Anda di halaman 1dari 13

KEPEMIMPINAN PELAYAN (SERVANT LEADERSHIP)

SEBAGAI GAYA KEPEMIMPINAN UNTUK


KEMAJUAN ORGANISASI
Oleh
Astohar
STIE Totalwin Semarang

Disajikan kembali oleh:


Kelompok 5
5.15.1.0982

5.15.1.0988

5.15.1.0991

5.15.1.0997

5.15.1.1009

MAGISTER MANAJEMEN
PASCASARJANA UNDIKNAS
ANGKATAN 42

KEPEMIMPINAN PELAYAN (SERVANT LEADERSHIP)


SEBAGAI GAYA KEPEMIMPINAN UNTUK
KEMAJUAN ORGANISASI
1.

PENDAHULUAN
Perkembangan era yang terus berjalan mendorong perubahan dalam setiap
kehidupan. Salah satu aspek kehidupan yang telah kita kenal yaitu aspek
kepemimpinan. Kepemimpinan diimplementasikan dalam kehidupan manusia karena
manusia sebagai mahkluk sosial memerlukan adanya kerjasama dalam mewujudkan
tujuan atau kepentingan dalam hidupnya.
Kepemimpinan pelayan ini menekankan pada aspek pelayanan terhadap pihak
lain dan mengandung nilai ketuhanan di dalamnya. Seorang pemimpin dengan
kekuasaan yang dimilikinya pada umumnya mampu menggerakkan bawahannya atau
karyawannya sesuai dengan tugas yang dimiliki. Seorang individu meski memiliki
kemampuan memimpin namun tidak memiliki anggota atau pengikut maka status
pemimpin tidaklah relevan. Berdasarkan uraian tersebut, pemimpin selayaknya
menghargai pengikutnya karena tanpa pengikut pemimpin menjadi tidak ada dan tidak
berarti. Dengan demikian pemimpin tidak hanya ingin untuk dilayani saja tetapi juga
harus sama-sama melayani karena antara pemimpin dan karyawan sama-sama saling
membutuhkan. Melalui sudut pandang seperti itu, sangatlah penting diterapkan
kepemimpinan pelayan sebagai salah satu gaya kepemimpinan untuk mengembangkan
organisasi kearah yang lebih baik.

2.

PEMBAHASAN

2.1. GAYA DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN


Dalam jurnal disebutkan bahwa kepemimpinan mempunyai kata kunci yang
sudah mendasar yaitu merupakan suatu proses mempengaruhi. Kepemimpinan sangat
diperlukan oleh setiap individu untuk melakukan pembinaan kepada anggota
organisasinya. Bagaimana membentuk sebuah kepemimpinan agar anggota organisasi
tidak merasakan keadaan burn-out, karyawan yang tidak dapat menikmati hidup dalam
pekerjaannya, serta banyak karyawan yang mengeluarkan biaya untuk untuk mengobati
sakit emosional di tempat kerja.
Dalam jurnal ini dijelaskan ada 3 (tiga) jenis fungsi kepemimpinan yaitu:
a.

Fungsi Interpersonal (The Interpersonal Roles)

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 1

Terkait jabatan formal yang dimiliki oleh pemimpin dan

interaksi antara

pemimpin dengan orang lain. Fungsi ini dibagi menjadi 3 yaitu sebagai simbol
organisasi, sebagai pemimpin dan sebagai penghubung.
b.

Fungsi Informasional (The Informasional Roles)


Terkait dengan fungsi pemimpin untuk menerima dan menyebarkan informasi.
Fungsi ini terdiri dari 3 yaitu pemimpin sebagai pengawas, sebagai penyebar
informasi, dan sebagai spokesperson.

c.

Fungsi Pembuat Keputusan (The Decisional Roles)


Terdapat 4 (empat) fungsi yaitu pemimpin sebagai pengusaha, sebagai penghalau
gangguan, sebagai pembagi sumber dana, dan sebagai pelaku negosiasi.
Menurut kelompok kami kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pengertian

sebagaimana yang telah disampaikan dalam jurnal yaitu kepemimpinan adalah sebuah
proses mempengaruhi. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi yang
dilakukan oleh seorang pemimpin sehingga mampu memotivasi dan meningkatkan
kinerja orang yang dipengaruhi dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Dalam upaya mencapai tujuan seorang pemimpin dihadapkan pada 2 (dua) aspek
yaitu gaya kepemimpinan dan fungsi kepemimpinan. Gaya kepemimpinan lebih
mengarah kepada sikap dan tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam
menghadapi bawahannya. Sedangkan fungsi kepemimpinan lebih mengarah kepada
fungsi yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin di lingkungan kelompoknya
sebagaiman telah disebutkan dalam jurnal yaitu fungsi interpersonal, fungsi
informasional, dan fungsi pembuat keputusan.
2.2. GAYA KEPEMIMPINAN PELAYAN (SERVANT LEADERSHIP)

Konsep kepemimpinan pelayan diperkenalkan oleh Greenleaf pada tahun 1970.


Esensi dari kepemimpinan pelayan ini adalah melayani orang lain yaitu karyawan,
pelanggan, dan masyarakat. Kepemimpinan yang tidak didasari oleh perasaan tulus
untuk melayani ini akan termotivasi untuk melayani diri sendiri dan mementingkan
kepentingan sendiri.
Pemimpin pelayan adalah orang dengan rasa kemanusiaan yang tinggi. Pemimpin
berkeyakinan bahwa nasib pemimpin bukan untuk dilayani tetapi hak istimewanya
untuk melayani. Menurut Jennings dan Stahl-Wert (2004), ada 5 (lima) tugas yang
harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin pelayan yaitu sebagai berikut:
Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 2

1.

Melaju ke arah tujuan yang besar dengan tetap memgang teguh dihadapan tim,
bisnis, atau komunitas mereka.

2.

Membalikan piramid yang terdapat dalam pemikiran manajemen konvensional.

3.

Mendirikan tonggak harapan dengan cara menjadi sangat selektif dalam memilih
para pemimpin tim dengan menerapkan standar-standar kinerja yang tinggi.

4.

Membuka jalan dengan mengajarkan berbagai prinsip dan praktik pemimpin


pelayan, serta dengan menyingkirkan rintangan yang dapat menghalangi kinerja.

5.

Membangun kekuatan dengan mengatur masing-masing pribadi dalam tim, bisnis,


dan komunitasnya untuk memberikan kontribusi di bidangnya masing-masing.
Pemimpin pelayan adalah pemimpin yang bersahaja. Kesehajaan berarti

memandang segala hal sesederhana mungkin, tanpa sedikit pun penekanan emosional
dan memandang perannya hanya untuk melayani orang lain. Menurut Blanchard dalam
Aurora (2009) ada tiga aspek kepemimpinan yang melayani yaitu:
1.

Hati yang Melayani (Karakter Kepemimpinan)


Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam diri sendiri yang menuntut
transformasi dari dalam hari dan perubahan karakter. Dalam hal ini seorang
pemimpin pelayan akan terlihat sebagai berikut:
- Seluruh perkataan, pikiran, dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan.
- Mau mendengar setiap kebutuhan, impian dan harapan dari orang yang
dipimpinnya.
- Selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidah mudah emosi.

2.

Kepala yang Melayani (Metoda Kepemimpinan)


Pemimpin harus memiliki serangkaian metoda kepemimpianan agar dapat
menjadi pemimpin yang efektif yang dimulai dengan visi yang jelas. Dengan visis
yang jelas maka seorang pemimpin akan mampu menetukan kemana arah tujuan
organisasi. Dalam hal ini seorang pemimpin pelayan akan terlihat sebagai berikut:
- Selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, impian, dan harapan dari
orang yang dipimpinnya.
- Selalu aktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada.

3.

Tangan yang Melayani (Perilaku Kepemimpinan)

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 3

Disamping memiliki karakter dan kemampuan, seorang pemimpin juga harus


memiliki prilaku sebagai berikut:
- Tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpinnya tetapi memiliki
kerinduan untuk memuaskan Tuhan.
- Lebih terfokus pada hal-hal spiritual dibandingkan kesuksesan duniawi.
- Senantiasa mau belajar dalam berbagai aspek.
Perubahan sosial dapat bersifat revolusi maupun evolusi. Ketika perubahan
bersifat revolusi, perubahan tersebut akan dicapai dalam waktu yang relatif pendek dan
terkait dengan masalah politik sedangkan ketika perubahan itu bersifat evolusi biasanya
dicapai dalam waktu yang relatif lama dan terkait perubahan dan perkembangan
individu. Jadi dalam kepemimpinan pelayan ini fokus kepemimpinan digeser dari yang
awalnya hanya menitikberatkan pada proses dan hasil menjadi menitikberatkan pada
orang dan masa depan.
Menurut kelompok kami, seperti yang telah dijelaskan di atas gaya
kepemimpinan lebih kepada sikap dan tindakan yang dilakukan oleh seorang
pemimpin. Gaya kepemimpinan pelayan lebih kepada sikap pemimpin yang lebih
menekankan pada melayani dan bukan dilayani seperti pada gaya kepemimpinan
konvensional. Jadi dalam penerapan gaya kepemimpinan pelayan ini, seorang
pemimpin akan lebih terfokus untuk melayani karyawan dengan menitikberatkan pada
pemberdayaan dan pengembangan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini
dilakukan karena dengan melakukan pelayanan optimal kepada karyawan terlebih
dahulu diharapkan karyawan akan merasa puas dan meningkatkan loyalitasnya terhadap
organisasi sehingga mereka dengan senang hati akan meningkatkan kinerja dan
pelayanan terhadap pelanggan. Sasaran akhir yang ingin dicapai sudah tentu adalah
terwujudnya tujuan organisasi.
2.3. PRIORITAS KEPEMIMPINAN PELAYAN
Prioritas utama dari kepemimpinan pelayan adalah bagaimana mengembangkan
pihak lain dan bukan mementingkan diri sendiri. Pemimpin pelayan memprioritaskan
pengembangan karyawan sebagai hal yang utama dan mengarahkan organisasi menuju
keberhasilan jangka panjang dan berkesinambungan sebagai berikut:
1.

Pengembangan karyawan

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 4

Pengembangan karyawan akan mengarahkan pada terciptanya kepuasan kerja


yang berujung pada meningkatnya kinerja dan komitmen karyawan.
2.

Penciptaan nilai tambah bagi pelanggan


Meningkatnya kinerja dan komitmen karyawan akan membuat karyawan tersebut
melayani pelanggan dengan segenap hati melalui pelayanan prima dan segenap
tindakan yang dapat meningkatkan efisiensi kerja.

3.

Terciptanya kepuasan pelanggan


Nilai tambah yang diberikan organisasi melalui karyawan kepada pelanggan akan
membuat pelanggan puas sehingga pelanggan akan loyal dan komit dengan
organisasi.

4.

Keberhasilan berkesinambungan
Proses keberhasilan untuk meningkatkan profit organisasi akan berlangsung
secara berkesinambungan dan akan terus diperkuat sehingga akan berujung pada
kesuksesan organisasi.
Menurut kelompok kami, prioritas utama dalam kepemimpinan pelayan adalah

melayani karyawan melalui pengembangan karyawan itu sendiri. Seperti yang telah
disebutkan dalam jurnal dengan pengembangan karyawan akan menciptakan suatu
kepuasan kerja karyawan. Ketika karyawan merasa puas, maka dipastikan akan tercipta
suatu kesadaran dalam diri karyawan tanpa paksaan untuk meningkatkan kinerja dan
komitmennya terhadap organisasi salah satunya adalah pelayanan optimal yang
diberikan kepada pelanggan sehingga tercipta suatu kepuasan pelanggan. Ketika
pelanggan puas, mereka akan loyal terhadap produk kita dan akan menciptakan suatu
peningkatan profit yang dalam jangka panjang akan berujung pada kesuksesan
organisasi. Jadi prioritas utama dalam kepemimpinan pelayan terletak pada karyawan.
2.4. DIMENSI KEPEMIMPINAN PELAYAN
Pemimpin pelayan (servant leadership) tidak dipahami secara sama oleh para ahli.
Wong dan Page (2003) mengajukan kerangka kerja konseptual untuk mengukur servant
leadership yang terdiri dari 4 (empat) kategori yaitu:
1.

Character orientation, fokus pada nilai, kredibilitas, dan motif pemimpin.

2.

People orientation, fokus pada hubungan pemimpin dengan bawahan dan


komitmen pemimpin untuk mengembangkan mereka.

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 5

3.

Task orientation, fokus pada tugas pemimpin dan keterampilan yang


diperlukan untuk mencapai keberhasilan.

4.

Process orientation, fokus pada kemampuan pemimpin untuk mengembangkan


sistem terbuka, efisien, dan fleksibel.
Menurut Wong dan Page (2003) dalam mengukur servant leadership terdiri dari

3 (tiga) dimensi yaitu: Service, Humility, dan Vision. Dimensi-dimensi tersebut


digunakan untuk mengisi kategori yang dikemukakan oleh Wong dan Page sebagai
berikut:
1.

Character orientation diwakili oleh:


-

Wishdom : Pemimpin yang peka terhadap lingkungan, dapat


memahami situasi tersebut.

Humility : Rendah hati, menghargai prestasi orang lain lebih dari


prestasi sendiri.

2.

People orientation diwakili oleh:


-

Altruistic calling : Panggilan dalam diri untuk


mendahulukn kepentingan orang lain dan berusaha
memenuhi kebutuhan bawahannya.

Emotional healing : Komitmen pemimpin untuk


meningkatkan

dan

mengembalikan

semangat

bawahan dari trauma/ penderitaan.


3.

Task orientation diwakili oleh:


-

Organizational stewarship : Menyiapkan


organisasi

untuk

berkontribusi

terhadap

lingkungan melalui program pengabdian


masyarakat dan pendidikan.
-

Persuasive mapping : Keterampilan untuk


memetakan

persoalan,

kemampuan

untuk

mendesak seseorang ketika menemui peluang.


-

Vision : Mengajak anggota untuk menentukan arah masa


depan organisasi.

4.

Process orientation diwakili oleh:


-

Service : Inti dari kepemimpinan & menunjukan perilakunya


tersebut kepada bawahan.

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 6

Menurut kelompok kami, sama halnya dengan pengertian kepemimpinan pelayan


yang tidak dpahami sama oleh para ahli, dimensi dari kepemimpinan pelayan pun
demikian. Dalam jurnal, kerangka konseptual dan dimensi kepemimpinan yang
dijelaskan oleh Wong and Page (2003) sudah sangat rinci. Namun secara keseluruhan
yang menjadi fokus dalam kepemimpinan pelayan adalah karyawan/bawahan.
3.

PENUTUP
Kepemimpinan pelayan (servant leadership) adalah model yang mengoptimalkan
pemberdayaan dan pengembangan anggota organisasi dengan menjadikan pengikutnya
sebagai manusia yang seutuhnya dengan esensi adalah melayani orang lain. Servant
leadership berfokus pada pengembangan karyawan, penciptaan nilai tambah bagi
pelanggan, terciptanya kepuasan pelanggan dan keberhasilan berkesinambungan.

4.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL


Kelebihan:
Jurnal ini memberikan kita gambaran bahwa kedepan untuk menciptakan suatu
pelayanan prima dan keberhasilan yang berkesinambungan salah satu hal yang bisa
diterapkan adalah kepemimpinan pelayan yang berfokus pada pengembangan
karyawan, penciptaan nilai tambah, kepuasan pelanggan sehingga dicapai keberhasilan
yang berkesinambungan.
Kekurangan:
Jurnal ini tidak menjelaskan secara jelas apa saja kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan kepemimpinan pelayan dalam sebuah organisasi dan seberapa
efektif kepemimpinan pelayan tersebut dalam menciptakan keberhasilan suatu
organisasi.

5.

IMPLEMENTASI DALAM DUNIA KERJA

5.15.1.0982 (Bidang Pendidikan STIE Singaraja)


Kepemimpinan pelayan merupakan konsep kepemimpinan etis dengan tujuan
melayani orang lain baik untuk karyawan, pelanggan dan masyarakat. Kepemimpinan
pelayan mendorong seorang pemimpin untuk melakukan kegiatan spiritual dengan
lebih memperhatikan kebaikan orang lain atau lebih mementingkan kepentingan sosial
di atas kepentingan pribadi.

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 7

Khususnya di dalam Lingkungan Kampus, hal ini sudah diterapkan dengan


tagline kampus kami yaitu School of Management with Spiritual Insight. Semua
yang menjadi fokus dalam pelayanan ini adalah seluruh lapisan organisasi berperan
aktif dalam semua kegiatan yang bersifat melayani baik untuk intern maupun ekstern
kampus. Satu kegiatan pelayanan yang sudah lama diterapkan dan hingga saat ini masih
dilaksanakan yaitu peringatan Hari Pelayanan setiap tanggal 27 setiap bulannya, kami
menyebut hari itu sebagai Hari Gorda Seva. Pada hari ini, seluruh civitas akademika
memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh anggota kampus baik sesama dosen, staf
administrasi, dan mahasiswa untuk memberikan pelayanan maksimal kepada mereka
yang berkunjung ke kampus kami.
Selain itu, banyak hal pelayanan yang diberikan oleh kampus kami, dalam
melayani karyawan, pelanggan (mahasiswa), dan masyarakat. Management selalu
memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan karyawannya baik yang bersifat lahir dan
bathin. Semua aspek tersebut benar-benar diperhatiakan secara mendetail. Begitu pun
kepada pelanggannya yang tidak adalah mahasiswa kami, pelayanan yang dilakukan
adalah melalui pemberian beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu melalui program
Anak Pasraman yang dibina dalam asrama pendidikan, agar dapat meningkatkan
kualitas diri dari pendidikan yang diberikan oleh kampus kami. Hal serupa juga
diberikan kepada masyarakat, melalui kegiatan sosial yang secara terorganisir tetap
dilakukan dalam kegiatan bakti sosial ke daerah-daerah di lingkungan Kabupaten
Buleleng. Kegiatan sosial lain yang dilakukan adalah pemberian dana bantuan ke Panti
Jompo.
Itu adalah serangkaian kegiatan pelayanan yang diberikan oleh management
kampus kami, management selalu memperhatikan pelayanan terbaik yang diberikan
kepada mereka yang berperan serta terhadap perkembangan kampus kami menuju arah
yang lebih baik. Namun tetap tidak melupakan keberadaan seorang pemimpin sebagai
penentu keputusan terhadap setiap kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh lini
dibawahnya.

5.15.1.0988 (Bidang Pendidikan)


Gaya kepemimpinlan pelayan, dewasa ini mungkin sudah mulai diterapkan.
Berdasarkan pengalaman saya bekerja dalam sebuah organisasi swasta, pemimpin saya
terdahulu sedikitnya sudah menerapkan gaya kepemimpinan tersebut.

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 8

Beliau

memberikan

motivasi

kepada

seluruh

karyawan

secara

berkesinambungan agar seluruh karyawan semakin terpacu untuk bekerja lebih baik.
Selain itu, sikap yang ikut terjun langsung dalam upaya pemecahan masalah yang
dihadapi organisasi ataupun divisi.
Bukan hanya sekedar memberikan perintah dan terima beres, tapi juga
membantu memikirkan bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut. Sehingga
karyawan secara tidak langsung merasa dilayani, karena karyawan tidak hanya sekedar
menjalankan perintah pemimpin. Namun juga difasilitasi dengan sikap pemimpin yang
tanggap terhadap setiap persoalan, harapan dan kebutuhan karyawan.

5.15.1.0991 (Bidang Pelatihan LPK Perhotelan dan Kapal Pesiar)


Kepemimpinan pelayan sejauh ini di LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) Perhotelan
dan Kapal Pesiar sudah mulai diterapkan. Direktur memperhatikan kenyaman kerja
karyawannya dengan memberikan suasana kerja yang di-support dengan fasilitas yang
baik. Misalnya : Fasilitas ruangan yang nyaman dan dekorasi kantor yang menarik.
Upaya tersebut dapat dikategorikan sebagai upaya dari direktur untuk melayani
karyawannya dalam proses kerja. Dalam proses bekerja, direktur selalu menjadi teladan
bagi karyawannya. Atasan selalu disiplin dan mentaati tata tertib yang di susun olehnya
sendiri. Dengan cara ini, karyawan akan tersentuh dan termotivasi untuk taat terhadap
tata tertib yang ada.
Terkait pelibatan karyawan dalam pengambilan keputusan juga sudah diterapkan
dengan baik. Di lapangan terlihat ketika karyawan dalam melakukan tanggung
jawabnya dapat dikonsultasikan langsung dengan atasan, sebelum akhirnya diambil
keputusan sebenarnya. Ketika terjadi suatu masalah, atasan secara langsung
mendiskusikan kepada karyawan ataupun staff yang ada. Dari sanalah peluang
karyawan yang memiliki ide atau solusi yang tepat akan ditetapkan dan diputuskan.
Jadi sistem kerjasama antara atasan dengan karyawan sudah berjalan dengan baik,
kesan otoritas kepemimpinan yang ketat tidak terlalu mendominasi lagi.
Namun,

kelemahan

dari

kepemimpinan

pelayan

ini

memperlihatkan

kepemimpinan yang kurang tegas dan menjadi gampang dipengaruhi. Tidak menutup
kemungkinan hal ini juga menimbulkan resiko kegagalan berorganisasi.

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 9

5.15.1.0997 (Bidang Perbankan Bank BPD Bali)


Merubah

gaya

kepemimpian

dari

kepemimpian

konvensional

menjadi

kepemimpinan modern yang salah satunya adalah kepemimpinan pelayan bukanlah


suatu perkara yang mudah. Banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapi untuk
mewujudkan suatu gaya kepemimpinan yang memang benar-benar terlepas dari
kepemimpinan

konvensional itu sendiri. Saat ini manajemen sudah mulai

memprioritaskan pengembangan pegawai melalui berbagai pelatihan dalam upaya


untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan yang diberikan sehingga dalam jangka
panjang diharapkan organisasi dapat mencapai keberhasilan.
Walaupun demikian, tempat kerja saya saat ini masih menerapkan kepemimpinan
konvensional namun tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan kepemimpinanan
pelayan secara utuh kedepannya. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan implementasi
tugas dari seorang pemimpin dalam gaya kepemimpinan pelayan sebagaimana yang
dijelaskan dalam jurnal di tempat saya berkerja yaitu sebagai berikut:
-

Melaju ke arah tujuan yang besar dengan tetap memegang teguh dihadapan tim,
bisnis, atau komunitas mereka yangmana dalam hal ini seorang pemimpin
diharapkan mampu memotivasi.
Di tempat saya bekerja, Manajemen sudah berupaya untuk mencapai tujuan
organisasi dengan memotivasi pegawai untuk memaksimalkan kinerja dengan
tetap berpedoman pada budaya kerja. Sampai saat ini realisasinya, tidak semua
pegawai termotivasi untuk mempunyai visi yang sama yaitu untuk mencapai
tujuan organisasi. Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan belum
sepenuhnya terlepas dari kepemimpinan konvensional (dilayani bukan melayani)
dan sangat sulit merubah budaya yang tertanam dari dulu di individu masingmasing pegawai. Namun demikian, dalam jangka panjang secara perlahan tidak
menutup kemungkinan bahwa kepemimpinan pelayan dapat diterapkan di tempat
saya bekerja.

Membalikan piramid yang terdapat dalam pemikiran manajemen konvensional.


Di tempat saya bekerja, saat ini kepemimpinan konvensional masih diterapkan
jika dilihat dari segi struktur organisasi. Struktur organisasi masih mengerucut ke
atas yangmana manajemen berada di lapisan paling atas. Kepemimpinan
konvensional masih kental yangmana orang yang berada pada lapisan atas masih

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 10

dilayani oleh lapisan bawah dan bukan sebaliknya seperti pada kepemimpinan
pelayan.
-

Mendirikan tonggak harapan dengan cara menjadi sangat selektif dalam memilih
para pemimpin tim dengan menerapkan standar-standar kinerja yang tinggi.
Ditempat saya bekerja, saat ini kepemimpinan pelayan belum dapat diterapkan
namun kedepan memungkinkan untuk diterapkan. Standar kinerja yang tinggi
sudah ditetapkan oleh manajemen dalam memilih pemimpim tim, namun masih
ada beberapa aspek-aspek tertentu yang menjadi pertimbangan manajemen
sehingga menurut saya pemilihan tersebut menjadi tidak seperti selektif dalam
arti yang sebenarnya.

Membuka jalan dengan mengajarkan berbagai prinsip dan praktik pemimpin


pelayan, serta dengan menyingkirkan rintangan yang dapat menghalangi kinerja.
Ditempat saya bekerja, saat ini kepemimpinan pelayan belum dapat diterapkan
namun kedepan memungkinkan untuk diterapkan. Manajemen belum sepenuhnya
dapat membuka jalan dan menyingkirkan rintangan yang dapat menghalangi
kinerja karyawan. Sehingga pemimpin yang terbentuk bukanlah pemimpin
pelayan yang dengan tulus melayani bawahan namun sebaliknya karena masih
mengacu pada kepemimpinan konvensional.

Membangun kekuatan dengan mengatur masing-masing pribadi dalam tim, bisnis,


dan komunitasnya untuk memberikan kontribusi di bidangnya masing-masing.
Di perusahaan saya bekerja, kerjasama untuk masing-masing unit sudah mulai
ditingkatkan walaupun belum sepenuhnya setiap individu dapat berkontribusi
optimal dalam setiap kegiatan karena kembali kepada permasalahan awal yaitu
susahnya mengubah budaya yang sudah melekat di pribadi/individu itu sendiri.
Namun demikian, dengan adanya job desk diharapkan semua individu dapat
berkontribusi di bidangnya masing-masing dan pemimpin dapat menjadi
pemersatu tim.

5.15.1.1009 (Bidang Medis - Dokter)


Saya bekerja di sebuah rumah sakit swasta, dan di perusahaan saya bekerja
termasuk perusahaan yang umurnya muda, baru berjalan sekitar 6 bulan. Sebagai
perusahaan penjual jasa tentu yang namanya kepuasan pelanggan dan profesionalisme
sangat diperlukan. Sebagai pemegang kebijakan saya bingung harus membangun fisik

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 11

material apa membangun mental spiritual karyawan. Karena itulah saya kuliah MM.
Yang sudah berjalan adalah yang namanya pengembangan staf sangat getol
dilaksanakan, baik secara kemampuan teknis melalui pelatihan-pelatihan, maupun
secara mental pada saat pertemuan karyawan, maupun pertemuan sehari-hari. Tetapi
tetap sebagai organisasi yang bisa dibilang masi tradisional, setiap karyawan yang
dikirim pelatihan harus menandatangani perjanjian untuk balik lagi setelah pendidikan.
Dan untuk kepuasan pasien masih dinomorsatukan, dibandingkan kepuasan
karyawan.

Sedangkan

memprioritaskan

sesuai

karyawan

teori

terlebih

prioritas

kepemimpinan

dahulu, baru

kemudian

pelayan

harus

karyawan

yang

memprioritaskan pelanggan, belum dapat diterapkan secara keseluruhan. Masih


terbentur berbagai keterbatasan-keterbatasan khas perusahaan baru berdiri. Dan harus
diakui diawal berdiri perusahaan lebih mengutamakan membangun fisik material, tetapi
tetap dimasukkan pengembangan secara mental spiritual meskipun dengan porsi yang
lebih kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Astohar. 2012. Kepemimpinan Pelayan (Servant Leadership) sebagai Gaya Kepemimpinan
untuk Kemajuan Organisasi. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT),
Volume 3 Nomor2.
Nuryati. Kepemimpinan Pelayanan : Pendekatan Baru Model Kepemimpinan. Surakarta :
STIE AUB.

Manajemen Sumber Daya Manusia - Kelompok 5

Page 12

Anda mungkin juga menyukai