Anda di halaman 1dari 7

HUKUM EMANSIPATORIS

Oleh: Suparman Marzuki

Konsep Emansipatoris
Emansipatoris adalah Pembebasan
Dalam
Konsep
Modernisme:
Emansipatoris adalah pembebasan diri
dari kungkungan mitos-mitos, ideologi,
dan tradisi yang irasional dan sarat tabutabu kepada pengembaraan rasioalitas
manusia dalam menata kehidupannya.
Rasionalitas Modernisme menurut Max
Weber dicirikan oleh:

(1) Perluasan bidang-bidang sosial yang berada


dibawah norma-norma pengambilan keputusan
yang rasional;
(2) Industrialisasi kerja sosial yang bersifat
teknis, yang menyebabkan norma-norma
tindakan instrumental memasuki bidang yang
lain.
Dengan perantaraan rasionalitas Weber itulah,
maka fenomena modern dimengerti sebagai
proses perkembangan dan menyebarnya
rasionalitas ke segenap segi kehidupan dan
perilaku manusia.

Penyebaran rasionalitas ala Weber ini,


mendapat penekanan instrumental ketika
eksponen Frankfurter Schule mengaplikasi
epistemologi fungsional Marx dalam kehidupan
sosial.
Konsekuensi logis dari penganutan epistemologi
Marx tersebut telah menyeret eksponen
Frankfurter Schule dalam apa yang kemudian
dikenal sebagai pengideologisasi ilmu dan
teknologi.

Akibatnya, modernisasi menjadi emansipasi


yang mengalami erosi makna. Artinya,
pembebasan diri dari mitos, berubah menjadi
pemitosan ilmu dan teknologi lewat dominasi
rasio instrumental.
Dengan lenyapnya aspek makna ini, teori kritis
eksponen Frankfurter Schule gagal menjadi teori
yang emansipatoris atau membebaskan.

Teori emansipatoris postmodernisme menekankan


pembebasan hukum dari mitos, ideologi, dan tradisi;
juga dari dominasi rasionalisme.
Hukum yang dikungkung oleh mitos dan tradisi pada
hakekatnya adalah elitis. Karena pemaknaan atas mitos
dan tradisi dilakukan oleh segelintir elite.
Hukum yang dikungkung rasionalitas, sebagaimana
hukum positif, cenderung mengabaikan realitas sosial.
Hukum menjadi seperti ilmu pasti. Terikat dengan logika
hubungan sebab akibat.

Hukum emansipatoris Postmoderisme adalah hukum


yang membebaskan dan berpihak kepada kelompok
masyarakat yang lemah dan tidak berdaya.
Produk hukum yang dibuat adalah hukum-hukum yang
diperuntukkan bagi penguatan sebagian besar
masyarakat yang tidak berdaya.
Pelaksanaan hukum dimaksudkan untuk keadilan sosial
sehingga penerapan hukum tidak sepenuhnya dalam
logika sylogisme, tetapi melihat dan mempertimbangkan
kenyataan sosial dimana hukum dan untuk siapa hukum
itu dibuat.

Anda mungkin juga menyukai