Anda di halaman 1dari 4

BATIK MADURA

Azadya Prikhaerannisa 1306404683 Fakultas Ilmu Komputer - Senin


I.

Pendahuluan
Madura memiliki peran nyata dalam perkembangan sejarah budaya Indonesia. Termasuk

di dalamnya adalah perkembangan batik. Batik Madura sendiri mulai berkembang pada abad ke17 ketika terjadi peperangan antara seorang Adipati Pamekasan bernama Raden Azhar dengan
putra Madura bernama Ke Lesap. Peperangan tersebut terjadi di daerah Pamekasan.
Pada saat peperangan terjadi, Raden Azhar mengenakan pakaian batik bermotif leres,
yaitu motif dengan garis melintang secara simetris. Pakaian tersebut membuat Raden Azhar
tampak gagah, berkharisma, dan berwibawa. Tak heran, pakaian batik dengan motif leres ini pun
menjadi buah bibir masyarakat maupun para pembesar kerajaan di Madura. Di sinilah awal mula
berkembangnya batik Madura hingga akhirnya kini dapat dikenal luas.
II.

Isi
Batik Madura berkembang pesat dan saat

ini sudah sangat dikenal masyarakat. Pusat


perkembangan batik Madura sendiri terdapat di
daerah Pamekasan, Madura. Di sanalah berdiri
sentra batik Madura terbesar di Madura. Selain di
Pamekasan, terdapat juga sentra batik lainnya,
seperti

di

Sumenep,

Tanjung

Bumi,

dan

Sampang. Berkembangnya batik Madura tentu


tidak lepas dari adanya jembatan Suramadu yang

Gambar 1. Pusat batik tradisional Pamekasan.

menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura. Jembatan Suramadu tentu mempermudah
pemasaran hasil karya Madura ke berbagai daerah.
Karena terletak terpisah dari pusat-pusat kegiatan batik di daratan Jawa, tumbuh
sekumpulan corak gaya tersendiri pada batik Madura. Warna-warna kuat seperti merah, hijau,
kuning dan biru serta garis tegas muncul pada motif batik Madura. Hal ini mencerminkan sisi
perangai orang Madura yang gagah, pemberani, dan terbuka.

Namun demikian, batik Madura masih terpengaruh dengan motif-motif dari daratan Jawa.
Hal ini dikarenakan pada zaman kerajaan, pulau Madura berada di dalam wilayah kekuasaan
kerajaan-kerajaan Jawa Kuni. Motif-motif klasik Yogya dan Solo pun dapat ditemukan pada
beberapa batik Madura.
Selain terdapat perbedaan pada coraknya, terdapat juga perbedaan pada cara orang
Madura mengenakan kain. Perempuan Madura mengenakan kain tinggi, jatuh sedikit di bawah
lutut. Kain tidak diikat dengan setagen, namun ikatan diambil dari kain itu sendiri, yang dililit di
pinggang. Itu semua dipadankan dengan kebaya berwarna cerah yang dikait di atas pusar hanya
dengan satu kancing atau peniti.
Batik Madura memiliki watak tersendiri yang berciri ragam hias naturalis. Apa yang
terihat di alam, itulah yang digambarkan. Maka dari itu motif-motif seperti ayam bekisar, udang,
kepiting, dan tumbuh-tumbuhan sering muncul pada batik Madura. Di Pamekasan, terdapat
motif-motif batik Madura seperti Sekarjagat, Keong Mas, Matahari, Daun Memba, dan Gorek
Basi. Di Bangkalan, terdapat motif batik Madura yang unik karena dibuat dengan teknik khusus,
yaitu batik Bangkalan atau disebut juga batik Gentongan.
Batik Bangkalan merupakan batik khas
daerah Bangkalan. Batik Bangkalan disebut
batik Gentongan karena prosesnya direndam
dalam gentong selama enam bulan. Batik
Gentongan termasuk batik yang banyak dicari
oleh kolektor karena desainnya yang unik dan
dibuat dengan proses pembuatan yang unik.
Selain batik Gentongan, batik Madura
dibuat dengan proses pembuatan yang sama
dengan batik pada umumnya. Pertama-tama,

Gambar 2. Batik Bangkalan.

pola digambar pada kain. Kemudian pola tersebut ditutupi dengan malam. Setelah ditutupi
dengan malam, kain mori dicelupkan ke dalam pewarna. Setelah itu dilakukan pelorodan atau
pelepasan malam dari kain mori.
Berikut ini adalah beberapa gambar kain batik Madura yang terdapat di Museum Tekstil.

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

III.

Penutup
Budaya membatik dan memakai kain batik begitu terpelihara di kalangan orang Madura.

Hal ini dikarenakan tradisi kain batik tertanam cukup kuat di Madura. Ketika kain batik belum
populer, orang-orang Madura tetap melestarikan kain batik dengan tetap memproduksi dan

mengenakan kain batik. Kini, setelah batik semakin populer di kalangan masyarakat luas,
masyarakat Madura semakin giat memproduksi batik Madura dan memasarkannya ke berbagai
daerah demi kelestarian batik Madura.
Sumber:
Indo Travel. Batik Madura: Menemukan Kain Batik Gentongan yang Cerah dan
Unik.Diperoleh

26

April

2015,

dari

www.indonesia.travel/id/destination/512

/sumenep/article/103/batik-madura-menemukan-kain-batik-gentongan-yang-cerah-danunik.
Naura

Batik.

Sejarah

Batik

Madura.

Diperoleh

26

April

http://naurabatik.com/sejarah-batik-madura.html
Ramadhan, Iwet. 2013. Cerita Batik. Jakarta: Literati.
Yudhoyono, Ani Bambang. 2010. Batikku. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2015,

dari

Anda mungkin juga menyukai