Hukum Agraria
Hukum Agraria
HAK-HAK AGRARIA
HAK-HAK AGRARIA BERDASARKAN UUPA
1. Hak atas tanah
Yaitu hak yang memberi wewenang untuk
menggunakan
atau
mengusahakan
tanah tertentu
2. Hak Guna air
3. Hak Pemeliharaan dan penangkapan air
4. Hak Guna Ruang Angkasa
HAK MILIK
adalah hak turun temurun, terkuat
mempunyai
bangunan-bangunan
atas tanah yang bukan miliknya
sendiri,dengan jangka waktu paling
lama 30 tahun (pasal 35 ayat 1
UUPA)
HAK PAKAI
adalah hak untuk menggunakan dan/atau
memungut hasil dari tanah yang dikuasai oleh
Negara atau tanah milik orang lain, yang
memberi wewenang dan kewajiban yang
ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh
pejabat yang berwenang memberikannya atau
dalam perjanjian dengan pemiliknya tanahnya,
yang bukan perjanjian sewa menyewa atau
perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu
asal tidak bertentangan dengan jiwa dan
ketentuan undang-undang ini (pasal 41 ayat 1
UUPA)
HAK SEWA
adalah hak yang dipunyai seseorang
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
SECARA
Hak atas tanah ; hak atas tanah bersifat tetap meliputi; hak
milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak
sewa untuk bangunan, hak untuk pengelolaan (HAk
pengelolan diatur dalam PMA No 9/1965 Ttg Pelaksanaan
konversi hak penggunaan atas tanah Negara dan ketentuanketentuan kebijakan selanjutnya. Sedangkan hak atas tanah
yang bersifat sementara. Yaitu hak gadai, hak guna usaha
bagi hasil, hak menumpang, hak sewa tanah pertanian.
Hak tanggungan
Hak bangsa
Hak menguasai Negara
Hak kuasa pertambangan
Hak Guna air
Hak Guna Ruang Angkasa
Hak Mengusahakan hutan
ditetapkan
pihak lain
Macam-macam hak atas tanah ini adalah
hak guna bangunan atas tanah hak milik,
hak pakai atas tanah hak pengelolaan, hak
pakai atas tanah hak milik, hak sewa untuk
bangunan, hak gadai (gadai tanah), hak
usaha bagi hasil (perjanjian bagi hasil), hak
menumpang, dan hak sewa tanah pertanian.
HAK MILIK
Ketentuan
mengenai
hak
milik
disebutkan dalam Pasal 16 ayat (1)
huruf a UUPA.
PERSEORANGAN
Hanya warga Negara Indonesia yang
dapat mempunyai hak milik (Pasal 21
ayat (1) UUPA)
BADAN-BADAN HUKUM
Pemerintah
menetapkan
badanbadan
hukum
yang
dapat
mempunyai hak milik dan syaratsyaratnya (Pasal 21 ayat (2) UUPA)
Pasal 22 UUPA:
Hak milik atas tanah yang
menurut hukum adat
Hak milik atas tanah terjadi
penetapan pemerintah
Hak milik atas tanah terjadi
ketentuan undang-undang
terjadi
karena
kerena
karena
undang-undanglah
yang
menciptakannya sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 1, Pasal II, dan
pasal III dan pasal VII ayat(1)
Ketentuan-ketentuan Konversi UUPA.
18
karena penyerahan dengan sukarela oleh
pemiliknya
karena ditelantarkan
karena subjek haknya tidak memenuhi
syarat sebagai subyek hak milik atas tanah
kerena peralihan hak yang mengakibatkan
tanahnya berpindah kepada pihak lain tidak
memenuhi syarat sebagai subjek hak milik
atas tanah.
usaha
tahun
Usaha
1996
Pemegang hak guna usaha berhak
menguasai
dan
mempergunakan
tanah yang diberikan dengan hak guna
usaha untuk melaksanakan usaha
dibidang
pertanian,
perkebunan,
perikanan, dan atau peternakan
Menurut Pasal 17 PP 40 tahun 1996 faktorfaktor penyebab hapusnya hak guna usaha
dan berakibat tanahnya menjadi tanah
Negara adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
mendirikan
dan
mempunyai
bangunan atas tanah yang bukan
miliknya sendiri, dengan jangka
waktu paling lama 30 tahun dan
dapat diperpanjang untuk jangka
waktu paling lama 20 tahun
keputusan
pemberian
hak
yang
diterbitkan oleh BPN berdasarkan pasal
4, pasal 9 dan pasal 14 PERMEN Agraria /
kepala BPN No.3 tahun 1999 dan
prosedur terjadinya HGB ini diatur dalam
Pasal 32 sampai dengan Pasal 48
Permen agrarian /Kepala BPN No.9 tahun
1999
keputusan
pemberian
hak
usul
pemegang hak pengelolaan yang
diterbitkan oleh BPN berdasarkan pasal
4, PERMEN Agraria / kepala BPN No.3
tahun 1999 dan prosedur terjadinya
HGB
ini
diatur
dalam
Permen
agrarian /Kepala BPN No.9 tahun 1999
HAPUSNYA
HAK
GUNA
BANGUNAN (PASAL 40 UUPA)
a. jangka waktunya berakhir
b. dihentikan sebelum jangka
c.
d.
e.
f.
g.
waktunya
berakhir kerena suatu syarat tidak dipenuhi
dilepaskan
oleh
pemegang
haknya
sebelum jangka waktunya berakhir
dicabut untuk kepentingan umum
ditelantarkan
tanahnya musnah
ketentuan dalam pasal 36 ayat 2
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
HAPUSNYA HAK GUNA BANGUNAN
ADALAH:
3.
dipenuhinya
kewajiban-kewajiban
pemegang
hak
dan
atau
dilanggarnya
ketentuan-ketentuan dalam hak guna bangunan
tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajibankewajiban yang tertuang dalam perjanjian
pemberian
hak
guna
bangunan
antara
pemegang hak guna bangunan dengan pemilik
tanah atau perjanjian penggunaan tanah hak
pengelolaan
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap
2.
3.
4.
5.
apabila hak guna bangunan hapus dan tidak dapat diperpanjang atau
diperbaharui, bekas pemegang hak wajib membongkar bangunan-bangunan
dan benda-benda yang ada diatasnya dan menyerahkan tanahnya kepada
negara dalam keadaan kosong selambat-lambatnya dalam waktu satu tahun
sejak hapusnya hak guna bangunan
apabila bangunan, tanaman, dan benda-benda tersebut diatas diperlukan,
maka kepada pemegang baik pemegang hak guna bangunan diberikan ganti
rugi yang bentuk dan jumlahnya diatur lebih lanjut dengan keputusan presiden
pembongkaran bangunan dan benda-benda diatas tanah hak guna usaha
dilaksanakan atas biaya bekas pemegang hak guna bangunan
jika bekas pemegang hak guna bangunan lalai dalam memenuhi kewajiban
tersebut , maka bangunan dan benda-benda yang ada diatas tanah bekas hak
guna bangunan dibongkar oleh pemerintah atas biaya pemegang hak guna
bangunan
apabila hak guna bangunan atas tanah hak pengelolaan atau atas tanah hak
milik hapus , maka bekas pemegang hak guna bangunan wajib menyerahkan
tanahnya kepada pemegang hak pengelolaan atau pemegang hak milik dan
memenuhi ketentuan yang sudah disepakati dalam perjanjian penggunaan
tanah hak pengelolaan atau perjanjian hak guna bangunan atas tanah hak
milik
HAK PAKAI
Ketentuan
Indonesia
3. Badan hukum yang didirikan
menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia
4. Badan
hukum
asing
yang
mempunyai perwakilan di Indonesia
pasal
41
ayat
1
UUPA
menyebutkan bahwa asal tanah hak pakai
adalah tanah yang dikuasai langsung oleh
Negara atau tanah milik orang lain
Menurut pasal 41 PP No. 40 tahun 1996
menyebutkan tanah yang dapat diberikan
dengan hak pakai adalah tanah Negara,
tanah hak pengelolaan atau tanah hak
milik.
1.Hak
pakai
atas
tanah
Negara
2.Hak pakai atas tanah hak
pengelolaan
3.Hak pakai atas tanah hak
milik
pakai
ini
diberikan
dengan
keputusan pemberian hak oleh Badan
Pertanahan Nasional. Hak pakai ini
terjadi sejak keputusan pemberian hak
pakai didaftarkan kepada kepala Kantor
pertanahan Kabupaten/kota setempat
untuk dicatat dalam buku tanah dan
diterbitkan sertifikat sebagai tanda bukti
pakai
ini
diberikan
dengan
keputusan pemberian hak pakai oleh
BPN berdasarkan usul pemegang hak
pakai. Hak pakai ini terjadi sejak
keputusan
pemberian
hak
pakai
didaftarkan
kepada
kepala
Kantor
pertanahan Kabupaten/kota setempat
untuk dicatat dalam buku tanah dan
diterbitkan sertifikat sebagai tanda bukti
pakai
ini
terjadi
dengan
pemberian tanah oleh pemilik tanah
dengan akta yang dibuat PPAT. Akta
PPAT ini wajib didaftarkan ke kantor
Pertanahan
Kabupaten/Kota
setempat untuk dicatatkan dalam
buku tanah.
tahun,
jangka
dapat
waktu
tahun,
jangka
dapat
waktu
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
jangka
waktu
sebagaimana
ditetapkan dalam keputusan pemberian atau
perpanjangan
atau
dalam
perjanjian
pemberiannya
dibatalkan oleh pejabat yang berwenang,
pemegang hak pengelolaan atau pemilik tanah
sebelum jangka waktu berakhir
dilepaskan secara sukarela oleh pemegang
haknya sebelum jangka waktu berakhir
hak pakainya dicabut
ditelantarkan
a. tidak
dipenuhinya
kewajiban-kewajiban
pemegang hak pakai dan atau dilanggarnya
ketentuan-ketentuan dalam hak pakai
b. tidak dipenuhinya syarat-syarat
atau
kewajiban-kewajiban yang tertuang dalam
perjanjian pemberian hak pakai antara
pemegang hak pakai dengan pemilik tanah
atau perjanjian penggunaan hak pengelolaan
c. putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap
diperpanjang
dan
diperbaharui
maka
bekas
pemegang hak pakai wajib membongkar bangunan
dan benda benda yang ada diatasnya dan
menyerahkan tanahnya kepada Negara dalam
keadaan kosong selambat lambatnya dalam waktu 1
tahun sejak hapusnya hak pakai
2. dalam hal bangunan dan benda-benda tersebut masih
diperlukan kepada bekas pemegang hak pakai
diberikan ganti rugi
3. jika bekas pemegang hak pakai lalai dalam memenuhi
kewajiban membongkar hak pakai, maka bangunan
dan benda-benda yang ada diatasnya dibongkar oleh
pemerintah atas biaya pemegang hak pakai
atas
tanah
yang
dapat
disewakan kepada pihak lain adalah
hak milik dan objek yang disewakan
oleh pemilik tanah kepada pihak
lain(pemegang hak sewa bangunan)
adalah tanah bukan bangunan
Indonesia
3. badan hukum yang didirikan menurut
hukum Indonesia dan bekedudukan di
Indonesia (badan hukum Indonesia)
4. badan hukum asing yang mempunyai
perwakilan di Indonesia
3.
4.
5.
waktunya
berakhir dikarenakan pemegang hak sewa
untuk bangunan tidak memenuhi syarat
sebagai
pemegang
hak
sewa
untuk
bangunan
dilepaskan oleh pemegang hak sewa untuk
bangunan sebelum jangka waktunya berakhir
hak milik atas tanah dicabut untuk
kepentingan umum
tanahnya musnah
pemberi gadai
2. pihak yang menyerahkan uang
kepada pemberi gadai adalah
penerima(pemegang) gadai
yang
b.
c.
d.
kadaluwarsa
pemegang gadai selalu berhak untuk
mengulanggadaikan tanahnya
pemegang gadai tidak boleh menuntut
supaya tanahnya segera ditebus
tanah yang digadaikan tidak bisa
secara
otomatis
menjadi
milik
pemegang gadai bila tidak ditebus
5.
6.
7.
4.
5.
(pemberi gadai)
hak gadai sudah berlangsung 7 tahun atau lebih
adanya putusan pengadilan yang menyatakan
bahwa pemegang gadai menjadi pemilik tanah
atas tanah yang digadaikan karena pemilik tanah
tidak dapat menebus dalamjangka waktu yang
disepakati oleh kedua belah pihak dalam gadai
tanah
tanahnya dicabut untuk kepentingan umum
tanahnya musnah
atau
badan
hukum
(yang
disebut
penggarap)
untuk
menyelenggarakan
usaha pertanian di atas tanah kepunyaan
pihak lain (yang disebut pemilik) dengan
perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi
antara kedua belah pihak menurut
imbangan yang telah disepakati
No.2
Tahun 1960
Agar pembagian hasil tanah antara pemilik dan
penggarap dilakukan atas dasar yang adil;
Dengan menegaskan hak-hak dan kewajibankewajiban dari pemilik dan penggarap agar
terjamin pula kedudukan hukum yang layak bagi
penggarap;
Dengan terselenggaranya apa yang disebut pada
a dan b diatas, maka bertambahlah kegembiraan
bekerja bagi para petani penggarap, hal mana
akan berpengaruh baik pada caranya memelihara
kesuburan dan mengusahakan tanahnya.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
berlaku
satu
(1)tahun
dan
dapat
diperpanjang, akan tetapi perpanjangan
jangka
waktunya
tergantung
pada
kesediaan pemilik tanah, sehingga bagi
penggarap tidak ada jaminan untuk dapat
menggarap dalam waktu yang layak
belah
pihak , perjanjian bagi hasil diakhiri
3. pemilik tanahnya meninggal dunia
4. adanya
pelanggaran
oleh
penggarap
terhadap
larangan
dalam perjanjian bagi hasil
5. tanahnya musnah
HAK MENUMPANG
PENGERTIAN
UUPA tidak memberikan pengertian
apa yang dimaksud hak menumpang
memberi
wewenang
kepada
seseorang untuk mendirikan dan
menempati rumah diatas tanah
pekarangan milik orang lain.
CARA TERJADINYA
Hak menumpang biasanya terjadi atas dasar
HAPUSNYA HAK
MENUMPANG
1. pemilik
2.
3.
4.
tanah
sewaktu-waktu
dapat
mengakhiri hubungan hukum antara
pemegang hak menumpang dengan tanah
yang bersangkutan
hak milik atas tanah yang bersangkutan
dicabut untuk kepentingan umum
pemegang hak menumpang melepaskan
secara sukarela hak menumpang
tanah musnah
CARA TERJADINYA
Hak sewa tanah pertanian bisa
PENDAFTARAN TANAH
Pendaftaran Hak atas Tanah diatur:
PENGERTIAN PENDAFTARAN
TANAH
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan
TUJUAN PENDAFTARAN
TANAH
1. untuk
memberikan
kepastian
hukum
dan
perlindungan hukum kepada pemegang hak atas
suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hakhak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat
membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang
bersangkutan;
2. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan termasuk pemerintah agar
dengan mudah dapat memperoleh data yang
diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum
mengenal bidang-bidang tanah dan satuan-satuan
rumah susun yang sudah terdaftar;
3. untuk
terselenggaranya
tertib
administrasi
pertanahan.
Penyelenggara Pendaftaran
tanah
Pendaftaran tanah diselenggarakan
oleh Badan Pertanahan Nasional
Pendaftaran tanah
dilaksanakan melalui
2(dua)system:
1. Pendaftaran tanah sistematik
2. Pendaftaran tanah secara sporadik
Pendaftaran Tanah
Sistematik
Adalah kegiatan pendaftaran tanah
untuk pertama kali yang dilakukan
secara serentak yang meliputi semua
obyek pendaftaran tanah yang belum
didaftar dalam wilayah atau bagian
wilayah suatu desa/kelurahan
diselenggarakan
atas
prakasa
pemerintah
berdasarkan
suatu
rencana kerja jangka panjang dan
tahunan
serta
dilaksanakan
diwilayah-wilayah yang ditetapkan
oleh Menteri Negara Agraria/Kepala
BPN
Pelaksanaan Pendaftaran
Tanah
Pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan
Penunjukan
Keanggotaan
Panitia
Ajudikasi
dapat
ditambah dengan seorang anggota yang
sangat
diperlukan
dalam
penilaian
kepastian data yuridis mengenai bidangbidang tanah diwilayah desa/kelurahan
yang bersangkutan, seperti Tetua Adat yang
mengetahui
benar
riwayat/kepemilikan
bidang-bidang tanah setempat, khususnya
didaerah yang hukum adatnya masih kuat.
OBYEK PENDAFTARAN
TANAH
1. bidang-bidang tanah yang dipunyai
2.
3.
4.
5.
6.
dilaksanakan
berdasarkan asas sederhana, aman,
terjangkau, muktakhir dan terbuka
Azas sederhana
Dimaksudkan
agar
ketentuanketentuan pokok maupun prosedur
pendaftaran tanah dengan mudah
dapat dipahami oleh pihak-pihak
yang berkepentingan, terutama para
pemegang hak
Azas aman
Dimaksudkan untuk menunjukkan
Azas terjangkau
Dimaksudkan agar pihak-pihak yang
Azas Mutakhir
Dimaksudkan
kelengkapan
yang
memadai
dalam
pelaksanaan
dan
berkesinambungan pemeliharaan data
pendaftaran tanah
Data yang tersedia harus menunjukkan
keadaan yang mutakhir, sehingga perlu
diikuti
kewajiban
mendaftar
dan
pencatatan perubahan-perubahan yang
terjadi
Pendaftaran
tanah
adalah
rangkaian
kegiatan yang dilakukan pemerintah secara
terus menerus, berkesinambungan dan
teratur meliputi 6 hal, yaitu:
Pengumpulan
Pengolahan
Pembukuan
Penyajian, serta
Pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam
bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang
tanah dan satuan-satuan rumah susun
Termasuk pemberian surat tanda bukti haknya
bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya
dan hak milik atas satuan rumah susun serta hakhak yang membebani
pembukuan tanah
Pendaftaran dan peralihan hak atas
tanah
Pemberian surat tanda bukti hak
atau sertifikat
Pelaksanaan
pendaftaran
tanah
menurut PP No.24 tahun 1997
meliputi kegiatan pendaftaran tanah
untuk pertama kali (dahulu disebut
opzet)
dan
pemeliharaan
data
pendaftaran, atau dahulu dikenal
sebagai bijhouding
Pemeliharaan
data
pendaftaran
tanah adalah kegiatan pendaftaran
tanah untuk menyesuaikan data fisik
dan
data
yuridis
dalam
peta
pendaftaran, daftar tanah, daftar
nama, surat ukur, buku tanah dan
sertifikat
dengan
perubahanperubahan yang terjadi kemudian.
fisik
b) Pembuktian hak dan pembukuannya
c) Penerbitan sertifikat
d) Penyajian data fisik dan data yuridis
e) Penyimpanan daftar umum dan
dokumen
A. Pengumpulan dan
Pengolahan Data fisik
Data
fisik
adalah
keterangan
mengenai letak, batas, dan luas
bidang tanah dan satuan rumah
susun
yang
didaftar,
termasuk
keterangan
mengenai
adanya
bangunan di atasnya.
a.
b.
c.
d.
e.
Pembukuan hak
Pembukuan
hak
dilakukan
berdasarkan alat bukti dan berita
acara pengesahan
C.Penerbitan Sertifikat
Tanah
Menurut PP No.10 tahun 1961, yang disebut
Apabila
buku tanah, daftar nama dan dokumendokumen tersebut harus tetap berada di
Kantor Pertanahan atau ditempat lain yang
ditetapkan oleh Menteri.
mencegah
hilangnya
dokumen
Untuk
dimaksud maka apabila ada instansi yang
menganggap perlu untuk memeriksanya,
pemeriksaan wajib dilakukan di Kantor
Pertanahan
PEMELIHARAAN DATA
PENDAFTARAN TANAH
Kegiatan
pemeliharaan
pendaftaran tanah meliputi :
peralihan
Pendaftaran
pembebanan hak
perubahan
Pendaftaran
pendaftaran tanah
data
dan
data
JUAL BELI
1. Jual Beli Tanah menurut Hukum
Adat
2. Jual Beli Tanah menurut UUPA
beli
tanah
adalah
suatu
perbuatan pemindahan hak atas
tanah yang bersifat terang dan tunai
Terang
berarti
perbuatan
pemindahan hak tersebut harus
dilakukan dihadapan kepala adat
Tunai berarti perbuatan pemindahan
hak dan pembayaran harganya
dilakukan secara serentak
Jual Lepas
Jual
Lepas
merupakan
proses
pemindahan hak atas tanah yang
bersifat terang dan tunai, dimana
semua ikatan antara bekas penjual
dengan tanahnya menjadi lepas
sama sekali
Jual Lepas
Panjer
Fungsi Panjer
1. Pembicaraan yang mengandung janji
a. Jual Gadai
b. Jual Tahunan
a. Jual Gadai
Jual
Gadai
merupakan
suatu
perbuatan pemindahan hak secara
sementara atas tanah kepada pihak
lain yang dilakukan secara terang
dan tunai sedemikian rupa, sehingga
pihak yang melakukan pemindahan
hak
mempunyai
hak
menebus
kembali tanah tersebut
b. Jual Tahunan
Jual tahunan merupakan suatu perilaku
Kewenangan si pembeli
tahunan
Mengolah tanah, menanami dan
memetik hasilnya, dan berbuat
dengan
tanah
itu
seakan-akan
miliknya sendiri dalam jangka waktu
yang diperjanjikan
PP
10
Tahun
1961
tentang
Pendaftaran tanah, jual beli dilakukan
oleh para pihak dihadapan PPAT
1. Syarat Materril
a. Pembeli berhak membeli tanah
yang bersangkutan
b. Penjual berhak menjual tanah yang
bersangkutan
c. Tanah hak yang bersangkutan boleh
diperjual belikan dan tidak dalam
sengketa
2. Syarat Formal
Setelah syarat materriil dipenuhi
1. Jika
tanahnya
bersertifikat,
sertifikat
tanahnya yang asli dan tanda bukti
pembayaran biaya pendaftarannya
2. Jika tanahnya belum bersertifikat, surat
keterangan bahwa tanah tersebut belum
bersertifikat, surat-surat tanah yang ada
memerlukan penguatan oleh kepala Desa
dan Camat, dilengkapi dengan surat yang
membuktikan
identitas
penjual
dan
pembelinya
yang
diperlukan
untuk
persertifikatan tanahnya setelah selesai
dilakukan jual beli
PengHibahan Tanah
Hibah tanah merupakan pemberian
D. Pewarisan Tanah
Perolehan hak milik atas tanah yang
E. Pewakafan tanah
Wakaf tanah hak milik merupakan suatu
A. Pendaftaran Peralihan
Hak
1. Pemindahan hak
Peralihan hak atas tanah dan hak milik
susun, kepadanya tidak disampaikan sertifikat asli hak yang bersangkutan atau
sertifikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada dikantor
pertanahan
Mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan (a)
surat bukti hak atau surat keterangan Kepala Desa/Kelurahan yang menyatakan
bahwa yang bersangkutan menguasai bidang tanah tersebut dan (b) surat
keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum
bersertifikat dari kantor Pertanahan atau untuk tanah yang terletak didaerah
yang jauh dari kedudukan kantor pertanahan, dari pemegang hak yang
bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan
Salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum yang
bersangkutan atau salah satu saksi tidak berhak atau tidak memenuhi syarat
untuk bertindak demikian
Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak
(pemberian kuasa yang tidak dapat ditarik kembali oleh pihak yang memberi
kuasa) yang pada hakikatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan hak
Untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperoleh izin pejabat atau
instansi berwenang, apabila izin tersebut diperlukan menurut peraturan
perundang-perundangan yang berlaku
Obyek
perbuatan
hukum
yang
bersangkutan
sedang
dalam
sengketa mengenai data fisik dan
data yuridis
Tidak dipenuhinya syarat lain atau
dilangggar larangan yang dientukan
dalam
peraturan
perundangundangan yang bersangkutan
Kewajiban
PPAT
hanya
sebatas
menyampaikan akta dengan berkasberkasnya kepada Kantor Pertanahan
.
Pendaftaran kegiatan selanjutnya
serta
penerimaan
sertifikatnya
menjadi
urusan
pihak
yang
berkepentingan sendiri
Ketentuan pendaftaran
Peralihan hak karena waris
Bagi tanah yang sudah terdaftar, dokumen yang
atas
satuan
rumah
karena
penggabungan atau peleburan perseroan
atau koperasi yang didahului dengan
likuidasi perseroan atau koperasi yang
bergabung
atau
melebur
didaftar
berdasarkan pemindahan hak dalam
rangka likuidasi yang dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh PPAT yang
berwenang
Penolakan
B. Pembebanan Hak
Pembebanan hak Tanggungan pada hak atas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
permintaan
pemegang
hak
yang
bersangkutan, satu bidang tanah yang sudah
didaftar dapat dipecah secara sempurna
menjadi beberapa bagian yang masing-masing
merupakan satuan bidang baru dengan status
hukum yang sama dengan bidang tanah
semula
Untuk setiap bidang dibuat surat ukur, buku
tanah dan sertifikat sebagai pengganti surat
ukur, buku tanah dan sertifikat asalnya
Pemisahan
Atas permintaan pemegang hak yang
bersangkutan dari satu bidang tanah
yang sudah didaftar dapat dipisahkan
sebagian atau beberapa bagian, yang
selanjutnya merupakan satuan bidang
baru dengan status hukum yang sama
dengan bidang tanah semula
Perbedaan pengertian
pemisahan dan pemecahan
Pemecahan (dahulu dikenal dengan istilah
1.
2.
3.
Pendaftaran
hapusnya
hak
atas
tanah,
hak
pengelolaan dan hak milik atas satuan rumah susun
dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan dengan
membubuhkan catatan pada Buku Tanah dan Surat
Ukur serta sertifikat hak yang bersangkutan,
berdasarkan:
Data dalam Buku Tanah yang disimpan di Kantor
Pertanahan, jika mengenai hak-hak yang dibatasi
masa berlakunya;
Salinan Surat Keputusan Pejabat yang berwenang
mengenai hak yang bersangkutan telah dibatalkan
atau dicabut;
Akta yang menyatakan bahwa hak yang bersangkutan
telah dilepaskan oleh pemegang haknya
Apabila
tanah
berdasarkan
putusan
pengadilan
atau
penetapan
pengadilan
Panitera pengadilan wajib memberitahukan
7. Perubahan Nama
Pendaftaran perubahan data pendaftaran
D.Penerbitan sertifikat
Pengganti
Atas permohonan pemegang hak, diterbitkan
Ketentuan-ketentuan
yang
berkaitan dengan permohonan
pengganti sertifikat adalah :
Permohonan pengganti sertifikat
yang hilang disertai pernyataan
dibawah
sumpah
dari
yang
bersangkutan di hadapan Kepala
kantor Pertanahn atau Pejabat yang
ditunjuk
mengenai
hilangnya
sertifikat hak yang bersangkutan
Pengadaan Tanah
Untuk kepentingan Umum
1.
2.
3.
4.
PENGERTIAN
Pengadaan Tanah (pasal 1
Perpres 65 tahun 2006)
Pengadaan tanah, adalah setiap
Latar Belakang
1. Meningkatnya
pembangunan
untuk
kepentingan umum yang memerlukan tanah
sehingga pengadaannya perlu dilakukan
secara tepat dan transparan dengan tetap
memperhatikan
prinsip
penghormatan
terhadap hak-hak yang sah atas tanah.
2. Pengadaan tanah untuk kepentingan
pembangunan yang diatur dalam Kepres
No.55 tahun 1993 sudah tidak sesuai lagi
sebagai
landasan
hukum
dalam
melaksanakan
pembangunan
untuk
kepentingan umum
cara:
Jual beli
Tukar menukar
Atau cara lain yang disepakati
dengan sukarela oleh pihak-pihak
yang bersangkutan
Pembangunan
untuk
kepentingan
umum yang dilaksanakan pemerintah
atau pemerintah daerah, meliputi:
1. Jalan umum dan jalan tol, rel kereta api (diatas tanah,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Musyawarah
Pengadaan tanah bagi pelaksaan
3.
4.
Apabila
tercapai
kesepakatan
antara
pemegang hak atas tanah, instansi pemerintah
yang memerlukan tanah, maka panitia
menerbitkan Keputusan berupa bentuk dan
besarnya ganti rugi sesuai kesepakatan
Penggantian kerugian terhadap bidang tanah
yang dikuasai dengan hak ulayat diberikan
dalam bentuk pembangunan fasilitas umum
atau bentuk lain yang bermanfaat bagi
masyarakat
b.
c.
Apabila
upaya
yang
dilakukan
Bupati/walikota/Gubernur/Mendagri
tetap
tidak
terima pemegang hak sedang lokasi tidak dapat
dipindahkan maka diusulkan untuk dilakukan
pencabutan hak menurut UU No.20 tahun 1961
Usul disampaikan pada Kepala BPN dengan
tembusan kepada Menteri dan instansi yang
memerlukan tanah dan menteri hukum dan hak
asasi manusia
Setelah menerima usul penyelesaian kepala BPN
berkonsultasi dengan Menteri dan HAM
Permintaan pencabutan hak disampaikan kepada
Presiden oleh Kepala BPN yang ditanda tangani
oleh menteri instansi yang memerlukan tanah dan
menteri hukum dan HAM
Apabila keputusan Presiden tentang ganti rugi
tidak diterima oleh pemegang hak, maka dapat
dimintakan banding pada Pengadilan Tinggi
kuasanya
Penyelesaiannya dilakukan berdasarkan UU No 51
tahun 1960 tentang larangan Pemakaian tanah
tanpa ijin yang berhak atau kuasanya
Pengadaan tanah skala kecil
Pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang
memerlukan tanah yang luasnya tidak lebih dari 1 hektar
dapat dilakukan langsung oleh instansi pemerintah yang
memlukan tanah dengan pemegang hak dengan cara:
a. Jual beli
b. Tukar menukar
c. Cara lain yang disepakati
Pengertian Landreform
Dalam arti sempit Landreform
Merupakan
serangkaian
tindakan
dalam
rangka
Agrarian
Reform
Indonesia
meliputi
perombakan
Landreform
mengenai pemilikan dan penguasaan
tanah
serta
hubungan-hubungan
hukum yang bersangkutan dengan
penguasaan tanah
Tujuan Landreform
a.
b.
c.
d.
e.
Program landreform
1.
2.
3.
4.
5.
6.