Anda di halaman 1dari 19

ASKEP UROLITHIASIS

& HIDRONEFROSIS
KELOMPOK 3

1. Fitri Yani (1911313014)


2. Indri Vania Dewita (1911313023)
3. Lara Sovia (1911311033)
4. Loan Atika (1911313020)
5. Muntia Guslina (1911311030)
6. Umniatul Azizah (1911313017)

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Konsep Hidronefrosis

• Hidronefrosis merupakan keadaan dimana kaliks dan pelvis renalis mengalami dilatasi s
ebagai akibat adanya penumpukan urine didalam kaliks atau pelvis renalis yang diakibat
kan oleh adanya obstruksi aliran urine dibagian distalnya
• Hidronefrosis dapat disebabkan oleh kelainan kongenital seperti tenosis uretra, ureter ek
topik, ureterokel, duplikasi pelvis-ureter, dan stenosis ureterovesical serta ureteropelvic j
unction.
• Penyebab kongenital lainnya yaitu kerusakan saraf cabang lumbal pada spina bifida dan
mielomeningokel.
• Faktor resiko hidronefrosis adalah batu ginjal, kehamilan, infeksi, kanker, nuerogenic bla
dder
Manifestasi Klinis Hidronefrosis
• Lebih jarang buang air kecil,
• Urine tidak sebanyak biasanya,
• Darah dalam urine (hematuria),
• Sering tidak dapat menahan kencing,
• Sakit pada punggung, perut, atau bagian samping tubuh,
• Nyeri saat buang air kecil,
• Demam, serta
• Mual dan muntah.
WOC Hidronefrosis
Konsep Urilithiasis (Batu saluran kemih)

Batu Saluran Kemih (Urolithiasis) merupakan keadaan patologis karena adanya


masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat
menyebabkan nyeri, perdarahan, atau infeksi pada saluran kencing. Terbentukny
a batu disebabkan karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat me
mbentuk batu atau karena air kemih kekurangan materi-materi yang dapat meng
hambat pembentukan batu, kurangnya produksi air kencing, dan keadaan-keada
an lain yang idiopatik (Dewi, 2007). Lokasi batu saluran kemih dijumpai khas di k
aliks atau pelvis (nefrolitiasis) dan bila akan keluar akan terhenti di ureter atau di
kandung kemih (vesikolitiasis) (Robbins, 2007).
Faktor Resiko Urilithiasis

• Laki-laki: mengekskresi sedikit sitrat dan banyak kalsium dibandingkan pere


mpuan.
• Riwayat keluarga: beberapa keluarga memiliki kecenderungan memproduksi
mukoprotein yang berlebihan pada traktus urinariusnya, yang mana dapat me
ningkatkan terjadinya urolitiasis.
• Riwayat kesehatan: beberapa masalah kesehatan dapat meningkatkan terjad
inya urolitiasis meliputi penyakit di saluran cerna, infeksi saluran kencing yan
g berulang dan sistinuria.
• Diet: dehidrasi atau menurunnya intake cairan meningkatkan terjadinya uroliti
asis ditambah dengan meningkatnya konsumsi sodium, oksalat, lemak, protei
n, gula, karbohudrat kasar dan vitamin C.
• Lingkungan: beberapa daerah memiliki risiko tinggi menderita urolitiasis sepe
rti yang beriklim tropis, pegunungan atau padang pasir.
• Obat-obatan: bebrapa macam obat seperti ephedrin, guifenesin, thiazid, indin
avir dan allopurinol dapat menyebabkan terjadinya urolitiasis.
Manifestasi Klinis Urolithiasis

• Nyeri
• Gangguan miksi
• Hematuria
• Mual muntah
• Demam
• Distensi vesika urinaria
WOC Urolithiasis
Kasus Urolithiasis & Hidronefrosis
Tn.K, laki-laki, 60 tahun, datang ke UGD RSUD Ahmad Yani Metro dengan keluhan nyeri di pinggang
kiri sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan menjalar ke paha,
dan perut bagian kiri atas. Nyeri dirasakan makin berat terutama saat beraktifitas sejak 3 hari sebelu
m masuk rumah sakit. Nyeri saat buang air kecil (BAK) disangkal, BAK berdarah disangkal, BAK ber
pasir dirasakan, demam disangkal, mual muntah disangkal. Penderita lalu berobat ke dokter umum n
amun keluhan dirasakan tidak hilang.
Sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit penderita mulai mengeluh perasaan tidak enak dan pegal
-pegal di pinggang kirinya, buang air besar (BAB) biasa, dan BAK lancar. Riwayat trauma yang menc
ederai abdomen disangkal, riwayat pernah terkena batu saluran kemih disangkal, riwayat penyakit ya
ng sama dalam keluarga disangkal. Riwayat penyakit di dalam keluarga tidak ditemukan. Pada kelua
rga pasien juga tidak ditemukan riwayat tekanan darah tinggi maupun riwayat penyakit kencing mani
s, asma, maupun jantung. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum
air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pasien mengaku tidak pernah mengo
nsumsi minuman beralkohol.
Pada pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien yaitu kesadaran compos mentis, penampilan t
ampak obesitas, tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20 kali/meni
t, suhu 36,20C, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) 29,3 kg/m2. Pada pemeriksaan palpasi regio flank si
nistra didapatkan tanda ballotement (+) dan pada perkusi nyeri ketok costovertebrae angle sinistra
(+).
Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah lengkap, kimia darah
(ureum, kreatinin, asam urat), dan urin lengkap. Hasilnya ditemukan peningkatan kadar leukosit 11.7
00/μl (normalnya: 5000- 10.000/μl); kimia darah tidak ditemukan peningkatan kadar ureum, kreatinin,
maupun asam urat; urin lengkap ditemukan warna keruh, epitel (+), sedimen (+), peningkatan kadar
eritrosit 5-7/LPB (normalnya: 0-1/LPB), leukosit 10-11/LPB (0-5/LPB). Pada pemeriksaan radiologi dil
akukan rontgen Blass Nier Overzicht (BNO) dan ultrasonografi (USG) abdomen. Hasilnya pada rontg
en BNO didapatkan tampak bayangan radioopaque pada pielum ginjal setinggi linea paravertebrae si
nistra setinggi lumbal III Ukuran 1,5 x 2 cm; USG didapatkan tampak batu pada ginjal kiri di pole atas
-tengah-bawah berukuran 1 cm x 1,2 cm x 1,8 cm; tampak pelebaran sistem pelvicokaliseal
Pengkajian

a)Identitas Pasien
 Nama pasien : Tn. K
 Umur : 60 tahun
 Jenis kelamin : Laki- laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pedagang
 Alamat : Kota padang
 Tgl masuk rs : 31 january 2021
 Jam masuk rs : 07.30 wib
 No rekam medis : 1911313018
b) Keadaan Umum
Klien mengeluh nyeri di pinggang kiri sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hi
lang timbul dan menjalar ke paha, dan perut bagian kiri atas. Nyeri dirasakan makin berat terutama s
aat beraktifitas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Hasil ttv tekanan darah 110/80 mmHg, freku
ensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 36,20C

c) Riwayat Kesehatan Dahulu


Sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit penderita mulai mengeluh perasaan tidak enak dan pegal
-pegal di pinggang kirinya

d) Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat penyakit di dalam keluarga tidak ditemukan
f) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
Kadar leukosit 11.700/μl (normalnya: 5000- 10.000/μl); kimia darah tidak ditemuk
an peningkatan kadar ureum, kreatinin, maupun asam urat; urin lengkap ditemuk
an warna keruh, epitel (+), sedimen (+), peningkatan kadar eritrosit 5-7/LPB (nor
malnya: 0-1/LPB), leukosit 10-11/LPB (0-5/LPB)
Pemeriksaan Radiologi
Hasilnya pada rontgen BNO didapatkan tampak bayangan radioopaque pada pie
lum ginjal setinggi linea paravertebrae sinistra setinggi lumbal III Ukuran 1,5 x 2 c
m; USG didapatkan tampak batu pada ginjal kiri di pole atas-tengah-bawah beru
kuran 1 cm x 1,2 cm x 1,8 cm; tampak pelebaran sistem pelvicokaliseal
Analisis Data
Data Subjektif Data Objektif Diagnosis
Klien mengeluh nyeri di pinggang Hasilnya pada rontgen BNO Nyeri akut b.d agen pecedera
kiri sejak 1 minggu sebelum masuk didapatkan tampak bayangan fisiologis d.d klien mengeluh nyeri
rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang radioopaque pada pielum ginjal
timbul dan menjalar ke paha, dan setinggi linea paravertebrae sinistra
perut bagian kiri atas. Nyeri setinggi lumbal III Ukuran 1,5 x 2
dirasakan makin berat terutama saat cm; USG didapatkan tampak batu
beraktifitas sejak 3 hari sebelum pada ginjal kiri di pole atas-tengah-
masuk rumah sakit. bawah berukuran 1 cm x 1,2 cm x
1,8 cm; tampak pelebaran sistem
pelvicokaliseal

Pasien memiliki kebiasaan minum- - Penampilan tampak obesitas- Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif
minuman bersoda dan jarang Indeks Massa Tubuh (IMT) 29,3 b.d ketidakmampuan membuat
meminum air putih serta tidak kg/m2. penilaian yang tepat d.d kurang
diimbangi dengan kegiatan olah raga menunjukkan pemahaman tentang
rutin. perilaku sehat dan tidak mampu
menjalankan perilaku sehat
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri


• Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan membuat penilaia
n yang tepat d.d kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat da
n tidak mampu menjalankan perilaku sehat
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri
Intervensi :
Manajemen Nyeri
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri.
c. Identifikasi skala nyeri nonverbal
d. Identifikasi faktor memperberat dan memperingan nyeri
e. Identifikasi nyeri pada kualitas hidup
f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
g. Ajarkan klien teknik non farmakologis untuk mengatasi nyeri
h. Kolaborasi pemberian analgetik
i. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan membuat penilaian
yang tepat d.d kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat dan tida
k mampu menjalankan perilaku sehat
Intervensi :
a. Peningkatan Latihan
• Gali pengalaman individu sebelumnya mengenai latihan
• Gali hambatan untuk melakukan latihan
• Lakukan latihan bersama
• Informasikan kepada klien mengenai manfaat kesehatan dan efek fisiologis la
tihan
• Monitor kepatuhan individu terhadap program latihan
b. Manajemen Nutrisi
• Informasikan klien dan keluarga mengenai kebutuhan nutrisi
• Atur diet yang diperlukan sesuai dengan kondisi klien
• Anjurkan pasien/keluarga terkait dengan kebutuhan diet untuk kondisi sakit
(Hindari makanan yang banyak mengandung sodium, oksalat, lemak, protein, gul
a, karbohudrat kasar dan vitamin C)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai