Mahfudz Maulana Sahban-FSH - NoRestriction
Mahfudz Maulana Sahban-FSH - NoRestriction
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Maskufa, MA
NIP. 150.321.873
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
E. Metode Penelitian
F. Metode Penulisan
12
G. Sistematika Penulisan
13
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen SDM
15
18
21
22
E. Pengertian Produktivitas
31
BAB III
33
34
36
GAMBARAN UMUM
PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk.
BAB IV
A. Sejarah Berdirinya
35
40
C. Produk
41
D. Struktur Organisasi
46
E. Manajemen SDM
48
53
53
63
D. Produktivitas
PT. Bank Syariah Mega Indonesia, Tbk.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
87
B. Saran
89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Oleh:
LEMBAR PERNYATAAN
()
2. Sekretaris
()
3. Pembimbing I
()
4. Pembimbing II
: Dra. Maskufa, MA
NIP. 150 268 590
()
5. Penguji I
: Drs.H.Burhanuddin Yusuf, MM
NIP. 150 203 012
()
6. Penguji II
()
DAFTAR PUSTAKA
Dodi.
Loyalitas.
Artikel
diakses
pada
tanggal
Mei
2008
dari
Mei 2008
dari
http://www.mail-archive.com/forbas@googlegroups.com.
Chowdhury, Subir. Organisasi Abad 21. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok
Gramedia, 2005.
Harefa,
Andrias Loyalitas.
Artikel diakses
pada tanggal 8
www.pembelajar.com.
Hasibuan,
Malayu.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia,
Jakarta:
PT.
Bumi
Aksara. 2007
Hemsath, Dave dan Leslie, 301 Ways to Have a Fun at Work. Artikel diakses pada
tanggal 31 Oktober 2008 dari http://books.google.co.id,.
Ifham,
Ahmad.
Faktor
Penentu
Perkembangan
Bank
Syariah.
Republika.
28/3/2007
Ilyas, Yaslis. Kinerja. Depok:FKMUI, 2002.
Ismanto, Djodi. Meningkatkan Loyalitas. Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2008
dari http://djodiismanto.blogspot.com.
------------------Loyalitas
http://4arion.wordpress.com
--------------- Annual Report PT. BSMI, Tbk. 2006
--------------- Annual Report PT. BSMI, Tbk. 2007
J.
Produktivitas:
seri
Manajemen
Jakarta:
Produktivitas,
Anas.
Pengantar
Statistik
Pendidikan.
Jakarta:
PT
Raja
Grafindo
Persada, 1997.
Sevilla, Consuelo G.,dkk. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press. 1993.
Siagian, Sondang P, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Cetakan
keempat, 2004
Sollution
Consultant,
Tips
Untuk
Strategi
Mempertahankan
Karyawan
http://indonesia.smetoolkit.org
Suhendra, MM dan Hayati, Murdiah MM, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta:UIN Jakarta Press, 2005.
Timpe, A. Dale. Produktivitas. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Cetakan
Keempat. 1999.
Widjadjakusuma, M. Karebet, dkk. Pengantar Manajemen Syariat. Jakarta:
Khairul Bayan Press, Cetakan kedua, 2003.
Wibowo. Manajemen Kinerja, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2007.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
45
Tabel 4.1
64
Tabel 4.2
65
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
67
Tabel 4.7
66
Tabel 4.6
65
67
68
Tabel 4.8
68
Tabel 4.9
69
Tabel 4.10
70
Tabel 4.11
70
Tabel 4.12
71
Tabel 4.13
72
Tabel 4.14
73
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.17
73
75
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20
77
78
78
Tabel 4.21
79
Tabel 4.22
80
Tabel 4.23
Tabel 4.24
Tabel 4.25
80
81
81
Tabel 4.26
82
Tabel 4.27
83
Tabel 4.28
83
Tabel 4.29
84
Tabel 4. 30
85
Tabel 4.31
85
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mega Indonesia, Tbk
46
58
..
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia merupakan unsur paling penting dalam proses-proses organisasi ataupun
proses kerja. Dalam hal ini manusialah yang dapat menentukan maju mundurnya
sebuah organisasi atau perusahaan. SDM adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.
Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk
kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh
manusia.. Manusia melakukan tindakan atau bekerja guna menunjukan eksistensinya
selain bekerja juga merupakan perintah Allah SWT sebagaimana FirmanNya:
!
"#$%
&'
()*+#,-
Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu. (Q.S. At-Taubah:105)
Namun tidak
H. Hadari Nawawi, Perencanaan SDM Untuk Bisnis Yang Kompetitif, cet II, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2003), , h. 7
tenaga, kecuali sesuai dengan kapasitas kemampuannya yang wajar, karena tenaga
tersebut tidak mungkin dibatasi dengan takaran yang baku.2
5/67
2,3&4
#)0
1 ./
8
$
seseorang
melainkan
sesuai
dengan
Ilmu manajemen modern memperlakukan SDM bukan hanya sebagai alat bagi
perusahaan akan tetapi SDM harus dipandang sebagai asset
dimiliki perusahaan dan akan terus dibina dan terus dipelihara dengan baik agar segala
misi dan visi perusahaan akan terlaksana dengan baik. 3 Pemeliharaan tersebut nantinya
diharapkan dapat mempertahankan loyalitas kerja karyawan.
Seorang karyawan yang loyal akan mengorbankan banyak hal dahulu untuk
membuktikan kemampuannya, Dari hasil pengamatan, loyalitas akan muncul bila
needs yang dibutuhkan oleh person telah dipenuhi oleh sistem yang bersangkutan.
Dalam prakteknya, banyak metode bisnis yang sangat tergantung pada loyalitas tetapi
tidak memiliki effort untuk membangunnya. Akibatnya perusahaan tampak seperti
sebuah wadah yang tidak menghargai karyawannya. 4 Padahal dengan menghargai
karyawan, maka immunitas mereka akan semakin kuat, mereka akan lebih kuat dalam
menghadapi deraan dan tantangan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga akan
menghasilkan loyalitas kerja yang maksimal, selain itu juga penghargaan merupakan
hak bagi karyawan sebagaimana upah yang seharusnya diperoleh, dan Allah SWT
2
M. Karebet Widjadjakusuma, dkk. Pengantar Manajemen Syariat, Cet. II, (Jakarta: Khairul Bayan Press,
2003) h. 154
3
Suhendra, MM dan Murdiah Hayati, MM, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:UIN Jakarta Press,
2005), h.109
4
Loyalits Kerja. http://4arion.wordpress.com , diakses pada tanggal 5 mei 2008
menjanjikan siksa yang pedih bagi orang yang melanggar hak karyawan tersebut
sebagaimana firmannya dalam hadits Qudsi:
Subir Chowdhury, Organisasi Abad 21, (Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia, th. 2005) h. 258
peningkatan laba perbankan syariah sehingga target market share yang telah
ditetapkan dapat terwujud.
6
Sollution Consultant, Tips Untuk Strategi Mempertahankan Karyawan diakses pada tanggal 5 mei 2008
dari http://indonesia.smetoolkit.org
7
Republika, iB, Sarana Edukasi Bank Syariah ke Masyarakat, Edisi 28 Januari 2008
Oleh karena itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mempertahankan loyalitas
kerja SDM sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan. Agar
nantinya biaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mempertahankan
loyalitas karyawan ini mendapat Feed back yang maksimal, yaitu berupa peningkatan
produktivitas kerja.
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
membahas lebih lanjut mengenai Loyalitas kerja dan implikasinya pada
produktivitas dengan melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi
dengan judul STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS KERJA SDM
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRODUKTIVITAS PADA PT. BANK
SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk
Batasan dan Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penelitian masalah ini maka penulis membatasi masalah
yang dikaji, yaitu mengenai strategi mempertahankan loyalitas SDM dan
implikasinya pada produktivitas kerja.
Adapun yang menjadi rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
ini antara lain:
1. Apa Definisi serta arti penting loyalitas kerja menurut manajemen Bank
Syariah Mega Indonesia?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas kerja SDM?
3. Bagaimana Strategi mempertahankan loyalitas kerja SDM pada PT.
Bank Syariah Mega Indonesia, Tbk.
4. Bagaimana produktivitas PT. Bank Syariah Mega Indonesia?
merupakan
suatu
kegiatan
yang
sangat
penting
dan
Metode Penelitian
Persiapan Penelitian.
Persiapan penelitian meliputi; Survei Lokasi, permohonan izin, penyebaran angket.
Adapun jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini sebanyak 30 orang
Ali Mauludi, AC, MA, Statistika I, (Ciputat: PT. Prima Heza Lestari), Ed. I, h. 30
serta
artikel
yang
berkaitan
dengan
pembahasan
6. Sumber Data
a. Primer, data pokok yang didapat dari responden melalui wawancara
atau penyebaran angket.
Semangat kerja
Kebebasan berpendapat
Kejujuran karyawan
Kesejahteraan karyawan
8.
Program pelatihan
Standar kerja
Kedisiplinan
Metode Penulisan
Adapun Metode Penulisan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada
buku
9.
Sistematika Penulisan
Agar penulisan ini lebih terarah maka penulis menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah. Batasan dan
Rumusan Masalah, Variabel Penelitian, Indikator Penelitian,
A. Dale Timpe, Produktivitas, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, th 1999) cet. 4, h. 111-112
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab
ini
membahas
Manajemen
SDM,
Pengertian
Manajemen
Pengertian
Loyalitas
SDM,
kerja
Fungsi
.Strategi
GAMBARAN
UMUM
PT.
BANK
SYARIAH
MEGA
INDONESIA, Tbk
Bab ini membahas Sejarah Berdirinya BSMI. Visi dan Misi BSMI,
Struktur Organisasi BSMI, Produk-produk BSMI, serta Manajemen
SDM BSMI.
BAB IV
PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab ini membahas Strategi mempertahankan loyalitas Kerja SDM
BSMI serta analisis
PENUTUP
Bab ini berisi Kesimpulan serta Saran-saran.
SKRIPSI
STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS KERJA SDM
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRODUKTIVITAS
PADA PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk
Oleh:
Mahfudz Maulana Sahban
NIM: 104046101621
Gramedia, . 2005
Hasibuan,
Malayu.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia,
Jakarta:
PT.
Bumi
Aksara. 2007
Ifham,
Ahmad.
Faktor
Penentu
Perkembangan
Bank
Syariah.
Republika.
28/3/2007
------------------Loyalitas
http://4arion.wordpress.com
Kerja.
diakses
pada
H.
Hadari.
Manajemen
Stratejik
Yogyakarta:
GADJAH
MADA
Produktivitas:
seri
Manajemen
Produktivitas,
Jakarta:
Anas.
Pengantar
Statistik
Pendidikan.
Jakarta:
PT
Raja
Grafindo
Persada. 1997.
Sollution
Consultant,
Tips
Untuk
Strategi
Mempertahankan
Karyawan
http://indonesia.smetoolkit.org
Suhendra, MM dan Hayati, Murdiah MM, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta:UIN Jakarta Press, 2005
Timpe, A. Dale. Produktivitas. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Cetakan
Keempat. 1999
Widjadjakusuma, M.
Jakarta:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan dan Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
F. Kerangka Teori dan Konseptual
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Manajemen Strategi
1. Definisi Strategi
2. Fungsi Manajemen Strategi
B. Loyalitas Kerja
1. Pengertian Loyalitas kerja
2. Strategi meningkatkan loyalitas kerja
C. Produktivitas Kerja
1.
2.
3.
BAB III
BAB IV
PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Strategi mempertahankan loyalitas Kerja SDM BSMI
B. Analisis
Produktivitas BSMI .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
B.
Flippo
mendefinisikan
MSDM
adalah
perencanaan,
10
11
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara th. 2007) , h. 9
Ibid. h. 10
Dale
Yoder,
manajemen
personalia
adalah
penyedia
yang
bertalian
dengan
perencanaan,
pengorganiasian,
dan
12
Ibid, h.11
Suhendra, MM dan Murdiyah Hayati, MM, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:UIN Jakarta
Press, th 2006), cet 1, h. 25
14
Ibid.
13
3. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau
bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercacpainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
4. Pengendalian
Pengendalian (Controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar
mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.
Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama,
pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan orientasi, dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini dan masa depan.
7. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung
(indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan
kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai
dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta
berpedoman pada bataas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan
eksternal konsistensi.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan
kebutuhan karyawan, agar terciptanya kerjasama yang serasi dan saling
menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan
dari hasil pekerjaannya.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dan atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja
produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Metode-metode
20
21
22
Dodi Andreas, Loyalitas artikel diakses pada tanggal 8 Mei 2008 dari http://www.mailarchive.com/forbas@googlegroups.com .
23
Malayu SP. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia ,h.181- 190
banyak akan menjadi daya penggerak yang merangsang gairah kerja dan
meningkatkan sikap loyal seseorang terhadap perusahaan.
2. Insentif
Insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada para karyawan
tertentu
berdasarkan
prestasi
kerjanya
agar
karyawan
terdorong
Program Kesejahteraan
Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap (material dan
nonmaterial) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan. Jenis-jenis
kesejahteraan yang diberikan adalah financial dan non financial yang
bersifat ekonomis, serta pemberian fasilitas dan pelayanan. Pemberian
kesejahteraan perlu diprogram sebaik-baiknya supaya bermanfaat dalam
mendukung tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Program
kesejahteraan harus berasaskan keadilan dan kelayakan, juga didasarkan
atas kemampuan perusahaan.
H. Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif,
(Yogakarta:GMU Press, th 2003), cet 5, h. 331
25
Ibid, hlm. 340
Jaminan sosial.
j.
Uang pesangon.
26
27
enggan pindah
Karyawan seperti ini lebih senang bila gajinya dinaikkan. Begitu juga
dengan karyawan berusia 40 tahun keatas, karyawan pada level ini lebih
senang bila kesejahteraan keluarga dinaikkan.
28
loyalitas karyawan. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di
negara maju. 29
Salah satu yang menjadi penyebab utama merosotnya loyalitas dalam
perusahaan, setidaknya menurut James Kouzes, CEO Tom Peters Group,
adalah pegawai tidak mempercayai manajemen dalam memenuhi apa yang
dikatakannya atau menerapkan apa yang diprakarsainya, dengan kata lain
manajemen tidak dipercayai oleh konstituennya karena antara kata-kata dan
tindakan terdapat jurang pemisah dan dalam.
Pada titik ini dapat kita lihat bahwa masalah loyalitas berkaitan langsung
dengan integritas.30 Integritas hanya dapat dibangun lewat kejujuran yang
diekspresikan lewat keselarasan antara kata-kata dan tindakan. Bila para
pemimpin mendemonstrasikan integritas dan kejujuran, maka para pegawai
tidak ragu untuk bersikap loyal atau setia (faithful).31
E. Pengertian Produktivitas
Secara konseptual, produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil
organisasi dengan masukan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi
dengan membagi keluaran dan masukan. Menaikkan produktivitas dapat dilakukan
dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak
keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya
tertentu.32
29
ibid.
Integritas, dalam kata latin Integer adalah utuh, lengkap, dan tidak terfragmentasi.
31
Andrias Harefa, Loyalitas, artikel diakses pada tanggal 8 Mei 2008 dari
www.pembelajar.com,
32
Prof. Dr. Wibowo, SE, M.Phil, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, th 2007), h. 241.
30
BC%DE
=?@A
;<&1
8H(+IGJ"
<&F,G
,-
EO
J
<0+N)*
KLMEI+"
STTU
&' PQR&1
J+L)
Y)Z* AWHX(
M
8V) KL
M
&4^_
] HKL
"
-V)1[\
STU U'
G
,- Y)* <0)
&* aT
b Y)* PQRG)."
=81)c+1"
J+F )&
ST6U &'
PdeKf
Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi
yang mati. kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya biji-bijian,
Maka daripadanya mereka makan.Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma
dan anggur dan kami pancarkan padanya beberapa mata air, Supaya mereka dapat
makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka
mengapakah mereka tidak bersyukur? (Q.S. Yasin:33-35)
H. Hadari Nawawi menyebutkan bahwasannya produktivitas adalah rasio
atau perbandingan terbalik antara hasil (output) dengan masukan (input) .
Rasio tersebut dapat digambarkan sbb:
Masukan (Input)
PRODUKTIVITAS =
Keluaran (Output)
33
Barang/Jasa+ Pelayanan
=
J. Ravianto, Produktivitas dan TKI seri Manajemen Produktivitas, (Jakarta: Lembaga Sarana dan
Informasi Produktivitas, 1985), h. 13
Abraham
Maslow
menyebutkan
bahwa
seorang
dapat
mengaktualisasikan diri. Manusia yang mempunyai kepribadian seimbang
dan produktif dicirikan dengan sejumlah karakter pembentuk symbol proses
realisasi potensi yang terpendam dan bersifat fitrah dalam diri. Maslow
berpendapat, seseorang tidak dapat mengatualisasikan diri sebelum ia
mempunyai sarana yang cukup untuk memberi kepuasan terhadap tuntutan
fisiologis, rasa aman, afiliasi,pengakuan, dan penghargaan.34
Peningkatan Produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk:
1. Jumlah produksi meningkat dengan mengunakan sumber daya
yang sama/ tetap.
2. Jumlah produksi tetap atau meningkat dengan sumber daya yang
lebih sedikit.
3. Jumlah produksi jauh lebih besar yang diperoleh dengan
pertambahan sumber daya yang relatif kecil. 35
A. Maslow, Motivation and Personality (N.Y.:Harper, 1954), bab 12, dikutip dalam buku Dr. Abdul
Hamid Mursi, SDM yang Produktif, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997) h. 44-45.
35
Yaslis Ilyas, Kinerja, (Depok:FKMUI, 2002), h 82
of
worklife
ditandai
a.
b.
c.
Pekerja
mendapatkan
informasi
lengkap
oleh
tentang
e.
f.
g.
3. Perlibatan Pekerja
36
b.
c.
delapan tahun, uang yang ada akan berkembang menjadi 8.188 dollar. Tetapi bila
uang 1000 dollar tersebut diinvestasikan di perusahaan yang karyawannya tidak
memiliki loyalitas, maka hal itu hanya akan berkembang menjadi 3.976 dollar
dalam jangka waktu yang sama.37 Hal ini menunjukkan bahwasannya terdapat
hubungan kausalitas antara loyalitas karyawan dengan produktivitas perusahaan
dimana perusahaan harus menetapkan strategi untuk meningkatkan serta
mempertahankan produktivitasnya melalui peningkatan loyalitas kerja karyawan.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM
PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA, Tbk
A. Sejarah Berdirinya
Perjalanan PT. Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum
bernama PT. Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001, Para
Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama), kelompok usaha
yang juga menaungi PT Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan beberapa Perusahaan
lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank
syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT. Bank Umum Tugu resmi
beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
Komitmen penuh PT. Para Global Investindo sebagai pemilik saham mayoritas
untuk menjadikan PT. Bank Syariah Mega Indonesia sebagai bank syariah terbaik,
diwujudkan dengan mengembangkan bank ini melalui pemberian modal yang kuat
demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia pada
umumnya. Penambahan modal dari Pemegang Saham merupakan landasan utama
untuk memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif.
Dengan upaya tersebut, PT. Bank Syariah Mega Indonesia yang memiliki semboyan
"untuk kita semua" tumbuh pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan
syariah ternama yang berhasil memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT.
Bank Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada azas profesionalisme,
keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan fasilitas perbankan
terkini, PT. Bank Syariah Mega Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki
15 jaringan kerja yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas
yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Pulau Jawa dan di luar Jawa.
Guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di bidang keuangan,
PT Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerjasama dengan PT Arthajasa Pembayaran
Elektronis sebagai penyelenggara ATM Bersama serta PT. Rintis Sejahtera sebagai
penyelenggara ATM Prima dan Prima Debit. Ini dilakukan agar nasabah dapat
melakukan berbagai transaksi perbankan dengan lebih efisien, praktis, dan nyaman.
Selama tahun kinerja 2007 BSMI berhasil mengalami pertumbuhan laba sebesar
127,23%. Pada akhir 2006, laba usaha sebesar Rp. 38,3 Milyar, menjadi Rp. 87, 02
milyar pada akhir tahun 2007. Aktiva produktif BSMI mengalami peningkatan sebesar
Rp. 218, 92 milyar atau tumbuh sekitar 9,95% dibandingkan pencapaian tahun 2006.
Aset juga mengalami pertumbuhan paling tinggi, pada tahun 2006. dimana pada tahun
tersebut, asset BSMI tumbuh sebesar 161,45% dibanding tahun 2005.
Bank Mega Syariah akan terus meningkatkan pencapaian-pencapaian bisnis.
Untuk itu, Bank Mega Syariah telah menetapkan berbagai strategi dengan fokus
sebagai berikut:
1. Meningkatkan fungsi intermediasi dalam menyalurkan pembiayaan kepada sektor
korporasi, konsumer, serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan
tetap memegang prinsip kehati-hatian.
2. Aktif berpartisipasi dalam kerjasama pembiayaan melalui skema sindikasi dan
club deal.
Visi
Bank Syariah Kebanggaan Bangsa
Misi
Memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui
kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder
dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa
Nilai-Nilai
Visioner, Amanah, Profesional, Konsisten, Interpreneurship, Teamwork, Berbagi.
C. Produk
1. Produk Pendanaan
a. MegaSyariah TAMA, diperuntukkan bagi perorangan dan institusi dan bisa
dimiliki nasabah dengan sangat mudah:
b. MegaSyariah FLEKSI,
c. MegaSyariah PENDIDIKAN
Perencanaan Dana Pendidikan Sesuai Syariah. Nasabah yang ingin
merencanakan dan mewujudkan masa depan yang indah bagi buah hati tercinta
sejak dini.
Adapun keunggulannya adalah:
Perlindungan kecelakaan
Gratis Premi
d. MegaSyariah UMRAH,
dengan
nyaman
sesuai
kebutuhan
2. Produk Pembiayaan
a. .MegaSyariah OTO
Adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan kendaraan dengan konsep secara
syariah jual beli (murabahah) yang dapat diangsur dengan jumlah yang tetap setiap
bulannya, dalam jangka waktu yang disepakati . Ketika nasabah bermaksud
mendapatkan fasilitas pembiayaan kepemilikan mobil, bisa jadi nasabah
mempertimbangkan banyak hal antara lain: angsuran yang tinggi dan fluktuatif
atau proses yang panjang. Melalui fasilitas MegaSyariah OTO nasabah tidak perlu
lagi.
MegaSyariah OTO adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan kendaraan dengan
konsep secara syariah jual beli (murabahah) yang dapat diangsur dengan jumlah
yang tetap setiap bulannya, dalam jangka waktu yang disepakati.
g. MegaSyariah EMAS
Adalah fasilitas pinjaman dana yang sesuai prinsip syariah dengan
menggandakan barang berharga berupa perhiasan emas, emas batangan dan koin
emas, tanpa dikenakan bunga atau margin.
D. Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mega Indonesia, Tbk
Dewan Komisaris:
Melakukan tindak lanjut dari hasil pengawasan dan rekomendasi jika terjadi
penyimpangan dari ketentuan Undang-Undang, Anggaran Dasar dan
prudential banking practises.
Dewan Komisaris wajib memenuhi tata tertib kerja dan secara hukum
Direktur
Utama
bertanggung
jawab
terhadap
pelaksanaan
fungsi
Fathonah (Kompeten)
Shiddiq (Jujur)
Ichsan
Khairan bi amsh
Secara kuantitas, seiring dengan pesatnya pertumbuhan bisnis, jumlah SDM Bank
Mega Syariah adalah 230 orang (per Desember 2007) yang terdiri dari 133 laki-laki
dan 97 orang perempuan dari berbagai tingkat pendidikan. Dan rencananya, sejalan
dengan ekspansi yang akan dilakukan di tahun-tahun mendatang, peningkatan
kuantitas pun akan terus dilakukan.
Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi jumlah karyawan pada PT. Bank
Syariah Mega Indonesia, Tbk pada tahun 2007, sebagai berikut:
Tabel 3.1
Struktur Tenaga Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin
NO
Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Prosentase
Sarjana 2
3%
Sarjana 1
91
71
70 %
Diploma
20
22
18 %
SMU
15
8%
SMP
1%
Jumlah
133
97
100 %
ekspansi yang terus dilakukan, maka peningkatan kompetensi SDM menjadi prioritas
utama.
Menyadari pentingnya peran SDM membuat PT. Bank Syariah Mega Indonesia,
Tbk selalu menempatkan SDM sebagai kunci sukses perusahaan. Karenanya, SDM
yang berkualitas yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan memiliki motivasi
yang tinggi merupakan asset perusahaan yang begitu diandalkan dalam rangka
mencapai target perusahaan agar lebih tumbuh dan berkembang serta memiliki daya
saing tinggi di industri perbankan.
Program Pelatihan SDM Untuk mencapai tujuan di atas, berbagai program
pelatihan demi meningkatkan kualitas SDM pun telah dilakukan, diantaranya dengan
cara rutin menyelenggarakan berbagai pelatihan internal seperti:
- Dasar-Dasar Perbankan Syariah.
- Dasar Motivasi.
- Training Product.
- Training Service Excellence.
- Training Operational.
- Diklat Karyawan Cabang Baru.
- Team Building.
Selain dilakukan di internal perusahaan, pengetahuan dan keterampilan SDM di
bank Mega Syariah juga terus diasah melalui berbagai program pelatihan dan
pengembangan di eksternal perusahaan. Berikut adalah berbagai program pelatihan
dan pengembangan secara eksternal yang pernah diikuti oleh karyawan Bank Mega
Syariah, yaitu:
dalam rangka meningkatkan kinerja dan memotivasi karyawan secara rutin akan terus
dijalankan oleh manajemen. Tujuannya, tentu saja menciptakan SDM yang berkualitas
yang bisa menggiring Bank Mega Syariah menjadi perusahaan yang berkinerja baik
dan kompetitif di pasar serta mampu memberikan pelayanan yang tidak hanya
memuaskan tetapi juga bernilai tambah bagi nasabah.
3, Jakarta. Zakat korporasi tersebut secara simbolis diserahkan oleh Direktur Bank Mega
Syariah, Ani Murdiati kepada Prof.DR.KH Didin Hafidhuddin, ang merupakan
perwakilan dari kesepuluh lembaga penerima zakat.
Kesepuluh lembaga zakat tersebut adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), LAZIS
Dewan Dawah Islamiyah Indonesia (DDII), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII),
LAZIS Muhammadiyah, LAZIS Rumah Zakat Indonesia (RZI), Lembaga Sosial
Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Yayasan Dompet Dhuafa, LAZ Al-Azhar,
LAZIS Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan LAZIS Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU). Selain penyerahan secara simbolis dana zakat perusahaan, pada peresmian
kerjasama ini juga dilakukan seremonial pemberian 5 mobil operasional yang diserahkan
oleh Ani Murdiati, Direktur Bisnis Bank Mega Syariah kepada 5 lembaga zakat, yaitu :
Mobile Clinic (Al Azhar), Mobil Rescue (Aksi Tanggap Cepat), Mobil Klinik Keliling
(Rumah Zakat Indonesia),Mobile Clinic ( Baznas ),Mobile Klinik Keliling ( Dompet
Dhuafa ).
Kinerja BSMI. Dalam bebrapa bidang BSMI mampu mencatat peningkatan kinerja
dengan pencapaian angka yang bagus.
Structure of Human Resources According to Education and Gender
Struktur Tenaga Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin
0
Total 97
Jumlah
Master5,1
Sarjana
Bachelor91, 71
Sarjana
Diploma20,22
Diploma
Senior High School15,3
SMU
Junior High School 2, 0 (Laki-laki) ,(peempuan)
SMP
kantor kas.
5. Pengembangan kantor layanan syariah (Mega
Syariah Gallery) bekerjasama dengan PT. Bank
Mega, Tbk.
Strategi Pengembangan SDM 2008
Upaya untuk terus meningkatkan kompetensi SDM
di bidang perbankan secara konsisten akan terus
menjadi fokus Bank Mega Syariah.
Hal ini guna meningkatkan kemampuan SDM di
tengah persaingan yang semakin kompetitif dalam
industri perbankan syariah pada khususnya, serta
perbankan secara umum. Terkait dengan tuntutan
persaingan dan target yang diemban, Bank Mega
Syariah telah merancang berbagai program pengembangan
karyawan yang terencana dan terintegratif
baik di area bisnis maupun support. Adapun bidangbidang
pelatihan yang kini tengah menjadi fokus
pengembangan Bank Mega Syariah diarahkan pada
penguasaan Core Competency, Leadership Competency,
dan Technical Competency.
Core Competency, merupakan kemampuan utama
yang harus dimiliki oleh seluruh SDM Bank Mega
Syariah. Kompetensi ini berupa pemahaman visi, misi
Diploma
Senior High School
SMU
Junior High School
SMP
6
162
42
18
2
230
People
Kebijakan dan Strategi Remunerasi
Lebih dari sekedar peningkatan kualitas dan kuantitas
SDM Bank Mega Syariah, kami menyadari sepenuhnya,
bahwa memberikan motivasi kepada karyawan
merupakan salah satu cara yang paling efektif agar
dapat bekerja dengan baik sehingga dapat memberikan
nilai dari apa yang mereka kerjakan. Karenanya,
kami pun tidak henti-hentinya terus memotivasi
karyawan, baik melalui berbagai pelatihan sampai
pada kesejahteraan karyawan.
Dalam hal kesejahteraan, ada dua hal yang tengah
menjadi perhatian manajemen yaitu compensation
(kompensasi dan fasilitas) dan benefit system.
Itulah mengapa, manajemen merasa perlu untuk
terus melakukan review dan benchmarking dengan
grup atau kompetitor yang disesuaikan dengan
kondisi organisasi dan kemampuan perusahaan
serta kinerja karyawan.
Terkait dengan hal tersebut di atas, ada beberapa hal
yang rencananya akan dilakukan oleh manajemen,
yaitu:
1. Penyusunan Grading System yang merujuk pada
kompensasi dan kinerja karyawan.
2. Penyusunan Salary Structure yang merujuk pada
grading dan jabatan serta posisi.
Garis besar Remunerasi/Compensation Benefit
System yang terdiri dari:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil wawancara dengan Isanu Wijaya Hadi Human Capital Training and Rekruiment division PT. Bank
Syariah Mega Indonesia, Tbk. Pada Tanggal 26 September 2008
merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari individu terhadap suatu institusi
karena sudah adanya comfort zone dari SDM tersebut sehingga menciptakan suatu
sikap setia terhadap perusahaan dimana SDM itu berada. Ketika SDM tersebut sudah
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, maka mereka akan senantiasa
meningkatkan produktivitasnya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas kerja SDM:
1. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman (Comfort Zone) akan
mempengaruhi kondisi psikologis SDM sehingga sangat erat kaitannya dengan
peningkatan loyalitas kerja SDM. Lingkungan kerja ini mencakup kondisi
ruang bekerja, partner kerja, atasan, juga termasuk orang-orang yang berada
dalam satu perusahaan. Lingkungan kerja yang menggambarkan kegembiraan
akan menciptakan energi positif, penghargaan diri yang tinggi dan semangat
kerja tim. Lingkungan kerja yang memberikan kegembiraan dalam bekerja
berarti menumbuhkan dan memelihara keinginan karyawan sehingga mereka
terus termotivasi sehingga para karyawan akan semakin loyal terhadap
perusahaannya.39
2. Atasan Yang Mendukung
Atasan atau pimpinan yang baik akan senantiasa mendukung setiap aspirasi
yang dikeluarkan oleh bawahannya, sehingga bawahan merasa ikut
berpartisipasi dalam suatu perusahaan. Hal ini juga menyangkut adanya
komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan.
Dengan komunikasi yang baik akan dapat diselesaikan problem-problem yang
terjadi dalam perusahaan. Jadi, manajemen terbuka akan mendukung
terciptanya pemeliharaan keamanan dan kesehatan loyal yang baik dari para
karyawan. Konflik yang terjadi dapat diselesaikan melalui musyawarah
mufakat.40
39
Dave Hemsath-Leslie, 301 Ways to Have a Fun at Work,dari http://books.google.co.id, diakses pada
tanggal 31 Oktober 2008.
40
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara th. 2007) , h. 182
3. Kesejahteraan Karyawan
Setelah karyawan diterima, kemudian dikembangkan, mereka perlu senantiasa
dimotivasi agar tetap mau bekerja pada perusahaan sampai pensiun.
Karyawan yang merasa kesejahteraannya terpenuhi pasti akan memiliki
loyalitas kerja yang tinggi dan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas perusahaan.
4. Kejelasan Jalur Karir.
Karyawan yang terencana dengan baik jalur karirnya, akan semakin merasa
termotivasi dalam pekerjaannya sehingga loyalitasnya pun akan semakin
meningkat. Dengan jalur karir yang jelas, para karyawan dapat mengetahui
bagaimana peluang untuk perkembangan karir pada suatu perusahaan. SDM
diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya sehingga akan
menimbulkan sikap loyal para karyawan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas kerja karyawan tersebut dapat dijadikan
acuan bagi manajemen sumber daya manusia PT. Bank Syariah Mega Indonesia dalam
menetapkan strategi mempertahankan loyalitas kerja SDMnya.
Strategi yang dilakukan MSDM PT. Bank Syariah Mega Indonesia untuk
mempertahankan Loyalitas kerja karyawannya adalah:
1. Menciptakan budaya kekeluargaan
Semua karyawan memiliki kebutuhan untuk mengungkapkan diri, ingin
diterima sebagai bagian dari anggota keluarga/perusahaan, ingin dipercaya
dan didengar kata-katanya, dihargai oleh manajemen dan bangga terhadap apa
yang telah dikerjakannya. Melalui komunikasi dua arah pihak manajemen
dapat mengidentifikasi hal tersebut. Manajemen PT. BSMI, Tbk mengadakan
program outing/ out bond yang di adakan untu lebih mengakrabkan diri antara
karyawan dan atasan, sehingga diharapkan akan memperkecil gap antara
karyawan dan atasan. Perusahaan juga mengadakan program Mohaker, yaitu
touring antar perusahaan sehingga dapat mempererat hubungan antara
karyawan PT. BSMI, Tbk. dengan karyawan di perusahaan lain.
2. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
Loyalitas kerja, Produktivitas dan mutu kerja karyawan dipengaruhi oleh
lingkungan kerja yang kondusif. Beberapa strategi untuk merancang
lingkungan kerja dalam memenuhi tujuan organisasi yaitu tercapainya mutu
dan produktivitas tinggi. Strategi tersebut antara lain dengan perancangan kerja
kembali melalui perbaikan alur kerja yang jelas, penyesuaian sinar lampu
dengan kondisi tempat kerja, menyediakan kantor privat, menyediakan sarana
ibadah, menyediakan ruangan tempat istirahat.
HIGH
STAR (A+Type)
- Plan multiple moves
- Assign Special projects
Middle
Performance
LOW
Middle
Pada sisi
horizontal adalah potensial.
Potensial artinya potensi dasar
HIGH
yang dimiliki oleh karyawan baik dalam bentuk KSA (Knowledge, Skill, &
Potential
Attitude), yang
mungkin belum terlihat/ maksimal terlihat dikarenakan
lingkungan yang ada (pimpinan, work environment, kompensasi, dll) .
Data dapat diperoleh dari hasil psikotest, diskusi, dialog, wawancara atau
perilaku sehari-hari.
b.
41
Dr. Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif: Pendekatan Al-Quran dan sains, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1997), hlm. 91-92.
Frekuensi
Persentase
17 %
Setuju (S)
25
83 %
JUMLAH
30
100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh responden setuju bahwasannya
mereka adalah karyawan yang setia terhadap atasannya, karena kesetiaan ini
merupakan indikator yang utama yang menggambarkan sikap loyal terhadap
perusahaan dan mereka yang setia, pasti akan senantiasa berbuat yang terbaik bagi
perusahaan.
2. Saya merasa bagian dari perusahaan
Tabel 4.2
Saya merasa bagian dari perusahaan
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
11
36 %
Setuju (S)
17
57 %
Tidak Setuju
7%
JUMLAH
30
100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa 28 atau 93 % responden merasa bahwa dirinya
merupakan bagian dari perusahaan, akan tetapi ada 7 % karyawan yang tidak
setuju bahwa dirinya bagian dari perusahaan. Sebuah pekerjaan rumah bagi
MSDM untuk merubah anggapan yang 7 % karyawan agar mereka benar-benar
merasa bagian dari perusahaan.
3. Tugas yang dipercayakan, dilaksanakan dengan semangat
Tabel 4.3
Tugas Yang dipercayakan, dilaksanakan dengan semangat
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
16
53 %
Setuju (S)
14
47 %
JUMLAH
30
100 %
Frekuensi
Persentase
13 %
Setuju (S)
11
37 %
14
47 %
3%
30
100 %
JUMLAH
Karyawan yang benar-benar loyal akan siap setiap saat dibutuhkan walaupun
sedang tidak berada dalam jam kerja, atau dalam keadaan liburan. Dari tabel di
atas dapat terlihat 50 % responden setuju, namun 50 % lainnya tidak setuju untuk
mendapatkan panggilan pada saat liburan. Sedikit berbeda dengan tabel 4.1,
responden pada tabel itu menjawab setia, akan tetapi pada tabel ini ada 15
responden yang menjawab tidak setuju. Hal ini perlu perhatian khusus bagi
manajemen untuk lebih membuat karyawannya merasa siap mendapat tugas kapan
saja.
5. Saya sangat senang dengan tugas lembur yang diberikan atasan kepada saya
Tabel 4.5
Saya sangat senang dengan tugas lembur yang diberikan atasan kepada saya
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
13 %
Setuju (S)
23
77 %
10 %
0%
30
100 %
JUMLAH
Dari tabel di atas terlihat bahwa 90 % karyawan sangat senang dengan tugas
lembur yang diberikan oleh perusahaan, dan hal ini sangat bermanfaat untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
6. Atasan memiliki integritas yang baik terhadap para karyawan
Tabel 4.6
Atasan memiliki integritas yang baik terhadap para karyawan
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
23 %
Setuju (S)
22
74 %
3%
0%
30
100 %
JUMLAH
Dalam hal ini 7 atau 23% responden merasa sangat setuju, dan 22 atau 74 % setuju
atasannya sudah memiliki integritas yang baik, hal ini berarti salah satu strategi
mempertahankan loyalitas kerja karyawan, yaitu dengan mengilangkap gap antara
karyawan dengan atasan sudah cukup berhasil.
7. Saya selalu ingin untuk mengungkapkan saran dan kritik terhadap atasan
Tabel 4.7
Saya selalu ingin untuk mengungkapkan saran dan kritik terhadap atasan
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
27 %
Setuju (S)
21
70 %
3%
0%
30
100 %
JUMLAH
Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa hasrat para karyawan untuk
mengungkapkan saran dan kritikan kepada para atasan cukup besar, hal ini harus
difasilitasi oleh para atasan karena dengan mereka para atasan menerima masukan
dari para karyawan akan meningkatkan lagi integritas dalam suatu perusahaan dan
lebih mengefektifkan komunikasi dua arah, antara atasan dan bawahan.
8. Saya menjunjung tinggi kejujuran dalam dalam bekerja
Tabel 4.8
Frekuensi
Persentase
10
34 %
Setuju (S)
20
66 %
0%
0%
30
100 %
JUMLAH
Salah satu indikator dari loyalitas adalah kejujuran, dari tabel di atas dapat terlihat
bahwasanya para karyawan sangat menjunjung tinggi kejujuran dalam bekerja,
berarti tingkat loyalitas mereka terhadap perusahaan sudah baik.
9. Saya adalah karyawan yang taat terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan.
Tabel 4.9
Saya adalah karyawan yang taat terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan.
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
30 %
Setuju (S)
21
70 %
0%
0%
30
100 %
JUMLAH
Tabel 4.10
Perusahaan telah cukup memenuhi kesejahteraan saya
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
0%
Setuju (S)
14
47 %
13
43 %
10 %
30
100 %
JUMLAH
Frekuensi
Persentase
7%
Setuju (S)
18
60 %
10
33 %
0%
30
100 %
JUMLAH
Karyawan yang merasa puas akan menciptakan comfort zone. Artinya dia merasa
nyaman atas pekerjaan yang dilakukannya. Melihat dari tabel di atas hanya 67 %
karyawan yang merasa puas, namun 33 % lagi masih belum merasa puas atas
pekerjaan yang ia tekuni. Hal ini juga berkaitan dengan kesejahteraan karyawan
pada tabel sebelumnya. Berarti pada titik ini juga harus menjadi fokus bagi
manajemen untuk perbaikan kedepan.
12. Perusahaan ini adalah perusahaan terbaik tempat saya bekerja
Tabel 4.12
Perusahaan ini adalah perusahaan terbaik tempat saya bekerja
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
10 %
Setuju (S)
20
67 %
23 %
0%
30
100 %
JUMLAH
Frekuensi
Persentase
7%
Setuju (S)
27
90 %
3%
0%
30
100 %
JUMLAH
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas
kerja, terlihat bahwasanya 97 % responden merasa lingkungan tempat ia bekerja
kondusif dan hanya 3 % saja yang merasa lingkungan mereka bekerja kurang
kondusif untuk bekerja. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa strategi yang
dilakukan PT. BSMI, Tbk. dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
dapat dirasakan oleh karyawan dengan peningkatan loyalitas kerja.
14. Kebijakan yang dijalankan cukup adil
Tabel 4.14
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
6 %
Setuju (S)
23
77 %
17 %
0%
30
100 %
JUMLAH
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwasannya para karyawan merasa kebijakan
yang dikeluarkan oleh perusahaan cukup adil, terlihat dari 6 % responden yang
sangat setuju dan 77 % setuju, keadilan ini juga merupakan salah satu indikator
dari loyalitas kerja.
15. Karyawan dengan atasan dapat berkomunikasi dengan baik
Tabel 4.15
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
13 %
Setuju (S)
21
70 %
17 %
0%
30
100 %
JUMLAH
Tabel 4. 16
Tabel perbandingan rasio keuangan PT. BSMI, Tbk per 31 September 2006-2008
No
I
Pos-Pos
Rasio Likuiditas
2006
2007
2008
FDR
II
100,61 %
93,68 %
81,16 %
9,10 %
11,58 %
15,51 %
1. ROA
3,45 %
5,59 %
2,14 %
2. ROE
33,76 %
61,84 %
22,45 %
3. BOPO
82, 63 %
93,68 %
81,16 %
4. NPF
0,84 %
1,19 %
0, 93 %
Rasio Solvabilitas
CAR
III
Rasio Rentabilitas
Melihat dari tabel perbandingan rasio di atas dapat diketahui bahwa dari rasio
likuiditas, terjadi penurunan dari tahun 2006-2008, pada tahun 2007 sebesar 93,68 % dan
tahun 2008 sebesar 81,16 % berada di bawa standar BI (94, 75%), sehingga perlu adanya
ekspansi dari sisi pembiayaan. Pada rasio solvabilitas terdapat peningkatan dari 9,10 %
(2006) menjadi 11,58 (2007) dan meningkat lagi menjadi 15,51 % (2008), hal ini sangat
baik karena nilai CAR jauh di atas standar BI yaitu 8 %. Pada rasio rentabilitas, terdapat
ROA yang pada tahun 2006-2007 meningkat dari 3, 45 % menjadi 5,59 % hal ini
mengindikasikan peningkatan produktivitas bank dalam mengelola aktivanya, namun
terjadi penurunan pada tahun 2008 menjadi 2,14 % namun masih dalam kategori sehat
karena masih berada di atas standar BI 1,22 %, begitu juga dengan ROE yang mengalami
peningkatan dari 33, 76 % pada tahun 2006 menjadi 61, 84 % pada tahun 2007 yang
berarti peningkatan produktivitas bank dalam mengelola ekuitsnya, penurunan terjadi
pada tahun 2008 menjadi 22,45 % yang akan mempengaruhi pembayaran terhadap
dividen dan harga saham. Selanjutnya rasio BOPO yang membaik dengan penurunan nilai
dari 93,68 % pada tahun 2007 menjadi 81,16 % pada tahun 2008 dan berada di bawah
standar BI 93,52 % yang berarti bank semakin efisien. Nilai Rasio pembiayaan
bermasalah (NPF) mengalami peningkatan pada tahun 2007 menjadi 1,19 % dan
mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 0,93 %. Secara keseluruhan, PT. BSMI,
Tbk baik dan efisien, hanya saja perlu peningkatan nilai FDR agar berada di atas standar
BI.
Pada tahun 2006, PT. BSMI, Tbk mengalami kerugian sebesar Rp. 4,058 milyar,
namun mengalami peningkatan laba usaha, pada tahun 2007 tercatat laba sebesar Rp. 104,
957 milyar kemudian meningkat lagi pada tahun 2008 menjadi Rp. 128, 658 milyar.
Terjadi pula peningkatan asset, dari Rp. 1, 803 pada tahun 2006 menjadi Rp. 2, 406
triliyun pada tahun 2007 dan meningkat lagi menjadi Rp. 2,658 trilyun pada tahun 2008.
Dengan demikian dapat terlihat bahwa PT. BSMI, Tbk mengalami peningkatan
produktivitas secara keseluruhan.
Tabel 4.17
Peningkatan laba yang dihasilkan perusahaan dari tahun ke tahun dikarenakan
peningkatan kinerja karyawan
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
30 %
Setuju (S)
19
63 %
Tidak Setuju
7%
0%
30
100 %
JUMLAH
Dari tabel di atas dapat diketahui 93 % responden yakin bahwa peningkatan laba
yang dihasilkan perusahaan adalah hasil peningkatan kinerjanya, berarti
produktivitas mereka meningkat dari tahun ke tahun.
2. Saya terbiasa melaksanakan tugas tepat waktu
Tabel 4.18
Saya terbiasa melaksanakan tugas tepat waktu
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
20 %
Setuju (S)
23
77 %
Tidak Setuju
3%
0%
30
100 %
JUMLAH
Frekuensi
Persentase
27 %
Setuju (S)
22
73 %
0%
0%
30
100 %
JUMLAH
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
13
44 %
Setuju (S)
16
53 %
3%
0%
30
100 %
JUMLAH
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 13 atau 44 % dan 16 atau 53 % setuju bahwa program pelatihan yang diberikan
mampu meningkatkan kemampuan karyawan dan hanya 1 orang yang tidak setuju. Ini merupakan salah satu strategi SDM
selain untuk meningkatkan kualitas, juga dapat meningkatkan loyalitas kerja karyawan dengan memfasilitasi karyawan
dalam peningkatan kemampuannya melalui program pelatihan
Frekuensi
Persentase
12
40 %
Setuju (S)
18
60 %
Tidak Setuju
0%
0%
JUMLAH
30
100 %
Dari tabel di atas terlihat responden setuju bahwa keterampilan dan keahlian
sangat diperlukan, oleh karena itu perlu adanya platihan dan pengembangan yang
dilakukan oleh MSDM untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian karyawan
guna meningkatkan produktivitas kerja mereka.
6. Saya dapat bekerja secara kreatif dan inovatif
Tabel 4.22
Saya dapat bekerja secara kreatif dan inovatif
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
30 %
Setuju (S)
20
67 %
3%
0%
30
100 %
JUMLAH
Salah satu ciri karyawan yang produktif adalah karyawan yang dapat bekerja
secara kreatif dan inovatif. Dari tabel di atas dapat diketahui para karyawan setuju
bahwa mereka dapat bekerja secara kreatif dan inovatif, hal ini berarti tingkat
produktivitas mereka sudah cukup tinggi.
7. Apapun pekerjaan yang diberikan kepada saya, saya tekuni dengan baik
Tabel 4.23
Apapun pekerjaan yang diberikan kepada saya, saya tekuni dengan baik
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
17 %
Setuju (S)
22
73 %
10 %
0%
30
100 %
JUMLAH
Berawal dari kepuasan kerja Para karyawan, maka apapun pekerjaan yang
diberikan akan dilaksanakan dengan baik. Ketika semua pekerjaan dilakukan
dengan baik, produktivitaspun akan meningkat. Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa 90 % responden adalah karyawan yang tekun dalam bekerja.
8. Saya bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan keahlian saya
Tabel 4.24
Saya bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan keahlian saya
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
27 %
Setuju (S)
21
70 %
3%
0%
30
100 %
JUMLAH
Dalam hal ini para karyawan memandang bahwa mereka dapat bekerja efektif dan
efisien sesuai dengan kebutuhan mereka, hal ini terlihat dari 27 % responden yang
sangat setuju dan 70 responden yang setuju akan hal tersebut.
9. Saya dapat bekerja efektif dengan atau tanpa pengawasan dari atasan
Tabel 4.25
Saya dapat bekerja efektif dengan atau tanpa pengawasan dari atasan
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
30 %
Setuju (S)
21
70 %
0%
0%
30
100 %
JUMLAH
Dari tabel di atas dapat diketahui para karyawan setuju bahwa mereka dapat
bekerja efektif dengan atau tanpa pengawasan dari atasan., hal ini berarti budaya
produktif sudah mengakar dalam diri setiap karyawan sehingga tanpa pengawasan
pun mereka tetap produktif.
10. Saya memiliki kemauan keras untuk bekerja dengan baik
Tabel 4.26
Saya memiliki kemauan keras untuk bekerja dengan baik
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
15
50 %
Setuju (S)
15
50 %
0%
0%
30
100 %
JUMLAH
Karyawan yang sudah memiliki kemauan yang keras untuk bekerja akan
senantiasa meningkatkan produktivitasnya, oleh karena itu para karyawan setuju
kalau mereka memiliki kemauan yang keras untuk bekerja sehingga setiap tugas
yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik. sebagaimana kita lihat dari tabeltabel sebelumnya bahwa responden juga memiliki ketekunan dalam bekerja dan
semangat yang mereka miliki cukup tinggi.
11. Sarana dan prasarana sangat mendukung pekerjaan
Tabel 4.27
Sarana dan prasarana sangat mendukung pekerjaan
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
17 %
Setuju (S)
21
70 %
13 %
0%
30
100 %
JUMLAH
Dari tabel di atas diketahui bahwa 5 atau 17 % sangat setuju, 21 atau 70 % setuju,
dan 4 atau 13 % responden tidak setuju menganggap bahwa sarana dan prasarana
Frekuensi
Persentase
17 %
Setuju (S)
20
66 %
17 %
0%
30
100 %
JUMLAH
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
13 %
Setuju (S)
26
87 %
0%
0%
30
100 %
JUMLAH
Dari tabel di atas dapat diketahui para karyawan menganggap mampu untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan
khususnya di bidang marketing, karena bagi mereka yang dapat melebihi target
dari standar yang telah ditetapkan, akan ada apresiasi berupa intensif yang
diberikan oleh perusahaan.
14. Sarana dan Prasarana kurang mendukung
Tabel 4.30
Sarana dan Prasarana kurang mendukung
No Jawaban
Frekuensi
Persentase
0%
Setuju (S)
17 %
22
73%
10 %
30
100 %
JUMLAH
Hal ini bertolak belakang dengan pertanyaan beberapa nomor yang lalu, hal ini
meyakinkan bahwa para karyawan banyak merasa sarana dan prasarana di tempat
mereka bekerja sudah cukup mendukung.
15. Saya menjunjung tinggi kedisiplinan dalam bekerja
Tabel 4.31
Saya menjunjung tinggi kedisiplinan dalam bekerja
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1
27 %
Setuju (S)
22
73 %
0%
0%
30
100 %
JUMLAH
Kedisiplinan yang tinggi dari para karyawan dalam suatu perusahaan akan
menciptakan etos kerja yang baik dan dengan sendirinya akan meningkatkan
produktivitas dalam perusahaan tersebut. Dalam hal ini para karyawan
menganggap bahwa mereka sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dalam bekerja,
berarti ini merupakan gambaran bahwa mereka merupakan karyawan yang
memiliki produktivitas yang baik.
Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa tingkat produktivitas karyawan PT. BSMI
cukup tinggi, hal ini terlihat dari hasil analisis deskriptif table-tabel diatas dimana
mayoritas responden menjawab setuju atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
berkaitan dengan laba perusahaan, ketepatan melaksanakan tugas, tanggung jawab,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Loyalitas merupakan sebuah ketergantungan, keterikatan, dan perasaan memiliki atau
merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari individu terhadap suatu institusi
karena sudah adanya comfort zone dari SDM tersebut sehingga menciptakan suatu
sikap setia terhadap perusahaan dimana SDM itu berada. Ketika SDM tersebut
sudah memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, maka mereka akan
senantiasa meningkatkan produktivitasnya. Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi loyalitas kerja SDM adalah lingkungan kerja, atasan yang
mendukung, kesejahteraan, serta adanya kejelasan jalur karir bagi para karyawan.
Strategi yang dilakukan oleh manajemen SDM PT. Bank Syariah Mega Indonesia
dalam mempertahankan Loyalitas kerja SDMnya adalah:
Menciptakan budaya kekeluargaan.
Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
melakukan scanning terhadap karyawan untuk kemudian diberikan apresiasi
terhadap karyawan yang berprestasi,
memberikan motivasi kepada karyawan dalam bentuk pengadaan pelatihanpelatihan, penyusunan grading yang merujuk kepada kompensasi, penyusunan
salary structure, dan Secara berkala melakukan review terhadap komponenkomponen tertentu yang disesuaikan dengan kondisi kompetitor.
Berdasarakan analisa laporan keuangan dimana terjadi peningkatan laba, Pada tahun
2006, PT. BSMI, Tbk mengalami kerugian sebesar Rp. 4,058 milyar, namun
mengalami peningkatan laba usaha, pada tahun 2007 tercatat laba sebesar Rp. 104,
957 milyar kemudian meningkat lagi pada tahun 2008 menjadi Rp. 128, 658
milyar. Terjadi pula peningkatan asset, dari Rp. 1, 803 pada tahun 2006 menjadi
Rp. 2, 406 triliyun pada tahun 2007 dan meningkat lagi menjadi Rp. 2,658 trilyun
pada tahun 2008.
Saran-saran
Berdasarakan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Dodi.
Loyalitas.
Artikel
diakses
pada
tanggal
Mei
2008
dari
Mei 2008
dari
http://www.mail-archive.com/forbas@googlegroups.com.
Chowdhury, Subir. Organisasi Abad 21. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok
Gramedia, 2005.
Harefa,
Andrias Loyalitas.
Artikel diakses
pada tanggal 8
www.pembelajar.com.
Hemsath, Dave dan Leslie, 301 Ways to Have a Fun at Work. Artikel diakses pada
tanggal 31 Oktober 2008 dari http://books.google.co.id,.
Hasibuan,
Malayu.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia,
Jakarta:
PT.
Bumi
Aksara. 2007
Ifham,
Ahmad.
Faktor
Penentu
Perkembangan
Bank
Syariah.
Republika.
28/3/2007
Ilyas, Yaslis. Kinerja. Depok:FKMUI, 2002.
Ismanto, Djodi. Meningkatkan Loyalitas. Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2008
dari http://djodiismanto.blogspot.com.
------------------Loyalitas
http://4arion.wordpress.com
--------------- Annual Report PT. BSMI, Tbk. 2006
--------------- Annual Report PT. BSMI, Tbk. 2007
Cetakan
keempat, 2004
Ravianto,
J.
Produktivitas:
seri
Manajemen
Jakarta:
Produktivitas,
Anas.
Pengantar
Statistik
Pendidikan.
Jakarta:
PT
Raja
Grafindo
Persada, 1997.
Sevilla, Consuelo G.,dkk. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press. 1993.
Sollution
Consultant,
Tips
Untuk
Strategi
Mempertahankan
Karyawan
http://indonesia.smetoolkit.org
Suhendra, MM dan Hayati, Murdiah MM, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta:UIN Jakarta Press, 2005.