Anda di halaman 1dari 75

GAMBARAN RADIOLOGI

PADA KOMPLIKASI
NEFROLITHIASIS
Pembimbing:
Dr. Indrita Iqbalawati, Sp.Rad
Oleh:
Cut, Said, Shabrina & Riza

I. Identitas Pasien
Nama

Nn. S

Umur

10 tahun

Alamat

Neulop II Indrajaya, Pidie

Agama

Islam

Suku

Aceh

Pekerjaan

Murid SD

Masuk RSZA

21 Juli 2015

No. CM

0-99-85-75

II. Anamnesis
Keluhan utama

Nyeri pinggang kiri

Keluhan tambahan

nyeri perut

Riwayat Penyakit
Sekarang

pasien datang dgn keluhan nyeri pinggang kiri sjk 1 bln


yg lalu dan memberat sjk 5 hari SMRS. Pasien juga
mengeluhkan nyeri perut yg timbul bersamaan dgn nyeri
pinggang. Nyeri perut tidak disertai mual atau muntah.
Keluhan nyeri saat BAK kadang-kadang muncul, urin
berpasir dan pekat. BAB tidak ada keluhan & lancar.

II. Anamnesis
Riw. Penyakit Dahulu

Pasien pernah menderita


batu ginjal kanan setahun yg
lalu dan dioperasi di RS
Harapan Bunda

Riw. Pengobatan

Tidak ada

Riw. Penyakit Keluarga

Tidak ada

Riw. Kebiasaan Sosial

Pasien seorang murid SD dan


berasal dari golongan
masyarakat sosioekonomi
menengah ke bawah

III. Pemeriksaan Fisik

Status internus

Keadaan umum :

sakit ringan

Kesadaran

compos mentis (E4M6V5)

Tek. Darah

110/80 mmHg

Nadi

92 x/m

Pernafasan

20 kali/menit

Suhu

36,90C

Keadaan Gizi

Gizi Normal

III. Pemeriksaan Fisik

Kulit

Warna

: kuning langsat

Turgor

: cepat kembali

Sianosis

: tidak ada

Ikterus

: tidak ada

Oedema
Anemia

: tidak ada
: tidak ada

III. Pemeriksaan Fisik


Kepala :

normocephali, rambut hitam

Wajah :

simetris, edema (-)

Mata

pupil bulat, isokor 3/3 mm, RCL (+/+), RCTL


(+/+), anemis (-/-),
ikterik (-/-)

T/H/M :

dalam batas normal

Leher :

TNJ R-2 cmH2O, Pembesaran

KGB (-/-)

III. Pemeriksaan Fisik


Thoraks

Inspeksi :
simetris, normochest, RIC (-/-)
pernapasan abdominothorakal,

Palpasi :

SF kanan=kiri, nyeri tekan (-/-),

Perkusi :

sonor (+/+)

Auskultasi: Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-),


wheezing (+/+)

III. Pemeriksaan Fisik


Jantung

Inspeksi

: Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi

: Iktus kordis di ICS-V LMCS

Perkusi

Atas
Kiri:

ICS III sinistra

ICS V satu jari ke medial LMCS

Kanan : ICS IV di linea parasternal dekstra


Auskultasi: BJ I > BJ II normal, reguler, murmur
tidak dijumpai

III. Pemeriksaan Fisik


Abdomen

Inspeksi : Bentuk simetris, sikatrik (+) di perut kanan


atas, striae alba, kaput medusa, pelebaran vena, kulit
kuning, dinding perut tegang, darm steifung, darm
kontur, dan pulsasi pada dinding perut tidak dijumpai

Auskultasi: Peristaltik usus normal, bising pembuluh


darah tidak dijumpai

III. Pemeriksaan Fisik

Palpasi : Nyeri tekan dan defans muskular tidak


dijumpai

Hepar

Lien : Tidak teraba

Ginjal

Perkusi : Batas paru-hati relatif di ICS-V, batas


paru-hati absolut di ICS-VI, suara
timpani di
semua lapangan abdomen,
nyeri ketok
kostovertebrae (+) di
sebelah kiri

: Tidak teraba
: Ballotement negatif

III. Pemeriksaan Fisik

Genitalia

: Tidak diperiksa

Anus

: Tidak diperiksa

Tulang Belakang : Simetris, nyeri tekan (-/-)

Kelenjar Limfe

Ekstremitas
: Akral hangat, sianosis,
edema, fraktur (tidak ada)

: Pembesaran KGB (-/-)

IV. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium (21 Juli 2015)

Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
Neutrofil Segmen
Limfosit
Monosit
Kimia Klinik
Natrium
Kalium
Klorida
KGDS
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin

Hasil

Nilai Normal

12,2 g/dl

14,0-17,0 g/dL

35 %

45-55 %

4,0.106/mm3

4,7-6,1.106/mm3

15,4.103/mm3

4,5-10,5.103/mm3

253.103U/L

150-450.103U/L

0-6%

0-2%

83

5-70%

10

20-40%

2-8%

143 mmol/L

135-145 mmol/L

2,7 mmol/L

3,5-4,5 mmol/L

101mmol/L

90-110 mmol/L

114 mg/dL

< 200 mg/dL

142 mg/dL

13-43 mg/dL

3,40 mg/dL

0,67-1,17 mg/dL

IV. Pemeriksaan Penunjang

USG Ginjal kanan (22-07-2015)

Ginjal kanan : ukuran normal, intensitas echo parenchym Meningkat, batas


cortex dan medulla tampak jelas, tak tampak ectasis sitem pelviocalyceal,
tampak multipel batu dengan ukuran terbesar 0,9 cm

IV. Pemeriksaan Penunjang

USG Ginjal kiri (22-07-2015)

Ginjal Kiri : ukuran normal, intensitas echo parenchym Meningkat,


batas cortex dan medulla tampak jelas, tak tampak ectasis sitem
pelviocalyceal, tampak multipel batu dengan ukuran terbesar 0,8
cm

IV. Pemeriksaan Penunjang

USG Vesica Urinaria (22-07-2015)

Buli : ukuran normal, dinding tak menebal, tak tampak


batu/kista/massa

IV. Pemeriksaan Penunjang


USG Vesika Urinaria (22-07-2015)

IV. Pemeriksaan Penunjang

CT scan Abdomen nonkontras (23-07-2015)

CT scan Abdomen nonkontras irisan koronal 7 aksial

IV. Pemeriksaan Penunjang

Renal dex. dan sin. : ukuran normal, densitas baik, tampak


batu multipel pada ren D/S, juga ada batu pada UPJ ren
sinistra. Sistem pelviocaliceal kiri ektasis grade I-II

Vesika urinaria : ukuran normal, tak tampak batu, dinding


tak menebal

Kesimpulan: Nephrolithiasis bilateral + Hydronephrosis


grade I-II sinistra

V. Diagnosis
Nefrolitiasis Bilateral + Hidronefrosis grade I-II

VI. Terapi

IVFD NaCl 20 gtt/menit

Inj. Ceftiaxone1 gr/12 jam

Inj. Ketorolac 30%/8 jam

Operative

VII. Prognosis

Qou ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. Anatomi dan Fisiologi Ginjal

1. Anatomi dan Fisiologi Ginjal

1. Anatomi dan Fisiologi Ginjal

1. Anatomi dan Fisiologi


Ginjal

2. Nefrolithiasis

Defenisi

batu ginjal adalah massa keras


seperti batu yang
berada di ginjal
dan salurannya dan dapat
menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran
kemih, atau
infeksi.

3. Etiologi Nefrolithiasis
Faktor resiko terjadinya batu saluran kemih

Faktor intrinsik:
-Herediter
(keturunan)
-Usia (30-50 th)
-Jenis kelamin
(anatomi &
hormonal)

Faktor ekstrinsik:
-Geografi
-Iklim & temperatur
-Asupan air
-Diet
-Pekerjaan
-ISK

4. Teori Pembentukan Batu


Partikel2
Nukleasi
supersaturated
mengendap di
nukleus

dalam
akan
dalam

Matriks terdiri
Matriksdari
protein urin dgn sedikit
hexose dan berperan
sbg perekat komponen2
kristal kecil

vaskular
Tekanan
darah tinggi
menyebabkan
terbentuknya proses
pengkapuran di ginjal
yg disebabkan krn
aliran darah pd
papilla ginjal
berbelok drastis &
menyebabkan
turbulensi shg ion2
kalsium papilla
mengendap dan
menjadi batu

5. Jenis Batu Saluran Kemih


Batu kalsium

Kompleks kalsium dihasilkan oleh fosfat, sitrat, oksalat,


sulfat & asam lemak. Dari selruh kasus batu saluran
kemih, sekitar 85% adalah batu kalsium.

Batu struvit

Dibentuk dari magnesium, ammonium dan fosfat.


Umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri pemecah
urease. Reaksi urease menyebabkan alkalisasi urin yg
akan membentuk batu struvit

Batu asam urat

Umumnya ditemukan pd pria & sekitar 5% dari seluruh


kasus. Naiknya kadar asam urat dalam urin dipicu oleh
kurangnya cairan & konsumsi purin yg berlebihan

Batu sistin

Jarang ditemukan (1-3%/kasus) & umumnya krn


keturunan. Batu sistin berwarna kuning & berkilau.
pria:wanita = 1:1

Batu xantin

Jarang bersifat herediter & krn defisiensi xantin


oksidase. Bersifat sekunder krn pemberian alopurinol yg
berlebihan.

Pemeriksaan Penunjang

Foto Polos Abdomen

BNO-IVP

USG

CT-SCAN

Penatalaksanaan

Terapi konservatif
Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari, blocker, NSAID

ESWL ((Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

Endourologi
PNL

(Percutaneous Nephro Litholapaxy)

Litotripsi
ureteroskopi

atau uretero-renoskop (URS)

Bedah Terbuka

Pemasangan Stent

Prognosis

Prognosis batu ginjal tergantung dari faktorfaktor ukuran batu, letak batu, dan adanya
infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran
suatu batu, makin buruk prognosisnya. Letak
batu yang dapat menyebabkan obstruksi
dapat mempermudah terjadinya infeksi.
Makin besar kerusakan jaringan dan adanya
infeksi karena faktor obstruksi akan dapat
menyebabkan penurunan fungsi ginjal.

BAB III
Komplikasi Nefrolithiasis

Pyelonefritis Akut

Pyelonefritis Kronik

Hidronefrosis

Pyelonefritis Akut
A.

Definisi
Pielonefritis
merupakan
infeksi
bakterial yang menyebabkan peradangan di
pelvis, tubulus dan jaringan interstitial dari satu
atau dua ginjal.
Pielonefritis akut adalah proses
inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan
infeksi bakteri

Pyelonefritis Akut
B.

Etiologi

Bakteri E. Coli.

Obstruksi ureter yang mengakibatkan


hidronefrosis.

Infeksi aktif.

Penurunan fungsi ginjal.

Uretra refluk.

Bakteri menyebar ke daerah ginjal, darah, sistem


limfatik.

Pyelonefritis Akut
C. Tanda

dan Gejala

Pyelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan


ginjal atau pelebaran ginjal.

Adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea, nyeri


pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya
kelemahan fisik.

Biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam


beberapa hari.

Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh


atau hematuria dengan bau yang tajam, selain itu juga
adanya peningkatan sel darah putih

Pyelonefritis Akut
D.

Patofisiologi

Bakteri ( E. Coli, Streptokokus.


F, Pseudomonas. A ,
Staphilococus. A)

Naik ke Ginjal & Pelvis Ginjal

Mempengaruhi Fungsi Ginjal

Pyelonefritis Kronik

A.

Definisi
Pielonefritis kronik merupakan penyakit
infeksi kronik pada ginjal yang disebabkan oleh
infeksi berulang pada ginjal yang memicu
terjadinya perubahan struktur ginjal berupa
fibrosis (pembentukan jaringan parut) pada
korteks, perubahan bentuk kaliks ginjal dan
atrofi ginjal

Pyelonefritis Kronik
B. Etiologi

Mekanisme tersering penyebab pielonefritis kronik adalah


akibat pielonefritis akut berulang, obstruktif kronik dan
refluks kronik.
C. Tanda & Gejala

Gejala awal pielonefritis kronik sering tidak jelas. Namun


adaun gejala gejala yang timbul pada tahap pertama antara
lain: hilangmya nafsu makan, penurunan berat badan,
hipertensi dan anemia

Adapun gejala pada episode pielonefritis akut yang


berulang : riwayat demam intermiten, nyeri panggul dan
disuiria.

Pyelonefritis Kronik
D.

Patofisiologi

Pielonefritis kronik; (Kiri) Pielonefritis akibat refluks kronik


menyebabkan pembentukan jaringan parut pada kutub ginjal; (Kanan)
Pielonefritis akibat obstruksi kronik menyebabkan aliran balik dengan
tekanan tinggi dan infeksi pada semua papila menyebabkan
pembentukan jaringan parut dan penipisan korteks secara difus

Pyelonefritis Kronik
Mekanisme I
Inokulasi di parenkim ginjal respon hebat
kerusakan jaringan (iskemia fokal) & efek langsung
(akibat toksin yang dilepaskan) respon inflamasi
merangsang migrasi sel glanulosit ke area infeksi
obstruksi pada arteriole dan kapiler peritubuler
edema intertstitial (menyertai selama inflamasi)
kompresi pada kapiler peritubular, glomerulus dan
arteriole medula (berperan terhadap iskemia fokal &
cedera tubular

Pyelonefritis Kronik
Mekanisme II
produksi superoksida selama proses reperfusi jaringan
dan dengan dilepaskannya lisozim setelah granulosit
memfagosit bakteri yang menginvasi cedera tubular
Radikal bebas oksigen peroksida dan enzim
toksik yang dilepaskan oleh granulosit Sel tubular
yang mati akan menyebabkan proses inflamasi ke
dalam jaringan interstitial pada akhirnya dapat
menyababkan cedera parenkim yang bersifat permanen
atau pembentukan jaringan parut disertai atrofi tubulus
dan fibrosis interstitial.

Hidronefrosis
A.

Definisi
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan
perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat
adanya obstruksi pada aliran normal urin
menyebabkan urin mengalir balik sehingga
tekanan di ginjal meningkat.

Hidronefrosis
B.

Etiologi

Adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik


(sambungan antara ureter dan pelvis renalis)

Adanya penyumbatan dibawah sambungan


ureteropelvik atau karena arus balik air
kemih dari kandung kemih

Kadang hidronefrosis terjadi selama


kehamilan karena pembesaran rahim
menekan ureter.

Hidronefrosis
C.

Patofisiologi
Obstruksi parsial ataupun intermitten
akumulasi urin di piala ginjal disertasi
piala dan kolik ginjal kerusakan pada salah
satu ginjal (atrofi ginjal) ginjal yang lain
membesar (Hipertrofikompensatori) fungsi
renal terganggu

BAB IV
Modalitas dan Gambaran Radiologi
Foto Polos Abdomen
Pemeriksaan abdomen tanpa bahan kontras yang
dikenal sebagai foto
polos abdomen atau Buich
Oversicht Foto (BOF).
Pemeriksaan ini
merupakan
pemeriksaan pendahuluan atau
dapat juga dikatakan
sebagai screening sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi yang lain.

Hal- hal yang diperhatikan pada foto ini adalah:

Bayangan

Ukuran

Posisi kedua ginjal

Kalsifikasi (dalam kista dan tumor)

Batu radioopak di daerah (ginjal, ureter dan buli)

Perkapuran dalam ginjal

BNO
pengertian BNO adalah suatu pemeriksaan didaerah
abdomen/pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan pada
daerah tersebut, khususnya pada sistem urinaria

Yang harus diperhatikan pada foto BNO :

Preperitoneal fat line, tampak atau tidak

Psoas line dan renal out line, tampak atau tidak

Distribusi udara usus, distensi usus, banyak atau sedikit

Tanda-tanda pneumoperitoneum, ada tidaknya semilunar


sign (udara di atas hepar)

Bayangan opasitas : batu, massa intra abdomen,


deskripsikan letak, ukuran batu, jumlah batu dan bentuk
batu

IVP
Intra Venous Pyelography merupakan pemeriksaan
radiografi pada sistem urinaria (dari ginjal hingga blass)
dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah
vena. Tujuan pemeriksaan untuk menggambarkan anatomi
dari pelvis renalis dan sistem calyses serta seluruh tractus
urinarius dengan penyuntikan kontras media positif secara
intra vena. Pemeriksaan ini untuk dapat mengetahui
kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras
tersebut

USG GINJAL

IndikasiDilakukannya Pemeriksaan USG Ginjal

Pemeriksaan USG ginjal dilakukan pada indikasi-indikasi,


seperti :Radang pada tractusurinarius, terabanya ada
mass pada pinggang dan punggung, kadar creatinine
yang tinggi, sakit yang hebat pada daerah rusuk atau
sakit
pinggang,
kencing
darah
(hematuria),
berkurangnya atau sedikit jumlah urine yg dikeluarkan,
hydronephrosis

CT-SCAN GINJAL

Pemeriksaan CT scan pada kasus infeksi saluran kemih


bermanfaat untuk mendeteksi adanya pielonefritis akut.
Dengan CT scan kontras, pielonefritis akut akan tampak
sebagai daerah yang underperfusion

Penilaian batu ginjal penting diperhatikan: (1) jumlah,


densitas, dan bayangan batu, (2) lokasi, (3) komplikasi
(obstruksi, parut ginjal, atau pembentukan striktur), (4)
terjadinya anomali, dan (5) nefrokalsinosis

RENOGRAM
Fungsi tiap ginjal dapat dinilai secara kualitatif dan
kuantitatif. Penilaian kualitatif melalui kurva renogram yang
terdiri atas 3 fase.

Fase I (fase vaskular/perfusi), menilai vaskularisasi ke


area kedua ginjal

Fase II (fase sekresi/akumulasi), menilai fungsi parenkim


ginjal atau fungsi nefron

Fase III (fase ekskresi), menilai kelancaran ekskresi


apakah ada obstruksi masing-masing ginjal.

Gambaran
Radiologi

Pyelonefritis Akut

Pyelonefritis Kronik

Hidronefrosis

Foto Polos

Adanya pembesaran dari ginjal


dan sistem kalik yang tidak
normal, kadang-kadang juga
disertai dengan tampak adanya
kekaburandaribayanganototpso
asdanmungkinterdapatbayanga
nradioopakdaribatusaluran
kemih.

biasanya akan tampak gambaran


ginjal yang mengecil dengan
permukaan yang berbenjol,
disertai dengan menipisnya
parenkim ginjal, perubahanperubahan pada bentuk kalik

memberikangambaran kalik-kalik
yangmendatar (flattening),
perubahan ini reversibel. Sedangkan
pada hidronefrosis lanjut
memperlihatkan kalik-kalik berupa
tongkat (clubbing). Pada tingkat yang
lebih parah lagi terjadi destruksi
parenkim dan pembesaran sistem
saluran kemih dan akhirnya terjadi
kantung hidronefrotik

BNO IVP

Tampak abses di ginjal dan


dapat terlihat air pockets

Tampak ginjal yang kecil yang


disertai calyces pada
pielonefritis kronis

tampak gambaran Hidronefrosis,


pelviectasis, ureteroectasis proksimal

USG

pembesaran pada ginjal dan gambaran ginjal yang menjadi sedikit


hiperechoic.

adanya calculus dengan hiperechoic


shadow pada renal, penumpukan
cairan pada pelvic calises ginjal

CT-Scan

ginjal yang membengkak atau menebal


yang menekan kalik dan pelvis renis

Flattening, clubbing, destruksi


parenkim ginjal dan pembesaran
sistem saluran kemih

Renogram
MRI

ginjal mengecil
dengan permukaan
yang berbenjol,
menipisnya parenkim
ginjal dan perubahan
pada bentuk kalik

BAB V
GAMBAR RADIOLOGI

Nefrolitiasis

Foto polos Abdomen menunjukkan gambaran


bayangan radio-opaque pada renalis dextra dan
cavum pelvis

BAB V
GAMBAR RADIOLOGI

Nefrolitiasis

Foto polos abdomen, menunjukkantampak


adanya udara usus (+) dengan fecal
material (+). Tampak opasitas bentuk
staghorn di proyeksi renal dextra
(paravertebra dextra setinggi V.L.2).
Tulang tak tampak kelainan. Dapat
disimpulkan suspek nefrolitiasis dextra

Nefrolitiasis

IVP, terdapat batu radioopak

ginjal

hidronefrosis

kanan,

derajat

dengan

dilatasi

pelvis

renalis

tanpa

dilatasi

kaliks,

kaliks

tampak

blunting, alias tumpul.

Nefrolitiasis

USG ginjal, terlihat jelas struktur hyperechoic


yang diikuti bayangan hitam di bawah
nya(akustik shadow)

Nefrolitiasis

Scan Abdomen, tampak kalsifikasi batu yang


hiperdens pada ginjal kiri

Nefrolitiasis

Scan Abdomen, tampak kalsifikasi batu yang


hiperdens pada ginjal kanan dan kiri

Nefrolitiasis

Ginjal kiri menangkap radioaktivitas cukup baik sedangkan


ginjal kanan tidak menangkap

Renogram ginjal kiri fase ke-dua masih cukup jelas dengan


puncak kurva dicapai dalam menit ke-3

Renogram ginjal kanan setelah fase inisial tampak berjalan


hampir mendatar

Kesimpulan :

Fungsi ginjal kiri cukup baik, sedangkan ginjal kanan tidak

Pielonefritis

Foto BNO-IVP, menunjukkan gambaran abses


subrenal dan fistula nefrobronchial, sehingga
tampak kontras tidak mengikuti anatomi ginjal
yang seharusnya

USG Pielonefritis akut

USG Ginjal, menunjukkan adanya pembesaran pada ginjal


kiri dan kanan dan gambaran ginjal yang menjadi sedikit
hiperechoic.

Pielonefritis akut

CT-Scan Tanpa Kontras, potongan axial, menunjukkan pembesaran dan


penebalan pada ginjal kiri yang menekan kalik dan pelvis renalis,
tetapi tidak terdapat batu obstruksi. Kesan pielonefritis akut

CT-Scan Pielonefritis akut

CT-Scan dengan Kontras, potongan axial


menunujukkan gambaran ginjal
Kiri yang membesar dan bergaris-garis.
Kesan pielonefritis akut

Pielonefritis akut

CT-Scan Abdomen dengan kontras,


potongan
coronal,
menunjukkan
pembesaran dan penebalan pada ginjal kiri
yang menekan kalik dan pelvis renalis.
Kesan acute supurative pyelonefritis

Pielonefritis kronik

CT-Scan ginjal, non kontras potongan axial,


menunjukan ginjal kanan yang telah
mengecil, bentuknya yang berubah dengan
multiple skar dan kalsifikasi.
Kesan pielonefritis Kronik

hidronefrosis

Foto BNO-IVP Post Miksi (PM) Kontras


minimal, tampak gambaran Hidronefrosis,
pelviectasis, ureteroectasis proksimal dextra
e.c batu staghorn di renal dextra

hidronefrosis

Foto BNO-IVP, tampak SPC renal kiri


berbentuk clubbing, kaliber ureter kiri
tampak membesar, ureter kiri tampak
berkelok (kinking ureter), dinding vesika
urinaria tampak irreguler dan tidak licin,
tampak additional defek pada vesika
urinaria. Kesan : hidronefrosis derajat 3
pada renal kiri, hidroureter, cystitis, dan
divertikulitis.

hidronefrosis

USG ginjal, tampak gambaran hidronefrosis ginjal kanan


dengan dijumpai adanya pelebaran sistem kolektivus

hidronefrosis

USG Abdomen, tampak adanya calculus dengan hiperechoic shadow


pada renal sinistra dan hidronefrosis dengan pelebaran pelvis renalis

hidronefrosis

Hidronefrosis : terlihat jelas penumpukan cairan (tanda panah/hitam)


pada pelvic calises ginjal. Gambar kanan karena adanya sumbatan
batu (warna putih)

hidronefrosis

CT Scan ginjal dengan hidronefrosis

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam


Pelvis renal. Batu ginjal merupakan penyebab terbanyak
kelainan di saluran kemih

Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan pada kasus


batu ginjal adalah adalah foto polos abdomen, foto
BNO-IVP, USG ginjal, CT-scan abdomen, dan juga
Renografi yang dapat menilai fungsi ginjal secara
kualitatif

Dari pemeriksaan radiologi dapat menentukan jenis


batu, letak batu, ukuran, dan keadaan anatomi traktus
urinarius. Selain itu, juga bisa menggambarkan apabila
batu ginjal sudah terjadi komplikasi, seperti
hidronefrosis, pielonefritis akut maupun kronis

Anda mungkin juga menyukai