Ilham Saputra ; Nur Syarifah ; Moh. Zaenuri Ikhsan ; Muhammad Arbayanto ; Ismanto
; M. Sanusi; Munawarsyah; Said Usman Umar; Masudi; Buchari Mahmud; Benget
Manahan Silionga; Teguh Dwi; Subagyo; Samsul Y. Gofur; Joni Suhaidi; Endun Abdul
Haaq; Lodowyk Fredrik
EDITOR
Ilham Saputra
Sidik Pramono
Penanggung Jawab :
Eberta Kawima
Nur Syarifah
Penulis/Penyusun :
Ilham Saputra
Nur Syarifah
Moh. Zaenuri Ikhsan
Muhammad Arbayanto
Ismantho
M. Sanusi
Munawarsyah
Said Usman Umar
Masudi
H. Buchari Mahmud
Benget Manahan Silitonga
Teguh Dwi Subagyo
Samsul Y. Gafur
Joni Suhaidi
Endun Abdul Haaq
Lodowyk Fredrik
ISBN :
Editor :
Ilham Saputra
Sidik Pramono
Penyunting :
Tim Grafis KPU
Penerbit :
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
Jalan Imam Bonjol No. 29 Menteng, Jakarta Pusat
Telp. 021 31937223, Fax. 021 3157759
Email : info@kpu.go.id
PEMBELAJARAN DAN PERBAIKAN TEKNIS PEMILU
REPUBLIK INDONESIA
momentum lima tahunan sebagai upaya sirkulasi politik elite sebagai representasi dari mandat rakyat yang
diperebutkan di ajang kontestasi politik tersebut. Pemilu kemudian juga dimaknai sebagai suatu rangkaian
kegiatan politik untuk menampung kepentingan rakyat, menjadi sarana demokrasi untuk membentuk sistem
kekuasaan negara yang berkedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan yang digariskan dalam
konstitusi negara.
Pemilu digelar dengan menggunakan sebuah sistem yang dipilih dan disesuaikan dengan kondisi
politik dan sosiologis masyarakat pemilih. Sejumlah hal harus dipertimbangkan ketika menyusun dan
menentukan sebuah sistem pemilu, diantaranya adalah asas-asas pemilu itu sendiri, yakni langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil. Lebih dari itu, rancangan sistem pemilu yang dipilih harus berkaitan secara
langsung dengan kualitas legislatif yang dihasilkan, penataan sistem kepartaian, dan tentu efektivitas sistem
presidensial yang berlaku.
Di Indonesia sendiri, sistem yang sampai hari ini dipergunakan adalah sistem pemilu proporsional.
Sejak 1955, pemilu era Orde Baru, sampai era Reformasi, sistem proporsional ini masih tetap dipergunakan,
bahkan mengalami perluasan dan perbaikan. Jika sebelumnya sistem proporsional dengan daftar calon
tertutup diberlakukan sejak era Orde Baru, sistem proporsional dengan daftar terbuka diterapkan sejak
Pemilu 2009. Dengan daftar calon terbuka ini, pemilih yang sebelumnya hanya memilih gambar partai
politik peserta pemilu, juga dimungkinkan untuk memilih nama calon yang dia inginkan untuk menjadi
anggota lembaga legislatif. Selain transformasi cara memilih calon untuk duduk di lembaga legislatif,
perubahan juga terjadi pada cara pemilih memilih pimpinan eksekutif. Pasca era Reformasi, pemilih juga
bisa menentukan siapa presiden dan wakil presiden, termasuk juga kepala daerah di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota.
Kompleksitas pelaksanaan pemilu tentunya semakin tidak sesederhana penyelenggaraan sebelumnya.
Terutama pada Pemilu 2019 yang menjadi pemilihan serentak dalam satu hari dengan lima kotak suara
sekaligus, yakni untuk pemilihan presiden-wakil presiden, anggota DPR, DPD, serta DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota. Hal tersebut kemudian memicu banyak tantangan teknis pelaksanaan pemilu.
Bukan hanya saat hari-H saja, tantangan yang kerap dihadapi penyelenggara pemilu terkait problem
teknis bahkan sudah muncul sejak tahapan awal pemilu, semisal dalam hal pendataan data pemilih dan
penyediaan logistik pemilu, seperti surat suara, kotak suara, hingga bilik suara. Juga problem teknis pemetaan
daerah pemilihan yang tidak kalah menantang, hingga sampai penetapan calon dan juga penetapan calon
terpilih. Sesuai ketentuan Pasal 167 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,
tahapan penyelenggaraan pemilu meliputi perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan
pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu; pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;
pendaftaran dan verifikasi peserta Pemilu; penetapan peserta Pemilu; penetapan jumlah kursi dan penetapan
daerah pemilihan; pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota; masa kampanye Pemilu; masa tenang; pemungutan dan penghitungan suara;
penetapan hasil Pemilu; dan pengucapan sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR,
DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Belajar dari pengalaman penyelenggaraan pemilu, terutama Pemilu Serentak 2019, ke depan memang
perlu diupayakan evaluasi menyeluruh atas penyelenggaraan pemilu, termasuk di antaranya semua aspek
teknis penyelenggaraan pemilu. Evaluasi dan perbaikan tersebut terutama dikaitkan dengan tantangan
Pemilu Serentak 2024, yang mana beragam persoalan teknis, dengan kondisi sosial politik yang juga
kian dinamis, tentunya bakal sedikit-banyak berpengaruh pada proses penyelenggaraan dan perolehan
kepercayaan publik kepada penyelenggara.
Materi buku ini adalah bagian dari implementasi tugas KPU sebagai penyelenggara pemilu, yakni
salah satunya adalah melakukan evaluasi dan membuat laporan tahapan penyelenggaraan pemilu, terutama
tahapan yang berada pada lingkup tugas Biro Teknis dan Hupmas Sekretariat Jenderal KPU. Sebanyak 17
artikel yang merupakan catatan pengalaman dan refleksi dari para penyelengara pemilu di tingkat pusat
maupun daerah yang termuat dalam buku ini. Topik yang disorot amat beragam, mulai dari tahap penataan
daerah pemilihan dan alokasi kursi, pencalonan, pemungutan dan penghitungan suara, sampai pada tahap
penetapan calon terpilih. Kompleksitas penyelenggaraan pemilu di wilayah bencana juga menjadi salah satu
tulisan dalam buku ini. Keberagaman tersebut bermuara pada inti pesan, yakni bagaimana pembelajaran
Pemilu 2019 bisa memperbaiki proses dan juga hasil pemilu sebagai sarana demokratis yang menghargai
suara pemilih.
Semoga buku ini bisa menjadi bagian dari refleksi para penyelenggara pemilu dan juga para pemangku
kepentingan pemilu lainnya. Tentu harapannya dari refleksi tersebut bisa dijadikan pembelajaran penting
dan kemudian menjadi perbaikan untuk penyelenggaraan pemilu di masa mendatang. Selamat membaca,
semoga bermanfaat.
Arief Budiman
Ketua
DAFTAR ISI
TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019
27
PEMBELAJARAN DAN
PERBAIKAN TEKNIS PEMILU DINAMIKA PENATAAN
Pemilihan umum adalah salah satu instrumen DAERAH PEMILIHAN DI KABUPATEN
demokrasi yang mendasar. Pemilu menjadi TULANG BAWANG PROVINSI
arena dan media bagi terlaksananya kedaulatan LAMPUNG
rakyat sebagai pemilik suara yang nantinya akan Ismanto, S.Th.I, M.Ag
ditransformasikan menjadi kekuasaan politik
1
SAROLANGUN DALAM KAITANNYA
PELAKSANAAN PEMILU SENGKETA TATA USAHA NEGARA
TAHUN 2019 (ANALISA YURIDIS NOMOR: 4/G/
Ilham Saputra SPPU/2019/PTUN.JBI)
M. Sanusi, S.Ag., M.H.
20 IMPLEMENTASI PRINSIP
KESETARAAN NILAI SUARA DALAM
64 BEREBUT SUARA DI TANAH
JAWARA (PENCALONAN DAN PUNGUT
PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DI HITUNG PILEG 2019 DI BANTEN)
KABUPATEN BLITAR Masudi SR
Muhammad Arbayanto, S.H., M.H.
71 KRITIK ATAS MODEL
PENYELESAIAN SENGKETA PEMILU
126 PEMILU DI WILAYAH
BENCANA (CATATAN PELAKSANAAN
TAHUN 2019 DI BAWASLU PROVINSI TAHAPAN PEMUNGUTAN DAN
MALUKU UTARA PENGHITUNGAN SUARA PEMILU
H. Buchari Mahmud 2019 DI WILAYAH BENCANA ALAM
SULAWESI TENGAH)
Samsul Y. Gafur
79 PROBLEMATIKA
PENGGUNAAN HAK PILIH BAGI
PEMILIH PINDAHAN (DPTB) DAN
PENYEDIAAN SURAT SUARA PADA
137 DILEMA DAFTAR PEMILIH
KHUSUS (DPK) PADA PEMILU
PEMUNGUTAN SUARA PEMILIH SERENTAK TAHUN 2019
SERENTAK TAHUN 2019 (PELAJARAN Joni Suhaidi
DARI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA)
Moh. Zaenuri Ikhsan
143 REDESAIN BINTEK BADAN
ADHOC PENYELENGGARAAN
PEMILU (BEST PRACTICE PADA
88 MENJUNJUNG GENUINE
ELECTION, BERUJUNG SANKSI
PELAKSANAAN PEMILU 2019 DI JAWA
BARAT)
Endun Abdul Haq
PELANGGARAN KODE ETIK?
Benget Manahan Silitonga
116
TERBANYAK TIDAK DI TETAPKAN
PROBLEMATIKA SEBAGAI CALON TERPILIH
PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN, DAN (CATATAN PELAKSANAAN PENETAPAN
REKAPITULASI PENGHITUNGAN CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD
SUARA DALAM PEMILU 2019 DI KABUPATEN ENDE PROVINSI NUSA
KALIMANTAN UTARA TENGGARA TIMUR PADA PEMILU
Teguh Dwi Subagyo TAHUN 2019)
Lodowyk Fredrik
DAFTAR PUSTAKA
TENTANG PENULIS
B
Undang Nomor 7 Tahun 2017, data kependudukan
erdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun (data agregat kependudukan per kecamatan/DAK2)
2017 tentang Pemilihan Umum, salah sebagai bahan KPU dalam menyusun daerah
satu tahapan Pemilihan Umum Serentak pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota harus
2019 yang pertama dilaksanakan ialah penataan sudah tersedia dan diserahkan oleh Menteri Dalam
daerah pemilihan (dapil). Dapil adalah cakupan Negeri kepada KPU paling lambat 16 (enam belas)
wilayah yang menjadi arena kompetisi bagi para bulan sebelum hari pemungutan suara.
calon anggota DPR, DPRD Provinsi, atau DPRD Selain DAK2, dalam penataan daerah
Kabupaten/Kota untuk memperebutkan kursi. KPU pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota, KPU
memiliki tugas untuk melakukan penataan dapil juga memerlukan data peta batas wilayah administrasi
untuk Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat pemerintahan dalam bentuk digital. Untuk hal ini
Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota, sedangkan dapil KPU berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bina
Pemilu Anggota DPR Republik Indonesia dan Dapil Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam
DPRD Provinsi telah dibuat oleh pembuat undang- Negeri dan juga Badan Informasi Geospasial (BIG).
Uudang dan menjadi lampiran Undang-Undang Data jumlah penduduk dan peta digital batas wilayah
Nomor 7 Tahun 2017. administrasi pemerintahan tersebut selanjutnya
1. Anggota Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
REPUBLIK INDONESIA
DPD selesai diverifikasi, KPU memulai tahapan dilakukan pengundian nomor urut dan ditetapkannya
pencalonan anggota DPR, DPD, dan DPRD dengan pasangan Ir. H. Joko Widodo dan Prof. Dr. (HC)
pengajuan daftar calon pada 4 Juli 2018. Setelah Ma’ruf Amin sebagai pasangan calon nomor urut 01
melalui proses verifikasi, pengumuman DCS, proses dan H. Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin
masukan dan tanggapan masyarakat, penetapan DCT, Uno sebagai pasangan calon nomor urut 02.
dan proses sengketa hukum; jumlah bakal calon yang Pemilu 2019 merupakan penyelenggaraan
yang ditetapkan berjumlah 8.068 (delapan ribu enam pemilu serentak pertama di Indonesia, yang
puluh delapan) calon untuk DPR RI dan 811 (delapan menggabungkan Pemilu Presiden dan Wakil
ratus sebelas) calon untuk DPD RI dan dapat ikut Presiden dan Pemilu Legislatif. Pemilu serentak
dalam kontestasi Pemilu untuk dapat dipilih pada ini biasa pula disebut dengan “pemilu lima
hari pemungutan suara pada 17 April 2019. kotak” karena penyerempakannya mengharuskan
disediakannya lima kotak suara kepada pemilih
Tabel 1.2. DCT DPR per Partai Politik untuk lima surat suara. Kelima kotak suara tersebut
No Partai Politik Jumlah Caleg %
adalah kotak suara untuk memilih calon presiden
dan wakil presiden, kotak suara untuk memilih calon
1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 575 7,13
anggota DPR, kotak suara untuk memilih anggota
2 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 574 7,11
DPD, kotak suara untuk memilih anggota DPRD
3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 572 7,09
Provinsi, dan kotak suara untuk memilih anggota
4 Partai Golongan Karya (Golkar) 574 7,11
DPRD Kabupaten/Kota. Hal tersebut dikecualikan
5 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 575 7,13
berpartisipasi dengan melihat dan memantau hasil 1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 13.570.097 9,69
penghitungan suara. Penggunaan Situng tersebut 2 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 17.594.839 12,57
mampu membangkitkan keterlibatan masyarakat 3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 27.053.961 19,33
dalam proses pemantauan proses rekapitulasi 4 Partai Golongan Karya (Golkar) 17.229.789 12,31
hasil penghitungan suara. Situng KPU berhasil 5 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 12.661.792 9,05
melakukan publikasi hasil Pemilu dengan angka 6 Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda) 702.536 0,50
yang memuaskan. Untuk Pemilu Presiden dan Wakil 7 Partai Beringin Karya (Berkarya) 2.929.495 2,09
Presiden, tingkat publikasi data hasil penghitungan 8 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 11.493.663 8,21
suara bahkan mencapai angka 98 persen. Di luar 9 Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 3.738.320 2,67
berbagai kekurangan yang ada dalam penggunaan 10 Partai Persatuan Pembangunan 6.323.147 4,52
Situng, aplikasi ini adalah langkah awal bagi 11 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2.650.361 1,89
pelaksanaan pemilu, khususnya proses rekapitulasi 12 Partai Amanat Nasional (PAN) 9.572.623 6,84
hasil penghitungan suara yang lebih transparan dan 13 Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 2.161.507 1,54
suara berakhir dengan ditetapkannya hasil perolehan 16 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 312.775 0,22
REPUBLIK INDONESIA
ialah:
1. Dapil merupakan satu kesatuan yang utuh
PEMILIHAN (contiguous district)
2. Kesetaraan populasi (equal population)
D
aerah pemilihan (selanjutnya disebut dapil) (preserving of incumbents)
adalah istilah yang dipakai dalam pemilihan
umum untuk mengambarkan wilayah atau Dalam konteks pembentukan dapil di
gabungan wilayah yang menjadi arena kontestasi Indonesia, prinsip-prinsip tersebut diadopsi dan
para peserta pemilu untuk memperoleh suara. dimasukkan dalam peraturan perundang-undangan.
Terdapat beberapa terminologi yang digunakan Prinsip impartiality coba dilakukan dengan
untuk menggambarkan arena konstestasi politik diberikannya kewenangan pembentukan dapil
ini, antara lain district magnitude ataupun district kepada lembaga khusus penyelenggara pemilu,
delimitation, namun dalam tulisan ini istilah yang yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU). Walaupun
digunakan ialah dapil. demikian KPU tidak melakukan pembentukan dapil
Dalam konteks internasional, terdapat beberapa untuk semua jenis pemilu. Dari tiga tingkatan Pemilu
prinsip dan standar yang perlu dipenuhi dalam Legislatif, berdasarkan ketentuan Pasal 192 ayat
pembentukan dapil. Merujuk pada Challenging the (4) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Norms and Standards of Election Administration2, Pemilihan Umum, KPU diberi wewenang membuat
pembentukan dapil perlu memenuhi prinsip aturan untuk pembentukan dapil Pemilu tingkat
impartiality, equality, representativeness, non- DPRD Kabupaten/Kota, sedangkan dapil untuk
discrimination, dan transparency. Pemilu DPR dan DPRD Provinsi masih dibentuk
Prinsip impartiality atau ketidakberpihakan oleh pembuat Undang-Undang.
mensyaratkan lembaga yang memiliki otoritas Standar dan prinsip internasional terkait
dalam penentuan dapil adalah lembaga yang pembentukan dapil coba diadopsi dan diterjemahkan
nonpartisan, independen, dan profesional. Prinsip oleh pembuat undang-undang ke dalam 7 (tujuh)
equality dimaknai bahwa populasi dari konstituen prinsip pembentukan dapil yang termuat dalam Pasal
harus sebisa mungkin setara dalam hal kekuatan 185 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 yaitu:
pemilih. Representativiness artinya konstituen harus 1. Kesetaraan nilai suara;
digambarkan mewakili berbagai komunitas, baik 2. Ketaatan pada sistem pemilu yang
komunitas yang berdasarkan administrasi wilayah, proporsional;
landasan geografis, maupun komunitas lain. Prinsip 3. Proporsionalitas;
nondiskriminasi mengharuskan proses penetapan 4. Integralitas wilayah;
batas dapil dilakukan tanpa manipulasi yang 5. Berada dalam cakupan wilayah yang sama;
mendiskriminasi pemilih karena ras, warna kulit, 6. Kohesivitas;
1. Kepala Biro Teknis dan Hupmas Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
7. Berkesinambungan.
2. Dr Lisa Handley, Challenging the Norms and Standar of Election Administration: Boundary Delimition (IFES
2007) p.59-74
REPUBLIK INDONESIA
problematika yang sering muncul dalam penentuan
alokasi kursi dan pembentukan dapil. Di antara
masalah yang paling banyak muncul tersebut adalah
malapportionment atau kesalahan alokasi kursi
yang tidak menghormati jumlah populasi secara adil
dan juga gerrymandering atau pembentukan dapil
yang secara sistematis dan berpola menguntungkan
pihak atau partai tertentu yang berdampak pada
tidak terjaganya prinsip integralitas suatu wilayah,
absennya kekompakan (compactnesss) dapil, atau
peta dapil dalam satu kesatuan yang utuh tidak dapat
dipenuhi. Masalah lainnya adalah tidak terjaganya
prinsip proporsionalitas atau kesetaraan alokasi
kursi antardapil dalam satu wilayah administrasi
pemerintahan yang berakibat pada peluang yang
tidak sama bagi setiap partai politik atau kandidat
dalam berkompetisi.
Dalam hal pembentukan dapil DPRD
Kabupaten/Kota, isu tentang malapportinment
tidak begitu banyak dibahas. Hal itu karena dalam
penentuan alokasi kursi untuk DPRD Kabupaten/
Kota telah menggunakan rumus matematis yang
memperhatikan jumlah penduduk di setiap dapilnya.
Pembahasan tentang malapportinment banyak
tertuju pada dapil DPR RI yang belum diketahui
secara pasti tentang mekanisme penghitungan
alokasi kursi dari masing-masing dapilnya.
Isu gerrymandering banyak ditujukan dalam
pembentukan dapil DPRD Kabupaten/Kota. Di
sini terdapat beberapa pihak yang menyamakan
dan melakukan simplifikasi bahwa tiap dapil yang
terlihat tidak memenuhi prinsip integralitas wilayah
lebih rendah harus terbentuk di dalam satu cakupan dianggap sebagai gerrymandering. Gerrymandering
wilayah dapil yang lebih tinggi. Prinsip kohesivitas digambarkan sebagai manipulasi pemodelan dapil
yaitu penyusunan dapil memperhatikan sejarah, yang sedemikian rupa sehingga partai atau kandidat
kondisi sosial budaya, adat istiadat, dan kelompok tertentu memperoleh keuntungan lebih besar dalam
minoritas. Terakhir adalah prinsip kesinambungan pemilu.
yaitu penyusunan dapil memperhatikan penetapan Contoh praktik gerrymandering terlihat dalam
dapil pada pemilu terakhir. ilustrasi sederhana di bawah ini, Partai Lingkaran
Prinsip kesinambungan dapat dikecualikan dengan jumlah pendukung yang lebih sedikit,
dengan beberapa kondisi yaitu, terjadi perubahan dengan modifikasi penggambaran dapil dapat
jumlah penduduk yang mengakibatkan alokasi kursi menang di lebih banyak dapil dan memperoleh kursi
dalam satu dapil melebihi batas maksimal dan/ lebih banyak dibanding dengan Partai Segitiga yang
REPUBLIK INDONESIA
satu dapil sendiri. Ketentuan Pasal 192 ayat (2)
2008). SPD sendiri memasukkan dapil yang tidak
kompak sebagai kategori dapil yang bermasalah. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 menyebutkan
Dapil tersebut antara lain Kabupaten Pemalang, bahwa jumlah kursi setiap dapil anggota DPRD
Kabupaten Madiun, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten/Kota paling sedikit 3 kursi dan paling
Kabupaten Padang Lawas Utara. banyak 12 kursi. Pada kondisi Kabupaten Muara
Enim, kecamatan dengan wilayah yang terpisah
Gambar 2.2. Dapil yang Tidak Kompak memiliki cukup penduduk untuk membentuk satu
(Compactness) dapil sendiri, sehingga dianggap tetap memenuhi
prinsip integralitas wilayah.
Kondisi berbeda terjadi pada Kabupaten
Bima. Secara geografis Kabupaten Bima terbagi
ke dalam dua wilayah terpisah. Dua kecamatan,
yaitu Kecamatan Tambora dan Kecamatan
Banggar berada di wilayah yang tidak menyatu
dengan dengan kecamatan lain karena dipisah oleh
Kabupaten Dompu. Dalam hal penduduk, jumlah
penduduk di Kecamatan Tambora dan Kecamatan
Banggar tidak mencukupi untuk dibentuk menjadi
satu dapil tersendiri sehingga perlu dilakukan
Sumber: Sindikasi Pemilu dan Demokrasi penggabungan dengan kecamatan lainnya. Proses
penggabungan ini yang kemudian dilihat sebagai
Selain karena permasalahan ketersediaan pelanggaran terhadap prinsip integralitas wilayah
peta yang akurat, permasalahan kekompakan pada sehingga Kabupaten Bima dikategorikan sebagai
dapil juga terkait erat dengan batas administrasi dapil bermasalah.
wilayah pemerintahan yang ada. Ketentuan Pasal
192 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun Gambar 2.3. Dapil pada Kabupaten yang memiliki
2017 menyebutkan bahwa dapil anggota DPRD Geografis Terpisah
Kabupaten/Kota adalah kecamatan atau gabungan
kecamatan, sehingga kompak atau tidaknya suatu
dapil dipengaruhi juga dari bentuk batas wilayah
administrasi yang ada. Apabila bentuk atau batas
wilayah administrasi pemerintahan yang ada
memang berbentuk memanjang atau menyerupai
jaring laba-laba, maka dapil yang dihasilkan pun
menjadi dinilai tidak kompak.
Permasalahan lain terkait dengan batas
administrasi wilayah pemerintah yang dapat
mengakibatkan permasalahan pada dapil ialah
kabupaten/kota yang memiliki wilayah administrasi
yang terpisah, tidak terhubung secara daratan dan
dipisahkan oleh kabupaten/kota lain. Hal ini terjadi
pada Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Bima.
REPUBLIK INDONESIA
peta terlihat bersebelahan belum tentu terhubung.
Bentang geografis dan akses transportasi dapat dapil, yaitu akan lebih dari 12 kursi. Oleh karena
memungkinkan wilayah yang bersebelahan menjadi itu pilihan yang tersedia ialah menggabungkan
daerah yang tidak terhubung. Kecamatan Harem dengan Kecamatan Muara Tami
Dalam definisinya prinsip integralitas wilayah menjadi satu dapil.
adalah prinsip yang memperhatikan keutuhan dan
keterpaduan wilayah, kondisi geografis, sarana
Gambar 2.6. Peta Dapil Kota Jayapura
perhubungan, dan aspek kemudahan transportasi
dalam menyusun dapil. Dalam definisi tersebut
termuat aspek kemudahan transportasi yang menjadi
pertimbangan dalam aspek integralitas wilayah.
Dalam konteks pembentukan dapil di daerah
kepulauan, wilayah yang saling berseberangan dapat
dilihat sebagai satu wilayah yang integral karena
terhubung dengan transportasi laut yang baik. Alasan
tersebut yang menjadi salah satu dasar pembentukan
dapil di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten
Berau, dan Kabupaten Kaimana.
Pembentukan dapil di Kabupaten Berau
mengacu pada pembentukan dapil pada Pemilu
sebelumnya. Dipertahankannya dapil yang ada
karena mempertimbangkan askes transportasi
yang ada. Dapil yang memiliki wilayah yang
berseberangan tetap integral karena terhubung oleh
akses transportasi yang lebih mudah.
Pada akhirnya penerapan tujuh prinsip
Gambar 2.5. Dapil pada Wilayah Kepulauan
pembentukan dapil akan menyesuaikan dengan
kondisi dari tiap-tiap daerah. Dalam hal regulasi
memang belum ada ketentuan yang mewajibkan
bahwa setiap dapil harus memenuhi semua prinsip
yang ada. Fakta lapangan juga menunjukkan bahwa
masing-masing prinsip dari tujuh prinsip penataan
dapil tersebut bersifat setara dan nonkumulatif.
Setara dalam artian tidak ada prinsip yang lebih
tinggi posisinya dibanding prinsip-prinsip yang
Contoh pelanggaran terhadap penerapan
lain. Sedangkan nonkumulatif adalah dapil dapat
prinsip integralitas yang terakhir ialah pelanggaran
dibentuk walaupun terdapat tidak semua dari ketujuh
yang terjadi di Kota Jayapura. Pelanggaran ini
terjadi dengan beberapa alasan yang rasional. Dapil prinsip dapil terpenuhi.
Kota Jayapura terpaksa tidak dapat memenuhi
prinsip integralitas wilayah disebabkan oleh dua
D
dalam cakupan wilayah yang sama, kohesivitas dan
aerah pemilihan merupakan manifestasi kesinambungan.3 Besaran dapil turut menentukan
dari harapan seluruh warga negara untuk perolehan kursi bagi peserta pemilu maupun calon
mempersatukan seluruh tumpah darah dan terpilih. Besaran dapil merujuk pada jumlah kursi
tanah air Indonesia dan warganya dalam wadah untuk setiap daerah pemilihan, satu kursi untuk setiap
kebangsaan yang demokratis.2 Daerah pemilihan daerah pemilihan (single member constituency)
atau yang sering disingkat dengan dapil adalah batas atau banyak kursi setiap dapil (multi-member
wilayah administrasi dan/atau jumlah penduduk constituencies).4 Besaran jumlah kursi dalam setiap
tempat peserta pemilihan umum dan/atau calon dapil untuk Pemilu 2019 telah diatur, yaitu untuk
bersaing memperebutkan suara pemilih. Dapil dapil anggota DPR paling sedikit 3 kursi dan paling
ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di suatu banyak 10 kursi, sedang untuk dapil anggota DPRD
wilayah adnimistratif di suatu pemerintahan untuk Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota paling sedikit 3
menentukan jumlah kursi yang akan diperebutkan kursi dan paling banyak 12 kursi.
dalam kontestasi pemilu dan menjadi basis perwakilan Alokasi untuk kursi anggota DPRD Daerah
politik penduduk, yang selanjutnya menjadi dasar Istimewa Yogyakarta sebanyak 55 kursi, hal ini telah
bagi partai politik untuk mengajukan calon anggota diatur dalam Pasal 188 ayat (2) huruf c Undang-
DPR dan DPRD. Besar dan kecilnya alokasi kursi Undang Nomor 7 Tahun 2017 bahwa “provinsi
di suatu dapil didasarkan atas jumlah penduduk di dengan jumlah penduduk lebih dari 3.000.000 (tiga
suatu wilayah; semakin banyak penduduk, maka juta) orang sampai dengan 5.000.000 (lima juta)
semakin banyak kursi yang dialokasikan. orang memperoleh alokasi 55 (lima puluh lima)
Dapil dibentuk berdasarkan prinsip yang kursi.” Dengan jumlah penduduk Daerah Istimewa
penting dengan ketaatan sistem pemilu yang Yogyakarta pada semester I Tahun 2017 sebesar
proporsional dan menjadi area perebutan perolehan 3.606.111 jiwa, maka alokasi kursi untuk DIY adalah
suara dalam setiap pemilu. Prinsip-prinsip tersebut 55 kursi.
sebagaimana yang telah diatur Pasal 185 Undang- Data dapil untuk DPRD DIY sebagaimana
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan dalam Tabel 3.1 berikut ini:
Umum (Pemilu), yaitu kesetaraan nilai suara,
ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional, 3. Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Pemilihan Umum (UU RI No. 7 Tahun 2017), Jakarta, Sinar Grafika,
2017, Cet. 1, hlm. 133
1. Anggota/Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2018-2023 4. Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Pemilu dan Demokrasi Terkonsolidasi, Catatan Penyelenggaraan Pemilu 2014,
2. Sahran Raden, Hukum Pemilu, Pendekatan Interdisipliner, cet.1, Yogyakarta, Cakrawala, 2019, hlm. 112 Jakarta, PT Epicentrum Mahadaya Komunika, 2017, hlm 67
4.
Bambanglipuro
Kec. Jetis Konstitusi. Proses penyelesaian ini membutuhkan
5. Kec. Imogiri
6.
7.
Kec. Dlingo
Kec. Banguntapan
waktu yang panjang dan partai politik peserta
REPUBLIK INDONESIA
8.
9.
Kec. Pleret
Kec. Piyungan Pemilu di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta yang
DIY 3 6 Bantul B berkepentingan langsung terhadap dapil dan alokasi
kursi juga sepertinya tidak mempermasalahkannya.
1. Kec. Srandakan
2. Kec. Sanden
3. Kec. Pandak
4.
5.
Kec. Pajangan
Kec. Bantul
Apabila dikaji dan dicermati lebih mendalam,
6.
7.
Kec. Sewon
Kec. Kasihan penyusunan dapil dan alokasi kursi sebenarnya
8. Kec. Sedayu
berkaitan erat dengan substansi dari sistem
DIY 4 7 Kab. Kulonprogo
proporsional, di mana penentuan dapil dan alokasi
kursi sangat berhubungan dengan dampak perolehan
DIY 5 9 Sleman A
1. Kec. Gamping
2. Kec. Godean
3.
4.
Kec. Moyudan
Kec. Minggir kursi dan calon terpilih maupun berdampak pada
5.
6.
Kec. Seyegan
Kec. Mlati banyak-sedikitnya suara yang terbuang karena tidak
7. Kec. Depok
8. Kec. Berbah terwakili dalam perebutan kursi oleh partai politik.
DIY 6 8 Sleman B
1. Kec. Prambanan
2.
3.
Kec. Kalasan
Kec. Ngemplak Penyusunan Dapil dan Alokasi Kursi
Berdasarkan Jumlah Penduduk
4. Kec. Ngaglik
5. Kec. Sleman
6. Kec. Tempel
7.
8.
Kec. Turi
Kec. Pakem Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 16
9. Kec. Cangkringan
Tahun 2017 tentang Penataan Dapil dan Alokasi
DIY 7 11 Kab. Gunungkidul
kursi berdasarkan jumlah penduduk sesuai daerah 1 DIY 1 Yogyakarta 410.262 7 6 Berkurang 1
Dapil DPRD DIY Berdasarkan Jumlah Penduduk 5 DIY 5 Sleman A 544.873 9 8 Berkurang 1
1 PKB
DIY 1
8.189
DIY 2
35.025
DIY 3
37.286
DIY 4
35.445
DIY 5
31.363
DIY 6
23.814
DIY 7
40.344 211.466
Tabel 3.6. Data Rekapitulasi Perolehan Kursi
2 P.Gerindra 21.454 36.817 27.393 26.738 38.280 22.485 51.016 224.183 Partai Politik di DIY
REPUBLIK INDONESIA
3 PDIP 95.875 89.386 79.522 78.477 96.465 105.893 109.029 654.647 Jumlah Perolehan Kursi
4 P. Golkar 12.370 33.724 16.671 21.919 21.438 32.789 50.369 189.280 No Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Jumlah
Partai Politik
5 P. Nasdem 9.918 6.027 16.302 10.597 14.822 25.780 51.149 134.595 DIY 1 DIY 2 DIY 3 DIY 4 DIY 5 DIY 6 DIY 7
1 PKB 1 1 1 1 1 1 6
6 P. Garuda 499 911 1.211 1.178 1.210 1.276 2.196 8.481
2 P.Gerindra 1 1 1 1 1 1 1 7
7 P. Berkarya 2.847 4.593 4.759 4.842 6.712 3.842 15.389 42.984
3 PDIP 3 2 2 2 3 2 3 17
8 PKS 27.915 38.173 26.793 27.860 43.788 33.698 37.861 236.088
4 P. Golkar 1 1 1 1 1 5
9 P. Perindo 5.424 2.116 2.496 2.207 2.685 4.855 6.662 26.445
5 P. Nasdem 1 2 3
10 PPP 3.969 4.883 18.046 4.421 19.538 6.120 5.200 62.177
11 PSI 14.351 3.373 2.399 1.067 10.013 7.638 3.828 42.669 6 P. Garuda
12 PAN 32.384 27.067 32.232 29.785 23.250 42.640 45.958 233.316 7 P. Berkarya
8 PKS 1 1 1 1 1 1 1 7
13 P. Hanura 280 239 318 569 1.018 254 7.100 9.778
14 P.Demokrat 6.357 6.726 15.408 17.060 6.342 4.999 21.802 78.694 9 P. Perindo
10 PPP 1 1
19 PBB 856 3.333 1.625 664 11.223 789 1.491 19.981
11 PSI 1 1
20 PKPI 495 324 394 188 626 357 378 2.762
12 PAN 1 1 1 1 1 1 1 7
Jumlah Suara Sah 243.183 292.717 282.855 263.017 328.773 317.229 449.772 2.177.546
Sumber: KPU DIY DIY 7. Untuk Dapil DIY 1 (Kota Yogyakarta) yang
awalnya 7 kursi menjadi 6 kursi, maka kursi ke-7
Selanjutnya, dilakukan hal yang sama untuk yang diperoleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
daerah pemilihan DIY 2 (Bantul A), DIY 3 (Bantul akan hilang dan PSI tidak memperoleh kursi.
Jumlah Penduduk 6
7
Partai Garuda
Partai Berkarya
8.481
42.984
Jumlah Perolehan Kursi
8 PKS 236.088 7 12,72% 7 12,72%
No Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Jumlah
Partai Politik
DIY 1 DIY 2 DIY 3 DIY 4 DIY 5 DIY 6 DIY 7 9 Partai Perindo 26.445
Sumber: diolah oleh penulis dari sisi lain. Sebagai contoh, jika menggunakan UU
7/2017 yang saat ini digunakan, maka ada 2 parpol
Secara keseluruhan perolehan kursi parpol yang kursinya tetap, yaitu PPP mendapat 1 kursi
peserta Pemilu di DPRD DIY dengan menggunakan dan Partai Gerindra memperoleh 7 kursi. Apabila
dapil dan alokasi kursi berdasarkan jumlah penduduk menggunakan data penghitungan dapil berdasarkan
adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih tetap jumlah penduduk, kedua partai tersebut dapat
memperoleh 6 kursi; Partai Gerindra memperoleh 8 diuntungkan dengan tambahan masing-masing 1
kursi setelah mendapat tambahan dari Dapil DIY 7; kursi; menjadi PPP memperoleh 2 kursi dan Partai
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperoleh Gerindra 8 kursi.
16 kursi, berkurang 1 kursi di Dapil DIY 5; Partai Demikian juga dengan menggunakan regulasi
Golkar masih tetap memperoleh 5 kursi; Partai yang saat ini berlaku, maka Partai PSI memperoleh
NasDem juga masih tetap memperoleh 3 kursi; 1 kursi dan PDI Perjuangan mendapatkan 17
dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih tetap kursi. Berbeda dengan jika menggunakan dapil
memperoleh 7 kursi. Sedangkan Partai Persatuan penghitungan sesuai jumlah penduduk, maka PSI
REPUBLIK INDONESIA
atau suara hangus atau istilah lain dengan suara Apabila dicermati lebih mendalam, jumlah
yang tak terwakili, untuk memudahkan pemahaman sisa suara tiap dapil berbeda, ada yang sedikit
bahwa sistem proporsional masih menyisakan jumlahnya dan ada yang banyak jumlahnya.Sebagai
persoalan tentang suara rakyat yang tidak terwakili. contoh sisa suara dari Dapil DIY 3 (Bantul B) 79.629
Dalam penghitungan perolehan kursi atau 28,14%, yang mana angka ini merupakan sisa
Pemilu 2019, sisa suara dapat dilihat dari parpol
suara tertinggi bila dibandingkan dengan sisa suara
peserta Pemilu yang tidak mendapatkan kursi atau
di dapil lain. Apabila dihitung secara sederhana
mendapatkan kursi namun tidak pada semua daerah
pemilihan. Angka suara rakyat yang tidak terwakili penentuan kursi menggunakan Bilangan Pembagi
tersebut disajikan sebagaimana Tabel 3.9 di bawah Pemilih (BPP); akan terlihat harga kursi setiap dapil
ini: dan harga kursi yang paling tinggi adalah Dapil
DIY 3. Pada Dapil tersebut, apabila suara sah dapil
Tabel 3.9. Data Penghitungan Jumlah Sisa dibagi kursi (282.855 : 6 ) mendapatkanjumlah BPP
Suara Seluruh Dapil di DIY 47.143. Hal tersebut dapat diketahui jika analisis
Jumlah Sisa Suara yang Terwakili
Dari data Tabel 3.9 tersebut, terdapat 4 parpol Perlunya Penetapan Daerah Pemilihan oleh KPU
yang tidak mempunyai sisa suara, karena dalam Kajian penghitungan kembali proses
penentuan daerah pemilihan dan alokasi kursi di
proses penghitungan penentuan kursi, parpol tersebut
Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut di atas adalah
REPUBLIK INDONESIA
atau calon anggota DPRD Provinsi atau calon anggota dapat lebih mendekatkan wakil rakyat yang terpilih
DPRD kabupaten/kota yang mencalonkan diri di dengan masyarakat yang diwakili. Kedua, adanya
daerah pemilihan lain dari alamat domisili yuridis pengaturan bahwa daerah pemilihan dari tingkat
yang sesuai kartu tanda penduduk (KTP) elektronik, nasional, provinsi, dan kabupaten/kota diserahkan
maka yang bersangkutan tidak dapat memilih dirinya sepenuhnya kepada KPU untuk melakukan pemetaan
sendiri. Artinya bahwa semangat proporsionalitas dan penetapan daerah pemilihan. Ketiga, perlu dibuat
dalam sistem pemilu menghendaki bahwa calon kebijakan baru dalam proses pencalonan anggota
wakil rakyat berasal dari daerah bersangkutan yang DPR maupun DPRD dengan mewajibkan calon
sudah mengetahui seluk-beluk wilayah, kepentingan harus berasal dari daerah pemilihan bersangkutan,
penduduk, dan karakter masyarakat yang diwakili, bukan daerah pemilihan lain, sehingga semangat
dan ketika sudah menjadi anggota lembaga legislatif warga untuk berpartisipasi dalam pemilu menjadi
terpilih, yang bersangkutan berdomisili di wilayah lebih besar karena akan mendekatkan calon terpilih
dapilnya untuk mendekatkan dan memudahkan dengan konstituennya dan akan semakin meneguhkan
menampung aspirasi, bukan orang luar daerah makna demokrasi dan kedaulatan rakyat.
D
Nilai Strategis Daerah Pemilihan (district magnitude) tersebut. Partai politik dan/
aerah pemilihan atau sering atau perseorangan bersaing dalam pemilu untuk
disingkat dapil merupakan istilah umum memenangi kursi mewakili dapil tersebut. Namun,
dalam pemilihan umum di Indonesia yang pemilih yang terdaftar di dapil tersebut sajalah yang
merujuk kepada batas wilayah atau jumlah penduduk berhak menentukan siapa pemenang di dapil tersebut
yang menjadi dasar penentuan jumlah kursi yang melalui pemilu.3 Sebagai kelanjutan dari rangkaian
diperebutkan dan karena itu menjadi dasar penentuan penting sistem demokrasi, dapil merupakan elemen
jumlah suara untuk menentukan calon terpilih. Daerah penting dalam sistem pemilu (electoral system)
pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD sehingga penataan dapil harus mampu mewujudkan
Kabupaten/Kota merupakan wilayah administrasi semangat pemilu yang jujur dan adil, terutama
pemerintahan atau gabungan wilayah administrasi dalam isu keadilan. Dapil harus dibentuk dengan
pemerintahan atau bagian wilayah administrasi memperhatikan secara presisi kesetaraan nilai
pemerintahan yang dibentuk sebagai kesatuan keterwakilan suara rakyat yang diwujudkan dalam
wilayah/daerah berdasarkan jumlah penduduk untuk bentuk kursi perwakilan. Kesetaraan tersebut berlaku
menentukan alokasi kursi sebagai dasar pengajuan secara adil antarketerwakilan satu dapil dengan dapil
calon oleh pimpinan partai politik, dan penetapan lainnya. Pembagian daerah pemilihan merupakan isu
calon terpilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan penting guna mewujudkan pemilu yang demokratis.
DPRD Kabupaten/Kota. Daerah pemilihan dapat Penerapan prinsip proporsionalitas secara konsisten
diartikan sebagai “wilayah kompetisi” bagi seluruh di mana berlaku doktrin one person, one vote,
kontestan pemilu untuk meraih suara.1 one value (OPOVOV) atau satu orang, satu suara,
Kajian akademik yang secara spesifik satu nilai. Artinya, satu suara yang diberikan oleh
mempelajari tentang sistem pemilu mengidentifikasi seorang pemilih nilainya sama dan berlaku di mana
model-model kecurangan pemilu tidak hanya pada saja dalam suatu pemilihan. Daerah pemilihan dapat
saat berlangsungnya pemungutan, penghitungan, diartikan sebagai “wilayah kompetisi” bagi seluruh
rekapitulasi suara, hingga penetapan hasil pemilu. kontestan pemilu untuk meraih suara.4
Kecurangan pemilu dapat dilakukan bahkan dalam Indonesia menggunakan sistem pemilu
masa persiapan atau pre-election. Pengaturan proporsional. Dalam sistem pemilu proporsional
kepesertaan dalam tahapan pengadministrasian besaran alokasi kursi daerah pemilihan sangat
peserta (pencalonan), rekayasa pemilih dalam berpengaruh terhadap proporsionalitas pemilu.
tahapan pengadministrasian pemilih (pemutakhiran Sistem pemilu proporsional mengedepankan
data pemilih), hingga pengaturan wilayah kompetisi prinsip proporsionalitas one person one vote one
dalam tahapan penataan daerah pemilihan. Pada value (OPOVOV). Terdapat kesepakatan universal
penyelenggaraan pemilu, seperti halnya permainan, di kalangan ahli sistem pemilu bahwa hal krusial
selalu ada pihak yang mencoba memanipulasi yang menentukan kemampuan sistem pemilu
aturannya untuk memenangkan pihak tertentu dalam mengonversi suara menjadi kursi yang
sembari mengecoh, mencegah, dan mengebiri pihak diraih secara proporsional adalah besaran daerah
lainnya untuk memenangi pemilu.2 pemilihan, yakni jumlah wakil yang dipilih di tiap-
1. Pipit, Kartawidjaja dan Sidik Pramono, Akal-Akalan Daerah Pemilihan, Jakarta: Perludem, 2006.
2. Keke Eskatario dan Subhan Purnoaji, dalam http://tatakelolapemiluugm.blogspot.com/2016/05/gerrymandering- 3. Surbakti, Ramlan, http://perludem.org/2013/03/10/demokrasi-dan-pembentukan-daerah-pemilihan/
siasat-mengutak-atik.html. 4. Idem.
REPUBLIK INDONESIA
lebih luas, yang merupakan keunggulan dari sistem KPU melalui KPU Provinsi. KPU melakukan
pemilu proporsional. penyusunan dan penetapan dapil anggota DPRD
Kabupaten/Kota dalam Keputusan KPU dengan
Kewenangan KPU dalam Penataan Daerah memperhatikan usulan dapil dari KPU Kabupaten/
Pemilihan Kota dan hasil konsultasi kepada Dewan Perwakilan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rakyat.
Pemilihan Umum mengatur bahwa daerah pemilihan Sesuai dengan ketentuan Pasal 201 Ayat (1)
anggota DPR dan DPRD Provinsi menjadi lampiran huruf a Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2017, data
yang langsung diatur melalui Undang-Undang. kependudukan yang digunakan untuk penetapan
Sementara kewenangan pembentukan daerah jumlah kursi dan daerah pemilihan DPRD Kabupaten/
pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota diatur Kota adalah data jumlah penduduk yang tercantum
dalam Peraturan KPU, sehingga Undang-Undang dalam Daftar Agregat Kependudukan per-Kecamatan
Pemilu memberikan kewenangan kepada Komisi (DAK2). Data kependudukan sebagaimana
Pemilihan Umum dalam penetapan daerah pemilihan dimaksud, diserahkan oleh pemerintah kepada KPU
dan alokasi kursi setiap daerah pemilihan anggota paling lambat 16 (enam belas) bulan sebelum hari
DPRD kabupaten/kota. Pasal 195 ayat (1) dan pemungutan suara dan digunakan untuk menetapkan
(2) Undang-Undang Pemilu menyebutkan bahwa jumlah penduduk dan jumlah kursi DPRD Kabupaten/
KPU menyusun dan menetapkan daerah pemilihan Kota. Jumlah penduduk dan jumlah kursi anggota
anggota DPRD Kabupaten/Kota berdasarkan DPRD Kabupaten/Kota digunakan sebagai dasar
ketentuan Undang-Undang dengan terlebih dahulu penyusunan dan penetapan daerah pemilihan anggota
melakukan konsultasi dengan DPR. DPRD Kabupaten/Kota pada penyelenggaraan
Langkah pertama yang harus dilakukan Pemilu.
KPU dalam menyusun daerah pemilihan adalah
menetapkan jumlah penduduk wilayah daerah Prinsip Penyusunan Dapil Anggota DPRD
kabupaten/kota berdasarkan data kependudukan dan Penyusunan daerah pemilihan DPRD
jumlah kursi anggota DPRD Kabupaten/Kota dengan Kabupaten/Kota memperhatikan prinsip-prinsip
Keputusan KPU. Alokasi kursi setiap dapil anggota berikut:
DPRD Kabupaten/Kota paling sedikit 3 (tiga) 1. Prinsip kesetaraan nilai suara, yaitu
kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi. KPU mengupayakan nilai suara atau harga kursi
Kabupaten/Kota menata usulan dapil dan alokasi yang setara antara 1 (satu) dapil dengan dapil
kursi setiap dapil anggota DPRD Kabupaten/Kota lainnya dengan prinsip 1 (satu) orang, 1 (satu)
dengan memperhatikan prinsip-prinsip penataan suara, 1 (satu) nilai;
daerah pemilihan dan Keputusan KPU tentang 2. Prinsip ketaatan pada sistem pemilu
jumlah penduduk wilayah daerah kabupaten/kota yang proporsional, yaitu memperhatikan
berdasarkan data kependudukan. KPU Kabupaten/ ketaatan dalam pembentukan dapil dengan
Kota melakukan uji publik terhadap usulan dapil dan mengutamakan jumlah kursi yang besar agar
alokasi kursi setiap dapil anggota DPRD Kabupaten/ persentase jumlah kursi yang diperoleh setiap
Kota, dengan melibatkan peserta dari unsur: partai politik dapat setara dengan persentase
a. pemerintah daerah; suara sah yang diperolehnya;
b. partai politik tingkat kabupaten/kota; 3. Prinsip proporsionalitas, yaitu memperhatikan
c. Bawaslu Kabupaten/Kota; kesetaraan alokasi kursi antardapil untuk
5. Andrew Reynolds, “Merancang Sistem Pemilihan Umum”, dalam Juan J. Linz, et.al., 2001, Menjauhi Demokrasi
menjaga perimbangan alokasi kursi setiap
Kaum Penjahat, terj. Rahmani Astuti, Bandung: Mizan, LIPI, dan Ford Foundation.
dapil;
kabupaten yang mendapatkan alokasi kursi 50 (lima Srengat 33.127 32.558 65.685
puluh) anggota DPRD karena jumlah penduduk di Kademangan 35.110 34.384 69.494
Kabupaten Blitar sebanyak lebih dari satu juta dan Bakung 13.940 13.895 27.835
Blitar secara umum sudah berjalan sesuai dengan Wonotirto 19.432 18.530 37.962
tahapan yang telah ditetapkan oleh Peraturan KPU Nglegok 37.153 35.939 73.092
REPUBLIK INDONESIA
Nomor 16 Tahun 2017 tentang Penataan Daerah Kanigoro 39.198 38.515 77.713
itu, melakukan uji publik dan menerima usulan dari Doko 21.866 21.288 43.154
masyarakat, akademisi, dan peserta pemilu. KPU Kesamben 28.042 27.762 55.804
Kabupaten Blitar telah melaksanakan uji publik Wates 16.125 15.767 31.892
usulan penataan daerah pemilihan pada Kamis, 8 Selorejo 20.274 20.103 40.377
Tabel 4.1. Daerah Pemilihan Kabupaten Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 16 Tahun
Blitar dalam Pemilu Tahun 2014 2017 Pasal 12 Ayat (1), KPU Kabupaten Blitar dalam
No. Kecamatan Dapil (Jumlah Kursi) melakukan penataan dan penetapan daerah pemilihan
1. Udanawu, Wonodadi, Srengat, dan Ponggok Dapil 1 (11 Kursi)
anggota DPRD Kabupaten Blitar dilakukan dengan
2. Sanankulon, Nglegok, Garum, Talun, dan Selopuro Dapil 2 (13 Kursi)
tahapan:
3. Gandusari, Wlingi, Doko, Kesamben, dan Selorejo Dapil 3 (11 Kursi)
a. menetapkan jumlah kursi Anggota DPRD
4. Sutojayan, Panggungrejo, Binangun, dan Wates Dapil 4 (7 Kursi)
Kabupaten/Kota berdasarkan Keputusan
5. Kanigoro, Kademangan, Bakung, dan Wonotirto Dapil 5 (8 Kursi)
KPU;
b. menetapkan BPPd;
Sebagaimana terlihat pada tabel pembagian c. menghitung alokasi kursi tiap kecamatan;
daerah pemilihan dan alokasi kursi di atas, terdapat d. menyusun dapil dengan memperhatikan hasil
satu dapil yang melanggar ketentuan dalam penghitungan alokasi kursi per kecamatan
pengaturan Pasal 194 ayat (2) yang menyatakan sebagaimana dimaksud dalam huruf c;
bahwa alokasi kursi pada daerah pemilihan anggota e. menentukan alokasi kursi setiap dapil;
DPRD Kabupaten/Kota ditentukan paling sedikit 3 f. menjumlahkan alokasi kursi seluruh dapil
(tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi. hasil penghitungan sebagaimana dimaksud
Daerah pemilihan 2 yang komposisinya adalah dalam huruf e; dan
Kecamatan Sanankulon, Nglegok, Garum, Talun, g. melakukan penghitungan alokasi kursi tahap
dan Selopuro memiliki alokasi kursi 13 (tiga belas) kedua dalam hal masih terdapat kekurangan
kursi sehingga perlu dilakukan pemecahan daerah alokasi kursi
pemilihan.
Berdasarkan tahapan tersebut diperoleh
Tabel 4.2. Data Agregat Penduduk Per- perhitungan sementara sebagai berikut:
Kecamatan Kabupaten Blitar
JUMLAH PENDUDUK (JIWA) Jumlah Penduduk: 1.219.092
KECAMATAN
Bakung 27.835 1,142 1 3.453 20 1 3 melaksanakan dua kali putaran diskusi kelompok
Ponggok 104.971 4,305 4 7.444 15 0 4
terfokus (focus group discussion/FGD), yakni
Sanankulon 55.482 2,276 2 6.718 17 0 2
Wonotirto 37.962 1,557 1 13.580 13 0 1 pada 27 November 2017 dan 13 Desember 2017.
Nglegok 73.092 2,998 2 24.328 1 1 3
Kemudian digelar sosialisasi penataan dapil
Kanigoro 77.713 3,187 3 4.567 19 0 3
Gandusari 72.483 2,973 2 23.719 2 1 3 Januari 2018 dan ditutup melalui kegiatan uji
Binangun 47.555 1,950 1 23.173 3 1 2
publik pada 8 Februari 2018.
Wlingi 55.321 2,269 2 6.557 18 0 2
Selorejo
31.892
40.377
1,308
1,656
1
1
7.510
15.995
14
11
0
1
1
2
usulan yang diajukan kepada KPU RI. Sebagai
Selopuro 44.961 1,844 1 20.579 5 1 2 catatan, pada masing-masing usulan terdapat
TOTAL 1.219.092 50 kursi 38 kursi 12 kursi 50 kursi
kelebihan dan kekurangan terhadap prioritas
konsistensi penerapan prinsip-prinsip utama
Merujuk data pada tabel di atas, diperoleh penataan daerah pemilihan. Tiga usulan penataan
informasi bahwa terjadi disparitas dan kesenjangan daerah pemilihan oleh KPU Kabupaten Blitar
perhitungan sisa penduduk yang cukup tinggi adalah sebagai berikut:
sehingga berpotensi terjadinya situasi di mana ada
dapil yang over-represented dan terdapat dapil Usulan I
yang under-represented. Kesenjangan tersebut Jumlah Jumlah
No. Kecamatan Dapil Nilai Suara
berpengaruh terhadap nilai kursi terhadap suara, baik
Penduduk Kursi
Total 1.219.092 50
Dapil Jumlah Penduduk Jumlah Kursi Nilai Suara
1 104.971 11 9.543
2 303.829 13 23.371
Catatan atas usul tersebut adalah:
3 267.139 11 24.285
1. Bahwa usulan daerah pemilihan ini
4 172.285 7 24.612
5 212.734 8 26.591
memberikan penekanan prioritas terhadap
penerapan prinsip kesinambungan. Yakni
penyusunan daerah pemilihan dengan
Sebagaimana pernah ditulis oleh Profesor
memperhatikan daerah pemilihan yang sudah
Ramlan Surbakti, bahwa “….suara pemilih yang
ada pada Pemilu 2009, kecuali apabila alokasi
tinggal di dapil yang over-represented bernilai
kursi pada daerah pemilihan tersebut melebihi
lebih tinggi daripada suara pemilih yang tinggal
12 (dua belas) kursi atau apabila bertentangan
di dapil yang under-represented. Harga satu
dengan keenam prinsip di atas;
kursi di dapil yang terwakili berlebihan lebih
rendah daripada harga kursi di dapil yang kurang 7. Surbakti, Ramlan, http://perludem.org/2013/03/10/demokrasi-dan-pembentukan-daerah-pemilihan/
REPUBLIK INDONESIA
Usulan II lebih banyak terakomodir.
Jumlah Jumlah
No. Kecamatan Dapil Nilai Suara
Penduduk Kursi
penerapan prinsip kesetaraan nilai, ketaatan 1. Wonodadi, Udanawu, dan Ponggok 3 197.150 8 24.683
pada sistem proporsional, proporsionalitas, 2. Srengat, Sanankulon, dan Nglegok 2 194.259 8 24.282
perubahan jumlah penduduk, jika dilakukan 6. Bakung, Kanigoro, Kademangan, dan Wonotirto 1 213.004 9 23.667
6.
Bakung, Kanigoro, Kademangan, dan
Wonotirto
6 213.004 9 23.667
dalam Pemilu 2019 dan Pemilu 2014
Total 1.219.092 50
Pemilu PKB Gerindra PDIP Golkar Nasdem PKS PPP PAN Demokrat
5 NASDEM
9,602
1 5,343 0
10,762
1 5,657 0
1,098
0
32,462
2 kesetaraan nilai suara pemilih.
6 PKS
3,394
0 2,438 0
2,399
0 8,071 1
2,260
0 18,562 1 Penerapan secara konsisten
7 PPP
9,208
1 1,872 0
1,926
0 1,334 0
1,381
0
15,721
1
prinsip penataan dapil juga akan
berdampak pada tidak terjadinya
8 PAN 2 24,073 2 1 9,288 1 2 8
29,438 11,576 26,474 100,849
TOTAL 11 12 11 92,623 7 9
153,200 176,031 146,323 132,167
2014 9 6 13 4 3 3 1 7 4
strength.
PENATAAN
menentukan Alokasi Kursi sebagai dasar pengajuan
calon oleh pimpinan partai politik dan penetapan
calon terpilih Anggota DPRD Kabupaten/Kota.
DAERAH
PEMILIHAN DI
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 189 ayat (5) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum telah menetapkan
Dapil untuk Pemilu Anggota DPR dan DPRD
KABUPATEN Provinsi yang kemudian tercantum dalam Lampiran
III dan Lampiran IV Undang-Undang. Sedangkan
TULANG
sesuai dengan ketentuan Pasal 194 ayat (5) dan Pasal
195 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017, penyusunan dan penetapan Dapil untuk
BAWANG
Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota dilakukan
oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan
berkonsultasi kepada DPR.
U
menugaskan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/
ndang-undang Dasar Tahun 1945 telah Kota untuk menyusun rancangan dapilnya. Draf
memberikan jaminan bahwa Dewan tersebut kemudian diajukan ke KPU RI untuk dibahas
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan dan dikonsultasikan kepada DPR dan kemudian
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi ditetapkan melalui Keputusan KPU.
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Prinsip kesetaraan nilai suara yaitu
Kabupaten/Kota dipilih melalui Pemilihan Umum. mengupayakan nilai suara atau harga kursi yang
Pemilihan Umum atau Pemilu dilaksanakan secara setara antara satu Dapil dengan Dapil lainnya dengan
langsung melalui mekanisme pemungutan suara. prinsip satu orang satu suara satu nilai. Penerapan
Dengan adanya pemilihan secara langsung ini rakyat prinsip ini dilakukan dengan cara menetapkan BPPd
dapat menentukan perwakilan yang dikehendaki di kabupaten/kota. Melalui penggunaan BPPd,
secara bebas dan rahasia. jumlah penduduk menjadi berbanding lurus dengan
Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD jumlah kursi yang diperoleh dan harga kursi antara
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan satu Dapil dengan Dapil lainnya menjadi kurang
dengan sistem proporsional terbuka. Berbeda dengan lebih setara. Contoh penggunaan BPPd dapat dilihat
sistem proporsional tertutup di mana calon dipilih dalam mekanisme penghitungan Alokasi Kursi.
oleh partai, sistem proporsional terbuka membuat Prinsip ketaatan pada sistem Pemilu yang
masyarakat sebagai pemilih dapat memilih calon proporsional, yaitu memperhatikan ketaatan dalam
yang akan mewakilinya secara langsung. Pemilihan pembentukan Dapil dengan mengutamakan jumlah
calon tersebut berdasarkan daerah pemilihan yang kursi yang besar agar persentase jumlah kursi yang
telah ditetapkan. diperoleh setiap Partai Politik dapat setara dengan
Daerah pemilihan (Dapil) merupakan persentase suara sah yang diperolehnya. Prinsip
pembagian daerah berdasarkan provinsi, kabupaten/ ini mendorong agar setiap wilayah memiliki Dapil
kota atau gabungan kabupaten/kota untuk Dapil berkursi besar, diupayakan berada di interval 6 (enam)
Anggota DPR, kabupaten/kota atau gabungan sampai dengan 10 (sepuluh) kursi. Hal ini dilakukan
kabupaten/kota untuk Dapil Anggota DPRD agar setiap partai politik mendapatkan distribusi
Provinsi, dan berdasarkan kecamatan atau gabungan kursi yang sama atau paling tidak mendekati karena
REPUBLIK INDONESIA
Tabel 5.1. Tabel Penentuan Jumlah Kursi terdapat daerah pemilihan yang loncat atau tidak
Kabupaten/Kota Berdasarkan Undang – Undang integral. Dalam hal ini KPU Kabupaten Tulang
No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Bawang menysusun usulan daerah pemilihan untuk
memperbaiki dapil yang loncat tersebut.
No Jumlah Penduduk Alokasi Kursi Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah
satu Kabupaten yang berada di Provinsi Lampung
1 sampai dengan 100.000 (seratus ribu) orang 20
dengan Jumlah Kecamatan sebanyak 15 Kecamatan.
2 lebih dari 100.000 (seratus ribu) orang sampai dengan 200.000 (dua
ratus ribu) orang
25 Penduduk Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan
3 lebih dari 200.000 (dua rahrs ribu) orang sampai dengan 300.000 (tiga 30 DAK2 berjumlah 419.427 jiwa dengan jumlah laki-
ratus ribu) orang
laki 217.716 jiwa dan perempuan 201.711 jiwa.
Berdasarkan jumlah penduduk tersebut, alokasi kursi
4 lebih dari 300.000 (tiga ratus ribu) orang sampai dengan 400.000 35
(empat ratus ribu) orang
5 lebih dari 400.000 (empat ratus ribu) orang sampai dengan. 500.000
(lima ratus ribu) orang
40
Anggota DPRD Kabupaten Tulang Bawang pada
6 lebih dari 500.000 (lima ratus ribu) orang sampai dengan 1.000.000 45 Pemilu Tahun 2019 sebanyak 40 Kursi. Jumlah ini
7
(satu juta) orang
lebih dari 1.000.000 (satu juta) orang sampai dengan 3.000.000 (tiga 50
berkurang dari Pemilu Tahun 2014, yaitu 45 Kursi.
juta) orang Berkurangya alokasi kursi tersebut dikarenakan
8 lebih dari 3.000.000 (tiga juta) orang 55
jumlah penduduk yang berkurang yaitu dari 539.003
Sumber Data: Pasal 191 Undang-undang Nomor 7 jiwa menjadi 419.427 jiwa. Berkurangnya jumlah
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. alokasi kursi juga mempengaruhi sebaran jumlah
kursi disetiap daerah pemilihannya. Perubahan
Sesuai dengan ketentuan Pasal 192 UU sebaran kursi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Nomor 7 Tahun 2017, penentuan jumlah kursi di
setiap daerah pemilihan paling sedikit 3 (tiga) kursi Tabel 5.2. Tabel Perbandingan Jumlah
dan paling banyak 12 (dua belas) kursi. Proses Alokasi Kursi Dapil Kabupaten Tulang Bawang
penyusunan Dapil dimulai dari penyerahan DAK2 pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019
dari Kementrian Dalam Negeri dan kemudian ALOKASI KURSI
REPUBLIK INDONESIA
sudah digariskan oleh regulasi. Secara garis besar
ada persoalan prosedural dalam konteks pencalonan
PENCALONAN anggota legislatif yang kurang sesuai dengan
substansi demokrasi yang hendak ditegakkan.
P
Latar Belakang tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International
emilihan Umum Tahun 2019 adalah pemilu Convenant on Civil and PoliticalRights/ ICCPR)
keempat dan merupakan pemilu serentak telah memberikan bagi setiap orang untuk ikut
pertama pasca Reformasi yang dilaksanakan berpartisipasi dalam kehidupan politik. Hak politik
oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Harapan mencakup hak untuk mengambil bagian dalam
masyarakat Indonesia untuk bisa menikmati pemilu pemerintahan dan memberikan suara dalam pemilu
yang lebih demokratis menjadikan kualitas dari yang berkala dengan hak suara yang universal dan
proses maupun hasil menjadi salah satu hal yang setara.
amat penting yang harus menjadi perhatian bersama. Dalam konteks yang lebih mendasar dalam
Untuk mencapai tujuan dan keinginan itu tentu tidak mengelola suatu negara, seharusnya kita mempunyai
cukup hanya Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan 2.
3.
Janedjri M. Gaffar, 2012, “Politik Hukum Pemilu’’. (Jakarta : Konstitusi Press (Konpress) hlm. 4
Mutiara Hikmah, 2005, “Mahkamah Konstitusi dan Penegakan Hukum dan HAM Di Indonesia”, Jurnal Hukum
dan Pembangunan, Tahun Ke-35 No.2, Aprii-Juni 2005, (Jakarta: Fakultas Hukum Univ. Indonesia), hlm. 127.
1. Komisioner KPU Provinsi Jambi Divisi Teknis Penyelenggaraan, menjabat sebagai anggota KPU Provinsi Jambi 4. Adithiya Diar, 2012, “Tanggung Jawab Negara Dalam Penegakan Hak Asasi Manusia”, Jurnal Konstitusi Volume
sejak tahun 2008. Sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Ketua KPU Kabupaten Batanghari periode 2008-2013 I No. 1, November 2012” (Jakarta: Mahkamah Konstitusi – PSKK Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
dan anggota KPU Kabupaten Batanghari periode 2003-2008. Magelang), hlm. 87
REPUBLIK INDONESIA
berhubungan dengan keuangan negara serta 45/HK.03.1-Kpt/1503/KPU-Kab/III/2019 tentang
pekerjaan lain yang dapat menimbulkan Penetapan Perubahan Keempat atas Keputusan
konflik kepentingan dengan tugas, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sarolangun
wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, Nomor: 40/HK.03.1-Kpt/1503/KPUKab/IX/2018
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota tentang Daftar Calon Tetap Anggota Dewan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sarolangun
undangan; pada Pemilihan Umum Tahun 2019.
n. bersedia untuk tidak merangkap jabatan Dalam keputusan perubahan tersebut, terdapat
sebagai pejabat negara lainnya, direksi, empat orang nama yang sebelumnya ditetapkan
komisaris, dewan pengawas, dan/atau masuk ke dalam DCT, yang kemudian dicoret
karyawan pada Badan Usaha Milik Negara, oleh KPU Sarolangun. Pencoretan keempat orang
Badan Usaha Milik Daerah, Badan tersebut karena dianggap tidak memenuhi syarat
Usaha Milik Desa, atau badan lain yang sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf s
anggarannya bersumber dari keuangan negara; PKPU No. 20 Tahun 2018. Alhasil, keputusan itu
o. menjadi anggota Partai Politik; pula yang menjadi obyek sengketa gugatan dari calon
p. dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga yang dicoret pada Pengadilan Tata Usaha Negara
perwakilan; Jambi. Melalui perkara dengan nomor registrasi:
q. dicalonkan hanya oleh 1 (satu) Partai Politik; 4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI, KPU Kabupaten
r. dicalonkan hanya di 1 (satu) dapil; dan Sarolangun resmi dihadapkan ke dalam persidangan
s. mengundurkan diri sebagai anggota DPR, sengketa proses pencalonan pemilu.
DPRD Provinsi, atau DPRD Kabupaten/Kota
bagi calon anggota DPR, DPRD Provinsi, Pembahasan
atau DPRD Kabupaten/Kota yang dicalonkan Analisis Pertimbangan Hakim pada Perkara
oleh Partai Politik yang berbeda dengan Partai Nomor: 4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI.
Politik yang diwakili pada Pemilu Terakhir.9 Dinamika penetapan daftar calon tetap
(DCT) pada Pemilu 2019 di wilayah hukum KPU
Dalam praktiknya, pelaksanaan ketentuan Kabupaten Sarolangun menjadi sesuatu yang sangat
sebagaimana diatur pada Pasal 7 ayat (1) PKPU No. luar biasa dan berbeda dibandingkan dengan suasana
20 Tahun 2018 tersebut selalu saja menemui kondisi penetapan daftar calon tetap di KPU Kabupaten/
yang berbeda disetiap daerah. Terutama terkait Kota yang ada di Provinsi Jambi. Penetapan DCT
persyaratan yang mengatur tentang pengunduran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Sarolangun
diri sebagai anggota DPR, DPRD Provinsi, atau menjadi satu-satunya obyek gugatan di Pengadilan
DPRD Kabupaten/Kota bagi calon anggota DPR, Tata Usaha Negara Jambi. Perkara yang teregister
DPRD Provinsi, atau DPRD Kabupaten/Kota yang dengan nomor: 4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI, digugat
dicalonkan oleh partai politik yang berbeda dengan oleh 4 (empat) orang sekaligus, yaitu: H. Muhammad
partai politik yang diwakili pada pemilu terakhir. Syaihu. Jannatul Pirdaus, S.T., Hapis, dan Azakil
Salah satu kasus tersebut terjadi di Kabupaten Azmi. Gugatan yang diajukan oleh keempat orang
Sarolangun, Provinsi Jambi. tersebut diawali dengan pencoretan masing-masing
KPU Kabupaten Sarolangun pada Pemilu penggugat dari DCT yang sebelumnya disahkan.
2019, sebagaimana tercantum dan dimaksud dalam Namun, dapat pula diketahui bahwa keempat orang
Surat Keputusan KPU Kabupaten Sarolangun penggugat merupakan anggota DPRD Kabupaten
9. Periksa Pasal 7 ayat (1) PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan
Sarolangun periode 2014-2019 yang dicalonkan
Rakyat, Dewan Prwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
oleh partai politik yang berbeda dengan partai politik
REPUBLIK INDONESIA
tersebut, Majelis Hakim menguraikan ketentuan tersebut karena belum selesai diproses, maka calon
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan anggota DPRD tersebut wajib melampirkan surat
persyaratan bakal calon anggota DPRD Kabupaten/ pernyataan yang menyatakan bahwa pengunduran
Kota, sebagai berikut: dirinya telah disampaikan kepada pejabat yang
- Pasal 240 Undang-Undang Pemilu berwenang dan sudah mendapatkan tanda terima,
mengatur mengenai syarat-syarat serta melampirkan surat pernyataan yang menyatakan
sebagai bakal calon anggota DPR, DPRD bahwa surat keputusan pemberhentian belum selesai
Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota ; diproses karena diluar kemampuan calon DPRD.
- Pasal 7 ayat (6) huruf b PKPU No. 20 Dalam perkara a quo, Para Penggugat memang
Tahun 2018 yang menegaskan dalam belum menyerahkan surat keputusan pemberhentian
hal terdapat kondisi bakal calon yang Para Penggugat masing-masing, namun dari
bersangkutan tidak diberhentikan atau keterangan saksi KPU Kabupaten Sarolangun yang
tidak ditarik sebagai anggota DPR, bernama Hidayatullah dan Ahmad Jumadil, Majelis
DPRD Provinsi, atau DPRD Kabupaten/ Hakim dapat mengetahui bahwa Para Penggugat
Kota oleh Partai Politik yang diwakili sudah melampirkan/menyerahkan surat pernyataan
pada Pemilu Terakhir; tidak diwajibkan sebagaimana dimaksud oleh ketentuan Pasal 27 ayat
mengundurkan diri sebagai anggota (6) PKPU No. 20 Tahun 2018 tersebut.
DPR, DPRD Provinsi, atau DPRD Dengan membaca ketentuan Pasal 27 ayat
Kabupaten/Kota. (8) PKPU No. 20 Tahun 2018 yang menyatakan
- Pasal 27 ayat (5), ayat (6) dan ayat (8) bahwa calon anggota DPRD Kabupaten/Kota
PKPU No. 20 Tahun 2018. yang tidak menyampaikan keputusan atau surat
pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Dengan argumentasi dari para pihak di atas, sampai dengan ayat (7), dinyatakan tidak memenuhi
dihubungkan dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) huruf syarat, Majelis Hakim berpendapat bahwa pada
s, Pasal 8 ayat (1) huruf b angka 8 dan ayat (4) PKPU dasarnya Para Penggugat telah melengkapi seluruh
No. 20 Tahun 2018, Majelis Hakim berpendapat berkas persyaratan pencalonan, termasuk sudah
bahwa Para Penggugat harus mengundurkan diri menyerahkan surat pernyataan sebagaimana
sebagai anggota DPRD Kabupaten Sarolangun ketentuan Pasal 27 ayat (6). Dengan demikian,
periode sebelumnya, dengan melampirkan surat Majelis Hakim menilai tindakan KPU Kabupaten
pengajuan pengunduran dirinya, tanda terima dari Sarolangun sebelumnya yang menetapkan/
pejabat yang berwenang terkait dengan penyerahan memasukkan nama-nama Para Penggugat dalam
surat pengunduran dirinya tersebut, dan juga daftar calon tetap anggota DPRD Kabupaten
melampirkan surat keterangan mengenai pengajuan Sarolangun pada Pemilu 2019 adalah sudah tepat.
pengunduran dirinya sedang diproses –hal ini sudah Pada dasarnya ketentuan Pasal 27 ayat (8)
dilakukan oleh Para Penggugat. PKPU No. 20 Tahun 2018 tersebut memberikan
Menurut ketentuan Pasal 27 ayat (5) PKPU kemudahan kepada calon anggota DPRD untuk
No. 20 Tahun 2018, Para Penggugat juga wajib memenuhi persyaratan dalam hal harus menyerahkan
menyerahkan/menyampaikan surat keputusan dari surat keputusan pemberhentiannya sebagai anggota
pejabat yang berwenang tentang pemberhentian DPRD pada Pemilu sebelumnya dikarenakan pindah
sebagai anggota DPRD Kabupaten/Kota kepada partai politik. Hal ini dapat dilihat dari bunyi isi
KPU/KIP Kabupaten/Kota paling lambat 1 (satu) pasalnya, di mana dalam pasal tersebut terdapat
hari sebelum penetapan DCT. Dalam hal ini Majelis kalimat “yang tidak menyampaikan keputusan
Hakim berpendapat bahwa Para Penggugat memang atau surat pernyataan, dinyatakan tidak memenuhi
REPUBLIK INDONESIA
dan Anggota DPRD Kabupaten Sarolangun. pada instansi sebelumnya. Hal ini merupakan
Di sisi lain, kelemahan regulasi jadi alasan tanggung jawab secara moral yang harus diemban
utama kenapa putusan PTUN tersebut bisa oleh si pembuat surat akibat surat pengunduran
diterima terkait pengunduran diri yang diajukan diri yang diajukan.
para penggugat. Jika ditelisik dari argumentasi Dalam tataran teori, moral adalah salah
pertimbangan hukum, pengunduran diri karena satu dasar utama pembentukan hukum sehingga
pindah partai tidak ditemukan dalam UU Pemilu. Di tidak boleh ada hukum, baik materinya maupun
tingkatan pemilihan DPRD Kabupaten, persoalan implementasinya, yang bertentangan dengan
tersebut hanya terdapat dalam UU Pemda, yang juga moral dan rasa keadilan di dalam masyarakat.
membatasi pada “ketentuan peraturan perundang- Hukum sebenarnya merupakan kristalisasi atau
undangan mengenai pemilihan umum anggota DPR, formalisasi nilai-nilai moral dan nilai-nilai lain
DPD dan DPRD”.10 Regulasi mengenai pengunduran yang menjadi kaidah di dalam masyarakat.
diri karena pindah partai dalam kaitannya dengan Dalam sudut pandang lain, hukum adalah
pelaksanaan pemilihan umum, hanya ditemui dalam nilai-nilai moral yang sudah diformalkan atau
PKPU No. 20 Tahun 2018, yang notabenenya adalah dijadikan kaidah resmi dengan disertai ancaman
sebagai pelaksana dari sebuah Undang-Undang yang sanksi yang dapat dipaksakan oleh negara bagi
lebih tinggi hierarkinya. yang melanggarnya. Dengan demikian hukum
Implikasi pada pindah partai yang kemudian adalah moral yang diformalkan menjadi peraturan
tidak mengundurkan diri terhadap jabatan yang resmi. Oleh sebab itu, jika ada hukum yang
dipegang oleh para penggugat selaku Ketua dan bertentangan dengan moral, moral itulah yang
anggota DPRD Kabupaten Sarolangun, tentu harus dimenangkan.
merugikan partai pengusung sebelumnya. Seharusnya Benar bahwa substansi pengunduran diri
ada pergantian antar waktu yang diberikan kepada dalam persyaratan sebagaimana diatur dalam
anggota partai lain dalam mengemban jabatan Pasal 7 ayat (1) huruf s PKPU No. 20 tahun
tersebut. Hal ini disebabkan adanya hubungan 2018 mempermudah proses pencalonan yang
sebab-akibat antara jabatan yang diemban dengan prosedural, namun tak berarti pula syarat tersebut
partai politik pengusung sehingga para penggugat dapat dapat dikesampingkan dengan argumentasi
dapat menduduki jabatan tersebut. yang perdebatannya hanya di tingkat administratif.
Hubungan kausalitas ini tidak pernah dinilai Majelis hakim dalam pertimbangan hukum
hakim dalam pertimbangan hukumnya yang perkara 4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI tidak satupun
terdapat pada amar putusan. Dengan putusan yang mempertimbangkan pertanggungjawaban moral
menyatakan KPU Kabupaten Sarolangun telah salah dari para penggugat akibat menandatangani surat
menetapkan putusan, secara langsung majelis juga pengunduran diri yang diajukan.
menganggap bahwa para penggugat memenuhi
persyaratan yang ditentukan sebagai calon legislative Ketiga, Substansi syarat pencalonan
pada Pemilu 2019, tanpa harus mengundurkan diri sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf
dari jabatan mereka yang jelas diusung oleh partai s PKPU No. 20 Tahun 2018.
lain yang tidak akan mereka gunakan sebagai perahu Lahirnya Pasal 7 ayat (1) huruf s PKPU No. 20
untuk menduduki jabatan yang sama dalam Pemilu Tahun 2018 memang banyak menuai kritikan. Selain
2019. lemahnya penjelasan pasal tersebut karena tidak
Kedua, makna surat pengunduran diri yang menginduk pada peraturan yang lebih tinggi, oleh
disertai dengan tindakan pertanggungjawaban beberapa kalangan pasal ini dianggap mengabaikan
10. Periksa Pasal 139 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Tahun
REPUBLIK INDONESIA
hukum Putusan hakim
pada Perkara Nomor:
4/G/SPPU/2019/
PTUN.JBI. kurang
lengkap karena tidak
menguraikan secara
kongkrit hal-hal
substansial untuk
dipertimbangkan
dalam perkara ini.
2. Substansi
Pasal 7 ayat (1)
huruf s PKPU No. 20
Tahun 2008 memiliki
kesamaan dengan
substansi Pasal 16 ayat
(3) Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2011
tentang Perubahan
Atas Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik
(UU Parpol), di mana
ketentuan Pasal 16
ayat (3) UU Parpol
adalah konstitusional
pengganti. bersyarat.
Dari pertimbangan tersebut, kewajiban
Saran
mengundurkan diri bukanlah sesuatu hal yang 1. Perlunya pemahaman konkret mengenai
menjadi syarat mutlak dalam proses pencalonan pelaksanaan tahapan pemilu sebagaimana
seseorang pada Pemilu 2019. Hal ini dikarenakan regulasi yang ada di setiap lembaga yang
kewenangan untuk memberhentikan keanggotaan terlibat dalam pelaksanaan UU Pemilu,
terutama di jajaran Mahkamah Agung ke
DPRD Kabupaten Sarolangun terletak pada partai bawah. Hal ini diharapkan agar ke depannya
politik yang bersangkutan. semua unsur pelaksana dari UU Pemilu dapat
Untuk menyelaraskan regulasi tersebut, menyatukan pemahaman dalam pelaksanaan
maka layak pula substansi Pasal 7 ayat (1) huruf s pemilu yang demokratis.
2. Mengatur segala substansi tentang proses
PKPU No. 20 Tahun 2018 ditinjau ulang. Sepanjang pencalonan harus sesuai dengan peraturan
keberadaan Pasal tersebut masih melekat sebagai perundang-undangan yang lebih tinggi
syarat pencalonan, maka sepanjang itu pula persoalan sehingga pelaksanaannya di tingkat bawah
akan dihadapi oleh penyelenggara di tingkat bawah tidak mengalami kendala penafsiran yang
dan akan berakhir dengan sebuah gugatan. berbeda.
A
Pendahuluan diatur normanya dalam Pasal 67 dan 68 UU PA.
ceh adalah satu dari 34 Provinsi dalam Lalu Ranggalawe2 melakukan pengujian Pasal 56,
wilayah Republik Indonesia yang terletak 59 dan 60 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
di ujung paling barat Indonesia. Aceh telah Tentang Pemerintah Daerah yang dikabulkan dengan
menjadi pelopor perjalanan demokrasi dan khazanah Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 5/
sistem kepemiluan di Indonesia pascapemberlakuan PUU-V/2007 tanggal 23 Juli 2007. Impliksi yuridis
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang dari Putusan Mahkamah adalah calon perseorangan
Pemerintahan Aceh (UU PA), di mana dalam hal tata untuk kemudian diterapkan dalam konteks Pilkada
kelola pemerintahan dan pelaksanaannya termasuk secara nasional. Tidaklah berlebihan jika menyebut
aspek demokrasi dan penyelenggaraan pemilu dan Aceh embrionya calon perseorangan dalam Pilkada,
pemilihan turut diatur dalam UU ini. 2. Lalu Ranggalawe seorang Anggota DPRD Kabupaten Lombok Tengah, beralamat di Desa Batujai Kecamatan
Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Mengajukan permohonan judicial-review Pasal 56, Pasal 59, dan Pasal 60
1. Divisi Teknis Penyelenggaraan KIP Aceh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap UUD.
REPUBLIK INDONESIA
cara pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Indonesia dengan GAM di Helsingki Finlandia 15
Daerah sebagaimana diatur dalam pasal 65 ayat (1) Agustus 2005.7 Nota Kesepahaman ini sejatinya
huruf d.3 adalah wujud rekonsiliasi bermartabat, menciptakan
Dalam hal keserentakan dan pelaksanaan kondisi sehingga pemerintahan rakyat Aceh dapat
langsung penyelenggaraan Pilkada, Aceh juga sudah diwujudkan melalui suatu proses yang demokratis
terlebih dahulu menerapkannya dalam Pilkadasung dan adil dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Aceh Tahun 2006 yang menggabungkan pemilihan Indonesia.8
Gubernur dengan 20 pemilihan Bupati dan Walikota. Selanjutnya dalam tempo 1 (satu) tahun atau
Keserentakan ini kemudian diterapkan di seluruh paling lambat 18 bulan sejak penandatanganan
Indonesia sejak gelombang pertama 9 Desember nota kesepahaman tersebut, Pemerintah Republik
2015.4 Terakhir yang paling fenomenal dalam sistem Indonesia menunjukkan komitmen menciptakan
kepemiluan dan demokrasi di Indonesia adalah kondisi politik dan hukum untuk pendirian partai
keikutsertaan Partai Politik Lokal (Parlok) di Aceh politik lokal di Aceh dengan berkonsultasi dengan
untuk pertama kali pada Pemilu Legislatif Tahun Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 11 Juli
2009. 2006 RUU Pemerintahan Aceh diterima dan
Menurut Farhan Hamid, Provisional disetujui secara aklamasi oleh Pemerintah dan
Understanding tanggal 9 Januari 2001 adalah DPR, lalu tanggal 1 Agustus 2006 Presiden Susilo
dokumen pertama di Indonesia yang menyebut Bambang Yudhoyono menandatanganinya menjadi
adanya calon non-partai (non party candidates) dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang
partai daerah atau partai lokal (locally-based parties) Pemerintahan Aceh.9
yang dapat berpartisipasi dalam proses Pemilu di
Aceh. Eksistensi calon non-partai dan partai daerah Pencalonan 120% Calon Legislatif Pemilu 2009
atau partai lokal itu diharapkan menjadi jalan dan Keikutsertan Partai Politik Lokal Aceh.
demokrasi bagi transformasi tujuan politik Gerakan Persyaratan pengajuan bakal calon anggota
legislatif yang memuat paling banyak 120% dari
Aceh Merdeka (GAM), selain sebagai insentif atau
jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan (dapil)
konsesi politik bagi GAM untuk bergabung kembali
merupakan norma yang diatur dalam Undang-
dalam wadah negara Republik Indonesia.5
Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan
Pembahasan isu-isu otonomi khusus atau
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
pemerintahan sendiri dan partisipasi GAM dalam
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
kehidupan politik di Aceh melalui partai politik lokal
Daerah. Undang-undang ini adalah dasar hukum
disepakati kedua belah pihak dalam perundingan
penyelenggaraan Pemilu Tahun 2009. Dalam
putaran ketiga (12-16 April 2005).6 Penyelenggaraan
penyelenggaraan tahapan pencalonan terdapat
pemilihan yang bebas dan adil bagi Aceh, komisi
ketentuan dalam Undang-undang tersebut di
pemilihan yang independen, peraturan yang menjamin
Pasal 54 yang sepenuhnya diadopsi dalam Qanun
3. Dr. Edy Faishal Muttaqin, S.H., M.H, Implikasi Yuridis Keikutsertaan Calon Perseorangan Dalam
Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah,2007. Lihat: media.neliti.com/media/
Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik
4.
publications/229144-implikasi-yuridis-keikutsertaan-calon-perseorangan.
Tjahyo Kumolo, Politik Hukum Pilkada Serentak, Ekspose (PT Mizan Publika), Jakarta, 2015, hlm. 57. Lokal Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan Perwakilan
5. Provisional Understanding adalah Daftar Penyelesaian Politis yang disepakati oleh Para Juru Runding Pemerintah
RI dan Wakil GAM dalam pertemuan di Jenewa, Swiss pada tanggal 6-9 Januari 2001. Provisional Understanding
yang ditandatangani tersebut selain menyepakati bulan tenang atau moratorium selama satu bulan (atas kekerasan
pasca kegagalan Jeda Kemanusiaan), juru runding kedua belah pihak menegaskan keyakinannya bahwa masa depan
Aceh dapat diselesaikan secara politis. Provisional Understanding adalah sebuah daftar substansi politis yang
Rakyat Kabupaten/Kota. Pasal 17 dalam Qanun
akan dibicarakan lebih lanjut termuat dalam annex (lampiran) daftar masalah penting adalah: penyelenggaraan
pemilihan yang bebas dan adil bagi Aceh, komisi pemilihan yang independen yang dapat diterima kedua belah tersebut di atas mengatur ketentuan pencalonan
pihak, pemantauan terhadap proses pemilihan oleh sebuah badanyang independen dan tidak berpihak, peraturan
yang menjamin bahwa calon non-partai dapat ikut serta atau partai daerah (locally-based parties) dapat dibentuk
di Aceh serta kriteria yang memungkinkan GAM ikut serta dalam proses politik, termasuk mentransformasikan 7. Ahmad Farhan Hamid, Partai Politik Lokal di Aceh Desentralissi Politik dalam Negara Kebangsaan, Kemitraan,
tujuan politiknya melalui jalan demokrasi. Namun ketika juru runding Pemerintah RI membawa daftar politis itu ke Jakarta, 2008, hlm., 208.
Pemerintahan Abdurrahman Wahid di Jakarta, segera timbul pertentangan sehingga tidak dikembangkan lebih lanjut. 8. Ade Arif Firmansyah, S.H.,M.H., dkk. Bukan Undang-Undang Biasa; Refleksi 10 Tahun Undang-Undang Tentang
6. Ahmad Farhan Hamid, Jalan Damai Nanggroe Endatu: Catatan Seseorang Wakil Rakyat Aceh, Suara Bebas, Jakarta, Pemerintahan Aceh, Bandar Publishing, Banda Aceh, 2016, hlm., 16.
2006, hlm., 112-113. 9. Ahmad Farhan Hamid, Partai Politik Lokal di Aceh..., hlm., 228.
REPUBLIK INDONESIA
KIP Kabupaten/Kota dengan menggunakan kedua jumlah bakal calon yang dapat diajukan dalam
metode tersebut. Ada partai politik yang mengajukan Pemilu Anggota DPRA/DPRK tersebut di
daftar nama bakal calon anggota legislatif memuat dasarkan kepada ketentuan Pasal 54 UU
paling banyak 120% dari jumlah kursi pada setiap Nomor 8 Tahun 2012, mengingat ketentuan
dapil, juga terdapat partai politik yang menyerahkan dalam Qanun Aceh yang mengatur mengenai
daftar nama bakal calon anggota legislatif memuat jumlah bakal calon yang diajukan untuk setiap
paling banyak 100% dari jumlah kursi pada daerah pemilihan sebanyak 120% bukan
setiap dapil, bahkan terdapat juga kondisi dimana merupakan ketentuan khusus bagi Provinsi
jangankan memuat 120%, untuk terpenuhi kuota Aceh sebagaimana dimaksud dalam Undang-
100% saja partai politik mengalami kesulitan. Di Undang Nomor 11 Tahun 2006 dan Peraturan
tingkat Propinsi Aceh, Partai Aceh, Partai Golkar, Pemerintah Nomor 20 Tahun 2007.
Partai Nasdem dan Partai Gerindra mendaftarkan 2. Tata cara pencalonan Anggota DPRA/DPRK
calon anggota legislatif memuat paling banyak 120% tetap tunduk kepada Peraturan KPU Nomor
dari alokasi kursi pada setiap dapil. 07 Tahun 2013 jo. Peraturan KPU Nomor 13
Kondisi ini tentunya menjadi persoalan Tahun 2013 Jo. Undang-Undang Nomor 8
tersendiri bagi penyelenggara pemilu pada aspek Tahun 2012, sepanjang tidak diatur khusus
kepastian hukum dan teknis pelaksanaannya, dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006.
sejumlah KIP Kabupaten/Kota menerapkan secara
beragam, umumnya tetap menerima pendaftaran Konsekuensi surat KPU tersebut di atas
caleg dari partai politik dan partai politik lokal membuat posisi KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota
memuat paling banyak 120% dari jumlah kursi terdesak dan serba salah, satu sisi pada masa tahapan
pada setiap dapil sebagaimana yang diterapkan oleh pendaftaran calon anggota legislatif terlanjur
KIP Aceh, terdapat juga KIP Kabupaten/Kota yang menerima daftar nama bakal calon anggota legislatif
menerapkan ketentuan Pasal 54 UU 8 Tahun 2012 memuat paling banyak 120% dari jumlah kursi pada
dan Peraturan KPUNomor 7 Tahun 2003 Perubahan setiap dapil, di sisi lain KPU menegaskan bahwa
Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2013 untuk Parlok di Aceh maupun Parnas dalam pencalonan
pendaftaran caleg dari partai politik, sedangkan Pemilu 2014 untuk setiap dapil paling banyak 100%
untuk partai politik lokal diterima pendaftarannya dari jumlah kursi pada setiap dapil Anggota DPRA/
sebagaimana Pasal 17 Qanun Aceh Nomor 3 Tahun DPRK. Penegasan KPU termasuk tentang tata cara
2008. Alhasil tentunya terjadi perbedaan penerapan, pencalonan dengan memerintahkan KIP Aceh dan
belum lagi persoalan ini menjadi obyek pengawasan KIP Kabupaten/Kota tetap tunduk kepada Peraturan
dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Aceh dan KPU Nomor 07 Tahun 2013 jo. Peraturan KPU
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten/ Nomor 13 Tahun 2013 Jo. Undang-Undang Nomor
Kota yang sedari awal menilai KIP Aceh dan KIP 8 Tahun 2012, sepanjang tidak diatur khusus dalam
Kabupaten/Kota tidak menjalankan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006.
peraturan perundang-undangan. Akibat dari terbitnya surat KPU Nomor 324/
Dalam menyelesaikan polemik pencalonan KPU/V/2013, KIP Aceh melakukan koordinasi
kuota 120% ini, KIP Aceh kemudian berkonsultasi dengan Pemerintah Aceh dan DPRA untuk
meminta penjelasan kepada KPU yang dijawab menyampaikan maksud surat KPU tersebut sekaligus
dengan Surat KPU Nomor 324/KPU/V/2013 tanggal mengadvokasi persoalan kuota caleg 120%, sehingga
7 Mei 2013 tentang Kedudukan Anggota Partai dilaksanakan dua kali pertemuan antara Tim
Politik Lokal Aceh dalam Pencalonan Anggota DPR, 12. Surat KPU RI Nomor 324/KPU/V/2013 tanggal 7 Mei 2013 tentang Kedudukan Anggota Partai Politik Lokal Aceh
DPRA, dan DPRK oleh Partai Politik Nasional. dalam Pencalonan Anggota DPR, DPRA, dan DPRK oleh Partai Politik Nasional, ketentuan Angka (5) dan (6).
REPUBLIK INDONESIA
keputusan berdasarkan aturan hukum tertulis. Kalau caleg. Dengan kata lain ini adalah peluang untuk
nanti yang diputuskan ternyata 100 persen, lalu kita meminimalisir angka golput di pemilu. Terkait kuota
kirimkan 120 persen, kita harus mencoret yang 20 caleg 120 persen ini sudah disepakati secara lisan
persennya, maka ini menjadi masalah karena bakal antara Pemerintah Aceh dengan Depdagri dan KPU.
ada caleg yang berpindah dapil juga, Demokrat ikut Tapi, sejauh yang diketahui belum ada keputusan
mana saja aturan yang dibuat KIP. Tapi saya pikir tertulis dari kesepakatan itu yang dikeluarkan KPU,
harus ada hitam di atas putih, bukan berdasarkan kalau kesepakatan lisan prinsipnya sudah”.
kesepakatan dan pendapat.” Selanjutnya pada tanggal 12 Juni 2013 terbit
Ketua Partai Gerindra, TA Khalid: Keputusan KIP Aceh Nomor 5 Tahun 2013 tentang
“Kesepakatan KIP Aceh terhadap kuota 120 persen Pengajuan Bakal Calon Anggota DPRA, DPRK dari
disebabkan karena KPU tidak menindaklanjuti hasil Partai Politik dan Partai Politik Lokal Sebanyak-
kesepakatan antara Pemerintah Pusat (Depdagri) banyaknya 120% dari Alokasi Kursi Setiap Daerah
dengan Pemerintah Aceh bahwa di Aceh berlaku Pemilihan. Fakta lainnya, apa yang diputuskan oleh
kuota caleg 120 persen seperti termuat dalam KIP Aceh tersebut ditetapkan sebelum terbitnya
Qanun Nomor 3 Tahun 2008. Seandainya KPU telah Surat KPU Nomor 410/KPU/VI/2013 tanggal 14
menindaklanjuti kesepakatan itu, maka KIP Aceh Juni 2013. Keputusan ini diterbitkan secara waktu
tidak perlu menyepakati lagi dengan KIP Kabupaten/ telah melampaui masa pendaftaran dan masa
Kota, tapi langsung menindaklanjutinya. Mengapa perbaikan syarat pengajuan bakal calon serta syarat
Depdagri yang telah menyepakati Aceh berlaku bakal calon, sehingga dalam diktum kedua keputusan
kuota caleg 120 persen tidak menindaklanjutinya tersebut memutuskan bagi partai politik dan partai
dalam bentuk regulasi. Tindakan Pemerintah Pusat politik lokal yang belum mengajukan bakal calon
dan KPU ini membuat kegamangan bagi parpol di maksimal 120% dapat mengajukan bakal calon pada
Aceh. Seharusnya kalau pemerintah sepakat hamil, masa penyampaian klarifikasi dari partai.
ya sepakat juga melahirkan. Tapi kalau tidak sepakat KIP Aceh sesungguhnya dari awal telah
melahirkan, janganlah sepakat hamil,” menunjukkan keinginan kuat menerapkan
Ketua DPW Partai NasDem Zaini Djalil: pengajuan kuota 120% caleg kepada Parlok dan
“Pihaknya masih menunggu keputusan KIP Parnas sebagaimana yang berlaku pada Pileg 2009,
terkait kuota caleg 120 persen. Baik KPU maupun pertimbangan utamanya adalah azas penyelenggara
KIP,harus tegas bersikap memberi kepastian hukum pemilu. Selain itu, aktifnya KIP Aceh melakukan
pelaksanaan pemilu di Aceh. Posisi kita partai politik koordinasi dengan Pemerintah Aceh dan DPRA dalam
adalah peserta pemilu sangat berharap baik KIP mengadvokasi pemberlakuan kuota 120% dan sikap
maupun KPU memberi kepastian hukum terhadap KIP Aceh yang sedari awal di masa pendaftaran tidak
penafsiran alokasi caleg 100 persen maupun 120 mengarahkan, mengordinasikan dan mengendalikan
persen. NasDem memberi apresiasi atas kesepakatan KIP Kabupaten/Kota dalam tahapan pencalonan
KIP yang memperjuangkan alokasi caleg 120 persen pada kegiatan penerimaan pendaftaran caleg untuk
di Aceh. Namun tindakan KIP itu harus dituangkan menerapkan Pasal 54 UU Nomor 8 Tahun 2012,
dalam satu keputusan yang legal, agar nantinya Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2003 Perubahan
partai tidak bermasalah dengan hukum. Perlu ada Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2013, dan Surat
jaminan, agar nanti secara hukum tidak bermasalah. KPU RI Nomor 324/KPU/V/2013 yang prinsipnya
Kalaupun nantinya jadi 120 persen maka perlu telah menetapkan pendaftaran bakal calon anggota
diberi ruang waktu untuk menambah,” legislatif di Aceh memuat paling banyak 100% dari
Sekjend Partai Aceh, Mukhlis Basyah: alokasi kursi pada setiap dapil. Pertimbangan azas
“Pihaknya merespons positif kesepakatan KIP Aceh penyelenggara pemilu yang adil, memperlakukan
REPUBLIK INDONESIA
Tahun 2008 tentang Pemilu tahun 2009. YARA telah prosedural (melaksanakan perintah peraturan
mengajukan Judicial Review terhadap Qanun Aceh perundang-undangan) tidak menciptakan norma
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik Lokal hukum baru. Secara khusus, membidangi Divisi
Peserta Pemilihan Umum Anggota DPRA dan DPR Hukum ini menulis artikel/opini di Surat Kabar
Kabupaten/Kota, khususnya pasal 17 dan 33 karena Harian Serambi Indonesia.18
bertentangan dengan UU No 8 tahun 2012, tentang Kritik terhadap persoalan ini juga disampaikan
Pemilihan Umum, khusunya pasal 54 dan 327, Pengamat Politik dan Peneliti Jaringan Survey
melalui Ketua Pengadilan Negeri Banda Aceh dan Inisiatif (JSI) Aryos Nivada, pandangannya penulis
telah diregistrasi Perkara Nomor: 01.P/HUM/2013/ kutip sebagai berikut:19
PN-BNA tanggal 30 Juli 2013. “Apabila merujuk regulasi, maka ketentuan
Masih seputar polemik ini, juga memantik pengajuan kuota caleg 120 persen hanya ada
respon dari akademisi Fakultas Hukum Universitas dalam aturan Pasal 17 Qanun Nomor 3 Tahun 2008
Syiah Kuala, Zainal Abidin yang menilai kebijakan tentang Partai Politik Lokal, sedangkan aturan
KIP Aceh tentang kuota daftar caleg 120% di setiap setingkat Undang Undang sejauh ini tidak ada
dapil bermasalah secara hukum. Menurut Zainal, ketentuan yang mengatur hal tersebut. Keputusan
KIP Aceh tidak mengacu ke Qanun dan juga tidak KIP Aceh Nomor 5 Tahun 2013 tentang kuota caleg
kepada Peraturan KPU. Kebijakan yang dikeluarkan 120 persen pada dasarnya bermasalah dari segi
oleh KIP Aceh terkait kuota 120% yang diberlakukan pembentukan keputusan tersebut maupun dasar
untuk Parnas dan Parlok berpotensi tersangkut hukum yang digunakan. Keputusan KIP Aceh
dengan pelanggaran kode etik (Pasal 251 UU Nomor tersebut tidak memuat dasar hukum yang jelas
8 Tahun 2012 dan Pasal 18 ayat (2) Qanun Aceh bagi pemberlakuan 120 persen bagi parnas, baik
Nomor 7 Tahun 2007) dan turunannya yang dapat dalam pertimbangan maupun konsiderannya.KIP
menimbulkan sengketa pemilu. KIP Aceh harus Aceh sendiri tidak memiliki kewenangan mandiri
lebih hati-hati dalam melaksanakan setiap tahapan membuat petunjuk teknis tentang pencalonan dalam
karena setiap kebijakan penyelenggara dapat diuji Pileg yang berbeda dengan regulasi nasional atau
secara simultan, baik sengketa Pemilu ke Bawaslu, PKPU. Bila mengacu UUPA, KIP Aceh hanya
sengketa Tata Usaha Pemilu ke PTUN, pelanggaran berwenang menetapkan petunjuk teknis tata cara
kode etik ke DKPP dan penyalahgunaan kewenangan pelaksanaan dalam penyelenggaraan Pilkada. Hal
ke peradilan umum. Qanun Aceh Nomor 3 Tahun tersebut diatur tegas dalam Pasal 58 ayat 1 huruf
2008 sebagai hukum positif, hukum yang berlaku b UUPA. Memang dalam Pasal 58 ayat 1 huruf l
disini dan kini. 18. Bahwa Pasal 322 UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD merupakan jembatan
Masih menurut Zainal, kedudukan KIP penghubung Pemilu di bawah naungan rezim UU No. 8/2012 dengan pemilu di Aceh dalam bingkai UU No.11
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA). Diktum Pasal 322 UU No.8/2012 sangat eksplisit mengurai
terhadap Qanun hanya sebagai implementator, bahwa keikutsertaan partai lokal di Aceh dalam Pemilu anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota
sepanjang tidak diatur khusus dalam UU yang mengatur mengenai Pemerintahan Aceh, berlaku ketentuan UU ini.
Persoalan muncul kepermukaan ketika penjabaran Pasal 80 ayat (1) dan (2) UUPA melalui Qanun Aceh No.3/2008
KIP tidak berwenang mereview (menilai) Qanun berbeda dengan UU No.8/2012, PKPU No.7/2013 dan Surat KPU No.324/KPU/V/2013 menyangkut dengan
jumlah bakal calon yang diajukan di setiap daerah pemilihan. Qanun Aceh menentukan daftar bakal calon memuat
karena hanya pengadilan sebagai pengadil peraturan paling banyak 120% dari jumlah kursi di setiap daerah pemilihan, sementara UU No.8/2012, PKPU No.7/2013 dan
Surat KPU menetapkan sejumlah 100%. Timbul pertanyaan apakah Qanun Aceh No.3/2008 bertentangan dengan
membuat kesepakatan bahwa daftar alokasi caleg yang khusus, baik materi maupun wilayah berlakunya atau waktu berlakunya dapat saja mengatur yang berbeda
dari norma hukum yang bersifat umum tanpa mengubah status keberlakuan norma hukum yang bersifat umum.
Mengacu UU 12 Tahun 2011, maka Qanun Aceh No.3 Tahun 2008 tergolong verorderung karena mendapat
memuat paling banyak 120% dari jumlah kursi delegasi dari Pasal 80 ayat (2) UUPA. Untuk itu prinsip lex superiore tidak tepat dalam perkara aquo, tetapi prinsip
lex specialist lebih dapat diterima untuk diaplikasikan pada persoalan ini. Oleh karena Pasal 80 ayat (1) dan (2)
pada setiap dapil berlaku bagi Parlok dan Parnas, UUPA serta Qanun Aceh No.3/2008 merupakan ketentuan yang dibentuk memang dimaksudkan sebagai ketentuan
yang bersifat khusus. Hal ini simetris dengan asas systematische specialiteit bahwa sebuah ketentuan dikatakan
peraturan perundang-undangan. Akan tetapi apabila Nasdem Aceh Besar 2 Haddadi Jakfar 6
merujuk regulasi lainnya yang mengatur tupoksi Pidie 2 Hj. Cut Meutia 9
penyelenggara pemilu yang berlaku, yaitu UU 15 Partai Aceh Aceh Jaya 2 Samsul Bahri 6
Jejak Pemilu 2014, Aryos kembali menegaskan Aceh Utara 2 Nurdin Hasbi 9
Tahun 2008 sesuai dengan namanya hanya mengatur Aceh Timur 2 Suriadi 10
dalam pemilu legislatif di Aceh. Oleh karena itu Aceh Barat 2 Nurhayati, S.Pd 5
REPUBLIK INDONESIA
Kota yang memperebutkan 736 alokasi kursi yang diajukan kepada KPU Kabupaten/Kota
tersebar di seluruh parlemen di Aceh. Sejumlah memuat paling banyak 100% (seratus persen)
81 alokasi kursi untuk DPR Aceh diperebutkan dari jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan.
oleh 1.296 caleg, terdiri dari 806 laki-laki dan 490 2. Mengingat tidak ada ketentuan lain setingkat
perempuan yang tersebar di 10 dapil. Sedangkan undang-undang yang mengatur selain
untuk pemilihan calon anggota DPR Kabupaten/Kota ketentuan sebagaimana tersebut pada angka 1
terdapat 8.561 caleg, terdiri dari 5.203 laki-laki dan di wilayah tertentu, maka ketentuan tersebut
3.329 perempuan yang tersebar di 95 dapil dengan berlaku untuk seluruh Indonesia, termasuk di
memperebutkan 655 alokasi kursi yang tersedia.22 Provinsi Aceh dan seluruh Kabupaten/Kota di
Pengajuan bakal calon anggota legislatif wilayah Provinsi Aceh.
di Aceh Pemilu Tahun 2019 memiliki perbedaan 3. KIP Kabupaten/Kota agar menyampaikan hal
signifikan dengan Pileg 2014 yang kembali sebagaimana tersebut pada angka 2 kepada
menimbulkan pro-kontra dan polemik. Terhadap seluruh pengurus partai politik di masing-
persoalan ini, kebijakan KPU konsisten sedari masing daerah untuk dipedomani dalam proses
awal bahwa terkait pengajuan bakal calon anggota pencalonan pemilu anggota DPR Kabupaten/
legislatif memuat paling banyak 120% dari alokasi Kota tahun 2019 di wilayah Provinsi Aceh.
kursi pada setiap dapil ditetapkan kepada partai
politik lokal, sedangkan partai politik nasional Surat KPU Nomor 608/PL.01.4-SD/06/KPU/
memuat paling banyak 100% dari jumlah kursi VI/2018 Tanggal 25 Juni 2018 ini menjadi pedoman
pada setiap dapil sebagaimana ketentuan Pasal 244 bagi KIP Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017. kegiatan pencalonan pendaftaran bakal calon
Pada kegiatan pendaftaran calon yang anggota DPR Kabupaten/Kota yang memuat daftar
dimulai tanggal 9 Juli 2018, Komisioner KIP Aceh calon paling banyak 100% (seratus persen) dari
terpilih Periode 2018-2023 masih belum dilakukan jumlah kursi pada setiap dapil, walaupun dalam
peresmian dan pelantikan oleh Gubernur Aceh pelaksanaannya di sejumlah Kabupaten/Kota di
Irwandi Yusuf, sehingga KPU mengambil alih Aceh, Parlok tetap mengajukan susunan daftar calon
tugas, tanggung jawab dan kewenangan KIP Aceh anggota legislatifnya yang memuat paling banyak
dalam pelaksanaan tahapan Pemilu Tahun 2019 di 120% dari jumlah kursi pada setiap dapil.
Aceh. KIP Aceh Periode 2018-2023 baru dilantik Kebijakan KPU yang tertuang dalam surat
dan diresmikan pada hari Selasa, 17 Juli 2018 ketika tersebut mendapat penolakan keras dari Dewan
memasuki kegiatan verifikasi administrasi syarat Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), khususnya
calon. Komisi I yang membidangi Bidang Hukum, Politik
Berkenaan dengan pelaksanaan tahapan dan Pemerintahan, dan juga memantik protes dari
pencalonan anggota DPR Aceh dan DPR pimpinan partai politik peserta pemilu 2019, para
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Aceh, KPU politisi, pemerhati pemilu, maupun akademisi turut
telah menyurati Ketua KIP Kabupaten/Kota di Aceh memberikan pandangan dan komentarnya. Berikut
untuk menjalankan ketentuan Pasal 244 Undang- penulis mengutip sejumlah pandangan penolakan
Undang Nomor 7 Tahun 2017 di mana daftar bakal terhadap persoalan ini:
calon anggota DPR Kabupaten/Kota memuat paling Ketua DPR Aceh Tgk. Muharudin: “DPR Aceh
21. Adanya perubahan nama beberapa partai politik lokal di Aceh dikarenakan pada pemilu sebelumnya tidak
meminta KPU RI mencabut atau membatalkan surat
memenuhi persyaratan sebagai peserta pemilu berikutnya sebagaimana diatur dalam Pasal 90 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh (UU PA). Partai Aceh (PA) adalah partai politik lokal di Aceh keputusan yang mengatur kuota caleg 100 persen
dari jumlah kursi di setiap dapil yang diusul partai
yang secara otomatis menjadi peserta pemilu berikutnya karena menjadi pemenang pemilu legislatif di Aceh Tahun
2014.
22. Buku Data dan Infografik Pemilu Serentak 2019 Provinsi Aceh, KIP Aceh, Banda Aceh. Oktober 2019, hlm,. 1.
23. Surat KPU RI Nomor: 608/PL.01.4-SD/06/KPU/VI/2018 Tanggal 25 Juni 2018.
REPUBLIK INDONESIA
Selanjutnya pada tanggal 2 Juli 2018, DPR Aceh memperhatikan prinsip-prinsip kesetaraan dan
menyampaikan surat kepada KPU perihal Pendapat keadilan sebagaimana kandungan Pasal 14 Undang-
DPR Aceh tentang Kuota Caleg DPRA/DPRK di Undang Nomor 7 Tahun 2017.
Propinsi Aceh. Surat Ketua DPR Acehi ini kemudian Ketua Komisi I DPR Aceh, Azhari Cagee
dijawab oleh KPU dengan Surat Nomor 646/PL.01.4- menengahi pro kontra ini dengan menjelaskan
SD/06/KPU/VII/2018 tanggal 9 Juli 2018.29 Pada posisi DPR Aceh di mana Komisi I telah dua kali
tanggal yang sama KPU juga menerbitkan Surat melakukan pertemuan dengan KPU membahas
Nomor 647/PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018 perihal persoalan kuota 120% dan telah menyampaikan
Penjelasan Jumlah Pengajuan Bakal Calon Anggota surat Ketua DPR Aceh yang berisi pandangan DPR
DPRA & DPRK yang ditujukan kepada Ketua KIP Aceh terkait penerapan kuota caleg 120% pada
Propinsi Aceh dan Ketua KIP Kabupaten/Kota di Pemilu 2019 sebagaimana muatan Qanun Aceh
Wilayah Propinsi Aceh. Substansi surat ini memuat Nomor 3 Tahun 2008 untuk diterapkan sama kepada
sebagai berikut: 30 Parlok maupun Parnas sebagaimana Pileg 2014,
1. Berdasarkan Pasal 80 Undang-Undang Nomor namun KPU berpendapat bahwa kuota 120% tidak
11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh bisa diberlakukan untuk Parnas karena tidak ada
dan Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17 Qanun aturan terkait itu, pengaturan di Qanun hanya untuk
Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Parlok, dan Pasal 244 UU Nomor 7 tahun 2017
Politik Lokal Peserta Pemilihan Umum tegas menyebutkan kuota 100% itu berlaku untuk
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan semuanya, termasuk Aceh sebenarnya.31
Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota, diatur Aksi protes terhadap persoalan ini berlanjut
daftar bakal calon anggota DPR Aceh dan dengan digelarnya pertemuan Pimpinan Parnas di
DPR Kabupaten/Kota di wilayah Aceh disusun Aceh (Partai Golkar, NasDem, Demokrat, PPP,
dan ditetapkan oleh Partai Politik Lokal Aceh PAN, PKS, PDI-P, PBB, Partai Berkarya, dan Partai
peserta pemilu dapat memuat paling banyak Perindo), tanggal 10 Juli 2018 yang menghasilkan
120% (seratus dua puluh persen) dari jumlah pernyataan sikap bersama menolak surat KPU yang
kursi pada setiap daerah pemilihan yang telah mengakomodir kuota caleg 120 % DPRA dan DPRK
ditetapkan oleh KPU. hanya untuk Parlok. Penolakan ini didasari penilaian
2. Untuk daftar bakal calon anggota DPR Aceh bahwa KPU telah bersikap diskriminatif dengan
dan DPR Kabupaten/Kota di wilayah Aceh menerbitkan Surat KPU Nomor 646/PL.01.4-SD/06/
dari Partai Politik peserta pemilu selain Partai KPU/VII/2018 tanggal 9 Juli 2018 dan Surat KPU
Lokal Aceh, tetap memuat paling banyak 100% Nomor 647/PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018. KPU
(seratus persen) dari jumlah kursi pada setiap dituding telah mencederai rasa keadilan bagi semua
daerah pemilihan sesuai dengan ketentuan partai politik peserta pemilu Tahun 2019 di Aceh.
pada surat KPU Nomor 608/PL.01.4-SD/06/ Berikut penulis kutip 5 (lima) substansi dari alasan
KPU/VI/2018 tanggal 25 Juni 2018. dan pertimbangan Pimpinan Parnas di Aceh, sebagai
berikut:
Surat KPU Nomor 646/PL.01.4-SD/06/KPU/ 1. isi surat tersebut merupakan salah satu
VII/2018 tertanggal 9 Juli 2018 dan surat Nomor kebijakan penyelenggaraan pemilihan umum
29. Substansi jawaban Surat KPU Nomor: 646/PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018 tertanggal 9 Juli 2018 bahwa
2019 di Provinsi Aceh yang secara nyata telah
berdasarkan Pasal 80 UU 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan PAsal 15, 16 dan Pasal 17 Qanun Aceh
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik Lokal Peserta Pemilu DPR Aceh dan DPR Kabupaten/Kota, diatur
mencederai rasa keadilan bagi semua partai
daftar bakal calon anggota DPR Aceh dan DPR Kabupaten/Kota di wilayah Aceh yang disusun dan ditetapkan oleh
Partai Politik Lokal Peserta Pemilu dapat memuat paling banyak 120% (seratus dua puluh persen) dari jumlah kursi politik yang ada di Provinsi Aceh;
pada setiap daerah pemilihan yang ditetapkan oleh KPU.
30. Surat KPU RI Nomor: 647/PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018 Tanggal9 Juli 2018. 2. penerapan nilai, kaedah, dan aturan hukum
31. https://aceh.tribunnews.com/2018/07/11/kuota-caleg-tetap-120-persen, tanggal 11 Juli 2018.
REPUBLIK INDONESIA
Partai Dapil Nama Caleg No. Urut Keterangan
2019, Ridwan Hadi menilai bahwa KIP Aceh harus
DPRA
memastikan kuota caleg Aceh menyusul keluarnya
Putusan DKPP yang menjatuhkan sanksi kepada Nasdem Aceh 1 Sulaiman, SE 13
pandangannya:33
Aceh 9 Hj. Asmidar 11
kuota 100 dan 120 persen menunjukkan bahwa ada Aceh Utara 1 Muktar, SE 8
masalah dengan DCT Aceh. KIP Aceh berkewajiban Aceh Utara 3 Jirwani 9
menginformasikan apakah DCT masih tetap atau ada Aceh Utara 6 Teuko Otman 11
perubahan, masyarakat wajib tahu, demikian juga Aceh Timur 2 Fattah Fikri 13
partai politik. Di samping itu, respons KIP terhadap Aceh Timur 5 Suriadi, SHI 10
keputusan DKPP juga penting untuk menjaga PNA Aceh Besar 1 Mustafa 8
REPUBLIK INDONESIA
Said Usman Umar1 serentak.
Di sisi lain dalam amendemen UUD 1945
P
Pendahuluan yang kedua melahirkan ketentuan terkait Hak Asasi
elaksanaan pemilihan umum merupakan Manusia, salah satunya memuat tentang hak asasi
sebuah keniscayaan bagi negara demokrasi. warga dalam kehidupan politik. Output dari jaminan
Hal ini didasarkan pada konsep kedaulatan Konstitusi tersebut dapat dipantau dari tingkat
rakyat sebagai ide dasar yang dituangkan dalam partisipasi, baik sebagai calon maupun sebagai
konstitusi NKRI. Merujuk pada konstitusi UUD pemilih dalam setiap kontestasi politik. Pada Pasal
1945, di mana dinyatakan bahwa “Kedaulatan 28 D ayat 3 disebutkan bahwa “Setiap warga negara
Negara Indonesia berada ditangan rakyat yang berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
dilaksanakan menurut UUD”, bahwa proses pemerintahan”3. Dasar ini diperjelas dalam UU No.
pelaksanaan kedaulatan rakyat berdasar pada hukum, 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International
sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 UUD 1945. Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan
Selanjutnya pada amendemen ketiga pada Pasal 22 Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik) pada
E, disebutkan tentang pelaksanaan pemilu, yakni Pasal 25, di mana disebutkan bahwa “Setiap warga
“Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, negara harus mempunyai hak dan kesempatan, tanpa
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima pembedaan apapun termasuk dalam hal memilih
tahun sekali, untuk memilih anggota DPR, DPD, dan dipilih pada pemilihan umum”4. Konstitusi
Presiden dan Wakil Presiden, dan DPRD”2. negara kita mengatur masalah hak-hak warga negara
Dalam pelaksanaan konstitusi tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan berpolitik,
penyelenggara negara yang memiliki kewenangan, walaupun tentunya memiliki batasan-batasan sesuai
telah menetapkan Undang-Undang Nomor 7 dengan persyaratan yang ditentukan dalam peraturan
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Dinyatakan lainnya.
bahwa Pemilu 2019 dilaksanakan secara serentak
untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden serta Latar Belakang
anggota DPR, DPD, dan DPRD. Pemlu serentak Sebagaimana yang termuat dalam UU No.
tersebut baru pertama kali dilaksanakan sehingga 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, terdapat
butuh kesiapan bagi penyelenggara maupun peserta tiga bentuk penyelenggara pemilu yang masing-
pemilu. Penyelenggara pemilu tentu membutuhkan masing memiliki tugas, kewenangan, dan kewajiban
kesiapan sumberdaya manusia sampai ke tingkat yang berbeda, yakni KPU5, Bawaslu,6 dan Dewan
adhoc, termasuk manajemen pemilu dalam Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)7. KPU
bentuk mekanisme sebagai prosedur teknis dalam merupakan instrumen negara yang dibentuk secara
pelaksanaan tahapan pemilu. Peserta Pemilu tentu berjenjang di setiap tingkatan wilayah dengan tugas
fokus utamanya adalah bagaimana menyiapkan utama sebagai penyelenggara teknis pemilu. Dapat
calon di semua tingkatan sehingga tujuan dalam dimaknai bahwa KPU adalah lembaga negara yang
mengikuti kontestasi dapat tercapai. Bukan hanya melindungi hak politik warga negara dalam setiap
penyelenggara dan peserta yang harus siap, namun kontestasi kepemiluan. KPU diberi kewenangan
masyarakat bahkan semua elemen publik harusnya untuk menetapkan peraturan terkait pemilu yang
mengambil peran dalam menjaga kualitas pemilu 3. Periksa Pasal 28 D UUD 1945 Amendemen II
4. Periksa Pasal 25 UU Nomor 15 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.
5. Periksa Pasal 6 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
1. Anggota KPU Provinsi Sulawesi Barat 6. Periksa Pasal 96 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
2. Periksa Pasal 22 E UUD 1945 Amendemen III 7. Periksa Pasal 155 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
REPUBLIK INDONESIA
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
Kota (PKPU No. 20 Tahun 2018). Kajian ini akan
difokuskan pada masalah calon pindah partai, yakni
manakala calon sudah diajukan oleh partai lain
dalam proses pencalonan serta terkait keterwakilan
perempuan.
REPUBLIK INDONESIA
Sulawesi Barat menerima pendaftaran dari salah ketentuan yang telah diatur dalam UU 7/2017 pada
satu parpol pada Dapil 4, sebagaimana disebutkan Pasal 240 ayat (1) huruf o yang menyebutkan:
dalam daftar sebagai berikut: “dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan”
dan dalam PKPU 20/2018 Pasal 7 ayat (1) huruf
No Nama Calon L/P Hasil Verifikasi q yang menyebutkan: “dicalonkan hanya oleh 1
1 Drs L MS (satu) Partai Politik”. Demikian juga disebutkan
2 Srh L MS
secara jelas dalam SK KPU RI Nomor 961/PL.01.4-
3 SNA P BMS
Kpt/06/KPU/VII/2018 tentang Petunjuk Teknis
Perbaikan, Penyusunan, dan Penetapan Daftar Calon
4 NA P MS
5 HB L MS
Sementara serta Penyusunan dan Penetapan Daftar
Catatan : Nama Calon menggunakan singkatan
Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota pada Bab II bagian A nomor 5
Berdasarkan hasil verifikasi dokumen, salah
huruf a yang menyebutkan: “Bakal Calon yang
satu calon dinyatakan Belum Memenuhi Syarat
belum pernah diajukan oleh Partai Politik pada masa
(BMS) sehingga harus melakukan perbaikan pada
pengajuan bakal calon di setiap tingkatan pemilihan
masa perbaikan. Namun pihak Parpol pada masa
umum dan atau setiap daerah”.
perbaikan melakukan penggantian calon terkait
Berdasarkan hal tersebut partai politik terkait
(calon berinisial SNA digantikan oleh RA), sehingga
hanya mengajukan 3 calon dengan mencoret calon
pencalonan partai tersebut terpenuhi termasuk syarat
yang pernah diajukan partai lain dan satu calon
masing-masing calon.
laki-laki demi keterpenuhan keterwakilan 30%
Pada parpol lain (selanjutnya disebut partai
perempuan, yakni :
pemohon) dalam proses pendaftaran pada dapil yang
sama mengajukan calon, sebagai berikut: No Nama Calon L/P Hasil Verifikasi
1 Msl L MS
No Nama Calon L/P Hasil Verifikasi
2 SRL P MS
1 AI L BMS
3 HAM L MS
2 SRL P BMS
(daftar calon yang masuk dalam DCS)
3 HS L BMS
4 Smn P BMS
5 Msl L MS
Hasil verifikasi yang dilakukan oleh tim KPU
(SNA: calon yang diajukan parpol lain di masa
Sulbar menetapkan bahwa kedua calon perempuan
18. Periksa Pasal 23 ayat 5 PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang dimasukkan tidak dapat diterima karena
REPUBLIK INDONESIA
lembaga Perwakilan” dan dalam PKPU dalam Pasal 2 dan tanpa pembatasan yang
Nomor 20 Tahun 2018 Pasal 7 ayat (1) huruf tidak layak untuk: (a) ikut serta dalam urusan
q yang menyebutkan: “dicalonkan hanya oleh pemerintahan, baik secara langsung maupun
1 (satu) Partai Politik”. Putusan Bawaslu melalui wakil-wakil yang dipilih secara bebas,
Sulawesi Barat Nomor: 02/ADM/BWSL:. (b) memilih dan dipilih pada pemilihan umum
PROV-30.00/PEMILU/VIII/2018 menurut berkala yang murni, dan dengan hak pilih
Termohon hanya memerintahkan Termohon yang universal dan sama, dilakukan melalui
untuk mengakomodir pengajuan calon yang pemungutan suara secara rahasia untuk
dilakukan oleh Pemohon untuk selanjutnya menjamin kebebasan menyatakan keinginan
melakukan verifikasi dokumen calon yang dari para pemilih, (c) memperoleh akses pada
diajukan. pelayanan umum di negaranya atas dasar
persamaan dalam arti umum.
4. Putusan Bawaslu Sulawesi Barat c. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 28 D
Dari proses gugatan tersebut Bawaslu ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 25 UU Nomor
melalui Putusan Nomor: 07/PS.reg/300.00/IX/2018 12 Tahun 2005, maka setiap warga negara
memerintahkan KPU Provinsi Sulawesi Barat untuk memiliki hak yang sama dalam pemerintahan
melakukan perubahan Surat Keputusan Nomor: termasuk juga didalamnya hak untuk
108/PL.01.0-KPTS/76/Prov./IX/2018 tentang mencalonkan diri sebagai anggota DPRD pada
Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) anggota pemilihan umum.
DPRD Provinsi Sulawesi Barat Pemilihan Umum d. Bahwa hak politik untuk dipilih merupakan
2019 dengan memasukkan ke dalam daftar calon hak asasi yang dijamin UUD NRI 1945, akan
yang telah diajukan oleh pemohon sebagaimana tetapi demi menjaga hak-hak dan kebebasan
yang tertuang dalam permohonannya, sejumlah 3 orang lain, maka hak tersebut dapat dibatasi
orang yang salah satunya adalah calon perempuan selama pembatasan tersebut diatur dalam
yang pernah diajukan oleh partai berbeda. Ada ketentuan Undang-Undang sebagaimana
beberapa pertimbangan mendasar yang digunakan dimaksud dalam Pasal 28 J ayat (2) UUD 1945.
oleh Bawaslu Sulawesi Barat sehingga menerima e. Bahwa pemenuhan kuota keterwakilan
permohonan pemohon. Tentunya pertimbangan perempuan 30% pada daerah pemilihan yang
tersebut didasarkan pada peraturan perundang- dimaksudkan Pasal 245 UU 7/ 2017 tentang
undangan, permohonan Pemohon, dan jawaban Pemilu dan Pasal 6 ayat (1) huruf c PKPU Nomor
Termohon serta fakta-fakta persidangan, baik yang 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Anggota
disampaikan oleh saksi para pihak maupun bukti DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota
yang diajukan. merupakan bagian perlakuan khusus atau yang
Adapun pertimbangan Bawaslu yang biasa disebut dengan affirmative action yang
disebutkan dalam tulisan ini hanya yang bersifat dijamin dalam ketentuan Pasal 28 H ayat (2)
substantif berdasarkan kajian Penulis beberapa di UUD 1945 yang menyebutkan setiap orang
antaranya adalah sebagai berikut: berhak mendapat kemudahan dan perlakuan
a. Bahwa hak setiap warga negara untuk dipilih khusus untuk memperoleh kesempatan dan
sebagai calon anggota DPRD merupakan hak manfaat yang sama guna mencapai persamaan
konstitusional yang dijamin dalam Pasal 28 D dan keadilan sehingga perlakuan khusus yang
ayat (3) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa demikian itu dipandang juga sebagai hak asasi
setiap warga negara berhak memperoleh manusia.
kesempatan yang sama dalam pemerintahan. f. Bahwa berdasarkan fakta persidangan (bukti
REPUBLIK INDONESIA
tentang hak-hak sipil dan politik) cenderung menjadi parpol yang berbeda mengingat dalam UU dan PKPU
pertimbangan utama dalam putusan tersebut. Dalam sebagaimana diurai di atas jelas tidak mengakomodir
mengurai dasar hukum tersebut, terdapat penilaian calon pengganti yang telah dicalonkan partai lain.
bahwa hak politik warga tidak dapat dibatasi kecuali
batasan tersebut terdapat dalam Undang-undang. Penutup
Namun pada pembahasan selanjutnya hanya seputar Simpulan
asas keterwakilan perempuan, yang seharusnya Dari uraian di atas, maka Penulis menyimpulkan
bukan menjadi hal mendasar mengingat permohonan hal-hal sebagai berikut:
pemohon sebagai dasar sengketa memenuhi kriteria 1. Pertimbangan hukum Putusan Bawaslu
tersebut dengan mengajukan 3 calon yang salah Nomor: 07/PS.reg/300.00/IX/2018 cenderung
mengabaikan inti persoalan yang sudah jelas
satunya adalah perempuan.
sejak awal timbulnya masalah, karena tidak
Dalam pembacaan Penulis, dengan menelusuri menguraikan secara konkret hal-hal yang
alur masalah bahwa terkait keterwakilan perempuan menjadi substansi untuk dipertimbangkan
hanya muncul pada saat pengajuan 5 calon oleh dalam perkara ini.
pemohon pada tahapan perbaikan (sengketa awal), 2. Substansi Pasal 7 ayat (1) huruf q PKPU
mengingat calon perempuan dinilai TMS. Namun No. 20 Tahun 2018 memiliki kesamaan
ketika pemohon mengajukan 3 calon (sengketa akhir) dengan substansi Pasal 240 ayat (1) huruf o
seharusnya bukan masalah keterwakilan perempuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
yang menjadi obyek masalah, akan tetapi persoalan Pemilihan Umum yang merupakan ketentuan
penilaian terhadap salah satu calon perempuan dari konstitusional bersyarat.
ketiga calon tersebut yang tidak memenuhi syarat
Saran
karena pernah diajukan oleh partai berbeda pada 1. Perlu penjelasan lebih konkret ketika
masa pendaftaran dan belum pernah menyampaikan menafsirkan UU Pemilu dalam bentuk
surat pemberhentian dari partai pengusung pada peraturan atau petunjuk teknis bagi lembaga
tahap pendaftaran. Oleh karena itu, Penulis tidak yang diberi kewenangan, sehingga pihak
akan mengurai lebih jauh pertimbangan hukum yang terikat dalam pelaksanaan pemilu dapat
dalam putusan tersebut, mengingat subtansi lahirnya melaksanakan mekanisme kepemiluan dengan
masalah menjadi kabur dan atau tergantikan oleh baik dan berkepastian hukum.
syarat calon lainnya (baca: keterwakilan perempuan). 2. Perlunya penyamaan persepsi secara konkret
Terdapat hal yang menarik pada putusan mengenai pelaksanaan tahapan pemilu
sebelumnya karena mencantumkan dasar hukum SK sebagaimana regulasi yang ada di setiap
lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan
KPU RI Nomor 961/PL.01.4-Kpt/06/KPU/VII/2018
UU Pemilu, terutama di jajaran partai politik
tentang Petunjuk Teknis Perbaikan, Penyusunan, peserta pemilu dan penyelenggara pemilu.
dan Penetapan Daftar Calon Sementara serta Harapan ke depannya tidak ditemukan adanya
Penyusunan dan Penetapan Daftar Calon Anggota perbedaan penafsiran dalam memaknai
DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota regulasi kepemiluan yang telah ditentukan.
pada Bab II bagian A nomor 5 huruf a angka 2 yang 3. Mengatur segala substansi tentang proses
menyebutkan: “bakal calon yang dinyatakan BMS pencalonan harus sesuai dengan peraturan
berdasarkan hasil verifikasi calon tahap pertama perundang-undangan yang lebih tinggi
yang diajukan di Dapil yang sama dengan bakal sehingga pelaksanaannya di tingkat bawah
calon yang akan digantikan”. tidak mengalami kendala penafsiran yang
Dasar hukum tersebut secara tersirat menjadi berbeda.
sebuah rujukan diperbolehkannya bakal calon
REPUBLIK INDONESIA
Penggabungan dua jenis pemilihan, eksekutif dan penyelenggara dan terlebih lagi pada partai politik
legislatif ini bisa disebut sebagai eksperimen politik peserta pemilu dan calon-calon yang dimajukan.
bangsa Indonesia yang berani. Apabila terjadi Pihak penyelenggara tentu harus menyesuaikan
sesuatu yang sifatnya tiba-tiba, seperti bencana pengetahuannya agar bisa melaksanakan dengan
alam atau kerusuhan sosial berskala besar di hari benar, tanpa ada kekeliruan sedikit pun karena
pemungutan suara, tentu saja bisa berdampak pada penyelenggara baik di pusat maupun di daerah
masa berakhirnya masa jabatan presiden lama dan menjadi sumber rujukan bagi peserta pemilihan.
terpilihnya presiden yang baru. Bahkan ada keharusan bagi komisi pemilihan di
Sebagai pemilu gabungan serentak pertama, setiap jenjang melakukan sosialisasi dan bimbingan
tentu saja terjadi beberapa perubahan mendasar teknis kepada partai dan calon anggota dewan.
dalam sistem pencalonan dan penentuan calon Bagi partai politik peserta pemilu ataupun
terpilih. Untuk pemilihan presiden/wakil presiden calon anggota legislatifnya (caleg), perubahan
misalnya, meski besaran ambang batas pencalonan sistem ini berdampak pada strategi pemenangan
presiden (presidential threshold) tidak berubah, yang harus dilakukan. Gambaran perolehan jumlah
tetapi dasar pengambilannya bergeser3. Jika pada kursi dan kepada siapa kursi itu akan diberikan
pemilu presiden sebelumnya, jumlah ambang batas menjadi tidak lagi semudah sebagaimana pada Pileg
pencalonan presiden diambil dari hasil perolehan 2009 atau 2014. Seorang calon tidak bisa dengan
kursi atau jumlah suara sah nasional di pemilu mudah memprediksi apakah dengan mengumpulkan
legislatif DPR, yang beberapa bulan lebih dahulu sejumlah suara, misalnya sebanyak jumlah bilangan
dilakukan; namun pada saat ini, jumlah ambang pembagi pemilih seperti sebelumnya, ia akan bisa
batas itu diambil dari hasil perolehan kursi atau memastikan memperoleh kursi. Dengan demikian
jumlah suara sah nasional pemilu lima tahun lalu. strategi pemenangan harus diubah. Kondisi ini
Hal ini tentu saja menjadi pertanyaan banyak menjadikan kontestasi semakin tajam, baik di antara
kalangan. Bagaimana mungkin perolehan kursi calon berbeda partai atau sesama calon dalam partai
atau jumlah suara sah nasional yang diperoleh dan di daerah pemilihan yang sama.
lima tahun lalu, dan itu sudah pernah dipakai pada
pemilu presiden sebelumnya, digunakan lagi untuk Pencalonan dan Konversi Suara ke Kursi di
pemilihan presiden yang baru. Pertanyaan lainnya Banten
adalah dengan pemilihan yang dilakukan serentak Dalam melaksanakan pemilu, Indonesia
antara presiden/wakil presiden dengan pemilihan konsisten dengan satu sistem pemilihan, yakni sistem
anggota DPR RI, maka sepatutnya syarat ambang proporsional berimbang. Itu terlihat dari semenjak
batas presiden tersebut menjadi tidak lagi ada. Untuk pemilu pertama dilaksanakan pada 1955 sampai
menengahi persoalan ini, Mahkamah Konstitusi Pemilu 2019.5 Hanya saja, meski konsisten dengan
telah memberikan tafsirannya yang bersifat final dan satu sistem, akan tetapi dalam implementasinya
mengikat. variannya berganti rupa. Ada satu masa di mana
Di luar syarat pencalonan presiden/wakil pemilihan anggota legislatif mengedepankan daftar
presiden di atas, perubahan lain terjadi pada penentuan calon tertutup. Pemilih hanya dihadapkan pada
perolehan kursi dan calon terpilih anggota DPR RI, simbol atau lambang partai untuk dipilih. Siapa
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Pada yang akan ditetapkan sebagai calon terpilih dan
Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 atau 2009, penentuan mendapatkan kursi, diatur melalui mekanisme nomor
perolehan kursi dan calon terpilih dilakukan dengan urut. Pemilih diminta menyerahkan sepenuhnya
2. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 14/PUU-XI/2013 4. Pasal 415 UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
3. Pasal 222 UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum 5. Aditya Perdana, dkk, Tata Kelola Pemilu di Indonesia, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, 2019
REPUBLIK INDONESIA
1 PKB 84
dilakukan KPU Banten yang didasari atas regulasi
2 GERINDRA 85
yang berlaku dan karenanya menguatkan apa yang
3 PDI PERJUANGAN 84 telah ditetapkan oleh KPU Banten tentang penetapan
daftar calon tetap anggota DPRD Banten yang
jumlahnya berkurang dari DCS.
4 GOLKAR 69
5 NasDem 84
6 GARUDA 25
Tabel 9.2. Daftar Calon Tetap Anggota DPRD
Banten pada Pemilu 2019
7 BERKARYA 67
1 PKB 84
9 PERINDO 82
2 GERINDRA 85
10 PPP 67
3 PDI PERJUANGAN 84
11 PSI 47
4 GOLKAR 69
12 PAN 72 5 NasDem 84
13 HANURA 81 6 GARUDA 25
7 BERKARYA 67
14 DEMOKRAT 83
8 PKS 83
15 PBB 46
9 PERINDO 82
16 PKPI 12
10 PPP 67
JUMLAH 1071
11 PSI 47
13 HANURA 81
Setelah melalui proses penelitian administrasi
syarat calon, dari jumlah yang ada dalam DCS 14 DEMOKRAT 83
REPUBLIK INDONESIA
No. Urut
Parpol Perolehan Suara Perolehan Kursi
15 kursi harus kehilangan empat kursi pada Pemilu
Parpol
2019. Namun Partai Gerindra mengalami lonjakan
1 NasDem 326.256 5 dari 10 kursi menjadi 16 kursi dan menempatkan
2 PKB 390.887 7
partai ini sebagai peraih kursi terbanyak. Partai
3 PKS 379.328 8
Amanat Nasional (PAN) juga meraih penambahan
jumlah kursi 100% dari sebelumnya, yakni dari tiga
4 PDI Perjuangan 842.690 15
kursi menjadi enam kursi.
5 Golkar 808.902 15
Ada juga partai politik yang harus kehilangan
6 Gerindra 576.193 10 banyak kursi, seperti Partai Hanura dari enam
7 Demokrat 474.996 8 menjadi satu kursi. Khusus terkait Partai Hanura,
8 PAN 284.376 3
bisa jadi persoalan dualisme kepengurusan partai
menjadi faktor penyebab tidak solidnya mesin
partai bekerja sehingga mengakibatkan hilangnya
9 PPP 394.543 8
10 Hanura 349.726 6
lima kursi. Di DPRD Banten pada Pemilu sekarang
14 PBB 117.676 - juga ada penambahan parpol baru peraih kursi,
15 PKPI 70.508 - yakni Partai Berkarya yang berhasil menempatkan
JUMLAH 5.016.081 85 wakilnya satu orang.
Sumber: KPU Provinsi Banten Perubahan komposisi jumlah suara dan kursi
itu sebenarnya juga terjadi pada level yang lebih
Tabel 9.4. Perolehan Suara dan Kursi hasil rendah. Beberapa partai yang masuk dalam koalisi
Pemilihan Umum Anggota DRPD Provinsi Banten pengusung pasangan calon presiden Joko Widodo-
2019 Ma’ruf Amin, misalnya, harus kehilangan jumlah
Perolehan Suara dan Kursi Parpol kursi. Di Kota Cilegon misalnya, Partai Golkar
No Nama Partai
pada pemilu sebelumnya masih mengirimkan wakil,
Suara Sah Kursi
REPUBLIK INDONESIA
BAWASLU PROVINSI
MALUKU UTARA
H. Buchari Mahmud1 Melalui pemilu pula, rakyat dapat menarik kembali
mandat yang diberikan sebelumnya kepada para
S
Pengantar wakilnya jika dinilai tidak melaksanakan amanah
etelah amendemen Undang-Undang Dasar rakyat dengan sebaik-baiknya.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Pemilu memiliki peran penting dalam maju-
1945), Indonesia menganut paham negara tidaknya negara, hasil pemilu sangat menentukan ke
demokrasi sekaligus negara hukum. Karena itu, arah mana negara menuju. Sebab itu, penyelenggaraan
Indonesia mengenal dua konsep negara sekaligus, pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
yaitu democratic rechtstaat dan constitutional dan adil merupakan keharusan. Untuk itu, menjamin
democratic. Salah satu karakteristik dari democratic pemilu yang free and fair, diperlukan perlindungan
rechtstaat adalah pembuatan peraturan perundang- bagi para pemilih, setiap pihak yang mengikuti
undangan yang partisipatif. Sedangkan salah satu pemilu, maupun rakyat umumnya dari segala
karakteristik constitutional democratic adalah ketakutan, intimidasi, penyuapan, penipuan,
penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). dan berbagai praktik curang lainnya yang akan
Penyelenggaraan pemilu di Indonesia
merupakan sebuah keniscayaan. Pelaksanaan pemilu
dimaksudkan untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi
maupun Kabupaten/Kota.2
Penyelenggaraan pemilu tidak hanya sebatas
melaksanakan kehendak konstitusi semata,
melainkan sebuah komitmen bangsa Indonesia
hidup dalam fondasi kehidupan yang demokratis.
Kehidupan demokratis yang diperjuangkan setelah
melewati dua masa pemerintahan yang otoriter dan
totaliter, yakni Orde Lama dan Orde Baru.
Pemilu merupakan salah satu dari sekian
banyak ciri kehidupan yang demokratis. Melalui
pemilu, rakyat sebagai pemegang kedaulatan
menggunakan haknya menentukan wakil rakyat,
baik pada cabang kekuasaan eksekutif dan legislatif.
1. Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Provinsi Maluku Utara
2. Pasal 22E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
REPUBLIK INDONESIA
3 Tindak Pidana Pemilihan Diselesaikan oleh di Provinsi Maluku Utara yang Diselesaikan oleh
Tindak pidana Pemilihan merupakan Sentra Penegakan
pelanggaran atau kejahatan terhadap Hukum Terpadu (Sentra Bawaslu Maluku Utara
ketentuan Pemilihan sebagaimana Gakumdu) yang terdiri
diatur dalam Undang-Undang 7/2017. atas Penyidik Kepolisian,
(vide Pasal 476 UU 7/2017) Jaksa Penuntut Umum,
dan Bawaslu (Pasal 486
UU 7/2017)
Utara untuk
membatalkan putusan Bawaslu Maluku Utara dan Caleg
Ahmad Ibrahim
a.n.
RI, terdiri atas 5 (lima) sengketa yang diterima dan 1 Sumber: diolah oleh Penulis
Media Massa
dari Data Bagian Hukum KPU
sengketa diselesaikan pada tahap mediasi. Provinsi Maluku Utara
REPUBLIK INDONESIA
diselesaikan oleh Bawaslu melalui Sidang Ajudikasi, hanya sebatas mendapatkan pemberitahuan
sengketa TUN diselesaikan Pengadilan TUN, sedang ada upaya koreksi putusan di Bawaslu
sengketa hasil diselesaikan Mahkamah Konstitusi, RI agar menunda sementara pelaksanaan
sengketa etik diselesaikan DKPP, dan sengketa putusan ajudikasi Bawaslu Provinsi dan/
Pidana diselesaikan melalui pintu Sentra Penegakan atau Bawaslu Kabupaten/Kota.8 Pengaturan
Hukum Terpadu (Sentra Gakkumdu). Meskipun telah demikian dalam Perbawaslu 18/2018 dalam
mengalami perbaikan, terhadap kondisi tersebut catatan Penulis bertentangan dengan asas
masih ada yang perlu diperbaiki. audi et altera partem. Sepatutnya semua
a. Benturan Asas, Patuh Asas Kewajiban pihak memiliki kesempatan yang sama dalam
Pengadil – Koreksi Kewenangan Koreksi proses koreksi putusan. Sepatutnya Termohon
Bawaslu RI mendapatkan kesempatan untuk mengajukan
Salah satu kewenangan Bawaslu “Kontra Permohonan Koreksi”, seperti
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 95 huruf halnya Pemohon mendapatkan kesempatan
h UU 7/2017 adalah mengoreksi putusan dan mengajukan “Permohonan Koreksi”. Atas
rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu kesempatan yang sama, Bawaslu RI dapat
Kabupaten/Kota.5 Kewenangan koreksi mendengarkan semua pihak sebagaimana asas
Bawaslu diatur lebih lanjut dalam Bab X audi et altera partem.
tentang Koreksi Putusan Pasal 42, 43, dan 44
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum b. Kewajiban Patuh Atas PKPU; Bawaslu
Nomor 18 Tahun 2018 tentang Perubahan Bukan Peradilan Konstitusi
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Salah satu wacana yang menarik
Nomor 18 Tahun 2017 tentang Tata Cara perhatian pada Pemilu 2019 adalah pencalonan
Peyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum mantan napi korupsi sebagai calon anggota
(Perbawaslu 18/2018). DPRD oleh partai politik. Atas persoalan
Ajudikasi adalah proses persidangan ini, terjadi perbedaan pendapat antara KPU
penyelesaian sengketa proses pemilu.6 Tegas dengan Bawaslu. KPU tidak menerima
dan lugas nomenklatur yang digunakan dalam pencalonan mantan napi korupsi sebagai calon
definisi ajudikasi dalam Perbawaslu 18/2018 anggota legislatif yang selanjutnya diatur
adalah “persidangan”. Dengan demikian, dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum
sekalipun prsoses penyelesaian sengketa yang Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan
dilakukan oleh Bawaslu bersifat ajudikasi, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
namun pada prinsipnya diselesaikan melalui Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan
cara-cara judikasi. Dalam proses judikasi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
pada umumnya dikenal asas audi et altera Kota (PKPU 20/2018). Sementara itu, Bawaslu
partem. Maksud asas ini adalah dalam perkara menilai larangan tersebut tidak tepat.
yang diperiksa dan diadili di dalam proses Pada Pemilu 2019 di Provinsi Maluku
persidangan, semua pihak mempunyai hak Utara, dari 10 (sepuluh) sengketa yang
yang sama baik untuk didengar keterangannya diselesaikan Bawaslu Maluku Utara terdapat 4
secara berimbang ataupun memiliki (empat) sengketa yang berkaitan dengan mantan
kesempatan yang sama dalam mengajukan napi korupsi. Keempat sengketa tersebut oleh
Bawaslu Maluku Utara dinyatakan diterima
5. Pasal 95 huruf h UU 7/2017 menyebutkan “mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang bertentangan dengan dan Bawaslu memerintahkan KPU Maluku
ketentuan peraturan perundang-udangan”.
6. Pasal 1 angka 19 Perbawaslu 18/2018 7. Hendra Kasim, 2019, Demos Cratos, Catatan tentang Demokrasi, (Ternate: Pandecta) hlm. 212
8. Pasal 43 Perbawaslu 18/2018
REPUBLIK INDONESIA
review yang putusannya bersifat final dan Penutup
mengikat dalam menilai pertentangan UU Simpulan
terhadap UUD. Sedangkan MA berwenang Secara umum penyelenggaraan pemilu kian
menyelesaikan sengketa judicial review yang hari kian membaik. Evaluasi atas penyelenggaraan
putusannya bersifat final dan mengikat dalam pemilu terus dilakukan untuk memastikan perbaikan
menilai pertentangan peraturan di bawah UU terus digalakkan. Hal ini guna mewujudkan
terhadap UU.10 penyelenggaraan pemilu yang bermartabat, tidak
Sebagaimana sifat konstitusi memberikan terkecuali electoral justice system juga terus
kewenangan sekaligus membatasi kewenangan mengalami perbaikan. Meskipun demikian,
secara konstitusional, maka kewenangan masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan
konstitusional yang diatur dalam Pasal 24A ayat untuk memperbaiki electoral justice system guna
(1) dan Pasal 24C ayat (1) selain memberikan mewujudkan keadilan pemilu bagi semua pihak.
kewenangan judicial review kepada MA dan Kewenangan koreksi putusan yang
MK, sekaligus membatasi lembaga lain yang diamanahkan UU 7/2017 kepada Bawaslu RI
tidak dapat melakukan kegiatan judicial sepatutnya dalam pengaturan lanjutannya berupa
review. Atau dengan kata lain, lembaga selain Perbawaslu sebagai mekanisme formil ajudikasi
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi memperhatikan kesempatan yang sama bagi semua
dalam melakukan judicial review atau dalam pihak (asas audi et altera partem). Perbawaslu
hal menilai pertentangan norma di bawah 18/2018 tidak memfasilitasi keterlibatan semua
dengan norma di atasnya adalah bersifat in- pihak, khususnya dalam mekanisme permohonan
costitusional atau dapat dikatakan sebatas koreksi putusan. Hanya Pemohon atau Pelapor
asumsi belaka.11 Khusus untuk beberapa daerah yang mendapatkan kesempatan untuk mengajukan
yang mana Bawaslu menerima permohonan permohonan koreksi putusan, sementara itu KPU
mantan napi korupsi dalam proses ajudikasi, sebagai Termohon atau Terlapor tidak mendapatkan
dalam putusannya seolah-olah Bawaslu kesempatan untuk membuat kontra atas permohonan
bertindak sebagai MA sehingga dapat menilai koreksi putusan.
dan menyatakan bahwa PKPU 20 /2018 Salah satu indikator pengukuran bahwa pemilu
bertentangan dengan UU 7/2017. berjalan dengan baik adalah penyelenggaraan pemilu
Sebagai pengawas pemilu, kehadiran yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Bawaslu adalah memastikan penyelenggaraan undangan yang berlaku. Kepatuhan atas norma
pemilu berjalan sesuai dengan norma pemilu pemilu, tidak terkecuali PKPU, adalah keharusan
yang berlaku, termasuk pula berjalan sesuai bagi semua pihak. Kehadiran Bawaslu sebagai
dengan PKPU. PKPU sebagai norma yang pengawas pemilu sepatutnya memastikan pemilu
dibuat oleh lembaga yang berwenang serta dijalankan oleh KPU sesuai dengan PKPU, bukan
diundangkan dan dilembarkan dalam lembaran sebaliknya Bawaslu menilai pertentangan norma
negara, merupakan konsekuensi logis yang antara PKPU dengan UU 7/2017. Hal ini melampaui
harus dihormati, dipatuhi, dan dilaksanakan wewenang yang diberikan UU kepada Bawaslu
oleh seluruh pihak. Idealnya, Bawaslu karena kewenangan konstitusional judicial review
memastikan KPU berjalan sesuai dengan adalah kewenangan MK dan MA.
ketentuan peraturan perundang-undangan
termasuk pula sesuai dengan produk hukum
9. Hendra Kasim, op cit, hlm. 198
10. Ibid, hlm. 199
11 Ibid
REPUBLIK INDONESIA
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa begitu
pentingnya partisipasi pemilih dalam demokrasi
SURAT SUARA PADA dan tahapan pemilu. Dengan demikian penyiapan
instrumen hukum yang menjamin agar pemilih
PEMUNGUTAN masuk pada proses pemutakhiran daftar pemilih
(DPT) dan dapat menggunakan hak pilihnya dengan
SUARA PEMILIHAN leluasa. Pemilih yang tidak terdaftar dalam Daftar
Pemilih Tetap tidak mempunyai kesempatan untuk
UMUM menggunakan hak pilih di TPS lain dengan alasan
karena bertugas, karena syarat pindah memilih yang
TAHUN 2019 bersangkutan harus terdaftar dalam DPT.
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 11 Tahun
(PELAJARAN 2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam
Negeri dalam Penyelenggaraan Pemilu, terdapat
DARI KASUS DI 3 (tiga) kategori jenis pemilih, yaitu pemilih yang
I
tidak dapat menggunakan haknya di TPS tempat
ndikator keberhasilan pemilihan umum yang bersangkutan terdaftar, dan memberikan suara
(pemilu) di antaranya adalah: pertama, di TPS lain,3 atau sering disebut dengan istilah
suksesnya penyelenggaraan pemilu yang Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) atau pemilih
dilakukan oleh penyelenggara pemilu; kedua, pindahan; dan Pemilih Khusus, yaitu pemilih yang
partisipasi peserta pemilu yang taat regulasi dan tidak terdaftar sebagai pemilih dalam DPT maupun
tahapan; dan ketiga, partisipasi masyarakat dalam DPTb, namun memenuhi syarat sebagai pemilih.
menggunakan hak pilihnya dengan pelayanan Pemilih ini disebut pemilih Daftar Pemilih Khusus
yang maksimal. Partisipasi pemilih dalam pemilu (DPK) atau Pemilih yang menggunakan identitas
mempunyai makna yang strategis karena menjadi kependudukan.
salah satu indikator keberhasilan Pemilu. Partisipasi Seseorang dapat disebut dan masuk kategori
pemilih dapat diukur dari seberapa besar pemilih yang Pemilih Tambahan (DPTb) atau pemilih pindahan
menggunakan hak pilihnya pada saat pemungutan karena memenuhi syarat keadaan tertentu, antara
dan penghitungan suara. lain menjalani tugas pemerintahan, di tempat lain
Pada Pemilu 2009, Tim Penyelidikan pada hari pemungutan suara, menjalani rawat inap di
Pemenuhan Hak Sipil dan Politik Komisi Nasional rumah sakit, penyandang disabilitas yang menjalani
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menunjukkan perawatan di panti sosial/rehabilitasi, menjalani
bahwa pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 terdapat rehabilitasi narkoba, menjadi tahanan di rumah
sekitar 25-40% pemilih kehilangan hak pilihnya tahanan atau lembaga pemasyarakatan, tugas belajar,
karena tidak masuk daftar pemilih. Pada 6 Juli
2009 Mahkamah Konstitusi dengan Putusannya
2. Hasyim Asyári, Konsolidasi Demokrasi, Pergulatan Politik Pemilu di Indonesia, Yogyakarta, Thafa Media, 2019,
hlm. 133.
3. KPU, Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam Negeri dalam Pemilu,
Jakarta, KPU, 2018, hlm, 42
1. Anggota KPU DIY Periode 2018-2023 yang membidangi Divisi Teknis
REPUBLIK INDONESIA
keberadaan kampus-kampus besar di 3 (tiga) Dari 10 kecamatan dengan jumlah pemilih
kabupaten di DIY. Pemilih pindahan (DPTb) DPTb besar, kecamatan yang paling besar adalah
yang jumlahnya lebih dari 1.000 pemilih tiap Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan
kecamatan dipetakan sebagaimana pada Tabel
jumlah 11.683 pemilih yang tersebar di 3 desa,
11.2 berikut ini:
yaitu Desa Condongcatur, Desa Catur Tunggal, dan
Desa Maguwoharjo dengan jumlah TPS 404 buah.
Tabel 11.2. Data Kecamatan dengan jumlah
Pemilih Pindahan (DPTb) Lebih dari 1.000 Pemilih Apabila jumlah pemilih pindahan dibagi jumlah
di 3 Kabupaten di DIY TPS, maka pada tiap TPS rata-rata terdapat 28,9
Jumlah DPTb
pemilih pindahan, angka yang cukup besar yang
Rata2
No. Kab/Kota Kecamatan
Jumlah
TPS
Jumlah
DPT
DPTb per-
TPS
harus disediakan surat suara.
Jumlah (%)
2. Kab. Bantul
Ngemplak
Banguntapan
185
318
43.867
79.236
1.478
1.353
3,37%
1,71%
7,9
4,2
Yogyakarta, jumlah pemilih pindahan (DPTb) yang
Kasihan 308 75.264 3.387 4,50% 10,9 tersebar di Kecamatan Depok adalah sebagaimana
Tabel 11.3 berikut ini:
Sewon 294 72.663 2.143 2,94% 7,3
3. Kota Yogyakarta Gondokusuman 49 31.987 1.589 4,96% 32,4
Umbulharjo 223 50.304 2.909 5,78% 13,1
kampus dengan jumlah mahasiswa yang banyak Sumber: KPU Kabupaten Sleman dan diolah oleh
pula. Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan Penulis
jumlah pemilih pindahan 11.683, merupakan
wilayah penopang 4 perguruan tinggi negeri, yaitu Jika diperhatikan data pada Tabel 11.3, jumlah
UGM, UIN Sunan Kalijaga, UNY, dan UPN Veteran, TPS dengan jumlah pemilih pindahan berkisar
serta kampus-kampus swasta yang banyak berdiri di antara 1-20 pemilih DPTb, ada 198 TPS; jumlah
Depok, seperti UII (kampus Fakultas Ekonomi dan pemilih pindahan 21-50 orang tersebar di 93 TPS;
FIAI), Universitas Sanata Darma, YKPN, dan masih jumlah Pemilih DPTb antara 51-100 orang tersebar
banyak lagi kampus-kampus lainnya. di 75 TPS; dan jumlah pemilih DPTb lebih dari 100
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman dan orang ada pada 12 TPS. Sedangkan TPS yang tidak
Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul merupakan ada pemilih pindahan (DPTb) hanya sebanyak 26
basis wilayah yang dihuni para mahasiswa penopang TPS. Data ini menunjukkan bahwa jumlah Pemilih
perguruan tinggi seperti UMY, Universitas Alma Ata, DPTb sudah over di setiap TPS yang berdampak
Universitas Jenderal Sudirman, Universitas Aisiyah, pada banyak hal, terutama penyediaan suarat suara
dan lainnya. Kecamatan Banguntapan dan Kecamatan dan pelayanan penggunaan hak pilihnya di tiap TPS.
Sewon Kabupaten Bantul serta Kecamatan
REPUBLIK INDONESIA
jumlah 96.203 pemilih dan surat suara yang tersedia
masih sangat kurang. Jika pemilih DPT diasumsikan 5 di atas hampir semua jumlah DPT tiap TPS kurang
akan hadir 85% (71.842) mungkin surat suara bisa dari 200 pemilih. Kondisi itu terjadi karena dalam
cukup untuk menyediakan pemilih DPTb dengan menyikapi banyaknya pemilih DPTb, PPS di 3 (tiga)
tambahan surat suara 14.368. Masih belum dapat desa di Kecamatan Depok memang menempatkan
dipastikan prediksi pemilih DPT akan hadir 85% pemilih pindahan dengan jumlah banyak kepada
dan jika lebih dari hal tersebut maka harus pula
TPS dengan jumlah pemilih sedikit agar jumlah
ditentukan bagaimana menyikapinya.
totalnya tidak melebihi 300 pemilih. Hal tersebut
Apabila dilihat sebaran jumlah pemilih
pindahan di tiap TPS yang berbeda-beda sebagaimana dimaksudkan agar saat melayani penggunaan hak
terlihat pada Tabel 3, secara teknis di lapangan akan pilih di TPS tidak melewati batas pukul 13.00.
sangat sulit, baik penyediaan logistik (surat suara) Sementara TPS yang jumlah DPT di atas 200 diberi
sebelum distribusi ke TPS maupun perpindahan tambahan Pemilih DPTb dengan jumlah cukup agar
surat suara saat pemungutan suara berlangsung. Hal tidak melebihi 300 pemilih tiap TPS.
itu disebabkan banyaknya pemilih pindahan yang Pada saat kesulitan dengan penyediaan surat
menumpuk di TPS tertentu. suara yang belum ditemukan solusinya, terbitlah
Sebagai contoh 12 TPS di 3 (tiga) desa di
Surat Edaran Bersama Bawaslu RI dan KPU RI
Kecamatan Depok yang jumlah Pemilih pindahan
Nomor 55-0870/K.BAWASLU/PTK-00.00/4/2019
(DPTb) lebih dari 100 pemilih setiap TPS.
Kekurangan surat suaranya akan sangat signifikan. dan Nomor 4 Tahun 2019 tertanggal 16 April
Jika akan diambilkan TPS terdekat, hal itu tidak 2019 tentang Penyelenggaraan Pemungutan dan
memungkinkan karena TPS terdekat juga sudah Penghitungan Suara di TPS. Isi Surat Edaran
kekurangan surat suara. Hal tersebut sebagaimana tersebut antara lain pada huruf B angka 12 dijelaskan
tertuang dalam Tabel 11.5 berikut ini: bahwa jika terdapat pemilih DPT atau DPTb yang
hadir sebelum pukul 13.00 waktu setempat namun
Tabel 11.5. Data 12 TPS dengan Jumlah Pemilih belum menggunakan hak pilihnya dikarenakan surat
Pindahan (DPTb) Lebih dari 100 Pemilih suara telah habis, maka Ketua KPPS berkoordinasi
di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
Penyediaan
dengan PPS untuk mendapatkan surat suara yang
Kekurangan
No. Desa No TPS Jumlah DPT Jumlah DPTb Surat Suara
(DPT+2%)
Surat Suara masih tersedia di TPS terdekat sesuai kebutuhan,
1. Condongcatur 25 130 112 132 110
dan KPPS mencatatkan ke dalam formulir C.2-KPU.
37 134 122 136 118
Pada huruf B angka 17 juga dijelaskan bahwa
39 168 117 171 114
pada pukul 13.00, KPPS memberitahukan bahwa
69 144 113 146 111
yang boleh memberikan suara hanya pemilih yang
94 145 145 147 143
sedang menunggu giliran untuk memberikan suara
110 135 122 137 120
dan telah tercatat kehadirannya dalam C.7 baik
DPT, DPTb, maupun DPK, dan pemilih yang telah
130 141 101 143 99
170
C.7, maka KPPS 4 dan KPPS 5 mendatangi pemilih
142 157 160 167
REPUBLIK INDONESIA
bersangkutan dan tidak menjadi residu di tahapan TPS. Adapun data Pemilih Pindahan (DPTb) yang
selanjutnya, baik proses rekapitulasi maupun sampai terdaftar di TPS sebagaimana Tabel 11.7 berikut ini:
dengan gugatan di Mahkamah Konstitusi, serta KPU
Kabupaten/Kota dan jajarannya tidak dianggap Tabel 11.7. Data Rekapitulasi Pemilih
melanggar oleh Bawaslu Kabupaten/Kota, yang Pindahan (DPTb) yang Terdaftar di TPS se-DIY
berimplikasi dianggap melanggar kode etik dan Jumlah Pemilih DPTb di TPS
PSU sebagaimana Tabel 11.6 berikut ini: 1 Kabupaten Kulon Progo 1.049 1.157 2.206 293
Lanjutan di Daerah Istimewa Yogyakarta 4 Kabupaten Sleman 12.457 15.480 27.937 2.339
2 Kabupaten Bantul 15 4 19
Pemilih pindahan (DPTb) yang terdaftar
sebagaimana Tabel 7 yang menggunakan hak
3 Kabupaten Gunung Kidul 2 - 2
pilihnya bervariasi. Paling banyak adalah pemilih
4 Kabupaten Sleman 4 19 23
yang menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan
5 Kota Yogyakarta 4 - 4
Presiden dan Wakil Presiden, yaitu sebanyak 45.650
TOTAL 27 23 50 (79,64) dari pemilih DPTb yang terdaftar, sementara
Sumber: data KPU DIY untuk jenis pemilihan lain, jumlah pemilih DPTb
tidak terlalu signifikan jumlahnya. Berikut ini data
Dari data Tabel 6 di atas terdapat 23 jumlah pemilih pindahan (DPTb) yang menggunakan
Pemungutan Suara Lanjutan (PSL) yang akar hak pilihnya di Daerah Istimewa Yogyakarta:
masalahnya berasal dari permasalahan pemilih
pindahan yang kekurangan surat suara dan tidak Tabel 11.8. Data Pemilih Tambahan (DPTb)
terpenuhi sampai akhir pemungutan suara, baik yang Menggunakan Hak Pilihnya
yang belum menggunakan hak pilih adalah pemilih Pemilih
DPTb
Jumlah Pemilih Pindahan (DPTb) yang
Menggunakan Hak Pilih
DPTb maupun pemilih dalam DPT. Pemilih yang No. Jenis Pemilihan
yang
Terdaftar
Persentase
(%)
suara, oleh Bawaslu Kabupaten melalui Panwaslu 2. Pemilihan Anggota DPR RI 57.319 5.517 4.548 10.065 17,55%
Kecamatan direkomendasikan dilaksanakannya
Pemungutan Suara Lanjutan (PSL). 3. Pemilihan Anggota DPD RI 57.319 5.518 4.558 10.076 17,57%
pemilih DPT maupun pemilih pindahan (DPTb) Sumber: Data KPU DIY
untuk menggunakan hak pilihnya dalam pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara sangat tinggi. Sedangkan partisipasi pemilih yang
Hal itu terbukti dari bertambahnya pemilih DPTb menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Serentak
Hadir 644.079 637.855 637.872 637.280 belum sempurna. Banyak pemilih belum terdaftar
% 91,09% 90,22% 90,22% 90,14%
di DPT sehingga masih munculnya banyak pemilih
3. Kab. Gunungkidul
DPT 605.894 605.894 605.894 605.894
DPK di DIY yang mencapai 49.020 orang. Belum
lagi banyaknya pemilih luar daerah yang tidak bisa
mengurus pindah memilih menggunakan formulir
Hadir 509.495 508.657 508.657 508.480
REPUBLIK INDONESIA
DPT dan sudah seharusnya ada penyempurnaan itu perlu pengaturan penghitungan pembulatan
dalam pemutakhiran daftar pemilih. Lalu bagaimana ke bawah untuk distribusi ke TPS sehingga hasil
dengan pemilih yang belum terdaftar dalam DPT, pembulatan (tiap TPS bisa 1 surat suara) dapat
namun yang bersangkutan akan pindah memilih, digunakan untuk memenuhi kekurangan surat suara
sementara proses penetapan DPT sudah selesai? di lapas, rumah sakit, dan di TPS tertentu yang sejak
Mungkinkan pemilih yang di daftar dalam DPK awal sudah dipetakan jelas kekurangan atau jumlah
sebelum pelaksanaan pemungutan suara dibolehkan pemilih pindahannya.
pindah memilih?
Ketiga, dalam Peraturan KPU Nomor 3
Tahun 2019 diatur bahwa pemilih pindahan (DPTb)
dibolehkan menggunakan hak pilihnya sejak pukul
07.00, bersamaan dengan Pemilih dalam DPT,
sehingga bagi TPS dengan pemilih DPTb besar,
akan membingungkan KPPS untuk bersikap.
Sebaiknya pemilih pindahan (DPTb) dikembalikan
pengaturannya untuk menggunakan hak pilihnya
sejak pukul 12.00 bersama dengan pemilih khusus
(DPK).
GENUINE
hak politiknya. Norma-norma
universal tersebut juga menjadi
standar untuk menentukan
ELECTION,
seberapa bebas pemilu di suatu
negara, yaitu bebas dari kekerasan,
paksaan, ancaman, kecurangan
BERUJUNG
(fraud), diskriminasi, manipulasi
suara, bahkan praktik administratif
yang dapat menghambat
SANKSI
kebebasan dan hak-hak pemilih, di
tengah situasi konflik politik lokal
dan nasional dan kompetisi antar
P
Pengantar pemilu yang substantif dan
emilihan umum berintegritas adalah pemilu yang mengikuti genuine election (pemilu yang
standar atau norma-norma internasional dalam konteks free sesungguhnya), yaitu pemilu
and fair election (pemilu yang bebas dan adil). Substansi yang mencerminkan kehendak
pemilu berintegritas merujuk pada keterpenuhan penyelenggaraan bebas pemilih. Dalam perspektif
pemilu sesuai standar dan norma pemilu yang berlaku secara universal ACE Project (2013)3, norma
sebagaimana tertuang pada artikel 25 International Covenant for Civil genuine election adalah jantung
and Political Rights (ICCPR) Perserikatan Bangsa-Bangsa (Norris, dari pemilu berintegritas yang
2013). Ada delapan norma pemilu universal dalam ICCPR tersebut, mencakup empat aspek utama,
yaitu: yaitu accountability, transparency,
1. Pemilu berkala (periodik) accuracy, dan ethical behaviour.
2. Hak pilih universal Empat aspek tersebut harus hidup
3. Prinsip satu orang satu suara (one person one vote one dan berkembang dalam setiap
value) siklus dan tahapan pemilu yang
4. Hak untuk mencalonkan dan kompetisi dalam pemilu dilaksanakan oleh penyelenggara
5. Hak pemilih sah untuk dapat menggunakan suaranya pemilu yang kredibel, khususnya
6. Hak penyuaraan yang bersifat rahasia dalam tahapan Pemungutan dan
7. Pemilu yang sesungguhnya (genuine election) Penghitungan Suara, Rekapitulasi
8. Pemilu merupakan ekspresi kehendak rakyat Hasil Penghitungan Perolehan
Dengan delapan norma pemilu universal tersebut kita dapat Suara, dan Penetapan Calon
mengkategorikan proses penyelenggaraan pemilu di suatu negara apakah Terpilih.
telah berintegritas atau masih terjadi penyimpangan atau kecurangan 3. ACE Project adalah inisial atau singkatan yang dibuat untuk The
Administration and Cost of Elections project. Ini adalah sumber
online/digital pertama terkait data dan pengetahuan Kepemiluan.
1. Tulisan ini menggunakan berbagai sumber dokumen yang disebut dalam sejumlah catatan kaki. Dokumen terkait yang disebut dalam tulisan dapat diakses pada Sekarang dikenal sebagai The ACE Electoral Knowledge Network.
link http://bit.ly/sumbertulisan. Tulisan ditujukan sebagai dokumentasi berbagi pengalaman dan pembelajaran bersama dari penyelenggaraaan Pemilu 2019. ACE Project menyediakan berbagai informasi komprehensif, saran
Tulisan tidak dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan atau menyalahkan nama para pihak dan/atau nama institusi, juga bukan untuk mengklaim kebenaran atau gagasan khusus, dalam berbagai aspek proses kepemiluan.
Penulis atau para pihak dan/atau nama institusi yang disebut dalam tulisan. Penyebutan nama para pihak dan/atau nama institusi semata-mata dimaksudkan ACE Project bertujuan mempromosikan pemilu yang kredibel,
untuk menyampaikan fakta peristiwa secara lugas dan terbuka dengan harapan untuk perbaikan penyelenggaraan pemilu di masa mendatang. berkesinambungan, profesional, dan inklusif di seluruh dunia. ACE
2. Anggota KPU Provinsi Sumatera Utara, menjabat sebagai Divisi Teknis Penyelenggara 2013-2018, dan 2018-Juli 2019. Saat ini menjabat Ketua Divisi Project diluncurkan di PBB tahun 1998 oleh International IDEA,
Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas) KPU Provinsi Sumut IFES, dan United Nations Department of Economic and Social Affairs
(UNDESA). Lebih lengkapnya lihat https://aceproject.org/
formulir C1.
Situng C1-DPR Kecamatan Mandrehe Nias Barat sudah mencapai 79%, Situng C1-DPR Kecamatan Lahomi Nias
Barat sudah 21,4%, dan Situng C1-DPR Kecamatan Lolofitu Moi Nias Barat sudah 82,1%.
7. Dalam Rapat Pleno ini semua Anggota KPU Provinsi Sumut sepakat dan tidak ada yang berpendaapat berbeda.
Lihat BA Rapat Pleno KPU Provinsi Sumut.
REPUBLIK INDONESIA
suara supaya dilakukan koreksi/perbaikan formulir Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
berpedoman pada ketentuan yang berlaku”8. Tingkat Kecamatan (Formulir DA1) untuk semua
Surat KPU Provinsi Sumut 368/PL.02.4-SD/12/ jenis Pemilu dari 7 kecamatan9. Namun, atas hasil
Prov/V/2019 juga ditembuskan kepada Ketua KPU pembacaan Formulir DA1 dari 7 Kecamatan tersebut
RI. Langkah KPU Provinsi Sumut menyurati KPU belum dilakukan pengesahan atau belum dituangkan
Nias Barat tersebut juga diinformasikan ke Bawaslu dalam Penetapan dan Penandatanganan Formulir
Provinsi Sumut melalui WhatsApp grup (WA DB1 (Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Grup), sebagai bentuk berbagi informasi tentang Pemilu 2019) tingkat Kabupaten Nias Barat10. Hal
langkah tindak lanjut yang dilakukan KPU Provinsi ini karena Formulir DA1 untuk semua jenis Pemilu
Sumut. Saat itu respons dari anggota Bawaslu dari Kecamatan Lolofitu Moi belum dibacakan dan
Provinsi Sumut Suhadi Situmorang di WA Grup belum direkap sehubungan dengan adanya Putusan
adalah menanyakan, bukankah rekapitulasi hasil Bawaslu Kabupaten Nias Barat Nomor 050/K.
penghitungan perolehan suara di Kabupaten Nias BAWASLU-PROV.SU-13/PM.06.02/05/2019
Barat telah selesai. Pertanyaan tersebut kemudian tertanggal 3 Mei 2019 perihal penyampaian putusan
dijawab oleh anggota KPU Provinsi Sumut Benget tentang penghitungan suara ulang serta pembukaan
Silitonga bahwa berdasarkan informasi dari KPU C1 plano dan C7-KPU (daftar hadir pemilih)
Kabupaten Nias Barat, Rekapitulasi di Kabupaten untuk semua jenis Pemilu di TPS 2 Desa Ambukha
Nias Barat masih berlangsung dan pengesahan atau Kecamatan Lolofitu Moi, yang disampaikan Bawaslu
penandatanganan formulir DB1 untuk semua jenis Kabupaten Nias Barat pada saat awal berlangsung
Pemilu belum dilakukan. Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara Pemilu 2019 tingkat Kabupaten Nias Barat.
Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Pembacaan Formulir DA1 untuk semua jenis Pemilu
Penghitungan Suara Pemilu 2019 Tingkat dari Kecamatan Lolofitu Moi dijadwalkan dilakukan
Kabupaten Nias Barat pasca Pelaksanaan Putusan Bawaslu Kabupaten
Pada 4 Mei 2019, KPU Kabupaten Nias Barat Nias Barat Nomor 050/K.BAWASLU-PROV.SU-
menerima Surat KPU Provinsi Sumatera Utara 13/PM.06.02/05/2019 tersebut.
Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019 tertanggal Dengan kata lain, KPU Kabupaten Nias
4 Mei 2019 perihal dugaan penggelembungan Barat menerima Surat KPU Provinsi Sumut Nomor
perolehan suara berdasarkan surat Caleg DPR RI 368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019 saat Rapat Pleno
dari Partai Golkar Dapil Sumut II, Nomor urut 2 atas Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara
nama Lamhot Sinaga. Surat KPU Provinsi Sumut Pemilu 2019 Tingkat Kabupaten Nias Barat masih
pada intinya meminta KPU Kabupaten Nias Barat sedang melaksanakan Putusan Bawaslu Kabupaten
untuk “melakukan pemeriksaan/kroscek data hasil Nias Barat Nomor 050/K.BAWASLU-PROV.SU-
rekapitulasi tingkat kecamatan (formulir DAA1-DPR 9. Sebagai catatan, hasil pembacaan formulir DA1 DPR dari PPK Lahomi dan PPK Mandrehe ketika itu masih
dan DA1-DPR) dengan data hasil penghitungan menunjukkan tanda merah pada aplikasi formulir DB1 DPR. Sebagaimana diketahui aplikasi formulir rekapitulasi
berjenjang untuk semua jenis Pemilu, termasuk formulir Rekapitulai DB1 di tingkat kabupaten/kota, telah didesain
dengan formula khusus untuk mendeteksi dan memastikan bahwa jumlah surat suara yang digunakan tidak lebih
suara di TPS (formulir C1-DPR) Plano atau besar dari jumlah pemilih; jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih = jumlah surat suara yang digunakan;
dan jumlah surat suara yang digunakan = jumlah suara sah dan suara tidak sah. Bila ada tanda merah pada aplikasi
Hologram di Kecamatan Lahomi, Mandrehe, dan formulir DB1.DPR itu adalah semacam indikasi atau pertanda awal bagi penyelenggara bahwa ada penghitungan
suara yang tidak sinkron dan/atau keliru pada formulir DB1 DPR. Saat itu KPU Kabupaten Nias Barat sudah
melihat dan menyadari tanda merah tersebut pada aplikasi formulir DB1 DPR, namun diputuskan hal itu nantinya
Lolofitu Moi. Dalam hal ditemukan perbedaan akan diperiksa pada saat pelaksanaan Putusan Bawaslu Nias Barat Nomor Nomor 050/K.BAWASLU-PROV.SU-
13/PM.06.02/05/2019 telah selesai dilaksanakan, sebelum penetapan formulir DB1 untuk semua jenis Pemilu.
catatan penghitungan dan rekapitulasi suara supaya 10. Dalam putusan sidang acara cepat di Bawaslu Provinsi Sumut dan dalam persidangan di DKPP, pemohon
mengembangkan argumen seolah selesainya pembacaan formulir DA1 dari 7 kecamatan, serta merta sudah sama
dengan pengesahan dalam bentuk penandatanganan formulir DB1. Dalam putusan sidang acara cepat Bawaslu
Provinsi Sumut dan dalam pertimbangan Hukum Putusan DKPP Nomor Perkara 114-PKE-DKPP/VI/2019
8. Lihat isi Surat KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tanggal 4 Mei 2019 pada link http:// argumen pemohon tersebut malah diakomodasi. Padahal faktanya ketika itu belum ada Pengesahan dalam bentuk
bit.ly/sumbertulisan penandatanganan formulir DB1 dari 7 kecamatan dan hal itu sudah dijelaskan dalam persidangan di DKPP.
REPUBLIK INDONESIA
DPR hologram atau formulir C1-DPR plano di 3 Nias Barat, sumber penggelembungan suara sebelum
kecamatan tersebut kemudian dituangkan didalam pemeriksaan/kroscek diambil dari suara tidak sah
Berita Acara Nomor 043/HK.03.1-BA/1225/ (Kecamatan Lahomi) dan suara calon angggota DPR
KPU-KAB/V/2019. Perbedaan perolehan suara lintas partai (Kecamatan Mandrehe), yang dalam
calon sebelum dan sesudah pelaksanaan Surat proses pemeriksaan/kroscek kemudian dikembalikan
KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/ pada angka yang sebenarnya berdasar formulir C1
Prov/V/2019 terjadi secara mencolok di Kecamatan Plano dan/atau C1 hologram.11
Lahomi dan Kecamatan Mandrehe. Sedangkan di Bahwa selama pelaksanaan Surat KPU
Kecamatan Lolofitu Moi perbedaan itu hanya terjadi Provinsi Sumut Nomor368/PL.02.4-SD/12/
di TPS 2 Desa Ambukha, yang sebelumnya telah Prov/V/2019, KPU Kabupaten Nias Barat tidak
dikoreksi berdasarkan pelaksanaan Putusan Bawaslu menerima rekomendasi tertulis ataupun lisan
Kabupaten Nias Barat Nomor 050/K.BAWASLU- dari Bawaslu Kabupaten Nias Barat yang berisi
PROV.SU-13/PM.06.02/05/2019. penghentian atau penolakan terhadap proses
pemeriksaan/kroscek. Bawaslu Kabupaten Nias
Tabel 12.2. Hasil Pemeriksaaan/Kroscek Barat hanya menyampaikan Surat Nomor 051/K.
Perolehan Suara Rambe Kamarul Zaman Bawaslu-Prov.SU-13/PM.00.02/05/2019 tertanggal
Perolehan suara Perolehan suara
Rambe Kamarul Rambe Kamarul
Zaman Dalam Zaman dalam
5 Mei 2019 ke KPU Kabupaten Nias Barat yang
No Kecamatan Jlh Desa Desa Form DA1-
KPU sebelum
form DA1-
KPU sesudah
Selisih
substansinya mempertanyakan alasan sekaligus
pemeriksaan/ pemeriksaan/
Kroscek Kroscek legalitas pemeriksaan/pembukaan kotak suara
1 Lahomi 11 1. Hiliadulo 100 0 100
2. Onolimbu 306 3 303 apakah telah sesuai prosedur rekapitulasi perhitungan
3.
4.
Onowaembo
Tiga Serangkai
21
109
0
9
21
100
suara berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
5. Sisobambowo 53 4 49 2017 tentang Pemilihan Umum dan Peraturan KPU
6. Sitolubanua 162 27 135
7. Bawozamaiwo 186 30 156 Nomor 4 Tahun 2019 tentang Rekapitulasi Hasil
8.
9.
Iraonogaila
Lologundre
20
58
9
0
11
58
Penghitungan Perolehan Suara dan Penetapan Calon
10. Sisobaoho 43 3 40 terpilih Pemilu 2019. Surat tersebut kemudian
direspons oleh KPU Kabupaten Nias Barat dengan
11. Lolowau 73 2 71
1131 87 1044
2 Mandrehe 20 1.
2.
Simae’asi
Lologolu
90
129
2
8
88
121
menyampaikan surat KPU Kabupaten Nias Barat
3. Tuwuna 39 7 22 nomor 94/PL.01.7-/1225/KPU-Kab/V/2019 tanggal
5 Mei 2019 yang substansinya menjelaskan bahwa
4. Tuhemberua 39 1 38
5. Lolozirugi 109 10 99
6. Lakhene 23 2 21
alasan pembukaan kotak suara PPK Kecamatan
7. Hiliwalo’o I 44 1 43
8. Siana’a 46 2 44 Mandrehe, Kecamatan Lahomi, dan Kecamatan
9.
10.
Fadoro
Iraonogambo
55
58
0
1
55
57
Lolofitu Moi didasarkan pada surat KPU Provinsi
11. Tuho Owo 11 3 9 Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4-/SD/12/
12. Fadorobahili 5 2 3
13. Tumori 13 1 12 Prov/V/2019.
14.
15.
Lasarabaene
Tetehosi
36
62
4
8
32
54
Hasil pemeriksaan/kroscek formulir DA1-DPR
16. Sisarahili I 99 7 92 dan formulir DAA1-DPR dengan formulir C1-DPR
17. Doli-Doli 14 0 14
18. Hayo 14 1 13 hologram atau formulir C1-DPR plano kemudian
19.
20.
Zuzundrao
Sisobambowo
81
31
4
0
77
31
dituangkan dalam formulir DA1.DPR Kecamatan
998 64 928
11. Berdasarkan penjelasan Nigatinia Gulo, Ketua Divisi Teknis Penyelenggara KPU Nias Barat periode Oktober
3 Lolofitu Moi 8 1. Ambukha 374 2342 140 2018-Juli 2019, setelah pelaksanaan Surat KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 atau
setelah pemeriksaan/ kroscek dilaksanakan barulah aplikasi formulir DB1 DPR untuk Kecamata Lahomi dan
Jumlah 2503 385 2118
Kecamatan Mandrehe berubah dari tanda merah menjadi normal, yang berarti hasil penghitungan suara telah
sinkron dan/atau benar.
REPUBLIK INDONESIA
SD/12/Prov/V/2019 tentang laporan aduan Lamhot Tahun 2019 Tingkat Kabupaten Nias Barat (Formulir
Sinaga telah ditindaklanjuti oleh KPU Kabupaten DB1.DPR) tersebut kemudian dicatatkan/direkap
Nias Barat. Saat Rapat kordinasi tersebut tidak ke dalam formulir Rekapitulasi Hasil Penghitungan
ada sikap sanggahan atau penolakan dari Bawaslu Suara dan Perolehan Suara Pemilu 2019 Tingkat
Provinsi Sumut terkait penjelasan tersebut. Provinsi Sumut (Formulir DC1.DPR). Dalam Rapat
Bahwa pada 8 Mei 2019 KPU Provinsi Pleno Terbuka tersebut Saksi Partai Gokar pada
Sumut justru menerima Surat Bawaslu Provinsi Panel 2 mempertanyakan tentang adanya prosedur
Sumut Nomor 0802/K.Bawaslu-Prov/SU/ pembukaan kotak dan kroscek perolehan suara untuk
PM.00.01/05/2019 tertanggal 8 Mei 2019 yang DA.1 DPR pada Kecamatan Lahomi, Kecamatan
meminta penjelasan kepada KPU Provinsi Sumut Mandrehe, dan Kecamatan Lolofitu Moi berdasarkan
tentang dasar hukum pembukaan kotak suara dan Surat KPU Provinsi Sumut. Anggota KPU Provinsi
pemeriksaan/kroscek data hasil rekapitulasi tingkat Sumut Ira Wirtati, Batara Manurung, dan Mulia
kecamatan formulir DA1.DPR plano dengan formulir Banurea yang saat itu memimpin Panel 2 Rapat
C1.DPR Hologram di tiga kecamatan yang dilakukan Pleno Terbuka Rekapitulasi tingkat Provinsi Sumut
oleh KPU Kabupaten Nias Barat. KPU Provinsi menjelaskan bahwa prosedur yang dilakukan KPU
Sumut kemudian merespons Surat Bawaslu Provinsi Kabupaten Nias Barat tersebut memang dilakukan
Sumut tersebut dengan Surat KPU Provinsi Sumut berdasarkan Surat KPU Provinsi Sumut Nomor
Nomor 384/PL.01.7-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 dan hal tersebut
9 Mei 2019 yang pada dasarnya menjelaskan bahwa dilakukan KPU Provinsi Sumut dan KPU Kabupaten
apa yang dilakukan KPU Provinsi Sumut dan KPU Nias Barat sebagai bagian dari upaya memastikan
Kabupaten Nias Barat dalam menindaklanjuti surat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
laporan Lamhot Sinaga tertanggal 4 Mei didasarkan secara berjenjang sebagai mekanisme kontrol dan
pada pemenuhan prinsip-prinsip penyelenggaraan koreksi bilamana memang ada ditemukan kekeliruan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara yang jujur, dalam rekapitulasi penghitungan perolehan suara
adil, transparan, kepentingan umum, proporsional, pada tingkatan sebelumnya, sebagaimana diatur
dan profesional sebagaimana diatur dalam PKPU dalam PKPU PKPU Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Rekapitulasi Hasil Rekapitulasi Hasil Penghitungan dan Perolehan
Penghitungan Perolehan Suara, dan pemenuhan Suara Pemilu 2019.
sikap dan perilaku KPU yang harus responsif dalam Saat itu, Bawaslu Provinsi Sumut juga memberi
menyelesaikan pengaduan, keluhan, keberatan, dan tanggapan bahwa KPU Kabupaten Nias Barat telah
aspirasi dari berbagai pihak untuk menciptakan menyalahi prosedur karena menandatangani dan
kondisi yang kondusif dalam penyelenggaraan menetapkan formulir DB1 untuk semua jenis Pemilu
Pemilu, sebagaimana diatur dalam PKPU Nomor 8 pada 6 Mei 2019, melewati jadwal Rapat Pleno
Tahun 2019 tentang Tata Kerja KPU, KPU Provinsi, Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
dan KPU Kabupaten/Kota. Tingkat Kabupaten Nias Barat yang dijadwalkan
KPU Kabupaten Nias Barat menyampaikan dan tanggal 3-5 Mei 2019 sesuai dengan undangan resmi.
membacakan formulir DB1 untuk semua jenis Pemilu Bahwa terkait pertanyaan Bawaslu Provinsi Sumut
2019 dalam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil tersebut Pimpinan Panel 2 Rapat Pleno Terbuka
Penghitungan Suara Pemilu 2019 tingkat Provinsi tingkat Provinsi Sumut mempersilakan KPU
Sumut Panel 2 pada 9 Mei 2019. Adapun formulir Kabupaten Nias Barat memberi keterangan. KPU
DB1.DPR yang dibacakan dan disampaikan KPU Kabupaten Nias Barat kemudian menegaskan dan
REPUBLIK INDONESIA
bukan Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pemilihan Umum yang menyebut bahwa Surat
Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilihan Pemberitahuan Sidang pemeriksaan kepada
Umum. Pelapor dan Terlapor paling lama 1 (satu) hari
Pada 18 Mei 2019 melalui Surat Nomor 1804/ sebelum sidang pemeriksaan. Faktanya, Surat
Bawaslu-Prov.SU/Set/PM.00.01/05/2019 Perihal Bawaslu Provinsi Sumut Panggilan Sidang
Penyampaian Putusan, Bawaslu Provinsi Sumatera Pemeriksaan Acara Cepat Nomor 1801/
Utara menyampaikan Putusan Nomor Register 002/ Bawaslu-Prov.SU/Set/PM.05.01/05/2019
LP/PL/ADM/PROV/02.00/V/2019 yang mana amar tertanggal 18 Mei 2019 dan diterima KPU
putusan tersebut berisikan: Provinsi Sumut pada 18 Mei 2019, justru
− Menyatakan KPU Provinsi Sumatera Utara untuk pelaksanaan sidang di hari yang sama,
dan KPU Kabupaten Nias Barat telah terbukti yaitu pada 18 Mei 2019 pukul 14.00 WIB.
secara sah dan menyakinkan melakukan • Alasan lain untuk mengajukan koreksi putusan
pelanggaran administratif pemilu yaitu kepada Bawaslu RI adalah bahwa penerapan
prosedur, tata cara, dan mekanisme dalam persidangan cepat pelanggaran administrasi
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan untuk perkara yang diregister adalah keliru,
suara tingkat Kabupaten Nias Barat dan tingkat sebab persidangan cepat pelanggaran
Provinsi Sumatera Utara. administrasi seharusnya dilakukan begitu
− Memerintahkan KPU Provinsi Sumatera laporan diterima, dan dilakukan di tempat
Utara dan KPU Kabupaten Nias Barat untuk kejadian, tanpa register nomor perkara.
memperbaiki administrasi, yaitu tata cara, Berpedoman pada Perbawaslu Nomor 8 Tahun
prosedur, dan mekanisme rekapitulasi hasil 2018, perkara dugaan pelanggaran administrasi
penghitungan perolehan suara yang telah yang diregister semestinya diproses dengan
disetujui dan disahkan oleh KPU Nias Barat penanganan dugaan pelanggaran administrasi
pada 5 Mei 2019 di hadapan saksi peserta biasa.
Pemilu dan Bawaslu Nias Barat secara mutatis Namun sejak koreksi putusan diajukan/
mutandis. dimohonkan hingga tulisan ini dibuat KPU Provinsi
Bahwa kemudian KPU Provinsi Sumatera Sumut tidak pernah mendapatkan informasi tentang
Utara keberatan terhadap Putusan Bawaslu Provinsi permohonan koreksi putusan tersebut, baik itu
Sumatera Utara Nomor Register 002/LP/PL/ADM/ informasi perbaikan permohonan ataupun putusan
PROV/02.00/V/2019 tersebut sehingga mengajukan menerima atau menolak Permohonan Koreksi
Koreksi Putusan kepada Bawaslu RI, berpedoman Putusan Bawaslu Provinsi Sumut Nomor Register
pada Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2018 tentang 002/LP/PL/ADM/PROV/02.00/V/2019 tersebut.
Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilihan KPU Provinsi Sumut justru mendapatkan informasi
Umum Pasal 61 ayat (1) dan Pasal 62 ayat (1).18 bahwa permohonan koreksi putusan tersebut tidak
Pengajuan Koreksi Putusan yang diajukan KPU diregister (?), dalam Pertimbangan Putusan DKPP
Provinsi Sumatera Utara tertanggal 21 Mei 2019 Nomor: 114-PKE-DKPP/VI/2019.
tersebut didasarkan adanya penerapan hukum yang
salah dalam penanganan perkara Nomor Register
002/LP/PL/ADM/PROV/02.00/V/2019, yakni:
• Persidangannya dilaksanakan pada hari
18. Lihat dokumen permohonan Koreksi Putusan kepada Bawaslu pada link http://bit.ly/sumbertulisan
REPUBLIK INDONESIA
Sidang DKPP yang terdiri atas dari Ida Budhiati dan 2019 tingkat KPU Kabupaten Nias Barat yang
Teguh Prasetyo di Ruang Sidang DKPP di Jakarta. berlangsung sejak 3 Mei 2019 sampai 5 Mei
2019 bertempat di Hall Takosa Nias Barat telah
Pokok Pengaduan Pengadu selesai dibacakan berdasarkan formulir model
Dalam Pokok Pengaduan yang DA1-PPWP, DA1-DPR, DA1 DPD, DA1
disampaikan secara tertulis dengan DPRD Provinsi, dan DA 1 DPRD Kabupaten/
Pengaduan Nomor: 121-P/L-DKPP/V/2019 yang Kota oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)
diregistrasi dengan Perkara Nomor: 114-PKE- sebanyak 8 (delapan) kecamatan dan telah
DKPP/VI/2019 maupun secara lisan dalam disahkan oleh KPU Kabupaten Nias Barat;
Persidangan pada 17 Juni 2019, pada pokoknya d. Pada saat terjadi pembukaan kotak suara oleh
pengadu mendalilkan bahwa dalam Pemilu 2019 KPU Kabupaten Nias Barat pada 5 Mei 2019,
ini Para Teradu diduga telah melakukan pelangaran Bawaslu Kabupaten Nias Barat mengirimkan
kode etik penyelenggara pemilu karena memiliki surat resmi ke KPU Kabupaten Nias Barat
keberpihakan terhadap calon Anggota DPR RI atas pada tanggal dan hari yang sama, yaitu pada
nama Lamhot Sinaga. Adapun secara kronologis 5 Mei 2019 nomor surat: 051/K. Bawaslu-
yang merupakan bentuk pelanggaran yang dilakukan Prov.SU-13/PM.00.02/05/2019 yang berisi
oleh para pengadu adalah sebagai berikut:19 tentang alasan serta legalitas pemeriksaan/
a. Pada 4 Mei 2019 Lamhot Sinaga membuat pembukaan kotak suara serta meminta alasan
laporan ke KPU Provinsi Sumatera Utara secara tertulis KPU Kabupaten Nias Barat
tentang kecurangan pemilu dengan status terkait pembukaan kotak suara tersebut apakah
sebagai calon Legislatif tanpa dilampirkan sudah sesuai dengan prosedur rekapitulasi
dengan bukti-bukti autentik dan langsung penghitungan perolehan suara di Kabupaten/
ditanggapi oleh Teradu I selaku Ketua KPU Kota seperti diatur pada UU No. 7 Tahun
Provinsi Sumatera Utara. Surat pengaduan 2017 Pasal 399 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
yang dikirim melalui WhatsApp menurut serta penyelesaian keberatan yang diatur pada
Pengadu semestinya tidak berdasar untuk PKPU Nomor 4 Tahun 2019 Pasal 52;
ditanggapi Para Teradu; e. Pada tanggal yang sama, yaitu 5 Mei 2019,
b. Pada tanggal dan hari yang sama, yakni 4 Mei KPU Kabupaten Nias Barat menjawab surat
2019 Teradu I selaku Ketua KPU Provinsi Bawaslu Kabupaten Nias Barat dengan Nomor
Sumatera Utara mengeluarkan surat resmi Surat 94/PL.01.7/1225/KPUKab/V/2019
kepada KPU Nias Barat dengan nomor: 368/ perihal Penjelasan Pembukaan Kotak Suara
PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 yang berisikan PPK. Bahwasanya pembukaan kotak suara PPK
perintah untuk melakukan pemeriksaan/ Kecamatan Mandrehe, Kecamatan Lahomi,
kroscek data hasil rekapitulasi tingkat dan Kecamatan Lolofitu Moi didasarkan pada
Kecamatan (formulir DA1-DPR dan formulir Surat KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor:
DAA1-DPR) dengan formulir C1-DPR 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 4
Hologram atau formulir C1-DPR Plano di 3 Mei 2019;
(tiga) Kecamatan yaitu Lahomi, Lolofitu Moi, f. Menindaklanjuti tembusan Surat Ketua KPU
Mandrehe; Tindakan Para Teradu tersebut Provinsi Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4-
adalah bentuk intervensi KPU Provinsi Sumut SD.12/Prov/V/2019 tanggal 4 Mei 2019
19. Dikutip dari Pokok Pengaduan Pengadu dalam Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019 perihal Dugaan Penggelembungan Suara,
REPUBLIK INDONESIA
Prinsip Adil, Kepentingan Umum, dan 2019 di Sumatera Utara.
Profesional. Dalam melaksanakan Prinsip c. Bahwa PKPU Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Adil, anggota KPU Provinsi wajib berperilaku Rekapitulasi Hasil Penghitungan dan
“memperlakukan dan memberi kesempatan Perolehan Suara Pemilu 2019 pasal 52 ayat
yang sama bagi pelapor atau terlapor dalam (1) memang menyebut bahwa “Saksi dan/atau
dugaan pelanggaran atau sengketa pemilu” bawaslu kabupaten/Kota dapat mengajukan
(PKPU Nomor 8 tahun 2019 Pasal 79 keberatan terhadap prosedur dan/atau selisih
huruf (d)). Dalam melaksanakan Prinsip Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
Kepentingan Umum, anggota KPU Provinsi Suara kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota
wajib berperilaku “memberikan respon apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan
menyelesaikan pengaduan, keluhan, keberatan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
dan aspirasi dari berbagai pihak” (PKPU Namun ketentuan PKPU Nomor 4 Tahun
Nomor 8 Tahun 2019 Pasal 82 huruf (b)). 2019 pada Pasal 52 ayat (1) tersebut tidak
Dalam melaksanakan Prinsip Profesional, serta merta dapat dimaknai sebagai larangan/
anggota KPU Provinsi wajib berperilaku limitasi bagi KPU di tiap tingkatan untuk
“menjamin kualitas pelayanan kepada berperan mengendalikan dan memastikan
pemilih, Peserta Pemilu, dan para pemangku proses rekapitulasi berjenjang berjalan
kepentingan sesuai dengan standar profesi sesuai dengan prinsip-prinsip penyelenggara
administrasi Pemilu dan Pemilihan” (PKPU 8 pemilu. Bagaimanapun KPU di tiap
Tahun 2019 pasal 85 huruf (c)). tingkatan berkepentingan untuk memastikan
b. Penerbitan Surat KPU Provinsi Rekapitulasi berjalan sebagaimana mestinya
Sumut Nomor 368/PL.02.4- sebab KPU di tiap tingkatan adalah pihak
SD/12/Prov/V/2019 juga merupakan yang diberi wewenang oleh UU 7/2017 untuk
bagian dari pelaksanaan tugas konstitusional melaksanakan dan menetapkan rekapitulasi
KPU Provinsi, yaitu “mengoordinasikan, hasil penghitungan dan perolehan suara secara
menyelenggarakan, dan mengendalikan, berjenjang dengan memenuhi prinsip adil,
Penyelenggaraan pemilu yang dilaksanakan mandiri, kepentingan umum, profesional,
oleh KPU Kabupaten/Kota”, sebagaimana transparan, dan akuntabel. Dalam konteks
diamanatkan dalam UU 7/ 2017 tentang tersebut, PKPU Nomor 4 Tahun 2019
Pemilihan Umum Pasal 15 huruf (c) dan diatur pada Pasal 52 ayat (1) haruslah dimaknai
dalam PKPU Nomor 8 Tahun 2019 tentang sebagai pengaturan tertib keteraturan proses
Tata Kerja KPU, KPU Provinsi, dan KPU rekapitulasi, bukan sebagai bentuk eksklusi
Kabupaten/Kota pasal 20 huruf (c). Bahwa proses Rekapitulasi berjenjang seolah-
tugas konstitusional, mengoordinasikan, olah hanya menjadi “milik” Saksi dan/atau
menyelenggarakan, dan mengendalikan, Bawaslu. Jika keberatan atau koreksi terhadap
penyelenggaraan pemilu yang dilaksanakan selisih hasil Rekapitulasi dimaknai hanya bisa
oleh KPU Kabupaten/Kota haruslah dimaknai dilakukan oleh Saksi dan/atau Bawaslu, maka
sebagai upaya memastikan berlangsungnya hal itu akan berpotensi menjadikan proses
penyelenggaraan pemilu di tingkat kabupaten/ dan tahapan rekapituasi hasil penghitungan
kota secara transparan, akuntabel, dan perolehan suara sebagai proses yang eksklusif
terhindar dari praktik-praktik kesalahan dan tertutup serta berpotensi disalahgunakan
REPUBLIK INDONESIA
Apalagi kemudian KPU Provinsi Sumatera
f. Bahwa terhadap Pokok Pengaduan bukan dan tidak sedang menjalankan fungsi
Pengadu yang menilai surat penanganan pelanggaran hukum pemilu,
Lamhot Sinaga tertanggal 4 Mei tidak layaknya Bawaslu, yang mensyaratkan adanya
seharusnya direspons oleh KPU Provinsi pemenuhan dokumen/alat bukti otentik.
Sumatera Utara karena hanya disampaikan Bahwa surat Lamhot Sinaga tertanggal 4 Mei
via aplikasi WhattsApp (tidak resmi) dan 2019 via WhatsApp yang pada pokoknya
tidak dilampiri dokumen/alat bukti, menurut mengadukan perbedaan perolehan suara calon
Teradu I s/d Teradu VII keberatan Pengadu legislatif DPR atas nama Rambe Kamarul
tersebut keliru dan tidak beralasan. Bahwa di Zaman dan H. Aswin yang dilengkapi dengan
era teknologi informasi yang mensyaratkan tabel penyandingan perbedaan perolehan
kecepatan, ketepatan, dan kepuasan dalam suara pada formulir C1-DPR dengan formulir
aspek komunikasi dan pelayanan publik, DA1-DPR di Kecamatan Lahomi, Mandrehe,
informasi dan surat-surat elektronik melalui dan Lolofitu Moi di Kabupaten Nias Barat,
melalui email atau aplikasi WhatsApp adalah sudah cukup sebagai petunjuk awal bagi KPU
praktik yang legal dan diterima secara resmi. Provinsi Sumatera Utara untuk ditindaklanjuti.
Dalam relasi kerja di lingkungan KPU h. Bahwa dalam Pokok Pengaduan, Pengadu
Provinsi Sumatera Utara, pengiriman dan keberatan dan menilai keliru pembukaan kotak
penyampaian surat secara elektronik adalah suara di 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Nias
sesuatu yang lazim untuk mempercepat Barat karena sebelumnya telah dibacakan
distribusi dan disseminasi informasi, di tingkat dan disahkan. Teradu membantah dan
internal maupun eksternal. Apalagi kemudian, menolak Pokok Pengaduan tersebut karena
“Informasi elektronik dan/atau dokumen pembukaan kotak untuk pemeriksaan/
elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan kroscek dilakukan KPU Kabupaten Nias
alat bukti hukum yang sah”, sebagaimana Barat masih dalam tenggang waktu
diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2008 pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik perolehan suara tingkat Kabupaten Nias Barat
pada Pasal 5 ayat (1). Dalam ketentuan umum yang saat itu berlangsung pada 3-5 Mei 2019
UU Nomor 11 Tahun 2008 pada Pasal 1 ayat dan belum ada Penetapan Formulir DB1 untuk
(1) bahkan ditegaskan bahwa “Informasi semua jenis Pemilu. Bahwa pembukaan kotak
Elektronik adalah satu atau sekumpulan data tersebut dilakukan terbuka dihadiri oleh
elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas saksi Parpol dan Bawaslu Kabupaten Nias
pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, Barat sebagaimana dituangkan dalam Berita
foto, electronic data interchange (EDI), surat Acara Nomor: 043/HK.03.1-BA/1225/KPU-
elektronik (electronic mail), telegram, teleks, Kab/V/2019.
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka,
kode akses, simbol, atau perforasi yang telah Dalam kesimpulan jawaban Teradu I s/d
diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami Teradu VII menegaskan:
oleh orang yang mampu memahaminya”. 1. Bahwa Pengadu telah salah dan keliru
g. Bahwa keberatan pengadu yang mensyaratkan dalam menafsirkan Surat KPU Provinsi
keharusan adanya dokumen/alat bukti otentik Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4-SD/12/
REPUBLIK INDONESIA
Tambunan. Pengadu menyurati KPU Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilu DPR
Deli Serdang melakukan pembukaan Tahun 2019 kembali kepada penghitungan yang
kotak suara dan menembuskan surat semestinya (pemenuhan norma genuine election),
ke KPU Provinsi Sumatera Utara, namun DKPP kemudian menjatuhkan Putusan
untuk mengkroscek data perolehan Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019 pada tanggal 17
suara. KPU Provinsi Sumatera Utara Juli 2019 yang amar Putusannya adalah:
kemudian meminta KPU Deli Serdang 1. Mengabulkan Pengaduan Pengadu untuk
untuk melaksanakannya, namun Ketua sebagian;23
KPU Deli Serdang bersama tiga anggota 2. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras dan
tidak memenuhi permintaan tersebut dan Pemberhentian dari Jabatan Ketua kepada
meneruskan proses rekapitulasi. Teradu I Yulhasni selaku Ketua merangkap
b. Putusan DKPP Nomor: 53/DKPP- Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi
PKE-III/2014 pemberhentian tetap Sumatera Utara sejak putusan dibacakan;
terhadap Ketua KPU Tapanuli Tengah 3. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras Terakhir
atas nama Dewi Eilfriana dan Ketua dan Pemberhentian dari Jabatan Divisi Teknis
Panwaslu Tapanuli Tengah atas nama kepada Teradu III Benget Manahan Silitonga
Pohan Hutabarat dengan alasan KPU selaku Anggota Komisi Pemilihan Umum
Tapanuli Tengah menolak melaksanakan Provinsi Sumatera Utara sejak putusan
Surat KPU Provinsi Sumatera Utara dibacakan;
untuk menindaklanjuti laporan 4. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras kepada
penggelembungan suara atas nama Teradu II Mulia Banurea, Teradu IV Herdiensi,
Rufinus Hotmaulana Hutauruk caleg Teradu V Ira Wirtati, Teradu VI Syafrial Syah,
DPR RI Sumut 2 dari Partai Hanura di dan Teradu VII Batara Manurung masing-
Kecamatan Sarudik, Badiri, Kolam, masing selaku Anggota Komisi Pemilihan
Lumut, Manduamas, dan Sorkam, yang Umum Provinsi Sumatera Utara sejak putusan
dilaporkan Erik Astrada Ritonga caleg dibacakan;
DPR RI Nomor Urut 2 Dapil Sumut 2 5. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras dan
dari Partai Hanura) Pemberhentian dari Jabatan Ketua kepada
Teradu VIII Famataro Zai selaku Ketua
Dalam petitumnya, para Teradu memohon merangkap Anggota Komisi Pemilihan Umum
kepada DKPP: Kabupaten Nias Barat sejak putusan dibacakan;
1. Menolak pengaduan Pengadu untuk 6. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras dan
seluruhnya; Pemberhentian dari Jabatan Divisi kepada
2. Menyatakan para Teradu tidak terbukti Teradu XII Nigatinia Galo selaku Anggota
melakukan pelanggaran Kode Etik Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Nias
Penyelenggara Pemilu; Barat sejak putusan dibacakan;
3. Merehabilitasi nama baik para Teradu dalam 7. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras kepada
kedudukannya sebagai penyelenggara pemilu; Teradu IX Efori Zaluchu, Teradu X Markus
4. Apabila Dewan Kehormatan Penyelenggara Makna Richard Hia, dan Teradu XI Maranata
Pemilihan Umum berpendapat lain, mohon 23. Bila dibandingkan dengan Petitum Pengadu, amar Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019 angka 1 yang
memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex menyebut, “Mengabulkan Pengaduan Pengadu sebagian” justru menimbulkan pertanyaan, petitum Pengadu mana
yang tidak dikabulkan? Bukankah petitum Pengadu justru dikabulkan seluruhnya.
REPUBLIK INDONESIA
I s.d. VII sedang melakukan rekapitulasi VIII s.d. Teradu XII membuka kotak suara
penghitungan perolehan suara tingkat guna melaksanakan pemeriksaan dan
KPU Provinsi Sumatera Utara dan sedang kroscek data hasil rekapitulasi pada Formulir
melakukan supervisi ke KPU Deli Serdang, Model DA1-DPR dan DAA1-DPR tingkat
tidak sepatutnya menjadi alasan untuk tidak Kecamatan dengan Formulir Model C1-DPR
menghadiri panggilan sidang Bawaslu. Teradu Hologram atau Formulir Model C1-DPR
I selaku Ketua KPU Provinsi Sumatera plano, khususnya pada Kecamatan Lahomi,
Utara semestinya dapat mengkoordinasikan Kecamatan Mandrehe, dan Kecamatan Lolofitu
pembagian tugas anggota sesuai dengan Moi yang kemudian mengubah perolehan
divisinya masing-masing, termasuk menunjuk suara merupakan tindakan yang tidak dapat
salah satu anggota untuk menghadiri sidang dipertanggungjawabkan menurut hukum
acara cepat dugaan pelanggaran administrasi maupun etika. Bukti dokumen berupa fotokopi
pemilu. Setelah Bawaslu Provinsi memutus salinan Formulir C1-DPR hologram pada TPS
bahwa para Teradu terbukti secara sah Kecamatan Lahomi dan Kecamatan Mandrehe
dan meyakinkan melakukan pelanggaran dengan fotokopi hasil perubahan Formulir
administratif pemilu terkait prosedur, tata DA1-DPR pasca pembukaan kotak dan
cara, dan mekanisme dalam rekapitulasi hasil kroscek menyebabkan terjadinya perubahan
penghitungan perolehan suara, Teradu I s.d. perolehan suara tidak dapat ditelusuri dan
Teradu VII mengajukan permintaan koreksi dipertanggungjawabkan perubahannya.
kepada Bawaslu RI, namun tidak diregistrasi Perubahan perolehan suara dari Formulir
karena tidak memenuhi syarat administrasi Model C1-DPR ke Formulir Model DA1-DPR
sebagaimana diatur dalam Perbawaslu tidak terdekteksi secara pasti, terjadi di TPS
Nomor 8 Tahun2018 tentang Penyelesaian mana saja dengan pola modus suara tidak sah
Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umum.26 dimasukkan menjadi suara sah serta modus
perpindahan suara antarpartai. ...”
“....Melaksanakan perintah atasan sepanjang
dapat dipertanggungjawabkan menurut “Teradu XIII membenarkan memimpin
hukum dan etik merupakan tindakan yang Rapat Rekapitulasi Hasil Penghitungan
wajib dilaksanakan oleh Teradu VIII s.d. Suara Tingkat Nasional saat pembacaan hasil
Teradu XII. Namun kewajiban melaksanakan rekapitulasi penghitungan perolehan suara
perintah atasan tidak serta merta bermakna tingkat KPU Provinsi Sumatera Utara. Teradu
menghilangkan sama sekali kebebasan Teradu XIII mempersilahkan Saksi Partai Politik,
VIII s.d. Teradu XII untuk mengambil pilihan- Bawaslu RI, KPU Provinsi Sumatera Utara,
pilihan tindakan dan perbuatan lain yang Bawaslu Provinsi Sumatera Utara, dan KPU
dapat dibenarkan menurut hukum dan etika. Kabupaten Nias Barat untuk menyandingkan
Oleh sebab itu, melaksanakan perintah atasan Formulir Model DB-1 dengan Formulir
tidak pula seketika membebaskan Teradu VIII Model DC-1 dengan mengacu pada Putusan
s.d. Teradu XII dari tanggung jawab hukum Acara Cepat Bawaslu Provinsi Sumatera
dan etika. Semuanya kembali pada ukuran Utara Nomor Register: 002/LP/PL/ADM/
26. Seperti sudah dijelaskan, KPU Provinsi Sumut tidak pernah mendapatkan informasi atau pemberitahuan terkait
status Permohonan Koreksi Putusan Bawaslu Provinsi Sumatera Utara Nomor Register 002/LP/PL/ADM/
PROV/02.00/V/2019. Perintah Teradu XIII
PROV/02.00/V/2019 yang diajukan ke Bawaslu RI. Informasi tersebut justru diketahui dalam Putusan DKPP
Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019. untuk melakukan kroscek data Formulir
Selain mengadukan KPU Provinsi Sumut, Partai, dan Calon Termohon Pemohon (Selisih)
Perselisihan Hasil Pemilu (PHP) di Mahkamah 3. Dr.drg.Regina Tetty Mary, M.Sc. 3.866 3.857
Konstitusi pada Jumat, 24 Mei 2019, pukul 00.02 6. Ir.Ahmad Husin Siregar, M.M. 9.253 9.250
WIB sebagaimana tercatat dalam Akta Pengajuan 7. Dr.Ir.Mombang Sihite, M.M. 19.319 19.317
2019 dan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara 10. H.Aswin 45.061 46.063
Konstitusi pada hari Senin, tanggal 1 Juli 2019 pukul B Jumlah Suara Sah Partai Politik Dan Calon
(A.1 +A.2)
237.111 239.784
Permohonan bertanggal 23 Mei 2019 yang diterima bagian (c): informasi dugaan pelanggaran yang disampaikan dalam bentuk; surat, pesan singkat melalui telepon,
faksimile, surat elektronik, atau di Situs resmi Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota. Bahwa tidak
netralnya Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dalam menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran dapat dilihat
di Kepaniteraan Mahkamah pada Kamis, 30 Mei juga dari adanya Laporan Pemohon (Saudara Rambe Kamarul Zaman) yang disampaikan tanggal 16 Mei 2019,
dan langsung ditindak lanjuti oleh Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dengan melakukan sidang pelanggaran
2019 pukul 20.12 WIB. Sebagai Termohon adalah administrasi sidang acara cepat pada tanggal 18 Mei 2019, yang terkesan dipaksakan karena pada hari tersebut
bukan pada hari kerja. Berkaitan dengan Tidak Profesional dan Tidak Netralnya Bawaslu Provinsi Sumatera
Utara tersebut, Pihak Terkait telah melaporkan hal tersebut ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.
KPU RI. Pemberi Keterangan Bawaslu RI dan Pihak Sebagai informasi tambahan, DKPP kemudian memang menyidangkan aduan Pihak Terkait tersebut dengan
Perkara Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019. Dalam perkara tersebut seluruh anggota Bawaslu Provinsi Sumut dan
Terkait adalah Calon Anggota DPR RI dari Partai seluruh anggota Bawaslu Kabupaten Nias Barat diadukan sebagai Teradu dan diduga melakukan pelanggaran kode
etik terkait prinsip adil, profesional, jujur, dan transparan dalam penanganan/penyelesaian Laporan Pelanggaran
Pemilu yang dilaporkan Pihak Terkait. Berdasarkan Putusan DKPP Nomor Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019
Golkar Dapil Sumut II Nomor Urut 2 atas nama Pihak Terkait mengadukan Para Teradu karena tidak menangani laporan pelanggaran aduan Pihak Terkait
sebagaimana mestinya. Bahwa Para Teradu juga diadukan telah melakukan kesalahan prosedural dalam menangani
Lamhot Sinaga.27 Laporan Pelanggaran Administrasi yang diadukan Rambe Kamarul Zaman karena dilakukan tidak pada hari kerja.
Dalam Putusan tersebut, juga terbaca perbedaan sikap di antara Para Teradu (Anggota Bawaslu Provinsi Sumut)
tentang Sidang Pelanggaran Administrasi dengan Acara Cepat terhadap laporan Rambe Kamarul Zaman. Namun
27. Sebagai Pihak Terkait dalam Persidangan PHP di MK, Lamhot Sinaga memberi Keterangan yang mengejutkan dalam Putusan DKPP Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019 yang dibacakan tanggal 13 Desember 2019 tersebut Para
bahwa Laporan Pengaduan Dugaan Penggelembungan Suara di 3 kecamatan di Kabupaten Nias Barat, Teradu seluruhnya mendapat Putusan Rehabilitasi. Putusan ini sangat kontras berbeda dengan Putusan kepada
sesungguhnya sudah terlebih dahulu dilaporkan/diadukan ke Bawaslu Provinsi Sumut via WhatsApp sebelum Teradu I s/d Teradu XIII dalam Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019. Ironisnya, dalam Perkara Nomor
dilaporkan ke KPU Provinsi Sumut. Sebagaimana dikutip dari Putusan MK Nomor 173-04-02/PHPU.DPR-DPRD/ 210-PKE-DKPP/VIII/2019 ini DKPP tidak mengundang/menghadirkan KPU, KPU Provinsi Sumut, dan KPU Nias
XVII/2019, Pihak Terkait antara lain menerangkan bahwa Bawaslu Provinsi Sumatera Utara tidak profesional Barat sebagai Pihat Terkait. Sementara dalam Perkara Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019, DKPP menghadirkan
dan tidak netral dalam menjalankan tugas dan wewenang dalam menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran Bawaslu, Bawaslu Provinsi Sumut, dan Bawaslu Kabupaten Nias Barat sebagai Pihak Terkait dalam Persidangan.
dan kecurangan. Laporan Pihak Terkait yang disampaikan tanggal 4 Mei 2019 melalui pesan whatsapp Padahal kedua perkara tersebut sungguhnya memiliki obyek peristiwa yang saling terkait. Para pihak yang terlibat
ditanggapi oleh Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dengan mengirimkan surat melalui jasa POS pada tanggal di masing-masing perkara semestinya dihadirkan dalam setiap persidangan masing-masing perkara sehingga dapat
10 Mei 2019 dan diterima Pihak Terkait tanggal 22 Mei 2019, yang isi surat tersebut menyarankan Pihak Terkait dilakukan kroscek ke masig-masing pihak untuk mendapatkan fakta dan data yang lengkap dan akurat sebagai
membuat Laporan Tertulis sesuai Form B1 di Kantor Bawaslu Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan pada saat bahan pengambilan Putusan. Dalam Perkara Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019 DKPP justru mengundang
itu Rekapitulasi Perolehan Suara Secara Nasional telah selesai dilaksanakan. Seharusnya Bawaslu Provinsi Bawaslu sebagai Pihak Terkait, yang dalam Keterangannya Tertulisnya meringankan Bawaslu Provinsi Sumut
Sumatera Utara menjadikan laporan Pihak Terkait sebagai Bukti Awal adanya dugaan pelanggaran/kecurangan karena membenarkan bahwa Sidang Acara Cepat dapat dilakukan di hari kalender, berbeda dengan ketentuan yang
sebagaimana diatur dalam Perbawaslu Nomor 7 tahun 2018 tentang Penanganan Temuan dan Laporan ada Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2018 yang menyebut penanganan pelanggaran administrasi Pemilu dilakukan
dengan hari kerja. Lebih lengkapnya lihat dan baca Putusan DKPP Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019.
REPUBLIK INDONESIA
Perolehan Suara
Keterangan
dan DB-1 khusus Pemilihan DPR akibat terbitnya
Nomor, Nama Partai,
(Selisih)
Surat KPU Provinsi Sumatera Utara No.368/
PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 adalah produk hukum
dan Calon
Pemohon
Termohon
Rekap
yang cacat dan batal demi hukum”. Bahwa terhadap
(DB1 DPR)
DA1
9. Benni Advis Daeli, S.E. 435 278 Penetapan Hasil Penghitungan Suara
Pemilihan Umum Anggota
DPR RI Tahun 2019, bertanggal
10. H.Aswin 39 1.040
B
Jumlah Suara Sah Partai Politik Dan Calon
1.980 4.653
21 Mei 2019 dan Lampiran II.4
(A.1 +A.2)
Keputusan Komisi Pemilihan Umum a
quo, untuk Pemilihan Anggota DPR RI di
Bahwa mengenai selisih suara di atas, Pemohon Daerah Pemilihan Sumut II
mendalilkan terjadi pengurangan perolehan suara 3. Menetapkan hasil perolehan suara
Pemohon di 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Nias yang benar untuk Pemohon untuk
Barat sebanyak 2.009 suara sebagaimana Tabel pengisian keanggotaan DPR RI di
berikut ini: Daerah Pemilihan Sumut II, sebagai
berikut:
Tabel 12.6. Perolehan Suara Pemohon di
Kecamatan Lahomi, Mandrehe, dan Lolofitu Moi
Perolehan Suara Rambe Kamarul Zaman Selisih
Termohon Pemohon
Kecamatan (DB-1 Pasca (DA-1 DPR RI)
Pembongkaran Kotak Bukti DA-1
Suara) 3 Kecamatan
suara tingkat KPU Kabupaten Nias Barat adalah 8 Rumbung Pasaribu 2.008 2.011
dalil yang tidak benar karena tidak sesuai fakta, 9 Benni Advis Daeli, S.E. 2.301 2.459
• KPU Kabupaten Nias Barat dalam Jumlah suara sah Partai politik 239.784 237.111
REPUBLIK INDONESIA
Kecamatan Pemohon Termohon Pihak Terkait
dalam tenggang waktu rekapitulasi
Lahomi 87 87 87
tingkat Kabupaten Nias Barat,
Lolofitu Moi 464 464 464
melaksanakan rekomendasi pembukaan kotak
Mandrehe 64 64 64
suara dan pencocokan dihadiri oleh saksi Partai
JUMLAH 615 615 615
Politik dan Bawaslu Kabupaten Nias Barat dan
Tabel di atas menunjukkan adanya dituangkan dalam Berita Acara Nomor 043/
perbedaan perolehan suara pada bukti HK.03.1-BA/1225/KPU-Kab/V/2019. Proses
formulir model DA1-DPR milik para pencocokan dilakukan oleh PPK masing-
pihak, sedangkan perolehan suara para masing kecamatan, kecuali Kecamatan
pihak dalam formulir model DB1-DPR Lolofitu Moi pencocokan digantikan oleh
terdapat kesesuaian. KPU Kabupaten Nias Barat di hadapan saksi
b. Bahwa Pemohon mendalilkan suara Pemohon dan Bawaslu karena PPK Kecamatan Lolofitu
di Kecamatan Lahomi seharusnya berjumlah Moi tidak hadir;
1.131 suara, Kecamatan Lolofitu Moi e. Bahwa hasil pencocokan, sebagaimana
berjumlah 495 suara, dan Kecamatan Mandrehe diterangkan Termohon yang
berjumlah 998 suara, sehingga total perolehan ditegaskan kembali dalam persidangan
suara Pemohon di 3 kecamatan tersebut oleh saksi Termohon yang bernama
berjumlah 2.624 suara, di mana terdapat selisih Nigatinia Gulo, menunjukkan
sebesar 2.009 suara dibandingkan dengan ketidaksesuaian perolehan suara Pemohon
jumlah perolehan suara yang ditetapkan oleh antara formulir DA1-DPR dengan formulir
Termohon dalam formulir DB1-DPR; C1-DPR di Kecamatan Lahomi, Kecamatan
c. Bahwa berdasarkan bukti berupa penjelasan Lolofitu Moi, dan Kecamatan Mandrehe,
kronologis, serta keterangan tertulis Bawaslu, yang terjadi karena Ketua dan Anggota PPK
pada saat proses rekapitulasi di tingkat Lahomi dan PPK Mandrehe melakukan
Kabupaten terdapat surat atau rekomendasi pelanggaran kode etik dan kode perilaku
dari KPU Provinsi Sumatera Utara melalui karena menambahkan perolehan suara
surat nomor 368/PL.02.4-SD/23/Prov/V/2019 pada hasil perolehan suara Pemohon,
bertanggal 4 Mei 2019 perihal adanya dugaan sehingga KPU Kabupaten Nias Barat
penambahan perolehan suara untuk Pemohon menjatuhkan sanksi kepada Ketua dan Anggota
kepada KPU Kabupaten Nias Barat yang PPK Lahomi dan Mandrehe;
didasari pada laporan dari Caleg DPR RI f. Bahwa selanjutnya PPK melakukan
Dapil Sumatera Utara II dari internal Partai koreksi dan perbaikan perolehan suara
Golkar atas nama Lamhot Sinaga (dalam Pemohon di 3 kecamatan tersebut dan
perkara ini berkedudukan sebagai Pihak dituangkan dalam formulir DB1-DPR dan
Terkait) perihal adanya tindak kecurangan hal ini dibenarkan oleh Termohon dalam
berupa penggelembungan suara yang terjadi di sidang pemeriksaan pada 25 Juli 2019 di
Kabupaten Nias Barat khususnya di Kecamatan mana Anggota KPU RI atas nama Evi Novida
Lahomi, Lolofitu Moi, dan Mandrehe. Ginting menegaskan kembali bahwa dalam
Bahwa surat atau rekomendasi KPU Provinsi hal ini KPU Kabupaten berwenang untuk
dimaksud adalah melakukan pencocokan data memerintahkan kepada PPK untuk melakukan
hasil rekapitulasi tingkat kecamatan (formulir pencocokan termasuk perbaikan perolehan
REPUBLIK INDONESIA
l. Bahwa dalam video tersebut saksi Partai Golkar pembelajaran kepemiluan, khususnya terkait tahapan
tidak menyampaikan dokumen lain sebagai rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.
pembanding dan menyampaikan bahwa Partai Pertama, walau sistem, prosedur, dan kapasitas
Golkar menerima Hasil Rekapitulasi KPU sumber daya pelaksanaan tahapan rekapitulasi
untuk Partai Golkar di Provinsi Sumatera Utara hasil penghitungan perolehan suara dari Pemilu ke
untuk Kabupaten Nias Barat dengan perolehan Pemilu semakin mendapatkan perbaikan, namun
suara yang telah sesuai dengan formulir DB1- penyimpangan atau kecurangan (election fraud)
KPU. Dalam video tersebut Saksi Partai dalam bentuk jalan pintas praktik penggelembungan
Golkar atas nama Agun Gunandjar Sudarsa perolehan suara dalam tahapan rekapitulasi hasil
menyatakan akan menyelesaikan persoalan penghitungan perolehan suara masih tetap terjadi. Hal
tersebut di internal partai. Sementara itu ini dapat dilakukan penyelenggara pemilu dan/atau
Bawaslu RI maupun Bawaslu Provinsi tidak peserta dan/atau pihak lain, baik secara secara sendiri-
menyampaikan keberatan ataupun catatan sendiri ataupun bersama-sama.
terkait hal tersebut. Kedua, dalam kondisi pelaksanaan rekapitulasi
m. Bahwa dalam persidangan pada 25 Juli 2019 hasil penghitungan perolehan suara Pemilu yang
Pemohon menjelaskan bahwa terdapat Putusan masih rentan dengan praktik election fraud,
DKPP terkait dugaan adanya pelanggaran penyelenggara pemilu harus responsif dan cekatan
administratif Pemilu yang dilakukan oleh dalam memonitor, mensupervisi, atau melakukan
KPU Provinsi Sumatera Utara dan KPU penanganan sesuai dengan aturan yang berlaku,
Kabupaten Nias Barat karena telah melakukan terhadap kerja jajarannya secara berjenjang untuk
keberpihakan terhadap salah satu calon memastikan tahapan rekapitulasi hasil penghitungan
anggota DPR dari Partai Golkar yang pada dan perolehan suara berlangsung sebagaimana
pokoknya mengabulkan laporan Pemohon seharusnya (genuine election). Apalagi kemudian
dan menjatuhkan sanksi kepada Ketua dan jika ada praktik penyimpangan atau kecurangan yang
Anggota KPU Provinsi serta Ketua dan terjadi, penyelenggara pemilu semestinya menjadi
Anggota KPU Kabupaten Nias Barat. Menurut pihak terdepan yang mencegah, menangani, dan
Mahkamah, hal tersebut hanyalah berkaitan menyelesaikannya. Hal itulah yang dilakukan KPU
dengan aspek prosedural dan tidak terkait Provinsi Sumut dan KPU Kabupaten Nias Barat dalam
dengan substansi permohonan pemohon yang merespons dan menindaklanjuti laporan atau aduan
mempermasalahkan terkait perolehan suara, Calon Anggota DPR Partai Golkar Dapil Sumut II
sehingga tidak relevan dengan dalil Pemohon; nomor urut 2 Lamhot Sinaga dalam Pemilu 2019.
Namun respons dan langkah cepat KPU Provinsi
Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, Sumut dan KPU Kabupaten Nias Barat tersebut justru
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 173-04-02/ dipermasalahkan pada aspek formal dan prosedural
PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 yang dibacakan pada oleh peserta yang merasa dirugikan dan penyelenggara
9 Agustus 2019, memutuskan Menolak Permohonan pemilu lainnya. Dalam pertimbangan hukum
Pemohon selain dan selebihnya. Dengan kata lain, Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019,
Mahkamah menilai bahwa prosedur dan langkah proses penanganan pengaduan yang dilakukan KPU
perbaikan perolehan Suara Partai Golkar Pemilu Provinsi Sumut terhadap laporan saudara Lamhot
DPR Dapil Sumut II, khususnya di Kecamatan Sinaga dipandang sebagai bukan kewenangan dan
Lahomi, Mandrehe, dan Lolofitu Moi yang dilakukan tugas KPU Provinsi Sumut, dan kalaupun diproses
REPUBLIK INDONESIA
maka total perolehan suara Pemohon perolehan suara Pemohon untuk Kecamatan
untuk Kecamatan Lolofitu Moi adalah 464 Lolofitu Moi adalah 464 sebagaimana tertera
sebagaimana tertera pada formulir DB1.DPR. pada formulir DB1.DPR.
P
DPT Pemilu 2019 di Provinsi Kalimantan Utara 2019 di Kalimantan Utara
rovinsi Kalimantan Utara terdiri atas 4 No.
Kabupaten/
Kota
Jumlah Kecamatan
Jumlah Desa/
Kelurahan
Jumlah TPS Jumlah Pemilih
53 (lima puluh tiga) kecamatan, dan 482 desa/ 2. Malinau 15 109 290 52.504
yang paling banyak memiliki jumlah kecamatan dan 4. Tana Tidung 5 32 73 14.968
desa. Kota Tarakan merupakan wilayah yang paling 5. Kota Tarakan 4 20 630 154.264
Tana Tidung adalah wilayah kabupaten dengan Sumber: KPU Kalimantan Utara
jumlah penduduk paling sedikit di Kalimantan
Utara dan bahkan di Indonesia. Kabupaten Malinau Karakteristik wilayah Kalimantan Utara
memiliki wilayah yang paling luas di Kalimantan yang secara langsung maupun tidak langsung
Utara karena memiliki lebih separuh dari wilayah. mempengaruhi proses pelaksanaan Pemilu 2019
adalah sebagai berikut:
Gambaran mengenai wilayah dan tata ruang 1. Memiliki beberapa pulau dan wilayah
kabupaten dan kota yang ada di Kalimantan Utara kecamatan/desa yang belum dapat dijangkau
dapat dilihat pada Gambar 1 dan Tabel 13.1 berikut dengan transportasi darat dan harus
ini: menggunakan moda transportasi air dengan
Gambar 13.1. Peta Wilayah Kabupaten/Kota di speedboat melalui sungai dan laut ataupun
Provinsi Kalimantan Utara pesawat terbang perintis. Kondisi ini sangat
mempengaruhi pelaksanaan tahapan pemilu,
antara lain dalam hal distribusi logistik,
bimbingan teknis, maupun supervisi;
2. Beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten
Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten
Bulungan, serta Tana Tidung masih memiliki
kendala berupa ketersediaan jaringan
telekomunikasi yang terbatas. Kondisi ini
sangat berpengaruh pada proses rekapitulasi,
apalagi dalam penerapan e-rekap pada masa
yang akan datang;
3. Berbatasan langsung dengan negara tetangga,
yaitu Malaysia, yang sangat berpotensi
Sumber: Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara terjadinya mobilisasi pemilih, khususnya
yang terjadi di wilayah Kabupaten Nunukan
1. Divisi Teknis Penyelenggaraan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Utara
REPUBLIK INDONESIA
penduduk yang sangat sedikit sehingga beras ke negeri seberang. Wilayah kecamatan
desa-desa tersebut hanya memiliki 1 TPS dengan akses terbatas secara lengkap dapat dilihat
dalam setiap pemilu/pemilihan. Kondisi pada Tabel 13.2 berikut ini:
ini menyulitkan dalam pembentukan
penyelenggara adhoc karena terbatasnya Tabel 13.2. Wilayah Kecamatan di Kabupaten
jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang Nunukan dan Malinau dengan Akses Terbatas
memadai; No. Kabupaten/Kecamatan
Akses dari Ibukota
Keterangan
Kabupaten
5. Terdapat beberapa TPS di desa-desa terpencil,
namun lokasinya dekat dengan konsentrasi
1. Nunukan
karyawan di camp perusahaan, yang berpotensi - Krayan Hanya dengan pesawat Jadwal tidak tetap, sangat tergantung
pindahan;
- Krayan Timur kursi (seat) terbatas
- Krayan Selatan
Kondisi sebagian masyarakat Kalimantan - Tana Lia Melalui laut dan sungai, waktu
tempuh 2 jam
kepemilikan dari tanah adat (ulayat) yang dimiliki Sumber: KPU Kabupaten Nunukan, Tana Tidung dan Malinau
secara kolektif oleh masyarakat adat. Ketiga, karena
konsep internal keyakinan masyarakat adat.2 Data Pemilih dan Pengguna Hak Pilih di Desa
Dari jumlah total 53 kecamatan yang ada di dengan 1 TPS dan di TPS Terpencil
Kalimantan Utara, terdapat beberapa kecamatan Terdapat 4 (empat) kabupaten yang memiliki
yang aksesnya sangat terbatas, hanya dapat dilalui beberapa desa dengan hanya 1 TPS, yaitu Kabupaten
lewat jalur laut dan sungai, bahkan ada sebagian Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan,
yang hanya dapat dijangkau menggunakan pesawat dan Kabupaten Tana Tidung. Secara lengkapnya
dari ibukota kabupaten. Lima kecamatan di Krayan dapat dilihat pada Tabel 13.3 berikut ini:
dan sekitarnya merupakan wilayah yang cukup
unik karena hanya dapat diakses melalui jalur
pesawat dari Nunukan dengan frekuensi terbatas,
2. Kata Pengantar Titi Anggraini, Direktur Eksekutif Perludem dalam Buku Perlindungan Hak Memilih Warga di
Pemilu 2019 dan Keterwakilan Perempuan di Lembaga Penyelenggara Pemilu, Halaman vii
Tabel 13.3. Data Pemilih dan Pengguna Hak 4 Nunukan 3 534 367 421 10
Pilih pada Desa dengan 1 TPS di Kalimantan Utara Sumber: KPU Kabupaten se-Kaltara dan http://pemilu2019.
14 3.476 1.016 1.925 206
3 Malinau 60 8.033 41 134 6.459 80.41 Persoalan Kepastian dan Kesesuaian Regulasi
4 Nunukan 183 20.141 22 110 18.917 93.92 Sebelum Hari Pemungutan Suara
279 34.728 125 30.965 89.16
Menjelang pemungutan suara, penyelenggara
Sumber: KPU Kabupaten Kota se-Kaltara dan http://
adhoc di Kalimantan Utara cukup dirisaukan
pemilu2019.kpu.go.id
dengan kebijakan penetapan DPT Pemilu 2019 yang
Secara lebih spesifik lagi, berikut disajikan diperpanjang beberapa kali. Terakhir pada 12 April
jumlah TPS sebagaimana disajikan pada Tabel 13.3 2019 masih dilakukan rapat pleno penetapan Daftar
di atas yang jumlah pemilihnya kurang atau sama Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Ke-3 (DPTHP-3).
dengan 100. Keterlambatan tahapan pemutakhiran data pemilih
berdampak terhadap kepastian jumlah DPT, DPTb,
Tabel 13.4. Desa 1 TPS dengan Pemilih dan DPK yang tentu sangat mempengaruhi proses
sampai dengan 100 Orang di Kalimantan Utara penyiapan dan distribusi surat suara di setiap TPS.
dalam Pemilu 2019 Kondisi ini juga mempengaruhi persiapan menjelang
No. Kabupaten
Jumlah TPS dengan Ʃ Pemilih.. hari-H karena KPU Kabupaten/Kota sudah harus
1 Bulungan
≤ 50
-
51- 100
3
fokus untuk memastikan penguasaan penyelenggara
2 Tana Tidung - 2 adhoc dalam teknis pemungutan dan penghitungan
3 Malinau 2 19 suara.
4 Nunukan 27 79
Regulasi yang mengatur jumlah surat suara per
29 103
1 Bulungan 4 627 258 458 90 2019 yang merupakan perubahan PKPU Nomor
2 Tana Tidung 1 107 158 84 0
3/2019. Dalam pasal 21 ayat (2) PKPU perubahan
REPUBLIK INDONESIA
tertuang di dalam Surat Keputusan KPU RI ayat (1) memberikan suara di TPS lain atau TPSLN,
Nomor: 600/HK.03.1-Kpt/07/KPU/III/2019 tentang Pemilih wajib melapor kepada PPS tempat asal
Perubahan atas Keputusan Komisi Pemilihan Umum memilih untuk mendapatkan formulir Model A.5-
Nomor 999/HK.03.1-Kpt/07/KPU/VII/2018 tentang KPU dengan menunjukkan KTP-el atau identitas
Kebutuhan dan Spesifikasi Teknis Perlengkapan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Dalam Tabel 1 (3), dan/atau salinan bukti telah terdaftar sebagai
Lampiran 1 Keputusan KPU ini, pada huruf A angka Pemilih dalam DPT di TPS tempat asal memilih
2 disebutkan bahwa kebutuhan surat suara adalah: menggunakan formulir Model A.A.1-KPU, dan
masing-masing sejumlah pemilih di DPT ditambah melaporkan pada PPS atau PPLN tempat tujuan
2% (dua persen) dari jumlah pemilih DPT sebagai memilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
cadangan dari setiap jenis surat suara di setiap hari Pemungutan Suara”.
TPS. Aturan ini berbeda dengan perintah undang- Kemudian dalam Peraturan KPU 9/2019,
undang dan peraturan KPU. Kesimpangsiuran ini pengaturannya diubah sebagai berikut: “Dalam
membingungkan penyelenggara di lapangan, di satu hal Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sisi KPU melakukan perpanjangan pemutakhiran memberikan suara di TPS lain atau TPSLN, Pemilih
data pemilih diikuti dengan wacana untuk pengadaan wajib melapor kepada PPS tempat asal memilih
surat suara bagi pemilih DPTb dan DPK, namun untuk mendapatkan formulir Model A.5KPU dengan
menjelang hari pemungutan suara ada perubahan menunjukkan KTP-el atau identitas lain sebagaimana
peraturan bahwa alokasi surat suara setiap TPS hanya dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3), dan/atau salinan
untuk pemilih dalam DPT ditambah 2% dari jumlah bukti telah terdaftar sebagai Pemilih dalam DPT
DPT sebagai cadangan. Akibatnya ada kepanikan di TPS tempat asal memilih menggunakan formulir
yang cukup serius di daerah yang terpencil, dengan Model A.A.1-KPU, dan melaporkan pada PPS
DPT kecil, namun pemilih DPTb yang sudah atau PPLN tempat tujuan memilih paling lambat 7
terdaftar sebelum hari pemungutan suara sudah (tujuh) hari sebelum hari Pemungutan Suara”.
cukup besar, bahkan ada yang melebihi jumlah DPT Perubahan batasan waktu menjadi paling
di TPS tersebut sebagaimana disajikan dalam Tabel lambat 7 (hari) sangat menyulitkan dalam
4 dan 5. Posisinya yang sangat jauh menyebabkan implementasinya. Hal tersebut disebabkan bahwa
tidak memungkinkan untuk memindahalokasikan dasar pemberian perpanjangan waktu pelaporan
DPTb tersebut ke TPS lain. pindah memilih mengacu pada putusan Mahkamah
Perpanjangan masa penetapan DPT, Konstitusi (MK) Nomor 20/PUU-XVII/2019
perubahan regulasi alokasi surat suara per TPS, tanggal 28 Maret 2019, yang menyatakan bahwa
serta wacana pembentukan TPS berbasis DPTb frasa “paling lambat 30 (tiga puluh) hari” dalam
sangat berpengaruh dalam perencanaan pengadaan Pasal 210 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
dan distribusi logistik, khususnya bagi Kabupaten 2017 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara
Nunukan dan Malinau yang memiliki beberapa Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182 dan
kecamatan dengan akses yang sangat dibatasi oleh Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
alam serta ketersediaan moda transportasi yang Nomor 6109) bertentangan dengan Undang-Undang
ada sebagaimana tersaji dalam Tabel 2. Beruntung, Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
realitasnya pada hari pemungutan suara, beberapa tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara
TPS hanya sebagian kecil pemilih DPTb yang hadir bersyarat sepanjang tidak dimaknai “paling lambat
menggunakan hak pilihnya, khususnya pemilih 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan
DPTb yang berasal dari camp perusahaan yang lebih suara kecuali bagi pemilih karena kondisi tidak
memilih untuk tetap berada di camp, daripada harus terduga di luar kemampuan dan kemauan pemilih
REPUBLIK INDONESIA
jumlah penduduknya sangat sedikit sehingga hanya sungai, dengan risiko tinggi terhadap keselamatan
dibuat 1 buah TPS saja pada desa-desa tersebut. penumpang dan keutuhan logistik, apalagi beberapa
Sedangkan Kabupaten Malinau dengan jumlah desa sungai memiliki jeram yang cukup berbahaya.
sebanyak 109, terdapat 60 desa (lebih dari separuh) Distribusi logistik melalui pesawat udara harus
dengan hanya 1 TPS di setiap desa tersebut. didahului koordinasi dengan otoritas perhubungan
Persoalan mulai dirasakan dalam pembentukan udara, untuk memastikan mendapatkan alokasi
penyelenggara adhoc, khususnya dalam pembentukan tempat sehingga dapat diprioritaskan sesuai jadwal
PPS dan KPPS. Bukan persoalan yang mudah untuk tahapan pemilu. Sementara distribusi logistik
membentuk PPS dan KPPS di sebuah desa dengan melalui sungai harus menyewa perahu/longboat
jumlah DPT-nya di bawah 100 orang dan bahkan yang berbiaya mahal dan harus memperhitungkan
terdapat 2 desa di kabupaten Malinau dan 27 desa di kondisi cuaca dan dengan pengepakan logistik yang
kabupaten Nunukan yang jumlah pemilihnya kurang aman sehingga logistik pemilu dapat terkirim sampai
atau sama dengan 50 orang. Bagaimana membentuk tujuan secara utuh.
PPS dan KPPS dengan jumlah yang cukup dan
memenuhi syarat pada desa dengan jumlah pemilih Permasalahan dalam Pemungutan, Penghitungan,
hanya 22 orang? dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Idealnya pada Pemilu 2019, pada sebuah desa Kesalahan dalam proses pemungutan dan
minimal diperlukan sebanyak 55 personel untuk penghitungan suara masih cukup banyak ditemukan.
melaksanakan pemungutan suara, yang terdiri atas Sebagian ketua dan anggota KPPS belum benar-benar
PPS sebanyak 3 personel, PPL 1 personel, KPPS dan memahami tata cara pemungutan dan penghitungan
Linmas 9 personel, pengawas TPS 1 personel, saksi suara. Dari hasil pengawasan lapangan, banyak
parpol 16 personel, saksi capres 2 personel, serta saksi anggota KPPS ke-4 yang belum mengerti betul
calon DPD sebanyak 23 personel. Walaupun dalam kategori pemilih, baik DPT, DPTb, maupun DPK
kenyataannya tidak semua partai politik dan calon dan juga bagaimana pelayanannya dalam pemberian
anggota DPD menempatkan saksinya, namun banyak hak suara terhadap pemilih masing-masing kategori.
desa khususnya di wilayah Kabupaten Malinau dan Ada pemilih sudah terdaftar dalam DPT yang tidak
Nunukan, mengalami kesulitan memenuhi jumlah membawa C-6, namun membawa KTP dilayani
yang cukup dalam perekrutan penyelenggara adhoc. sebagai pemilih DPK. Beberapa kasus ditemukan
Adanya kejadian calon anggota PPS yang meminta pemilih tidak terdaftar dalam DPT, membawa KTP-
penggantian biaya transportasi dan akomodasi el dari daerah pemilihan lain, tetap dilayani sebagai
sebagai kompensasi mengikuti proses seleksi, pemilih dalam DPT dan diberikan 5 surat suara
menunjukkan kurangnya minat dan kesadaran untuk secara lengkap. Sebaliknya juga ada pemilih yang
menjadi penyelenggara adhoc. membawa A-5 sebagai syarat untuk menggunakan
Distribusi logistik merupakan persoalan yang hak pilihnya sebagai pemilih dalam DPTb, tetapi
sangat krusial bagi 5 (lima) kecamatan di Kabupaten anggota KPPS menolaknya.
Nunukan, yaitu Kecamatan Krayan, Kecamatan Adanya berita hoaks yang sempat beredar
Krayan Tengah, Kecamatan Krayan Barat, Kecamatan beberapa hari sebelum pemungutan suara yang
Krayan Timur, dan Kecamatan Krayan Selatan dan disebarkan bahwa “setiap orang yang telah memenuhi
4 (empat) kecamatan di Kabupaten Malinau, yaitu syarat sebagai pemilih, dapat menggunakan hak
Kecamatan Kayan Selatan, Kecamatan Kayan Hulu, pilihnya di TPS di mana saja, sepanjang membawa
Kecamatan Kayan Hilir, dan Kecamatan Sungai Boh. KTP-el”, juga menjadi tantangan cukup serius bagi
Wilayah tersebut sangat bergantung pada kepastian KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS untuk
jadwal pesawat perintis, dengan kapasitas kursi meluruskan berita tersebut. Ketidakpahaman KPPS
REPUBLIK INDONESIA
pemilih tersebut sudah tentunya akan berdampak kepada
menggunakan hak pilih kualitas penyelenggaraan.
di TPS di mana pemilih 5. Penyesuaian jadwal tahapan
tersebut terdaftar dalam pembentukan KPPS, paling lambat
DPT. Langkah ini harus sudah diselesaikan dalam dua
didukung oleh tim PPS dan minggu sebelum hari pemungutan
sekretariatnya yang bersiap suara, sehingga ada waktu satu
(standby) di kantor desa/ minggu penuh untuk melakukan
kelurahan untuk melakukan bimtek dan pendampingan petugas
koordinasi dengan TPS KPPS oleh PPS, untuk selanjutnya
lain. Mekanisme ini hanya KPPS dapat melakukan tugas
memungkinkan dilakukan dengan optimal dalam melakukan
di TPS yang memiliki akses distribusi C.6-KPU, sosialisasi,
jaringan telekomunikasi dan dan persiapan pemungutan
internet memadai. suara satu minggu menjelang
b. Penyederhanaan formulir pelaksanaan pemungutan suara.
seperti tanda tangan 6. Pelaksanaan pemilu nasional dan
kehadiran pemilih cukup daerah yang dipisahkan dalam
dilakukan pada kolom Pemilu 2024, untuk meminimasi
tambahan dalam lembar kompleksitas dan meningkatkan
form DPT, DPTb, atau kualitas proses dan hasil pemilu;
DPPh. Hal ini di samping 7. Rencana pemberlakuan e-rekap
dapat menyederhanakan yang harus dilakukan secara
jumlah formulir dengan matang, dimulai dari regulasi,
menghilangkan keberadaan perencanaan, teknis, sosialisasi,
formulir C.7-KPU, juga sampai kepada bimteknya
akan memudahkan dalam sehingga rencana percobaan
pemutakhiran data pemilih aplikasi e-rekap dapat benar-benar
berkelanjutan. digunakan untuk mematangkan
c. Perbaikan manajemen penerapan e-rekap sepenuhnya
dokumen/formulir/amplop pada Pemilu 2024. Khusus untuk
di TPS, dengan pewarnaan wilayah Kalimantan Utara, dengan
amplop yang berbeda antara mengacu pada kondisi saat ini
dokumen yang masuk kotak hanya Kota Tarakan yang sudah
dengan yang tidak masuk memungkinkan dilaksanakan
kotak, untuk mencegah e-rekap.
terjadinya semua dokumen/
formulir dimasukkan dalam
kotak.
3. Pembuatan format rekapitulasi
di tingkat kecamatan yang
terkomputerisasi (computerized)
dan didistribusikan lebih awal ke
B
Pengantar timur laut Donggala dengan kedalaman 10 km,
erselang delapan hari setelah KPU Provinsi berkekuatan 7,4 SR yang kemudian diikuti
dan KPU Kabupaten/Kota menetapkan dengan gelombang tsunami setinggi 5 meter yang
Daftar Calon Tetap (DCT) DPRD Provinsi menghantam seluruh pesisir pantai Teluk Palu.
dan DPRD Kabupaten Kota di Sulawesi Tengah, Gempa bumi juga memicu terjadinya likuifaksi,
tepatnya Jumat, 28 September 2018 pukul 18.05 yaitu fenomena hilangnya kekuatan pada lapisan
WITA, terjadi gempa bumi yang melanda sejumlah tanah akibat guncangan gempa. Hilangnya kekuatan
wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah. Efek gempa pada lapisan tanah utamanya yang berperan sebagai
yang menimpa di Kota Palu, Kabupaten Donggala, lapisan tanah pondasi menyebabkan penurunan daya
Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong, dukung pondasi secara cepat sehingga menimbulkan
bahkan terasa sampai di seluruh wilayah Sulawesi kegagalan pondasi atau kerusakan infrastruktur yang
berada di atasnya.2 Likuifaksi terjadi di dua tempat
1. Anggota KPU Provinsi Sulawesi Tengah
2. Taufik Wirabuana dkk, 2019 “Atlas Zona Kerentanan Likuifaksi Indonesia” (Bandung: Badan
REPUBLIK INDONESIA
Bencana alam tersebut meluluhlantakkan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara
infrastruktur, ribuan rumah, dan gedung. serta pada wilayah-wilayah yang terdampak gempa
menelan ribuan orang korban meninggal dunia serta bumi, tsunami, dan utamanya pada wilayah yang
luka berat dan ringan, bahkan hingga kini ada yang terdampak likuifaksi Kota Palu. Ada puluhan TPS
mengalami cacat tubuh. Trauma bencana alam masih yang hilang karena sebagian wilayah dan pemilihnya
berbekas dalam sanubari warga yang terkena dampak yang juga ikut hilang tertelan bumi karena likuifaksi
gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi. Bahkan sehingga TPS harus bergeser ke lokasi pemukiman
hingga kini masih ada warga yang enggan kembali korban yang masih selamat. KPU Kota Palu bersama
ke daerahnya karena masih merasakan trauma KPU Sulteng merestrukturisasi TPS yang hilang
mendalam. Demikian halnya dengan kondisi jajaran dan merencanakan pergeseran TPS ke wilayah
penyelenggara pemilu yang terkena dampak bencana tempat warga korban direlokasi, yang kebetulan
di empat kabupaten/kota, ada pula yang menjadi keberadannya tidak jauh dari wilayah likuifaksi.
korban gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi. Mereka KPU Sulteng mendatangi tenda-tenda warga di
juga merasakan trauma karena ada yang kehilangan tempat relokasi korban likuifaksi dan melihat dari
tempat tinggal, kehilangan harta benda, dan ada pula dekat sebaran wilayah penampungan korban dan
yang kehilangan anggota keluarga. Tercatat korban melakukan identifikasi alamat warga yang berada
meninggal dunia dan hilang di Kota Palu sejumlah serta memastikan bahwa warga yang direlokasi
4.194 orang, Kabupaten Sigi 405 orang, Kabupaten merupakan warga yang tercatat dalam DPT pada
Donggala 231 orang, dan Kabupaten Parigi Moutong kelurahan yang terdampak likuifaksi.
15 orang.3 KPU Sulawesi Tengah pun merasakan Berikut jumlah korban bencana alam yang
duka mendalam karena salah satu anggota KPU meninggal dunia:
Kabupaten Sigi Divisi Perencanaan dan Data atas
nama Hidayat meninggal dunia terhimpit reruntuhan Tabel 14.1. Jumlah Korban Jiwa pada Bencana
tembok Hotel Mercure. Hotel mercure waktu itu Alam Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuifaksi di
menjadi tempat pelaksanaan Kegiatan Renja KPU Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah dengan mengundang para JUMLAH KORBAN JIWA
KABUPATEN/ TOTAL
sekretaris, kepala subkeuangan, dan anggota KPU NO KOTA
JIWA JIWA KUBUR
KORBAN PER
KAB/KOTA
2.608
HILANG
570
MASSAL
1.016 4.194
tersebut rencananya akan dibuka pada pukul 19.30 2 SIGI 289 116 - 405
WITA pada Jumat, 28 September 2018 itu. Peserta 3 DONGGALA 212 19 - 231
REPUBLIK INDONESIA
di hari pemungutan suara. Intensitas kerja relawan pada saat itu, masih beralasan untuk memverifikasi
demokrasi diharapkan akan meningkatkan partisipasi data pemilihnya. Upaya yang dilakukan KPU Kota
masyarakat di daerah bencana. Palu dalam memetakan TPS dan pemilih yang
terdaftar dalam TPS yang terdampak likufaksi
Desain TPS dan Verifikasi Data Pemilih di tidaklah mudah, karena harus dilakukan langkah-
Lokasi Likuifaksi Kota Palu langkah konkret, seperti: (1) melakukan penjajakan
Kota Palu merupakan wilayah dengan angka terhadap wilayah terdampak likuifaksi untuk
korban paling tinggi, baik korban meninggal dunia mengidentifikasi jumlah korban meninggal dunia;
ataupun luka-luka. Banyak pula korban yang (2) mengidentifikasi jumlah TPS yang terkena
rumahnya roboh, rusak berat, dan ringan. Tingginya dampak likuifaksi; dan (3) menelusuri relokasi
angka korban meninggal dunia mengakibatkan (spot penampungan) korban likuifaksi; (4) mendata
berkurangnya pemilih dalam daftar pemilih ulang pemilih yang direlokasi di beberapa tempat
tetap (DPT) setiap TPS, terutama pada wilayah penampungan; dan (5) membentuk tim pendata
yang terdampak likuifaksi di mana angka korban ulang pemilih yang TPS-nya hilang di wilayah
meninggal dunia sangat tinggi. KPU Kota Palu harus Petobo dan Balaroa.
bekerja keras memverifikasi kembali data pemilih Tim yang dibentuk KPU Kota Palu yang
di setiap TPS terdampak likuifaksi yang terjadi di dipimpin oleh PPS di Kelurahan Petobo dan
Kelurahan Petobo dan Kelurahan Balaroa. Tercatat Balaroa, dalam rentang waktu Januari 2019
dari jumlah DPT Kota Palu 215.667 pemilih, yang berhasil menghimpun data-data TPS yang hilang
terdiri atas 106.135 laki-laki dan 109.532 perempuan akibat likuifaksi berikut pemilih-pemilihnya yang
yang tentunya setelah bencana alam mengalami meninggal. Tim pendata ulang juga berusaha
pengurangan yang cukup tinggi, terutama korban melakukan kunjungan pada spot-spot penampungan
meninggal di wilayah terdampak likuifaksi yang korban likuifaksi untuk memastikan keberadaan
menelan korban ribuan orang. jumlah korban selamat dan terdaftar sebagai pemilih
Dalam pemilu, pemilih memiliki peran pada dua wilayah dimaksud. Kunjungan sulit
penting. Prinsip pemutakhiran data pemilih akan dilakukan karena para korban (pemilih) tersebar di
sangat menentukan akurasi data pemilih yang beberapa spot penampungan, seperti halnya korban
komprehensif. Untuk memberikan jaminan agar likuifaksi Balaroa ada yang direlokasi di Kelurahan
pemilih dapat menggunakan hak pilihnya harus Duyu, spot center Kelurahan Balaroa, Kelurahan
tersedia dalam daftar pemilih akurat yang memenuhi Donggala Kodi, Kelurahan Kabonena, dan juga
standar kualitas daftar pemilih. Standar ini memiliki Kelurahan Palupi. Verifikasi data pemilihnya di
dua aspek, yaitu standar kualitas demokrasi dan setiap TPS agak sulit dilakukan. Lain halnya dengan
standar kemanfaatan teknis.4 Dari aspek standar pemilih korban likuifaksi Petobo di mana lokasi
kualitas demokrasi, daftar pemilih hendaknya penampungan korbannya berada di satu titik yang
memiliki dua cakupan standar, yaitu pemilih yang tidak jauh dari lokasi likuifaksi. Sekalipun ada
memenuhi syarat masuk dalam daftar pemilih dan sebagian pemilih yang direlokasi ke wilayah Desa
tersedianya fasilitasi pelaksanaan pemungutan Ngata Baru yang berada di wilayah administrasi
suara. Dari aspek standar kemanfaatan teknis, daftar Kabupaten Sigi, tetapi pelayanan memilih dan lokasi
pemilih hendaknya memiliki empat cakupan standar, TPS masih berada di wilayah Petobo, Kota Palu.
yaitu mudah diakses oleh pemilih, mudah digunakan Berikut adalah jumlah TPS dan pemilih yang
saat pemungutan suara, mudah dimutakhirkan, dan terdampak likuifaksi di Kelurahan Balaroa dan
4. ACE-Electoral Knowledge Network, “Quality Sandards of Voter List”.
Petobo yang bergeser ke spot penampungan warga:
kembali terhadap pemilih yang menjadi korban Sumber data: Pusdatina Sulteng, Dampak Bencana Gempa
Bumi, Tsunami dan Likuifaksi Sulawesi Tengah 2019
meninggal dan selamat serta identifikasi lokasi
penampungan pemilih di dua wilayah tersebut.
Kemudian KPU Kota Palu membuat desain Dari angka tersebut terlihat bahwa ada
penempatan TPS yang memungkinkan dan puluhan ribu pemilih yang dipastikan menggunakan
memudahkan pemilih menggunakan hak pilihnya. hak pilihnya pada hari pemungutan suara, tetapi
Untuk wilayah Balaroa, KPU Kota Palu memusatkan sebagian besar dari mereka telah berpindah
pendirian TPS pada lokasi spot Kelurahan Balaroa. tempat tinggal yang alamatnya sudah tidak sesuai
KPU memilih tempat tersebut karena pertimbangan dengan alamat TPS-nya. Bagaimanapun dengan
penempatan TPS masih berada di wilayah hukum kondisi tersebut mereka harus dilayani dan diberi
Kelurahan Balaroa dan juga lokasi tersebut tidak jaminan kemudahan menggunakan hak pilihnya,
berjauhan dengan spot penampungan pemilih diberi motivasi agar mendatangi TPS pada hari
korban likuifaksi lainnya. Demikian halnya dengan pemungutan suara. Kegiatan ini menjadi penting
pemilih Petobo, TPS-nya ditempatkan pada lokasi karena menyangkut pemenuhan hak politik warga
spot penampungan pemilih terbanyak dan masih negara yang telah dijamin oleh konstitusi, di samping
berada di wilayah hukum Kelurahan Petobo. juga dijadikan sebagai indikator pemenuhan standar
Walaupun ada sebagian pemilih korban likuifaksi minimal demokratis-tidaknya suatu negara dalam
yang berada pada spot penampungan Desa Ngata penyelenggaraan pemilu.5 Kerangka hukum pemilu
Baru Kabupaten Sigi, tetapi mereka adalah pemilih harus menjamin hak memilih berlaku universal
Petobo yang menggunakan hak pilihnya di TPS spot dan sama serta tanpa diskriminasi.6 Pemilih yang
penampungan Petobo. ada pada spot-spot penampungan harus mendapat
jaminan terpenuhinya hak pilih mereka yang
Ajakan Memilih (ke TPS) tentunya dengan pelayanan mendatangi dan
Bencana alam mengakibatkan banyak pemilih mengajak mereka, memberi kemudahan pelayanan
terdaftar dalam DPT tersebar dan memilih tinggal dalam menggunakan hak pilihnya.
di berbagai tempat. Hal ini disebabkan oleh banyak Upaya yang dilakukan KPU Provinsi Sulawesi
faktor, ada korban kehilangan tempat tinggal atau Tengah bersama jajaran KPU Kota Palu, KPU
rumah sudah tidak layak huni karena rusak berat. Kabupaten Sigi, KPU Kabupaten Donggala, serta
Pemerintah daerah menyediakan tempat-tempat KPU Parigi Moutong melayani pemilih mendapat
penampungan korban gempa, tsunami, dan likuifaksi dukungan aparat pemerintah daerah setempat.
di beberapa titik. Ada juga korban yang memilih Di antaranya adalah pelayanan berkaitan dengan
tinggal di rumah keluarga, keluar daerah dengan koordinasi akses data pemilih dengan Dinas
alasan keselamatan dan mendapatkan pelayanan Dukcapil, penerbitan dokumen kependudukan
fasilitas kesehatan di luar daerah. Ribuan orang yang baru yang hilang karena bencana. Upaya tersebut
tercatat sebagai korban yang direlokasi di beberapa akan membantu pelayanan terhadap pemilih di
tempat, memberi gambaran bahwa ada banyak hari pemungutan suara sehingga dukungan Dinas
pemilih yang tinggal di berbagai tempat sudah tidak Dukcapil sangat penting untuk memudahkan
sesuai alamat KTP-nya sebagaimana terdaftar dalam verifikasi data pemilihnya.
DPT. 5. Topo Santoso, Ida Budiati, Pemilu di Indonesia: Kelembagaan, Pelaksanaan, dan
Pengawasan, (Jakarta, Sinar Grafika 2019) hal 172
Berikut data kondisi korban dan jumlah titik 6. Andi Krisna, Tata Kelola Pemilu (Jakarta, KPU, 2017) hal 8
REPUBLIK INDONESIA
dengan kegiatan sosialisasi KPU Provinsi Sulawesi pemerintah daerah, perguruan tinggi, kelompok civil
Tengah juga mendesain satu program kegiatan, yaitu society, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
fasilitasi trauma healing election yang bertujuan tokoh perempuan, media, lembaga swasta, dan lain
memberi ketahanan psikis bagi warga korban sebagainya. Kiprah peserta pemilu pun semakin
bencana alam. KPU hadir di sana tidak hanya diperlukan dalam peningkatan pendidikan politik
sekadar mengajak mereka ke TPS, tapi KPU hadir dan partisipasi politik masyarakat. Peran strategis
bersama-sama untuk meringankan beban mereka, ini perlu diperkuat untuk mewujudkan sinergitas
memberi penguatan psikis, dan ketahanan keimanan. penyelenggaraan pemilu dengan pihak lain.
KPU Republik Indonesia dalam suatu kesempatan Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten
melalui Biro Tekmas dan Parmas turut berkontribusi Donggala, serta Kabupaten Parigi Moutong yang
dalam sosialisasi pendidikan pemilih yang kala mayoritas penduduknya suku Kaili, memiliki nilai
itu dipusatkan di lokasi penampungan korban keberadaban dan kekerabatan yang kuat. Modal
bencana Petobo bersama KPU Provinsi Sulawesi kearifan budaya ini menjadi perekat dan pendorong
Tengah. Kegiatan yang merupakan bagian dari masyarakat dalam mensukseskan penyelenggaraan
fasilitasi trauma healing election menyajikan materi Pemilu 2019. Nilai budaya tersebut sejalan dengan
kepemiluan, ceramah agama, game-game berhadiah dukungan pemerintah serta masyarakat terhadap
yang menyegarkan kembali suasana kebatinan dan penyelenggaraan pemilu di tanah kaili yang berjalan
pikiran korban, serta pemberian bantuan sembako secara demokratis.
dan cindera mata dari KPU RI. Kegiatan sosialisasi Kehadiran masyarakat korban bencana
dalam rangka mendorong pemilih ke TPS juga secara di TPS-TPS di hari pemungutan suara sebagai
masif dilakukan oleh KPU Kota Palu, Sigi, dan wujud partisipasi pemilih tangguh yang memiliki
Donggala yang secara terus-menerus dan berpindah- kepercayaan dan keyakinan serta keberadaban yang
pindah tempat menyasar pemilih korban bencana di kuat mensukseskan pemilu. Ketangguhan pemilih
spot-spot penampungan korban. dapat dilihat dari angka partisipasi yang tercatat
pada hari pemungutan suara.
Partisipasi Pemilih di Wilayah Bencana Berikut angka partisipasi pemilih Pemilu 2019
Salah satu indikator keberhasilan pemilu di wilayah bencana:
dapat dilihat dari tingkat partisipasi pemilih di
setiap tahapan pemilu dan evaluasi akhir dapat Tabel 14.5. Angka Partisipasi Pemilih pada
dilihat pada angka persentase partisipasi pemilih Pemilu Tahun 2019 di Wilayah Sulawesi Tengah
di hari pemungutan suara. Semakin tinggi tingkat
PROVINSI DAN
partisipasi masyarakat, maka legitimasi pemilu akan NO
KABUPATEN/KOTA
TINGKAT PARTISIPASI
semakin baik.7 Partisipasi merupakan respons atas 1 Provinsi Sulawesi Tengah 83,90 %
REPUBLIK INDONESIA
6 huruf c menggunakan hak pilihnya dengan pemilih korban bencana alam cenderung memilih
menunjukkan KTP-el kepada KPPS pada saat menggunakan hak pilihnya di TPS di mana pemilihya
pemungutan suara. terdaftar. Padahal jajaran KPU Kabupaten/Kota
2. Hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah menyiapkan kemudahan fasilitasi pelayanan
hanya dapat digunakan di TPS yang berada di pindah memilih kepada pemilih yang berada di
rukun tetangga/rukun warga atau sebutan lain wilayah bencana.
sesuai dengan alamat yang yang tertera dalam Berikut adalah jumlah pemilih DPTb dan
KTP-el. Pemilih DPK Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan
Kabupaten Donggala:
Ada kekhawatiran terkait dengan syarat
penggunaan KTP-el yang akan meningkat di hari Tabel 14.6. Jumlah Pemilih DPTb dan Pemilih
pemungutan suara, yang berangkat dari pengalaman DPK di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten
Donggala
pemilu-pemilu sebelumnya bahwa angka pemilih PENGGUNA PENGGUNA
KABUPATEN/ JUMLAH JUMLAH
pengguna KTP-el ini cukup tinggi. Padahal tingginya
NO HAK PILIH HAK PILIH
KOTA PEMILIH DPTb PEMILIH DPK
DPTb DPK
2
Kota Palu
Kabupaten Sigi
4.518
472
30.600
13.017
1.167
122
28.969
10.299
pemilih tidak terdaftar, tetapi kemungkinan pemilih 3 Kabupaten Donggala 952 4.747 345 4.272
tidak menerima C6 dan tidak mengetahui status Sumber data: KPU Kota Palu, KPU Kabupaten Sigi dan KPU
keterdaftarannya dalam DPT. Akibatnya pemilih Kabupaten Donggala
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
JONI SUHAIDI
ABSTRAK
Setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Umum,
termasuk Pemilih yang menggunakan KPT-Elektronik pada hari pemungutan suara tanggal 17 April 2019.
Daftar Pemilih Khusus (DPK) merupakan pemilih yang memenuhi syarat namun belum terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) didaftar di TPS sesuai dengan alamat
yang tertera dalam KTP-el.
Daftar Pemilih Khusus (DPK) bertujuan untuk menjamin hak konstitusional pemilih yang memenuhi
syarat sebagai pemilih. Untuk dapat menggunakan hak pilihnya pemilih hanya menunjukkan e-KTP atau
Suket yang dikeluarkan oleh Dukcapil sebagai bukti perekaman KTP elektronik hanya dapat mencoblos di
TPS yang berada di RT/RW sesuai dengan alamat yang tertera di KTP-el atau Suket.
Permasalahan untuk pemilih DPK adalah tidak tersedianya Surat Suara. Surat Suara yang ada di
setiap TPS hanya berdasarkan jumlah pemilih yang tercantum dalam DPT dan DPTb, ditambah dengan
2% (dua persen) dari DPT sebagai cadangan. Pemilih DPK hanya dilayani hak pilihnya pada pukul
12.00-13.00 WIB sepanjang surat suara masih tersedia, sehingga hak konstitusi Pemilih DPK ada yang
berpotensi tidak terpenuhi.
REPUBLIK INDONESIA
pilihnya di TPS lain atau pindah memilih. Surat
suara yang digunakan untuk DPTb ini tergantung
pada wilayah asal dan tujuan Pemilih. Sedangkan
DPK merupakan Pemilih yang tidak terdaftar dalam
DPT dan DPTb yang memiliki KTP-el atau Suket
beralamat di TPS setempat. DPK menerima 5 (lima)
jenis surat suara.
Permasalahan Daftar Pemilih Khusus (DPK)
pada Pemilu Tahun 2019
Pemilih DPK adalah pemilih yang belum
terdaftar dalam DPT di suatu TPS, tetapi memenuhi
syarat untuk memilih, pemilih tersebut harus mengisi
form DPK di TPS domisili untuk memilih. Dalam
Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia Nomor 557/PL.02.1-SD/01/KPU/III/2019
tanggal 29 Maret 2019 perihal Tindak lanjut Putusan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor
20/PUU-XVII/2019 pada poin 16 (enam belas) pada
pemungutan suara apabila terdapat pemilih yang
belum masuk dalam DPT atau DPTb dan belum
memiliki KTP elektronik, pemilih tersebut dapat
dilayani apabila memiliki Surat Keterangan (suket)
yang di keluarkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
Keputusan KPU RI Nomor 227/PL.02.1-
Kpt/01/KPU/I/2019 tanggal 17 Januari 2019
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Daftar Pemilih
Khusus (DPK), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb),
Pemilihan Umum Tahun 2019 pada tanggal 08 April dan Perbaikan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Dalam
2019. Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019, dalam
Pada Pemilu 2019, ada 3 (tiga) kategori Bab III dijelaskan pelaksaan penyususnan DPK
daftar Pemilih yaitu Daftar Pemilih Tetap (DPT), bahwa dalam proses pendataan pemilih DPK yang
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), dan Daftar dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota, dimungkinkan
Pemilih Khusus (DPK). Kategori daftar Pemilih ini dilakukan proses perubahan status pemilih dari
berkorelasi terhadap pemenuhan surat suara yang DPK menjadi DPT. Pemilih yang terdaftar ke DPK
akan digunakan pada hari pemungutan suara tanggal dapat dimasukkan menjadi DPT dengan ketentuan,
17 April 2019. mengelompokkan di suatu wilayah tingkat desa/
REPUBLIK INDONESIA
TPS 11 Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu. suara sudah digunakan pemilih DPT dan DPTb.
Menyikapi hal tersebut Bawaslu Kabupaten Kampar KPU Kabupaten Kampar memutuskan tidak dapat
juga mengeluarkan Surat Nomor : 009/K.RI-04/ melaksanakan PSL untuk mengakomodasi hak pilih
PW.00.02/IV/2019 tanggal 18 April 2019 perihal 98 Pemilih sebagaimana rekomendasi Panwaslu
penundaan Rekapitulasi Kecamatan. Kecamatan Siak Hulu dikarenakan 98 Pemilih
Terhadap Surat tersebut KPU Kabupaten tersebut termasuk kategori DPK. Berdasarkan
Kampar menindaklanjuti dengan surat Nomor: 149/ ketentuan yang berlaku, Pemilih yang terdaftar
PL.01.2-SD/140/KPU-Kab-IV/2019 tanggal 25 April didalam DPK hanya dapat dilayani hak pilihnya
2019 dengan memutuskan tidak dapat melaksanakan sepanjang surat suara masih tersedia.
Pemungutan Suara Lanjutan (PSL) di Kecamatan Dari fakta yang disampaikan oleh KPU
Siak Hulu. Jawaban yang disampaikan oleh KPU Kabupaten Kampar tersebut, DKPP berpendapat
Kabupaten Kampar selaku teradu pada pokoknya tindakan KPU Kabupaten Kampar tidak
menolak seluruh dalil adauan pengadu. KPU melaksanakan rekomendasi PSL, sebagaimana
Kabupaten Kampar menyatakan telah melaksanakan Rekomendasi Panwaslu Kecamatan Siak Hulu
seluruh tahapan Pemilu Tahun 2019 sesuai dengan dan Bawaslu Kabupaten Kampar tidak dibenarkan
ketentuan yang berlaku. menurut Hukum dan Etika Penyelengaraan Pemilu.
KPU Kabupaten Kampar tidak melaksanakan Terhadap 98 Pemilih yang tidak dapat menggunakan
PSL di 4 (empat) TPS di Kecamatan Siak Hulu, karena hak pilihnya sudah terdaftar pada formulir Model
menurut KPU Kabupaten Kampar pelaksanaan C7.DPK-KPU, DKPP berpendapat tidak ada
Pemungutan suara telah sesuai dengan ketentuan alasan bagi KPU Kabupaten Kampar untuk tidak
dengan ketentuan PKPU Nomor 3 Tahun 2019 melaksanakan rekomendasi PSL tersebut.
tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Dalam Kerangka hukum Pemilu telah memberi
Pemilihan Umum jo Suarat Edaran Bersama Badan wewenang kepada Bawaslu untuk menyampaikan
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia rekomendasi PSL kepada KPU Kabupaten Kampar
dan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia dengan didasarkan kajian dan penilaian formil
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan dan materil. Sedangkan subtansi rekomendasi
Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS. PSL bertujuan untuk menjamin hak konstitusional
Terkait dengan 98 (sembilan puluh delapan) pemilih yang memenuhi syarat dapat menggunakan
Pemilih yang tidak dapat menyalurkan hak pilihnya hak pilihnya, seharusnya KPU Kabupaten Kampar
pada hari pemungutan suara pada 4 (empat) TPS selaku Penyelenggara Pemilu memiliki kewajiban
di Kecamatan Siak Hulu, KPU Kabupaten Kampar moral dan hukum untuk melaksanakan PSL.
menjelaskan bahwa hal tersebut bukan dikarenakan Benar bahwa dalam pelaksanaan pemungutan
kekurangan surat suara. Faktanya di 4 (empat) suara di 4 (empat) TPS tersebut surat suara sudah
TPS tersebut, KPU Kabupaten Kampar telah habis digunakan oleh Pemilih baik Pemilih yang
mendistribusikan Suarat Suara dengan jumlah DPT terdaftar dalam DPT, DPTb dan DPK, namun
ditambah 2 persen sebagai cadangan. Bahwa Surat menimbang hak pemilih yang memenuhi syarat
Suara telah habis terpakai pada saat pencoblosan belum terakomodasi sebagaimana rekomendasi
berlansung dan 98 (sebilan puluh delapan) pemilih Pengawas Pemilu, seharusnya KPU Kabupaten
REPUBLIK INDONESIA
Pendahuluan Pemungutan Suara (KPPS) mempunyai beban
emilu Serentak 2019 silam memang sangat berat untuk menyukseskan penyelenggaraan
fenomenal. Pemilu yang untuk pertama kali pemilu yang berintegritas, namun hal itu tidak akan
dalam perjalanan sejarah 12 (dua belas) tercipta tanpa adanya semangat dari mereka untuk
kali pemilu di Indonesia yang menyerentakkan melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-
pemilihan legislatif dan pemilihan eksekutif dalam baiknya, jujur, adil, dan transparan terhadap hasil
satu hari tersebut menyisakan kenangan suka pemilu yang ada. Kesalahan-kesalahan yang ada
dan duka. Terlepas kekurangannya, Pemilu 2019 dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus
mencatatkan sejarah baru sebagai yang terbesar dapat diminimalisir sehingga hasil yang ada dapat
penyelenggaraannya dalam sehari dengan 5 (lima) dipertangungjawabkan. Semua itu diawali dari
kotak suara. Tak saja kerumitan teknis, Pemilihan proses sosialisasi dan internalisasi yang didesain
Presiden dan Wakil Presiden yang hanya dua melalui kegiatan bimbingan teknis yang berjenjang.
pasangan calon dan serta durasi kampanye yang
cukup panjang, menyisakan polarisasi politik yang Bimbingan Teknis dan Kualitas Kinerja
meluas, yang melelahkan secara psikologis, baik Pengembangan kemampuan (capacity
dari sisi penyelenggara, peserta, serta pemilih. building) penyelenggara melalui pembekalan dan
Di balik dinamika politik dan kerumitan teknis bimbingan teknis di tiap-tiap tingkatan panitia adhoc
Pemilu 2019 yang luar biasa, satu sisi yang perlu mulai dari PPK, PPS, dan KPPS harus dilaksanakan
diapresiasi sebagai salah satu kesuksesan pelaksanaan dengan seksama, karena berkaitan dengan kinerja
Pemilu 2019 adalah antusiasme masyarakat sebagai badan adhoc, khususnya dalam melaksanakan puncak
pemilih yang hadir ke TPS pada hari pemungutan tahapan di hari-H pemungutan dan penghitungan
suara sangat tinggi. Tak hanya itu, masyarakat suara. Mengkaji teori kualitas dan kinerja, tentu
pun kini sudah cerdas dalam menanggapi berbagai muaranya kepada personel manusia itu sendiri
opini dan isu yang dikembangkan oleh kekuatan- beserta hasil kerjanya. Ketika manusia berada dalam
kekuatan politik tertentu yang mengarah kepada satu kelompok yang ditugaskan untuk melaksanakan
berhadapannya antar-kelompok masyarakat. Upaya suatu pekerjaan, tentu yang diharapkan adalah hasil
itu membutuhkan sinergi semua pihak, terkhusus kerja yang sesuai dengan standar kualitas.
di Jawa Barat. Pendekatan budaya politik “urang Untuk memperoleh hasil kerja yang berkualitas
sunda” yang mempunyai tagline silih asah, silih yang dilakukan badan adhoc, tentu yang memegang
asih, dan silih asuh dinamika politik dapat berujung peranan penting adalah para personel itu sendiri yang
dengan baik. sudah melalui proses awal rekruitmen yang terukur.
Tulisan singkat mengeksplorasi sisi manajemen Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumberdaya
teknis dari satu aspek, yaitu pemahaman dan manusia, di mana kualitas sumberdaya manusia
internalisasi pengetahuan, skill, serta profesionalisme mengacu pada: (a). pengetahuan (knowledge),
penyelenggara yang dilaksanakan melaui bimbingan yaitu kemampuan yang dimiliki calon badan adhoc
teknis kepada badan adhoc. Sukses dan lancarnya tersaebut yang lebih berorientasi pada intelegensi
perhelatan politik demokrasi electoral berujung pada dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang
kinerja badan penyelenggara di lapangan. Panitia dimiliki penyelenggara pemilu; (b). keterampilan
1. Komisioner KPU Provinsi Jawa Barat (skill), yaitu kemampuan dan penguasaan teknis
REPUBLIK INDONESIA
menyebabkan pemahaman yang tidak sempurna diawali oleh pretest dan diakhiri postest. Hal
dan tidak komprehensif. Bimtek yang dilakukan ini dilakukan sebagai upaya membuat alat ukur
terbatas mengakibatkan kurang terinternalisasiefektivitas pelaksanaan bimtek. Alat ukur tersebut
pemahaman teknis yang harusnya dilakukan secara
dipergunakan untuk mengevaluasi efektivitas tutor/
terus-menerus dan terlatih dengan pembiasaan. mentor/fasilitator, metodologi bimtek, materi/
Termasuk juga soal jumlah peserta yang kadang kurikulum bimtek, serta pelaksanaan teknis bimtek.
sangat terbatas sehingga tidak semua anggota badan
Pretest dilakukan untuk mengukur sejauh mana
penyelenggara memahami secara keseluruhan. pengetahuan dan kemampuan teknis peserta sebelum
Hal ini kadang merupakan imbas dari anggaran dilakukan bimtek. Postest dilakukan untuk mengukur
yang sangat terbatas. Padahal kalau melihat betapa
daya tangkap dan kemampuan pemahaman dan
strategisnya penyampaian dan pemahaman informasi
pendalaman setelah bimtek dilaksanakan. Alat ukur
dan skill kepemiluan, keberhasilan bimtek ini sangat
dimaksud diformat dalam bentuk pretest maupun
menentukan kinerja badan penyelenggara. postest yang didesain berisi pengetahuan substantif
Pelaksanaan bimtek yang berjenjang, menurut
maupun soal keteknisan.
hemat Penulis merupakan sumbangsih dari problem Kedua, pelaksanaan bimtek yang partisipatif
akut pelaksanaan bimtek, penyampaian informasidengan mixmethod, yaitu presentasi dan diskusi.
secara berjenjang ini mengakibatkan banyak informasi
Bimtek dengan metode campuran dengan
dan skill kepemiluan yang tidak tersampaikan secara
mengutamakan partisipasi keikutsertaan peserta
utuh kepada badan penyelenggara di bawahnya. Tentu
dengan tujuan bimtek berlangsung secara dinamis
hal ini diakibatkan juga keterbatasan sumberdaya
dan solutif. Problem di lapangan sangat dinamis dan
dan bisa jadi teknis pelaksanaan bimtek itu sendiri
perlu solusi. Melihat peserta bimtek yang beragam
yang sekadar asal dilaksanakan. Pelaksanaan juga memerlukan strategi partisipatif dan kolaboratif
bimtek semacam ini kadang tidak didukung juga dengan menggunakan pembelajaran andragogi,
oleh sarana dan prasarana pendukung, semisal yaitu pembelajaran bimtek yang partisipatif,
video tutorial, buku saku, poster, leaflet, atau buku
melibatkan semua peserta secara aktif, diskusi, tukar
panduan yang simpel yang mudah dipahami dan pikiran gagasan dan ide serta pengalaman dan solusi,
dapat diinternalisasi secara personal masing-masing
berbagi pengalaman dan gagasan mencari jalan
badan penyelenggara. Akibatnya pemahaman dan keluar atas setiap pengalaman di lapangan. Model
internalisasi pengetahuan dan teknis kepemiluan
seperti ini sering diterapkan di Jawa Barat dengan
terpotong di level personal yang bersangkutan,istilah metode BRIDGE (Building Resources in
sementara mereka dituntut harus memahami secara
Democracy, Government and Election).
utuh karena akan disampaikan kembali kepada Ketiga, pelaksanaan bimtek selalu diselingkan
jajaran di bawahnya dalam bimtek lanjutan. kegiatan energizer dan icebreaking. Hal ini tentu
dilakukan untuk membuat dan menciptakan suasana
Rekomendasi Solusi: Redesain Bimtek forum bimtek tidak membuat jenuh, membosankan,
Berikut adalah rekomendasi solusi sesuai dan monoton, menghangatkan suasana bimtek yang
dengan pengalaman Penulis di Jawa Barat, cenderung formal dan kaku. Tentu situasi formal
dengan mencermati berbagai pelaksanaan bimtek dan kaku serta kemampuan konsentrasi peserta
TERBANYAK
pelanggaran administrasi pemilu, pelanggaran tata
REPUBLIK INDONESIA
hasil pemilu10.
Tulisan ini akan menggambarkan sengketa tata
TETAPKAN
usaha negara terkait Keputusan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Ende Nomor 22/PL.01.9-HK.03.1-
Kpt/5308/KPU-Kab/VII/2019 yang ditetapkan
SEBAGAI CALON pada Senin, 22 Juli 2019. KPU Kabupaten Ende,
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan
P
Pengantar suara diketahui berstatus terpidana kurungan penjara
emilihan umum merupakan sarana penunjang 2 tahun 3 bulan yang telah berkekuatan hukum
dalam mewujudkan sistem ketatanegaraan berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung
secara demokratis. Penyelenggaraannya Republik Indonesia Nomor 269 K/PID/2019 tanggal
melalui beberapa tahapan utama, yang dapat besar 4 April 2019. Surat Keputusan KPU Kabupaten Ende
menimbulkan sengketa atau pelanggaran. Kondisi tentang penetapan calon terpilih inilah yang menjadi
tersebut bisa disebabkan oleh kecurangan (fraud), obyek gugatan perkara PTUN Nomor 99/G/2019/
kekhilafan (mistake), maupun strategi pemenangan PTUN Kupang.
pemilu yang tidak melanggar hukum tetapi Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
menurunkan kepercayaan publik (non-fraudulent dijelaskan bahwa sengketa proses pemilu melalui
misconduct).1 pengadilan tata usaha negara meliputi sengketa yang
Untuk menyelesaikan sengketa atau timbul dalam bidang tata usaha negara pemilu antara
pelanggaran dalam penyelenggaraan pemilu, calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD
dibuatlah peraturan perundang-undangan. Undang- Kabupaten/Kota, atau partai politik caton peserta
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Pemilu, atau bakal pasangan calon dengan KPU,
Umum2 mengatur mengenai pelanggaran pemilu KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai
(penanganan3, pelanggaran kode etik4, pelanggaran akibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan
administratif5); sengketa proses pemilu (penanganan6, KPU Provinsi, dan keputusan KPU Kabupaten/Kota.
Sengketa proses pemilu sebagaimana
1.
2.
Anggota KPU Provinsi NTT
Janedjri M. Gaffar, Politik Hukum Pemilu, Jakarta: Konstitusi Press, 2013, h. 77.
dimaksud merupakan sengketa yang timbul antara:
3. Buku Keempat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017; Pelanggaran Pemilu, Sengketa Proses Pemilu, dan
Perselisihan Hasil Pemilu
4. Pasal 454 8. Pasal 468
5. Pasal 456 9. Pasal 470
6. Pasal 460 10. Pasal 473
7. Pasal 467 11. Topo Santoso dkk., Penegakan Hukum Pemilu: Praktik Pemilu 2004, Kajian Pemilu 2009-2014, Jakarta,
September 2006, h. 6.
REPUBLIK INDONESIA
penerimaan masukan dari masyarakat dan klarifikasi Pengadilan Negeri Ende.
ke partai politik yang bersangkutan berakhir pada 13 2. Bahwa berdasarkan Hasil Pleno Terbuka
September 2018, karena terhitung dari 14 September Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara
2018 sampai 20 September 2018 KPU Kabupaten Tingkat Kabupaten Ende Pemilu Tahun
Ende menyusun Daftar Calon Tetap (DCT) 2019, calon anggota DPRD Kabupaten Ende
Kabupaten Ende, di mana di dalamnya termasuk dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
bacalon Heribertus Gani dengan nomor urut 1 (satu) (PDIP) Daerah Pemilihan Ende 2 nomor urut
dari PDIP Dapil 2 Kabupaten Ende. 1 (satu) atas nama Heribertus Gani, S.Pd,
Berikut jumlah calon dan persentase calon memperoleh suara terbanyak pertama, yaitu
laki-laki dan perempuan dalam DCT anggota DPRD sejumlah 964 suara yang berasal dari 4 (empat)
Kabupaten Ende yang diajukan oleh partai politik desa/kelurahan yang ada di dapil tersebut.
pada Pemilu 2019:
Berikut perincian perolehan suara Partai PDIP
Tabel 17.1. Jumlah Calon dalam DCT beserta di Dapil 2 Kabupaten Ende.
Presentase Perempuan pada Pemilihan Anggota
DPRD Kabupaten Ende Pemilu 2019 Tabel 17.2. Perolehan Suara Calon PDIP pada
NO PARTAI POLITIK
JUMLAH
CALON
JENIS KELAMIN
PERSENTASE
Dapil 2 Kabupaten Ende
PEREMPUAN
DALAM DCT L P Desa/Kelurahan
No
Urut Nama Calon Jumlah
1 PARTAI KEBANGKITAN 30 20 10 33,33% Calon
BANGSA Nangapanda Pulau Ende Ende Maukaro
dari calon yang memiliki suara terbanyak Ende membalas melalui Surat Nomor:
berikutnya, meskipun calon yang bersangkutan B-547/N.3.14/Ep.1/06/2019 tanggal 26 Juni
melakukan upaya hokum Peninjauan Kembali 2019 perihal Pengiriman Salinan Putusan
(PK), karena PK tidak akan mempengaruhi terakhir a.n. Heribertus Gani, S.Pd.
atau menghambat Putusan Kasasi ”. 11) Pada 30 Juni 2019, KPU Kabupaten Ende
10) Pada 24 Juni 2019 KPU Kabupaten Ende melakukan koordinasi dengan DPC Partai
kembali melakukan koordinasi dengan Demokrasi Indonesia Perjuangan Tingkat
Kejaksaan Negeri Ende melalui surat nomor: Kabupaten Ende di kantor Sekretariat DPC
118/PL.01.7/5308/KPU-Kab/VI/2019 tanggal PDIP, Jalan Eltari – Ende.
24 Juni 2019 perihal Permintaan Salinan 12) Pada 03 Juli 2019, KPU Kabupaten Ende
Putusan Terakhir terhadap Saudara Heribertus didatangi oleh Tim Kuasa Hukum dari
Gani, S.Pd. Selanjutnya Kejaksaan Negeri Heribertus Gani, S.Pd, bersama dengan
REPUBLIK INDONESIA
29 Juli 2019 dan pada 5 Agustus 2019 dengan 3. Membebankan biaya yang timbul
nomor dan perihal surat yang sama yang dalam pencabutan gugatan ini kepada
diterima dari Sekretariat DPC PDIP Kabupaten penggugat sebesar Rp. 461.500,- (empat
Ende. Selanjutnya KPU Kabupaten Ende ratus enam puluh satu ribu lima ratus
membalas melalui surat Nomor: 151/PL.01.7- rupiah).
SD/5308/KPU-Kab/VII/2019 tanggal 6 25) Berdasarkan uraian dalam kronologi di atas
Agustus 2019 perihal tanggapan atas surat DPP dan berpedoman pada Undang-Undang Nomor
PDIP. Dalam surat tersebut KPU Kabupaten 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan
Ende menyatakan tidak dapat melaksanakan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Penundaan Keputusan Penetapan Calon Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan
Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih
Hasil Pemilu Tahun 2019 karena ditetapkan dalam Pemilihan Umum, maka Heribertus
sudah sesuai dengan mekanisme dan peraturan Gani, S.Pd dinyatakan Tidak Memenuhi
perundang-undangan yang berlaku. Syarat (TMS) untuk ditetapkan sebagai Calon
22) Surat dari Bawaslu Kabupaten Ende Nomor: Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende
258/Bawaslu-Ende/VII/2019 tanggal 30 Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019 dari
Juli 2019 perihal permohonan tidak dapat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada
diregister, yang mana dalam surat Bawaslu Daerah Pemilihan Ende 2. Dengan demikian
tersebut disampaikan kepada Ketua Partai KPU Kabupaten Ende tidak dapat menetapkan
Demokrasi Indonesia Perjuangan Cabang Ende Heribertus Gani, S.Pd sebagai Calon Terpilih
sebagai pemohon dalam perkara Permohonan Anggota DPRD Kabupaten Ende Hasil
Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu yang Pemilihan Umum Tahun 2019 dari Partai
diajukan pemohon kepada Bawaslu Kabupaten Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Daerah
Ende pada 24 Juli 2019 dinyatakan tidak dapat Pemilihan Ende 2 dan menetapkan calon
diregister. Anggota DPRD Kabupaten Ende dari Partai
23) Berdasarkan informasi dari media online Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Daerah
https://bawaslu.go.id/id, Heribertus Gani Pemilihan Ende 2 yang memperoleh peringkat
melaporkan secara tertulis dugaan pelanggaran suara sah terbanyak berikutnya a.n Hj. Selviah
administratif pemilu yang dilakukan lima Daifura Indradewa, SE sebagai calon terpilih
anggota KPU Kabupaten Ende kepada Bawaslu Anggota DPRD Kabupaten Ende.
RI dengan Nomor 80/LP/PL/ADM/RI/00.00/
VII/2019 pada 30 Juli 2019. Selanjutnya pada Setelah melalui proses persidangan yang
sidang pendahuluan yang dilaksanakan pada cukup panjang di Pengadilan Tata Usaha Negara
5 Agustus 2019 dibacakan putusan Bawaslu Kupang sejak 11 November 2019, pada 30 April
RI yang “Menyatakan laporan tidak diterima. 2020 Majelis Hakim PTUN Kupang memutuskan
Menyatakan laporan tidak ditindaklanjuti bahwa berdasarkan asas-asas umum pemerintahan
dengan sidang pemeriksaan.” yang baik tidak sama dengan mengikuti keinginan
24) Salinan Putusan Penetapan Pengadilan Tata dan/atau kepentingan Penggugat saja, melainkan
Usaha Negara (PTUN) Kupang Nomor: melaksanakan pemerintahan sesuai dan berdasarkan
91/G/2019/PTUN-KPG tanggal 25 September peraturan perundang-undangan yang berlaku
2019 dengan Amar Putusan Menetapkan: (penegakan hukum secara murni dan konsekuen)
REPUBLIK INDONESIA
Pemilu 2014. Jakarta: PT Epicentrum Mahadaya Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019.
Komunika. Jakarta: Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.
Santoso, Topo. 2006. Tindak Pidana Pemilu. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Sinar Grafika. Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri
Santoso, Topo, et. al. 2006. Penegakan Hukum Hukum dan HAM Nomor 8 Tahun 2014 tentang
Pemilu: Praktik Pemilu 2004. Jakarta: Kajian Pemilu Paspor Biasa dan Surat Perjalanan Laksana
2009-2014. Paspor. Jakarta: Kemenkumham RI.
REPUBLIK INDONESIA
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Kota di Wilayah Provinsi Jawa Timur. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
KPU RI. Kota di Wilayah Provinsi Papua Barat. Jakarta:
KPU RI.
www.jdih.kpu.go.id
www.jdih.kpu.go.id
. 2018. Keputusan KPU Nomor 280/PL.01.3-
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan . 2018. Keputusan KPU RI Nomor 961/PL.01.4-
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Kpt/06/KPU/VII/2018 tentang Petunjuk Teknis
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Perbaikan, Penyusunan, dan Penetapan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Daftar Calon Sementara serta Penyusunan dan
Kota di Wilayah Provinsi Bali. Jakarta: KPU RI. Penetapan Daftar Calon Anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Jakarta:
www.jdih.kpu.go.id
KPU RI.
. 2018. Keputusan KPU Nomor 281/PL.01.3-
www.jdih.kpu.go.id
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota . 2018. Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan,
Kota di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Program, dan Jadwal Penyelenggaraan
Jakarta: KPU RI. Pemilihan Umum Tahun 2019. Jakarta: KPU RI.
www.jdih.kpu.go.id www.jdih.kpu.go.id
. 2018. Keputusan KPU Nomor 282/PL.01.3- . 2018. Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2018
Kpt/03/ KPU/IV/2018 tentang Penetapan tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Negeri Dalam Pemilihan Umum. Jakarta: KPU
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan RI
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ www.jdih.kpu.go.id
Kota di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Jakarta: KPU RI. . 2018. Peraturan KPU Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pencalonan Anggota Dewan
www.jdih.kpu.go.id Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat
. 2018. Keputusan KPU Nomor 286/ PL.01.3- Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan
Kpt/03/KPU/IV/2018 tentang Penetapan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota. Jakarta: KPU
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota RI.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan www.jdih.kpu.go.id
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
Kota di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur. . 2018. Surat KPU RI Nomor: 608/PL.01.4-SD/06/
Jakarta: KPU RI. KPU/VI/2018 tanggal 25 Juni 2018. Jakarta:
KPU RI.
www.jdih.kpu.go.id
https://kip.acehprov.go.id/category/informasi-
. 2018. Keputusan KPU Nomor 296/PL.01.3- publik
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota . 2018. Surat KPU RI Nomor: 647/PL.01.4-SD/06/
KPU/VII/2018 tanggal 9 Juli 2018. Jakarta: Perubahan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
KPU RI. Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pemungutan dan
https://kip.acehprov.go.id/category/informasi- Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Umum.
publik Jakarta: KPU RI.
REPUBLIK INDONESIA
Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor Gerrymandering: Siasat “Mengutak-Atik”
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia. Jakarta: Daerah Pemilihan. diakses dalam http://
Sekretariat Negara Republik Indonesia. tatakelolapemiluugm.blogspot.com/2016/05/
gerrymandering-siasat-mengutak-atik.html
. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: Sekretariat Surbakti, Ramlan. 2013. Demokrasi dan
Negara Republik Indonesia. Pembentukan Daerah Pemilihan. diakses dalam
http://perludem.org/2013/03/10/demokrasi-dan-
www.dpr.go.id › dokjdih › document › uu
pembentukan-daerah-pemilihan/
. 2005. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2005
Info Pemilu. dalam https:// infopemilu.kpu.go.id/
tentang Pengesahan International Covenant
pileg2019/dapil/view
On Civil And Political Rights (Kovenan
Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan
Politik). Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
. 2006. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006
tentang Pemerintahan Aceh, Satker Sementara
BRR Penguatan Kelembagaan Kominfo, tt.
Jakarta. Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
. 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2007 tentang Partai Politik Lokal di Aceh.
Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.
ditjenpp.kemenkumham.go.id
. 2008. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
www.dpr.go.id › jdih › index
. 20011. Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan. Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
. 2012. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012
tentang Pemilihan Umum Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Cet.1. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
TENTANG PENULIS
Ilham Saputra, Moh. Zaenuri
S.IP. Ikhsan
L ahir di Jakarta, 21
Mei 1976 yang saat
ini menjabat sebagai
L ahir di Batang, 46
Tahun lalu. Saat
ini ia menjadi Anggota
Anggota KPU RI Divisi KPU Daerah Istimewa
SDM, Organisasi, Diklat
Yogyakarta untuk
dan Litbang. Sebelum
menjabat sebagai
periode 2018-2023 dan
Anggota KPU RI, Alumni membidangi Divisi
dari Fakultas Ilmu Teknis Penyelenggaraan.
Sosial dan Ilmu Politik Riwayat Pendidikan
Universitas Indonesia yang ia tempuh yaitu
ini pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi di MI Islamiyah Krengseng lulus tahun 1987,
Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tahun 2008 s.d. dan MTs. Nur Anom Gringsing lulus tahun 1990.
2013. Selain aktif di dunia Pemilu, Ilham Aktif di Kemudian ia melanjutkan di MA Futuhinyyah-1
beberapa kegiatan, antara lain project Officer Center Mranggen Demak, sembari nyantri di Pondok
Reform Tahun 1999 s.d. 2004, Program Manager Aceh Pessantren Futuhiyyah dan lulus tahun 1993.
Development Fund Tahun 2005 s.d. 2008 dan Project
Pendidikan Kesarjanaan (S.Ag) diperoleh tahun
Manager Aceh Civil Society Task Force Tahun 2014
s.d. sekarang.
2001 di Fakultas ADAB jurusan Bahasa dan Sastra
Arab (BSA) pada IAIN (sekarang UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Nur Syarifah, S.H., Sejak Mahasiswa ia aktif di berbagai organisasi,
LL.M baik intra kampus maupun ekstra kampus. Di intra
kampus ia aktif di kegiatan-kegiatan Koperasi
L
Mahasiswa (KOPMA) IAIN seperti kegiatan PNBI
ahir di Semarang
(Pameran Nasional Buku Islam), BBSDM (Bulan
3 September 1968
Bina Sumber Daya Manusia), dan juga aktif di
saat ini menjabat kegiatan Senat mahasiswa, walaupun tidak sempat
sebagai Kepala Biro menjadi pengurus Senat. Di ekstra kampus ia aktif
Teknis dan Hupmas dan menjadi pengurus Ikatan Mahasiswa Alumni
Sekretariat Jenderal Futuhiyyah Yogyakarta (IMAFTA), pernah aktif
KPU. Lulus dari di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),
Jurusan Hukum Pidana Organisasi mahasiswa Batang, dan aktif di
Fakultas Hukum Pengabdian masyarakat LPM PP. Wahid Hasyim
Gaten Condongcatur Depok Sleman.
Universitas Diponegoro. Perempuan yang
Ikhsan termasuk aktif juga di dunia kepemiluan.
biasa disapa Inung ini melanjutkan studinya di
Pernah menjadi Relawan JPPR di Batang pada
Jurusan Hukum Bisnis International Universitas Pemilu Tahun 1999, menjadi anggota Panitia
Leiden, Belanda. Sebelum menjabat sebagai pemilihan kecamatan (PPK) Kec. Saptosari
Kepala Biro Teknis dan Hupmas, Inung Gunungkidul pada Pemilu/Pemilihan 2004/2005.
pernah menjabat sebagai Kepala Biro Hukum Ia kemudian melanjutkan menjadi Anggota KPU
Sekretariat Jenderal KPU pada Tahun 2013 s.d Kab. Gunungkidul periode 2008-2013 dengan
2017 dan Kepala Bagian Penyusunan Peraturan membidangi divisi Sosialisasi, Pendidikan
Perundang-Undangan pada Biro Hukum, Pemilih, Parmas dan SDM, dan diberi amanah
menjadi Ketua KPU Kab. Gunungkidul periode
Bappenas.
TENTANG PENULIS
2013-2018 merangkap sebagai Ketua Divisi Jaya RT 006 RW 001, Kelurahan Panaragan Jaya,
Perencanaan dan Data Informasi. Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten
Tulang Bawang.
Muhammad Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di
Arbayanto SD Negeri 1 Candra Kencana, Kecamatan
Tulang Bawang Tengah. Pada sekolah menengah
L
saat
ahir di Surya
Adi, 6 April 1983
ini menjabat
melanjutkan di SMP Negeri 01 Mulya Asri,
Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan SMU
Negeri 01 Kecamatan Tulang Bawang Tengah.
sebagai Anggota
Kemudian melanjutkan studi pada jenjang
KPU Provinsi Jawa
Pendidikan Tinggi di Institut Agama Islam Negri
Timur Divisi Hukum
Raden Intan, Bandar Lampung. Beliau bergelar
Penyelenggaraan. Pada
Sarjana Theologi Islam atau disingkat S.Th.I.
periode sebelumnya Ia
menjabat sebagai Divisi Ismanto. Pernah mengabdikan diri menjadi Ketua
Teknis Penyelenggaraan KPU Provinsi Jawa Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tulang
Timur Tahun 2014 s.d. 2019. Bawang Tengah pada setiap jenis pemilihan
Riwayat Pendidikan Arbayanto ialah Sarjana berlangsung seperti saat Pemilihan Kepala
Hukum Universitas Brawijaya Malang dan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2007
Magister Ilmu Hukum Universitas Indonesia. dan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Sebelum berkecimpung di bidang kepemiluan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2008. Ismanto
Arbayanto pernah menjadi Tenaga Ahli Hukum pernah menjadi Anggota PPK Tulang Bawang
di Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tengah pada saat Pemilihan Umum Anggota DPR,
Tertinggal (KPDT) pada Tahun 2012 s.d 2013. DPD, DPRD dan Pemilihan Umum Presiden dan
Karya tulis yang pernah dihasilkan ialah Relevansi Wakil Presiden Tahun 2009. Pada tahun 2010
Kelembagaan DPD RI sebagai Lembaga Hukum beliau mendaftarkan diri sebagai Calon Anggota
Pembentuk Hukum Nasional Ditinjau dari
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten
Perspektif Teori Hukum Murni (2013) dan
Tulang Bawang Barat dan berkesempatan
Membangun Negara Hukum Indonesia yang
mengemban amanah dimaksud. Beliau menjabat
Demokratis Perspektif Teori hukum Murni Hans
sebagai anggota KPU Kabupaten Tulang Bawang
Kelsen, dalam Buku Menggugat Negara (2016).
Barat selama dua periode, periode pertama
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dengan
Ismanto, S.Th.I. perpanjangan masa jabatan sampai dengan
tahun 2014 dan periode kedua pada tahun 2014
A dalah
KPU
anggota sampai dengan tahun 2019. Pada periode kedua
Provinsi ini beliau dipercaya menjabat sebagai ketua KPU
Lampung Periode 2019- Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2024 yang lahir di Saat ini ia dipercaya sebagai Divisi Teknis
Seputih Raman, pada Penyelenggaraan KPU Provinsi Lampung periode
tanggal 01 April 1980. 2019 - 2024.
Pria berusia 40 tahun
ini menikah dengan Siti
Asiah dan dikaruniai 2
orang anak. Saat ini Ismanto tinggal di Panaragan
TENTANG PENULIS
Ketua Panwascam Krueng Barona Jaya Kabupaten
M. Sanusi, S.Ag., Aceh Besar Pilkadasung Aceh Tahun 2006. Terpilih
M.H sebagai Anggota KPU/KIP Kota Banda Aceh periode
L
2008-2013, dipercayakan membidangi Divisi Hukum,
ahir Batang Hari,
22 Januari 1973, Pengawasan dan Partisipasi Masyarakat. Terpilih
beragama Islam. Pria kembali untuk periode kedua dan dipercayakan
yang telah menjabat sebagai Ketua KIP Kota Banda Aceh Periode 2013-
sebagai Anggota KPU 2018. Bermodalkan pengalaman 2 (dua) periode
Provinsi Jambi ini telah
sebagai penyelenggara pemilu mengantarkannya
berkecimpung di dunia
Pemilu sejak Tahun sebagai Komisioner KIP Aceh periode 2018-
2003 ketika menjabat 2023, dan dipercayakan membidangi Divisi Teknis
sebagai Komisioner KPU penyelenggaraan.
Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Penyandang
gelar Magister Hukum dari Universitas Jambi ini
pernah menulis opini di media massa di jambi antara Said Usman Umar
lain tulisan dengan judul “Dinamika Kampanye
M
Pilkada Serentak Tahun 2017” dan “Mengelola
erupakan anggota
Pemilukada Serentak Yang Berintegritas” di Harian
Jambi. KPU Provinsi
Sulawesi Barat periode
Munawarsyah, 2018 - 2023. Sebelumnya
S.HI., MA. juga pernah menjabat
sebagai anggota KPU
TENTANG PENULIS
yang dirintisnya sejak tahun 2007 – 2011. Penulis pada isu-isu sosial dan demokrasi. Saat inipun,
menyelesaikan pendidikan Strata Satu pada IAIN disela-sela menjalankan tugas sebagai komisoner
Pare-pare dan sementara studi megister (proses cuti) KPU Banten, ia masih sering menyempatkan waktu
pada UIN Alauddin Makassar. Pada masa kuliah, menulis isu seputar kepemiluan di salah satu media
penulis dikenal sebagai aktifis HMI sempat menjadi cetak lokal.
Sekretaris Umum HMI Cab. Polemaju tahun 2004 –
2006, pengurus IRM Polewali Mandar tahun 2002
– 2004, dan terakhir menjadi Sekretaris Umum
H. Buchari
KAHMI Polewali Mandar periode 2015 – 2017.
Mahmud
L1976.
ahir di Desa Gosong
Telaga, 25 Juli
Sebuah Desa
masa Sekolah Menengah
Atas di Tidore pada Tahun
1984, Penulis merantau ke
di Kecamatan Singkil Manado untuk menempuh
Utara, Kabupaten Pendidikan S1 di
Universitas Samratulangi
Aceh Singkil, Provinsi
Fakultas Pertanian sampai Tahun 1989.
Aceh. Menyelesaikan
Pernah bekerja sebagai Estate Manager pada PT.
pendidikan di Universitas
Adi Jaya Mulia, Kaimana, Papua Barat pada tahun
Muhammadiyah Aceh.
1990-2002. Saat menjadi manager, Penulis juga
Sempat menjalani kuliah pernah menjadi penyelenggara Pemilu sebagai
di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Ketua KPPS, juga sebagai Ketua PPS Desa Adi Jaya
(sekarang UIN Ar-Raniry) Banda Aceh. Mulia, Kaimana, Papua (1999). Hal ini menjadi batu
Sebelum bergabung di Komisi Pemilihan Umum loncatan ketika pindah ke Ternate, Maluku Utara
Provinsi Banten, ia menjadi Tenaga Ahli Anggota pada tahun 2002.
DPR RI (20014-20018). Pernah bergabung dengan Pada Tahun 2003 Penulis resmi menjabat sebagai
Bawaslu Aceh sebagai Tenaga Ahli. Sejak 2009 Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Ternate
sampai 2013 menjadi Koordinator Tenaga Ahli periode 2003-2008 dan kemudian menjadi Anggota
Monitoring dan Evaluasi Koordinasi Penyelesaian PANWASLU Kota Ternate periode 2012-2014.
Keberlanjutan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Selanjutnya, Penulis terpilih menjadi Anggota
(KPKRR) Bappenas. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku
Terlibat dalam melakukan advokasi penyusunan Utara periode 2014-2019. Saat menjabat, Penulis
juga menyelesaikan program Pascasarjana Ilmu
Qanun (Perda) pemilihan kepala daerah Aceh
Administrasi dan Kebijakan Publik di Universitas
bersama Forum LSM Aceh, di mana ia menjadi
Muhammadiyah Maluku Utara Tahun 2016. Saat
Manajer Demokrasi dan HAM pada lembaga sipil
ini, Penulis terpilih kembali untuk menjadi Anggota
tersebut. Bergabung dengan Kemitraan Indonesia
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku Utara
dalam program penguatan kelembagaan Legislatif periode 2019-2024.
Aceh. Dilanjutkan sebagai Legislative strengthening
specialist Consultan pada LGSP-USAID.
Masudi sering melakukan intellectual exercise melalui
tulisan di media cetak lokal dan nasional, khususnya
TENTANG PENULIS
Benget Manahan Teguh Dwi
Silitonga Subagyo
P ria kelahiran
Pematang Siantar, 4
Oktober 1971 ini adalah
L
saat
ahir di Wonosobo
16
ini
Juli 1972
menjabat
lulusan Fakultas Teknik sebagai Anggota KPU
Elektro, Universitas Provinsi Kalimantan
HKBP Nommensen Utara Divisi Teknis
Medan dan merupakan Penyelenggaraan.
anggota KPU Sumut Pemilik motto hidup:
periode 2013-2018 dan “Jadilah Yang Baik,
2018-2023. Jika Tidak Bisa
Sebelum di KPU Provinsi Sumut, Benget aktif di Menjadi Yang Terbaik“ ini adalah alumni dari
Perhimpunan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat Institut Pertanian Bogor ini sebelumnya pernah
Sumut (BAKUMSU). Benget adalah Partisipan menjabat sebagai Anggota KPU Kota Tarakan
ToT Pemantau Pemilu, Center for Electoral Reform dari Tahun 2009 s.d. Tahun 2014.
(CETRO), 2003, Partisipan Diplomacy Training
Program For Human Rights Defender, Faculty of
Law the University of New South Wales, Bangkok Samsul Y Gafur
2003.
Bersama J. Anto menulis buku “Menolak Menjadi
Miskin, Gerakan Perlawanan Rakyat Porsea
melawan konspirasi Gurita Indorayon”, BAKUMSU
L ahir di Gorontalo
tanggal 3 Februari
1969 saat ini menjabat
2004. Editor buku “Quo Vadis Transisi Demokrasi sebagai Anggota KPU
Indonesia”, BAKUMSU, 2004. Kontributor sejumlah Provinsi Sulawesi
buku bunga rampai antara lain, “Spiritualitas Tengah. Sarjana Hukum
Pemberdayaan Rakyat”, KSPPM Parapat 2003, Universitas Tadulako Palu
“Membangun Prakarsa Gerakan Rakyat”, KSPPM ini sebelumnya menjabat
Parapat 2008, “Perjuangan Perempuan keluar dari sebagai Anggota KPU
Tabir”, YAPIDI 2009, dan “Pluralisme di Ujung Provinsi Sulawesi Tengah
Tanduk”, DEMOS 2011. Editor Buku “Kratos Minus Periode 2013-2018 dan
Demos, Demokrasi Indonesia Catatan dari Bawah”, Anggota KPU Kab Poso Periode 2008-2013.
YOI dan BAKUMSU 2012. Benget juga pernah
menulis artikel di surat kabar nasional seperti
Kompas, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Surat Joni Suhaidi
kabar lokal dan media online.
Sebagai asisten peneliti dalam Survey “Proses dan
Konteks Demokrasi Pasca Orde Baru”, Perkumpulan P ria kelahiran Rengat,
4 Juni 1964 adalah
sosok yang cukup lama
DEMOS 2003-2005, dan Key Informan wilayah
berkecimpung di kancah
Sumut dalam Survey Perkembangan Demokrasi kepemiluan sejak
Indonesia, “Power, Welfare, and Democracy”, masa orde baru hingga
UGM dan University of Oslo, 2013. Bersama masa reformasi telah
dengan Aditya Perdana, Ferry Daud M.Liando, dilaluinya. Mengawali
Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Kris Nugroho, Mada kariernya sebagai
Sukmajati, Pramono U. Tantowi, dan Titi Anggraini, anggota panita pemilihan
Benget Silitonga menulis Buku “Tata Kelola Pemilu daerah (PPD) tingkat
di Indonesia” yang diterbitkan Komisi Pemilihan II Kabupaten Indragiri
Umum Republik Indonesia Tahun 2019. Hilir pada masa berakhirnya pemerintahan orde
baru merupakan bekal yang cukup berharga
TENTANG PENULIS
hingga terbentuknya lembaga Komisi Pemilihan dari 4 orang anak ini sudah bergelut dibidang
Umum pada era reformasi. kepemiluan sejak tahun 2003 kala menjabat sebagai
Pernah menempuh pendidikan di kota besar Anggota KPU Kabupaten Kuningan Tahun 2003 s.d.
seperti di Jakarta dan beberapa kota lainnya 2008, dilanjutkan menjadi Ketua KPU Kabupaten
telah menempa mental beliau demikian kuat, Kuningan Tahun 2008 s.d. 2013 berikutnya menjadi
yang kelak mempengaruhi pola pikirnya dalam Anggota KPU Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 s.d.
menyelesaikan setiap persoalan terutama terkait 2018. Endun yang pernah menjabat sebagai Ketua
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Harian Presidium Korps Alumni HMI (KAHMI)
Pria yang juga aktif di beberapa organisasi Kuningan Tahun 2011 ini juga punya pengalaman
kemasyarakatan menjadikannya sosok yang cukup
menulis/menyusun atau mengedit buku antara lain,
humble dan dikenal oleh masyarakat Kabupaten
Buku Saku Pemilu 2004, KPU Kabupaten Kuningan
Indragiri Hilir.
Pada awal masa reformasi, di bawah naungan Tahun 2003, Buku Pintar Pemilukada Kuningan
lembaga baru yakni Komisi Pemilihan Umum Tahun 2008, Buku Materi Sosialisasi dan Pendidikan
beliau ditempa untuk menegakkan citra lembaga Pemilih, KPU Kabupaten Jurnal Internal KPU
sebagai lembaga yang independen dan lembaga Kuningan sejak Tahun 2003-2013 dan Kontributor
yang diberi amanah untuk menyelenggarakan salah satu Artikel dalam Buku Mendorong Partisipasi
Pemilu. Masyarakat dalam Pemilu yang diterbitkan oleh
Setelah melalui proses seleksi yang dilakukan Perludem.
oleh KPU Provinsi Riau, beliau ditetapkan
sebagai salah satu dari 5 orang keanggotaan KPU
Kabupaten Indragiri Hilir dengan menempati Lodowyk Fredrik
posisi sebagai Komisioner Divisi Teknis
L
Penyelenggara untuk periodesasi 5 tahunan antara ahir di Waingapu,
tahun 2004-2009. Karena dianggap cekatan pula Sumba Timur,
beliau pernah menjadi ketua KPU Indragiri Hilir.
NTT. Menempuh studi
Pengabdiannya selama kurang-lebih 15 tahun
di lembaga KPU semakin mematangkan tindak di Institut Teknologi
tanduk serta pola pikir yang kompleks dalam Nasional Malang, Jurusan
memahami pemilu. Berkat pengabdiannya yang Elektronika lulus Tahun
tulus itu pula mengantarkan beliau kembali duduk 1995. Pada tahun 2014
sebagai salah satu Komisioner KPU tingkat Bulan Februari bergabung
Provinsi Riau untuk periode 2019-2024 dengan sebagai Penyelenggara
kembali menempati posisi sebagai Komisioner Pemilu 2014 di KPU
Divisi Teknis Penyelenggara. Kota Kupang sebagai
Ketua Divisi Hukum.
Selesai menyelenggarakan Pemilu Nasional 2014
Endun Abdul Haq, dan Pemilihan Presiden 2014, menjelang Pemilihan
M.Pd Walikota Kupang awal tahun 2016, pindah menjadi
Ketua Divisi Teknis di KPU Kota Kupang sampai
L ahir di Kuningan,
3 Mei 1977 saat
ini menjabat sebagai
selesai Pemilihan Wali Kota Kupang 2017.
Dilanjutkan mengelola tahapan awal Pemilu 2019,
mulai penataan Dapil sampai pencalonan Pemilu
Anggota KPU Provinsi
2019.
Jawa Barat, Menempuh
Pendidikan Sarjana Strata Menjelang pemungutan suara pemilu 2019, tepatnya
1 Jurusan Tarbiyah dari 8 Februari 2019 dilantik menjadi anggota KPU
STAIN Cirebon Tahun Provinsi NTT. Seminggu sebelum dilantik menjadi
1998 s.d. 2000, Strata anggota KPU Provinsi NTT, sempat menjadi Ketua
2 Jurusan Pendidikan KPU Kota Kupang untuk periode ke 2 selama 1
Umum Konsentrasi minggu.
Filsafat dan Teori Pendidikan , Universitas Setelah menjadi anggota KPU Provinsi NTT oleh
Pendidikan Bandung Tahun 2001 s.d. 2006 dan saat teman-teman dipercayakan sebagai Ketua Divisi
ini sedang menyelesaikan Tugas Akhir untuk S3 Teknis KPU Provinsi NTT periode 2019-2024.
Manajemen Pendidikan Uninus Bandung. Bapak
TENTANG PENULIS
KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA