RANGKAIAN LISTRIK
LABORATORIUM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Page |2
UniversitasSriwijaya
FakultasIlmuKomput
er
Laboratorium
No. Dokumen
Revisi
2015
.
0
Tanggal
Halaman
SISTEM MANAJEMEN
MUTU
ISO 9001:2008
JANUARI 2015
2 DARI 27
MODUL PRAKTIKUM
DIBUAT OLEH
DISAHKAN OLEH
DIKETAHUI OLEH
TIM LABORAN
LABORATORIUM
FASILKOM UNSRI
KEPALA LABORATORIUM
Page |3
PERCOBAAN I
I.
Tujuan
1. Mengenal multimeter baik itu analog atau digital sebagai pengukuran
tegangan (Voltmeter), sebagai pengukur Arus (Amperemeter) dan
sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter)
2. Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan jatuh DC
dan AC pada resistansi/ impedansi besar.
3. Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan AC dengan
frekuensi tinggi.
4. Dapat mengunakan generator sinyal sebagai sumber berbagai bentuk
gelombang
5. Dapat menggunakan osiloskop sebagai pengukur tegangan dan sebagai
pengukur frekuensi dari berbagai bentuk gelombang.
6. Dapat melakukan pengamatan karakteristik komponen dua terminal
dengan osiloskop.
7. Dapat membaca nilai resistor dan mengukurnya.
II. MULTIMETER
Berikut ini beberapa Catatan tentang Penggunaan Multimeter :
1. Perhatikan baikbaik beberapa catatan tentang penggunaan multimeter
berikut ini. Kesalahan penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse
pada multimeter putus. Putusnya fuse dapat mengakibatkan pemotongan
nilai sebesar minimal 10.
2. Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt
pada harga skala cukup besar (misalnya 250 V). Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari kesalahan pakai yang membahayakan multimeter.
3. Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu
besaran apakah yang hendak diukur dan kirakira berapakah besaranya,
Page |4
Page |5
Multimeter
3.
Power Supply
4.
Jumper
Page |6
DC
AC
Gambar 1.1
Gambar diatas merupakan symbol dari sumber tegangan (arus DC dan AC)
dimana tanda + dan pada sumber DC merupakan polaritas.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Pengukuran
tegangan
pada
arus
DC
dengan
menggunakan
multimeter.
Siapkan multimeter pada posisi tegangan DC. Putar range tegangan pada
multimeter lebih besar dari sumber yang akan kita ukur. (dalam percobaan ini
kita akan mencoba mengukur tegangan 5 V). lalu lakukan pengukuran dengan
cara meletakkan kutup + multimeter ke sumber tegangan dengan polaritas +
dan kutup multimeter ke sumber tegangan dengan polaritas seperti gambar
1.2 dibawah ini.
Gambar 1.2
Page |7
Perhatikan skala yang kita gunakan (misal 10 Volt), ini berarti jika jarum skala
menunjukkan angka maksimum adalah 10 Volt. Lalu perhatikan jarum skala
multimeter menunjukkan angka berapa.
hasil pengama tan
tegangan
pada
arus
AC
dengan
menggunakan
multimeter.
Prosedurnya hampir sama seperti pengukuran tegangan DC, hanya saja
multimeter kita set pada VAC.
c. Pengukuran arus pada tegangan DC
Siapkan Multimeter Analog pada skala DCA pada range 2,5 mA, lalu bacalah
arus yang terukur pada rangkaian dibawah ini.
Page |8
2. Hitung nilai arus dan tegangan yang terukur dari rangkaian yang telah
anda dirakit dengan mengaktifkan saklar
3. Gantilah nilai tegangan (V) sebagai berikut : 5V, 10V, 15V dan
Nilai resistensi (R) sebagai berikut : 220, 330, Ohm dan 1, 1K2, 2K1,
4K7, 10K. Kemudian catat hasil pengukuran anda pada tabel berikut
ini
(V)
I (mA)
R = 100
R = 2200
R = 330
R = 1 K
R = 1.2 K
R = 2.1 K
R = 4.7 K
5
10
15
R = 10 K
Page |9
VI. TUGAS
1. Berapakah tegangan yang akan terukur pada multimeter bila kondisinya
seperti gambar dibawah ini :
+3 V
V
-2 V
Gambar 1.3
Gambar 1.4
P a g e | 10
Gambar 1.5
P a g e | 11
PERCOBAAN II
I.
JUDUL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN
III
2.
Modul Rangkaian R
3.
Multimeter
4.
Jumper
DASAR TEORI
Dalam percobaan Ohm didapatkan dalam suatu kawat penghantar
bahwa arus dalam suatu segmen sebanding dengan beda potensial yang
melalui segmen tersebut.
I
V
R
V
I
RSeri = R1 + R2 + ......
RParallel =
R1 R2
R1 .R2
P a g e | 12
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Tentukanlah R ekivalen dan hitunglah terlebih dahulu nilai untuk I1,
I2, VR1 dan VR2 lalu buatlah rangkaian seperti dibawah ini dan
lakukanlah pengukuran dengan multimeter. Bandingkanlah hasil
pengukuran dan perhitungan yang anda lakukan. Kemudian catat
hasilnya ke dalam tabel 2.1
Gambar 2.1
P a g e | 13
Tabel 2.1
Hasil Perhitungan (M)
V = 5V
% Error
V = 5V
I1
I2
VR1
VR2
V = 10 V
V = 15 V
I1
I2
VR1
VR2
220
5V
330 K
10 V
15 V
I1
I2
P a g e | 14
B. Hitunglah R ekivalen dan hitunglah terlebih dahulu nilai untuk It, I1,
I2, V1 dan V2 lalu buatlah rangkaian seperti dibawah ini dan
lakukanlah pengukuran dengan multimeter. Bandingkanlah hasil
pengukuran dan perhitungan yang anda lakukan. Kemudian catat
hasilnya ke dalam tabel 2.4
Tabel 2.4
Hasil Perhitungan (M)
V = 5V
% Error
V = 5V
It
I1
I2
Copyright 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan
Teknik Digital
P a g e | 15
VR1
VR2
V = 10 V
V = 15 V
It
I1
I2
VR1
VR2
100
5V
330 K
10 V
15 V
I1
I2
C. Hitunglah kuat arus di I dan beda potensial V2. Buatlah rangkaian
seperti gambar dibawah dan lakukanlah pengukuran. Bandingkan hasil
perhitungan dengan pengukuran yang anda lakukan.
Copyright 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan
Teknik Digital
P a g e | 16
D. Hitunglah kuat arus di I1, I2, I3 dan beda potensial di titik A dan B
(VAB).
P a g e | 17
PERCOBAAN III
I. JUDUL
Rangkaian Thevenin
II. TUJUAN PERCOBAAN
Memahami bagaimana mendapatkan nilai tegangan Thevenin (Vth) dan
resistansi Thevenin (Rth) dari suatu rangakaian kompleks
III. ALAT YANG DIGUNAKAN
-
Modul Praktikum
Power Supply
Oscilator
Kabel penghubung
Multimeter
e = Ri , hokum ini
P a g e | 18
R1
+
R2
+
S -
R1
I2
I1
R1
R2
R1
R2
R3
AB
+
1 -
+
2 -
+
3 -
TH
TH
AB
Nilai dari tegangan Thevenin dan resistansi Thevenin dari rangkaian diatas
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
P a g e | 19
V1 V 2 V 3
R1 R 2 R3
Vth =
;
1
1
1
R1 R 2 R3
1
Rth = 1 1 1
R1 R 2 R3
V. PROSEDUR PERCOBAAN
a.
-
Prosedur Percobaan 1
Rangkaianlah pada modul seperti gambar berikut ini
R1
6 ,8 k
R2
10k
TH
AB
b. Prosedur Percobaan 2
- Rangkailah modul seperti gabar berikut:
2 ,2 k
6 ,8 k
+
-
5 V
10k
+
-
10 V
+
-
AB
15 V
P a g e | 20
8 ,2 k
10k
4 ,7 k
10k
2 ,2 k
+
-
15 V
+
-
10 V
+
-
AB
5 V
Gambar 4.5
P a g e | 21
PERCOBAAN IV
I.
JUDUL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN
III
2.
3.
Multimeter
4.
Jumper
5.
Simulasi EWB
DASAR TEORI
Kapasitor ataupun Kondensator merupakan komponen untuk
menyimpan daya listrik dalam satuan Farad, daya simpannya disebut
kapasitas kondensator. Kapasitas kondensator biasanya bernilai dari
beberapa pF (piko farad) sampai beberapa ribu F (mikro farad).
1 pF
= 1 x 10-12 F
1 nF
= 1 x 10-9 F
1 F
= 1 x 10-6 F
P a g e | 22
arus
bolak-baliknya
ke
chasis
(grounding),
untuk
1
CTotal
1
1
1
C1 C 2 C 3
CTotal = C1 + C2 + C3
Jika suatu rangkaian RC diberi tegangan DC, maka muatan listrik
pada kapasitor tidak langsung terisi penuh, akan tetapi membutuhkan
waktu untuk mencapai muatan penuh pada kapasitor tersebut.
Setelah muatan tersisi penuh pada kapasitor, lalu sumber tegangan
diputus maka muatan kapasitor tidak langsung kosong akan tetapi
membutuhkan waktu untuk mengosongkanya.
RC =
Rumus konstanta waktu secara universal :
Copyright 2003-2013 Laboratorium Elektronika dan
Teknik Digital
P a g e | 23
Change = (akhir-awal) 1
IV.
1
e
Change
= Nilai perubahan
Akhir
Awal
PROSEDUR PERCOBAAN
A. PENGISIAN KAPASITOR
Buatlah rangkaian seperti dibawah ini :
P a g e | 24
B. PENGOSONGAN KAPASITOR
Buatlah rangkaian seperti diatas, lalu hubungkasn saklar dan pastikan Vc
telah mencapai konstan. Lalu putuskan hubungan saklar dan catatlah nilai
Vc setiap 5 detik hingga Vc menjadi 0 volt.
T (detik) VC
P a g e | 25
PERCOBAAN V
I. JUDUL
Rangkaian Induktansi dan Impedansi Sumber Tegangan AC
II. TUJUAN PERCOBAAN
-
Modul Praktikum
Power Supply
Oscilator
Kabel penghubung
Multimeter
di
dt
i
+
P a g e | 26
Begitu juga dengan kapasitansi, elemen ini dapat dihubungkan secara seri dan
parallel . tetapi apabila tinjauan yang akan dilakukan adalah analisis rangkaian
komplek dengan tegangan sumber bolak-balik, maka akan lebih baik jika kita
menganalisisnya dengan menggunakan impedansi.
Impedansi dari suatu elemen atau rangkaian adalah
perbandingan antara
v (t )
i (t )
PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan ini adalah lanjutan dari percobaan sebelumnya mengenai arus dan
tegangan. Percobaan sebelumnya menunjukkan bahwa sebuah klapasitansi
mengikuti hokum Omh, dimana reaktansi menggantikan resistansi dan
berfariasi menurut referensi. Kita akan melihat bahwa sebuah induktansi
memiliki sebuah nilai reaktansi dan perbedaannya dengan sebuah kapasitansi.
VI. TUGAS
1.
A
R
v
i (t)
+
C
Copyright 2003-2013 Laboratorium
Elektronika dan
Teknik Digital
C
P a g e | 27
2.
Vr
Gambar 3.3 Diagram Fasor
3.
Hitung rasio Z =
Vz
,
I
5.
6.
i (t)
B
+
L
P a g e | 28
7.
A
v
i (t)
C
+
_ C
D
8.