Abstrak
Perkembangan pariwisata di Kawasan Wisata Pangandaran terus meningkat. Sarana dan prasarana
pendukung pariwisata terus dibangun. Daya tarik wisata yang pada awalnya hanya berupa pantai
dan pemandangan kini dilengkapi dengan fasilitas bersepeda, berenang, voli pantai. Bertambahnya
daya tarik pantai ini terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dampak lingkungan yang terjadi pada guna lahan serta kondisi visual,
persampahan, air, flora, dan fauna. Keenam komponen lingkungan ini dipilih karena merupakan
faktor yang sangat menentukan berkembangnya pariwisata di Kawasan Wisata Pangandaran.
Kata-kunci : perkembangan Pangandaran, dampak pariwisata, lingkungan fisik pesisir
.
Pengantar
Sumber daya alam dan lingkungan dalam
ekonomi memiliki tiga fungsi. Fungsi pertama
adalah sebagai persediaan bahan baku untuk
rumah tangga dan perusahaan yang
bergantung pada air, udara serta keperluan
lain seperti mineral dan tenaga. Kedua,
sebagai tempat pembuangan limbah dari
rumah tangga dan perusahaan. Ketiga adalah
sebagai penyedia fasilitas lingkungan yang
menyediakan
keindahan
dan
estetika
(Djajadiningrat,1997). Pariwisata berkembang
pemanfaatannya berdasarkan fungsi ketiga
dari sumber daya alam dan lingkungan.
Pariwisata dianggap sebagai salah satu usaha
pemanfaatan alam yang dapat menjaga
kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan
estetika sumber daya alam dan lingkungan.
Secara global pariwisata dipandang sebagai
salah satu sektor yang terus meningkat
kontribusinya terhadap pendapatan negara.
Berdasarkan data WTTC (World Travel and
Tourism Council) pada tahun 2004,
pertumbuhan rata-rata industri pariwisata
adalah
sebesar
4,6%.
Perkembangan
pariwisata meliputi pembangunan fisik obyek
wisata yang dijual, baik berupa fasilitas
akomodasi, restoran, fasilitas umum, fasilitas
sosial,
angkutan
wisata,
maupun
perencanaan promosi, disebut sebagai
komponen pariwisata (Gunn, 1988).
Seiring
dengan
terus
berkembangnya
pariwisata,
terjadilah
perubahan
pada
komponen
lingkungan
sebagai
penyangganya. Menurut Inskeep (1991)
pengembangan pariwisata menimbulkan 2
tipe dampak, dampak tersebut dapat berupa
dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak positif dapat berupa konservasi
kawasan alam, konservasi lokasi sejarah dan
arkeologi serta bentukan khas, peningkatan
kualitas
lingkungan,
peningkatan
infrastruktur,
peningkatan
kesadaran
lingkungan. Sedangkan dampak negatifnya
dapat berupa polusi air, polusi udara, polusi
suara,
polusi
pemandangan,
masalah
pengolahan limbah, penurunan ekologi,
bencana lingkungan, kerusakan situs-situs
bersejarah dan arkeologi, serta permasalahan
guna lahan.
Pesisir merupakan salah satu lokasi yang
sangat baik sebagai objek daya tarik wisata.
Pariwisata pesisir merupakan kombinasi
antara komponen daratan dan laut yang
menyajikan keindahan berupa air laut, pantai,
keanekaragaman biota laut maupun darat,
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N2 | 291
Renna Lestyono
Lahan
di
Visual
dan
Renna Lestyono
Gambar 4
Perubahan Persentase Karang Hidup
Berdasarkan perubahan-perubahan flora yang
ada, perubahan besar terjadi pada pantai
barat dan timur Pangandaran yang berada
diluar kawasan cagar alam, serta penurunan
jumlah terumbu karang dikedua pantai
tersebut. Perubahan berupa hilangnya hutan
pantai disebabkan desakan pembangunan
pariwisata
seperti
hotel,
jalan,
dan
pendukung wisata lainnya. Sedangkan
perubahan negatif pada terumbu karang
disebabkan karena banyaknya wisata yang
datang ke Kawasan Wisata Pangandaran.
Terumbu karang yang ada dijadikan sebagai
pernak-pernik yang dapat dibawa pulang oleh
wisatawan
dari
Kawasan
Wisata
Pangandaran.
Dampak
negatif
yang
ditimbulkan oleh perkembangan pariwisata
pada flora cukup besar.
Perubahan Kondisi Fauna
Fauna yang mendiami Kawasan Wisata
Pangandaran
khususnya
cagar
alam
Pananjung cukup banyak. Dari penelusuran
literatur, kawasan Pananjung pada tahun
1983 memiliki 32 jenis mamalia. Mamalia
Baru
103
32
62
28
Mamalia
44
Burung
38
Ikan
yang
sering
Daftar Pustaka
Anonymous (2004). Rencana Pengelolaan