Faktor Yang Mempengaruhi Konseling
Faktor Yang Mempengaruhi Konseling
B. STRUKTUR
Struktur merupakan faktor yang dibutuhkan sepanjang proses
konseling, meskipun struktur menjadi sangat penting di awal suatu
sesi konseling. Struktur harus dipahami oleh klien dan konselor
sejak awal konseling untuk membantu keduanya menjadi jelas baik
dalam arah, hak-haknya, aturan, dan jaminan keberhasilan suatu
proses konseling.
Menurut Brammer, Abrego, dan Shostrom (1993), memberi
struktur sama dengan memberi orientasi kerangka kerja untuk suatu
terapi/ sesi konseling.
bersama
antara
konselor
dan
klien
mengenai
b. action limit
(misal:
kapan
harus
membayar,
cara
pembayaran)
C. INISIATIF
Inisiatif dapat dikatakan sebagai motivasi untuk berubah
(Lesmana, 2006). Inisiatif sangat dipengaruhi oleh karakteristik
klien. Tidak semua klien yang datang pada konselor secara pribadi/
tanpa dirujuk/ diminta (voluntary and self-referred) adalah klien
yang mau bekerjasama dan bekerja keras untuk menyelesaikan
masalahnya.
Ada 3 karakteristik klien yang mempengaruhi inisiatifnya
(Gladding, 2009):
1. mau berubah memerlukan bantuan dan mau berpartisipasi
2. enggan (reluctant)
biasanya merupakan klien yang dirujuk pihak ketiga, sehingga
unmotivated to seek help, sering merasa dirinya tidak ada
masalah sehingga akan banyak yang tidak menyelesaikan sesinya dan menunjukkan ketidakpuasan terhadap konseling yang
diikutinya.
3. tidak mau berubah (resistant)
biasanya
merupakan
klien
yang
datang
sendiri
untuk
dangkal,
tidak
mau
mengambil
tindakan
untuk
Catatan:
Verbosity: banyak bicara tanpa makna;
membuat asumsi berbagai prediksi kejadian yang belum tentu terjadi,
sebagai usahanya menghindari masalah yang sebenarnya.
kemarahan,
frustrasi,
defensivitas
yang
mengatakan
apa
yang
telah
dilakukan
klien
dan
terhadap
proses
konseling
dengan
mengubah
D. SETTING
Setting atau tatanan fisik sangat mempengaruhi atmosfer
konseling. Setting yang nyaman dapat
meningkatkan proses
ukuran,
tingkat
kebisingan,
kenyamanan,
lainnya
(misal:
kotak
tisu,
telepon-hindari
interupsi).
E. KUALITAS KLIEN
Interaksi antara klien dan konselor dimulai sejak adanya impresi
pertama. Cara konselor dan klien mempersepsi adalah sesuatu yang
vital untuk membangun suatu hubungan yang produktif (Lesmana,
2006). Ada 2 hal yang mempengaruhi kualitas klien :
1. Karakteristik Klien
Secara tradisional ada beberapa karakteristik klien yang
dikaitkan dengan kesuksesan suatu sesi konseling :
a. YAVIS (young, attractive, verbal, intelligent, successful)
b. HOUND
(homely,
disadvantaged)
old,
atau
unintelligent,
DUD
(dumb,
non-verbal,
unintelligent,
disadvantaged).
inteligensi
2. Kesiapan Klien
Yang dimaksud dengan kesiapan klien di sini adalah kesiapannya
untuk menjalani sesi konseling dan perubahan. Diharapkan, klien
dapat:
a. mengenali kebutuhannya
b. kesadaran akan inkongruensi dalam dirinya
c. tidak lagi merasa malu terhadap masalahnya
F. KUALITAS KONSELOR
Beberapa karakteristik yang harus dimiliki konselor untuk
suksesnya konseling, yaitu (Gladding, 2009):
a. self-awareness
b. kejujuran
c. kongruensi
d. kemampuan untuk berkomunikasi
e. pengetahuan yang memadai
f. dapat dipercaya
g. kompeten
8