SEROLOGI
SEROLOGI
Zulfian SpPK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
Fungsi imunologi
Tujuan
Tujuan:: Imunodiagnostik
Imunodiagnostik
Pemeriksaan imunoserologi
Demam tifoid
Infeksi gonokokus
Sifilis
Hepatitis virus
Streptokokus
HIV
Petanda Tumor
Parasit
DHF / Virus lainnya
Demam
Demam tifoid
tifoid
Dahulu,
Dahulu,utk
utkmenentukan
menentukanpenyebab
penyebabdemam
demamsetiap
setiappenderita
penderitadilakukan
dilakukanuji
uji
serologik
utk
mendeteksi
febrile
aglutinin
serologik utk mendeteksi febrile aglutinin
Krn
Krnpenyebab
penyebabdemam
demamtidak
tidakdiketahui
diketahuimaka
makadiperiksalah
diperiksalahAg
Agdan
danAb
Abseka
seka
ligus
ligus
Dengan
Denganbertambahnya
bertambahnyapengetahuan
pengetahuanmengenai
mengenaiidentifikasi,
identifikasi,isolasi
isolasimikro
mikro
organisme
sebagai
penyebab,
demam
uji
serologi
dilakukan
secara
organisme sebagai penyebab, demam uji serologi dilakukan secaraselektif
selektif
Khusus
Khususuntuk
untukTifoid
Tifoiddilakukan
dilakukanpemeriksaan
pemeriksaanreaksi
reaksiWidal
Widal
Dinegara
Dinegaramaju
majupemeriksaan
pemeriksaanWidal
Widalsudah
sudahmulai
mulaiditinggalkan
ditinggalkankarena
karena::
pemeriksaan
pemeriksaanini
inikurang
kurangspesifik
spesifik
Insidens
Insidensdemam
demamtifoid
tifoidsudah
sudahberkurang
berkurang
Digunakan cara lain yang lebih spesifik dan sensitif
Digunakan cara lain yang lebih spesifik dan sensitif
Di
DiIndonesia
Indonesiapemeriksaan
pemeriksaanini
inimasih
masihbanyak
banyakdilakukan
dilakukanwalaupun
walaupunada
ada
keterbatasan
keterbatasan
Daerah endemis nilai normal titer 1/80 atau 1/160
Daerah endemis nilai normal titer 1/80 atau 1/160
Vaksinasi titer meningkat
Vaksinasi titer meningkat
Adanya reaksi silang
Adanya reaksi silang
Positif palsu pada penderita reumatoid faktor
Positif palsu pada penderita reumatoid faktor
Bl penderita diberikan antibiotika sebelumnya akibatnya titer tidak me
Bl penderita diberikan antibiotika sebelumnya akibatnya titer tidak me
nunjukkan
nunjukkankenaikan
kenaikan
Pemeriksaan
Pemeriksaanterbaik
terbaikadalah
adalahpemeriksaan
pemeriksaankultur
kulturdar
darspesimen
spesimendarah,
darah,feses
feses
atau
urin.
atau urin.
Salmonella
Antigen
AntigenSalmonella
Salmonella::
Antigen
AntigenOO(somatik)
(somatik)
diagnosis
diagnosis
Antigen
AntigenVi
Vi
carrier
carrier
Antigen
AntigenHH(flagella)
(flagella)BB
Berdasarkan
Berdasarkanantigen
antigenOO(somatik)
(somatik)ada
ada
17
17serotipe,
serotipe,secara
secara klinis
klinisyg
ygptg
ptg55
(A,B,C,D,E)
(A,B,C,D,E)
Gol. A S Paratifi A
Gol. B S Paratifi B
Gol. C S Paratifi C
Gol. D S Tifi D
Metoda aglutinasi :
Tabung
Lateks
Hemaglutinasi
Hasil (+ ) bila:
Titer > 1/160 infeksi akut
Pe titer 4 X pada uji ganda
infeksi akut
50% penderita titer aglutinin
pada akhir minggu I
90% penderita titer aglutinin
pada minggu IV
Titer O puncak : minggu 3-6
hilang setelah 12 bulan
Titer H bisa negatif, atau (+)
menetap sampai bbrp thn
Yg lbh spesifik/sensitif :
ELISA
deteksi IgM/IgG thdp S typhi
DOT EIA (Dot Enzyme Immnunosorbont Assay)
Deteksi antibody S Typhi
Tdk ada reaksi silang dg Salmonelosis bukan tifoid
Aglutinasi lateks
Tehnik aglutinasi menggunakan IgM Salmonella O-9
Tubex TF
Deteksi antibodi IgM spesifik Salmonella typhi dlm serum
dengan menggunakan inhibition magnetic binding
immunoassay menggunakan V-shape
Reaction Wells
Solusi deteksi dini demam tifoid
Treponema pallidum
Infeksi Sifilis
( Treponema pallidum)
Ab treponemal
Ab non-treponemal
VDRL
RPR
Pemeriksaan Serologi :
Treponemal
TPI
Cara yg pertama sekali dikembangkan
Menggunakan T pallidum hidup
Sudah ditinggalkan
TPHA
Non-Treponemal
Wassermann
Cara Fiksasi komplemen
Kolmer
Cara Fiksasi komplemen
Mengganti ekstrak hati bayi,dgn ja
ringan lain yaitu :
- kardiolipin
Perbandingan
- lesitin
tertentu
- kolesterol
ditafsirkan
tafsirkankarena
karenaAntibodi
AntibodiIg
Igdari
dariIbu
Ibu
di
dapatmenembus
menembusplasenta
plasentasehingga
sehingga
dapat
hasilnyaselalu
selalupositif,
positif,baik
baiktreponemal
treponemal
hasilnya
maupunnon-treponemal
non-treponemal
maupun
Semua neonatus menunjukkan hasil
Frambusia (T pertenue)
Patek (T caratenum)
Tes VDRL
Demam rematik
Kelainan katup jantung
Glomerulonefritis akut
Eritrema nodusum
dll
Pemeriksaan ASTO utk menentukan apakah penyakit diatas oleh
karena infeksi paska infeksi streptokokus atau bukan, hal ini perlu
diperhatikan utk pertimbangan terapi
Demam reumatik
Ab Streptolisin O
(ASTO)
Glomerulonefritis Akut
Eritema Nodusum
Dll
Beta
hemolitik
Str In fe k
e pt si
ok
ok
inf
=
us
ek s
iu
mu
m
Anak2 < 200 UI
Demam reumatik
& GNA
(non-supuratif)
> 350 UI
Hal-halyg
ygkurang
kurangmenguntungkan
menguntungkan
Hal-hal
daripenetapan
penetapanASTO
ASTO
dari
StrepOOpada
padainfeksi
infeksikulit
kulitkurang
kurangimunogenik
imunogenik
Strep
jrg
jrgditemukan
ditemukanantibodi.
antibodi.
Hasil(+)
(+)palsu
palsu: :
Hasil
Penyakithati
hati
Penyakit
Pencemaranoleh
olehbakteri
bakterilain
lainyg
ygdapat
dapatmenetralkan
menetralkan
Pencemaran
reaksihemolitik,
hemolitik,atau
atauoksidasi
oksidasigenus
genusstrep
strepOOshg
shg
reaksi
tdkdapat
dapatmelisiskan
melisiskaneritrosit.
eritrosit.
tdk
Ujiserologik
serologikGonokokus
Gonokokus
Uji
IgA dan sIgA : dalam sekret uretra dijumpai
sejak hari I timbul gejala
Antigonokokus IgA, IgG dan IgM (+) pada serum
penderita, ttp nilai diagnostiknya kecil.
Antigen spesifik : pili, protein filamen pada
permukaan gonokokus yg meningkatkan
kemampuan menginfeksi karena menempel pada
permukaan sel epitel, dan sangat imunogenik.
Terdapatnya antibodi thd pili dapat dipakai sbg
indikator infeksi gonokokus.
Uji
Uji Serologik
Serologik Hepatitis
Hepatitis Virus
Virus
o Saat ini diketahui beberapa jenis virus sebagai penyebab
hepatitis yang masing2 berbeda cara penularan dan
replikasinya
o Jenis virus yang sudah diketahui sebagai penyebab hepatitis
adalah :
Virus hepatitis A (VHA)
Virus hepatitis B (VHB)
Virus hepatitis C (VHC)
Virus hepatitis D (VHD)
Virus hepatitis E (VHE)
Virus hepatitis G (VHG)
Virus hepatitis GB (VHGB-A, VGB-B dan VGB-C)
o Gejala klinis yg disebabkan oleh setiap virus dapat berbeda tgtg
berat nya kerusakan hati; mulai dari tanpa gejala sampai
hingga hepatitis fulminan disertai gangguan hati berat sampai
berakibat fatal
Hepatitis A
Virus atau partikelnya dapat ditemukan dalam tinja 2-3 minggu
sebelum gejala timbul hingga 21-35 hari setelah timbul ikterus yg
dapat dilihat dengan mikroskop elektron khususnya imuno electron
microscopy, sedangkan dalam jaringan biopsi hati virus dapat dite
mukan den imunofluorosensi
Berbagai cara sederhana telah dilakukan misalnya dengan RIA atau
ELISA namun manfaatnya tdk banyak karena virus banyak dilepas
kan ke-dalam tinja sebelum gejala muncul
Pemeriksaan yang terbaik dalam situasi ini adalah dgn
RIA atau ELISA untuk mendeteksi anti-HAV-IgM
k
a
d
a
r
IgG
IgM
2
10
12
Hepatitis B
Virus Hepatitis B (VHB) merupakan virus DNA, suatu prototipe virus
Setiap bagian dari komponen virus akan menyebabkan adanya antibodi dlm darah
manusia
HBsAg HBsAb
HBcAg HBcAb
HBeAg HBeAb
VHB
HBsAg mempunyai 4 tipe :
- adw
- adr
- ayw
- ayr
Subtipe adw,ayw paling banyak dijumpai diseluruh dunia, kecuali Asia Tengga ra
Petanda/Marker
Petanda/MarkerSerologi
Serologipd
pdHepatitis
HepatitisBB
Jaundice
Jaundice
Transaminase
Transaminase
kk
oo
nn
ss
ee
nn
tt
rr
aa
ss
ii
Anti-HBcAg
HBsAg
HBeAg
window periode
Anti-HBsAg
rr
ee
ll
aa
tt
ii
ff
Anti-HBeAg
12
16
20
24
28
32
36
52
100
Makna
Hepatitis A akut
Imun thd hepatitis A
Hepatitis B : HBsAg
anti-HBc IgM
anti-HBc IgG
anti-HBs
HBeAg
anti-Hbe
DNA-VHB
Hepatitis Delta : anti-delta IgM
anti-delta IgG
Hepatitis C
P
P
P
P
P
P
P
P
P
Hepatitis D &
E
Hepatitis G dan GB
Membunuh
NK
Aktifasi
Interferon
Induksi
resistensi
Infeksi HIV dimulai dgn infeksi akut yg hanya dikendalikan oleh sebagian
respons imun spesifik dan berlanjut menjadi infeksi kronik progresif pd
jaring an limfoid perifer
Perjalanan penyakit dpt dipantau dg menghitung jumlah virus dlm serum
atau menghitung jumlah sel T CD4+
Jaringan mukosa merupakan sel pertama yg terinfeksi, seljtnya masuk
kedlm kelenjar getah bening dlm beberapa hari saja jumlah virus berliat
ganda ba nyaknya dan menyebabkan viremia disertai dg sindrom akut HIV
Viremia menyebabkan virus menyebar keseluruh tubuh dan menginfeksi
sel T, monosit dan makrofag dlm jaringan limfoid perifer
Sistem imun spesifik berupaya mengendalikan infeksi infeksi ditandai dg
menu runnya kadar viraemia, walaupun masih dpt terdeteksi dgn
pemeriksaan laboratorium
Setelah infeksi akut, berlangsung fase kedua dimana kelenjar getah bening dan
limpa tempat replikasi virus dan terjadi destruksi jaringan secara terus menerus
Selama periode ini sistem imun masih dpt mengendalikan sbgn besar infeksi dan
fase ini disebut dg fase laten, pd saat ini hanya sdkt virus yg diproduksi dan seba
gian besar sel T dlm darah tdk mengandung virus
Walaupun demikian destruksi sel T dlm jaringan limfoid terus terus berlang sung shg
jumlah sel T makin lama makin menurun
Jumlah sel T dlm jaringan limfoid 90% dr total sel T dlm tubuh
Pd awalnya sel T dlm darah perifer yg dirusak oleh virus HIV dg cepat digan ti dg
sel baru , ttp karena destruksi sel oleh virus HIV yg terus ber replikasi dan meng
infeksi sel baru selama masa laten akan menurunkan jumlah sel T dlm darah tepi
Selama masa kronik progresif, respons imun thdp infeksi lain akan merangsang
produksi HIV dan mempercepat destruksi sel T
Sljtnya penyakit menjadi progresif dan mencapai fase lethal yg disebut AIDS, pd
saat mana destruksi sel T dlm jaringan limfoid perifer lengkap dan jumlah sel T dlm
darah tepi menurun hingga < 200 sel/mm3
Viremia meningkat drastis krn replikasi virus ditempat lain tdk terbendung lagi
Pasien menderita infeksi oportunistik, cahexia, keganasan, dan degenerasi susun an
saraf pusat, akibat kehilangan sel Th
Diagnosis Laboratorium
Repons antibodi thdp berbagai antigen virus HV dpt dideteksi dlm waktu
Pola
Polaperubahan
perubahanjumlah
jumlahsel
selTTCD
CD44dan
dantiter
titerViremia
Viremia
Viremia
Sel T-CD4+
Minggu
Tahun
T
i
t
e
r
r
e
l
a
t
i
f
waktu
Ag p24
Ab gp41
Ab p24
Interaksi
Sub Populasi Limfosit
APC
Th
Th
Th
Th
inducer
inducer
Th1
Th1
Ts
Ts
Tdh
Tdh
Sel
SelBB
Tc
Tc
Sel
Selsasaran
sasaran
Th2
Th2
Makrofag
Makrofag
Antibodi
Antibodi
Flu burung
Pemeriksaan :
PCR
ELISA
Blotting
Jenis uji
Entamoeba histolytica
Toksoplasma gondii
Sistersirkosis
Toksocara Sp
Enzyme Immunoassay
Trichinella spiralis
Flokulasi bentonit
Enzyme Immunoassay