Anda di halaman 1dari 14

Kumpulan kultum

Kumpulan kuliah tujuh menit

:) dan :(
Dalam hidup kita sehari-hari, dua hal berbeda yang silih berganti adalah
adalah kesenangan dan kesusahan. Bahkan menurut beberapa orang, kalau
hidup itu indah karena perbedaan tersebut. Bayangkan kalau orang senang
terus atau susah terus, tentu bukan sesuatu yang baik. Ketika kita senang,
maka kita diharapkan ingat ketika dulu pernah susah. Dan ketika kita susah
ingatlah bahwa suatu saat akan ada kesenangan. Hal ini seperti rman Allah
SWT:

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya


sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS Alam Nasyrah 5-6)
Hal penting yang perlu diperhatikan bagaimana sifat dasar seorang manusia
dalam menghadapi kedua hal tersebut. Allah SWT berrman:

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia;
dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan
niscaya dia berputus asa. (QS. Al Israa 83)
Dalam ayat ini, Allah SWT menyebutkan sifat manusia terhadap kesenangan
terlebih dahulu karena ujian terhadap kesenangan adalah lebih berat.
Dari Amr bin Auf r.a. berkata: Rasulullah mengutus Abu Ubaidah bin
al-Jarrah r.a. ke Bahrain untuk menagih pajak penduduk. Kemudian ia kembali
dari Bahrain dengan membawa harta yang sangat banyak dan kedatangan
kembali Abu Ubaidah itu terdengar oleh sahabat Anshar maka mereka pun
shalat Shubuh bersama Rasulullah saw. Kemudian setelah selesai shalat
mereka menghadap Rasulullah saw maka beliau tersenyum melihat mereka

kemudian bersabda, Mungkin kamu telah mendengar kedatangan Abu Ubaidah


yang membawa harta banyak? Jawab mereka, Benar, ya Rasulullah. Lalu Nabi
saw bersabda, Sambutlah kabar baik dan tetaplah berpengharapan baik untuk
mencapai semua cita-citamu. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan
atas kamu, tetapi aku khawatir kalau terhampar luas dunia ini bagimu,
sebagaimana telah terhampar untuk orang-orang yang sebelum kamu, kemudian
kamu berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga
membinasakan kamu sebagaimana telah membinasakan mereka. (HR. Bukhari
dan Muslim).
Pada saat inipun bisa kita lihat. Seorang miskin apabila dia tidak sabar maka
yang dicuri adalah hape atau sepeda motor. Sedang orang yang menjadi
tersangka KPK telah didakwa dengan korupsi sampai miliard rupiah. Hal ini
menunjukkan orang tidak tahan dengan kesenangan dan kemewahan. Atau hal
ini tersebut dalam Al Quran tentang orang yang mendapat musibah di lautan
akan berdoa kepada Allah, tetapi lupa ketika sudah sampai darat.

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu
seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu
berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih (QS. Al Israa 67)
Secara psikologis, seorang muslim apabila ditimpa musibah maka dia akan
mendekat kepada Allah SWT dan bersabar, sedang orang yang berhasil
biasanya memiliki ego bahwa keberhasilan itu adalah karena hasil jerih
payahnya.
Kembali kepada sifat manusia jika mendapat kebahagian seperti yang tertera
pada QS. Al Israa 83. Jika mendapatkan kesenangan maka dia memiliki dua
kecenderungan yaitu berpaling dari Allah SWT dan sombong terhadap
manusia. Jika kesuksesan terjadi pada orang yang tidak beriman maka akan
memperkuat keyakinannya bahwa tidak perlu percaya kepada Allah SWT
untuk meraih kesuksesan. Mereka akan mencibirkan kaum Muslim yang rajin
sholat tapi kehidupannya masih miskin. Sedang bila keberhasilan pada orang
munak, maka mereka berkata Buat apa sholat? Toh saya masih bisa
mendapatkan rizki dari Allah. Memang Allah SWT melimpahkan rizqi pada
setiap manusia di dunia ini tanpa pandang bulu apakah mereka beriman atau
mengingkari.
Bagi seorang muslim, keberhasilan masih membuat dia melaksanakan sholat
dan ibadah lain. Tapi ada hal lain yang mungkin tidak kalah bahayanya, yaitu
adanya perasaan sombong terhadap apa yang didapatkannya. Apa sombong
itu? Rasulullah SAW pernah bersabda:

Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia (HR.

Muslim)
Hal ini yang sering sulit untuk dihindari. Orang yang sukses terkadang sulit
untuk menerima kebenaran yang disampaikan oleh orang lain, apalagi dari
orang yang lebih muda, lebih miskin atau lebih rendah derajatnya. Penolakan
kebenaran tersebut biasa dibarengi dengan merendahkan orang lain, karena
dia menganggap dialah yang lebih tinggi, lebih berhasil dan lebih berkuasa.
Demikianlah, kita semoga kita selalu bisa menjaga hati dalam setiap keadaan.

Alangkah menakjubkannya kehidupan seorang mukmin. Sungguh seluruh


kehidupannya baik. Hal itu tidak dimiliki melainkan oleh mukmin. Jika dikaruniai
kebaikan; maka ia bersyukur, dan itu baik untuknya. Dan jika ditimpa keburukan;
maka ia bersabar, dan itu baik untuknya (HR. Muslim)
Dan memang kita harus siap dalam setiap kondisi, seperti yang disampaikan
oleh sahabat Umar bin al-Khaththab: Kalaulah sabar dan syukur itu ibarat dua
ekor unta, maka aku tidak peduli unta mana yang aku kendarai (Uddatus
Shobirin wa Dzakhiratus Syakirin hal.144).
Wallahu alam.
gatot h. pramono (mailto://gatothp@yahoo.com)

MARET 2, 2014

GATOT PRAMONO

TINGGALKAN

KOMENTAR

Pemahaman terhadap Agama


Ada 3 hal penting yang sering disebut diperlukan oleh setiap seorang Mukmin
yaitu iman, ilmu dan amal. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan harus
dimiliki untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Untuk dapat beramal
dengan benar, maka seseorang harus memiliki ilmu. Beramal tanpa ilmu akan
menimbulkan banyak kerusakan. Sebagai contoh, seseorang yang tidak
mengetahui hakikat puasa, maka dia berpuasa hanya menahan haus dan lapar
saja, tidak menahan ucapan atau perbuatan keji yang dapat merusak ibadah
puasa.
Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: Barang siapa yang beramal tanpa didasari
ilmu, maka unsur merusaknya lebih banyak daripada mashlahatnya (Sirah wa
manaqibu Umar bin Abdul Azis, oleh Ibnul Jauzi).

Orang yang ikhlas beramal, tetapi tidak memiliki pemahaman yang benar
dapat merusak amalannya dan bahkan dapat memberikan madhorot kepada
orang lain. Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa adalah orang yang
sesat padahal mereka melaksanakan sholat, puasa, dan amalan lainnya yang
sangat banyak.
Rasulullah SAW bersabda, (Ada sekelompok kaum), mereka menganggap sholat
yang dilakukan oleh kamu sangat kecil bila dibandingkan sholat mereka, dan
puasanya dianggap lebih rendah dari puasa mereka. Mereka membaca Al Quran,
tetapi tidak melampaui kerongkongan mereka. (Fathul Bari 6/714).
Imam Ibnu Taimiyah berkata: Meskipun sholat, puasa dan tilawah Quran
mereka banyak, namun mereka keluar dari kelompok ahlus Sunah wal Jamaah.
Mereka adalah kaum ahi ibadah, wara dan zuhud, tetapi itu semua tidak didasari
dengan ilmu.
Maksudnya mereka beribadah dan membaca Al Quran, tetapi amalan tersebut
dilaksanakan hanya sebagai rutinitas, tanpa pemahaman terhadap apa yang
dilakukan. Mereka memahami ibadah itu suatu perintah yang harus
dilaksanakan tanpa memahami hikmah dibaliknya.
Terkadang pelaksanaan ibadah dibuat untuk rutinitas saja. Ada pelaksanaan
sholat Jumat berjamaah dengan khutbah yang berisi nasihat dari beberapa
ayat Quran dan doa yang sudah tertulis pada beberapa lembar kertas. Dan cara
ini sudah dilakukan bertahun-tahun. Tentu saja sangat disayangkan jamaah
yang sholat Jumat di masjid tersebut. Tidak ada nasehat atau taujih yang
dapat dipahami dan amal yang dapat dilaksanakan.
Terdapat cerita nyata pada suatu perumahan dimana beberapa ibu rumah
tangga terjerat hutang dengan rentenir yang memberikan pinjaman uang
dengan bunga yang mencekik. Ternyata para rentenir terebut adalah ibu-ibu
yang terlibat aktif dalam pengajian pekanan. Kisah ini menunjukkan bahwa
kegiatan pengajian rutin yang dilaksanakan tidak memberikan dampak positif
pada aktitas muamalah yang dilakukan.
Keutamaan seseorang bukan didasarkan pada banyaknya ilmu, hafalan atau
amalan, akan tetapi dilihat dari benar dan dalamnya pemahaman terhadap
agama Islam secara menyeluruh. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW pernah
bersabda, Satu orang faqih itu lebih berat bagi setan daripada seribu ahli ibadah.
HR. Tirmidzi.
Sahabat Umar bin Khathab ra juga pernah berkata, Kematian seribu ahli ibadah
yang selalu sholat di waktu malam dan berpuasa di siang hari itu lebih ringan
daripada kematian orang cerdas yang mengetahui halhal yang dihalalkan dan
diharamkan oleh Allah.
Bagusnya pemahaman terhadap agama mengalahkan faktor yang lainnya.
Sebagai contoh, khalifah Umar bin Khathab ra pernah mengangkat sahabat
Ibnu Abbas ra yang pada saat itu masih berusia 15 tahun untuk menjadi
anggota majelis syuro. Umar bin Khathab ra menjulukinya sebagai pemuda
tua karena ketinggian pemahamannya pada usia yang sangat muda.

Oleh karena itu berusahalah kita mendapatkan pemahaman yang benar


terhadap Islam yaitu pemahaman yang jernih, murni, integral dan universal.
Hal ini akan menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan akhirat. Ibnul
Qayyim pernah berkata, Benarnya kepahaman dan baiknya tujuan merupakan
nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Tiada nikmat yang lebih
utama setelah nikmat Islam melebihi kedua nikmat tersebut. Karena nikmat itulah
seseorang memahami Islam dan komitmen pada Islam. Dengannya seorang hamba
dapat terhindar dari jalan orang-orang yang dimurkai, yaitu orang yang buruk
tujuannya. Juga terhindar dari jalan orang-orang yang sesat, yaitu orang yang
buruk pemahamannya, serta akan menjadi orang-orang yang baik tujuan dan
pemahamannya.
Wallahu alam.
gatot pramono (mailto::gatothp@gmail.com)

JULI 14, 2013

GATOT PRAMONO

2 KOMENTAR

Orang yang Pandai


Teringat ketika kita masih kecil, maka orang tua kita sering mendoakan kita
menjadi orang yang pandai atau pintar. Memang kepandaian merupakan satu
hal yang menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang. Tapi apakah kepandaian
itu? Mungkin dari kita ada yang menghitung berdasarkan IQ. Tapi kasihan
juga orang yang ditakdirkan dilahirkan dengan IQ yang rendah, mereka tidak
akan pernah menjadi orang pintar. Bahkan kepintaran dijadikan iklan obat anti
masuk angin.
Yang menarik dalam Islam, kepandaian itu dapat diraih oleh setiap orang,
walaupun IQ nya tidak tinggi. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

(http://kultum.les.wordpress.com/2013/01/hadits-pandai1.gif)
Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta
beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah
yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.
(HR. Imam Turmudzi, ia berkata, Hadits ini adalah hadits hasan)
Jadi ada dua parameter orang yang pandai yaitu orang yang sering
bermuhasabah dan melakukan amal untuk persiapan setelah meninggal.
Muhasabah

Muhasabah dari kata hisab yang berarti perhitungan atau melakukan evaluasi.
Kesibukan aktitas kita terkadang melupakan kita untuk mengevaluasi sejauh
mana progres aktitas dan menilik hal apa yang kurang dan perlu diperbaiki.
Padahal evaluasi itu perlu dilakukan, agar kita bisa bernafas dan menata ulang
kehidupan kita.
Al Quran menyuruh kita untuk muhasabah [QS. Al-Hasyr 18]:

(http://kultum.les.wordpress.com/2013/01/qs-059-018.gif)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan
Sahabat Umar r.a. berkata:
Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah
(bersiaplah) kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab
itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi)
dirinya di dunia.
Pernyataan sahabat Umar r.a. diatas bermakna bahwa semakin sering kita
melakukan muhasabah maka semakin lebih sering memperbaiki diri dan
semakin ringan hisab di yaumil akhir. Oleh karena itu, muhasabah bisa
dilakukan tiap hari, pekanan, bulanan atau tahunan.
Muhasabah tidak hanya bermanfaat untuk akhirat tapi juga untuk kehidupan
dunia. Bill Gates, seorang milyuner, selalu menyempatkan untuk beristirahat
seminggu atau think week dalam enam bulan sekali dari kepenatan di
perusahaannya, Microsoft. Dia akan beristirahat disuatu tempat yang sunyi dan
membaca buku sekitar 18 jam sehari. Dari kesempatan untuk berkontemplasi
tersebut, muncul ide-ide segar dalam pengembangan software.
Beramal untuk Bekal
Selain itu, Rasulullah saw. juga menjelaskan kunci kesuksesan yang kedua,
yaitu action after evaluation. Artinya setelah evaluasi harus ada aksi perbaikan.
Dan hal ini diisyaratkan oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya dalam hadits di
atas dengan dan beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Potongan
hadits yang terakhir ini diungkapkan Rasulullah saw. langsung setelah
penjelasan tentang muhasabah. Karena muhasabah juga tidak akan berarti
apa-apa tanpa adanya tindak lanjut atau perbaikan.
Orang yang pandai bukan hanya bisa bekerja atau mengumpulkan harta, tetapi
orang yang juga beramal sholeh untuk hari kemudian. Orang tersebut akan

sibuk beraktitas dan juga berinfaq atau membantu sesama agar mendapatkan
pahala di hari akhir. Dalam surat Al Qashash 77, Allah SWT berrman:

(http://kultum.les.wordpress.com/2013/01/qs-028-077.gif)
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi.
Bahkan dalam ayat ini disebutkan keutamaan terhadap bekal di dunia, dengan
tidak melupakan kebahagiaan di dunia. Beginilah pola hidup yang patut ditiru
sehingga terjadi keseimbangan dalam kehidupan kita agar kebahagiaan di
dunia dan akhirat bisa diraih.
Secara ringkas, kepandaian yang hakiki dapat dicapai oleh setiap orang.
Kepandaian itu dapat digapai dengan melakukan muhasabah secara berkala
dan beramal untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Semoga kita mendapatkan
petunjuk dari Allah SWT untuk menjadi seorang muslim yang pandai.

JANUARI 6, 2013
MUHASABAH, PANDAI

GATOT PRAMONO
10 KOMENTAR

BERAMAL,

Persiapan Marathon dan Ramadhan


Teman sekalian,
Coba dibayangkan, seandainya anda adalah seorang pelari nasional yang akan
diutus oleh KONI untuk mengikuti lomba lari marathon dunia di Ontario,
Kanada. Event tahunan ini merupakan ajang pelari menunjukkan
kebolehannya dengan hadiah yang luar biasa. Untuk menghadapi lomba ini,
anda akan mempersiapkan sik dan mental jauh hari sebelum lomba.
Diantara latihan sik yang anda lakukan adalah lari dalam jarak tertentu
seperti 5, 10, 20 atau 25 km. Bahkan anda perlu mencoba lari sampai sekitar
40 km, untuk menyamai jarak yang akan dilombakan. Bisa dibayangkan kalau
anda tidak melakukan latihan sampai 40 km, bisa-bisa ketika hari lomba tidak
sampai nish. Hal ini menunjukkan bahwa latihan harus diusakan sesuai
dengan yang akan dilombakan.
Untuk kesiapan mental terhadap cuaca di Ontario dan penduduk sekitarnya,
maka anda tentunya akan tinggal di kota tersebut beberapa minggu sebelum
lomba. Anda harus menyesuaikan suhu yang lebih dingin di kota tersebut.
Diharapkan pada saat lomba nantinya, tubuh kita sudah siap dan tidak bakal
kedinginan atau sakit perut yang bisa menyebabkan kegagalan anda.

Perumpamaan diatas mirip dengan persiapan kita ketika menghadapi bulan


Ramadhan yang penuh berkah ini. Ramadhan yang lamanya 29 atau 30 hari
membutuhkan stamina dan kesiapan yang matang. Betapa banyak kita lihat
shof sholat tarawih yang penuh pada minggu pertama akan menyusut pada
minggu-minggu berikutnya. Dan tidak heran kalau nanti pada minggu terakhir,
beberapa warung semakin dikunjungi orang yang tidak kuat menahan haus
dan lapar. Atau ada orang yang terkena gangguan kesehatan atau u ditengah
atau akhir Ramadhan, hal ini berarti siknya belum siap.
Untuk menghadapi Ramadhan, Rasulullah SAW sering melakukan puasa
sunnat di bulan Rajab dan Syaban. Hal ini seperti yang tercantum dalam
hadits yang diriwayatnya al-Nasai dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu
Huzaimah): Usamah berkata pada Nabi saw, Wahai Rasulullah, saya tak melihat
Rasul melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan
Syaban. Rasul menjawab: Bulan Syaban adalah bulan antara Rajab dan
Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.
Ibadah lain yang kita perlu persiapkan adalah qiyamu lail atau sholat malam.
Dalam bulan Ramadhan, peluang untuk melakukan sholat tahajjud akan besar
karena kita akan bangun untuk melakukan sahur. Gunakan waktu sebelum
sahur untuk memohon maghroh dan keperluan kita kepada Allah SWT.
Bacaan atau tilawah Al Quran juga harus diperbanyak karena bulan Ramadhan
adalah bulan turunnya Al Quran dan dimana pahala akan dilipatgandakan.
Akan merugilah kita bila waktu yang tersedia dalam bulan tersebut disiasiakan tidak untuk berdzikir atau membaca Al Quran.
Jangan lupa, kita juga perlu membuat suasana ceria dalam keluarga kita dalam
menyambut bulan penuh rahmah ini. Bersih dan rapikan rumah. Buatlah
hiasan dirumah agar terasa suasana Ramadhan. Buat rencana untuk beribadah
bersama keluarga seperti sholat berjamaah, buka puasa dan tadarus bersama.
Bahagiakan istri/suami dan anak anda agar bulan Ramadhan M Top (Memang
Top).
Wallahu alam.
gatot pramono (mailto::gatothp@gmail.com)

AGUSTUS 11, 2009

GATOT PRAMONO

27

KOMENTAR

Tiga Nasehat
Rasulullah SAW pernah memberikan tiga buah nasehat kepada kedua
sehabatnya Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal:

(http://kultum.les.wordpress.com/2008/09/hd-3-nasehat.gif)
Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah
kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah
manusia dengan akhlak terpuji. HR. Tirmidzi
Tiga pesan Rasulullah SAW tersebut layak untuk kita perhatikan karena sangat
berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari.
1- BERTAQWA DIMANA SAJA
Denisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar
dan Ubay bin Kaab ra. Suatu ketika sahabat Umar ra bertanya kepada Ubay
bin Kaab apakah taqwa itu? Dia menjawab; Pernahkah kamu melalui jalan
berduri? Umar menjawab; Pernah! Ubay menyambung, Lalu apa yang kamu
lakukan? Umar menjawab; Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.
Maka Ubay berkata; Maka demikian pulalah taqwa!
Sedang menurut Sayyid Qutub dalam tafsirnyaFi Zhilal al-Qur`antaqwa
adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus
dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.
Kalau ada suatu iklan minuman ringan: Dimana saja dan kapan saja ,
maka nasehat Nabi SAW ini menunjukkan bahwa kita harus bertaqwa dimana
saja. Sedang perintah taqwa kapan saja terdapat dalam surat Ali Imron 102:

(http://kultum.les.wordpress.com/2008/09/qs-003-102.gif)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam
Jadi dimanapun dan kapanpun kita harus menjaga ketaqwaan kita. Taqwa
dimana saja memang sulit untuk dilakukan dan harus usaha yang dilakukan
harus ekstra keras. Akan sangat mudah ketaqwaan itu diraih ketika kita
bersama orang lain, tetapi bila tidak ada orang lain maka maksiyat dapat
dilaksanakan. Sebagai contoh, ketika kita berkumpul di dalam suatu majelis
zikir, pikiran dan pandangan kita akan terjaga dengan baik. Tetapi ketika kita
berjalan sendirian di suatu tempat perbelanjaan, maka pikiran dan pandangan

kita bisa tidak terjaga. Untuk menjaga ketaqwaan kita dimanapun saja, maka
perlunya kita menyadari akan pengawasan Allah SWT baik secara langsung
maupun melalui malaikat-Nya.
2 KEBAIKAN YANG MENGHAPUSKAN KESALAHAN
Setiap orang selalu melakukan kesalahan. Hari ini mungkin kita sudah
melakukan kesalahan baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari.
Oleh sebab itu, segera setelah kita melaksanakan kesalahan, lakukan kebaikan.
Kebaikan tersebut dapat menghapuskan kesalahan yang telah dilakukan.
Untuk dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk
menghapusnya adalah dengan bersedekah. Rasulullah SAW bersabda sedekah
itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api. Maka ada orang
yang ketika dia sakit maka dia akan memberikan sedekah agar penyakitnya
segera sembuh. Hal ini dikarenakan segala penyakit yang kita miliki itu adalah
karena kesalahan yang kita pernah lakukan.
Sedang dosa yang dilakukan terhadap orang lain maka yang perlu dilakukan
adalah memohon maaf yang bagi beberapa orang sangat sulit untuk dilakukan.
Padahal Rasulullah SAW selalu minta maaf ketika bersalah bahkan terhadap
Ibnu Ummi Maktum beliau memeluknya dengan hangat seraya berkata Inilah
orangnya, yang membuat aku ditegur oleh Allah (QS. Abasa). Setelah minta
maaf kemudian bawalah sesuatu hadiah atau makanan kepada orang tersebut,
maka kesalahan tersebut insya Allah akan dihapuskan.
3- AKHLAQ YANG TERPUJI
Akhlaq terpuji adalah keharusan dari setiap muslim. Tidak memiliki akhlaq
tersebut akan dapat mendekatkan seseorang dalam siksaan api neraka. Dari
beberapa jenis akhlaq kita terhadap orang lain, yang perlu diperhatikan adalah
akhlaq terhadap tetangga.
(http://kultum.les.wordpress.com
/2008/09/hd-tetangga1.gif)
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti
tetangganya. (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)

(http://kultum.les.wordpress.com/2008/09/hd-tetangga2.gif)
Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: Demi Allah
seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang
tidak beriman. Ada yang bertanya: Siapa itu Ya Rasulullah? Jawab Nabi:
Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya. (HR. Bukhari)

Dari hadits tersebut, peringatan Allah sangat keras sampai diulangi tiga kali
yaitu tidak termasuk golongan orang beriman bagi tetangganya yang tidak
aman dari gangguannya. Maka terkadang kita perlu instropeksi dengan
menanyakan kepada tetangga apakah kita mengganggu mereka.
Wallahualam bish showab.
gatot pramono (mailto:gatothp@gmail.com)

SEPTEMBER 21, 2008

GATOT PRAMONO

97

KOMENTAR

Berdoa di Bulan Ramadhan


Aturan untuk shoum di bulan Ramadhan telah ditetapkan Allah SWT dalam
surat Al Baqarah dari ayat 183 sampai ayat 187. Hampir seluruh ayat tersebut
terdapat kata-kata shoum:

(http://kultum.les.wordpress.com/2008/09/qs002-183s.gif)(Al Baqarah
183)

(http://kultum.les.wordpress.com/2008/09/qs002-184s.gif)(Al Baqarah
184)
(http://kultum.les.wordpress.com
/2008/09/qs002-185s.gif)(Al Baqarah 185)

(http://kultum.les.wordpress.com/2008/09/qs002-187s.gif)(Al Baqarah
187)
Hanya ayat 186 yang tidak mengandung kata shoum:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka(jawablah),


bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala

perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu


berada dalam kebenaran.
Peletakan ayat ini diantara ayat-ayat tentang shoum Ramadhan bukan tanpa
maksud. Kalau ditilik dari asbabun nuzul ayat ini adalah berkenaan dengan
datangnya seorang Arab Badui kepada Nabi SAW yang bertanya: Apakah
Tuhan kita itu dekat, sehingga kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, atau
jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya? Nabi SAW terdiam, hingga turunlah
ayat ini. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Marduwaih,
Abussyaikh dan lain-lain).
Menurut riwayat lain, ayat ini turun berkenaan dengan sabda Rasulullah SAW:
Janganlah kalian berkecil hati dalam berdoa, karena Allah SWT telah berrman
Uduni astajib lakum (berdoalah kamu kepada-Ku, pasti aku mengijabahnya)
(QS 40:60). Berkatalah salah seorang di antara mereka: Wahai Rasulullah!
Apakah Tuhan mendengar doa kita atau bagaimana? Sebagai jawabannya,
turunlah ayat ini (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir yang bersumber dari Ali.)
Menurut Sayyid Qutb dalam kitabnya Fii Zhilalil Quran, Allah menjawab
langsung tentang keberadaanNya yang sangat dekat dan langsung berrman
bahwa Dia akan mengabulkan segala doa kita. Dalam ayat ini juga terdapat
tiga syarat untuk diterimanya suatu doa. Pertama, doa tersebut harus
dipanjatkan kepada-Nya secara langsung. Jadi janganlah kita berdoa kepada
mahluk Allah seperti jin, makam atau pohon. Dan kalaupun berdoa akan lebih
baik apabila doa tersebut diucapkan secara langsung kepada-Nya. Syarat kedua
dalam berdoa adalah kita harus memenuhi segala perintah Allah SWT. Seperti
ketika seorang anak sebaiknya mengikuti nasehat/perintah orang tuanya untuk
mendapatkan yang diinginkannya. Sedang syarat ketiga adalah kita harus
beriman kepada-Nya agar doa kita diterima.
Walaupun ayat 186 ini tidak mengandung kata shoum, tapi penempatan ayat
ini menunjukkan pentingnya kita berdoa pada bulan Ramadhan. Hal ini sesuai
dengan hadits nabi SAW:

(http://kultum.les.wordpress.com
/2008/09/hd_doa1.gif)
Orang yang berpuasa memiliki doa yang mustajab pada waktu berbuka.
(Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud)
Atau dalam hadits lain, nabi SAW bersabda:

Ada tiga orang yang tidak akan ditolak doanya yaitu pemimpin yang adil, orang
yang berpuasa sehingga dia berbuka dan orang yang dianiaya. Doa mereka
diangkat oleh Allah di bawah awan pada hari kiamat dan dibukakan untuknya
pintu-pintu langit dan Allah berrman, Demi keagungan-Ku, Aku akan
menolongmu walaupun sesudah suatu waktu (Riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi,
Nasai dan Ibnu Majah)
Demikianlah, urgensi dari berdoa dalam bulan Ramadhan karena hal itu
meningkatkan kemungkinan doa kita diterima. Maka perbanyaklah kita berdoa
dalam bulan Ramadhan. Semoga Allah SWT menerima doa kita.
Wallahualam bish showab.
gatot pramono (mailto:gatothp@gmail.com)

SEPTEMBER 9, 2008

GATOT PRAMONO

21

KOMENTAR

Doa Pembuka
Assalamualaikum wr wb,
Teman-teman yang dirahmati Allah,
karena ada yang menanyakan doa pembuka kultum, berikut saya cantumkan
salah satu versi dari doa tersebut:

(http://kultum.les.wordpress.com/2008/07/doa-pembuka.gif)
Segala puji milik Allah. Kami memohon pertolonganNya, dan mohon ampun
kepada Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku dan keburukan
amalku.
Barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada siapapun yang dapat

menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada siapapun
yang dapat menunjukinya.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, aku mengesakanNya dan tidak
mempersekutukanNya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan rosulNya, tidak ada
nabi setelah Dia.
Ya Allah, berikan sholawat, salam dan kebaikan atas nabi Muhammad,
keluarganya dan sahabatnya.
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
gatot pramono

JULI 16, 2008

GATOT PRAMONO

107 KOMENTAR

Anda mungkin juga menyukai