PADA KOMPLIKASI
NEFROLITHIASIS
Pembimbing:
Dr. Indrita Iqbalawati, Sp.Rad
Oleh:
Cut, Said, Shabrina & Riza
I. Identitas Pasien
Nama
Nn. S
Umur
10 tahun
Alamat
Agama
Islam
Suku
Aceh
Pekerjaan
Murid SD
Masuk RSZA
21 Juli 2015
No. CM
0-99-85-75
II. Anamnesis
Keluhan utama
Keluhan tambahan
nyeri perut
Riwayat Penyakit
Sekarang
II. Anamnesis
Riw. Penyakit Dahulu
Riw. Pengobatan
Tidak ada
Tidak ada
Status internus
Keadaan umum :
sakit ringan
Kesadaran
Tek. Darah
110/80 mmHg
Nadi
92 x/m
Pernafasan
20 kali/menit
Suhu
36,90C
Keadaan Gizi
Gizi Normal
Kulit
Warna
: kuning langsat
Turgor
: cepat kembali
Sianosis
: tidak ada
Ikterus
: tidak ada
Oedema
Anemia
: tidak ada
: tidak ada
Wajah :
Mata
T/H/M :
Leher :
KGB (-/-)
Inspeksi :
simetris, normochest, RIC (-/-)
pernapasan abdominothorakal,
Palpasi :
Perkusi :
sonor (+/+)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Atas
Kiri:
Hepar
Ginjal
: Tidak teraba
: Ballotement negatif
Genitalia
: Tidak diperiksa
Anus
: Tidak diperiksa
Kelenjar Limfe
Ekstremitas
: Akral hangat, sianosis,
edema, fraktur (tidak ada)
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
Neutrofil Segmen
Limfosit
Monosit
Kimia Klinik
Natrium
Kalium
Klorida
KGDS
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
Hasil
Nilai Normal
12,2 g/dl
14,0-17,0 g/dL
35 %
45-55 %
4,0.106/mm3
4,7-6,1.106/mm3
15,4.103/mm3
4,5-10,5.103/mm3
253.103U/L
150-450.103U/L
0-6%
0-2%
83
5-70%
10
20-40%
2-8%
143 mmol/L
135-145 mmol/L
2,7 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
101mmol/L
90-110 mmol/L
114 mg/dL
142 mg/dL
13-43 mg/dL
3,40 mg/dL
0,67-1,17 mg/dL
V. Diagnosis
Nefrolitiasis Bilateral + Hidronefrosis grade I-II
VI. Terapi
Operative
VII. Prognosis
Qou ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2. Nefrolithiasis
Defenisi
3. Etiologi Nefrolithiasis
Faktor resiko terjadinya batu saluran kemih
Faktor intrinsik:
-Herediter
(keturunan)
-Usia (30-50 th)
-Jenis kelamin
(anatomi &
hormonal)
Faktor ekstrinsik:
-Geografi
-Iklim & temperatur
-Asupan air
-Diet
-Pekerjaan
-ISK
dalam
akan
dalam
Matriks terdiri
Matriksdari
protein urin dgn sedikit
hexose dan berperan
sbg perekat komponen2
kristal kecil
vaskular
Tekanan
darah tinggi
menyebabkan
terbentuknya proses
pengkapuran di ginjal
yg disebabkan krn
aliran darah pd
papilla ginjal
berbelok drastis &
menyebabkan
turbulensi shg ion2
kalsium papilla
mengendap dan
menjadi batu
Batu struvit
Batu sistin
Batu xantin
Pemeriksaan Penunjang
BNO-IVP
USG
CT-SCAN
Penatalaksanaan
Terapi konservatif
Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari, blocker, NSAID
Endourologi
PNL
Litotripsi
ureteroskopi
Bedah Terbuka
Pemasangan Stent
Prognosis
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktorfaktor ukuran batu, letak batu, dan adanya
infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran
suatu batu, makin buruk prognosisnya. Letak
batu yang dapat menyebabkan obstruksi
dapat mempermudah terjadinya infeksi.
Makin besar kerusakan jaringan dan adanya
infeksi karena faktor obstruksi akan dapat
menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
BAB III
Komplikasi Nefrolithiasis
Pyelonefritis Akut
Pyelonefritis Kronik
Hidronefrosis
Pyelonefritis Akut
A.
Definisi
Pielonefritis
merupakan
infeksi
bakterial yang menyebabkan peradangan di
pelvis, tubulus dan jaringan interstitial dari satu
atau dua ginjal.
Pielonefritis akut adalah proses
inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan
infeksi bakteri
Pyelonefritis Akut
B.
Etiologi
Bakteri E. Coli.
Infeksi aktif.
Uretra refluk.
Pyelonefritis Akut
C. Tanda
dan Gejala
Pyelonefritis Akut
D.
Patofisiologi
Pyelonefritis Kronik
A.
Definisi
Pielonefritis kronik merupakan penyakit
infeksi kronik pada ginjal yang disebabkan oleh
infeksi berulang pada ginjal yang memicu
terjadinya perubahan struktur ginjal berupa
fibrosis (pembentukan jaringan parut) pada
korteks, perubahan bentuk kaliks ginjal dan
atrofi ginjal
Pyelonefritis Kronik
B. Etiologi
Pyelonefritis Kronik
D.
Patofisiologi
Pyelonefritis Kronik
Mekanisme I
Inokulasi di parenkim ginjal respon hebat
kerusakan jaringan (iskemia fokal) & efek langsung
(akibat toksin yang dilepaskan) respon inflamasi
merangsang migrasi sel glanulosit ke area infeksi
obstruksi pada arteriole dan kapiler peritubuler
edema intertstitial (menyertai selama inflamasi)
kompresi pada kapiler peritubular, glomerulus dan
arteriole medula (berperan terhadap iskemia fokal &
cedera tubular
Pyelonefritis Kronik
Mekanisme II
produksi superoksida selama proses reperfusi jaringan
dan dengan dilepaskannya lisozim setelah granulosit
memfagosit bakteri yang menginvasi cedera tubular
Radikal bebas oksigen peroksida dan enzim
toksik yang dilepaskan oleh granulosit Sel tubular
yang mati akan menyebabkan proses inflamasi ke
dalam jaringan interstitial pada akhirnya dapat
menyababkan cedera parenkim yang bersifat permanen
atau pembentukan jaringan parut disertai atrofi tubulus
dan fibrosis interstitial.
Hidronefrosis
A.
Definisi
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan
perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat
adanya obstruksi pada aliran normal urin
menyebabkan urin mengalir balik sehingga
tekanan di ginjal meningkat.
Hidronefrosis
B.
Etiologi
Hidronefrosis
C.
Patofisiologi
Obstruksi parsial ataupun intermitten
akumulasi urin di piala ginjal disertasi
piala dan kolik ginjal kerusakan pada salah
satu ginjal (atrofi ginjal) ginjal yang lain
membesar (Hipertrofikompensatori) fungsi
renal terganggu
BAB IV
Modalitas dan Gambaran Radiologi
Foto Polos Abdomen
Pemeriksaan abdomen tanpa bahan kontras yang
dikenal sebagai foto
polos abdomen atau Buich
Oversicht Foto (BOF).
Pemeriksaan ini
merupakan
pemeriksaan pendahuluan atau
dapat juga dikatakan
sebagai screening sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi yang lain.
Bayangan
Ukuran
BNO
pengertian BNO adalah suatu pemeriksaan didaerah
abdomen/pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan pada
daerah tersebut, khususnya pada sistem urinaria
IVP
Intra Venous Pyelography merupakan pemeriksaan
radiografi pada sistem urinaria (dari ginjal hingga blass)
dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah
vena. Tujuan pemeriksaan untuk menggambarkan anatomi
dari pelvis renalis dan sistem calyses serta seluruh tractus
urinarius dengan penyuntikan kontras media positif secara
intra vena. Pemeriksaan ini untuk dapat mengetahui
kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras
tersebut
USG GINJAL
CT-SCAN GINJAL
RENOGRAM
Fungsi tiap ginjal dapat dinilai secara kualitatif dan
kuantitatif. Penilaian kualitatif melalui kurva renogram yang
terdiri atas 3 fase.
Gambaran
Radiologi
Pyelonefritis Akut
Pyelonefritis Kronik
Hidronefrosis
Foto Polos
memberikangambaran kalik-kalik
yangmendatar (flattening),
perubahan ini reversibel. Sedangkan
pada hidronefrosis lanjut
memperlihatkan kalik-kalik berupa
tongkat (clubbing). Pada tingkat yang
lebih parah lagi terjadi destruksi
parenkim dan pembesaran sistem
saluran kemih dan akhirnya terjadi
kantung hidronefrotik
BNO IVP
USG
CT-Scan
Renogram
MRI
ginjal mengecil
dengan permukaan
yang berbenjol,
menipisnya parenkim
ginjal dan perubahan
pada bentuk kalik
BAB V
GAMBAR RADIOLOGI
Nefrolitiasis
BAB V
GAMBAR RADIOLOGI
Nefrolitiasis
Nefrolitiasis
ginjal
hidronefrosis
kanan,
derajat
dengan
dilatasi
pelvis
renalis
tanpa
dilatasi
kaliks,
kaliks
tampak
Nefrolitiasis
Nefrolitiasis
Nefrolitiasis
Nefrolitiasis
Kesimpulan :
Pielonefritis
Pielonefritis akut
Pielonefritis akut
Pielonefritis kronik
hidronefrosis
hidronefrosis
hidronefrosis
hidronefrosis
hidronefrosis
hidronefrosis
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN