Anda di halaman 1dari 9

PERSPEKTIF KRITIS

SOSIOLOGI HUKUM
Disiapkan Sebagai Bahan Kuliah
S2 Magister Hukum FH UII
Oleh: Suparman Marzuki

HUKUM RESPONSIF

Hukum Amerika Sebelum 1950-an


hukum hanya dipahami sebagai aturanaturan yang bersifat kaku
menekankan pada aspek the legal system
tanpa melihat kaitan antara ilmu hukum
tersebut dengan persoalan-persoalan
yang harus ditangani
Hukum identik dengan ketertiban sebagai
cermin pengaturan dari penguasa

Ketika tahun 1950-an terjadilah masalahmasalah sosial seperti, kemiskinan,


kejahatan,
pencemaran
lingkungan,
kerusuhan
kaum
urban,
dan
penyalahgunaan kekuasaan.
Dalam keadaan tersebut hukum tidak
mampu mengatasinya.

Philippe Nonet dan Philip Selznick berupaya


menemukan jalan menuju perubahan supaya
hukum bisa merespon masalah-masalah sosial
yang kompleks.
mencoba
memasukkan
unsur-unsur
dan
pengaruh ilmu sosial ke dalam ilmu hukum
dengan menggunakan strategi ilmu sosial
perspektif ilmu sosial yang harus diperhatikan
untuk bekerjanya hukum secara keseluruhan
sehingga hukum tidak hanya mengandung unsur
pemaksaan

Pendekatan
ilmu
sosial
memperlakukan
pengalaman hukum sebagai sesuatu yang
berubah-ubah dan kontekstual
Nonet dan Selznick yang memasukkan ilmu
sosial kedalam hukum merumuskan hukum
demikian itu sebagai hukum responsif.
Hukum Responsif berorientasi pada hasil, pada
tujuan-tujuan yang akan dicapai di luar hukum

Dalam hukum responsif, tatanan hukum


dinegosiasikan, bukan dimenangkan melalui
subordinasi
hukum responsifnya menolak otonomi hukum
yang bersifat final dan tak dapat digugat.
Hukum tidak hanya rules yang dibangun dengan
logika, tetapi juga logika-logika lain.

Produk hukum yang berkarakter responsif


proses pembuatannya bersifat partisipasif, yakni
mengundang sebanyak-banyaknya partisipasi
semua elemen masyarakat, baik dari segi
individu, ataupun kelompok masyarakat dan
juga harus bersifat aspiratif yang bersumber dari
keinginan atau kehendak dari masyarakat.
Artinnya produk hukum tersebut bukan
kehendak dari penguasa untuk melegitimasikan
kekuasaannya.

Tujuan hukum harus benar-benar


mensejahterakan
masyarakat
kepentingan yang lebih besar,
untuk
kepentingan
mereka
berkuasa.

untuk
dalam
bukan
yang

Anda mungkin juga menyukai