Konflik Kepentingan
dengan Petahana
www.kpu.go.id
@KPURI2015
M E N JAG A H A K R A K YAT B E RS UA R A DA L A M P E M I LU
Pilkada Bersih
Tanpa Politik Uang
Marhaban
ya...
Ramadhan
DAFTAR ISI
10
Cegah Mahar Politik,
Buka Ruang untuk
Kandidat Berkualitas
SUARA UTAMA
Pilkada Bersih
Tanpa Politik Uang
UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas UU
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perppu Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Wakil Gubernur,
Bupati, Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil Walikota
membuat aturan tegas. Tidak boleh ada transaksi
rupiah dari calon kepala daerah kepada partai politik.
32
Agar Kehormatan
Pemilu Tetap Terjaga
63
75
Pilkada Serentak,
Efisiensi Demokrasi
29
SUARA REDAKSI
PENGARAH: Husni Kamil Manik, Sigit Pamungkas, Ida Budhiati, Arief Budiman, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Hadar
Nafis Gumay, Juri Ardiantoro | PENANGGUNG JAWAB : Arif Rahman Hakim | PEMIMPIN REDAKSI : Robby Leo
Agust | WAKIL PIMRED : Wawan K. Setiawan | REDAKTUR PELAKSANA : Sahruni HR | LITBANG: Arif Priyo Santoso |
REDAKTUR : Trio Jenifran, Didi Suhardi | REPORTER : Mohammad Ismail, MS Wibowo, Rizky Adi Pamungkas |
FOTOGRAFER : Dodi Husain | LAYOUT : Chomar | DESIGN GRAFIS : Satrio Mahadi | DISTRIBUTOR : KPU | ALAMAT
REDAKSI : Biro Teknis dan Hupmas Komisi Pemilihan Umum Jalan Imam Bonjol Nomer 29 Jakarta Pusat, Telpon :
021-31937223 | Website : www.kpu.go.id, Twitter : @KPURI2015 | Facebook : KPU Republik Indonesia.
SUARA UTAMA
Pilkada Bersih
Tanpa Politik Uang
UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Perppu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati,
Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil Walikota membuat aturan tegas. Tidak boleh
ada transaksi rupiah dari calon kepala daerah kepada partai politik
SUARA UTAMA
Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008.
Salah satu poin penting revisi undang
undang tersebut adalah mengakomodir
calon perseorangan dalam pencalonan
pilkada sesuai putusan MK Nomor
5/PUU/V/2007 yang menegaskan bahwa
pasal 56 ayat 2 Undang Undang Nomor 32
Tahun 2004 bertentangan dengan UUD
1945 karena menutup hak konstitusional
calon perseorangan.
Tuntutan rakyat agar jalur perseorangan
dalam pencalonan pilkada dibuka karena
mereka tidak puas dengan ruang
demokrasi yang diberikan oleh Undang
Undang Nomor 32 Tahun 2004. Partai
politik dirasa sangat dominan dalam
proses rekrutmen kandidat kepala daerah
SUARA KPU
SUARA UTAMA
Ayat (4): Setiap orang atau lembaga
dilarang memberi imbalan kepada Partai
Politik atau gabungan Partai Politik dalam
bentuk apapun dalam proses pencalonan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota.
SUARA UTAMA
dipungut oleh partai tersebut dilarang
oleh masing-masing parpol karena hal
tersebut bagian dari politik uang, oleh
karenanya dia mengharap peran
masyarakat untuk mengawasi dan
melaporkan jika ada penyimpangan.
"Tidak ada itu, masing-masing parpol
secara umum memang dilarang, karena itu
kan bagian dari politik uang, oleh
karenanya peran masyarakat dibutuhkan
di sini," kata dia.
Pengamat politik dari UIN Pangi Syarwi
Chaniago mengatakan bahwa mahar
diajukan parpol untuk memberikan
dukungan kepada pasangan tertentu saat
pilkada. Hanya saja mahar tersebut sulit
untuk dibuktikan oleh publik, tetapi bisa
dirasakan.
Mendagri Tjahjo Kumolo
SUARA UTAMA
efektifitas pemerintahan. Ukurannya
adalah eksekutif dan legislatif di daerah
dan nasional berjalan kongruen. Kalau
pemilu Presiden dan DPR bersamaan dan
pemilu kepala daerah dan DPRD
bersamaan itu manfaatnya jauh lebih
besar. Di tingkat nasional akan
menciptakan sistem pemerintahan
presidensial yang efektif, sementara di
tingkat daerah akan menciptakan
pemerintahan lokal yang juga efektif.
SUARA KPU
WAWANCARA
Ini memang soal abadi. Setiap ada pemilu selalu ada uang.
Untuk kasus ini, faktornya ada dua. Bisa saja pemilih yang
memiliki kecenderungan pragmatis. Ditambah lagi calonnya
memainkan uang untuk membujuk pemilih. Keduanya menjadi
persoalan. Sekarang undang-undang melarangnya.
Ini bukan rahasia umum lagi. Seperti banyak orang ketahui. Saat
tahapan pencalonan sedang dimulai, biasanya banyak laporan
yang masuk tentang maraknya politik uang, tentang kondisi
pemilih dan partai politik yang semakin pragmatis, tentang
praktik mahar politik antara bakal calon dan partai politik, dan
menguatnya politik dinasti. Temuan dan evaluasi ini
mengharuskan kita bekerja keras agar praktik tersebut tidak
terulang di pilkada serentak nanti. Sekalipun belum bisa
menghilangkan sepenuhnya, paling tidak menguranginya.
SUARA KPU 10
WAWANCARA
*
Edisi Mei - Juni 2015 SUARA KPU 11
WAWANCARA
SuaraKPU - Sekalipun pendaftaran pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah baru dibuka pekan terakhir Juli 2015, tarikan
politik di daerah-daerah yang akan menggelar pilkada sudah sangat kuat. Bagi para bakal calon, bulan Ramadhan menjadi panggung
untuk berebut simpati masyarakat dan waktu yang tepat untuk meningkatkan popularitas agar nantinya dilirik parpol menjadi kandidat.
Sementara itu elit-elit parpol juga aktif membangun komunikasi dan lobi-lobi politik. Mereka mulai menjajaki kawan untuk berkoalisi
demi memenangi kontestasi. Sebab jarang parpol yang memenuhi kuota untuk dapat mengusung sendiri calonnya. Kecuali di daerahdaerah yang menjadi basis politik partai tertentu.
Parpol juga terus membangun komunikasi dengan tokoh-tokoh lokal yang dinilai potensial menjadi kandidat. Tingkat popularitas dan
elektabilitas para tokoh dipantau secara terus menerus. Parpol aktif melakukan survei untuk mengetahui tren popularitas kandidat dan
tren perilaku pemilih. Daerah-daerah kini sedang demam pilkada.
Kepada Suara KPU, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz mengatakan pada bulan
Juni-Juli merupakan masa tawar-menawar partai dengan elit lokal yang potensial untuk maju sebagai kandidat. Dua bulan ini lobi-lobi
gencar dilakukan dalam rangka pencalonan kepala daerah nanti. Juni hingga Juli akhir, menjadi bulan penuh tawar-menawar para elit
dan partai politik, katanya kepada Suara KPU pada Rabu sore, 17 Juni.
Pendaftaran pasangan calon sebentar lagi dibuka. Bagaimana
Anda melihat dinamika politik di daerah?
Dari sisi pencalonan, pilkada saat ini tidak akan banyak berubah
dengan tahun-tahun sebelumnya. Pengusaha dan raja-raja
kecil di daerah masih terlalu kuat untuk dikalahkan. Mereka
masih menjadi kekuatan besar yang susah tergantikan. Sedikit
mengharapkan akan tampil calon kepala daerah dari kalangan
anak muda misalnya, atau calon pemimpin kredibel yang
Edisi Mei - Juni 2015
SUARA KPU 12
WAWANCARA
nasional karena pusat juga masih ikut
mengurusi pencalonan.
Maksud Anda orang-orang di internal
partai tidak kredibel?
Selama ini kita mendorong kualitas
pemilu yang lebih baik. Sebuah sistem
pemerintahan yang program oriented,
bersih dan paham betul kebutuhan
masyarakat di daerah. Dalam banyak
kasus, kita melihat pemimpin yang dari
partai sangat sulit melepaskan
kepentingan partai. Situasi itu
membuat kepala daerah yang juga
pengurus partai saat mebuat kebijakan
harus disinergikan dengan kehendak
partai.
Kalau begitu, bagaimana seharusnya
partai politik menjaring calon gubernur,
bupati dan wali kota?
Sebaiknya partai politik membuka pintu
bagi mereka yang dari luar partai. Dari
luar partai bisa jadi akademisi, kalangan
profesional, aktivis yang giat melawan
korupsi misalnya. Aspek integritas,
keterampilan, bersih dari korupsi, toleran
mestinya menjadi penilaian tersendiri.
Pendapat ini cukup beralasan, karena,
selain alasan tadi, partai politik sedikit
memiliki stok pemimpin yang berkualitas.
Itu harus diakui.
Menurut Anda, apakah sistem pilkada
serentak mampu melahirkan pemimpin
yang program oriented tadi?
Ada catatan menarik dengan pilkada
serentak. Selama ini kalau seseorang
gagal menjadi kepala daerah dan wakil
kepala daerah di kabupaten A, maka
kalau ada pilkada dua bulan lagi, orang
yang gagal itu akan mencalonkan lagi di
kabupaten B atau C. Dengan adanya
pilkada serentak, itu tidak mungkin bisa
dilakukan lagi. Kesempatan untuk
mencalonkan diri hanya satu kali. Kalau
mau mencalonkan lagi harus nunggu dua
tahun lagi.
Situasi ini membuka ruang bagi calon-
AYAT 1
Partai Politik atau gabungan Partai Politik dilarang menerima imbalan
dalam bentuk apapun pada proses pencalonan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
AYAT 2
Dalam hal Partai Politik atau gabungan Partai Politik terbukti menerima
imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Partai Politik atau
gabungan Partai Politik yang bersangkutan dilarang mengajukan calon
pada periode berikutnya di daerah yang sama.
AYAT 3
Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang menerima imbalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dibuktikan dengan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
AYAT 4
Setiap orang atau lembaga dilarang memberi imbalan kepada Partai Politik
atau gabungan Partai Politik dalam bentuk apapun dalam proses
pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta
Walikota dan Wakil Walikota.
SUARA SOSOK
Jimly Asshiddiqie :
Agar Kehormatan
Pemilu Tetap Terjaga
Hidup Jimly Asshiddiqie tak pernah lepas dari urusan hukum. Seluruh
hidupnya didedikasikan untuk mengawal konstitusi di Indonesia. Sejak
2003 hingga 2008, ia pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
Lepas dari MK ia didaulat sebagai anggota Dewan Pertimbangan
Presiden (2010). Saat ini, kesehariannya disibukkan sebagai ketua
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.
Suara KPU - Pada tahun 1999 Jimly
menerima penghargaan Bintang Maha
Putera Utama. Setelah itu, sepuluh tahun
kemudian, 2009, negara
menganugerahinya Bintang Mahaputera
Adipradana. Penghargaan diberikan
lantaran jasanya mendirikan dan
memimpin Mahkamah Konstitusi serta
kontribusi besar dalam melakukan
modernisasi hukum di Indonesia,
Kecintaannya pada hukum dan
ketatanegaraan membuat dirinya dihargai
banyak orang. Sehingga wajar jika banyak
orang mengenalnya sebagai peletak dasar
bagi gagasan modernisasi peradilan di
Indonesia.
Dalam berfikir, dia tidak melulu berkata
sumir pada tata hukum Indonesia yang
konon banyak bolongnya. Tapi juga
menyediakan solusi ketika ketidakpastian
hukum sedang terjadi. Sehabis kritik, ia
datang dengan tindakan konkrit.
Mahkamah Konstitusi dan Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu atawa
DKPP adalah kerja nyatanya. Keduanya
datang dari pemikirannya selama ini.
Tentu ia tidak sendirian. Banyak kawan
yang ikut membantu mendirikan kedua
lembaga tersebut.
Genap 3 tahun Jimly Asshiddiqie
SUARA KPU 16
SUARA SOSOK
Dengan itu semua maka kehormatan
pemilu dan penyelenggaranya akan
terjaga.
Dengan berpegang pada ketiga prinsip itu,
kepercayaan publik terhadap KPU,
Bawaslu dan Panwas akan semakin tinggi.
Di tengah upaya meningkatkan partisipasi
masyarakat setiap pemilu digelar,
kepercayaan terhadap penyelenggara
adalah modal dasar. Tanpa kepercayaan
publik, pemilu tak akan mendapatkan
dukungan penuh masyarakat.
Bukan saja kehormatan yang akan digapai.
Bahkan pemilu damai juga akan sangat
mungkin terjadi. Semua orang dari
berbagai kelompok juga akan bekerja
sama mewujudkan pemilu damai.
Sehingga kekhawatiran banyak orang
terhadap bayang-bayang konflik dengan
kekerasan menjadi tidak perlu.
Indonesia.
Bagi Jimly Assiddiqie, menjadi ketua DKPP
dibutuhkan keteguhan hati dan kejernihan
berfikir. Lantaran tugasnya mengawal
dasar-dasar etis pemilu dan lembaga
penyelenggaranya. Etika berkaitan
dengan kesesuaian sebuah tindakan
dengan undang-undang. Karena itu
dibutuhkan sebuah keteguhan hati dan
kejernihan dalam berfikir, ujar Jimly.
Jimly bercerita tentang ikhtiar lembaganya
selama ini dalam menjaga kehormatan
pemilu dan penyelenggaranya.
Kemandirian, integritas, dan kredibelitas
menjadi fokus DKPP dalam melihat kinerja
lembaga penyelenggara pemilu. Ketiganya
adalah syarat mutlak untuk menjaga
kehormatan itu. Dalam berbagai
kesempatan, ia selalu mengingatkan
Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Panitia
Pengawas Pemilu (Panwaslu) agar
menjalankan ketiga prinsip tadi.
Menyelenggarakan pemilu dibutuhkan
kemandirian, integritas dan kredibelitas
dari penyelenggaranya, kata Jimly.
SUARA SOSOK
SUARA SOSOK
Menemukan
Demokrasi
di Lingkup
Keluarga
Sejak berstatus sebagai mahasiswa, Ida
Budhiati sudah malang-melintang
merasakan kerasnya perjuangan
sebagai aktivis. Komisioner KPU RI
Divisi Hukum dan Pegawasan yang
pernah aktif di Lembaga Bantuan
Hukum (LBH) Semarang ini memiliki
segudang pengalaman dan keilmuan di
bidang hukum dan politik. Ternyata, apa
yang dimiliki Ida tersebut berawal dari
pendidikan dari orangtuanya tentang
bagaimana berdemokrasi dalam lingkup
keluarga.
Orangtua saya itu dalam pandangan saya adalah orangtua yang
sangat demokratis. Setiap mau mengambil keputusan dalam
lingkup keluarga sangat menghormati hak anak-anak untuk ikut
memberikan pendapat. Meskipun usia kami saat itu belum
mencapai dewasa, masih SD, SMP, SMA, kami sudah dilibatkan
bagaimana dalam proses pengambilan keputusan yang akan
dilakukan oleh orangtua saya, kisahnya.
Misalnya hal kecil, orangtua akan menempuh kegiatan,
membeli sesuatu, kemudian dalam menentukan jenjang
pendidikan anak-anaknya, selalu didiskusikan dalam forum
keluarga. Jadi saya belajar demokrasi sejak kecil, dalam lingkup
keluarga, kata anak pertama dari tujuh bersaudara ini.
Sosok ayah, yang berstatus sebagai tokoh masyarakat dan aktif
berkecimpung dalam berbagai kegiatan organisasi, turut
mempengaruhi cara mendidik anak-anaknya. Beliau
mempunyai latar belakang aktivis organisasi, sehingga beliau
Edisi Mei - Juni 2015 SUARA KPU 18
mempunyai pengalaman yang cukup untuk mengedukasi anakanaknya mengenal demokrasi sejak dini.
Dari sang ayah pula, Ida Budhiati belajar bagaiamana seorang
tokoh berperan dalam masyarakat. Ia sering menyaksikan ketika
tetangganya datang ke rumah bertemu dengan orangtuanya
untuk meminta pendapat dan solusi.
Tetangga itu sering datang ke rumah saya, ketemu dengan
orangtua saya, meminta pendapat bagaimana solusinya. Ada
laki-laki ada perempuan datang untuk meminta pandangan dan
pendapat solusi, bahkan tidak saran pendapat. Orangtua saya
juga tidak segan-segan untuk memberikan bantuan yang berupa
materi, ungkapnya.
Ada sebuah peristiwa yang sangat berkesan saat Ida masih
duduk di bangku SD. Ketika itu datang seorang ibu menangis
sejadi-jadinya. Perempuan tersebut bercerita suaminya terkena
SUARA SOSOK
SUARA SOSOK
dengan laki-laki dalam pendidikan.
Orangtua saya tidak membedakan
jenjang pendidikan untuk anak laki-laki
dan perempuan, semuanya sama. Dan
bapak saya selalu mengatakan, kalian
harus belajar sungguh-sungguh dan
mencapai jenjang pendidikan yang paling
tinggi. Karena seorang perempuan itu
pada hakikatnya tidak bergantung kepada
laki-laki, kisah Komisioner KPU yang juga
menjabat Komisioner di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini.
Atas wejangan orangtuanya itu, Ida
mengetahui bahwa pada dasarnya
seorang perempuan harus mandiri.
Orang selalu berharap kehidupan rumah
tangga itu berjalan dengan baik sampai
kakek-kakek nenek-nenek. Tapi orang
tidak pernah tahu hidup itu adalah
misteri. Kita tidak akan pernah tahu
mungkin karena suatu hal kita menghadapi musibah, misalnya kematian,
persoalan duniawi, sehingga perempuan
harus menjadi tulang punggung keluarga,
ungkapnya.
Itu yang diajarkan oleh orangtua saya
sehingga perempuan itu tidak mudah
mengalami penindasan kehidupan dalam
rumahtangganya, lanjutnya.
Ida Budhiati
Profesi :
Komisioner KPU RI
Agama :
Islam
Tempat Lahir :
Semarang, Jawa Tengah
Tanggal Lahir :
Selasa, 23 November 1971
Zodiac :
Sagittarius
Warga Negara :
Indonesia
SUARA SOSOK
SUARA SOSOK
diri dalam kegiatan-kegiatan di ranah
publik untuk mengadvokasi hak sipil
politik.
Saya turut serta berkecimpung dengan
kegiatan isu demokrasi dan pemilu sejak
1994. Waktu itu saya masih jadi
mahasiswa saya magang di LBH
Semarang. Itu masih era Orde Baru,
dimana hak masyarakat untuk berserikat
berkumpul terpasung. Sangat terbatas
ruang gerak masyarakat untuk bisa
menikmati hak konstitusionalnya,
menyampaikan pendapatnya secara lisan
dan tertulis yang dijamin oleh UUD.
Kemudian juga terkait dengan sistem
pemilu yang menggunakan sistem
perwakilan, dimana masyarakat tidak
bisa menyampaikan aspirasinya secara
langsung, ungkap Ida saat ditemui di
ruang kerjanya, Rabu (1/7).
SUARA SOSOK
SUARA SOSOK
Itu karena saking seringnya saya
mendengar dan melihat persoalanpersoalan semacam itu, maka tertanam
bahwa sungguh rentan masyarakat
marjinal ini untuk diperlakukan
sewenang-wenang. Saya terpanggil untuk
bekerja di bidang itu. Jadi pilihan saya itu
tidak terlepas dari apa yang saya rekam
dari masa kanak-kanak itu, ujar
perempuan yang menggemari kegiatan
diskusi ini.
Di LBH Semarang, Ida mengadvokasi
masyarakat yang tertindas, baik secara
hukum, politik, maupun ekonomi.
Kasus-kasusnya itu kasus-kasus yang
bernuansa mereka mengalami kekerasan
yang bersifat struktural. Jadi karena
kebijakan penguasa mereka harus
mengalami ketidakadilan, terangnya.
Pada tahun 1990-an, gerakan feminisme
mulai muncul. Seiring dengan
menguatnya tuntutan jaminan
perlindungan kepada perempuan yang
tentan kekerasan di sektor domestik dan
publik, Ida tertarik untuk belajar lebih
spesifik penanganan kasus-kasus
perempuan, tidak hanya di lingkup
rumah tangga tapi juga mengadvokasi
hak-hak politik perempuan.
SUARA SOSOK
SUARA SOSOK
SUARA SOSOK
SUARA SOSOK
Ia mengungkapkan, sengketa pada
pilkada serentak ini, jika dibandingkan
dengan Pemilu Legislatif (Pileg), Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres),
bahkan pilkada yang terakhir ini, jauh
lebih kecil dilihat dari aspek kualitatif dan
kuantitatif. Sengketa tentang dukungan
calon perseorangan saja kalau
dibandingkan dengan pilkada yang lalu
lebih besar pilkada lalu, ungkap Ida.
Kemudian, dari sisi paradigma
penyelenggara pemilunya harus
diubah,yang semula menggungakan cara
pandang positivistik, saat ini harus
melayani dan menyelesaikan masalah
tanpa masalah. Yang sudah mulai
dibangun penyelenggara pemilu itu sejak
pileg yang lalu, pilpres, dan sekarang
pilkada.
KPU Menerima
Penghargaan dari PPUA PENCA
Ketua KPU, Husni Kamil Manik menerima penghargaan dari PPUA PENCA
SUARA KPU 24
Pemilu Kreatif
SUARA KPU 26
Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik berjabat tangan dengan Menteri Keuangan RI,
Bambang Brojonegoro disaksikan oleh Presiden RI, Joko Widodo usai terima
penghargaan sebagai lembaga negara yang berperan serta dalam memberikan
data dan informasi perpajakan.
SUARA KPU 28
Kegiatan itu merupakan amanat UndangUndang yang dilakukan oleh KPU untuk
menunjang pelaksanaan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota serentak.
Aktivitas bimtek terkait aplikasi ini
merupakan penunjang dalam tahapan
pencalonan pada pemilihan kepala daerah
dan wakil kepala daerah yang diamalkan
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2015 yang merupakan perubahan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 dan
Peraturan KPU (PKPU) Nomor 9 Tahun
2015 tentang Pencalonan, lanjut dia.
Untuk memberikan pemahaman yang
menyeluruh mengenai aplikasi penunjang
dalam tahapan pencalonan, KPU
mengundang KPU Provinsi yang
melaksanakan pilgub sekaligus KPU
Provinsi yang tidak melaksanakan pilgub
namun di lingkup wilayahnya terdapat
Kabupaten dan Kotanya yang
KPU Dukung
Penyederhanaan Aturan Pemilu
dengan kelompok masyarakat sipil lainnya
akan bersinergi untuk dapat lebih fokus
memberi masukan dan membahas
penyederhanaan rancangan UndangUndang Pemilu.
Karena untuk tahun ini, KPU sedang
konsen dengan hal yang sangat teknis
yakni pilkada Tahun 2015. Sementara
kegiatan yang sifatnya ke akademis, kami
perlu waktu. Walaupun tahun depan
agendanya juga padat, untuk menyiapkan
Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2017.
ujar Husni.
Hal itu dikatakan Husni dalam diskusi yang
diselenggarakan oleh lembaga Kemitraan
dengan Penyelenggara Pemilu dan
Kelompok Masyarakat Sipil Pegiat Pemilu
dan Demokrasi, digelar di Ruang Cemara,
Hotel Grand Cemara, Jl. Wahid Hasyim
No.69, Jakarta.
Husni juga berharap, pengalaman KPU
dalam menyelenggarakan pemilihan
umum (Pemilu) Anggota DPR, DPD dan
DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden maupun Pemilihan Gubernur,
Bupati dan Walikota dapat menjadi
masukan yang positif di dalam rancangan
kitab Undang-Undang Pemilu. Sehingga
nantinya, menyelelaraskan peraturan
kepemiluan.
Ketua KPU Husni Kamil Manik, dalam diskusi dengan Kemitraan terkait
Penyederhanaan Aturan Pemilu.
SUARA KPU 30
SUARA KPU 32
Penyelenggara Pemilu
Jangan Jadi Sumber Konflik
Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik,
mengimbau penyelenggara pemilu
didaerah agar tidak menjadi aktor pemicu
konflik dalam penyelenggaraan pemilihan
kepala daerah (pilkada). Senin (01/6).
Menyangkut pengelolaan konflik, kami
menekankan kepada seluruh
penyelenggara pemilu didaerah agar
SUARA KPU 34
KPU Optimis
Pilkada Serentak
9 Desember 2015
Ketua KPU RI Husni Kamil Manik,
menyatakan, sebagai penyelenggara pemilu,
KPU optimis dengan penyelenggaraan
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak
yang akan dilaksanakan pada tanggal 9
Desember 2015 mendatang, Selasa
(16/6/2015).
Walaupun Pilkada serentak ini merupakan
pengalaman yang pertama, KPU sebagai
penyelenggara pemilu harus optimis karena
dalam lingkup yang lebih kecil, KPU pernah
menyelenggarakannya Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati
serta Walikota dan Walikota di Provinsi
Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan
Aceh. ujar Husni
Hal itu diungkapkannya pada talkshow
bertajuk Menuju Pilkada Serentak di
Indonesia, di aula Widya Graha gedung
Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga
Penelitian (P2P-LIPI) yang dihadiri pula oleh
Ikrar Nusa Bakti dan Siti Zuhro.
Sebagai dasar pelaksanaan pilkada serentak,
ikrar Nusa Bakti mengkritisi Perubahan
Undang-Undang yang mengatur
penyelenggaraan pilkada, menurut Ikrar
perubahan undang-undang yang terburuburu menunjukan bahwa para legislator
belum bisa merefleksikan kepentingan
nasional.
Bimbingan Teknis
Sistem Pemutakhiran Data Pemilih
Ketua KPU, Husni Kamil Manik membuka Bimbingan Teknis Aplikasi Sidalih.
SUARA KPU 36
KAMUS PEMILU
1.
2.
3.
4.
6.
SUARA KPU 38
7.
8.
9.
SUARA PILKADA
SUARA PILKADA
KPU - BPK :
Badan
Pemeriksa
Keuangan
(BPK) RI
menyerahkan
Laporan Hasil
Pemeriksaan
(LHP) kepada
Komisi
Pemilihan
Umum (KPU)
RI, yang
diterima Ketua
KPU Husni
Kamil Manik
bersama seluruh
komisioner di
Ruang Sidang
Utama Gedung,
KPU RI,
Menteng,
Jakarta Pusat,
Rabu (3/6).
SUARA PILKADA
KPU-RI:
Ketua KPU Husni Kamil Manik memberikan pengarahan pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Aplikasi Pencalonan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2015, di
Hotel Novotel, Jl. Gunung Sahari, Jakarta.
SUARA PILKADA
SUARA PAKAR
SUARA REGULASI
SUARA KPU 44
15 Tahun 2011 diamanatkan sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum berkomitmen penuh untuk melaksanakan pemilihan gubernur, bupati, dan walikota
secara serentak.
Salah satu wujud komitmen tersebut
adalah melalui langkah cepat KPU dalam
menyusun dan mengsahkan beberapa
Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU)
yang berkaitan dengan pelaksanaan
pemilihan gubernur, bupati, dan walikota
yang akan dilaksanakan secara serentak
pada 9 Desember 2015.
Setelah pada edisi sebelumnya, Majalah
Suara KPU telah mengulas dua PKPU, yaitu
SUARA PAKAR
SUARA
WAWANCARA
REGULASI
poin penting dalam PKPU No. 9 Tahun
2015.
Bagi calon yang diusung oleh Partai politik, pada Pasal 5 sampai dengan 7 secara garis besar menegaskan 3
(tiga) persyaratan pencalonan, antara lain:
Persyaratan
pencalonan partai politik atau
gabungan partai politik, yaitu partai
politik atau gabungan partai politik
memperoleh paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dari jumlah alokasi DPRD atau 25%
(dua puluh lima persen) dari akumulasi
perolehan suara sah dalam Pemilihan
Umum Anggota DPRD
Pendaftaran pasangan
calon gubernur dan calon wakil
gubernur, calon bupati dan calon wakil
bupati, serta pasangan calon walikota dan
calon wakil walikota oleh partai politik
ditandatangani oleh Ketua Partai Politik dan
Sekretaris Partai Politik disertai Surat
Keputusan Kepengurusan dari Pengurus
Partai Politik Tingkat Pusat
SUARA PAKAR
SUARA
WAWANCARA
REGULASI
Calon yang maju sebagai calon perseorangan, diatur syarat dukungan calon perseorangan
Kabupaten/kota
dengan jumlah
penduduk sampai
dengan 250.000
(dua ratus lima
puluh ribu) jiwa
harus didukung
paling sedikit 10%
(sepuluh persen)
Kabupaten/Kota
dengan jumlah
penduduk lebih dari
250.000 (dua ratus
lima puluh ribu)
sampai dengan
500.000 (lima ratus
ribu) jiwa harus
didukung paling
sedikit 8,5%
SUARA KPU 46
Kabupaten/kota
dengan jumlah
penduduk lebih dari
500.000 (lima ratus
ribu) sampai
dengan 1.000.000
(satu juta) jiwa
harus didukung
paling sedikit 7.5%
(tujuh setengah
persen)
Kabupaten/kota
dengan jumlah
penduduk lebih dari
1.000.000 (satu
juta) jiwa harus
didukung paling
sedikit 6,5% (enam
setengah persen)
Jumlah dukungan
sebagaimana
dimaksud pada
huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d
tersebar di lebih
dari 50% (lima
puluh persen)
jumlah kecamatan
di kabupaten/kota
dimaksud
SUARA PAKAR
SUARA
WAWANCARA
REGULASI
pemilu diatur melalui Pasal 67 sampai
dengan 76. KPU Provinsi/KIP Aceh dan
KPU/KIP Kabupaten/Kota menetapkan
paling sedikit 2 (dua) pasangan calon
dengan Keputusan KPU Provinsi/KIP
Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota.
Penetapan pasangan calon diumumkan
secara luas paling lama 1 (satu) hari
sejak penetapan nama pasangan calon
lalu untuk pasangan calon yang telah
ditetapkan dilakukan pengundian secara
terbuka untuk menetapkan nomor urut
pasangan calon.
Pengundian nomor urut dilakukan dalam
rapat pleno terbuka KPU Provinsi/KIP
Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota yang
dihadiri oleh pasangan calon, wakil
SUARA DAERAH
SUARA KPU 48
SUARA DAERAH
SUARA DAERAH
membumikan Pemilihan Umum
(Pemilu) dan Pilkada sama seperti lagu
Indonesia Raya di sosialisasikan. Dari sejak
kecil diberi tahu bahwa proses pergantian
kepemimpinan di Indonesia akan
dilakukan secara demokratis dari mulai
kepala desa sampai kepala negara.
Pemilu akan menjadi pakaian, adat
istiadat dan budaya masyarakat dalam
memilih pemimpin. Hingga dengan
demikian kita tidak akan merasa asing lagi
dalam melakukan pemilihan apapun,
mulai dari memilih kepala desa sampai
pemimpin negara. Sehingga kita tidak
saling sikut karena perbedaan, tidak lagi
jamannya seperti itu, tegas Husni yang
juga mendapatkan gelar kehormatan
Putra Prawira Negara dari masyarakat adat
OKU Timur.
Tidak mau ketinggalan dengan daerah
lain, KPU Kabupaten OKU Timur juga
mempunyai maskot dan mars pilkada.
SUARA KPU 50
SUARA DAERAH
Ketua KPU Husni Kamil Manik bersama Ketua KPU Daerah Istimewa Yogyakarta, Hamdan Kurniawan.
Kamil Manik.
Secara simbolis, Husni melepas gowesers
(pesepeda) dengan doa. Dengan berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya buka
kegiatan gowes pagi ini, tuturnya.
Saat melepas gowesers, Husni sempat
menghimbau untuk tetap berhati-hati
bersepeda dan berharap agar kegiatan
SUARA DAERAH
Poin kedua, kita mempersiapkan pilkada. Catatan yang lalu harus jadi pengalaman untuk Pilkada
serentak nanti. Bagaimana Pikada di Kabupaten/Kota di DIY berjalan sukses, melampaui capaian
yang lalu
Sudah setahun lebih kegiatan gowes
dilakukan. Pada awalnya hanya dilakukan
di internal KPU Provinsi. Lalu diikuti oleh
KPU Kabupaten dan meluas hingga
melibatkan masyarakat sekitar.
Goes ini rutin dilakukan 3 bulan sekali.
Tujuannya kalau untuk internal KPU agar
guyub (bersinergi) sekaligus koordinasi
dan evaluasi. Kalau untuk masyarakat,
bagian dari penyebaran informasi seputar
pemilu," kata panitia acara.
Di garis finis, peserta tidak langsung
membubarkan diri, kegiatan dilanjutkan
Edisi Mei - Juni 2015
SUARA KPU 52
SUARA DAERAH
KPU Tangsel
Resmikan Pilwakot 2015
SUARA DAERAH
berikutnya.
Terdapat 9 pemilihan gubernur dan 260
pemilihan bupati/walikota, dengan
melibatkan sebanyak 308 kabupaten/kota.
Di mana salah satu tujuan digelarnya
pemilihan secara serentak, adalah
menyederhanakan jadwal dan agenda
pemilu, jelas Husni.
Berbekal pengalaman Pilkada sebelumsebelumnya, pada Pemilihan Gubernur
tahun 2015 ini Kalimantan Selatan dapat
melaksanakannya dengan lebih matang
dalam segala hal.
Selain itu, perlu juga diantisasi dan dicari
solusi terhadap persoalan-persoalan yang
akan muncul. Salah satu masalah yang
diharapkan tidak terjadi lagi adalah
rendahnya pertisipasi pemilih, dan ini
menjadi tantangan bagi KPU dan semua
stakeholders, bagaimana menjadikan
Kalimantan Selatan pertisipasi pemilihnya
bias berada jauh di atas rata-rata nasional
yang juga secara langsung meningkatkan
angka partisipasi pemilih nasional,
ungkap Husni.
SUARA KPU 54
SUARA DAERAH
Ketua KPU RI Husni Kamil Manik memberi arahan dalam bimbingan teknis
pejabat pengelola informasi dan dokumentasi di KPU Sumbar, Minggu (10/5).
SUARA DAERAH
wilayah perkotaan dan partisipasi tinggi di
pelosok pedesaan, perlu ditinjau dari segi
akses perolehan informasi.
Keterbukaan informasi inilah yang
menjadi peluang mengurangi beban
psikologis dan beban politis dari KPU
sebagai penyelenggara Pemilu. Tuduhantuduhan beragam itu bisa dijawab dengan
data-data yang didukung dan
dipublikasikan secara cepat, terangnya.
Untuk mewujudkan sikap transparansi
penyediaan informasi yang diberikan KPU
kepada publik, Husni menekankan bila
ditentukan dengan kuatnya posisi PPID
dalam memberikan pelayanan informasi
secara tepat, cepat dan akurat.
Untuk menyongsong pilkada serentak
nanti, saya meminta jajaran KPU dalam
setiap tahapan menerapkan asas
transparansi dan aksesibilitas informasi
yang mudah dan dapat diterima dengan
baik oleh publik, tegasnya.
Sementara itu, Ketua KPU Sumbar, yang
diwakili oleh Divisi Sosialisasi dan
Pendidikan Pemilih Nova Indra, dalam
sambutannya menjelaskan, KPU sebagai
badan publik mempunyai kewajiban untuk
membuka akses dan menyediakan
informasi pemilu yang akurat, benar dan
tidak menyesatkan kepada pemohon
informasi. Melalui mekanisme penyediaan
informasi Pemilu yang didasarkan pada
prinsip cepat dan tepat waktu dalam
pelaksanaan prinsip Keterbukaan
Informasi Publik (KIP), akan tercipta
SUARA KPU 56
SUARA DAERAH
SUARA DAERAH
SUARA KPU 58
SUARA BILIK
Menghapus
Stigmatisasi Daerah Rawan Konflik
SuaraKPU - Provinsi Sulawesi Selatan
acapkali terstigma sebagai daerah rawan
konflik politik. Dalam pemetaan daerah
rawan konflik yang dirilis oleh Tentara
Nasional Indonesia (TNI) maupun
Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
menjelang pemilu 2014 lalu, Provinsi
Sulawesi Selatan termasuk daerah yang
mendapat sorotan. Stigmatisasi itulah
yang memotivasi Ketua KPU Sulawesi
Selatan, Iqbal Latief untuk membuktikan
Sulawesi Selatan adalah daerah aman.
Iqbal Latief masuk menjadi anggota
Komisi Pemilihan Umum (KPU) berkat
dorongan teman-temannya di Universitas
Hasanuddin (Unhas) Makassar. Mereka
berkeinginan akademisi dari Unhas tetap
berkontribusi untuk memperkuat
lembaga penyelenggara pemilu. Bekal
pengetahuan ilmu politik di Unhas dan
Universitas Indonesia, segudang
pengalaman organisasi di kampus serta
garis tangan yang baik akhirnya
mengantarkan Iqbal menjadi anggota
sekaligus Ketua KPU Provinsi Sulawesi
Selatan periode 2013-2018.
Iqbal menyadari problem mendasar
penyelenggara pemilu adalah persepsi
masyarakat bahwa KPU belum
sepenuhnya mandiri dan independen.
Publik masih berpandangan bahwa KPU
bisa diatur oleh orang luar. Ini yang kita
jawab dengan ketaatan penyelenggara
pada regulasi dan etika. Sepanjang kita
taat akan dua hal itu, maka kita akan
selamat dalam menyelenggarakan
pemilu, ujarnya ketika berbincang
dengan Suara KPU, Jumat (12/6).
Peneguhan asas pemilu yang luber dan
jurdil kepada semua jajaran
penyelenggara baik komisioner maupun
SUARA BILIK
menata keterbukaan dan akses informasi
kepada publik. Kami berupaya membuka
diri dengan publik. Jajaran sekretariat
kami minta untuk meningkatkan fungsi
pelayanan. Informasi kepemiluan dibuka
seluas-luasnya diminta atau tidak diminta
oleh publik, ujarnya.
SUARA KPU 60
berintegritas, ujarnya.
Iqbal mengatakan tensi politik pilkada
jelas berbeda dengan pemilu legislatif dan
pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Untuk itu perlu diwaspadai potensipotensi yang akan mengganggu
penyelenggaraan pilkada. Mobilisasi
pemilih dari daerah yang tidak menggelar
pilkada ke daerah yang pilkada adalah
salah satu potensi masalah yang harus
diantisipasi.
Sekarang kan masih saja terdapat KTP
ganda di beberapa daerah. Misalnya
Pilkada di Gowa bisa saja terjadi mobilisasi
pemilih dari Kota Makassar. Untuk itu,
KPU Kabupaten/Kota harus menekankan
kepada petugas pemutakhiran data
pemilih untuk melakukan pencocokan dan
penelitian dengan ketat, ujarnya.
Selain itu faktor geografis seperti daerah
Pangkep, Selayar, Luwu Utara harus
disiasati untuk dapat mendistribusikan
logistik tepat waktu. Apalagi pemungutan
suara digelar 9 Desember 2015, di mana
cuaca pada bulan Oktober dan November
secara umum berada dalam titik ekstrim.
Ini catatan kita yang senantiasa kita minta
KPU Kabupaten/Kota memperhatikannya
dan menyiapkan antisipasinya, ujarnya.
Fasilitas kampanye seperti bahan
kampanye dan alat peraga kampanye, kata
Iqbal mesti dilakukan dengan hati-hati.
Kadang masalah kecil bisa menjadi besar.
Misalnya ketika pemasangan alat peraga
di tempat yang sudah ditentukan, bisa
saja karena lokasinya terbatas ada yang
penempatannya di atas dan ada yang di
bawah. Itu bisa jadi masalah kalau
komunikasi kita dengan peserta tidak
baik, ujarnya.
Bagaimanapun kata Iqbal, KPU juga punya
sisi kelemahan. Untuk itu harus dibangun
komunikasi yang lebih persuasif dengan
para kandidat dan partai politik
pengusungnya. Berkomunikasi dengan
peserta pemilu tidak cukup dengan surat
menyurat saja. Kita harus bangun dialog
dan komunikasi yang persuasif agar
mereka mematuhi semua regulasi
pilkada, ujarnya.
(*)
SUARA BILIK
Memimpin KPU
Gowa dengan Manajemen Terbuka
SUARA BILIK
SUARA KPU 62
SUARA PILKADA
Jendela Politik
Jambi, Sarana
Membangun
Demokrasi
Pemilihan kepala daerah yang yang akan
digelar secara langsung dan serentak
tahun 2015 mendapat sambutan baik
dari banyak kalangan, sebab pilkada ini
adalah bagian dari proses demokrasi,
yang merupakan salah satu bentuk
perwujudan dari kedaulatan rakyat.
Dosen Fisipol Universitas Jambi,
Muhammad Farisyi mengungkapkan,
melalui pilkada ini, masyarakat dapat
memilih secara langsung sosok yang
akan menjadi pemimpin mereka lima
tahun ke depan. Sedangkan
pelaksanaannya yang serentak memiliki
tujuan antara lain penghematan
anggaran serta efisiensi kerja KPU
dalam proses berdemokrasi.
Sebagai akademisi, Farisyi mengaku
turut aktif mengikuti dinamika yang
berkembang seputar pilkada. Tentunya
kita tidak dalam proses, kita di luar
bukan bagian dari penyelenggara. Kita
berperan sebagai supporting,
membantu sosialisasi, dan memberikan
pendidikan politik kepada masyarakat
pemula dan masyarakat pada
umumnya, ungkapnya, saat ditemui di
ruang kerja Anggota KPU Jambi Desy
Arianto.
Dalam rangka merealisasikan peran dan
dukungan tersebut, serta dalam rangka
membangun demokrasi, Farisyi
memotori Fisipol UNJA untuk
bekerjasama dengan KPU Jambi
membuat acara program dialog
bernama Jendela Politik Jambi di
stasiun televisi lokal, Jambi Expres TV.
Ia mengungkapkan tujuan acara ini
untuk memberikan
pendidikan dan
sosialisasi politik
kepada seluruh
masyarakat Jambi.
Karena itulah kita
menggandeng salah
satu televisi lokal,
supaya masyarakat luas
bisa menyaksikannya, kata
Farisyi.
Sementara itu, Desy Arianto
menegaskan, program yang tayang
setiap Selasa malam pukul 21.00 WIB ini
murni non profit. Program Jendela
Politik Jambi ini sudah berlangsung
sejak Februari 2015 dan tidak
menayangkan iklan sama sekali, karena
memang bukan target komersil yang
kita inginkan. Tapi KPU juga melihat
media TV termasuk yang paling cepat
menyampaikan Informasi ke
masyarakat, kata dia.
Dalam pelaksanaannya, Farisyi, selaku
moderator pada dialog mingguan
tersebut, mengundang berbagai pihak
yang terkait dengan pelaksanaan
pilkada sebagai narasumber. Kita
undang dari KPU, Bawaslu, pengamat
politik, parpol, juga calon. Jadi
masyarakat tahu sejak dinamika proses
pemilihan pilkada, yang saat itu masih
langsung tidak langsung, kemudian
apakah digelar tahun 2015 atau 2016,
lalu tentang seperti apa dan bagaimana
kerja KPU, Bawaslu, bagaimana proses
sosialisasi dan seterusnya. Terakhir
kemarin, yang hangat dua bakal calon,
dua-duanya sudah kita hadirkan. Nanti
SUARA PILKADA
SUARA KPU 64
SUARA PILKADA
Momok
Mahar Politik Hantui
Pilkada Serentak Jambi
SUARA PILKADA
pembakaran segala macam. Beberapa
pemilhan gubernur, sampai ke MK pun
tidak. Ya, jadi kita yang sejak dulu
terkenal adem ayem, kemungkinan
pada pilkada serentak ini juga seperti
itu, harap Azhar Mulia.
Meski demikian, ia menyatakan bahwa
Anggaran Pilkada
Mengenai besarnya anggaran pilkada
karena sebagian tahapan kampanye
calon dibiayai oleh KPU, menurut
Yazirman pendekatan yang digunakan
sudah tepat. Efisiensi itu dalam ilmu
ekonomi dihitung dari setiap satuan
biaya yang dikeluarkan, baik itu
pengurangan maupun penambahan,
kalaupun biaya itu bertambah satu
SUARA KPU 66
Pemilu On Twitter
67
SUARA PAKAR
KPU MENJAWAB
Yang terhormat Ketua KPU RI di Jakarta.
Terkait ketentuan Pasal 7 (huruf g) UU RI Nomor 8 Tahun 2015
tentang perubahan UU No 1 tahun 2015 tentang pemilihan
gubernur, bupati dan walikota.
Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih;
Apabila seseorang dipidana 4 tahun penjara (artinya tidak
lebih dari 5 tahun) dan telah memenuhi hukuman 2/3 sekaligus
telah membayar semua tuntutan ganti rugi dan telah
mendapatkan bebas bersyarat sebagai hak terpidana, apa yang
bersangkutan dapat ikut serta sebagai calon gubernur,
bupati/walikota atau tidak?
Jika kita bersandar pada Pasal 28J ayat (2) UUD 1945, Dalam
menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Mohon penjelasannya, atas perhatian dan tanggapannya
dihaturkan banyak terimah kasih.
JAWAB:
Yang terhormat Saudara Mohamad Zein, atas pertanyaannya
dapat kami sampaikan beberapa hal berikut: Dalam PKPU Nomor
9 tentang Pencalonan dalam Pemilihan Gubernur, dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Pemilihan Walikota dan
Walikota, Pasal 4 ayat (3) dijelaskan
Syarat calon tidak pernah dijatuhi pidana penjara
sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf f, untuk tindak pidana yang
mengatur ketentuan pidana penjara minimal dan pidana penjara
maksimal, ancaman pidananya didasarkan pada pidana penjara
maksimal.
Contoh kasus:
1.
Ada seseorang yang hendak maju sebagai kepala daerah
pada Pilkada 2015 tetapi pada tahun 2013 pernah diancam
hukuman pidana dengan ancaman kurungan 8 tahun penjara, dan
oleh majelis hakim dijatuhi hukuman 4 tahun kurungan penjara.
2.
Ada seseorang yang hendak maju sebagai kepala daerah
pada Pilkada 2015 tetapi pada tahun 2013 pernah diancam
hukuman pidana dengan ancaman kurungan 4 tahun 9 bulan
penjara, dan oleh majelis hakim dijatuhi hukuman 4 tahun 9 bulan
kurungan penjara.
Dari dua contoh kasus di atas, yang bisa ikut dalam pemilihan
adalah calon dari contoh kasus kedua. Karena yang bersangkutan
tidak diancam dengan hukuman 5 tahun ke atas dan dijatuhi
hukuman kurang dari 5 tahun. Mengapa calon dari contoh kasus
pertama tidak dapat ikut pemilihan? Karena, meskipun yang
bersangkutan dijatuhi hukuman 4 tahun, tetapi yang bersangkutan
sebelumnya diancam dengan hukuman 8 tahun penjara.
Semoga dengan sedikit penjelasan di atas, dapat memberi
gambaran bagi saudara. Terima kasih atas pertanyaan saudara,
salam..
Mohamad Zein Sether
Edisi Mei - Juni 2015 SUARA KPU 68
SERBA-SERBI
SERBA-SERBI
SUARA PAKAR
SERBA-SERBI
SERBA-SERBI
yang serba instan sangat berpotensi
menimbulkan penyakit yang berbahaya
bagi tubuh. Untuk mereka yang berusia
lanjut, lebih baik mengambil paket
lengkap. Sebab, lansia rentan terhadap
banyak penyakit seperti kelainan darah,
infeksi saluran cerna, gangguan fungsi
hati dan ginjal, gangguan fungsi tiroid,
penyakit kardiovaskuler, demensia
(pikun), dan osteoporosis.
Orang muda tak berarti aman dari
penyakit berbahaya. Kita sudah sering
mendengar ada remaja terkena stroke
atau meninggal dunia karena serangan
jantung atau penyakit dalam lainnya,
ujar Rudi. Taraf ekonomi yang makin
mapan membuat peluang hidup
manusia bertambah panjang.
Itu sebabnya, populasi lansia di
Indonesia makin meningkat.
Seharusnya makin mapan kehidupan
ekonomi, makin sehat masyarakatnya.
Namun, faktanya di Indonesia belum
seperti itu, imbuhnya. Sebab,
kebanyakan orang muda yang
melakukan MCU secara kolektif
biayanya ditanggung sepenuhnya oleh
kantor tempatnya bekerja.
Bagi mereka yang terdeteksi
Inspeksi
Melihat
keadaan pasien
Palpasi
Meraba bagian
tubuh pasien
Perkusi
Mengetuk
tubuh pasien.
Auskultasi
Mendengar
suara dalam
tubuh pasien
Menggunakan alat bantu untuk pemeriksaan saraf (palu reflek, kapas, air
dingin, jarum untuk mendeteksi kelainan pada saraf otak)
SUARA KPU 70
SUARA SELEBRITY
Anindya Kusuma Putri :
Media Sosial,
Sarana Ampuh
dalam Berkampanye
SuaraKPU - Pada 9 Desember mendatang, pemilihan kepala
daerah (pilkada) bakal digelar serentak. Peranan pemilih
pemula akan cukup menentukan hasil pilkada tersebut.
Namun, banyak generasi muda yang enggan dan bingung
dalam memberikan suaranya dalam pilkada. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya pemahaman dan
pengalaman dalam berpolitik.
Hal yang sama juga pernah dirasakan Anindya Kusuma Putri.
Gadis kelahiran Semarang 23 tahun silam yang menjadi Putri
Indonesia 2015 tersebut juga bingung ketika memberikan
hak suaranya pada pemilihan legislatif dan presiden yang
lalu.
"Jujur, waktu itu bingung, karena begitu banyaknya kandidat
yang kurang saya kenal, tapi saya harus bisa kasih
kepercayaan kepada salah satu dari mereka untuk
memimpin," ujar Anindya menceritakan pengalamannya ikut
mencoblos pada Pemilu Gubernur Jawa Tengah pada 26 mei
2013 silam.
Menurut Anindya, sebagai generasi muda, mencari tahu
rekam jejak calon-calon pemimpin daerah merupakan
sebuah keharusan. Tapi, calon kepala daerah, juga harus
mampu menawarkan program-program yang konkrit,
menyesuaikan karakteristik dan kebutuhan masyarakat di
tiap-tiap daerah.
Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai sumber termasuk
media sosial. Pemanfaatan media baru penting untuk
merangkul dukungan masyarakat lebih luas, utamanya dari
kalangan pemilih muda.
"Bentuk promosi calon pemimpin rakyat tidak harus berupa
spanduk atau baliho. Hal itu justru hanya akan merusak
pemandangan dan kebersihan kota. Dengan menggunakan
media sosial, justru lebih efektif dan efisien. Promosi bisa
diakses dalam waktu cepat dengan biaya terjangkau," terang
dia.
Anindya berharap pelaksanaan pemilu kepala daerah
serentak untuk pertama kalinya itu dapat berjalan dengan
lancar, jujur dan adil.
Proses penyelenggaraan pemilu selama ini sudah berjalan
baik dan tertib, semoga pada pilkada nanti KPU dapat
meningkatkannya, termasuk upaya sosialisasi dan edukasi
tata cara memilih di setiap daerah, untuk Indonesia yang
lebih baik, semoga ya, harap Anindya.
Edisi Mei - Juni 2015
SUARA KPU 72
SUARA SELEBRITY
Cinta Laura :
m
a
i
d
Diam
u
a
t
n
Ma
SUARA KPU 73
SUARA PUSTAKA
Judul Buku
113 halaman
Edisi Mei - Juni 2015
SUARA KPU 74
Permusyawaratan Rakyat
(MPR) menyepakati
bahwasanya hanya ada 3
fraksi yakni Persatuan
Pembangunan, Demokrasi
Pembangunan dan Karya
Pembangunan.
SUARA PAKAR
SUARA PAKAR
Pilkada Serentak,
Efisiensi Demokrasi
SUARA
PAKAR
SUARA
SUARA PAKAR
PAKAR
SUARA PAKAR
SUARA PUSTAKA
SUARA PUBLIK
SUARA REFLEKSI
Sigit Joyowardono
Kepala Biro Teknis dan
Hubungan Partisipasi Masyarakat
definisi konflik kepentingan dengan
petahana.
Dalam UU Nomor 8 Tahun 2015,
petahana didefinisikan sebagai seorang
kepala daerah yang sedang menjabat dan
bisa mencalonkan diri sepanjang tidak
melebihi dua kali periodeisasi. Sementara
itu,yang dimaksud dengan konflik
kepentingan dengan petahana adalah calon
tidak boleh memiliki hubungan darah, garis
keturunan atau hubungan perkawinan
dengan petahana.
Baik satu tingkat ke atas, ke bawah
maupun satu tingkat menyamping.
Misalnya, adik, kakak, ayah dan ibu dari
petahana. Dalam hal ini, seorang calon yang
dalam kategori menantu, ipar, atau paman
juga tidak boleh mencalonkan diri dalam
pilkada. Semangat dari aturan tersebut ialah
supaya proses demokrasi pilkada tidak
hanya diikuti oleh orang-orang yang
mempunyai kedekatan dan kekerabatan
saja.
Namun masih kerancuan tentang
petahana dari penjelasan UU Nomor 8
Tahun 2015 tersebut. Misalnya seorang
calon ketika melihat petahana itu seorang
paman, maka dia tidak boleh mencalonkan
diri. Sementara, karena dipahami dalam UU
Selamat
Hari Raya
Idul Fitri
1 Syawal 1436 H
minal aidin walfaidin
mohon maaf lahir batin