anggota7300 orang. Sebagian bear dari mereka adalah orang Indo dan hanya
sekitar1500 oarang Bumuputera.
Konsep kebangsaan Indiers disebarluaskan oleh Douwes Dekker karena ia
berpendapat bahwa Indie dalam koloni Nederlandsch-Indie harus disadarkan
dandibebaskan dari belenggu penjajahan. Dari anggaran dasar Indische Partij dapat
disimpulkan bahwa tujuan Indische Partij untuk membangun patriotisme Bangsa
Hindia kepada tanah air yang telah memberi lapangan hidup, dan menganjurkan
kerjasama atas dasar persamaan ketatanegaraan guna memajukan tanah air Hindia dan
untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Ini berarti bahwa secara tidak
langsung Indische Partij menolak kehadiranorang Totok sebagai penguasa dan sekaligus
melahirkan perasaan kebangsaan yang pertama karena mengakui Indonesia sebagai
tanah airnya. Jelas bahwa Indische Partij berdiri atas dasar nasionalisme yang
menampung semua suku bangsa di Hindia yang diajak menuju kemerdekaan Indonesia.
Paham kebangsaan ini, setelah melalui perjalanan yang panjangdiolah dalam
Perhimpunan Indonesia (1942) dan Partai Nasionala Indonesia (1927).
Sikap dan tindakan politik organisasi pergerakan ternyata berbeda-beda.
Demikian pula pemerintah kolonial berbeda dalam cara menanggapinya. Sikap hati-hati
pada Boedi Oetomo berbeda dengan sikap Sarekat Islam yang tenangdi permukaan dan
bergejolak di bawah, dan berbeda lagi dengan Indische Partij yang radikal yang
menuntut kemerdekaan. Keadaan seperti inilah yang menyebabkan pemerintah bersikap
keras terhadap Indische Partij. Permohonan Indische Partij untuk mendapatkan badan
hukum sia-sia belaka dan organisasi itu dinyatakan sebagai partai terlarang sejak
tanggal 4 Maret 1913. Usia Indische Partij sangat pendek yang tidak lebih dari enam
bulan.
Meskipun usia Indische Partij sangat pendek, namun pengarunya sangat kuat
kepada para pemimpin pergerakan pada waktu itu. Hal ini diakui olehgubernur jenderal
Idenburgdalam suratnya kepadaVan Kol, anggota Eerste Kamer dari Social
Demosratische Arbeiders Partij (SDAP) di Nederland, yang intinya ia harus mengambil
tindakan yang tegas terhadap Indische Partij.
Tindakan Idenburg ini dilakukan setelah larangan terhadap Indische Partij dan
karena ulah bekas pimpinannya di dalam komite Bumiputra. Hal ini dilakukan
berhubungan dengan maksud pemerintah mengadakan ulang tahun ke-100 kemerdakaan
Belanda dari Prancis.
Pada dasarnya komite itu tidak setuju dengan maksud pemerintah karena
bertentangan dengan kenyataan. Sungguh sangat ironis kalau pesta itu harus dibiayai
dari pajak yang ditarik dari orang Bumiputra. Sementara itu komite menuntut agar
diadakan parlemen Hindia, dicabut pasal Regerings Seglement, dan tetap
dipertahankannya hak mengeluarkan pendapat di koloni. Di dalam komite itu dr. Cipto
diangkat menjadi ketua dan Suwardi Suryaningrat sebagai sekretaris. Surat edaran
Suwardi Suryaningrat yang berjudul Alsk il eens Nederlander was adalah kritik pedas
2
terhadap pemerintah dan pada kesempatan ini pemerintah membalas dengan membuang
Tiga Serangkai.
Tidak lama setelah keluarnya tulisan tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus
1913 keluarlah surat keputusan dari pemerintah yang isinya adalah mengenai
pembuangan tiga serangkai. Tetapi ditetapkan pula bahwa mereka bebas untuk
berangkat ke luar jajahan Belanda. Adanya ketetapan ini membuat mereka memilih
tempat pembuangan ke negeri Belanda.
Pembuangan Tiga Serangkai mempunyai dampak luas, bukan saja dampaknya
ada di koloni tetapi juga ada di negara induk. Di Belandaterjadi perdebatan politik di
Dewan Perwakilan Rakyat Belanda tentang pergerakan rakyat Indonesia. Di Indonesia
semakin menjadi kebutuhan untuk memperjuangkan hak-hak Bumiputra.Aksi Komite
Bumiputra menghidupkan tumbuhnyakesadaran dan perlunya persatuan untuk mencapai
perubahan ketatanegaraan. Perlu diketahui pula bahwa pergerakan Indonesia dikenal di
luar negeri melalui tulisan-tulisan penulis sosialis Belanda yang pada waktu itu menaruh
perhatian yang besar sekali terhadap pergerakan rakyat Indonesia.
Usia Indische Partij pendek namun bagaikan sebuah tornado yang melanda
Jawa. Oleh penerusnya Indische Partij dibubarkan dan pimpinannya dibuang.
Kemudian organisasi itu berganti nama menjadi Insulinde, namun organisasi itu tidak
mendapat sambutan masyarakat luas meskipun pada tahun 1919 diganti namanya
menjadi National Indische Partij (NIP) sehubungan dengan kembalinya Douwes Dekker
dari negeri Belanda. Asas utama dalam programnya tertera : mendidik suatu
nasionalisme Hindia dengan memperkuat cita-cita persatuan bangsa. Sementara itu
kepada para anggotanya ditekankan supaya menyebut dirinya Indiers, orang Hindia
(Indonesia). Dengan ini nampaklah bahwa partai Insulinde mengorganisir cita-cita
kebangsaan menjadi suatu kekuatan di dalam bentuk ikatan persatuan nasional.
Namun kenyataan tidak dapat ditolak bahwa orang Indo masih merasa
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada Bumiputra. Perasaan lebih tinggi di
kalangan Indo ini menyebabkan mereka banyak yang keluar dan menggabungkan diri
dalam Indo Europeesch Verbond yang didirikan pada tahun 1919.
Pada tahun 1940 Douwes Dekker kembali dibuang ke Suriname dan baru pada
tahun 1947 kembali ke Indonesia. Dalam kabinet Syahrir ia diangkat sebagai Menteri
Negara dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung, kemudian meninggal pada
tahun 1950.