Anda di halaman 1dari 28

A.

JUDUL
Penerapan Media Cerita Bergambar dan Pemberian Motivasi dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Cerita pada Siswa Kelas III SDN Bangkir Kecamatan Cimanggung
Kabupaten Sumedang
B. BIDANG KAJIAN
Bidang kajian yang akan diteliti terkait dengan desain dan strategi pembelajaran yaitu
Penerapan Media Cerita Bergambar dan Pemberian Motivasi dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Cerita pada Siswa Kelas III SDN Bangkir Kecamatan Cimanggung
Kabupaten Sumedang.
C. PENDAHULUAN

Salah satu fungsi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah siswa terampil berbahasa dan
mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan pengembangan keterampilan
berbahasa Indonesia yang terdiri dari empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya manusia yang gemar
belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Manusia yang gemar
membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan
kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa
mendatang. Membaca semakin penting dalam kehidupan manusia yang semakin kompleks.
Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. 2

Karena itu, keterampilan membaca harus dibina dan ditingkatkan karena sangat dibutuhkan oleh
manusia baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk kepentingan di lingkungan pendidikan.
Dalam hal ini, membaca memiliki makna suatu proses. Seseorang dikatakan membaca dengan
efektif apabila ia mampu memahami isi bacaan. Sedangkan pendidikan formal, membaca sudah
menjadi bagian dari pembelajaran bahasa. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Sekolah Dasar, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki porsi yang cukup banyak. Hal ini
sangatlah memberikan peluang bagi guru SD untuk menyajikan pembelajaran bahasa Indonesia
yang optimal dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan berbahasa khususnya dalam
mengembangkan keterampilan membaca. Satu hal yang perlu disadari bahwa dalam
pembelajaran, guru lebih banyak menggunakan bahasa lisan. Oleh karena itu, dalam kegiatan
pembelajaran, siswa dituntut memiliki kemampuan membaca yang baik agar memperoleh hasil
belajar yang diharapkan.
Peningkatan kemampuan membaca siswa merupakan salah satu tugas guru. Di tangan gurulah
keberhasilan membaca akan tercapai. Cara guru memberikan bahan pembelajaran akan
mempengaruhi cara belajar siswa. Semakin menarik dan bervariasi guru menyampaikan materi,
semakin tinggi prestasi belajar siswa dan semakin banyak pula kreatifitas siswa. Begitu juga
dengan pembelajaran membaca. Akan tetapi, dalam praktek pembelajaran di kelas, membaca
sering tidak dianggap sebagai aspek yang perlu penanganan serius. Seringkali pembelajaran
membaca hanya sebagai bagian dari kegiatan membaca teks yang dibaca tanpa persiapan dan
penilaian yang terencana, sehingga pembelajaran 3

berlangsung kurang optimal, dan berdampak pada siswa yang kurang memberikan perhatian saat
pembelajran berlangsung. Hal tersebut terlihat dalam observasi yang dilakukan di kelas III SDN
Bangkir pada saat pembelajaran membaca cerita. Guru memulai pembelajaran membaca dengan
menyuruh siswa membuka buku paket halaman sekian. Selama kegiatan ini berlangsung siswa
tidak seluruhnya membaca cerita yang ditugaskan guru, diantara para siswa ada yang sibuk
dengan aktivitasnya sendiri, ada pura-pura sedang membaca, ada yang ngobrol dengan teman
sebangkunya, dan ada pula yang melamun. Walaupun ada beberapa siswa terlihat serius dan
kelihatan asyik membaca cerita tersebut. Pada saat siswa membaca cerita guru sempat menyuruh
siswa untuk menghentikan membaca dan mengingatkan siswa untuk tidak ngobrol dan melamun.
Setelah itu guru menyuruh siswa untuk membaca kembali. Setelah semuanya selesai membaca
cerita tersebut, guru mengecek sejauh mana pemahaman siswa terhadap cerita yang dibacanya.
Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita tersebut, dalam kegiatan ini
tidak semua pertanyaan dapat dijawab oleh siswa dengan benar. Selanjutnya guru menugaskan
siswa untuk menjelaskan kembali cerita dengan kata-kata sendiri secara tertulis, namun sebagian
besar siswa tidak dapat menjelaskan kembali cerita tersebut dengan kata-kata sendiri. Dari
kondisi kelas itu, dapat dipastikan sebagian besar siswa kelas III tidak terlibat secara mental
dalam proses pembelajaran membaca, mereka tidak memahami apa yang mereka baca sehingga
respon yang diberikan siswa tidak sesuai dengan apa yang guru harapkan dalam pembelajaran.
Data awal hasil belajar siswa dalam materi membaca cerita dengan indikator menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita, dan menjelaskan kembali 4
cerita yang

dibacanya

Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Skor

Tafsiran

secara

tertulis

dengan
kata

katasendiri,

telihat

dalam

tabel di bawah
ini. No
Menjawab Pertanyaan
No. Soal 1
3
2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Ju 18

Menceritakan

kembali

TT

secara tertulis
No. Soal 2
No. Soal 3
1
3
2
1
3
2
1
Silvia

Dini

Indah

Eva

Siti

Yuliani

Ai

Tasyha

Pratiwi

Mitha

Intan

Tiara

Nasyha

YulianiB

Ina

Nia

Andhi

Bunbun

Reza

Riyon

Fadhil

Yusuf

Doni

Wildan

Rian

Krisandi

Hasni

Sopian

Rivalbi

Syahrul

3
9
13 1
16 10 1
19

No. Soal 4
3
2

7
3
20

10

23

No. Soal 5
Kesesuaian
3
2
1
3
2

17

10

15

15

14

14

10

15

10

10

15

13

15

16

6
24 1
9
20 10

20

20

ml
ah
Pe
rs
en
ta

60

30

43

54

33

64

10

67

80

30

67

33

67

se(
%
)

Dengan kiteria penilaian sebagai berikut:


1. Menjawab pertanyaan dari No. soal 1 samapai No. soal 5
Skor 3 = Jika siswa menjawab soal dengan tepat. Skor 2 = Jika siswa menjawab soal kurang tepat.
Skor 1 = Jika siswa menjawab soal tidak tepat.
2. Menjelaskan kembali secara tertulis denga kata-kata sendiri.
Kesesuaian Cerita
Skor 3 = jika isi cerita yang ditulis sesuai dengan cerita yang dibaca. Skor 2 = jika dalam isi cerita
yang ditulis ada hal yang kurang sesuai dengan cerita yang dibaca. Skor 1 = jika dalam isi cerita yang
ditulis banyak hal yang tidak sesuai dengan cerita yang dibaca. Keterangan: Skor = Jumlah skor yang
diperoleh siswa dari setiap aspek yang muncul. T = Tuntas TT = Tidak Tuntas Si (Skor Ideal) = 18
Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh x 100 Skor Ideal
Rumus Persentase = X x 100
N
X = Jumlah siswa yang mendapat skor tertentu. N =Jumlah siswa keseluruhan.
Untuk indikator menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita diperoleh hasil belajar
sebagai berikut: soal no. 1 dari 30 siswa 18 siswa atau 60% mendapat skor 3, 3 siswa atau 10%
mendapat skor 2, dan 9 siswa atau 30% mendapat skor 1. Soal no 2 dari 30 siswa 13 siswa atau 43%
mendapat skor 3, 1 siswa atau 3% mendapat skor 2, dan 16 siswa atau 54% mendapat skor 1. Soal
no. 3 dari 30 siswa 10 atau 33% mendapat skor 3, 1 siswa atau 3% mendapat skor 2, dan 19 siswa
atau 64% mendapat skor 1. Soal no. 4 dari 30 siswa 7 siswa atau 23% mendapat skor 3, 3 siswa atau
10% mendapat skor, 2 dan 20 siswa atau 67% mendapat skor 1. Soal no. 5 dari 30 siswa tidak ada
satu pun siswa yang mendapat 6

skor 3, 6 siswa atau 20% mendapat skor 2, dan 24 siswa atau 80% mendapat skor 1. Untuk indikator
menjelaskan kembali isi cerita secara tertulis dengan kata-kata sendiri diperoleh hasil belajar sebagai
berikut: aspek yang dinilai kesesuaian cerita dari 30 siswa 1 siswa atau 3% mendapat skor 3, 9 siswa
atau 30% mendapat skor 2, dan 20 siswa atau 67% mendapat skor 1. Berdasarkan data di atas,
diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam membaca cerita dalam indikator-indikator
tersebut masih rendah. Karena dari 30 siswa hanya 10 siswa atau 33% yang dinyatakan tuntas,
selebihnya yaitu 20 siswa atau 67% tidak tuntas dalam indikator ini. Setelah melihat proses dan hasil
pembelajaran yang terjadi serta hasil wawancara dengan siswa, muncul beberapa faktor yang
diperkirakan menjadi penyebab masih belum optimalnya hasil belajar dan kemampuan membaca
siswa kelas III SDN Bangkir, yaitu sebagai berikut:
1. Bahan ajar kegiatan membaca terpaku hanya kepada buku paket saja.
2. Proses pembelajaran membaca masih sebatas membaca teks saja.
3. Guru belum terampil menerapkan pembelajaran membaca.
4. Siswa sulit memusatkan perhatian dan tidak memahami apa yang dibacanya.
5. Kurangnya pemberian motivasi terhadap siswa.
Permasalahan-permasalahan tersebut memerlukan suatu upaya untuk pemecahannya agar dalam
pembelajaran membaca lebih menarik dan lebih bermakna serta dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa dalam pembelajaran, karena itu penulis mengambil judul Penerapan Media Cerita
Bergambar dan Pemberian Motivasi dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan 7
Membaca Membaca Cerita pada Siswa Kelas III SDN Bangkir Kecamatan Cimanggung Kabupaten
Sumedang.
D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Siswa kelas III SDN Bangkir seharusnya sudah bisa memahami cerita yang dibacanya dengan baik,
tetapi kenyataannya siswa kelas III SDN Bangkir belum bisa memahami cerita yang dibacanya
dengan baik. Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan di lapangan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya
meningkatkan kemampuan membaca cerita siswa kelas III SDN Bangkir?
b. Bagaimana pelaksanaan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya
meningkatkan kemampuan membaca cerita siswa kelas III SDN Bangkir?
c. Bagaimana peningkatan pembelajaran membaca cerita dengan penerapan media cerita bergambar
dan pemberian motivasi siswa kelas III SDN Bangkir?
2. Pemecahan Masalah
8

Mengacu kepada permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, penulis mengambil suatu alternatif
tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar serta kemampuan membaca cerita.
Alternatif tindakan tersebut yaitu penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam
upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita. Alasan penulis dengan penerapan media cerita
bergambar dan pemberian motivasi. Karena dengan penerapan media cerita bergambar dan
pemberian motivasi dapat meningkatkan kemampuan membaca cerita. Dengan penerapan media
cerita bergambar dan pemberian motivasi ini, penulis berasumsi bahwa ini akan cukup efektif untuk
diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita di kelas III SDN Bangkir dengan
pertimbangan:
a. Penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi ini dapat meningkatkan kemampuan
membaca cerita pada siswa, seperti yang diketahui dalam pembelajaran media sangat penting.
b. Dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi, materi bacaan berupa cerita
akan terasa lebih menarik.
Ada beberapa indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu terkait dengan
proses dan hasil belajar. Untuk proses pembelajaran, target yang ingin dicapai
adalah dapat menarik perhatian siswa dalam membaca cerita, terciptanya
kegiatan belajar mengajar yang optimal, siswa dapat memusatkan perhatian
dan

memperlihatkan

pemahaman

dalam

pembelajaran.

Untuk

hasil

pembelajaran, target yang ingin dicapai yaitu peningkatan kemampuan siswa


dalam membaca yang ditunjukan dengan keberhasilan siswa membaca cerita,
menjawab pertanyaan berkaitan dengan cerita serta menjelaskan kembali secara tertulis cerita
tersebut dengan kata-kata sendiri. Dari data awal didapatkan hasil yang kurang memuaskan,
selanjutnya diharapkan 80% siswa berhasil dalam pembelajaran membaca cerita ini.
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang:
1. Perencanaan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya
meningkatkan kemampuan membaca cerita.
2. Pelaksanaan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi dalam upaya
meningkatkan kemampuan membaca cerita.
3. Peningkatan pembelajaran dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi
dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita.
F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru
a. Dapat memperlancar proses pembelajaran bahasa khususnya keterampilan membaca.
b. Memberikan pengalaman bahwa penerapan media dan pemberian motivasi itu sangat bermanfaat
ketika proses pembelajaran berlangsung.
c. Dapat menjadi alternatif model pembelajaran membaca.
2. Bagi Siswa
10

a. Dapat menumbuhkan minat membaca siswa.


b. Dapat meningkatkan hasil belajar serta kemampuan membaca siswa.
c. Melatih keterampilan membaca.
3. Bagi Lembaga
Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan adanya inovasi dalam pembelajaran
sehingga memberikan kontribusi dalam meningkatkan kwalitas pembelajaran di tingkat lembaga.
F. BATASAN ISTILAH
Agar ada keseragaman pandangan mengenai istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, penulis memberikan batasan istilah yang dianut dalam penulisan
ini. Cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal
(peristiwa, kejadian, dan sebagainya). Media adalah sarana yang membantu
proses

komunikasi.

Cerita

bergambar

adalah

suatu

bentuk

seni

yang

menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa


sehingga membentuk jalinan cerita. Motivasi adalah dorongan terhadap
seseorang atau siswa agar mau melaksanakan sesuatu. Membaca adalah
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau
hanya dihati).

H. 1. KAJIAN PUSTAKA
11

a. Membaca
1. Pengertian Membaca
2. Tujuan Membaca
3. Membaca sebagai Suatu keterampilan Berbahasa
4. Membaca Pemahaman
5. Aspek-Aspek Membaca
b. Media
1. Pengertian Media
2. Fungsi dan Manfaat Media dalam Pembelajaran
c. Media Cerita Bergambar
1. Pengertian Cerita Bergambar
2. Sejarah Cerita Bergambar
3. Cerita Bergambar dalam Pembelajaran
d. Motivasi 1. Pengertian Motivasi 2. Fungsi dan Manfaat Motivasi dalam Pembelajaran 2.
TEMUAN HASIL YANG RELEVAN
Wahya (Makalah) dengan judul: PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK
MELALUI PEMANFAATAN BUKU BACAAN DI PERPUSTAKAAN PADA SISWA KELAS V
SDN PASIRIPIS KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG, menyimpulkan dari
latar belakang penelitian ini bahwa keterampilan membaca merupakan salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang mempunyai peranan sangat penting di dalam kehidupan manusia. 12

3. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan


sebagai berikut: jika penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi ini diterapkan dalam
pembelajaran membaca cerita maka akan meningkatkan kemampuan membaca di kelas III SDN
Bangkir.
I. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Berhasil tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh ketepatan pendekatan atau metode yang
digunakan, pada kesempatan ini penulis melaksanakan penelitian menggunakan suatu pendekatan
yang berusaha mengungkap data-data atau peristiwa yang terjadi secara nyata. Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif, metode yang digunakanpun adalah metode
kualitatif. Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu
permasalahan yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Sedangkan metode
kualitatif menurut Sugiyono (2005: 1) adalah: Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.
Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa metode penelitian itu dilakukan secara intensif,
peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis
reflektif terhadap 13

dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail. Dengan
digunakannya metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih kredibel dan
bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
2. Rencana Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) atau PTK digunakan dengan alasan penelitian ini merupakan penelitian
yang berbasis kelas dan bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Berbasis kelas disini
maksudnya permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan konkret yang dihadapi guru dan siswa
di kelas menyangkut kinerja guru dan aktivitas siswa. Rencana penelitian tindakan kelas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart. Kemmis
mengembangkan modelnya berdasarkan konsep asli Lewin yang kemudian disesuaikan dengan
beberapa pertimbangan. Dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang
dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan langkah
dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Berikut adalah Bagan model Spiral Kemmis
dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005:66) : agan 1.1
Model Spiral Kemmis dan Taggart Lebih jelasnya tahapan tersebut sebagai berikut:
a. Rencana berisi rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah
ditetapkan. Rencana merupakan acuan dalam melaksanakan tindakan.
b. Tindakan merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat atau aktivitas yang dilakukan dalam
rangka memecahkan masalah.
c. Pengamatan atau observasi adalah upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan, berdasarkan
pengamatan ini peneliti akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang harus diperbaiki agar
tindakan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Refleksi adalah mencoba melihat atau merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dan
dampaknya bagi proses belajar siswa. Dengan refleksi akan diketahui kekuatan dan kelemahan dari
tindakan yang dilakukan.
3. Lokasi dan Subjek
15

a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SDN Bangkir yang terletak di Dusun Bangkir Kecamatan Cimanggung
Kabupaten Sumedang. Pemilihan SDN Bangkir sebagai lokasi penelitian ditetapkan dengan alasan
karakteristik yang dimiliki oleh warga pendidik di sekolah tersebut yang selalu menerima berbagai
pembaharuan yang bersifat positif, sehingga menggugah minat semua pihak terkait untuk bersamasama mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian disini berarti orang yang dapat memberikan informasi atau data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Penulis mengambil subjek penelitian yaitu para siswa kelas III SDN
Bangkir tahun ajaran 2009/2010. siswa kelas III yang berada di sekolah tersebut berjumlah 30 orang
terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Alasan pemilihan kelas III
sebagai subjek penelitian dikarenakan hasil belajar dalam materi membaca cerita masih rendah,
sehingga dengan penelitian ini diharapkan kemampuan membaca cerita siswa kelas III SDN Bangkir
akan meningkat.
4. Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian yang harus dilalui dalam penelitian ini sesuai dengan rancangan
penelitian tindakan kelas yang penulis gunakan yaitu sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan Tindakan
16

Langkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Rencana akan menjadi
acuan dalam melaksanakan tindakan. Untuk merencanakan tindakan terlebih dahulu perlu dilakukan
identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah. Dalam tahap ini penulis meminta ijin kepada
kepala sekolah dan guru kelas III untuk melakukan pengamatan di kelas III dalam materi membaca
cerita. Dari proses pembelajaran dapat teridentifikasi masalah kemudian penulis bersama guru kelas
melakukan analisis dan didapatlah masalah yang harus dipecahkan yaitu meningkatkan hasil belajar
serta kemampuan siswa dalam membaca cerita yang masih rendah. Masalah kemudian dijabarkan
secara operasional agar dapat memandu usaha perbaikan. Selanjutnya penulis mencari dan
mengembangkan tindakan yang akan dilakukan disesuaikan dengan kesangguapan guru, kemampuan
siswa, sarana dan fasilitas yang tersedia serta iklim belajar dan iklim kerja di sekolah (Sudarsono
dalam Kasihani Kasbolah, 1998/1999). Berdasarkan pertimbangan tersebut dipilihlah tindakan
berupa peranan hadiah dan penerapan media cerita bergambar dalam upaya meningkatkan hasil
belajar serta kemampuan membaca cerita di kelas III. Setelah disepakti tindakan yang akan dilakukan
dalam tahap perencanaan ini penulis merencanakan metode dan alat pengumpul data serta memilih
teknik pengolahan data yang akan digunakan.
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
17

Dalam tahap ini dimulai dengan mempersiapkan skenario pembelajaran termasuk bahan
pembelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung atau sarana yang diperlukan,
mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data. Selanjutnya memberikan informasi kepada
guru kelas sebagai praktisi dalam hal ini guru kelas III mengenai cara melakukan tindakan yaitu
bagaimana peranan hadiah dan membaca cerita bergambar dilakukan, karena bukan tidak mungkin
peranan hadiah dan membaca cerita bergambar ini baru bagi guru. Kemudian dilaksanakanlah
membaca cerita bergambar dengan langkah-langkah pembelajaran yang mengacu kepada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dibuat. Dalam melaksanakan tindakan, observasi dilakukan secara
simultan.
c. Tahapan Observasi
Tahapan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi ini bertujuan
mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai
agar diketahui kesesuaian pelaksanaan dengan rencana dan seberapa jauh pelaksanaan tindakan dapat
membantu memecahkan masalah. Dalam hal ini melihat bagaimana proses pembelajaran membaca
cerita bergambar dalam upaya meningkatkan pemahaman membaca cerita.
d. Tahapan Analisis dan Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi dan eksplansi terhadap semua informasi
yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan, sehingga dengan demikian data yang tercatat maupun
tidak 18

tercatat tetapi sempat terekam oleh peneliti dapat dianalisis dan diketahui tujuan pelaksanaan yang
telah dilakukan tersebut telah tercapai atau belum. Refleksi juga berarti renungan tentang apa yang
telah terjadi, mengingat kembali mengapa hal tersebut terjadi dan berdasarkan hasil refleksi,
dilakukan tindak lanjut yang dapat berupa revisi dari rencana lama.
5. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan penerapan media cerita bergambar dan pemberian
motivasi tersebut sebagai berikut: guru mengatur posisi duduk siswa agar siswa merasa nyaman dan
siap untuk membaca, guru memberikan motivasi, guru memulai membagikan buku cerita bergambar
kepada setiap siswa, guru menugaskan siswa untuk membaca cerita bergambar tersebut di dalam hati,
guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok setiap kelompok 2 orang, guru menugaskan siswa
untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan cerita yang dibacanya, siswa ditugaskan
untuk saling bertanya dan menjawab secara bergantian, kemudian guru menugaskan siswa
menjelaskan kembali cerita yang dibacanya secara tertulis dengan kata-kata sendiri.
6. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.
Peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai data, dan membuat kesimpulan atas temuanya. 19

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah di lapangan yaitu pada
saat pembelajaran membaca cerita dengan sumber data yaitu siswa siswi kelas III. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini berupa format yang disusun dan berisi tentang kejadian-kejadian yang
menggambarkan tingkah laku guru dan siswa di kelas III SDN Bangkir dalam pembelajaran
membaca cerita. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat kinerja guru dan aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung (Lembar Observasi terlampir).
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data yang dapat
diungkapkan secara lisan. Melalui kegiatan wawancara ini akan terungkap kesulitan-kesulitan yang
dialami dan dirasakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran (Pedoman Wawancara terlampir).
c. Lembar Catatan Lapangan
Lembar catatan lapangan ini berisi deskripsi mengenai proses pembelajaran membaca cerita dengan
membaca cerita bergambar. Catatan lapangan ini untuk melukiskan kejadian-kejadian yang terjadi
dalam pembelajaran serta koreksi dan saran-saran yang perlu diberikan kepada praktisi untuk
dilakukan perbaikan (Lembar Catatan terlampir).
d. Lembar Tes Hasil Belajar
Lembar tes hasil belajar ini berisi soal-soal yang harus dikerjakan siswa terkait materi pembelajaran
yang dilakukan. Hal ini untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran membaca
cerita (Lembar Tes Hasil Belajar terlampir).
7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
A. Teknik Pengolahan
a. Teknik Pengolahan Data Proses
Teknik pengolahan data dilakukan berdasarkan setiap data dari hasil observasi, catatan lapangan,
wawancara dan tes. Data yang diperolah tersebut di olah menjadi data-data yang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari permasalahan yang dihadapi. Pengolahan data dari setiap instrumen
tersebut berbeda-beda. Data hasil observasi, baik observasi terhadap kinerja guru maupun aktivitas
siswa diolah dengan cara menjumlahkan dan membuat persentase dari aspek yang muncul maupun
tidak muncul selama pembelajaran. Kemudian dibuat kesimpulan apakah pembelajaran sudah
berlangsung optimal apa belum. Data hasil wawancara dengan guru dan siswa, diolah dengan cara
membuat kesimpulan dan jawaban-jawaban yang diperoleh.
Untuk data yang diperolah dari catatan lapangan diolah dengan cara membuat deskripsi mengenai
pembelajaran dengan fokus yang telah ditetapkan selanjutnya memberikan koreksi atau saran
mengenai perbaikan yang harus dilakukan terkait fokus yang diamati dan membuat kesimpulan. 21

b. Teknik Pengolahan Data Hasil


Sedangkan data hasil tes belajar diolah dengan memeriksa hasil tes dan memberikan skor yang
disesuaikan dengan kriteria penilaian. Selanjutnya dari data ini akan diketahui seberapa besar
peningkatan kemampuan siswa dengan membandingkan hasil sebelum dan setelah dilakukan
tindakan dalam pembelajaran membaca cerita.
B. Analisis Data
Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian tindakan kelas dengan metode
kualitatif. Bogdan (dalam Sugiono, 2005: 88) menyatakan: Analisis data adalah proses mencari
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan
dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuanya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Analisi data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkanya ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data yang reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena itu diperlukan analisis data melaui
reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang 22

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
pengumpulan data selanjutnya. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data. Hal ini dilakukan agar data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga mudah
dipahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, grafik, hubungan antar kategori, namun yang paling sering digunakan adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,
2005: 95) yang menyatakan Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Langkah ketiga dalam analisis data adalah
penarikan kesimpulan, yang mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal.
8. Validasi Data
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan
antara yang dilaporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Uji keabsahan data (Sugiyono, 2005: 121) meliputi: credibility (validitas internal), transferability
(validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability (objektivitas). Namun yang utama
adalah uji kredibilitas data. Uji kredibilitas data atau kepercayaan hasil penelitian kualitatif antara
lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check. 23

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini penulis menggunakan cara sebagai berikut:
a. Triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas data ini diartikan sebagai teknik pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Sebagai contoh untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan observasi lalu dicek dengan wawancara.
b. Member Check. Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakti oleh
para pemberi data berarti datanya tersebut valid sehingga semakin kredibel atau dipercaya.
c. Diskusi dengan teman sejawat. Diskusi teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil
penelitian yang masih bersifat sementara kepada teman sejawat. Melalui diskusi ini banyak
pertanyaan dan saran. Pertanyaan yang berkenaan dengan data yang belum terjawab, maka peneliti
kembali ke lapangan untuk mencari jawabannya. Dengan demikian data semakin lengkap.
d. Meningkatkan ketekunan. Meningkatkan ketekunan ini berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan ini, maka peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak, dengan
24

demikian peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati.
e.
J. JADWAL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis
mengacu kepada jadwal
penelitian yang telah dibuat.
No

Kegiatan

Januari
1 2 3

Maret
1 2

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pebruari
1 2 3

Waktu Pelaksanaan (2010)

April
1 2

Mei
1 2

Juni
1 2

Pembuatan Proposal
Seminar Proposal
Revisi dan Perencanaan
Pelaksanaan
Pengolahan dan Analisis Data
Penyusunan dan Revisi
Sidang Skripsi

K. DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Dadan. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
Bandung: Pustaka Latifah.
Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Kasbolah, Kasihani. 1998/1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Rahim,
Farida.Dr.M.Ed. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sunjaya, D.H. 2008. Domba dan Srigala. Semarang: PT. Mandiri
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Djago. 1990.
Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Henry Guntur. Prof.Dr. 1979.
Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 25

Tim Penyusun. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Wardhani, IGAK dan
Wihardit, K. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Wiriaatmadja, Rochiati.
2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Rosda Karya

L. LAMPIRAN

Rencana pelaksanaan pembelajaran penerapan media cerita bergambar dan pemberian motivasi
dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca cerita pada siswa kelas III SDN Bangkir.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : III (Tiga) Semester : I Waktu : 3 x 35 manit Materi : Cerita
I. Standar Kompetensi
Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng.
II. Kompetensi Dasar
Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif.
III. Indikator
Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
Menjelaskan isi cerita dengan kata-kata sendiri.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang dibaca dengan benar
Siswa mampu menjelaskan kembali cerita yang dibaca secara tertulis dengan kata-kata sendiri
dengan benar.
V. Dampak Pengiring
27

Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan siswa terampil membaca dan memahami isi bahan bacaan.
VI. Materi, Media, Metode, Sumber Belajar
A. Materi
Cerita bergambar
B. Media
Buku cerita bergambar
C. Metode
Ceramah, penugasan, tanya jawab.
D. Sumber Belajar
- KTSP Bahasa Indonesia Kelas III
- Buku Cerita Domba dan Srigala. Penerbit PT MANDIRI
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 menit)
Berdoa
Mengabsen
Mengkondisikan siswa agar siap menerima materi yaitu dengan mengatur posisi duduk siswa.
Apersepsi : guru bertanya apakah siswa pernah mendengar atau membaca cerita. Dan guru
memberikan motivasi agar siswa tertarik untuk membaca.
B. Kegiatan Inti (65 menit)
28

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang apa yang disebut dengan cerita.
Guru membagikan kepada setiap siswa buku cerita bergambar.
Siswa ditugaskan untuk membaca cerita bergambar di dalam hati.
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil, setiap kelompok 2 orang.
Guru memberikan daftar pertanyaan sesuai dengan isi cerita.
Siswa ditugaskan untuk menjawab pertanyaan serta harus saling bertanya dan menjawab secara
bergantian,
Siswa ditugaskan untuk menjelaskan kembali isi cerita secara tertulis.
C. Kegiatan Akhir (30 menit)
Guru mengadakan evaluasi
Meminta siswa mengumpulakan hasil kerja dan memberikan penilaian.
Memberikan hadiah kepada siswa yang nilainya baik.
Menyimpulkan materi dan menutup pembelajaran.
VIII. Evaluasi
A. Prosedur : Pos Tes
B. Jenis : Tes
C. Bentuk : Tertulis
D. Alat : Soal dan Format Penilaian
Soal
29

Setelah membaca cerita bergambar yang berjudul Domba dan Srigala, kerjakanlah soal-soal di
bawah ini dengan tepat!
1. Siapa saja tokoh dalam cerita tersebut?
2. Bagaimana watak domba dan srigala?
3. Siapa yang sedang asyik minum di tepi telaga?
4. Mengapa srigala senang dan amat girang pada saat berjalan-jalan di tepi telaga?
5. Mengapa srigala tidak jadi memangsa domba?
6. Jelaskan kembali isi cerita tersebut dengan kata-katamu sendiri!
Kunci Jawaban
1. Domba dan Srigala
2. Domba : Cerdik
Srigala : Jahat
3. Domba
4. Karena dia melihat mangsanya.
5. Karena srigala tertarik dengan apa yang dikatakan domba mengenai sabuk pusaka.
6. Diserahkan kepada guru.
Format Penilaian
Nama Siswa
30 No

Aspek yang dinilai

Menjawab Pertanyaan

No. Soal 1
3
2
Jumlah
Persentase

No. Soal 4
3
2

Menceritakan kembali
secara tertulis
No. Soal 2
No. Soal 3
3
2
1
3
2
1

Tafsiran

Skor
TT
1

No. Soal 5
3
2

Kesesuaian
3
2

Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh x 100 Skor Ideal


Rumus Persentase = X x 100
N
X = Jumlah siswa yang mendapat skor tertentu. N = Jumlah siswa keseluruhan.
Mengetahui

.,

2010

. 2. Instrumen

Kepala

Sekolah

Pratikan

2. Instrumen Penelitian 32
a. Lembar
Aspek yang
observasi
Dinilai
untuk
merekam
kinerja guru
Nama Guru :
Tanggal
Observasi :
Kegiatan :
Topik :
Membaca
Cerita
Berilah tanda
() pada
kolom
kualifikasi
yang sesuai
dengan
pengamatan!
No
3
2
1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 1. 2.

Skor

Jumlah
Skor

Ket

1
Tahap Perencanaan
Mempersiapkan perencanaan
Mempersiapkan materi pelajaran
Menyediakan lembar penilaian
Tahap Pelaksanaan Kegiatan Awal
Mengaitkan materi yang akan
dibahas dengan konsep-konsep yang
telah dimiliki siswa. Menjelaskan
kegiatan yang harus dilakukan siswa
Kegiatan Inti Menginformasikan
materi pelajaran sesuai tujuan
Memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang mendorong siswa memahami
konsep yang sedang dipelajari
Membimbing siswa selama proses
pembelajaran Kegiatan Akhir
Melakukan penilaian Evaluasi
Menggunakan lembar observasi
untuk siswa Melaksanakan penilaian
selama proses belajar

c. Pedoman
waawancara untuk
guru setelah
pembelajran 37 No
1. 2. 3. 4.

Pertanyaan

Jawaban Guru

Apakah ibu mengalami kesulitan


dalam menyampaikan materi
membaca cerita? Seperti apakah
pembelajaran membaca cerita
yang dilakukan selama ini? Jika
ada cara yang dapat diterapakan
dalam pembelajaran membaca
cerita, apakah ibu akan
menerapkannya? Bgaimana
pendapat ibu mengenai cerita
bergambar?

Anda mungkin juga menyukai