Anda di halaman 1dari 4

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertanian
Sebagai negara agraris tentunya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi
dengan istilah pertanian. Secara umum pertanian merupakan suatu jenis kegiatan
produksi berlandaskan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Pengertian pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat, sedangkan
pertanian dalam arti luas meliputi pertanian rakyat, kehutanan, peternakan, dan
perikanan. Semua itu merupakan hal yang penting sebab secara garis besar
pengertian pertanian dapat diringkas menjadi proses produksi, petani atau
pengusaha, tanah tempat usaha, dan usaha pertanian (Soetriono, dkk, 2003).
Pengertian pertanian juga dapat dijelaskan dalam arti terbatas dan arti luas
lainnya. Pertanian dalam arti terbatas adalah semua penggolongan tumbuhtumbuhan atau tanaman dan lingkungannya agar dihasilkan suatu produk yang
dapat dimanfaatkan. Dengan demikian pertanian dalam arti terbatas hanya
mencakup dunia tumbuh-tumbuhan dan lingkungannya. Pertanian dalam arti luas
dijelaskan sebagai pengelolaan tumbuh-tumbuhan, ternak, dan ikan agar
menghasilkan suatu produk yang diinginkan. Produk yang dimaksud yaitu berupa
padi, jagung, kedelai, buah-buahan, dan sebagainya sebagai hasil pertanian
dengan objek tumbuh-tumbuhan. Hasil atau produk pertanian dengan objek hewan
yaitu danging dan susu (Andrianto, Tuhana Taufiq, 2014).
Kegiatan pertanian dalam menghasilkan produk dapat dikatakan sebagai
kegiatan produksi yang nantinya akan menghasilkan suatu produk yang memiliki
kualitas dan kuantitas yang baik. Dalam kegiatan produksi membutuhkan suatu
ilmu yang akan menjadi pedoman untuk menghasilkan produk yang baik yaitu
disebut dengan ilmu pertanian.
Ilmu pertanian membahas tentang ilmu bagaimana cara mengelola tanaman,
ternak, ikan, dan lingkungan untuk memberikan hasil semaksimal mungkin, baik
dari segi kuantitas maupun kualitas (Andrianto, Tuhana Taufiq, 2014). Pada awal
kehidupan manusia, jumlah makanan yang tersedia di alam sangat berlimpah,
namun dengan semakin berkembangnya zaman jumlah manusia semakin banyak
dan jumlah makanan yang ada di alam semakin berkurang. Dalam menghadapi
masalah ketersediaan jumlah makanan yang berkurang maka manusia harus

berpikir keras untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya khususnya dalam hal
kebutuhan makanan. Usaha manusia dalam hal pemenuhan kebutuhan terus
mengalami perkembangan dan kemjuan hingga tercipta sebuah ilmu yang disebut
ilmu pertanian. Namun keberadaan maupun kelahiran dari ilmu pertanian itu
sendiri tidak dapat diidentifikasi secara pasti sebab hal tersebut ada atau muncul
bersamaan dengan masalah kesulitan pemenuhan kebutuhan.
Terkait pada ilmu pertanian tidak terlepas dari adanya unsur-unsur pertanian
yang meliputi proses produksi, petani atau pengusaha pertanian, usahatani, dan
perusahaan usahatani. Antar unsur yang satu dengan unsur yang lain terdapat
ikatan yang erat. (1) Pada proses produksi tumbuhan dan hewan dipandang
layaknya suatu pabrik pertanian yang dapat melakukan proses produksi.
Tumbuhan disebut sebagai pertanian primer karena secara alami tumbuhan
mengambil CO2 dari udara melalui daun, mengambil unsur haru dan air dari
dalam tanah serta menggunakan energi sinar matahari yang selajutnya diolah
melalui proses fotosintesis. Hewan disebut sebagai pabrik pertanian sekunder
karena hewan memakan berbagai macam tumbuhan dan bagian-bagiannya yang
selanjutnya diubah menjadi produk lain seperti daging, susu, kulit, dan wool. (2)
Pada petani sebagai pelaku memiliki peran untuk mengatur dan mengusahakan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mengatur dan mengusahakan
pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak beserta keturunan. (3) Menurut
Hernanto dalam Andrianto, Tuhana Taufiq (2014) menyatakan bahwa usahatani
merupakan kesatuan organisasi antara kerja, modal, dan pengelolaan yang
ditunjukkan untuk memperoleh produksi di lapangan pertanian. (4) Perusahaan
usahatani merupakan setiap aktivitas atau kegiatan pertanian yang bertujuan
menghasilkan produk dan selanjutnya dijual ke orang lain atau digunakan sendiri
sehingga memiliki nilai ekonomis (Andrianto, Tuhana Taufiq, 2014).

2.1 Kelembagaan dalam Pertanian


Setiap masyarakat hidup dalam bentuk dan diskusi oleh lembaga-lembaga
tertentu. Lembaga adalah organisasi atau kaidah-kaidah secara formal maupun
secara informal yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat

tertentu, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai
tujuan tertentu. Lembaga-lembaga dalam masyarakat desa biasanya bersifat asli
yang berasal dari adat kebiasaan yang turun-temurun tetapi ada pula yang
diciptakan dari dalam maupun luar masyarakat desa. Lembaga-lembaga adat yang
penting dalam pertanian misalnya kepemilikan tanah, jual beli dan sewa-menyewa
tanah, bagi hasil, gotong royong, koperasi, arisan dan lain-lain. Lembaga-lembaga
tersebut memilki peranan tertentu yang diikuti dengan tertib oleh masyarakat desa
dan setiap penyimpangan akan disoroti tajam oleh masyarakat (Soetriono, dkk,
2003).
Berkaitan dengan bidang pertanian, umumnya masyarakat yang hidup di
pedesaan telah memiliki aturan yang telah sekian lama diikuti atau ditaati oleh
masyarakat tersebut.
2.2 Tanaman Jeruk
Jeruk (Citrus sp.) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Asia
Tenggara, terutama Cina. Sejak ratusan tahun yang lalu, tanaman ini sudah
terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di
pekarangan. Tanaman jeruk (Citrus sp.) mempunyai sistematika sebagai berikut:
Divisio

: Spermatophyta

Sub divisio

: Angiosperma

Clasis

: Dicotyledoneae

Ordo

: Rutales

Famili

: Rutaceae

Genus

: Citrus

Spesies

: Citrus sp.

Dari genus Citrus ini dapat dikenal bermacam macam spesies dan dari berbagai
macam-macam spesies tersebut pada umumnya tidak terdapat perbedaan yang
sangat besar ditinjau dari segi morfologinya (Bambang Soelarso, 1996).
Jeruk adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari suku
Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang
berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya

yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang
memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
Soetriono, Anik Suwandari, Rijanto. 2003. Pengantar Ilmu Pertanian. Malang
Bayumedia Publishing
. 2002. Pengantar Ilmu Pertanian. Jember: Universitas Jember.
.

Anda mungkin juga menyukai