Bronko Vaxom - Jurnal Translate
Bronko Vaxom - Jurnal Translate
Penggunaan Broncho-Vaxom
Salah satu cara ampuh untuk mencegah terjadinya episode infeksi saluran nafas
berulang ialah dengan meningkatkan imunitas individu untuk dapat bereaksi melawan
patogen dengan cara mengonsumsi stimulant oral, seperti Broncho-Vaxom.
Broncho Vaxom adalah ekstrak bakteri yang diadministrasikan secara oral yang telah
terbukti meningkatkan respon imun tubuh untuk melawan patogen virus dan bakteri.
pertama kali diregistrasikan di Switzerland pada 1979, Broncho-Vaxom sekarang
telah diterima di 70 negara di seluruh dunia. Keamanan dan keuntungan terapeutik
dari Broncho-Vaxom didukung oleh jumlah data uji klinis dalam jumlah yang besar.
Telah diperkirakan bahwa lebih dari 60 juta pasien (35 juta diantaranya pasien
dewasa) telah diterapi dengan Broncho-Vaxom sejak tahun 1994.
Komposisi
Kandungan aktif dari Broncho-Vaxom terdiri dari lyophilized bacterial lysates dari 21
strain bakteri yang berbeda yang diambil dari 8 spesies besar dan sub-spesies bakteri
yang sering dikaitkan dengan kejadian Infeksi Saluran Nafas Berulang (Haemophilus
influenza, Moraxella catarrhalis, Klebsiella pneumonia pneumonia, Klebsiella
pneumonia ozaenae, Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumonia,
Streptococcus sanguinis, dan Staphylococcus aureus)
Indikasi Klinis
Broncho-Vaxom diindikasikan pada upaya pencegahan terjadinya infeksi saluran
nafas berulang dan/atau mencegah terjadinya eksaserbasi pada populasi berisiko.
(termasuk didalamnya pasien dengan PPOK ringan, bronchitis kronik, anak
berisikom orang tua, perokok) Broncho-Vaxom juga diindikasikan sebagai obat
penyerta pada penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernafasan Atas.
Formulasi
Kapsul merupakan sediaan yang tersedia untuk orang dewasa. Mengandung 7 mg
lyophilized bacterial lysates. Sediaan kapsul dan sachet yang mengandung 3.5 mg
kandungan aktif merupakan formulasi yang tersedia untuk anak. Untuk informasi
lanjut mengenai Broncho-Vaxom untuk anak, lihat pada brosur anak.
Untuk mengobati episode akut, dosis yang dinkurkan ialah satu kapsul sehari,
diminum dalam kondisi perut kosong hingga hilangnya gejala (minimal dikonsumsi
10 hari). Dalam kasus dimana diperlukannya konsumsi antibiotic, Broncho-Vaxom
harus diadministrasikan dari awal terapi antibiotik.
Batas Penggunaan
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap zat aktif.
Kehamilan dan Menyusui : Data penggunaan Broncho-Vaxom pada wanita hamil
sangatlah terbatas dan hampir tidak ada. Studi yang dilakukan pada binatang uji tidak
menunjukkan adanya efek merugikan langsung ataupun tidak langsung dalam sudut
pandang toksisitas reproduksi. Namun dianjurkan untuk menghindari penggunaan
Broncho-Vaxom selama masa kehamilan.
Belum ada uji spesifik yang telah dilakukan pada ibu menyusui dan tak ada data yang
telah dilaporkan hingga sekarang. Broncho-Vaxom harus diadministrasikan dengan
hati-hati selama masa menyusui.
Interaksi Obat
ini.
Overdosis
: Belum ada kasus overdosis yang dilaporkan hingga saat ini.
Dikarenakan sifat Broncho-Vaxom dan hasil dari uji toksisitas yang dilakukan pada
hewan coba, kemungkinan terjadinya overdosis kecil.
INTISARI
MEKANISME KERJA
Broncho-Vaxom bekerja dengan cara mengaktifkan system imun individu secara nonspesifik. Bagian ini menyajikan secara singkat tentang bagaiman Broncho-Vaxom
menstimulasi sistem imun langsung dan adaptif, yang kemudian akan meningkatkan
mekanisme imun individu dalam melawan terjadinya Infeksi Saluran Nafas Berulang.
Setelah dikonsumsinya kapsul , komponen bacterial lysates akan dikeluarkan dalam
usus. Kandungan lysate tersebut mengandung berbagai protein antigen dan peptide,
termasuk ikatan PRRs.
Pengikatan komponen lysate pada permukaan sel PRRs dari sel imun akan memicu
diaktifkannya respon imun langsung. Selanjutnya, hal ini akan menstimulasi pre-
aktivasi dan maturasi sel limfosit B dan T. Sel limfosit B dewasa dan sel T akan
bermigrasi ke perifer, termasuk diantaranya adalah saluran pernafasan, dimana oleh
patogen yang telah ada pada saluran pernafasan tersebut, sel B akan mensekresikan
immunoglobulin spesifik terhadap patogen yang ada dalam lysate bakteri. dengan
cara yang sama, mengaktifkan sel T untuk mengeluarkan sitokin pro-inflamasi.
Selanjutnya pencernaan Broncho-Vaxom akan berujung pada peningkatan imunologi
pada sistem yang berbeda dalam tubuh, mengaktifkan sel imun langsung dan
merekruit sel imun adaptif dewasa ke perifer.
Gambar 2. Sekresi sitokin IL-6 dan kemokin CCL20 dibawah stimulasi DC dengan dosis BronchoVaxom yang berbeda. Broncho-Vaxom secara selektif menginduksi aktivasi NF-kB dan MAPK pada
sel dendrite manusia. Hal ini menyebabkan meningkatnya aktivitas sel B dalam mengaktifkan sitokin
seperti IL-6 (Panel A) dan kemokin seperti CCL20 (Panel B). *p<0.05 dan **p<0.01 oleh Dunnets
Multiple Comparison Test.
Gambar 3. Efek diberikannya Broncho-Vaxom dalam dosis yang berbeda terhadap angka bertahan
hidup tikus yang terinfeksi S. pneumonia. Grafik menunjukkan persentasi ketahanan hidup tikus yang
terinfeksi S. pneumonia melalui hidung. Persentasi tikus yang bertahan hidup setelah 12 hari secara
signifikan lebih tinggi pada tikus yang diterapi dengan 400 mg Broncho-Vaxom.
Gambar 4. Perbandingan angka bertahan hidup antara Broncho-Vaxom dan placebo terhadap tikus
yang secara intraperitoneal diinfeksi oleh S. typhimurium. Tikus yang sebelumnya diterapi oral dengan
15 mg Broncho-Vaxom selama 10 hari atau dengan air saja. Dan diuji dengan S. typhimurium (104
CFU per tikus) sehari setelah berakhirnya terapi. 100% tikus yang menerima terapi Broncho-Vaxom
bertahan hidup, dan hanya 58% dari tikus yang tidak menerima terapi bertahan. (p<0.005)
Gambar 5. Aktivitas makrofag pada alveolus diukur dengan chemiluminescence dalam cairan BAL
dari 14 kontrol orang sehat yang tidak menerima terapi dan 10 orang pasien penderita bronchitis kronik
yang diterapi Broncho-Vaxom.
dengan bronchitis kronik. Level IgA pada air liur dan IgM serta IgG pada
serum voluntir sehat.
Gambar 6. Efek dari 2 pola pengobatan dengan Broncho-Vaxom terhadap sekresi IgA dalam air liur
voluntir yang sehat.
Lingkaran tertutup = subjek yang menerima dua pengobatan selama 10 hari; lingkaran terbuka =
subjek yang menerima pengobatan 10 hari hanya sekali.
Penemuan ini didukung oleh data yang didapat dari uji in vivo dari berbagai
uji yang dilakukan terhadap banyak hewan coba yang berbeda yang
dimaksudkan untuk mendemonstrasikan kerja dari Broncho-Vaxom dalam
menstimulasi imunitas seluler dan humoral. Hal ini terjadi melalui efek
Broncho-Vaxom terhadap lapisan mukosa berbagai organ, meningkatkan
resistensi terhadap infeksi dan juga meningkatkan angka bertahan hidup.
Data pada pasien dengan bronchitis kronik menunjukkan adanya peningkatan
dari aktivitas makrofag di alveolus dan juga peningkatan level IgA dalam
BAL.
Broncho-Vaxom dapat melindungi host dari terjadinya infeksi berulang
dengan cara menginduksi peningkatan sensitivitas imun host.
Karakteristi
Regimen
Jumlah
k pasien
dosis
pasien
Pencegahan infeksi telinga hidung dan tenggorokan
Heintz et al Rinosinusitis Satu kapsul
284
kronik
perhari
selama 10
hari dalam
3 bulan
Pencegahan eksaserbasi bronchitis kronik atau PPOK
Messerli et
Bronkitis
Satu kapsul
71
al
kronik
perhari
untuk 10
hari dalam
sebulan
selama 3
bulan
Lama
studi
Desain
studi
6 bulan
Acak.
Kontrol
placebo,
double
blind
6 bulan
Acak.
Kontrol
placebo,
double
blind
Ahrens
(1983)
Penyakit
obstruksi
kronis saluran
nafas
Keller dan
Hinz
(1984)
Bronkitis
kronik
Cvorisec et
al (1989)
Bronchitis
kronik
Orcel et al
Pasien lanjut
usia dengan
Satu kapsul
perhari
untuk 10
hari dalam
sebulan
selama 3
bulan
Satu kapsul
sehari
untuk 30
hari (bulan
pertama)
dilanjutkan
1 kapsul
perhari
selama 10
hari
berturutturut tiap
bulan pada
bulan ke 3,
4 dan ke 5.
Satu kapsul
sehari
untuk 30
hari (bulan
pertama)
dilanjutkan
1 kapsul
perhari
selama 10
hari
berturutturut tiap
bulan pada
bulan ke 3,
4 dan ke 5.
Satu kapsul
perhari
240
6 bulan
Acak.
Kontrol
placebo,
double
blind
81
6 bulan
Acak.
Kontrol
placebo,
double
blind
104
6 bulan
Acak.
Kontrol
placebo,
double
blind
354
6 bulan
Acak.
Kontrol
bronchitis
kronik
untuk 10
hari
berturutturut tiap
bulan
selama 3
bulan
berturutturut
Collet et al
PPOK berat
Satu kapsul
381
6 bulan
dengan
sehari
eksaserbasi
untuk 30
hari (bulan
pertama)
dilanjutkan
1 kapsul
perhari
selama 10
hari
berturutturut tiap
bulan pada
bulan ke 3,
4 dan ke 5.
Pencegahan eksaserbasi pada bronkitis kronik dan PPOK
Li et al
PPOK/
Satu kapsul
90
1 tahun
(2004)
bronchitis
perhari
kronik dengan
untuk 10
eksaserbasi
hari dalam
sebulan
selama 3
bulan
Soler et al
Bronchitis
Satu kapsul
273
6 bulan
kronik atau
sehari
PPOK ringan
untuk 30
dengan
hari (bulan
eksaserbasi
pertama)
berulang
dilanjutkan
1 kapsul
placebo,
double
blind
Acak.
Kontrol
placebo,
double
blind
Acak.
Kontrol
placebo,
double
blind
Acak.
Kontrol
placebo,
double
blind
perhari
selama 10
hari
berturutturut tiap
bulan pada
bulan ke 3,
4 dan ke 5.
Pencegahan infeksi saluran nafas berulang pada populasi pasien khusus
Sequeira et Pasien operasi Satu kapsul
80
15 hari
Acak.
al
sehari
sebelum
Kontrol
untuk 15
operasi;
placebo,
hari
follow up
double
sebelum
setelah
blind
operasi
operasi
bervariasi
(hingga 14
hari)
Zhang et al
Pekerja
Satu kapsul
40
6 bulan
Acak. Studi
Automobile
perhari
kontrol
dengan
untuk 10
riwayat
hari dalam
infeksi
sebulan
saluran nafas
selama 3
berulang
bulan
Capetti et Pasien dengan Satu kapsul
130
6 tahun
Studi nonal
HI positif
perhari
intervensi
untuk 10
hari selama
September,
October
dan
November
dari 20082011
Geiser
Pasien bekerja Satu kapsul
170
6 bulan
Acak.
(1983)
dengan
perhari
Kontrol
paparan
selama 10
placebo,
industri
hari
double
perbulan.
dalam 6
bulan
berturutturut
blind
Tujuan dari uji multicenter, double blinded, kontrol placebo yang berlangsung
selama 6 bulan ini ialah untuk menguji efektivitas dari Broncho-Vaxom pada
pasien yang menderita sinusitis kronik purulen.
Populasi Pasien
Total sebanyak 284 pasien (berusia 16 tahun atau lebih; 141 dirawat dengan
placebo dan 143 dengan Broncho-Vaxom) dengan sinusitis kronik purulenta.
Hasil
Setelah 3 bulan, rata-rata kejadian reinfeksi sama pada kedua kelompok uji.
Kesimpulan
Gambar 7. Rata-rata jumlah kejadian kasus reinfeksi pada pasien dengan sinusitis kronik purulen
yang menerima terapi dengan Broncho-Vaxom atau placebo.
Dalam uji acak lengkap, double blind, multi-centre yang berlangsung selama
6 bulan ini dievaluasi efikasi Broncho-Vaxom pada pasien dengan bronchitis
kronik
Populasi pasien
Hasil
Kesimpulan
Gambar 8. Perubahan pada tingkat keparahan karakteristik klinis dari bronchitis kronik pada waktu
yang berbeda dalam periode percobaan klinis selama 6 bulan (3 bulan placebo atau Broncho-Vaxom;
follow up selama 3 bulan) Indeks tingkat keparahan ditentukan dengan skala berikut; 0=tidak ada,
1=ringan, 2=sedang, 3=berat, 4=sangat berat
Uji acak lengkap, double blind, multi-centre yang berlangsung selama 6 bulan
ini menguji apakah Broncho-Vaxom dapat menurunkan jumlah dan tingkat
keparahan infeksi saluran nafas berulang pada pasien dengan PPOK.
Populasi Pasien
Total sebanyak 230 orang dewasa dengan penyakit obstruktif kronis pada
saluran nafasnya, dan yang telah menerima terapi infeksi saluran nafas
berulang (119 diterapi dengan Broncho-Vaxom [usia rata-rata 48], 111 dengan
placebo [usia rata-rata 51 tahun]).
Terapi dan Evaluasi
Hasil
Kesimpulan
Gambar 9. Efek Broncho-Vaxom dan placebo terhadap jumlah kejadian infeksi saluran nafas berulang
selama periode 6 bulan pada pasien dengan PPOK. Total jumlah episode infeksi saluran nafas berulang
selama 6 bulan pada pasien PPOK diterapi dengan Broncho-Vaxom. Data pasien dipisah ke dalam
beberapa atau satu infeksi tiap bulannya.