalam Pembelajaran
Menganalisis Teks Anekdot Baik Melalui Lisan maupun Tulisan (online),
(http://hannyputerifatullah.blogspot.com/2013_03_01_archive.html,
diakses 25 April 2013). Bandung: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Pasundan.
Ngatmini, dkk. 2010. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang:
IKIP PGRI PRESS.
Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada.
Salam, Burhanudin. 1997. Etika Individual: Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta:
Semarang Press.
Slavin. Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktek,
(penerjemah Nurulita). Bandung: Nusa Media.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Taniredja, Tukiran, dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga
Wijana, I dewa Putu. 1995. Pemanfaatan Teks Humor dalam Pegajaran AspekAspek Kebahasaan, II/1995. Halaman 23-30.

Anda mungkin juga menyukai