Bahan Kimia Dan Obat
Bahan Kimia Dan Obat
MnO2 + 2On
A. Sifat Kimia
1. Oksidator kuat
2. Sifat bahan aktif beracun adalah merusak dinding-dinding sel melalui
proses oksidasi.
3. Mangan oksida membentuk kompleks protein pada permukaan epithelium,
sehingga menyebabkan warna coklat pada ikan dan sirip, juga membentuk
kompleks protein pada struktur pernapasan parasit yang akhirnya
menyebabkan kematian.
4. Secara umum tingkat keracunan PK akan meningkat pada lingkungan
perairan yang alkalin (basa).
5. Tingkat keracunannya sedikit lebih tinggi dari tingkat pengobatannya.
6. Dapat mengoksidasi bahan organik.
B. Manfaat
1. Efektif mencegah flukes, tricodina, ulcer, dan infeksi jamur (ektoparasit
dan infeksi bakteri) dengan dosis 2 - 4 ppm pada perendaman.
2. Bahan aktif beracun yang mampu membunuh berbagai parasit dengan
merusak dinding-dinding sel mereka melalui proses oksidasi.
3. Argulus, Lernea and Piscicola diketahui hanya akan respon apabila PK
digunakan dalam perendaman (dengan dosis: 10-25 ppm selama 90
menit). Begitu pula dengan Costia dan Chilodinella, dilaporkan resisten
terhadap PK, kecuali dengan perendaman.
4. Kalium permanganat sangat efektif dalam menghilangkan Flukes.
Gyrodactylus dan Dactylus dapat hilang setelah 8 jam perlakuan dengan
dosis 3 ppm pada suatu sistem tertutup, perlakuan diulang setiap2-3 hari
5. Sebagai disinfektan luka.
6. Dapat mengurangi aeromonas (hingga 99%) dan bakteri gram negatif
lainnya.
7. Dapat membunuh Saprolegnia yang umum dijumpai sebagai infeksi
sekunder pada Ulcer.
8. Golongan ikan Catfish, perlakuann kalium permanganat dilakukan pada
konsentrasi diatas 2 ppm.
9. Sebagai antitoxin terhadap aplikasi bahan-bahan beracun. Sebagai contoh,
Rotenone dan Antimycin. Konsentrasi 2-3 ppm selama 10-20 jam dapat
3.
Metil biru diketahui efektif untuk pengobatan Ichthyopthirius (white spot) dan jamur.
Selain itu, juga sering digunakan untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan.
Metil biru biasanya tersedia sebagai larutan jadi di toko-toko akuarium, dengan
konsenrasi 1 - 2 persen. Selain itu tersedia pula dalam bentuk serbuk.
A. Sifat Kimia
1. Metil biru merupakan pewarna thiazine.
2. Digunakan sebagai bakterisida dan fungsida pada akuarium.
3. Dapat merusak filtrasi biologi dan kemampuan warnanya untuk melekat
pada kulit, pakaian, dekorasi akuarium dan peralatan lainnya termasuk
lem akuarium.
4. Dapat merusak pada tanaman air.
5. Untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan.
B. Dosis dan Cara Pemberian
1. Untuk infeksi bakteri, jamur dan protozoa dosis yang dianjurkan adalah 2
ml larutan Metil biru ((Methylene Blue) 1 % per 10 liter air akuarium.
2. Perlakuann dilakukan dengan perendaman jangka panjang pada karantina.
3. Untuk mencegah serangan jamur pada telur, dosis yang dianjurkan adalah
2 mg/liter.
4. Cara pemberian metil biru pada bak pemijahan adalah setetes demi
setetes. Pada setiap tetesan biarkan larutan metil biru tersebut tersebar
secara merata.
5. Tetesan dihentikan apabila air akuarium telah berwarna kebiruan atau biru
jernih (tembus pandang). Artinya isi di dalam akuarium tersebut masih
dapat dilihat dengan jelas.
6. Perlakuan ini cukup dilakukan sekali kemudian dibiarkan hingga warna
terdegradasi secara alami.
7. Setelah telur menetas, penggantian air sebanyak 5 % setiap hari dapat
dilakukan untuk mengurangi kadar metil biru dalam air tersebut dan
mengurangi akumulasi bahan organik dan ammonium
4. METRONIDAZOL
Metronidazol dan di-metrinidazol adalah obat antimikroba yang dibuat dan
dikembangkan untuk manusia melawan bakteri-bakteri anaerob dan protozoa. Dalam
dunia ikan hias, diketahui, obat ini biasa digunakan untuk mengobati hexamitiasis.
A. Dosis dan Cara Pemberian
1. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terdiri dan cichlid, maka
pengobatan dengan metronidazol dapat dilakukan pada akuarium tersebut.
2. Kalau tidak, maka pengobatan sebaiknya dilakukan pada tempat terpisah.
Seluruh cichlid dari akuraium yang terjangkit harus diperlakukan dengan
obat ini secara menyeluruh. Tidak adanya efek negatif dari penggunaan
obat ini terhadap kinerja filter biologi.
3. Dosis yang disarankan adalah 10 ppm
4. Obat ini biasanya berbentuk tablet dengan kadar 250 mg/tablet
5. Perlakuan ini harus diulang selang sehari, hingga sebanyak 3 ulangan
6. Pergantian air sebanyak 25 % selama perlakuan,
7. Metronidazol diberikan secara oral, yaitu dicampurkan pada pakan dengan
obat, konsentrai 1 % berat.
8. Diberikan dengan cara mencelupkan pakan pada larutan metronidazol.
5. DI-METRONIDAZOL.
Dosis = 5 ppm. Diberikan seperti halnya cara pemberian metronidazol, tetapi
ulangan dilakukan dengan selang 3 hari (4 hari sekali). Pada kasus berat,
pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman selama 48 jam dengan dosis
0.004 %.
6. MALACHITE GREEN
Malachite Green merupakan pewarna triphenylmethane dari group rasamilin. Bahan
ini merupakan bahan yang kerap digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan
parasit dari golongan protozoa, seperti: ichtyobodo, flukes insang, trichodina, dan
white spot, serta sebagai fungisida.
Penggunaan bahan ini hendaknya dilakukan pada sistem tertutup seperti akuarium
atau kolam ikan hias. Malachite green diketahui mempunya efek sinergis apabila
diberikan bersama-sama dengan formalin.
Terdapat indikasi bahwa kepopuleran penggunaan bahan ini agak menurun, karena
diketahui bisa menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan manusia apabila terhirup.
Malachite Green juga dapat menimbulkan akibat buruk pada filter biologi dan pada
tanaman air. Disamping itu, beberapa jenis ikan diketahui tidak toleran terhadap
bahan ini. Warna malachite green bisa melekat pada apa saja, seperti tangan, baju,
dan peralatan akuarium , termasuk plastik.
Hindari penggunaan malachite green dalam bentuk serbuk (tepung). Disarankan
untuk menggunakan malachite green dalam bentuk larutan jadi dengan konsentrasi
1% dan telah terbebas dari unsur seng.
A. Dosis dan Cara Pemberian
1. Dosis 0.1 - 0.2 ml dari larutan 1% per 10 liter air, sebagai perlakuan
perendaman jangka panjang. Pemberian dosis dapat dilakukan setiap 4-5 hari
sekali. Sebelum pemberian dosis dilakukan, disarankan untuk mengganti air
sebanyak 25 %
2. Dosis 1 - 2 ml dari larutan 1% per 10 liter, sebagai perlakuan jangka pendek
(30 - 60 menit). Perlakuan dapat di ulang setiap 2 hari sekali. Perlakuan dapat
dilakukan sebanyak 4-5 ulangan.
3. Dosis campuran antara Malachite Green dan Formalin untuk perlakuan pada
ikan adalah 0.05 - 0.1 ppm MG dan 10 -25ppm Formalin. Untuk udangudangan atau invertebrata laut adalah 0.1 -0.2 ppm MG dan 10 - 25 ppm
Formalin.
4. Malachite Green dapat pula diberikan sebagai disinfektan pada telur dengan
dosis 5 ppm selama 10 menit.
5. Perlakuan hendaknya dilakukan pada tempat terpisah.
B. Perhatian
7. GARAM IKAN
Garam berupa kristal berwarna putih yang sudah sangat lama dikenal masyarakat.
Garam dengan rumus kimia NaCl adalah garam seperti yang kita kenal pada
umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi
perbedaannya garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada
kemurniannya. Garam ikan hanya mengandung NaCl saja, karena kehadiran zat kimia
lainnya pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan
pada ikan yang bersangkutan. Sedangkan garam dapur sering telah mengalami
penambahan dengan berbagai zat kimia lainnya yang diperlukan oleh manusia, seperti
Iodium, atau bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan
bahwa garam yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium
sendiri tentu saja diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang tidak
diketahui dengan pasti yang dikhawatirkan akan menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan.
Apabila tidak terlalu mendesak maka penggunaan garam yang memang sudah
dikhususkan untuk ikan akan lebih aman. Meskipun demikian dapat pula digunakan
garam ber-iodium bila tidak tersedia.
A. Keseimbangan Cairan Tubuh Ikan
D. Perhitungan
8. OXYTETRACYLINE
Oksitetrasiklin hidroklorida merupakan antibiotik yang kadang-kadang digunakan
dalam pengobatan penyakit akibat infeksi bakterial sistemik pada ikan
Dosis dan Cara Pemakaian
Suntik; 10-20 mg oksitetrasiklin per kg berat badan ikan. Ulangi
penyuntikan apabila diperlukan.
Oral; diberikan melalui pakan. Dosis 60 - 75 mg per kg berat badan ikan
per hari. Berikan selama 7 - 14 hari.
Perendaman; Jangka panjang (5 hari). Dosis 20 -100 ppm. Ulangi apabila
diperlukan.
3.
4.
5.
6.
C. Peringatan
Formalin sangat berbahaya apabila terkena kulit atau mata. Apabila hal ini
terjadi segeralah cuci dengan air yang banyak. Bahan ini juga dapat
menghasilkan uap beracun, oleh karena itu jangan biarkan botol formalin
terbuka di ruang tertutup. Simpan formalin dalam botol berwarna gelap dan
hindarkan dari cahaya, kalau tidak maka akan dapat terbentuk
paraformaldehid (berupa endapan putih) yang sangat beracun bagi ikan,
bahkan dalam konsentrasi yang sangat rendah. Selain itu, formalin dapat
bersifat eksplosif (meledak).
D. Sifat Fisika dan Kimia
Tampilan: cairan jernih (tidak berwarna)
Bau: berbau menusuk, keras
Kelarutan: sangat larut
Berat jenis: 1.08
pH: 2.8
Volatilasi (21C): 100
Titik didih: 96C
Titik Cair: -15C
Kepadatan Uap (udara=1):1.04
Tekanan Uap: 1.3 atmofir pada 20C
E. Identifikasi Bahaya:
Sangat berbahaya! Dapat menyebabkan kanker. Resiko kanker tergantung
pada tingkat dan lama kontak. Uap berbahaya. Berbahaya apabila terhirup
atau terserap kulit. Menyebabkan iritasi terhadap kulit, mata dan saluran
pernafasan. Dapat berakibat fatal atau menyebabkan kebutaan apabila
tertelan. Mudah terbakar.
Tingkat bahaya:
Kesehatan= 3 (tinggi)
Terbakar= 2 (sedang)
Reaktifitas= 2 (sedang)
Kontak= 3 (tinggi)-korosif
F. Pertolongan Pertama:
1. Terhisap: Pindahkan korban pada udara bersih. Apabila tidak bernafas,
beri nafas buatan, apabila kesulitan bernafas beri oksigen, panggil
dokter.
2. Tertelan: Apabila korban sadar usahakan untuk mengencerkan,
menonaktifkan dan menyerap bahan dengan memberi susu, arang aktif,
atau air. Setiap bahan organik akan dapat menonaktifkan formalin. Jaga
tubuh korban agar tetap hangat dan rileks. Apabila muntah, jaga agar
kepala lebih rendah dari pinggul.
3. Kontak Kulit: Segera cuci dengan air yang banyak selama paling tidak
15 menit, sambil melepas pakaian yang terkena. Cuci pakaian sebelum
digunakan kembali.
4. Kontak Mata: Segera cuci dengan air yang banyak selama paling tidak
15 menit Segera hubungi dokter.