Anda di halaman 1dari 10

IV.

Hasil dan Pembahasan


4.1. Data Pengamatan dan Perhitungan
A. Alkena
No
1

Senyawa
KMnO4
Alkana
Terbentuk endapan,

Alkena

H2SO4 pekat
timbul panas,

Keterangan
Uji KmnO4

bewarna coklat

keruh, ada

menggunakan

perubahan warna

endapan.
Larut

etanol
Di ambil dari

ungu menjadi warna

literatur

coklat
B. Alkohol
1. Kelarutan/pH
No
1
2
3
4

Nama zat
Etanol
2-Butanol
Butil alkohol
Fenol

Pengamatan
Tidak terjadi perubahan warna, larut
Tidak terjadi perubahan warna, larut
Tidak terjadi perubahan warna, larut
Tidak terjadi perubahan warna, larut

Keterangan
pH 6
pH 6
pH 5
pH 5

2. Pereaksi Lucas
No
Nama zat
1 Etanol
2 2-Butanol
3 t-butil

Pengamatan
Tidak terjadi apa-apa
Terbentuk 2 fase pemisah
Terbentuk 2 fase pemisah

Keterangan
Tidak bereaksi
bereaksi
bereaksi

alkohol
3. Reaksi dengan FeCl3
No
1
2
3
4

Nama zat
Etanol
2-Butanol
Fenol
t-butil alkohol

Pengamatan
Tidak terjadi perubahan warna
Tidak terjadi perubahan warna
Perubahan warna putih menjadi ungu
Tidak terjadi perubahan warna

Keterangan
negatif
negatif
positif
negatif

4. Esterifikasi
No
1
2
3

Nama zat
Etanol
2-Butanol
t-butil alkohol

Pengamatan
Tidak keruh
Keruh
Keruh

Keterangan
6 menit
5 menit
4,4 detik

4.2. PEMBAHASAN
Analisa kualitatif gugus fungsi alkena. Bicara mengenai analisa dalam
percobaan dapat diartikan sebagai kegiatan penyelidikan untuk mencari susunan
persenyawaan dari suatu sampel, dimana pada percobaan ini sampel yang
digunakan antara lain n- heksan dan larutan sikloheksan.
Analisa yang kita gunakan dalam percobaan ini merupakan analisa
kualitatif. Analisa kualitatif ini diartikan sebagai analisa yang digunakan dalam
laboratorium berdasarkan hal yang Nampak oleh indera, seperti kelarutan, warna,
bau dan endapan, serta pada percobaan ini praktikan melarutkan sampel dengan
perbandingan pelarut atau zat terlarut yang tidak mementingkan kuantitas suatu
sampel. Artinya analisa kuantitatif tidak berlaku pada percobaan ini. Analisa
kuantitatif ini diartikan sebagai analisa dalam laboratorium yang berdasarkan pada
kuantitas sampel yang digunakan dan dihitung melalui perhitungan secara
stokiometri yang nantinya akan didapat data berupa angka.
Pada percobaan tes bayer praktikan menganalisa sampel dengan
mereaksikan kedua larutan ini dengan larutan kalium permangat yang berwarna
ungu. Setelah direaksikan didapatkan pada larutan n-heksan yang telah
ditambahkan larutan kalium permangat, warna ungu dari larutan kalium
permangat atau KMnO4 tetap berwarna ungu artinya tes ini negatif atau tidak
mengandung gugus alkena. Sedangkan pada larutan sikloheksan yang sudah
ditambah dengan larutan kalium permangat, ternyata didapatkan warna ungu
kalium permangat memudar artinya tes ini positif atau mengandung gugus alkena.
Pada tes dengan larutan H2SO4 atau asam sulfat pekat dan larutan nheksan, didapatkan hasil atau pengamatan bahwa larutan n-heksan yang
ditambahkan H2SO4 tidak larut dan tidak terjadi perubahan suhu atau temperature
pada larutannya. Sedangkan pda larutan sikloheksan yang ditambahkan larutan
asam sulfat didapatkan hasil atau pengamatan bahwa sikloheksan larut dalam
asam sulfat.
Bahan bahan yang kita gunakan dalam percobaan antara lain, etanol, air,
larutan kalium permangat, larutan asam sulfat, sikloheksan dan n- heksan. Fungsi
dari etanol dan ari ini sebagai pelarut pada saat melakukan percobaan tes bayer.
Larutan kalium permangat berfungsi sebagai reagen dalam percobaan atau es
bayer. Larutan asam sulfat pekat merupakan asam kuat yang berfungsi sebagai

katalis. Dan terakhir sikloheksan sebagai sampel untuk analisis kandungan suatu
senyawa alkena dan n- heksan juga berfungsi sebagai sampel pembanding.
Pada percobaan ini praktikan dituntut untuk dapat menganalisis atau
menentukan apakan suatu sampel itu mengandung gugugs fungsi alkena atau
tidak, hal ini dapat kita lakukan dengan cara seperti tes dengan larutan bromine,
apabila sampel mengandung gugus fungsi alkena, maka warna larutan bromine
akan hilang. Dapat juga dilakukan dengan tes bayer atau menambahkan larutan
kalium permangat kedalam sampel, apabila sampel mengandung gugus funsi
alkena, maka warna dari kalium permangat akan hilang atau memudar. Cara lain
yang dapat kita lakukan dengan menambahkan larutan asam sulfat sulfat pekat
kedalam sampel, bila sampel ini larut dalam larutan asam sulfat dan mengalami
perubahan suhu atau temperatur, maka sampel ini positif mengandung gugus
fungsi alkena.
Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh, artinya pada struktur rantainya
terdapat ikatan rangkap dua diantara atom karbonnya. Contoh alkena jenis ini
antara lain sampel yang kita gunakan : sikloheksan. Sedangkan sampel yang satu
lagi (n- heksan) merupakan contoh dari hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon jenuh ini
diartikan sebagai suatu senyawa yang hanya memiliki ikatan tunggal pada struktur
rantainya.
Pada percobaan ini kelompok kami melakukan percobaan tentang
identifiksi gugus alkohol ( Gugus fungsi alkohol ) gugus fungsi alkohol
merupakan bagian dari senyawa yang dapat menentukan sifat-sifat senyawa
tersebut. Gugus fungsi juga merupakan bagia yang relative serta turut dalam
menentukan sifat fisika dan kimia dari senyawa tersebut. Gugus fungsi di bagi
menjadi enam bagian di antaranya alkohol, alkoksi alkana atau eter, alkana atau
aldehid alkanon atau keton, asam alkanoat atau asam karboksilat dan alkil
alkanoat ester.
Pada percobaan ini pengujian dilakukan pada senyawa yang memiliki
gugus fungsi hidroksil atau alkohol. Alkohol mempunyai sifat polar itulah
sebabnya kelarutan alkohol di dalam air sangat tinggi ini semua disebabkan
alkohol memiliki gugus OH. Atau dapat pula dikatakan adanya gugus fungsi
OH pada alkohol menyebabkan kemampuan alkohol untuk membentuk ikatan
hydrogen antar molekulnya. Ikatan hydrogen ini membuat titik didih alkohol
menjadi lebih tinggi dibandingkan titik didih alkil halida padanannya.

Contohnya pada fenol karena adanya gugus OH pada fenol sehingga ia


dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul-molekul air, yang
menyebabkan fenol bersifat polar sehingga berlaku prinsip like dissolvent like.
Gugus fungsi hidroksil ini juga mempengaruhi kelarutan alkohol dengan air
adanya gugus fungsi hidroksil membuat alkohol berbobot molekul rendah larut
dalam air. Ini disebabkan karena ikatan hidrogen terbentuk oleh molekul alkohol
dan air itulah sebabnya etanol larut didalam air. Sedang butanol tidak dapat larut
pada senyawa-senyawa yang mengandung gugus fungsi kelarutannya dalam air
umunnya disebabkan karena gugus fungsi yang dimilikinya itu. Demikian juga
dengan alkohol hanya gugus hidroksilnya yang bersifat hidrofil ( menyukai air )
sedangkan gugus alkilnya bersifat hidrofob ( tidak menyukai air ) semakin
panjang gugus alkilnya maka sifat hidrofilnya akan semakin berkurang. Jika
bagian hidrokarbonya cukup panjang maka sifat hidrofobnya mengalahkan sifat
hidfofilnya. Percabangan meningkatkan kelarutan di dalam air meskipun 2butanol tidak dapat larut tetapi t-butil alkohol dapat larut di dalam air. Ini
disebabkan oleh lebih kompak dan kurang hidrofobnya gugus t-butil
dibandingkan gugus n-butil.
Alkohol mirip air dalam hal ini bersikap sebagai suatu basa dan menerima
sebuah proton ( menghasilkan suatu alkohol terprotonkan ). Alkohol juga dapat
bersikap sebagai asam dan melepas sebuah protaon ( menghasilkan ion
alkoksida ). Seperti air juga, alkohol juga merupakan asam atau basa yang sangat
lemah. Itulah yang menyebabkan etanol, 2-butanol dan t-butil alkohol saat di
larutkan air bersifat sedikit asam dengan pH = kurang lebih 6. alasan mengapa
keasaman alkohol-alkohol tersebut rendah karena alkohol mempunyai tetapan
dielektrik yang rendah. Karena mereka kurang mampu mendukung ion dalam
larutan dari pada molekul air.
Fenol merupakan asam yang jauh ebih kuat dari pada alkohol. Hal ini
disebabkan karena anion yang di hasilkan oleh fenol distabilkan oleh resonasi,
dengan muatan negatifnya disebar ( delokalisasi ) oleh cicin aromatic.
Muatan negatif dalam suatu ion aloksida tak dapa didelokalisasika. Oleh
karena itu sebuah ion alkoksida relative lebih tinggi terhadap energi alkoholnya
sehingga alkohol-alkohol tidak sekuat fenol dalam hal sifat asamnya. Hal ini di
tunjukan dari hasil percobaan, dimana pH fenol bernilai 4, sebih asam di banding

etanol,2-butanol dan t-butil alkohol. Fenol juga larut dalam air. Hal ini juga di
sebabkan keberadaan gugus hidroksil OH pada senyawa ini. Sehingga
menyebabkan fenol mampu membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air.
Esterifikasi merupakn proses pembentukan ester. Esterfikasi dapat dilakukan
dengan mereaksikan senyawa alkohol dengan senyawa asam karboksilat dengan
dikatalisis menggunakan suatu asam pekat.
Pada percobaan ini, esterifikasi dilakukan dengan mereaksikan etanol 2butanol, t-butil alkohol dan fenol dengan asam asetat glacial. Katalis yang di
gunakan berupa asam sulfat pekat. Esterifikasi berlangsung dalam pemanasan
dengan tujuan untuk mempercepat reaksi. Karena, suhu dapat mempercepat laju
reaksi.
Mekanisme yang dilakukan oleh asam sulfat pekat untuk mengkatalis
reaksi esterifikasi dengan melemahkan ikatan C-O pada alkohol. Untuk dapat
mensintesis ester dari suatu alkohol, gugus hidroksil dari alkohol harus dilepas.
Untuk melepas gugus hidroksil, ia haruslah menjadi suatu gugus pergi yang baik.
Dalam suasana netral dan basa, gugus hidroksil merupakan suatu basa kuat,
sehingga bukan gugus pergi yang baik. Namun, dalam suasana asam, gugus
hidroksil (-OH ) pada senyawa alkohol akan diprotonkan.
Meskipun gugus hidroksil ( -OH ) merupakan suatu gugus pergi yang
jelek, namun setelah diprotonkan, gugus hidroksil akan berubah menjadi ( OH 2 ).
OH2 merupakan suatu gugus pergi yang baik, Karena gugus ini akan di lepaskan
sebagai air, suatu basa yang sangat lemah. Maka, suatu nukleofil yang berasal dari
suatu asam karboksilat ( yang telah kehilangan ion H nya ) dapat menggantikan
gugus pada alkohol. Sehingga, terbentuklah suatu ester.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Dapat menentukan adanya suatu ikatan rangkap pada suatu senyawa
alkena. Dapat dilihat dari reaksi senyawa yang di uji cobakan.
2. Dapat perbedaan antara alkohol dan fenol. Yaitu dari Sifat fisika
alkohol dan fenol, Reaksi-reaksi alkohol dan fenol serta Reaksi-reaksi
yang membedakan alkohol dan fenol. Hal tersebut terlihat dari reaksi
reaksi dari senyawa yang di uji cobakan.
5.2. SARAN
Alat dan bahan seharusnya lebih di di adakan / lengkapi lagi. Karena ada
beberapa percobaan yang bahan nya tidak ada sehingga kami tidak dapat
mencobanya,terima kasih

DAFTAR PUSTAKA
Fadilla, Sari. 2009. Kegunaan alkena (online). http://kimia.upi.edu/ bahanajar/
kuliah web/2009/0703918/kegunaan.html. Diakses tanggal 15 April 2011.
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Keenan, Charels W. 1999 . Kimia Universitas . Jakarta : Erlangga.
M.r. zohra.2009. GUGUS FUNGSI http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/
kuliah_web/2009/0706728/materi_1.html diakses pada 27-05-2014 pukul
12:30
OLeary, Donal. 2000. Alkenes (online).http:// www.ucc.ie. Diakses tanggal 27
Mei 2014 pukul 12:44

LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktikum
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa alkena, dan berikan 3 buah contohnya?
Jawab:
Alkena adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua
antara atom karbon. Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk
satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun,
maka akan membentuk suatu kelompok hidrokarbon dengan rumus
umum CnH2n. Contohnya: Etena, propena dan butena.
2. Jelaskan beberapa uji yang dapat dilakukan untuk uji senyawa alkana.
jawab:
a.Tes

Bromine : yaitu pengujian

dengan menggunakan air

Brom.

b.Tes Bayer
: yaitu pengujian dengan menggunakn KMNO4.
c. Reaksi dengan H2SO4 pekat : yaitu pengujian dengan menggunakan H2SO4
3. Jelaskan sifat fisika alkohol dan fenol.
Jawab:
Sifat fisik Alkohol:
a. Tiga suku pertama alkohol (metanol, etanol, dan propanol) mudah larut
dalam air dengan semua perbandingan. Alkohol merupakan cairan tidak
berwarna (jernih) dan berbau khas.
b. Titik cair dan titik didihnya meningkat sesuai dengan bertambahnya Mr
alkanol.
sifat fisik Fenol:
a. Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan
mempunyai sifat-sifat antiseptic.
b. Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol
cair. Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku molal dari
fenol itu tinggi, yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-6% air telah
terbentuk cair pada temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air
karbol atau asam karbol.
4. Tuliskan reaksi-reaksi yang membedakan antara alkohol dan fenol.
Jawab :
1. Alkohol
a. Bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester

b. Bereaksi dengan oksidator kuat


- Alkohol primer membentuk aldehida kemudian oksidasi lanjut
membentuk asam karboksilat
- Alkohol sekunder membentuk keton
- Alkohol tersier tidak bereaksi
c. Bereaksi dengan logam atau hidrida reduktor kuat reduktor kuat
seperti Na atau NaH membentuk R-ONa (Ntrium alkoksida)
d. Etanol dengan asam kuat membentuk etilen dan air
e. Bereaksi dengan asam halida membentuk alkil halida
f. Bereaksi dengan PX3 membentuk alkil halida
g. Bereaksi dengan asam sulfat membentuk alkil hidrosulfat
2. Fenol
a. Bereaksi dengan asam nitrat membentuk p-nitrofenol
b. Bereaksi dengan gas halogen membentuk 2,4,6 trihalofenol
c. Bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH membentuk garam natrium
fenoksida
5. Jelaskan uji alcohol dengan menggunakan pereaksi lucas
Jawab:

Yaitu pengujian alkohol dengan menambahkan pereaksi lucas yang bertujuan


untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. campuran menjadi
keruh atau memisah menjadi 2 lapisan.

Foto Percobaan

Anda mungkin juga menyukai