Kasus Hukum Perdata
Kasus Hukum Perdata
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
Hukum Perdata
Hukum perdata adalah hukum atau ketentuan yang mengatur
hak-hak,kewajiban,serta kepentingan antar individu dalam
masyarakat.Hukum perdata biasa dikenal dengan hukum
privat.Hukum perdata biasa menangani kasus yang bersifat
privat atau pribadi seperti hukum keluarga, hukum harta
kekayaan, hukum benda, hukum perikatan dan hukum
waris.Dimana tujuannya adalah untuk menyelesaikan konflik
yang terjadi diantara kedua individu tersebut.
Hukum perdata terjadi ketika seseorang mengalami suatu kasus
yang bersifat tertutup(privat).Hukum perdata terjadi dimana
ketika suatu pihak melaporkan pihak lain yang terkait ke pihak
yang berwajib atas suatu kasus yang hanya menyangkut kedua
individu tersebut.
Sanksi Hukum
Hukum
Pidana
Apabila terbukti
dilakukan karena
kesengajaan atau
kelalaian
Hukum
Perdata
Menimbulkan kerugian
kepada seseorang
Penyelesaiannya
Seharusnya di setiap Rumah Sakit ada standar, siapa yang
harus memasang, bagaimana caranya, bagaimana
monitoringnnya, dan lain sebagainya. Karena ternyata di
rumah sakit tersebut tidak ada standar-standar pengamanan
pemakaian gas yang dipasang di mesin anastesi.
Idealnya dan sudah menjadi keharusan bahwa perlu ada
sebuah standar yang tertulis (misalnya warna tabung gas
yang berbeda), jelas, dengan formulir yang memuat berbagai
prosedur dan ditandatangani. Seandainya prosedur ini ada,
tentu tidak akan ada, atau kecil kemungkinan terjadi
kekeliruan. Dan kalaupun terjadi akan cepat diketahui siapa
yang bertanggungjawab.
Kepastian Hukum
Melihat berbagai sanksi pidana dan tuntutan perdata yang tersebut di atas
dapat dipastikan bahwa bukan hanya pasien yang akan dibayangi
ketakutan. Tetapi, juga para dokter akan dibayangi kecemasan diseret ke
pengadilan karena telah melakukan malpraktik dan bahkan juga tidak
tertutup kemungkinan hilangnya profesi pencaharian akibat dicabutnya
izin praktik.
Jika ternyata terbukti melanggar hukum maka dokter yang bersangkutan
dapat dimintakan pertanggungjawabannya. Baik secara pidana maupun
perdata. Sudah saatnya pihak berwenang mengambil sikap proaktif dalam
menyikapi fenomena maraknya gugatan malpraktik. Dengan demikian
kepastian hukum dan keadilan dapat tercipta bagi masyarakat umum dan
komunitas profesi. Dengan adanya kepastian hukum dan keadilan pada
penyelesaian kasus malpraktik ini maka diharapkan agar para dokter
tidak lagi menghindar dari tanggung jawab hukum profesinya.
Contoh Kasus 2
Kesalahan Pemberian Obat oleh Apoteker
Kesalahan pemberian obat: Bentuk kelalaian yang sering terjadi. Hal ini
dikarenakan begitu banyaknya jumlah obat yang beredar metode pemberian
yang bervariasi. Kelalaian yang sering terjadi, diantaranya kegagalan
membaca label obat, kesalahan menghitung dosis obat, obat diberikan
kepada pasien yang tiak tepat, kesalahan mempersiapkan konsentrasi, atau
kesalahan rute pemberian. Beberapa kesalahan tersebut akan menimbulkan
akibat yang fatal, bahkan menimbulkan kematian.
Padahal kesalahan yang dilakukan oleh apoteker terhadap pasien akibat
kesalahannya dalam pemberian obat termasuk dalam suatu perbuatan yang
melawan hukum, karena pasien mengalami kerugian materil dan imateril,
memungkinkan sekali pasien dapat menderita penyakit yang Lebih parah
dari penyakit yang sebelumnya akibat telah mengonsumsi obat yang salah.
Pasien yang menderita kerugian akibat tindakan kesalahan tenaga
kesehatan selama dalam pelayanan kesehatan, maka pasien tersebut berhak
menuntut ganti rugi.
Contoh Kasus 3
SLEMAN Selasa, 17 November 2011 Pengadilan Negeri
(PN) Sleman akhirnya mengeksekusi tanah milik Juminten
di Dusun Pesanggrahan, Desa Pakembinangun,Kecamatan
Pakem, Sleman.
Lokasi tanah yang berada di pinggir Jalan Kaliurang Km 17
ini merupakan tanah sengketa antara Juminten dengan
Susilowati Rudi Sukarno sebagai pemohon eksekusi. Kasus
hukum yang telah berjalanselamatujuh tahun ini berawal
dari masalah utang piutang yang dilakukan oleh kedua belah
pihak, utang yang dimaksud disini adalah juminten
berhutang tentang pembuatan sertifikat tanah serta tidak
mau mengganti rugi uang yang sudah diberi oleh susilowati
Analisa HUKUM
Kasus diatas termasuk kasus perdata khususnya perikatan karena telah
terjadi persetujuan antara Juminten dengan Susilowati dalam hal jualbeli tanah. Dalam hukum perdata peristiwa yang dapat dikategorikan
sebagai hukum perikatan adalah jka terjadi suatu ikatan persetujuan
antara 2 pihak yang melahirkan hak dan kewajiban diantara keduanya
dalam lingkup hukum kekayaan.
Tetapi dalam kasus diatas telah terjadi suatu sengketa tanah antara
Juminten dan Susilowati. Sengketa ini berawal dari utang piutang yang
mana Juminten berhutang tentang pembuatan sertifikat tanah serta tidak
mau mengganti rugi uang yang sudah diberi oleh Susilowati. Dalam kasus
ini, Juminten dianggap merugikan Susilowati, karena sudah dianggap
menipu berupa tidak maunya Juminten membuat akta sertifikat tanah
dan dari itu pula Juminten tidak mau mengganti dengan uang, karena
Juminten beranggapan tidak pernah menjual tanah miliknya kepada
Susilowati, padahal penyimpanan atau pendaftaran tanah itu wajib demi
terlaksanakannya kepastian hukum. Sehingga Juminten dianggap ingkar
janji (wanprestasi) atau tidaak memenuhi perikatan tersebut.
PENYELESAIAN
Solusi dari permasalahan ini agar pihak Juminten
segera membayar tentang hutangnya dalam
pembuatan sertifikat tanah terhadap Susilowati dan
mebyar ganti rugi uang yang sudah diberi oleh
Susilowati agar permasalahn ini cepat terselesaikan.
Karena dalam permasalahan ini pihak juminten lah
yang bersalah yang tercantum jelas dalam KUH
perdata 1366, dan disini pihak Juminten sudah
ingkar janji dan tidak memenuhi perjanjian bersama.
Saran untuk Juminten agar segera mengembalikan
yang sudah disetujui bersama Susilowati jika ingin
permasalahan ini cepet terselesaikan.
Terima Kasih