Anda di halaman 1dari 192

KUMPULAN TULISAN TAHAPAN TEKNIS

PENYELENGGARAAN PEMILU 2019

Ilham Saputra ; Nur Syarifah ; Moh. Zaenuri Ikhsan ; Muhammad Arbayanto ; Ismanto
; M. Sanusi; Munawarsyah; Said Usman Umar; Masudi; Buchari Mahmud; Benget
Manahan Silionga; Teguh Dwi; Subagyo; Samsul Y. Gofur; Joni Suhaidi; Endun Abdul
Haaq; Lodowyk Fredrik

EDITOR
Ilham Saputra
Sidik Pramono

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
KUMPULAN TULISAN
TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019
Pengarah :
Arief Budiman
Pramono Ubaid Tanthowi
Ilham Saputra
Hasyim Asy’ari
Viryan
Evi Novida Ginting Manik
I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi

Penanggung Jawab :
Eberta Kawima
Nur Syarifah

Penulis/Penyusun :
Ilham Saputra
Nur Syarifah
Moh. Zaenuri Ikhsan
Muhammad Arbayanto
Ismantho
M. Sanusi
Munawarsyah
Said Usman Umar
Masudi
H. Buchari Mahmud
Benget Manahan Silitonga
Teguh Dwi Subagyo
Samsul Y. Gafur
Joni Suhaidi
Endun Abdul Haaq
Lodowyk Fredrik

ISBN :

Editor :
Ilham Saputra
Sidik Pramono

Penyunting :
Tim Grafis KPU

Desain Sampul dan Tata Letak :


Tim Grafis KPU

Penerbit :
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
Jalan Imam Bonjol No. 29 Menteng, Jakarta Pusat
Telp. 021 31937223, Fax. 021 3157759
Email : info@kpu.go.id
PEMBELAJARAN DAN PERBAIKAN TEKNIS PEMILU

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Pemilihan umum adalah salah satu instrumen demokrasi yang mendasar. Pemilu menjadi arena dan
media bagi terlaksananya kedaulatan rakyat sebagai pemilik suara yang nantinya akan ditransformasikan
menjadi kekuasaan politik, baik di parlemen maupun di eksekutif. Di Indonesia, pemilu sekaligus menjadi

REPUBLIK INDONESIA
momentum lima tahunan sebagai upaya sirkulasi politik elite sebagai representasi dari mandat rakyat yang
diperebutkan di ajang kontestasi politik tersebut. Pemilu kemudian juga dimaknai sebagai suatu rangkaian
kegiatan politik untuk menampung kepentingan rakyat, menjadi sarana demokrasi untuk membentuk sistem
kekuasaan negara yang berkedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan yang digariskan dalam
konstitusi negara.
Pemilu digelar dengan menggunakan sebuah sistem yang dipilih dan disesuaikan dengan kondisi
politik dan sosiologis masyarakat pemilih. Sejumlah hal harus dipertimbangkan ketika menyusun dan
menentukan sebuah sistem pemilu, diantaranya adalah asas-asas pemilu itu sendiri, yakni langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil. Lebih dari itu, rancangan sistem pemilu yang dipilih harus berkaitan secara
langsung dengan kualitas legislatif yang dihasilkan, penataan sistem kepartaian, dan tentu efektivitas sistem
presidensial yang berlaku.
Di Indonesia sendiri, sistem yang sampai hari ini dipergunakan adalah sistem pemilu proporsional.
Sejak 1955, pemilu era Orde Baru, sampai era Reformasi, sistem proporsional ini masih tetap dipergunakan,
bahkan mengalami perluasan dan perbaikan. Jika sebelumnya sistem proporsional dengan daftar calon
tertutup diberlakukan sejak era Orde Baru, sistem proporsional dengan daftar terbuka diterapkan sejak
Pemilu 2009. Dengan daftar calon terbuka ini, pemilih yang sebelumnya hanya memilih gambar partai
politik peserta pemilu, juga dimungkinkan untuk memilih nama calon yang dia inginkan untuk menjadi
anggota lembaga legislatif. Selain transformasi cara memilih calon untuk duduk di lembaga legislatif,
perubahan juga terjadi pada cara pemilih memilih pimpinan eksekutif. Pasca era Reformasi, pemilih juga
bisa menentukan siapa presiden dan wakil presiden, termasuk juga kepala daerah di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota.
Kompleksitas pelaksanaan pemilu tentunya semakin tidak sesederhana penyelenggaraan sebelumnya.
Terutama pada Pemilu 2019 yang menjadi pemilihan serentak dalam satu hari dengan lima kotak suara
sekaligus, yakni untuk pemilihan presiden-wakil presiden, anggota DPR, DPD, serta DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota. Hal tersebut kemudian memicu banyak tantangan teknis pelaksanaan pemilu.
Bukan hanya saat hari-H saja, tantangan yang kerap dihadapi penyelenggara pemilu terkait problem
teknis bahkan sudah muncul sejak tahapan awal pemilu, semisal dalam hal pendataan data pemilih dan
penyediaan logistik pemilu, seperti surat suara, kotak suara, hingga bilik suara. Juga problem teknis pemetaan
daerah pemilihan yang tidak kalah menantang, hingga sampai penetapan calon dan juga penetapan calon
terpilih. Sesuai ketentuan Pasal 167 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,
tahapan penyelenggaraan pemilu meliputi perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan
pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu; pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;
pendaftaran dan verifikasi peserta Pemilu; penetapan peserta Pemilu; penetapan jumlah kursi dan penetapan
daerah pemilihan; pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota; masa kampanye Pemilu; masa tenang; pemungutan dan penghitungan suara;
penetapan hasil Pemilu; dan pengucapan sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR,
DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Belajar dari pengalaman penyelenggaraan pemilu, terutama Pemilu Serentak 2019, ke depan memang
perlu diupayakan evaluasi menyeluruh atas penyelenggaraan pemilu, termasuk di antaranya semua aspek
teknis penyelenggaraan pemilu. Evaluasi dan perbaikan tersebut terutama dikaitkan dengan tantangan
Pemilu Serentak 2024, yang mana beragam persoalan teknis, dengan kondisi sosial politik yang juga
kian dinamis, tentunya bakal sedikit-banyak berpengaruh pada proses penyelenggaraan dan perolehan
kepercayaan publik kepada penyelenggara.
Materi buku ini adalah bagian dari implementasi tugas KPU sebagai penyelenggara pemilu, yakni
salah satunya adalah melakukan evaluasi dan membuat laporan tahapan penyelenggaraan pemilu, terutama
tahapan yang berada pada lingkup tugas Biro Teknis dan Hupmas Sekretariat Jenderal KPU. Sebanyak 17
artikel yang merupakan catatan pengalaman dan refleksi dari para penyelengara pemilu di tingkat pusat
maupun daerah yang termuat dalam buku ini. Topik yang disorot amat beragam, mulai dari tahap penataan
daerah pemilihan dan alokasi kursi, pencalonan, pemungutan dan penghitungan suara, sampai pada tahap
penetapan calon terpilih. Kompleksitas penyelenggaraan pemilu di wilayah bencana juga menjadi salah satu
tulisan dalam buku ini. Keberagaman tersebut bermuara pada inti pesan, yakni bagaimana pembelajaran
Pemilu 2019 bisa memperbaiki proses dan juga hasil pemilu sebagai sarana demokratis yang menghargai
suara pemilih.
Semoga buku ini bisa menjadi bagian dari refleksi para penyelenggara pemilu dan juga para pemangku
kepentingan pemilu lainnya. Tentu harapannya dari refleksi tersebut bisa dijadikan pembelajaran penting
dan kemudian menjadi perbaikan untuk penyelenggaraan pemilu di masa mendatang. Selamat membaca,
semoga bermanfaat.

Jakarta, Desember 2020


Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

Arief Budiman
Ketua
DAFTAR ISI
TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019

27
PEMBELAJARAN DAN
PERBAIKAN TEKNIS PEMILU DINAMIKA PENATAAN
Pemilihan umum adalah salah satu instrumen DAERAH PEMILIHAN DI KABUPATEN
demokrasi yang mendasar. Pemilu menjadi TULANG BAWANG PROVINSI
arena dan media bagi terlaksananya kedaulatan LAMPUNG
rakyat sebagai pemilik suara yang nantinya akan Ismanto, S.Th.I, M.Ag
ditransformasikan menjadi kekuasaan politik

DAFTAR TABEL 31 TINJAUAN TEKNIS CALEG


PINDAH PARTA SAAT PROSES
DAFTAR GAMBAR PENCALONAN LEGISLATIF PADA
PEMILU 2019 DI KABUPATEN

1
SAROLANGUN DALAM KAITANNYA
PELAKSANAAN PEMILU SENGKETA TATA USAHA NEGARA
TAHUN 2019 (ANALISA YURIDIS NOMOR: 4/G/
Ilham Saputra SPPU/2019/PTUN.JBI)
M. Sanusi, S.Ag., M.H.

5 TEORI DAN RASIONALISASI


PEMBENTUKAN DAERAH PEMILIHAN 40 POLEMIK PENCALONAN 120%
PEMILU 2019 PADA PEMILU LEGISLATIF DI ACEH
Nur Syarifah Munawarsyah, S,HI., MA.

12 PERMASALAHAN 55 SYARAT PINDAH PARPOL


DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN
PENYUSUNAN DAERAH PEMILIHAN
DPRD DIY DAN DAMPAKNYA DINILAI BATASI HAK POLITIK WARGA
TERHADAP PEROLEHAN KURSI SERTA NEGARA (TELAAH ATAS PUTUSAN
SUARA TERBUANG PADA PEMILU BAWASLU SULAWESI BARAT NOMOR :
TAHUN 2019 07/PS.REG/30.00/IX/2018)
Moh. Zaenuri Ikhsan Said Usman Umar

20 IMPLEMENTASI PRINSIP
KESETARAAN NILAI SUARA DALAM
64 BEREBUT SUARA DI TANAH
JAWARA (PENCALONAN DAN PUNGUT
PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DI HITUNG PILEG 2019 DI BANTEN)
KABUPATEN BLITAR Masudi SR
Muhammad Arbayanto, S.H., M.H.
71 KRITIK ATAS MODEL
PENYELESAIAN SENGKETA PEMILU
126 PEMILU DI WILAYAH
BENCANA (CATATAN PELAKSANAAN
TAHUN 2019 DI BAWASLU PROVINSI TAHAPAN PEMUNGUTAN DAN
MALUKU UTARA PENGHITUNGAN SUARA PEMILU
H. Buchari Mahmud 2019 DI WILAYAH BENCANA ALAM
SULAWESI TENGAH)
Samsul Y. Gafur

79 PROBLEMATIKA
PENGGUNAAN HAK PILIH BAGI
PEMILIH PINDAHAN (DPTB) DAN
PENYEDIAAN SURAT SUARA PADA
137 DILEMA DAFTAR PEMILIH
KHUSUS (DPK) PADA PEMILU
PEMUNGUTAN SUARA PEMILIH SERENTAK TAHUN 2019
SERENTAK TAHUN 2019 (PELAJARAN Joni Suhaidi
DARI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA)
Moh. Zaenuri Ikhsan
143 REDESAIN BINTEK BADAN
ADHOC PENYELENGGARAAN
PEMILU (BEST PRACTICE PADA

88 MENJUNJUNG GENUINE
ELECTION, BERUJUNG SANKSI
PELAKSANAAN PEMILU 2019 DI JAWA
BARAT)
Endun Abdul Haq
PELANGGARAN KODE ETIK?
Benget Manahan Silitonga

147 CALON DENGAN SUARA

116
TERBANYAK TIDAK DI TETAPKAN
PROBLEMATIKA SEBAGAI CALON TERPILIH
PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN, DAN (CATATAN PELAKSANAAN PENETAPAN
REKAPITULASI PENGHITUNGAN CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD
SUARA DALAM PEMILU 2019 DI KABUPATEN ENDE PROVINSI NUSA
KALIMANTAN UTARA TENGGARA TIMUR PADA PEMILU
Teguh Dwi Subagyo TAHUN 2019)
Lodowyk Fredrik

DAFTAR PUSTAKA

TENTANG PENULIS

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR TABEL TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019

Tabel 1.1. .............................................................. 2 Tabel 5.1. .............................................................. 29


Perbandingan Jumlah dapil Pemilu 2019 Tabel Penentuan Jumlah Kursi Kabupaten/
dan Pemilu 2014 Kota Berdasarkan Undang – Undang No. 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
Tabel 1.2. ............................................................. 3
DCT DPR per Partai Politik Tabel 5.2. ............................................................ 29
Tabel Perbandingan Jumlah Alokasi Kursi
Tabel 1.3. ............................................................. 4 Dapil Kabupaten Tulang Bawang pada
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Pemilu 2014 dan Pemilu 2019
Suara calon Anggota DPR dari Setiap
Daerah Pemilihan secara Nasional Tabel 7.1. .............................................................. 48
Pemilihan Umum Tahun 2019 Calon Anggota DPRA dan DPRK Kuota
120% Terpilih Tahun 2014
Tabel 3.1. .............................................................. 13
Data Jumlah Dapil dan Alokasi Kursi Tabel 7.2. ............................................................. 53
Anggota DPRD DIY Pemilu 2019 Calon Anggota DPRA dan DPRK Terpilih
Kuota 120% dari Partai Politik Lokal
Tabel 3.2. ............................................................ 14 Pemilu 2019
Penghitungan Alokasi Kursi dan Dapil
DPRD DIY Berdasarkan Jumlah Penduduk Tabel 9.1. ............................................................. 67
Daftar Calon Sementara Anggota DPRD
Tabel 3.3. ............................................................ 14 Banten pada Pemilu Legislatif 2019
Perbandingan Penghitungan Alokasi
Kursi Dapil DIY Antara UU 7/2017 Tabel 9.2. ............................................................ 67
dan Penghitungan Berdasarkan Jumlah Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Banten
Penduduk pada Pemilu Tahun 2019
Tabel 3.4. ............................................................ 15 Tabel 9.3. ............................................................ 69
Data Perolehan Suara Sah Tiap Partai Perolehan Suara dan Kursi Hasil pemilihan
Politik di Dapil DIY Umum Anggota DPRD Provinsi Banten
2014
Tabel 3.5. ............................................................. 15
Data Penghitungan Kursi Dapil DIY 1 Tabel 9.4. ............................................................ 69
Perolehan Suara dan Kursi Hasil Pemilihan
Tabel 3.6. ............................................................ 15 Umum Anggota DPRD Provinsi Banten
Data Rekapitulasi Perolehan Kursi Partai 2019
Politik di DIY
Tabel 10.1. ........................................................... 72
Tabel 3.7. ............................................................. 16 Jenis Sengketa dan Komptensi
Data Rekapitulasi Perolehan Kursi Partai Lembaga Penyelesaian Sengketa
Politik di DIY Berdasarkan Dapil Sesuai Pemilu
Jumlah Penduduk
Tabel 10.2. .......................................................... 74
Tabel 3.8. ............................................................ 16 Peta Sengketa Pada Pemilu 2019 di
Data Perbandingan Perolehan Kursi Hasil Provinsi Maluku Utara yang Diselesaikan
Pemilu 2019 dengan Perolehan Kursi oleh Bawaslu Provinsi Maluku Utara
berdasarkan Jumlah Penduduk
Tabel 11.1. ............................................................. 80
Tabel 3.9. ............................................................ 17 Data Jumlah Pemilih Hasil Pemutakhiran
Data Penghitungan Jumlah Sisa Suara Terakhit (DPTHP.3) dan Pemilih Tambahan
Seluruh Dapil di DIY (DPTb) per 12 April 2019
Tabel 4.1. ............................................................. 23 Tabel 11.2. ............................................................ 81
Daerah Pemilihan Kabupaten blitar dalam Data Kecamatan dengan jumlah Pemilih
Pemilu Tahun 2014 Pindahan (DPTb) Lebih dari 1.000 Pemilih
Tabel 4.2. ............................................................ 23 di 3 Kabupaten di DIY
Data Agregat Penduduk Per-Kecamatan Tabel 11.3. ............................................................ 81
Kabupaten Blitar Data Sebaran Pemilih Pindahan (DPTb)
di TPS di Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman Tabel 13.1. ............................................................ 116
Tabel 11.4. ........................................................... 82 Jumlah Kecamatan, Desa/kelurahan, TPS,
Data Pencetakan dan Penyediaan Jumlah dan Data Pemilih DPT pada Pemilu 2019 di
Surat Suara Pemilu 2019 di Daerah Kalimantan Utara
Istimewa Yogyakarta Tabel 13.2. ........................................................... 117
Tabel 11.5. ............................................................ 83 Wilayah Kecamatan di Kabupaten Nunukan
Data 12 TPS dengan Jumlah Pemilih dan malinau dengan Akses Terbatas
Pindahan (DPTb) Lebih dari 100 Pemilih di Tabel 13.3. ........................................................... 118
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Data Pemilih dan Pengguna Hak Pilih pada
Tabel 11.6. ........................................................... 85 Desa dengan 1 TPS di Kalimantan Utara
Data Rekapitulasi Pelaksanaan Pemungutan dalam Pemilu 2019
Suara Ulang dan Pemungutan Suara Tabel 13.4. .......................................................... 118
Lanjutan di daerah Istimewa Yogyakarta Desa 1 TPS dengan Pemilih sampai dengan
Tabel 11.7. ............................................................ 85 100 Orang di Kalimantan Utara dalam
Data Rekapitulasi Pemilih Pindahan Pemilu 2019
(DPTb) yang Terdaftar di TPS se-DIY Tabel 13.5. ........................................................... 118
Tabel 11.8. ........................................................... 86 DPTb TPS Terpencil yang Lokasinya
Data Pemilih Tambahan (DPTb) yang Berdekatan dengan Camp Perusahaan
Menggunakan Hak Pilihnya Tabel 13.6. .......................................................... 122
Tabel 11.9. ........................................................... 86 TPS yang Dilaksanakan Pemungutan Suara
Data Partisipasi Pemilih pada Pemilu Ulang dalam Pemilu 2019
Serentak Tahun 2019 di Yogyakarta Tabel 14.1. ........................................................... 127
Tabel 12.1. ............................................................ 90 Jumlah Korban Jiwa pada Bencana Alam
Pengaduan Lamhot Sinaga Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuifaksi di
Sulawesi Tengah
Tabel 12.2. ........................................................... 93
Hasil Pemeriksaan/Kroscek Perolehan Tabel 14.2. .......................................................... 128
Suara Rambe Kamarul Zaman Jumlah Calon Anggota DPRD Provinsi dan
DPRD Kabupaten/Kota yang Meninggal
Tabel 12.3. ........................................................... 93 Dunia pada Bencana Alam Gempa Bumi,
Hasil Pemeriksaan/Kroscek Perolehan Tsunami, dan Likuifaksi di Sulawesi
Suara H. Aswin Tengah
Tabel 12.4. .......................................................... 108 Tabel 14.3. .......................................................... 130
Perolehan Suara Partai Golkar dan Jumlah TPS dan Pemilih Terdampak
Pemohon di Dapil Sumut II Likuifaksi di Kelurahan Balaroa dan
Kelurahan Petopo
Tabel 12.5. ........................................................... 109 Tabel 14.4. .......................................................... 130
Perolehan Suara Partai Golkar dan
Data Kondisi Korban dan Jumlah Titik
Pemohon di Kabupaten Nias Barat
Penampungan Korban Bencana Alam
Tabel 12.6. .......................................................... 109 Gempa Bumi, Tsunami, dan Lifuifaksi di
Perolehan Suara Pemohon di Kecamatan Sulawesi Tengah
Lahomi, Mandrehe, dan Lolofitu Moi
Tabel 14.5. .......................................................... 131
Tabel 12.7. ........................................................... 109 Angka Partisipasi Pemilih pada Pemilu
Perolehan Total Suara Pemohon di Dapil Tahun 2019 di Wilayah Sulawesi Tengah
Sumut II Tabel 14.6. .......................................................... 133
Tabel 12.8. .......................................................... 110 Jumlah Pemilih DPTb dan Pemilih DPK di
Perolehan Suara Pemohon yang Benar Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten
Menurut Termohon Donggala
Tabel 17.1. ............................................................ 149
Tabel 12.9. .......................................................... 110 Jumlah Calon dalam DCT
Perolehan Suara Pemohon Pemilu DPR di beserta Presentase Perempuan
Sumut Dapil II Menurut Termohon pada Pemilihan Anggota DPRD
Tabel 12.10. ......................................................... 110 Kabupaten Ende Pemilu 2019
Persandingan Data formulir DA1.DPR dan Tabel 17.2. ........................................................... 149
DB1.DPR di 3 Kecamatan kabupaten Nias Perolehan Suara Calon PDIP pada Dapil 2
Barat Kabupaten Ende
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. ....................................................... 8 Gambar 10.1. ..................................................... 73
ILUSTRASI PRAKTIK PETA SENGKETA PEMILU TAHUN
GERRYMANDERING 2019 DI PROVINSI MALUKU UTARA
YANG DISELESAIKAN OLEH
BAWASLU MALUKU UTARA
Gambar 2.2. ...................................................... 9
DAPIL YANG TIDAK KOMPAK
(COMPACTNESS) Gambar 10.2. .................................................... 73
HASIL SENGKETA PEMILU TAHUN
2019 DI PROVINSI MALUKU UTARA
Gambar 2.3. ...................................................... 9 YANG DISELESAIKAN OLEH
DAPIL PADA KABUPATEN YANG BAWASLU MALUKU UTARA
MEMILIKI GEOGRAFIS TERPISAH

Gambar 10.3. .................................................... 74


Gambar 2.4. ...................................................... 10 RINCIAN HASIL SENGKETA PEMILU
DAPIL DENGAN KECAMATAN TAHUN 2019 DI PROVINSI MALUKU
YANG MEMILIKI WILAYAH UTARA YANG DISELESAIKAN OLEH
ADMINISTRASI TERPISAH BAWASLU MALUKU UTARA

Gambar 2.5. ...................................................... 11 Gambar 10.4. ................................................... 74


DAPIL PADA WILAYAH KEPULAUAN RINCIAN HASIL SENGKETA DCS
ANGGOTA DPRD PROVINSI PADA
PEMILU TAHUN 2019 DI PROVINSI
Gambar 2.6. ...................................................... 11 MALUKU UTARA SETELAH
PETA DAPIL KOTA JAYAPURA MELALUI PROSES KOREKSI
PUTUSAN

Gambar 5.1. ....................................................... 30


PETA DAPIL KABUPATEN TULANG Gambar 13.1. ..................................................... 116
BAWANG PEMILU TAHUN 2014 PETA WILAYAH KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Gambar 5.2. ...................................................... 30


PETA DAPIL KABUPATEN TULANG
BAWANG PEMILU TAHUN 2019

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
Halaman // 14 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T
KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2019
Ilham Saputra1 Sesuai ketentuan Pasal 201 ayat (2) Undang-

B
Undang Nomor 7 Tahun 2017, data kependudukan
erdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun (data agregat kependudukan per kecamatan/DAK2)
2017 tentang Pemilihan Umum, salah sebagai bahan KPU dalam menyusun daerah
satu tahapan Pemilihan Umum Serentak pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota harus
2019 yang pertama dilaksanakan ialah penataan sudah tersedia dan diserahkan oleh Menteri Dalam
daerah pemilihan (dapil). Dapil adalah cakupan Negeri kepada KPU paling lambat 16 (enam belas)
wilayah yang menjadi arena kompetisi bagi para bulan sebelum hari pemungutan suara.
calon anggota DPR, DPRD Provinsi, atau DPRD Selain DAK2, dalam penataan daerah
Kabupaten/Kota untuk memperebutkan kursi. KPU pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota, KPU
memiliki tugas untuk melakukan penataan dapil juga memerlukan data peta batas wilayah administrasi
untuk Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat pemerintahan dalam bentuk digital. Untuk hal ini
Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota, sedangkan dapil KPU berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bina
Pemilu Anggota DPR Republik Indonesia dan Dapil Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam
DPRD Provinsi telah dibuat oleh pembuat undang- Negeri dan juga Badan Informasi Geospasial (BIG).
Uudang dan menjadi lampiran Undang-Undang Data jumlah penduduk dan peta digital batas wilayah
Nomor 7 Tahun 2017. administrasi pemerintahan tersebut selanjutnya
1. Anggota Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 1


menjadi bahan KPU untuk membangun aplikasi tahapan pencalonan Anggota DPR, DPD, dan DPRD
berbasis teknologi informasi yang digunakan untuk serta Presiden dan Wakil Presiden dapat berjalan.
memudahkan proses penataan dan pembuatan peta Beririsan dengan proses penataan dapil, KPU turut
dapil anggota DPRD Kabupaten/Kota. menyiapkan aturan dan berbagai petunjuk teknis
Kegiatan penataan dapil dan alokasi kursi terkait proses pencalonan.
dilaksanakan secara berjenjang. Dengan demikian, Untuk memperkaya dan membuat aturan yang
KPU/KIP Kabupaten/Kota memiliki kesempatan komprehensif, dalam proses penyusunannya KPU
untuk mengajukan usulan dapil. Selain itu ruang selalu melibatkan lembaga dan pihak-pihak terkait
bagi pemangku kepentingan juga dibuka lebar untuk meminta sumbang saran. Berbagai isu dalam
dalam memberikan masukan kepada usulan dapil proses pencalonan yang melibatkan lembaga lain
yang dibuat dalam forum uji publik.Usulan yang tersebut antara lain pemenuhan syarat kesehatan
telah diujipublikkan tersebut kemudian disampaikan jasmani dan rohani, pemenuhan syarat pendidikan
kepada KPU Provinsi/KIP Aceh. minimal SLTA dan sederajat, pemenuhan syarat
Selanjutnya, KPU Provinsi/KIP Aceh terkait status terpidana/status hukum bakal calon,
melakukan supervisi ke KPU/KIP Kabupaten/Kota serta status pekerjaan dari bakal calon, dan
untuk memastikan usulan yang disampaikan oleh pemenuhan syarat laporan harta kekayaan.
KPU/KIP Kabupaten/Kota telah memenuhi prinsip- Dalam hal syarat kesehatan jasmani dan
prinsip penataan dapil. KPU Provinsi/KIP Aceh rohani bagi calon anggota DPR, DPD, dan DPRD
menyampaikan draft usulan Dapil Kabupaten/Kota serta Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana
ke KPU RI untuk selanjutnya dilakukan pencermatan diatur dalam Pasal 169 huruf e, Pasal 181 huruf h,
oleh KPU RI. Adapun proses penyampaian usulan Pasal 240 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor
dapil DPRD Kabupaten/Kota juga dihadiri oleh 7 Tahun 2017, KPU berkoordinasi dan berdiskusi
Bawaslu Provinsi. secara intensif dengan Ikatan Dokter Indonesia
Tahapan penataan dapil Anggota DPRD (IDI), Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI),
Kabupaten/Kota selesai dengan ditetapkannya Badan Narkotika Nasional (BNN), serta lembaga
Keputusan KPU tentang Penataan Dapil Anggota swadaya masyarakat lain yang concern dengan isu
DPRD Kabupaten/Kota pada 4 April 2018. Dapil kesehatan jasmani dan rohani untuk merumuskan
Anggota DPRD Kabupaten/Kota bertambah dari ketentuan-ketentuan teknis mengenai pemenuhan
2.102 (dua ribu seratus dua) dapil pada Pemilu syarat kesehatan jasmani, rohani, dan bebas
2014 menjadi 2.206 (dua ribu dua ratus enam) pada penggunaan narkotika, serta pembahasan teknis
Pemilu 2019. Keputusan KPU tersebut selanjutnya terkait mekanisme pemeriksaan kesehatan untuk
menjadi titik awal bagi KPU dan juga peserta pemilu calon presiden dan wakil presiden.
untuk melakukan tahapan berikutnya, yaitu tahapan KPU juga berkoordinasi dengan Kementerian
pencalonan untuk DPR, DPD, dan DPRD serta Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian
Presiden dan Wakil Presiden. Agama untuk membahas pemenuhan syarat minimal
pendidikan bagi para calon anggota DPR, DPD, dan
Tabel 1.1. Perbandingan Jumlah Dapil Pemilu DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden. Dalam hal
2019 dan Pemilu 2014 aturan status terpidana atau status hukum bagi bakal
Dapil PEMILU 2019 PEMILU 2014 SELISIH
calon, KPU berkoordinasi dengan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Untuk pemenuhan
DPR 80 77 3
syarat tidak berstatus sebagai PNS atau anggota
DPD 34 33 1
TNI/Polri, KPU berkoordinasi dengan Kementerian
DPRD Provinsi 272 259 13
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
DPRD Kabupaten/Kota 2206 2.102 104

TOTAL 2592 2.471 121


Birokrasi, Kepolisian Republik Indonesia, dan
Tentara Nasional Indonesia. Sedangkan untuk
pelaporan harta kekayaan bagi calon peserta pemilu,
Dalam hal jadwal, tahapan pencalonan
KPU berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan
anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Presiden dan
Korupsi.
Wakil Presiden memang dimulai setelah tahapan
Khusus untuk Pemilu Anggota DPD,
penataan dapil selesai. Namun sebelum memulai
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor
tahapan, banyak hal yang KPU harus siapkan agar
7 Tahun 2017, peserta Pemilu Anggota DPD adalah

Halaman // 2 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


perseorangan yang telah memenuhi syarat yang Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno yang
salah satunya adalah mendapat dukungan minimal diusulkan oleh Partai Gerakan Indonesia Raya, PKS,
pemilih di dapil yang bersangkutan. KPU bertugas PAN, dan Partai Demokrat.
untuk menerima dan melakukan verifikasi terhadap Setelah melakukan pendaftaran ke KPU,
dokumen dukungan yang diserahkan oleh bakal kedua bakal pasangan calon tersebut melakukan
calon anggota DPD. pemeriksaan kesehatan di rumah sakit yang ditunjuk

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Setelah aturan dan petunjuk teknis dirumuskan oleh KPU atas rekomendasi IDI. Tahap pencalonan
dan dokumen dukungan bakal calon anggota Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ditutup dengan

REPUBLIK INDONESIA
DPD selesai diverifikasi, KPU memulai tahapan dilakukan pengundian nomor urut dan ditetapkannya
pencalonan anggota DPR, DPD, dan DPRD dengan pasangan Ir. H. Joko Widodo dan Prof. Dr. (HC)
pengajuan daftar calon pada 4 Juli 2018. Setelah Ma’ruf Amin sebagai pasangan calon nomor urut 01
melalui proses verifikasi, pengumuman DCS, proses dan H. Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin
masukan dan tanggapan masyarakat, penetapan DCT, Uno sebagai pasangan calon nomor urut 02.
dan proses sengketa hukum; jumlah bakal calon yang Pemilu 2019 merupakan penyelenggaraan
yang ditetapkan berjumlah 8.068 (delapan ribu enam pemilu serentak pertama di Indonesia, yang
puluh delapan) calon untuk DPR RI dan 811 (delapan menggabungkan Pemilu Presiden dan Wakil
ratus sebelas) calon untuk DPD RI dan dapat ikut Presiden dan Pemilu Legislatif. Pemilu serentak
dalam kontestasi Pemilu untuk dapat dipilih pada ini biasa pula disebut dengan “pemilu lima
hari pemungutan suara pada 17 April 2019. kotak” karena penyerempakannya mengharuskan
disediakannya lima kotak suara kepada pemilih
Tabel 1.2. DCT DPR per Partai Politik untuk lima surat suara. Kelima kotak suara tersebut
No Partai Politik Jumlah Caleg %
adalah kotak suara untuk memilih calon presiden
dan wakil presiden, kotak suara untuk memilih calon
1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 575 7,13
anggota DPR, kotak suara untuk memilih anggota
2 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 574 7,11
DPD, kotak suara untuk memilih anggota DPRD
3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 572 7,09
Provinsi, dan kotak suara untuk memilih anggota
4 Partai Golongan Karya (Golkar) 574 7,11
DPRD Kabupaten/Kota. Hal tersebut dikecualikan
5 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 575 7,13

6 Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda) 226 2,80


untuk pemilih yang memilih di wilayah DKI Jakarta
7 Partai Beringin Karya (Berkarya) 552 6,84
yang tidak memilih anggota DPRD Kabupaten/Kota
8 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 531 6,58
(4 kotak suara) dan juga pemilih di luar negeri yang
9 Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 566 7,02
hanya memilih calon presiden dan wakil presiden
10 Partai Persatuan Pembangunan 554 6,87
serta calon anggota DPR (2 kotak suara).
11 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 574 7,11
Pelaksanaan Pemilu 2019, semakin menjadi
12 Partai Amanat Nasional (PAN) 574 7,11
sorotan bukan hanya karena pertama kalinya
13 Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 427 5,29
diselenggarakannya pemilu serentak antara Pemilu
14 Partai Demokrat 572 7,09
Anggota DPR, DPD, dan DPRD dengan Pemilu
15 Partai Bulan Bintang 485 6,01
Presiden dan Wakil Presiden, tapi juga karena KPU
16 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 137 1,70
melakukan suatu terobosan dengan penggunaan
Total 8.068 100
Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng).
Berdasarkan ketentuan Pasal (1) angka 53 Peraturan
Untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, KPU Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pemungutan dan
tahapan pencalonan dimulai dengan tahapan Penghitungan Suara dalam Pemilihan Umum, Sistem
pendaftaran bakal pasangan calon Presiden dan Informasi Penghitungan Suara yang selanjutnya
Wakil Presiden pada 4 Agustus 2018. Pada tahap disebut Situng adalah perangkat yang digunakan
ini terdapat 2 pasangan calon yang melakukan sebagai sarana informasi dalam pelaksanaan
pendaftaran, yaitu pasangan Ir. H. Joko Widodo penghitungan suara dan rekapitulasi penghitungan
dan Prof. Dr. (HC) Ma’ruf Amin yang diusulkan suara serta penetapan hasil Pemilu.
oleh PDI Perjuangan, Partai Golkar, PKB, Partai Situng yang digunakan menampilkan
Nasdem, PPP, Partai Hanura, dan Partai Keadilan gambaran hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
dan Persatuan Indonesia serta pasangan H. Prabowo maupun Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD
secara realtime. Hasil penghitungan suara yang

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 3


ditampilkan ialah hasil pindai (scan) formulir hasil dua puluh sembilan ribu tujuh ratus delapan puluh
pemilu hingga tingkat TPS (Model C1) dari seluruh sembilan) suara atas 12,31%.
Indonesia. Untuk keperluan publikasi, KPU juga
memberikan gambaran perkembangan pelaksanaan Tabel 1.3. Rekapitulasi Hasil Penghitungan
rekapitulasi hasil penghitungan suara, dengan Perolehan SuaraCalon Anggota DPR dari Setiap
melakukan tabulasi hasil penghitungan suara di tiap Daerah Pemilihan secara Nasional Pemilihan Umum
TPS yang telah dipindai. Tahun 2019
Dengan adanya Situng, masyarakat dapat No Partai Politik Perolehan suara %

berpartisipasi dengan melihat dan memantau hasil 1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 13.570.097 9,69
penghitungan suara. Penggunaan Situng tersebut 2 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 17.594.839 12,57

mampu membangkitkan keterlibatan masyarakat 3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 27.053.961 19,33

dalam proses pemantauan proses rekapitulasi 4 Partai Golongan Karya (Golkar) 17.229.789 12,31

hasil penghitungan suara. Situng KPU berhasil 5 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 12.661.792 9,05

melakukan publikasi hasil Pemilu dengan angka 6 Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda) 702.536 0,50

yang memuaskan. Untuk Pemilu Presiden dan Wakil 7 Partai Beringin Karya (Berkarya) 2.929.495 2,09

Presiden, tingkat publikasi data hasil penghitungan 8 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 11.493.663 8,21

suara bahkan mencapai angka 98 persen. Di luar 9 Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 3.738.320 2,67

berbagai kekurangan yang ada dalam penggunaan 10 Partai Persatuan Pembangunan 6.323.147 4,52

Situng, aplikasi ini adalah langkah awal bagi 11 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2.650.361 1,89

pelaksanaan pemilu, khususnya proses rekapitulasi 12 Partai Amanat Nasional (PAN) 9.572.623 6,84

hasil penghitungan suara yang lebih transparan dan 13 Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 2.161.507 1,54

akuntabel. 14 Partai Demokrat 10.876.507 7,77

Proses rekapitulasi penghitungan perolehan 15 Partai Bulan Bintang 1.099.848 0,79

suara berakhir dengan ditetapkannya hasil perolehan 16 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 312.775 0,22

penghitungan suara baik untuk Pemilu Presiden Total 139.971.260

dan Wakil Presiden maupun Pemilu Anggota DPR,


DPD, dan DPRD. Ir. H. Joko Widodo dan Prof. Dr.
(HC) Ma’ruf Amin ditetapkan memperoleh suara
terbanyak dengan memperoleh 85.607.362 (delapan
puluh lima juta enam ratus tujuh ribu tiga ratus enam
puluh dua) suara atau sebesar 55,50%, sedangkan
pasangan H. Prabowo Subianto dan Sandiaga
Salahuddin Uno memperoleh 68.650.239 (enam
puluh delapan juta enam ratus lima puluh ribu
dua ratus tiga puluh sembilan) suara atau sebesar
44,50%. Untuk Pemilu Anggota DPR, tiga besar
peraih suara terbanyak adalah PDI Perjuangan
dengan 27.053.961 (dua puluh tujuh juta
lima puluh tiga ribu sembilan
ratus enam puluh satu) suara
atau sebesar 19,33%,
Partai Gerindra dengan
perolehan 17.594.839
(tujuh belas juta lima
ratus sembilan puluh
empat ribu delapan ratus
tiga puluh sembilan)
suara atau 12,57%, dan
Partai Golkar dengan
17.229.789 (tujuh Ilham Saputra / Anggota Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
belas juta dua ratus

Halaman // 4 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
DAERAH PEMILIHAN
DAN
ALOKASI KURSI

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 5


Halaman // 6 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T
bahasa, agama, atau status-status lainnya. Sementara
TEORI DAN penerapan prinsip keterbukaan mengharuskan proses
penetapan dapil dilakukan setransparan mungkin
RASIONALISASI dan dapat diakses oleh publik sebanyak mungkin.
Mengutip Andrew Rehfeld dalam buku The

PEMBENTUKAN Concept of Constituency: “Political Representation,

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Democratic Legitimacy, and Institutional (2005),
prinsip-prinsip utama dalam pembentukan dapil
DAERAH

REPUBLIK INDONESIA
ialah:
1. Dapil merupakan satu kesatuan yang utuh
PEMILIHAN (contiguous district)
2. Kesetaraan populasi (equal population)

PEMILU 3. Menjaga kesamaan kepentingan dari suatu


komunitas (preserving communities of
interest)
2019 4. Menjaga keutuhan wilayah administrasi
(preserving political subdivision
Nur Syarifah1 5. Kekompakan (compactness)
6. Perlindungan terhadap petahana

D
aerah pemilihan (selanjutnya disebut dapil) (preserving of incumbents)
adalah istilah yang dipakai dalam pemilihan
umum untuk mengambarkan wilayah atau Dalam konteks pembentukan dapil di
gabungan wilayah yang menjadi arena kontestasi Indonesia, prinsip-prinsip tersebut diadopsi dan
para peserta pemilu untuk memperoleh suara. dimasukkan dalam peraturan perundang-undangan.
Terdapat beberapa terminologi yang digunakan Prinsip impartiality coba dilakukan dengan
untuk menggambarkan arena konstestasi politik diberikannya kewenangan pembentukan dapil
ini, antara lain district magnitude ataupun district kepada lembaga khusus penyelenggara pemilu,
delimitation, namun dalam tulisan ini istilah yang yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU). Walaupun
digunakan ialah dapil. demikian KPU tidak melakukan pembentukan dapil
Dalam konteks internasional, terdapat beberapa untuk semua jenis pemilu. Dari tiga tingkatan Pemilu
prinsip dan standar yang perlu dipenuhi dalam Legislatif, berdasarkan ketentuan Pasal 192 ayat
pembentukan dapil. Merujuk pada Challenging the (4) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Norms and Standards of Election Administration2, Pemilihan Umum, KPU diberi wewenang membuat
pembentukan dapil perlu memenuhi prinsip aturan untuk pembentukan dapil Pemilu tingkat
impartiality, equality, representativeness, non- DPRD Kabupaten/Kota, sedangkan dapil untuk
discrimination, dan transparency. Pemilu DPR dan DPRD Provinsi masih dibentuk
Prinsip impartiality atau ketidakberpihakan oleh pembuat Undang-Undang.
mensyaratkan lembaga yang memiliki otoritas Standar dan prinsip internasional terkait
dalam penentuan dapil adalah lembaga yang pembentukan dapil coba diadopsi dan diterjemahkan
nonpartisan, independen, dan profesional. Prinsip oleh pembuat undang-undang ke dalam 7 (tujuh)
equality dimaknai bahwa populasi dari konstituen prinsip pembentukan dapil yang termuat dalam Pasal
harus sebisa mungkin setara dalam hal kekuatan 185 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 yaitu:
pemilih. Representativiness artinya konstituen harus 1. Kesetaraan nilai suara;
digambarkan mewakili berbagai komunitas, baik 2. Ketaatan pada sistem pemilu yang
komunitas yang berdasarkan administrasi wilayah, proporsional;
landasan geografis, maupun komunitas lain. Prinsip 3. Proporsionalitas;
nondiskriminasi mengharuskan proses penetapan 4. Integralitas wilayah;
batas dapil dilakukan tanpa manipulasi yang 5. Berada dalam cakupan wilayah yang sama;
mendiskriminasi pemilih karena ras, warna kulit, 6. Kohesivitas;
1. Kepala Biro Teknis dan Hupmas Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
7. Berkesinambungan.
2. Dr Lisa Handley, Challenging the Norms and Standar of Election Administration: Boundary Delimition (IFES
2007) p.59-74

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 5


Penjabaran lebih lanjut tentang ketujuh prinsip kursi yang diperoleh setiap partai politik dapat setara
pembentukan dapil tercantum dalam peraturan dengan persentase suara sah yang diperoleh. Prinsip
turunannya, yaitu Peraturan KPU Nomor 16 Tahun proporsionalitas adalah memperhatikan kesetaraan
2017 tentang Penataan Dapil dan Alokasi Kursi alokasi kursi antardapil untuk menjaga perimbangan
Anggota DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilu. alokasi kursi setiap dapil.
Prinsip kesetaraan nilai suara adalah prinsip yang Prinsip integralitas wilayah, yaitu prinsip
mengupayakan nilai suara atau harga kursi yang setara yang memperhatikan keutuhan dan keterpaduan
antara satu dapil dan dapil lainnya. Prinsip ketaatan wilayah, kondisi geografis, sarana perhubungan,
pada sistem pemilu yang proporsional, yaitu dalam dan aspek kemudahan transportasi dalam menyusun
membentuk dapil mengutamakan jumlah kursi yang dapil. Prinsip berada di wilayah yang sama, yaitu
besar dalam setiap dapilnya agar persentase jumlah penyusunan dapil pada tingkatan pemilu yang

Halaman // 6 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


atau kurang dari batas minimal, adanya pemekaran
wilayah dan dapil yang disusun bertentangan dengan
prinsip-prinsip penataan dapil.

Permasalahan dalam Pembentukan Dapil


Michel Balinsky dan Peyton Young dalam

KOMISI PEMILIHAN UMUM


bukunya Fair Representation: Meeting The Ideal of
One Man, One Vote (2001) menyebutkan, terdapat

REPUBLIK INDONESIA
problematika yang sering muncul dalam penentuan
alokasi kursi dan pembentukan dapil. Di antara
masalah yang paling banyak muncul tersebut adalah
malapportionment atau kesalahan alokasi kursi
yang tidak menghormati jumlah populasi secara adil
dan juga gerrymandering atau pembentukan dapil
yang secara sistematis dan berpola menguntungkan
pihak atau partai tertentu yang berdampak pada
tidak terjaganya prinsip integralitas suatu wilayah,
absennya kekompakan (compactnesss) dapil, atau
peta dapil dalam satu kesatuan yang utuh tidak dapat
dipenuhi. Masalah lainnya adalah tidak terjaganya
prinsip proporsionalitas atau kesetaraan alokasi
kursi antardapil dalam satu wilayah administrasi
pemerintahan yang berakibat pada peluang yang
tidak sama bagi setiap partai politik atau kandidat
dalam berkompetisi.
Dalam hal pembentukan dapil DPRD
Kabupaten/Kota, isu tentang malapportinment
tidak begitu banyak dibahas. Hal itu karena dalam
penentuan alokasi kursi untuk DPRD Kabupaten/
Kota telah menggunakan rumus matematis yang
memperhatikan jumlah penduduk di setiap dapilnya.
Pembahasan tentang malapportinment banyak
tertuju pada dapil DPR RI yang belum diketahui
secara pasti tentang mekanisme penghitungan
alokasi kursi dari masing-masing dapilnya.
Isu gerrymandering banyak ditujukan dalam
pembentukan dapil DPRD Kabupaten/Kota. Di
sini terdapat beberapa pihak yang menyamakan
dan melakukan simplifikasi bahwa tiap dapil yang
terlihat tidak memenuhi prinsip integralitas wilayah
lebih rendah harus terbentuk di dalam satu cakupan dianggap sebagai gerrymandering. Gerrymandering
wilayah dapil yang lebih tinggi. Prinsip kohesivitas digambarkan sebagai manipulasi pemodelan dapil
yaitu penyusunan dapil memperhatikan sejarah, yang sedemikian rupa sehingga partai atau kandidat
kondisi sosial budaya, adat istiadat, dan kelompok tertentu memperoleh keuntungan lebih besar dalam
minoritas. Terakhir adalah prinsip kesinambungan pemilu.
yaitu penyusunan dapil memperhatikan penetapan Contoh praktik gerrymandering terlihat dalam
dapil pada pemilu terakhir. ilustrasi sederhana di bawah ini, Partai Lingkaran
Prinsip kesinambungan dapat dikecualikan dengan jumlah pendukung yang lebih sedikit,
dengan beberapa kondisi yaitu, terjadi perubahan dengan modifikasi penggambaran dapil dapat
jumlah penduduk yang mengakibatkan alokasi kursi menang di lebih banyak dapil dan memperoleh kursi
dalam satu dapil melebihi batas maksimal dan/ lebih banyak dibanding dengan Partai Segitiga yang

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 7


mempunyai pendukung lebih banyak. memproduksi sendiri data-data yang digunakan.
Selain data agregat kependudukan per kecamatan
Gambar 2.1. Ilustrasi Praktik Gerrymandering (DAK2) dan data administrasi wilayah yang
diperoleh dari Kementerian Dalam Negeri, KPU
juga menggunakan peta digital sebagai dukungan
tampilan visual pada saat pembuatan keputusan
tentang dapil. Peta digital yang dibutuhkan harus
membuat batas wilayah administrasi pemerintahan
di seluruh wilayah Indonesia yang selaras dengan
DAK2 dan mencakup hingga batas kecamatan di
seluruh Indonesia. Dalam beberapa kasus bahkan
Model
Dapil 1: Partai
Model Dapil
2: Partai dibutuhkan peta batas wilayah administrasi
Lingkaran = 0
kursi Partai
Lingkaran = 3
kursi Partai pemerintahan hingga level kelurahan.
Segi ga = 4
kursi
Segi ga = 1 kursi
Dalam perjalanannya, KPU mengalami
kesulitan dalam memperoleh data peta digital yang
selaras dengan DAK2 Kemendagri. Dalam proses
Namun pada praktik pembentukan dapil pada pengumpulannya, terdapat beberapa wilayah yang
Pemilu 2019, penyebutan gerrymandering terhadap tidak tersedia peta digital atau peta digital yang
dapil yang tidak memenuhi prinsip integralitas tersedia tidak sesuai dengan peta wilayah yang
wilayah adalah merupakan simplikasi dan tidak dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat.
tepat. Tidak memenuhi prinsip integralitas wilayah Terhadap ketidakselarasan data tersebut, KPU
memang dapat dijadikan salah satu indikator mengkoordinasikan KPU Provinsi dan KPU
terjadinya gerrymandering, namun tidak semua dapil Kabupaten/Kota untuk berkoordinasi dengan
yang tidak memenuhi prinsip integralitas wilayah pemerintah daerah setempat apabila terdapat
merupakan praktik gerrymandering. Perlu pengujian ketidaksesuaian peta untuk kemudian menjadi bahan
lebih lanjut apakah dapil yang dibentuk terbukti masukan penyajian data peta digital. Berdasarkan
dengan disengaja dibuat untuk menguntungkan kondisi tersebut, dalam portal publikasi informasi
pihak-pihak tertentu. pemilu berbasis peta digital4, terdapat disclaimer
Terkait dengan dapil yang tidak memenuhi bahwa peta yang digunakan bersifat indikatif, yang
prinsip integralitas wilayah, Sindikasi Pemilu dan tidak selalu dapat menggambarkan keadaan geografis
Demokrasi3 menyatakan bahwa terdapat kemunduran yang sebenarnya.
profesionalitas kerja KPU dalam menyusun dapil. Ketidakakuratan peta digital yang tersedia,
Kemunduran tersebut karena adanya penambahan dalam beberapa kasus mengakibatkan dapil yang
jumlah dapil yang dianggap tidak memenuhi prinsip dibentuk terlihat sebagai dapil yang melanggar
integralitas wilayah dibanding pemilu sebelumnya. prinsip integralitas wilayah karena ketidakintegralan
Kemunduran tersebut cukup mengejutkan tersebut hanya terlihat di peta dan tidak pada kondisi
karena KPU dianggap punya ruang yang sangat besar di lapangan sebenarnya. Hal ini terjadi antara lain
untuk melakukan perbaikan. Selain karena memang pada dapil di Kabupaten Aceh Singkil, Kota Langsa,
waktu yang cukup memadai untuk pembentukan dapil Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Padang Lawas
Pemilu 2019, beban kerja KPU berkurang karena Utara, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten
tidak lagi melakukan pembentukan untuk dapil Banyuasin, Kabupaten Cirebon, Kabupaten
DPRD Provinsi yang wewenang pembentukannya Cilacap, Kabupaten Rembang, Kota Situbondo, dan
telah diambil alih oleh pembuat undang-undang. Kabupaten Flores Timur. Pada lampiran peta dapil
SPD menyebut terdapat 45 dapil bermasalah yang tersaji, terdapat beberapa area (atau dalam
pada Pemilu 2019. Dasar pengklasifikasian dapil penyebutan lain disebut sebagai poligon) yang
bermasalah ialah Lampiran Keputusan KPU yang keluar dari wilayah sebenarnya. Hal ini semakin
memuat peta dapil DPRD Kabupaten/Kota. Dari terlihat ketika pada lampiran peta dapil yang
Lampiran peta dapil tersebut kemudian dilihat dan disajikan, poligon-poligon tersebut disajikan dalam
dianalisis dapil yang dianggap bermasalah. Indikator warna dapil yang berbeda. Terhadap masalah ini,
bermasalah antara lain dapil yang tidak memenuhi KPU tidak serta merta dapat mengubah sumber peta
prinsip integralitas wilayah dan dapil yang dianggap digital yang ada karena terdapat lembaga lain yang
tidak memperhatikan kekompakan (compactness). khusus mempunyai kewenangan untuk mengelola
Dalam proses pembentukan dapil, KPU tidak peta digital,
3. Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, “Hilangnya Jaminan Hak Keterwakilan Penduduk”, Mei 20 4. dapat diakses melalui url https://infopemilu.kpu.go.id/pileg2019/dapil/view

Halaman // 8 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Ketidakakuratan peta ini juga dapat Secara geografis Kabupaten Muara Enim
menimbulkan permasalahan lain dalam hal dipisahkan oleh Kota Prabumulih. Sebagian wilayah
pembentukan dapil, yaitu kekompakan. Mura Enim berada di utara Kota Prabumulih
Kekompakan dapil terpenuhi apabila dapil yang dan sebagian lain ada di selatan. Dalam praktik
dibentuk terlihat “padat”. Bentuk dapil yang pembentukan dapil, bentang alam seperti di Muara
menyerupai lingkaran atau persegi dinilai lebih Enim dapat memungkinkan terjadinya masalah

KOMISI PEMILIHAN UMUM


kompak dibanding dengan dapil yang berbentuk dapil apabila wilayah kecamatan yang terpisah tidak
jaring laba-laba. Dalam tingkatan tertentu diartikan
memiliki cukup penduduk untuk dibentuk menjadi
sebagai dapil yang “pleasing to the eye” (Brunel,

REPUBLIK INDONESIA
satu dapil sendiri. Ketentuan Pasal 192 ayat (2)
2008). SPD sendiri memasukkan dapil yang tidak
kompak sebagai kategori dapil yang bermasalah. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 menyebutkan
Dapil tersebut antara lain Kabupaten Pemalang, bahwa jumlah kursi setiap dapil anggota DPRD
Kabupaten Madiun, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten/Kota paling sedikit 3 kursi dan paling
Kabupaten Padang Lawas Utara. banyak 12 kursi. Pada kondisi Kabupaten Muara
Enim, kecamatan dengan wilayah yang terpisah
Gambar 2.2. Dapil yang Tidak Kompak memiliki cukup penduduk untuk membentuk satu
(Compactness) dapil sendiri, sehingga dianggap tetap memenuhi
prinsip integralitas wilayah.
Kondisi berbeda terjadi pada Kabupaten
Bima. Secara geografis Kabupaten Bima terbagi
ke dalam dua wilayah terpisah. Dua kecamatan,
yaitu Kecamatan Tambora dan Kecamatan
Banggar berada di wilayah yang tidak menyatu
dengan dengan kecamatan lain karena dipisah oleh
Kabupaten Dompu. Dalam hal penduduk, jumlah
penduduk di Kecamatan Tambora dan Kecamatan
Banggar tidak mencukupi untuk dibentuk menjadi
satu dapil tersendiri sehingga perlu dilakukan
Sumber: Sindikasi Pemilu dan Demokrasi penggabungan dengan kecamatan lainnya. Proses
penggabungan ini yang kemudian dilihat sebagai
Selain karena permasalahan ketersediaan pelanggaran terhadap prinsip integralitas wilayah
peta yang akurat, permasalahan kekompakan pada sehingga Kabupaten Bima dikategorikan sebagai
dapil juga terkait erat dengan batas administrasi dapil bermasalah.
wilayah pemerintahan yang ada. Ketentuan Pasal
192 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun Gambar 2.3. Dapil pada Kabupaten yang memiliki
2017 menyebutkan bahwa dapil anggota DPRD Geografis Terpisah
Kabupaten/Kota adalah kecamatan atau gabungan
kecamatan, sehingga kompak atau tidaknya suatu
dapil dipengaruhi juga dari bentuk batas wilayah
administrasi yang ada. Apabila bentuk atau batas
wilayah administrasi pemerintahan yang ada
memang berbentuk memanjang atau menyerupai
jaring laba-laba, maka dapil yang dihasilkan pun
menjadi dinilai tidak kompak.
Permasalahan lain terkait dengan batas
administrasi wilayah pemerintah yang dapat
mengakibatkan permasalahan pada dapil ialah
kabupaten/kota yang memiliki wilayah administrasi
yang terpisah, tidak terhubung secara daratan dan
dipisahkan oleh kabupaten/kota lain. Hal ini terjadi
pada Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Bima.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 9


mencukupi. Kondisi kedua dimungkinkan dengan
berpedoman pada ketentuan Pasal 22 Peraturan
KPU Nomor 16 Tahun 2018. Semua syarat tersebut
diatas, tidak terpenuhi dalam pembentukan dapil
Kabupaten Solok sehingga dapil yang terbentuk
dianggap melanggat prinsip integralitas wilayah.
Kondisi adanya kecamatan yang terpisah
secara geografis selain terjadi di Kabupaten Solok,
juga terjadi di Kota Batam dan Kabupaten Karimun
yang menyebabkan dapil di kabupaten tersebut
terlihat seolah tidak memenuhi prinsip integralitas
wilayah.

Gambar 2.4. Dapil dengan Kecamatan yang


memiliki Wilayah Administrasi Terpisah

Permasalahan yang lebih rumit terjadi


apabila pemisahan tersebut terjadi pada satu
tingkat kecamatan. Di beberapa daerah terdapat
kondisi geografis satu kecamatan yang memiliki
2 bentang wilayah yang tidak terhubung dengan
daratan secara langsung. Contoh kasus seperti
ini terjadi di Kabupaten Solok. Secara geografis
terdapat kecamatan, yaitu Kecamatan Kubung yang
memiliki 2 bentang wilayah yang tidak terhubung
satu sama lain. Kecamatan Kubung dipisahkan oleh
Kota Solok yang berada di tengah-tengahnya. Ada
beberapa skenario yang dapat dilakukan apabila
pembentukan dapil di Kabupaten Solok ingin tetap
memenuhi prinsip integralitas wilayah. Pertama,
bagian kecamatan yang terpisah dengan kecamatan
lain dibentuk menjadi satu dapil tersendiri. Kedua,
bagian kecamatan yang terpisah digabung dengan
kecamatan lain yang berbatasan langsung untuk
membentuk satu dapil. Kedua kondisi tersebut
mensyaratkan jumlah alokasi kursi di Kecamatan
Kubung lebih dari 12 kursi sehingga harus dilakukan
pemecahan kecamatan.
Syarat lain yang harus dipenuhi apabila ingin
membentuk dapil dengan kondisi pertama ialah
jumlah penduduk di kelurahan yang wilayahnya
terpisah, harus memperoleh alokasi paling sedikit
3 kursi untuk dibentuk menjadi dapil sendiri.
Sedangkan kondisi kedua mensyaratkan bahwa
kecamatan lain yang bersebelahan dengan bagian
Kecamatan Kubung tidak dapat membentuk satu
dapil khusus karena alokasi kursi yang tidak

Halaman // 10 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Hal lain yang menyebabkan suatu dapil hal. Pertama, Kecamatan Heram tidak dapat berdiri
seolah terlihat tidak memenuhi prinsip integralitas menjadi satu dapil sendiri karena alokasi kurang
wilayah ialah ketika melihat definisi integralitas dari 3 kursi. Kedua, Kecamatan Heram tidak dapat
wilayah hanya sebagai suatu kesatuan daratan digabungkan dengan kecamatan yang berbatasan
yang bersebelahan. Padahal di beberapa wilayah
langsung, yaitu Kecamatan Abepura atau Kecamatan
dengan geografis kepulauan, konteks integralitas

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Jayapura Selatan. Apabila dilakukan penggabungan
wilayah dapat berlaku berbeda dengan wilayah
yang berbentuk daratan. Wilayah yang dalam dapil maka kursi yang dihasilkan akan melebihi kursi
maksimal yang diperbolehkan dalam membentuk

REPUBLIK INDONESIA
peta terlihat bersebelahan belum tentu terhubung.
Bentang geografis dan akses transportasi dapat dapil, yaitu akan lebih dari 12 kursi. Oleh karena
memungkinkan wilayah yang bersebelahan menjadi itu pilihan yang tersedia ialah menggabungkan
daerah yang tidak terhubung. Kecamatan Harem dengan Kecamatan Muara Tami
Dalam definisinya prinsip integralitas wilayah menjadi satu dapil.
adalah prinsip yang memperhatikan keutuhan dan
keterpaduan wilayah, kondisi geografis, sarana
Gambar 2.6. Peta Dapil Kota Jayapura
perhubungan, dan aspek kemudahan transportasi
dalam menyusun dapil. Dalam definisi tersebut
termuat aspek kemudahan transportasi yang menjadi
pertimbangan dalam aspek integralitas wilayah.
Dalam konteks pembentukan dapil di daerah
kepulauan, wilayah yang saling berseberangan dapat
dilihat sebagai satu wilayah yang integral karena
terhubung dengan transportasi laut yang baik. Alasan
tersebut yang menjadi salah satu dasar pembentukan
dapil di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten
Berau, dan Kabupaten Kaimana.
Pembentukan dapil di Kabupaten Berau
mengacu pada pembentukan dapil pada Pemilu
sebelumnya. Dipertahankannya dapil yang ada
karena mempertimbangkan askes transportasi
yang ada. Dapil yang memiliki wilayah yang
berseberangan tetap integral karena terhubung oleh
akses transportasi yang lebih mudah.
Pada akhirnya penerapan tujuh prinsip
Gambar 2.5. Dapil pada Wilayah Kepulauan
pembentukan dapil akan menyesuaikan dengan
kondisi dari tiap-tiap daerah. Dalam hal regulasi
memang belum ada ketentuan yang mewajibkan
bahwa setiap dapil harus memenuhi semua prinsip
yang ada. Fakta lapangan juga menunjukkan bahwa
masing-masing prinsip dari tujuh prinsip penataan
dapil tersebut bersifat setara dan nonkumulatif.
Setara dalam artian tidak ada prinsip yang lebih
tinggi posisinya dibanding prinsip-prinsip yang
Contoh pelanggaran terhadap penerapan
lain. Sedangkan nonkumulatif adalah dapil dapat
prinsip integralitas yang terakhir ialah pelanggaran
dibentuk walaupun terdapat tidak semua dari ketujuh
yang terjadi di Kota Jayapura. Pelanggaran ini
terjadi dengan beberapa alasan yang rasional. Dapil prinsip dapil terpenuhi.
Kota Jayapura terpaksa tidak dapat memenuhi
prinsip integralitas wilayah disebabkan oleh dua

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 11


PERMASALAHAN PENYUSUNAN
DAERAH PEMILIHAN DPRD DIY DAN DAMPAKNYA
TERHADAP PEROLEHAN KURSI SERTA SUARA
TERBUANG PADA
PEMILU TAHUN 2019
Moh. Zaenuri Ikhsan 1 proporsionalitas, integralitas wilayah, berada

D
dalam cakupan wilayah yang sama, kohesivitas dan
aerah pemilihan merupakan manifestasi kesinambungan.3 Besaran dapil turut menentukan
dari harapan seluruh warga negara untuk perolehan kursi bagi peserta pemilu maupun calon
mempersatukan seluruh tumpah darah dan terpilih. Besaran dapil merujuk pada jumlah kursi
tanah air Indonesia dan warganya dalam wadah untuk setiap daerah pemilihan, satu kursi untuk setiap
kebangsaan yang demokratis.2 Daerah pemilihan daerah pemilihan (single member constituency)
atau yang sering disingkat dengan dapil adalah batas atau banyak kursi setiap dapil (multi-member
wilayah administrasi dan/atau jumlah penduduk constituencies).4 Besaran jumlah kursi dalam setiap
tempat peserta pemilihan umum dan/atau calon dapil untuk Pemilu 2019 telah diatur, yaitu untuk
bersaing memperebutkan suara pemilih. Dapil dapil anggota DPR paling sedikit 3 kursi dan paling
ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di suatu banyak 10 kursi, sedang untuk dapil anggota DPRD
wilayah adnimistratif di suatu pemerintahan untuk Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota paling sedikit 3
menentukan jumlah kursi yang akan diperebutkan kursi dan paling banyak 12 kursi.
dalam kontestasi pemilu dan menjadi basis perwakilan Alokasi untuk kursi anggota DPRD Daerah
politik penduduk, yang selanjutnya menjadi dasar Istimewa Yogyakarta sebanyak 55 kursi, hal ini telah
bagi partai politik untuk mengajukan calon anggota diatur dalam Pasal 188 ayat (2) huruf c Undang-
DPR dan DPRD. Besar dan kecilnya alokasi kursi Undang Nomor 7 Tahun 2017 bahwa “provinsi
di suatu dapil didasarkan atas jumlah penduduk di dengan jumlah penduduk lebih dari 3.000.000 (tiga
suatu wilayah; semakin banyak penduduk, maka juta) orang sampai dengan 5.000.000 (lima juta)
semakin banyak kursi yang dialokasikan. orang memperoleh alokasi 55 (lima puluh lima)
Dapil dibentuk berdasarkan prinsip yang kursi.” Dengan jumlah penduduk Daerah Istimewa
penting dengan ketaatan sistem pemilu yang Yogyakarta pada semester I Tahun 2017 sebesar
proporsional dan menjadi area perebutan perolehan 3.606.111 jiwa, maka alokasi kursi untuk DIY adalah
suara dalam setiap pemilu. Prinsip-prinsip tersebut 55 kursi.
sebagaimana yang telah diatur Pasal 185 Undang- Data dapil untuk DPRD DIY sebagaimana
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan dalam Tabel 3.1 berikut ini:
Umum (Pemilu), yaitu kesetaraan nilai suara,
ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional, 3. Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Pemilihan Umum (UU RI No. 7 Tahun 2017), Jakarta, Sinar Grafika,
2017, Cet. 1, hlm. 133
1. Anggota/Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2018-2023 4. Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Pemilu dan Demokrasi Terkonsolidasi, Catatan Penyelenggaraan Pemilu 2014,
2. Sahran Raden, Hukum Pemilu, Pendekatan Interdisipliner, cet.1, Yogyakarta, Cakrawala, 2019, hlm. 112 Jakarta, PT Epicentrum Mahadaya Komunika, 2017, hlm 67

Halaman // 12 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Tabel 3.1. Data Jumlah Dapil dan Alokasi jumlah penduduk. Ada sebagian masyarakat yang
Kursi Anggota DPRD DIY Pemilu 2019 mempertanyakan penetapan dapil dan alokasi kursi
No. Provinsi
Jumlah Kursi
DPRD
Dapil
Jumlah Kursi
Per Dapil
Wilayah Dapil (Kab/Kota/
Kecamatan) untuk DPRD DIY. Akan tetapi karena sudah menjadi
15 Daerah
Istimewa
55 DIY 1 7 Kota Yogyakarta Lampiran dalam Undang-Undang 7 Tahun 2017,
Yogyakarta
DIY 2 7 Bantul A
1. Kec. Kretek
maka untuk mengubahnya tidak ada jalan lain kecuali
melalui uji materi (judicial review) ke Mahkamah

KOMISI PEMILIHAN UMUM


2. Kec. Pundong
3. Kec.

4.
Bambanglipuro
Kec. Jetis Konstitusi. Proses penyelesaian ini membutuhkan
5. Kec. Imogiri
6.
7.
Kec. Dlingo
Kec. Banguntapan
waktu yang panjang dan partai politik peserta

REPUBLIK INDONESIA
8.
9.
Kec. Pleret
Kec. Piyungan Pemilu di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta yang
DIY 3 6 Bantul B berkepentingan langsung terhadap dapil dan alokasi
kursi juga sepertinya tidak mempermasalahkannya.
1. Kec. Srandakan
2. Kec. Sanden
3. Kec. Pandak
4.
5.
Kec. Pajangan
Kec. Bantul
Apabila dikaji dan dicermati lebih mendalam,
6.
7.
Kec. Sewon
Kec. Kasihan penyusunan dapil dan alokasi kursi sebenarnya
8. Kec. Sedayu
berkaitan erat dengan substansi dari sistem
DIY 4 7 Kab. Kulonprogo
proporsional, di mana penentuan dapil dan alokasi
kursi sangat berhubungan dengan dampak perolehan
DIY 5 9 Sleman A
1. Kec. Gamping
2. Kec. Godean
3.
4.
Kec. Moyudan
Kec. Minggir kursi dan calon terpilih maupun berdampak pada
5.
6.
Kec. Seyegan
Kec. Mlati banyak-sedikitnya suara yang terbuang karena tidak
7. Kec. Depok
8. Kec. Berbah terwakili dalam perebutan kursi oleh partai politik.
DIY 6 8 Sleman B
1. Kec. Prambanan
2.
3.
Kec. Kalasan
Kec. Ngemplak Penyusunan Dapil dan Alokasi Kursi
Berdasarkan Jumlah Penduduk
4. Kec. Ngaglik
5. Kec. Sleman
6. Kec. Tempel
7.
8.
Kec. Turi
Kec. Pakem Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 16
9. Kec. Cangkringan
Tahun 2017 tentang Penataan Dapil dan Alokasi
DIY 7 11 Kab. Gunungkidul

Sumber: Lampiran UU 7 Tahun 20175 Kursi Anggota DPRD Kabupaten/Kota (yang


sebenarnya hanya diperuntukkan untuk digunakan
Permasalahan Penyusunan Dapil DPRD KPU Kabupaten/Kota saja), untuk menentukan
DIY alokasi kursi dan daerah pemilihan diperlukan data
Besaran alokasi kursi yang berjumlah 55 (lima kependudukan dan data wilayah. Data kependudukan
puluh lima) kursi untuk anggota DPRD Daerah atau jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta
Istimewa Yogyakarta sudah diatur Pasal 190 Undang- pada semester I Tahun 2017 berjumlah 3.606.111
Undang Nomor 7 Tahun 2017 dan Lampiran III
jiwa. Data tersebut mestinya juga digunakan untuk
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
undang-undang tersebut. Secara umum tidak ada penghitungan kursi dalam menyusun Undang-
persoalan dari isi Lampiran tersebut, bahwa 55 kursi Undang Nomor 7 Tahun 2017, demikian juga
tersebut terbagi dalam 7 (tujuh) daerah pemilihan, digunakan oleh KPU Kabupaten/Kota di Daerah
yaitu Dapil DIY 1 (kota Yogyakarta) alokasi 7 kursi, Istimewa Yogyakarta untuk memetakan dan
Dapil DIY 2 (Bantul A) alokasi 7 kursi, Dapil Dapil mengusulkan penetapan dapil DPRD Kabupaten/
DIY 3 (Bantul B) alokasi 6 kursi, Dapil DIY 4 Kota ke KPU RI, dengan mendasarkan Keputusan
(Kulonprogo) alokasi 7 kursi, Dapil DIY 5 (Sleman KPU RI Nomor 13/PL.01/.3-Kpt/03/KPU/I/2018
A) alokasi 9 kursi, Dapil 6 (Sleman B) alokasi 8 tentang Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota dan
kursi, dan Dapil 7 (Gunungkidul) alokasi kursi 11
Jumlah Kursi DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilu
kursi, sebagaimana Tabel .1
Namun jika dikaji lebih mendalam dan 2019.
dihitung dari jumlah penduduk sebagaimana telah Apabila dihitung jumlah penduduk dibagi
digunakan untuk penentuan kursi daerah pemilihan jumah kursi maka akan muncul angka bilangan
anggota DPRD Kabupaten/Kota, maka penghitungan pembagi penduduk (BPP) yang menjadi harga
kursi dalam Undang-Undang 7 Tahun 2017 tersebut penghitungan kursi. Jumlah penduduk 3.606.111,
tidak sesuai dengan 7 prinsip penetapan dapil dan jika dibagi 55 kursi maka akan menghasilkan angka
5. Redaksi Sinar Grafika, ibid, hlm 547 BPP 65.565,63 atau dibulatkan menjadi 65.566,

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 13


yang merupakan harga tiap kursi. Berikut ini Alokasi
Alokasi Kursi
Jumlah Kursi
simulasi penghitungan penentuan dapil dan alokasi No Dapil Kab/Kota
Penduduk sesuai UU
7/2017
Sesuai Jumlah
Penduduk
Keterangan

kursi berdasarkan jumlah penduduk sesuai daerah 1 DIY 1 Yogyakarta 410.262 7 6 Berkurang 1

pemilihan. 2 DIY 2 Bantul A 473.346 7 7

3 DIY 3 Bantul B 458.010 6 7 Tambah 1

Tabel 3.2. Penghitungan Alokasi Kursi dan 4 DIY 4 Kulonprogo 445.655 7 7

Dapil DPRD DIY Berdasarkan Jumlah Penduduk 5 DIY 5 Sleman A 544.873 9 8 Berkurang 1

Kursi 6 DIY 6 Sleman B 517.988 8 8


Jumlah Dibagi BPP Alokasi Sisa Jumlah Jumlah
No Dapil Tambahan /
Penduduk (65.566) Kursi Penduduk kursi
Peringkat 7 DIY 7 Gunungkidul 755.977 11 12 Tambah 1

1 DIY 1 410.262 6,26 6 16.866 - 6 Jumlah 3.606.121 55 55

2 DIY 2 473.346 7,21 7 14.384 - 7 Sumber: diolah oleh Penulis


3 DIY 3 458.010 6,98 6 64.614 1 (Pertama) 7

Dari perbandingan data hasil penghitungan


4 DIY 4 445.655 6,79 6 52.259 1 (Ketiga) 7
sesuai dengan jumlah penduduk dengan Lampiran
5 DIY 5 544.873 8,31 8 20.345 - 8
III UU 7/2017, dapat dilihat adanya pergeseran kursi
6 DIY 6 517.988 7,90 7 59.026 1 (Kedua) 8
di 4 daerah pemilihan, yaitu Dapil DIY 1 berkurang
7 DIY 7 755.977 11,53 11 34.751 1 (Keempat) 12 1, Dapil DIY 3 bertambah 1, Dapil DIY 5 berkurang
Jumlah 3.606.111 51 4 55 1, dan Dapil DIY 7 bertambah 1.
Sumber: diolah oleh Penulis
Penetapan Perolehan Kursi Partai Politik
di DPRD DIY Pemilu 2019
Dalam penghitungan awal, dari 55 kursi Sebelum melakukan penghitungan penetapan
terbagi 51 kursi ke dalam 7 (tujuh) daerah pemilihan kursi dan calon terpilih, di tingkat nasional KPU RI
dalam tahap pertama. Pada tahap ini, Dapil DIY 1 terlebih dahulu melakukan penetapan ambang batas
mendapat alokasi 6 kursi, DIY 2 ada 7 kursi, DIY perolehan suara Pemilu Anggota DPR paling sedikit
3 terdapat 6 kursi, DIY 4 ada 6 kursi, DIY 5 ada 8 4% (empat persen) dari jumlah suara sah secara
kursi, DIY 6 ada 7 kursi, dan DIY 7 ada 11 kursi. nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan
Terdapat 4 kursi yang belum terbagi yang kemudian kursi DPR. Penentuan persentase tersebut dilakukan
dengan cara membagi perolehan suara sah setiap
dilanjutkan ke penghitungan tahap kedua dengan
partai politik secara nasional dengan jumlah seluruh
membagi kursi sesuai dengan sisa jumlah penduduk suara sah parpol secara nasional dikalikan 100%
terbanyak pertama, kedua, dan selanjutnya sampai (seratus persen). Partai politik peserta Pemilu yang
4 kursi habis terbagi. Berdasarkan perhitungan tidak memenuhi ambang batas perolehan suara tidak
tersebut 4 kursi dialokasikan ke Dapil DIY 3 (64.614 disertakan pada penghitungan perolehan kursi DPR
= peringkat pertama), DIY 6 (59.026 = peringkat di setiap dapil.6 Sedangkan di tingkat provinsi dan
kedua), DIY 4 (52.259 = peringkat ketiga) dan DIY kabupaten/kota, semua parpol diikutsertakan dalam
7 (34.751 = peringkat keempat) sehingga perolehan penentuan perolehan kursi untuk DPRD Provinsi
hasil penghitungan alokasi sebagaimana tersebut dan DPRD Kabupaten/Kota.
Berdasarkan Pasal 7 Peraturan KPU Nomor
dalam kolom terakhir Tabel 2.
5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon,
Apabila data penghitungan di atas Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon
dibandingkan dengan alokasi kursi pada Lampiran Terpilih dalam Pemilu; penentuan perolehan kursi
III Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, maka calon anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
terdapat perbedaan jumlah kursi pada 4 dapil. Kabupaten/Kota untuk setiap parpol didasarkan
Datanya disajikan sebagaimana Tabel 3.3 berikut ini: atas hasil penghitungan seluruh suara sah dari setiap
parpol di dapil bersangkutan.7 Jumlah suara sah
Tabel 3.3. Perbandingan Penghitungan setiap parpol peserta Pemilu di Daerah Istimewa
Alokasi Kursi Dapil DIY Antara UU 7/ 2017 dan Yogyakarta diperhitungkan dari 7 daerah pemilihan
Penghitungan Berdasarkan Jumlah Penduduk dan 16 parpol peserta Pemilu 2019 yang ikut
6. Redaksi Sinar Grafika, ibid, hlm 251-252.
7. KPU RI, Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan
Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilu, Jakarta, KPU RI, 2019, hlm 9.

Halaman // 14 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


berkompetisi. Data perolehan suara sebagaimana B), DIY 4 (Kulonprogo), DIY 5 (Sleman A), DIY
Tabel 3.4 berikut ini: 6 (Sleman B), dan DIY 7 (Gunungkidul). Dari
penghitungan dengan metode Sainte Lague tersebut
Tabel 3.4. Data Perolehan Suara Sah Tiap akan diperoleh data perolehan kursi sebagaimana
Partai Politik di Dapil DIY Tabel 3.6 berikut ini:

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Jumlah Perolehan Suara Sah
No Partai Politik Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Jumlah

1 PKB
DIY 1
8.189
DIY 2
35.025
DIY 3
37.286
DIY 4
35.445
DIY 5
31.363
DIY 6
23.814
DIY 7
40.344 211.466
Tabel 3.6. Data Rekapitulasi Perolehan Kursi
2 P.Gerindra 21.454 36.817 27.393 26.738 38.280 22.485 51.016 224.183 Partai Politik di DIY

REPUBLIK INDONESIA
3 PDIP 95.875 89.386 79.522 78.477 96.465 105.893 109.029 654.647 Jumlah Perolehan Kursi
4 P. Golkar 12.370 33.724 16.671 21.919 21.438 32.789 50.369 189.280 No Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Jumlah
Partai Politik
5 P. Nasdem 9.918 6.027 16.302 10.597 14.822 25.780 51.149 134.595 DIY 1 DIY 2 DIY 3 DIY 4 DIY 5 DIY 6 DIY 7
1 PKB 1 1 1 1 1 1 6
6 P. Garuda 499 911 1.211 1.178 1.210 1.276 2.196 8.481
2 P.Gerindra 1 1 1 1 1 1 1 7
7 P. Berkarya 2.847 4.593 4.759 4.842 6.712 3.842 15.389 42.984
3 PDIP 3 2 2 2 3 2 3 17
8 PKS 27.915 38.173 26.793 27.860 43.788 33.698 37.861 236.088
4 P. Golkar 1 1 1 1 1 5
9 P. Perindo 5.424 2.116 2.496 2.207 2.685 4.855 6.662 26.445
5 P. Nasdem 1 2 3
10 PPP 3.969 4.883 18.046 4.421 19.538 6.120 5.200 62.177
11 PSI 14.351 3.373 2.399 1.067 10.013 7.638 3.828 42.669 6 P. Garuda

12 PAN 32.384 27.067 32.232 29.785 23.250 42.640 45.958 233.316 7 P. Berkarya
8 PKS 1 1 1 1 1 1 1 7
13 P. Hanura 280 239 318 569 1.018 254 7.100 9.778
14 P.Demokrat 6.357 6.726 15.408 17.060 6.342 4.999 21.802 78.694 9 P. Perindo
10 PPP 1 1
19 PBB 856 3.333 1.625 664 11.223 789 1.491 19.981
11 PSI 1 1
20 PKPI 495 324 394 188 626 357 378 2.762
12 PAN 1 1 1 1 1 1 1 7
Jumlah Suara Sah 243.183 292.717 282.855 263.017 328.773 317.229 449.772 2.177.546

Sumber: KPU DIY


13 P. Hanura
14 P. Demokrat 1 1
19 PBB
20 PKPI
Jumlah suara sah tersebut setelah dilakukan Jumlah Kursi Setiap Dapil 7 7 6 7 9 8 11 55

penghitungan, yaitu dibagi dengan bilangan pembagi Sumber: KPU DIY


1 dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil
3, 5, 7, dan seterusnya, dan kemudian hasilnya Hasil penghitungan sebagaimana pada Tabel
diurutkan berdasarkan jumlah nilai terbanyak. Nilai 6 telah dilakukan dan ditetapkan oleh Komisi
terbanyak pertama mendapat kursi pertama, nilai Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta
terbanyak kedua mendapatkan kursi kedua, dan dengan Keputusan KPU DIY Nomor: 79/HK.03.1-
seterusnya sampai jumlah kursi di dapil tersebut Kpt/34/Prov/VIII/2019 tentang Penetapan Perolehan
habis terbagi. Sebagai contoh simulasi untuk Daerah Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Anggota Dewan
Pemilihan DIY 1 (Kota Yogyakarta) dengan alokasi Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa
7 kursi disajikan pada Tabel 3.5 berikut: Yogyakarta tanggal 10 Agustus 2019. Parpol
yang memperoleh kursi ada 10 (sepuluh) dengan
Tabel 3.5. Data Penghitungan Kursi Dapil Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
DIY 1 memperoleh kursi terbanyak dengan 17 kursi
serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai
Bilangan Pembagi
1 2 3
No Partai Politik Suara Sah Jumlah Kursi
Suara
sah
Prkt Suara sah Prkt
Suara
sah
Prkt Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Demokrat
1 PKB 8.189 8.189 2.729,66 1.637,8 (PD) masing-masing memperoleh paling sedikit 1
(satu) kursi.
2 P.Gerindra 21.454 21.454 5 7.151,33 4.290,8 1
3 PDIP 95.875 95.875 1 31.958,33 3 19.175 6 3
4 P. Golkar 12.370 12.370 4.123,33 2.474
5 P. Nasdem 9.918 9.918 3.306 1.983,6
6 P. Garuda 499 499 Perbandingan Penghitungan Perolehan Kursi
166,3 99,8
7
8 PKS
P. Berkarya
27.915 27.915
2.847
4 9.305
2.847
5.583 1
Berdasarkan Jumlah Penduduk
949 569,4

9 P. Perindo 5.424 5.424 1.808 1.084,8 Apabila penghitungan penetapan kursi


10
11
PPP
PSI
3.969
14.351
3.969
14.351 7
1.323
4.783,66
793,8
2.870,2 1
anggota DPRD DIY menggunakan dapilberdasarkan
12 PAN 32.384 32.384 2 10.794,66 6.476,8 1 jumlah penduduk sebagaimana dapil dan alokasi
13
14
P. Hanura
P. Demokrat
280
6.357
280
6.357
93,3
2.119
56
1.271,4
kursi pada Tabel 2, maka akan terjadi pergeseran
19 PBB 856 856 285,33 171,2 jumlah perolehan kursi parpol di 4 (empat) daerah
pemilihan, yaitu Dapil DIY 1, DIY 3, DIY 5, dan
20 PKPI 495 495 165 99
Jumlah Kursi 243.183 7

Sumber: KPU DIY DIY 7. Untuk Dapil DIY 1 (Kota Yogyakarta) yang
awalnya 7 kursi menjadi 6 kursi, maka kursi ke-7
Selanjutnya, dilakukan hal yang sama untuk yang diperoleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
daerah pemilihan DIY 2 (Bantul A), DIY 3 (Bantul akan hilang dan PSI tidak memperoleh kursi.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 15


Sedangkan untuk Dapil DIY 3 (Bantul B) yang Pembangunan (PPP) memperoleh 2 kursi, setelah
awalnya terdapat alokasi 6 kursi menjadi 7 kursi, mendapat tambahan 1 kursi di Dapil DIY 3; Partai
maka yang memperoleh tambahan kursi adalah Solidaritas Indonesia (PSI) tidak memperoleh kursi
dengan peringkat nilai suara ke-7 (18.046) dengan setelah di Dapil DIY 1 kumlah alokasi kursi hanya
bilangan pembagian pertama. Untuk dapil DIY 5 6 kursi; Partai Amanat Nasional (PAN) masih tetap
(Sleman A) yang awalnya 9 kursi menjadi 8 kursi, mendapatkan 7 kursi; dan Partai Demokrat (PD)
maka partai yang memiliki peringkat nilai suara masih tetap memperoleh 1 kursi.
ke-9 menjadi tidak mendapatkan kursi, yaitu PDI Perbandingan perolehan kursi antara dapil
Perjuangan. Dalam simulasi tersebut, PDI Perjuangan yang digunakan Pemilu 2019 (Lampiran UU 7/2017)
yang awalnya memperoleh 3 kursi lalu menjadi 2 dengan dapil dan alokasi kursi berdasarkan jumlah
kursi. Sementara untuk Dapil DIY 7 (Kabupaten penduduk disajikan sebagaimana dalam Tabel 3.8 di
Gunungkidul) yang awalnya 11 kursi menjadi 12 bawah ini:
kursi, peringkat nilai suara ke-12 diperoleh Partai
Gerindra dengan nilai suara 17.005,33 dengan Tabel 3.8. Data Perbandingan Perolehan
penghitungan bilangan pembagi tiga, sehingga Partai Kursi Hasil Pemilu 2019 dengan Perolehan Kursi
Gerindra di Dapil DIY 7 mendapatkan 2 kursi. Berdasarkan Jumlah Penduduk.
Dari penghitungan perolehan kursi parpol Perbandingan Perolehan Kursi

menggunakan dapil dan alokasi kursi berdasarkan No


Data Perolehan Suara
Partai Politik
Suara Sah
Parpol
Hasil Pemilu 2019
Berdasarkan Jumlah Keterangan Selisih
Penduduk Kursi

jumlah penduduk, terdapat pergeseran kursi di 4 Kursi % Kursi %

dapil, sebagaimana pada Tabel 3.7 berikut ini: 1


2
PKB
P. Gerindra
211.466 6
7
10,9%
12,72%
6
8
10,9%
14,54% Bertambah 1 di
224.183
dapil 7
3 PDIP 17 30,9% 16 29,09% Berkurang 1 di
Tabel 3.7. Data Rekapitulasi Perolehan Kursi 654.647
dapil 5
189.280 5 5
Partai Politik di DIY Berdasarkan Dapil Sesuai
4 P. Golkar 9,09% 9,09%
5 Partai Nasdem 134.595 3 5,45% 3 5,45%

Jumlah Penduduk 6
7
Partai Garuda
Partai Berkarya
8.481
42.984
Jumlah Perolehan Kursi
8 PKS 236.088 7 12,72% 7 12,72%
No Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Dapil Jumlah
Partai Politik
DIY 1 DIY 2 DIY 3 DIY 4 DIY 5 DIY 6 DIY 7 9 Partai Perindo 26.445

1 PKB 1 1 1 1 1 1 6 10 PPP 1 1,81% 2 3,63% Bertambah 1 di


62.177
dapil 3
2 P.Gerindra 1 1 1 1 1 1 2 8
11 PSI 1 1,81% Kursi Hilang 1 di
3 PDIP 3 2 2 2 2 2 3 16 42.669
dapil 1
4 P. Golkar 1 1 1 1 1 5 12 PAN 233.316 7 12,72% 7 12,72%
5 P. Nasdem 1 2 3 13 Partai. Hanura 9.778
6 P. Garuda 14 Partai Demokrat 78.694 1 1,81% 1 1,81%
7 P. Berkarya 19 PBB 19.981
8 PKS 1 1 1 1 1 1 1 7 20 PKPI 2.762
9 P. Perindo Jumlah 2.177.546 55 100% 55 100%
10 PPP 1 1 2
Sumber: diolah oleh Penulis
11 PSI 1
12 PAN 1 1 1 1 1 1 1 7
13
14
P. Hanura
P. Demokrat 1 1
Perbandingan perolehan kursi sebagaimana
19 PBB Tabel 8 di atas dapat dianggap menguntungkan partai
tertentu di satu sisi, juga bisa dianggap merugikan
20 PKPI
Jumlah Kursi Setiap Dapil 6 7 7 7 8 8 12 55

Sumber: diolah oleh penulis dari sisi lain. Sebagai contoh, jika menggunakan UU
7/2017 yang saat ini digunakan, maka ada 2 parpol
Secara keseluruhan perolehan kursi parpol yang kursinya tetap, yaitu PPP mendapat 1 kursi
peserta Pemilu di DPRD DIY dengan menggunakan dan Partai Gerindra memperoleh 7 kursi. Apabila
dapil dan alokasi kursi berdasarkan jumlah penduduk menggunakan data penghitungan dapil berdasarkan
adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih tetap jumlah penduduk, kedua partai tersebut dapat
memperoleh 6 kursi; Partai Gerindra memperoleh 8 diuntungkan dengan tambahan masing-masing 1
kursi setelah mendapat tambahan dari Dapil DIY 7; kursi; menjadi PPP memperoleh 2 kursi dan Partai
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperoleh Gerindra 8 kursi.
16 kursi, berkurang 1 kursi di Dapil DIY 5; Partai Demikian juga dengan menggunakan regulasi
Golkar masih tetap memperoleh 5 kursi; Partai yang saat ini berlaku, maka Partai PSI memperoleh
NasDem juga masih tetap memperoleh 3 kursi; 1 kursi dan PDI Perjuangan mendapatkan 17
dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih tetap kursi. Berbeda dengan jika menggunakan dapil
memperoleh 7 kursi. Sedangkan Partai Persatuan penghitungan sesuai jumlah penduduk, maka PSI

Halaman // 16 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


tidak akan mendapatkan kursi dan PDI Perjuangan dapat memperoleh kursi di semua daerah pemilihan.
memperoleh 16 kusi. Ke empat parpol tersebut adalah Partai Gerindra,
PDI Perjuangan, Partai Keadilan Sejahtera, dan
Dampak Penetapan Kursi terhadap Suara Partai Amanat Nasional. Sedangkan selain parpol
Rakyat yang Terbuang
tersebut, kesemuanya memiliki sisa suara karena
Dari proses penentuan dan penetapan perolehan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


ada kursi yang tidak diperoleh di suatu dapil, bahkan
kursi di atas,akan menyisakan suara sisa atau sisa
suara dari parpol yang tidak mendapatkan kursi atau sisa suaranya semakin banyak bagi parpol yang tidak
orang sering mengistilahkan dengan suara terbuang mendapatkan kursi.

REPUBLIK INDONESIA
atau suara hangus atau istilah lain dengan suara Apabila dicermati lebih mendalam, jumlah
yang tak terwakili, untuk memudahkan pemahaman sisa suara tiap dapil berbeda, ada yang sedikit
bahwa sistem proporsional masih menyisakan jumlahnya dan ada yang banyak jumlahnya.Sebagai
persoalan tentang suara rakyat yang tidak terwakili. contoh sisa suara dari Dapil DIY 3 (Bantul B) 79.629
Dalam penghitungan perolehan kursi atau 28,14%, yang mana angka ini merupakan sisa
Pemilu 2019, sisa suara dapat dilihat dari parpol
suara tertinggi bila dibandingkan dengan sisa suara
peserta Pemilu yang tidak mendapatkan kursi atau
di dapil lain. Apabila dihitung secara sederhana
mendapatkan kursi namun tidak pada semua daerah
pemilihan. Angka suara rakyat yang tidak terwakili penentuan kursi menggunakan Bilangan Pembagi
tersebut disajikan sebagaimana Tabel 3.9 di bawah Pemilih (BPP); akan terlihat harga kursi setiap dapil
ini: dan harga kursi yang paling tinggi adalah Dapil
DIY 3. Pada Dapil tersebut, apabila suara sah dapil
Tabel 3.9. Data Penghitungan Jumlah Sisa dibagi kursi (282.855 : 6 ) mendapatkanjumlah BPP
Suara Seluruh Dapil di DIY 47.143. Hal tersebut dapat diketahui jika analisis
Jumlah Sisa Suara yang Terwakili

No Partai Politik Jumlah


diarahkan sampai dengan kebijakan penentuan dapil
Dapil
DIY 1
Dapil
DIY 2
Dapil
DIY 3
Dapil
DIY 4
Dapil
DIY 5
Dapil
DIY 6
Dapil
DIY 7 dan alokasi kursi.
1 PKB 8.189 - - - - - - 8.189 Jumlah suara sah seluruh parpol peserta Pemilu
2 P.Gerindra - - - - - - - - yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar
3 PDIP - - - - - - - -
2.177.546. Jika disumsikan dibagi 55 kursi, maka
4 P. Golkar 12.370 - 16.671 - - - - 29.041
harga tiap kursi adalah 39.591. Kemudian jumlah
5 P. Nasdem 9.918 6.027 16.302 10.597 14.822 - - 57.666
sisa suara yang tidak terwakili sejumlah 333.176,
bila dikonversi ke kursi akan mendapatkan hasil
6 P. Garuda 499 911 1.211 1.178 1.210 1.276 2.196 8.481

7 P. Berkarya 2.847 4.593 4.759 4.842 6.712 3.842 15.389 42.984


simulasi bahwa sisa suara tersebut bisa setara dengan
8 PKS - - - - - - - -
8,41 kursi. Apalagi jika dilihat dari sisa kursi dapil
9 P. Perindo 5.424 2.116 2.496 2.207 2.685 4.855 6.662 26.445

10 PPP 3.969 4.883 18.046 4.421 - 6.120 5.200 42.639


DIY 3 yang jumlahnya paling besar, yaitu 79.629
11 PSI - 3.373 2.399 1.067 10.013 7.638 3.828 28.318
(18,15%), maka Dapil DIY 3 bisa bertambah 2 kursi.
12 PAN - - - - - - - -
Sisa suara yang tidak terwakili semestinya
13 P. Hanura 280 239 318 569 1.018 254 7.100 9.778 dapat menjadi perhatian agar ke depan hal tersebut
14 P. Demokrat 6.357 6.726 15.408 17.060 6.342 4.999 - 56.892 bisa diminimalisir. Paling tidak kebijakan yang
19 PBB 856 3.333 1.625 664 11.223 789 1.491 19.981 diambil dari rumusan awal penentuan daerah
20 PKPI 495 324 394 188 626 357 378 2.762 pemilihan yang tepat dan akurat, metode konversi
Jumlah Suara Sah Setiap
Dapil
51.204 32.525 79.629 42.793 54.651 30.130 42.244 333.176 suara ke kursi juga menggunakan metode yang baik,
Persentase 21,05% 11,11% 28,15% 16,27% 16,62% 9,49% 9,39% 15,30%
sehingga paling tidak dapat mengurangi potensi
Sumber: diolah oleh Penulis tingginya sisa suara yang tidak terwakili.

Dari data Tabel 3.9 tersebut, terdapat 4 parpol Perlunya Penetapan Daerah Pemilihan oleh KPU
yang tidak mempunyai sisa suara, karena dalam Kajian penghitungan kembali proses
penentuan daerah pemilihan dan alokasi kursi di
proses penghitungan penentuan kursi, parpol tersebut
Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut di atas adalah

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 17


salah satu contoh yang menunjukkan perbedaan dengan proporsi jumlah penduduk dan batas
penghitungan oleh UU 7/2017 dengan data riil wilayah akan berimplikasi sangat luas, tidak saja
jumlah penduduk yang ada. Dampaknya dapat terhadap derajat atau nilai keterwakilan rakyat
dilihat sampai kepada penentuan perolehan kursi (proporsionalitas) dan akuntabilitas wakil rakyat,
dan calon terpilih, bahkan sampai dengan potensi namun juga pada sistem kepartaian dan sistem
besarnya sisa suara yang terbuang. Hal itu mungkin perwakilan rakyat yang akan terbentuk.8
akan bisa terjadi di wilayah lain apabila dikaji lebih
mendalam, walaupun tidak semuanya. Harapan Penguatan Sistem Proporsional
Berdasarkan kajian tersebut dan jika dicermati Sistem pemilu yang proporsional yang telah
tentang kewenangan KPU dalam hal teknis dan diterapkan di Indonesia sejak Pemilu 1955 perlu
tahapan Pemilu, maka sebenarnya penataan dan dikuatkan dan diteguhkan lagi dalam pasca Pemilu
penetapan dapil termasuk dalam Tahapan Teknis Serentak Tahun 2019. Dalam UU 7/2017 pada Pasal
Pemilu. Oleh karena itu penetapan dapil anggota 348 ayat (4), dinyatakan bahwa pemilih yang karena
DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ alasan tertentu dapat menggunakan hak pilihnya
Kota sudah semestinya menjadi kewenangan di tempat pemungutan suara (TPS) lain dengan
KPU RI agar sesuai dengan jumlah penduduk dan ketentuan sebagai berikut: (1) untuk jenis pemilihan
7 prinsip penetapan dapil. Untuk menghindari anggota DPR, pemilih dapat pindah memilih ke
konflik kepentingan dan menaati sistem pemilu kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dan di
yang proporsional sudah semestinya penetapan daerah pemilihannya; (2) jenis pemilihan anggota
daerah pemilihan anggota DPR RI dan DPRD DPRD Provinsi, pemilih dapat pindah memilih
Provinsi dikembalikan sebagai kewenangan KPU ke kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dan di
RI.Penetapan daerah pemilihan yang tidak sesuai 8. Sahran Raden, ibid,, hlm.115

Halaman // 18 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


daerah pemilihannya; dan (3) untuk jenis pemilihan yang belum mengetahui warganya dan lupa dengan
anggota DPRD Kabupaten/Kota, pemilih dapat konstituennya.
pindah memilih ke kecamatan lain dalam satu Ada harapan besar terhadap Pemilu 2024
kabupaten/kota dan di daerah pemilihannya. Uraian dengan beberapa hal yang perlu menjadi catatan.
di atas menjelaskan bahwa jika pindah memilih di Pertama, perlu mempertahankan substansi Pasal

KOMISI PEMILIHAN UMUM


luar daerah pemilihannya, maka pemilih tersebut 348 ayat (4) UU 7/2017, dengan ada pengaturan
tidak mendapatkan surat suara sesuai jenisnya. tambahan bahwa wakil rakyat harus berasal dari
Demikian juga apabila ada calon anggota DPR daerah pemilihan yang bersangkutan, dengan harapan

REPUBLIK INDONESIA
atau calon anggota DPRD Provinsi atau calon anggota dapat lebih mendekatkan wakil rakyat yang terpilih
DPRD kabupaten/kota yang mencalonkan diri di dengan masyarakat yang diwakili. Kedua, adanya
daerah pemilihan lain dari alamat domisili yuridis pengaturan bahwa daerah pemilihan dari tingkat
yang sesuai kartu tanda penduduk (KTP) elektronik, nasional, provinsi, dan kabupaten/kota diserahkan
maka yang bersangkutan tidak dapat memilih dirinya sepenuhnya kepada KPU untuk melakukan pemetaan
sendiri. Artinya bahwa semangat proporsionalitas dan penetapan daerah pemilihan. Ketiga, perlu dibuat
dalam sistem pemilu menghendaki bahwa calon kebijakan baru dalam proses pencalonan anggota
wakil rakyat berasal dari daerah bersangkutan yang DPR maupun DPRD dengan mewajibkan calon
sudah mengetahui seluk-beluk wilayah, kepentingan harus berasal dari daerah pemilihan bersangkutan,
penduduk, dan karakter masyarakat yang diwakili, bukan daerah pemilihan lain, sehingga semangat
dan ketika sudah menjadi anggota lembaga legislatif warga untuk berpartisipasi dalam pemilu menjadi
terpilih, yang bersangkutan berdomisili di wilayah lebih besar karena akan mendekatkan calon terpilih
dapilnya untuk mendekatkan dan memudahkan dengan konstituennya dan akan semakin meneguhkan
menampung aspirasi, bukan orang luar daerah makna demokrasi dan kedaulatan rakyat.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 19


IMPLEMENTASI PRINSIP
KESETARAAN NILAI SUARA DALAM
PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DI
KABUPATEN BLITAR
Muhammad Arbayanto, S.H., M.H. Salah satu unsur yang membedakan
sistem pemilihan umum adalah lingkungan dapil

D
Nilai Strategis Daerah Pemilihan (district magnitude) tersebut. Partai politik dan/
aerah pemilihan atau sering atau perseorangan bersaing dalam pemilu untuk
disingkat dapil merupakan istilah umum memenangi kursi mewakili dapil tersebut. Namun,
dalam  pemilihan umum di Indonesia yang pemilih yang terdaftar di dapil tersebut sajalah yang
merujuk kepada batas wilayah atau jumlah penduduk berhak menentukan siapa pemenang di dapil tersebut
yang menjadi dasar penentuan jumlah kursi yang melalui pemilu.3 Sebagai kelanjutan dari rangkaian
diperebutkan dan karena itu menjadi dasar penentuan penting sistem demokrasi, dapil merupakan elemen
jumlah suara untuk menentukan calon terpilih. Daerah penting dalam sistem pemilu (electoral system)
pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD sehingga penataan dapil harus mampu mewujudkan
Kabupaten/Kota merupakan wilayah administrasi semangat pemilu yang jujur dan adil, terutama
pemerintahan atau gabungan wilayah administrasi dalam isu keadilan. Dapil harus dibentuk dengan
pemerintahan atau bagian wilayah administrasi memperhatikan secara presisi kesetaraan nilai
pemerintahan yang dibentuk sebagai kesatuan keterwakilan suara rakyat yang diwujudkan dalam
wilayah/daerah berdasarkan jumlah penduduk untuk bentuk kursi perwakilan. Kesetaraan tersebut berlaku
menentukan alokasi kursi sebagai dasar pengajuan secara adil antarketerwakilan satu dapil dengan dapil
calon oleh pimpinan partai politik, dan penetapan lainnya. Pembagian daerah pemilihan merupakan isu
calon terpilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan penting guna mewujudkan pemilu yang demokratis.
DPRD Kabupaten/Kota. Daerah pemilihan dapat Penerapan prinsip proporsionalitas secara konsisten
diartikan sebagai “wilayah kompetisi” bagi seluruh di mana berlaku doktrin one person, one vote,
kontestan pemilu untuk meraih suara.1 one value (OPOVOV) atau satu orang, satu suara,
Kajian akademik yang secara spesifik satu nilai. Artinya, satu suara yang diberikan oleh
mempelajari tentang sistem pemilu mengidentifikasi seorang pemilih nilainya sama dan berlaku di mana
model-model kecurangan pemilu tidak hanya pada saja dalam suatu pemilihan. Daerah pemilihan dapat
saat berlangsungnya pemungutan, penghitungan, diartikan sebagai “wilayah kompetisi” bagi seluruh
rekapitulasi suara, hingga penetapan hasil pemilu. kontestan pemilu untuk meraih suara.4
Kecurangan pemilu dapat dilakukan bahkan dalam Indonesia menggunakan sistem pemilu
masa persiapan atau pre-election. Pengaturan proporsional. Dalam sistem pemilu proporsional
kepesertaan dalam tahapan pengadministrasian besaran alokasi kursi daerah pemilihan sangat
peserta (pencalonan), rekayasa pemilih dalam berpengaruh terhadap proporsionalitas pemilu.
tahapan pengadministrasian pemilih (pemutakhiran Sistem pemilu proporsional mengedepankan
data pemilih), hingga pengaturan wilayah kompetisi prinsip proporsionalitas one person one vote one
dalam tahapan penataan daerah pemilihan. Pada value (OPOVOV). Terdapat kesepakatan universal
penyelenggaraan pemilu, seperti halnya permainan, di kalangan ahli sistem pemilu bahwa hal krusial
selalu ada pihak yang mencoba memanipulasi yang menentukan kemampuan sistem pemilu
aturannya untuk memenangkan pihak tertentu dalam mengonversi suara menjadi kursi yang
sembari mengecoh, mencegah, dan mengebiri pihak diraih secara proporsional adalah besaran daerah
lainnya untuk memenangi pemilu.2 pemilihan, yakni jumlah wakil yang dipilih di tiap-
1. Pipit, Kartawidjaja dan Sidik Pramono, Akal-Akalan Daerah Pemilihan, Jakarta: Perludem, 2006.
2. Keke Eskatario dan Subhan Purnoaji, dalam http://tatakelolapemiluugm.blogspot.com/2016/05/gerrymandering- 3. Surbakti, Ramlan, http://perludem.org/2013/03/10/demokrasi-dan-pembentukan-daerah-pemilihan/
siasat-mengutak-atik.html. 4. Idem.

Halaman // 20 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


tiap daerah pemilihan.5 Pemilu 1955, pemilu pada d. pemantau pemilu; dan/atau
masa Orde Baru, dan pemilu-pemilu Reformasi e. pemangku kepentingan lainnya.
dilaksanakan berdasarkan sistem proporsional.
Sistem ini dianggap cocok bagi kondisi Indonesia KPU Kabupaten/Kota menyusun usulan
yang sangat majemuk komposisi penduduk serta dapil dan alokasi kursi dalam rapat pleno dengan
kepentingannya. Dalam kondisi ini, sangat penting memperhatikan hasil uji publik. KPU Kabupaten/

KOMISI PEMILIHAN UMUM


untuk menghasilkan suatu lembaga perwakilan Kota menyampaikan usulan dapil dan alokasi kursi
yang dapat mewakili kepentingan pemilih secara setiap dapil anggota DPRD Kabupaten/Kota kepada

REPUBLIK INDONESIA
lebih luas, yang merupakan keunggulan dari sistem KPU melalui KPU Provinsi. KPU melakukan
pemilu proporsional. penyusunan dan penetapan dapil anggota DPRD
Kabupaten/Kota dalam Keputusan KPU dengan
Kewenangan KPU dalam Penataan Daerah memperhatikan usulan dapil dari KPU Kabupaten/
Pemilihan Kota dan hasil konsultasi kepada Dewan Perwakilan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rakyat.
Pemilihan Umum mengatur bahwa daerah pemilihan Sesuai dengan ketentuan Pasal 201 Ayat (1)
anggota DPR dan DPRD Provinsi menjadi lampiran huruf a Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2017, data
yang langsung diatur melalui Undang-Undang. kependudukan yang digunakan untuk penetapan
Sementara kewenangan pembentukan daerah jumlah kursi dan daerah pemilihan DPRD Kabupaten/
pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota diatur Kota adalah data jumlah penduduk yang tercantum
dalam Peraturan KPU, sehingga Undang-Undang dalam Daftar Agregat Kependudukan per-Kecamatan
Pemilu memberikan kewenangan kepada Komisi (DAK2). Data kependudukan sebagaimana
Pemilihan Umum dalam penetapan daerah pemilihan dimaksud, diserahkan oleh pemerintah kepada KPU
dan alokasi kursi setiap daerah pemilihan anggota paling lambat 16 (enam belas) bulan sebelum hari
DPRD kabupaten/kota. Pasal 195 ayat (1) dan pemungutan suara dan digunakan untuk menetapkan
(2) Undang-Undang Pemilu menyebutkan bahwa jumlah penduduk dan jumlah kursi DPRD Kabupaten/
KPU menyusun dan menetapkan daerah pemilihan Kota. Jumlah penduduk dan jumlah kursi anggota
anggota DPRD Kabupaten/Kota berdasarkan DPRD Kabupaten/Kota digunakan sebagai dasar
ketentuan Undang-Undang dengan terlebih dahulu penyusunan dan penetapan daerah pemilihan anggota
melakukan konsultasi dengan DPR. DPRD Kabupaten/Kota pada penyelenggaraan
Langkah pertama yang harus dilakukan Pemilu.
KPU dalam menyusun daerah pemilihan adalah
menetapkan jumlah penduduk wilayah daerah Prinsip Penyusunan Dapil Anggota DPRD
kabupaten/kota berdasarkan data kependudukan dan Penyusunan daerah pemilihan DPRD
jumlah kursi anggota DPRD Kabupaten/Kota dengan Kabupaten/Kota memperhatikan prinsip-prinsip
Keputusan KPU. Alokasi kursi setiap dapil anggota berikut:
DPRD Kabupaten/Kota paling sedikit 3 (tiga) 1. Prinsip kesetaraan nilai suara, yaitu
kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi. KPU mengupayakan nilai suara atau harga kursi
Kabupaten/Kota menata usulan dapil dan alokasi yang setara antara 1 (satu) dapil dengan dapil
kursi setiap dapil anggota DPRD Kabupaten/Kota lainnya dengan prinsip 1 (satu) orang, 1 (satu)
dengan memperhatikan prinsip-prinsip penataan suara, 1 (satu) nilai;
daerah pemilihan dan Keputusan KPU tentang 2. Prinsip ketaatan pada sistem pemilu
jumlah penduduk wilayah daerah kabupaten/kota yang proporsional, yaitu memperhatikan
berdasarkan data kependudukan. KPU Kabupaten/ ketaatan dalam pembentukan dapil dengan
Kota melakukan uji publik terhadap usulan dapil dan mengutamakan jumlah kursi yang besar agar
alokasi kursi setiap dapil anggota DPRD Kabupaten/ persentase jumlah kursi yang diperoleh setiap
Kota, dengan melibatkan peserta dari unsur: partai politik dapat setara dengan persentase
a. pemerintah daerah; suara sah yang diperolehnya;
b. partai politik tingkat kabupaten/kota; 3. Prinsip proporsionalitas, yaitu memperhatikan
c. Bawaslu Kabupaten/Kota; kesetaraan alokasi kursi antardapil untuk
5. Andrew Reynolds, “Merancang Sistem Pemilihan Umum”, dalam Juan J. Linz, et.al., 2001, Menjauhi Demokrasi
menjaga perimbangan alokasi kursi setiap
Kaum Penjahat, terj. Rahmani Astuti, Bandung: Mizan, LIPI, dan Ford Foundation.
dapil;

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 21


4. Prinsip integralitas wilayah, yaitu setiap dapil mendapat alokasi kursi sesuai dengan
memperhatikan keutuhan dan keterpaduan jumlah penduduk yang berdomisili di wilayah
wilayah, kondisi geografis, sarana tersebut. Prinsip ini diwujudkan untuk mencegah
perhubungan, dan aspek kemudahan kemunculan dapil yang ”kurang terwakili” (under-
transportasi dalam menyusun beberapa daerah represented) ataupun dapil yang ”terwakili secara
kecamatan ke dalam 1 (satu) dapil; berlebihan” (over-represented).6 Dalam praktik tidak
5. Berada dalam cakupan wilayah yang mungkin setiap dapil memiliki jumlah penduduk
sama (coterminous), yaitu penyusunan yang persis sama, biasanya terdapat konvensi batas
daerah pemilihan anggota DPRD Provinsi toleransi perbedaan jumlah penduduk sebesar plus-
yang terbentuk dari satu, beberapa, dan/ minus 10 persen.
atau bagian kabupaten/kota, harus tercakup
seluruhnya dalam suatu daerah pemilihan Penataan Daerah Pemilihan Kabupaten Blitar
anggota DPR; begitu pula dengan daerah Penetapan daerah pemilihan menjadi bagian
pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota dari tahapan Pemilu 2019. Hal tersebut dijelaskan
yang terbentuk dari satu, beberapa, dan/atau dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU)
bagian kecamatan harus tercakup seluruhnya Nomor 16 Tahun 2017 tentang Penataan Daerah
dalam suatu daerah pemilihan anggota DPRD Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Dewan
Provinsi; Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Dalam
6. Kohesivitas, yaitu penyusunan daerah Pemilihan Umum. Sedangkan penetapan alokasi
pemilihan memperhatikan sejarah, kondisi kursi merujuk pada Undang-undang Nomor 7 Tahun
sosial budaya, adat istiadat, dan kelompok 2017 tentang Pemilihan Umum, Pasal 191 ayat
minoritas; (1) yang menjelaskan bahwa jumlah kursi anggota
7. Kesinambungan, yaitu penyusunan DPRD Kabupaten/Kota ditetapkan paling sedikit 20
daerah pemilihan dengan memperhatikan (dua puluh) kursi dan paling banyak 55 (lima puluh
daerah pemilihan yang sudah ada pada Pemilu lima) kursi.
2009, kecuali apabila alokasi kursi pada Berdasarkan Keputusan KPU RI Nomor
daerah pemilihan tersebut melebihi 12 (dua 13/PL.01.3-Kpt/03/KPU/I/2018 tertanggal 10
belas) kursi atau apabila bertentangan dengan Januari 2018 tentang jumlah penduduk kabupaten/
keenam prinsip di atas. kota dan jumlah kursi Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum
Pembentukan dapil harus berdasarkan prinsip Tahun 2019, jumlah penduduk Kabupaten Blitar
persamaan kedudukan antar-warga negara dalam sesuai dengan Daftar Agregat Kependudukan
hukum dan pemerintahan yang dalam kajian pemilu per-Kecamatan (DAK2) yang telah ditetapkan
disebut ”satu orang, satu suara, dengan nilai setara dalam lampiran Keputusan KPU RI tersebut di
(one person, one vote, one value)”. Aplikasinya atas berjumlah 1.219.092, sedangkan alokasi kursi
dalam penyelenggaraan pemilu terlihat pada anggota DPRD Kabupaten Blitar dalam Pemilu 2019
penentuan alokasi kursi untuk setiap dapil, yaitu 6. Surbakti, Ramlan, http://perludem.org/2013/03/10/demokrasi-dan-pembentukan-daerah-pemilihan/

Halaman // 22 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


sejumlah 50 kursi. Kabupaten Blitar merupakan Udanawu 21.500 20.936 42.436

kabupaten yang mendapatkan alokasi kursi 50 (lima Srengat 33.127 32.558 65.685

puluh) anggota DPRD karena jumlah penduduk di Kademangan 35.110 34.384 69.494

Kabupaten Blitar sebanyak lebih dari satu juta dan Bakung 13.940 13.895 27.835

di bawah tiga juta. Ponggok 53.330 51.641 104.971

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Proses rumusan dapil oleh KPU Kabupaten Sanankulon 28.215 27.267 55.482

Blitar secara umum sudah berjalan sesuai dengan Wonotirto 19.432 18.530 37.962

tahapan yang telah ditetapkan oleh Peraturan KPU Nglegok 37.153 35.939 73.092

REPUBLIK INDONESIA
Nomor 16 Tahun 2017 tentang Penataan Daerah Kanigoro 39.198 38.515 77.713

Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Dewan


Garum 33.578 32.647 66.225

Sutojayan 25.675 25.468 51.143


Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam
Panggungrejo 21.388 20.307 41.695
Pemilihan Umum. Dalam Peraturan tersebut Talun 32.376 31.693 64.069
dijelaskan bahwa dalam melakukan penataan Gandusari 36.747 35.736 72.483

dapil KPU Kabupaten/Kota berkewajiban untuk Binangun 24.136 23.419 47.555

melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Setelah Wlingi 28.015 27.306 55.321

itu, melakukan uji publik dan menerima usulan dari Doko 21.866 21.288 43.154

masyarakat, akademisi, dan peserta pemilu. KPU Kesamben 28.042 27.762 55.804

Kabupaten Blitar telah melaksanakan uji publik Wates 16.125 15.767 31.892

usulan penataan daerah pemilihan pada Kamis, 8 Selorejo 20.274 20.103 40.377

Februari 2018. Selopuro 22.852 22.109 44.961

TOTAL 617.551 601.541 1.219.092

Tabel 4.1. Daerah Pemilihan Kabupaten Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 16 Tahun
Blitar dalam Pemilu Tahun 2014 2017 Pasal 12 Ayat (1), KPU Kabupaten Blitar dalam
No. Kecamatan Dapil (Jumlah Kursi) melakukan penataan dan penetapan daerah pemilihan
1. Udanawu, Wonodadi, Srengat, dan Ponggok Dapil 1 (11 Kursi)
anggota DPRD Kabupaten Blitar dilakukan dengan
2. Sanankulon, Nglegok, Garum, Talun, dan Selopuro Dapil 2 (13 Kursi)
tahapan:
3. Gandusari, Wlingi, Doko, Kesamben, dan Selorejo Dapil 3 (11 Kursi)
a. menetapkan jumlah kursi Anggota DPRD
4. Sutojayan, Panggungrejo, Binangun, dan Wates Dapil 4 (7 Kursi)
Kabupaten/Kota berdasarkan Keputusan
5. Kanigoro, Kademangan, Bakung, dan Wonotirto Dapil 5 (8 Kursi)
KPU;
b. menetapkan BPPd;
Sebagaimana terlihat pada tabel pembagian c. menghitung alokasi kursi tiap kecamatan;
daerah pemilihan dan alokasi kursi di atas, terdapat d. menyusun dapil dengan memperhatikan hasil
satu dapil yang melanggar ketentuan dalam penghitungan alokasi kursi per kecamatan
pengaturan Pasal 194 ayat (2) yang menyatakan sebagaimana dimaksud dalam huruf c;
bahwa alokasi kursi pada daerah pemilihan anggota e. menentukan alokasi kursi setiap dapil;
DPRD Kabupaten/Kota ditentukan paling sedikit 3 f. menjumlahkan alokasi kursi seluruh dapil
(tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi. hasil penghitungan sebagaimana dimaksud
Daerah pemilihan 2 yang komposisinya adalah dalam huruf e; dan
Kecamatan Sanankulon, Nglegok, Garum, Talun, g. melakukan penghitungan alokasi kursi tahap
dan Selopuro memiliki alokasi kursi 13 (tiga belas) kedua dalam hal masih terdapat kekurangan
kursi sehingga perlu dilakukan pemecahan daerah alokasi kursi
pemilihan.
Berdasarkan tahapan tersebut diperoleh
Tabel 4.2. Data Agregat Penduduk Per- perhitungan sementara sebagai berikut:
Kecamatan Kabupaten Blitar
JUMLAH PENDUDUK (JIWA) Jumlah Penduduk: 1.219.092
KECAMATAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL Jumlah Kursi: 50


Wonodadi 25.472 24.271 49.743
BPPd: 24.382

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 23


terwakili. Karena itu, alokasi kursi untuk dapil
Alokasi Kursi Per-
kecamatan Peringkat Total
tersebut belum menjamin equality of voting
Penduduk Sisa Alokasi
strength”.7
Kecamatan Sisa Alokasi
(Jiwa) Penduduk Kursi II
Penduduk Kursi
BPPd Kursi

Wonodadi 49.743 2,040 2 979 22 0 2


Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Udanawu 42.436 1,740 1 18.054 7 1 2 Blitar dalam tahapan penataan daerah pemilihan
dan alokasi kursi dalam Pemilu 2019 telah
Srengat 65.685 2,694 2 16.921 10 1 3

Kademangan 69.494 2,850 2 20.730 4 1 3

Bakung 27.835 1,142 1 3.453 20 1 3 melaksanakan dua kali putaran diskusi kelompok
Ponggok 104.971 4,305 4 7.444 15 0 4
terfokus (focus group discussion/FGD), yakni
Sanankulon 55.482 2,276 2 6.718 17 0 2

Wonotirto 37.962 1,557 1 13.580 13 0 1 pada 27 November 2017 dan 13 Desember 2017.
Nglegok 73.092 2,998 2 24.328 1 1 3
Kemudian digelar sosialisasi penataan dapil
Kanigoro 77.713 3,187 3 4.567 19 0 3

Garum 66.225 2,716 2 17.461 8 1 3


kepada masyarakat pada 29 Desember 2017.
Sutojayan 51.143 2,098 2 2.379 21 0 2 Dilanjutkan dengan rapat kerja penataan dapil
Panggungrejo 41.695 1,710 1 17.313 9 1 2
yang melibatkan pihak-pihak terkait pada 18
Talun 64.069 2,628 2 15.305 12 1 3

Gandusari 72.483 2,973 2 23.719 2 1 3 Januari 2018 dan ditutup melalui kegiatan uji
Binangun 47.555 1,950 1 23.173 3 1 2
publik pada 8 Februari 2018.
Wlingi 55.321 2,269 2 6.557 18 0 2

Doko 43.154 1,770 1 18.772 6 1 2


Melalui forum uji publik yang digelar oleh
Kesamben 55.804 2,289 2 7.040 16 0 2 KPU Kabupaten Blitar, diperoleh kesimpulan tiga
Wates

Selorejo
31.892

40.377
1,308

1,656
1

1
7.510

15.995
14

11
0

1
1

2
usulan yang diajukan kepada KPU RI. Sebagai
Selopuro 44.961 1,844 1 20.579 5 1 2 catatan, pada masing-masing usulan terdapat
TOTAL 1.219.092 50 kursi 38 kursi 12 kursi 50 kursi
kelebihan dan kekurangan terhadap prioritas
konsistensi penerapan prinsip-prinsip utama
Merujuk data pada tabel di atas, diperoleh penataan daerah pemilihan. Tiga usulan penataan
informasi bahwa terjadi disparitas dan kesenjangan daerah pemilihan oleh KPU Kabupaten Blitar
perhitungan sisa penduduk yang cukup tinggi adalah sebagai berikut:
sehingga berpotensi terjadinya situasi di mana ada
dapil yang over-represented dan terdapat dapil Usulan I
yang under-represented. Kesenjangan tersebut Jumlah Jumlah
No. Kecamatan Dapil Nilai Suara
berpengaruh terhadap nilai kursi terhadap suara, baik
Penduduk Kursi

Wonodadi, Udanawu, Srengat, dan


antarkecamatan maupun antar-daerah pemilihan. Hal
1. 1 262.835 11 23.894
Ponggok
Sanankulon, Nglegok, Garum, Talun, dan
2. 2 303.829 12 25.319
ini tentu berakibat terhadap terlanggarnya prinsip Selopuro
Gandusari, Wlingi, Doko, Kesamben, dan
3. 3 267.139 11 24.285
kesetaraan nilai suara antar-daerah pemilihan. Selorejo
Wates, Binangun, Panggungrejo, dan
4. 4 172.285 7 24.612
Sutojayan
Bakung, Kanigoro, Kademangan, dan
5. 5 213.004 9 23.667
Perhitungan nilai suara antar dapil:
Wonotirto

Total 1.219.092 50
Dapil Jumlah Penduduk Jumlah Kursi Nilai Suara

1 104.971 11 9.543

2 303.829 13 23.371
Catatan atas usul tersebut adalah:
3 267.139 11 24.285
1. Bahwa usulan daerah pemilihan ini
4 172.285 7 24.612

5 212.734 8 26.591
memberikan penekanan prioritas terhadap
penerapan prinsip kesinambungan. Yakni
penyusunan daerah pemilihan dengan
Sebagaimana pernah ditulis oleh Profesor
memperhatikan daerah pemilihan yang sudah
Ramlan Surbakti, bahwa “….suara pemilih yang
ada pada Pemilu 2009, kecuali apabila alokasi
tinggal di dapil yang over-represented bernilai
kursi pada daerah pemilihan tersebut melebihi
lebih tinggi daripada suara pemilih yang tinggal
12 (dua belas) kursi atau apabila bertentangan
di dapil yang under-represented. Harga satu
dengan keenam prinsip di atas;
kursi di dapil yang terwakili berlebihan lebih
rendah daripada harga kursi di dapil yang kurang 7. Surbakti, Ramlan, http://perludem.org/2013/03/10/demokrasi-dan-pembentukan-daerah-pemilihan/

Halaman // 24 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


2. Bahwa setelah dilakukan pencermatan dan dan integralitas wilayah serta berada dalam
uji publik terhadap daerah pemilihan Pemilu cakupan wilayah yang sama (coterminous);
2014 dan adanya perubahan jumlah penduduk, 2. Bahwa ada delapan parpol yang menyepakati
diperoleh data jumlah alokasi kursi pada Dapil usulan ketiga ini, yakni PKB, Gerindra,
2 jika dihitung per-kecamatan berdasarkan Garuda, PPP, PAN, Hanura, PBB, dan PKPI.

KOMISI PEMILIHAN UMUM


BPPd mengalami perubahan menjadi 13 kursi Secara politik, usulan ketiga lebih banyak
dan Dapil 5 menjadi 8 kursi. memperoleh dukungan, selain tentunya
prioritas penerapan prinsip pembentukan dapil

REPUBLIK INDONESIA
Usulan II lebih banyak terakomodir.
Jumlah Jumlah
No. Kecamatan Dapil Nilai Suara
Penduduk Kursi

1. Wonodadi, Srengat, dan Sanankulon 1 170.910 7 24.415


Berdasar Surat Keputusan KPU RI 278/
2. Udanawu, Ponggok, dan Nglegok dan 2 220.499 9 24.499 PL.01.3-Kpt/06/KPU/IV/2018 tentang Penetapan
3. Garum, Gandusari, Talun, dan Selopuro 3 247.738 10 24.773 Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
4. Wlingi, Doko, Kesamben, dan Selorejo 4 194.656 8 24.332 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
Sutojayan, Panggungrejo, Wates, dan
5. 5 172.285 7 24.612
Binangun

di Wilayah Provinsi Jawa Timur dalam Pemilihan


Bakung, Kanigoro, Kademangan, dan
6. 6 213.004 9 23.667
Wonotirto

Total 1.219.092 50 Umum Tahun 2019 diperoleh penetapan usulan


III dengan beberapa penyesuaian penamaan dapil
Catatan atas usul tersebut adalah: sebagai berikut:
1. Bahwa usulan daerah pemilihan ini
Jumlah Jumlah Nilai
memberikan penekanan prioritas terhadap No. Kecamatan Dapil
Penduduk Kursi Suara

penerapan prinsip kesetaraan nilai, ketaatan 1. Wonodadi, Udanawu, dan Ponggok 3 197.150 8 24.683

pada sistem proporsional, proporsionalitas, 2. Srengat, Sanankulon, dan Nglegok 2 194.259 8 24.282

3. Garum, Gandusari, Talun, dan Selopuro 4 247.738 10 24.773


dan integralitas wilayah;
4. Wlingi, Doko, Kesamben, dan Selorejo 5 194.656 8 24.332
2. Hasil pencermatan dan uji publik dan adanya 5. Sutojayan, Panggungrejo, Wates, dan Binangun 6 172.285 7 24.612

perubahan jumlah penduduk, jika dilakukan 6. Bakung, Kanigoro, Kademangan, dan Wonotirto 1 213.004 9 23.667

penambahan dapil dalam Pemilu 2019, hanya Total 1.219.092 50

didukung oleh Partai Golkar jika penambahan


dapil pada Usulan II tersebut. Melalui daerah pemilihan yang baru, hanya
Dapil 4 dan Dapil 5 yang tidak berubah komposisi
Usulan III kecamatannya namun terjadi perubahan penamaan
No. Kecamatan Dapil
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Kursi
Nilai Suara dapil menjadi Dapil 5 dan Dapil 6 serta hanya
1. Wonodadi, Udanawu, dan Ponggok 1 197.150 8 24.683 berubah alokasi kursi dengan penambahan 1 kursi
2. Srengat, Sanankulon, dan Nglegok 2 194.259 8 24.282 pada dapil yang semula Dapil 5 (8 kursi) menjadi
3. Garum, Gandusari, Talun, dan Selopuro 3 247.738 10 24.773
Dapil 6 (9 kursi).
4. Wlingi, Doko, Kesamben, dan Selorejo 4 194.656 8 24.332

Perbedaan Data Perolehan Kursi Antar-Partai


Sutojayan, Panggungrejo, Wates, dan
5. 5 172.285 7 24.612
Binangun

6.
Bakung, Kanigoro, Kademangan, dan
Wonotirto
6 213.004 9 23.667
dalam Pemilu 2019 dan Pemilu 2014
Total 1.219.092 50

Pemilu PKB Gerindra PDIP Golkar Nasdem PKS PPP PAN Demokrat

Catatan atas usul tersebut adalah: 2019 9 6 19 3 2 1 1 7 2

1. Bahwa usulan daerah pemilihan ini 2014 9 6 13 4 3 3 1 7 4

memberikan penekanan prioritas terhadap


Simulasi Perolehan Hasil Perhitungan per-
penerapan prinsip kesetaraan nilai, ketaatan
Kecamatan dalam Pemilu 2019 jika Menggunakan
pada sistem proporsional, proporsionalitas, Dapil Pemilu 2014

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 25


dan metode konversi suara Saint
Kec/Dapil PKB Gerindra PDIP Golkar Nasdem PKS PPP PAN Demokrat Lague, terjadi perubahan hasil
Udanawu 3.912 790 8.222 3.905 3.073 225 1.821 2.765 156
perolehan kursi, yakni pada
Wonodadi 7.369 1.195 2.920 2.016 774 158 3.966 10.822 181
Srengat 7.078 5.780 11.888 1.997 900 1.190 634 5.455 3.984
Partai PKB yang turun satu kursi.
Ponggok 8.238 2.715 19.820 8.653 4.855 1.821 2.787 10.396 739
Dapil 1 (11) 26.597 10.480 42.850 16.571 9.602 3.394 9.208 29.438 5.060 Sementara PDIP naik perolehan
Sanankulon 6.988 5.186 10.991 1.370 465 594 311 3.326 2.990
Nglegok 11.096 5.628 17.267 3.634 1.995 275 342 1.723 533 kursinya, yakni dari Pemilu
Garum 7.988 3.090 12.509 941 1.583 600 517 10.204 515
Talun 5.030 2.795 19.114 455 1.010 542 400 6.855 1.911 2014 yang memperoleh 13 kursi
Selopuro 4.817 1.100 12.615 1.986 290 427 302 1.965 1.702
Dapil 2 (13) 35.919 17.853 72.496 8.386 5.343 2.438 1.872 24.073 7.651 menjadi 17 kursi.
Gandusari 7.661 3.197 17.024 1.365 1.502 498 814 5.516 3.922
Wlingi 3.707 1.868 13.046 728 6.395 1.015 260 757 2.105
Doko 2.153 5.504 10.618 1.666 859 398 106 1.313 1.363
Kesamben 4.538 3.154 13.954 1.674 575 288 556 3.263 1.137 Simpulan
Selorejo 1.498 6.305 7.550 3.678 1.431 200 190 727 245
Dapil 3 (11) 19.557 20.028 62.192 9.111 10.762 2.399 1.926 11.576 8.772 Penataan daerah pemilihan
Sutojayan 4.383 3.148 15.107 933 234 1.361 672 970 2.211
Panggungrejo 2.722 3.457 7.810 972 667 3.991 296 3.134 1.415 dengan mengutamakan prinsip-
Binangun 3.329 3.790 2.350 1.392 3.872 1.498 199 3.069 354
Wates 2.649 1.712 5.780 513 884 1.221 167 2.115 2.035 prinsip penataan daerah
Dapil 4 (7) 13.083 12.107 31.047 3.810 5.657 8.071 1.334 9.288 8.226
Kanigoro 8.700 13.301 10.468 874 372 835 741 7.986 1.840 pemilihan, terutama dalam
Kademangan 10.208 6.708 13.183 1.789 410 714 363 5.634 1.450
Bakung 708 3.113 4.739 4.130 121 477 85 2.919 375 hal kesetaraan nilai suara dan
Wonotirto 1.371 7.305 6.168 2.865 195 234 192 1.967 1.659
Dapil 5 (8) 20.987 30.427 34.558 9.658 1.098 2.260 1.381 26.474 5.324 kesinambungan penyusunan
Kursi
daerah pemilihan dengan
Simulasi Perolehan Kursi Menggunakan Hasil Perhitungan per- memperhatikan daerah pemilihan
Kecamatan dalam Pemilu 2019 jika Menggunakan Dapil Pemilu 2014 yang sudah ada pada pemilu
Metode Konversi Suara Saint Lague sebelumnya. Penerapan secara
DAPIL 1 DAPIL 2 DAPIL 3 DAPIL 4 DAPIL 5 TOTAL
konsisten prinsip penataan dapil
NO PARPOL dapat mengantisipasi satu sisi
SUARA KURSI SUARA KURSI SUARA KURSI UARA KURSI SUARA KURSI UARA KURSI
terjadi ketidakadilan “wilayah
1 PKB
26,597
2 35,919 2
19,557
1 13,083 1
20,987
2
116,143
8
kompetisi” yang sejak awal
2 GERINDRA 1 17,853 1 1 12,107 1 2 6
10,480 20,028 30,427 90,895
dikonsensuskan dan sisi lain
3 PDIP 3 72,496 5 5 31,047 2 2 17
42,850 62,192 34,558 243,143

4 GOLKAR 1 8,386 1 1 3,810 0 1 4


memberi keadilan juga terhadap
16,571 9,111 9,658 47,536

5 NASDEM
9,602
1 5,343 0
10,762
1 5,657 0
1,098
0
32,462
2 kesetaraan nilai suara pemilih.
6 PKS
3,394
0 2,438 0
2,399
0 8,071 1
2,260
0 18,562 1 Penerapan secara konsisten
7 PPP
9,208
1 1,872 0
1,926
0 1,334 0
1,381
0
15,721
1
prinsip penataan dapil juga akan
berdampak pada tidak terjadinya
8 PAN 2 24,073 2 1 9,288 1 2 8
29,438 11,576 26,474 100,849

 9 DEMOKRAT 0 7,651 1 1 8,226 1 0 3


kesenjangan harga kursi di dapil
5,060 8,772 5,324 35,033

TOTAL 11 12 11 92,623 7 9
153,200 176,031 146,323 132,167

TOTAL SELURUH KURSI  


700,344
50
yang terwakili secara berlebihan
(over-represented) dengan
Perbedaan Data Simulasi Perolehan Kursi Antar Partai dalam harga kursi di dapil yang kurang
Pemilu 2019 dan Pemilu 2014 Menggunakan Dapil Pemilu 2014 dan
terwakili (under-represented).
Metode Konversi Suara Saint Lague
Alokasi kursi untuk dapil tersebut
Pemilu PKB Gerindra PDIP Golkar Nasdem PKS PPP PAN Demokrat

dapat menjamin equality of voting


2019 8 6 17 4 2 1 1 8 3

2014 9 6 13 4 3 3 1 7 4
strength.

Melalui simulasi perhitungan menggunakan dapil Pemilu 2014

Halaman // 26 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


kecamatan atau bagian kecamatan yang dibentuk
DINAMIKA sebagai kesatuan wilayah/daerah berdasarkan
jumlah penduduk. Daerah Pemilihan berfungsi untuk

PENATAAN
menentukan Alokasi Kursi sebagai dasar pengajuan
calon oleh pimpinan partai politik dan penetapan
calon terpilih Anggota DPRD Kabupaten/Kota.

DAERAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Pembentukan daerah pemilihan dan
jumlah kursi merupakan salah satu tahapan awal
penyelenggaraan pemilu. Pada Pasal 187 ayat (5) dan

PEMILIHAN DI

REPUBLIK INDONESIA
Pasal 189 ayat (5) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum telah menetapkan
Dapil untuk Pemilu Anggota DPR dan DPRD
KABUPATEN Provinsi yang kemudian tercantum dalam Lampiran
III dan Lampiran IV Undang-Undang. Sedangkan

TULANG
sesuai dengan ketentuan Pasal 194 ayat (5) dan Pasal
195 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017, penyusunan dan penetapan Dapil untuk

BAWANG
Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota dilakukan
oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan
berkonsultasi kepada DPR.

PROVINSI Penetapan Dapil Anggota DPR, Anggota


DPRD Provinsi dan Anggota DPRD Kabupaten/
Kota memperhatikan prinsip kesetaraan nilai suara,
LAMPUNG ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional,
proporsionalitas, integritas wilayah, berada
dalam satu wilayah yang sama, kohevisitas dan
ISMANTO, S.Th.I, M.Ag kesinambungan. Ketujuh prinsip tersebut diterapkan
Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Provinsi oleh KPU dalam penyusunan Dapil Anggota DPRD
Lampung Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaannya, KPU

U
menugaskan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/
ndang-undang Dasar Tahun 1945 telah Kota untuk menyusun rancangan dapilnya. Draf
memberikan jaminan bahwa Dewan tersebut kemudian diajukan ke KPU RI untuk dibahas
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan dan dikonsultasikan kepada DPR dan kemudian
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi ditetapkan melalui Keputusan KPU.
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Prinsip kesetaraan nilai suara yaitu
Kabupaten/Kota dipilih melalui Pemilihan Umum. mengupayakan nilai suara atau harga kursi yang
Pemilihan Umum atau Pemilu dilaksanakan secara setara antara satu Dapil dengan Dapil lainnya dengan
langsung melalui mekanisme pemungutan suara. prinsip satu orang satu suara satu nilai. Penerapan
Dengan adanya pemilihan secara langsung ini rakyat prinsip ini dilakukan dengan cara menetapkan BPPd
dapat menentukan perwakilan yang dikehendaki di kabupaten/kota. Melalui penggunaan BPPd,
secara bebas dan rahasia. jumlah penduduk menjadi berbanding lurus dengan
Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD jumlah kursi yang diperoleh dan harga kursi antara
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan satu Dapil dengan Dapil lainnya menjadi kurang
dengan sistem proporsional terbuka. Berbeda dengan lebih setara. Contoh penggunaan BPPd dapat dilihat
sistem proporsional tertutup di mana calon dipilih dalam mekanisme penghitungan Alokasi Kursi.
oleh partai, sistem proporsional terbuka membuat Prinsip ketaatan pada sistem Pemilu yang
masyarakat sebagai pemilih dapat memilih calon proporsional, yaitu memperhatikan ketaatan dalam
yang akan mewakilinya secara langsung. Pemilihan pembentukan Dapil dengan mengutamakan jumlah
calon tersebut berdasarkan daerah pemilihan yang kursi yang besar agar persentase jumlah kursi yang
telah ditetapkan. diperoleh setiap Partai Politik dapat setara dengan
Daerah pemilihan (Dapil) merupakan persentase suara sah yang diperolehnya. Prinsip
pembagian daerah berdasarkan provinsi, kabupaten/ ini mendorong agar setiap wilayah memiliki Dapil
kota atau gabungan kabupaten/kota untuk Dapil berkursi besar, diupayakan berada di interval 6 (enam)
Anggota DPR, kabupaten/kota atau gabungan sampai dengan 10 (sepuluh) kursi. Hal ini dilakukan
kabupaten/kota untuk Dapil Anggota DPRD agar setiap partai politik mendapatkan distribusi
Provinsi, dan berdasarkan kecamatan atau gabungan kursi yang sama atau paling tidak mendekati karena

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 27


semakin besar Alokasi Kursi Dapil maka akan wilayah yang sama, kecamatan-kecamatan yang
semakin setara presentase perolehan kursi setiap berada dalam satu Dapil Anggota DPRD Provinsi
partai. tidak dapat digabung dengan kecamatan-kecamatan
Prinsip proporsionalitas yaitu memperhatikan di luar Dapilnya sendiri untuk menjadi Dapil Anggota
kesetaraan Alokasi Kursi antar Dapil untuk menjaga DPRD Kabupaten/Kota.
perimbangan Alokasi Kursi setiap Dapil. Dalam Pada prinsip kohesivitas penyusunan Dapil
penyusunan Dapil diupayakan agar kesenjangan memperhatikan sejarah, kondisi sosial budaya, adat
Alokasi Kursi setiap Dapil tidak terlalu jauh. istiadat, dan kelompok minoritas. Dalam penyusunan
Prinsip integralitas wilayah, yaitu Dapil di satu wilayah, diupayakan mencakup kondisi
memperhatikan keutuhan dan keterpaduan wilayah, sosial budaya, adat, dan sejarah yang sama. Hal ini
kondisi geografis, sarana perhubungan, dan aspek untuk menghindari permasalahan yang akan muncul
kemudahan transportasi dalam menyusun beberapa di masyarakat.
daerah kabupaten/kota atau kecamatan ke dalam satu Prinsip kesinambungan, yaitu penyusunan
Dapil. Dalam penyusunan Dapil DPRD Kabupaten/ Dapil dilakukan dengan memperhatikan Dapil yang
Kota terdiri dari beberapa kecamatan, maka sudah ada pada Pemilu terakhir. Dengan demikian,
kecamatan tersebut harus berada dalam satu wilayah perubahan terhadap Dapil diusahakan dilakukan
geografis yang sama. Untuk memastikan hal ini, seminimal mungkin. Adapun beberapa hal yang
maka dalam penataan Dapil Kabupaten/Kota perlu dapat menyebabkan Dapil berubah yaitu:
memperhatikan secara cermat peta wilayah beserta a. penataan Dapil pada Pemilu Tahun 2014 tidak
garis batas wilayahnya. memenuhi prinsip-prinsip penataan Dapil;
Prinsip berada dalam satu wilayah yang sama b. kabupaten baru yang terbentuk pasca penetapan
yaitu penyusunan Dapil Anggota DPRD Kabupaten/ Dapil Pemilu Tahun 2014;
Kota harus tercakup seluruhnya dalam suatu Dapil c. kabupaten induk yang sebagian wilayahnya
Anggota DPRD Provinsi. Pelanggaran terhadap telah membentuk kabupaten/kota baru;
implementasi prinsip berada dalam satu wilayah d. kabupaten/kota yang terdapat penambahan/
yang sama berpotensi terjadi untuk wilayah yang pengurangan jumlah kecamatan; atau
menggunakan bagian kabupaten/kota atau kecamatan e. perubahan jumlah penduduk yang
sebagai dasar penyusunan Dapil Anggota DPRD mengakibatkan berubahnya Alokasi Kursi
Provinsi. Adapun daftar daerah yang menggunakan Dapil menjadi lebih dari 12 (dua belas) atau
bagian dari kabupaten/kota (kecamatan) dalam kurang dari 3 (tiga).
penyusunan Dapil Anggota DPRD Kabupaten/Kota
dapat dilihat dalam Lampiran IV Undang-Undang Sesuai dengan ketentuan Pasal 191 Undang-
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Pada penataan Dapil Anggota DPRD Kabupaten/ Umum menyatakan bahwa jumlah kursi Anggota
Kota yang mengacu pada prinsip berada dalam satu DPRD Kabupaten/kota ditetapkan paling sedikit

Halaman // 28 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


20 kursi dan paling banyak 55 kursi. Penetapan Pemilihan Umum, dan Keputusan KPU Nomor
jumlah kursi tersebut berdasarkan jumlah penduduk 18/PP.02-Kpt/03/KPU/I/2018 tentang Petunjuk
kabupaten/kota yang bersangkatan. Data jumlah Teknis Penataan Daerah Pemilihan dan Alokasi
penduduk merupakan Data Agregat Kependudukan Kursi Anggota DPRD Kabupaten/Kota dalam
per Kecamatan (DAK2) yang diperoleh dari Pemilihan Umum. Sesuai dengan pedoman tersebut,
Kementerian yang menyelenggarakan Urusan penyusunan dapil menerapkan ketujuh prinsip.

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Dalam Negeri. Berikut tabel penentuan jumlah kursi Sebagai contoh dalam penyusunan dapil Anggota
Kabupaten/Kota: DPRD Kabupaten Tulang Bawang. Pada kabupaten
Tulang Bawang pada pemilihan Umum Tahun 2014

REPUBLIK INDONESIA
Tabel 5.1. Tabel Penentuan Jumlah Kursi terdapat daerah pemilihan yang loncat atau tidak
Kabupaten/Kota Berdasarkan Undang – Undang integral. Dalam hal ini KPU Kabupaten Tulang
No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Bawang menysusun usulan daerah pemilihan untuk
memperbaiki dapil yang loncat tersebut.
No Jumlah Penduduk Alokasi Kursi Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah
satu Kabupaten yang berada di Provinsi Lampung
1 sampai dengan 100.000 (seratus ribu) orang 20
dengan Jumlah Kecamatan sebanyak 15 Kecamatan.
2 lebih dari 100.000 (seratus ribu) orang sampai dengan 200.000 (dua
ratus ribu) orang
25 Penduduk Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan
3 lebih dari 200.000 (dua rahrs ribu) orang sampai dengan 300.000 (tiga 30 DAK2 berjumlah 419.427 jiwa dengan jumlah laki-
ratus ribu) orang
laki 217.716 jiwa dan perempuan 201.711 jiwa.
Berdasarkan jumlah penduduk tersebut, alokasi kursi
4 lebih dari 300.000 (tiga ratus ribu) orang sampai dengan 400.000 35
(empat ratus ribu) orang

5 lebih dari 400.000 (empat ratus ribu) orang sampai dengan. 500.000
(lima ratus ribu) orang
40
Anggota DPRD Kabupaten Tulang Bawang pada
6 lebih dari 500.000 (lima ratus ribu) orang sampai dengan 1.000.000 45 Pemilu Tahun 2019 sebanyak 40 Kursi. Jumlah ini
7
(satu juta) orang

lebih dari 1.000.000 (satu juta) orang sampai dengan 3.000.000 (tiga 50
berkurang dari Pemilu Tahun 2014, yaitu 45 Kursi.
juta) orang Berkurangya alokasi kursi tersebut dikarenakan
8 lebih dari 3.000.000 (tiga juta) orang 55
jumlah penduduk yang berkurang yaitu dari 539.003
Sumber Data: Pasal 191 Undang-undang Nomor 7 jiwa menjadi 419.427 jiwa. Berkurangnya jumlah
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. alokasi kursi juga mempengaruhi sebaran jumlah
kursi disetiap daerah pemilihannya. Perubahan
Sesuai dengan ketentuan Pasal 192 UU sebaran kursi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Nomor 7 Tahun 2017, penentuan jumlah kursi di
setiap daerah pemilihan paling sedikit 3 (tiga) kursi Tabel 5.2. Tabel Perbandingan Jumlah
dan paling banyak 12 (dua belas) kursi. Proses Alokasi Kursi Dapil Kabupaten Tulang Bawang
penyusunan Dapil dimulai dari penyerahan DAK2 pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019
dari Kementrian Dalam Negeri dan kemudian ALOKASI KURSI

ditindaklanjuti dengan penetapan keputusan KPU


NO DAERAH PEMILIHAN
PEMILU 2014 PEMILU 2019

tentang jumlah penduduk kabupaten/kota beserta 1 Tulang Bawang 1 6 6


jumlah kursi DPRD Kabupaten/Kota. Berdasarkan
keputusan tersebut, KPU Kabupaten/Kota menyusun 2 Tulang Bawang 2 9 9

usulan Dapil. Usulan tersebut kemudian dibahas 3 Tulang Bawang 3 8 5

dalam uji publik yang melibatkan stakeholder 4 Tulang Bawang 4 6 4

terkait. Selanjutnya, draft usulan Dapil Kabupaten/


Kota tersebut disampaikan kepada KPU RI melalui
5 Tulang Bawang 5 7 7

KPU Provinsi. KPU Provinsi mempresentasikan 6 Tulang Bawang 6 4 3

draft usulan penataan Dapil Kabupaten/Kota beserta 7 Tulang Bawang 7 5 6

pertimbangan prinsip - prinsip penataan Dapilnya Jumlah Kursi 45 40


dan berbagai masukan yang disampaikan dalam
proses uji publik. Selanjutnya, KPU RI melakukan Sumber Data: Keputusan KPU No: 100/Kpts/KPU/
konsultasi kepada DPR RI sebelum menetapkan Tahun 2013 dan Keputusan KPU No 271/PL.01.3-Kpt/06/
Dapil DPRD Kabupaten/Kota dalam keputusan KPU/IV/2018.
KPU.
Pada tahap awal proses penyusunan Dapil Secara umum wilayah Kabupaten Tulang
Kabupaten/Kota disusun dengan berpedoman pada Bawang berada di dataran rendah dengan ketinggian
Undang-undang No 7 tahun 2017 tentang Pemilihan wilayah bervariasi antara 2 Mdpl – 44 Mdpl.
Umum, Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2017 Beberapa wilayah memiliki ketinggian kurang
tentang Penataan Daerah Pemilihan dan Alokasi dari 10 Mdpl dan tipografisnya didominasi rawa.
Kursi Anggota DPRD Kabupaten/Kota dalam Selain itu terdapat sungai besar yang memisahkan

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 29


antarkecamatan. Hal inilah yang membuat adanya Bawaslu Kabupaten, organisasi masyarakat,
dapil loncat atau tidak integral di Kabupaten Tulang Kesbangpol, dan camat. Dalam pembahasannya
Bawang, yaitu pada Dapil 3 dengan alokasi kursi sebagian besar setuju untuk menggunakan Opsi
sebanyak 8 kursi. kesatu dan tidak adanya sanggahan. Dua opsi
tersebut kemudian dikirim kepada KPU Provinsi
Lampung yang kemudian diteruskan kepada KPU
RI.
Dari dua opsi yang diajukan oleh KPU
Kabupaten Tulang Bawang melalui KPU Provinsi
Lampung, opsi 1 yang disetujui dan kemudian
ditetapkan menjadi Daerah Pemilihan Kabupaten
Tulang Bawang pada Pemilihan Umum Tahun 2019.

Gambar 5.1. Peta Dapil Kabupaten Tulang


Bawang Pemilu Tahun 2014

Apabila dilihat pada peta memang terdapat


dapil yang tidak integral antara wilayah satu
dengan yang lainnya, di mana Kecamatan Rawa
Pitu dipisahkan oleh Kecamatan Penawar Aji. Akan
tetapi, jika dilihat dari batas wilayah kecamatan,
Kecamatan Rawa Pitu masih berbatasan dengan
Kecamatan Gedung Aji Baru. Kecamatan Gedung Gambar 5.2. Peta Dapil Kabupaten Tulang
Aji Baru yang terpisah oleh Kecamatan Penawar Bawang Pemilu Tahun 2019.
Aji. Selanjutnya apabila dilihat dari kondisi
geografis antara Kecamatan Gedung Aji Baru Kesimpulan
dengan Kecamatan Rawa Pitu terdapat pemisah Dalam penyusuan Daerah Pemilihan KPU
berupa sungai dan tidak adanya akses pengubung Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan
antarkecamatan yang memadai. Hal ini tentu tidak perundang-undangan yang berlaku dengan
sesuai dengan prinsip integralitas wilayah. Tidak menerapkan 7 prinsip penataan daerah pemilihan.
terdapat keterpaduan antarwilayah jika dilihat dari Ketujuh prinsip tersebut, yaitu kesetaraan
kondisi geografis, sarana perhubungan, dan aspek nilai suara, ketaatan pada sistem pemilu yang
kemudahan transportasi. Dalam penyusunan satu proporsional, proporsionalitas, integritas wilayah,
Dapil DPRD Kabupaten/Kota terdiri dari beberapa berada dalam satu wilayah yang sama, kohevisitas
kecamatan, maka kecamatan tersebut harus berada dan kesinambungan. Dalam hal penetapan daerah
dalam satu wilayah geografis yang sama. KPU pemilihan oleh KPU RI berkonsultasi dengan DPR
Kabupaten Tulang Bawang dalam menyusun daerah RI dan mendengarkan presentasi opsi yang diusulkan
pemilihan pada Pemilu Tahun 2019 mengajukan KPU Kabupaten/Kota melalui KPU Provinsi.
usulan dengan mengubah penataan dapil, yaitu Pada penyusunan daerah pemilihan di Kabupaten
pada Dapil 3 semula 3 kecamatan menjadi 2 Tulang Bawang terapat dua permasalahan yaitu
kecamatan, yaitu Kecamatan Penawar tama dan berkurangnya jumlah penduduk yang memengaruhi
Kecamatan Gedung Aji Baru. Sedangkan untuk jumlah alokasi kursi dan terdapat daerah pemilihan
Kecamatan Rawapitu yang secara geografis berbeda pada pemilu sebelumnya yang tidak integral atau
dimasukkan ke dalam Dapil 7 bersama dengan berada dalam wilayah yang sama dikarenakan
Kecamatan Gedung Aji, Kecamatan Merkasan Aji,
terpisah oleh kondisi geografis adanya sungai.
dan Kecamatan Penawar Aji.
KPU Kabupaten Tulang Bawang dalam
penyusunan daerah pemilihan mengusulkan dua opsi
Dapil. Kedua opsi tersebut kemudian diuji publik
dengan menghadirkan instansi dan pihak terkait
seperti Pemerintah Daerah, TNI, Polres, Disdukcapil,

Halaman // 30 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
PENCALONAN

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 31


Halaman // 32 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) saja yang harus
TINJAUAN mengawalny. Lebih dari itu, peserta pemilu, para
caleg, dan bahkan masyarakat juga harus terlibat
TEKNIS CALEG secara aktif dan langsung dalam setiap proses
pengambilan keputusan.

PINDAH PARTAI Kalau kita melihat pelaksanaan Pemilu 2019,

KOMISI PEMILIHAN UMUM


ada beberapa tahapan yang sepertinya berjalan
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan yang
SAAT PROSES

REPUBLIK INDONESIA
sudah digariskan oleh regulasi. Secara garis besar
ada persoalan prosedural dalam konteks pencalonan
PENCALONAN anggota legislatif yang kurang sesuai dengan
substansi demokrasi yang hendak ditegakkan.

LEGISLATIF Misalkan terkait calon yang pindah partai politik


yang seharusnya wajib mengundurkan diri. Dalam
konteks prosedur ini Janedjri M. Gaffar menjelaskan
PADA PEMILU bahwa prosedur itu adalah mekanisme yang berisi
tata cara yang harus dijalani dalam melaksanakan
2019 DI kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan
tersebut. 2

KABUPATEN Pada dasarnya setiap manusia sejak


kelahirannya menyandang hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang bersifat bebas dan
SAROLANGUN asasi. Terbentuknya negara dan demikian pula
penyelenggaraan kekuasaan suatu negara tidak
DALAM boleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan
hak-hak asasi kemanusiaan itu. Karena itu, adanya

KAITANNYA perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi


manusia (HAM) itu merupakan pilar yang sangat
penting dalam setiap negara yang disebut sebagai
SENGKETA TATA negara hukum.3 Dalam konteks penegakan HAM,
negara juga merupakan pengemban subyek hukum
USAHA NEGARA utama. Negara diberikan kewajiban melalui deklarasi
dan kovenan-kovenan internasional tentang HAM
(ANALISA YURIDIS NOMOR : sebagai entitas utama yang bertanggung jawab
secara penuh untuk melindungi, menegakkan, dan
4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI) memajukan HAM.4
M. Sanusi, S.Ag., M.H.1 Salah satu bagian terpenting dari HAM itu
adalah hak politik. Adanya Konvensi Internasional

P
Latar Belakang tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International
emilihan Umum Tahun 2019 adalah pemilu Convenant on Civil and PoliticalRights/ ICCPR)
keempat dan merupakan pemilu serentak telah memberikan bagi setiap orang untuk ikut
pertama pasca Reformasi yang dilaksanakan berpartisipasi dalam kehidupan politik. Hak politik
oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Harapan mencakup hak untuk mengambil bagian dalam
masyarakat Indonesia untuk bisa menikmati pemilu pemerintahan dan memberikan suara dalam pemilu
yang lebih demokratis menjadikan kualitas dari yang berkala dengan hak suara yang universal dan
proses maupun hasil menjadi salah satu hal yang setara.
amat penting yang harus menjadi perhatian bersama. Dalam konteks yang lebih mendasar dalam
Untuk mencapai tujuan dan keinginan itu tentu tidak mengelola suatu negara, seharusnya kita mempunyai
cukup hanya Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan 2.
3.
Janedjri M. Gaffar, 2012, “Politik Hukum Pemilu’’. (Jakarta : Konstitusi Press (Konpress) hlm. 4
Mutiara Hikmah, 2005, “Mahkamah Konstitusi dan Penegakan Hukum dan HAM Di Indonesia”, Jurnal Hukum
dan Pembangunan, Tahun Ke-35 No.2, Aprii-Juni 2005, (Jakarta: Fakultas Hukum Univ. Indonesia), hlm. 127.
1. Komisioner KPU Provinsi Jambi Divisi Teknis Penyelenggaraan, menjabat sebagai anggota KPU Provinsi Jambi 4. Adithiya Diar, 2012, “Tanggung Jawab Negara Dalam Penegakan Hak Asasi Manusia”, Jurnal Konstitusi Volume
sejak tahun 2008. Sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Ketua KPU Kabupaten Batanghari periode 2008-2013 I No. 1, November 2012” (Jakarta: Mahkamah Konstitusi – PSKK Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
dan anggota KPU Kabupaten Batanghari periode 2003-2008. Magelang), hlm. 87

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 31


ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku dalam Pasal 7 ayat (1) PKPU No. 20 Tahun 2018
sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara. Norma menentukan bahwa bakal calon anggota DPR,
inilah yang menjadi dasar berpijak kita dalam DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota adalah
tingkah laku sehari-hari. Fanz Magnis-Suseno dalam Warga Negara Indonesia dan harus memenuhi
buku Etika Politik Prinsip-Prinsip Moral Dasar persyaratan:
Kenegaraan Modern mengatakan bahwa norma a. telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau
hukum itu adalah suatu sistem norma-norma yang lebih terhitung sejak penetapan DCT;
mengatur kehidupan dalam masyarakat.5 Apapun b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
yang kita lakukan, baik selaku pribadi maupun c. bertempat tinggal di wilayah Negara
lembaga, seharusnya menjadikan norma yang sudah Kesatuan Republik Indonesia;
ada menjadi rujukan dalam berbuat dan bertindak. d. dapat berbicara, membaca, dan/atau menulis
Hal inilah yang kemudian menjadi dasar dalam bahasa Indonesia;
pelaksanaan pemilu yang diikuti lebih dari seribu e. berpendidikan paling rendah tamat sekolah
orang calon anggota legislatif yang tersebar di menengah atas, madrasah aliyah, sekolah
seluruh tanah air. Para kontestan yang bersaing menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan,
tentu harus menempuh prosedur yang sama sesuai atau sekolah lain yang sederajat;
dengan ketentuan yang telah diatur dalam peraturan f. setia kepada Pancasila, Undang-Undang
perundang-undangan yang berlaku. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
KPU di berbagai tingkatan adalah instrumen 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia,
negara yang berkedudukan sebagai salah satu dan Bhinneka Tunggal Ika;
penyelenggara pemilu. Oleh karenanya KPU g. tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan
memiliki tanggung jawab atas perlindungan hak putusan pengadilan yang telah memperoleh
politik bagi masyarakat secara luas dalam pesta kekuatan hukum tetap yang diancam dengan
yang digelar lima tahun sekali tersebut. Pelaksanaan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
perlindungan hak politik yang dimaksud tentu harus berdasarkan putusan pengadilan yang telah
tunduk pada regulasi yang telah ditentukan. berkekuatan hukum tetap;
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang h. sehat jasmani, rohani, dan bebas
Pemilihan Umum (UU Pemilu), menentukan bahwa penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan
setidaknya terdapat tiga bentuk dari peserta pemilu, zat adiktif;
yakni: (1) calon presiden dan wakil presiden;6 (2) i. terdaftar sebagai pemilih;
partai politik;7 dan (3) perseorangan untuk memilih j. bersedia bekerja penuh waktu;
anggota Dewan Perwakilan Daerah.8 Dari ketiga k. mengundurkan diri sebagai:
ketentuan peserta pemilu tersebut, KPU satu-satunya 1) gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil
lembaga negara yang berwenang untuk menjalankan bupati, wali kota atau wakil wali kota;
berbagai tahapan pemilu yang digelar. 2) kepala desa;
Tahapan pencalonan adalah salah satu bagian 3) perangkat desa yang mencakup unsur
yang tak terpisahkan dari pelaksanaan pesta yang staf yang membantu Kepala Desa dalam
digelar lima tahun sekali tersebut. Sebagai lembaga penyusunan kebijakan dan koordinasi
negara yang bersifat mandiri, KPU menerbitkan yang diwadahi dalam Sekretariat Desa,
berbagai regulasi sebagai bentuk tindak lanjut atas dan unsur pendukung tugas Kepala
perintah UU Pemilu. Terkait pelaksanaan proses Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang
pencalonan anggota legislatif yang berasal dari diwadahi dalam bentuk pelaksana
partai politik pada Pemilu 2019, KPU menerbitkan teknis dan unsur kewilayahan;
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 4) Aparatur Sipil Negara;
Tahun 2018 tentang Pencalonan Anggota Dewan 5) anggota Tentara Nasional Indonesia;
Perwakilan Rakyat, Dewan Prwakilan Rakyat 6) anggota Kepolisian Negara Republik
Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia;
Daerah Kabupaten/Kota (PKPU No. 20 Tahun 2018). 7) direksi, komisaris, dewan pengawas,
5. Franz Magnis-Suseno, 1994, “Etika Moral Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern’’, (Jakarta: Gramedia
dan/atau karyawan pada Badan Usaha
6.
Pustaka Utama) hlm. 68
Periksa Pasal 169 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
Milik Negara, Badan Usaha Milik
7.
8.
Periksa Pasal 172 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan UmumA
Periksa Pasal 181 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Daerah, Badan Usaha Milik Desa,

Halaman // 32 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


atau badan lain yang anggarannya Nomor: 40/HK.03.1-Kpt/1503/KPU-Kab/IX/2018
bersumber dari keuangan negara; tentang Daftar Calon Tetap Anggota Dewan
l. mengundurkan diri sebagai Penyelenggara Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sarolangun
Pemilu, Panitia Pemilu, atau Panitia Pengawas; pada Pemilihan Umum tahun 2019, tertanggal 20
m. bersedia untuk tidak berpraktik sebagai September 2018 telah menetapkan Daftar Calon tetap
akuntan publik, advokat, notaris, pejabat (DCT). Namun pada 4 Maret 2019 KPU Kabupaten

KOMISI PEMILIHAN UMUM


pembuat akta tanah, atau tidak melakukan Sarolangun mengeluarkan Keputusan Komisi
pekerjaan penyedia barang dan jasa yang Pemilihan Umum Kabupaten Sarolangun Nomor:

REPUBLIK INDONESIA
berhubungan dengan keuangan negara serta 45/HK.03.1-Kpt/1503/KPU-Kab/III/2019 tentang
pekerjaan lain yang dapat menimbulkan Penetapan Perubahan Keempat atas Keputusan
konflik kepentingan dengan tugas, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sarolangun
wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, Nomor: 40/HK.03.1-Kpt/1503/KPUKab/IX/2018
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota tentang Daftar Calon Tetap Anggota Dewan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sarolangun
undangan; pada Pemilihan Umum Tahun 2019.
n. bersedia untuk tidak merangkap jabatan Dalam keputusan perubahan tersebut, terdapat
sebagai pejabat negara lainnya, direksi, empat orang nama yang sebelumnya ditetapkan
komisaris, dewan pengawas, dan/atau masuk ke dalam DCT, yang kemudian dicoret
karyawan pada Badan Usaha Milik Negara, oleh KPU Sarolangun. Pencoretan keempat orang
Badan Usaha Milik Daerah, Badan tersebut karena dianggap tidak memenuhi syarat
Usaha Milik Desa, atau badan lain yang sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf s
anggarannya bersumber dari keuangan negara; PKPU No. 20 Tahun 2018. Alhasil, keputusan itu
o. menjadi anggota Partai Politik; pula yang menjadi obyek sengketa gugatan dari calon
p. dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga yang dicoret pada Pengadilan Tata Usaha Negara
perwakilan; Jambi. Melalui perkara dengan nomor registrasi:
q. dicalonkan hanya oleh 1 (satu) Partai Politik; 4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI, KPU Kabupaten
r. dicalonkan hanya di 1 (satu) dapil; dan Sarolangun resmi dihadapkan ke dalam persidangan
s. mengundurkan diri sebagai anggota DPR, sengketa proses pencalonan pemilu.
DPRD Provinsi, atau DPRD Kabupaten/Kota
bagi calon anggota DPR, DPRD Provinsi, Pembahasan
atau DPRD Kabupaten/Kota yang dicalonkan Analisis Pertimbangan Hakim pada Perkara
oleh Partai Politik yang berbeda dengan Partai Nomor: 4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI.
Politik yang diwakili pada Pemilu Terakhir.9 Dinamika penetapan daftar calon tetap
(DCT) pada Pemilu 2019 di wilayah hukum KPU
Dalam praktiknya, pelaksanaan ketentuan Kabupaten Sarolangun menjadi sesuatu yang sangat
sebagaimana diatur pada Pasal 7 ayat (1) PKPU No. luar biasa dan berbeda dibandingkan dengan suasana
20 Tahun 2018 tersebut selalu saja menemui kondisi penetapan daftar calon tetap di KPU Kabupaten/
yang berbeda disetiap daerah. Terutama terkait Kota yang ada di Provinsi Jambi. Penetapan DCT
persyaratan yang mengatur tentang pengunduran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Sarolangun
diri sebagai anggota DPR, DPRD Provinsi, atau menjadi satu-satunya obyek gugatan di Pengadilan
DPRD Kabupaten/Kota bagi calon anggota DPR, Tata Usaha Negara Jambi. Perkara yang teregister
DPRD Provinsi, atau DPRD Kabupaten/Kota yang dengan nomor: 4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI, digugat
dicalonkan oleh partai politik yang berbeda dengan oleh 4 (empat) orang sekaligus, yaitu: H. Muhammad
partai politik yang diwakili pada pemilu terakhir. Syaihu. Jannatul Pirdaus, S.T., Hapis, dan Azakil
Salah satu kasus tersebut terjadi di Kabupaten Azmi. Gugatan yang diajukan oleh keempat orang
Sarolangun, Provinsi Jambi. tersebut diawali dengan pencoretan masing-masing
KPU Kabupaten Sarolangun pada Pemilu penggugat dari DCT yang sebelumnya disahkan.
2019, sebagaimana tercantum dan dimaksud dalam Namun, dapat pula diketahui bahwa keempat orang
Surat Keputusan KPU Kabupaten Sarolangun penggugat merupakan anggota DPRD Kabupaten
9. Periksa Pasal 7 ayat (1) PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan
Sarolangun periode 2014-2019 yang dicalonkan
Rakyat, Dewan Prwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
oleh partai politik yang berbeda dengan partai politik

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 33


yang diwakili pada pemilu terakhir. Anggota DPRD Kabupaten Sarolangun pada Pemilu
Keempat penggugat dalam perkara 4/G/ 2019 sebagaimana tercantum dan dimaksud dalam
SPPU/2019/PTUN.JBI menurut majelis hakim surat Keputusan KPU Kabupaten Sarolangun Nomor:
yang memeriksa dan mengadili per kara a quo, 40/HK.03.1-kpt/1503/KPU-Kab/IX/2018 tanggal 20
telah memenuhi ketentuan Pasal 470 ayat (2) huruf September 2018, tentang Daftar Calon Tetap Anggota
c UU Pemilu, yang menegaskan bahwa sengketa DPRD Kabupaten Sarolangun pada Pemilu 2019.
proses pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Selain itu para penggugat juga berstatus sebagai
merupakan sengketa yang timbul antara KPU, KPU anggota DPRD Kabupaten Sarolangun hasil Pemilu
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dengan calon 2014 akan tetapi pada Pemilu 2019 mencalonkan
anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD diri sebagai calon tetap Anggota DPRD Kabupaten
Kabupaten/Kota yang dicoret dari daftar calon tetap Sarolangun dari partai politik yang berbeda dari
sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU pemilu sebelumnya,
tentang Penetapan Daftar Calon Tetap sebagaimana Semula para penggugat telah memenuhi syarat
dimaksud dalam Pasal 256 dan Pasal 266 UU Pemilu. pencalonan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bahwa dalam gugatan yang diajukan oleh KPU RI Nomor 20 Tahun 2018. Namun dalam
para penggugat, mereka menilai tindakan KPU perjalanan waktu, para penggugat dicoret dari DCT
Kabupaten Sarolangun yang menerbitkan surat dikarenakan tidak memenuhi lagi ketentuan Pasal 7
yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ayat (1) huruf s Peraturan KPU RI Nomor 20 Tahun
ini telah merugikan penggugat karena membuat 2018. KPU Kabupaten Sarolangun pun menerbitkan
penggugat kehilangan haknya untuk dipilih sebagai Keputusan KPU Kabupaten Sarolangun Nomor 45/
calon anggota DPRD Kabupaten Sarolangun pada HK.03.1-Kpt/1503/KPU-Kab/III/2019, pada tanggal
Pemilu 2019. Selanjutnya, para penggugat menilai 4 Maret 2019.
pelaksanaan proses pencalonan para penggugat untuk Dengan adanya putusan PTUN Jambi Nomor
menjadi Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten 27/G/2018/PTUN.JBI tanggal 7 Januari 2019 dan
Sarolangun pada Pemilu 2019, para penggugat Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor: 181/
telah mengikuti ketentuan dan melengkapi semua KEP.GUB/SETDA.PEM-OTDA-2.2/2019 tanggal
keperluan kelengkapan untuk memenuhi syarat- 11 Februari 2019 tentang pencabutan Keputusan
syarat untuk menjadi Calon Anggota Tetap Anggota Gubernur Nomor: 958/KEP.GUB/ SETDA. PEM-
DPRD Kabupaten Sarolangun pada Pemilu 2019, OTDA-2.2/2018, tanggal 27 September 2018,
sebagaimana disyaratkan oleh Peraturan KPU tentang pemberhentian Anggota Dewan Perwakilan
Nomor 20 tahun 2018. Hal ini dapat dibuktikan Rakyat Daerah Kabupaten Sarolangun Provinsi
dengan telah ditetapkannya Para Penggugat dan Jambi tahun 2014-2019, yang mengembalikan
masuk dalam Daftar Calon Tetap Anggota DPRD hak Penggugat sebagai anggota DPRD Kabupaten
Kabupaten Sarolangun pada Pemilu 2019, oleh Sarolangun maka secara otomatis mengembalikan
KPU Kabupaten Sarolangun sebagaimana tertuang juga Penggugat ke partai politik sebelumnya (partai
dalam Surat Keputusan KPU Kabupaten Sarolangun politik pemilu terakhir) sehingga surat pengunduran
Nomor: 40/HK.03.1-Kpt/1503/KPU-Kab/IX/2018, diri para penggugat yang diajukan sebagai
tanggal 20 September 2018, tentang Daftar Calon persyaratan pencalonan menjadi tidak berlaku
Tetap Anggota DPRD Kabupaten Sarolangun Pada dengan sendirinya.
Pemilu 2019. Perbedaan pendapat yang saling kokoh
Oleh karenanya, para penggugat menilai bahwa mempertahankan argumentasi dari kedua pihak,
KPU Kabupaten Sarolangun secara melawan hukum Majelis hakim yang memeriksa dan mengadili
serta dengan cara-cara yang bertentangan dengan perkara Nomor: 4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI.
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, telah berpendapat bahwa pokok permasalahan di antara
mengeluarkan Surat Keputusan yang cacat hukum para pihak yang harus dipertimbangkan adalah:
serta tidak dapat dipertanggungjawabkan di mata 1. apakah Para Penggugat tidak memenuhi
hukum karena dibuat dengan cara yang bertentangan persyaratan untuk ditetapkan dalam daftar
dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku. calon tetap anggota DPRD Kabupaten
Dari apa yang menjadi dalil gugatan para Sarolangun pada Pemilu 2019 karena tidak
penggugat, KPU Kabupaten Sarolangun menjelaskan mengundurkan diri dari anggota DPRD
bahwa benar para penggugat adalah Calon Tetap Kabupaten Sarolangun periode sebelumnya?

Halaman // 34 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


2. Apakah benar Putusan PTUN Jambi Nomor tidak bisa menyerahkan surat keputusan tersebut
: 27/G/2018/PTUN.JBI telah menganulir dikarenakan surat pemberhentian Para Penggugat
pengunduran diri Para Penggugat dari itu baru diterbitkan pada tanggal 27 September 2018
keanggotaan partai politik sebelumnya dan dari atau 7 hari setelah penetapan DCT.
keanggotaan DPRD Kabupaten Sarolangun Berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (6)
periode 2014-2019? PKPU No. 20 Tahun 2018, yang menyatakan dalam

KOMISI PEMILIHAN UMUM


hal calon anggota DPRD Kabupaten/Kota tidak
Untuk menjawab permasalahan pertama bisa menyampaikan surat keputusan pemberhentian

REPUBLIK INDONESIA
tersebut, Majelis Hakim menguraikan ketentuan tersebut karena belum selesai diproses, maka calon
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan anggota DPRD tersebut wajib melampirkan surat
persyaratan bakal calon anggota DPRD Kabupaten/ pernyataan yang menyatakan bahwa pengunduran
Kota, sebagai berikut: dirinya telah disampaikan kepada pejabat yang
- Pasal 240 Undang-Undang Pemilu berwenang dan sudah mendapatkan tanda terima,
mengatur mengenai syarat-syarat serta melampirkan surat pernyataan yang menyatakan
sebagai bakal calon anggota DPR, DPRD bahwa surat keputusan pemberhentian belum selesai
Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota ; diproses karena diluar kemampuan calon DPRD.
- Pasal 7 ayat (6) huruf b PKPU No. 20 Dalam perkara a quo, Para Penggugat memang
Tahun 2018 yang menegaskan dalam belum menyerahkan surat keputusan pemberhentian
hal terdapat kondisi bakal calon yang Para Penggugat masing-masing, namun dari
bersangkutan tidak diberhentikan atau keterangan saksi KPU Kabupaten Sarolangun yang
tidak ditarik sebagai anggota DPR, bernama Hidayatullah dan Ahmad Jumadil, Majelis
DPRD Provinsi, atau DPRD Kabupaten/ Hakim dapat mengetahui bahwa Para Penggugat
Kota oleh Partai Politik yang diwakili sudah melampirkan/menyerahkan surat pernyataan
pada Pemilu Terakhir; tidak diwajibkan sebagaimana dimaksud oleh ketentuan Pasal 27 ayat
mengundurkan diri sebagai anggota (6) PKPU No. 20 Tahun 2018 tersebut.
DPR, DPRD Provinsi, atau DPRD Dengan membaca ketentuan Pasal 27 ayat
Kabupaten/Kota. (8) PKPU No. 20 Tahun 2018 yang menyatakan
- Pasal 27 ayat (5), ayat (6) dan ayat (8) bahwa calon anggota DPRD Kabupaten/Kota
PKPU No. 20 Tahun 2018. yang tidak menyampaikan keputusan atau surat
pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Dengan argumentasi dari para pihak di atas, sampai dengan ayat (7), dinyatakan tidak memenuhi
dihubungkan dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) huruf syarat, Majelis Hakim berpendapat bahwa pada
s, Pasal 8 ayat (1) huruf b angka 8 dan ayat (4) PKPU dasarnya Para Penggugat telah melengkapi seluruh
No. 20 Tahun 2018, Majelis Hakim berpendapat berkas persyaratan pencalonan, termasuk sudah
bahwa Para Penggugat harus mengundurkan diri menyerahkan surat pernyataan sebagaimana
sebagai anggota DPRD Kabupaten Sarolangun ketentuan Pasal 27 ayat (6). Dengan demikian,
periode sebelumnya, dengan melampirkan surat Majelis Hakim menilai tindakan KPU Kabupaten
pengajuan pengunduran dirinya, tanda terima dari Sarolangun sebelumnya yang menetapkan/
pejabat yang berwenang terkait dengan penyerahan memasukkan nama-nama Para Penggugat dalam
surat pengunduran dirinya tersebut, dan juga daftar calon tetap anggota DPRD Kabupaten
melampirkan surat keterangan mengenai pengajuan Sarolangun pada Pemilu 2019 adalah sudah tepat.
pengunduran dirinya sedang diproses –hal ini sudah Pada dasarnya ketentuan Pasal 27 ayat (8)
dilakukan oleh Para Penggugat. PKPU No. 20 Tahun 2018 tersebut memberikan
Menurut ketentuan Pasal 27 ayat (5) PKPU kemudahan kepada calon anggota DPRD untuk
No. 20 Tahun 2018, Para Penggugat juga wajib memenuhi persyaratan dalam hal harus menyerahkan
menyerahkan/menyampaikan surat keputusan dari surat keputusan pemberhentiannya sebagai anggota
pejabat yang berwenang tentang pemberhentian DPRD pada Pemilu sebelumnya dikarenakan pindah
sebagai anggota DPRD Kabupaten/Kota kepada partai politik. Hal ini dapat dilihat dari bunyi isi
KPU/KIP Kabupaten/Kota paling lambat 1 (satu) pasalnya, di mana dalam pasal tersebut terdapat
hari sebelum penetapan DCT. Dalam hal ini Majelis kalimat “yang tidak menyampaikan keputusan
Hakim berpendapat bahwa Para Penggugat memang atau surat pernyataan, dinyatakan tidak memenuhi

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 35


syarat”. Artinya, oleh karena ada kata “atau” dalam perspektif ilmu hukum.
redaksional isi pasal tersebut, maka penyampaian Pertama, argumentasi putusan yang dibangun
atau penyerahan surat keputusan pemberhentian seakan-akan memposisikan syarat pencalonan
bukanlah satu-satunya syarat yang harus dipenuhi. sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf
Namun hal itu bisa digantikan dengan menyerahkan s PKPU No. 20 Tahun 2008 tidak berlaku mutlak.
surat pernyataan sebagaimana ketentuan Pasal 27 Dengan kata lain, hanya diberlakukan untuk syarat
ayat (6) PKPU No. 20 Tahun 2018. Dengan demikian awal tanpa melihat dampak dari pemberlakuan dari
terhadap tindakan KPU Kabupaten Sarolangun syarat tersebut.
yang menerbitkan Keputusan Komisi Pemilihan Secara teoretis, pengunduran diri adalah
Umum Kabupaten Sarolangun Nomor: 45/HK.03.1- tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
Kpt/1503/KPU-Kab/III/2019 telah mengandung kaitannya dengan berakhirnya hubungan kerja, baik
cacat yuridis karena bertentangan dengan ketentuan itu di pemerintahan ataupun di sektor swasta. Dalam
Pasal 255 Undang-Undang Pemilu. beberapa regulasi, pengunduran diri telah dilegalkan
Terkait dengan jawaban KPU Kabupaten sebagai hukum positif. Apalagi dalam tata kelola
Sarolangun yang mendalilkan adanya putusan pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-
PTUN Jambi Nomor 27/G/2018/PTUN.JBI yang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
mengembalikan hak Penggugat sebagai anggota Daerah (UU Pemda).
DPRD Kabupaten Sarolangun maka secara Dalam Pasal 139 ayat (1) UU Pemda, telah
otomatis mengembalikan juga Penggugat ke partai diatur bahwa Anggota DPRD Berhenti Antarwaktu
politik sebelumnya (partai politik pemilu terakhir), karena meninggal dunia; mengundurkan diri; atau
sehingga surat pengunduran diri para penggugat diberhentikan. Lebih lanjut disebutkan pada Pasal
yang diajukan sebagai persyaratan pencalonan 139 ayat (2) alasan diberhentikan karena tidak
menjadi tidak berlaku dengan sendirinya. Maka dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
majelis hakim berpendapat putusan tersebut tidak berhalangan tetap sebagai anggota DPRD selama 3
menilai mengenai pengunduran diri Para Penggugat, (tiga) bulan berturut turut tanpa keterangan apapun;
dan bukan pula mencabut kembali atau menganulir melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik
pengunduran diri Para Penggugat sebagai anggota DPRD; dinyatakan bersalah berdasarkan putusan
DPRD Kabupaten Sarolangun, dan putusan tersebut pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
juga tidak mengembalikan Para Penggugat sebagai karena melakukan tindak pidana yang diancam
anggota partai politik sebelumnya, sehingga dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
Majelis Hakim berpendapat bahwa KPU Kabupaten diusulkan oleh partai politiknya sesuai dengan
Sarolangun telah salah mengartikan maksud dari ketentuan peraturan perundang-undangan; tidak lagi
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPRD sesuai
tersebut. dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Dengan demikian majelis hakim dalam perkara mengenai pemilihan umum anggota DPR, DPD dan
Nomor 27/G/2018/PTUN.JBI menilai bahwa Surat DPRD; melanggar ketentuan larangan sebagaimana
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten diatur dalam Undang Undang, diberhentikan sebagai
Sarolangun Nomor: 45/HK.03.1-Kpt/1503/KPU- anggota partai politik sesuai dengan ketentuan
Kab/III/2019 telah bertentangan dengan peraturan peraturan perundang-undangan, menjadi anggota
perundang-undangan yang berlaku, tidak sesuai partai politik lain.
dengan asas kepastian hukum dan asas kecermatan Bahwa terkait syarat pengunduran diri
karena KPU Kabupaten Sarolangun tidak hati- sebagaimana Pasal 7 ayat (1) huruf s PKPU No.
hati dalam menerbitkannya. Sehingga tindakan 20 Tahun 2018 tentu senafas dengan ketentuan
KPU Kabupaten Sarolangun justru menimbulkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139 ayat (2)
ketidakpastian hukum dalam proses pencalonan sepanjang dimaknai tidak lagi memenuhi syarat
anggota DPRD Kabupaten Sarolangun pada Pemilu sebagai calon anggota DPRD sesuai dengan
2019. ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Penulis tidak sependapat dengan pertimbangan pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD.
dan putusan majelis hakim dalam perkara Nomor Pengunduran diri tersebut akan melahirkan
4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI sebagaimana diuraikan pengganti antar waktu yang diusulkan oleh partai
di atas. Banyak kejanggalan jika ditelaah dari politik untuk mengisi kekosongan jabatan yang telah

Halaman // 36 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


ditinggalkan oleh orang yang mengundurkan diri moral harus diuraikan.
tersebut. Namun jika berkaca dari apa yang diputuskan Secara hukum, surat pengunduran diri
oleh majelis hakim dalam perkara 4/G/SPPU/2019/ memiliki kaitannya dengan pernyataan moral
PTUN.JBI, hal ini tidak dapat dilaksanakan secara dari si pembuat. Tak dipungkiri, pernyataan
sempurna. Dengan menyatakan KPU Kabupaten tersebut haruslah diiringi dengan tindakan. Jika
Sarolangun membuat keputusan yang salah, secara pengunduran diri dianggap sebagai tindakan yang

KOMISI PEMILIHAN UMUM


otomatis para penggugat kembali dimasukkan dalam dibolehkan menurut hukum, maka harus pula
DCT tanpa meninggalkan jabatannya selaku Ketua diikuti dengan tindakan yang tidak lagi bekerja

REPUBLIK INDONESIA
dan Anggota DPRD Kabupaten Sarolangun. pada instansi sebelumnya. Hal ini merupakan
Di sisi lain, kelemahan regulasi jadi alasan tanggung jawab secara moral yang harus diemban
utama kenapa putusan PTUN tersebut bisa oleh si pembuat surat akibat surat pengunduran
diterima terkait pengunduran diri yang diajukan diri yang diajukan.
para penggugat. Jika ditelisik dari argumentasi Dalam tataran teori, moral adalah salah
pertimbangan hukum, pengunduran diri karena satu dasar utama pembentukan hukum sehingga
pindah partai tidak ditemukan dalam UU Pemilu. Di tidak boleh ada hukum, baik materinya maupun
tingkatan pemilihan DPRD Kabupaten, persoalan implementasinya, yang bertentangan dengan
tersebut hanya terdapat dalam UU Pemda, yang juga moral dan rasa keadilan di dalam masyarakat.
membatasi pada “ketentuan peraturan perundang- Hukum sebenarnya merupakan kristalisasi atau
undangan mengenai pemilihan umum anggota DPR, formalisasi nilai-nilai moral dan nilai-nilai lain
DPD dan DPRD”.10 Regulasi mengenai pengunduran yang menjadi kaidah di dalam masyarakat.
diri karena pindah partai dalam kaitannya dengan Dalam sudut pandang lain, hukum adalah
pelaksanaan pemilihan umum, hanya ditemui dalam nilai-nilai moral yang sudah diformalkan atau
PKPU No. 20 Tahun 2018, yang notabenenya adalah dijadikan kaidah resmi dengan disertai ancaman
sebagai pelaksana dari sebuah Undang-Undang yang sanksi yang dapat dipaksakan oleh negara bagi
lebih tinggi hierarkinya. yang melanggarnya. Dengan demikian hukum
Implikasi pada pindah partai yang kemudian adalah moral yang diformalkan menjadi peraturan
tidak mengundurkan diri terhadap jabatan yang resmi. Oleh sebab itu, jika ada hukum yang
dipegang oleh para penggugat selaku Ketua dan bertentangan dengan moral, moral itulah yang
anggota DPRD Kabupaten Sarolangun, tentu harus dimenangkan.
merugikan partai pengusung sebelumnya. Seharusnya Benar bahwa substansi pengunduran diri
ada pergantian antar waktu yang diberikan kepada dalam persyaratan sebagaimana diatur dalam
anggota partai lain dalam mengemban jabatan Pasal 7 ayat (1) huruf s PKPU No. 20 tahun
tersebut. Hal ini disebabkan adanya hubungan 2018 mempermudah proses pencalonan yang
sebab-akibat antara jabatan yang diemban dengan prosedural, namun tak berarti pula syarat tersebut
partai politik pengusung sehingga para penggugat dapat dapat dikesampingkan dengan argumentasi
dapat menduduki jabatan tersebut. yang perdebatannya hanya di tingkat administratif.
Hubungan kausalitas ini tidak pernah dinilai Majelis hakim dalam pertimbangan hukum
hakim dalam pertimbangan hukumnya yang perkara 4/G/SPPU/2019/PTUN.JBI tidak satupun
terdapat pada amar putusan. Dengan putusan yang mempertimbangkan pertanggungjawaban moral
menyatakan KPU Kabupaten Sarolangun telah salah dari para penggugat akibat menandatangani surat
menetapkan putusan, secara langsung majelis juga pengunduran diri yang diajukan.
menganggap bahwa para penggugat memenuhi
persyaratan yang ditentukan sebagai calon legislative Ketiga, Substansi syarat pencalonan
pada Pemilu 2019, tanpa harus mengundurkan diri sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf
dari jabatan mereka yang jelas diusung oleh partai s PKPU No. 20 Tahun 2018.
lain yang tidak akan mereka gunakan sebagai perahu Lahirnya Pasal 7 ayat (1) huruf s PKPU No. 20
untuk menduduki jabatan yang sama dalam Pemilu Tahun 2018 memang banyak menuai kritikan. Selain
2019. lemahnya penjelasan pasal tersebut karena tidak
Kedua, makna surat pengunduran diri yang menginduk pada peraturan yang lebih tinggi, oleh
disertai dengan tindakan pertanggungjawaban beberapa kalangan pasal ini dianggap mengabaikan
10. Periksa Pasal 139 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Tahun

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 37


2013.
Kala itu MK membatalkan ketentuan
pemberhentian anggota DPR/DPRD yang tercantum
dalam Pasal 16 ayat (3) Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
(UU Parpol). Substansi yang diatur dalam Pasal 16
ayat (3) tersebut memiliki kemiripan dengan Pasal 7
ayat (1) huruf s PKPU No.20 tahun 2018.
Dalam amar putusannya, MK
menyatakan:“Mengabulkan permohonan para
Pemohon untuk sebagian. Pasal 16 ayat (3) UU
Parpol bertentangan dengan UUD 1945 sepanjang
tidak dimaknai: dikecualikan bagi anggota DPR
atau DPRD jika: (a) partai politik yang mencalonkan
anggota tersebut tidak lagi menjadi peserta Pemilu
atau kepengurusan partai poitik tersebut sudah
tidak ada lagi, (b) anggota DPR atau DPRD tidak
diberhentikan atau tidak ditarik oleh partai politik
yang mencalonkannya, (c) tidak lagi terdapat calon
pengganti yang terdaftar dalam Daftar Calon Tetap
dari partai yang mencalonkannya.”11
Dalam pertimbangan hukum pada perkara
Nomor 39/PUU-XI/2014, MK berpendapat
terjadinya perpindahan anggota partai politik
yang juga merupakan anggota DPR atau DPRD,
untuk mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR
atau DPRD dari partai politik lain pada periode
Pemilu selanjutnya, yang berdasarkan ketentuan
Pasal 16 ayat (3) UU Parpol mengharuskan yang
bersangkutan berhenti pula sebagai anggota
DPR atau DPRD, mengandung konsekuensi akan
terjadinya kekosongan sebagian anggota DPR atau
DPRD. Menurut Mahkamah, prinsip pengisian
kekosongan keanggotaan pada DPR atau DPRD partai politik melakukan pemberhentian anggota
harus didasarkan pada partai politik sebagai karena yang bersangkutan menjadi anggota partai
peserta Pemilu sebagaimana diatur dalam Pasal
politik lain, untuk selanjutnya partai politik yang
22E ayat (3) UUD 1945. Selain itu, harus pula
bersangkutan berhak melakukan penggantian
didasarkan pada figur calon anggota DPR atau
DPRD yang dipilih oleh masyarakat dengan antarwaktu sebagaimana diatur dalam Pasal 12
perolehan suara terbanyak. Oleh karena itu tidak huruf g UU Parpol. Hal ini juga berlaku apabila ada
ada kewajiban konstitusional seorang warga negara anggota DPR atau DPRD yang mengundurkan
untuk pindah menjadi anggota partai politik lain diri atau mangkat, maka mekanisme penggantian
atau memilih salah satu atau beberapa partai antarwaktu anggota DPR atau DPRD merupakan
politik dalam waktu bersamaan, sehingga tidak hak dari partai politik yang bersangkutan. Menurut
ada kewajiban konstitusional pula bagi seorang Mahkamah, mekanisme penggantian antarwaktu
warga negara untuk berhenti dari keanggotaan
memungkinkan dilakukan jika partai politik yang
salah satu partai politik karena menjadi anggota
bersangkutan masih memiliki calon anggota DPR
partai politik lain.
Selanjutnya MK menjelaskan bahwa jika atau DPRD dari partai politik peserta Pemilu
11. Lihat Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 39/PUU-XI/2013
yang terdaftar dalam Daftar Calon Tetap sebagai

Halaman // 38 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Penutup
Simpulan
Dari uraian di
atas, dapat Penulis
simpulkan hal-hal

KOMISI PEMILIHAN UMUM


sebagai berikut:
1. Pertimbangan

REPUBLIK INDONESIA
hukum Putusan hakim
pada Perkara Nomor:
4/G/SPPU/2019/
PTUN.JBI. kurang
lengkap karena tidak
menguraikan secara
kongkrit hal-hal
substansial untuk
dipertimbangkan
dalam perkara ini.
2. Substansi
Pasal 7 ayat (1)
huruf s PKPU No. 20
Tahun 2008 memiliki
kesamaan dengan
substansi Pasal 16 ayat
(3) Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2011
tentang Perubahan
Atas Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik
(UU Parpol), di mana
ketentuan Pasal 16
ayat (3) UU Parpol
adalah konstitusional
pengganti. bersyarat.
Dari pertimbangan tersebut, kewajiban
Saran
mengundurkan diri bukanlah sesuatu hal yang 1. Perlunya pemahaman konkret mengenai
menjadi syarat mutlak dalam proses pencalonan pelaksanaan tahapan pemilu sebagaimana
seseorang pada Pemilu 2019. Hal ini dikarenakan regulasi yang ada di setiap lembaga yang
kewenangan untuk memberhentikan keanggotaan terlibat dalam pelaksanaan UU Pemilu,
terutama di jajaran Mahkamah Agung ke
DPRD Kabupaten Sarolangun terletak pada partai bawah. Hal ini diharapkan agar ke depannya
politik yang bersangkutan. semua unsur pelaksana dari UU Pemilu dapat
Untuk menyelaraskan regulasi tersebut, menyatukan pemahaman dalam pelaksanaan
maka layak pula substansi Pasal 7 ayat (1) huruf s pemilu yang demokratis.
2. Mengatur segala substansi tentang proses
PKPU No. 20 Tahun 2018 ditinjau ulang. Sepanjang pencalonan harus sesuai dengan peraturan
keberadaan Pasal tersebut masih melekat sebagai perundang-undangan yang lebih tinggi
syarat pencalonan, maka sepanjang itu pula persoalan sehingga pelaksanaannya di tingkat bawah
akan dihadapi oleh penyelenggara di tingkat bawah tidak mengalami kendala penafsiran yang
dan akan berakhir dengan sebuah gugatan. berbeda.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 39


POLEMIK PENCALONAN 120%
PADA PEMILU LEGISLATIF DI ACEH
Munawarsyah, S,HI., MA.1 Di awali dengan keberadaan calon Independen
(Divisi Teknis Penyelenggaraan KIP Aceh) untuk pertama kali diterapkan pada Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Aceh Tahun 2006 yang

A
Pendahuluan diatur normanya dalam Pasal 67 dan 68 UU PA.
ceh adalah satu dari 34 Provinsi dalam Lalu Ranggalawe2 melakukan pengujian Pasal 56,
wilayah Republik Indonesia yang terletak 59 dan 60 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
di ujung paling barat Indonesia. Aceh telah Tentang Pemerintah Daerah yang dikabulkan dengan
menjadi pelopor perjalanan demokrasi dan khazanah Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 5/
sistem kepemiluan di Indonesia pascapemberlakuan PUU-V/2007 tanggal 23 Juli 2007. Impliksi yuridis
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang dari Putusan Mahkamah adalah calon perseorangan
Pemerintahan Aceh (UU PA), di mana dalam hal tata untuk kemudian diterapkan dalam konteks Pilkada
kelola pemerintahan dan pelaksanaannya termasuk secara nasional. Tidaklah berlebihan jika menyebut
aspek demokrasi dan penyelenggaraan pemilu dan Aceh embrionya calon perseorangan dalam Pilkada,
pemilihan turut diatur dalam UU ini. 2. Lalu Ranggalawe seorang Anggota DPRD Kabupaten Lombok Tengah, beralamat di Desa Batujai Kecamatan
Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Mengajukan permohonan judicial-review Pasal 56, Pasal 59, dan Pasal 60
1. Divisi Teknis Penyelenggaraan KIP Aceh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap UUD.

Halaman // 40 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


sebab keikutsertaan calon perseorangan dalam bahwa calon non-partai dapat ikut serta atau partai
Pilkada di Aceh menjadi salah satu pertimbangan daerah (locally-based parties) dapat dibentuk di Aceh
Mahkamah Konstitusi mengabulkan Permohonan serta kriteria yang memungkinkan GAM ikut serta
PUU tersebut, bahwa setelah diundangkannya UU dalam proses politik, termasuk mentransformasikan
Pemda dan Putusan MK Nomor 006/PUU-III/2005, tujuan politiknya melalui jalan demokrasi didasari
pembentuk UU mengundangkan Undang-Undang atas tindaklanjut butir 1.2 dan 1.2.1. Memorandum

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh Of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman
(UU PA) yang di dalamnya memuat ketentuan tata Perjanjian Damai antara Pemerintah Republik

REPUBLIK INDONESIA
cara pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Indonesia dengan GAM di Helsingki Finlandia 15
Daerah sebagaimana diatur dalam pasal 65 ayat (1) Agustus 2005.7 Nota Kesepahaman ini sejatinya
huruf d.3 adalah wujud rekonsiliasi bermartabat, menciptakan
Dalam hal keserentakan dan pelaksanaan kondisi sehingga pemerintahan rakyat Aceh dapat
langsung penyelenggaraan Pilkada, Aceh juga sudah diwujudkan melalui suatu proses yang demokratis
terlebih dahulu menerapkannya dalam Pilkadasung dan adil dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Aceh Tahun 2006 yang menggabungkan pemilihan Indonesia.8
Gubernur dengan 20 pemilihan Bupati dan Walikota. Selanjutnya dalam tempo 1 (satu) tahun atau
Keserentakan ini kemudian diterapkan di seluruh paling lambat 18 bulan sejak penandatanganan
Indonesia sejak gelombang pertama 9 Desember nota kesepahaman tersebut, Pemerintah Republik
2015.4 Terakhir yang paling fenomenal dalam sistem Indonesia menunjukkan komitmen menciptakan
kepemiluan dan demokrasi di Indonesia adalah kondisi politik dan hukum untuk pendirian partai
keikutsertaan Partai Politik Lokal (Parlok) di Aceh politik lokal di Aceh dengan berkonsultasi dengan
untuk pertama kali pada Pemilu Legislatif Tahun Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 11 Juli
2009. 2006 RUU Pemerintahan Aceh diterima dan
Menurut Farhan Hamid, Provisional disetujui secara aklamasi oleh Pemerintah dan
Understanding tanggal 9 Januari 2001 adalah DPR, lalu tanggal 1 Agustus 2006 Presiden Susilo
dokumen pertama di Indonesia yang menyebut Bambang Yudhoyono menandatanganinya menjadi
adanya calon non-partai (non party candidates) dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang
partai daerah atau partai lokal (locally-based parties) Pemerintahan Aceh.9
yang dapat berpartisipasi dalam proses Pemilu di
Aceh. Eksistensi calon non-partai dan partai daerah Pencalonan 120% Calon Legislatif Pemilu 2009
atau partai lokal itu diharapkan menjadi jalan dan Keikutsertan Partai Politik Lokal Aceh.
demokrasi bagi transformasi tujuan politik Gerakan Persyaratan pengajuan bakal calon anggota
legislatif yang memuat paling banyak 120% dari
Aceh Merdeka (GAM), selain sebagai insentif atau
jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan (dapil)
konsesi politik bagi GAM untuk bergabung kembali
merupakan norma yang diatur dalam Undang-
dalam wadah negara Republik Indonesia.5
Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan
Pembahasan isu-isu otonomi khusus atau
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
pemerintahan sendiri dan partisipasi GAM dalam
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
kehidupan politik di Aceh melalui partai politik lokal
Daerah. Undang-undang ini adalah dasar hukum
disepakati kedua belah pihak dalam perundingan
penyelenggaraan Pemilu Tahun 2009. Dalam
putaran ketiga (12-16 April 2005).6 Penyelenggaraan
penyelenggaraan tahapan pencalonan terdapat
pemilihan yang bebas dan adil bagi Aceh, komisi
ketentuan dalam Undang-undang tersebut di
pemilihan yang independen, peraturan yang menjamin
Pasal 54 yang sepenuhnya diadopsi dalam Qanun
3. Dr. Edy Faishal Muttaqin, S.H., M.H, Implikasi Yuridis Keikutsertaan Calon Perseorangan Dalam
Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah,2007. Lihat: media.neliti.com/media/
Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik
4.
publications/229144-implikasi-yuridis-keikutsertaan-calon-perseorangan.
Tjahyo Kumolo, Politik Hukum Pilkada Serentak, Ekspose (PT Mizan Publika), Jakarta, 2015, hlm. 57. Lokal Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan Perwakilan
5. Provisional Understanding adalah Daftar Penyelesaian Politis yang disepakati oleh Para Juru Runding Pemerintah
RI dan Wakil GAM dalam pertemuan di Jenewa, Swiss pada tanggal 6-9 Januari 2001. Provisional Understanding
yang ditandatangani tersebut selain menyepakati bulan tenang atau moratorium selama satu bulan (atas kekerasan
pasca kegagalan Jeda Kemanusiaan), juru runding kedua belah pihak menegaskan keyakinannya bahwa masa depan
Aceh dapat diselesaikan secara politis. Provisional Understanding adalah sebuah daftar substansi politis yang
Rakyat Kabupaten/Kota. Pasal 17 dalam Qanun
akan dibicarakan lebih lanjut termuat dalam annex (lampiran) daftar masalah penting adalah: penyelenggaraan
pemilihan yang bebas dan adil bagi Aceh, komisi pemilihan yang independen yang dapat diterima kedua belah tersebut di atas mengatur ketentuan pencalonan
pihak, pemantauan terhadap proses pemilihan oleh sebuah badanyang independen dan tidak berpihak, peraturan
yang menjamin bahwa calon non-partai dapat ikut serta atau partai daerah (locally-based parties) dapat dibentuk
di Aceh serta kriteria yang memungkinkan GAM ikut serta dalam proses politik, termasuk mentransformasikan 7. Ahmad Farhan Hamid, Partai Politik Lokal di Aceh Desentralissi Politik dalam Negara Kebangsaan, Kemitraan,
tujuan politiknya melalui jalan demokrasi. Namun ketika juru runding Pemerintah RI membawa daftar politis itu ke Jakarta, 2008, hlm., 208.
Pemerintahan Abdurrahman Wahid di Jakarta, segera timbul pertentangan sehingga tidak dikembangkan lebih lanjut. 8. Ade Arif Firmansyah, S.H.,M.H., dkk. Bukan Undang-Undang Biasa; Refleksi 10 Tahun Undang-Undang Tentang
6. Ahmad Farhan Hamid, Jalan Damai Nanggroe Endatu: Catatan Seseorang Wakil Rakyat Aceh, Suara Bebas, Jakarta, Pemerintahan Aceh, Bandar Publishing, Banda Aceh, 2016, hlm., 16.
2006, hlm., 112-113. 9. Ahmad Farhan Hamid, Partai Politik Lokal di Aceh..., hlm., 228.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 41


daftar bakal calon legislatif yang diajukan oleh Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota pada Pemilu
Parlok memuat paling banyak 120% dari jumlah 2014 diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
kursi pada setiap dapil. 2012, Bab XXIII Ketentuan Lain-Lain, Pasal 322.
Pileg Tahun 2009 menjadi ajang kontestasi Pelaksanaan Pileg 2014 di Aceh memunculkan
pertama bagi Parlok di Aceh, di mana keikutsertaan pro-kontra terkait ketentuan pengajuan daftar bakal
Parlok dalam pemilu berdasarkan ketentuan Pasal calon anggota legislatif. Pasal 54 Undang-Undang
75 UU Pemerintahan Aceh yang kemudian diatur Nomor 8 Tahun 2012 yang teknis pelaksanaannya
pelaksanaannya dengan Peraturan Pemerintah (PP) diatur dengan Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2013
Nomor 20 Tahun 2007. Hal ini tentunya menjadi tentang Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan
babak baru perjalanan demokrasi lokal di Aceh Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dan kepemiluan di Indonesia. Dari 44 partai politik Kabupaten/Kota, memuat ketentuan pengajuan
peserta Pileg Tahun 2009, terdapat 6 Parlok di Aceh daftar bakal calon anggota legislatif paling banyak
yang ditetapkan KPU dari 13 Parlok yang telah 100% dari jumlah kursi pada setiap dapil. Di sisi lain
terbentuk di Aceh sebagai peserta Pemilu Tahun Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai
2009, yaitu: Partai Aceh Aman Sejahtera (PAAS), Politik Lokal Peserta Pemilihan Umum Anggota
Partai Aceh (PA), Partai Daulat Aceh (PDA), Partai Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan
Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA), Partai Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota tidak mengalami
Rakyat Aceh (PRA), dan Partai Bersatu Aceh perubahan atau penyesuaian dengan Undang-undang
(PBA).10 terbaru pemilu. Pasal 15, 16 dan 17 dalam Qanun
Pada aspek teknis pengajuan daftar bakal calon masih memuat norma tentang pencalonan daftar
dalam Pileg 2009 memiliki norma pengaturan yang bakal calon anggota legislatif memuat paling banyak
sama, apa yang diatur dalam Pasal 17 Qanun 3 Tahun 120% dari jumlah kursi pada setiap dapil.
2008 sepenuhnya merupakan ketentuan Pasal 54 UU Jika merujuk kepada kedua ketentuan ini, maka
10 Tahun 2008, sehingga tidak ada permasalahan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012
dalam pelaksanaannya baik bagi Partai Politik menjadi norma baru dan dasar hukum bagi partai
Nasional (Parnas) maupun Parlok di Aceh. politik peserta Pemilu 2014 dalam pengajuan daftar
bakal calon anggota legislatif, sedangkan Undang-
Polemik Pencalonan 120% Pemilu Legislatif Undang Nomor 10 Tahun 2008 dinyatakan dicabut
Tahun 2014 di Aceh. dan tidak berlaku lagi. Persoalan yang mencuat
Pemilu Legislatif Tahun 2014 dilaksanakan kemudian adalah bagaimana penerapannya bagi
berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun Parlok di Aceh pada Pemilu 2014?. Jika diuraikan
2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan lebih lanjut bahwa ketentuan tentang hak dan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, kewajiban Parlok termuat dalam Undang-Undang
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pileg 2014 Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan
diikuti oleh 15 partai politik, terdiri dari 12 partai Aceh, pada Pasal 80 Ayat (1) dan (2) menjelaskan
politik dan 3 partai politik lokal di Aceh, yaitu: tentang keikutsertaan dalam pemilihan umum untuk
Partai Damai Aceh, Partai Nasional Aceh (PNA), memilih anggota DPRA dan DPRK, mengajukan
dan Partai Aceh (PA). Partai Damai Aceh adalah calon untuk mengisi keanggotaan DPRA dan DPRK,
kelanjutan dari Partai Daulat Aceh (PDA) dan Partai mengusulkan pemberhentian anggotanya di DPRA
Nasional Aceh (PNA) adalah partai politik lokal dan DPRK, mengusulkan pergantian antarwaktu
baru peserta Pemilu Tahun 2014.Sedangkan Partai anggotanya di DPRA dan DPRK, dan mengusulkan
Aceh (PA) adalah satu-satunya Parlok di Aceh yang pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, calon
memenuhi ketentuan persyaratan sebagai peserta Bupati dan Wakil Bupati, serta calon Walikota dan
pemilu berikutnya.11 Ketentuan keikutsertaan partai Wakil Walikota di Aceh dalam pelaksanaannya lebih
politik lokal di Aceh dalam Pemilu anggota DPRD lanjut diatur dengan Qanun Aceh. Di sinilah awal
10. Selain 6 (enam) parlok, yaitu Partai Aceh Aman Sejahtera (PAAS), Partai Aceh (PA), Partai Daulat Aceh (PDA), mula polemik pencalonan 120% itu terjadi dalam
Partai Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA), Partai Rakyat Aceh (PRA), dan Partai Bersatu Aceh (PBA) yang
ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2009, terdapat 7 (tujuh) parlok yang terbentuk di Aceh yang terdaftar di Kanwil
Hukum dan HAM, dan mendaftar di KPU/KIP untuk mengikuti proses verifikasi pemenuhan persyaratan partai
Pemilu di Aceh, apakah mengacu Pasal 17 Qanun 3
politik sebagai peserta Pemilu 2009, yaitu: Partai Atjeh Meudaulat (PAM), Partai Lokal Aceh (PLA), Partai Aliansi
Rakyat Aceh Peduli Perempuan (PARA), Partai Pemersatu Muslimin Aceh (PPMA), Partai Serambi Persada Tahun 2008 atau Pasal 54 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2012?.
Nusantara Serikat (PSPNS), Partai Darussalam, Partai Gabthat (Generasi Atjeh Beusaboh Tha’at dan Taqwa.
______, Partai Politik Lokal di Aceh..., hlm., 256.
11. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UU PA) pada Pasal 90 mengatur bahwa untuk
dapat mengikuti pemilu berikutnya, partai politik lokal peserta Pemilu harus memperoleh sekurang-kurangnya 5%
(lima persen) jumlah kursi DPR Aceh, atau memperoleh sekurang-kurangnya 5% (lima persen) jumlah kursi DPR
Penyelenggara pemilu di Aceh, yaitu KIP
Kabupaten/Kota yang tersebar sekurang-kurangnya di 1/2 (setengah) jumlah kabupaten/kota di Aceh.
Aceh dan KIP Kabupaten/Kota yang merupakan

Halaman // 42 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


bagian hierarki KPU secara teknis pelaksanaannya KPU melalui surat tersebut di atas pada intinya
dihadapkan persoalan ambiguitas antara mengacu menegaskan bahwa: 12
Pasal 17 Qanun 3 Tahun 2008 atau Pasal 54 1. Jumlah bakal calon yang dapat diajukan oleh
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012. Memasuki partai politik lokal Aceh maupun partai politik
masa tahapan pengajuan daftar bakal calon anggota nasional dalam pencalonan Pemilu 2014 untuk
DPR Aceh dan DPR Kabupaten/Kota, sebagian setiap daerah pemilihan paling banyak 100%

KOMISI PEMILIHAN UMUM


partai politik peserta pemilu di Aceh mendaftarkan dari alokasi kursi setiap daerah pemilihan
bakal calon anggota legislatif ke KIP Aceh dan Anggota DPRA/DPRK. Besaran angka 100%

REPUBLIK INDONESIA
KIP Kabupaten/Kota dengan menggunakan kedua jumlah bakal calon yang dapat diajukan dalam
metode tersebut. Ada partai politik yang mengajukan Pemilu Anggota DPRA/DPRK tersebut di
daftar nama bakal calon anggota legislatif memuat dasarkan kepada ketentuan Pasal 54 UU
paling banyak 120% dari jumlah kursi pada setiap Nomor 8 Tahun 2012, mengingat ketentuan
dapil, juga terdapat partai politik yang menyerahkan dalam Qanun Aceh yang mengatur mengenai
daftar nama bakal calon anggota legislatif memuat jumlah bakal calon yang diajukan untuk setiap
paling banyak 100% dari jumlah kursi pada daerah pemilihan sebanyak 120% bukan
setiap dapil, bahkan terdapat juga kondisi dimana merupakan ketentuan khusus bagi Provinsi
jangankan memuat 120%, untuk terpenuhi kuota Aceh sebagaimana dimaksud dalam Undang-
100% saja partai politik mengalami kesulitan. Di Undang Nomor 11 Tahun 2006 dan Peraturan
tingkat Propinsi Aceh, Partai Aceh, Partai Golkar, Pemerintah Nomor 20 Tahun 2007.
Partai Nasdem dan Partai Gerindra mendaftarkan 2. Tata cara pencalonan Anggota DPRA/DPRK
calon anggota legislatif memuat paling banyak 120% tetap tunduk kepada Peraturan KPU Nomor
dari alokasi kursi pada setiap dapil. 07 Tahun 2013 jo. Peraturan KPU Nomor 13
Kondisi ini tentunya menjadi persoalan Tahun 2013 Jo. Undang-Undang Nomor 8
tersendiri bagi penyelenggara pemilu pada aspek Tahun 2012, sepanjang tidak diatur khusus
kepastian hukum dan teknis pelaksanaannya, dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006.
sejumlah KIP Kabupaten/Kota menerapkan secara
beragam, umumnya tetap menerima pendaftaran Konsekuensi surat KPU tersebut di atas
caleg dari partai politik dan partai politik lokal membuat posisi KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota
memuat paling banyak 120% dari jumlah kursi terdesak dan serba salah, satu sisi pada masa tahapan
pada setiap dapil sebagaimana yang diterapkan oleh pendaftaran calon anggota legislatif terlanjur
KIP Aceh, terdapat juga KIP Kabupaten/Kota yang menerima daftar nama bakal calon anggota legislatif
menerapkan ketentuan Pasal 54 UU 8 Tahun 2012 memuat paling banyak 120% dari jumlah kursi pada
dan Peraturan KPUNomor 7 Tahun 2003 Perubahan setiap dapil, di sisi lain KPU menegaskan bahwa
Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2013 untuk Parlok di Aceh maupun Parnas dalam pencalonan
pendaftaran caleg dari partai politik, sedangkan Pemilu 2014 untuk setiap dapil paling banyak 100%
untuk partai politik lokal diterima pendaftarannya dari jumlah kursi pada setiap dapil Anggota DPRA/
sebagaimana Pasal 17 Qanun Aceh Nomor 3 Tahun DPRK. Penegasan KPU termasuk tentang tata cara
2008. Alhasil tentunya terjadi perbedaan penerapan, pencalonan dengan memerintahkan KIP Aceh dan
belum lagi persoalan ini menjadi obyek pengawasan KIP Kabupaten/Kota tetap tunduk kepada Peraturan
dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Aceh dan KPU Nomor 07 Tahun 2013 jo. Peraturan KPU
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten/ Nomor 13 Tahun 2013 Jo. Undang-Undang Nomor
Kota yang sedari awal menilai KIP Aceh dan KIP 8 Tahun 2012, sepanjang tidak diatur khusus dalam
Kabupaten/Kota tidak menjalankan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006.
peraturan perundang-undangan. Akibat dari terbitnya surat KPU Nomor 324/
Dalam menyelesaikan polemik pencalonan KPU/V/2013, KIP Aceh melakukan koordinasi
kuota 120% ini, KIP Aceh kemudian berkonsultasi dengan Pemerintah Aceh dan DPRA untuk
meminta penjelasan kepada KPU yang dijawab menyampaikan maksud surat KPU tersebut sekaligus
dengan Surat KPU Nomor 324/KPU/V/2013 tanggal mengadvokasi persoalan kuota caleg 120%, sehingga
7 Mei 2013 tentang Kedudukan Anggota Partai dilaksanakan dua kali pertemuan antara Tim
Politik Lokal Aceh dalam Pencalonan Anggota DPR, 12. Surat KPU RI Nomor 324/KPU/V/2013 tanggal 7 Mei 2013 tentang Kedudukan Anggota Partai Politik Lokal Aceh

DPRA, dan DPRK oleh Partai Politik Nasional. dalam Pencalonan Anggota DPR, DPRA, dan DPRK oleh Partai Politik Nasional, ketentuan Angka (5) dan (6).

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 43


Pemerintah Aceh dengan Tim Pemerintah, tanggal menghasilkan suatu kesepakatan antara KIP Aceh
21 Mei2013 di Jakarta dan 23 Mei 2013 di Bogor. dengan KIP Kabupaten/Kota yang dituangkan dalam
Pertemuan kali kedua ini menghasilkan kesepakatan Berita Acara KIP Aceh Nomor 32/BA/KIP-ACEH/
antara Tim Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh, KPU, VI/2013 tentang Dukungan dalam Penyusunan
dan Bawaslu terkait pengajuan kuota calon anggota Daftar Calon Anggota DPRA dan DPRK di Aceh.
DPR Aceh dan DPR Kabupaten/Kota di wilayah Kesepakatan KIP Se-Aceh ini kemudian
Provinsi Aceh. KPU selanjutnya mengeluarkan menimbulkan permasalahan baru terkait legalitas
Surat Nomor 410/KPU/VI/2013 tanggal 14 Juni bagi penyelenggara pemilu di Aceh untuk
2013 perihal Pengajuan calon anggota DPR Aceh menyepakati sesuatu yang berbeda dari apa yang
dan DPR Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Aceh. yang telah diputuskan KPU sebagaimana Surat
Substansi surat KPU ini sebagai berikut:13 Nomor 324/KPU/V/2013 tanggal 7 Mei 2013 tentang
1. KPU dapat menerima usulan mengenai jumlah Kedudukan Anggota Partai Politik Lokal Aceh dalam
bakal calon anggota DPRA dan DPRK yang Pencalonan Anggota DPR, DPRA, dan DPRK oleh
diajukan oleh Partai Politik Lokal Aceh dan Partai Politik Nasional. KIP Aceh saat itu dinilai
Partai Nasional untuk setiap daerah pemilihan sejumlah kalangan tidak patuh menjalankan perintah
Anggota DPRA dan daerah pemilihan Anggota KPU yang menetapkan ketentuan pengajuan daftar
DPRK dalam penyelenggara Pemilu Tahun caleg di Aceh dan dinilai telah membuat kesepakatan
2014, sepanjang tidak bertentangan dengan dan keputusan di luar yuridiksinya.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 dan Berikut penulis rangkum respon sejumlah
peraturan pelaksanaannya. kalangan, khususnya pimpinan partai politik di
2. Pengajuan bakal calon anggota DPRA dan Aceh:14
DPRK oleh Partai Politik Lokal Aceh dan Juru Bicara PNA Thamren Ananda:
Partai Nasional yang telah disampaikan “Pernyataan KIP Aceh bahwa mereka telah sepakat
kepada KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota dengan seluruh KIP kabupaten/kota mengakomodir
pada masa pendaftaran serta masa perbaikan kuota caleg 120 persen merupakan sikap yang
syarat pengajuan bakal calon dan syarat membingungkan rakyat dan parpol di Aceh. Hal
bakal calon berdasarkan ketentuan Pasal 54 ini disebabkan sebelumnya KPU telah membuat
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tetap keputusan kuota caleg tetap 100 persen melalui
diterima dan dinyatakan sah, mengingat masa Keputusan KPU Nomor 324. Menurut Thamren,
perbaikan syarat pengajuan bakal calon dan keputusan KPU telah disosialisasikan ke seluruh
syarat bakal calon sudah tidak dimungkinkan parpol. Dengan demikian, sampai saat ini parpol
lagi sebagaimana maksud dalam Peraturan secara aturan yang ada telah mengirimkan calegnya
KPU Nomor 7 Tahun 2013 Jo. Peraturan KPU sebanyak 100 persen. Namun dalam perjalanannya,
Nomor 13 Tahun 2013. Pemerintah Aceh menjadi motor dalam mendesak
3. Diminta kepada KIP Aceh dan KIP Kabupaten/ KPU untuk mengakomodir kuota caleg 120 persen,
Kota menyampaikan maksud surat KPU ini padahal sampai saat ini belum ada putusan KPU
kepada Pimpinan Partai Politik Lokal Aceh dan yang membatalkan Keputusan Nomor 324. Secara
Partai Nasional di Provinsi Aceh, serta surat aturan Keputusan KPU Nomor 324 Tanggal 7 Mei
KPU Nomor: 324/KPU/V/2013 tanggal 7 Mei 2013 tidak bisa dicabut oleh KIP Provinsi dengan
2013 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku. cara membuat kesepakatan dengan KIP kabupaten/
kota, kalau KIP ingin mengakomodir kuota 120
Sebelumnya, pada tanggal 7 Juni 2013 KIP persen, maka KIP harus meminta keputusan KPU
Aceh menggelar rapat koordinasi dengan KIP yang baru untuk membatalkan Keputusan KPU
Kabupaten/Kota tentang pengajuan bakal calon Nomor 324. Kita berharap kepada semua pihak
legislatif 120% bagi seluruh partai politik peserta untuk menghormati integritas KIP, agar mereka bisa
pemilu di Aceh. Pertemuan yang diinisiasi oleh KIP bekerja dengan baik dan tidak merasa tertekan atau
Aceh dimaksudkan untuk konsolidasi dukungan KIP mendapatkan tekanan dari pihak luar,”
Kabupaten/Kota di Aceh terkait persoalan pengajuan Ketua DPD Partai Demokrat Aceh, Mawardy
daftar caleg kouta 120%. Rapat koordinasi ini Nurdin: “Partai Demokrat menyatakan kesiapan
13. Surat KPU RI Nomor 410/KPU/VI/2013 tanggal 14 Juni 2013 perihal pengajuan calon anggota DPR Aceh dan DPR 14. https://aceh.tribunnews.com/amp/2013/06/09/kuota-caleg-bingungkan-parpol, tanggal 9 Juni 2013.
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Aceh, ketentuan Angka (1), (3),dan (4).

Halaman // 44 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


dengan apapun hasil keputusan yang ditetapkan KIP. terkait alokasi caleg 120 persen. Kita sambut positif,
Tapi, hendaknya KIP menetapkan keputusan dengan ini adalah bentuk lex spesialis. Aceh harus berbeda
dasar hukum yang jelas agar adanya kepastian dengan yang lain, kalau tidak mana juga yang
hukum untuk parpol. Sekarang ini yang berkembang namanya otonomi khusus dan ini jelas tertera dalam
baru sebatas usulan, pendapat dan kesepakatan Qanun Nomor 3 Tahun 2008 bahwa alokasi caleg
antara KIP Kabupaten/Kota dengan KIP Provinsi 120 persen. Saat ini masyarakat Aceh mengalami

KOMISI PEMILIHAN UMUM


terkait alokasi daftar caleg 120 persen, tapi itu kemajuan dalam bidang politik, terbukti dengan
tidak ada legalitasnya. Demokrat akan mengambil antusiasme masyarakat yang mendaftar menjadi

REPUBLIK INDONESIA
keputusan berdasarkan aturan hukum tertulis. Kalau caleg. Dengan kata lain ini adalah peluang untuk
nanti yang diputuskan ternyata 100 persen, lalu kita meminimalisir angka golput di pemilu. Terkait kuota
kirimkan 120 persen, kita harus mencoret yang 20 caleg 120 persen ini sudah disepakati secara lisan
persennya, maka ini menjadi masalah karena bakal antara Pemerintah Aceh dengan Depdagri dan KPU.
ada caleg yang berpindah dapil juga, Demokrat ikut Tapi, sejauh yang diketahui belum ada keputusan
mana saja aturan yang dibuat KIP. Tapi saya pikir tertulis dari kesepakatan itu yang dikeluarkan KPU,
harus ada hitam di atas putih, bukan berdasarkan kalau kesepakatan lisan prinsipnya sudah”.
kesepakatan dan pendapat.” Selanjutnya pada tanggal 12 Juni 2013 terbit
Ketua Partai Gerindra, TA Khalid: Keputusan KIP Aceh Nomor 5 Tahun 2013 tentang
“Kesepakatan KIP Aceh terhadap kuota 120 persen Pengajuan Bakal Calon Anggota DPRA, DPRK dari
disebabkan karena KPU tidak menindaklanjuti hasil Partai Politik dan Partai Politik Lokal Sebanyak-
kesepakatan antara Pemerintah Pusat (Depdagri) banyaknya 120% dari Alokasi Kursi Setiap Daerah
dengan Pemerintah Aceh bahwa di Aceh berlaku Pemilihan. Fakta lainnya, apa yang diputuskan oleh
kuota caleg 120 persen seperti termuat dalam KIP Aceh tersebut ditetapkan sebelum terbitnya
Qanun Nomor 3 Tahun 2008. Seandainya KPU telah Surat KPU Nomor 410/KPU/VI/2013 tanggal 14
menindaklanjuti kesepakatan itu, maka KIP Aceh Juni 2013. Keputusan ini diterbitkan secara waktu
tidak perlu menyepakati lagi dengan KIP Kabupaten/ telah melampaui masa pendaftaran dan masa
Kota, tapi langsung menindaklanjutinya. Mengapa perbaikan syarat pengajuan bakal calon serta syarat
Depdagri yang telah menyepakati Aceh berlaku bakal calon, sehingga dalam diktum kedua keputusan
kuota caleg 120 persen tidak menindaklanjutinya tersebut memutuskan bagi partai politik dan partai
dalam bentuk regulasi. Tindakan Pemerintah Pusat politik lokal yang belum mengajukan bakal calon
dan KPU ini membuat kegamangan bagi parpol di maksimal 120% dapat mengajukan bakal calon pada
Aceh. Seharusnya kalau pemerintah sepakat hamil, masa penyampaian klarifikasi dari partai.
ya sepakat juga melahirkan. Tapi kalau tidak sepakat KIP Aceh sesungguhnya dari awal telah
melahirkan, janganlah sepakat hamil,” menunjukkan keinginan kuat menerapkan
Ketua DPW Partai NasDem Zaini Djalil: pengajuan kuota 120% caleg kepada Parlok dan
“Pihaknya masih menunggu keputusan KIP Parnas sebagaimana yang berlaku pada Pileg 2009,
terkait kuota caleg 120 persen. Baik KPU maupun pertimbangan utamanya adalah azas penyelenggara
KIP,harus tegas bersikap memberi kepastian hukum pemilu. Selain itu, aktifnya KIP Aceh melakukan
pelaksanaan pemilu di Aceh. Posisi kita partai politik koordinasi dengan Pemerintah Aceh dan DPRA dalam
adalah peserta pemilu sangat berharap baik KIP mengadvokasi pemberlakuan kuota 120% dan sikap
maupun KPU memberi kepastian hukum terhadap KIP Aceh yang sedari awal di masa pendaftaran tidak
penafsiran alokasi caleg 100 persen maupun 120 mengarahkan, mengordinasikan dan mengendalikan
persen. NasDem memberi apresiasi atas kesepakatan KIP Kabupaten/Kota dalam tahapan pencalonan
KIP yang memperjuangkan alokasi caleg 120 persen pada kegiatan penerimaan pendaftaran caleg untuk
di Aceh. Namun tindakan KIP itu harus dituangkan menerapkan Pasal 54 UU Nomor 8 Tahun 2012,
dalam satu keputusan yang legal, agar nantinya Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2003 Perubahan
partai tidak bermasalah dengan hukum. Perlu ada Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2013, dan Surat
jaminan, agar nanti secara hukum tidak bermasalah. KPU RI Nomor 324/KPU/V/2013 yang prinsipnya
Kalaupun nantinya jadi 120 persen maka perlu telah menetapkan pendaftaran bakal calon anggota
diberi ruang waktu untuk menambah,” legislatif di Aceh memuat paling banyak 100% dari
Sekjend Partai Aceh, Mukhlis Basyah: alokasi kursi pada setiap dapil. Pertimbangan azas
“Pihaknya merespons positif kesepakatan KIP Aceh penyelenggara pemilu yang adil, memperlakukan

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 45


peserta pemilu secara setara dan kepastian hukun Nomor 13 Tahun 2013 jo UU Nomor 8 Tahun 2012,
termuat dalam Keputusan KIP Aceh Nomor 5 Tahun sepanjang tidak diatur khusus dalam UU Nomor 11
2013, diktum menimbang huruf c. Tahun 2006. Dari penjelasan dan uraian tersebut,
Bawaslu Aceh dengan surat Nomor 262/ apabila di kemudian hari ada bakal calon anggota
Bawaslu-Aceh/VI/3013 tanggal 6 Juli 2013 telah legislatif dari partai nasional maupun partai lokal
mempertanyakan dasar hukum KIP Aceh dalam di Aceh yang menduduki nomor urut pada posisi
menerima pengajuan daftar calon anggota legislatif 120 persen, tapi terpilih, maka hasil pemilihan itu
Parnas dan Parlok memuat paling banyak 120% dari sangat berpeluang digugat oleh nomor urut lainnya
jumlah kursi pada setiap dapil. Jawaban KIP Aceh dan dapat digugurkan suaranya karena penetapan
dengan Surat Nomor 274/2181 menjelaskan dalil yang bersangkutan dalam DCS maupun DCT tidak
kewajiban KIP sebagai penyelenggara pemilu untuk berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
memperlakukan partai politik peserta pemilu secara berlaku.
adil dan setara. Terkait dengan Keputusan KIP Aceh Selain itu, dasar landasan Qanun Nomor
ini, Bawaslu Aceh menilai penyelenggara pemilu 3 Tahun 2008 pada Pasal 17 mencantumkan
di tingkat Propinsi tidak memiliki kewenangan daftar bakal calon anggota legislatif sebagaimana
membentuk peraturan, termasuk mengatur jumlah dimaksud dalam Pasal 15 memuat paling banyak
pengajuan bakal calon legilatif, pandangan Ketua 120 persen, yaitu Pasal 54 UU Nomor 10 Tahun
Bawaslu Aceh Asqalani, penulis kutip sebagai 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,
berikut:15 DPD, dan DPRD, sudah dicabut dan dinyatakan
“Berdasarkan ketentuan Pasal 119 UU tidak berlaku lagi, dengan diberlakukannya UU
Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pemilihan Umum, Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu anggota DPR,
penyelenggara pemilu di tingkat provinsi (KIP DPD, dan DPRD. Ketentuan itu, bisa dilihat dalam
Aceh maupun Bawaslu Provinsi) tidak berwenang Pasal 327 UU Nomor 8 Tahun 2012. Jadi, KPU
membentuk peraturan, termasuk mengatur jumlah Pusat menyurati KIP Aceh dan KIP kabupaten/
maksimum pengajuan bakal calon legislatif oleh kota agar tidak memberlakukan usulan pencalonan
partai politik yang berbeda dengan yang diatur sebanyak 120 persen per daerah pemilihan bagi
dalam UU Nomor 15 Tahun 2011 dan Peraturan KPU calon anggota legislatif di Aceh dengan maksud
Nomor 07 Tahun 2013 yang telah diubah menjadi baik, yaitu mencegah terjadinya gugatan bagi caleg
Nomor 13 Tahun 2013. Penyelenggara pemilu yang terpilih.
di tingkat provinsi hanya diberikan kewenangan Bawaslu Aceh secara kelembagaan kemudian
menerbitkan keputusan yang sifatnya penetapan, melaporkan KIP Aceh ke Dewan Kehormatan
misalnya menerbitkan Keputusan KIP Aceh tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP) sebagai
daftar calon sementara (DCS) anggota legislatif dan dugaan pelanggaran etik karena dalam pelaksanaan
daftar calon tetap (DCT) anggota legislatif yang tugas dan kewenangannya tidak mempedomani
akan dipilih pada pemilu legislatif, 9 April 2014 peraturan perundang-undangan dengan menerbitkan
mendatang. Keputusan KIP Aceh Nomor 5 Tahun 2013. Namun
Terkait keinginan KIP Aceh itu, KPU Pusat DKPP menyurati Bawaslu Aceh tidak dapat
telah menyurati KIP Aceh tanggal 7 Mei 2013. Pada menerima pengaduan tersebut karena masuk ranah
poin 5 surat KPU Pusat itu dijelaskan, jumlah bakal internal KPU.16
calon yang dapat diajukan partai politik lokal Aceh Keputusan KIP Aceh tersebut juga mendapat
maupun partai politik nasional dalam pencalonan reaksi keras dari Yayasan Advokasi Rakyat Aceh
pemilu anggota legislatif 2014 untuk setiap daerah (YARA) yang mengirim surat Somasi kepada
paling banyak 100 persen dari alokasi kursi setiap KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota seluruh Aceh
daerah pemilihan anggota DPRA/DPRK. Besaran dengan Nomor: 24/YARA/VIII/2013. Penulis kutip
angka 100% itu berdasarkan kepada ketentuan pandangan Direktur Eksekutif YARA Safaruddin
Pasal 54 UU Nomor 8/2012 tentang Pemilu sebagai berikut:17
Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Pada poin 6 surat “Pasal 17 Qanun Aceh Nomor 3 tahun 2008
KPU itu, kembali dijelaskan, tata cara pencalonan yang digunakan KIP Aceh untuk menetapkan kuota
anggota DPRA/DPRK tetap tunduk kepada PKPU caleg 120% (seratus dua puluh persen) bertentangan
Nomor 7 Tahun 2003 juncto (jo) Peraturan KPU 16. Wawancara via telepon dengan Asqalani Ketua Bawaslu Aceh Periode 2013-2018, Banda Aceh, 20 Agustus 2020.
17. h t t p : / / m . b e r i t a h u k u m . c o m / d e t a i l _ b e r i t a .
15. https://aceh.tribunnews.com/amp/2013/06/13/kip-tak-berwenang-tetapkan-kuota-120 %, tanggal 13 Juni 2013. hp?judul=YARA+Somasi+KIP+Aceh+dan+KIP+Kabupaten+Kota&subjudul= Aceh, tanggal 20 Agustus 2013.

Halaman // 46 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


dengan pasal 54 UU Nomor 8 tahun 2012 yang 2012, kesepakatan yang tidak sesuai dengan Qanun
menetapkan sebanyak 100% (seratus persen). yang dirumuskan oleh KIP Aceh dalam bentuk
Mahkamah Agung dalam Putusannya Nomor: nomenklatur hukum apapun dalam kacamata yuridis
15P/HUM/2009 tertanggal 18 Juni 2009 telah tidak memiliki kekuatan untuk memarginalkan
mengabulkan permohonan para pemohon dengan mantan Komisioner KIP Aceh entuan yang ada
menyatakan Pasal 22 huruf c dan Pasal 23 ayat 1 dan dalam Qanun, walaupun pada beberapa Pasal UUPA

KOMISI PEMILIHAN UMUM


ayat 3, Peraturan KPU No. 15/2009 bertentangan KIP diberi kewenangan untuk mengatur (dalam
dengan Pasal 205 ayat 4 Undang-Undang Nomor 10 bentuk peraturan dan keputusan), akan tetapi bersifat

REPUBLIK INDONESIA
Tahun 2008 tentang Pemilu tahun 2009. YARA telah prosedural (melaksanakan perintah peraturan
mengajukan Judicial Review terhadap Qanun Aceh perundang-undangan) tidak menciptakan norma
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik Lokal hukum baru. Secara khusus, membidangi Divisi
Peserta Pemilihan Umum Anggota DPRA dan DPR Hukum ini menulis artikel/opini di Surat Kabar
Kabupaten/Kota, khususnya pasal 17 dan 33 karena Harian Serambi Indonesia.18
bertentangan dengan UU No 8 tahun 2012, tentang Kritik terhadap persoalan ini juga disampaikan
Pemilihan Umum, khusunya pasal 54 dan 327, Pengamat Politik dan Peneliti Jaringan Survey
melalui Ketua Pengadilan Negeri Banda Aceh dan Inisiatif (JSI) Aryos Nivada, pandangannya penulis
telah diregistrasi Perkara Nomor: 01.P/HUM/2013/ kutip sebagai berikut:19
PN-BNA tanggal 30 Juli 2013. “Apabila merujuk regulasi, maka ketentuan
Masih seputar polemik ini, juga memantik pengajuan kuota caleg 120 persen hanya ada
respon dari akademisi Fakultas Hukum Universitas dalam aturan Pasal 17 Qanun Nomor 3 Tahun 2008
Syiah Kuala, Zainal Abidin yang menilai kebijakan tentang Partai Politik Lokal, sedangkan aturan
KIP Aceh tentang kuota daftar caleg 120% di setiap setingkat Undang Undang sejauh ini tidak ada
dapil bermasalah secara hukum. Menurut Zainal, ketentuan yang mengatur hal tersebut. Keputusan
KIP Aceh tidak mengacu ke Qanun dan juga tidak KIP Aceh Nomor 5 Tahun 2013 tentang kuota caleg
kepada Peraturan KPU. Kebijakan yang dikeluarkan 120 persen pada dasarnya bermasalah dari segi
oleh KIP Aceh terkait kuota 120% yang diberlakukan pembentukan keputusan tersebut maupun dasar
untuk Parnas dan Parlok berpotensi tersangkut hukum yang digunakan. Keputusan KIP Aceh
dengan pelanggaran kode etik (Pasal 251 UU Nomor tersebut tidak memuat dasar hukum yang jelas
8 Tahun 2012 dan Pasal 18 ayat (2) Qanun Aceh bagi pemberlakuan 120 persen bagi parnas, baik
Nomor 7 Tahun 2007) dan turunannya yang dapat dalam pertimbangan maupun konsiderannya.KIP
menimbulkan sengketa pemilu. KIP Aceh harus Aceh sendiri tidak memiliki kewenangan mandiri
lebih hati-hati dalam melaksanakan setiap tahapan membuat petunjuk teknis tentang pencalonan dalam
karena setiap kebijakan penyelenggara dapat diuji Pileg yang berbeda dengan regulasi nasional atau
secara simultan, baik sengketa Pemilu ke Bawaslu, PKPU. Bila mengacu UUPA, KIP Aceh hanya
sengketa Tata Usaha Pemilu ke PTUN, pelanggaran berwenang menetapkan petunjuk teknis tata cara
kode etik ke DKPP dan penyalahgunaan kewenangan pelaksanaan dalam penyelenggaraan Pilkada. Hal
ke peradilan umum. Qanun Aceh Nomor 3 Tahun tersebut diatur tegas dalam Pasal 58 ayat 1 huruf
2008 sebagai hukum positif, hukum yang berlaku b UUPA. Memang dalam Pasal 58 ayat 1 huruf l
disini dan kini. 18. Bahwa Pasal 322 UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD merupakan jembatan
Masih menurut Zainal, kedudukan KIP penghubung Pemilu di bawah naungan rezim UU No. 8/2012 dengan pemilu di Aceh dalam bingkai UU No.11
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA). Diktum Pasal 322 UU No.8/2012 sangat eksplisit mengurai

terhadap Qanun hanya sebagai implementator, bahwa keikutsertaan partai lokal di Aceh dalam Pemilu anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota
sepanjang tidak diatur khusus dalam UU yang mengatur mengenai Pemerintahan Aceh, berlaku ketentuan UU ini.
Persoalan muncul kepermukaan ketika penjabaran Pasal 80 ayat (1) dan (2) UUPA melalui Qanun Aceh No.3/2008
KIP tidak berwenang mereview (menilai) Qanun berbeda dengan UU No.8/2012, PKPU No.7/2013 dan Surat KPU No.324/KPU/V/2013 menyangkut dengan
jumlah bakal calon yang diajukan di setiap daerah pemilihan. Qanun Aceh menentukan daftar bakal calon memuat

karena hanya pengadilan sebagai pengadil peraturan paling banyak 120% dari jumlah kursi di setiap daerah pemilihan, sementara UU No.8/2012, PKPU No.7/2013 dan
Surat KPU menetapkan sejumlah 100%. Timbul pertanyaan apakah Qanun Aceh No.3/2008 bertentangan dengan

perundang-undangan. Apalagi membuat kebijakan


peraturan perundang-undangan lebih tinggi? Ataukah Qanun Aceh tersebut bagian dari derivasi kekhususan Aceh
yang diberi melalui UUPA?.
Dalam hukum sudah sering disampaikan para ahli dikenal asas lex superiore derogat lex infiriore mengharuskan
yang bertentangan dengan Qanun. KIP se-Aceh norma hukum yang di bawah tidak bertentangan degan norma hukum yang di atasnya. Dalam pelaksanaannya
prinsip tersebut diimbangi dengan prinsip lain yaitu lex specialist deroget lex generalis bahwa norma hukum

membuat kesepakatan bahwa daftar alokasi caleg yang khusus, baik materi maupun wilayah berlakunya atau waktu berlakunya dapat saja mengatur yang berbeda
dari norma hukum yang bersifat umum tanpa mengubah status keberlakuan norma hukum yang bersifat umum.
Mengacu UU 12 Tahun 2011, maka Qanun Aceh No.3 Tahun 2008 tergolong verorderung karena mendapat
memuat paling banyak 120% dari jumlah kursi delegasi dari Pasal 80 ayat (2) UUPA. Untuk itu prinsip lex superiore tidak tepat dalam perkara aquo, tetapi prinsip
lex specialist lebih dapat diterima untuk diaplikasikan pada persoalan ini. Oleh karena Pasal 80 ayat (1) dan (2)

pada setiap dapil berlaku bagi Parlok dan Parnas, UUPA serta Qanun Aceh No.3/2008 merupakan ketentuan yang dibentuk memang dimaksudkan sebagai ketentuan
yang bersifat khusus. Hal ini simetris dengan asas systematische specialiteit bahwa sebuah ketentuan dikatakan

sementara Qanun hanya memayungi kuota caleg


bersifat khusus apabila pembentuk undang-undang memang bermaksud memberlakukan ketentuan tersebut
sebagai suatu ketentuan yang bersifat khusus. Jikapun persoalan tersebut tidak dimaksudkan sebagai contra legem,
melainkan praepia (ketidak sesuaian norma), maka dalam hal ini penafsirannya dikaitkan dengan elemen teleologis
120% untuk Parlok, lalu kesepakatan tersebut dari materi peraturan itu, yaitu menyangkut doelmatigheid (tujuannya).Jika tujuannya sama, maka perbedaan teknis
pelaksanaannya sepanjang tidak mengganggu proses pencapaian tujuan, maka keduanya masih dapat diterima.

dituangkan dalam Keputusan KIP Nomor 5 Tahun 19.


https://aceh.tribunnews.com/2013/06/20/kip-pkpu-tidak-qanun-pun-bukan, Artikel, tanggal 20 Juni 2013.
https://dialeksis.com/analisis/kuota-caleg-100-persen-vs-120-persen/

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 47


UUPA disebutkan bahwa KIP dapatmelaksanakan Partai Dapil Nama Caleg No. Urut Keterangan

tugas dan wewenang lain yang diatur dalam DPRK

peraturan perundang-undangan. Akan tetapi apabila Nasdem Aceh Besar 2 Haddadi Jakfar 6

merujuk regulasi lainnya yang mengatur tupoksi Pidie 2 Hj. Cut Meutia 9

penyelenggara pemilu yang berlaku, yaitu UU 15 Partai Aceh Aceh Jaya 2 Samsul Bahri 6

Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, juga Pidie 3 Muhammad Ali 9

tidak disebutkan bahwa KPU Provinsi (KIP Aceh) Pidie 4 Muhammad 9

dapat membuat petunjuk teknis tentang pedoman Pidie 5 Husaini 10

dalam pencalonan Pileg.” Bireun 2 Rusydi Mukhtar 11

Lebih lanjut dalam bukunya Rekam Lhokseumawe 1 Ardiansyah, SE 13

Jejak Pemilu 2014, Aryos kembali menegaskan Aceh Utara 2 Nurdin Hasbi 9

pandangannya bahwa ketentuan Qanun Nomor 3 Aceh Utara 6 Jamaluddin Jalil 10

Tahun 2008 sesuai dengan namanya hanya mengatur Aceh Timur 2 Suriadi 10

tentang keikutsertaan Parlok, tidak termasuk Parnas Aceh Timur 3 Muzakkir 10

dalam pemilu legislatif di Aceh. Oleh karena itu Aceh Barat 2 Nurhayati, S.Pd 5

adalah keliru ketika ketentuan tentang Parlok Abdya 2 Drs.H Syarifuddin.M 11

(terlepas dari apakah masih berlaku), digunakan juga


untuk Parnas.20 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada
Hasil Pileg 2014 mengantarkan sejumlah caleg Pileg 2014 di Aceh terdapat sejumlah caleg yang
terpilih DPR Aceh dan DPR Kabupaten/Kota berasal terpilih dari nomor urut yang masuk dalam pengajuan
kuota 120% atau caleg yang diajukan penambahan
dari Parlok dan Parnas yang menempati nomor urut
20% di masa perbaikan. Untuk DPR Aceh, caleg
pengajuan kuota 120% dan penambahan 20% di terpilih dari pengajuan kuota 120% hanya 2 (dua)
masa perbaikan. Faktanya tidak ada perselisihan orang, yaitu dari Partai Aceh dan Partai Nasdem,
hasil pemilu yang disengketakan kepada Mahkamah sedangkan caleg terpilih dari PAN adalah caleg
Konstitusi atas keterpilihan sejumlah caleg tersebut, yang diajukan pada masa perbaikan penambahan
tidak ada tindaklanjut persidangan etik kepada 20%, tetapi PAN di dapil tersebut pengajuan daftar
KIP Aceh oleh DKPP atas pengaduan Bawaslu calegnya tidak melebihi kuota 120% dari alokasi
Aceh terhadap dugaan pelanggaran kode etik, dan kursi. Untuk DPR Kabupaten/Kota, hanya 2 (dua)
faktanya juga tidak ada gugatan hukum ke PTUN caleg dari Partai Nasdem yang terpilih di dapil Aceh
Besar 2 dan Pidie 2. Partai Aceh satu-satunya partai
atas kebijakan KIP Aceh yang telah mengeluarkan
politik lokal yang mendominasi keterpilihan caleg
keputusan penerapan kuota 120% dan pengajuan dari pengajuan 120%, yaitu sejumlah 12 (dua belas)
penambahan 20% bagi Parlok dan Parnas. orang yang tersebar di 8 (delapan) Kabupaten/Kota.
Berikut data calon anggota legislatif pengajuan
kuota 120% dan penambahan 20% di masa perbaikan Polemik Pencalonan 120% Pemilu Tahun 2019 di
yang terpilih sebagai Anggota DPR Aceh dan DPR Aceh
Kabupaten/Kota Pileg Tahun 2014 di Aceh: Pemilu tahun 2019 dilaksanakan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Tabel 7.1. Calon Anggota DPRA dan DPRK Pemilihan Umum. Terdapat 20 Partai Politik peserta
Kouta 120 % Terpilih Pemilu 2014 pemilu 2019, terdiri dari 16 partai politik dan 4
Dapil partai politik lokal di Aceh, yaitu: Partai Aceh, Partai
Partai
DPRA
Nama Caleg No. Urut Keterangan
Daerah Aceh, Partai Nanggroe Aceh (PNA), dan
Nasdem Aceh 1 T. Irvan Djoha 13 Partai SIRA. Partai Daerah Aceh adalah perubahan
PAN Aceh 1 Mawardi Ali 9 Diajukan dimasa
nama dari Partai Damai Aceh, demikian halnya
perbaikan
penambahan 20% Partai Nanggroe Aceh (PNA perubahan nama dari
tetapi tidak melebihi
120% dari alokasi
kursi
Partai Nasional Aceh (PNA), sedangkan Partai
Partai Aceh Aceh 5 Muhammad Isa 13
SIRA adalah partai baru kelanjutan dari Partai Suara
Independen Rakyat Aceh (SIRA) yang mengikuti
20. Aryos Nivada, Rekam Jejak Pemilu 2014 Pengalaman dan Pembelajaran dari Aceh, Dialeksis Publishing, Banda
Aceh, 2015, hlm,. 27-28.
pemilu Tahun 2009, namun absen pada Pemilu

Halaman // 48 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


2014.21 Ketentuan keikutsertaan partai politik lokal banyak 100% dari jumlah kursi pada setiap dapil.
di Aceh dalam Pemilu anggota DPRD Provinsi dan Terdapat tiga substansi penting yang termuat dalam
DPRD Kabupaten/Kota pada Pemilu Tahun 2019 surat KPU tersebut, yaitu: 23
diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1. Ketentuan Pasal 244 Undang-Undang
2017 tentang Pemilihan Umum, Bab III Ketentuan Nomor 7 Tahun 2017 mengatur antara lain
Penutup, Pasal 569. bahwa daftar bakal calon anggota DPRD

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Pemilu Tahun 2019 di Provinsi Aceh terdapat Kabupaten/Kota yang disusun oleh pengurus
9.757 calon anggota DPR Aceh dan DPR Kabupaten/ partai politik tingkat Kabupaten/Kota dan

REPUBLIK INDONESIA
Kota yang memperebutkan 736 alokasi kursi yang diajukan kepada KPU Kabupaten/Kota
tersebar di seluruh parlemen di Aceh. Sejumlah memuat paling banyak 100% (seratus persen)
81 alokasi kursi untuk DPR Aceh diperebutkan dari jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan.
oleh 1.296 caleg, terdiri dari 806 laki-laki dan 490 2. Mengingat tidak ada ketentuan lain setingkat
perempuan yang tersebar di 10 dapil. Sedangkan undang-undang yang mengatur selain
untuk pemilihan calon anggota DPR Kabupaten/Kota ketentuan sebagaimana tersebut pada angka 1
terdapat 8.561 caleg, terdiri dari 5.203 laki-laki dan di wilayah tertentu, maka ketentuan tersebut
3.329 perempuan yang tersebar di 95 dapil dengan berlaku untuk seluruh Indonesia, termasuk di
memperebutkan 655 alokasi kursi yang tersedia.22 Provinsi Aceh dan seluruh Kabupaten/Kota di
Pengajuan bakal calon anggota legislatif wilayah Provinsi Aceh.
di Aceh Pemilu Tahun 2019 memiliki perbedaan 3. KIP Kabupaten/Kota agar menyampaikan hal
signifikan dengan Pileg 2014 yang kembali sebagaimana tersebut pada angka 2 kepada
menimbulkan pro-kontra dan polemik. Terhadap seluruh pengurus partai politik di masing-
persoalan ini, kebijakan KPU konsisten sedari masing daerah untuk dipedomani dalam proses
awal bahwa terkait pengajuan bakal calon anggota pencalonan pemilu anggota DPR Kabupaten/
legislatif memuat paling banyak 120% dari alokasi Kota tahun 2019 di wilayah Provinsi Aceh.
kursi pada setiap dapil ditetapkan kepada partai
politik lokal, sedangkan partai politik nasional Surat KPU Nomor 608/PL.01.4-SD/06/KPU/
memuat paling banyak 100% dari jumlah kursi VI/2018 Tanggal 25 Juni 2018 ini menjadi pedoman
pada setiap dapil sebagaimana ketentuan Pasal 244 bagi KIP Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017. kegiatan pencalonan pendaftaran bakal calon
Pada kegiatan pendaftaran calon yang anggota DPR Kabupaten/Kota yang memuat daftar
dimulai tanggal 9 Juli 2018, Komisioner KIP Aceh calon paling banyak 100% (seratus persen) dari
terpilih Periode 2018-2023 masih belum dilakukan jumlah kursi pada setiap dapil, walaupun dalam
peresmian dan pelantikan oleh Gubernur Aceh pelaksanaannya di sejumlah Kabupaten/Kota di
Irwandi Yusuf, sehingga KPU mengambil alih Aceh, Parlok tetap mengajukan susunan daftar calon
tugas, tanggung jawab dan kewenangan KIP Aceh anggota legislatifnya yang memuat paling banyak
dalam pelaksanaan tahapan Pemilu Tahun 2019 di 120% dari jumlah kursi pada setiap dapil.
Aceh. KIP Aceh Periode 2018-2023 baru dilantik Kebijakan KPU yang tertuang dalam surat
dan diresmikan pada hari Selasa, 17 Juli 2018 ketika tersebut mendapat penolakan keras dari Dewan
memasuki kegiatan verifikasi administrasi syarat Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), khususnya
calon. Komisi I yang membidangi Bidang Hukum, Politik
Berkenaan dengan pelaksanaan tahapan dan Pemerintahan, dan juga memantik protes dari
pencalonan anggota DPR Aceh dan DPR pimpinan partai politik peserta pemilu 2019, para
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Aceh, KPU politisi, pemerhati pemilu, maupun akademisi turut
telah menyurati Ketua KIP Kabupaten/Kota di Aceh memberikan pandangan dan komentarnya. Berikut
untuk menjalankan ketentuan Pasal 244 Undang- penulis mengutip sejumlah pandangan penolakan
Undang Nomor 7 Tahun 2017 di mana daftar bakal terhadap persoalan ini:
calon anggota DPR Kabupaten/Kota memuat paling Ketua DPR Aceh Tgk. Muharudin: “DPR Aceh
21. Adanya perubahan nama beberapa partai politik lokal di Aceh dikarenakan pada pemilu sebelumnya tidak
meminta KPU RI mencabut atau membatalkan surat
memenuhi persyaratan sebagai peserta pemilu berikutnya sebagaimana diatur dalam Pasal 90 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh (UU PA). Partai Aceh (PA) adalah partai politik lokal di Aceh keputusan yang mengatur kuota caleg 100 persen
dari jumlah kursi di setiap dapil yang diusul partai
yang secara otomatis menjadi peserta pemilu berikutnya karena menjadi pemenang pemilu legislatif di Aceh Tahun
2014.
22. Buku Data dan Infografik Pemilu Serentak 2019 Provinsi Aceh, KIP Aceh, Banda Aceh. Oktober 2019, hlm,. 1.
23. Surat KPU RI Nomor: 608/PL.01.4-SD/06/KPU/VI/2018 Tanggal 25 Juni 2018.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 49


politik pada Pemilu Legislatif 2019. Menurutnya, daerah pemilihan. DPRA menolak keputusan KPU
kuota caleg di Aceh untuk Pileg 2019 harus 120 dan tetap berpegangan kepada Qanun dan surat
persen dengan mengacu pada Qanun Aceh Nomor 3 KPU itu sudah melukai hati masyarakat Aceh,
Tahun 2008 tentang Partai Politik Lokal yang juga karena kekhususan Aceh seperti tidak diindahkan
mengatur tentang pengajuan kuota caleg 120 persen Pemerintah Pusat karena KPU atau Pemerintah
yang selama ini berlaku di Aceh, meski Qanun itu Pusat telah mengobok-obok kembali menyangkut
sebenarnya untuk Parlok, namun sebenarnya juga dengan kekhususan Aceh, sebuah qanun dilahirkan
diharapkan berlaku untuk Parnas yang berkompetisi bukan semana-mena, tetapi melalui proses, dan
pada Pileg 2019 di Aceh”.24 qanun ini berujuk kepada Undang-undang 11 Tahun
Kamaruddin Abubakar (Abu Razak)Sekretaris 2006 tentang Pemerintah Aceh (UUPA), karena itu
Jenderal DPA-PA: “Semestinya KPU RI bisa melihat DPRA tetap bersikeras menolak keputusan KPU
kekhususan Aceh yang sudah berjalan selama ini tersebut. Tetap menolak, dan kami harapkan kepada
bahwa setiap partai politik lokal di Aceh, harus KIP Kabupaten/Kota tetap berpedoman pada Qanun
diberikan kekhususan sebagaimana diatur dalam Aceh yang sudah disahkan.” 27
UUPA dan Qanun penyelenggaraan Pemilu di Aceh. Terhadap kebijakan KPU ini, pengajar Hukum
Masalah ini mengulangi kejadian serupa tahun Tata Negara Unsyiah, Kurniawan memberikan
2013, menjelang Pemilu Legislatif 2014 lewat lobi- pandangannya sebagai berikut:28
lobi saat itu, KPU Pusat akhirnya setuju bahwa caleg “Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Aceh 120 persen dari jumlah kursi. Kenapa hal yang partai politik lokal peserta pemilu anggota DPRA
sudah selesai ini kemudian diulang lagi? Usulan dan DPR Kabupaten/Kota sudah memiliki legal
caleg 120 persen itu hanya berlaku untuk parpol binding mengikat semua pihak. Benar, bahwa kuota
di Aceh, tidak ada ditempat lain. Inilah salah satu 120 persen sebagaimana diatur dalam Qanun Aceh
kekhususan dan keistimewaan Aceh pasca damai RI tersebut merupakan norma yang diturunkan dari UU
dengan GAM yang melahirkan UUPA. Seharusnya, No. 10 Tahum 2008, namun secara hukum mengingat
ini dijadikan sebagai kebhinekaan politik nasional Qanun Aceh dibentuk oleh lembaga pembentuk hukum
yang perlu dijaga demi keutuhan Negara Kesatuan yakni DPRA dengan persetujuan bersama Gubernur
Republik Indonesia. Jika semua undang-undang Aceh, serta telah melalui prosedur yang benar dan
Nasional diberlakukan untuk Aceh, lalu apa gunanya sudah diundangkan, maka ketentuan/norma yang
UUPA yang merupakan turunan dari butir-butir diturunkan ke dalam Qanun Aceh tersebut memiliki
MoU Helsinki. Sejatinya, KPU dapat menghormati kekuatan mengikat. Makanya, Undang-Undang
perjanjian damai ini. Partai Aceh meminta KPU tentang Pemerintahan Daerah baik dimulai dari
Pusat segera membatalkan surat edaran KPU UU No. 22 Tahun 1999, UU No. 32 Tahun 2004,
nomor: 605/PL.01.4-SD/06/KPU/VI/2018, tanggal minus UU No. 23 Tahun 2004 mensyaratkan adanya
25 Juni 2018, perihal syarat calon anggota DPR mekanisme evaluasi dan klarifikasi terhadap setiap
Aceh dan DPR Kab/Kota di Aceh.” 25 produk hukum berupa Peraturan Daerah atau
Ketua Partai Gerindra Aceh, TA Khalid: “Kuota Qanun sebelum ditetapkan oleh Gubernur menjadi
120 persen sudah dua kali pemilu diberlakukan di Perda atau Qanun, wajib sebelumnya dievaluasi
Aceh, yaitu Pemilu 2009 dan 2014 dan selama ini oleh Mendagri. Bilamana hasil evaluasi ditemukan
tidak bermasalah, maka sangat aneh jika hari ini ada materi yang dinilai Mendagri bertentangan
KPU mereduksi kekhususan Aceh yang telah diatur dengan peraturan perundang-undangan dan/atau
dengan Qanun Aceh berdasarkan UUPA.26 mengganggu ketertiban umum, maka hasil evaluasi
Wakil Ketua Komisi I DPRA, Asib Amin dari tersebut diteruskan kepada DPRD Provinsi untuk
Partai Gerindra: “Pihaknya menolak surat keputusan dilakukan perbaikan untuk selanjutnya dikirimkan
KPU tersebut karena Aceh sudah mempunyai kembali kepada Mendagri untuk klarifikasi. Namun
Qanun 3 Tahun 2008 Tentang Partai Politik Lokal. bilamana berdasarkan hasil evaluasi oleh Mendagri
Pada pasal 15 dalam Qanun ini disebutkan bahwa ditemukan ada peraturan perundang-undangan
daftar bakal calon sebagaimana dimaksud paling yang dilanggar dan/atau mengganggu ketertiban
banyak 120 persen dari jumlah kursi pada setiap umum, namun tidak ditindaklanjuti (diperbaiki) oleh
27. https://www.ajnn.net/news/dpra-tolak-keputusan-kpu-terkait-kuota-maksimum-caleg-100-persen/index.html,
24. https://www.jeumpanews.com/dpra-minta-kpu-cabut-surat-keputusan-kuota-caleg-100/ Editorial, tanggal tanggal 26 Juni 2018.
05/07/2018. 28. https://www.ajnn.net/news/pakar-hukum-qanun-aceh-yang-mengatur-quota-caleg-120-persen-sudah-mengikat/
25. https://modusaceh.co/news/partai-aceh-tolak-kuota-bakal-caleg-100-persen/index.html, tanggal 26 Juni 2018. index.html,tanggal 27 Juni 2018.
26. https://toskomi.com/2018/06/26/kuota-caleg-120-persen-untuk-parlok-100-persen-untuk-parnas/, tanggal 26 Juni
2018.

Halaman // 50 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


provinsi dan tetap ditetapkan oleh Gubernur, maka 647/PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018 kembali menuai
Mendagri maupun Presiden dapat membatalkan pro kontra di tengah-tengah publik Aceh. Sebagian
Perda atau Qanun tersebut. Qanun Aceh Nomor menilai kebijakan KPU telah tepat sebagaimana
3 tahun 2008 telah dibentuk oleh lembaga yang aturan dan prosedur yang berlaku dalam pelaksanaan
tepat serta telah melalui seluruh rangkaian Pemilu 2019, sebagian lagi kontra dengan menilai
prosedur sebagaimana yang diatur salam peraturan dua surat tersebut di atas berbeda dengan substansi

KOMISI PEMILIHAN UMUM


perundang-undangan, maka Qanun tersebut sudah Surat KPU Nomor 608/PL.01.4-SD/06/KPU/
memiliki legal binding yaitu mengikat semua pihak.” VI/2018 tanggal 25 Juni 2018. KPU dinilai tidak

REPUBLIK INDONESIA
Selanjutnya pada tanggal 2 Juli 2018, DPR Aceh memperhatikan prinsip-prinsip kesetaraan dan
menyampaikan surat kepada KPU perihal Pendapat keadilan sebagaimana kandungan Pasal 14 Undang-
DPR Aceh tentang Kuota Caleg DPRA/DPRK di Undang Nomor 7 Tahun 2017.
Propinsi Aceh. Surat Ketua DPR Acehi ini kemudian Ketua Komisi I DPR Aceh, Azhari Cagee
dijawab oleh KPU dengan Surat Nomor 646/PL.01.4- menengahi pro kontra ini dengan menjelaskan
SD/06/KPU/VII/2018 tanggal 9 Juli 2018.29 Pada posisi DPR Aceh di mana Komisi I telah dua kali
tanggal yang sama KPU juga menerbitkan Surat melakukan pertemuan dengan KPU membahas
Nomor 647/PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018 perihal persoalan kuota 120% dan telah menyampaikan
Penjelasan Jumlah Pengajuan Bakal Calon Anggota surat Ketua DPR Aceh yang berisi pandangan DPR
DPRA & DPRK yang ditujukan kepada Ketua KIP Aceh terkait penerapan kuota caleg 120% pada
Propinsi Aceh dan Ketua KIP Kabupaten/Kota di Pemilu 2019 sebagaimana muatan Qanun Aceh
Wilayah Propinsi Aceh. Substansi surat ini memuat Nomor 3 Tahun 2008 untuk diterapkan sama kepada
sebagai berikut: 30 Parlok maupun Parnas sebagaimana Pileg 2014,
1. Berdasarkan Pasal 80 Undang-Undang Nomor namun KPU berpendapat bahwa kuota 120% tidak
11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh bisa diberlakukan untuk Parnas karena tidak ada
dan Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17 Qanun aturan terkait itu, pengaturan di Qanun hanya untuk
Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Parlok, dan Pasal 244 UU Nomor 7 tahun 2017
Politik Lokal Peserta Pemilihan Umum tegas menyebutkan kuota 100% itu berlaku untuk
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan semuanya, termasuk Aceh sebenarnya.31
Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota, diatur Aksi protes terhadap persoalan ini berlanjut
daftar bakal calon anggota DPR Aceh dan dengan digelarnya pertemuan Pimpinan Parnas di
DPR Kabupaten/Kota di wilayah Aceh disusun Aceh (Partai Golkar, NasDem, Demokrat, PPP,
dan ditetapkan oleh Partai Politik Lokal Aceh PAN, PKS, PDI-P, PBB, Partai Berkarya, dan Partai
peserta pemilu dapat memuat paling banyak Perindo), tanggal 10 Juli 2018 yang menghasilkan
120% (seratus dua puluh persen) dari jumlah pernyataan sikap bersama menolak surat KPU yang
kursi pada setiap daerah pemilihan yang telah mengakomodir kuota caleg 120 % DPRA dan DPRK
ditetapkan oleh KPU. hanya untuk Parlok. Penolakan ini didasari penilaian
2. Untuk daftar bakal calon anggota DPR Aceh bahwa KPU telah bersikap diskriminatif dengan
dan DPR Kabupaten/Kota di wilayah Aceh menerbitkan Surat KPU Nomor 646/PL.01.4-SD/06/
dari Partai Politik peserta pemilu selain Partai KPU/VII/2018 tanggal 9 Juli 2018 dan Surat KPU
Lokal Aceh, tetap memuat paling banyak 100% Nomor 647/PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018. KPU
(seratus persen) dari jumlah kursi pada setiap dituding telah mencederai rasa keadilan bagi semua
daerah pemilihan sesuai dengan ketentuan partai politik peserta pemilu Tahun 2019 di Aceh.
pada surat KPU Nomor 608/PL.01.4-SD/06/ Berikut penulis kutip 5 (lima) substansi dari alasan
KPU/VI/2018 tanggal 25 Juni 2018. dan pertimbangan Pimpinan Parnas di Aceh, sebagai
berikut:
Surat KPU Nomor 646/PL.01.4-SD/06/KPU/ 1. isi surat tersebut merupakan salah satu
VII/2018 tertanggal 9 Juli 2018 dan surat Nomor kebijakan penyelenggaraan pemilihan umum
29. Substansi jawaban Surat KPU Nomor: 646/PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018 tertanggal 9 Juli 2018 bahwa
2019 di Provinsi Aceh yang secara nyata telah
berdasarkan Pasal 80 UU 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan PAsal 15, 16 dan Pasal 17 Qanun Aceh
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik Lokal Peserta Pemilu DPR Aceh dan DPR Kabupaten/Kota, diatur
mencederai rasa keadilan bagi semua partai
daftar bakal calon anggota DPR Aceh dan DPR Kabupaten/Kota di wilayah Aceh yang disusun dan ditetapkan oleh
Partai Politik Lokal Peserta Pemilu dapat memuat paling banyak 120% (seratus dua puluh persen) dari jumlah kursi politik yang ada di Provinsi Aceh;
pada setiap daerah pemilihan yang ditetapkan oleh KPU.
30. Surat KPU RI Nomor: 647/PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018 Tanggal9 Juli 2018. 2. penerapan nilai, kaedah, dan aturan hukum
31. https://aceh.tribunnews.com/2018/07/11/kuota-caleg-tetap-120-persen, tanggal 11 Juli 2018.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 51


dituntut untuk mengedepankan nilai-nilai yurisprudensi untuk pelaksanaan pemilu
persamaan, kebersamaan, dan keadilan bagi legislatif 2019 di Provinsi Aceh;
penyelenggara dan peserta Pemilu secara 4. apabila KPU tidak dapat memberikan rasa
universal dengan tanpa adanya diskriminasi keadilan kepada semua partai politik peserta
serta perbedaan kesempatan bagi semua pihak pemilu di Aceh, maka kami menduga bahwa
yang terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu. pelaksanaan pemilu di Aceh tidak akan pernah
3. penerapan aturan hukum mengenai jumlah adil karena KPU mengeluarkan surat yang
pengajuan bakal calon anggota DPRA dan bersifat diskriminatif;
DPRK pada Pemilu 2009 dan 2014 merupakan 5. bahwa setiap partai politik nasional yang ada
yurisprudensi dan dasar hukum yang mesti di Provinsi Aceh akan mengajukan protes dan
menjadi pertimbangan bagi KPU RI serta keberatan secara resmi kepada KPU Pusat
perangkat penyelenggara pemilu lainnya atas dikeluarkannya surat KPU Nomor 647/
dalam menerapkan kebijakan aturan hukum PL.01.4-SD/06/KPU/VII/2018 tanggal 09 Juli
penyelenggaraan Pemilu di Aceh. 2018.
4. aturan hukum yang digunakan sebagai dasar
pertimbangan penerbitan surat KPU RI Polemik ini semakin menyedot perhatian
tersebut di atas, sama sekali tidak menegaskan publik Aceh dan Nasional, ketika Ketua KPU RI
adanya perbedaan perlakuan terhadap semua Arief Budiman diadukan ke DKPP oleh salah seorang
partai politik peserta pemilu tahun 2019;
calon anggota DPR Aceh dari PDIP, Imran Mahfudi.
5. eksistensi partai politik sebagai peserta pemilu
Pengaduan ini diregistrasi dengan Nomor Perkara
di Aceh memiliki kesetaraan, derajat hak dan
kewajiban sama, sehingga patut diberikan 227/DKPP-PKE-VII/2018. Pokok pengaduan
kesempatan yang sama dalam pengajuan mantan Komisioner KIP Provinsi Nanggroe Aceh
jumlah bakal calon anggota DPRA dan DPRK . Darussalam (KIP yang dibentuk pertama kali untuk
penyelenggaraan Pilkadasung Tahun 2006) ini
Berdasarkan alasan dan pertimbangan inilah, terkait tindakan Ketua KPU RI yang menerbitkan
Pimpinan Parnas di Aceh menyatakan keberatan surat yang dimaksudkan untuk pemberlakuan jumlah
dan protes keras terhadap kebijakan KPU dan caleg secara berbeda antara Parnas dengan Parlok
menyatakan sikap sebagai berikut:
dalam Pemilu Tahun 2019 di Aceh. Surat yang
1. menyatakan tidak dapat menerima penerapan
dikirim KPU kepada DPRA, KIP Aceh dan kepada
aturan yang bersifat diskrimintif, tidak
memenuhi rasa keadilan, dan menutup ruang KIP Kabupaten/Kota mengakibatkan KIP Aceh
demokrasi bagi partai politik nasional; telah memberlakukan pengajuan jumlah caleg yang
2. meminta KPU RI untuk menarik kembali surat berbeda antara Parlok dengan kuota 120% dan Parnas
tersebut selambat-lambatnya pada tanggal 14 berlaku 100%. Salah satu dari petitumnya, pengadu
Juli 2018, karena penggunaan dasar hukum meminta kepada DKPP untuk memerintahkan KPU
dari surat tersebut adalah Pasal 15, Pasal 16 RI mengoreksi keputusan jumlah caleg tersebut dan
dan Pasal 17 Qanun Aceh No. 3 Tahun 2008 menyamakan pengajuan jumlah caleg antara Parnas
tentang Partai Politik Lokal Peserta pemilu
dan Parlok di Aceh dalam Pemilu 2019.32
DPRA dan DPRK adalah keliru, karena Qanun
Dalam sidang pembacaan putusan Rabu 2
tersebut dibuat pada tahun 2008, dan KPU
tidak dapat hanya mengeluarkan selembar Februari 2019, Majelis DKPP menyatakan Ketua
surat untuk menganulir PKPU; KPU RI Arief Budiman melanggar kode etik dan
3. bahwa KPU dalam mengeluarkan Peraturan menjatuhkan sanksi peringatan karena dinilai
harus memberikan rasa keadilan, sebagaimana melanggar kode etik dengan mengeluarkan dua
pelaksanaan pemilu tahun 2009 dan 2014 semua surat terkait penetapan kuota caleg di Aceh, yaitu
partai politik di Aceh baik Partai Nasional penetapan kuota 120% dari jumlah kursi pada
maupun Partai Lokal dapat mengajukan calon setiap dapil untuk Parlok, dan 100% untuk Parnas.
anggota legislatif sebanyak 120% dari jumlah
Sedangkan permohonan pengadu agar DKPP
kursi pada setiap daerah pemilihan yang
ditetapkan oleh KPU seharusnya menjadi
32. https://www.ajnn.net/news/ketua-kpu-dilaporkan-ke-dkpp/index.html, tanggal 10 Oktober 2018.

Halaman // 52 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


memerintahkan KPU RI mengoreksi terkait dengan Bakal Calon Anggota DPRA dan DPRK.
jumlah caleg di Aceh tidak dikabulkan. Berikut data calon anggota legislatif dari
Putusan DKPP tersebut di atas ditanggapi oleh Parlok yang terpilih sebagai Anggota DPRA dan
Ketua Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia DPRK Pemilu Tahun 2019 di Aceh:
(JaDI) Aceh, Ridwan Hadi yang juga mantan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Ketua KIP Aceh Periode 2013-2018. Saat menjadi Tabel 7.2. Calon Anggota DPRA dan DPRK
pembicara dalam Diskusi Media dengan tema Terpilih Kouta 120 % dari Partai Politik Lokal
Pemilu 2019
Membangun Kepercayaan Publik dalam Pemilu

REPUBLIK INDONESIA
Partai Dapil Nama Caleg No. Urut Keterangan
2019, Ridwan Hadi menilai bahwa KIP Aceh harus
DPRA
memastikan kuota caleg Aceh menyusul keluarnya
Putusan DKPP yang menjatuhkan sanksi kepada Nasdem Aceh 1 Sulaiman, SE 13

Ketua KPU RI Arief Budiman. Berikut penulis kutip


Aceh 2 Anwar S.Pdi., M.Ap 10

pandangannya:33
Aceh 9 Hj. Asmidar 11

Partai Dapil Nama Caleg No. Urut Keterangan


KIP Aceh berkewajiban merespons putusan
DPRK
DKPP tersebut karena berkaitan dengan Daftar
Partai Aceh Aceh Besar 5 Bakhtiar, ST 11
Calon Tetap (DCT) yang sebelumnya telah Aceh Jaya 3 Muhammad Ali. S.Sos 6

disahkan. Penjatuhan sanksi terhadap Ketua KPU Pidie 2 Muhammad, S.Pdi 9

selaku orang yang memerintahkan penetapan Pidie 4` Alhadi A.Gani, S.Ag 9

kuota 100 dan 120 persen menunjukkan bahwa ada Aceh Utara 1 Muktar, SE 8

masalah dengan DCT Aceh. KIP Aceh berkewajiban Aceh Utara 3 Jirwani 9

menginformasikan apakah DCT masih tetap atau ada Aceh Utara 6 Teuko Otman 11

perubahan, masyarakat wajib tahu, demikian juga Aceh Timur 2 Fattah Fikri 13

partai politik. Di samping itu, respons KIP terhadap Aceh Timur 5 Suriadi, SHI 10

keputusan DKPP juga penting untuk menjaga PNA Aceh Besar 1 Mustafa 8

kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara Aceh Besar 5 Arfiansyah, S.Pd 10

Pemilu.“Agar mereka (KIP) dipercaya, mereka


Pidie 2 Tgk. Muhammad Nur 10

Pidie 5 Muhammad Khaizir 9


harus menyampaikan informasi (DCT) itu kepada
Lseumawe 1 Said Fachri 12
masyarakat. Hari ini publik nggak tahu. “Apapun Aceh Timur 5 Tgk. Iskandar, S.Pd 10

hasilnya, kewenangan terkait kuota caleg itu ada


di KIP Aceh, ajak diskusi pakar hukum di sini dan Dari tabel di atas menunjukkan bahwa caleg
hasilnya beri tahu masyarakat.” terpilih kuota 120% dari Partai Aceh (PA) di tingkat
Meski mendapatkan sorotan tajam dan protes DPR Aceh sebanyak 3 (tiga) orang di dapil Aceh 1,
keras dari sejumlah pihak di Aceh, bahkan Ketua KPU Aceh 2 dan Aceh 9. Di tingkat DPR Kabupaten/Kota
RI diadukan ke DKPP dan dijatuhi sanksi peringatan. terdapat 9 (sembilan) orang caleg terpilih dari kuota
KPU tetap konsisten memutuskan pengajuan bakal 120% yang tersebar di 5 (lima) kabupaten/kota pada
calon anggota legislatif Pileg 2019 memuat paling 9 (sembilan) dapil. Sedangkan Parlok lainnya yaitu
banyak 120% dari alokasi kursi pada setiap dapil Partai Nanggroe Aceh (PNA) berhasil menempatkan
kepada Parlok di Aceh, sedangkan Parnas tetap 6 (enam) orang caleg terpilih dari pengajuan kuota
sebagaimana ketentuan Pasal 244 Undang-Undang 120% di 4 (empat) Kabupaten/Kota yang tersebar di
Nomor 7 Tahun 2017, yaitu memuat paling banyak 6 (enam) dapil. Data ini menunjukkan bahwa calon
100% dari jumlah kursi pada setiap dapil. Secara anggota legislatif kuota 120% dari jumlah kursi pada
teknis pelaksanaannya, KIP Aceh berkonsultasi setiap dapil yang diajukan oleh Parlok di Aceh pada
kepada KPU dan menerbitkan Keputusan KIP Aceh Pileg 2019 memiliki peluang besar keterpilihannya
Nomor 1/PL.01.4-Kpt/11/Prov/VII/2018 tentang dalam konstestasi pemilihan di dapilnya, karena
Petunjuk Teknis Penambahan Pengajuan 120% Parlok memiliki hak menyusun dan mengajukan
33. https://aceh.tribunnews.com/2019/01/13/kip-harus-pastikan-kuota-caleg-aceh, tanggal, 13 Januari 2019

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 53


daftar caleg di masing-masing dapil lebih banyak masukan secara lisan atau tulisan dalam rangka
20% dari Parnas pada setiap dapilnya. Namun penyiapan dan pembahasan Rancangan Qanun
tentunya tidak semua Parlok dapat memanfaatkan Aceh sebagai bagian dari partisipasi publik.
peluang tersebut di atas, buktinya tidak satupun Demikian halnya terkait penilaian suatu
caleg dari dua partai politik lokal lainya, Partai muatan materi Qanun yang telah ditetapkan
SIRA dan Partai Damai Aceh yang terpilih dari di mana dalam penerapannya dinilai tidak
kuota 120%. Keterpilihan seseorang caleg di daerah memenuhi asas keadilan, nondiskriminasi,
pemilihannya dalam pemilu memerlukan riset kebersamaan kedudukan dalam hukum dan
tersendiri, paling tidak terdapat sejumlah faktor lain pemerintahan, ketertiban dan kepastian hukum,
yang mempengaruhi keterpilihannya, seperti proses keseimbangan, keserasian, kesetaraan, dan
seleksi caleg di internal partai, program dan janji- keselarasan. Catatan masukan secara tertulis
janji politik yang dijadikan narasi partai dan caleg dari elemen masyarakat menjadi usulan bagi
di masa kampanye, aspek mesin politik partai di perubahan Qanun itu sendiri kepada Gubernur
dapil tersebut yang bekerja maksimal meyakinkan dan DPR Aceh.
pemilih, elektabilitas caleg yang diusung, dan aspek 2. Pihak-pihak yang merasa dirugikan dan
figuritas, serta lain sebagainya. berkepentingan secara langsung (peserta
pemilu) terhadap materi muatan Qanun Aceh
Penutup Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik
Polemik atau di Aceh lazim disebut “konflik Lokal Peserta Pemilihan Umum Anggota DPR
regulasi” selalu mencuat menjadi narasi politik Aceh dan DPR Kabupaten/Kota, khususnya
publik setiap penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Pasal 15, 16 dan 17, pada aspek bahwa Qanun
di Aceh. Debat kusir antara ketentuan lex specialist tersebut tidak mengandung asas keadilan,
dan lex generalis menjadi kosa kata umum nondiskriminasi, kebersamaan kedudukan
yang diperbincangkan di warung kopi tempat dalam hukum dan pemerintahan, ketertiban dan
berkumpulnya para politisi, aktivis, pengamat kepastian hukum, keseimbangan, keserasian,
politik dan hukum, juga para akademisi. Kondisi kesetaraan, dan keselarasan sebagaimana yang
ini tentunya membuka ruang diskusi publik dan termuat dalam Pasal 273 UU PA, maka dapat
mendorong sejumlah pihak untuk mengkajinya lebih melakukan uji materiil Qanun tersebut kepada
lanjut, terutama bagi para peneliti dan Perguruan Mahkamah Agung (MA) sebagaimana juga
Tinggi. Banyak penelitian yang mengangkat tema diatur dalam Pasal 235 Ayat (3) UU PA.
kepemiluan dan demokrasi di Aceh, terutama 3. Pemerintah dapat membatalkan Qanun yang
pasca hiruk pikuk Pilkada dan Pemilu di Aceh, bertentangan dengan kepentingan umum,
baik itu dalam bentuk karya tulis ilmiah (skripsi) antarqanun dan peraturan perundang-
mahasiswa maupun penelitian mandiri, lembaga undangan yang lebih tinggi, kecuali diatur
riset dan Perguruan Tinggi, termasuk di dalamnya lain dalam Undang-undang ini, sebagaimana
penelitian tentang calon perseorangan, Parlok di muatan Pasal 235 Ayat (2) UU PA.
Aceh dan kuota 120%. Semuanya menjadi khazanah 4. Mempertimbangkan perkembangan terbaru
keilmuan dalam perspektif hukum, politik, pemilu terkait ketentuan peraturan perundang-
dan demokrasi berikut aspek teknis pelaksanaannya undangan, khususnya aspek penyelenggaraan
di Aceh. pemilihan, maka Pemerintahan Aceh (eksekutif
Mengakhiri tulisan ini, penulis sebagai bagian dan legislatif) dapat melakukan revisi Qanun
dari penyelenggara pemilu di Aceh yang turut berada Aceh Nomor 3 Tahun 2008 Partai Politik
di pusaran polemik ini, memiliki pandangan atau Lokal Peserta Pemilihan Umum Anggota DPR
sumbang pikiran sebagai opsi solusi yang dapat Aceh dan DPR Kabupaten/Kota.
ditempuh, sebagai berikut:
1. Masyarakat Aceh dapat dan berhak memberikan

Halaman // 54 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


SYARAT PINDAH PARPOL DAN
KETERWAKILAN PEREMPUAN DINILAI
BATASI HAK POLITIK WARGA NEGARA

KOMISI PEMILIHAN UMUM


(TELAAH ATAS PUTUSAN BAWASLU SULAWESI
BARAT NOMOR : 07/PS.Reg/30.00/IX/2018)

REPUBLIK INDONESIA
Said Usman Umar1 serentak.
Di sisi lain dalam amendemen UUD 1945

P
Pendahuluan yang kedua melahirkan ketentuan terkait Hak Asasi
elaksanaan pemilihan umum merupakan Manusia, salah satunya memuat tentang hak asasi
sebuah keniscayaan bagi negara demokrasi. warga dalam kehidupan politik. Output dari jaminan
Hal ini didasarkan pada konsep kedaulatan Konstitusi tersebut dapat dipantau dari tingkat
rakyat sebagai ide dasar yang dituangkan dalam partisipasi, baik sebagai calon maupun sebagai
konstitusi NKRI. Merujuk pada konstitusi UUD pemilih dalam setiap kontestasi politik. Pada Pasal
1945, di mana dinyatakan bahwa “Kedaulatan 28 D ayat 3 disebutkan bahwa “Setiap warga negara
Negara Indonesia berada ditangan rakyat yang berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
dilaksanakan menurut UUD”, bahwa proses pemerintahan”3. Dasar ini diperjelas dalam UU No.
pelaksanaan kedaulatan rakyat berdasar pada hukum, 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International
sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 UUD 1945. Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan
Selanjutnya pada amendemen ketiga pada Pasal 22 Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik) pada
E, disebutkan tentang pelaksanaan pemilu, yakni Pasal 25, di mana disebutkan bahwa “Setiap warga
“Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, negara harus mempunyai hak dan kesempatan, tanpa
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima pembedaan apapun termasuk dalam hal memilih
tahun sekali, untuk memilih anggota DPR, DPD, dan dipilih pada pemilihan umum”4. Konstitusi
Presiden dan Wakil Presiden, dan DPRD”2. negara kita mengatur masalah hak-hak warga negara
Dalam pelaksanaan konstitusi tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan berpolitik,
penyelenggara negara yang memiliki kewenangan, walaupun tentunya memiliki batasan-batasan sesuai
telah menetapkan Undang-Undang Nomor 7 dengan persyaratan yang ditentukan dalam peraturan
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Dinyatakan lainnya.
bahwa Pemilu 2019 dilaksanakan secara serentak
untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden serta Latar Belakang
anggota DPR, DPD, dan DPRD. Pemlu serentak Sebagaimana yang termuat dalam UU No.
tersebut baru pertama kali dilaksanakan sehingga 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, terdapat
butuh kesiapan bagi penyelenggara maupun peserta tiga bentuk penyelenggara pemilu yang masing-
pemilu. Penyelenggara pemilu tentu membutuhkan masing memiliki tugas, kewenangan, dan kewajiban
kesiapan sumberdaya manusia sampai ke tingkat yang berbeda, yakni KPU5, Bawaslu,6 dan Dewan
adhoc, termasuk manajemen pemilu dalam Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)7. KPU
bentuk mekanisme sebagai prosedur teknis dalam merupakan instrumen negara yang dibentuk secara
pelaksanaan tahapan pemilu. Peserta Pemilu tentu berjenjang di setiap tingkatan wilayah dengan tugas
fokus utamanya adalah bagaimana menyiapkan utama sebagai penyelenggara teknis pemilu. Dapat
calon di semua tingkatan sehingga tujuan dalam dimaknai bahwa KPU adalah lembaga negara yang
mengikuti kontestasi dapat tercapai. Bukan hanya melindungi hak politik warga negara dalam setiap
penyelenggara dan peserta yang harus siap, namun kontestasi kepemiluan. KPU diberi kewenangan
masyarakat bahkan semua elemen publik harusnya untuk menetapkan peraturan terkait pemilu yang
mengambil peran dalam menjaga kualitas pemilu 3. Periksa Pasal 28 D UUD 1945 Amendemen II
4. Periksa Pasal 25 UU Nomor 15 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.
5. Periksa Pasal 6 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
1. Anggota KPU Provinsi Sulawesi Barat 6. Periksa Pasal 96 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
2. Periksa Pasal 22 E UUD 1945 Amendemen III 7. Periksa Pasal 155 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 55


mengikat semua elemen yang terlibat langsung dalam dan (3) perseorangan untuk memilih anggota
proses pemilu. Bawaslu hadir sebagai lembaga yang Dewan Perwakilan Daerah (DPD).10 Presiden dan
berkewajiban untuk mengawasi proses pemilihan wakil presiden dicalonkan oleh partai politik atau
yang dilaksanakan oleh KPU, termasuk peserta gabungan parpol dengan persyaratan yang ditentukan
pemilu. Dengan tugas tersebut Bawaslu memiliki dalam undang-undang. Untuk kontestasi anggota
kewenangan untuk memastikan proses pemilu DPR dan DPRD, parpol melakukan rekruitmen
berjalan sesuai kaidah yang berlaku. calon dari unsur warga negara dengan persyaratan
Selain penyelenggara pemilu, Peserta pemilu tertentu, sementara calon dari DPD merupakan calon
pun memiliki tiga bentuk, sebagaimana yang perorangan dari tiap provinsi.
termaktub dalam UU 7/2017, yakni: (1) calon
presiden dan wakil presiden;8 (2) partai politik;9
8. Periksa Pasal 169 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
9. Periksa Pasal 172 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum 10. Periksa Pasal 181 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

Halaman // 56 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Pembahasan Mekanisme Pencalonan
Dalam melaksanakan tahapan pemilu, KPU
diberi kewenangan untuk menerbitkan berbagai
regulasi sebagai bentuk tindak lanjut atas perintah
UU yang mengikat semua elemen yang terlibat dalam
proses pemilu. Dalam Pemilu 2019 terkait tahapan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


pencalonan, KPU menerbitkan Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2018 tentang

REPUBLIK INDONESIA
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
Kota (PKPU No. 20 Tahun 2018). Kajian ini akan
difokuskan pada masalah calon pindah partai, yakni
manakala calon sudah diajukan oleh partai lain
dalam proses pencalonan serta terkait keterwakilan
perempuan.

1. Syarat Pindah Parpol


Partai politik dalam mengajukan calon anggota
DPR dan DPRD terlebih dahulu melakukan proses
seleksi secara demokratis. Dalam proses tersebut
akan teridentifikasi keterpenuhan syarat calon
sebagaimana yang telah ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan, sehingga memudahkan
proses pendaftaran calon ke KPU. Tentunya terdapat
beberapa syarat seperti terkait dengan calon ganda
atau calon yang telah didaftarkan oleh partai lain.
Dalam UU 7/2017 pada Pasal 240 ayat (1) huruf o
dinyatakan bahwa: “dicalonkan hanya di 1 (satu)
lembaga Perwakilan”11 dan dalam PKPU 20/2018
pada Pasal 7 ayat (1) huruf q yang disebutkan:
“dicalonkan hanya oleh 1 (satu) partai politik”12.
Rujukan tersebut dapat dimaknai bahwa dalam
proses pendaftaran calon ataupun pada tahapan
perbaikan calon dapat dinilai tidak memenuhi
syarat (TMS) pada calon terkait apabila calon yang
diusulkan sudah terlebih dahulu didaftarkan partai
lainnya. Hal yang sama jika calon terkait didaftarkan
oleh dua parpol yang berbeda, baik pada satu dapil
maupun pada dapil yang berbeda.
Batasan Kajian Dalam Pasal 10 ayat (2) PKPU 20/2018,
Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini akan “Pengajuan bakal calon anggota legislatif hanya
dibatasi pada pembahasan sebagai berikut: dilakukan 1 (satu) kali pada masa pengajuan
1. Mekanisme pencalonan anggota DPR dan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 3”13. Hal
DPRD pada Pemilu 2019 pindah partai politik ini dipertegas juga pada Pasal 44 ayat (5) PKPU
dan keterwakilan perempuan; 20/2018 yang menyebutkan bahwa “ Dalam hal
2. Fokus masalah pencalonan DPRD Provinsi ditemukan kegandaaan pada tahapan sampai dengan
Sulawesi Barat pada Pemilu 2019; 1 (satu) hari sebelum penetapan DCT, KPU, KPU
3. Analisis pertimbangan Bawaslu pada Perkara
Nomor: 07/PS.Reg/30.00/IX/2018. 11.
12.
Periksa pasal 240 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pemilu
Periksa pasal 7 PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota
13. Periksa pasal 10 PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 57


Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota lebih lanjut mengenai proses verifikasi bakal calon
mencoret calon yang bersangkutan di seluruh jenis DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota
kegandaan setelah dilakukan pencermatan terhadap diatur dalam peraturan KPU”.16
dokumen syarat calon yang bersangkutan”14. Merujuk pada UU tersebut, KPU menetapkan
Dalam hal penggantian calon pada masa Peraturan KPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang
perbaikan, dijelaskan dalam Keputusan KPU RI Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
nomor 961/PL.01.4-Kpt/06/KPU/VII/2018 tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan
Petunjuk Teknis Perbaikan, Penyusunan, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
Penetapan Daftar Calon Sementara serta Penyusunan Kota. Beberapa poin dalam Peraturan tersebut
dan Penetapan Daftar Calon Anggota DPR, DPRD
telah menetapkan kaidah-kaidah tentang syarat
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota sebagai
pencalonan, seperti disebutkan dalam Pasal 6 pada
berikut :
ayat (1): “Setiap Partai Politik dapat mengajukan
a. Bab II bagian A nomor 5 huruf a angka
1 menyebutkan : “Bakal Calon yang bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan
belum pernah diajukan oleh Partai DPRD Kabupaten/Kota, dengan ketentuan sebagai
Politik pada masa pengajuan bakal calon berikut:
di setiap tingkatan pemilihan umum dan (a). Diajukan oleh Pimpinan Partai Politik
atau setiap daerah”. sesuai tingkatannya;
b. Bab II bagian A nomor 5 huruf a angka (b). Jumlah bakal calon paling banyak 100%
2 menyebutkan : “bakal calon yang (seratus persen) dari jumlah kursi yang ditetapkan
dinyatakan BMS berdasarkan hasil pada setiap Dapil;
verifikasi calon tahap pertama yang (c). Disusun dalam daftar bakal calon yang
diajukan di Dapil yang sama dengan wajib memuat keterwakilan perempuan paling
bakal calon yang akan digantikan”. sedikit 30% (tiga puluh persen) di setiap Dapil;
(d). Di setiap 3 (tiga) orang bakal calon pada
Sebagaimana disebutkan di atas dapat susunan daftar calon sebagaimana dimaksud pada
dimaknai bahwa dalam fase perbaikan dapat huruf c, wajib terdapat paling sedikit 1 (satu) orang
dilakukan penggantian calon selama calon tersebut bakal calon perempuan. Selanjutnya pada ayat (2)
belum pernah diajukan oleh partai berbeda pada disebutkan: “Dalam hal penghitungan 30% (tiga
dapil yang sama maupun dapil lain termasuk pada
puluh persen) jumlah bakal calon perempuan di
tingkatan pemilu ataupun dapat berasal dari calon
setiap Dapil menghasilkan angka pecahan, dilakukan
yang dinyatakan belum memenuhi syarat (BMS)
pembulatan ke atas”. Berikutnya pada ayat (3):
berdasarkan hasil verifikasi pada masa pendaftaran,
tentunya tetap pada parpol dan dapil yang sama. “Dalam hal Partai Politik tidak dapat memenuhi
pengajuan 30% (tiga puluh persen) jumlah bakal
2. Syarat Keterwakilan Perempuan calon perempuan di setiap Dapil dan penempatan
Undang-Undang 7/2017 tentang Pemilihan susunan daftar calon sebagaimana dimaksud pada
Umum telah mengatur dengan jelas syarat pencalonan ayat (1) huruf c dan huruf d, pengajuan bakal
terkait keterwakilan perempuan. Pada Pasal 245 calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
disebutkan: “Dalam bakal calon sebagaimana Kabupaten/Kota pada Dapil yang bersangkutan tidak
dimaksud dalam pasal 243 memuat keterwakilan dapat diterima”.17
perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen)”15. Apabila dalam proses tertentu terdapat kendala
Ketentuan lebih tegas lagi pada Pasal 249 pada ayat adanya calon perempuan yang mengundurkan diri,
(2): “Dalam hal daftar bakal calon tidak memuat maka Peraturan KPU tersebut sudah menjelaskan
keterwakilah perempuan paling sedikit 30% (tiga mekanisme yang harus ditempuh oleh peserta pemilu.
puluh persen), KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/ Pada Pasal 23 ayat (5) disebutkan: “Dalam hal
Kota memberikan kesempatan kepada partai politik pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk memperbaiki daftar bakal calon tersebut”. huruf c adalah calon perempuan dan mengakibatkan
Selanjutnya pada ayat (3) disebutkan: “Ketentuan tidak terpenuhinya syarat keterwakilan perempuan
14. Periksa pasal 44 PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD 16. Periksa Pasal 249 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota 17. Periksa Pasal 6 PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
15. Periksa Pasal 245 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota

Halaman // 58 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


paling sedikit 30% (tiga puluh persen) di Dapil yang pendaftaran)
bersangkutan, Partai Politik dapat mengajukan calon
perempuan pengganti dengan nomor urut dan Dapil Setelah dilakukan verifikasi ternyata salah satu
yang sama”. 18 calon inisial SNA terdaftar dalam partai lain bahkan
pada masa pendaftaran telah diajukan oleh parpol
tersebut. KPU Sulbar memberikan penjelasan bahwa

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Fokus Masalah
1. Kronologi Masalah calon yang telah diajukan oleh partai lain tidak boleh
Pada masa pendaftaran Pemilu 2019, KPU dimasukkan pada masa perbaikan, sebagaimana

REPUBLIK INDONESIA
Sulawesi Barat menerima pendaftaran dari salah ketentuan yang telah diatur dalam UU 7/2017 pada
satu parpol pada Dapil 4, sebagaimana disebutkan Pasal 240 ayat (1) huruf o yang menyebutkan:
dalam daftar sebagai berikut: “dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan”
dan dalam PKPU 20/2018 Pasal 7 ayat (1) huruf
No Nama Calon L/P Hasil Verifikasi q yang menyebutkan: “dicalonkan hanya oleh 1
1 Drs L MS (satu) Partai Politik”. Demikian juga disebutkan
2 Srh L MS
secara jelas dalam SK KPU RI Nomor 961/PL.01.4-
3 SNA P BMS
Kpt/06/KPU/VII/2018 tentang Petunjuk Teknis
Perbaikan, Penyusunan, dan Penetapan Daftar Calon
4 NA P MS

5 HB L MS
Sementara serta Penyusunan dan Penetapan Daftar
Catatan : Nama Calon menggunakan singkatan
Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota pada Bab II bagian A nomor 5
Berdasarkan hasil verifikasi dokumen, salah
huruf a yang menyebutkan: “Bakal Calon yang
satu calon dinyatakan Belum Memenuhi Syarat
belum pernah diajukan oleh Partai Politik pada masa
(BMS) sehingga harus melakukan perbaikan pada
pengajuan bakal calon di setiap tingkatan pemilihan
masa perbaikan. Namun pihak Parpol pada masa
umum dan atau setiap daerah”.
perbaikan melakukan penggantian calon terkait
Berdasarkan hal tersebut partai politik terkait
(calon berinisial SNA digantikan oleh RA), sehingga
hanya mengajukan 3 calon dengan mencoret calon
pencalonan partai tersebut terpenuhi termasuk syarat
yang pernah diajukan partai lain dan satu calon
masing-masing calon.
laki-laki demi keterpenuhan keterwakilan 30%
Pada parpol lain (selanjutnya disebut partai
perempuan, yakni :
pemohon) dalam proses pendaftaran pada dapil yang
sama mengajukan calon, sebagai berikut: No Nama Calon L/P Hasil Verifikasi

1 Msl L MS
No Nama Calon L/P Hasil Verifikasi
2 SRL P MS
1 AI L BMS
3 HAM L MS
2 SRL P BMS
(daftar calon yang masuk dalam DCS)
3 HS L BMS

4 Smn P BMS

5 NR L BMS Namun setelah penetapan DCS, partai politik


terkait melakukan gugatan ke Bawaslu Provinsi
Berdasarkan hasil verifikasi dokumen, semua Sulawesi Barat agar kelima calonnya yang diajukan
calon dinyatakan Belum Memenuhi Syarat, sehingga sebelumnya dapat diterima. Bawaslu Sulawesi Barat
harus dilakukan perbaikan. Pada masa perbaikan, dalam putusan Nomor: 02/ADM/BWSL:.PROV-
parpol terkait melakukan penggantian beberapa 30.00/PEMILU/VIII/2018 memutuskan agar KPU
calon, dengan mengajukan calon sebagai berikut: Provinsi memperbaiki tata cara pencalonan dan
prosedur pengajuan dokumen perbaikan dengan
No Nama Calon L/P Hasil Verifikasi menerima pengajuan dokumen perbaikan yang
1 AI L MS mencantumkan 5 (lima) orang bakal calon Anggota
2 SRL P MS
DPRD Provinsi Sulawesi Barat pada dapil tersebut
3 HAM L MS
dan melakukan verifikasi terhadap dokumen
perbaikan calon dimaksud.
4 SNA P MS

5 Msl L MS
Hasil verifikasi yang dilakukan oleh tim KPU
(SNA: calon yang diajukan parpol lain di masa
Sulbar menetapkan bahwa kedua calon perempuan
18. Periksa Pasal 23 ayat 5 PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang dimasukkan tidak dapat diterima karena

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 59


berkas pencalonan tidak memenuhi syarat. Calon yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28 D
dengan inisial SRL berdasarkan hasil verifikasi ayat 3 yang menyebutkan bahwa: ”Setiap
diduga memiliki ijazah palsu, sedangkan calon SNA warga negara memperoleh kesempatan yang
pernah dicalonkan oleh partai berbeda pada tahapan sama dalam pemerintahan”. Implementasi
pengajuan pendaftaran calon. Hasil verifikasi ini kemudian dijabarkan dalam hak-hak
dokumen tersebut tertuang dalam Berita Acara politik memilih dan dipilih sebagai negara
Nomor: 149/PL.01.3BA/76/Prov/IX/2018 yang yang menganut asas demokrasi, sebagaimana
pada prinsipnya menetapkan bahwa pencalonan ditegaskan dalam UU 39/ 1999 tentang
pada dapil dimaksud dengan sendirinya gugur Hak Asasi Manusia, pada Pasal 43 yang
oleh syarat pencalonan “keterwakilan perempuan menentukan bahwa: “Setiap warga negara
paling sedikit 30%” karena hanya menyisakan 3 berhak untuk memilih dan dipilih dalam
calon laki-laki. Dengan demikian pada penetapan pemilihan umum berdasarkan persamaan hak
DCT sesuai Keputusan KPU Sulbar Nomor: 108/ melalui pemungutan suara yang langsung,
PL.01.0-KPTS/76/Prov./IX/2018 tentang Penetapan umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sesuai
Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPRD Provinsi dengan ketentuan peraturan perundang-
Sulawesi Barat Pemilihan Umum 2019 tidak undangan”. Dalam artian KPU Sulbar dinilai
mengakomodir pengajuan calon partai tersebut pada tidak taat pada Konstitusi tersebut.
dapil terkait. c. Berdasarkan hal di atas, Pemohon mengajukan
perbaikan calon menjadi 3 orang dengan
2. Gugatan Pemohon mencoret salah satu calon laki-laki agar syarat
Pasca penetapan DCT, SK KPU Sulbar keterwakilan perempuan paling sedikit 30%
tentang penetapan DCT kembali menjadi obyek terpenuhi, dengan tetap mengajukan calon
gugatan oleh partai bersangkutan di Bawaslu. Dalam yang pernah diajukan oleh partai berbeda pada
permohonannya, terdapat beberapa poin yang tahapan pengajuan calon.
menjadi kesimpulan alasan Pemohon (baca : partai
bersangkutan), di antaranya adalah: 3. Jawaban KPU Sulbar
a. Bahwa SK KPU Sulawesi Barat Nomor: 108/ Berdasarkan permohonan Pemohon tersebut,
PL.01.0-KPTS/76/Prov./IX/2018 tentang KPU Sulbar selaku termohon memberikan jawaban
Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) anggota yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
DPRD Provinsi Sulawesi Barat Pemilihan a. Bahwa berdasarkan hasil verifikasi yang
Umum 2019 yang tidak memuat calon dilakukan oleh Termohon salah satu calon
yang diajukan oleh Pemohon berdasarkan perempuan mengajukan ijazah yang diduga
hasil verifikasi dokumen sebagaimana yang palsu, sehingga 5 calon yang diajukan tidak
disebutkan dalam Berita Acara Nomor: memenuhi syarat pencalonan “keterwakilan
149/PL.01.3BA/76/Prov/IX/2018 dinilai perempuan paling sedikit 30%”, sebagaimana
bertentangan dengan putusan Bawaslu (pada yang diatur dalam UU 7/2017 pada Pasal 248
sengketa pertama) Nomor: 02/ADM/BWSL:. ayat (2) yang menyebutkan: “KPU Provinsi
PROV-30.00/PEMILU/VIII/2018 yang melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan
menurut Pemohon sudah tidak mempersoalkan kebenaran dokumen persyaratan administrasi
masalah calon yang pernah diajukan oleh bakal calon anggota DPRD Provinsi dan
partai berbeda. Seharusnya KPU Sulbar verifikasi terhadap terpenuhinya jumlah bakal
memberikan kesempatan kepada pemohon calon paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
untuk kembali melakukan perbaikan pengajuan keterwakilan perempuan”. Begitupula dalam
calon mengingat masih terdapat 4 calon yang PKPU Nomor 20 Tahun 2018 Pasal 6 ayat
dokumennya masih memenuhi syarat. (3): “Dalam hal Partai Politik tidak dapat
b. Bahwa dalam proses verifikasi dokumen memenuhi pengajuan 30% (tiga puluh persen)
yang dilakukan oleh KPU tidak seharusnya jumlah bakal calon perempuan di setiap
menggugurkan ke-5 calon, seharusnya Dapil dan penempatan susunan daftar calon
menyisakan calon lainnya yang masih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
memenuhi syarat, hal ini demi menjamin dan huruf d, pengajuan bakal calon anggota
pelaksanaan Konstitusi Negara sebagaimana DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/

Halaman // 60 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Kota pada Dapil yang bersangkutan tidak b. Bahwa Undang-undang Republik Indonesia
dapat diterima”. Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan
b. Bahwa calon perempuan lainnya dinilai tidak International Covenant on Civil And Pilitical
memenuhi syarat karena pernah diajukan Rights (Konvenan Internasional tentang
partai berbeda pada saat pengajuan calon, Hak-hak Sipil dan Politik) pada Pasal 25
sebagaimana yang disebutkan dalam UU menyebutkan setiap warga negara harus

KOMISI PEMILIHAN UMUM


7/2017 pada Pasal 240 ayat (1) huruf o yang mempunyai hak dan kesempatan, tanpa
menyebutkan: “dicalonkan hanya di 1 (satu) perbedaan apapun sebagaimana dimaksud

REPUBLIK INDONESIA
lembaga Perwakilan” dan dalam PKPU dalam Pasal 2 dan tanpa pembatasan yang
Nomor 20 Tahun 2018 Pasal 7 ayat (1) huruf tidak layak untuk: (a) ikut serta dalam urusan
q yang menyebutkan: “dicalonkan hanya oleh pemerintahan, baik secara langsung maupun
1 (satu) Partai Politik”. Putusan Bawaslu melalui wakil-wakil yang dipilih secara bebas,
Sulawesi Barat Nomor: 02/ADM/BWSL:. (b) memilih dan dipilih pada pemilihan umum
PROV-30.00/PEMILU/VIII/2018 menurut berkala yang murni, dan dengan hak pilih
Termohon hanya memerintahkan Termohon yang universal dan sama, dilakukan melalui
untuk mengakomodir pengajuan calon yang pemungutan suara secara rahasia untuk
dilakukan oleh Pemohon untuk selanjutnya menjamin kebebasan menyatakan keinginan
melakukan verifikasi dokumen calon yang dari para pemilih, (c) memperoleh akses pada
diajukan. pelayanan umum di negaranya atas dasar
persamaan dalam arti umum.
4. Putusan Bawaslu Sulawesi Barat c. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 28 D
Dari proses gugatan tersebut Bawaslu ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 25 UU Nomor
melalui Putusan Nomor: 07/PS.reg/300.00/IX/2018 12 Tahun 2005, maka setiap warga negara
memerintahkan KPU Provinsi Sulawesi Barat untuk memiliki hak yang sama dalam pemerintahan
melakukan perubahan Surat Keputusan Nomor: termasuk juga didalamnya hak untuk
108/PL.01.0-KPTS/76/Prov./IX/2018 tentang mencalonkan diri sebagai anggota DPRD pada
Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) anggota pemilihan umum.
DPRD Provinsi Sulawesi Barat Pemilihan Umum d. Bahwa hak politik untuk dipilih merupakan
2019 dengan memasukkan ke dalam daftar calon hak asasi yang dijamin UUD NRI 1945, akan
yang telah diajukan oleh pemohon sebagaimana tetapi demi menjaga hak-hak dan kebebasan
yang tertuang dalam permohonannya, sejumlah 3 orang lain, maka hak tersebut dapat dibatasi
orang yang salah satunya adalah calon perempuan selama pembatasan tersebut diatur dalam
yang pernah diajukan oleh partai berbeda. Ada ketentuan Undang-Undang sebagaimana
beberapa pertimbangan mendasar yang digunakan dimaksud dalam Pasal 28 J ayat (2) UUD 1945.
oleh Bawaslu Sulawesi Barat sehingga menerima e. Bahwa pemenuhan kuota keterwakilan
permohonan pemohon. Tentunya pertimbangan perempuan 30% pada daerah pemilihan yang
tersebut didasarkan pada peraturan perundang- dimaksudkan Pasal 245 UU 7/ 2017 tentang
undangan, permohonan Pemohon, dan jawaban Pemilu dan Pasal 6 ayat (1) huruf c PKPU Nomor
Termohon serta fakta-fakta persidangan, baik yang 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan Anggota
disampaikan oleh saksi para pihak maupun bukti DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota
yang diajukan. merupakan bagian perlakuan khusus atau yang
Adapun pertimbangan Bawaslu yang biasa disebut dengan affirmative action yang
disebutkan dalam tulisan ini hanya yang bersifat dijamin dalam ketentuan Pasal 28 H ayat (2)
substantif berdasarkan kajian Penulis beberapa di UUD 1945 yang menyebutkan setiap orang
antaranya adalah sebagai berikut: berhak mendapat kemudahan dan perlakuan
a. Bahwa hak setiap warga negara untuk dipilih khusus untuk memperoleh kesempatan dan
sebagai calon anggota DPRD merupakan hak manfaat yang sama guna mencapai persamaan
konstitusional yang dijamin dalam Pasal 28 D dan keadilan sehingga perlakuan khusus yang
ayat (3) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa demikian itu dipandang juga sebagai hak asasi
setiap warga negara berhak memperoleh manusia.
kesempatan yang sama dalam pemerintahan. f. Bahwa berdasarkan fakta persidangan (bukti

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 61


dan kesaksian), ijazah salah satu calon Atas pertimbangan tersebut Bawaslu
perempuan tidak memenuhi syarat berdasarkan memutuskan perkara terkait dengan memerintahkan
hasil klarifikasi, sehingga dinyatakan tidak KPU untuk melakukan perubahan SK KPU Sulawesi
memenuhi syarat pendidikan sebagaimana Barat Nomor: 108/PL.01.0-KPTS/76/Prov./IX/2018
diatur dalam Pasal 240 ayat (1) huruf e UU tentang Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT)
7/2017 yang menyatakan berpendidikan paling anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat Pemilihan
rendah tamat sekolah menengah atas/sederajat. Umum 2019, tentunya dengan mengakomodir 3
g. Bahwa tidak diterimanya pengajuan bakal calon yang diusulkan oleh pihak Pemohon.
calon karena salah satu bakal calon perempuan
dinyatakan TMS, sedangkan bakal calon a. Analisis Pertimbangan Bawaslu pada
lainnya MS berdampak pada tidak terpenuhinya Putusan Nomor: 07/PS.reg/300.00/IX/2018
keterwakilan perempuan minimal 30%, Sebelum memberikan analisis terhadap
sehingga pencalonan tidak dapat diterima pertimbangan putusan tersebut, terlebih dahulu
didasarkan pada Pasal 6 ayat (3) PKPU Nomor dapat diuraikan bahwa putusan Bawaslu Nomor: 07/
20 Tahun 2018 tentang Pencalonan DPR, PS.reg/300.00/IX/2018 tidak berdiri sendiri. Pada
DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. masa pasca penetapan DCS, dalam perkara dengan
h. Bahwa UU 7/2017 tentang Pemilihan Umum obyek yang sama, Bawaslu telah memutuskan
sendiri tidak mengatur ketentuan dalam untuk melakukan verifikasi terhadap calon yang
pengajuan calon oleh Partai Politik di suatu telah diajukan oleh partai terkait sebagaimana yang
dapil tidak memenuhi keterwakilan perempuan disebutkan dalam putusan Bawaslu Nomor 02/ADM/
paling sedikit 30%, maka pengajuan bakal BWSL.PROV-30.00/PEMILU/VIII/2018. Dalam
calon di dapil tersebut tidak dapat diterima. putusan tersebut, Bawaslu tidak tegas menerima
Artinya ketentuan Pasal 6 ayat (3) PKPU atau menolak calon yang pernah diajukan oleh partai
20/2018 telah membatasi/menghilangkan lain namun memerintahkan kepada KPU untuk
hak politik. Pembatasan terhadap hak asasi melakukan verifikasi terhadap calon yang diajukan.
termasuk hak politik untuk dipilih hanya Hal tersebut dapat dimaknai bahwa perihal calon
dapat dilakukan melalui Undang-undang yang telah diajukan oleh partai lain dikembalikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 J ayat kepada hasil verifikasi KPU Sulbar, yang pada
(2) UUD 1945 yang menyebutkan pembatasan akhirnya KPU Sulbar menolak calon yang pernah
hak hanya dapat ditetapkan dengan Undang- diajukan partai berbeda berdasarkan pada ketentuan
undang. yang berlaku.
i. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas majelis Dalam putusan Bawaslu Nomor: 07/
berpendapat seharusnya mempertimbangkan PS.reg/300.00/IX/2018 terlihat dengan jelas tidak lagi
melindungi hak politik bakal calon yang menjadikan bahan pertimbangan hal yang mendasar
memenuhi syarat (MS) karena memenuhi syarat pada putusan sebelumnya terkait calon yang pernah
berdasarkan ketentuan Pasal 240 ayat (1) UU diajukan partai lain, sehingga inti masalah pada
7/ 2017 tentang Pemilu. Sedangkan ketentuan perkara tersebut menjadi kabur. Akhirnya putusan
syarat keterpenuhan keterwakilan perempuan tersebut memerintahkan untuk mengakomodir salah
30% dalam UU tersebut tidak dimaksudkan satu calon perempuan dalam DCT yang dalam DCS
untuk membatasi/menghilangkan hak bakal nama calon terkait tidak ada atau dinyatakan TMS.
calon lainnya yang MS. Dalam awal pertimbangan Bawaslu pada
j. Bahwa demi menjamin pemenuhan hak politik putusan dimaksud (baca: putusan Nomor : 07/
warga Negara sebagaimana pasal 28 D ayat 3 PS.reg/300.00/IX/2018), tetap menjadikan UU
UUD 1945 dan Pasal 240 ayat (1) UU 7/2017 7/2017 sebagai dasar pijakan utamanya, seperti Pasal
tentang Pemilu dan demi menjamin pemenuhan 240, 243, 244, 245, serta 248 dan 249 secara utuh
keterwakilan perempuan paling sedikit 30% menjadi rujukan dalam putusan tersebut, termasuk
kiranya memasukkan dan menetapkan calon Peraturan KPU Nomor 20 Tahun 2018, dan bahkan
yang MS (sebagaimana yang dimohonkan termasuk putusan awal Bawaslu Nomor 02/ADM/
oleh Partai Politik). BWSL.PROV-30.00/PEMILU/VIII/2018 tetap
menjadi salah satu bagian dari pertimbangannya.
Akan tetapi, landasan hukum yang disebutkan

Halaman // 62 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


tersebut sama sekali tidak mengurai alasan sikap yang telah diajukan pada masa pendaftaran yang
KPU Sulawesi Barat yang menolak pencalonan salah dinyatakan BMS menjadi pengganti bakal calon
satu calon yang telah diajukan oleh partai berbeda pada partai berbeda. Tentu hal ini bertentangan
pada masa pendaftaran. dengan PKPU No. 20 Tahun 2018 pada Pasal 7 ayat
Pada poin berikutnya, dasar hukum berupa (1) huruf q yang menyebutkan: “dicalonkan hanya
UUD 1945 Pasal 28 D dan UU Nomor 12 Tahun 2005 oleh 1 (satu) Partai Politik”. Dalam pandangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


tentang tentang Pengesahan International Covenant Penulis bahwa rujukan tersebut dimaksudkan bakal
on Civil and Political Rights (Konvenan Internasional calon yang BMS pada parpol yang sama, bukan pada

REPUBLIK INDONESIA
tentang hak-hak sipil dan politik) cenderung menjadi parpol yang berbeda mengingat dalam UU dan PKPU
pertimbangan utama dalam putusan tersebut. Dalam sebagaimana diurai di atas jelas tidak mengakomodir
mengurai dasar hukum tersebut, terdapat penilaian calon pengganti yang telah dicalonkan partai lain.
bahwa hak politik warga tidak dapat dibatasi kecuali
batasan tersebut terdapat dalam Undang-undang. Penutup
Namun pada pembahasan selanjutnya hanya seputar Simpulan
asas keterwakilan perempuan, yang seharusnya Dari uraian di atas, maka Penulis menyimpulkan
bukan menjadi hal mendasar mengingat permohonan hal-hal sebagai berikut:
pemohon sebagai dasar sengketa memenuhi kriteria 1. Pertimbangan hukum Putusan Bawaslu
tersebut dengan mengajukan 3 calon yang salah Nomor: 07/PS.reg/300.00/IX/2018 cenderung
mengabaikan inti persoalan yang sudah jelas
satunya adalah perempuan.
sejak awal timbulnya masalah, karena tidak
Dalam pembacaan Penulis, dengan menelusuri menguraikan secara konkret hal-hal yang
alur masalah bahwa terkait keterwakilan perempuan menjadi substansi untuk dipertimbangkan
hanya muncul pada saat pengajuan 5 calon oleh dalam perkara ini.
pemohon pada tahapan perbaikan (sengketa awal), 2. Substansi Pasal 7 ayat (1) huruf q PKPU
mengingat calon perempuan dinilai TMS. Namun No. 20 Tahun 2018 memiliki kesamaan
ketika pemohon mengajukan 3 calon (sengketa akhir) dengan substansi Pasal 240 ayat (1) huruf o
seharusnya bukan masalah keterwakilan perempuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
yang menjadi obyek masalah, akan tetapi persoalan Pemilihan Umum yang merupakan ketentuan
penilaian terhadap salah satu calon perempuan dari konstitusional bersyarat.
ketiga calon tersebut yang tidak memenuhi syarat
Saran
karena pernah diajukan oleh partai berbeda pada 1. Perlu penjelasan lebih konkret ketika
masa pendaftaran dan belum pernah menyampaikan menafsirkan UU Pemilu dalam bentuk
surat pemberhentian dari partai pengusung pada peraturan atau petunjuk teknis bagi lembaga
tahap pendaftaran. Oleh karena itu, Penulis tidak yang diberi kewenangan, sehingga pihak
akan mengurai lebih jauh pertimbangan hukum yang terikat dalam pelaksanaan pemilu dapat
dalam putusan tersebut, mengingat subtansi lahirnya melaksanakan mekanisme kepemiluan dengan
masalah menjadi kabur dan atau tergantikan oleh baik dan berkepastian hukum.
syarat calon lainnya (baca: keterwakilan perempuan). 2. Perlunya penyamaan persepsi secara konkret
Terdapat hal yang menarik pada putusan mengenai pelaksanaan tahapan pemilu
sebelumnya karena mencantumkan dasar hukum SK sebagaimana regulasi yang ada di setiap
lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan
KPU RI Nomor 961/PL.01.4-Kpt/06/KPU/VII/2018
UU Pemilu, terutama di jajaran partai politik
tentang Petunjuk Teknis Perbaikan, Penyusunan, peserta pemilu dan penyelenggara pemilu.
dan Penetapan Daftar Calon Sementara serta Harapan ke depannya tidak ditemukan adanya
Penyusunan dan Penetapan Daftar Calon Anggota perbedaan penafsiran dalam memaknai
DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota regulasi kepemiluan yang telah ditentukan.
pada Bab II bagian A nomor 5 huruf a angka 2 yang 3. Mengatur segala substansi tentang proses
menyebutkan: “bakal calon yang dinyatakan BMS pencalonan harus sesuai dengan peraturan
berdasarkan hasil verifikasi calon tahap pertama perundang-undangan yang lebih tinggi
yang diajukan di Dapil yang sama dengan bakal sehingga pelaksanaannya di tingkat bawah
calon yang akan digantikan”. tidak mengalami kendala penafsiran yang
Dasar hukum tersebut secara tersirat menjadi berbeda.
sebuah rujukan diperbolehkannya bakal calon

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 63


Masudi SR1
BEREBUT
S
Pendahuluan
SUARA DI emenjak Indonesia merdeka pada 1945, sampai
saat ini terhitung 12 kali pemilihan umum

TANAH JAWARA (pemilu) sudah dilakukan, mulai pertama kali


digelar pada 1955 sampai yang baru saja selesai
dilaksanakan pada tahun 2019. Sepanjang rentang
(PENCALONAN DAN waktu itu, Indonesia memiliki pengalaman yang
relatif banyak mengelola pemilihan dengan skala
PUNGUT HITUNG yang sangat besar; yakni dilaksanakan pada hari,
tanggal, dan waktu yang sama, melibatkan ratusan
PILEG 2019 DI juta pemilih, puluhan partai politik sebagai peserta,
dengan satu sistem pemilihan.
BANTEN) Sepanjang waktu itu pula, terjadi banyak
perubahan kebijakan politik dan regulasi yang
menyertainya. Hal ini dianggap lumrah karena
kekuatan politik mayoritas selalu ingin berusaha
mencari upaya penyelamatan untuk bisa bertahan di
setiap pemilu. Karena itu, meski konsisten dengan
satu sistem pemilihan, sistem proporsional, tetapi
pendekatannya selalu berganti-ganti. Misalnya saja,
selama lebih dari tiga dasawarsa Indonesia pernah
menerapkan sistem perwakilan berimbang dengan
daftar tertutup (close list proportional). Baru pada
Pemilu 2004 model ini ditinggalkan dan beralih
kepada sistem daftar terbuka karena dianggap lebih
memiliki makna demokratis.
Pun demikian halnya dengan pemilihan
presiden. Negara yang menganut sistem
pemerintahan presidensil ini lama dengan model
pemilihan tidak langsung. Sepanjang masa
pemerintahan Orde Baru (1967-1997), presiden
dipilih oleh sebuah majelis perwakilan yang
anggotanya terdiri atas anggota DPR, utusan daerah,
dan utusan golongan. Pemberhentiannya juga
melewati lembaga perwakilan yang sama. Pemilihan
presiden secara langsung baru dilakukan pertama
kali pada 2004 sebagaimana diatur oleh UUD 1945
hasil amendemen. Dengan demikian, pengalaman
bangsa Indonesia memilih presiden secara langsung
baru empat kali pemilihan.
Meski masih terhitung baru, namun
pelaksanaannya berjalan sesuai dengan regulasi,
asa, dan prinsip penyelenggaraan pemilihan dan
tidak sampai membahayakan keutuhan negara
kesatuan. Hasilnya pun bisa diterima, situasi
politik berlangsung stabil dan pemerintahan bisa
menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan
ketentuan.
1. Anggota KPU Provinsi Banten Divisi Teknis Penyelenggaraan Periode 2018-2023

Halaman // 64 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Pemilu 2019 menjadi sejarah baru bagi menggunakan sistem pembagi bilangan pemilih.
perjalanan pemilu di tanah air. Pada tahun inilah Berbeda jauh dengan yang digunakan pada Pemilu
untuk pertama sekali dilakukan pemilihan presiden 2019, penghitungan suara dan konversi suara ke
dan wakil presiden secara bersamaan dengan kursi dengan sistem divisior, yaitu menggunakan
pemilihan anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, bilangan ganjil yang berfungsi sebagai pembagi dari
dan DPRD Kabupaten/Kota2. Tentu saja sebuah jumlah suara sah yang diperoleh partai politik dalam

KOMISI PEMILIHAN UMUM


pemilu yang sangat besar baik dari sisi peserta, sebuah daerah pemilihan4.
jumlah pemilih, anggaran, dan risiko politiknya. Perubahan cara ini tentu saja berdampak pada

REPUBLIK INDONESIA
Penggabungan dua jenis pemilihan, eksekutif dan penyelenggara dan terlebih lagi pada partai politik
legislatif ini bisa disebut sebagai eksperimen politik peserta pemilu dan calon-calon yang dimajukan.
bangsa Indonesia yang berani. Apabila terjadi Pihak penyelenggara tentu harus menyesuaikan
sesuatu yang sifatnya tiba-tiba, seperti bencana pengetahuannya agar bisa melaksanakan dengan
alam atau kerusuhan sosial berskala besar di hari benar, tanpa ada kekeliruan sedikit pun karena
pemungutan suara, tentu saja bisa berdampak pada penyelenggara baik di pusat maupun di daerah
masa berakhirnya masa jabatan presiden lama dan menjadi sumber rujukan bagi peserta pemilihan.
terpilihnya presiden yang baru. Bahkan ada keharusan bagi komisi pemilihan di
Sebagai pemilu gabungan serentak pertama, setiap jenjang melakukan sosialisasi dan bimbingan
tentu saja terjadi beberapa perubahan mendasar teknis kepada partai dan calon anggota dewan.
dalam sistem pencalonan dan penentuan calon Bagi partai politik peserta pemilu ataupun
terpilih. Untuk pemilihan presiden/wakil presiden calon anggota legislatifnya (caleg), perubahan
misalnya, meski besaran ambang batas pencalonan sistem ini berdampak pada strategi pemenangan
presiden (presidential threshold) tidak berubah, yang harus dilakukan. Gambaran perolehan jumlah
tetapi dasar pengambilannya bergeser3. Jika pada kursi dan kepada siapa kursi itu akan diberikan
pemilu presiden sebelumnya, jumlah ambang batas menjadi tidak lagi semudah sebagaimana pada Pileg
pencalonan presiden diambil dari hasil perolehan 2009 atau 2014. Seorang calon tidak bisa dengan
kursi atau jumlah suara sah nasional di pemilu mudah memprediksi apakah dengan mengumpulkan
legislatif DPR, yang beberapa bulan lebih dahulu sejumlah suara, misalnya sebanyak jumlah bilangan
dilakukan; namun pada saat ini, jumlah ambang pembagi pemilih seperti sebelumnya, ia akan bisa
batas itu diambil dari hasil perolehan kursi atau memastikan memperoleh kursi. Dengan demikian
jumlah suara sah nasional pemilu lima tahun lalu. strategi pemenangan harus diubah. Kondisi ini
Hal ini tentu saja menjadi pertanyaan banyak menjadikan kontestasi semakin tajam, baik di antara
kalangan. Bagaimana mungkin perolehan kursi calon berbeda partai atau sesama calon dalam partai
atau jumlah suara sah nasional yang diperoleh dan di daerah pemilihan yang sama.
lima tahun lalu, dan itu sudah pernah dipakai pada
pemilu presiden sebelumnya, digunakan lagi untuk Pencalonan dan Konversi Suara ke Kursi di
pemilihan presiden yang baru. Pertanyaan lainnya Banten
adalah dengan pemilihan yang dilakukan serentak Dalam melaksanakan pemilu, Indonesia
antara presiden/wakil presiden dengan pemilihan konsisten dengan satu sistem pemilihan, yakni sistem
anggota DPR RI, maka sepatutnya syarat ambang proporsional berimbang. Itu terlihat dari semenjak
batas presiden tersebut menjadi tidak lagi ada. Untuk pemilu pertama dilaksanakan pada 1955 sampai
menengahi persoalan ini, Mahkamah Konstitusi Pemilu 2019.5 Hanya saja, meski konsisten dengan
telah memberikan tafsirannya yang bersifat final dan satu sistem, akan tetapi dalam implementasinya
mengikat. variannya berganti rupa. Ada satu masa di mana
Di luar syarat pencalonan presiden/wakil pemilihan anggota legislatif mengedepankan daftar
presiden di atas, perubahan lain terjadi pada penentuan calon tertutup. Pemilih hanya dihadapkan pada
perolehan kursi dan calon terpilih anggota DPR RI, simbol atau lambang partai untuk dipilih. Siapa
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Pada yang akan ditetapkan sebagai calon terpilih dan
Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 atau 2009, penentuan mendapatkan kursi, diatur melalui mekanisme nomor
perolehan kursi dan calon terpilih dilakukan dengan urut. Pemilih diminta menyerahkan sepenuhnya
2. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 14/PUU-XI/2013 4. Pasal 415 UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
3. Pasal 222 UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum 5. Aditya Perdana, dkk, Tata Kelola Pemilu di Indonesia, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, 2019

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 65


perolehan kursi kepada calon dalam nomor urut, perolehan suara menjadi kursi; mengarahkan terciptanya
meskipun calon tersebut tidak dikenal. pemerintahan yang lebih efisien; mendorong terpilihnya
Akan tetapi ada masa, kedaulatan pemilih wakil-wakil dari kelompok minoritas, termasuk
benar-benar pulih dalam menentukan pilihannya. memberikan peluang terpilihnya kandidat perempuan.
Mereka bebas memilih siapa calon yang diusulkan Di luar sistem pemilu, sebetulnya ada unsur lain
parpol dalam sebuah daerah pemilihan tanpa yang juga menentukan dan ia berada dalam sistem
harus dibatasi oleh nomor urut. Karena penentuan pemilu itu sendiri. Setidaknya ada empat unsur penting
perolehan kursi didasarkan kepada siapa di antara beberapa ahli menyebut enam unsur. Unsur-unsur
calon anggota legislatif yang diusul oleh parpol tersebut adalah besaran daerah pemilihan, pencalonan,
dalam daerah pemilihan tersebut yang mendapatkan pemberian suara, formula penghitungan suara dan
suara terbanyak (pemilihan proporsional berwakil penentuan calon terpilih, ambang batas, dan periodisasi
banyak dengan daftar terbuka) penyelenggaraan pemilu. Tulisan ini hanya menyentuh
Varian inilah yang dalam beberapa kali dua unsur yakni pencalonan dan penghitungan suara
pemilu legislatif berlaku, terutama sejak Mahkamah dan penentuan calon terpilih (konversi suara menjadi
Konstitusi mengeluarkan fatwanya6. Apakah pemilu kursi)8.
2024 nanti dan seterusnya, sistem ini akan berganti? Dalam Pemilu 2019, mekanisme pencalonan
Semuanya sangat bergantung pada pendulum politik tidak mengalami perubahan sebagaimana pemilu
kekuasaan. legislatif periode sebelumnya. Di Provinsi Banten,
Konsistensi pada penggunaan sistem proporsional semua partai politik peserta pemilu melakukan
berwakil banyak ini, sepertinya kompatibel dengan pencalonan sesuai dengan standar penyusunan daftar
kondisi sosio-politik dan demografis negara Indonesia. calon. Hanya saja yang membedakan antara satu
Pada negara yang dibangun dengan komposisi keragaman partai dengan partai politik lain adalah mekanisme
bahasa, budaya, suku, agama, dan adat istiadatnya, penjaringan orang-orang yang masuk dalam daftar
sistem ini relatif memenuhi kebutuhan sebagai negara pencalonan untuk diajukan kepada penyelenggara
kesatuan. Meskipun dari aspek pelaksanaan teknisnya pemilihan, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum
lebih rumit, baik bagi penyelenggara maupun pemilih, Banten.
termasuk dari sisi pembiayaan, khususnya logistik Proses kandidasi di internal partai memiliki
pemilihan. aturan teknis sesuai dengan peraturan organisasi
Namun, menurut Andrew Reynolds, Ben partai politik masing-masing. Regulasi hanya
Reilly dan Andrew Ellis, dalam sistem Representasi mengamanatkan agar proses penjaringan, seleksi,
Proporsional “menghendaki penggunaan daerah- dan memasukkan calon dalam daftar harus
daerah pemilihan dengan lebih dari satu wakil”7. Untuk dilakukan secara demokratis. Tafsir demokratis itu
kepentingan penulisan ini, titik tekannya diberikan pada sendiri diserahkan kepada partai. Di titik ini regulasi
varian sistem menggunakan daftar. Secara sederhana, membuka celah munculnya praktek demokrasi
prinsip kerjanya adalah partai politik menyajikan di internal partai menjadi gelap. Sebagaimana
sebuah daftar kandidat kepada pemilih (bisa terbuka diketahui, proses kandisasi ini menjadi hal krusial
atau tertutup) pada daerah pemilihan berwakil banyak. karena potensial mengundang terjadinya praktik
Para pemilih dipersilahkan memberikan suara kepada “pat-gulipat”, apakah itu dalam wujud politik uang
partai dan/atau kandidat yang ada dalam daftar. Jika atau mengokohkan bangunan oligarki partai yang
menggunakan daftar tertutup, pemilih hanya memilih selama ini mulai tumbuh. Ruang gelap ini nantinya
partai. Sebaliknya, pada daftar terbuka, pemilih bisa berdampak panjang pada struktur demokrasi
“mengikatkan diri secara politik” langsung kepada calon kebangsaan kita.
yang ada dalam daftar, tanpa harus memilih simbol atau Pada Pemilu 2019, sebanyak 16 partai politik
lambang partai politik. yang menjadi peserta pemilu di “Tanah Jawara”
Beberapa kelebihan dari sistem ini yang relatif untuk bertarung merebut suara pemilih yang
sesuai dengan realitas sosio-politik dan geografis nantinya akan dikonversi menjadi kursi dalam
Indonesia antara lain, sistem ini bisa memfasilitasi akses lembaga legislatif daerah. Terdapat 1.112 orang yang
partai-partai kecil terhadap representasi; menghasilkan diajukan menjadi calon anggota Dewan Perwakilan
sedikit suara terbuang; mengkonversi dengan konsisten Rakyat (DPRD) Provinsi. Mereka tersebar di 10
6. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 22-24/PUU-VI/20 8. Mada Sukmajati dalam Aditya Perdana, dkk, Tata Kelola Pemilu di Indonesia, Komisi Pemilihan Umum Republik
7. Andrew Reynolds, Ben Reilly dan Andrew Ellis, Desain Sistem Pemilu, Internasional IDEA, 2016 Indonesia, 2019

Halaman // 66 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


daerah pemilihan (dapil). Namun setelah melalui yang sifatnya wajib. Artinya meskipun seluruh
proses penelitian administrasi jumlah tersebut syarat administrasi calon yang diajukan lengkap,
menurun yang kemudian ditetapkan dalam Daftar tetapi apabila syarat pencalonan tidak terpenuhi,
Calon Sementara (DCS). maka daftar calon yang diajukan dari suatu daerah
Tabel 9.1. Daftar Calon Sementara Anggota pemilihan tidak bisa diterima. Artinya pada daerah
DPRD Banten pada Pemilu Legislatif 2019 pemilihan itu, partai politik yang bersangkutan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


dianggap tidak mengajukan calon.
Dalam sidang sengketa di Bawaslu Banten,
NO. PARTAI POLITIK JUMLAH CALON

pada akhirnya menguatkan kerja-kerja yang

REPUBLIK INDONESIA
1 PKB 84
dilakukan KPU Banten yang didasari atas regulasi
2 GERINDRA 85
yang berlaku dan karenanya menguatkan apa yang
3 PDI PERJUANGAN 84 telah ditetapkan oleh KPU Banten tentang penetapan
daftar calon tetap anggota DPRD Banten yang
jumlahnya berkurang dari DCS.
4 GOLKAR 69

5 NasDem 84

6 GARUDA 25
Tabel 9.2. Daftar Calon Tetap Anggota DPRD
Banten pada Pemilu 2019
7 BERKARYA 67

NO. PARTAI POLITIK JUMLAH CALON


8 PKS 83

1 PKB 84
9 PERINDO 82

2 GERINDRA 85
10 PPP 67
3 PDI PERJUANGAN 84

11 PSI 47
4 GOLKAR 69

12 PAN 72 5 NasDem 84

13 HANURA 81 6 GARUDA 25

7 BERKARYA 67
14 DEMOKRAT 83

8 PKS 83
15 PBB 46

9 PERINDO 82
16 PKPI 12
10 PPP 67

JUMLAH 1071
11 PSI 47

Sumber : KPU Provinsi Banten 12 PAN 71

13 HANURA 81
Setelah melalui proses penelitian administrasi
syarat calon, dari jumlah yang ada dalam DCS 14 DEMOKRAT 83

tersebut, KPU Provinsi Banten hanya menetapkan 15 PBB 46

1.070 orang sebagai calon tetap untuk mengikuti 16 PKPI 12

tahapan selanjutnya. Mereka inilah yang nantinya JUMLAH 1070

akan memperebutkan 85 kursi DPRD. Beberapa


Sumber : KPU Provinsi Banten
partai politik yang daftar calonnya ditolak karena
tidak terpenuhinya syarat administrasi, melakukan
Sesungguhnya proses mulai dari kandidasi
upaya hukum sengketa ke Badan Pengawas
sampai pengajuan daftar calon oleh partai politik
Pemilihan Umum (Bawaslu) Banten. Ada juga
yang karena alasan ketidakcukupan kuota calon peserta pemilu, tidak terlalu banyak riak yang
perempuan dalam satu atau beberapa dapil. berdampak pada tahapan pemilihan. Dampak itu
Sebagaimana ketentuan yang diatur oleh lebih dirasakan oleh kader partai yang ditempatkan
Komisi Pemilihan Umum, ketidakcukupan kuota pada urut-urutan dalam daftar calon. Meskipun
jumlah minimal 30% calon perempuan dalam satu penentuan calon terpilih tidak lagi didasarkan pada
dapil, berdampak langsung pada gugurnya daftar nomor urut, ternyata posisi dalam urutan tersebut
calon yang diajukan dalam dapil tersebut karena bernilai penting, setidaknya untuk tiga hal. Pertama,
keterpenuhan tersebut merupakan syarat pencalonan memudahkan bagi calon melakukan sosialisasi

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 67


dirinya kepada pemilih. Kedua, sebagai akibat dari lain. Ditambah pada saat yang sama semua calon
yang pertama, maka pemilih mudah menemukan dalam satu partai harus bekerjasama mengumpulkan
nama atau foto dalam surat suara. Pemilih tidak suara agar pada akhirnya nanti bisa ikut dalam
membutuhkan waktu yang lama membuka dan pembagian alokasi kursi yang bilangan pembaginya
mencari nama atau foto diantara sekian banyak nama sudah ditentukan.
dan foto calon yang ada dalam surat suara, di mana Meskipun jika dilihat hasil akhir alokasi
ukurannya relatif besar. Ketiga, makin kecil nomor perolehan kursi partai politik antara metode
urut yang diperoleh, bermakna ia adalah kader senior, Quota Hare dan The Sainte-Lague relatif tidak
yang diperhitungkan di internal partai atau memiliki jauh berbeda, akan tetapi bagi calon perubahan
hubungan khusus dengan elite-elite partai politik. konversi suara menjadi kursi itu berpengaruh
Perubahan ketentuan calon terpilih atau peraih pada cara dan strategi mereka mendekati pemilih.
kursi ini secara langsung berpengaruh pada cara atau Bagi mereka metode pembagian jumlah suara
strategi pemenangan yang dilakukan. Persaingan sah dengan bilangan ganjil tersebut, jauh lebih
menjadi semakin dinamis dan ketat. Jika selama ini sulit memastikan perolehan kursi meski sudah
semua calon bisa memperkirakan untuk satu kursi mendapatkan ribuan calon pemilih yang bisa
harus mengumpulkan berapa ribu suara pemilih, dipastikan menjatuhkan pilihan mereka dan
pada Pemilu 2019 prediksi atau hitung-hitungan itu berdasarkan kalkulasi BPP, jumlah itu cukup
tidak lagi bisa diterapkan sepenuhnya. menjadi modal mendapatkan satu kursi.
Pada pemilu legislatif periode sebelumnya, Tentu saja perubahan strategi ini
konversi suara menjadi kursi menggunakan varian mempengaruhi kepada struktur pemenangan dan
Quota Hare. Secara sederhana cara kerja metode pembiayaan yang dibutuhkan. Kerja-kerja yang
ini adalah perolehan kursi ditentukan oleh sebuah dilakukan semakin lebih ekstra. Kondisi semakin
bilangan yang disebut Bilangan Pembagi Pemilih berat dialami oleh calon yang kurang dikenal di
(BPP). Untuk mendapatkan BPP yang harus daerah pemilihan di mana partai menempatkannya
dilakukan adalah membagi seluruh suara sah dalam untuk bertarung.
sebuah daerah pemilihan dengan jumlah kursi yang
disediakan di daerah pemilihan tersebut. Alokasi Perubahan Komposisi Kursi
kursi diberikan kepada partai yang memperoleh hasil Meski pemilihan umum dilakukan
bagi terbesar secara berurut. Selanjutnya perolehan serentak antara pemilu presiden dan legislatif
kursi diserahkan kepada calon yang mendapatkan yang secara teori memberi dampak bagi partai
suara paling besar dalam daftar calon yang ada di pengusung utama pasangan calon presiden/
satu daerah pemilihan yang sama. wakil presiden, setidaknya untuk Banten hal
Dengan metode ini, seorang calon anggota itu tidak banyak membantu. Partai Demokrasi
legislatif bisa melakukan “ramalan matematis” Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai partai
berbekal pada pengalaman pemilu periode lalu. Pada utama pengusung pasangan calon presiden/
pemilu kali ini metode penentuan perolehan alokasi wakil presiden tidak mendapat banyak efeknya
kursi dan calon terpilih menggunakan metode (coat tail effect). Begitupun dengan partai yang
divisor varian The Sainte-Lague. Cara kerja metode berada dalam koalisi yang sama. Sebaliknya
ini adalah, seluruh jumlah suara sah partai politik Partai Gerindra yang menjadi kendaraan utama
dalam satu daerah pemilihan, dibagi dengan angka pasangan calon presiden Prabowo Subianto-
ganjil, yakni 1,3,5,7,9, dan seterusnya. Partai yang Sandiaga Salahudin Uno, mengalami penambahan
memperoleh hasil bagi terbesar secara berurutan akan perolehan kursi.
mendapatkan alokasi kursi. Selanjutnya perolehan Pada Pemilu 2019 ini PDI-P harus
kursi diserahkan kepada calon yang mendapatkan menerima kenyataan politiknya. Perolehan suara
suara terbanyak di partai tersebut. yang didapat tidak mampu menambah bahkan
Dengan perubahan metode konversi suara mempertahankan jumlah kursi yang selama ini
tersebut, persaingan untuk mendapatkan suara ada. Terjadi pergeseran perolehan kursi di antara
pemilih dalam sebuah dapil bisa dibayangkan masing-masing partai jika dibandingkan dengan
semakin ketat. Semua calon tidak hanya berlomba hasil pemilu sebelumnya. Jika pada Pemilu
mendapatkan suara mengalahkan rekan sesama calon 2014, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini
yang ada dalam satu partai, tetapi juga dengan partai menjadi peraih jumlah kursi terbanyak bersama

Halaman // 68 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Partai Golkar, tetapi tidak untuk Pemilu 2019. 20 PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN
INDONESIA
9.293 -

Kedua partai “senior” ini harus merelakan kursi TOTAL 5.832.082 85


lepas ke parpol lain. Tabel di bawah ini bisa Sumber: KPU Provinsi Banten
menggambarkan pergeseran tersebut.
Secara rinci bisa dilihat pergeseran perolehan
Tabel 9.3. Perolehan Suara dan Kursi Hasil jumlah kursi yang dialami parpol politik masing-

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Pemilihan Umum Anggota DRPD Provinsi Banten masing pendukung pasangan calon presiden/wakil
2014 presiden. Partai Golkar yang sebelumnya mendapat

REPUBLIK INDONESIA
No. Urut
Parpol Perolehan Suara Perolehan Kursi
15 kursi harus kehilangan empat kursi pada Pemilu
Parpol
2019. Namun Partai Gerindra mengalami lonjakan
1 NasDem 326.256 5 dari 10 kursi menjadi 16 kursi dan menempatkan
2 PKB 390.887 7
partai ini sebagai peraih kursi terbanyak. Partai
3 PKS 379.328 8
Amanat Nasional (PAN) juga meraih penambahan
jumlah kursi 100% dari sebelumnya, yakni dari tiga
4 PDI Perjuangan 842.690 15
kursi menjadi enam kursi.
5 Golkar 808.902 15
Ada juga partai politik yang harus kehilangan
6 Gerindra 576.193 10 banyak kursi, seperti Partai Hanura dari enam
7 Demokrat 474.996 8 menjadi satu kursi. Khusus terkait Partai Hanura,
8 PAN 284.376 3
bisa jadi persoalan dualisme kepengurusan partai
menjadi faktor penyebab tidak solidnya mesin
partai bekerja sehingga mengakibatkan hilangnya
9 PPP 394.543 8

10 Hanura 349.726 6
lima kursi. Di DPRD Banten pada Pemilu sekarang
14 PBB 117.676 - juga ada penambahan parpol baru peraih kursi,
15 PKPI 70.508 - yakni Partai Berkarya yang berhasil menempatkan
JUMLAH 5.016.081 85 wakilnya satu orang.
Sumber: KPU Provinsi Banten Perubahan komposisi jumlah suara dan kursi
itu sebenarnya juga terjadi pada level yang lebih
Tabel 9.4. Perolehan Suara dan Kursi hasil rendah. Beberapa partai yang masuk dalam koalisi
Pemilihan Umum Anggota DRPD Provinsi Banten pengusung pasangan calon presiden Joko Widodo-
2019 Ma’ruf Amin, misalnya, harus kehilangan jumlah
Perolehan Suara dan Kursi Parpol kursi. Di Kota Cilegon misalnya, Partai Golkar
No Nama Partai
pada pemilu sebelumnya masih mengirimkan wakil,
Suara Sah Kursi

1 PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 446.520 7


tetapi pada Pemilu 2019 tidak bisa mengirimkan satu
orang wakil pun di DPRD Provinsi.
2 PARTAI GERINDRA 906.193 16

3 PDI PERJUANGAN 870.659 13


Penutup
4 PARTAI GOLKAR 739.844 11 Dilihat dari proses pencalonan dan konversi
5 Partai NasDem 277.463 4 suara menjadi kursi, Pemilu Legislatif ini menjadi
6 PARTAI GARUDA 30.123 - tantangan tersendiri bagi partai dan calon dalam
7 PARTAI BERKARYA 182.479 1 melakukan pemetaan wilayah yang menjadi
8 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 661.132 11 basis suara. Harapan akan mendapat limpahan
9 PARTAI PERINDO 131.723 -
berkah suara dari pemilih, karena pelaksanaannya
10 PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 345.435 5 bersamaan dengan pemilihan presiden, terutama
11 PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA 146.808 1
oleh partai politik pengusung pasangan calon
presiden, ternyata tidak selalu berbanding lurus. Hal
12 PARTAI AMANAT NASIONAL 337.746 6
ini terlihat dari perolehan suara partai politik utama
13 PARTAI HANURA 133.879 1
pengusung pasangan calon presiden yang mengalami
14 PARTAI DEMOKRAT 534.256 9
penurunan.
19 PARTAI BULAN BINTANG 78.444 - Selama tahapan kampanye, sangat
terasa betapa yang menonjol adalah kampanye

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 69


pemilihan presiden. Sementara gaung kampanye Akibat pecahnya konsentrasi, berkorelasi dengan
pemilihan anggota legislatif tidak begitu muncul strategi perebutan suara untuk meraih kursi di
ke permukaan. Kerja-kerja pemenangan yang lembaga legislatif daerah. Tentu pengalaman
dilakukan oleh partai tidak lagi bisa seutuhnya fokus pertama selalu menyisakan celah untuk dilakukan
pada bagaimana mendapatkan suara pemilih untuk evaluasi oleh partai politik. Harapannya pada pemilu
bisa mempertahankan atau meningkatkan jumlah berikutnya, jika dilakukan dengan model, sistem,
kursi, akan tetapi harus berbagi dengan kerja-kerja dan pola yang sama, semua pihak sudah bisa tampil
memenangkan pasangan calon presiden. lebih siap.
Di Banten sendiri suasana seperti ini terasa.

Halaman // 70 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KRITIK ATAS MODEL
PENYELESAIAN SENGKETA

KOMISI PEMILIHAN UMUM


PEMILU TAHUN 2019 DI

REPUBLIK INDONESIA
BAWASLU PROVINSI
MALUKU UTARA
H. Buchari Mahmud1 Melalui pemilu pula, rakyat dapat menarik kembali
mandat yang diberikan sebelumnya kepada para

S
Pengantar wakilnya jika dinilai tidak melaksanakan amanah
etelah amendemen Undang-Undang Dasar rakyat dengan sebaik-baiknya.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Pemilu memiliki peran penting dalam maju-
1945), Indonesia menganut paham negara tidaknya negara, hasil pemilu sangat menentukan ke
demokrasi sekaligus negara hukum. Karena itu, arah mana negara menuju. Sebab itu, penyelenggaraan
Indonesia mengenal dua konsep negara sekaligus, pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
yaitu democratic rechtstaat dan constitutional dan adil merupakan keharusan. Untuk itu, menjamin
democratic. Salah satu karakteristik dari democratic pemilu yang free and fair, diperlukan perlindungan
rechtstaat adalah pembuatan peraturan perundang- bagi para pemilih, setiap pihak yang mengikuti
undangan yang partisipatif. Sedangkan salah satu pemilu, maupun rakyat umumnya dari segala
karakteristik constitutional democratic adalah ketakutan, intimidasi, penyuapan, penipuan,
penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). dan berbagai praktik curang lainnya yang akan
Penyelenggaraan pemilu di Indonesia
merupakan sebuah keniscayaan. Pelaksanaan pemilu
dimaksudkan untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi
maupun Kabupaten/Kota.2
Penyelenggaraan pemilu tidak hanya sebatas
melaksanakan kehendak konstitusi semata,
melainkan sebuah komitmen bangsa Indonesia
hidup dalam fondasi kehidupan yang demokratis.
Kehidupan demokratis yang diperjuangkan setelah
melewati dua masa pemerintahan yang otoriter dan
totaliter, yakni Orde Lama dan Orde Baru.
Pemilu merupakan salah satu dari sekian
banyak ciri kehidupan yang demokratis. Melalui
pemilu, rakyat sebagai pemegang kedaulatan
menggunakan haknya menentukan wakil rakyat,
baik pada cabang kekuasaan eksekutif dan legislatif.
1. Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Provinsi Maluku Utara
2. Pasal 22E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 71


mempengaruhi kemurnian hasil pemilu. Jika sengketa proses oleh pengawas pemilu. Penulis
pemilihan dimenangkan melalui cara-cara mengambil studi kasus penyelesaian sengketa
curang (malpractice), sulit dikatakan bahwa Pemilu 2019 oleh Bawaslu Provinsi di Provinsi
para pemimpin atau para legislator yang terpilih Maluku Utara untuk memudahkan analisis
di parlemen merupakan wakil-wakil rakyat. 3
persoalan dalam electoral justice system yang
Pemilu merupakan hajatan negara yang
hendak dibahas dalam tulisan ini.
tidak hanya penting hasilnya, namun pula
penting proses penyelenggaraannya. Hasil
Pembahasan
pemilu yang baik tergantung pada proses
1. Jenis Sengketa Pemilu dan Lembaga
penyelenggaraan pemilu yang baik. Dari sini,
yang Memiliki Kompetensi
pemilu selalu mengalami perbaikan. Perbaikan
Menyelesaikan Sengketa
pemilu kemudian selalu mengalami pergantian,
Tidak dapat dimungkiri, electoral
baik dari electoral laws maupun electoral
justice system kian hari mengalami
process. Electoral laws diartikan oleh Douglas
perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan
Rae sebagai “those which govern the process
seiring dengan evaluasi pelaksanaan
by which electoral preference are articulated
pemilu, baik dilihat dari electoral laws
as votes are translated into distributions of
maupun electoral system. Perbaikan
governmental authority (typical parliamentary
dimaksudkan untuk menyempurnakan
seats) among competing political parties”.
penyelenggaraan pemilu di kemudian hari
Ringkasnya, Mahfud MD menyatakan electoral
sehingga pemilu yang bermartabat dapat
laws merupakan sistem pemilihan dan
dipertahankan.
perangkat peraturan yang menata bagaimana
Undang-Undang Nomor 7 Tahun
pemilu dijalankan serta bagaimana distribusi
2017 tentang Pemilihan Umum (UU
hasil pemilu itu. Sedangkan electoral process
7/2017) telah mengatur dengan baik
diartikan sebagai mekanisme pemilu yang
electoral justice system dengan membagi
dijalankan dalam pemilu seperti pencalonan,
sengketa pemilu dalam beberapa jenis,
kampanye, cara perhitungan, penentuan hasil,
yang masing-masing sengketa memiliki
dan sebagainya. 4
lembaga yang berbeda dalam kewenangan
Dari electoral laws dan electoral
untuk menyelesaikan sengketa. Berikut
system, pada kesempatan ini Penulis hendak
Penulis sajikan dalam bentuk tabel.
mengurai mengenai electoral laws, khususnya
electoral justice system. Tema ini penting Tabel 10.1. Jenis Sengketa dan Kompetensi
disinggung sebab berkaitan langsung dengan Lembaga Penyelesaian Sengketa Pemilu
keadilan pemilu. Pentingnya keadilan pemilu Lembaga Yang
No Jenis Sengketa
menentukan kualitas pemilu. Berwenang

Guna menuju perbaikan, electoral 1 Sengketa Administrasi Diselesaikan oleh


Pelanggaran administrasi Pemilu Bawaslu, Bawaslu
justice system sebagai bagian dari electoral meliputi pelanggaran terhadap tata Provinsi, atau Bawaslu
laws terus mengalami perbaikan. Perbaikan cara, prosedur, atau mekanisme Kabupaten/Kota (vide
yang berkaitan dengan administrasi Pasal 461 UU 7/2017)
tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki pelaksanaan pemilu dalam setiap
tahapan penyelenggaraan pemilu. (vide Sengketa administrasi
saluran hukum dalam penyelesaian sengketa Pasal 460 ayat (1) UU 7/2017) pemilu yang diputuskan
pemilu guna menuju keadilan pemilu bagi Bawaslu berdampak
pada gugurnya pasangan
seluruh pihak. Meskipun terus mengalami calon dan dieksekusi
oleh KPU menjadi
perbaikan, electoral justice system masih harus sengketa administrasi
diperbaiki khususnya mengenai penyelesaian yang diselesaikan oleh
Mahkamah Agung (vide
Pasal 463 UU 7/2017)
3. Topo Santoso, 2006, Tindak Pidana Pemilu, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), dalam Hendra Kasim, 2009, Hasil Riset
Integritas dan Beban Kerja Penyelenggara Pemilu Ad Hoc Pada Pemilu 2019 di Provinsi Maluku Utara, (Ternate:
KPU Provinsi Maluku Utara), hlm. 2
4. Fritz Edward Siregar, 2019, Menuju Peradilan Pemilu, (Jakarta: Themis Publising), hlm. 13

Halaman // 72 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


2 Sengketa Proses Pemilu Diselesaikan oleh Persoalan tersebut terdiri atas 3 (tiga) sengketa Proses
Sengketa proses pemilu meliputi Bawaslu, Bawaslu
sengketa yang terjadi antar-Peserta Provinsi, atau Bawaslu
Bakal Calon Anggota DPD, 6 (enam) sengketa Proses
Pemilu dan sengketa Peserta Pemilu Kabupaten/Kota (vide Daftar Calon Sementara (DCS) Anggota DPRD, dan
dengan Penyelenggara Pemilu sebagai Pasal 467 UU 7/2017)
akibat dikeluarkannya keputusan
1 Sengketa Proses Daftar Calon Tetap (DCT).
KPU, keputusan KPU Provinsi, dan
keputusan KPU Kabupaten/Kota. (vide

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Pasal 466 UU 7/2017)

Gambar 10.1. Peta Sengketa Pemilu Tahun 2019

REPUBLIK INDONESIA
3 Tindak Pidana Pemilihan Diselesaikan oleh di Provinsi Maluku Utara yang Diselesaikan oleh
Tindak pidana Pemilihan merupakan Sentra Penegakan
pelanggaran atau kejahatan terhadap Hukum Terpadu (Sentra Bawaslu Maluku Utara
ketentuan Pemilihan sebagaimana Gakumdu) yang terdiri
diatur dalam Undang-Undang 7/2017. atas Penyidik Kepolisian,
(vide Pasal 476 UU 7/2017) Jaksa Penuntut Umum,
dan Bawaslu (Pasal 486
UU 7/2017)

4 Sengketa Tata Usaha Negara Diselesaikan oleh


Sengketa proses Pemilu melalui Peradilan Tata Usaha
pengadilan tata usaha negara meliputi Negara (vide Pasal 417
sengketa yang timbul dalam bidang UU 7/2017)
tata usaha negara Pemilu antara calon
anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
DPRD Kabupaten/Kota, atau partai
politik calon Peserta Pemlu, atau
bakal Pasangan Calon dengan KPU,
KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/
Kota sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan KPU, keputusan KPU
Provinsi, dan keputusan KPU
Kabupaten/Kota. (vide Pasal 470 UU
7/2017) Sumber: Data Bagian Hukum KPU Provinsi Maluku Utara
5 Sengketa Hasil Pemilihan Diselesaikan oleh
Perselisihan hasil Pemilu meliputi Mahkamah Konstitusi.
perselisihan antara KPU dan Peserta (vide Pasal 24C ayat (1) Dari total 10 (sepuluh) sengketa Pemilu 2019
Pemilu mengenai penetapan perolehan UU NRI 1945 jo Pasal
suata hasil Pemilu secara nasional. 474 UU 7/2017)
yang diselesaikan oleh Bawaslu Provinsi Maluku
(vide Pasal 473 UU 7/2017) Utara, rinciannya adalah 3 (tiga) sengketa ditolak
oleh Bawaslu, 6 (enam) sengketa diterima oleh
Bawaslu, dan 1 (satu) sengketa selesai pada tahapan
mediasi.
6 Sengketa Etik Penyelenggara Diselesaikan oleh
Pemilihan Dewan Kehormatan Gambar 10.2. Hasil Sengketa Pemilu Tahun 2019
Pelanggaran kode etik penyelenggara Penyelenggara Pemilihan di Provinsi Maluku Utara yang Diselesaikan oleh
Pemilu merupakan pelanggaran Umum (vide Pasal 457
terhadap etika Penyelenggara Pemilu ayat (1) UU 7/2017) Bawaslu Maluku Utara
yang berdasarkan sumpah dan/atau
janji sebelum menjalankan tugas
sebagai Penyelenggara Pemilu. (vide
Pasal 456 UU 7/2017)

Sumber: diolah oleh Penulis dari UU 7/2017

2. Peta Sengketa Pemilu Tahun 2019 di


Provinsi Maluku Utara yang Diselesaikan
oleh Bawaslu Maluku Utara
Pada Pemilu 2019 di Provinsi Maluku Sumber: Data Bagian Hukum KPU Provinsi Maluku Utara
Utara, setidaknya dalam catatan KPU Provinsi
Maluku Utara, terdapat 10 (sepuluh) sengketa yang
diselesaikan oleh Bawaslu Provinsi Maluku Utara.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 73


Dari 3 (tiga) sengketa yang diajukan oleh Gambar 10.4. Rincian Hasil Sengketa DCS
bakal calon anggota DPD, rinciannya adalah 2 (dua) Anggota DPRD Provinsi pada Pemilu Tahun 2019
sengketa ditolak oleh Bawaslu Provinsi Maluku di Provinsi Maluku Utara Setelah Melalui Proses
Utara dan 1 (satu) sengketa diterima oleh Bawaslu Koreksi Putusan
Provinsi Maluku Utara. Untuk 6 sengketa DCS yang
diajukan oleh bakal calon anggota DPRD Provinsi
Maluku Utara, sebanyak 1 (satu) sengketa ditolak dan
4 (empat) sengketa diterima oleh Bawaslu Provinsi
Maluku Utara, sedangkan 1 sengketa lainnya selesai
pada tahapan mediasi. Untuk 1 (satu) sengketa DCT
yang diajukan oleh Calon Anggota DPRD Provinsi
diputuskan diterima oleh Bawaslu Provinsi Maluku
Utara.

Gambar 10.3. Rincian Hasil Sengketa Pemilu


Tahun 2019 di Provinsi Maluku Utara yang
Diselesaikan oleh Bawaslu Maluku Utara

Sumber: Data Bagian Hukum KPU Provinsi Maluku Utara

Tabel 10.2. Peta Sengketa Pada Pemilu 2019 di


Provinsi Maluku Utara yang Diselesaikan
oleh Bawaslu Provinsi Maluku Utara
Putusan
No Sengketa Pemohon Pokok Masalah Koreksi
Diterima Ditolak Mediasi
Putusan
1 Sengketa Bakal Calon Penyerahan - - -
Administrasi Anggota DPD Syarat
Dr. King Faisal Dukungan Tidak
Sulaiman, SH., Memenuhi
MH. Syarat
2 Sengketa Bakal Calon Penyerahan - - -
Administrasi Anggota DPD Dr. Syarat
Saiful Ahmad Dukungan Tidak
Memenuhi
Syarat
3 Sengketa Bakal Calon Penyerahan - - -
Administrasi Anggota DPD Syarat
Ismunandar Aim Dukungan Tidak
Syah Memenuhi
Syarat
4 Sengketa DPD I Partai Mantan Napi - - -
Proses Golkar Maluku Korupsi
Utara untuk
Sumber: Data Bagian Hukum KPU Provinsi Maluku Utara Caleg a.n. Hamid
Usman
5 Sengketa DPD I Partai Tidak Ada Surat - - -
Proses Golkar Maluku Keterangan

Dari 6 (enam) kasus sengketa DCS Anggota


Utara untuk Caleg Rohani
a.n. Sugianto
Sarif
DPRD Provinsi, kasus yang ditolak oleh Bawaslu 6 Sengketa Proses
DPD I Partai
Pindah Dapil
Golkar Maluku
- -

Provinsi Maluku Utara di mana Pemohon dalam Utara untuk Caleg


a.n. Baharudin
Gailea
hal ini DPD I Partai Golkar Provinsi Maluku Utara 7 Sengketa
Proses
DPW
Mantan Napi Partai
Berkarya Maluku
Korupsi
- - -

mengajukan Permohonan Koreksi kepada Bawaslu Utara untuk Caleg


a.n. Arif Armain

RI. Hasilnya Bawaslu RI mengeluarkan putusan 8 Sengketa Proses


DPW
Mantan Napi Partai
Hanura Maluku
Korupsi
- - -

Utara untuk
membatalkan putusan Bawaslu Maluku Utara dan Caleg
Ahmad Ibrahim
a.n.

memerintahkan KPU Provinsi Maluku Utara untuk dan Walhelmus


Tahalele

memasukkan Baharudin Gailea dalam DCT Anggota


9 Sengketa DPW
Mantan Napi Partai - - -
Proses Gerindra Provinsi
Korupsi
Maluku Utara
DPRD Provinsi Maluku Utara dari Partai Golkar. untuk Caleg
a.n. dr. Husen

Dengan demikian, dari 6 (enam) kasus sengketa DCS 10 Sengketa Kausaha


Muhammad Asril
Tidak - - -
Proses Ahmad
Mengumumkan
setelah melalui proses koreksi putusan di Bawaslu Status Mantan
Terpidana di

RI, terdiri atas 5 (lima) sengketa yang diterima dan 1 Sumber: diolah oleh Penulis
Media Massa
dari Data Bagian Hukum KPU
sengketa diselesaikan pada tahap mediasi. Provinsi Maluku Utara

Halaman // 74 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


3. Kritik Atas Model Penyelesaian Sengketa pembuktian untuk mendukung dalil masing-
Proses Pemilu masing pihak.7
Electoral justice system memang telah Perbawaslu 18/2018 mengatur upaya
mengalami perbaikan setelah diundangkannya UU administrasi atas Permohonan Koreksi
7/2017. Pelanggaran pemilu dikelompokkan dalam Putusan yang diajukan oleh Pemohon setelah
beberapa jenis dan diselesaikan oleh lembaga yang melalui sidang ajudikasi di Bawaslu Provinsi

KOMISI PEMILIHAN UMUM


berbeda-beda sesuai dengan kompetensi lembaga dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, namun
yang mendapatkan atribusi langsung dari UU 7/2017. Termohon dalam hal ini KPU di tingkat daerah
Pelanggaran administrasi pelanggaran proses yang tidak dilibatkan. Keterlibatan KPU di daerah

REPUBLIK INDONESIA
diselesaikan oleh Bawaslu melalui Sidang Ajudikasi, hanya sebatas mendapatkan pemberitahuan
sengketa TUN diselesaikan Pengadilan TUN, sedang ada upaya koreksi putusan di Bawaslu
sengketa hasil diselesaikan Mahkamah Konstitusi, RI agar menunda sementara pelaksanaan
sengketa etik diselesaikan DKPP, dan sengketa putusan ajudikasi Bawaslu Provinsi dan/
Pidana diselesaikan melalui pintu Sentra Penegakan atau Bawaslu Kabupaten/Kota.8 Pengaturan
Hukum Terpadu (Sentra Gakkumdu). Meskipun telah demikian dalam Perbawaslu 18/2018 dalam
mengalami perbaikan, terhadap kondisi tersebut catatan Penulis bertentangan dengan asas
masih ada yang perlu diperbaiki. audi et altera partem. Sepatutnya semua
a. Benturan Asas, Patuh Asas Kewajiban pihak memiliki kesempatan yang sama dalam
Pengadil – Koreksi Kewenangan Koreksi proses koreksi putusan. Sepatutnya Termohon
Bawaslu RI mendapatkan kesempatan untuk mengajukan
Salah satu kewenangan Bawaslu “Kontra Permohonan Koreksi”, seperti
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 95 huruf halnya Pemohon mendapatkan kesempatan
h UU 7/2017 adalah mengoreksi putusan dan mengajukan “Permohonan Koreksi”. Atas
rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu kesempatan yang sama, Bawaslu RI dapat
Kabupaten/Kota.5 Kewenangan koreksi mendengarkan semua pihak sebagaimana asas
Bawaslu diatur lebih lanjut dalam Bab X audi et altera partem.
tentang Koreksi Putusan Pasal 42, 43, dan 44
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum b. Kewajiban Patuh Atas PKPU; Bawaslu
Nomor 18 Tahun 2018 tentang Perubahan Bukan Peradilan Konstitusi
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Salah satu wacana yang menarik
Nomor 18 Tahun 2017 tentang Tata Cara perhatian pada Pemilu 2019 adalah pencalonan
Peyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum mantan napi korupsi sebagai calon anggota
(Perbawaslu 18/2018). DPRD oleh partai politik. Atas persoalan
Ajudikasi adalah proses persidangan ini, terjadi perbedaan pendapat antara KPU
penyelesaian sengketa proses pemilu.6 Tegas dengan Bawaslu. KPU tidak menerima
dan lugas nomenklatur yang digunakan dalam pencalonan mantan napi korupsi sebagai calon
definisi ajudikasi dalam Perbawaslu 18/2018 anggota legislatif yang selanjutnya diatur
adalah “persidangan”. Dengan demikian, dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum
sekalipun prsoses penyelesaian sengketa yang Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan
dilakukan oleh Bawaslu bersifat ajudikasi, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
namun pada prinsipnya diselesaikan melalui Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan
cara-cara judikasi. Dalam proses judikasi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
pada umumnya dikenal asas audi et altera Kota (PKPU 20/2018). Sementara itu, Bawaslu
partem. Maksud asas ini adalah dalam perkara menilai larangan tersebut tidak tepat.
yang diperiksa dan diadili di dalam proses Pada Pemilu 2019 di Provinsi Maluku
persidangan, semua pihak mempunyai hak Utara, dari 10 (sepuluh) sengketa yang
yang sama baik untuk didengar keterangannya diselesaikan Bawaslu Maluku Utara terdapat 4
secara berimbang ataupun memiliki (empat) sengketa yang berkaitan dengan mantan
kesempatan yang sama dalam mengajukan napi korupsi. Keempat sengketa tersebut oleh
Bawaslu Maluku Utara dinyatakan diterima
5. Pasal 95 huruf h UU 7/2017 menyebutkan “mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang bertentangan dengan dan Bawaslu memerintahkan KPU Maluku
ketentuan peraturan perundang-udangan”.
6. Pasal 1 angka 19 Perbawaslu 18/2018 7. Hendra Kasim, 2019, Demos Cratos, Catatan tentang Demokrasi, (Ternate: Pandecta) hlm. 212
8. Pasal 43 Perbawaslu 18/2018

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 75


Utara untuk memasukkan bakal calon anggota Penulis, setidaknya ada beberapa argumentasi
legislatif yang bersangkutan ke dalam Daftar hukum yang dapat membenarkan sikap KPU
Calon Tetap. Polemik ini telah berakhir melalui RI dalam menerbitkan Surat Nomor 991/
putusan Mahkamah Agung (MA) atas judicial PL.01.4-SD/06/KPU/VIII/2018 tersebut.
review PKPU 20/2018 terhadap UU 7/2017. Pertama, karena PKPU 20/2018
Penulis tidak bermaksud menyoal hasil memiliki kekuatan mengikat dan wajib dipatuhi
judicial review MA ataupun putusan Bawaslu oleh seluruh penyelenggara pemilu tidak
atas sengketa proses melalui ajudikasi terhadap terkecuali Bawaslu, dengan alasan hukum: (i)
pencalonan mantan napi korupsi. Namun, dibuat oleh lembaga yang berwenang yakni
ada beberapa hal yang menurut Penulis perlu KPU RI sebagaimana atribusi kewenangan
diurai sebagai diskursus guna memperbaiki yang didapatkan melalui Pasal 12 huruf c,
penyelenggaraan pemilu. Pasal 13 huruf b, dan Pasal 167 ayat (8) UU
Polemik muncul karena pencalonan 7/2017; (ii) PKPU 20/2018 diundangkan oleh
mantan napi korupsi yang dilarang oleh KPU Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
melalui PKPU 20/2018 namun kemudian di dalam Berita Negara Nomor: 834, 2018,
diakomodir kembali oleh Bawaslu melalui tertanggal 3 Juli 2018. Diundangkannya
sengketa proses. KPU RI merespons putusan PKPU 20/2018 berkonsekuensi hukum
Bawaslu di berbagai daerah, termasuk di Maluku pada kekuatan mengikat PKPU 20 2018.
Utara, melalui surat Nomor: 991/PL.01.4- Sebagaimana diatur dengan tegas dan lugas di
SD/06/KPU/VIII/2018 Perihal: Pelaksanaan dalam Pasal 83 UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Putusan Bawaslu mengenai Mantan Terpidana Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Korupsi, tertanggal 31 Agustus 2018. Pokok (UU 12/2018). Dengan demikian, PKPU
isinya adalah menginstruksikan KPU di daerah 20/2018 merupakan bagian dari hukum positif
untuk menunda sementara Putusan Bawaslu Indonesia khususnya dalam sistem hukum
di beberapa daerah sembari menunggu sikap pemilu yang wajib dipatuhi, dilaksanakan,
MA dalam memutuskan judicial review PKPU dan ditegakkan oleh seluruh pihak tanpa
20/2018 dengan UU 7/2017. Dalam pandangan

Halaman // 76 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


terkecuali.9 KPU berupa PKPU. Andaipun ada pihak
Kedua, Bawaslu tidak berwenang yang menilai PKPU bertentangan dengan UU,
menilai pertentangan norma. Secara selama tidak dibatalkan oleh MA atau diubah
konstitusional lembaga yang berwenang oleh KPU sebagai lembaga yang menerbitkan
menyelesaikan sengketa judicial review adalah norma tersebut, maka PKPU tersebut wajib
MK dan MA sebagaimana diatur dalam Pasal dipatuhi, dilaksanakan, dan ditegakkan oleh

KOMISI PEMILIHAN UMUM


24A ayat (1) dan Pasal 24C ayat (1) UUD seluruh pihak tanpa terkecuali, termasuk oleh
1945. Berdasarkan ketentuan tersebut, MK Bawaslu.
berwenang menyelesaikan sengketa judicial

REPUBLIK INDONESIA
review yang putusannya bersifat final dan Penutup
mengikat dalam menilai pertentangan UU Simpulan
terhadap UUD. Sedangkan MA berwenang Secara umum penyelenggaraan pemilu kian
menyelesaikan sengketa judicial review yang hari kian membaik. Evaluasi atas penyelenggaraan
putusannya bersifat final dan mengikat dalam pemilu terus dilakukan untuk memastikan perbaikan
menilai pertentangan peraturan di bawah UU terus digalakkan. Hal ini guna mewujudkan
terhadap UU.10 penyelenggaraan pemilu yang bermartabat, tidak
Sebagaimana sifat konstitusi memberikan terkecuali electoral justice system juga terus
kewenangan sekaligus membatasi kewenangan mengalami perbaikan. Meskipun demikian,
secara konstitusional, maka kewenangan masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan
konstitusional yang diatur dalam Pasal 24A ayat untuk memperbaiki electoral justice system guna
(1) dan Pasal 24C ayat (1) selain memberikan mewujudkan keadilan pemilu bagi semua pihak.
kewenangan judicial review kepada MA dan Kewenangan koreksi putusan yang
MK, sekaligus membatasi lembaga lain yang diamanahkan UU 7/2017 kepada Bawaslu RI
tidak dapat melakukan kegiatan judicial sepatutnya dalam pengaturan lanjutannya berupa
review. Atau dengan kata lain, lembaga selain Perbawaslu sebagai mekanisme formil ajudikasi
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi memperhatikan kesempatan yang sama bagi semua
dalam melakukan judicial review atau dalam pihak (asas audi et altera partem). Perbawaslu
hal menilai pertentangan norma di bawah 18/2018 tidak memfasilitasi keterlibatan semua
dengan norma di atasnya adalah bersifat in- pihak, khususnya dalam mekanisme permohonan
costitusional atau dapat dikatakan sebatas koreksi putusan. Hanya Pemohon atau Pelapor
asumsi belaka.11 Khusus untuk beberapa daerah yang mendapatkan kesempatan untuk mengajukan
yang mana Bawaslu menerima permohonan permohonan koreksi putusan, sementara itu KPU
mantan napi korupsi dalam proses ajudikasi, sebagai Termohon atau Terlapor tidak mendapatkan
dalam putusannya seolah-olah Bawaslu kesempatan untuk membuat kontra atas permohonan
bertindak sebagai MA sehingga dapat menilai koreksi putusan.
dan menyatakan bahwa PKPU 20 /2018 Salah satu indikator pengukuran bahwa pemilu
bertentangan dengan UU 7/2017. berjalan dengan baik adalah penyelenggaraan pemilu
Sebagai pengawas pemilu, kehadiran yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Bawaslu adalah memastikan penyelenggaraan undangan yang berlaku. Kepatuhan atas norma
pemilu berjalan sesuai dengan norma pemilu pemilu, tidak terkecuali PKPU, adalah keharusan
yang berlaku, termasuk pula berjalan sesuai bagi semua pihak. Kehadiran Bawaslu sebagai
dengan PKPU. PKPU sebagai norma yang pengawas pemilu sepatutnya memastikan pemilu
dibuat oleh lembaga yang berwenang serta dijalankan oleh KPU sesuai dengan PKPU, bukan
diundangkan dan dilembarkan dalam lembaran sebaliknya Bawaslu menilai pertentangan norma
negara, merupakan konsekuensi logis yang antara PKPU dengan UU 7/2017. Hal ini melampaui
harus dihormati, dipatuhi, dan dilaksanakan wewenang yang diberikan UU kepada Bawaslu
oleh seluruh pihak. Idealnya, Bawaslu karena kewenangan konstitusional judicial review
memastikan KPU berjalan sesuai dengan adalah kewenangan MK dan MA.
ketentuan peraturan perundang-undangan
termasuk pula sesuai dengan produk hukum
9. Hendra Kasim, op cit, hlm. 198
10. Ibid, hlm. 199
11 Ibid

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 77


Saran mengikat karena dibuat oleh KPU sebagai
Saran dan masukan guna perbaikan dari pokok lembaga yang mendapatkan atribusi langsung
masalah yang telah diurai sebelumnya adalah sebagai dari UU 7/2017 serta diundangkan dan dicatat
berikut: dalam berita negara sehingga memiliki daya
a. Perbawaslu 18/2018 harus diubah untuk ikat layaknya peraturan perundang-undangan.
memastikan keterlibatan KPU sebagai Dengan demikian, setiap pihak memiliki
Termohon atau Terlapor dalam proses koreksi kewajiban yang sama untuk mematuhi,
putusan dengan memberikan kesempatan menghormati, dan menegakkan PKPU, tidak
kepada KPU selaku Termohon atau Terlapor terkecuali Bawaslu. Kehadiran Bawaslu
menyusun kontra atas permohonan koreksi sepatutnya memastikan KPU bekerja sesuai
putusan; dengan PKPU, bukan sebaliknya menilai
b. PKPU merupakan produk hukum yang pertentangan PKPU dengan UU 7/2017.

Halaman // 78 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
PEMUNGUTAN DAN
PERHITUNGAN
SUARA SERTA
REKAPITULASI
HASIL PEROLEHAN
SUARA

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 79


Halaman // 80 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T
Nomor 102/PUU-VII/2009 menentukan bahwa
PROBLEMATIKA warga negara yang tidak terdaftar dalam daftar
pemilih dapat menggunakan hak pilihnya dengan
PENGGUNAAN HAK menggunakan identitas kependudukan (KTP, KK,

PILIH BAGI PEMILIH


atau Paspor).2 Sejak Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2009, identitas kependudukan dapat

KOMISI PEMILIHAN UMUM


PINDAHAN (DPTb) digunakan sebagai alat untuk memenuhi hak pilihnya
bagi warga negara yang belum terdaftar dalam DPT.
DAN PENYEDIAAN

REPUBLIK INDONESIA
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa begitu
pentingnya partisipasi pemilih dalam demokrasi
SURAT SUARA PADA dan tahapan pemilu. Dengan demikian penyiapan
instrumen hukum yang menjamin agar pemilih
PEMUNGUTAN masuk pada proses pemutakhiran daftar pemilih
(DPT) dan dapat menggunakan hak pilihnya dengan
SUARA PEMILIHAN leluasa. Pemilih yang tidak terdaftar dalam Daftar
Pemilih Tetap tidak mempunyai kesempatan untuk
UMUM menggunakan hak pilih di TPS lain dengan alasan
karena bertugas, karena syarat pindah memilih yang
TAHUN 2019 bersangkutan harus terdaftar dalam DPT.
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 11 Tahun
(PELAJARAN 2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam
Negeri dalam Penyelenggaraan Pemilu, terdapat
DARI KASUS DI 3 (tiga) kategori jenis pemilih, yaitu pemilih yang

DAERAH ISTIMEWA berdomisili di wilayah administrasi pemilih yang


dibuktikan dengan KTP elektronik yang terdaftar
YOGYAKARTA) dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebagaimana
diatur dalam pasal 4; pemilih tambahan, yaitu pemilih
yang telah terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT)
Moh. Zaenuri Ikhsan1 di suatu TPS oleh karena keadaan tertentu pemilih

I
tidak dapat menggunakan haknya di TPS tempat
ndikator keberhasilan pemilihan umum yang bersangkutan terdaftar, dan memberikan suara
(pemilu) di antaranya adalah: pertama, di TPS lain,3 atau sering disebut dengan istilah
suksesnya penyelenggaraan pemilu yang Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) atau pemilih
dilakukan oleh penyelenggara pemilu; kedua, pindahan; dan Pemilih Khusus, yaitu pemilih yang
partisipasi peserta pemilu yang taat regulasi dan tidak terdaftar sebagai pemilih dalam DPT maupun
tahapan; dan ketiga, partisipasi masyarakat dalam DPTb, namun memenuhi syarat sebagai pemilih.
menggunakan hak pilihnya dengan pelayanan Pemilih ini disebut pemilih Daftar Pemilih Khusus
yang maksimal. Partisipasi pemilih dalam pemilu (DPK) atau Pemilih yang menggunakan identitas
mempunyai makna yang strategis karena menjadi kependudukan.
salah satu indikator keberhasilan Pemilu. Partisipasi Seseorang dapat disebut dan masuk kategori
pemilih dapat diukur dari seberapa besar pemilih yang Pemilih Tambahan (DPTb) atau pemilih pindahan
menggunakan hak pilihnya pada saat pemungutan karena memenuhi syarat keadaan tertentu, antara
dan penghitungan suara. lain menjalani tugas pemerintahan, di tempat lain
Pada Pemilu 2009, Tim Penyelidikan pada hari pemungutan suara, menjalani rawat inap di
Pemenuhan Hak Sipil dan Politik Komisi Nasional rumah sakit, penyandang disabilitas yang menjalani
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menunjukkan perawatan di panti sosial/rehabilitasi, menjalani
bahwa pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 terdapat rehabilitasi narkoba, menjadi tahanan di rumah
sekitar 25-40% pemilih kehilangan hak pilihnya tahanan atau lembaga pemasyarakatan, tugas belajar,
karena tidak masuk daftar pemilih. Pada 6 Juli
2009 Mahkamah Konstitusi dengan Putusannya
2. Hasyim Asyári, Konsolidasi Demokrasi, Pergulatan Politik Pemilu di Indonesia, Yogyakarta, Thafa Media, 2019,
hlm. 133.
3. KPU, Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam Negeri dalam Pemilu,
Jakarta, KPU, 2018, hlm, 42
1. Anggota KPU DIY Periode 2018-2023 yang membidangi Divisi Teknis

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 79


atau menempuh pendidikan menengah atau tinggi jumlah DPT yang ada, jumlah DPTb terhitung ada
dan pindah domisili. 1,84%, angka persentase yang cukup besar. Apalagi
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Kota jika semua jumlah pemilih mahasiswa di Yogyakarta
Pelajar atau Kota Pendidikan dengan jumlah siswa yang berasal dari luar Yogyakarta mau mengurus
dan mahasiswa yang besar dan membuat potensi surat pindah memilih (Form A5), maka jumlah
besarnya jumlah orang yang akan menggunakan hak pemilih pindahan akan semakin besar.
pilihnya dalam Pemilu 2019 di Yogyakarta. Dari Berdasarkan data statistik tahun 2017 dari
proses pendataan dan pemutakhiran, hasil berupa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Ristek dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti
Tambahan (DPTb) di Daerah Istimewa Yogyakarta RI), jumlah mahasiswa yang belajar di Yogyakarta
sampai dengan 12 April 2019 disajikan sebagaimana tercatat 372.478 orang mahasiswa yang menuntut
Tabel 11.1 berikut ini: ilmu di semua jenis pendidikan tinggi di DIY.5 Angka
tersebut tentu bukan hanya mahasiswa yang berasal
Tabel 11.1. Data Jumlah Pemilih Hasil dari Daerah Istimewa Yogyakarta saja, namun berasal
Pemutakhiran Terakhir (DPTHP.3) dan Pemilih dari seluruh wilayah Nusantara karena secara faktual
Tambahan (DPTb) per 12 April 20194 bisa dilihat banyaknya asrama pelajar/mahasiswa
No
Data
Pemilih
L/P
K.progo Bantul
Kabupaten/Kota
G. kidul Sleman Kota
Jumlah daerah, rumah kontrakan, dan kos yang didirikan di
1. DPT L 163.843 346.485 295.263 377.286 148.235 1.330.112 wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
P
J
172.050
334.893
360.524
707.009
310.631
605.894
397.323
774.609
161.234
309.469
1.401.762
2.731.874
Untuk melakukan pindah memilih, pemilih
Jumlah Kec 12 17 18 17 14 78 harus memproses pindah memilih dengan mengurus
formulir tersendiri yang disebut dengan formulir
Jumlah Desa 88 75 144 86 45 438
Jumlah TPS 1.258 3.040 2.718 3.391 1.373 11.780
2. D P T b
(Masuk)
L 902 4.559 1.429 11.109 4.365 22.364
A.5-KPU. Formulir A.5-KPU inilah yang harus
P 1.011 5.465 1.152 14.489 6.046 28.163
J 1.913 10.024 2.581 25.598 10.411 50.527 melakukan proses oleh pemilih kepada KPU
Jumlah Kec.
Jumlah Desa
12
86
17
74
18
136
17
84
14
45
78
425
Kabupaten/Kota atau PPS di mana pemilih
Jumlah TPS 575 1.519 958 1.818 1.133 6.003 tersebut terdaftar dalam DPT untuk kemudian
3. D P T b
(Keluar)
L
P
1.019
1.090
1.602
1.262
1.339
1.021
1.499
1.210
1.685
1.666
7.144
6.249
disampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota atau
J 2.109 2.864 2.360 2.709 3.351 13.393 PPS tujuan. Dalam rangka memudahkan dan
memfasilitasi hak pilih pemilih tambahan, KPU
Jumlah Kec. 12 17 18 17 14 78
Jumlah Desa 88 75 138 79 45 425
Jumlah TPS 933 1.492 885 1.166 1.075 5.551
menyiapkan 2 (dua) mekanisme layanan formulir
Sumber: KPU DIY
A.5-KPU, yaitu: mengurus pindah memilih untuk
mendapatkan Formulir A5-KPU di tempat asal
Dari data di atas jumlah pemilih pindahan
pemilih tersebut terdaftar dalam DPT dan/atau
(DPTb) yang masuk di Daerah Istimewa Yogyakarta
mengurus A5-KPU di KPU Kabupaten/Kota atau
yang ditetapkan oleh KPU DIY sebanyak 50.527
PPS tujuan.
pemilih atau 1,84% jika dibandingkan dengan
Dari hasil pemantauan dan pengalaman
jumlah pemilih dalam DPT 2.731.874 pemilih.
di lapangan selama KPU Provinsi melakukan
Pemilih pindahan tersebut terbesar jumlahnya berada
supervisi ke KPU Kabupaten/Kota, PPK dan
di Kabupaten Sleman sebanyak 25.598 pemilih,
PPS dalam membuat posko untuk melakukan
disusul di Kota Yogyakarta sebesar 10.411 pemilih,
pelayanan pendataan pemilih pindahan di
di Kabupaten Bantul ada 10.024, di Kabupaten
kampus-kampus, jumlah mahasiswa yang tidak
Gunungkidul ada 2.581 pemilih, dan di Kabupaten
mengurus surat pindah memilih (form. A5) jauh
Kulonprogo sebesar 1.913 pemilih.
lebih banyak. Alasan bermacam-macam, ada
yang tidak terdaftar di DPT asal, alasan sibuk
Problem Pemilih Pindahan (DPTb) Pemilu 2019
di perkuliahan, sampai malas mengurus karena
di Yogyakarta
“ribet” dan harus antre. Namun yang lebih banyak
Apabila diperhatikan, jumlah pemilih
dijumpai kebanyakan tidak terdaftar di DPT asal
pindahan (DPTb) di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang bersangkutan sehingga tidak dapat diberikan
dengan jumlah 50.527 mungkin tidak terlalu
formulir A5 karena syarat untuk mendapatkan
besar dibandingkan dengan di provinsi lain yang
formulir A5 pemilih yang bersangkutan harus
jumlahnya lebih besar. Namun jika dilihat dari
5. Kementerian Ristek dan Dikti RI, Statistik Pendidikan Tinggi Tahun 2017, Jakarta: Pusdatin Iptek Dikti, Setjen,
4. KPU DIY, Berita Acara No. 98/PK.01.BA/34/Prov/IV/2019 Tentang Rapat Pleno Terbuka Perubahan DPTHP-3 Kemenristekdikti, 2017.
dan Rekapitulasi DPTb Pasca Putusan MK tingkat DIY beserta lampirannya, Yogyakarta, KPU DIY, 2019

Halaman // 80 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


terdaftar dalam DPT. Umbulrejo Kota Yogyakarta menjadi wilayah
Dari 5 (lima) kabupaten/kota di Daerah penopang mahasiswa di kampus Universitas Sarjana
Istimewa Yogyakarta, jumlah pemilih tambahan/ Wiyata (Taman Siswa), Universitas Ahmad Dahlan
pindahan (DPTb) dari sebagian besar mahasiswa (UAD), Universitas Cokro Aminoto, Universitas
luar daerah tersebar di Kabupaten Sleman (25.598), Teknik Yogyakarta, Institut Seni Indonesia (ISI), dan
Kota Yogyakarta (10.411), dan Kabupaten Bantul

KOMISI PEMILIHAN UMUM


juga ada beberapa pondok pesantren besar seperti
(10,024). Sebaran jumlah tersebut yang besar Pondok Pesantren Al-Munawir, Pondok Pesantren
hampir semua berada di daerah yang menyokong Ali Maksum Krapyak.

REPUBLIK INDONESIA
keberadaan kampus-kampus besar di 3 (tiga) Dari 10 kecamatan dengan jumlah pemilih
kabupaten di DIY. Pemilih pindahan (DPTb) DPTb besar, kecamatan yang paling besar adalah
yang jumlahnya lebih dari 1.000 pemilih tiap Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan
kecamatan dipetakan sebagaimana pada Tabel
jumlah 11.683 pemilih yang tersebar di 3 desa,
11.2 berikut ini:
yaitu Desa Condongcatur, Desa Catur Tunggal, dan
Desa Maguwoharjo dengan jumlah TPS 404 buah.
Tabel 11.2. Data Kecamatan dengan jumlah
Pemilih Pindahan (DPTb) Lebih dari 1.000 Pemilih Apabila jumlah pemilih pindahan dibagi jumlah
di 3 Kabupaten di DIY TPS, maka pada tiap TPS rata-rata terdapat 28,9
Jumlah DPTb
pemilih pindahan, angka yang cukup besar yang
Rata2
No. Kab/Kota Kecamatan
Jumlah
TPS
Jumlah
DPT
DPTb per-
TPS
harus disediakan surat suara.
Jumlah (%)

1. Kab. Sleman Depok 404 84.520 11.683 13,82% 28,9


Dari hasil pencermatan dan pemetaan yang
Gamping 279 68.124 2.166 3,17% 7,7 dilakukan oleh KPU Kabupaten Sleman dengan
supervisi yang melekat dari KPU Daerah Istimewa
Mlati 276 65.441 3.178 4,86% 11,5
Ngaglik 292 66.616 2.323 3,48% 7,9

2. Kab. Bantul
Ngemplak
Banguntapan
185
318
43.867
79.236
1.478
1.353
3,37%
1,71%
7,9
4,2
Yogyakarta, jumlah pemilih pindahan (DPTb) yang
Kasihan 308 75.264 3.387 4,50% 10,9 tersebar di Kecamatan Depok adalah sebagaimana
Tabel 11.3 berikut ini:
Sewon 294 72.663 2.143 2,94% 7,3
3. Kota Yogyakarta Gondokusuman 49 31.987 1.589 4,96% 32,4
Umbulharjo 223 50.304 2.909 5,78% 13,1

Sumber: KPU DIY dan diolah oleh Penulis


Tabel 11.3. Data Sebaran Pemilih Pindahan
Berdasarkan data pada Tabel 2, jumlah (DPTb) di TPS di Kecamatan Depok Kabupaten
pemilih pindahan (DPTb) rata-rata di atas 25 dari Sleman Jumlah TPS denganKisaran TPS
DPT. Hanya di Kecamatan Banguntapan Kabupaten No. Desa
Jumlah
TPS
1 – 20
SebaranJumlah DPTb (Pemilih Pindahan)
21 – 50 51 – 100 101–lebih
Tidak Ada
DPTb

Bantul yang hanya 1,71%. Jumlah pemilih pindahan 1. Condongcatur 133 72 30 20 7 4

yang besar di masing-masing kecamatan itu karena 3. Maguwoharjo


2. Caturtunggal 142 52 41 41 5 3
129 74 22 14 - 19

wilayah basis mahasiswa yang menopang kampus- Jumlah 404 198 93 75 12 26

kampus dengan jumlah mahasiswa yang banyak Sumber: KPU Kabupaten Sleman dan diolah oleh
pula. Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan Penulis
jumlah pemilih pindahan 11.683, merupakan
wilayah penopang 4 perguruan tinggi negeri, yaitu Jika diperhatikan data pada Tabel 11.3, jumlah
UGM, UIN Sunan Kalijaga, UNY, dan UPN Veteran, TPS dengan jumlah pemilih pindahan berkisar
serta kampus-kampus swasta yang banyak berdiri di antara 1-20 pemilih DPTb, ada 198 TPS; jumlah
Depok, seperti UII (kampus Fakultas Ekonomi dan pemilih pindahan 21-50 orang tersebar di 93 TPS;
FIAI), Universitas Sanata Darma, YKPN, dan masih jumlah Pemilih DPTb antara 51-100 orang tersebar
banyak lagi kampus-kampus lainnya. di 75 TPS; dan jumlah pemilih DPTb lebih dari 100
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman dan orang ada pada 12 TPS. Sedangkan TPS yang tidak
Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul merupakan ada pemilih pindahan (DPTb) hanya sebanyak 26
basis wilayah yang dihuni para mahasiswa penopang TPS. Data ini menunjukkan bahwa jumlah Pemilih
perguruan tinggi seperti UMY, Universitas Alma Ata, DPTb sudah over di setiap TPS yang berdampak
Universitas Jenderal Sudirman, Universitas Aisiyah, pada banyak hal, terutama penyediaan suarat suara
dan lainnya. Kecamatan Banguntapan dan Kecamatan dan pelayanan penggunaan hak pilihnya di tiap TPS.
Sewon Kabupaten Bantul serta Kecamatan

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 81


Suara dalam Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa
Penyediaan Surat Suara pada Pemilu 2019 surat suara cadangan di setiap TPS digunakan
Dalam Pasal 344 ayat (2) Undang-Undang untuk menggantikan surat suara pemilih yang keliru
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, dicoblos, surat suara yang rusak, dan untuk pemilih
dijelaskan bahwa jumlah surat suara yang dicetak tambahan.7
sama dengan jumlah pemilih tetap (DPT) ditambah Apabila cadangan surat suara 2% dapat
dengan 2% (dua persen) dari jumlah DPT sebagai digunakan untk menyediakan pemilih tambahan/
cadangan, yang ditetapkan dengan keputusan KPU, pindahan (DPTb) maka penghitungan jumlah di
ditambah dengan surat suara untuk pelaksanaan Daerah Istimewa Yogyakarta sebenarnya sudah
pemungutan suara ulang 1.000 lembar yang diberi mencukupi, yaitu ada 54.637 surat suara cadangan;
tanda khusus tiap daerah pemilihan. Sedangkan sementara pemilih pindahan (DPTb) sejumlah
distribusi dan penyediaan surat suara untuk 50.527, sehingga masih ada kelebihan cadangan.
pelaksanaan pemungutan suara di tiap TPS adalah Akan tetapi tidak ada regulasi yang dapat menjadi
bahwa jumlah surat suara di TPS sama dengan dasar untuk memindahkan surat suara (terutama
jumlah pemilih di DPT dan DPTb ditambah 2% dari surat suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden)
DPT sebagai cadangan, sebagaimana diatur pada dari kabupaten/Kota ke kabupaten/kota lain.
Pasal 350 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun Sebagai gambaran, di Kabupaten Sleman
2017.6 terdapat pemilih pindahan (DPTb) sebanyak
Apabila dihitung jumlah DPT ditambah 2% 25.598, sementara cadangannya hanya 15.492.
sebagai cadangan, maka jumlah pencetakan dan Jika dibolehkan, pemenuhan kebutuhan tersebut
penyediaan surat suara untuk 5 jenis pemilihan dapat diambilkan dari Kabupaten Gunungkidulyang
di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah 5 jumlah cadangannya lebih besar dengan 12.118
(lima) kabupaten/kota secara ideal datanya adalah dibandingkan pemilih DPTb yang ada 2.581 atau dari
sebagaimana pada Tabel 11.4 berikut ini: Kabupaten Kulonprogo yang jumlah cadangannya
6.698, sedangkan pemilih DPTb hanya 1.913. Namun
Tabel 11.4. Data Pencetakan dan Penyediaan karena tidak ada payung hukum yang mengatur hal
Jumlah Surat Suara Pemilu 2019 tersebut, tidak mungkin dapat dilakukan pengalihan
di Daerah Istimewa Yogyakarta surat suara sebelum pelaksanaan pemungutan suara.
No. Kabupaten/Kota Jumlah DPT
Penyedian Sura
Suara
Jumlah Surat
suara Cadangan
Jumlah
Pemilih Pengaturan penyediaan surat suara jika terjadi
kekurangan di TPS tertentu, hanya diatur pada Pasal
Pindahan
(DPT+2%) 2%
(DPTb) Masuk

1. Kulonprogo 334.893 341.591 6.698 1.913


228, yaitu bahwa KPPS melaporkan kekurangan
2. Bantul 707.009 721.149 14.140 10.024

3. Gunungkidul 605.894 618.012 12.118 2.581


suara kepada PPS, lalu PPS setempat berkoordinasi
4. Sleman 774.609 790.101 15.492 25.598 dengan PPS terdekat berkaitan dengan ketersediaan
5. Kota Yogyakarta 309.469 315.658 6.189 10.411 surat suara. Jika PPS terdekat memiliki ketersediaan
Jumlah 2.731.874 2.786.511 54.637 50.527
surat suara, PPS berkoordinasi dengan Pengawas
Sumber: KPU DIY dan diolah oleh Penulis
TPS untuk mengambil surat suara dari TPS di desa
yang berdekatan dengan TPS yang kekurangan surat
Surat suara cadangan sebanyak 2% (dua
suara, dengan mempertimbangkan kecukupan surat
persen) tidak diatur lebih dinci di dalam Undang-
suara di TPS terdekat, dengan ketentuan harus dicatat
Undang 7 Tahun 2017; apakah digunakan untuk
dalam formulir C.2-KPU dan formulir C-KPU oleh
antisipasi adanya pemilih yang belum terdaftar
KPPS di TPS terdekat yang surat suaranya diambil.
atau Daftar Pemilih Khusus (DPK) atau dapat
Mekanisme perpindahan surat suara dari TPS
juga untuk Pemilih Tambahan (DPTb). Jika 2%
satu ke TPS lainnya, baik dalam satu desa maupun
digunakan untuk pemilih DPK, lalu untuk Pemilih
antardesa dalam satu kecamatan tidak dimungkinkan
tambahan (DPTb) mestinya diambilkan pemilih
dilakukan di TPS pada Kecamatan Depok Kabupaten
tambahan yang pindah keluar daerah. Namun dari
Sleman. Hal tersebut karena berdasar hasil pemetaan
kalkulasi penghitungan mungkin mudah, tapi akan
awal, hampir semua TPS kekurangan surat suara
sulit dalam tataran teknisnya di lapangan. Sementara
dan diketahui sejak awal sebelum logistik dan alat
pada Pasal 227 ayat (1) Peraturan KPU Nomor 3
kelengkapan TPS didistribusikan ke TPS, dan sesuai
Tahun 2019 tentang Pemungutan dan Penghitungan
7. KPU RI, Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu,
Jakarta, KPU RI, 2019, hlm. 225.
6. KPU RI, Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, Jakarta, KPU RI, 2017, hlm. 247.

Halaman // 82 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


hasil penghitungan jumlah surat suara sejak awal
tidak akan cukup untuk semua TPS di kecamatan Dilihat dari Tabel 5 tersebut, jumlah
Depok. kekurangan surat suara mayoritas lebih dari 100
Jumlah pemilih dalam DPT ada 84.520, surat suara karena jumlah DPTb semua lebih
penyediaan surat suara DPT ditambah 2%(84.520
dari 100 pemilih. Ditambah lagi ada 75 TPS yang
+ 1.690) maka ada jumlah surat suara 86.210.

KOMISI PEMILIHAN UMUM


jumlah pemilih pindahannya antara 51-100 pemilih
Sementara jika jumlah DPT ditambah DPTb atau
Pemilih pindahan (84.520 + 11.683) maka ada sehingga akan ada berapa lagi kekurangan surat
suara yang harus dipenuhi. Berdasarkan data Tabel

REPUBLIK INDONESIA
jumlah 96.203 pemilih dan surat suara yang tersedia
masih sangat kurang. Jika pemilih DPT diasumsikan 5 di atas hampir semua jumlah DPT tiap TPS kurang
akan hadir 85% (71.842) mungkin surat suara bisa dari 200 pemilih. Kondisi itu terjadi karena dalam
cukup untuk menyediakan pemilih DPTb dengan menyikapi banyaknya pemilih DPTb, PPS di 3 (tiga)
tambahan surat suara 14.368. Masih belum dapat desa di Kecamatan Depok memang menempatkan
dipastikan prediksi pemilih DPT akan hadir 85% pemilih pindahan dengan jumlah banyak kepada
dan jika lebih dari hal tersebut maka harus pula
TPS dengan jumlah pemilih sedikit agar jumlah
ditentukan bagaimana menyikapinya.
totalnya tidak melebihi 300 pemilih. Hal tersebut
Apabila dilihat sebaran jumlah pemilih
pindahan di tiap TPS yang berbeda-beda sebagaimana dimaksudkan agar saat melayani penggunaan hak
terlihat pada Tabel 3, secara teknis di lapangan akan pilih di TPS tidak melewati batas pukul 13.00.
sangat sulit, baik penyediaan logistik (surat suara) Sementara TPS yang jumlah DPT di atas 200 diberi
sebelum distribusi ke TPS maupun perpindahan tambahan Pemilih DPTb dengan jumlah cukup agar
surat suara saat pemungutan suara berlangsung. Hal tidak melebihi 300 pemilih tiap TPS.
itu disebabkan banyaknya pemilih pindahan yang Pada saat kesulitan dengan penyediaan surat
menumpuk di TPS tertentu. suara yang belum ditemukan solusinya, terbitlah
Sebagai contoh 12 TPS di 3 (tiga) desa di
Surat Edaran Bersama Bawaslu RI dan KPU RI
Kecamatan Depok yang jumlah Pemilih pindahan
Nomor 55-0870/K.BAWASLU/PTK-00.00/4/2019
(DPTb) lebih dari 100 pemilih setiap TPS.
Kekurangan surat suaranya akan sangat signifikan. dan Nomor 4 Tahun 2019 tertanggal 16 April
Jika akan diambilkan TPS terdekat, hal itu tidak 2019 tentang Penyelenggaraan Pemungutan dan
memungkinkan karena TPS terdekat juga sudah Penghitungan Suara di TPS. Isi Surat Edaran
kekurangan surat suara. Hal tersebut sebagaimana tersebut antara lain pada huruf B angka 12 dijelaskan
tertuang dalam Tabel 11.5 berikut ini: bahwa jika terdapat pemilih DPT atau DPTb yang
hadir sebelum pukul 13.00 waktu setempat namun
Tabel 11.5. Data 12 TPS dengan Jumlah Pemilih belum menggunakan hak pilihnya dikarenakan surat
Pindahan (DPTb) Lebih dari 100 Pemilih suara telah habis, maka Ketua KPPS berkoordinasi
di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
Penyediaan
dengan PPS untuk mendapatkan surat suara yang
Kekurangan
No. Desa No TPS Jumlah DPT Jumlah DPTb Surat Suara
(DPT+2%)
Surat Suara masih tersedia di TPS terdekat sesuai kebutuhan,
1. Condongcatur 25 130 112 132 110
dan KPPS mencatatkan ke dalam formulir C.2-KPU.
37 134 122 136 118
Pada huruf B angka 17 juga dijelaskan bahwa
39 168 117 171 114
pada pukul 13.00, KPPS memberitahukan bahwa
69 144 113 146 111
yang boleh memberikan suara hanya pemilih yang
94 145 145 147 143
sedang menunggu giliran untuk memberikan suara
110 135 122 137 120
dan telah tercatat kehadirannya dalam C.7 baik
DPT, DPTb, maupun DPK, dan pemilih yang telah
130 141 101 143 99

hadir dan sedang dalam antrean untuk mencatatkan


2, Caturtunggal 27 171 102 174 99

kehadirannya. Kemudian pada angka 18 menjadi


43 100 157 102 155

tambahan bahwa jika masih terdapat antrean pemilih


113 164 112 167 109

yang belum mencatatkan kehadirannya pada formulir


141 162 122 165 119

170
C.7, maka KPPS 4 dan KPPS 5 mendatangi pemilih
142 157 160 167

Sumber: KPU Kabupaten Sleman


untuk mencatatkan ke formulir tersebut.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 83


Surat edaran tersebut menjadi angin segar Mereka melakukan orasi dan suara keras dengan
yang akan membantu meringankan kesulitan yang menyalahkan KPPS dan akan menuntut KPU yang
sedang dihadapi oleh KPU Kabupaten Sleman dianggap menghilangkan hak pilihnya. Tim KPU
beserta jajarannya sampai dengan KPPS. Namun hal berupaya menenangkan sembari memberikan
tersebut tetap tidak bisa menyelesaikan perpindahan pengertian bahwa jika pemilih yang menghendaki
surat suara yang akan terjadi hampir di semua TPS. untuk menggunakan hak pilihnya harus datang ke
Bahkan karena di Kecamatan Depok surat suara TPS kembali dan meminta kepada KPPS untuk
sudah tidak mencukupi, maka perlu ada skenario dicatatkan dalam daftar hadir di formulir C.7. Jika
untuk mengambil pada TPS lain dari kecamatan lain surat suara nanti habis, dengan supervisi KPU
yang terdekat. DIY, KPU Kabupaten Sleman; PPK dan PPS akan
mengusahakan ada penambahan surat suara tersebut
Pengunaan Hak Pilih bagi Pemilih Pindahan dengan diambilkan dari TPS lain. Semua pemilih
(DPTb) pada Pemungutan Suara yang sudah mengisi daftar hadir akan tetap dilayani,
Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (14) walaupun akan melebihi pukul 13.00. Namun jika
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2019 tentang masa pemilih tidak mau kembali ke TPS atau masih
Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu, tetap di Balai Desa Condongcatur, maka mereka
pemilih pindahan (DPTb) diberi kesempatan akan kehilangan hak pilihnya.
memberikan suara di TPS mulai pukul 07.00 sampai Kejadian kegaduhan ini juga terjadi di Desa
dengan pukul 13.00 waktu setempat. Hal tersebut Caturtunggal dan Desa Maguwoharjo. Hal ini yang
sama perlakuannya dengan pemilih yang terdaftar menyebabkan menjadi berita besar, bahkan menjadi
dalam DPT, yaitu menggunakan hak pilihnya mulai berita nasional, yang menganggap KPU tidak bisa
pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.00 waktu memberikan pelayanan yang baik kepada pemilih
setempat. pindahan (DPTb) dalam menggunakan hak pilihnya.
Pemahaman tersebut digunakan oleh sebagian Bahkan kegaduhan juga terjadi di kecamatan yang
pemilih pindahan untuk menggunakan hak pilihnya jumlah pemilih pindahannya (DPTb) besar, baik di
sejak pagi hari, awal dimulainya pembukaan TPS. Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta, sekalipun
Akibatnya pemilih DPTb bersama dengan pemilih tidak seheboh di Kecamatan Depok kabupaten
DPT sudah mengantre sejak awal. Hal tersebut yang Sleman.
kemudian memunculkan reaksi dan kejadian yang Mendengar penjelasan tersebut, massa pemilih
membuat kegaduhan, terutama bagi TPS dengan pindahan berangsur-angsur pergi mendatangi
jumlah pemilih pindahannya banyak. TPS kembali dan kemudian KPU Kabupaten
Dengan adanya pemilih pindahan yang hadir Sleman mengupayakan mengambil surat suara
sejak pagi tersebut, ada tanggapan dan reaksi yang dari TPS di kecamatan lain yang terdekat, seperti
berbeda-beda dari KPPS. Ada yang tetap melayani kecamatan Berbah, Kalasan, bahkan dari Kecamatan
pemilih DPTb meskipun mengetahui bahwa surat Cangkringan yang cukup jauh karena ketersediaan
suara akan kurang. Ada yang jelas surat suara surat suara ada di kecamatan-kecamatan tersebut.
kurang maka pemilih DPTb ditolak oleh KPPS di Pada akhirnya banyak KPPS yang melayani
TPS tersebut, ada juga yang diminta oleh KPPS penggunaan hak pilih pemilih DPTb sampai pukul
agar datang siang sebelum pukul 13.00. Hal tersebut 17.00 sore setelah mendapat surat suara dari TPS
dimungkinkan karena informasi perihal Surat Edaran lain dan kecamatan lain.
Bersama di atas belum diterima oleh semua KPPS, Permasalahan penggunaan hak pilih pemilih
sehingga pemilih DPTb yang ditolak menggunakan DPTb ini juga berdampak pada munculnya
hak pilih dan diminta datang siang berbondong- rekomendasi Bawaslu melalui Panwaslu kecamatan
bondong mendatangi balai desa untuk melakukan masing-masing untuk diselenggarakannya
protes mempertanyakan mengapa tidak dilayani hak Pemungutan Suara Ulang dan Pemungutan Suara
pilihnya padahal dalam aturan pemilih DPTb bisa Lanjutan. Padahal jika dicermati lebih mendalam
dilayani sejak pagi pukul 07.00. rekomendasi Panwaslu kecamatan itu tidak
Penulis bersama Tim Supervisi dari KPU memenuhi unsur sebagaimana diatur pada Pasal 65
DIY saat itu mengunjungi Desa Condongcatur dan Pasal 66 Peraturan KPU No. 3 Tahun 2019 .
sekitar pukul 10.00 WIB, dan masa pemilih yang Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang dan
melakukan protes memenuhi halaman balai desa. Pemungutan Suara Lanjutan dilaksanakan mulai 19

Halaman // 84 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


April 2019 sampai tanggal 3 Mei 2019. Terdapat 5 dari pendataan awal sebanyak 50.527 orang (Tabel
TPS yang direkomendasikan untuk melakukan PSU/ 1 angka 2), setelah pelaksanaan pemungutan suara
PSL melebihi batas waktu maksimal 10 hari sejak di TPS bertambah menjadi 57.319 orang, di mana
pelaksanaan pemungutan suara 17 April 2019. Namun ada penambahan 6.792 orang. Jumlah 6.792 orang
dari hasil supervisi KPU DIY, semua rekomendasi tersebut telah melakukan pengurusan formulir A.5,
harus dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan. namun mereka tidak melaporkan kepada PPS tujuan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Pertama, jika rekomendasi dilaksanakan segera sebelum pelaksanaan pemungutan suara, sehingga
dapat menyelesaikan permasalahan di TPS yang didaftar saat pelaksanaan pemungutan suara di

REPUBLIK INDONESIA
bersangkutan dan tidak menjadi residu di tahapan TPS. Adapun data Pemilih Pindahan (DPTb) yang
selanjutnya, baik proses rekapitulasi maupun sampai terdaftar di TPS sebagaimana Tabel 11.7 berikut ini:
dengan gugatan di Mahkamah Konstitusi, serta KPU
Kabupaten/Kota dan jajarannya tidak dianggap Tabel 11.7. Data Rekapitulasi Pemilih
melanggar oleh Bawaslu Kabupaten/Kota, yang Pindahan (DPTb) yang Terdaftar di TPS se-DIY
berimplikasi dianggap melanggar kode etik dan Jumlah Pemilih DPTb di TPS

dilaporkan ke DKPP. No Kabupaten/Kota Kenaikan

Adapun data rekapitulasi pelaksanaan PSL dan Laki-laki Perempuan Jumlah

PSU sebagaimana Tabel 11.6 berikut ini: 1 Kabupaten Kulon Progo 1.049 1.157 2.206 293

2 Kabupaten Bantul 5.825 6.697 12.522 2.498


Tabel 11.6. Data Rekapitulasi Pelaksanaan
Pemungutan Suara Ulang dan Pemungutan Suara
3 Kabupaten Gunung Kidul 1.524 1.304 2.828 247

Lanjutan di Daerah Istimewa Yogyakarta 4 Kabupaten Sleman 12.457 15.480 27.937 2.339

5 Kota Yogyakarta 4.963 6.863 11.826 1.415


Jenis Pemungutan Suara

No Kabupaten/Kota Keterangan TOTAL 25.818 31.501 57.319 6.792

PSU PSL Jumlah


Sumber: data KPU DIY
1 Kabupaten Kulon Progo 2 - 2

2 Kabupaten Bantul 15 4 19
Pemilih pindahan (DPTb) yang terdaftar
sebagaimana Tabel 7 yang menggunakan hak
3 Kabupaten Gunung Kidul 2 - 2
pilihnya bervariasi. Paling banyak adalah pemilih
4 Kabupaten Sleman 4 19 23
yang menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan
5 Kota Yogyakarta 4 - 4
Presiden dan Wakil Presiden, yaitu sebanyak 45.650
TOTAL 27 23 50 (79,64) dari pemilih DPTb yang terdaftar, sementara
Sumber: data KPU DIY untuk jenis pemilihan lain, jumlah pemilih DPTb
tidak terlalu signifikan jumlahnya. Berikut ini data
Dari data Tabel 6 di atas terdapat 23 jumlah pemilih pindahan (DPTb) yang menggunakan
Pemungutan Suara Lanjutan (PSL) yang akar hak pilihnya di Daerah Istimewa Yogyakarta:
masalahnya berasal dari permasalahan pemilih
pindahan yang kekurangan surat suara dan tidak Tabel 11.8. Data Pemilih Tambahan (DPTb)
terpenuhi sampai akhir pemungutan suara, baik yang Menggunakan Hak Pilihnya
yang belum menggunakan hak pilih adalah pemilih Pemilih
DPTb
Jumlah Pemilih Pindahan (DPTb) yang
Menggunakan Hak Pilih
DPTb maupun pemilih dalam DPT. Pemilih yang No. Jenis Pemilihan
yang
Terdaftar
Persentase
(%)

sudah mengisi daftar hadir (C.7) namun tidak dapat


di TPS Lk Pr Jumlah

menggunakan hak pilihnya karena kehabisan surat 1. Pemilihan


Presiden
Presiden dan Wakil
57.319 20.715 24.935 45.650 79,64%

suara, oleh Bawaslu Kabupaten melalui Panwaslu 2. Pemilihan Anggota DPR RI 57.319 5.517 4.548 10.065 17,55%
Kecamatan direkomendasikan dilaksanakannya
Pemungutan Suara Lanjutan (PSL). 3. Pemilihan Anggota DPD RI 57.319 5.518 4.558 10.076 17,57%

Antusiasme dan semangat pemilih, baik 4. Pemilihan Anggota DPRD


Provinsi DIY
57.319 4.229 3.480 7.709 13,45%

pemilih DPT maupun pemilih pindahan (DPTb) Sumber: Data KPU DIY
untuk menggunakan hak pilihnya dalam pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara sangat tinggi. Sedangkan partisipasi pemilih yang
Hal itu terbukti dari bertambahnya pemilih DPTb menggunakan hak pilihnya pada Pemilu Serentak

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 85


Tahun 2019 di Daerah Istimewa Yogyakarta pemungutan suara, kekurangan surat suara sampai
disampaikan pada Tabel 11.9 berikut ini: dengan banyaknya rekomendasi Bawaslu di DIY
untuk melaksanakan PSU dan PSL. Akan tetapi,
bukan berarti bahwa penyelenggara pemilu di
Tabel 11.9. Data Partisipasi Pemilih pada Yogyakarta tidak siap melaksanakan pemilu dan
Pemilu Serentak Tahun 2019 di Yogyakarta.8 melayani hak pilih. Persoalan tersebut muncul lebih
No Kabupaten/Kota Pemilih
Pilpres
Partisipasi Pemilih
DPR RI DPD RI DPRD DIY
pada soal problema regulasi yang menyulitkan
1. Kab. Kulonprogo
DPT 334.893 334.893 334.893 334.893
penyelenggara pemilu di bawah, baik di KPU
Kabupaten sampai dengan di penyelenggara ad hoc
Hadir 293.150 292.193 292.193 292.048
PPK, PPS, dan KPPS.
% 87,53% 87,25% 87,25% 87,20%
Permasalahan yang muncul sebenarnya jika
dicermati berawal dari pendataan pemilih yang
2. Kab. Bantul
DPT 707.009 707.009 707.009 707.009

Hadir 644.079 637.855 637.872 637.280 belum sempurna. Banyak pemilih belum terdaftar
% 91,09% 90,22% 90,22% 90,14%
di DPT sehingga masih munculnya banyak pemilih
3. Kab. Gunungkidul
DPT 605.894 605.894 605.894 605.894
DPK di DIY yang mencapai 49.020 orang. Belum
lagi banyaknya pemilih luar daerah yang tidak bisa
mengurus pindah memilih menggunakan formulir
Hadir 509.495 508.657 508.657 508.480

% 84,08% 83,95% 83,95% 83,92%


A.5 karena mereka tidak terdaftar di DPT asal
4. Kab. Sleman
DPT 774.609 774.609 774.609 774.609 mereka.
Hadir 727.403 708.144 708.159 707.420 Pada Pemilu mendatang, potensi pemilih
% 93,90% 91,42% 91,42% 91,33%
pindahan masih selalu besar karena Yogyakarta
5. Kota Yogyakarta
yang merupakan Kota Pelajar dan Kota Pendidikan,
DPT 309.469 309.469 309.469 309.469
masih akan didatangi calon mahasiswa-mahasiswi
Hadir 275.552 267.512 267.512 266.942
baru yang akan menimba ilmu di Yogyakarta. Agar
% 89,04% 86,44% 86,44% 86,26%
pengalaman Pemilu 2019 tidak terulang pada pemilu
DPT 2.731.874 2.731.874 2.731.874 2.731.874 mendatang, ada beberapa catatan dan rekomendasi
Jumlah se-DIY Hadir 2.449.679 2.414.361 2.414.393 2.412.170 untuk perbaikan. Pertama, jika regulasi yang
% 89,67% 88,38% 88,38% 88,29%

Sumber: Data KPU DIY dan diolah oleh Penulis

Partisipasi pemilih dalam Pemilu Serentak


Tahun 2019 dengan angka 89,67% (Pilpres) naik
signifikan jika dibandingkan Pemilu 2014 yang
mencapai angka 80,35%. Demikian juga untuk
Pemilu Legislatif dari Pemilu 2014 mencapai 81,46%
dan kemudian meningkat pada Pemilu 2019 menjadi
88,38%. Partisipasi pemilih di Daerah Istimewa
Yogyakarta ini merupakan peringkat tertinggi kedua
setelah Papua yang mencapai angka 95,75%.

Rekomendasi untuk Perbaikan Pemilu


Mendatang
Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019
di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dikatakan
berhasil dengan baik dengan partisipasi yang
mengalami peningkatan yang tajam, walaupun masih
ditemukan permasalahan dan kendala di lapangan.
Permasalahan yang muncul, baik kegaduhan saat
8. Penghitungan persentase partisipasi pemilih menggunakan pembagi Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebagaimana telah
digunakan KPU RI dalam menentukan partisipasi pemilih dalam buku Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019
halaman 464.

Halaman // 86 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


mengatur perpindahan surat suara antarprovinsi Keempat, pengaturan lain yang diperlukan
tidak memungkinkan, maka perlu ada regulasi sebagaimana di Pemilu Tahun 2004 dan Pemilu
yang memayungi perpindahan surat suara antar Tahun 2009, di mana tidak hanya perpindahan
kabupaten/kota dalam satu provinsi untuk memenuhi surat suara antar-TPS saat pemungutan suara saja.
kekurangan suara sebelum proses sortir, pengepakan, Pengaturan yang juga diperlukan untuk memenuhi
dan distribusi surat suara ke TPS. ketentuan bahwa surat suara di TPS adalah DPT,

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Kedua, selama ini syarat pemilh pindahan ditambah DPTb, dan 2% sebagai cadangan, sementara
untuk mengurus A.5 harus sudah terdaftar dalam pencetakan hanya DPT ditambah 2% saja. Karena

REPUBLIK INDONESIA
DPT dan sudah seharusnya ada penyempurnaan itu perlu pengaturan penghitungan pembulatan
dalam pemutakhiran daftar pemilih. Lalu bagaimana ke bawah untuk distribusi ke TPS sehingga hasil
dengan pemilih yang belum terdaftar dalam DPT, pembulatan (tiap TPS bisa 1 surat suara) dapat
namun yang bersangkutan akan pindah memilih, digunakan untuk memenuhi kekurangan surat suara
sementara proses penetapan DPT sudah selesai? di lapas, rumah sakit, dan di TPS tertentu yang sejak
Mungkinkan pemilih yang di daftar dalam DPK awal sudah dipetakan jelas kekurangan atau jumlah
sebelum pelaksanaan pemungutan suara dibolehkan pemilih pindahannya.
pindah memilih?
Ketiga, dalam Peraturan KPU Nomor 3
Tahun 2019 diatur bahwa pemilih pindahan (DPTb)
dibolehkan menggunakan hak pilihnya sejak pukul
07.00, bersamaan dengan Pemilih dalam DPT,
sehingga bagi TPS dengan pemilih DPTb besar,
akan membingungkan KPPS untuk bersikap.
Sebaiknya pemilih pindahan (DPTb) dikembalikan
pengaturannya untuk menggunakan hak pilihnya
sejak pukul 12.00 bersama dengan pemilih khusus
(DPK).

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 87


MENJUNJUNG
(election fraud), malpraktik, atau
hal-hal yang mendegradasi hak
pilih rakyat dalam menyuarakan

GENUINE
hak politiknya. Norma-norma
universal tersebut juga menjadi
standar untuk menentukan

ELECTION,
seberapa bebas pemilu di suatu
negara, yaitu bebas dari kekerasan,
paksaan, ancaman, kecurangan

BERUJUNG
(fraud), diskriminasi, manipulasi
suara, bahkan praktik administratif
yang dapat menghambat

SANKSI
kebebasan dan hak-hak pemilih, di
tengah situasi konflik politik lokal
dan nasional dan kompetisi antar

PELANGGARAN peserta yang acap “menghalalkan


segala cara”, serta kinerja sebagian
penyelenggara pemilu yang tidak

KODE ETIK?1 netral atau menjadi bagian dari


peserta atau bagian dari rezim
yang tidak demokratis.
Benget Manahan Silitonga2 Konsep pemilu adil dan
bebas sejatinya merefleksikan

P
Pengantar pemilu yang substantif dan
emilihan umum berintegritas adalah pemilu yang mengikuti genuine election (pemilu yang
standar atau norma-norma internasional dalam konteks free sesungguhnya), yaitu pemilu
and fair election (pemilu yang bebas dan adil). Substansi yang mencerminkan kehendak
pemilu berintegritas merujuk pada keterpenuhan penyelenggaraan bebas pemilih. Dalam perspektif
pemilu sesuai standar dan norma pemilu yang berlaku secara universal ACE Project (2013)3, norma
sebagaimana tertuang pada artikel 25 International Covenant for Civil genuine election adalah jantung
and Political Rights (ICCPR) Perserikatan Bangsa-Bangsa (Norris, dari pemilu berintegritas yang
2013). Ada delapan norma pemilu universal dalam ICCPR tersebut, mencakup empat aspek utama,
yaitu: yaitu accountability, transparency,
1. Pemilu berkala (periodik) accuracy, dan ethical behaviour.
2. Hak pilih universal Empat aspek tersebut harus hidup
3. Prinsip satu orang satu suara (one person one vote one dan berkembang dalam setiap
value) siklus dan tahapan pemilu yang
4. Hak untuk mencalonkan dan kompetisi dalam pemilu dilaksanakan oleh penyelenggara
5. Hak pemilih sah untuk dapat menggunakan suaranya pemilu yang kredibel, khususnya
6. Hak penyuaraan yang bersifat rahasia dalam tahapan Pemungutan dan
7. Pemilu yang sesungguhnya (genuine election) Penghitungan Suara, Rekapitulasi
8. Pemilu merupakan ekspresi kehendak rakyat Hasil Penghitungan Perolehan
Dengan delapan norma pemilu universal tersebut kita dapat Suara, dan Penetapan Calon
mengkategorikan proses penyelenggaraan pemilu di suatu negara apakah Terpilih.
telah berintegritas atau masih terjadi penyimpangan atau kecurangan 3. ACE Project adalah inisial atau singkatan yang dibuat untuk The
Administration and Cost of Elections project. Ini adalah sumber
online/digital pertama terkait data dan pengetahuan Kepemiluan.
1. Tulisan ini menggunakan berbagai sumber dokumen yang disebut dalam sejumlah catatan kaki. Dokumen terkait yang disebut dalam tulisan dapat diakses pada Sekarang dikenal sebagai The ACE Electoral Knowledge Network.
link http://bit.ly/sumbertulisan. Tulisan ditujukan sebagai dokumentasi berbagi pengalaman dan pembelajaran bersama dari penyelenggaraaan Pemilu 2019. ACE Project menyediakan berbagai informasi komprehensif, saran
Tulisan tidak dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan atau menyalahkan nama para pihak dan/atau nama institusi, juga bukan untuk mengklaim kebenaran atau gagasan khusus, dalam berbagai aspek proses kepemiluan.
Penulis atau para pihak dan/atau nama institusi yang disebut dalam tulisan. Penyebutan nama para pihak dan/atau nama institusi semata-mata dimaksudkan ACE Project bertujuan mempromosikan pemilu yang kredibel,
untuk menyampaikan fakta peristiwa secara lugas dan terbuka dengan harapan untuk perbaikan penyelenggaraan pemilu di masa mendatang. berkesinambungan, profesional, dan inklusif di seluruh dunia. ACE
2. Anggota KPU Provinsi Sumatera Utara, menjabat sebagai Divisi Teknis Penyelenggara 2013-2018, dan 2018-Juli 2019. Saat ini menjabat Ketua Divisi Project diluncurkan di PBB tahun 1998 oleh International IDEA,
Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas) KPU Provinsi Sumut IFES, dan United Nations Department of Economic and Social Affairs
(UNDESA). Lebih lengkapnya lihat https://aceproject.org/

Halaman // 88 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
Semangat dari pemilu berintegritas Provinsi Sumatera Utara dan KPU Kabupaten Nias
bertujuan untuk menghasilkan pemilu yang dapat Barat, untuk melakukan perbaikan atau koreksi
diterima peserta pemilu, pemilih atau rakyat, Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara
serta dunia internasional. Hal itu artinya kunci Pemilu DPR Dapil Sumut II4 di 3 (tiga) kecamatan
untuk menghasilkan pemilu yang berintegritas di Kabupaten Nias Barat5 pada saat Rapat Pleno
harus dimulai dari penyelenggara pemilu yang Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara
genuine (sesungguhnya), yaitu penyelenggara yang Tingkat Kabupaten Nias Barat, justru berujung
kredibel, akuntabel, transparan, akurat, dan taat etik dengan sanksi pelanggaran kode etik.
menjunjung norma-norma pemilu universal dalam
penyelenggaraan tahapan pemilu dan peserta pemilu Deskripsi Kasus
yang juga berkomitmen dengan genuine election. Kasus bermula pada saat berlangsungnya
Namun upaya menjunjung atau mewujudkan Tahapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
spirit genuine election tidaklah semudah yang Suara Pemilu Tingkat Kabupaten Nias Barat, di
dibayangkan. Walau penyelenggaraan pemilu di mana sesuai dengan PKPU Nomor 14 Tahun 2019
Indonesia semakin membaik dari pemilu ke pemilu, tentang Perubahan Kelima PKPU Nomor 7 Tahun
proses dan upaya menjunjung genuine election kerap 2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal
kali memunculkan tantangan dan kisah menarik, Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019 dilaksanakan
bahkan ironik. Hal yang terjadi dalam sebuah kasus 20 April 2019-7 Mei 2019.
Tahapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Pada 4 Mei 2019, KPU Sumut menerima
Suara Pemilu DPR Tahun 2019 di Kabupaten surat dari saudara Lamhot Sinaga (Calon Anggota
Nias Barat mendeskripsikan dan merefleksikan DPR RI Partai Golkar nomor urut 2, Dapil Sumut
hal tersebut. Alih-alih dilihat dan dimaknai 4. Berdasarkan keputusan KPU Nomor 263/PL.01.3/Kpt/06/KPU/IV/2018 tentang Penetapan Daaerah Pemilihan
dan Alokasi Kursi Anggota DPR dalam Pemilu 2019, Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut II Pemilu DPR 2019
sebagai upaya responsif mewujudkan pemilu yang terdiri atas Kabupaten/Kota Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Mandailing Natal, Tapanuli
Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Padang Sidempuan, Nias, Nias Selatan, Nias Barat, Nias Utara,

sesunguhnya (genuine election), langkah yang 5.


Gunungsitoli, Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, dan Samosir
Kabupaten Nias Barat terdiri atas 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Sirombu, Kecamatan Lahomi, Kecamatan
Mandrehe Barat, Kecamatan Moro’o, Kecamatan Mandrehe, Kecamatan Ulu Moro’o, Kecamatan Lulufitu Moi,
dilakukan penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU dan Kecamatan Mandrehe Utara. Kasus ini terjadi di Kecamatan Lahomi, Kecamatan Mandrehe, dan Kecamatan
Lolofitu Moi.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 89


II) yang dikirimkan melalui WhatsApp ke gawai Karena sedang melakukan monitoring
Ketua Divisi Teknis Penyelenggara KPU Provinsi Situng, KPU Provinsi Sumut kemudian berinisiatif
Sumut Benget Silitonga dan belakangan diketahui melakukan pencermatan pengaduan Lamhot Sinaga
juga dikirim ke gawai anggota KPU Provinsi Sumut tersebut ke portal atau link/tautan Sistem Informasi
lainnya. Surat tersebut berisi perihal pengaduan Penghitungan Suara (Situng), dengan mengambil
tindak kecurangan dugaan penggelembungan suara sampel pengecekan secara acak.6 Hasilnya memang
Calon Anggota DPR dari Partai Golkar nomor urut ada perbedaan hasil pada formulir C1 di Situng
1 Dapil Sumut II atas nama Rambe Kamarul Zaman, dengan tabel Formulir DA1 yang dikirimkan
dan Calon Anggota DPR dari Partai Golkar Nomor Lamhot Sinaga. Perolehan Suara Rambe Kamarul
Urut 10 Dapil Sumut II atas nama H. Aswin, dengan Zaman dan H. Aswin pada formulir DA1 berbeda
mengurangi perolehan suara Partai Golkar dan Calon lebih tinggi dengan perolehan suara Rambe Kamarul
Anggota DPR Partai Golkar Dapil Sumut II lainnya Zaman dan H. Aswin pada formulir C1. Softfile surat
di 3 kecamatan. Surat dilengkapi dengan tabel Lamhot Sinaga yang diterima KPU Provinsi Sumut
perbedaan jumlah rekapitulasi suara antara formulir kemudian juga dibagikan di WA Grup bersama KPU
DA1 (formulir Rekapitulasi hasil penghitungan suara Provinsi Sumut dan Bawaslu Provinsi Sumut sebagai
tingkat kecamatan) di 3 kecamatan, yaitu Mandrehe, bagian dari transparansi, dengan mengantisipasi
Lahomi, dan Lolofitu Moi dengan formulir C1 kemungkinan Bawaslu Provinsi Sumut juga
(formulir hasil penghitungan suara di TPS) 6 TPS di mendapatkan laporan pengaduan yang sama. Namun
Kecamatan Lahomi, 48 TPS di Kecamatan Mandrehe, ketika itu tidak ada respons yang menginformasikan
dan 18 TPS di Kecamatan Lolofitu Moi. Surat juga bahwa Bawaslu Provinsi Sumut juga mendapatkan
dilampiri dengan formulir DA1 dari 3 kecamatan laporan dari Lamhot Sinaga.
dan formulir C1 dari sejumlah TPS serta fotokopi KPU Provinsi Sumut kemudian melakukan
identitas pengadu1. Dugaan penggelembungan yang komunikasi via telepon kepada KPU Kabupaten Nias
dilaporkan Lamhot Sinaga tersebut terangkum pada Barat untuk meminta perkembangan proses Rapat
tabel berikut: Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Perolehan Suara Pemilu 2019 Tingkat Kabupaten
Tabel 12.1. Pengaduan Lamhot Sinaga Nias Barat. Berdasarkan komunikasi tersebut KPU
No Nama Caleg Kecamatan lahoni Kecamatan Mandrehe
Kecamatan Lolofitu
Moi Provinsi Sumut mendapatkan informasi bahwa KPU
C1 (dari 6
TPS)
DA1 C1 (dari
48 TPS)
DA1 C1 (dari
18 TPS)
DA1
Kabupaten Nias Barat melaksanakan Rapat Pleno
1
...
Rambe Kamarul Zaman 20 1.131 46 998 190 495
Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
10 H. Aswin 0 1.009 7 12 1 3 Suara Pemilu 2019 tingkat kabupaten pada 3-5 Mei
2020, dan saat itu prosesnya masih berlangsung atau
Surat yang dikirim via WhatsApp tersebut belum menetapkan dan menghasilkan formulir DB1
kemudian dicetak dan diadministrasikan dalam buku (Formulir Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
registrasi surat masuk dan disampaikan ke seluruh Tingkat Kabupaten).
anggota KPU Provinsi Sumatera Utara. Saat itu, Berdasarkan laporan pengaduan dugaan
bertempat di kantor KPU Provinsi Sumut, KPU kecurangan, pencermatan acak formulir C1 pada
Provinsi Sumut sedang memonitor perkembangan link Situng, dan informasi perkembangan Rapat
upload formulir C1 ke dalam Sistem Informasi Pleno Rekapitulasi Tingkat Kabupaten dari KPU
Penghitungan Suara (Situng) dari seluruh KPU Kabupaten Nias Barat, KPU Provinsi Sumut
Kabupaten/Kota. Portal Situng dibuka pada kemudian melakukan Rapat Pleno untuk memutuskan
layar proyektor untuk mengecek perkembangan langkah tindak lanjut berikutnya. Setelah melakukan
penggunggahan salinan Formulir C1 dari seluruh pembahasan di dalam Rapat Pleno7, KPU Provinsi
KPU Kabupaten/Kota di Sumut. KPU Kabupaten/ Sumut memutuskan untuk menyurati KPU Kabupaten
Kota yang kemajuan penggunggahan salinan Nias Barat dengan Surat KPU Provinsi Sumut
Formulir C1-nya masih rendah kemudian disupervisi Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal
untuk mempercepat proses pengunggahan salinan 6. Sebagai catatan, berdasarkan jejak digital pada sistem Situng, pada 4 Mei 2019 perkembangan penggunggahan

formulir C1.
Situng C1-DPR Kecamatan Mandrehe Nias Barat sudah mencapai 79%, Situng C1-DPR Kecamatan Lahomi Nias
Barat sudah 21,4%, dan Situng C1-DPR Kecamatan Lolofitu Moi Nias Barat sudah 82,1%.
7. Dalam Rapat Pleno ini semua Anggota KPU Provinsi Sumut sepakat dan tidak ada yang berpendaapat berbeda.
Lihat BA Rapat Pleno KPU Provinsi Sumut.

Halaman // 90 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


4 Mei 2019. Surat KPU Provinsi Sumut tersebut dilakukan koreksi/perbaikan berpedoman pada
meminta KPU Nias Barat “melakukan pemeriksaan/ ketentuan yang berlaku”.
kroscek data hasil rekapitulasi tingkat kecamatan Saat menerima Surat KPU Provinsi Sumut
(formulir DAA1-DPR dan DA1-DPR) dengan data Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019, KPU
hasil penghitungan suara di TPS (formulir C1- Kabupaten Nias Barat sedang melangsungkan Rapat

KOMISI PEMILIHAN UMUM


DPR) Plano atau Hologram di kecamatan Lahomi, Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
Mandrehe, dan Lolofitu Moi. Dalam hal ditemukan Suara Pemilu 2019 Tingkat Kabupaten Nias
perbedaan catatan penghitungan dan rekapitulasi Barat, dan sudah menjalankan agenda Pembacaan

REPUBLIK INDONESIA
suara supaya dilakukan koreksi/perbaikan formulir Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
berpedoman pada ketentuan yang berlaku”8. Tingkat Kecamatan (Formulir DA1) untuk semua
Surat KPU Provinsi Sumut 368/PL.02.4-SD/12/ jenis Pemilu dari 7 kecamatan9. Namun, atas hasil
Prov/V/2019 juga ditembuskan kepada Ketua KPU pembacaan Formulir DA1 dari 7 Kecamatan tersebut
RI. Langkah KPU Provinsi Sumut menyurati KPU belum dilakukan pengesahan atau belum dituangkan
Nias Barat tersebut juga diinformasikan ke Bawaslu dalam Penetapan dan Penandatanganan Formulir
Provinsi Sumut melalui WhatsApp grup (WA DB1 (Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Grup), sebagai bentuk berbagi informasi tentang Pemilu 2019) tingkat Kabupaten Nias Barat10. Hal
langkah tindak lanjut yang dilakukan KPU Provinsi ini karena Formulir DA1 untuk semua jenis Pemilu
Sumut. Saat itu respons dari anggota Bawaslu dari Kecamatan Lolofitu Moi belum dibacakan dan
Provinsi Sumut Suhadi Situmorang di WA Grup belum direkap sehubungan dengan adanya Putusan
adalah menanyakan, bukankah rekapitulasi hasil Bawaslu Kabupaten Nias Barat Nomor 050/K.
penghitungan perolehan suara di Kabupaten Nias BAWASLU-PROV.SU-13/PM.06.02/05/2019
Barat telah selesai. Pertanyaan tersebut kemudian tertanggal 3 Mei 2019 perihal penyampaian putusan
dijawab oleh anggota KPU Provinsi Sumut Benget tentang penghitungan suara ulang serta pembukaan
Silitonga bahwa berdasarkan informasi dari KPU C1 plano dan C7-KPU (daftar hadir pemilih)
Kabupaten Nias Barat, Rekapitulasi di Kabupaten untuk semua jenis Pemilu di TPS 2 Desa Ambukha
Nias Barat masih berlangsung dan pengesahan atau Kecamatan Lolofitu Moi, yang disampaikan Bawaslu
penandatanganan formulir DB1 untuk semua jenis Kabupaten Nias Barat pada saat awal berlangsung
Pemilu belum dilakukan. Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara Pemilu 2019 tingkat Kabupaten Nias Barat.
Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Pembacaan Formulir DA1 untuk semua jenis Pemilu
Penghitungan Suara Pemilu 2019 Tingkat dari Kecamatan Lolofitu Moi dijadwalkan dilakukan
Kabupaten Nias Barat pasca Pelaksanaan Putusan Bawaslu Kabupaten
Pada 4 Mei 2019, KPU Kabupaten Nias Barat Nias Barat Nomor 050/K.BAWASLU-PROV.SU-
menerima Surat KPU Provinsi Sumatera Utara 13/PM.06.02/05/2019 tersebut.
Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019 tertanggal Dengan kata lain, KPU Kabupaten Nias
4 Mei 2019 perihal dugaan penggelembungan Barat menerima Surat KPU Provinsi Sumut Nomor
perolehan suara berdasarkan surat Caleg DPR RI 368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019 saat Rapat Pleno
dari Partai Golkar Dapil Sumut II, Nomor urut 2 atas Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara
nama Lamhot Sinaga. Surat KPU Provinsi Sumut Pemilu 2019 Tingkat Kabupaten Nias Barat masih
pada intinya meminta KPU Kabupaten Nias Barat sedang melaksanakan Putusan Bawaslu Kabupaten
untuk “melakukan pemeriksaan/kroscek data hasil Nias Barat Nomor 050/K.BAWASLU-PROV.SU-
rekapitulasi tingkat kecamatan (formulir DAA1-DPR 9. Sebagai catatan, hasil pembacaan formulir DA1 DPR dari PPK Lahomi dan PPK Mandrehe ketika itu masih

dan DA1-DPR) dengan data hasil penghitungan menunjukkan tanda merah pada aplikasi formulir DB1 DPR. Sebagaimana diketahui aplikasi formulir rekapitulasi
berjenjang untuk semua jenis Pemilu, termasuk formulir Rekapitulai DB1 di tingkat kabupaten/kota, telah didesain
dengan formula khusus untuk mendeteksi dan memastikan bahwa jumlah surat suara yang digunakan tidak lebih
suara di TPS (formulir C1-DPR) Plano atau besar dari jumlah pemilih; jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih = jumlah surat suara yang digunakan;
dan jumlah surat suara yang digunakan = jumlah suara sah dan suara tidak sah. Bila ada tanda merah pada aplikasi

Hologram di Kecamatan Lahomi, Mandrehe, dan formulir DB1.DPR itu adalah semacam indikasi atau pertanda awal bagi penyelenggara bahwa ada penghitungan
suara yang tidak sinkron dan/atau keliru pada formulir DB1 DPR. Saat itu KPU Kabupaten Nias Barat sudah
melihat dan menyadari tanda merah tersebut pada aplikasi formulir DB1 DPR, namun diputuskan hal itu nantinya
Lolofitu Moi. Dalam hal ditemukan perbedaan akan diperiksa pada saat pelaksanaan Putusan Bawaslu Nias Barat Nomor Nomor 050/K.BAWASLU-PROV.SU-
13/PM.06.02/05/2019 telah selesai dilaksanakan, sebelum penetapan formulir DB1 untuk semua jenis Pemilu.

catatan penghitungan dan rekapitulasi suara supaya 10. Dalam putusan sidang acara cepat di Bawaslu Provinsi Sumut dan dalam persidangan di DKPP, pemohon
mengembangkan argumen seolah selesainya pembacaan formulir DA1 dari 7 kecamatan, serta merta sudah sama
dengan pengesahan dalam bentuk penandatanganan formulir DB1. Dalam putusan sidang acara cepat Bawaslu
Provinsi Sumut dan dalam pertimbangan Hukum Putusan DKPP Nomor Perkara 114-PKE-DKPP/VI/2019
8. Lihat isi Surat KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tanggal 4 Mei 2019 pada link http:// argumen pemohon tersebut malah diakomodasi. Padahal faktanya ketika itu belum ada Pengesahan dalam bentuk
bit.ly/sumbertulisan penandatanganan formulir DB1 dari 7 kecamatan dan hal itu sudah dijelaskan dalam persidangan di DKPP.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 91


13/PM.06.02/05/2019. KPU Kabupaten Nias Barat sepenuhnya kepada KPU Kabupaten Nias Barat
kemudian mengkoordinasikan Surat KPU Sumatera bagaimana tindak lanjut Surat KPU Provinsi
Utara Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019 Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019
dengan Bawaslu Kabupaten Nias Barat yang hadir tersebut dilakukan. Bawaslu Kabupaten Nias Barat
pada saat Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil tidak bersikap atau merekomendasikan penolakan
Penghitungan Perolehan Suara Pemilu 2019 di pelaksanaan tindaklanjut Surat KPU Provinsi Sumut
Tingkat Kabupaten Nias Barat. Respons Bawaslu Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019 tersebut.
Kabupaten Nias Barat ketika itu menyerahkan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil
sepenuhnya kepada KPU Kabupaten Nias Barat Penghitungan Perolehan Suara Pemilu 2019
bagaimana tindaklanjut Surat KPU Provinsi Sumut Tingkat Kabupaten Nias Barat dibuka dan kembali
Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019 tersebut dilanjutkan pada l5 Mei 2019 pukul 14.15 WIB.
dilakukan. KPU Kabupaten Nias Barat melanjutkan Rapat
Putusan Bawaslu Kabupaten Nias Barat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan
KPU Nias Barat Nomor 050/K.BAWASLU-PROV. Suara Pemilu 2019 Tingkat Kabupaten Nias Barat
SU-13/PM.06.02/05/2019 dilaksanakan dengan dengan agenda membahas Surat KPU Provinsi
membuka Kotak Suara di TPS 2 Desa Ambukha Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4-SD/12/
Kecamatan Lolofitu Moi, dan menghitung ulang Prov/V/2019. Ketua KPU Kabupaten Nias Barat
perolehan suara untuk semua jenis Pemilu. Proses Famataro Zai yang memimpin Rapat Pleno Terbuka
pelaksanaan Putusan Bawaslu Kabupaten Nias membacakan Surat KPU Provinsi Sumatera Utara
Barat Nomor 050/K.BAWASLU-PROV.SU-13/ tersebut kepada Peserta Rapat Pleno Terbuka yang
PM.06.02/05/2019 dilakukan oleh KPU Kabupaten terdiri atas para saksi Partai Politik, Saksi DPD, dan
Nias Barat dibantu oleh jajaran Sekretariat KPU Bawaslu Kabupaten Nias Barat. Selanjutnya Ketua
Kabupaten Nias Barat karena PPK Lolofitu Moi, KPU Kabupaten Nias Barat meminta tanggapan
PPS Desa Ambukha dan Petugas KPPS TPS 2 serta masukan kepada seluruh peserta Rapat Pleno
Desa Ambukha, tidak bersedia melaksanakan Terbuka, apakah ada yang keberatan dengan Surat
tindak lanjut Putusan Bawaslu Kabupaten Nias KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/
Barat tersebut. Maka saat itu KPU Kabupaten Nias Prov/V/2019 tersebut. Namun tidak ada keberatan
Barat mengambil alih tugas PPK Lolofitu Moi dan dari peserta Rapat Pleno Terbuka maupun dari
memberikan sanksi Peringatan Tertulis kepada PPK Bawaslu Kabupaten Nias Barat.
Lolofitu Moi, PPS Ambukha, dan KKPS TPS 2 Desa
Ambukha. Pelaksanaan Putusan Bawaslu Kabupaten Pelaksanaan Surat KPU Provinsi Sumut Nomor
Nias Barat tersebut baru selesai pada 5 Mei 2019 368/Pl.02.4-Sd/12/Prov/V/2019.
sekitar pukul 05.00 WIB. Selanjutnya Rapat Pleno KPU Kabupaten Nias Barat menindaklanjuti
Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Surat KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4-
Pemilu 2019 tingkat Kabupaten Nias Barat diskors SD/12/Prov/V/2019 dengan melakukan pembukaan
dan akan dilanjutkan kembali pada 5 Mei 2019 kotak berisi formulir C1 Plano atau C1 hologram
pukul 14.00 WIB. di Kecamatan Lahomi, Kecamatan Mandrehe,
Pada 5 Mei 2019, sebelum Rapat Pleno dan Kecamatan Lolofitu Moi. Pemeriksaan/
Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara kroscek dilakukan dengan 2 (dua) panel. Panel 1
tingkat Kabupaten Nias Barat dilanjutkan kembali, melakukan pemeriksaan/kroscek pada kecamatan
anggota KPU Kabupaten Nias Barat Efori Zaluchu Mandrehe yang dilakukan oleh PPK Mandrehe
dan Nigatinia Gulo kembali berkoordinasi dengan dengan memeriksa/kroscek formulir DA1-DPR
Bawaslu Kabupaten Nias Barat dengan mengirimkan dan formulir DAA1-DPR ke formulir C1-DPR
salinan surat KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor hologram. Panel 2 melakukan pemeriksaan/kroscek
368/PL.02.4-SD/12/Prov/2019 kepada Ketua pada Kecamatan Lahomi yang dilakukan oleh PPK
Bawaslu Kabupaten Nias Barat Yulianus Gulo dan Lahomi dengan memeriksa/kroscek formulir DA1-
Anggota Bawaslu Nias Barat Hiskiel Daeli dan Efik DPR dan formulir DAA1-DPR ke formulir C1-DPR
Riang Namurti Gulo via WhatsApp. Respons Bawaslu hologram. Sementara pemeriksaan/kroscek pada
Kabupaten Nias Barat ketika itu tetap menyerahkan Kecamatan Lolofitu Moi dilakukan langsung oleh

Halaman // 92 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KPU Kabupaten Nias Barat, karena PPK Lolofitu Tabel 12.3. Hasil Pemeriksaan/Kroscek
Moi tidak hadir. Proses pemeriksaan/kroscek di Perolehan Suara H.Aswin
3 kecamatan tersebut dilakukan secara terbuka No Kecamatan
Perolehan suara H.
Aswin dalam Form
Perolehan suara
H.Aswin dalam form
Selisih
DA1-KPU sebelum DA1-KPU sesudah
di hadapan seluruh Saksi yang hadir dan Bawaslu pemeriksaan/kroscek pemeriksaan/kroscek
1 Lahomi 1199 5 1194
Kabupaten Nias Barat. 2 Mandrehe 14 12 2

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Hasil dari pemeriksaan/kroscek data hasil 3 Lolofitu Moi
Jumlah 1213
0 0
17
0
1196

rekapitulasi tingkat kecamatan (formulir DA1-DPR


dan formulir DAA1-DPR dengan formulir C1- Berdasarkan pencermatan KPU Kabupaten

REPUBLIK INDONESIA
DPR hologram atau formulir C1-DPR plano di 3 Nias Barat, sumber penggelembungan suara sebelum
kecamatan tersebut kemudian dituangkan didalam pemeriksaan/kroscek diambil dari suara tidak sah
Berita Acara Nomor 043/HK.03.1-BA/1225/ (Kecamatan Lahomi) dan suara calon angggota DPR
KPU-KAB/V/2019. Perbedaan perolehan suara lintas partai (Kecamatan Mandrehe), yang dalam
calon sebelum dan sesudah pelaksanaan Surat proses pemeriksaan/kroscek kemudian dikembalikan
KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/ pada angka yang sebenarnya berdasar formulir C1
Prov/V/2019 terjadi secara mencolok di Kecamatan Plano dan/atau C1 hologram.11
Lahomi dan Kecamatan Mandrehe. Sedangkan di Bahwa selama pelaksanaan Surat KPU
Kecamatan Lolofitu Moi perbedaan itu hanya terjadi Provinsi Sumut Nomor368/PL.02.4-SD/12/
di TPS 2 Desa Ambukha, yang sebelumnya telah Prov/V/2019, KPU Kabupaten Nias Barat tidak
dikoreksi berdasarkan pelaksanaan Putusan Bawaslu menerima rekomendasi tertulis ataupun lisan
Kabupaten Nias Barat Nomor 050/K.BAWASLU- dari Bawaslu Kabupaten Nias Barat yang berisi
PROV.SU-13/PM.06.02/05/2019. penghentian atau penolakan terhadap proses
pemeriksaan/kroscek. Bawaslu Kabupaten Nias
Tabel 12.2. Hasil Pemeriksaaan/Kroscek Barat hanya menyampaikan Surat Nomor 051/K.
Perolehan Suara Rambe Kamarul Zaman Bawaslu-Prov.SU-13/PM.00.02/05/2019 tertanggal
Perolehan suara Perolehan suara
Rambe Kamarul Rambe Kamarul
Zaman Dalam Zaman dalam
5 Mei 2019 ke KPU Kabupaten Nias Barat yang
No Kecamatan Jlh Desa Desa Form DA1-
KPU sebelum
form DA1-
KPU sesudah
Selisih
substansinya mempertanyakan alasan sekaligus
pemeriksaan/ pemeriksaan/
Kroscek Kroscek legalitas pemeriksaan/pembukaan kotak suara
1 Lahomi 11 1. Hiliadulo 100 0 100
2. Onolimbu 306 3 303 apakah telah sesuai prosedur rekapitulasi perhitungan
3.
4.
Onowaembo
Tiga Serangkai
21
109
0
9
21
100
suara berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
5. Sisobambowo 53 4 49 2017 tentang Pemilihan Umum dan Peraturan KPU
6. Sitolubanua 162 27 135
7. Bawozamaiwo 186 30 156 Nomor 4 Tahun 2019 tentang Rekapitulasi Hasil
8.
9.
Iraonogaila
Lologundre
20
58
9
0
11
58
Penghitungan Perolehan Suara dan Penetapan Calon
10. Sisobaoho 43 3 40 terpilih Pemilu 2019. Surat tersebut kemudian
direspons oleh KPU Kabupaten Nias Barat dengan
11. Lolowau 73 2 71
1131 87 1044
2 Mandrehe 20 1.
2.
Simae’asi
Lologolu
90
129
2
8
88
121
menyampaikan surat KPU Kabupaten Nias Barat
3. Tuwuna 39 7 22 nomor 94/PL.01.7-/1225/KPU-Kab/V/2019 tanggal
5 Mei 2019 yang substansinya menjelaskan bahwa
4. Tuhemberua 39 1 38
5. Lolozirugi 109 10 99
6. Lakhene 23 2 21
alasan pembukaan kotak suara PPK Kecamatan
7. Hiliwalo’o I 44 1 43
8. Siana’a 46 2 44 Mandrehe, Kecamatan Lahomi, dan Kecamatan
9.
10.
Fadoro
Iraonogambo
55
58
0
1
55
57
Lolofitu Moi didasarkan pada surat KPU Provinsi
11. Tuho Owo 11 3 9 Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4-/SD/12/
12. Fadorobahili 5 2 3
13. Tumori 13 1 12 Prov/V/2019.
14.
15.
Lasarabaene
Tetehosi
36
62
4
8
32
54
Hasil pemeriksaan/kroscek formulir DA1-DPR
16. Sisarahili I 99 7 92 dan formulir DAA1-DPR dengan formulir C1-DPR
17. Doli-Doli 14 0 14
18. Hayo 14 1 13 hologram atau formulir C1-DPR plano kemudian
19.
20.
Zuzundrao
Sisobambowo
81
31
4
0
77
31
dituangkan dalam formulir DA1.DPR Kecamatan
998 64 928
11. Berdasarkan penjelasan Nigatinia Gulo, Ketua Divisi Teknis Penyelenggara KPU Nias Barat periode Oktober
3 Lolofitu Moi 8 1. Ambukha 374 2342 140 2018-Juli 2019, setelah pelaksanaan Surat KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 atau
setelah pemeriksaan/ kroscek dilaksanakan barulah aplikasi formulir DB1 DPR untuk Kecamata Lahomi dan
Jumlah 2503 385 2118
Kecamatan Mandrehe berubah dari tanda merah menjadi normal, yang berarti hasil penghitungan suara telah
sinkron dan/atau benar.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 93


Lahomi, Kecamatan Mandrehe, dan Kecamatan Suara Tingkat Provinsi adalah 22 April 2019-12
Lolofitu Moi dengan cara mencoret angka yang Mei 2019. Namun, dalam praktiknya KPU Provinsi
salah pada formulir DA1.DPR dan selanjutnya Sumatera Utara menyelenggarakan Rapat Pleno
mencoret angka yang salah pada formulir DAA1. Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
DPR Kecamatan Lahomi, Kecamatan Mandrehe, Suara Pemilu 2019 tingkat Provinsi Sumut pada
dan Kecamatan Lolofitu Moi, dan menuliskan angka 5-9 Mei 2019, dilanjutkan 12-14 Mei 2019, dan
yang benar berdasarkan hasil pemeriksaan/kroscek, dilanjutkan kembali 17 Mei 2019 dan berakhir pada
dan kemudian diparaf oleh PPK masing-masing, 19 Mei 2019. Perpanjangan Jadwal Rekapitulasi
kecuali untuk Kecamatan Lolofitu Moi diparaf oleh Hasil Penghitungan Suara Pemilu 2019 tingkat
KPU Kabupaten Nias Barat. Setelah itu barulah Provinsi Sumut hingga 19 Mei terjadi karena masih
kemudian angka hasil pemeriksaan/kroscek pada belum tuntasnya Rekapitulasi Hasil Penghitungan
formulir DA1. DPR tersebut diinput/direkapitulasi Suara Tingkat Kabupaten/Kota di Kabupaten
ke dalam formulir DB1-DPR. Rekapitulasi formulir Nias Selatan, Kota Medan, dan Kabupaten Deli
model DA1.DPR seluruh kecamatan di wilayah Serdang.13 Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil
Kabupaten Nias Barat termasuk Kecamatan Lahomi, Penghitungan Suara Pemilu 2019 Tingkat Provinsi
Kecamatan Mandrehe, dan Kecamatan Lolofitu Moi Sumut dilaksanakan dalam 2 Panel disesuaikan
direkap ke dalam formulir DB1.DPR dan ditetapkan dengan Dapil Pemilu DPRD Provinsi Sumut, dan
pada 5 Mei 2019 menjelang tengah malam. dihadiri para Saksi Peserta Pemilu 2019 dan Bawaslu
Beberapa hari setelah Rapat Pleno Rekapitulasi Provinsi Sumut.14
Hasil Penghitungan Suara Pemilu 2019 tingkat Pada 7 Mei 2019, saat berlangsungnya Rapat
Kabupaten Nias Barat, KPU Kabupaten Nias Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Barat kemudian melakukan pemeriksaan dugaan Perolehan Suara Pemilu 2019, KPU Provinsi
pelanggaran kode etik, kode perilaku, sumpah/janji, Sumut menerima Surat KPU RI Nomor 799/
dan atau Pakta Integritas terhadap PPK Lahomi, PL.01.7-SD/06/KPU/V/2019 tertanggal 7 Mei 2019
PPK Mandrehe, dan PPK Lolofitu Moi berpedoman yang pada intinya meminta agar KPU Provinsi
kepada PKPU Nomor 8 Tahun 2019 tentang Tata Sumatera Utara, sekaitan dengan tembusan Surat
Kerja KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/
Kota. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Prov/V/2019 ke KPU RI, melakukan koordinasi
KPU Kabupaten Nias Barat, PPK Lahomi dan PPK dengan Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dan
Mandrehe terbukti melakukan pelanggaran kode etik melakukan supervisi terhadap KPU Kabupaten Nias
terhadap prinsip jujur, adil, terbuka, dan profesional. Barat, serta meminta KPU Kabupaten Nias Barat
Mereka dikenai sanksi Pemberhentian Sementara berkoordinasi dengan Bawaslu Kabupaten Nias
dan selanjutnya diteruskan kepada DKPP untuk Barat atas hasil pencermatan terhadap laporan dari
dikenakan sanksi Pemberhentian Tetap. Sedangkan calon Anggota DPR RI Dapil Sumut II dari Partai
PPK Lolofitu Moi tidak terbukti melakukan Golkar No Urut 2 atas nama Lamhot Sinaga tanggal
pelanggaran kode etik.12 4 Mei 2019. Walau telah melakukan komunikasi
dan koordinasi dengan Bawaslu Provinsi Sumut
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu sejak Surat pengaduan Lamhot Sinaga diterima
2019 Tingkat Provinsi Sumatera Utara KPU Provinsi Sumut, KPU Provinsi Sumut
Berdasarkan PKPU Nomor 14 Tahun 2019 kemudian tetap menindaklanjuti Surat KPU RI
tentang Perubahan Kelima PKPU Nomor 7 Tahun Nomor 799/PL.01.7-SD/06/KPU/V/2019 tersebut
2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal dengan mengundang Bawaslu Provinsi Sumut untuk
Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019, Jadwal melakukan koordinasi pada 8 Mei 2019 di tempat
Rekapitulasi dan Penetapan Hasil Penghitungan 13. Perpanjangan Jadwal Rekapitulasi Tingkat Provinsi berpedoman pada Surat KPU RI Nomor 812/PL.02.6-SD/06/
KPU/V/2019 tertanggal 12 Mei 2019 perihal Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
12. Dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi dengan Nomor Perkara 173-04-02/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019, 14. Panel 1 Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi hasil Penghitungan Suara Tingkat Provinsi Sumut mengagendakan
berdasarkan Keterangan Bawaslu, melalui Bawaslu Kabupaten Nias Barat yang hadir, kasus penggelembungan pembacaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Tingkat Kabupaten/Kota dari kota Medan, Kabupaten Deli
suara yang dilakukan PPK Lahomi dan PPK Mandrehe ini bahkan sudah diajukan ke ke Sentra Penegakan Hukum Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten
Terpadu (Sentra Gakkumdu) Kabupaten Nias Barat karena menurut Bawaslu Kabupaten Nias Barat ada bukti Batubara, Kabupaten Simalungun, Kota Siantar, Kabupaten Tanah Karo, Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak
permulaan pidana pemilu yang cukup. Namun kemudian proses pidana pemilu tidak berlanjut karena unsur Bharat, Kabupaten Langkat, dan Kota Binjai. Sedangkan Panel 2 Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi hasil
sentra Gakkumdu yang lainnya tidak menyetujuinya (Lihat Putusan MK Nomor Nomor 173-04-02/PHPU.DPR- Penghitungan Suara Tingkat Provinsi Sumut mengagendakan pembacaan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
DPRD/XVII/2019). Keterangan Bawaslu, yang disampaikan Bawaslu Kabupaten Nias Barat di persidangan MK Tingkat Kabupaten/Kota dari Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Labuhanbatu
ini terlihat ambigu karena dalam faktanya mereka justru mempersoalkan langkah pemeriksaaan/kroscek yang Utara, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang
dilakukan KPU Provinsi Sumut dan KPU Kabupaten Nias Barat namun pada fakta lain (Persidangan MK) mereka Lawas Utara, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat,
sudah menemukan unsur pidana penggelembungan suara. Kabupaten Nias Utara, Kota Gunungsitoli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Samosir.

Halaman // 94 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


berlangsungnya Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Kabupaten Nias Barat dalam Rapat Pleno Terbuka
Hasil Penghitungan Suara Pemilu 2019 Tingkat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu 2019
Provinsi Sumut. Dalam koordinasi tersebut hadir tingkat Provinsi Sumut tersebut adalah formulir DB1.
Ketua KPU Provinsi Sumut Yulhasni dan dan Ketua DPR yang mereka tetapkan pada 5 Mei 2019, yang
Bawaslu Provinsi Sumut Syafrida Rasahan dan Agus telah memuat perolehan suara Pemilu DPR hasil

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Salam Nasution. Dalam koordinasi tersebut, KPU pemeriksaan/kroscek sesuai Surat KPU Provinsi
Provinsi Sumut pada intinya menyampaikan bahwa Sumut Nomor 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019.
Surat KPU Provinsi Sumut Nomor 368/PL.02.4- Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu DPR

REPUBLIK INDONESIA
SD/12/Prov/V/2019 tentang laporan aduan Lamhot Tahun 2019 Tingkat Kabupaten Nias Barat (Formulir
Sinaga telah ditindaklanjuti oleh KPU Kabupaten DB1.DPR) tersebut kemudian dicatatkan/direkap
Nias Barat. Saat Rapat kordinasi tersebut tidak ke dalam formulir Rekapitulasi Hasil Penghitungan
ada sikap sanggahan atau penolakan dari Bawaslu Suara dan Perolehan Suara Pemilu 2019 Tingkat
Provinsi Sumut terkait penjelasan tersebut. Provinsi Sumut (Formulir DC1.DPR). Dalam Rapat
Bahwa pada 8 Mei 2019 KPU Provinsi Pleno Terbuka tersebut Saksi Partai Gokar pada
Sumut justru menerima Surat Bawaslu Provinsi Panel 2 mempertanyakan tentang adanya prosedur
Sumut Nomor 0802/K.Bawaslu-Prov/SU/ pembukaan kotak dan kroscek perolehan suara untuk
PM.00.01/05/2019 tertanggal 8 Mei 2019 yang DA.1 DPR pada Kecamatan Lahomi, Kecamatan
meminta penjelasan kepada KPU Provinsi Sumut Mandrehe, dan Kecamatan Lolofitu Moi berdasarkan
tentang dasar hukum pembukaan kotak suara dan Surat KPU Provinsi Sumut. Anggota KPU Provinsi
pemeriksaan/kroscek data hasil rekapitulasi tingkat Sumut Ira Wirtati, Batara Manurung, dan Mulia
kecamatan formulir DA1.DPR plano dengan formulir Banurea yang saat itu memimpin Panel 2 Rapat
C1.DPR Hologram di tiga kecamatan yang dilakukan Pleno Terbuka Rekapitulasi tingkat Provinsi Sumut
oleh KPU Kabupaten Nias Barat. KPU Provinsi menjelaskan bahwa prosedur yang dilakukan KPU
Sumut kemudian merespons Surat Bawaslu Provinsi Kabupaten Nias Barat tersebut memang dilakukan
Sumut tersebut dengan Surat KPU Provinsi Sumut berdasarkan Surat KPU Provinsi Sumut Nomor
Nomor 384/PL.01.7-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 dan hal tersebut
9 Mei 2019 yang pada dasarnya menjelaskan bahwa dilakukan KPU Provinsi Sumut dan KPU Kabupaten
apa yang dilakukan KPU Provinsi Sumut dan KPU Nias Barat sebagai bagian dari upaya memastikan
Kabupaten Nias Barat dalam menindaklanjuti surat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
laporan Lamhot Sinaga tertanggal 4 Mei didasarkan secara berjenjang sebagai mekanisme kontrol dan
pada pemenuhan prinsip-prinsip penyelenggaraan koreksi bilamana memang ada ditemukan kekeliruan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara yang jujur, dalam rekapitulasi penghitungan perolehan suara
adil, transparan, kepentingan umum, proporsional, pada tingkatan sebelumnya, sebagaimana diatur
dan profesional sebagaimana diatur dalam PKPU dalam PKPU PKPU Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Rekapitulasi Hasil Rekapitulasi Hasil Penghitungan dan Perolehan
Penghitungan Perolehan Suara, dan pemenuhan Suara Pemilu 2019.
sikap dan perilaku KPU yang harus responsif dalam Saat itu, Bawaslu Provinsi Sumut juga memberi
menyelesaikan pengaduan, keluhan, keberatan, dan tanggapan bahwa KPU Kabupaten Nias Barat telah
aspirasi dari berbagai pihak untuk menciptakan menyalahi prosedur karena menandatangani dan
kondisi yang kondusif dalam penyelenggaraan menetapkan formulir DB1 untuk semua jenis Pemilu
Pemilu, sebagaimana diatur dalam PKPU Nomor 8 pada 6 Mei 2019, melewati jadwal Rapat Pleno
Tahun 2019 tentang Tata Kerja KPU, KPU Provinsi, Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
dan KPU Kabupaten/Kota. Tingkat Kabupaten Nias Barat yang dijadwalkan
KPU Kabupaten Nias Barat menyampaikan dan tanggal 3-5 Mei 2019 sesuai dengan undangan resmi.
membacakan formulir DB1 untuk semua jenis Pemilu Bahwa terkait pertanyaan Bawaslu Provinsi Sumut
2019 dalam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil tersebut Pimpinan Panel 2 Rapat Pleno Terbuka
Penghitungan Suara Pemilu 2019 tingkat Provinsi tingkat Provinsi Sumut mempersilakan KPU
Sumut Panel 2 pada 9 Mei 2019. Adapun formulir Kabupaten Nias Barat memberi keterangan. KPU
DB1.DPR yang dibacakan dan disampaikan KPU Kabupaten Nias Barat kemudian menegaskan dan

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 95


memastikan bahwa Formulir DB1 tingkat Kabupaten Provinsi Sumatera Utara dan sedang melaksanakan
Nias Barat untuk semua jenis Pemilu hanya ada satu, Supervisi ke KPU Kabupaten Deli Serdang yang
dan ditetapkan pada 5 Mei 2019 dan itu dibuktikan saat itu Rekapitulasi Tingkat Kabupatennya
dengan tanggal penetapan yang tertera pada formulir menghadapi kendala sehingga tidak selesai sesuai
DB dan juga keterangan Bawaslu Kabupaten Nias jadwal. Berdasarkan alasan tersebut, KPU Provinsi
Barat yang juga hadir dalam Rapat Pleno Terbuka Sumatera Utara meminta agar Bawaslu Provinsi
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Sumatera Utara menjadwalkan kembali pemeriksaan
Pemilu 2019 tingkat Provinsi Sumut. sidang dimaksud.
Bahwa pada Sabtu, 18 Mei 2019 Bawaslu
Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilu Provinsi Sumatera Utara melalui Surat Nomor 1801/
dengan Acara Cepat di Bawaslu Provinsi Bawaslu-Prov.SU/Set/PM.05.01/05/2019 kembali
Sumatera Utara menyampaikan panggilan sidang Pemeriksaan Acara
Pada 17 Mei 2019 di saat Rapat Pleno Terbuka Cepat Kedua kepada KPU Provinsi Sumatera Utara
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu untuk menghadiri sidang pemeriksaan terhadap
2019 Tingkat Provinsi Sumut sedang dilanjutkan Laporan dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu
untuk menyelesaikan rekapitulasi dari sejumlah atas nama Rambe Kamarul Zaman dengan Nomor
Kabupaten/Kota yang belum tuntas15, KPU Provinsi Register 002/LP/PL/ADM/PROV/02.00/V/2019,
Sumatera Utara menerima pemberitahuan dan pada 18 Mei 2019 pukul 14.00 WIB. KPU
panggilan sidang Pemeriksaan Acara Cepat dari Provinsi Sumut merespons Panggilan Sidang
Bawaslu Provinsi Sumatera Utara pada Hari Sabtu, Pemeriksaan Acara Cepat Kedua tersebut dengan
18 Mei 2019 dengan Surat Nomor 1706/Bawaslu- Surat KPU Provinsi Sumut Nomor 419/PY.01.2-
Prov.SU/Set/PM.05.01/05/2019,16 terhadap adanya SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 18 Mei 2019 yang
Laporan Dugaan Pelanggaran Administratif Pemilu pada intinya menjelaskan bahwa KPU Provinsi
atas nama Rambe Kamarul Zaman dengan Nomor Sumatera Utara belum dapat menghadiri panggilan
Register 002/LP/PL/ADM/PROV/02.00/V/2019. persidangan dimaksud dan tetap berpedoman pada
KPU Provinsi Sumatera Utara merespons Panggilan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 33 Peraturan
Sidang Pemeriksaan Acara Cepat Bawaslu Provinsi Bawaslu Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelesaian
Sumut tersebut melalui Surat Nomor 414/PY.01.2- Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umum yang
SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 18 Mei 2019 perihal menyebutkan bahwa hari penyelesaian pelanggaran
Penjelasan Terkait Panggilan Sidang Pemeriksaan administrasi adalah hari kerja. Selain itu berdasarkan
Acara Cepat yang pada intinya menjelaskan pasal 45 ayat (1) Perbawaslu Nomor 8 tahun 2018
bahwa KPU Provinsi Sumatera Utara tidak dapat tentang Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umut,
menghadiri panggilan Sidang Pemeriksaan pada 18 Surat Pemberitahuan Sidang pemeriksaan kepada
Mei 2019 karena panggilan Sidang tersebut tidak Pelapor dan Terlapor paling lama 1 (satu) hari
sesuai dengan Perbawaslu Nomor 8/2018 tentang sebelum sidang pemeriksaan. Namun Surat Bawaslu
Penanganan Pelanggaran Administrasi Pemilu Bab I Provinsi Sumut Panggilan Sidang Pemeriksaan
Ketentuan Umum Pasal 1 angka 33 yang mengatur Acara Cepat Nomor 1801/Bawaslu-Prov.SU/Set/
hari penyelesaian pelanggaran administrasi adalah PM.05.01/05/2019 tertanggal 18 Mei 2019, justru
Hari Kerja. Sementara panggilan Sidang Pemeriksaan untuk sidang di hari yang sama pada 18 Mei 2019
Bawaslu dijadwalkan pada Sabtu, 18 Mei 2019. pukul 14.00 WIB.17
Alasan lain tidak menghadiri sidang pemeriksaan Bahwa terhadap surat KPU Provinsi Sumatera
adalah bahwa saat itu KPU Provinsi Sumatera Utara Utara Nomor 419/PY.01.2-SD/12/Prov/V/2019
masih melaksanakan Rapat Pleno Rekapitulasi tersebut, pada 18 Mei 2019 Bawaslu Provinsi
dan Penetapan Hasil Penghitungan Suara Tingkat Sumatera Utara menyurati KPU Provinsi Sumatera
15. Rapat Pleno Terbuka Lanjutan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu 2019 Tingkat Provinsi Sumut Utara dengan Surat Nomor 1802/Bawaslu-Prov.SU/
ini dihadiri oleh 3 orang anggota Bawaslu Provinsi Sumut, yaitu Herdi Munthe, Suhadi Situmorang, dan
Henry Sitinjak yang secara intensif dan penuh mengikuti jalannya Rapat Pleno Terbuka Lanjutan Rekapitulasi
Hasil Penghitungan Suara Pemilu 2019 Tingkat Provinsi Sumut. Saat menerima Surat Bawaslu Provinsi Sumut 17. Jika Sidang acara cepat ini memang sangat penting dan kehadiran KPU Provinsi Sumut mutlak, dalam sidang acara
penyampaian Putusan Sidang Acara Cepat, KPU Provinsi Sumut mencoba mendiskusikan Putusan tersebut pada cepat ini Bawaslu Provinsi Sumut sebenarnya dapat menerapkan Pasal 59 Perbawaslu Nomor 8 tahun 2018 tentang
ketiga anggota Bawaslu Provinsi Sumut yang hadir dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Provinsi Sumut. Namun Penyelesaian Pelanggaran Administratif Pemilu, yang berbunyi, “Dalam hal terdapat laporan dugaan Pelanggaran
mereka terkejut dengan adanya sidang pemeriksaan acara cepat terkait laporan Rambe Kamarul Zaman di Bawaslu Administratif Pemilu (dengan sidang acara cepat, Penulis), Pengawas Pemilu dapat merekomendasikan kepada
Provinsi Sumut karena hal itu belum dibahas dalam rapat pleno mereka. KPU secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya untuk menghentikan sementara kegiatan dalam tahapan sampai
16. KPU Kabupaten Nias Barat juga menerima Panggilan Sidang Pemeriksaan Acara Cepat terkait kasus yang sama dengan keluarnya putusan penyelesaian Pelanggaran Administratif Pemilu”. Namun Pasal 59 Perbawaslu Nomor 8
namun panggilan yang mendadak dan transportasi penerbangan dari Kepulauan Nias ke Medan tidak tersedia, KPU Tahun 2018 tersebut justru tidak diterapkan.
Kabupaten Nias Barat juga tidak dapat menghadiri panggilan sidang acara cepat tersebut.

Halaman // 96 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Set/PM.00.01/05/2019 yang menjelaskan bahwa kalender. Sementara Perbawaslu Nomor 8
dugaan pelanggaran administratif pemilu yang Tahun 2018 Pasal 1 angka 33 mengatur
diselesaikan acara cepat dapat diselesaikan pada bahwa hari dalam penanganan pelanggaran
saat di mana peristiwa dugaan pelanggaran terjadi administrasi pemilu adalah Hari Kerja.
dan menyebut persidangan dapat dilaksanakan pada • Prosedur panggilan sidang acara cepat untuk

KOMISI PEMILIHAN UMUM


hari kalender, namun aturan hukum yang dijadikan Terlapor juga tidak sesuai dengan ketentuan
rujukan adalah PKPU Nomor 4 tahun 2019 tentang Pasal 45 ayat (1) Perbawaslu Nomor 8 Tahun
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara, 2018 tentang Pelanggaran Administrasi

REPUBLIK INDONESIA
bukan Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pemilihan Umum yang menyebut bahwa Surat
Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilihan Pemberitahuan Sidang pemeriksaan kepada
Umum. Pelapor dan Terlapor paling lama 1 (satu) hari
Pada 18 Mei 2019 melalui Surat Nomor 1804/ sebelum sidang pemeriksaan. Faktanya, Surat
Bawaslu-Prov.SU/Set/PM.00.01/05/2019 Perihal Bawaslu Provinsi Sumut Panggilan Sidang
Penyampaian Putusan, Bawaslu Provinsi Sumatera Pemeriksaan Acara Cepat Nomor 1801/
Utara menyampaikan Putusan Nomor Register 002/ Bawaslu-Prov.SU/Set/PM.05.01/05/2019
LP/PL/ADM/PROV/02.00/V/2019 yang mana amar tertanggal 18 Mei 2019 dan diterima KPU
putusan tersebut berisikan: Provinsi Sumut pada 18 Mei 2019, justru
− Menyatakan KPU Provinsi Sumatera Utara untuk pelaksanaan sidang di hari yang sama,
dan KPU Kabupaten Nias Barat telah terbukti yaitu pada 18 Mei 2019 pukul 14.00 WIB.
secara sah dan menyakinkan melakukan • Alasan lain untuk mengajukan koreksi putusan
pelanggaran administratif pemilu yaitu kepada Bawaslu RI adalah bahwa penerapan
prosedur, tata cara, dan mekanisme dalam persidangan cepat pelanggaran administrasi
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan untuk perkara yang diregister adalah keliru,
suara tingkat Kabupaten Nias Barat dan tingkat sebab persidangan cepat pelanggaran
Provinsi Sumatera Utara. administrasi seharusnya dilakukan begitu
− Memerintahkan KPU Provinsi Sumatera laporan diterima, dan dilakukan di tempat
Utara dan KPU Kabupaten Nias Barat untuk kejadian, tanpa register nomor perkara.
memperbaiki administrasi, yaitu tata cara, Berpedoman pada Perbawaslu Nomor 8 Tahun
prosedur, dan mekanisme rekapitulasi hasil 2018, perkara dugaan pelanggaran administrasi
penghitungan perolehan suara yang telah yang diregister semestinya diproses dengan
disetujui dan disahkan oleh KPU Nias Barat penanganan dugaan pelanggaran administrasi
pada 5 Mei 2019 di hadapan saksi peserta biasa.
Pemilu dan Bawaslu Nias Barat secara mutatis Namun sejak koreksi putusan diajukan/
mutandis. dimohonkan hingga tulisan ini dibuat KPU Provinsi
Bahwa kemudian KPU Provinsi Sumatera Sumut tidak pernah mendapatkan informasi tentang
Utara keberatan terhadap Putusan Bawaslu Provinsi permohonan koreksi putusan tersebut, baik itu
Sumatera Utara Nomor Register 002/LP/PL/ADM/ informasi perbaikan permohonan ataupun putusan
PROV/02.00/V/2019 tersebut sehingga mengajukan menerima atau menolak Permohonan Koreksi
Koreksi Putusan kepada Bawaslu RI, berpedoman Putusan Bawaslu Provinsi Sumut Nomor Register
pada Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2018 tentang 002/LP/PL/ADM/PROV/02.00/V/2019 tersebut.
Penyelesaian Pelanggaran Administrasi Pemilihan KPU Provinsi Sumut justru mendapatkan informasi
Umum Pasal 61 ayat (1) dan Pasal 62 ayat (1).18 bahwa permohonan koreksi putusan tersebut tidak
Pengajuan Koreksi Putusan yang diajukan KPU diregister (?), dalam Pertimbangan Putusan DKPP
Provinsi Sumatera Utara tertanggal 21 Mei 2019 Nomor: 114-PKE-DKPP/VI/2019.
tersebut didasarkan adanya penerapan hukum yang
salah dalam penanganan perkara Nomor Register
002/LP/PL/ADM/PROV/02.00/V/2019, yakni:
• Persidangannya dilaksanakan pada hari
18. Lihat dokumen permohonan Koreksi Putusan kepada Bawaslu pada link http://bit.ly/sumbertulisan

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 97


Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu nasional, termasuk Saksi Partai Golkar, Bawaslu
2019 Tingkat Nasional RI, KPU Provinsi Sumatera Utara, Bawaslu
KPU Provinsi Sumut membacakan Provinsi Sumatera Utara, dan KPU Kabupaten
Rekapitulasi Hasil Penghitungan dan Perolehan Nias Barat untuk menyandingkan formulir DB 1.
Suara Pemilu 2019 Tingkat Provinsi Sumut (formulir DPR yang dimiliki masing-masing. Setelah proses
DC1) pada Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil penyandingan dilakukan didapati bahwa tidak ada
Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Nasional perbedaan data antara Formulir DB 1.DPR yang
Panel 2 pada 20 Mei di Kantor KPU. Saat itu, ditetapkan KPU Kabupaten Nias Barat pada 5 Mei
berdasarkan pertanyaan Saksi Partai Golkar, Anggota 2019 dengan dokumen Formulir DB1. DPR yang
KPU RI Evi Novida Ginting yang memimpin dimiliki oleh Bawaslu Provinsi Sumatera Utara,
Panel 2 Rapat Pleno Rekapitulasi Tingkat Nasional KPU Provinsi Sumatera Utara, KPU Kabupaten
mempertanyakan kepada KPU Provinsi Sumatera Nias Barat, dan Saksi Partai Politik. Sehingga dapat
Utara dan Bawaslu Provinsi Sumatera Utara terkait dipastikan bahwa Rekapitulasi Hasil Penghitungan
permasalahan perolehan suara calon DPR nomor Perolehan Suara Tingkat Kabupaten Nias Barat
urut 1 atas nama Rambe Kamarul Zaman dari Partai (formulir DB1), termasuk Formulir DB1. DPR, yang
Golkar dari Dapil Sumut II, khusus Kabupaten Nias dituangkan dalam formulir DC1. DPR KPU Provinsi
Barat. KPU Provinsi Sumatera Utara kemudian Sumatera Utara didasarkan pada formulir DB1.DPR
menjelaskan secara detail kronologi permasalahan KPU Kabupaten Nias Barat yang telah ditetapkan
dan penyelesaian yang telah dilakukan KPU Provinsi oleh KPU Kabupaten Nias Barat pada tanggal 5 Mei
Sumut terkait permasalahan dimaksud sebagaimana 2019. Hasil Perolehan Suara di Provinsi Sumatera
yang telah dijelaskan pada bagian di atas. Pimpinan Utara disahkan dan ditetapkan tanpa ada keberatan
Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan dari Saksi Partai Politik termasuk Saksi Partai
Suara tingkat Nasional kemudian menanyakan Golkar, Bawaslu RI, dan Bawaslu Provinsi Sumatera
kepada Bawaslu Provinsi Sumatera Utara maksud Utara.
Putusan Bawaslu Provinsi Sumut Nomor Register
002/LP/PL/ADM/PROV/02.00/V/2019 yang salah Persidangan di Dewan Kehormatan
satu isinya menyebut, “memperbaiki administrasi Penyelenggara Pemilu (DKPP)
yaitu tata cara, prosedur dan mekanisme rekapitulasi Rambe Kamarul Zaman, melalui kuasa
hasil penghitungan perolehan suara yang telah hukumnya Heriyanto dan Wendra Puji kemudian
disetujui dan disahkan oleh KPU Nias Barat pada mengadukan KPU Provinsi Sumut, KPU Kabupaten
tanggal 5 Mei 2019”?. Bawaslu Provinsi Sumatera Nias Barat, dan Anggota KPU RI Evi Novida
Utara tidak memberi jawaban konkret. Kemudian Ginting ke DKPP. Pengaduan Nomor 121-P/L-
Pimpinan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Tingkat DKPP/V/2019 diregistrasi dengan Perkara Nomor
Nasional mempertanyakan kepada KPU Provinsi 114-PKE-DKPP/VI/2019. KPU Provinsi Sumut
Sumatera Utara dokumen DB1.DPR seperti apa menerima Surat Panggilan Sidang DKPP Nomor
yang ditetapkan KPU Nias Barat pada 5 Mei 2019? 2378/DKPP/SJ/PP.00/VI/2019 tertanggal 12 Juni
Apakah ada dua dokumen DB1. DPR yang berbeda 2019 untuk Sidang pada 17 Juni 2019. Dalam
yang ditetapkan KPU Kabupaten Nias Barat? Pengaduan/Laporan Formulir I-P/L-DKPP, Pengadu
Setelah berkoordinasi dengan KPU Kabupaten mengadukan Para Pihak Teradu terdiri atas Yulhasni
Nias Barat yang juga dihadirkan dalam Rapat (Ketua KPU Provinsi Sumut) sebagai Teradu
Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan I, Mulia Banurea (Anggota) Teradu II, Benget
Suara Pemilu 2019 tingkat Nasional, KPU Provinsi Manahan Silitonga (Anggota) Teradu III, Herdensi
Sumut kemudian menjelaskan bahwa hanya ada satu (Anggota) Teradu IV, Ira Wirtati (Anggota) Teradu
dokumen formulir DB1 untuk masing-masing jenis V, Syafrialsyah (Anggota) Teradu VI, dan Batara
Pemilu, termasuk formulir DB1.DPR, yang disahkan Manurung (Anggota) Teradu VII, Famataro Zai
dan ditetapkan serta diterbitkan KPU Kabupaten (Ketua KPU Kabupaten Nias Barat) sebagai Teradu
Nias Barat tertanggal 5 Mei 2019. VIII, Efori Zaluchu (Anggota) Teradu IX, Markus
Selanjutnya Pimpinan Rapat Pleno Terbuka, Richard Hia (Anggota) Teradu X, Maranatha Gulo
mempersilakan Saksi Partai Politik Tingkat (Anggota) Teradu XI, Nigatinia Gulo (Anggota)

Halaman // 98 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Teradu XII, dan Evi Novida Ginting (Anggota KPU) kepada KPU Kabupaten Nias Barat.
Teradu XIII. c. Menindaklanjuti Surat Ketua KPU Provinsi
Persidangan Dugaan Pelanggaran Kode Etik Sumatera Utara kemudian Teradu VIII, Teradu
dilaksanakan di Kantor Bawaslu Provinsi Sumut. IX, Teradu X, Teradu XI, dan Teradu XII
Teradu I sampai dengan Teradu XII hadir di Kantor selaku KPU Kabupaten Nias Barat melakukan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Bawaslu Provinsi Sumut. Sementara Teradu XIII pembukaan kotak suara di 3 (tiga) kecamatan
hadir di ruang Sidang DKPP di Jakarta. Persidangan pada 5 Mei 2019, sementara rekapitulasi hasil
dilangsung melalui video conference dengan Majelis penghitungan perolehan suara pada Pemilu

REPUBLIK INDONESIA
Sidang DKPP yang terdiri atas dari Ida Budhiati dan 2019 tingkat KPU Kabupaten Nias Barat yang
Teguh Prasetyo di Ruang Sidang DKPP di Jakarta. berlangsung sejak 3 Mei 2019 sampai 5 Mei
2019 bertempat di Hall Takosa Nias Barat telah
Pokok Pengaduan Pengadu selesai dibacakan berdasarkan formulir model
Dalam Pokok Pengaduan yang DA1-PPWP, DA1-DPR, DA1 DPD, DA1
disampaikan secara tertulis dengan DPRD Provinsi, dan DA 1 DPRD Kabupaten/
Pengaduan Nomor: 121-P/L-DKPP/V/2019 yang Kota oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)
diregistrasi dengan Perkara Nomor: 114-PKE- sebanyak 8 (delapan) kecamatan dan telah
DKPP/VI/2019 maupun secara lisan dalam disahkan oleh KPU Kabupaten Nias Barat;
Persidangan pada 17 Juni 2019, pada pokoknya d. Pada saat terjadi pembukaan kotak suara oleh
pengadu mendalilkan bahwa dalam Pemilu 2019 KPU Kabupaten Nias Barat pada 5 Mei 2019,
ini Para Teradu diduga telah melakukan pelangaran Bawaslu Kabupaten Nias Barat mengirimkan
kode etik penyelenggara pemilu karena memiliki surat resmi ke KPU Kabupaten Nias Barat
keberpihakan terhadap calon Anggota DPR RI atas pada tanggal dan hari yang sama, yaitu pada
nama Lamhot Sinaga. Adapun secara kronologis 5 Mei 2019 nomor surat: 051/K. Bawaslu-
yang merupakan bentuk pelanggaran yang dilakukan Prov.SU-13/PM.00.02/05/2019 yang berisi
oleh para pengadu adalah sebagai berikut:19 tentang alasan serta legalitas pemeriksaan/
a. Pada 4 Mei 2019 Lamhot Sinaga membuat pembukaan kotak suara serta meminta alasan
laporan ke KPU Provinsi Sumatera Utara secara tertulis KPU Kabupaten Nias Barat
tentang kecurangan pemilu dengan status terkait pembukaan kotak suara tersebut apakah
sebagai calon Legislatif tanpa dilampirkan sudah sesuai dengan prosedur rekapitulasi
dengan bukti-bukti autentik dan langsung penghitungan perolehan suara di Kabupaten/
ditanggapi oleh Teradu I selaku Ketua KPU Kota seperti diatur pada UU No. 7 Tahun
Provinsi Sumatera Utara. Surat pengaduan 2017 Pasal 399 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
yang dikirim melalui WhatsApp menurut serta penyelesaian keberatan yang diatur pada
Pengadu semestinya tidak berdasar untuk PKPU Nomor 4 Tahun 2019 Pasal 52;
ditanggapi Para Teradu; e. Pada tanggal yang sama, yaitu 5 Mei 2019,
b. Pada tanggal dan hari yang sama, yakni 4 Mei KPU Kabupaten Nias Barat menjawab surat
2019 Teradu I selaku Ketua KPU Provinsi Bawaslu Kabupaten Nias Barat dengan Nomor
Sumatera Utara mengeluarkan surat resmi Surat 94/PL.01.7/1225/KPUKab/V/2019
kepada KPU Nias Barat dengan nomor: 368/ perihal Penjelasan Pembukaan Kotak Suara
PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 yang berisikan PPK. Bahwasanya pembukaan kotak suara PPK
perintah untuk melakukan pemeriksaan/ Kecamatan Mandrehe, Kecamatan Lahomi,
kroscek data hasil rekapitulasi tingkat dan Kecamatan Lolofitu Moi didasarkan pada
Kecamatan (formulir DA1-DPR dan formulir Surat KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor:
DAA1-DPR) dengan formulir C1-DPR 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 4
Hologram atau formulir C1-DPR Plano di 3 Mei 2019;
(tiga) Kecamatan yaitu Lahomi, Lolofitu Moi, f. Menindaklanjuti tembusan Surat Ketua KPU
Mandrehe; Tindakan Para Teradu tersebut Provinsi Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4-
adalah bentuk intervensi KPU Provinsi Sumut SD.12/Prov/V/2019 tanggal 4 Mei 2019
19. Dikutip dari Pokok Pengaduan Pengadu dalam Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019 perihal Dugaan Penggelembungan Suara,

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 99


KPU RI meminta agar KPU Provinsi Sumatera 1.
Menyatakan KPU Provinsi Sumut dan
Utara berkoordinasi dengan Bawaslu Provinsi KPU Kabupaten Nias Barat telah terbukti
Sumatera Utara dan melakukan supervisi secara sah dan menyakinkan melakukan
kepada KPU Kabupaten Nias Barat, serta pelanggaran administratif pemilu, yaitu
meminta kepada KPU Kabupaten Nias Barat prosedur, tata cara, dan mekanisme
berkoordinasi dengan Bawaslu Kabupaten Nias dalam rekapitulasi hasil perhitungan
Barat atas hasil pencermatan terhadap laporan suara tingkat Kabupaten Nias Barat dan
dari calon anggota DPR RI Dapil Sumut II dari tingkat Provinsi Sumut;
Partai Golkar Nomor Urut 2 atas nama Lamhot 2. Memerintahkan KPU Provinsi Sumut
Sinaga tertanggal 4 Mei 2019, namun tidak dan KPU Kabupaten Nias Barat
dilaksanakan KPU Provinsi Sumut; untuk memperbaiki administrasi yaitu
g. Pada saat pelaksanaan Rapat Pleno tata cara prosedur dan mekanisme
Rekapitulasi Tingkat Kabupaten Nias Barat rekapitulasi hasil perhitungan suara
yang dilakukan sebelum pembukaan kotak yang telah disetujui dan disahkan oleh
suara di tiga kecamatan dimaksud, semua KPU Kabupaten Nias Barat pada 5 Mei
saksi partai politik termasuk saksi dari Partai 2019 di hadapan saksi peserta pemilu
Golkar tidak melakukan protes/keberatan dan Bawaslu Nias Barat secara mutatis
terkait hasil rekapitulasi. Akan tetapi, seluruh mutandis.
saksi termasuk saksi dari Partai Golkar Dalam Petitumnya Pengadu memohon kepada
menolak untuk dilaksanakan pembukaan DKPP untuk: 20
kotak suara di tiga kecamatan tersebut dan 1. Mengabulkan semua Pengaduan Pengadu;
yang lebih aneh lagi pembukaan kotak suara 2. Menyatakan Teradu terbukti melanggar Kode
tersebut kenapa diperlakukan khusus untuk Etik; dan
Partai Golkar; 3. Memberikan sanksi sesuai tingkat
h. Pada saat pelaksanaan rapat Pleno Rekapitulasi kesalahannya kepada Teradu atas pelanggaran
di tingkat Provinsi pada 9 Mei 2019, Bawaslu Kode Etik Penyelenggara Pemilu.
Provinsi serta saksi Partai Golkar menanyakan Dalam persidangan dengan Perkara
apakah sudah dilakukan koordinasi sesuai Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019 ini, DKPP juga
dengan surat KPU RI untuk melakukan mengundang Bawaslu, Bawaslu Provinsi Sumut,
supervisi kepada KPU Nias Barat, ternyata surat dan Bawaslu Kabupaten Nias Barat sebagai Pihak
KPU RI tidak diindahkan oleh Teradu I, Teradu Terkait yang memberi Keterangan, baik secara
II, Teradu III, Teradu IV, Teradu V, Teradu VI, lisan mapun tertulis, dan tentu saja menjadi bagian
dan Teradu VII selaku KPU Provinsi, serta dari Pertimbangan Hukum DKPP dalam memutus
Bawaslu Provinsi mempertanyakan alat ukur Perkara dimaksud.21
untuk pembacaan hasil apakah sudah sesuai
dengan PKPU No. 4 serta Perbawaslu No. 7 Jawaban dan Bantahan Para Teradu
Tahun 2018 tentang penanganan temuan dan Terhadap Pokok Pengaduan Pengadu tersebut,
laporan pelanggaran pemilihan umum; Para Teradu KPU Provinsi Sumut (Teradu I s/d Teradu
i. Bawaslu Provinsi Sumatera Utara melakukan VII), Teradu I s/d Teradu VII pada intinya menolak
sidang pemeriksaan atas dugaan pelanggaran seluruh Pokok Pengaduan Pengadu tersebut dengan
adminitrasi yang dilakukan oleh calon Anggota argumentasi dan fakta-fakta sebagaimana tercantum
DPR RI atas nama Lamhot Sinaga pada 18 Mei dalam Jawaban Teradu/Termohon, yaitu:
2019. Akan tetapi, hasil keputusan dari sidang a. Bahwa Penerbitan Surat KPU Provinsi
Bawaslu Provinsi Sumatera Utara tersebut Sumatera Utara Nomor: 368/PL.02.4-SD/12/
tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya Prov/V/2019 tanggal 4 Mei 2019 bukan semata-
oleh KPU Provinsi Sumatera Utara, baik mata didasarkan Lamhot Sinaga tertanggal 4
dalam pleno rekapitulasi KPU Sumatera Utara Mei, tetapi juga terutama didasarkan ketaatan
maupun KPU RI. Putusan Bawaslu Provinsi 20. Lihat Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019 Bagian II. Duduk Perkara, Angka [2.2] Petitum Pengadu
21. Lihat Keterangan Pihak terkait dalam Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019
Sumatera Utara tersebut memutuskan:

Halaman // 100 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KPU Provinsi Sumatera Utara terhadap maupun pelanggaran terhadap prinsip-prinsip
Pemenuhan Prinsip-prinsip Penyelenggara penyelenggara pemilu. Respons cepat KPU
Pemilu dalam menyelenggarakan Pemilu Sumut yang demikian bukan hanya dilakukan
sebagaimana diatur dalam PKPU Nomor terhadap surat laporan Lamhot Sinaga, tetapi
8 Tahun 2019 tentang Tata Kerja Komisi juga terhadap surat laporan lainnya yang

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum berasal dari partai politik, tim kampanye,
Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum maupun calon legislatif, selama tahapan
Kabupaten/Kota Pasal 2 ayat (2), khususnya Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilu

REPUBLIK INDONESIA
Prinsip Adil, Kepentingan Umum, dan 2019 di Sumatera Utara.
Profesional. Dalam melaksanakan Prinsip c. Bahwa PKPU Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Adil, anggota KPU Provinsi wajib berperilaku Rekapitulasi Hasil Penghitungan dan
“memperlakukan dan memberi kesempatan Perolehan Suara Pemilu 2019 pasal 52 ayat
yang sama bagi pelapor atau terlapor dalam (1) memang menyebut bahwa “Saksi dan/atau
dugaan pelanggaran atau sengketa pemilu” bawaslu kabupaten/Kota dapat mengajukan
(PKPU Nomor 8 tahun 2019 Pasal 79 keberatan terhadap prosedur dan/atau selisih
huruf (d)). Dalam melaksanakan Prinsip Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan
Kepentingan Umum, anggota KPU Provinsi Suara kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota
wajib berperilaku “memberikan respon apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan
menyelesaikan pengaduan, keluhan, keberatan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
dan aspirasi dari berbagai pihak” (PKPU Namun ketentuan PKPU Nomor 4 Tahun
Nomor 8 Tahun 2019 Pasal 82 huruf (b)). 2019 pada Pasal 52 ayat (1) tersebut tidak
Dalam melaksanakan Prinsip Profesional, serta merta dapat dimaknai sebagai larangan/
anggota KPU Provinsi wajib berperilaku limitasi bagi KPU di tiap tingkatan untuk
“menjamin kualitas pelayanan kepada berperan mengendalikan dan memastikan
pemilih, Peserta Pemilu, dan para pemangku proses rekapitulasi berjenjang berjalan
kepentingan sesuai dengan standar profesi sesuai dengan prinsip-prinsip penyelenggara
administrasi Pemilu dan Pemilihan” (PKPU 8 pemilu. Bagaimanapun KPU di tiap
Tahun 2019 pasal 85 huruf (c)). tingkatan berkepentingan untuk memastikan
b. Penerbitan Surat KPU Provinsi Rekapitulasi berjalan sebagaimana mestinya
Sumut Nomor 368/PL.02.4- sebab KPU di tiap tingkatan adalah pihak
SD/12/Prov/V/2019 juga merupakan yang diberi wewenang oleh UU 7/2017 untuk
bagian dari pelaksanaan tugas konstitusional melaksanakan dan menetapkan rekapitulasi
KPU Provinsi, yaitu “mengoordinasikan, hasil penghitungan dan perolehan suara secara
menyelenggarakan, dan mengendalikan, berjenjang dengan memenuhi prinsip adil,
Penyelenggaraan pemilu yang dilaksanakan mandiri, kepentingan umum, profesional,
oleh KPU Kabupaten/Kota”, sebagaimana transparan, dan akuntabel. Dalam konteks
diamanatkan dalam UU 7/ 2017 tentang tersebut, PKPU Nomor 4 Tahun 2019
Pemilihan Umum Pasal 15 huruf (c) dan diatur pada Pasal 52 ayat (1) haruslah dimaknai
dalam PKPU Nomor 8 Tahun 2019 tentang sebagai pengaturan tertib keteraturan proses
Tata Kerja KPU, KPU Provinsi, dan KPU rekapitulasi, bukan sebagai bentuk eksklusi
Kabupaten/Kota pasal 20 huruf (c). Bahwa proses Rekapitulasi berjenjang seolah-
tugas konstitusional, mengoordinasikan, olah hanya menjadi “milik” Saksi dan/atau
menyelenggarakan, dan mengendalikan, Bawaslu. Jika keberatan atau koreksi terhadap
penyelenggaraan pemilu yang dilaksanakan selisih hasil Rekapitulasi dimaknai hanya bisa
oleh KPU Kabupaten/Kota haruslah dimaknai dilakukan oleh Saksi dan/atau Bawaslu, maka
sebagai upaya memastikan berlangsungnya hal itu akan berpotensi menjadikan proses
penyelenggaraan pemilu di tingkat kabupaten/ dan tahapan rekapituasi hasil penghitungan
kota secara transparan, akuntabel, dan perolehan suara sebagai proses yang eksklusif
terhindar dari praktik-praktik kesalahan dan tertutup serta berpotensi disalahgunakan

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 101


atau diselewengkan. menetapkan dan menerbitkan formulir DB dan
d. Bahwa dalam Pokok Pengaduan, Pengadu formulir DB1, berlangsung akuntabel dan
mengadukan/menuduh KPU Provinsi berintegritas
Sumatera Utara telah melakukan intervensi e. Bahwa terhadap Pokok Pengaduan Pengadu
kepada KPU Nias Barat karena menerbitkan yang menuduh KPU Provinsi Sumatera
Surat KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor Utara telah melakukan keberpihakan dan
368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 4 atau memperlakukan Lamhot Sinaga secara
Mei 2019. Terhadap aduan/tuduhan tersebut istimewa dengan terbitnya Surat KPU Provinsi
KPU Provinsi Sumatera Utara membantah dan Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4-SD/12/
menilai keliru aduan tersebut. Bahwa Surat Prov/V/2019 tertanggal 4 Mei 2019, Para
KPU Provinsi Nomor 368/PL.02.4-SD/12/ Teradu I s/d Teradu VII membantah keras dan
Prov/V/2019 tertanggal 4 Mei 2019 sama menilai aduan/tuduhan Pengadu tersebut keliru
sekali tidak ada bermuatan intervensi atau dan tidak beralasan. Bahwa dalam merespons
perintah kepada KPU Kabupaten Nias Barat surat laporan/aduan dari para pihak yang
untuk langsung mengubah hasil dokumen disampaikan kepada KPU Provinsi Sumatera
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan Utara, KPU Provinsi Sumatera Utara senantiasa
suara Pemilu DPR sesuai surat Lamhot menjalankan standar pelayanan yang sama
Sinaga tanpa melalui proses pemeriksaan/ dan adil bagi para pihak. Selain merespons
kroscek atau penyandingan dokumen. Surat surat Lamhot Sinaga, dengan menerbitkan
KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor 368/ Surat KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor
PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 4 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal
Mei 2019 justru adalah upaya pemenuhan 4 Mei 2019, KPU Provinsi Sumatera Utara
prinsip Kepentingan Umum di mana KPU juga merespons surat laporan/aduan dari pihak
Provinsi wajib berperilaku “memberikan lainnya yang menyampaikan surat protes atau
respon menyelesaikan pengaduan, keluhan, aduan kepada KPU Provinsi Sumatera Utara di
keberatan dan aspirasi dari berbagai pihak” masa Tahapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan
(PKPU Nomor 8 Tahun 2019 Pasal 82 huruf b). Suara secara berjenjang, di antaranya:22
Hal itu terlihat benderang dalam isi Surat KPU 1. Surat KPU Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4- Nomor 387/PL.02-SD/12/Prov/V/2019
SD/12/Prov/V/2019 tanggal 4 Mei 2019 yang tanggal 10 Mei 2019 KPU yang meminta
meminta KPU Kabupaten Nias Barat, “.... KPU Kota Medan untuk melakukan
melakukan pemeriksaan/kroscek data hasil pemeriksaan/kroscek data di Kelurahan
rekapitulasi tingkat kecamatan (formulir Madras Hulu, Kecamatan Polonia
DAA1-DPR dan DA1-DPR) dengan data hasil sebagai tindak lanjut dari Surat Tim
penghitungan suara di TPS (formulir C1-DPR) Pemenangan Henry Jhon Hutagalung
di kecamatan Lahomi, Mandrehe, dan Lolofitu SE, SH, MH Caleg PDIP untuk DPRD
Moi. Dalam hal ditemukan perbedaan catatan Provinsi Dapil Sumut 2.
penghitungan dan rekapitulasi suara supaya 2. Surat KPU Provinsi Sumatera Utara
dilakukan koreksi/perbaikan berpedoman pada Nomor 393/PL.02-SD/12/Prov/V/2019
ketentuan yang berlaku”. Dengan kata lain, tanggal 10 Mei 2019 yang meminta KPU
Surat KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor: Kota Medan melakukan pemeriksaan/
368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 4 kroscek data hasil Rekapitulasi Tingkat
Mei 2019 perihal Dugaan Penggelembungan Kecamatan Medan Amplas Kel. Timbang
Perolehan Suara adalah upaya supervisi Deli TPS 41 sebagai tindak lanjut dari
KPU Provinsi Sumatera Utara kepada KPU surat Partai Perindo Sumatera Utara.
Kabupaten Nias Barat untuk memastikan 3. Surat KPU Provinsi Sumatera Utara
proses dan hasil rekapitulasi penghitungan Nomor 394/PL.02-SD/12/Prov/V/2019
perolehan suara tingkat Kabupaten Nias tanggal 10 Mei 2019 yang meminta KPU
Barat, yang saat itu sedang berjalan dan belum 22. Dokumen surat-surat ini dapat dilihat pada link http://bit.ly/sumbertulisan

Halaman // 102 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Kabupaten Simalungun menindaklanjuti dalam lampiran surat aduan Lamhot Sinaga
laporan keberatan Golang Harianja saksi baru kemudian dapat ditindaklanjuti KPU
PDIP Perjuangan. Provinsi Sumatera Utara, adalah tidak relevan
4. Surat KPU Provinsi Sumatera Utara diterapkan untuk KPU Provinsi Sumatera
Nomor 415/PL.02-SD/12/Prov/V/2019 Utara sebab persyaratan itu tidak diatur

KOMISI PEMILIHAN UMUM


tanggal 18 Mei 2019 yang meminta KPU spesifik dalam ketentuan yang mengatur
Kabupaten Nias Selatan menindaklanjuti tata kerja KPU Provinsi Sumatera Utara
laporan keberatan Sawatododo Ndruru dalam melayani surat aduan dari masyarakat.

REPUBLIK INDONESIA
Apalagi kemudian KPU Provinsi Sumatera
f. Bahwa terhadap Pokok Pengaduan bukan dan tidak sedang menjalankan fungsi
Pengadu yang menilai surat penanganan pelanggaran hukum pemilu,
Lamhot Sinaga tertanggal 4 Mei tidak layaknya Bawaslu, yang mensyaratkan adanya
seharusnya direspons oleh KPU Provinsi pemenuhan dokumen/alat bukti otentik.
Sumatera Utara karena hanya disampaikan Bahwa surat Lamhot Sinaga tertanggal 4 Mei
via aplikasi WhattsApp (tidak resmi) dan 2019 via WhatsApp yang pada pokoknya
tidak dilampiri dokumen/alat bukti, menurut mengadukan perbedaan perolehan suara calon
Teradu I s/d Teradu VII keberatan Pengadu legislatif DPR atas nama Rambe Kamarul
tersebut keliru dan tidak beralasan. Bahwa di Zaman dan H. Aswin yang dilengkapi dengan
era teknologi informasi yang mensyaratkan tabel penyandingan perbedaan perolehan
kecepatan, ketepatan, dan kepuasan dalam suara pada formulir C1-DPR dengan formulir
aspek komunikasi dan pelayanan publik, DA1-DPR di Kecamatan Lahomi, Mandrehe,
informasi dan surat-surat elektronik melalui dan Lolofitu Moi di Kabupaten Nias Barat,
melalui email atau aplikasi WhatsApp adalah sudah cukup sebagai petunjuk awal bagi KPU
praktik yang legal dan diterima secara resmi. Provinsi Sumatera Utara untuk ditindaklanjuti.
Dalam relasi kerja di lingkungan KPU h. Bahwa dalam Pokok Pengaduan, Pengadu
Provinsi Sumatera Utara, pengiriman dan keberatan dan menilai keliru pembukaan kotak
penyampaian surat secara elektronik adalah suara di 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Nias
sesuatu yang lazim untuk mempercepat Barat karena sebelumnya telah dibacakan
distribusi dan disseminasi informasi, di tingkat dan disahkan. Teradu membantah dan
internal maupun eksternal. Apalagi kemudian, menolak Pokok Pengaduan tersebut karena
“Informasi elektronik dan/atau dokumen pembukaan kotak untuk pemeriksaan/
elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan kroscek dilakukan KPU Kabupaten Nias
alat bukti hukum yang sah”, sebagaimana Barat masih dalam tenggang waktu
diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2008 pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik perolehan suara tingkat Kabupaten Nias Barat
pada Pasal 5 ayat (1). Dalam ketentuan umum yang saat itu berlangsung pada 3-5 Mei 2019
UU Nomor 11 Tahun 2008 pada Pasal 1 ayat dan belum ada Penetapan Formulir DB1 untuk
(1) bahkan ditegaskan bahwa “Informasi semua jenis Pemilu. Bahwa pembukaan kotak
Elektronik adalah satu atau sekumpulan data tersebut dilakukan terbuka dihadiri oleh
elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas saksi Parpol dan Bawaslu Kabupaten Nias
pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, Barat sebagaimana dituangkan dalam Berita
foto, electronic data interchange (EDI), surat Acara Nomor: 043/HK.03.1-BA/1225/KPU-
elektronik (electronic mail), telegram, teleks, Kab/V/2019.
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka,
kode akses, simbol, atau perforasi yang telah Dalam kesimpulan jawaban Teradu I s/d
diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami Teradu VII menegaskan:
oleh orang yang mampu memahaminya”. 1. Bahwa Pengadu telah salah dan keliru
g. Bahwa keberatan pengadu yang mensyaratkan dalam menafsirkan Surat KPU Provinsi
keharusan adanya dokumen/alat bukti otentik Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4-SD/12/

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 103


Prov/V/2019 tertanggal 4 Mei 2019 yang KPU Kabupaten Nias Barat bukanlah tindakan
ditujukan kepada KPU Kabupaten Nias Barat. yang melanggar atau menegasikan prosedur dan
Surat KPU Provinsi Sumatera Utara tersebut tata cara rekapitulasi hasil penghitungan dan
bukanlah bentuk penyalahgunaan wewenang perolehan suara secara berjenjang, tetapi justru
(abuse of power) dan bukan pula tindakan merupakan upaya KPU Provinsi Sumatera
yang melampaui kewenangan. Sebaliknya, Utara untuk memastikan prosedur rekapitulasi
Surat KPU Provinsi Sumatera Utara Nomor hasil penghitungan perolehan suara secara
368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tanggal 4 berjenjang tidak tereduksi menjadi sekadar
Mei 2019 tersebut adalah perwujudan tugas hanya proforma atau “business as usual”.
konstitusional KPU Provinsi Sumatera Utara, Bahwa aspek prosedural penyelenggaraan
yaitu “mengoordinasikan, menyelenggarakan, pemilu adalah penting untuk tertib keteraturan
dan mengendalikan, penyelenggaraan pemilu penyelenggaraan pemilu, termasuk rekapitulasi
yang dilaksanakan oleh KPU Kabupaten/ hasil penghitungan perolehan suara.
Kota”, sebagaimana diamanatkan dalam UU Namun di saat yang sama aspek prosedural
Nomor 7/Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum semestinya juga tidak menjadi penghalang
pada Pasal 15 huruf (c) dan diatur dalam PKPU upaya pemenuhan aspek substansial pemilu
Nomor 8 Tahun 2019 tentang Tata Kerja KPU, yakni, memastikan kemurnian suara rakyat
KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota pada sejak dari TPS sampai dengan rekapitulasi
Pasal 20 huruf c. Bahwa tugas konstitusional, di tingkat nasional. Penerbitan Surat KPU
mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan Provinsi Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4-
mengendalikan, penyelenggaraan pemilu SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 4 Mei 2019
yang dilaksanakan oleh KPU Kabupaten/Kota adalah bentuk pertanggungjawaban
haruslah dimaknai sebagai upaya memastikan etik dan moral KPU Provinsi Sumatera
berlangsungnya penyelenggaraan Pemilu di Utara yang lebih mengutamakan aspek
tingkat kabupaten/kota, termasuk tahapan substansial upaya menyelamatkan suara
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan rakyat. Bilamana KPU Provinsi Sumatera
suara, secara transparan, akuntabel, dan Utara tidak menerbitkan Surat Nomor: 368/
terhindar dari praktik-praktik kesalahan PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tertanggal 4
maupun pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Mei 2019, KPU Provinsi Sumatera Utara
penyelenggara pemilu, khususnya prinsip justru bisa dinilai telah melakukan praktik
Adil, Kepentingan Umum, dan Profesional. pembiaran terhadap kekeliruan/kecurangan
2. Bahwa tidaklah benar KPU Provinsi hasil penghitungan suara. Sikap dan tindakan
Sumatera Utara dan KPU Kabupaten Nias KPU Provinsi Sumatera Utara tersebut sejalan
Barat merespons surat Lamhot Sinaga secara dengan pandangan dan sikap DKPP yang
tertutup dan sepihak. Bahwa sejak surat tercermin dalam putusan-putusan DKPP
aduan Lamhot Sinaga diterima, KPU Provinsi sebelumnya, di antaranya adalah:
Sumatera Utara telah menginformasikan a. Putusan DKPP Nomor: 262/DKPP-PKE
dan mengkoordinasikannya kepada Bawaslu III/2014 tentang pemberhentian tetap
Provinsi Sumatera Utara secara informal untuk Ketua KPU Deli Serdang atas nama
bisa direspon secara cepat. Bahwa surat KPU Erwin Lubis dan dua Anggota KPU Deli
Provinsi Sumatera Utara Nomor 368/PL.02.4- Serdang atas nama Rahmat dan Abrar
SD/12/Prov/V/2019 tanggal 4 Mei 2019 juga M Daud Fazan serta peringatan keras
dilaksanakan KPU Nias Barat berkoordinasi terhadap 2 (dua) orang Anggota KPU
dengan Bawaslu Kabupaten Nias Barat dalam Deli Serdang atas nama Timo Dahlia
forum rapat rekapitulasi tingkat Kabupaten dan Arifin Sihombing karena menolak
Nias Barat yang sifatnya terbuka. membuka kotak suara di Kecamatan
3. Bahwa surat KPU Provinsi Sumatera Utara Percut Sei Tuan dan Kecamatan Sunggal
Nomor: 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 untuk menyandingkan hasil rekapitulasi
tertanggal 4 Mei 2019 yang ditujukan kepada penghitungan perolehan suara tingkat

Halaman // 104 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Kecamatan (formulir Model DA1). aequo et bono).
Peristiwa ini bermula saat munculnya
pengaduan salah seorang caleg Partai Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019
Demokrat Deli Serdang atas nama HM Walau Para Teradu telah menyampaikan
Dahril Siregar ke KPU Deli Serdang. jawaban dan fakta-fakta, baik tertulis maupun lisan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Pengadu merasa suaranya diambil dan di persidangan, tentang terjadinya penggelembungan
dialihkan ke Caleg Partai Demokrat suara dan upaya sungguh-sungguh dari Para Teradu
Deli Serdang lain atas nama Syahrial untuk mengoreksi/mengembalikan Rekapitulasi

REPUBLIK INDONESIA
Tambunan. Pengadu menyurati KPU Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilu DPR
Deli Serdang melakukan pembukaan Tahun 2019 kembali kepada penghitungan yang
kotak suara dan menembuskan surat semestinya (pemenuhan norma genuine election),
ke KPU Provinsi Sumatera Utara, namun DKPP kemudian menjatuhkan Putusan
untuk mengkroscek data perolehan Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019 pada tanggal 17
suara. KPU Provinsi Sumatera Utara Juli 2019 yang amar Putusannya adalah:
kemudian meminta KPU Deli Serdang 1. Mengabulkan Pengaduan Pengadu untuk
untuk melaksanakannya, namun Ketua sebagian;23
KPU Deli Serdang bersama tiga anggota 2. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras dan
tidak memenuhi permintaan tersebut dan Pemberhentian dari Jabatan Ketua kepada
meneruskan proses rekapitulasi. Teradu I Yulhasni selaku Ketua merangkap
b. Putusan DKPP Nomor: 53/DKPP- Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi
PKE-III/2014 pemberhentian tetap Sumatera Utara sejak putusan dibacakan;
terhadap Ketua KPU Tapanuli Tengah 3. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras Terakhir
atas nama Dewi Eilfriana dan Ketua dan Pemberhentian dari Jabatan Divisi Teknis
Panwaslu Tapanuli Tengah atas nama kepada Teradu III Benget Manahan Silitonga
Pohan Hutabarat dengan alasan KPU selaku Anggota Komisi Pemilihan Umum
Tapanuli Tengah menolak melaksanakan Provinsi Sumatera Utara sejak putusan
Surat KPU Provinsi Sumatera Utara dibacakan;
untuk menindaklanjuti laporan 4. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras kepada
penggelembungan suara atas nama Teradu II Mulia Banurea, Teradu IV Herdiensi,
Rufinus Hotmaulana Hutauruk caleg Teradu V Ira Wirtati, Teradu VI Syafrial Syah,
DPR RI Sumut 2 dari Partai Hanura di dan Teradu VII Batara Manurung masing-
Kecamatan Sarudik, Badiri, Kolam, masing selaku Anggota Komisi Pemilihan
Lumut, Manduamas, dan Sorkam, yang Umum Provinsi Sumatera Utara sejak putusan
dilaporkan Erik Astrada Ritonga caleg dibacakan;
DPR RI Nomor Urut 2 Dapil Sumut 2 5. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras dan
dari Partai Hanura) Pemberhentian dari Jabatan Ketua kepada
Teradu VIII Famataro Zai selaku Ketua
Dalam petitumnya, para Teradu memohon merangkap Anggota Komisi Pemilihan Umum
kepada DKPP: Kabupaten Nias Barat sejak putusan dibacakan;
1. Menolak pengaduan Pengadu untuk 6. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras dan
seluruhnya; Pemberhentian dari Jabatan Divisi kepada
2. Menyatakan para Teradu tidak terbukti Teradu XII Nigatinia Galo selaku Anggota
melakukan pelanggaran Kode Etik Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Nias
Penyelenggara Pemilu; Barat sejak putusan dibacakan;
3. Merehabilitasi nama baik para Teradu dalam 7. Menjatuhkan Sanksi Peringatan Keras kepada
kedudukannya sebagai penyelenggara pemilu; Teradu IX Efori Zaluchu, Teradu X Markus
4. Apabila Dewan Kehormatan Penyelenggara Makna Richard Hia, dan Teradu XI Maranata
Pemilihan Umum berpendapat lain, mohon 23. Bila dibandingkan dengan Petitum Pengadu, amar Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019 angka 1 yang

memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex menyebut, “Mengabulkan Pengaduan Pengadu sebagian” justru menimbulkan pertanyaan, petitum Pengadu mana
yang tidak dikabulkan? Bukankah petitum Pengadu justru dikabulkan seluruhnya.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 105


Gulo masing-masing selaku Anggota Komisi Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan
Pemilihan Umum Kabupaten Nias Barat sejak Umum...”.
putusan dibacakan; “...Sikap dan pandangan Teradu III turut
8. Menjatuhkan Sanksi Peringatan kepada dibenarkan oleh Teradu I, II, IV, V, VI,
Teradu XIII Evi Novida Ginting Manik selaku dan Teradu VII dengan seketika pada saat
Anggota Komisi Pemilihan Umum sejak yang sama melakukan dan menyepakati
putusan dibacakan; untuk menindaklanjuti laporan dengan
9. Memerintahkan Komisi Pemilihan Umum memerintahkan kepada Teradu VIII s.d. Teradu
Republik Indonesia untuk melaksanakan XII melakukan pembukaan kotak suara guna
putusan ini paling lama 7 (tujuh) hari sejak melakukan kroscek data hasil rekapitulasi
dibacakan; dan tingkat Kecamatan (Formulir Model DAA1-
10. Memerintahkan Badan Pengawas Pemilu DPR dan DA1-DPR) dengan data hasil
Republik Indonesia untuk mengawasi penghitungan suara di TPS (Formulir Model
pelaksanaan Putusan ini. 24 C1-DPR) pada tiga kecamatan a quo. ......
Tindakan Teradu I s.d. Teradu VII menerima
Dalam Pertimbangan Hukumnya25, dikutip dan menindaklanjuti laporan dugaan
sejumlah Pendapat DKPP yang menjadi dasar pelanggaran pemilu tanpa uraian peristiwa
pengambilan Putusan, antara lain: secara spesifik dan konkret mengenai subjek
“...Respon cepat dan sigap yang maupun objek serta waktu dan tempat kejadian
ditunjukkan oleh Teradu III dalam yang didukung dengan alat bukti yang cukup
menanggapi setiap laporan dugaan merupakan tindakan yang melanggar prinsip
pelanggaran pemilu adalah prilaku yang baik profesional dan prinsip akuntabel”.
untuk memastikan penyelenggaraan pemilu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- “...Teradu III bersama Teradu I, II, IV, V, VI,
undangan guna menjamin terlindunginya dan Teradu VII mengesampingkan aspek
hak setiap warga negara dan pemangku formal dan prosedural yang telah lazim
kepentingan. Namun, sikap responsif dalam dalam penangan laporan dugaan pelanggaran
bertindak seharusnya tetap berada dalam yang berlaku pada sistem penegakan hukum.
standar yang patut menurut hukum dan etika. Dengan alasan pelayanan, laporan seketika
Menanggapi laporan dugaan pelanggaran ditindaklanjuti tanpa didukung dengan alat
kecurangan Pemilu yang disampaikan melalui bukti yang cukup. Pada sisi lainnya Teradu I
WhatsApp tanpa menyebutkan subjek, cara s.d. Teradu VII ketika dipanggil sidang oleh
perbuatan dilakukan, sarana yang digunakan, Bawaslu Provinsi Sumatera Utara sebagai
tempat kejadian, serta alat bukti yang dapat pihak dalam laporan dugaan pelanggaran
dikonfirmasi kebenarannya secara spesifik administrasi pemilu, Teradu I s.d. VII justru
merupakan sikap dan tindakan yang tidak mempersoalkan cara kerja penanganan laporan
sesuai pedoman kerja sebagaimana dimaksud dengan acara cepat tidak dihadiri dengan
Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2019 tentang alasan, sidang acara cepat tidak sesuai dengan
Rekapitulasi hasil Penghitungan Perolehan mekanisme dan prosedur menurut Perbawaslu
24. Berdasarkan fakta persidangan DKPP dan Pertimbangan Hukum Putusan Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019,
sesungguhnya tidak ditemukan kesalahan fatal dan berat yang dilakukan para Teradu, misalnya menerima uang,
Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelesaian
memilikihubungan khusus dengan pelapor Lamhot Sinaga, atau terlibat perkoncoan untuk memenangkan calon
anggota DPR tertentu, sehingga harus diberi Putusan sebagaimana Amar Putusan. Bahkan bila dicermati ke-10 Pelanggaran Administrasi Pemilu. Tindakan
amar putusan tersebut, amar putusan angka 3 terlihat berbeda dengan amar putusan lainnya. Pada amar putusan
ini ada kalimat, “Menjatuhkan Sanksi Peringatan Terakhir.....” kepada Teradu III. Padahal kalau dicermati fakta
persidangan dan pertimbangan hukum Putusan, tidak ditemukan ada fakta pelanggaran kode etik yang spesifik
Teradu I s.d Teradu VII sungguh menunjukkan
dan berat yang terbukti dilakukan Teradu III secara sendirian sehingga harus mendapatkan sanksi berbeda dan
lebih berat dengan Teradu lainnya. Putusan tersebut seolah berasal dari “fakta” lain di luar persidangan. Namun sikap ambigu yang begitu sangat responsif
sebelum Sidang Pembacaan Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019 tersebut memang sudah beredar
rumor bahwa DKPP akan menjatuhkan sanksi berat berupa pemberhentian tetap kepada Teradu I s/d Teradu VII.
Kemudian isu pemberhentian tetap berkembang menjadi hanya kepada Teradu I dan Teradu III, bahkan berubah
menangani dan melayani laporan Lamhot
25.
lagi menjadi hanya untuk Teradu III.
Berdasarkan Pertimbangan Hukum ini, Para Teradu banyak dipersalahkan karena langkah yang ditempuh Sinaga meskipun tidak didukung dengan alat
Para Teradu dan prosedur dalam menindaklanjutinya dinilai DKPP tidak bisa dipertanggungjawabkan. Aspek
substansial, yaitu hasil pencermatan/kroscek yang kemudian mengembalikan Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Perolehan suara kepada angka yang benar, sama sekali tidak disinggung dan dinilai. Jika aspek formal prosedural
bukti yang cukup tetapi pada sisi lainnya
menjadi hal penting dalam penegakan hukum dan etik pemilu maka penerapan aspek formal dan prosedural
tersebut semestinya tidak diberlakukan dengan standar ganda, namun diterapkan dan dinilai secara konsisten begitu tertutup memberikan pelayanan dan
dengan standar yang sama kepada semua pihak. “Menyalahkan” Para Teradu I s/d Teradu VII di Persidangan
DKPP karena langkah yang dilakukan dalam menangani laporan saudara Lamhot Sinaga dinilai tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara formal dan prosedural, maka semestinya juga ‘membenarkan” Teradu I s/d Teradu
dukungan terhadap pelaksanaan fungsi, tugas,
VII yang tidak menghadiri sidang acara cepat di Bawaslu Provinsi Sumut dengan alasan persidangan tersebut tidak
dijalankan sesuai aturan formal dan prosedural. dan wewenang Bawaslu dalam melakukan

Halaman // 106 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


pengawasan dan penegakan hukum pemilu hukum dan etika atas pelaksanaan perintah
yang secara nyata diberikan oleh peraturan atasan. Tindakan Teradu VIII s.d. Teradu XII
perundang-undangan. Semestinya Teradu I melaksanakan perintah atasan dapat dibenarkan
s.d. Teradu VII menghadiri panggilan sidang menurut hukum maupun etika sepanjang
acara cepat terkait laporan dugaan pelanggaran pelaksanaan perintah atasan dilengkapi data

KOMISI PEMILIHAN UMUM


administrasi pemilu yang menjadikan para dan informasi spesifik dan konkret mengenai
Teradu sebagai pihak terlapor. “....Penanganan subjek maupun objek serta didukung dengan
laporan yang tidak sesuai prosedur, Teradu alat bukti yang cukup. Tindakan Teradu

REPUBLIK INDONESIA
I s.d. VII sedang melakukan rekapitulasi VIII s.d. Teradu XII membuka kotak suara
penghitungan perolehan suara tingkat guna melaksanakan pemeriksaan dan
KPU Provinsi Sumatera Utara dan sedang kroscek data hasil rekapitulasi pada Formulir
melakukan supervisi ke KPU Deli Serdang, Model DA1-DPR dan DAA1-DPR tingkat
tidak sepatutnya menjadi alasan untuk tidak Kecamatan dengan Formulir Model C1-DPR
menghadiri panggilan sidang Bawaslu. Teradu Hologram atau Formulir Model C1-DPR
I selaku Ketua KPU Provinsi Sumatera plano, khususnya pada Kecamatan Lahomi,
Utara semestinya dapat mengkoordinasikan Kecamatan Mandrehe, dan Kecamatan Lolofitu
pembagian tugas anggota sesuai dengan Moi yang kemudian mengubah perolehan
divisinya masing-masing, termasuk menunjuk suara merupakan tindakan yang tidak dapat
salah satu anggota untuk menghadiri sidang dipertanggungjawabkan menurut hukum
acara cepat dugaan pelanggaran administrasi maupun etika. Bukti dokumen berupa fotokopi
pemilu. Setelah Bawaslu Provinsi memutus salinan Formulir C1-DPR hologram pada TPS
bahwa para Teradu terbukti secara sah Kecamatan Lahomi dan Kecamatan Mandrehe
dan meyakinkan melakukan pelanggaran dengan fotokopi hasil perubahan Formulir
administratif pemilu terkait prosedur, tata DA1-DPR pasca pembukaan kotak dan
cara, dan mekanisme dalam rekapitulasi hasil kroscek menyebabkan terjadinya perubahan
penghitungan perolehan suara, Teradu I s.d. perolehan suara tidak dapat ditelusuri dan
Teradu VII mengajukan permintaan koreksi dipertanggungjawabkan perubahannya.
kepada Bawaslu RI, namun tidak diregistrasi Perubahan perolehan suara dari Formulir
karena tidak memenuhi syarat administrasi Model C1-DPR ke Formulir Model DA1-DPR
sebagaimana diatur dalam Perbawaslu tidak terdekteksi secara pasti, terjadi di TPS
Nomor 8 Tahun2018 tentang Penyelesaian mana saja dengan pola modus suara tidak sah
Pelanggaran Administrasi Pemilihan Umum.26 dimasukkan menjadi suara sah serta modus
perpindahan suara antarpartai. ...”
“....Melaksanakan perintah atasan sepanjang
dapat dipertanggungjawabkan menurut “Teradu XIII membenarkan memimpin
hukum dan etik merupakan tindakan yang Rapat Rekapitulasi Hasil Penghitungan
wajib dilaksanakan oleh Teradu VIII s.d. Suara Tingkat Nasional saat pembacaan hasil
Teradu XII. Namun kewajiban melaksanakan rekapitulasi penghitungan perolehan suara
perintah atasan tidak serta merta bermakna tingkat KPU Provinsi Sumatera Utara. Teradu
menghilangkan sama sekali kebebasan Teradu XIII mempersilahkan Saksi Partai Politik,
VIII s.d. Teradu XII untuk mengambil pilihan- Bawaslu RI, KPU Provinsi Sumatera Utara,
pilihan tindakan dan perbuatan lain yang Bawaslu Provinsi Sumatera Utara, dan KPU
dapat dibenarkan menurut hukum dan etika. Kabupaten Nias Barat untuk menyandingkan
Oleh sebab itu, melaksanakan perintah atasan Formulir Model DB-1 dengan Formulir
tidak pula seketika membebaskan Teradu VIII Model DC-1 dengan mengacu pada Putusan
s.d. Teradu XII dari tanggung jawab hukum Acara Cepat Bawaslu Provinsi Sumatera
dan etika. Semuanya kembali pada ukuran Utara Nomor Register: 002/LP/PL/ADM/
26. Seperti sudah dijelaskan, KPU Provinsi Sumut tidak pernah mendapatkan informasi atau pemberitahuan terkait
status Permohonan Koreksi Putusan Bawaslu Provinsi Sumatera Utara Nomor Register 002/LP/PL/ADM/
PROV/02.00/V/2019. Perintah Teradu XIII
PROV/02.00/V/2019 yang diajukan ke Bawaslu RI. Informasi tersebut justru diketahui dalam Putusan DKPP
Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019. untuk melakukan kroscek data Formulir

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 107


Model DC1 dengan Formulir Model DB-1 Pokok Permohonan Pemohon
KPU Kabupaten Nias Barat merupakan Bahwa Pemohon, Anggota DPR RI Provinsi
tindakan simplifikasi permasalahan dan Sumatera Utara Daerah Pemilihan Sumatera
mengesampingkan Putusan Bawaslu a quo Utara II atas Rambe Kamarul Zaman, M.Sc.
yang memerintahkan untuk memperbaiki telah mendapatkan rekomendasi/izin dari Dewan
administrasi terkait tata cara prosedur dan Pimpinan Pusat Partai Golkar berdasarkan Surat
mekanisme rekapitulasi hasil perhitungan Partai Golkar Nomor: R-786/GOLKAR/V/2019
suara yang dituangkan dalam Formulir tentang Persetujuan Tertulis bagi Calon Persorangan
Model DB-1 yang ditetapkan pada tanggal Anggota DPR RI, DPRD Provinsi/DPRK, dan
5 Mei 2019 secara mutatis mutandis. .... DPRD Kabupaten/Kota/DPRK dalam satu partai
Teradu XIII tidak seharusnya mensimplifikasi politik yang sama dalam Perselisihan Hasil
proses kroscek data Formulir Model DC-1 Pemilihan Umum 2019 ke Mahkamah Konstitusi
dengan Formulir Model DB-1 tetapi turut untuk Sumatera Utara tertanggal 23 Mei 2019.
mendalami dan mengevaluasi mekanisme dan Dalam Pokok Permohonannya Pemohon
prosedur kerja yang menyebabkan timbulnya mendalilkan bahwa Perolehan Suara Partai Golkar
permasalahan dalam rekapitulasi pada tingkat untuk Dapil Sumut II Pemilu DPR Tahun 2019
adalah sebagaimana tabel berikut:
KPU Kabupaten Nias Barat hingga rekapitulasi
tingkat nasional.
Tabel 12.4. Perolehan Suara Partai Golkar dan
Pemohon di Dapil Sumut II
Sidang Perselisihan Hasil Pemilu (PHP) di
Mahkamah Konstitusi Nomor, Nama Perolehan Suara Keteraangan

Selain mengadukan KPU Provinsi Sumut, Partai, dan Calon Termohon Pemohon (Selisih)

KPU Kabupaten Nias Barat, dan Anggota KPU A.1


4.Partai GOLKAR 31.031 30.943
RI ke DKPP; Rambe Kamarul Zaman, melalui A.2
1. Rambe Kamarul Zaman, M.Sc. 52.441 54.450
Berkurang 2.009

DPP Partai Golkar juga mengajukan gugatan


suara

2. Lamhot Sinaga 53.398 53.346

Perselisihan Hasil Pemilu (PHP) di Mahkamah 3. Dr.drg.Regina Tetty Mary, M.Sc. 3.866 3.857

Konstitusi. Permohonannya bertanggal 23 Mei 4. Ir.Doli Sinomba Siregar 14.416 14.398

2019 dan diterima di Kepaniteraan Mahkamah 5. Zulfida Rangkuti 3.856 3.851

Konstitusi pada Jumat, 24 Mei 2019, pukul 00.02 6. Ir.Ahmad Husin Siregar, M.M. 9.253 9.250

WIB sebagaimana tercatat dalam Akta Pengajuan 7. Dr.Ir.Mombang Sihite, M.M. 19.319 19.317

Permohonan Pemohon Nomor 151-04-02/AP3- 8. Rumbung Pasaribu 2.011 2.008

DPR-DPRD/PAN.MK/2019 bertanggal 24 Mei 9. Benni Advis Daeli, S.E. 2.459 2.301

2019 dan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara 10. H.Aswin 45.061 46.063

Konstitusi pada hari Senin, tanggal 1 Juli 2019 pukul B Jumlah Suara Sah Partai Politik Dan Calon
(A.1 +A.2)
237.111 239.784

13.00 WIB dengan Nomor 173-04-02/PHPU.DPR-


DPRD/XVII/2019 sebagaimana diperbaiki dengan Pelanggaran Pemilihan Umum, pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa: dugaan pelanggaran yang disampaikan kepada
pengawas pemilu dalam bentuk informasi lisan, dan/atau informasi tertulis merupakan informasi awal. Ayat 2

Permohonan bertanggal 23 Mei 2019 yang diterima bagian (c): informasi dugaan pelanggaran yang disampaikan dalam bentuk; surat, pesan singkat melalui telepon,
faksimile, surat elektronik, atau di Situs resmi Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota. Bahwa tidak
netralnya Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dalam menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran dapat dilihat
di Kepaniteraan Mahkamah pada Kamis, 30 Mei juga dari adanya Laporan Pemohon (Saudara Rambe Kamarul Zaman) yang disampaikan tanggal 16 Mei 2019,
dan langsung ditindak lanjuti oleh Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dengan melakukan sidang pelanggaran

2019 pukul 20.12 WIB. Sebagai Termohon adalah administrasi sidang acara cepat pada tanggal 18 Mei 2019, yang terkesan dipaksakan karena pada hari tersebut
bukan pada hari kerja. Berkaitan dengan Tidak Profesional dan Tidak Netralnya Bawaslu Provinsi Sumatera
Utara tersebut, Pihak Terkait telah melaporkan hal tersebut ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.
KPU RI. Pemberi Keterangan Bawaslu RI dan Pihak Sebagai informasi tambahan, DKPP kemudian memang menyidangkan aduan Pihak Terkait tersebut dengan
Perkara Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019. Dalam perkara tersebut seluruh anggota Bawaslu Provinsi Sumut dan

Terkait adalah Calon Anggota DPR RI dari Partai seluruh anggota Bawaslu Kabupaten Nias Barat diadukan sebagai Teradu dan diduga melakukan pelanggaran kode
etik terkait prinsip adil, profesional, jujur, dan transparan dalam penanganan/penyelesaian Laporan Pelanggaran
Pemilu yang dilaporkan Pihak Terkait. Berdasarkan Putusan DKPP Nomor Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019
Golkar Dapil Sumut II Nomor Urut 2 atas nama Pihak Terkait mengadukan Para Teradu karena tidak menangani laporan pelanggaran aduan Pihak Terkait
sebagaimana mestinya. Bahwa Para Teradu juga diadukan telah melakukan kesalahan prosedural dalam menangani

Lamhot Sinaga.27 Laporan Pelanggaran Administrasi yang diadukan Rambe Kamarul Zaman karena dilakukan tidak pada hari kerja.
Dalam Putusan tersebut, juga terbaca perbedaan sikap di antara Para Teradu (Anggota Bawaslu Provinsi Sumut)
tentang Sidang Pelanggaran Administrasi dengan Acara Cepat terhadap laporan Rambe Kamarul Zaman. Namun
27. Sebagai Pihak Terkait dalam Persidangan PHP di MK, Lamhot Sinaga memberi Keterangan yang mengejutkan dalam Putusan DKPP Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019 yang dibacakan tanggal 13 Desember 2019 tersebut Para
bahwa Laporan Pengaduan Dugaan Penggelembungan Suara di 3 kecamatan di Kabupaten Nias Barat, Teradu seluruhnya mendapat Putusan Rehabilitasi. Putusan ini sangat kontras berbeda dengan Putusan kepada
sesungguhnya sudah terlebih dahulu dilaporkan/diadukan ke Bawaslu Provinsi Sumut via WhatsApp sebelum Teradu I s/d Teradu XIII dalam Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019. Ironisnya, dalam Perkara Nomor
dilaporkan ke KPU Provinsi Sumut. Sebagaimana dikutip dari Putusan MK Nomor 173-04-02/PHPU.DPR-DPRD/ 210-PKE-DKPP/VIII/2019 ini DKPP tidak mengundang/menghadirkan KPU, KPU Provinsi Sumut, dan KPU Nias
XVII/2019, Pihak Terkait antara lain menerangkan bahwa Bawaslu Provinsi Sumatera Utara tidak profesional Barat sebagai Pihat Terkait. Sementara dalam Perkara Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019, DKPP menghadirkan
dan tidak netral dalam menjalankan tugas dan wewenang dalam menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran Bawaslu, Bawaslu Provinsi Sumut, dan Bawaslu Kabupaten Nias Barat sebagai Pihak Terkait dalam Persidangan.
dan kecurangan. Laporan Pihak Terkait yang disampaikan tanggal 4 Mei 2019 melalui pesan whatsapp Padahal kedua perkara tersebut sungguhnya memiliki obyek peristiwa yang saling terkait. Para pihak yang terlibat
ditanggapi oleh Bawaslu Provinsi Sumatera Utara dengan mengirimkan surat melalui jasa POS pada tanggal di masing-masing perkara semestinya dihadirkan dalam setiap persidangan masing-masing perkara sehingga dapat
10 Mei 2019 dan diterima Pihak Terkait tanggal 22 Mei 2019, yang isi surat tersebut menyarankan Pihak Terkait dilakukan kroscek ke masig-masing pihak untuk mendapatkan fakta dan data yang lengkap dan akurat sebagai
membuat Laporan Tertulis sesuai Form B1 di Kantor Bawaslu Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan pada saat bahan pengambilan Putusan. Dalam Perkara Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019 DKPP justru mengundang
itu Rekapitulasi Perolehan Suara Secara Nasional telah selesai dilaksanakan. Seharusnya Bawaslu Provinsi Bawaslu sebagai Pihak Terkait, yang dalam Keterangannya Tertulisnya meringankan Bawaslu Provinsi Sumut
Sumatera Utara menjadikan laporan Pihak Terkait sebagai Bukti Awal adanya dugaan pelanggaran/kecurangan karena membenarkan bahwa Sidang Acara Cepat dapat dilakukan di hari kalender, berbeda dengan ketentuan yang
sebagaimana diatur dalam Perbawaslu Nomor 7 tahun 2018 tentang Penanganan Temuan dan Laporan ada Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2018 yang menyebut penanganan pelanggaran administrasi Pemilu dilakukan
dengan hari kerja. Lebih lengkapnya lihat dan baca Putusan DKPP Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019.

Halaman // 108 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Bahwa perbedaan perolehan suara
Pemohon Calon Anggota DPR-RI atas Bahwa pada intinya Pokok Permohonan
nama Rambe Kamarul Zaman terjadi di Pemohon adalah menjelaskan bahwa Putusan
Kabupaten Nias Barat, sebagaimana tabel Pelanggaran Administrasi Bawaslu Provinsi
berikut ini: Sumut Nomor Register: 002/LP/PL/ADM/
PROV/02.00/V/2019, yang dalam Pertimbangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Tabel 12.5. Perolehan Suara Partai Golkar dan Hukumnya antara lain menyebut bahwa “Produk
Pemohon di Kabupaten Nias Barat Hukum yang dihasilkan berupa perubahan DA-1

REPUBLIK INDONESIA
Perolehan Suara
Keterangan
dan DB-1 khusus Pemilihan DPR akibat terbitnya
Nomor, Nama Partai,
(Selisih)
Surat KPU Provinsi Sumatera Utara No.368/
PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 adalah produk hukum
dan Calon
Pemohon
Termohon
Rekap
yang cacat dan batal demi hukum”. Bahwa terhadap
(DB1 DPR)
DA1

A.1 4.. Partai GOLKAR 276 188


Putusan Bawaslu Sumatera Utara tersebut tidak
ditindaklanjuti oleh Termohon, di mana di dalam
A.2 1. Rambe Kamarul Zaman, M.Sc. 768 2.777 2.009 rapat pleno rekapitulasi perolehan suara nasional di
KPU RI dan rekapitulasi KPU Provinsi Sumatera
2. Lamhot Sinaga 186 134
Utara, Pemohon melalui Calon Anggota DPR-RI
atas nama Rambe Kamarul Zaman menyampaikan
keberatan atas tidak dilaksanakannya Putusan
3. Dr.drg.Regina Tetty Mary, M.Sc. 55 44

4. Ir.Doli Sinomba Siregar 107 90


Bawaslu Sumatera Utara namun tidak ada tanggapan
dari Termohon. Dalam Petitumnya Pemohon
5. Zulfida Rangkuti 25 21
memohon kepada Mahkamah untuk;
1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk
6. Ir.Ahmad Husin Siregar, M.M. 43 40
seluruhnya;
7.Dr.Ir.Mombang Sihite, M.M. 31 29 2. Membatalkan Keputusan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 987/PL.01.8-
Kpt/06/KPU/V/2019 tentang
8. Rumbung Pasaribu 15 12

9. Benni Advis Daeli, S.E. 435 278 Penetapan Hasil Penghitungan Suara
Pemilihan Umum Anggota
DPR RI Tahun 2019, bertanggal
10. H.Aswin 39 1.040

B
Jumlah Suara Sah Partai Politik Dan Calon
1.980 4.653
21 Mei 2019 dan Lampiran II.4
(A.1 +A.2)
Keputusan Komisi Pemilihan Umum a
quo, untuk Pemilihan Anggota DPR RI di
Bahwa mengenai selisih suara di atas, Pemohon Daerah Pemilihan Sumut II
mendalilkan terjadi pengurangan perolehan suara 3. Menetapkan hasil perolehan suara
Pemohon di 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Nias yang benar untuk Pemohon untuk
Barat sebanyak 2.009 suara sebagaimana Tabel pengisian keanggotaan DPR RI di
berikut ini: Daerah Pemilihan Sumut II, sebagai
berikut:
Tabel 12.6. Perolehan Suara Pemohon di
Kecamatan Lahomi, Mandrehe, dan Lolofitu Moi
Perolehan Suara Rambe Kamarul Zaman Selisih
Termohon Pemohon
Kecamatan (DB-1 Pasca (DA-1 DPR RI)
Pembongkaran Kotak Bukti DA-1
Suara) 3 Kecamatan

Kec.Lahomi 87 1.131 1.044

Kec. Lolofitu Moi 464 495 31

Kec. Mandrehe 64 998 934

Total 615 2.624 2009

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 109


Tabel 12.7. Perolehan Total Suara Pemohon di Tabel 12.8. Perolehan Suara Pemohon yang
Dapil Sumut II Benar Menurut Termohon
A.1 4.. Partai GOLKAR 30.943 PEROLEHAN SUARA MENURUT
NO. KECAMATAN
1. Rambe Kamarul Zaman, M.Sc. 54.450
Pemohon (Salah) Termohon (Benar)
2. Lamhot Sinaga 53.346
1 Kecamatan Lahomi 1.131 87
3. Dr.drg.Regina Tetty Mary, M.Sc. 3.857
2 Kecamatan Mandrehe 998 64
4. Ir.Doli Sinomba Siregar 14.398
3 Kecamatan Lolofitu Moi 495 2343
5. Zulfida Rangkuti 3.851
A.2 Jumlah 2.624 385
6. Ir.Ahmad Husin Siregar, M.M. 9.250

7. Dr.Ir.Mombang Sihite, M.M. 19.317

8. Rumbung Pasaribu 2.008


Sedangkan Perolehan Suara Pemohon yang
9. Benni Advis Daeli, S.E. 2.301
benar menurut Termohon untuk Pemilu DPR Dapil
10.H.Aswin 46.063 Sumut II adalah:
B Jumlah Suara Sah Partai Politik dan Calon 239.784

Tabel 12.9. Perolehan Suara Pemohon Pemilu


Jawaban Termohon DPR di Sumut Dapil II Menurut Termohon
Alat Bukti
Bahwa terkait Pokok Permohonan sebagaimana No Nama
Perolehan Suara Menurut
Termohon
Pemohon Termohon
disebut di atas pada intinya Termohon menyampaikan (SALAH) (BENAR)

keterangan dan bantahan sebagaimana telah 4. Partai Golkar 30.943 31.031

diuraikan di atas. 1 Rambe Kamarul Zaman 54.450 52.441

Bahwa dalil Pemohon yang menyatakan KPU


2 Lamhot Sinaga 53.346 53.346

Kabupaten Nias Barat telah terbukti secara sah dan


3 Dr. Drg. Regina Mary, Ms, 3.857 3.856

4 Ir. Doli Sinomba Siregar 14.398 14.416 Lampiran II.4


meyakinkan melakukan pelanggaran administrasi Keputusan KPURI
No. 987/PL.01.8-
5 Zulfida Rangkuti 3.851 3.856
pemilu, yaitu prosedur, tata cara, dan mekanisme 6 Ir. Ahmad Husin Siregar 9.250 9.253
Kpt/06/KPU/V/2019
(BUKTI T.001-
SUMUT II
dalam rekapitulasi hasil penghitungan perolehan 7 Dr. Ir. Mombang Sihite, M.M. 19.317 19.319
GOLKAR-173-04-
02)

suara tingkat KPU Kabupaten Nias Barat adalah 8 Rumbung Pasaribu 2.008 2.011

dalil yang tidak benar karena tidak sesuai fakta, 9 Benni Advis Daeli, S.E. 2.301 2.459

sebab fakta yang sebenarnya adalah: 10 H. Aswin 46.063 45.061

• KPU Kabupaten Nias Barat dalam Jumlah suara sah Partai politik 239.784 237.111

rangka melaksanakan perintah Undang-


Undang Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 18 Bahwa berdasarkan uraian di
huruf l melaksanakan tugas lain yang atas, terbukti bahwa dalil permohonan
diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/ Pemohon adalah dalil yang tidak
atau ketentuan peraturan perundang- berdasar dan beralasan menurut hukum,
undangan yang mana hasilnya adalah telah oleh karenanya haruslah ditolak.
ditemukan pelanggaran yang dilakukan
oleh Ketua dan Anggota PPK Kecamatan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 173-
Lahomi dan Kecamatan Mendrehe dengan 04-02/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019
sanksi pemberhentian; Dalam Pertimbangan Hukum Putusannya,
• bahwa berdasarkan hasil kroscek di 3 (tiga) setelah Mahkamah membaca keterangan dan
kecamatan terbukti terdapat penggelembungan/ mendengarkan kesaksian serta memeriksa bukti-
selisih suara pemohon sebelum dilakukan bukti yang diajukan oleh para pihak, Mahkamah
kroscek adalah 2.503 dan setelah dilakukan berpendapat:
kroscek menjadi 385 selisihnya/berkurang a. Bahwa terkait dengan dalil perolehan suara
2.118. Sehingga perolehan suara Pemohon Mahkamah memperoleh persandingan data
yang benar menurut Termohon untuk 3 sebagai berikut:
kecamatan di Kabupaten Nias Barat adalah Tabel 12.10. Persandingan Data formulir DA1.
sebagaimana tabel berikut ini: DPR dan DB1.DPR di 3 Kecamatan Kabupaten Nias
Barat

Halaman // 110 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Perolehan Suara Menurut Formulir DA1-DPR
DAA1-DPR dan formulir DA1-DPR) dengan
Kecamatan data hasil penghitungan suara di TPS (formulir
Pemohon Termohon Pihak Terkait C1-DPR), dan dalam hal ditemukan perbedaan
Lahomi 1.131 87 87 catatan penghitungan dan rekapitulasi suara
Lolofitu Moi 495 234 464 agar dilakukan koreksi/perbaikan dengan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Mandrehe 998 64 64 berpedoman pada ketentuan yang berlaku;
JUMLAH 2.624 385 615 d. Bahwa KPU Kabupaten Nias Barat
Perolehan Suara Menurut Formulir DB1-DPR pada 5 Mei 2019, yang masih

REPUBLIK INDONESIA
Kecamatan Pemohon Termohon Pihak Terkait
dalam tenggang waktu rekapitulasi
Lahomi 87 87 87
tingkat Kabupaten Nias Barat,
Lolofitu Moi 464 464 464
melaksanakan rekomendasi pembukaan kotak
Mandrehe 64 64 64
suara dan pencocokan dihadiri oleh saksi Partai
JUMLAH 615 615 615
Politik dan Bawaslu Kabupaten Nias Barat dan
Tabel di atas menunjukkan adanya dituangkan dalam Berita Acara Nomor 043/
perbedaan perolehan suara pada bukti HK.03.1-BA/1225/KPU-Kab/V/2019. Proses
formulir model DA1-DPR milik para pencocokan dilakukan oleh PPK masing-
pihak, sedangkan perolehan suara para masing kecamatan, kecuali Kecamatan
pihak dalam formulir model DB1-DPR Lolofitu Moi pencocokan digantikan oleh
terdapat kesesuaian. KPU Kabupaten Nias Barat di hadapan saksi
b. Bahwa Pemohon mendalilkan suara Pemohon dan Bawaslu karena PPK Kecamatan Lolofitu
di Kecamatan Lahomi seharusnya berjumlah Moi tidak hadir;
1.131 suara, Kecamatan Lolofitu Moi e. Bahwa hasil pencocokan, sebagaimana
berjumlah 495 suara, dan Kecamatan Mandrehe diterangkan Termohon yang
berjumlah 998 suara, sehingga total perolehan ditegaskan kembali dalam persidangan
suara Pemohon di 3 kecamatan tersebut oleh saksi Termohon yang bernama
berjumlah 2.624 suara, di mana terdapat selisih Nigatinia Gulo, menunjukkan
sebesar 2.009 suara dibandingkan dengan ketidaksesuaian perolehan suara Pemohon
jumlah perolehan suara yang ditetapkan oleh antara formulir DA1-DPR dengan formulir
Termohon dalam formulir DB1-DPR; C1-DPR di Kecamatan Lahomi, Kecamatan
c. Bahwa berdasarkan bukti berupa penjelasan Lolofitu Moi, dan Kecamatan Mandrehe,
kronologis, serta keterangan tertulis Bawaslu, yang terjadi karena Ketua dan Anggota PPK
pada saat proses rekapitulasi di tingkat Lahomi dan PPK Mandrehe melakukan
Kabupaten terdapat surat atau rekomendasi pelanggaran kode etik dan kode perilaku
dari KPU Provinsi Sumatera Utara melalui karena menambahkan perolehan suara
surat nomor 368/PL.02.4-SD/23/Prov/V/2019 pada hasil perolehan suara Pemohon,
bertanggal 4 Mei 2019 perihal adanya dugaan sehingga KPU Kabupaten Nias Barat
penambahan perolehan suara untuk Pemohon menjatuhkan sanksi kepada Ketua dan Anggota
kepada KPU Kabupaten Nias Barat yang PPK Lahomi dan Mandrehe;
didasari pada laporan dari Caleg DPR RI f. Bahwa selanjutnya PPK melakukan
Dapil Sumatera Utara II dari internal Partai koreksi dan perbaikan perolehan suara
Golkar atas nama Lamhot Sinaga (dalam Pemohon di 3 kecamatan tersebut dan
perkara ini berkedudukan sebagai Pihak dituangkan dalam formulir DB1-DPR dan
Terkait) perihal adanya tindak kecurangan hal ini dibenarkan oleh Termohon dalam
berupa penggelembungan suara yang terjadi di sidang pemeriksaan pada 25 Juli 2019 di
Kabupaten Nias Barat khususnya di Kecamatan mana Anggota KPU RI atas nama Evi Novida
Lahomi, Lolofitu Moi, dan Mandrehe. Ginting menegaskan kembali bahwa dalam
Bahwa surat atau rekomendasi KPU Provinsi hal ini KPU Kabupaten berwenang untuk
dimaksud adalah melakukan pencocokan data memerintahkan kepada PPK untuk melakukan
hasil rekapitulasi tingkat kecamatan (formulir pencocokan termasuk perbaikan perolehan

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 111


suara sepanjang masih dalam proses tahapan juga hadir dalam rekapitulasi tersebut tidak
rekapitulasi yang belum diselesaikan, namun menyatakan keberatan dan tidak memberikan
apabila proses rekapitulasi telah selesai rekomendasi;
dilaksanakan maka menjadi kewajiban KPU j. Bahwa setelah Mahkamah memeriksa
Provinsi untuk melakukan pengecekan tersebut bukti video yang diajukan oleh
g. Dengan demikian, menurut Mahkamah, Termohon [vide bukti T-043-SUMUTII-
telah terang dan jelas bahwa GOLKAR-173-04-02], Mahkamah
ketidaksesuaian perolehan suara dalam formulir menemukan fakta bahwa dalam video yang
DA1-DPR disebabkan karena pada saat memperlihatkan proses rekapitulasi hasil
pelaksanaan rekapitulasi di tingkat kecamatan penghitungan suara pada rapat pleno tingkat
terdapat proses perbaikan perolehan suara nasional untuk Provinsi Sumatera Utara yang
Pemohon yang pada akhirnya perolehan suara dipimpin oleh Anggota KPU RI yaitu Evi
dikembalikan sesuai dengan hasil pencocokan Novida Ginting Manik, di mana dalam rapat
dalam formulir C1-DPR hasil pencocokan; pleno tersebut saksi Partai Golkar atas nama
h. Bahwa berkenaan dengan adanya Agun Gunandjar mempertanyakan Proses
laporan Pelanggaran Administrasi di Rekapitulasi Hasil Penghitungan suara di
Bawaslu Provinsi Sumatera Utara yang KPU Kabupaten Nias Barat serta terkait
kemudian telah diputus pada 18 Mei 2019 dengan Putusan Penyelesaian Administrasi
dengan amar putusan yang pada pokoknya Cepat yang diputus oleh Bawaslu Provinsi
menyatakan bahwa KPU Provinsi Sumatera Sumatera Utara di mana dalam putusan
Utara dan KPU Kabupaten Nias Selatan tersebut dinyatakan bahwa KPU Provinsi
telah terbukti secara sah dan meyakinkan Sumatera Utara dan KPU Kabupaten Nias
melakukan pelanggaran administratif pemilu Barat telah terbukti secara sah dan meyakinkan
dalam proses pelaksanaan pembukaan dan melakukan pelanggaran administratif, namun
pencocokan suara dimaksud dan menyatakan Termohon dalam keterangannya menyatakan
bahwa perubahan DA1 dan DB1 khususnya tidak melakukan pelanggaran administrasi
untuk pemilihan anggota DPR akibat terbitnya pemilu dalam rekapitulasi hasil penghitungan
Surat KPU Provinsi Sumatera Utara No. 368/ perolehan suara tingkat kabupaten karena
PL.02.4-SD/23/Prov/V/2019 adalah produk yang dilakukan oleh KPU Nias Barat adalah
hukum yang cacat dan batal demi hukum, dalam rangka melaksanakan tugas lain yang
Termohon menyatakan menolak untuk diberikan oleh KPU Provinsi, di samping itu
melakukan putusan Bawaslu tersebut.28 menurut Pihak Terkait terdapat kejanggalan
i. Bahwa pada saat proses pembukaan dalam putusan Bawaslu mengingat pada saat
kotak suara dan pencocokan ulang rapat pleno pengesahan rekapitulasi perolehan
perolehan suara sampai dengan suara di tingkat Provinsi Sumatera Utara Dapil
perbaikan perolehan suara dan pencatatan Sumut II yang dihadiri juga oleh Bawaslu
dalam formulir DA1, berdasarkan Provinsi Sumatera Utara tidak ada keberatan
jawaban Termohon, keterangan Pihak dan tidak ada rekomendasi dari Bawaslu
Terkait, keterangan Bawaslu, keterangan Provinsi Sumut;
saksi, serta alat bukti [vide bukti k. Bahwa selanjutnya dalam bukti video yang
PK.3.25-4], diketahui bahwa seluruh diajukan oleh Termohon tersebut, berdasarkan
proses tersebut dilaksanakan atas arahan pimpinan rapat, saksi partai politik yang
sepersetujuan saksi partai politik peserta hadir termasuk saksi Partai Golkar, Bawaslu
Pemilu, yaitu Partai Hanura, Partai Golkar, RI, KPU Provinsi Sumatera Utara, Bawaslu
Demokrat, PAN, PKB, Nasdem, Gerindra, Provinsi Sumatera Utara, dan KPU Kabupaten
Garuda, serta saksi calon anggota DPD nomor Nias Barat melakukan penyandingan perolehan
23 dan nomor 31. Bawaslu Kabupaten yang suara pada formulir DB1-KPU Kabupaten Nias
28. KPU Provinsi Sumut tidak melaksanakan Putusan Bawaslu Provinsi Sumut, karena sedang mengajukan
Barat. KPU Provinsi Sumatera Utara dan KPU
Permohonan Koreksi Putusan Bawaslu Provinsi Sumut tersebut kepada Bawaslu RI.
Kabupaten Nias Barat menjelaskan bahwa

Halaman // 112 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


hanya ada 1 (satu) jenis formulir DB1-KPU oleh KPU Provinsi Sumut dan KPU Kabupaten Nias
yang telah ditandatangani oleh seluruh anggota Barat telah tepat dan benar.
KPU Kabupaten Nias Barat dan saksi partai
politik yang hadir pada rekapitulasi tanggal Penutup
5 Mei 2019. Formulir DB1-KPU Kabupaten Dari kasus penggelembungan perolehan suara

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Nias Barat yang telah disahkan tersebut juga Pemilu DPR Tahun 2019 di Kecamatan Lahomi,
telah dituangkan ke dalam formulir DC-1 KPU Mandrehe, dan Lolofitu Moi, Kabupaten Nias Barat,
Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara dapat diambil sejumlah

REPUBLIK INDONESIA
l. Bahwa dalam video tersebut saksi Partai Golkar pembelajaran kepemiluan, khususnya terkait tahapan
tidak menyampaikan dokumen lain sebagai rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.
pembanding dan menyampaikan bahwa Partai Pertama, walau sistem, prosedur, dan kapasitas
Golkar menerima Hasil Rekapitulasi KPU sumber daya pelaksanaan tahapan rekapitulasi
untuk Partai Golkar di Provinsi Sumatera Utara hasil penghitungan perolehan suara dari Pemilu ke
untuk Kabupaten Nias Barat dengan perolehan Pemilu semakin mendapatkan perbaikan, namun
suara yang telah sesuai dengan formulir DB1- penyimpangan atau kecurangan (election fraud)
KPU. Dalam video tersebut Saksi Partai dalam bentuk jalan pintas praktik penggelembungan
Golkar atas nama Agun Gunandjar Sudarsa perolehan suara dalam tahapan rekapitulasi hasil
menyatakan akan menyelesaikan persoalan penghitungan perolehan suara masih tetap terjadi. Hal
tersebut di internal partai. Sementara itu ini dapat dilakukan penyelenggara pemilu dan/atau
Bawaslu RI maupun Bawaslu Provinsi tidak peserta dan/atau pihak lain, baik secara secara sendiri-
menyampaikan keberatan ataupun catatan sendiri ataupun bersama-sama.
terkait hal tersebut. Kedua, dalam kondisi pelaksanaan rekapitulasi
m. Bahwa dalam persidangan pada 25 Juli 2019 hasil penghitungan perolehan suara Pemilu yang
Pemohon menjelaskan bahwa terdapat Putusan masih rentan dengan praktik election fraud,
DKPP terkait dugaan adanya pelanggaran penyelenggara pemilu harus responsif dan cekatan
administratif Pemilu yang dilakukan oleh dalam memonitor, mensupervisi, atau melakukan
KPU Provinsi Sumatera Utara dan KPU penanganan sesuai dengan aturan yang berlaku,
Kabupaten Nias Barat karena telah melakukan terhadap kerja jajarannya secara berjenjang untuk
keberpihakan terhadap salah satu calon memastikan tahapan rekapitulasi hasil penghitungan
anggota DPR dari Partai Golkar yang pada dan perolehan suara berlangsung sebagaimana
pokoknya mengabulkan laporan Pemohon seharusnya (genuine election). Apalagi kemudian
dan menjatuhkan sanksi kepada Ketua dan jika ada praktik penyimpangan atau kecurangan yang
Anggota KPU Provinsi serta Ketua dan terjadi, penyelenggara pemilu semestinya menjadi
Anggota KPU Kabupaten Nias Barat. Menurut pihak terdepan yang mencegah, menangani, dan
Mahkamah, hal tersebut hanyalah berkaitan menyelesaikannya. Hal itulah yang dilakukan KPU
dengan aspek prosedural dan tidak terkait Provinsi Sumut dan KPU Kabupaten Nias Barat dalam
dengan substansi permohonan pemohon yang merespons dan menindaklanjuti laporan atau aduan
mempermasalahkan terkait perolehan suara, Calon Anggota DPR Partai Golkar Dapil Sumut II
sehingga tidak relevan dengan dalil Pemohon; nomor urut 2 Lamhot Sinaga dalam Pemilu 2019.
Namun respons dan langkah cepat KPU Provinsi
Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, Sumut dan KPU Kabupaten Nias Barat tersebut justru
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 173-04-02/ dipermasalahkan pada aspek formal dan prosedural
PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 yang dibacakan pada oleh peserta yang merasa dirugikan dan penyelenggara
9 Agustus 2019, memutuskan Menolak Permohonan pemilu lainnya. Dalam pertimbangan hukum
Pemohon selain dan selebihnya. Dengan kata lain, Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019,
Mahkamah menilai bahwa prosedur dan langkah proses penanganan pengaduan yang dilakukan KPU
perbaikan perolehan Suara Partai Golkar Pemilu Provinsi Sumut terhadap laporan saudara Lamhot
DPR Dapil Sumut II, khususnya di Kecamatan Sinaga dipandang sebagai bukan kewenangan dan
Lahomi, Mandrehe, dan Lolofitu Moi yang dilakukan tugas KPU Provinsi Sumut, dan kalaupun diproses

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 113


KPU Provinsi Sumut semestinya dengan standar Ketiga, aspek prosedural penyelenggaraan
penanganan laporan sebagaimana yang berlaku pemilu adalah penting untuk tertib keteraturan
di Bawaslu. Padahal KPU Provinsi Sumut sudah penyelenggaraan pemilu, khususnya dalam tahapan
menjelaskan bahwa langkah yang dilakukan bukan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.
dalam konteks menjalankan kewenangan, tugas, dan Namun, di saat yang sama aspek prosedural
fungsi Bawaslu, tetapi dalam kerangka menjalankan semestinya juga tidak menjadi penghalang upaya
tugas konstitusional KPU Provinsi Sumut, yaitu, pemenuhan aspek substansial pemilu yakni,
“mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan memastikan kemurnian suara rakyat pemilih sejak dari
mengendalikan, penyelenggaraan pemilu yang TPS sampai dengan rekapitulasi hasil penghitungan
dilaksanakan oleh KPU Kabupaten/Kota”, perolehan suara di tingkat Nasional. Langkah KPU
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 15 huruf (c) Provinsi Sumatera Utara menerbitkan Surat Nomor
UU 7/2017 tentang Pemilihan Umum dan diatur 368/PL.02.4-SD/12/Prov/V/2019 tanggal 4 Mei 2019
dalam Pasal 20 huruf (c) PKPU Nomor 8 Tahun adalah bentuk pertanggungjawaban etik dan moral
2019 tentang Tata Kerja KPU, KPU Provinsi, dan KPU Provinsi Sumatera Utara yang mengupayakan
KPU Kabupaten/Kota, bahwa tugas konstitusional aspek prosedural dan substansial tetap terpenuhi
dalam mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan secara simultan dalam upaya memastikan tahapan
mengendalikan penyelenggaraan pemilu yang rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
dilaksanakan oleh KPU Kabupaten/Kota haruslah berjalan sebagaimana mestinya (genuine election).
dimaknai sebagai upaya memastikan berlangsungnya Langkah tersebut juga merupakan upaya KPU
penyelenggaraan Pemilu di tingkat kabupaten/kota, Provinsi Sumatera Utara guna memastikan prosedur
termasuk tahapan rekapitulasi hasil penghitungan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara secara
perolehan suara yang menerapkan norma dan prinsip berjenjang tidak tereduksi menjadi sekadar hanya
pemilu yang semestinya (genuine election), yakni proforma atau “business as usual” dan tereksklusi
transparan, akuntabel, akurat, dan senantiasa bersikap menjadi hanya milik saksi, bawaslu, dan KPU.
memedomani kode etik. Rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan
Dalam konteks ini, menjadi penting bagi perolehan suara semestinya menjadi proses yang
KPU untuk menyempurnakan regulasi yang benar-benar transparan untuk menguji setiap keluhan
lebih tegas sehingga menjadi pedoman sekaligus dan laporan yang mempersoalkan perolehan suara.
memayungi jajarannya dalam menangani laporan/ Hal ini sebagai bentuk akuntabilitas KPU untuk
aduan masyarakat yang dilaporkan langsung kepada mewujudkan rekapitulasi hasil penghitungan suara
KPU secara berjenjang, khususnya dalam tahapan yang memenuhi norma genuine election. Putusan MK
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara. Di Nomor 173-04-02/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019
sisi lain penyelenggara pemilu lainnya semestinya secara eksplisit dapat dimaknai sebagai pembuktian
juga tidak berpikir sempit dan ego sektoral, seolah bahwa apa yang telah dilakukan oleh KPU Provinsi
otoritas dan fungsi pembetulan dan perbaikan Sumut dan KPU Kabupaten Nias Barat adalah langkah
rekapitulasi penghitungan perolehan suara yang yang semestinya. Bilamana KPU Provinsi Sumatera
keliru dan/atau curang hanya dimiliki oleh lembaga Utara tidak menerbitkan Surat Nomor 368/PL.02.4-
penyelenggara pemilu tertentu. Upaya menjaga, SD/12/Prov/V/2019 tanggal 4 Mei 2019 dan di pihak
mengawal, dan mewujudkan tahap rekapitulasi lain Bawaslu Provinsi Sumut, Bawaslu Kabupaten
penghitungan perolehan suara pemilu yang Nias Barat tidak memproses Laporan saudara Lamhot
semestinya (genuine election) semestinya dilakukan Sinaga,29 bukankah secara hukum dan etik justru
secara sinergis dan kolaboratif. Inisiatif dan langkah KPU Provinsi Sumatera Utara telah melakukan
responsif yang dilakukan KPU semestinya dilihat pembiaran terhadap praktik kekeliruan dan/atau
sebagai pintu masuk untuk menguji dan memastikan kecurangan (election fraud) dalam Rekapitulasi Hasil
proses rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara penghitungan perolehan suara?
dan bahkan dijadikan penyelenggara lainnya sebagai
petunjuk awal menindaklanjutinya sesuai ketentuan
yang berlaku. Begitupun sebaliknya.
29. Lihat Putusan DKPP Perkara Nomor 210-PKE-DKPP/VIII/2019

Halaman // 114 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


(Catatan) 2. Jumlah angka 234 ini masih hanya jumlah
1. Jumlah angka 234 ini masih hanya jumlah rekapitulasi penghitungan suara dari Desa
rekapitulasi dari Desa Ambukha Kecamatan Ambukha Kecamatan Lolofitu Moi, sesuai
Lolofitu Moi, sesuai dengan hasil Pelaksanaan dengan hasil Pelaksanaan Putusan Bawaslu
Putusan Bawaslu Kabupaten Nias Barat 050/K. Kabupaten Nias Barat 050/K.BAWASLU-

KOMISI PEMILIHAN UMUM


BAWASLU-PROV.SU-13/PM.06.02/05/2019. PROV.SU-13/PM.06.02/05/2019. Kecamatan
Kecamatan Lolofitu Moi terdiri atas 8 desa, Lolofitu Moi terdiri atas 8 desa, setelah
setelah direkapitulasi dari 7 desa lainnya direkapitulasi dari 7 desa lainnya maka total

REPUBLIK INDONESIA
maka total perolehan suara Pemohon perolehan suara Pemohon untuk Kecamatan
untuk Kecamatan Lolofitu Moi adalah 464 Lolofitu Moi adalah 464 sebagaimana tertera
sebagaimana tertera pada formulir DB1.DPR. pada formulir DB1.DPR.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 115


PROBLEMATIKA
PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN,
DAN REKAPITULASI PENGHITUNGAN
SUARA DALAM PEMILU 2019 DI KALIMANTAN UTARA
Teguh Dwi Subagyo1
Tabel 13.1. Jumlah Kecamatan, Desa/
Wilayah Administratif, Jumlah TPS, dan Pemilih Kelurahan, TPS, dan Data Pemilih DPT pada Pemilu

P
DPT Pemilu 2019 di Provinsi Kalimantan Utara 2019 di Kalimantan Utara
rovinsi Kalimantan Utara terdiri atas 4 No.
Kabupaten/
Kota
Jumlah Kecamatan
Jumlah Desa/
Kelurahan
Jumlah TPS Jumlah Pemilih

(empat) kabupaten dan 1 (satu) kota, memiliki 1. Bulungan 10 81 436 95.633

53 (lima puluh tiga) kecamatan, dan 482 desa/ 2. Malinau 15 109 290 52.504

kelurahan. Nunukan merupakan wilayah kabupaten 3. Nunukan 19 240 757 132.739

yang paling banyak memiliki jumlah kecamatan dan 4. Tana Tidung 5 32 73 14.968

desa. Kota Tarakan merupakan wilayah yang paling 5. Kota Tarakan 4 20 630 154.264

banyak jumlah penduduknya. Sementara Kabupaten Total 53 482 2.186 450.108

Tana Tidung adalah wilayah kabupaten dengan Sumber: KPU Kalimantan Utara
jumlah penduduk paling sedikit di Kalimantan
Utara dan bahkan di Indonesia. Kabupaten Malinau Karakteristik wilayah Kalimantan Utara
memiliki wilayah yang paling luas di Kalimantan yang secara langsung maupun tidak langsung
Utara karena memiliki lebih separuh dari wilayah. mempengaruhi proses pelaksanaan Pemilu 2019
adalah sebagai berikut:
Gambaran mengenai wilayah dan tata ruang 1. Memiliki beberapa pulau dan wilayah
kabupaten dan kota yang ada di Kalimantan Utara kecamatan/desa yang belum dapat dijangkau
dapat dilihat pada Gambar 1 dan Tabel 13.1 berikut dengan transportasi darat dan harus
ini: menggunakan moda transportasi air dengan
Gambar 13.1. Peta Wilayah Kabupaten/Kota di speedboat melalui sungai dan laut ataupun
Provinsi Kalimantan Utara pesawat terbang perintis. Kondisi ini sangat
mempengaruhi pelaksanaan tahapan pemilu,
antara lain dalam hal distribusi logistik,
bimbingan teknis, maupun supervisi;
2. Beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten
Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten
Bulungan, serta Tana Tidung masih memiliki
kendala berupa ketersediaan jaringan
telekomunikasi yang terbatas. Kondisi ini
sangat berpengaruh pada proses rekapitulasi,
apalagi dalam penerapan e-rekap pada masa
yang akan datang;
3. Berbatasan langsung dengan negara tetangga,
yaitu Malaysia, yang sangat berpotensi
Sumber: Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara terjadinya mobilisasi pemilih, khususnya
yang terjadi di wilayah Kabupaten Nunukan
1. Divisi Teknis Penyelenggaraan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Utara

Halaman // 116 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


dengan pintu awal masuk transit melalui Kota namun mempunyai akses yang sangat mudah ke
Tarakan. Kondisi ini juga akan berdampak pada negara tetangga Malaysia dengan transportasi darat.
penurunan akurasi data pemilih yang secara Sebagian besar penduduknya bahkan memiliki
tidak langsung berdampak pada turunnya armada mobil yang cukup berkelas seperti Toyota
tingkat partisipasi pemilih; Hilux yang mereka dapatkan dari negara Malaysia
4. Sebagian desa di Kabupaten Bulungan, dengan harga jauh lebih murah daripada harga di

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau, Indonesia. Dengan armada tersebutlah masyarakat
dan Kabupaten Nunukan memiliki jumlah Krayan menjual hasil pertanian, utamanya padi/

REPUBLIK INDONESIA
penduduk yang sangat sedikit sehingga beras ke negeri seberang. Wilayah kecamatan
desa-desa tersebut hanya memiliki 1 TPS dengan akses terbatas secara lengkap dapat dilihat
dalam setiap pemilu/pemilihan. Kondisi pada Tabel 13.2 berikut ini:
ini menyulitkan dalam pembentukan
penyelenggara adhoc karena terbatasnya Tabel 13.2. Wilayah Kecamatan di Kabupaten
jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang Nunukan dan Malinau dengan Akses Terbatas
memadai; No. Kabupaten/Kecamatan
Akses dari Ibukota
Keterangan
Kabupaten
5. Terdapat beberapa TPS di desa-desa terpencil,
namun lokasinya dekat dengan konsentrasi
1. Nunukan

karyawan di camp perusahaan, yang berpotensi - Krayan Hanya dengan pesawat Jadwal tidak tetap, sangat tergantung

memerlukan pelayanan sebagai pemilih - Krayan Tengah


- Krayan Barat
perintis, dengan waktu tempuh
1 jam
kondisi cuaca (pegunungan) dan berlaku
skala prioritas penumpang, karena jumlah

pindahan;
- Krayan Timur kursi (seat) terbatas
- Krayan Selatan

6. Memiliki sejarah konflik antaretnis, yang


- Lumbis Ogong Melalui sungai, dengan waktu Tidak ada angkutan reguler, harus carter
- Lumbis Pansiangan tempuh 4-14 jam yang sangat mahal
- Lumbis Hulu
potensial akan muncul jika terjadi persoalan - Sembakung Ada beberapa desa yang harus
kecurangan ataupun pelanggaran lain di dalam dijangkau melalui perjalanan
sungai dari pusat kecamatan

tahapan pemilu. 2. Tana Tidung

Kondisi sebagian masyarakat Kalimantan - Tana Lia Melalui laut dan sungai, waktu
tempuh 2 jam

Utara yang berada di pedalaman dengan keyakinan


adat yang kuat, namun kualitas sumberdaya 3. Malinau

manusianya sebagian masih tertinggal, tentu sangat


- Kayan Selatan Dengan pesawat perintis 1 jam Jadwal tidak tetap, sangat tergantung
rentan dalam mendapatkan pelayanan menggunakan - Kayan Hulu
- Kayan Hilir
dari Malinau kondisi cuaca (pegunungan). Berlaku
skala prioritas penumpang, karena seat

hak pilihnya secara maksimal dalam Pemilu. - Sungai Boh


- Pujungan Menggunakan longboat dan/
terbatas
-Kecamatan Pujungan harus dijangkau
Masyarakat adat termasuk sebagai warga berhak - Bahau Hulu
- Mentarang Hulu
atau ketinting (perahu tempel) melalui jalan darat selama 3,5 jam
dilanjutkan dengan longboat menyusuri

pilih yang rentan karena tiga hal. Pertama, karena


- Sungai Tubu sungai selama sehari semalam (harus
menginap) di perjalanan.
-Kecamatan Bahau Hulu dilanjutkan
tempat tinggalnya yang jauh, terisolir, berpindah- dengan menggunakan perahu tempel
kurang lebih selama 3 jam dari Pujungan.

pindah, atau karena ketiganya sehingga mereka -Mentarang Hulu menggunakan


longboat selama 8 jam dari Malinau

sulit diakses. Kedua, karena kekuasaan hukum


(sudah dibangun jalan darat namun
aksesnya belum layak).
-Sungai Tubu dengan longboat selama
publik yang tidak mengakui bahkan mengambil 12 jam (sudah dibangun jalan darat
namun aksesnya belum layak).

kepemilikan dari tanah adat (ulayat) yang dimiliki Sumber: KPU Kabupaten Nunukan, Tana Tidung dan Malinau
secara kolektif oleh masyarakat adat. Ketiga, karena
konsep internal keyakinan masyarakat adat.2 Data Pemilih dan Pengguna Hak Pilih di Desa
Dari jumlah total 53 kecamatan yang ada di dengan 1 TPS dan di TPS Terpencil
Kalimantan Utara, terdapat beberapa kecamatan Terdapat 4 (empat) kabupaten yang memiliki
yang aksesnya sangat terbatas, hanya dapat dilalui beberapa desa dengan hanya 1 TPS, yaitu Kabupaten
lewat jalur laut dan sungai, bahkan ada sebagian Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan,
yang hanya dapat dijangkau menggunakan pesawat dan Kabupaten Tana Tidung. Secara lengkapnya
dari ibukota kabupaten. Lima kecamatan di Krayan dapat dilihat pada Tabel 13.3 berikut ini:
dan sekitarnya merupakan wilayah yang cukup
unik karena hanya dapat diakses melalui jalur
pesawat dari Nunukan dengan frekuensi terbatas,
2. Kata Pengantar Titi Anggraini, Direktur Eksekutif Perludem dalam Buku Perlindungan Hak Memilih Warga di
Pemilu 2019 dan Keterwakilan Perempuan di Lembaga Penyelenggara Pemilu, Halaman vii

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 117


3 Malinau 6 1.208 233 962 106

Tabel 13.3. Data Pemilih dan Pengguna Hak 4 Nunukan 3 534 367 421 10

Pilih pada Desa dengan 1 TPS di Kalimantan Utara Sumber: KPU Kabupaten se-Kaltara dan http://pemilu2019.
14 3.476 1.016 1.925 206

dalam Pemilu 2019 kpu.go.id


Jumlah
Jumlah Pemilih Rerata Jumlah
Jumlah Partisipasi
No. Kabupaten Pemilih Terkecil DPT per Pengguna
Desa 1 TPS Pemilih (%)

Problematika Pemungutan dan Penghitungan


DPT dalam 1 TPS Hak Pilih
TPS

Suara di Kalimantan Utara


1 Bulungan 23 4.182 56 182 3.467 82.90

2 Tana Tidung 13 2.372 92 183 2.122 89.46

3 Malinau 60 8.033 41 134 6.459 80.41 Persoalan Kepastian dan Kesesuaian Regulasi
4 Nunukan 183 20.141 22 110 18.917 93.92 Sebelum Hari Pemungutan Suara
279 34.728 125 30.965 89.16
Menjelang pemungutan suara, penyelenggara
Sumber: KPU Kabupaten Kota se-Kaltara dan http://
adhoc di Kalimantan Utara cukup dirisaukan
pemilu2019.kpu.go.id
dengan kebijakan penetapan DPT Pemilu 2019 yang
Secara lebih spesifik lagi, berikut disajikan diperpanjang beberapa kali. Terakhir pada 12 April
jumlah TPS sebagaimana disajikan pada Tabel 13.3 2019 masih dilakukan rapat pleno penetapan Daftar
di atas yang jumlah pemilihnya kurang atau sama Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Ke-3 (DPTHP-3).
dengan 100. Keterlambatan tahapan pemutakhiran data pemilih
berdampak terhadap kepastian jumlah DPT, DPTb,
Tabel 13.4. Desa 1 TPS dengan Pemilih dan DPK yang tentu sangat mempengaruhi proses
sampai dengan 100 Orang di Kalimantan Utara penyiapan dan distribusi surat suara di setiap TPS.
dalam Pemilu 2019 Kondisi ini juga mempengaruhi persiapan menjelang
No. Kabupaten
Jumlah TPS dengan Ʃ Pemilih.. hari-H karena KPU Kabupaten/Kota sudah harus
1 Bulungan
≤ 50
-
51- 100
3
fokus untuk memastikan penguasaan penyelenggara
2 Tana Tidung - 2 adhoc dalam teknis pemungutan dan penghitungan
3 Malinau 2 19 suara.
4 Nunukan 27 79
Regulasi yang mengatur jumlah surat suara per
29 103

Sumber: KPU Kabupaten se-Kalimantan Utara, diolah


TPS, yang berubah juga sempat membingungkan.
oleh Penulis
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam
Terdapat 14 TPS di Provinsi Kalimantan Utara Pemilihan Umum pada Pasal 21 ayat (2) menyatakan
yang jumlah pemilih dalam DPT-nya kecil dengan bahwa jumlah surat suara sama dengan jumlah pemilih
posisi jauh dari desa/TPS lain, namun jumlah pemilih
yang tercantum di dalam DPT dan DPTb ditambah
dalam DPTb yang terdaftar sebelum hari pemungutan
cukup besar karena lokasinya berdekatan dengan dengan 2% (dua persen) dari DPT sebagai cadangan.
konsentrasi karyawan di camp perusahaan. Kondisi Ditambah fakta bahwa pada April 2019, penyusunan
tersebut ditemukan di Kabupaten Bulungan yang DPT, DPK, dan DPTb masih berlangsung disertai
terdiri atas 4 TPS, yaitu TPS 4 Desa Sajau, TPS 3 dengan adanya wacana akan mengatur pendirian
Desa Mangkupadi, TPS 2 Desa Tanah Kuning, dan TPS berbasis DPTb, yang semakin menguatkan
TPS 5 Desa Antutan. Di Kabupaten Tana Tidung pemahaman penyelenggara bahwa surat suara akan
terdapat TPS 2 Desa Menjelutung; sementara di dipenuhi sesuai bunyi Pasal 21 ayat (2) PKPU
Kabupaten Malinau terdapat 6 TPS, yaitu TPS 1 tersebut. Norma yang diatur dalam PKPU 3 Tahun
Desa Long Pada, TPS 1, 2, dan 3 Desa Long Loreh,
2019 tersebut sebenarnya sesuai dengan amanat
serta TPS 1 dan 2 Desa Sengayan. Kemudian di
Kabupaten Nunukan terdapat 3 TPS, yaitu TPS 1, UU 7/ 2017 tentang Pemilihan Umum, khususnya
2, dan 3 Desa Tepian. Rekapitulasi data seluruh TPS Pasal 350 ayat (3), yaitu bahwa jumlah surat suara
dimaksud dapat dilihat dalam Tabel 13.5 berikut ini: di setiap TPS sama dengan Pemilih yang tercantum
di dalam daftar pemilih tetap dan daftar pemilih
Tabel 13.5. DPTb TPS Terpencil yang tambahan ditambah dengan 2% (dua persen) dari
Lokasinya Berdekatan dengan Camp Perusahaan daftar pemilih tetap sebagai cadangan.
Jumlah Total DPTb Pengguna Hak Pengguna Hak
Kemudian aturan tersebut mengalami
perubahan dalam Peraturan KPU Nomor 9 Tahun
No. Kabupaten Jumlah TPS
DPT Terdaftar Pilih DPT Pilih DPTb

1 Bulungan 4 627 258 458 90 2019 yang merupakan perubahan PKPU Nomor
2 Tana Tidung 1 107 158 84 0
3/2019. Dalam pasal 21 ayat (2) PKPU perubahan

Halaman // 118 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


tersebut dijelaskan bahwa surat suara sebagaimana pergi jauh ke TPS yang terdekat.
dimaksud pada ayat (1) yang digunakan untuk Terkait ketentuan mengenai batasan waktu
melayani pemilih yang tercantum dalam DPT, pemilih dalam DPTb untuk melapor sehingga dapat
DPTb, dan untuk DPK sepanjang masih tersedia diberikan kesempatan memilih di TPS lain, terjadi
surat suaranya. Pasal dan ayat ini sudah tidak lagi multitafsir. Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2019
mengatur berapa alokasi jumlah surat suara yang tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam

KOMISI PEMILIHAN UMUM


harus disediakan setiap TPS. Pemilihan Umum pada Pasal 8 ayat (5) menyatakan:
Pengaturan jumlah surat suara per TPS “Dalam hal Pemilih sebagaimana dimaksud pada

REPUBLIK INDONESIA
tertuang di dalam Surat Keputusan KPU RI ayat (1) memberikan suara di TPS lain atau TPSLN,
Nomor: 600/HK.03.1-Kpt/07/KPU/III/2019 tentang Pemilih wajib melapor kepada PPS tempat asal
Perubahan atas Keputusan Komisi Pemilihan Umum memilih untuk mendapatkan formulir Model A.5-
Nomor 999/HK.03.1-Kpt/07/KPU/VII/2018 tentang KPU dengan menunjukkan KTP-el atau identitas
Kebutuhan dan Spesifikasi Teknis Perlengkapan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Dalam Tabel 1 (3), dan/atau salinan bukti telah terdaftar sebagai
Lampiran 1 Keputusan KPU ini, pada huruf A angka Pemilih dalam DPT di TPS tempat asal memilih
2 disebutkan bahwa kebutuhan surat suara adalah: menggunakan formulir Model A.A.1-KPU, dan
masing-masing sejumlah pemilih di DPT ditambah melaporkan pada PPS atau PPLN tempat tujuan
2% (dua persen) dari jumlah pemilih DPT sebagai memilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
cadangan dari setiap jenis surat suara di setiap hari Pemungutan Suara”.
TPS. Aturan ini berbeda dengan perintah undang- Kemudian dalam Peraturan KPU 9/2019,
undang dan peraturan KPU. Kesimpangsiuran ini pengaturannya diubah sebagai berikut: “Dalam
membingungkan penyelenggara di lapangan, di satu hal Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sisi KPU melakukan perpanjangan pemutakhiran memberikan suara di TPS lain atau TPSLN, Pemilih
data pemilih diikuti dengan wacana untuk pengadaan wajib melapor kepada PPS tempat asal memilih
surat suara bagi pemilih DPTb dan DPK, namun untuk mendapatkan formulir Model A.5KPU dengan
menjelang hari pemungutan suara ada perubahan menunjukkan KTP-el atau identitas lain sebagaimana
peraturan bahwa alokasi surat suara setiap TPS hanya dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3), dan/atau salinan
untuk pemilih dalam DPT ditambah 2% dari jumlah bukti telah terdaftar sebagai Pemilih dalam DPT
DPT sebagai cadangan. Akibatnya ada kepanikan di TPS tempat asal memilih menggunakan formulir
yang cukup serius di daerah yang terpencil, dengan Model A.A.1-KPU, dan melaporkan pada PPS
DPT kecil, namun pemilih DPTb yang sudah atau PPLN tempat tujuan memilih paling lambat 7
terdaftar sebelum hari pemungutan suara sudah (tujuh) hari sebelum hari Pemungutan Suara”.
cukup besar, bahkan ada yang melebihi jumlah DPT Perubahan batasan waktu menjadi paling
di TPS tersebut sebagaimana disajikan dalam Tabel lambat 7 (hari) sangat menyulitkan dalam
4 dan 5. Posisinya yang sangat jauh menyebabkan implementasinya. Hal tersebut disebabkan bahwa
tidak memungkinkan untuk memindahalokasikan dasar pemberian perpanjangan waktu pelaporan
DPTb tersebut ke TPS lain. pindah memilih mengacu pada putusan Mahkamah
Perpanjangan masa penetapan DPT, Konstitusi (MK) Nomor 20/PUU-XVII/2019
perubahan regulasi alokasi surat suara per TPS, tanggal 28 Maret 2019, yang menyatakan bahwa
serta wacana pembentukan TPS berbasis DPTb frasa “paling lambat 30 (tiga puluh) hari” dalam
sangat berpengaruh dalam perencanaan pengadaan Pasal 210 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
dan distribusi logistik, khususnya bagi Kabupaten 2017 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara
Nunukan dan Malinau yang memiliki beberapa Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182 dan
kecamatan dengan akses yang sangat dibatasi oleh Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
alam serta ketersediaan moda transportasi yang Nomor 6109) bertentangan dengan Undang-Undang
ada sebagaimana tersaji dalam Tabel 2. Beruntung, Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
realitasnya pada hari pemungutan suara, beberapa tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara
TPS hanya sebagian kecil pemilih DPTb yang hadir bersyarat sepanjang tidak dimaknai “paling lambat
menggunakan hak pilihnya, khususnya pemilih 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan
DPTb yang berasal dari camp perusahaan yang lebih suara kecuali bagi pemilih karena kondisi tidak
memilih untuk tetap berada di camp, daripada harus terduga di luar kemampuan dan kemauan pemilih

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 119


karena sakit, tertimpa bencana alam, menjadi pada Pemilu Serentak 2019, karena keputusan untuk
tahanan, serta karena menjalankan tugas pada pengadaan asuransi ditetapkan oleh KPU Pusat,
saat pemungutan suara ditentukan paling lambat 7 berdasarkan pertimbangan kecukupan anggaran
(tujuh) hari sebelum hari pemungutan suara”. dari APBN.3 Di wilayah perkotaan seperti di Kota
Pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Tarakan pun masih ditemukan kendala dalam
putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 20/ mencari warga yang bersedia menjadi petugas KPPS.
PUU-XVII/2019 tersebut tidak ditegaskan dalam isi Kondisi di atas menyebabkan perekrutan KPPS yang
pasal dan ayat PKPU 9/2019 ataupun dalam petunjuk tidak berkualitas karena banyak anggota KPPS yang
teknis yang lainnya. Sehingga sebagian masyarakat cukup senior sehingga tingkat penyerapannya dalam
dan bahkan penyelenggara meyakini bahwa setiap bimtek sangat rendah. Pun dengan terpaksa sebagian
pemilih mempunyai kesempatan untuk pindah anggota KPPS yang diragukan netralitasnya terpaksa
memilih sampai dengan 7 (tujuh) hari sebelum diambil. Sebagian besar anggota KPPS adalah
pemungutan suara. Kondisi ini cukup merepotkan pengurus RT yang karena posisinya sangat strategis
akibat terjadinya antrean di kantor KPU Kabupaten/ sering dimanfaatkan sebagai agen bagi partai politik
Kota oleh pemilih yang baru menyadari bahwa atau peserta pemilu, namun secara administratif
mereka belum mengurus dokumen pindah memilih. tidak ada dokumen yang membuktikan keterlibatan
Terhadap hal ini, penjelasan KPU Kabupaten/Kota mereka dengan partai politik atau peserta pemilu.
adalah bahwa batasannya mengacu pada putusan Petunjuk teknis dalam pemungutan dan
Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 20/PUU- penghitungan suara terlambat diterbitkan, sementara
XVII/2019. Namun pemilih yang sudah membaca masih ada beberapa persoalan yang belum secara
isi PKPU pun tetap melakukan protes. tegas diatur di dalam peraturan KPU. Salah satu
Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2019 tentang yang dikhawatirkan menjadi persoalan pada 17 April
tahapan, program dan jadwal pemilu menyatakan 2019 adalah bagaimana jika terjadi kekurangan
bahwa masa kerja KPPS ditetapkan mulai 12 April surat suara di TPS pada saat sedang berlangsung
2019 atau hanya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Pasal 228 Peraturan KPU 9/2019
pemungutan suara. Jadwal pembentukan KPPS yang merupakan perubahan PKPU 3/2019 tentang
dalam Pemilu 2019 tersebut memberikan waktu Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pemilu
yang sangat mepet. Dengan demikian, KPPS baru hanya mengatur pemenuhan kekurangan surat
dapat bertugas dan mendapat bimbingan teknis suara di desa yang hanya terdapat 1 TPS, dengan
setelah dikukuhkan pada tanggal 12 April tersebut. mengambil kelebihan surat suara dari TPS di desa/
Sementara pada tanggal tersebut, KPPS sudah kelurahan terdekat; tidak mengatur bagaimana jika
mempunyai tugas untuk membagikan formulir C6 terjadi kekurangan surat suara di wilayah desa/
kepada setiap pemilih. KPPS sudah tidak memiliki kelurahan yang jumlah TPS-nya lebih dari satu.
cukup waktu untuk dapat memahami secara tuntas Kemudian bagaimana pelayanan terhadap pemilih
bagaimana teknis pemungutan dan penghitungan yang terdaftar dalam DPT, namun tidak membawa
suara yang benar. Kondisi demikian sangat terasa di KTP-el pada saat datang ke TPS.
wilayah desa terpencil dengan jumlah dan kualitas Dua persoalan tersebut baru terjawab dengan
sumberdaya manusia yang sangat terbatas. terbitnya Surat Edaran Bersama KPU dengan Bawaslu
Kompleksitas pemilu akibat tambahan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
pemilihan presiden dan wakil presiden dengan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS,
honorarium yang cukup kecil untuk ukuran yang diterbitkan pada 16 April 2019 dan langsung
wilayah Kalimantan Utara, menyebabkan sulitnya disebarluaskan pada menjelang tengah malam.
melakukan pembentukan KPPS. Berdasarkan hasil Terbitnya surat edaran bersama tersebut merupakan
penelitian Perludem besaran honor KPPS dinilai solusi bagi penyelenggara di bawah untuk menjawab
oleh KPUD terlampau sedikit dan tak sesuai dengan persoalan-persoalan yang berpotensi timbul. Namun
beban kerja KPPS pada Pemilu Serentak 2019. karena keterlambatan penerbitannya, penyampaian
Bahkan semestinya, ada asuransi kesehatan dan kepada KPPS agar benar-benar memahami, menjadi
jiwa bagi penyelenggara adhoc. Pada Pemilihan tidak maksimal.
Gubernur Lampung 2018, asuransi kesehatan dan
jiwa diberikan kepada penyelenggara pemilu adhoc.
Namun, asuransi yang sama tidak dapat diberikan 3. Ramadhanil, Fadli 2019, Evaluasi Pemilu Serentak 2019: Dari Sistem Pemilu ke Manajemen Pemilu, halaman 51

Halaman // 120 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Problema Kondisi Geografis dan Keterbatasan (seat) serta daya angkut sangat terbatas. Sementara
Sumberdaya Manusia pada 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Nunukan,
Kabupaten Nunukan dan Malinau merupakan yaitu Kecamatan Lumbis Ogong, Kecamatan
wilayah yang memiliki persoalan yang cukup Lumbis Pan Siangan dan Kecamatan Lumbis Hulu
signifikan karena kondisi geografis serta banyaknya serta 4 (empat) kecamatan di Kabupaten Malinau
jumlah desa dalam wilayah tersebut. Jumlah desa di yaitu Kecamatan Pujungan, Kecamatan Bahau Hulu,

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Kabupaten Nunukan adalah 240 buah dan sebanyak Kecamatan Mentarang Hulu, dan Kecamatan Sungai
183 di antaranya (lebih dari tiga perempat) wilayah Tubu harus melalui perjalanan cukup lama melalui

REPUBLIK INDONESIA
jumlah penduduknya sangat sedikit sehingga hanya sungai, dengan risiko tinggi terhadap keselamatan
dibuat 1 buah TPS saja pada desa-desa tersebut. penumpang dan keutuhan logistik, apalagi beberapa
Sedangkan Kabupaten Malinau dengan jumlah desa sungai memiliki jeram yang cukup berbahaya.
sebanyak 109, terdapat 60 desa (lebih dari separuh) Distribusi logistik melalui pesawat udara harus
dengan hanya 1 TPS di setiap desa tersebut. didahului koordinasi dengan otoritas perhubungan
Persoalan mulai dirasakan dalam pembentukan udara, untuk memastikan mendapatkan alokasi
penyelenggara adhoc, khususnya dalam pembentukan tempat sehingga dapat diprioritaskan sesuai jadwal
PPS dan KPPS. Bukan persoalan yang mudah untuk tahapan pemilu. Sementara distribusi logistik
membentuk PPS dan KPPS di sebuah desa dengan melalui sungai harus menyewa perahu/longboat
jumlah DPT-nya di bawah 100 orang dan bahkan yang berbiaya mahal dan harus memperhitungkan
terdapat 2 desa di kabupaten Malinau dan 27 desa di kondisi cuaca dan dengan pengepakan logistik yang
kabupaten Nunukan yang jumlah pemilihnya kurang aman sehingga logistik pemilu dapat terkirim sampai
atau sama dengan 50 orang. Bagaimana membentuk tujuan secara utuh.
PPS dan KPPS dengan jumlah yang cukup dan
memenuhi syarat pada desa dengan jumlah pemilih Permasalahan dalam Pemungutan, Penghitungan,
hanya 22 orang? dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Idealnya pada Pemilu 2019, pada sebuah desa Kesalahan dalam proses pemungutan dan
minimal diperlukan sebanyak 55 personel untuk penghitungan suara masih cukup banyak ditemukan.
melaksanakan pemungutan suara, yang terdiri atas Sebagian ketua dan anggota KPPS belum benar-benar
PPS sebanyak 3 personel, PPL 1 personel, KPPS dan memahami tata cara pemungutan dan penghitungan
Linmas 9 personel, pengawas TPS 1 personel, saksi suara. Dari hasil pengawasan lapangan, banyak
parpol 16 personel, saksi capres 2 personel, serta saksi anggota KPPS ke-4 yang belum mengerti betul
calon DPD sebanyak 23 personel. Walaupun dalam kategori pemilih, baik DPT, DPTb, maupun DPK
kenyataannya tidak semua partai politik dan calon dan juga bagaimana pelayanannya dalam pemberian
anggota DPD menempatkan saksinya, namun banyak hak suara terhadap pemilih masing-masing kategori.
desa khususnya di wilayah Kabupaten Malinau dan Ada pemilih sudah terdaftar dalam DPT yang tidak
Nunukan, mengalami kesulitan memenuhi jumlah membawa C-6, namun membawa KTP dilayani
yang cukup dalam perekrutan penyelenggara adhoc. sebagai pemilih DPK. Beberapa kasus ditemukan
Adanya kejadian calon anggota PPS yang meminta pemilih tidak terdaftar dalam DPT, membawa KTP-
penggantian biaya transportasi dan akomodasi el dari daerah pemilihan lain, tetap dilayani sebagai
sebagai kompensasi mengikuti proses seleksi, pemilih dalam DPT dan diberikan 5 surat suara
menunjukkan kurangnya minat dan kesadaran untuk secara lengkap. Sebaliknya juga ada pemilih yang
menjadi penyelenggara adhoc. membawa A-5 sebagai syarat untuk menggunakan
Distribusi logistik merupakan persoalan yang hak pilihnya sebagai pemilih dalam DPTb, tetapi
sangat krusial bagi 5 (lima) kecamatan di Kabupaten anggota KPPS menolaknya.
Nunukan, yaitu Kecamatan Krayan, Kecamatan Adanya berita hoaks yang sempat beredar
Krayan Tengah, Kecamatan Krayan Barat, Kecamatan beberapa hari sebelum pemungutan suara yang
Krayan Timur, dan Kecamatan Krayan Selatan dan disebarkan bahwa “setiap orang yang telah memenuhi
4 (empat) kecamatan di Kabupaten Malinau, yaitu syarat sebagai pemilih, dapat menggunakan hak
Kecamatan Kayan Selatan, Kecamatan Kayan Hulu, pilihnya di TPS di mana saja, sepanjang membawa
Kecamatan Kayan Hilir, dan Kecamatan Sungai Boh. KTP-el”, juga menjadi tantangan cukup serius bagi
Wilayah tersebut sangat bergantung pada kepastian KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS untuk
jadwal pesawat perintis, dengan kapasitas kursi meluruskan berita tersebut. Ketidakpahaman KPPS

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 121


dalam pelayanan pemungutan suara menyebabkan Pada saat pemungutan suara, petugas KPPS di
terjadinya Pemungutan Suara Ulang (PSU) pada 9 TPS tersebut mengambil jalan pintas dengan hanya
(sembilan) TPS di Kota Tarakan, Kabupaten Tana memberikan surat suara untuk jenis pemilihan yang
Tidung, dan Kabupaten Nunukan, sebagaimana masih tersedia dan kebetulan pemilih menyetujuinya.
dijabarkan dalam Tabel 6 sebagai berikut: Padahal kejadian ini seharusnya dapat dihindari jika
KPPS memahami isi Surat Edaran Bersama KPU
Tabel 13.6. TPS yang Dilaksanakan dengan Bawaslu Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Pemungutan Suara Ulang dalam Pemilu 2019 Penyelenggaraan Pemungutan dan Penghitungan
No. Kab/Kota Kec. Desa/Kel No. TPS Jenis PSU Penyebab
Tanggal Suara di TPS, di mana salah satu poinnya adalah
PSU
mengatur mekanisme jika terjadi kekurangan surat
suara di satu TPS dapat diambilkan dari TPS lain
1. Tarakan Ta r a k a n Selumit 009 PPWP Pemilih tidak 25 April
Tengah Pantai memenuhi 2019
s y a r a t
dibolehkan
mencoblos yang terdekat.
Tarakan Barat K a r a n g
Anyar
001 PPWP S a l a h
memberikan
25
2019
April
Proses pemungutan dan penghitungan suara
surat suara
Pemilu 2019 yang memakan waktu rata-rata sampai
2. Tana Tidung Betayau Kujau 001 PPWP, DPR,
DPD
Pemilih
memenuhi
tidak 25
2019
April lewat tengah malam, juga menjadi salah satu sebab
s y a r a t
dibolehkan
terjadinya beragam kesalahan. Kondisi ketua dan
002 PPWP
mencoblos
Pemilih tidak 25 April
anggota KPPS yang sudah kelelahan menyebabkan
memenuhi
s y a r a t
2019
kesalahan KPPS dalam melakukan pemindahan data
C1.Plano ke dalam C1 berhologram dan salinannya.
dibolehkan
mencoblos

Dalam pengelolaan dan penempatan dokumen


Sesayap Tideng Pale 010 PPWP, DPR, Pemilih tidak 25 April
DPD memenuhi 2019
s y a r a t
dibolehkan
mencoblos
sesuai peruntukannya, masih banyak ditemukan
3. Nunukan Sebuku Apas 001 DPD Kekurangan SS
DPD
27
2019
April kesalahan, antara lain beberapa TPS salinannya tidak
lengkap, dan ada sebagian TPS yang memasukkan
Kekayap 001 PPWP Kekurangan SS 27 April semua formulir dalam kotak sehingga tidak ada
PPWP 2019
lagi dokumen yang dapat dikirim melalui PPS
Tulin Onsoi Sekikilan 003 PPWP Kekurangan SS 27 April
untuk diumumkan atau disampaikan kepada KPU
PPWP 2019
Kabupaten/Kota untuk di-input ke dalam Situng.
L u m b i s Tantalujuk 001 PPWP Kekurangan SS 27 April
Pengisian Salinan Berita Acara dan Sertifikat
Ogong PPWP 2019
Hasil Penghitungan Suara sebagaimana yang
diamanatkan dalam Pasal 53 ayat (8) Peraturan
Sumber: KPU Kalimantan Utara KPU Nomor 3 Tahun 2019 yang membolehkan
penggunaan alat yang mendukung penggunaan
Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang teknologi informasi untuk dilakukan pencetakan,
diakibatkan adanya pemilih yang berdomisili di belum banyak digunakan di TPS. Hal tersebut
wilayah TPS, tetapi masih ber KTP-el di daerah karena keterbatasan sarana printer di TPS dan
pemilihan lain, terjadi di 4 (empat) TPS di Kota jika menggunakan mesin fotokopi juga tidak
Tarakan dan Kabupaten Tana Tidung. Kesalahan memungkinkan karena tidak tersedianya anggaran
ini diduga sebagai akibat beredarnya informasi dan jasa fotokopi yang membuka pelayanan di
hoaks yang beredar bahwa pemilih dapat mencoblos tengah malam hari.
di mana saja dengan membawa KTP-el. Hal ini Pemanfaatan Situng belum maksimal sehingga
diperparah dengan pemahaman petugas KPPS yang waktu yang ditargetkan oleh KPU RI agar semua
belum maksimal. Terdapat satu TPS di Kota Tarakan TPS sudah masuk datanya di dalam Situng pada H+5
yang petugas KPPS-nya melakukan kesalahan tidak tercapai. Banyaknya KPPS yang tidak membuat
memberikan dua lembar surat suara untuk jenis salinan dalam jumlah yang cukup sesuai juknis, dan
pemilihan yang sama pada satu orang pemilih juga banyak KPPS yang memasukkan seluruh salinan
dan hal tersebut baru diketahui setelah dilakukan selain yang diserahkan kepada saksi ke dalam kotak
penghitungan jumlah penggunaan surat suara setelah suara, serta terlambat masuknya salinan dari TPS
selesai pemungutan suara. Sementara 4 (empat) TPS dari wilayah pedalaman menyebabkan proses input
yang dilakukan PSU di Kabupaten Nunukan, sumber Situng menjadi sangat lama. Seluruh TPS di KPU
masalahnya adalah kesalahan awal dalam melakukan Kalimantan utara yang hanya terdiri atas 2.186 TPS
penyiapan surat suara per TPS di KPU Nunukan. baru benar-benar ter-input secara tuntas untuk semua

Halaman // 122 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
jenis pemilihan pada pertengahan Mei 2019. DPT, hingga beberapa hari saja menjelang
Pada proses rekapitulasi di tingkat PPK pemungutan suara serta perubahan regulasi
maupun KPU Kabupaten/Kota banyak ditemukan penyediaan alokasi surat suara setiap
kesalahan dan ketidaksesuaian data yang baru TPS menimbulkan permasalahan dalam
terlihat pada saat pengisian DAA1, DA1, dan perencanaan pengadaan dan distribusi logistik,
DB1 menggunakan form tabulasi computerized khususnya surat suara.
yang dapat dimasukkan dalam aplikasi Situng. Di 3. Ketidakselarasan dalam memasukkan norma
Kabupaten Malinau, karena keterbatasan akses putusan MK ke dalam perubahan peraturan
transportasi maupun telekomunikasi ke beberapa KPU, khususnya dalam hal mekanisme pindah
kecamatan pedalaman menyebabkan format tabel memilih, menimbulkan persoalan dalam
DAA1 dan DA1 berbasis Situng tidak sempat pelayanan hak pilih pemilih pindahan.
terkirim sampai waktu pelaksanaan rekapitulasi di 4. Penerbitan surat edaran teknis pemungutan
kecamatan. Hal ini menyebabkan kesalahan dalam suara yang baru dilakukan satu hari menjelang
pengisian data pemilih dan pengguna hak pilih di pemungutan suara, mengakibatkan kurang
TPS yang tidak terperhatikan pada saat pelaksanaan maksimalnya penyampaian kepada PPK, PPS,
rekapitulasi di kecamatan secara manual. Kesalahan dan KPPS serta kurang optimalnya koordinasi
tersebut terakumulasi dan baru terdeteksi menjelang dengan Bawaslu di setiap tingkatan.
pelaksanaan rekapitulasi di tingkat KPU Kabupaten. 5. Keterbatasan jumlah dan kualitas sumber
daya manusia di desa terpencil dengan
Simpulan jumlah penduduk sedikit, menyulitkan
Simpulan yang dapat ditarik dari problematika dalam rekruitmen penyelenggara adhoc. Hal
pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas
penghitungan suara di Kalimantan Utara dalam pelaksanaan tahapan, khususnya dalam
Pemilu 2019 yang telah disajikan di atas adalah: pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi
1. Kondisi beberapa wilayah di Kalimantan Utara, hasil penghitungan suara.
khususnya di desa/kecamatan terpencil dengan 6. Terlalu dekatnya tahapan pembentukan KPPS
akses terbatas, mengakibatkan tantangan dan menjelang pemungutan suara, menyebabkan
hambatan yang lebih tinggi dalam pelaksanaan proses bimbingan teknis dan pelaksanaan
tahapan Pemilu, baik sebelum, selama, maupun tugas KPPS menjadi tidak maksimal.
setelah pemungutan dan penghitungan suara di 7. Kompleksitasnya pemungutan suara,
TPS. akibat tambahan Pemilihan Presiden dan
2. Perpanjangan tahapan pemutakhiran data Wakil Presiden dalam Pemilu 2019, sangat
pemilih, khususnya dalam penetapan memberatkan bagi KPPS dan mempengaruhi

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 123


kualitas pelaksanaan pemungutan dan semua desa yang hanya terdapat 1 TPS,
penghitungan suara. khususnya desa yang jumlah pemilihnya
di bawah 100 orang. Regulasi ini harus
Rekomendasi dimulai dari perubahan substansi UU 7/
Beberapa rekomendasi langkah-langkah 2017 khususnya Pasal 350 ayat (2) yang
yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan- mensyaratkan dalam pendirian TPS salah
persoalan di atas sehingga tercapai Pemilu yang satunya adalah “tidak menggabungkan
berkualitas antara lain: desa”;
1. Kepastian dan kesesuaian regulasi dalam b. Dilakukan kaderisasi dengan melibatkan
Undang-Undang, PKPU, Keputusan KPU desa dan/atau kecamatan jauh sebelum
tentang petunjuk teknis, surat edaran, maupun tahapan pemilu sebagai bagian dari
surat dinas yang sudah mantap dan tidak pendidikan politik kepada pemilih
banyak perubahan menjelang penyiapan dan sehingga pada saat tahapan pembentukan
distribusi logistik maupun pemungutan suara PPS dan KPPS sudah siap dengan
sehingga tidak menyebabkan multitafsir dalam sumberdaya manusia dalam jumlah dan
pelaksanaannya. kualitas yang cukup;
2. Pengadaan surat suara yang cukup, 1. Perbaikan mekanisme bimbingan
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal teknis kepada PPS dan KPPS
350 ayat 3 UU 7/2017 yang menyatakan bahwa antara lain:
jumlah surat suara di setiap TPS sama dengan a. Penggunaan media
jumlah pemilih yang tercantum dalam daftar audiovisual tata cara
pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan pemungutan dan
ditambah dengan 2% dari daftar pemilih tetap penghitungan suara yang
sebagai cadangan. Pengadaan surat suara yang lengkap namun mudah
sudah dilaksanakan selama ini mungkin tidak dimengerti peserta bimtek,
perlu diubah, tetapi pengaturan mekanisme untuk mengatasi kelemahan
penambahan surat suara bagi TPS yang minat membaca pada
kekurangan surat suara pada saat pemungutan sebagian besar masyarakat
suara harus dimasukkan normanya dalam Indonesia, khususnya dalam
juknis atau PKPU. mempelajari buku panduan
3. Pemutakhiran data pemilih, khususnya atau petunjuk teknis yang
penetapan DPT tidak diperpanjang hingga sudah disiapkan selama ini;
melewati batas penyiapan dan distribusi b. Penerapan mekanisme
logistik. pretest dan post test pada
4. Perencanaan yang matang dan koordinasi bimtek setiap tingkatan mulai
yang intensif harus selalu dilakukan dalam dari KPU Provinsi sampai
menyiapkan semua tahapan yang sangat dengan penyelenggara
terpengaruh dengan kondisi aksesibilitas dan adhoc untuk memetakan
sangat tergantung dengan peran para pihak lain kemampuan dan tingkat
serta kondisi alam sehingga semua tahapan penyerapan peserta bimtek
dapat dilaksanakan dengan tepat waktu dengan sehingga dapat dilakukan
hasil yang terbaik. perbaikan dalam kegiatan
5. Terhadap fenomena 1 desa 1 TPS yang supervisi. Post test akan
kekurangan jumlah dan/atau kualitas memotivasi peserta bimtek
sumberdaya manusia untuk direkrut menjadi untuk memperbaiki hasil pre
PPS dan KPPS, terdapat 2 (dua) rekomendasi test.
yang bisa dipilih atau dilaksanakan keduanya, 2. Perbaikan mekanisme pemungutan
yaitu: suara, antara lain:
a. Penggabungan dua atau beberapa a. Monitoring data pemilih,
wilayah desa menjadi 1 wilayah PPS khususnya pengguna DPTb
sehingga tidak harus dibentuk PPS pada dan DPK untuk mencegah

Halaman // 124 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


praktik memilih lebih dari daerah pedalaman sebelum bimtek
satu kali menggunakan kepada PPK dan PPS.
komputer laptop/HP 4. Pengalokasian anggaran untuk
Android. Setiap petugas jaminan keselamatan dan
KPPS 2 mengecek data kesehatan kerja bagi semua
DPT setiap pemilih DPTb tingkatan penyelenggara pemilu,

KOMISI PEMILIHAN UMUM


dan DPK sesuai alamat diharapkan dapat menambah
KTP-nya karena ada potensi kenyamanan penyelenggara yang

REPUBLIK INDONESIA
pemilih tersebut sudah tentunya akan berdampak kepada
menggunakan hak pilih kualitas penyelenggaraan.
di TPS di mana pemilih 5. Penyesuaian jadwal tahapan
tersebut terdaftar dalam pembentukan KPPS, paling lambat
DPT. Langkah ini harus sudah diselesaikan dalam dua
didukung oleh tim PPS dan minggu sebelum hari pemungutan
sekretariatnya yang bersiap suara, sehingga ada waktu satu
(standby) di kantor desa/ minggu penuh untuk melakukan
kelurahan untuk melakukan bimtek dan pendampingan petugas
koordinasi dengan TPS KPPS oleh PPS, untuk selanjutnya
lain. Mekanisme ini hanya KPPS dapat melakukan tugas
memungkinkan dilakukan dengan optimal dalam melakukan
di TPS yang memiliki akses distribusi C.6-KPU, sosialisasi,
jaringan telekomunikasi dan dan persiapan pemungutan
internet memadai. suara satu minggu menjelang
b. Penyederhanaan formulir pelaksanaan pemungutan suara.
seperti tanda tangan 6. Pelaksanaan pemilu nasional dan
kehadiran pemilih cukup daerah yang dipisahkan dalam
dilakukan pada kolom Pemilu 2024, untuk meminimasi
tambahan dalam lembar kompleksitas dan meningkatkan
form DPT, DPTb, atau kualitas proses dan hasil pemilu;
DPPh. Hal ini di samping 7. Rencana pemberlakuan e-rekap
dapat menyederhanakan yang harus dilakukan secara
jumlah formulir dengan matang, dimulai dari regulasi,
menghilangkan keberadaan perencanaan, teknis, sosialisasi,
formulir C.7-KPU, juga sampai kepada bimteknya
akan memudahkan dalam sehingga rencana percobaan
pemutakhiran data pemilih aplikasi e-rekap dapat benar-benar
berkelanjutan. digunakan untuk mematangkan
c. Perbaikan manajemen penerapan e-rekap sepenuhnya
dokumen/formulir/amplop pada Pemilu 2024. Khusus untuk
di TPS, dengan pewarnaan wilayah Kalimantan Utara, dengan
amplop yang berbeda antara mengacu pada kondisi saat ini
dokumen yang masuk kotak hanya Kota Tarakan yang sudah
dengan yang tidak masuk memungkinkan dilaksanakan
kotak, untuk mencegah e-rekap.
terjadinya semua dokumen/
formulir dimasukkan dalam
kotak.
3. Pembuatan format rekapitulasi
di tingkat kecamatan yang
terkomputerisasi (computerized)
dan didistribusikan lebih awal ke

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 125


PEMILU
DI WILAYAH BENCANA
(CATATAN PELAKSANAAN TAHAPAN PEMUNGUTAN DAN
PENGHITUNGAN SUARA PEMILU 2019 DI WILAYAH BENCANA
ALAM SULAWESI TENGAH)
Samsul Y. Gafur1 dan sebagian wilayah Kalimantan. Episentrum
gempa berada di darat berpusat di 27 km sebelah

B
Pengantar timur laut Donggala dengan kedalaman 10 km,
erselang delapan hari setelah KPU Provinsi berkekuatan 7,4 SR yang kemudian diikuti
dan KPU Kabupaten/Kota menetapkan dengan gelombang tsunami setinggi 5 meter yang
Daftar Calon Tetap (DCT) DPRD Provinsi menghantam seluruh pesisir pantai Teluk Palu.
dan DPRD Kabupaten Kota di Sulawesi Tengah, Gempa bumi juga memicu terjadinya likuifaksi,
tepatnya Jumat, 28 September 2018 pukul 18.05 yaitu fenomena hilangnya kekuatan pada lapisan

WITA, terjadi gempa bumi yang melanda sejumlah tanah akibat guncangan gempa. Hilangnya kekuatan
wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah. Efek gempa pada lapisan tanah utamanya yang berperan sebagai
yang menimpa di Kota Palu, Kabupaten Donggala, lapisan tanah pondasi menyebabkan penurunan daya
Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong, dukung pondasi secara cepat sehingga menimbulkan
bahkan terasa sampai di seluruh wilayah Sulawesi kegagalan pondasi atau kerusakan infrastruktur yang
berada di atasnya.2 Likuifaksi terjadi di dua tempat
1. Anggota KPU Provinsi Sulawesi Tengah
2. Taufik Wirabuana dkk, 2019 “Atlas Zona Kerentanan Likuifaksi Indonesia” (Bandung: Badan

Halaman // 126 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


berbeda, masing-masing di sebagian Kelurahan yang dari waktu ke waktu terus terjadi yang
Petobo dan kawasan Perumnas Kelurahan Balaroa meresahkan dan menakutkan. KPU Sulteng yang
di Kota Palu serta Desa Jonooge di Kabupaten Sigi. saat itu baru saja menyelesaikan tahapan pencalonan
Likuifaksi mengakibatkan ribuan orang meninggal anggota DPRD Provinsi (telah menetapkan DCT)
dan tertimbun tanah, luka, patah tulang, dan sempat khawatir bahwa dari korban meninggal
kehilangan tempat tinggal karena bangunan rumah dunia kemungkinan termasuk di dalamnya adalah

KOMISI PEMILIHAN UMUM


dan gedung-gedung terseret lumpur dan tertimbun calon anggota DPRD Provinsi yang telah ditetapkan.
akibat pergeseran tanah. Perhatian kemudian mengarah pada

REPUBLIK INDONESIA
Bencana alam tersebut meluluhlantakkan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara
infrastruktur, ribuan rumah, dan gedung. serta pada wilayah-wilayah yang terdampak gempa
menelan ribuan orang korban meninggal dunia serta bumi, tsunami, dan utamanya pada wilayah yang
luka berat dan ringan, bahkan hingga kini ada yang terdampak likuifaksi Kota Palu. Ada puluhan TPS
mengalami cacat tubuh. Trauma bencana alam masih yang hilang karena sebagian wilayah dan pemilihnya
berbekas dalam sanubari warga yang terkena dampak yang juga ikut hilang tertelan bumi karena likuifaksi
gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi. Bahkan sehingga TPS harus bergeser ke lokasi pemukiman
hingga kini masih ada warga yang enggan kembali korban yang masih selamat. KPU Kota Palu bersama
ke daerahnya karena masih merasakan trauma KPU Sulteng merestrukturisasi TPS yang hilang
mendalam. Demikian halnya dengan kondisi jajaran dan merencanakan pergeseran TPS ke wilayah
penyelenggara pemilu yang terkena dampak bencana tempat warga korban direlokasi, yang kebetulan
di empat kabupaten/kota, ada pula yang menjadi keberadannya tidak jauh dari wilayah likuifaksi.
korban gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi. Mereka KPU Sulteng mendatangi tenda-tenda warga di
juga merasakan trauma karena ada yang kehilangan tempat relokasi korban likuifaksi dan melihat dari
tempat tinggal, kehilangan harta benda, dan ada pula dekat sebaran wilayah penampungan korban dan
yang kehilangan anggota keluarga. Tercatat korban melakukan identifikasi alamat warga yang berada
meninggal dunia dan hilang di Kota Palu sejumlah serta memastikan bahwa warga yang direlokasi
4.194 orang, Kabupaten Sigi 405 orang, Kabupaten merupakan warga yang tercatat dalam DPT pada
Donggala 231 orang, dan Kabupaten Parigi Moutong kelurahan yang terdampak likuifaksi.
15 orang.3 KPU Sulawesi Tengah pun merasakan Berikut jumlah korban bencana alam yang
duka mendalam karena salah satu anggota KPU meninggal dunia:
Kabupaten Sigi Divisi Perencanaan dan Data atas
nama Hidayat meninggal dunia terhimpit reruntuhan Tabel 14.1. Jumlah Korban Jiwa pada Bencana
tembok Hotel Mercure. Hotel mercure waktu itu Alam Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuifaksi di
menjadi tempat pelaksanaan Kegiatan Renja KPU Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah dengan mengundang para JUMLAH KORBAN JIWA
KABUPATEN/ TOTAL
sekretaris, kepala subkeuangan, dan anggota KPU NO KOTA
JIWA JIWA KUBUR
KORBAN PER
KAB/KOTA

Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah. Kegiatan 1 KOTA PALU


MENINGGAL

2.608
HILANG

570
MASSAL

1.016 4.194
tersebut rencananya akan dibuka pada pukul 19.30 2 SIGI 289 116 - 405

WITA pada Jumat, 28 September 2018 itu. Peserta 3 DONGGALA 212 19 - 231

yang sebagian besar sudah melakukan check in di 4 PARIGI MOUTONG 15 - - 15

5 TOTAL 3.124 705 1.016 4.845


hotel tersebut ikut menjadi korban seperti terluka Sumber: Pusdatina Sulteng, Bencana Gempa Bumi, Tsunami
dan tertimpa reruntuhan material bangunan hotel. dan Likuifaksi Sulteng 2019
Selama hampir 2 (dua) minggu, KPU Provinsi
Sulteng, KPU Kota Palu, KPU Sigi, dan KPU Pada tabel berikut adalah data jumlah korban
Donggala tidak dapat melaksanakan aktivitas meninggal calon anggota DPRD Provinsi Sulawesi
perkantoran dan pelayanan perkantoran, disebabkan Tengah dan Kabupaten/Kota:
kondisi bangunan kantor yang mengalami kerusakan,
peralatan kerja yang juga mengalami kerusakan,
terputusnya aliran listrik serta tidak tersedianya
sarana air bersih. Belum lagi gempa-gempa susulan
Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral), Prolog
3. Gubernur Sulteng, 2019 “Dampak Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likufaksi” (Palu: Pusat data dan
Informasi Bencana)

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 127


korban untuk kegiatan sosialisasi sebab kondisi
Tabel 14.2. Jumlah Calon Anggota DPRD psikis warga masih labil dan kondisi ekonomi
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang Meninggal keluarga tidak menentu. Hal ini menjadi tantangan
Dunia pada Bencana Alam Gempa Bumi, Tsunami, dalam mendesain metode yang tepat sasaran dalam
dan Likuifaksi di Sulawesi Tengah sosialisasi. Mengumpulkan warga juga cukup sulit
CALON
karena tidak tersedia gedung yang memadai sebagai
NO NAMA CALON PARPOL
DPRD PROV/KAB/
KOTA
KETERANGAN
tempat sosialisasi. Imbasnya, terkadang dalam
1
Moh Yunus Djanggola
GERINDRA
DPRD Provinsi Sulawesi pelaksanaan sosialisasi KPU Provinsi Sulawesi
Tengah dan KPU Kota Palu menggunakan masjid
S.Pd Tengah Dapil Sulteng 6 Korban Tsunami
DPRD Provinsi Sulawesi
2 Munira Mayer NASDEM Korban likufaksi
Tengah Dapil Sulteng 4
DPRD Kota Palu Dapil
darurat atau menggunakan tenda-tenda sewaan yang
3 Awir U. Langga SH NASDEM Korban tsunami
Kota Palu 1
DPRD Kota Palu Dapil
ditempatkan di lokasi pengungsian. Ironis memang,
4 Ningsih BERKARYA Korban tsunami
Kota Palu 2
DPRD Kota Palu Dapil
sekalipun sedang berada di tengah-tengah warga
korban yang masih terlihat sedih, tapi mereka masih
5 Renny Juhaninggsih BERKARYA Korban tsunami
Kota palu 4
DPRD Kota Palu Dapil
6 Andi Ma’arij, A.Md GARUDA
Kota Palu 4
Korban likufaksi
berkemauan memenuhi undangan sosialisasi. Karena
DPRD Kota Palu Dapil
7 Suarman Tjatjo, PBB
Kota Palu 2
Korban gempa bumi
itu jajaran KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota selalu
DPRD Kabupaten Sigi
8 Sadria PKB
Dapil Sigi 4
Korban Tsunami
berupaya agar setiap pelaksanaan sosialisasi ke
lokasi penampungan korban bencana alam selalu
DPRD Kabupaten
Asfar BS Lamongki,
9 NASDEM Donggala Dapil Donggala Korban tsunami
SE
2
DPRD Kabupaten menyertakan bantuan kemanusiaan.
10 Euis Cahyati PKB Donggala Dapil Donggala Korban tsunami
4 Melihat lokasi sasaran sosialisasi yang
Sumber: KPU Provinsi Sulteng, KPU Kota Palu, KPU Sigi,
sebagian besar berada pada spot-spot penampungan
dan KPU Donggala
dan penempatan warganya pada tenda-tenda
pengungsian, KPU memilih beberapa metode yang
Pemungutan dan Penghitungan Suara di
dipandang relevan dengan kondisi korban bencana.
Wilayah Bencana Sosialisasi Pemungutan Suara
Metode tersebut diantaranya: (1) metode tatap
Pada Spot Penampungan Korban Bencana Alam
muka, dengan mengumpulkan peserta di satu tempat
Sosialisasi merupakan salah satu kegiatan
seperti masjid darurat atau pendirian tenda sewaan,
penting dalam penyelenggaraan pemilu, yang
dengan metode/materi ceramah tentang pentingnya
berorientasi pada kegiatan pendidikan pemilih.
hak pilih dan juga melakukan peragaan/simulasi
Sosialisasi dan pendidikan pemilih selain berfungsi
tentang tata cara pemberian suara; (2) metode
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
door to door, dengan bantuan PPS dan relawan
pemilu, juga mendorong partisipasi masyarakat
demokrasi melakukan kunjungan dari tenda ke tenda
dalam penyelenggaraan tahapan pemilu.
mensimulasikan/memperagakan tata cara pemberian
Tahapan penting dalam pemilu yang
suara dengan bantuan alat peraga, membagi-bagikan
membutuhkan keikutsertaan masyarakat adalah
poster, brosur, dan pamflet yang berisikan informasi
pemungutan dan penghitungan suara. Pelibatan
seputar ajakan memilih dan tata cara pemberian
masyarakat dalam pemungutan suara menjadi
suara. Sosialisasi memang lebih difokuskan pada
bagian terpenting dalam pemenuhan hak pilih
materi tata cara pemberian suara dengan target
warga. Pada hari pemungutan suara masyarakat
meminimalisir kesalahan pemberian suara di hari
akan menggunakan hak pilihnya secara bebas
pemungutan suara.
yang dijamin oleh konstitusi dan instrumen hukum
Untuk mendukung penyelenggaraan
lainnya, termasuk warga korban bencana alam yang
sosialisasi, KPU Provinsi Sulawesi Tengah melalui
juga mendapat jaminan penggunaan hak pilihnya
KPU Kabupaten/Kota membentuk relawan
secara bebas dan jujur. KPU Provinsi Sulteng dan
demokrasi yang terdiri orang 55 orang di setiap
KPU Kabupaten/Kota harus hadir bersama warga,
kabupaten/kota. Program yang digagas KPU ini
memberi informasi tentang pentingnya hak pilih
sangat memberi manfaat terhadap KPU Kota
warga.
Palu, KPU Kabupaten Sigi, dan KPU Kabupaten
KPU Provinsi Sulawesi Tengah serta KPU Kota
Donggala dalam mendukung pelaksanaan sosialisasi
Palu, KPU Kabupaten Sigi, dan KPU Kabupaten
di spot-spot penampungan korban bencana alam.
Donggala berupaya menyasar spot-spot penampungan
Peran strategis relawan demokrasi di daerah bencana
warga yang sebagian besar masih berada di tenda-
bertujuan membentuk karakter pemilih tangguh
tenda pengungsian. Agak sulit mengumpulkan warga
dan kuat yang selalu mempunyai kepedulian dan

Halaman // 128 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


kesadaran tentang pentingnya pemilu dan demokrasi. disusun secara akurat.
Kerja-kerja PPK dan PPS serta relawan demokrasi Akurasi data pemilih akan memberi jaminan
akan terlihat dengan kunjungan intens yang perlindungan terhadap hak pilih warga negara.
dilakukan dari tenda-tenda penampungan warga. Di Untuk memberi jaminan pemilih terdaftar dalam
sana mereka menyampaikan pesan penting tentang daftar pemilih dan adanya jaminan penggunaan hak
pemilu, mensimulasikan, dan memperagakan tata pilihnya di hari pemungutan suara maka perlu dijaga

KOMISI PEMILIHAN UMUM


cara pemberian suara, membagikan brosur, poster, akurasi data pemilihnya. Bagaimana pun kondisi
dan pamflet, dan mengajak warga korban ke TPS daerah yang terdampak bencana seperti Kota Palu

REPUBLIK INDONESIA
di hari pemungutan suara. Intensitas kerja relawan pada saat itu, masih beralasan untuk memverifikasi
demokrasi diharapkan akan meningkatkan partisipasi data pemilihnya. Upaya yang dilakukan KPU Kota
masyarakat di daerah bencana. Palu dalam memetakan TPS dan pemilih yang
terdaftar dalam TPS yang terdampak likufaksi
Desain TPS dan Verifikasi Data Pemilih di tidaklah mudah, karena harus dilakukan langkah-
Lokasi Likuifaksi Kota Palu langkah konkret, seperti: (1) melakukan penjajakan
Kota Palu merupakan wilayah dengan angka terhadap wilayah terdampak likuifaksi untuk
korban paling tinggi, baik korban meninggal dunia mengidentifikasi jumlah korban meninggal dunia;
ataupun luka-luka. Banyak pula korban yang (2) mengidentifikasi jumlah TPS yang terkena
rumahnya roboh, rusak berat, dan ringan. Tingginya dampak likuifaksi; dan (3) menelusuri relokasi
angka korban meninggal dunia mengakibatkan (spot penampungan) korban likuifaksi; (4) mendata
berkurangnya pemilih dalam daftar pemilih ulang pemilih yang direlokasi di beberapa tempat
tetap (DPT) setiap TPS, terutama pada wilayah penampungan; dan (5) membentuk tim pendata
yang terdampak likuifaksi di mana angka korban ulang pemilih yang TPS-nya hilang di wilayah
meninggal dunia sangat tinggi. KPU Kota Palu harus Petobo dan Balaroa.
bekerja keras memverifikasi kembali data pemilih Tim yang dibentuk KPU Kota Palu yang
di setiap TPS terdampak likuifaksi yang terjadi di dipimpin oleh PPS di Kelurahan Petobo dan
Kelurahan Petobo dan Kelurahan Balaroa. Tercatat Balaroa, dalam rentang waktu Januari 2019
dari jumlah DPT Kota Palu 215.667 pemilih, yang berhasil menghimpun data-data TPS yang hilang
terdiri atas 106.135 laki-laki dan 109.532 perempuan akibat likuifaksi berikut pemilih-pemilihnya yang
yang tentunya setelah bencana alam mengalami meninggal. Tim pendata ulang juga berusaha
pengurangan yang cukup tinggi, terutama korban melakukan kunjungan pada spot-spot penampungan
meninggal di wilayah terdampak likuifaksi yang korban likuifaksi untuk memastikan keberadaan
menelan korban ribuan orang. jumlah korban selamat dan terdaftar sebagai pemilih
Dalam pemilu, pemilih memiliki peran pada dua wilayah dimaksud. Kunjungan sulit
penting. Prinsip pemutakhiran data pemilih akan dilakukan karena para korban (pemilih) tersebar di
sangat menentukan akurasi data pemilih yang beberapa spot penampungan, seperti halnya korban
komprehensif. Untuk memberikan jaminan agar likuifaksi Balaroa ada yang direlokasi di Kelurahan
pemilih dapat menggunakan hak pilihnya harus Duyu, spot center Kelurahan Balaroa, Kelurahan
tersedia dalam daftar pemilih akurat yang memenuhi Donggala Kodi, Kelurahan Kabonena, dan juga
standar kualitas daftar pemilih. Standar ini memiliki Kelurahan Palupi. Verifikasi data pemilihnya di
dua aspek, yaitu standar kualitas demokrasi dan setiap TPS agak sulit dilakukan. Lain halnya dengan
standar kemanfaatan teknis.4 Dari aspek standar pemilih korban likuifaksi Petobo di mana lokasi
kualitas demokrasi, daftar pemilih hendaknya penampungan korbannya berada di satu titik yang
memiliki dua cakupan standar, yaitu pemilih yang tidak jauh dari lokasi likuifaksi. Sekalipun ada
memenuhi syarat masuk dalam daftar pemilih dan sebagian pemilih yang direlokasi ke wilayah Desa
tersedianya fasilitasi pelaksanaan pemungutan Ngata Baru yang berada di wilayah administrasi
suara. Dari aspek standar kemanfaatan teknis, daftar Kabupaten Sigi, tetapi pelayanan memilih dan lokasi
pemilih hendaknya memiliki empat cakupan standar, TPS masih berada di wilayah Petobo, Kota Palu.
yaitu mudah diakses oleh pemilih, mudah digunakan Berikut adalah jumlah TPS dan pemilih yang
saat pemungutan suara, mudah dimutakhirkan, dan terdampak likuifaksi di Kelurahan Balaroa dan
4. ACE-Electoral Knowledge Network, “Quality Sandards of Voter List”.
Petobo yang bergeser ke spot penampungan warga:

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 129


Tabel 14.3. Jumlah TPS dan Pemilih penampungan korban bencana alam Sulteng:
Terdampak Likuifaksi di Kelurahan Balaroa dan
Kelurahan Petopo Tabel 14.4. Data Kondisi Korban dan Jumlah
NO KELURAHAN
JUMLAH TPS
YANG BERGESER
JUMLAH PEMILIH
SELURUH TPS Titik Penampungan Korban Bencana Alam Gempa
1 Balaroa TPS 7, TPS 8, TPS 9, TPS 10,
TPS 11, TPS 12, TPS 13, TPS 14,
Laki-laki :1609
Perempuan :1323
Bumi, Tsunami, dan Lifuifaksi di Sulawesi Tengah
TPS 15, TPS 16, TPS 17, TPS 18, Jumlah :2932
KONDISI KORBAN
TPS 19 dan TPS 20 KABUPATEN/
NO
2 Petobo TPS 2, TPS 3, TPS 4, TPS 5, Laki-laki : 814 KOTA JUMLAH
TITIK PENAMPUNGAN JUMLAH KK
TPS 6, TPS 7, TPS 8, TPS Perempuan : 721 JIWA
16, TPS 17, TPS 18, TPS Jumlah : 1535 1 Kota Palu 127 11.165 40.738
19, dan TPS 20
2 Kabupaten Sigi 160 29.867 93.187
Sumber: KPU Kota Palu 3 Kabupaten Donggala 98 11.478 36.346

4 Kabupaten Parigi Moutong 15 662 2728

Pada TPS-TPS tersebut, dilakukan pendataan 5 Total 400 53.172 172.999

kembali terhadap pemilih yang menjadi korban Sumber data: Pusdatina Sulteng, Dampak Bencana Gempa
Bumi, Tsunami dan Likuifaksi Sulawesi Tengah 2019
meninggal dan selamat serta identifikasi lokasi
penampungan pemilih di dua wilayah tersebut.
Kemudian KPU Kota Palu membuat desain Dari angka tersebut terlihat bahwa ada
penempatan TPS yang memungkinkan dan puluhan ribu pemilih yang dipastikan menggunakan
memudahkan pemilih menggunakan hak pilihnya. hak pilihnya pada hari pemungutan suara, tetapi
Untuk wilayah Balaroa, KPU Kota Palu memusatkan sebagian besar dari mereka telah berpindah
pendirian TPS pada lokasi spot Kelurahan Balaroa. tempat tinggal yang alamatnya sudah tidak sesuai
KPU memilih tempat tersebut karena pertimbangan dengan alamat TPS-nya. Bagaimanapun dengan
penempatan TPS masih berada di wilayah hukum kondisi tersebut mereka harus dilayani dan diberi
Kelurahan Balaroa dan juga lokasi tersebut tidak jaminan kemudahan menggunakan hak pilihnya,
berjauhan dengan spot penampungan pemilih diberi motivasi agar mendatangi TPS pada hari
korban likuifaksi lainnya. Demikian halnya dengan pemungutan suara. Kegiatan ini menjadi penting
pemilih Petobo, TPS-nya ditempatkan pada lokasi karena menyangkut pemenuhan hak politik warga
spot penampungan pemilih terbanyak dan masih negara yang telah dijamin oleh konstitusi, di samping
berada di wilayah hukum Kelurahan Petobo. juga dijadikan sebagai indikator pemenuhan standar
Walaupun ada sebagian pemilih korban likuifaksi minimal demokratis-tidaknya suatu negara dalam
yang berada pada spot penampungan Desa Ngata penyelenggaraan pemilu.5 Kerangka hukum pemilu
Baru Kabupaten Sigi, tetapi mereka adalah pemilih harus menjamin hak memilih berlaku universal
Petobo yang menggunakan hak pilihnya di TPS spot dan sama serta tanpa diskriminasi.6 Pemilih yang
penampungan Petobo. ada pada spot-spot penampungan harus mendapat
jaminan terpenuhinya hak pilih mereka yang
Ajakan Memilih (ke TPS) tentunya dengan pelayanan mendatangi dan
Bencana alam mengakibatkan banyak pemilih mengajak mereka, memberi kemudahan pelayanan
terdaftar dalam DPT tersebar dan memilih tinggal dalam menggunakan hak pilihnya.
di berbagai tempat. Hal ini disebabkan oleh banyak Upaya yang dilakukan KPU Provinsi Sulawesi
faktor, ada korban kehilangan tempat tinggal atau Tengah bersama jajaran KPU Kota Palu, KPU
rumah sudah tidak layak huni karena rusak berat. Kabupaten Sigi, KPU Kabupaten Donggala, serta
Pemerintah daerah menyediakan tempat-tempat KPU Parigi Moutong melayani pemilih mendapat
penampungan korban gempa, tsunami, dan likuifaksi dukungan aparat pemerintah daerah setempat.
di beberapa titik. Ada juga korban yang memilih Di antaranya adalah pelayanan berkaitan dengan
tinggal di rumah keluarga, keluar daerah dengan koordinasi akses data pemilih dengan Dinas
alasan keselamatan dan mendapatkan pelayanan Dukcapil, penerbitan dokumen kependudukan
fasilitas kesehatan di luar daerah. Ribuan orang yang baru yang hilang karena bencana. Upaya tersebut
tercatat sebagai korban yang direlokasi di beberapa akan membantu pelayanan terhadap pemilih di
tempat, memberi gambaran bahwa ada banyak hari pemungutan suara sehingga dukungan Dinas
pemilih yang tinggal di berbagai tempat sudah tidak Dukcapil sangat penting untuk memudahkan
sesuai alamat KTP-nya sebagaimana terdaftar dalam verifikasi data pemilihnya.
DPT. 5. Topo Santoso, Ida Budiati, Pemilu di Indonesia: Kelembagaan, Pelaksanaan, dan
Pengawasan, (Jakarta, Sinar Grafika 2019) hal 172
Berikut data kondisi korban dan jumlah titik 6. Andi Krisna, Tata Kelola Pemilu (Jakarta, KPU, 2017) hal 8

Halaman // 130 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Salah satu metode yang dilakukan untuk waktu pemulihan masih diperhadapkan dengan
mendorong pemilih ke TPS pada hari pemungutan berbagai persoalan, terutama yang berkaitan dengan
suara adalah dengan sosialisasi ajakan memilih yang pemenuhan sandang, pangan, dan papan. Tentu hal
dilakukan intensif ke spot-spot penampungan korban. ini akan mempengaruhi keikutsertaannya dalam
Melaksanakan sosialisasi pada wilayah bencana pemilu sehingga untuk mendorong dan menarik
tentu berbeda dengan wilayah tanpa bencana. simpati masyarakat, jajaran KPU Provinsi dan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Pada wilayah bencana sosiailisasi dilaksanakan KPU Kabupaten/Kota dalam mensosialisasikan
lebih arif dan dengan rasa kesetiakawanan. Sejalan tahapan pemilu melibatkan banyak pihak seperti

REPUBLIK INDONESIA
dengan kegiatan sosialisasi KPU Provinsi Sulawesi pemerintah daerah, perguruan tinggi, kelompok civil
Tengah juga mendesain satu program kegiatan, yaitu society, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
fasilitasi trauma healing election yang bertujuan tokoh perempuan, media, lembaga swasta, dan lain
memberi ketahanan psikis bagi warga korban sebagainya. Kiprah peserta pemilu pun semakin
bencana alam. KPU hadir di sana tidak hanya diperlukan dalam peningkatan pendidikan politik
sekadar mengajak mereka ke TPS, tapi KPU hadir dan partisipasi politik masyarakat. Peran strategis
bersama-sama untuk meringankan beban mereka, ini perlu diperkuat untuk mewujudkan sinergitas
memberi penguatan psikis, dan ketahanan keimanan. penyelenggaraan pemilu dengan pihak lain.
KPU Republik Indonesia dalam suatu kesempatan Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten
melalui Biro Tekmas dan Parmas turut berkontribusi Donggala, serta Kabupaten Parigi Moutong yang
dalam sosialisasi pendidikan pemilih yang kala mayoritas penduduknya suku Kaili, memiliki nilai
itu dipusatkan di lokasi penampungan korban keberadaban dan kekerabatan yang kuat. Modal
bencana Petobo bersama KPU Provinsi Sulawesi kearifan budaya ini menjadi perekat dan pendorong
Tengah. Kegiatan yang merupakan bagian dari masyarakat dalam mensukseskan penyelenggaraan
fasilitasi trauma healing election menyajikan materi Pemilu 2019. Nilai budaya tersebut sejalan dengan
kepemiluan, ceramah agama, game-game berhadiah dukungan pemerintah serta masyarakat terhadap
yang menyegarkan kembali suasana kebatinan dan penyelenggaraan pemilu di tanah kaili yang berjalan
pikiran korban, serta pemberian bantuan sembako secara demokratis.
dan cindera mata dari KPU RI. Kegiatan sosialisasi Kehadiran masyarakat korban bencana
dalam rangka mendorong pemilih ke TPS juga secara di TPS-TPS di hari pemungutan suara sebagai
masif dilakukan oleh KPU Kota Palu, Sigi, dan wujud partisipasi pemilih tangguh yang memiliki
Donggala yang secara terus-menerus dan berpindah- kepercayaan dan keyakinan serta keberadaban yang
pindah tempat menyasar pemilih korban bencana di kuat mensukseskan pemilu. Ketangguhan pemilih
spot-spot penampungan korban. dapat dilihat dari angka partisipasi yang tercatat
pada hari pemungutan suara.
Partisipasi Pemilih di Wilayah Bencana Berikut angka partisipasi pemilih Pemilu 2019
Salah satu indikator keberhasilan pemilu di wilayah bencana:
dapat dilihat dari tingkat partisipasi pemilih di
setiap tahapan pemilu dan evaluasi akhir dapat Tabel 14.5. Angka Partisipasi Pemilih pada
dilihat pada angka persentase partisipasi pemilih Pemilu Tahun 2019 di Wilayah Sulawesi Tengah
di hari pemungutan suara. Semakin tinggi tingkat
PROVINSI DAN
partisipasi masyarakat, maka legitimasi pemilu akan NO
KABUPATEN/KOTA
TINGKAT PARTISIPASI

semakin baik.7 Partisipasi merupakan respons atas 1 Provinsi Sulawesi Tengah 83,90 %

pengakuan masyarakat, baik terhadap penyelenggara 2 Kota Palu 86,50 %

pemilu maupun kontestan. Kepercayaan yang


3 Kabupaten Sigi 81,81 %
8
4 Kabupaten Donggala 80,44 %

buruk terhadap kedua lembaga tersebut dapat 5 Parigi Moutong 80,50 %

Sumber data: Laporan tingkat partisipasi pemilih KPU


mengakibatkan buruknya partisipasi masyarakat. 9
Kabupaten/Kota se Sulteng
Melibatkan masyarakat korban bencana dalam
tahapan pemilu bukan hal yang mudah. Sebagian
Berdasarkan angka partisipasi tersebut di
besar dari masyarakat korban bencana dalam kurun
atas, terlihat bahwa penyelenggaraan pemilu di
7. Aditya Perdana, dkk, Tata Kelola Pemilu Di Indonesia (Jakarta, KPU 2019) hal
369
wilayah bencana mampu mendongkrak angka
8. Ibid hlm 369 partisipasi pemilih pada level memuaskan. Target
9. Ibid hlm 369

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 131


partisipasi dari KPU sebesar 77,5%, namun realisasi pindah memilih (yang didaftar dalam DPTb) dengan
angka partisipasi mencapai angka 5% lebih besar penggunaan A5 atau pilihan tetap menggunakan
ketimbang target. Capaian angka partisipasi yang hak pilihnya di TPS di mana pemilih terdaftar
tinggi itu sebagai indikator keberhasilan KPU dalam DPT. Pilihan untuk menjadi pemilih pindahan
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota di wilayah dengan ketentuan dimasukkan ke dalam daftar
bencana bersama seluruh kekuatan stakeholder pemilih tambahan (DPTb) dan menggunakan A5
lainnya dalam menggerakkan pemilih di wilayah yang dikeluarkan PPS asal atau KPU Kabupaten/
bencana menjadi pemilih tangguh, artinya pemilih Kota.
mampu melewati krisis bencana dan menjadi bagian Ketentuan ini sejalan dengan norma
dari penyelenggaraan pemilu yang responsif dan Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2018 tentang
kreatif. Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam Negeri dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum, pada Pasal 36
Pemilih DPTb dan Pemilih DPK di Wilayah yang menyebutkan :
Bencana 1. Daftar pemilih dilengkapi dengan daftar
Sejak peristiwa bencana alam, terlihat banyak pemilih tambahan.
pemilih yang tempat tinggalnya tidak sesuai lagi 2. Daftar pemilih tambahan terdiri atas pemilih
dengan alamat tempat tinggalnya semula. Mereka yang telah terdaftar dalam DPT di suatu TPS
harus berpindah atau direlokasi ke tempat lain dengan yang karena keadaan tertentu tidak dapat
beragam alasan. Ada yang sudah tak punya tempat menggunakan haknya untuk memilih di
tinggal, karena sebagian wilayahnya hilang, atau TPS tempat yang bersangkutan terdaftar dan
rumahnya mengalami rusak berat, ada yang sedang memberikan suaranya di TPS lain.
mendapatkan perawatan dan konseling psikologi, dan 3. Keadaan tertentu yang dimaksud adalah:
ada juga yang masih merasakan trauma dan pergi ke a. menjalankan tugas pemerintahan di
satu tempat. Berpindahnya pemilih-pemilih tersebut tempat lain pada hari pemungutan suara;
tentu akan membawa konsekuensi pada perubahan b. menjalani rawat inap di rumah sakit
status pemilih dalam DPT dan pelayanan pemilih atau puskesmas dan keluarga yang
di hari pemungutan suara sehingga perlu dilakukan mendampinginya;
deteksi dini terhadap perubahan status pemilih c. penyandang disabilitas yang mengalami
yang bersangkutan. Hal ini bertujuan mengatur dan perawatan di panti sosial/panti
memberi arahan serta kemudahan pelayanan di hari rehabilitasi;
pemungutan suara. d. menjalani rehabilitasi narkoba;
Harus dapat dipastikan bahwa pelayanan e. menjalani tahanan rumah tahanan atau
pemilih di pintu masuk TPS dilakukan dengan lembaga pemasyarakatan;
teliti dan cermat. Petugas KPPS 4 dan 5 yang f. tugas belajar/menempuh pendidikan
berada di pintu masuk TPS meneliti kebenaran C6, menengah atau tinggi;
KTP-el, DPT, dan A5 (pindah memilih) pemilih, g. pindah domisili;
untuk memastikan pemilih tidak salah masuk TPS. h. tertimpa bencana alam.
Ketelitian KPPS menjadi bagian terpenting untuk
membedakan jenis pemilih terdaftar dalam DPT, KPU Provinsi Sulawesi Tengah serta jajaran
DPTb, dan DPK, terutama pemilih yang berada di KPU Kota Palu, KPU Kabupaten Sigi, dan KPU
spot-spot penampungan korban. Kecuali terhadap Kabupaten Donggala secara berkelanjutan melakukan
pemilih korban likuifaksi Petobo dan Balaroa
sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat
yang karena alasan tertentu pelayanan terhadap
korban bencana alam terkait dengan fasilitasi
pemilihnya dilakukan secara terpisah mengingat
penempatan beberapa TPS-nya juga akan digeser kemudahan memilih dan pelayanan pindah memilih
ke tempat penampungan korban dengan alasan yang karena alasan tertentu dapat memberikan suara
mendekatkan pemilih. Sebaliknya, bagi pemilih di di TPS lain. Jajaran KPU Kabupaten/Kota juga
luar korban likuifaksi yang juga berada di spot-spot terus menginformasikan kepada masyarakat luas
penampungan atau pemilih korban lainnya yang berkenaan dengan pelayanan pemilih tidak terdaftar
berpindah tinggal ke rumah kerabat atau keluarga, dalam DPT dan DPTb akan dimasukkan dalam
diberikan pilihan untuk menggunakan fasilitas

Halaman // 132 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


daftar pemilih khusus (DPK) yang menggunakan hak terdaftar dalam DPTb (pemilih pindahan) di tiga
pilihnya dengan menggunakan KTP-el. Ketentuan kabupaten/kota, maka akan terlihat angka pemilih
ini diatur dalam Peraturan KPU Nomor 3 Tahun DPTb tidak mengalami kenaikan signifikan. Padahal
2019 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara sempat dikhawatirkan terjadinya peningkatan jumlah
dalam Pemilihan Umum, pada Pasal 9 ayat (1) dan pemilih DPTb karena adanya puluhan ribu korban

KOMISI PEMILIHAN UMUM


(2) yang menyebutkan: bencana berpindah ke spot-spot penampungan. Akan
1. Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan tetapi, faktanya berbeda, angka pemilih DPTb pada
DPTb sebagaimana dimaksud dalam pasal tabel di bawah ini menunjukkan bahwa pemilih-

REPUBLIK INDONESIA
6 huruf c menggunakan hak pilihnya dengan pemilih korban bencana alam cenderung memilih
menunjukkan KTP-el kepada KPPS pada saat menggunakan hak pilihnya di TPS di mana pemilihya
pemungutan suara. terdaftar. Padahal jajaran KPU Kabupaten/Kota
2. Hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah menyiapkan kemudahan fasilitasi pelayanan
hanya dapat digunakan di TPS yang berada di pindah memilih kepada pemilih yang berada di
rukun tetangga/rukun warga atau sebutan lain wilayah bencana.
sesuai dengan alamat yang yang tertera dalam Berikut adalah jumlah pemilih DPTb dan
KTP-el. Pemilih DPK Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan
Kabupaten Donggala:
Ada kekhawatiran terkait dengan syarat
penggunaan KTP-el yang akan meningkat di hari Tabel 14.6. Jumlah Pemilih DPTb dan Pemilih
pemungutan suara, yang berangkat dari pengalaman DPK di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten
Donggala
pemilu-pemilu sebelumnya bahwa angka pemilih PENGGUNA PENGGUNA
KABUPATEN/ JUMLAH JUMLAH
pengguna KTP-el ini cukup tinggi. Padahal tingginya
NO HAK PILIH HAK PILIH
KOTA PEMILIH DPTb PEMILIH DPK
DPTb DPK

angka pengguna KTP-el bukan karena semata 1

2
Kota Palu

Kabupaten Sigi
4.518

472
30.600

13.017
1.167

122
28.969

10.299

pemilih tidak terdaftar, tetapi kemungkinan pemilih 3 Kabupaten Donggala 952 4.747 345 4.272

tidak menerima C6 dan tidak mengetahui status Sumber data: KPU Kota Palu, KPU Kabupaten Sigi dan KPU
keterdaftarannya dalam DPT. Akibatnya pemilih Kabupaten Donggala

datang ke TPS hanya membawa KTP-el dan didaftar


Dari tabel di atas terlihat bahwa pemilih dan
oleh petugas KPPS sebagai pemilih pengguna KTP-
pengguna hak pilih DPK Kota Palu mengalami
el, padahal pemilihnya terdaftar dalam DPT atau angka yang sangat tinggi dibandingkan dengan
DPTb. Kondisi ini berpotensi terulang lagi di wilayah Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.
bencana di mana kerentanan masyarakat korban Tingginya angka pengguna hak pilih DPK Kota
saat itu cenderung kurang memperhatikan status Palu sempat dipertanyakan saksi saat pelaksanaan
keterdaftarannya dalam DPT. Untuk menghindari rekapitulasi penghitungan suara provinsi bahkan
terulangnya kasus tersebut, pemilih pengguna KTP- saat rekapitulasi penghitungan suara nasional.
el sebelum dilayani KPPS 4 dan 5, diminta untuk Akan tetapi, itulah fakta yang diperoleh di hari
pemungutan suara saat petugas KPPS melayani dan
mengecek namanya dalam DPT. Kemudian petugas
mencatat pemilih DPK (pengguna KTP-el) dalam
KKPS memastikan dengan teliti bahwa benar
daftar hadir. Pertanyaannya kemudian adalah apakah
pemilih dapat dilayani dengan menggunakan KTP- petugas KPPS sudah melayani/mencatat kehadiran
el. pemilih dengan benar? Ataukah ada yang keliru
Terlihat berdasarkan data jumlah pemilih dalam pelayanan pemilih DPK (pemilih terdaftar
dalam DPK di tiga kabupaten/kota yang terdampak dalam DPT tetapi dicatat dalam daftar hadir sebagai
bencana, terdapat varian angka yang agak pemilih DPK) karena tidak mendapatkan surat
menonjol, khususnya pada pemilih DPK di Kota pemberitahuan memilih (formulir C6), sehingga
Palu dibandingkan dengan jumlah pemilih DPK oleh petugas KPPS dianggap tidak terdaftar dalam
DPT? Atau memang pemilih tidak terdaftar dalam
di Kabupaten Sigi dan Donggala yang jauh lebih
DPT kemudian menggunaan hak pilihnya di TPS
rendah. Jika dibandingkan dengan jumlah pemilih

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 133


pada wilayah RT di Kelurahan yang bersangkutan Manusia juga memberikan jaminan pemenuhan hak
sesuai alamat KTP-el pemilih dan dicatat sebagai dipilih dan memilih kepada setiap warga negara yang
pemilih dalam DPK? diatur dalam Pasal 43, “Setiap warga negara berhak
Fenomena ini mengindikasikan bahwa untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum
permasalahan pemilih di wilayah bencana memberi berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan
dampak kesemerawutan pada daftar pemilih yang suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
telah dimutakhirkan. Daftar pemilih yang telah dan adil sesuai dengan ketentuan perundang-
tersusun dengan basis TPS tidak dapat dipertahankan undangan.”
lagi karena keadaan wilayah dan pemilihnya tidak Jaminan hak pilih warga dalam instrumen
bisa dipersatukan lagi. Daftar pemilih dengan hukum itulah yang mendorong pemilih ke TPS,
kondisi wilayah terdampak bencana alam dapat termasuk pemilih di wilayah bencana yang tinggal
direstrukturisasi dengan melakukan pemetaaan di tenda-tenda pengungsian. Motivasi pemilih ke
wilayah serta melihat pergerakan dan persebaran TPS, dibarengi dengan seruan dan ajakan memilih
pemilih. dan telah dipastikan menerima surat pemberitahuan
memilih (formulir C6), sebagai bentuk pengakuan
Pemungutan dan Penghitungan Suara pemilih yang telah terdaftar dalam DPT. Fenomena
Hari pemungutan suara (voting day) merupakan C6 ini ternyata memberi dampak pada kehadiran
hari yang sangat dinanti oleh banyak pihak. Tidak pemilih di TPS, sebab ada sebagian pemilih yang
hanya peserta pemilu, pemilih, penyelenggara sekalipun terdaftar dalam DPT tetapi tidak menerima
pemilu, tetapi negara lain pun menanti pelaksanaan C6 dan kemudian enggan ke TPS dengan alasan tidak
hari pemungutan suara dan bahkan mengikuti mendapatkan undangan (C6). Padahal dokumen itu
prosesnya. Pada hari itu rakyat secara berdaulat hanya pemenuhan syarat administrasi saja, tetapi
menggunakan hak pilihnya sekaligus menentukan tidak menghilangkan hak pilih warga. Kalaupun
pilihannya untuk menentukan pemimpin dan tidak menerima C6 tapi sepanjang terdaftar sebagai
masa depan bangsa. Pada hari itu juga akan terlihat pemilih, maka pemilih tetap dilayani hak pilihnya.
kesiapan dan kesuksesan penyelenggaraan pemilu Berangkat dari fenomena itu, penyampaian C6 pada
dalam menata kelola pelaksanaan pemungutan pemilih di tenda-tenda pengungsian menjadi fokus
dan penghitungan suara. Pemungutan suara dalam utama KPU Kabupaten/Kota untuk memastikan
pemilu akan memberi jaminan tersalurnya hak pilih pemilih terdaftar dalam DPT menerima C6. PPS
warga negara secara bebas dan jujur (free and fair di wilayah-wilayah bencana memprioritaskan
election) karena setiap warga yang telah memenuhi pengangkatan petugas KPPS yang dipilih dari
syarat berdasarkan aturan perundang-undangan, warga korban yang secara bersama-sama tinggal
tanpa terkecuali harus mendapatkan pelayanan di spot-spot penampungan warga. Harapannya,
setara dalam penggunaan hak pilihnya. Tidak distribusi formulir C6 akan tersampaikan kepada
boleh ada warga negara yang diperlakukan secara seluruh pemilihnya dan KPPS dapat dengan mudah
diskriminatif. mengidentifikasi pemilih-pemilih di TPS masing-
Dalam kerangka hukum pemilu Indonesia masing.
hak pilih warga telah mendapat jaminan dalam Kesiapan logistik perlengkapan pemungutan
berbagai instrumen hukum, di antaranya Pasal 27 suara menjadi hal penting guna memastikan
ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “segala warga kebutuhan perlengkapan pemungutan dan
negara bersama kedudukannya di dalam hukum penghitungan suara telah memenuhi standar;
dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi tepat kualitas, tepat jumlah, tepat jenis, dan tepat
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada waktu. Sebagai upaya kehati-hatian, petugas KPPS
kecualinya”. Pasal 28 D mengatakan pada ayat sebelum kegiatan pemungutan suara di mulai, telah
(1) bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan, memastikan bahwa perlengkapan pemungutan suara
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang benar-benar terpenuhi. Hal ini dilakukan karena
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum” sejalan dengan ketentuan Peraturan KPU Nomor 3
dan ayat (3) yang menyatakan bahwa “setiap warga Tahun 2019 tentang Pemungutan dan Penghitungan
negara memperoleh kesempatan yang sama dalam Suara Pemilihan Umum, Pasal 33 ayat (1) huruf b
pemerintahan”. Pada tingkat undang-undang, yaitu angka 1 yang menyebutkan: (1) Dalam melaksanakan
UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi agenda rapat pemungutan suara sebagaimana

Halaman // 134 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
dimaksud dalam pasal 32, ketua KPPS; b. Membuka kemudian ke kotak suara, dan mencelupkan jari ke
perlengkapan pemungutan dan penghitungan botol tinta sebelum keluar TPS. Demikian halnya
suara dengan ketentuan :1) membuka kotak suara, dengan mekanisme penghitungan suara juga
mengeluarkan seluruh isi kotak suara diatas meja dilakukan berdasarkan ketentuan norma yang ada,
secara tertib dan teratur, mengidentifikasi, dan seperti pembukaan kotak suara harus disaksikan
menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan semua pihak yang hadir (pengawas TPS dan saksi),
peralatan, serta memeriksa sampul yang berisi surat menghitung surat suara yang telah tercoblos dan
suara untuk masing-masing jenis pemilu yang masih mencocokkan dengan pemilih yang hadir, membuka
dalam keadaan disegel. Tentunya seluruh dokumen dan menghitung surat suara satu per satu, mencatat
dan peralatan tersebut harus diperlihatkan kepada hasil penghitungan suara, serta mengumumkan hasil
pemilih, saksi, dan pengawas TPS, sebagaimana pemungutan suara di TPS.
dimaksud dalam ketentuan angka 2 pasal yang sama. Pada hari pemungutan suara terlihat pemilih
Pengalaman pertama dalam pelaksanaan antusias mendatangi TPS-TPS, termasuk pemilih di
pemungutan suara Pemilihan Umum 2019 di tenda-tenda penampungan warga yang datang lebih
wilayah bencana memberi pelajaran berharga bagi awal ke TPS karena lokasi TPS berada tidak jauh
jajaran penyelenggara KPU di tingkat kabupaten/ dari lokasi penampungan warga. Pelayanan KPPS
kota. Semua kesiapan pemungutan suara dapat juga terlihat ramah dan santun karena sebagian besar
terdistribusi tepat waktu, kemudian juga semua anggota KPPS diangkat dari warga korban yang
warga yang berhak atau terdaftar sebagai pemilih sama-sama tinggal di tenda penampungan. Suasana
terlayani hak pilihnya tanpa diskriminasi. Untuk kekeluargaan nampak terlihat karena pemungutan
melayani pemenuhan hak pilihnya petugas KPPS suara hari itu dijadikan sebagai sarana silaturahmi
memberikan standar pelayanan regulatif kepada bagi semua warga korban yang tinggal di tenda-
pemilih mulai dari pintu masuk TPS sampai pintu tenda pengungsian. Bahkan ada handai taulan yang
keluar, seperti menyampaikan tata cara pemberian baru dipertemukan di hari pemungutan suara setelah
suara, meregistrasi kehadiran pemilih di pintu masuk, sekian lama terpisah dan tidak saling mengetahui
memberikan surat suara yang telah ditandatangani keberadaannya selama pasca bencana. Situasi ini
ketua KPPS, mengarahkan pemilih ke bilik suara yang kemudian memberi dampak positif sehingga

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 135


pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara faktor psikososial masyarakat. Kondisi masyarakat
berlangsung secara tertib dan aman. yang mempunyai kerentanan psikis tentu akan
Pelayanan hak pilih warga yang dikhawatirkanmempengaruhi partisipasi dalam Pemilu. Demikian
bisa memicu keributan karena adanya pemilih yang halnya pengaruh terhadap kualitas penyelenggaraan
tidak terdaftar, pemilih pengguna KTP-el atau tahapan pemilu. Keikutsertaan masyarakat korban
pemilih pindah memilih dan lain sebagainya, ternyata
bencana alam dalam rangkaian tahapan pemilu tentu
dapat teratasi sesuai dengan mekanisme dan aturan akan memberi nilai kesuksesan tersendiri dalam
yang ada. Demikian halnya dengan kekhawatiran pelaksanaan pemilu.
terjadinya pemungutan suara ulang (PSU) di TPS Penataan daftar pemilih korban bencana alam
spot penampungan korban Kota Palu karena adanya perlu diatur dengan kerangka regulasi yang mampu
kecenderungan pelanggaran pelayanan di TPS, menyelesaikan problematika pemilih. Hilangnya
tetapi dengan kesiapan KPPS pemungutan dan sebagian wilayah desa/kelurahan dan tersebarnya
penghitungan suara di TPS spot-spot penampungan pemilih pada wilayah-wilayah yang tidak bersesuaian
warga berjalan lancar tanpa adanya PSU. lagi dengan TPS tempat pemilih terdaftar akan
Kegiatan penghitungan suara terpantau berdampak terhadap ketidakhadiran pemilih di TPS
berjalan lancar. Warga korban bencana yang apabila pemilihnya tidak diberi kemudahan dalam
berada di TPS-TPS penampungan ikut memantau penggunaan hak pilihnya. Memberi kemudahan
pelaksanaan penghitungan suara menanti hasil akhirpelayanan terhadap pemilih korban bencana dapat
perolehan suara peserta pemilu, baik perolehan dilakukan dengan cara merestrukturisasi daftar
suara calon Presiden dan Wakil Presiden maupun pemilih dengan cara memverifikasi kembali pemilih
calon DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD yang terkena dampak hilangnya sebagian wilayah
Kabupaten/Kota. Pada kegiatan penghitungan suara dan tempat tinggal. Untuk melakukan ini tentu
dapat diberi gambaran bahwa suara pemilih yang tidaklah mudah jika tidak mendapat dukungan dan
telah dikonversi ke dalam suara sah dan tidak sah layanan dari pihak-pihak yang berkepentingan
sangat ditentukan oleh seberapa tinggi kebenaran langsung, di antaranya pelibatan pemerintah daerah
pemilih dalam memberikan suara. Tinggi-rendahnya melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta
angka suara sah dan tidak sah pada wilayah- partisipasi aktif dari pemilih yang bersangkutan.
wilayah terpapar bencana tentu dapat dipengaruhi Bertemu warga korban, bersosialisasi dengan
oleh kondisi pemilihnya. Akan tetapi, bila melihatmereka di tenda-tenda pengungsian/spot-spot
angka penghitungan suara sah dan tidak sah pada penampungan korban merupakan suatu keniscayaan
salah satu wilayah bencana, yaitu Kota Palu, dapatyang perlu dilakukan untuk mengubah paradigma
dilihat bahwa hasil penghitungan suara untuk jenistrauma dan kesedihan masyarakat untuk kemudian
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden jumlah suarabangkit menjadi pemilih tangguh yang mampu
tidak sah berada di angka yang relatif rendah, yaitu
menumbuhkan kesadaran. Pertemuan seperti itu
sejumlah 1,08 %. Berbeda lagi dengan hasil pemilu penting juga untuk mengedukasi tentang pentingnya
anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi untuk Kota hak memilih dalam pemilu. Pelibatan dalam setiap
Palu di mana perolehan angka suara tidak sah berada
tahapan pemilu seperti penyusunan daftar pemilih,
pada kisaran 5,8 % sampai dengan 7,4 %. Disparitassosialisasi, kampanye, serta kehadirannya di hari
angka perolehan suara tidak sah ini memberi sinyalpemungutan suara memberi sinyal kesuksesan
bahwa informasi terkait tata cara pemberian suara dalam penyelenggaraan pemilu dengan capaian
harus terinternalisasi secara menyeluruh dan mudahangka partisipasi yang memuaskan. Keberadaan
dipahami oleh pemilih. pemilih tangguh mayarakat Kota Palu, Kabupaten
Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi
Penutup Moutong menjadi modal yang harus dirawat
Pelaksanaan pemilu di wiayah bencana memberi sehingga penyelenggaraan pemilu atau pemilihan ke
warna dan tantangan tersendiri bagi KPU Provinsi depan di Sulawesi Tengah lebih berkualitas.
dan KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan
pemilu. Dinamika itu terjadi mulai dari bagaimana
merencanakan kegiatan sampai kemudian
melaksanakan tahapan pemilu yang melibatkan
masyarakat yang perlu mempertimbangkan faktor-

Halaman // 136 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


DILEMA DAFTAR PEMILIH
KHUSUS (DPK)

KOMISI PEMILIHAN UMUM


PADA PEMILU SERENTAK

REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
JONI SUHAIDI

ABSTRAK
Setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Umum,
termasuk Pemilih yang menggunakan KPT-Elektronik pada hari pemungutan suara tanggal 17 April 2019.
Daftar Pemilih Khusus (DPK) merupakan pemilih yang memenuhi syarat namun belum terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) didaftar di TPS sesuai dengan alamat
yang tertera dalam KTP-el.
Daftar Pemilih Khusus (DPK) bertujuan untuk menjamin hak konstitusional pemilih yang memenuhi
syarat sebagai pemilih. Untuk dapat menggunakan hak pilihnya pemilih hanya menunjukkan e-KTP atau
Suket yang dikeluarkan oleh Dukcapil sebagai bukti perekaman KTP elektronik hanya dapat mencoblos di
TPS yang berada di RT/RW sesuai dengan alamat yang tertera di KTP-el atau Suket.
Permasalahan untuk pemilih DPK adalah tidak tersedianya Surat Suara. Surat Suara yang ada di
setiap TPS hanya berdasarkan jumlah pemilih yang tercantum dalam DPT dan DPTb, ditambah dengan
2% (dua persen) dari DPT sebagai cadangan. Pemilih DPK hanya dilayani hak pilihnya pada pukul
12.00-13.00 WIB sepanjang surat suara masih tersedia, sehingga hak konstitusi Pemilih DPK ada yang
berpotensi tidak terpenuhi.

Pendahuluan yang valid.


Pemilihan Umum Tahun 2019 untuk memilih Berdasarkan pasal 57 ayat 1 Peraturan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), anggota KPU Nomor 11 Tahun 2018 tentang Penyusunan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), anggota Dewan Daftar Pemilihan di Dalam Negeri dalam
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, Penyelenggaraan Pemilihan Umum, penyusunan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) daftar pemilih Pemilihan Umum bagi daerah
Kabupaten dan Kota yang dilaksanakan secara yang menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan
bersamaan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/
Presiden, yang dilaksankan secara langsung, umum, atau Walikota dan Wakil Walikota Serentak 2018,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan dikatakan bahwa KPU Kabupaten/Kota yang
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali
Tahun 1945. Kota dan Wakil Walikota serentak 2018 tidak
Pemilihan Umum Tahun 2019 yang melaksanakan Coklit terhadap daftar pemilih dari
dilaksanakan secara serentak untuk memilih anggota rumah ke rumah terhadap data Pemilih. Selanjutnya
DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/ pada ayat 2 disebutkan bahwa KPU Kabupaten/
Kota, serta untuk memilih Presiden dan Wakil Kota yang menyelenggarakan Pemilihan Serentak
Presiden. Pemilihan Umum serentak dilaksanakan 2018 menyususn DPS Pemilu 2019 berdasarkan
dengan konsekuensi diperlukannya data Pemilih Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Gubernur

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 137


dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/ Pemilih (PPDP), penyusunan Daftar Pemilih
atau Wali Kota dan Wakil Walikota serentak 2018 Sementara (DPS) sampai penyusunan dan penetapan
ditambah Pemilih Pemula yang terdapat dalam DPT yang berlanjut pada penyusunan Daftar Pemilih
Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4). Tetap Hasil Perbaikan Pertama (DPTHP-1), Daftar
Dalam Pemilihan Umum serentak tahun Pemilih Tetap Hasil Perbaikan kedua (DPTHP-2)
2019 ini penyususnan DPT memerlukan waktu dan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan ketiga
yang panjang, mulai dari tahapan sinkronisasi DP4 (DPTHP-3) yang baru disahkan pada rapat pleno
terhadap DPT Pemilihan sebelumnya, pemutakhiran terbuka rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Hasil
data Pemilih oleh Petugas Pemutakhiran Data Perbaikan Ketiga (DPTHP-3) Tingkat Nasional

Halaman // 138 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Sehubungan dengan hal tersebut, surat
suara yang diberikan kepada Pemilih berbeda
peruntukannya, yaitu Pemilih yang terdaftar dalam
DPT menerima 5 (lima) jenis surat suara antara lain
surat suara Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD,

KOMISI PEMILIHAN UMUM


DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Pemilih
DPTb merupakan Pemilih yang menggunakan hak

REPUBLIK INDONESIA
pilihnya di TPS lain atau pindah memilih. Surat
suara yang digunakan untuk DPTb ini tergantung
pada wilayah asal dan tujuan Pemilih. Sedangkan
DPK merupakan Pemilih yang tidak terdaftar dalam
DPT dan DPTb yang memiliki KTP-el atau Suket
beralamat di TPS setempat. DPK menerima 5 (lima)
jenis surat suara.
Permasalahan Daftar Pemilih Khusus (DPK)
pada Pemilu Tahun 2019
Pemilih DPK adalah pemilih yang belum
terdaftar dalam DPT di suatu TPS, tetapi memenuhi
syarat untuk memilih, pemilih tersebut harus mengisi
form DPK di TPS domisili untuk memilih. Dalam
Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia Nomor 557/PL.02.1-SD/01/KPU/III/2019
tanggal 29 Maret 2019 perihal Tindak lanjut Putusan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor
20/PUU-XVII/2019 pada poin 16 (enam belas) pada
pemungutan suara apabila terdapat pemilih yang
belum masuk dalam DPT atau DPTb dan belum
memiliki KTP elektronik, pemilih tersebut dapat
dilayani apabila memiliki Surat Keterangan (suket)
yang di keluarkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
Keputusan KPU RI Nomor 227/PL.02.1-
Kpt/01/KPU/I/2019 tanggal 17 Januari 2019
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Daftar Pemilih
Khusus (DPK), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb),
Pemilihan Umum Tahun 2019 pada tanggal 08 April dan Perbaikan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Dalam
2019. Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019, dalam
Pada Pemilu 2019, ada 3 (tiga) kategori Bab III dijelaskan pelaksaan penyususnan DPK
daftar Pemilih yaitu Daftar Pemilih Tetap (DPT), bahwa dalam proses pendataan pemilih DPK yang
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), dan Daftar dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota, dimungkinkan
Pemilih Khusus (DPK). Kategori daftar Pemilih ini dilakukan proses perubahan status pemilih dari
berkorelasi terhadap pemenuhan surat suara yang DPK menjadi DPT. Pemilih yang terdaftar ke DPK
akan digunakan pada hari pemungutan suara tanggal dapat dimasukkan menjadi DPT dengan ketentuan,
17 April 2019. mengelompokkan di suatu wilayah tingkat desa/

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 139


kelurahan, jumlah pemilih DPK cukup banyak dan pencermatan dan menghasilkan kesimpulan sebagai
tidak dimungkinkan untuk difasilitasi penggunaan berikut: Pertama, Pemilih DPK yang tidak dapat
hak pilihnya menggunakan surat suara cadangan memilih akibat surat suara tidak tersedia karena surat
di TPS yang sudah ada di desa/kelurahan, Proses suara yang diterima KPPS kurang dari jumlah DPT
DPK menjadi DPT dilakukan berkoordinasi ditambah 2% (dua persen) cadangan. Terkait hal
dengan Bawaslu Kabupaten/Kota, dilakukan proses ini, rekomendasi pemungutan suara lanjutan dapat
rekapitulasi dan penetapan perbaikan DPT hasil dilaksanakan terhadap 32 (tiga puluh dua) TPS.
rekomendasi dari Bawaslu Kabupaten/ Kota. Kedua, Pemilih DPK yang tidak dapat memilih
Bagi KPU Kabupaten/Kota yang telah akibat surat suara tidak tersedia karena habis terpakai
melakukan proses pendataan pemilih DPK, oleh Pemilih DPT, DPTb, dan DPK sementara surat
dimungkinkan dilakukan proses perubahan status suara yang diterima oleh KPPS sesuai dengan jumlah
pemilih dari DPK menjadi DPT. Pemilih yang DPT ditambah 2% (dua persen) cadangan, maka
rekomendasi pemungutan suara lanjutan terhadap 55
terdaftar dalam DPK dapat dimasukkan menjadi DPT
(lima puluh lima) TPS tidak dilaksanakan.
dengan berkoordinasi dengan Bawaslu Kabupaten/
Dengan demikian, dari 87 (delapan puluh tujuh)
Kota. Setelah mendapat rekomendasi dari Bawaslu
TPS yang direkomendasikan pemungutan suara
Kabupaten/Kota hal ini akan menjadi kendala
lanjutan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota se-Provinsi
dengan adanya Surat Edaran Komisi Pemilihan
Riau hanya 32 (tiga puluh dua) TPS dilaksanakan
Umum Republik Indonesia Nomor Nomor 651/
dan 55 (lima puluh lima) TPS tidak dilaksanakan.
PL.02.1-SD/01/KPU/IV/2019 tanggal 9 April 2019
Bawaslu Provinsi Riau dan Bawaslu Kabupaten/
perihal Pelaksanaan Putusan MK RI Nomor 20/
Kota menyetujui hasil pencermatan tersebut.
PUU-XVII/2019 dan Tindak Lanjut Rapat Pleno Disisi lain, pada tanggal 30 Juli 2019, terdapat
Rekapitulasi DPT Hasil Perbaikan ketiga. Pada pengaduan masyarakat (Fadriansyah mantan
poin 5 (lima) dijelaskan Penetapan DPK menjadi Panwascam Kecamatan Kampar) kepada Dewan
DPT yang tersebar dalam TPS yang ada dan telah Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dengan
ditetapkan menjadi DPT oleh KPU/KIP Kabupaten/ pengaduan Nomor 326-P/L-DKPP/IX/2019 yang
Kota untuk dilakukan perubahan penetapannya, dan diregistrasi dengan Perkara Nomor 306-PKE-
tetap menjadi pemilih DPK. DKPP/X/2019.
Pemilih yang menggunakan KTP-el pada saat Adapaun yang menjadi dasar pengaduan
Pemilihan Umum tanggal 17 April 2019 tentu akan adalah KPU Kabupaten Kampar diduga melakukan
berdampak terhadap ketersediaan surat suara di pelanggaran Kode Etik Penyelenggaran Pemilu
setiap TPS yang jumlahnya berdasarkan DPT dan tahun 2019 di Kabupaten Kampar karena tidak
DPTb, ditambah dengan 2% (dua persen) dari DPT melaksanakan Rekomendasi Panwaslu Kecamatan
sebagai cadangan. Siak Hulu yang tertuang dalam Surat Panwaslu
Kecamatan Siak Hulu Nomor : 02/K.RI-04/
Gugatan di Dewan Kehormatan Penyelengara PM.00.02/IV/2019, tanggal 18 April 2019 perihal
Pemilu. Rekomendasi Pemilihan Umum Lanjutan (PSL)
Selama proses pemugutan suara pada Pemilu pemungutan dan penghitungan Suara Lanjutan di 4
2019 terdapat 87 (delapan puluh tujuh) rekomendasi (empat) TPS di kecamatan Siak Hulu. Rekomendasi
Bawaslu Kabupaten/Kota untuk dilakukannya pada pokoknya mencantumkan 98 (sembilan puluh
pemungutan suara lanjutan yang disebabkan Pemilih delapan) Pemilih yang tidak dapat memberikan hak
DPK tidak dapat menggunakan hak pilihnya dan pilih karena kekurangan surat suara (empat TPS
tersebar di 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota di Provinsi dimaksud sudah termasuk dalam 55 TPS yang tidak
Riau. Terhadap rekomendasi ini, KPU Kabupaten/ dilaksanakan pemungutan suara lanjutan).
Kota bersama KPU Provinsi Riau melakukan Berdasarkan hasil pengawasan Panwaslu
Kecamatan Siak Hulu, ada sejumlah 98 Pemilih yang

Halaman // 140 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


telah terdaftar dalam formulir model C7.DPK-KPU tersebut bukan merupakan pemilih kategori DPT
namun pada akhirnya tidak dapat menggunakan hak atau DPTb, melainkan pemilih kategori Daftar
pilihnya pada tanggal 17 April 2019 karena surat Pemilih Khusus (DPK). Sesuai dengan ketentuan
suara sudah habis. yang berlaku, Pemilih DPK hanya dilayani hak
Adapun Pemilih 98 orang tersebut merupakan pilihnya pada pukul 12.00-13.00 WIB sepanjang

KOMISI PEMILIHAN UMUM


52 orang pemilih di TPS 04 Desa Pandau Jaya, 19 surat suara masih tersedia.
orang Pemilih di TPS 38 Desa Pandau Jaya, 8 orang Sesuai dengan ketentuan tersebut dengan
Pemilih di TPS 21 Desa Baru, 19 orang Pemilih di melihat fakta yang terjadi bahwa seluruh surat

REPUBLIK INDONESIA
TPS 11 Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu. suara sudah digunakan pemilih DPT dan DPTb.
Menyikapi hal tersebut Bawaslu Kabupaten Kampar KPU Kabupaten Kampar memutuskan tidak dapat
juga mengeluarkan Surat Nomor : 009/K.RI-04/ melaksanakan PSL untuk mengakomodasi hak pilih
PW.00.02/IV/2019 tanggal 18 April 2019 perihal 98 Pemilih sebagaimana rekomendasi Panwaslu
penundaan Rekapitulasi Kecamatan. Kecamatan Siak Hulu dikarenakan 98 Pemilih
Terhadap Surat tersebut KPU Kabupaten tersebut termasuk kategori DPK. Berdasarkan
Kampar menindaklanjuti dengan surat Nomor: 149/ ketentuan yang berlaku, Pemilih yang terdaftar
PL.01.2-SD/140/KPU-Kab-IV/2019 tanggal 25 April didalam DPK hanya dapat dilayani hak pilihnya
2019 dengan memutuskan tidak dapat melaksanakan sepanjang surat suara masih tersedia.
Pemungutan Suara Lanjutan (PSL) di Kecamatan Dari fakta yang disampaikan oleh KPU
Siak Hulu. Jawaban yang disampaikan oleh KPU Kabupaten Kampar tersebut, DKPP berpendapat
Kabupaten Kampar selaku teradu pada pokoknya tindakan KPU Kabupaten Kampar tidak
menolak seluruh dalil adauan pengadu. KPU melaksanakan rekomendasi PSL, sebagaimana
Kabupaten Kampar menyatakan telah melaksanakan Rekomendasi Panwaslu Kecamatan Siak Hulu
seluruh tahapan Pemilu Tahun 2019 sesuai dengan dan Bawaslu Kabupaten Kampar tidak dibenarkan
ketentuan yang berlaku. menurut Hukum dan Etika Penyelengaraan Pemilu.
KPU Kabupaten Kampar tidak melaksanakan Terhadap 98 Pemilih yang tidak dapat menggunakan
PSL di 4 (empat) TPS di Kecamatan Siak Hulu, karena hak pilihnya sudah terdaftar pada formulir Model
menurut KPU Kabupaten Kampar pelaksanaan C7.DPK-KPU, DKPP berpendapat tidak ada
Pemungutan suara telah sesuai dengan ketentuan alasan bagi KPU Kabupaten Kampar untuk tidak
dengan ketentuan PKPU Nomor 3 Tahun 2019 melaksanakan rekomendasi PSL tersebut.
tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Dalam Kerangka hukum Pemilu telah memberi
Pemilihan Umum jo Suarat Edaran Bersama Badan wewenang kepada Bawaslu untuk menyampaikan
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia rekomendasi PSL kepada KPU Kabupaten Kampar
dan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia dengan didasarkan kajian dan penilaian formil
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan dan materil. Sedangkan subtansi rekomendasi
Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS. PSL bertujuan untuk menjamin hak konstitusional
Terkait dengan 98 (sembilan puluh delapan) pemilih yang memenuhi syarat dapat menggunakan
Pemilih yang tidak dapat menyalurkan hak pilihnya hak pilihnya, seharusnya KPU Kabupaten Kampar
pada hari pemungutan suara pada 4 (empat) TPS selaku Penyelenggara Pemilu memiliki kewajiban
di Kecamatan Siak Hulu, KPU Kabupaten Kampar moral dan hukum untuk melaksanakan PSL.
menjelaskan bahwa hal tersebut bukan dikarenakan Benar bahwa dalam pelaksanaan pemungutan
kekurangan surat suara. Faktanya di 4 (empat) suara di 4 (empat) TPS tersebut surat suara sudah
TPS tersebut, KPU Kabupaten Kampar telah habis digunakan oleh Pemilih baik Pemilih yang
mendistribusikan Suarat Suara dengan jumlah DPT terdaftar dalam DPT, DPTb dan DPK, namun
ditambah 2 persen sebagai cadangan. Bahwa Surat menimbang hak pemilih yang memenuhi syarat
Suara telah habis terpakai pada saat pencoblosan belum terakomodasi sebagaimana rekomendasi
berlansung dan 98 (sebilan puluh delapan) pemilih Pengawas Pemilu, seharusnya KPU Kabupaten

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 141


Kampar tidak mempunyai hambatan untuk Teradu II Sardalis, Teradu III Muhibuddin Akhmad,
melaksanakan rekomendasi Panwaslu Kecamatan Teradu IV Maria Aribeni, dan Teradu V Andi Putra
Siak Hulu karena ketentuan Pasal 344 ayat (4) msing-masing selaku Anggota KPU Kabupaten
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Kampar.
Pemilihan Umum telah memberikan solusi bagi
penyelenggra pemilu untuk menjamin integritas Upaya Perbaikan Daftar Pemilih Khusus (DPK).
proses pemilu dan pelaksanaan hak konstitusional 1. Perlu ditingkatkannya akurasi Data
warga negara. Surat suara pemungutan suara ulang Pemilih dalam DP4 oleh Pemerintah
(PSU) sebanyak 1000 lembar sebagaimana diatur (Kementerian Dalam Negeri);
dalam Pasal 344 ayat (4) tersebut semestinya 2. Perlunya kerjasama berkelanjutan KPU
dipahami lebih luas peruntukannya guna mewadahi dengan Kementerian Dalam Negeri serta
masalah teknis pemilih kategori DPK yang tidak Intansi terkait lainnya dalam memelihara
Daftar Pemilih; dan
mendapatkan surat suara untuk dilayani dalam
3. Meminimalisasi penduduk yang belum
pemungutan suara lanjutan (PSL).
terdata baik yang belum memiliki Kartu
Berdasarkan fakta tersebut, dalil aduan
Keluarga (KK), KTP dan yang belum
Pengadu terbukti dan jawaban para teradu dalam
memiliki KTP seta KK.
hal ini KPU Kabupaten Kampar tidak meyakinkan
DKPP, KPU Kabupaten Kampar selaku para teradu
Penutup
terbukti melanggar Pasal 6 ayat (3) huruf a juncto
Berdasarkan uraian di atas, masih terdapat
pasal 11 huruf a, dan c juncto pasal 15 huruf e dan
pemahaman yang berbeda dalam menginterpretasikan
f juncto Pasal 19 huruf k Peraturan DKPP Nomor
secara teknis regulasi penyelenggaraan Pemilu
2 Tahun 2017 Tentang Kode Etik dan Pedoman
oleh masyarakat maupun pihak lain yang terkait.
Perilaku Penyelenggara Pemilu.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditingkatkan
Berdasarkan pertimbangan diatas Dewan
sosialisasi atau penyampaian informasi terkait
Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Perkara
regulasi dan aturan penyelenggaran Pemilu kepada
Nomor 306-PKE-DKPP/X/2019 yang mana dalam
seluruh elemen masyarakat oleh penyelenggara
amar putusannya pada poin 2 (dua) menyatakan
Pemilu di semua tingkatan.
”Menjatuhkan sanksi Peringatan Kepada teradu I
Ahmad Dahlan selaku Ketua merangkap Anggota,

Halaman // 142 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


REDESAIN BIMTEK BADAN ADHOC
PENYELENGGARAAN PEMILU
(BEST PRACTICE PADA PELAKSANAAN PEMILU 2019 DI JAWA BARAT)

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Endun Abdul Haq1 Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan
Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara

REPUBLIK INDONESIA
Pendahuluan Pemungutan Suara (KPPS) mempunyai beban
emilu Serentak 2019 silam memang sangat berat untuk menyukseskan penyelenggaraan
fenomenal. Pemilu yang untuk pertama kali pemilu yang berintegritas, namun hal itu tidak akan
dalam perjalanan sejarah 12 (dua belas) tercipta tanpa adanya semangat dari mereka untuk
kali pemilu di Indonesia yang menyerentakkan melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-
pemilihan legislatif dan pemilihan eksekutif dalam baiknya, jujur, adil, dan transparan terhadap hasil
satu hari tersebut menyisakan kenangan suka pemilu yang ada. Kesalahan-kesalahan yang ada
dan duka. Terlepas kekurangannya, Pemilu 2019 dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus
mencatatkan sejarah baru sebagai yang terbesar dapat diminimalisir sehingga hasil yang ada dapat
penyelenggaraannya dalam sehari dengan 5 (lima) dipertangungjawabkan. Semua itu diawali dari
kotak suara.  Tak saja kerumitan teknis, Pemilihan proses sosialisasi dan internalisasi yang didesain
Presiden dan Wakil Presiden yang hanya dua melalui kegiatan bimbingan teknis yang berjenjang.
pasangan calon dan serta durasi kampanye yang
cukup panjang, menyisakan polarisasi politik yang Bimbingan Teknis dan Kualitas Kinerja
meluas, yang melelahkan secara psikologis, baik Pengembangan kemampuan (capacity
dari sisi penyelenggara, peserta, serta pemilih. building) penyelenggara melalui pembekalan dan
Di balik dinamika politik dan kerumitan teknis bimbingan teknis di tiap-tiap tingkatan panitia adhoc
Pemilu 2019 yang luar biasa, satu sisi yang perlu mulai dari PPK, PPS, dan KPPS harus dilaksanakan
diapresiasi sebagai salah satu kesuksesan pelaksanaan dengan seksama, karena berkaitan dengan kinerja
Pemilu 2019 adalah antusiasme masyarakat sebagai badan adhoc, khususnya dalam melaksanakan puncak
pemilih yang hadir ke TPS pada hari pemungutan tahapan di hari-H pemungutan dan penghitungan
suara sangat tinggi. Tak hanya itu, masyarakat suara. Mengkaji teori kualitas dan kinerja, tentu
pun kini sudah cerdas dalam menanggapi berbagai muaranya kepada personel manusia itu sendiri
opini dan isu yang dikembangkan oleh kekuatan- beserta hasil kerjanya. Ketika manusia berada dalam
kekuatan politik tertentu yang mengarah kepada satu kelompok yang ditugaskan untuk melaksanakan
berhadapannya antar-kelompok masyarakat. Upaya suatu pekerjaan, tentu yang diharapkan adalah hasil
itu membutuhkan sinergi semua pihak, terkhusus kerja yang sesuai dengan standar kualitas.
di Jawa Barat. Pendekatan budaya politik “urang Untuk memperoleh hasil kerja yang berkualitas
sunda” yang mempunyai tagline silih asah, silih yang dilakukan badan adhoc, tentu yang memegang
asih, dan silih asuh dinamika politik dapat berujung peranan penting adalah para personel itu sendiri yang
dengan baik. sudah melalui proses awal rekruitmen yang terukur.
Tulisan singkat mengeksplorasi sisi manajemen Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumberdaya
teknis dari satu aspek, yaitu pemahaman dan manusia, di mana kualitas sumberdaya manusia
internalisasi pengetahuan, skill, serta profesionalisme mengacu pada: (a). pengetahuan (knowledge),
penyelenggara yang dilaksanakan melaui bimbingan yaitu kemampuan yang dimiliki calon badan adhoc
teknis kepada badan adhoc. Sukses dan lancarnya tersaebut yang lebih berorientasi pada intelegensi
perhelatan politik demokrasi electoral berujung pada dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang
kinerja badan penyelenggara di lapangan. Panitia dimiliki penyelenggara pemilu; (b). keterampilan
1. Komisioner KPU Provinsi Jawa Barat (skill), yaitu kemampuan dan penguasaan teknis

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 143


operasional kepemiluan yang dimiliki badan adhoc;
(c). kemampuan (abilities), yaitu kemampuan yang Problem Akut Bimtek
terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki Pelaksanaan bimtek khususnya kepada
seorang yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, badan penyelenggara adhoc PPK, PPS, dan KPPS
kerja sama, dan tanggung jawab. Di samping sesungguhnya sangat strategis dalam membentuk
ketiga hal yang menjadi dasar kualifikasi dalam karakter, komitmen, dan kemampuan penyelenggara
melihat kualitas kerja seorang di atas, kualifikasi pemilu. Namun kadang dalam pelaksanaannya,
lain yang penting adalah pengalaman, umur, jenis bimtek tidak berjalan sesuai harapan dan terkesan
kelamin, pendidikan, keadaan fisik, tampang, bakat, yang penting informasi dan pemahaman teknis
temperamen, dan karakter (Matutina, 1993:10). sudah tersampaikan, tanpa ada alat ukur yang
Penyampaian informasi dan pengetahuan sistematis dalam mencapai tingkat efektivitas dan
substansi dan teknis kepemiluan, melatih dan keberhasilannya. Sesuai dengan pengalaman Penulis
mendalami keterampilan teknis kepemiluan beberapa kali mengikuti dan melaksanakan bimtek,
sehingga terbentuk kemampuan dan penguasaan ada probem akut pelaksanaan bimtek, di antaranya
secara keseluruhan manajemen pemilu tentu melalui pelaksanaan bimtek yang monoton/membosankan,
salah satunya dengan bimbingan teknis/bimtek pelaksanaan bimtek yang dilakukan sangat terbatas,
(transfer of knowledge). Oleh karena itu bimbingan baik intensitas dan keikutsertaan peserta, bimtek
teknis akan sangat berpengaruh terhadap kinerja dilaksanakan berjenjang dan akhirnya mengakibatkan
penyelenggara pemilu apabila dilakukan dengan banyak informasi yang tidak sampai (distorsi dan
terencana dan seksama, serta direncanakan dengan disinformasi) sehingga informasi sampai ke tingkat
baik menyangkut fasilitator/tutor, metodologi, paling bawah menjadi tidak utuh
kurikulum, dan desain bimtek itu sendiri. Pelaksanaan bimtek yang monoton dan

Halaman // 144 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


membosankan diakibatkan kadang menggunakan sebelumnya. Rekomendasi ini merupakan evaluasi
metode yang satu arah, tidak dinamis, metode dari sisi teknis pelaksanaan, evaluasi metode, maupun
instruktif, dan menggunakan model lama. Tidak evaluasi materi/kurikulum yang sangat dibutuhkan
ada persiapan tutor/mentor terlatih yang kompeten,
oleh badan adhoc penyelenggara. Paling tidak ada
tidak disiapkan alat atau tools yang dibutuhkan
7 catatan redesain bimtek yang sudah dilakukan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


untuk mendukung materi dan kadang dilaksanakandi Jawa Barat, sebagai tawaran untuk pelaksanaan
tidak terencana. Pelaksanaan bimtek yang sangat
bimtek-bimtek yang akan datang.
terbatas yang dilakukan hanya beberapa kali Pertama, pelaksanaan bimtek selalu

REPUBLIK INDONESIA
menyebabkan pemahaman yang tidak sempurna diawali oleh pretest dan diakhiri postest. Hal
dan tidak komprehensif. Bimtek yang dilakukan ini dilakukan sebagai upaya membuat alat ukur
terbatas mengakibatkan kurang terinternalisasiefektivitas pelaksanaan bimtek. Alat ukur tersebut
pemahaman teknis yang harusnya dilakukan secara
dipergunakan untuk mengevaluasi efektivitas tutor/
terus-menerus dan terlatih dengan pembiasaan. mentor/fasilitator, metodologi bimtek, materi/
Termasuk juga soal jumlah peserta yang kadang kurikulum bimtek, serta pelaksanaan teknis bimtek.
sangat terbatas sehingga tidak semua anggota badan
Pretest dilakukan untuk mengukur sejauh mana
penyelenggara memahami secara keseluruhan. pengetahuan dan kemampuan teknis peserta sebelum
Hal ini kadang merupakan imbas dari anggaran dilakukan bimtek. Postest dilakukan untuk mengukur
yang sangat terbatas. Padahal kalau melihat betapa
daya tangkap dan kemampuan pemahaman dan
strategisnya penyampaian dan pemahaman informasi
pendalaman setelah bimtek dilaksanakan. Alat ukur
dan skill kepemiluan, keberhasilan bimtek ini sangat
dimaksud diformat dalam bentuk pretest maupun
menentukan kinerja badan penyelenggara. postest yang didesain berisi pengetahuan substantif
Pelaksanaan bimtek yang berjenjang, menurut
maupun soal keteknisan.
hemat Penulis merupakan sumbangsih dari problem Kedua, pelaksanaan bimtek yang partisipatif
akut pelaksanaan bimtek, penyampaian informasidengan mixmethod, yaitu presentasi dan diskusi.
secara berjenjang ini mengakibatkan banyak informasi
Bimtek dengan metode campuran dengan
dan skill kepemiluan yang tidak tersampaikan secara
mengutamakan partisipasi keikutsertaan peserta
utuh kepada badan penyelenggara di bawahnya. Tentu
dengan tujuan bimtek berlangsung secara dinamis
hal ini diakibatkan juga keterbatasan sumberdaya
dan solutif. Problem di lapangan sangat dinamis dan
dan bisa jadi teknis pelaksanaan bimtek itu sendiri
perlu solusi. Melihat peserta bimtek yang beragam
yang sekadar asal dilaksanakan. Pelaksanaan juga memerlukan strategi partisipatif dan kolaboratif
bimtek semacam ini kadang tidak didukung juga dengan menggunakan pembelajaran andragogi,
oleh sarana dan prasarana pendukung, semisal yaitu pembelajaran bimtek yang partisipatif,
video tutorial, buku saku, poster, leaflet, atau buku
melibatkan semua peserta secara aktif, diskusi, tukar
panduan yang simpel yang mudah dipahami dan pikiran gagasan dan ide serta pengalaman dan solusi,
dapat diinternalisasi secara personal masing-masing
berbagi pengalaman dan gagasan mencari jalan
badan penyelenggara. Akibatnya pemahaman dan keluar atas setiap pengalaman di lapangan. Model
internalisasi pengetahuan dan teknis kepemiluan
seperti ini sering diterapkan di Jawa Barat dengan
terpotong di level personal yang bersangkutan,istilah metode BRIDGE (Building Resources in
sementara mereka dituntut harus memahami secara
Democracy, Government and Election).
utuh karena akan disampaikan kembali kepada Ketiga, pelaksanaan bimtek selalu diselingkan
jajaran di bawahnya dalam bimtek lanjutan. kegiatan energizer dan icebreaking. Hal ini tentu
dilakukan untuk membuat dan menciptakan suasana
Rekomendasi Solusi: Redesain Bimtek forum bimtek tidak membuat jenuh, membosankan,
Berikut adalah rekomendasi solusi sesuai dan monoton, menghangatkan suasana bimtek yang
dengan pengalaman Penulis di Jawa Barat, cenderung formal dan kaku. Tentu situasi formal
dengan mencermati berbagai pelaksanaan bimtek dan kaku serta kemampuan konsentrasi peserta

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 145


bimtek harus di-refresh. Jika tidak, hal tersebut pelaksanaan bimtek menyangkut tahapan puncak
akan berpengaruh untuk transfer pengetahuan pemungutan dan penghitungan suara. Tahapan
dan pendalaman kemampuan peserta bimtek. puncak yang terdiri dari subtahapan pemungutan
Model energizer dan icebreaking yang beragam dengan berbagai aktivitasnya, penghitungan dengan
menyesuaikan beragamnya peserta dengan latar berbagai kebutuhan adminsitrasinya termasuk
belakang yang berbeda akan memecah suasana pengenalan dan tata cara penulisan formulir yang
dan menguatkan kembali kemampuan dan daya jenisnya cukup banyak. Masing-masing personel
konsentrasi peserta bimtek. dengan tugas pokok masing-masing diinternalisasi
Keempat, pelaksanaan bimtek di Jawa Barat dengan praktik dan simulasi agar memahami dan
pada pengalaman Pemilihan Kepala Daerah 2018 mengerti pada saat hari-H yang sebenarnya.
dan Pemilu 2019 didesain dengan memperbanyak Ketujuh, pelaksanaan bimtek dilaksanakan
intensitas dan jumlah peserta. Pengalaman oleh badan adhoc setingkat atau dua tingkat di
sebelumnya intensitas pelaksanaan bimtek sangat atasnya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
terbatas hanya dilakukan satu atau paling banyak distorsi informasi dan misinformasi. Beragamnya
dua kali pelaksanaan, termasuk terbatasnya jumlah latar belakang penyelenggara badan adhoc dari
peserta yang biasanya hanya satu atau dua orang sisi pendidikan, pengalaman, dan jejaring tentu
dilibatkan langsung sebagai peserta. Tentu hal ini berpengaruh kepada daya tangkap dan daya paham
akan sangat berpengaruh kepada alokasi anggaran dalam mengikuti bimtek. Tuntutan untuk melakukan
yang harus cukup memadai. Intensitas bimtek yang transfer pengetahuan dan sharing pengalaman dari
sering dan memperbanyak peserta yang dilibatkan bimtek sebelumnya ke bimtek berikutnya tentu sangat
tentu akan berpengaruh kepada pemahaman badan dipengaruhi oleh daya paham dirinya. Kekhawatiran
adhoc secara merata dan pendalaman pengetahuan penyampaian informasi apabila dilakukan secara
dan kemampuan kepemiluan akan semakin baik. berjenjang informasi yang disampaikan tidak utuh
Kelima, pelaksanaan bimtek selain dan lengkap. Penting kiranya dipertimbangkan
penyampaian materi substantif dan teknis kepemiluan bimtek KPPS, misalnya dilakukan oleh PPK atau
juga ditambah materi internalisasi integritas dan bimtek PPS dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota.
etika penyelenggara. Persoalan integritas dalam Dengan desain seperti ini paling tidak ada jaminan
tubuh penyelenggara khususnya badan adhoc informasi yang disampaikan utuh dan bisa dieksekusi
pemilu merupakan hal penting untuk terus dibenahi. oleh badan adhoc penyelenggara pemilu.
Bimtek sangat menekankan manajemen organisasi Dengan demikian, bimbingan teknis bagi badan
penyelenggara pemilu yang tertib dan profesional, adhoc adalah suatu kegiatan yang sangat strategis
baik dalam kerangka mengelola dan menjalankan dan menentukan dalam pelaksanaan tugas-tugas
peraturan administrasi pemilu, menegakkan kepemiluan, terlebih dalam pelaksanaan puncak
peraturan tindak pidana pemilu, maupun terkait pemungutan dan penghitugan suara yang merupakan
dengan pelaksanaan peraturan penegakan kode rangkaian dan akumulasi dari semua tahapan dan
etik penyelenggara pemilu. Oleh sebab itu, melalui menentukan kualitas kinerja badan penyelenggara
bimtek penyelenggara pemilu badan adhoc tidak pemilu secara keseluruhan. Kinerja KPPS, PPS,
hanya memiliki pengetahuan dan kemampuan dan PPK dapat dilaksanakan dengan baik apabila
dalam melaksanakan tugasnya, tetapi juga harus bimtek dapat didesain dengan efektif dan terukur
mempunyai kemampuan melaksanakan tugas secara serta komitmen dari penyelenggara di atasnya, baik
berintegritas untuk menghindari masalah yang akan KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU RI
terjadi nantinya. sebagai penanggung jawab dari keseluruhan proses
Keenam, pelaksanaan bimtek dengan tahapan pemilu di Indonesia.
memperbanyak simulasi. Hal ini dilakukan agar
pemahaman teori dan daya tangkap kognisi peserta
dipraktikkan dengan simulasi secara detail. Terlebih

Halaman // 146 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
PENETAPAN
CALON
TERPILIH

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 147


Halaman // 148 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T
penyelesaian di Bawaslu7, penyelesaian di
CALON PTUN8); serta perselisihan hasil pemilu9. Sebagai
perbandingan, menurut Topo Santoso dkk (2004:

DENGAN SUARA 6), peraturan perundang-undangan terkait sengketa


atau pelanggaran pemilu selama ini terdiri atas

TERBANYAK
pelanggaran administrasi pemilu, pelanggaran tata

KOMISI PEMILIHAN UMUM


cara pemilu, pelanggaran pidana pemilu, sengketa
dalam penyelenggaraan pemilu, dan perselisihan
TIDAK DI

REPUBLIK INDONESIA
hasil pemilu10.
Tulisan ini akan menggambarkan sengketa tata

TETAPKAN
usaha negara terkait Keputusan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Ende Nomor 22/PL.01.9-HK.03.1-
Kpt/5308/KPU-Kab/VII/2019 yang ditetapkan
SEBAGAI CALON pada Senin, 22 Juli 2019. KPU Kabupaten Ende,
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan

TERPILIH Rapat Pleno Terbuka Penetapan Perolehan Kursi


Partai Politik dan Penetapan Calon Terpilih Anggota
(CATATAN PELAKSANAAN DPRD Kabupaten Ende Hasil Pemilihan Umum
Tahun 2019. Dari empat (4) daerah pemilihan (dapil)
PENETAPAN CALON TERPILIH yang ada di Kabupaten Ende, Dapil yang memiliki
ANGGOTA DPRD KABUPATEN alokasi kursi sebanyak 6 kursi menyisakan persoalan.
ENDE PROVINSI NUSA Calon nomor urut 1 pada Dapil ini yang berasal dari
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) atas
TENGGARA TIMUR PADA nama Heribertus Gani memperoleh suara terbanyak,
PEMILU TAHUN 2019) yaitu 964 suara. Namun calon bersangkutan tidak
ditetapkan sebagai calon terpilih anggota DPRD
Lodowyk Fredrik1 Kabupaten Ende periode 2019-2024 karena yang
bersangkutan setelah pemungutan dan penghitungan

P
Pengantar suara diketahui berstatus terpidana kurungan penjara
emilihan umum merupakan sarana penunjang 2 tahun 3 bulan yang telah berkekuatan hukum
dalam mewujudkan sistem ketatanegaraan berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung
secara demokratis. Penyelenggaraannya Republik Indonesia Nomor 269 K/PID/2019 tanggal
melalui beberapa tahapan utama, yang dapat besar 4 April 2019. Surat Keputusan KPU Kabupaten Ende
menimbulkan sengketa atau pelanggaran. Kondisi tentang penetapan calon terpilih inilah yang menjadi
tersebut bisa disebabkan oleh kecurangan (fraud), obyek gugatan perkara PTUN Nomor 99/G/2019/
kekhilafan (mistake), maupun strategi pemenangan PTUN Kupang.
pemilu yang tidak melanggar hukum tetapi Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
menurunkan kepercayaan publik (non-fraudulent dijelaskan bahwa sengketa proses pemilu melalui
misconduct).1 pengadilan tata usaha negara meliputi sengketa yang
Untuk menyelesaikan sengketa atau timbul dalam bidang tata usaha negara pemilu antara
pelanggaran dalam penyelenggaraan pemilu, calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD
dibuatlah peraturan perundang-undangan. Undang- Kabupaten/Kota, atau partai politik caton peserta
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Pemilu, atau bakal pasangan calon dengan KPU,
Umum2 mengatur mengenai pelanggaran pemilu KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai
(penanganan3, pelanggaran kode etik4, pelanggaran akibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan
administratif5); sengketa proses pemilu (penanganan6, KPU Provinsi, dan keputusan KPU Kabupaten/Kota.
Sengketa proses pemilu sebagaimana
1.
2.
Anggota KPU Provinsi NTT
Janedjri M. Gaffar, Politik Hukum Pemilu, Jakarta: Konstitusi Press, 2013, h. 77.
dimaksud merupakan sengketa yang timbul antara:
3. Buku Keempat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017; Pelanggaran Pemilu, Sengketa Proses Pemilu, dan
Perselisihan Hasil Pemilu
4. Pasal 454 8. Pasal 468
5. Pasal 456 9. Pasal 470
6. Pasal 460 10. Pasal 473
7. Pasal 467 11. Topo Santoso dkk., Penegakan Hukum Pemilu: Praktik Pemilu 2004, Kajian Pemilu 2009-2014, Jakarta,
September 2006, h. 6.

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 147


1) KPU dan Partai Politik calon Peserta Pemilu daftar bakal calonnya disusun berdasarkan sistem
yang tidak lolos verifikasi sebagai akibat zipper (pada setiap tiga caleg, wajib terdapat satu
dikeluarkannya Keputusan KPU tentang caleg perempuan). Dari 6 kursi yang ada di Dapil
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu 2 Kabupaten Ende Nomor, calon pada urut 3 dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173; 6 adalah perempuan serta parpol yang mengajukan
2) penetapan daftar calon tetap anggota DPR, bakal calon wajib memenuhi syarat lainnya sesuai
DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ ketentuan yang terdapat dalam UU 7/2017 maupun
Kota; dan PKPU 20/2018. Selain mengajukan dokumen
3) penetapan Pasangan Calon. persyaratan pengajuan bakal calon dan dokumen
administrasi lainnya secara langsung ke kantor KPU,
Lebih lanjut dalam hal penyelesaian sengketa KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota; partai politik
proses pemilu yang dilakukan oleh Bawaslu tidak peserta pemilu di setiap tingkatan juga diwajibkan
diterima oleh para pihak, selanjutnya parapihak memasukkan data dan dokumen ke dalam Sistem
dapat mengajukan upaya hukum kepada pengadilan Informasi Pencalonan (Silon) yang sudah disediakan
tata usaha negara. oleh KPU. Data yang wajib diunggah ke dalam
Dari gambaran di atas, negara telah Silon adalah data pengajuan bakal calon, data calon,
menggunakan kewenangannya dalam membuat dokumen persyaratan pengajuan bakal calon, dan
peraturan perundang-undangan yang dapat dokumen administrasi bakal calon.
digunakan oleh pihak-pihak untuk melakukan upaya Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (4) PKPU
hukum. Dalam hal pemilu sebagai metode yang 20/2018, proses memasukkan data dan mengunggah
paling demokratis, penyelesaian pelanggaran atau dokumen-dokumen, bukan hanya dilakukan pada
sengketa terkait proses pemilu juga harus dilakukan masa pengajuan bakal calon pada 4 Juli 2018,
dengan cara-cara yang bermartabat. tetapi sudah dapat dilakukan sebulan sebelumnya,
yaitu sejak minggu pertama Juni 2018. Proses
Pembahasan memasukkan data dan dokumen ke dalam Silon
Pencalonan anggota DPRD Kabupaten Ende berlangsung sampai berakhirnya masa pengajuan
berdasarkan jadwal tahapan Pemilu 2019 diatur bakal calon, yaitu pada 17 Juli 2018.
dalam Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2018. Setelah selesai pengajuan bakal calon, KPU
Tahapan pencalonan yang dimulai sejak Juli sampai Kabupaten Ende melakukan verifikasi untuk
dengan September 2018, diawali dengan sosialisasi memeriksa kelengkapan berkas administrasi
pencalonan dan penyampaian pengumuman, daftar caleg yang diajukan maupun kelengkapan
pengajuan daftar calon, verifikasi kelengkapan administrasi masing-masing caleg yang diajukan oleh
administrasi daftar calon dan bakal calon anggota partai politik. Selanjutnya, KPU Kabupaten Ende
DPRD, penyampaian hasil verifikasi, perbaikan menyampaikan hasil verifikasi tersebut kepada partai
daftar calon dan syarat calon serta pengajuan calon politik yang mengajukan caleg, bahkan partai politik
pengganti, verifikasi terhadap perbaikan daftar calon diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan, baik
dan syarat calon, penyusunan dan penetapan Daftar terkait daftar caleg, syarat-syarat caleg yang belum
Calon Sementara (DCS), masukan dan tanggapan lengkap, hingga mengajukan calon pengganti. Setelah
masyarakat atas DCS, permintaan klarifikasi parpol melakukan perbaikan, KPU Ende kembali
kepada partai politik atas masukan dan tanggapan, melakukan verifikasi terhadap dokumen perbaikan
pemberitahuan pengganti DCS, pengajuan pengganti yang disampaikan oleh partai politik. Setelah
bakal calon, verifikasi pengganti DCS, dan diakhiri verifikasi selesai, selanjutnya KPU Ende menyusun
dengan tahapan penyusunan dan penetapan Daftar Daftar Calon Sementara (DCS) Kabupaten Ende.
Calon Tetap (DCT) yang kemudian diumumkan. Pada Minggu, 12 Agustus 2018, KPU Kabupaten
Ende menetapkan dan mengumumkan DCS DPRD
Pengajuan Bakal Calon dan Pemenuhan Kabupaten Ende sebanyak 436 caleg yang terdiri
Keterwakilan Perempuan 30% atas laki-laki 287 dan perempuan 149 (34,17 %).
Sesuai ketentuan terkait pengajuan bakal Setelah pengumuman DCS, KPU Kabupaten
calon oleh partai politik yang diatur dalam PKPU Ende membuka kesempatan kepada masyarakat
20/2018, antara lain daftar bakal caleg di setiap dapil untuk menyampaikan masukan dan tanggapan
harus memenuhi ketentuan 30% perempuan yang terhadap DCS tersebut. Penyampaian masukan

Halaman // 148 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


dan tanggapan dibuka selama lebih dari sepekan Ketua Pengadilan Negeri Ende melalui surat
terhitung diumumkan DCS pada Senin, 13 Agustus Nomor: 07/PL.01.4/5308/KPU-Kab/I/2019
2018 sampai dengan Rabu, 21 Agustus 2018. tanggal 14 Januari 2019 perihal permohonan
Selama proses pengumuman DCS tersebut KPU penjelasan status hukum Heribertus Gani,
Kabupaten Ende tidak pernah menerima masukan S.Pd. Namun sampai dengan pelaksanaan
tentang bakal calon dari PDIP khusus Dapil 2 nomor proses pemungutan dan penghitungan suara

KOMISI PEMILIHAN UMUM


urut 1 Kabupaten Ende, lebih khusus untuk bakal pada 17 April 2019, KPU Kabupaten Ende
calon atas nama Heribertus Gani. Semua proses tidak mendapat jawaban atau penjelasan dari

REPUBLIK INDONESIA
penerimaan masukan dari masyarakat dan klarifikasi Pengadilan Negeri Ende.
ke partai politik yang bersangkutan berakhir pada 13 2. Bahwa berdasarkan Hasil Pleno Terbuka
September 2018, karena terhitung dari 14 September Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara
2018 sampai 20 September 2018 KPU Kabupaten Tingkat Kabupaten Ende Pemilu Tahun
Ende menyusun Daftar Calon Tetap (DCT) 2019, calon anggota DPRD Kabupaten Ende
Kabupaten Ende, di mana di dalamnya termasuk dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
bacalon Heribertus Gani dengan nomor urut 1 (satu) (PDIP) Daerah Pemilihan Ende 2 nomor urut
dari PDIP Dapil 2 Kabupaten Ende. 1 (satu) atas nama Heribertus Gani, S.Pd,
Berikut jumlah calon dan persentase calon memperoleh suara terbanyak pertama, yaitu
laki-laki dan perempuan dalam DCT anggota DPRD sejumlah 964 suara yang berasal dari 4 (empat)
Kabupaten Ende yang diajukan oleh partai politik desa/kelurahan yang ada di dapil tersebut.
pada Pemilu 2019:
Berikut perincian perolehan suara Partai PDIP
Tabel 17.1. Jumlah Calon dalam DCT beserta di Dapil 2 Kabupaten Ende.
Presentase Perempuan pada Pemilihan Anggota
DPRD Kabupaten Ende Pemilu 2019 Tabel 17.2. Perolehan Suara Calon PDIP pada
NO PARTAI POLITIK
JUMLAH
CALON
JENIS KELAMIN
PERSENTASE
Dapil 2 Kabupaten Ende
PEREMPUAN
DALAM DCT L P Desa/Kelurahan
No
Urut Nama Calon Jumlah
1 PARTAI KEBANGKITAN 30 20 10 33,33% Calon
BANGSA Nangapanda Pulau Ende Ende Maukaro

2 PARTAI GERINDRA 30 20 10 33,33%   Suara PDIP 39 68 28 13 148


3 PDI-PERJUANGAN 30 20 10 33,33% 1 Heribertus Gani, S.Pd. 792 16 79 77 964

4 PARTAI GOLONGAN KARYA 30 20 10 33,33% 2 Kosmas Yonatas. S.H. 451 1 12 22 486

5 PARTAI NASDEM 30 20 10 33,33% 3 Hj. Selvia Daifura 203 461 70 33 767


Indradewa, S.E.
6 PARTAI GARUDA 26 16 10 38,46%
4 Antonius Kato, S.Pd., 6 4 520 110 640
7 PARTAI BERKARYA 24 18 8 33,33% M.Hum.
5 Kosmas Minggu, S.H., 8 0 14 225 247
8 PARTAI KEADILAN 29 19 10 34,48%
M.H.
SEJAHTERA
6 Ferdinanda Lero, A.Ma. 0 0 0 42 42
9 PARTAI PERSATUAN 30 20 10 33,33%
INDONESIA
  Total         3.294
10 PARTAI PERSATUAN 5 3 2 40,00%
PEMBANGUNAN
11 PARTAI SOLIDARITAS 30 20 10 33,33%
INDONESIA
3. Pada 15 Mei 2019, KPU Kabupaten Ende
12 PARTAI AMANAT NASIONAL 30 20 10 33,33%

13 PARTAI HANURA 30 20 10 33,33%


didatangi oleh Tim Kuasa Hukum dari
14 PARTAI DEMOKRAT 30 20 10 33,33% Heribertus Gani, S.Pd, bersama dengan
15 PARTAI BULAN BINTANG 22 13 9 40,91%
pimpinan dan pengurus Partai Demokrasi
16 PARTAI KEADILAN DAN 30 20 10 33,33%
PERSATUAN INDONESIA Indonesia Perjuangan. Mereka menyerahkan
dokumen dan menyampaikan bahwa status
JUMLAH 436 287 149 34,17%

Sumber: KPU Kabupaten Ende – NTT


hukum Heribertus Gani, S.Pd yang adalah
calon terpilih dari Partai Demokrasi Indonesia
Kronologis
1. Setelah Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT), Perjuangan (PDIP) masih melakukan upaya
KPU Kabupaten Ende mendapat informasi hukum luar biasa, yaitu Peninjauan Kembali
melalui media massa bahwa Heribertus (PK) dan sedang menunggu salinan asli
Gani, S.Pd sedang menjalani hukuman Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik
pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Indonesia. Oleh karena itu, Heribertus Gani,
Ende. Berdasarkan informasi tersebut, KPU S.Pd harus tetap ditetapkan sebagai calon
Kabupaten Ende melakukan konfirmasi kepada terpilih dari Daerah Pemilihan Ende 2 (dua).

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 149


4. Selanjutnya KPU Kabupaten Ende melakukan Juni 2019 perihal Penyelesaian Situng Pemilu
koordinasi dengan Pengadilan Negeri Ende dan Penetapan Perolehan Kursi dan Calon
melalui Surat Nomor: 104/PL.01.8/5308/ Terpilih, poin 2 huruf b yang menerangkan
KPU-Kab/V/2019 tanggal 16 Mei 2019 bahwa pada ketentuan Pasal 39 Peraturan
perihal Mohon Penjelasan Status Hukum KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan
Heribertus Gani. Pengadilan Negeri Ende Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan
memberikan jawaban melalui Surat Nomor: Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam
W26–U2/853/HK.01/V/2019 tanggal 20 Mei Pemilihan Umum mengatur antara lain bahwa
2019, yang menerangkan bahwa Heribertus dalam hal terdapat calon anggota DPRD
Gani, S.Pd, berdasarkan Putusan Kasasi Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang :
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor i. Meninggal dunia;
269 K/PID/2019 tanggal 4 April 2019, yang ii. Tidak lagi memenuhi syarat menjadi
menguatkan Putusan Pengadilan sebelumnya anggota DPRD Provinsi atau DPRD
bahwa Heribertus Gani, S.Pd berstatus hukum Kabupaten/Kota;
sebagai Terpidana. iii. Terbukti melakukan tindak pidana
5. Pada 20 Mei 2019, KPU Kabupaten Ende Pemilu berupa politik uang atau
menerima surat dari Kuasa Hukum dari pemalsuan dokumen berdasarkan
Heribertus Gani, S.Pd Nomor 18/YBH- putusan pengadilan yang telah
PEJ/V/19 perihal pemberitahuan resmi yang memperoleh kekuatan hukum tetap; atau
iv. Terbukti melakukan pelanggaran
menerangkan bahwa sampai saat ini Kuasa
kampanye sebagaimana dimaksud
Hukum belum mendapatkan Salinan Putusan
dalam ketentuan peraturan perundang-
Kasasi Mahkamah Agung RI. Karena itu,
undangan mengenai kampanye Pemilu,
sampai dengan saat itu status hukum Heribertus
berdasarkan putusan pengadilan yang
Gani, S.Pd adalah sebagai Terdakwa dan
telah berkekuatan hukum tetap.
bukan Terpidana karena Putusan Mahkamah
Pada waktu setelah penetapan perolehan
Agung RI Nomor 269 K/PID/2019 tanggal 4
suara sampai dengan sebelum penetapan calon
April 2019, belum berkekuatan hukum tetap,
terpilih, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
hingga Pengadilan Negeri Ende cq. Panitera
menetapkan calon yang memperoleh peringkat suara
Pengadilan Negeri Ende cq. Kejaksanaan
sah terbanyak berikutnya sebagai calon terpilih
Negeri Ende mendapat tembusan Salinan
anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
Putusan Tersebut.
dan menuangkan dalam berita acara.
6. Selain menyurati Pengadilan Negeri Ende,
9. Pada 15 Juni 2019, KPU Kabupaten Ende
KPU Kabupaten Ende juga melakukan
melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi
koordinasi dengan Kejaksaan Negeri Ende
melalui surat nomor 116/PL.01.7/5308/
melalui surat Nomor: 108/PL.01.8/5308/KPU-
KPU-Kab/VI/2019, perihal Mohon Petunjuk/
Kab/V/2019 tanggal 21 Mei 2019 perihal
Arahan, dalam hal ini KPU Provinsi NTT
Mohon Penjelasan Status Hukum Saudara
memberikan petunjuk agar KPU Kabupaten
Heribertus Gani, S.Pd.
Ende dalam melakukan penetapan calon
7. Selanjutnya Kejaksaan Negeri Ende membalas
terpilih wajib memperhatikan PKPU 5/2019
melalui Surat Nomor: B-472/P.3.14/
Pasal 39 ayat (1b) dan (2b) identik dengan
Ep.1/05/2019 tanggal 27 Mei 2019 perihal
Pasal 32 ayat (2b);
Pengiriman Penjelasan Status Hukum a.n.
10. Pada tanggal 20 Juni 2019, KPU Provinsi
Heribertus Gani, S.Pd yang isinya menguatkan
NTT melakukan konsultasi dengan KPU RI
Putusan Pengadilan sebelumnya, dengan
dalam hal ini bertemu dengan Kepala Biro
melampirkan Berita Acara Pelaksanaan
Hukum KPU RI yang intinya “apabila sudah
Putusan Pengadilan dan Petikan Putusan
ada Keputusan Kasai MA, maka calon terpilih
Mahkamah Agung Republik Indonesia.
harus dinyatakan TMS sebagai calon dan
8. Berdasarkan Surat Edaran KPU RI Nomor
perlu melakukan penetapan calon terpilih
901/PL.02.6-SD/06/KPU/VI/2019 tanggal 14

Halaman // 150 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA

dari calon yang memiliki suara terbanyak Ende membalas melalui Surat Nomor:
berikutnya, meskipun calon yang bersangkutan B-547/N.3.14/Ep.1/06/2019 tanggal 26 Juni
melakukan upaya hokum Peninjauan Kembali 2019 perihal Pengiriman Salinan Putusan
(PK), karena PK tidak akan mempengaruhi terakhir a.n. Heribertus Gani, S.Pd.
atau menghambat Putusan Kasasi ”. 11) Pada 30 Juni 2019, KPU Kabupaten Ende
10) Pada 24 Juni 2019 KPU Kabupaten Ende melakukan koordinasi dengan DPC Partai
kembali melakukan koordinasi dengan Demokrasi Indonesia Perjuangan Tingkat
Kejaksaan Negeri Ende melalui surat nomor: Kabupaten Ende di kantor Sekretariat DPC
118/PL.01.7/5308/KPU-Kab/VI/2019 tanggal PDIP, Jalan Eltari – Ende.
24 Juni 2019 perihal Permintaan Salinan 12) Pada 03 Juli 2019, KPU Kabupaten Ende
Putusan Terakhir terhadap Saudara Heribertus didatangi oleh Tim Kuasa Hukum dari
Gani, S.Pd. Selanjutnya Kejaksaan Negeri Heribertus Gani, S.Pd, bersama dengan

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 151


pimpinan dan beberapa orang dari Partai oleh hakim atas suatu masalah hukum yang
Demokrasi Indonesia Perjuangan yang datang dihadapi oleh setiap warga negara.
untuk berkoordinasi serta menyampaikan dan 16) Pada 5 Juli 2019, KPU Kabupaten Ende
menyerahkan surat dari Kuasa Hukum dari melakukan konsultasi dan koordinasi dengan
Heribertus Gani, S.Pd Nomor 22/YBH-PEJ/ Lembaga Pemasyarakatan Ende melalui surat
VII/19 perihal pemberitahuan resmi. nomor 134/PL.01.8/5308/KPU-Kab/VII/2019,
13) Pada 4-5 Juli 2019, KPU Kabupaten Ende perihal Mohon Penjelasan Terkait Tahapan
melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Penahanan dan Status Hukum Saudara
Mahkamah Agung RI dan KPU RI terkait Heribertus Gani, S.Pd;
beberapa hal sebagai berikut: 17) Pada 6 Juli 2019, KPU Kabupaten Ende
1. Status hukum Saudara Heribertus menerima surat balasan dari Lembaga
Gani, S.Pd berdasarkan Putusan Kasasi Pemasyarakatan Ende Nomor: W22.
Mahkamah Agung Republik Indonesia EC.PK.01.01.02-1252 tanggal 6 Juli 2019
Nomor 269 K/PID/2019 tanggal 4 April perihal Penjelasan Terkait Tahapan Penahanan
2019; dan Status Hukum Narapidana a.n. Heribertus
2. Kekuatan hukum berdasarkan surat Gani, S.Pd. Surat ini menerangkan tentang
petikan Nomor 269 K/PID/2019 tanggal Terpidana menjalankan Putusan Akhir MA
4 April 2019; dengan nomor Putusan 269K/PID/2019 tanggal
3. Kejelasan status hukum Saudara putusan 04/04/2019 dengan lama pidana 2
Heribertus Gani, S.Pd bila mengajukan tahun 3 bulan dengan tanggal Eksperasi Akhir
upaya hukum luar biasa yaitu Peninjauan 12/01/2021;
Kembali (PK); 18) Pada 11 Juli, KPU Kabupaten Ende menerima
4. Penjelasan tentang Fatwa. surat dari KPU Provinsi NTT Nomor 472/
Dari hasil konsultasi yang dilakukan oleh PL.01.9-SD/53/KPU-Prov/VII/2019 perihal
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Ende, Penjelasan Mekanisme Penetapan Calon.
berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung 19) Berdasarkan Surat Panitera Mahkamah
Republik Indonesia Nomor 269 K/PID/2019 Konstitusi Republik Indonesia Nomor 1844/
tanggal 4 April 2019, Heribertus Gani, S.Pd PA.N.MK/07/2019 tanggal 16 Juli 2019 perihal
telah berstatus sebagai Terpidana dengan Jawaban Atas Permintaan Data (Keterangan
hukuman penjara 2 tahun 3 bulan. Walaupun Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
Salinan Putusan belum didapat oleh pihak- Tahun 2019) yang menyatakan bahwa KPU
pihak terkait, namun Surat Petikan Nomor 269 Kabupaten Ende tidak terdapat sengketa
K/PID/2019 tanggal 4 April 2019 mempunyai PHPU yang diajukan oleh partai politik peserta
kekuatan hukum yang sama dengan Salinan Pemilu 2019;
Putusan karena Terpidana telah menjalankan 20) Surat Komisi Pemilihan Umum RI Nomor:
eksekusi dari Kejaksaan Negeri Ende pada 1027/PL.01.9-SD/53/KPU/VII/2019 tanggal
16 April 2019 dengan menandatangani Berita 17 Juli 2019 perihal Penetapan Perolehan
Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan. Kursi dan Penetapan Calon Terpilih dalam
Berdasarkan Pasal 268 ayat (1) KUHAP Pemilu Tahun 2019, yang menyatakan bahwa
dan Pasal 66 ayat (2) UU 14/1985 tentang daerah yang tidak terdapat sengketa PHPU
Mahkamah Agung yang menyatakan diberi waktu paling lambat 5 hari setelah
bahwa permohonan peninjauan kembali menerima surat dimaksud untuk melaksanakan
tidak menangguhkan atau menghentikan Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan
pelaksanaan putusan pengadilan, maka status Calon Terpilih, yaitu pada 22 Juli 2019 yang
hukum Heribertus Gani, S.Pd tetap Terpidana merupakan hari terakhir KPU Kabupaten
selama belum ada Putusan hasil PK meskipun Ende melaksanakan Rapat Pleno Penetapan
upaya hukum luar biasa (PK) dalam proses. Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih
Fatwa bukan merupakan upaya hukum Anggota DPRD Kabupaten Ende;
melainkan pendapat yang dapat disampaikan 21) Dua hari setelah Penetapan Calon Terpilih, KPU

Halaman // 152 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


Ende menerima surat dari Dewan Pimpinan 1. Mengabulkan permohonan pencabutan
Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan gugatan yang diajukan oleh Penggugat
Nomor: 2508/EX/DPP/VII/2019 tanggal dalam perkara Nomor: 91/G/2019/
24 Juli 2019 perihal Penundaan Keputusan PTUN-KPG;
Penetapan Calon Anggota DPRD Kabupaten 2. Memerintahkan Panitera Pengadilan Tata

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Ende Terpilih Periode 2019-2024 Dapil 2 a.n. Usaha Negara Kupang untuk mencoret
Heribertus Gani, S.Pd yang diterima KPU perkara Nomor: 91/G/2019/PTUN-KPG
Kabupaten Ende dari Tim Kuasa Hukum pada tersebut dari Buku Register Perkara;

REPUBLIK INDONESIA
29 Juli 2019 dan pada 5 Agustus 2019 dengan 3. Membebankan biaya yang timbul
nomor dan perihal surat yang sama yang dalam pencabutan gugatan ini kepada
diterima dari Sekretariat DPC PDIP Kabupaten penggugat sebesar Rp. 461.500,- (empat
Ende. Selanjutnya KPU Kabupaten Ende ratus enam puluh satu ribu lima ratus
membalas melalui surat Nomor: 151/PL.01.7- rupiah).
SD/5308/KPU-Kab/VII/2019 tanggal 6 25) Berdasarkan uraian dalam kronologi di atas
Agustus 2019 perihal tanggapan atas surat DPP dan berpedoman pada Undang-Undang Nomor
PDIP. Dalam surat tersebut KPU Kabupaten 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan
Ende menyatakan tidak dapat melaksanakan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Penundaan Keputusan Penetapan Calon Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan
Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih
Hasil Pemilu Tahun 2019 karena ditetapkan dalam Pemilihan Umum, maka Heribertus
sudah sesuai dengan mekanisme dan peraturan Gani, S.Pd dinyatakan Tidak Memenuhi
perundang-undangan yang berlaku. Syarat (TMS) untuk ditetapkan sebagai Calon
22) Surat dari Bawaslu Kabupaten Ende Nomor: Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende
258/Bawaslu-Ende/VII/2019 tanggal 30 Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019 dari
Juli 2019 perihal permohonan tidak dapat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada
diregister, yang mana dalam surat Bawaslu Daerah Pemilihan Ende 2. Dengan demikian
tersebut disampaikan kepada Ketua Partai KPU Kabupaten Ende tidak dapat menetapkan
Demokrasi Indonesia Perjuangan Cabang Ende Heribertus Gani, S.Pd sebagai Calon Terpilih
sebagai pemohon dalam perkara Permohonan Anggota DPRD Kabupaten Ende Hasil
Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu yang Pemilihan Umum Tahun 2019 dari Partai
diajukan pemohon kepada Bawaslu Kabupaten Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Daerah
Ende pada 24 Juli 2019 dinyatakan tidak dapat Pemilihan Ende 2 dan menetapkan calon
diregister. Anggota DPRD Kabupaten Ende dari Partai
23) Berdasarkan informasi dari media online Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Daerah
https://bawaslu.go.id/id, Heribertus Gani Pemilihan Ende 2 yang memperoleh peringkat
melaporkan secara tertulis dugaan pelanggaran suara sah terbanyak berikutnya a.n Hj. Selviah
administratif pemilu yang dilakukan lima Daifura Indradewa, SE sebagai calon terpilih
anggota KPU Kabupaten Ende kepada Bawaslu Anggota DPRD Kabupaten Ende.
RI dengan Nomor 80/LP/PL/ADM/RI/00.00/
VII/2019 pada 30 Juli 2019. Selanjutnya pada Setelah melalui proses persidangan yang
sidang pendahuluan yang dilaksanakan pada cukup panjang di Pengadilan Tata Usaha Negara
5 Agustus 2019 dibacakan putusan Bawaslu Kupang sejak 11 November 2019, pada 30 April
RI yang “Menyatakan laporan tidak diterima. 2020 Majelis Hakim PTUN Kupang memutuskan
Menyatakan laporan tidak ditindaklanjuti bahwa berdasarkan asas-asas umum pemerintahan
dengan sidang pemeriksaan.” yang baik tidak sama dengan mengikuti keinginan
24) Salinan Putusan Penetapan Pengadilan Tata dan/atau kepentingan Penggugat saja, melainkan
Usaha Negara (PTUN) Kupang Nomor: melaksanakan pemerintahan sesuai dan berdasarkan
91/G/2019/PTUN-KPG tanggal 25 September peraturan perundang-undangan yang berlaku
2019 dengan Amar Putusan Menetapkan: (penegakan hukum secara murni dan konsekuen)

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 153


asas legalitas. VII/2019 tanggal 22 Juli 2019 tentang
Bahwa berdasarkan fakta yang tak Penetapan Perolehan Kursi Partai Politik
terbantahkan, Penggugat sebagai calon anggota dan Calon terpilih Anggota Dewan
DPRD Kabupaten Ende dari PDIP dalam proses Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Pemilu sampai dengan penghitungan perolehan Ende Periode 2019 -2024;
suara sah telah berstatus Terpidana dan dipenjarakan b) Berita Acara Komisi Pemilihan Umum
di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Ende, Kabupaten Ende Nomor56/PL.01.9-
berdasarkan Putusan Kasasi MARI No.: 269 K/ BA/5308/KPU-Kab/VII/2019 tanggal 22
PID/2019 tanggal 4 April 2019 jo Putusan PT Juli 2019 tentang Penetapan Perolehan
Kupang No. 109/PID/2018/PT.KPG tanggal 11 Kursi Partai Politik dan Calon terpilih
Desember 2018 jo Putusan Pengadilan Negeri Ende Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Nomor: 73/Pid.B/2018/PN.End tanggal 5 November Daerah Kabupaten Ende Periode 2019-
2018. Putusan Kasasi MA adalah putusan akhir yang 2024;
berkekuatan hukum mengikat, yaitu Heribertus Gani, c) Menghukum Penggugat untuk membayar
S.Pd resmi berstatus Terpidana dan berdiam didalam biaya yang timbul dalam perkara ini.
Penjara Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Ende.
Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Penggugat/ Penutup
Kuasa Hukumnya adalah upaya hukum luar biasa; Kesimpulan
upaya hukum PK tidak menghalangi/membatalkan a. Bahwa sesuai dengan uraian di atas,
eksekusi terhadap putusan Kasasi MA Nomor269 Penggugat telah melakukan upaya
K/PID/2019 tanggal 4 April 2019, di mana faktanya hukum sesuai ketentuan yang telah diatur
Heribertus Gani, S.Pd berada di dalam penjara. dalam peraturan perundang-undangan;
Oleh karena sudah berstatus Terpidana (bukan b. Mengacu pada Putusan Pengadilan Tata
tersangka/terdakwa), maka menurut ketentuan Usaha Negara Kupang yang menegaskan
PKPU 5/2019, Penggugat tidak dapat ditetapkan bahwa kerja penyelenggaraan Pemilu,
dan diusulkan untuk dilantik sebagai anggota dalam kasus ini oleh Komisi Pemilihan
DPRD Kabupaten Ende. Perolehan suara atas nama Umum Kabupaten Ende telah sesuai
Heribertus Gani adalah sah untuk Partai Demokrasi dengan prosedur dan peraturan
Indonesia Perjuangan sebagai peserta Pemilu. perundang-undangan yang berlaku.
Penggugat sekalipun mendapatkan suara terbanyak,
namun telah berstatus Terpidana, sehingga digantikan Rekomendasi
oleh calon terbanyak berikutnya sesuai PKPU a. Perlu memberikan pemahaman kepada
5/2019. Pemerintahan yang bersih sejatinya adalah peserta pemilu terkait mekanisme
penyelenggaranya bukan/tidak berstatus terpidana penyelesaian pelanggaran dan sengketa
sehingga anggota DPRD Kabupaten Ende bukan terkait pemilu, kewenangan-kewenangan
orang terpidana (sedang dalam penjara). Dengan dalam penyelesaian pelanggaran dan
demikian Keputusan KPU Kabupaten Ende Nomor: sengketa, maupun tata cara beracara;
22/PL.9-HK.03/1-Kpt/5308/KPU-Kab/VII/2019 b. Pembentuk undang-undang perlu
tanggal 22 Juli 2019 adalah sah dan mengikat. memikirkan tentang penyederhanaan
Berdasarkan hal-hal sebagaimana yang telah terhadap penyelesaian proses
diuraikan diatas, maka Majelis Hakim Pengadilan penanganan sengketa, khususnya yang
Tata Usaha Negara Kupang yang memeriksa dan melalui pengadilan tata usaha negara.
mengadili perkara ini dapat menjatuhkan putusan
yang amarnya sebagai berikut:
1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah secara hukum:
a) Surat Keputusan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Ende Nomor22/
PL.01.9-HK.03.1-Kpt/5308/KPU-Kab/

Halaman // 154 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 T


KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA

9 TAHAPAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PEMILU 2019 Halaman // 155


DAFTAR PUSTAKA
ACE-Electoral Knowledge Network. Voter Serentak 2019. Banda Aceh: KIP Aceh.
Registration: Overviev of Voters List. http:/ Krisna, Andi, et. al. 2017. Fondasi Tata Kelola
aceproject.org. Pemilu. Jakarta : Komisi Pemilihan Umum.
Asy’ari, Hasyim. 2019. Konsolidasi Demokrasi: Kumolo, Tjahyo. 2015. Politik Hukum Pilkada
Pergulatan Politik Pemilu Di Indonesia. Yogyakarta: Serentak. Jakarta: Ekspose (PT Mizan Publika).
Thafa Media.
Magnis, Franz – Suseno. 1994. Etika Moral Prinsip-
Balinsky, Michel L. dan H. Peyton Young. 2001. Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta:
Fair Representation: Meeting The Ideal of One Man, Gramedia Pustaka Utama.
One Vote. Brookings Institution Press.
Mellaz, August, et. al. 2018. Hilangnya Jaminan
Brunell, T.L. 2008. Redistricting and Representation Hak Keterwakilan Penduduk. SPD.
Why Competitive Election are Bad for America. New
York: Routledge. . 2018. Daerah Pemilihan DPRD Kabupaten/
Kota Pemilu 2019: Catatan Masalah. SPD.
Diar, Adithiya. 2012. Tanggung Jawab Negara
Dalam Penegakan Hak Asasi Manusia, Jurnal Mutiara Hikmah, Mahkamah Konstitusi dan
Konstitusi Volume I No. 1, November 2012. Jakarta: Penegakan Hukum dan HAM Di Indonesia. 2005.
Mahkamah Konstitusi – PSKK Fakultas Hukum Jurnal Hukum dan Pembangunan, Tahun Ke 35
Universitas Muhammadiyah Magelang. No.2, April-Juni 2005. Jakarta: Fakultas Hukum
Univ. Indonesia.
Firmansyah, Ade Arif, et. al. 2016. Bukan Undang-
Undang Biasa; Refleksi 10 Tahun Undang-Undang Muttaqin, Edy Faishal. 2007. Implikasi Yuridis
Tentang Pemerintahan Aceh. Banda Aceh: Bandar Keikutsertaan Calon Perseorangan Dalam
Publishing. Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah
Dan Wakil Kepala Daerah. media.neliti.com/
Gaffar, Janedjri M. 2013. Politik Hukum Pemilu. media/publications/229144-implikasi-yuridis-
Jakarta: Konstitusi Press. keikutsertaan-calon- perseorangan
Hamid, Ahmad Farhan. 2006. Jalan Damai Nivada, Aryos. 2015. Rekam Jejak Pemilu 2014
Nanggroe Endatu: Catatan Seseorang Wakil Rakyat Pengalaman dan Pembelajaran dari Aceh. Banda
Aceh. Jakarta: Suara Bebas. Aceh: Dialeksis Publishing.
. 2008. Partai Politik Lokal di Aceh Desentralissi Perdana, Aditya, et. al. 2019. Tata Kelola Pemilu
Politik dalam Negara Kebangsaan. Jakarta: di Indonesia. Jakarta: Komisi Pemilihan Umum
Kemitraan. Republik Indonesia.
Handley, Lisa. 2007. Challenging the Norms and Pipit, Kartawidjaja dan Sidik Pramono. 2006. Akal-
Standards of Election Administration. IFES. Akalan Daerah Pemilihan. Jakarta: Perludem.
Kasim, Hendra. 2009. Hasil Riset Integritas dan Raden, Sahran. 2019. Hukum Pemilu, Pendekatan
Beban Kerja Penyelenggara Pemilu Ad Hoc Pada Interdisipliner, dari Dekonstruksi sampai
Pemilu 2019 di Provinsi Maluku Utara. Ternate: Implementasi. Yogyakarta: Cakrawala.
KPU Provinsi Maluku Utara.
Ramadhanil, Fadli, et. al. 2019. Evaluasi Pemilu
. 2019. Demos Cratos, Catatan Tentang Demokrasi. Serentak 2019: Dari Sistem Pemilu Ke Manajemen
Ternate: Pandecta. Penyelenggaraan Pemilu. Jakarta: http://perludem.
Kementrian Ristek dan Dikti RI. 2017. Statistik org/.
Pendidikan Tinggi Tahun 2017. Jakarta: Pusdatin . 2019. Perlindungan Hak Memilih Warga Negara
Iptek Dikti, Setjen, Kemenristekdikti. di Pemilu 2019 dan Keterwakilan Perempuan di
KIP Aceh. 2019. Buku Data dan Infografik Pemilu Lembaga Pemilu. Jakarta: http://perludem.org/.
Reynolds, Andrew, Ben Reilly dan Andrew Ellis. Nomor 18 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan
2016. Desain Sistem Pemilu. Internasional IDEA. Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun
Reynolds, Andrew dalam Juan J. Linz, et. al. 2001. 2017 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa
“Merancang Sistem Pemilihan Umum”, Menjauhi Proses Pemilihan Umum. Jakarta: Bawaslu RI.
Demokrasi Kaum Penjahat, terj. Rahmani Astuti. . 2019. Surat Edaran Bersama Bawaslu RI

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Bandung: Mizan, LIPI, dan Ford Foundation. dan KPU RI Nomor 55-0870/K. BAWASLU/PTK-
Rizkiyansyah, Ferry Kurnia. 2017. Pemilu dan 00.00/4/2019. Jakarta: Bawaslu RI.
Demokrasi Terkonsolidasi, Catatan penyelenggaraan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. 2019.

REPUBLIK INDONESIA
Pemilu 2014. Jakarta: PT Epicentrum Mahadaya Putusan DKPP Nomor 114-PKE-DKPP/VI/2019.
Komunika. Jakarta: Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.
Santoso, Topo. 2006. Tindak Pidana Pemilu. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Sinar Grafika. Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri
Santoso, Topo, et. al. 2006. Penegakan Hukum Hukum dan HAM Nomor 8 Tahun 2014 tentang
Pemilu: Praktik Pemilu 2004. Jakarta: Kajian Pemilu Paspor Biasa dan Surat Perjalanan Laksana
2009-2014. Paspor. Jakarta: Kemenkumham RI.

Santoso, Topo dan Budiati Ida. 2019. Pemilu di www.kemenkumham.go.id


Indonesia: Kelembagaan, Pelaksanaan, Dan Komisi Independen Pemilihan Provinsi Aceh.
Pengawasan. Jakarta: Sinar Grafika. 2008. Keputusan KIP Aceh Nomor 1/PL.01.4-
Siregar, Fritz Edward. 2019. Menuju Peradilan Kpt/11/Prov/VII/2008 tentang Petunjuk Teknis
Pemilu. Jakarta: Themis Publising. Penambahan Pengajuan 120% Bakal Calon
Anggota DPRA dan DPRK. Banda Aceh: KIP
Sukmajati, Mada dalam Aditya Perdana, et. al. 2019. Aceh.
Tata Kelola Pemilu di Indonesia. Jakarta: Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia. https://kip.acehprov.go.id/category/informasi-
publik
Wirabuana, Taufik, et. al. 2019. Atlas Zona
Kerentanan Likuifaksi Indonesia. Bandung: Badan
Geologi Kementrian Energi Dan Sumber Daya . 2013. Keputusan KIP Aceh Nomor 5 Tahun
Mineral. 2013 tentang Pengajuan Bakal Calon Anggota
DPRA, DPRK Dari Partai Politik dan Partai
Politik Lokal Sebanyak-banyaknya 120% dari
Peraturan/Keputusan: Alokasi Kursi Setiap Daerah Pemilihan. Banda
Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Barat. Aceh: KIP Aceh.
2018. Putusan Bawaslu Nomor: 02/ADM/ https://kip.acehprov.go.id/category/informasi-
BWSL.PROV-30.00/PEMILU/VIII/2018 tentang publik
Pelanggaran Administrasi. Mamuju: Bawaslu
Provinsi Sulawesi Barat. Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa
Yogyakarta. 2019. Berita Acara Nomor 98/
https://drive.google.com/file/d/1Bemgg9J_ PK.01.BA/34/Prov/IV/2019 tentang Rapat Pleno
j2vNuOhDs2Li1GJHqqPm0Hxn/view Terbuka Perubahan DPTHP-3 dan Rekapitulasi
. 2018. Putusan Bawaslu Nomor: 07/PS.reg/300.00/ DPTb Pasca Putusan MK tingkat DIY beserta
IX/2018 tentang Sengketa Pencalonan. Mamuju: lampirannya. Yogyakarta: KPU DIY.
Bawaslu Provinsi Sulawesi Barat. . 2019. Keputusan KPU DIY Nomor 79/HK.03/1-
https://drive.google.com/file/ Kpt/34/Prov/VIII/2019 tentang Penetapan
d/1KjmQf6X3T7JtLFphgvtxQSvmKeL_X_Kg/ Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu
view. Anggota DPRD DIY Tahun 2019. Yogyakarta:
KPU DIY.
Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia. 2018.
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. 2013.
Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan RI.
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah www.jdih.kpu.go.id
Kabupaten/Kota. Jakarta: KPU RI.
. 2018. Keputusan KPU Nomor 268/PL.01.3-
www.jdih.kpu.go.id › data › data_pkpu › Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
PKPU_07_2013 Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
. 2013. Surat KPU RI Nomor: 324/KPU/V/2013 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
tanggal 7 Mei 2013. Jakarta: KPU RI. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
Kota di Wilayah Provinsi Jambi. Jakarta: KPU
https://kip.acehprov.go.id/category/informasi-
RI.
publik
www.jdih.kpu.go.id
. 2013. Surat KPU RI Nomor 410/KPU/VI/2013
tanggal 14 Juni 2013. Jakarta: KPU RI. https://kip. . 2018. Keputusan KPU Nomor 269/PL.01.3-
acehprov.go.id/category/informasi-publik Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
. 2017. Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2017
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
tentang Penataan Dapil dan Alokasi Kursi Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
DPRD Kabupaten/Kota. Jakarta: KPU RI.
Kota di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
www.jdih.kpu.go.id Jakarta: KPU RI.
. 2018. Keputusan KPU Nomor 264/PL.01.3- www.jdih.kpu.go.id
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
. 2018. Keputusan KPU Nomor 271/PL.01.3-
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota di
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Wilayah Provinsi Aceh. Jakarta: KPU RI.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
www.jdih.kpu.go.id Kota di Wilayah Provinsi Lampung. Jakarta:
. 2018. Keputusan KPU Nomor 265/PL.01.3- KPU RI.
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan www.jdih.kpu.go.id
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
. 2018. Keputusan KPU Nomor 273/PL.01.3-
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
Kota di Wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Jakarta: KPU RI.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
www.jdih.kpu.go.id Kota di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
. 2018. Keputusan KPU Nomor 266/PL.01.3- Jakarta: KPU RI.
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan www.jdih.kpu.go.id
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
. 2018. Keputusan KPU Nomor 275/PL.01.3-
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
Kota di Wilayah Provinsi Sumatera Barat.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Jakarta: KPU RI.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
www.jdih.kpu.go.id Kota di Wilayah Provinsi Jawa Barat. Jakarta:
. 2018. Keputusan KPU Nomor 267/PL.01.3- KPU RI.
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan www.jdih.kpu.go.id
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
. 2018. Keputusan KPU Nomor 276/PL.01.3-
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota
Kota di Wilayah Provinsi Riau. Jakarta: KPU
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Kota di Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
KPU RI. Kota di Wilayah Provinsi Papua. Jakarta: KPU
RI.
www.jdih.kpu.go.id
www.jdih.kpu.go.id
. 2018. Keputusan KPU Nomor 278/PL.01.3-

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan . 2018. Keputusan KPU Nomor 297/ PL.01.3-
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Kpt/03/KPU/IV/2018 tentang Penetapan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota

REPUBLIK INDONESIA
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
Kota di Wilayah Provinsi Jawa Timur. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
KPU RI. Kota di Wilayah Provinsi Papua Barat. Jakarta:
KPU RI.
www.jdih.kpu.go.id
www.jdih.kpu.go.id
. 2018. Keputusan KPU Nomor 280/PL.01.3-
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan . 2018. Keputusan KPU RI Nomor 961/PL.01.4-
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Kpt/06/KPU/VII/2018 tentang Petunjuk Teknis
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Perbaikan, Penyusunan, dan Penetapan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Daftar Calon Sementara serta Penyusunan dan
Kota di Wilayah Provinsi Bali. Jakarta: KPU RI. Penetapan Daftar Calon Anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Jakarta:
www.jdih.kpu.go.id
KPU RI.
. 2018. Keputusan KPU Nomor 281/PL.01.3-
www.jdih.kpu.go.id
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota . 2018. Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan,
Kota di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Program, dan Jadwal Penyelenggaraan
Jakarta: KPU RI. Pemilihan Umum Tahun 2019. Jakarta: KPU RI.
www.jdih.kpu.go.id www.jdih.kpu.go.id
. 2018. Keputusan KPU Nomor 282/PL.01.3- . 2018. Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2018
Kpt/03/ KPU/IV/2018 tentang Penetapan tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota Negeri Dalam Pemilihan Umum. Jakarta: KPU
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan RI
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ www.jdih.kpu.go.id
Kota di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Jakarta: KPU RI. . 2018. Peraturan KPU Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pencalonan Anggota Dewan
www.jdih.kpu.go.id Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat
. 2018. Keputusan KPU Nomor 286/ PL.01.3- Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan
Kpt/03/KPU/IV/2018 tentang Penetapan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota. Jakarta: KPU
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota RI.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan www.jdih.kpu.go.id
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/
Kota di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur. . 2018. Surat KPU RI Nomor: 608/PL.01.4-SD/06/
Jakarta: KPU RI. KPU/VI/2018 tanggal 25 Juni 2018. Jakarta:
KPU RI.
www.jdih.kpu.go.id
https://kip.acehprov.go.id/category/informasi-
. 2018. Keputusan KPU Nomor 296/PL.01.3- publik
Kpt/03/KPU/ IV/2018 tentang Penetapan
Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota . 2018. Surat KPU RI Nomor: 647/PL.01.4-SD/06/
KPU/VII/2018 tanggal 9 Juli 2018. Jakarta: Perubahan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
KPU RI. Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pemungutan dan
https://kip.acehprov.go.id/category/informasi- Penghitungan Suara Dalam Pemilihan Umum.
publik Jakarta: KPU RI.

. 2019. Hasil Pindai Dokumen C1 Per TPS. www.jdih.kpu.go.id


Jakarta: KPU RI. . 2019. Surat Edaran Bersama KPU dengan Bawaslu
http://pemilu2019.kpu.go.id Nomor 4 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
. 2019. Keputusan KPU RI Nomor 227/PL.02.1- Jakarta: KPU RI.
Kpt/01/KPU/I/2019 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Daftar Pemilih Khusus (DPK), www.jdih.kpu.go.id
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), dan . 2019. Surat Edaran (SE) KPU Nomor557/
Perbaikan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Dalam PL.02.1-SD/01/KPU/III/2019 tanggal 29 Maret
Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019. 2019 Perihal Tindak Lanjut Putusan MK RI
Jakarta: KPU RI. Nomor 20/PUU-XVII/2019. Jakarta: KPU RI.
www.jdih.kpu.go.id . 2019. Surat Edaran (SE) KPU Nomor 651/
. 2019. Keputusan KPU RI Nomor: 600/HK.03.1- PL.02.1-SD/01/KPU/IV/2019 tanggal 9 April
Kpt/07/KPU/III/2019 tentang Perubahan atas 2019 Perihal Pelaksanaan Putusan MK RI
Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor Nomor 20/PUU-XVII/2019 dan Tindak Lanjut
999/HK.03.1-Kpt/07/KPU/VII/2018 tentang Rapat Pleno Rekapitulasi DPT Hasil Perbaikan
Kebutuhan dan Spesifikasi Teknis Perlengkapan Ketiga. Jakarta: KPU RI.
Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Jakarta: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. 2005.
KPU RI. Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 006/
www.jdih.kpu.go.id PUU-III/2005. Jakarta: MK RI

. 2019. Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2019 www.mkri.id


tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara . 2007. Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor
dalam Pemilu. Jakarta: KPU RI. 5/PUU-V/2007. Jakarta: MK RI
www.jdih.kpu.go.id www.mkri.id
. 2019. Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2019 tentang . 2008. Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor:
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan 22-24/PUU-VI/2008. Jakarta: MK RI
Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Umum.
www.mkri.id
Jakarta: KPU RI.
. 2013. Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor:
www.jdih.kpu.go.id
14/PUU-XI/2013. Jakarta: MK RI
. 2019. Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019
www.mkri.id
tentang Penetapan pasangan Calon Terpilih,
Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan . 2013. Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor:
Calon Terpilih dalam Pemilu. Jakarta: KPU RI. 39/ PUU-XI/2013. Jakarta: MK RI
www.jdih.kpu.go.id www.mkri.id
. 2019. Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2019 . 2019. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, 20/PUU-XVII/2019 tanggal 28 Maret 2019.
Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Jakarta: MK RI
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. Jakarta: www.mkri.id
KPU RI.
Memorandum Of Understanding (MoU) Nota
www.jdih.kpu.go.id Kesepahaman Perjanjian Damai antara Pemerintah
. 2019. Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2019 tentang Republik Indonesia dengan GAM di Helsingki
Finlandia 15 Agustus 2005, https://id.wikipedia.org/ . 2017. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
wiki/Kesepakatan_Helsinki tentang Pemilihan Umum. Jakarta: Sekretariat
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 2008. Qanun Negara Republik Indonesia.
Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik www.jdih.kpu.go.id.
Lokal Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan Perwakilan
Rakyat Kabupaten/Kota. Banda Aceh: Sekretaris Website:
Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Eskatario, Keke dan Subhan Purnoaji. 2016.

REPUBLIK INDONESIA
Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor Gerrymandering: Siasat “Mengutak-Atik”
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia. Jakarta: Daerah Pemilihan. diakses dalam http://
Sekretariat Negara Republik Indonesia. tatakelolapemiluugm.blogspot.com/2016/05/
gerrymandering-siasat-mengutak-atik.html
. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: Sekretariat Surbakti, Ramlan. 2013. Demokrasi dan
Negara Republik Indonesia. Pembentukan Daerah Pemilihan. diakses dalam
http://perludem.org/2013/03/10/demokrasi-dan-
www.dpr.go.id › dokjdih › document › uu
pembentukan-daerah-pemilihan/
. 2005. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2005
Info Pemilu. dalam https:// infopemilu.kpu.go.id/
tentang Pengesahan International Covenant
pileg2019/dapil/view
On Civil And Political Rights (Kovenan
Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan
Politik). Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
. 2006. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006
tentang Pemerintahan Aceh, Satker Sementara
BRR Penguatan Kelembagaan Kominfo, tt.
Jakarta. Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
. 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2007 tentang Partai Politik Lokal di Aceh.
Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.
ditjenpp.kemenkumham.go.id
. 2008. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
www.dpr.go.id › jdih › index
. 20011. Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan. Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
. 2012. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012
tentang Pemilihan Umum Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Cet.1. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
TENTANG PENULIS
Ilham Saputra, Moh. Zaenuri
S.IP. Ikhsan

L ahir di Jakarta, 21
Mei 1976 yang saat
ini menjabat sebagai
L ahir di Batang, 46
Tahun lalu. Saat
ini ia menjadi Anggota
Anggota KPU RI Divisi KPU Daerah Istimewa
SDM, Organisasi, Diklat
Yogyakarta untuk
dan Litbang. Sebelum
menjabat sebagai
periode 2018-2023 dan
Anggota KPU RI, Alumni membidangi Divisi
dari Fakultas Ilmu Teknis Penyelenggaraan.
Sosial dan Ilmu Politik Riwayat Pendidikan
Universitas Indonesia yang ia tempuh yaitu
ini pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi di MI Islamiyah Krengseng lulus tahun 1987,
Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tahun 2008 s.d. dan MTs. Nur Anom Gringsing lulus tahun 1990.
2013. Selain aktif di dunia Pemilu, Ilham Aktif di Kemudian ia melanjutkan di MA Futuhinyyah-1
beberapa kegiatan, antara lain project Officer Center Mranggen Demak, sembari nyantri di Pondok
Reform Tahun 1999 s.d. 2004, Program Manager Aceh Pessantren Futuhiyyah dan lulus tahun 1993.
Development Fund Tahun 2005 s.d. 2008 dan Project
Pendidikan Kesarjanaan (S.Ag) diperoleh tahun
Manager Aceh Civil Society Task Force Tahun 2014
s.d. sekarang.
2001 di Fakultas ADAB jurusan Bahasa dan Sastra
Arab (BSA) pada IAIN (sekarang UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Nur Syarifah, S.H., Sejak Mahasiswa ia aktif di berbagai organisasi,
LL.M baik intra kampus maupun ekstra kampus. Di intra
kampus ia aktif di kegiatan-kegiatan Koperasi

L
Mahasiswa (KOPMA) IAIN seperti kegiatan PNBI
ahir di Semarang
(Pameran Nasional Buku Islam), BBSDM (Bulan
3 September 1968
Bina Sumber Daya Manusia), dan juga aktif di
saat ini menjabat kegiatan Senat mahasiswa, walaupun tidak sempat
sebagai Kepala Biro menjadi pengurus Senat. Di ekstra kampus ia aktif
Teknis dan Hupmas dan menjadi pengurus Ikatan Mahasiswa Alumni
Sekretariat Jenderal Futuhiyyah Yogyakarta (IMAFTA), pernah aktif
KPU. Lulus dari di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),
Jurusan Hukum Pidana Organisasi mahasiswa Batang, dan aktif di
Fakultas Hukum Pengabdian masyarakat LPM PP. Wahid Hasyim
Gaten Condongcatur Depok Sleman.
Universitas Diponegoro. Perempuan yang
Ikhsan termasuk aktif juga di dunia kepemiluan.
biasa disapa Inung ini melanjutkan studinya di
Pernah menjadi Relawan JPPR di Batang pada
Jurusan Hukum Bisnis International Universitas Pemilu Tahun 1999, menjadi anggota Panitia
Leiden, Belanda. Sebelum menjabat sebagai pemilihan kecamatan (PPK) Kec. Saptosari
Kepala Biro Teknis dan Hupmas, Inung Gunungkidul pada Pemilu/Pemilihan 2004/2005.
pernah menjabat sebagai Kepala Biro Hukum Ia kemudian melanjutkan menjadi Anggota KPU
Sekretariat Jenderal KPU pada Tahun 2013 s.d Kab. Gunungkidul periode 2008-2013 dengan
2017 dan Kepala Bagian Penyusunan Peraturan membidangi divisi Sosialisasi, Pendidikan
Perundang-Undangan pada Biro Hukum, Pemilih, Parmas dan SDM, dan diberi amanah
menjadi Ketua KPU Kab. Gunungkidul periode
Bappenas.

TENTANG PENULIS
2013-2018 merangkap sebagai Ketua Divisi Jaya RT 006 RW 001, Kelurahan Panaragan Jaya,
Perencanaan dan Data Informasi. Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten
Tulang Bawang.
Muhammad Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di
Arbayanto SD Negeri 1 Candra Kencana, Kecamatan
Tulang Bawang Tengah. Pada sekolah menengah

L
saat
ahir di Surya
Adi, 6 April 1983
ini menjabat
melanjutkan di SMP Negeri 01 Mulya Asri,
Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan SMU
Negeri 01 Kecamatan Tulang Bawang Tengah.
sebagai Anggota
Kemudian melanjutkan studi pada jenjang
KPU Provinsi Jawa
Pendidikan Tinggi di Institut Agama Islam Negri
Timur Divisi Hukum
Raden Intan, Bandar Lampung. Beliau bergelar
Penyelenggaraan. Pada
Sarjana Theologi Islam atau disingkat S.Th.I.
periode sebelumnya Ia
menjabat sebagai Divisi Ismanto. Pernah mengabdikan diri menjadi Ketua
Teknis Penyelenggaraan KPU Provinsi Jawa Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tulang
Timur Tahun 2014 s.d. 2019. Bawang Tengah pada setiap jenis pemilihan
Riwayat Pendidikan Arbayanto ialah Sarjana berlangsung seperti saat Pemilihan Kepala
Hukum Universitas Brawijaya Malang dan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2007
Magister Ilmu Hukum Universitas Indonesia. dan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Sebelum berkecimpung di bidang kepemiluan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2008. Ismanto
Arbayanto pernah menjadi Tenaga Ahli Hukum pernah menjadi Anggota PPK Tulang Bawang
di Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tengah pada saat Pemilihan Umum Anggota DPR,
Tertinggal (KPDT) pada Tahun 2012 s.d 2013. DPD, DPRD dan Pemilihan Umum Presiden dan
Karya tulis yang pernah dihasilkan ialah Relevansi Wakil Presiden Tahun 2009. Pada tahun 2010
Kelembagaan DPD RI sebagai Lembaga Hukum beliau mendaftarkan diri sebagai Calon Anggota
Pembentuk Hukum Nasional Ditinjau dari
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten
Perspektif Teori Hukum Murni (2013) dan
Tulang Bawang Barat dan berkesempatan
Membangun Negara Hukum Indonesia yang
mengemban amanah dimaksud. Beliau menjabat
Demokratis Perspektif Teori hukum Murni Hans
sebagai anggota KPU Kabupaten Tulang Bawang
Kelsen, dalam Buku Menggugat Negara (2016).
Barat selama dua periode, periode pertama
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dengan
Ismanto, S.Th.I. perpanjangan masa jabatan sampai dengan
tahun 2014 dan periode kedua pada tahun 2014

A dalah
KPU
anggota sampai dengan tahun 2019. Pada periode kedua
Provinsi ini beliau dipercaya menjabat sebagai ketua KPU
Lampung Periode 2019- Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2024 yang lahir di Saat ini ia dipercaya sebagai Divisi Teknis
Seputih Raman, pada Penyelenggaraan KPU Provinsi Lampung periode
tanggal 01 April 1980. 2019 - 2024.
Pria berusia 40 tahun
ini menikah dengan Siti
Asiah dan dikaruniai 2
orang anak. Saat ini Ismanto tinggal di Panaragan

TENTANG PENULIS
Ketua Panwascam Krueng Barona Jaya Kabupaten
M. Sanusi, S.Ag., Aceh Besar Pilkadasung Aceh Tahun 2006. Terpilih
M.H sebagai Anggota KPU/KIP Kota Banda Aceh periode

L
2008-2013, dipercayakan membidangi Divisi Hukum,
ahir Batang Hari,
22 Januari 1973, Pengawasan dan Partisipasi Masyarakat. Terpilih
beragama Islam. Pria kembali untuk periode kedua dan dipercayakan
yang telah menjabat sebagai Ketua KIP Kota Banda Aceh Periode 2013-
sebagai Anggota KPU 2018. Bermodalkan pengalaman 2 (dua) periode
Provinsi Jambi ini telah
sebagai penyelenggara pemilu mengantarkannya
berkecimpung di dunia
Pemilu sejak Tahun sebagai Komisioner KIP Aceh periode 2018-
2003 ketika menjabat 2023, dan dipercayakan membidangi Divisi Teknis
sebagai Komisioner KPU penyelenggaraan.
Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Penyandang
gelar Magister Hukum dari Universitas Jambi ini
pernah menulis opini di media massa di jambi antara Said Usman Umar
lain tulisan dengan judul “Dinamika Kampanye

M
Pilkada Serentak Tahun 2017” dan “Mengelola
erupakan anggota
Pemilukada Serentak Yang Berintegritas” di Harian
Jambi. KPU Provinsi
Sulawesi Barat periode
Munawarsyah, 2018 - 2023. Sebelumnya
S.HI., MA. juga pernah menjabat
sebagai anggota KPU

L ahir di Banda Aceh,


20 Agustus 1977.
Alumni Pascasarjana
Kab. Polewali Mandar,
periode 2013 – 2019
bahkan pernah menjadi
IAIN Ar-Raniry Banda penyelenggara adhoc
Aceh ini dikenal sebagai pada beberapa momentum pelaksanaan Pemilu/
organisatoris dan aktivis Pemilihan seperti : PPS Desa Banua Baru pada
dakwah. Sejak bangku Pemilu 2004, PPK Wonomulyo pada Pemilihan
sekolah sudah aktif Bupati/Wakil Bupati Polewali Mandar tahun 2008
berorganisasi di Ikatan dan Pemilu 2009 serta Ketua PPK Wonomulyo pada
Pelajar Muhammadiyah (IPM). Berlanjut ketika pelaksanaan Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur
menjadi mahasiswa dengan aktif di organisasi internal Sulawesi Barat pada Tahun 2011.
dan eksternal kampus, seperti Ketua Umum Himpunan Penulis yang sering disapa Sayyid Usman ini, lahir
Mahasiswa Jurusan Syariah Mu’amalah, Senat di Wonomulyo, Kab. Polewali Mandar, pada tanggal
Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry, Koorwil 07 Agustus 1979, merupakan anak terakhir dari
Forum Mahasiswa Syari’ah Propinsi NAD, Presidium 6 bersaudara dengan kedua orang tua: almarhum
DPP Forum Mahasiswa Syariah Se-Indonesia, Sayyid Umar bin Hamid Azuz dan almarhumah
Pengurus Harian PW PII Aceh dan Ketua Umum Syarifah Azizah bin Sahl. Sebelum aktif dalam
PII Perguruan Tinggi, terakhir dipercayakan sebagai penyelenggara pemilu, focus pengabdian penulis
Ketua Pimpinan Wilyah Pemuda Muhammadiyah adalah sebagai pendidik pada MTs. DHI Mapilli
Aceh Periode 2013-2018. sejak tahun 2002 sampai 2011, dan menjadi
Karir sebagai penyelenggara pemilu dimulai sebagai Kepala Sekolah pertama pada SMA DHI Mapilli

TENTANG PENULIS
yang dirintisnya sejak tahun 2007 – 2011. Penulis pada isu-isu sosial dan demokrasi. Saat inipun,
menyelesaikan pendidikan Strata Satu pada IAIN disela-sela menjalankan tugas sebagai komisoner
Pare-pare dan sementara studi megister (proses cuti) KPU Banten, ia masih sering menyempatkan waktu
pada UIN Alauddin Makassar. Pada masa kuliah, menulis isu seputar kepemiluan di salah satu media
penulis dikenal sebagai aktifis HMI sempat menjadi cetak lokal.
Sekretaris Umum HMI Cab. Polemaju tahun 2004 –
2006, pengurus IRM Polewali Mandar tahun 2002
– 2004, dan terakhir menjadi Sekretaris Umum
H. Buchari
KAHMI Polewali Mandar periode 2015 – 2017.
Mahmud

Masudi L ahir di Makian pada


tanggal 3 Juli 1964.
Setelah menyelesaikan

L1976.
ahir di Desa Gosong
Telaga, 25 Juli
Sebuah Desa
masa Sekolah Menengah
Atas di Tidore pada Tahun
1984, Penulis merantau ke
di Kecamatan Singkil Manado untuk menempuh
Utara, Kabupaten Pendidikan S1 di
Universitas Samratulangi
Aceh Singkil, Provinsi
Fakultas Pertanian sampai Tahun 1989.
Aceh. Menyelesaikan
Pernah bekerja sebagai Estate Manager pada PT.
pendidikan di Universitas
Adi Jaya Mulia, Kaimana, Papua Barat pada tahun
Muhammadiyah Aceh.
1990-2002. Saat menjadi manager, Penulis juga
Sempat menjalani kuliah pernah menjadi penyelenggara Pemilu sebagai
di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Ketua KPPS, juga sebagai Ketua PPS Desa Adi Jaya
(sekarang UIN Ar-Raniry) Banda Aceh. Mulia, Kaimana, Papua (1999). Hal ini menjadi batu
Sebelum bergabung di Komisi Pemilihan Umum loncatan ketika pindah ke Ternate, Maluku Utara
Provinsi Banten, ia menjadi Tenaga Ahli Anggota pada tahun 2002.
DPR RI (20014-20018). Pernah bergabung dengan Pada Tahun 2003 Penulis resmi menjabat sebagai
Bawaslu Aceh sebagai Tenaga Ahli. Sejak 2009 Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Ternate
sampai 2013 menjadi Koordinator Tenaga Ahli periode 2003-2008 dan kemudian menjadi Anggota
Monitoring dan Evaluasi Koordinasi Penyelesaian PANWASLU Kota Ternate periode 2012-2014.
Keberlanjutan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Selanjutnya, Penulis terpilih menjadi Anggota
(KPKRR) Bappenas. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku
Terlibat dalam melakukan advokasi penyusunan Utara periode 2014-2019. Saat menjabat, Penulis
juga menyelesaikan program Pascasarjana Ilmu
Qanun (Perda) pemilihan kepala daerah Aceh
Administrasi dan Kebijakan Publik di Universitas
bersama Forum LSM Aceh, di mana ia menjadi
Muhammadiyah Maluku Utara Tahun 2016. Saat
Manajer Demokrasi dan HAM pada lembaga sipil
ini, Penulis terpilih kembali untuk menjadi Anggota
tersebut. Bergabung dengan Kemitraan Indonesia
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku Utara
dalam program penguatan kelembagaan Legislatif periode 2019-2024.
Aceh. Dilanjutkan sebagai Legislative strengthening
specialist Consultan pada LGSP-USAID.
Masudi sering melakukan intellectual exercise melalui
tulisan di media cetak lokal dan nasional, khususnya

TENTANG PENULIS
Benget Manahan Teguh Dwi
Silitonga Subagyo

P ria kelahiran
Pematang Siantar, 4
Oktober 1971 ini adalah
L
saat
ahir di Wonosobo
16
ini
Juli 1972
menjabat
lulusan Fakultas Teknik sebagai Anggota KPU
Elektro, Universitas Provinsi Kalimantan
HKBP Nommensen Utara Divisi Teknis
Medan dan merupakan Penyelenggaraan.
anggota KPU Sumut Pemilik motto hidup:
periode 2013-2018 dan “Jadilah Yang Baik,
2018-2023. Jika Tidak Bisa
Sebelum di KPU Provinsi Sumut, Benget aktif di Menjadi Yang Terbaik“ ini adalah alumni dari
Perhimpunan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat Institut Pertanian Bogor ini sebelumnya pernah
Sumut (BAKUMSU). Benget adalah Partisipan menjabat sebagai Anggota KPU Kota Tarakan
ToT Pemantau Pemilu, Center for Electoral Reform dari Tahun 2009 s.d. Tahun 2014.
(CETRO), 2003, Partisipan Diplomacy Training
Program For Human Rights Defender, Faculty of
Law the University of New South Wales, Bangkok Samsul Y Gafur
2003.
Bersama J. Anto menulis buku “Menolak Menjadi
Miskin, Gerakan Perlawanan Rakyat Porsea
melawan konspirasi Gurita Indorayon”, BAKUMSU
L ahir di Gorontalo
tanggal 3 Februari
1969 saat ini menjabat
2004. Editor buku “Quo Vadis Transisi Demokrasi sebagai Anggota KPU
Indonesia”, BAKUMSU, 2004. Kontributor sejumlah Provinsi Sulawesi
buku bunga rampai antara lain, “Spiritualitas Tengah. Sarjana Hukum
Pemberdayaan Rakyat”, KSPPM Parapat 2003, Universitas Tadulako Palu
“Membangun Prakarsa Gerakan Rakyat”, KSPPM ini sebelumnya menjabat
Parapat 2008, “Perjuangan Perempuan keluar dari sebagai Anggota KPU
Tabir”, YAPIDI 2009, dan “Pluralisme di Ujung Provinsi Sulawesi Tengah
Tanduk”, DEMOS 2011. Editor Buku “Kratos Minus Periode 2013-2018 dan
Demos, Demokrasi Indonesia Catatan dari Bawah”, Anggota KPU Kab Poso Periode 2008-2013.
YOI dan BAKUMSU 2012. Benget juga pernah
menulis artikel di surat kabar nasional seperti
Kompas, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Surat Joni Suhaidi
kabar lokal dan media online.
Sebagai asisten peneliti dalam Survey “Proses dan
Konteks Demokrasi Pasca Orde Baru”, Perkumpulan P ria kelahiran Rengat,
4 Juni 1964 adalah
sosok yang cukup lama
DEMOS 2003-2005, dan Key Informan wilayah
berkecimpung di kancah
Sumut dalam Survey Perkembangan Demokrasi kepemiluan sejak
Indonesia, “Power, Welfare, and Democracy”, masa orde baru hingga
UGM dan University of Oslo, 2013. Bersama masa reformasi telah
dengan Aditya Perdana, Ferry Daud M.Liando, dilaluinya. Mengawali
Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Kris Nugroho, Mada kariernya sebagai
Sukmajati, Pramono U. Tantowi, dan Titi Anggraini, anggota panita pemilihan
Benget Silitonga menulis Buku “Tata Kelola Pemilu daerah (PPD) tingkat
di Indonesia” yang diterbitkan Komisi Pemilihan II Kabupaten Indragiri
Umum Republik Indonesia Tahun 2019. Hilir pada masa berakhirnya pemerintahan orde
baru merupakan bekal yang cukup berharga

TENTANG PENULIS
hingga terbentuknya lembaga Komisi Pemilihan dari 4 orang anak ini sudah bergelut dibidang
Umum pada era reformasi. kepemiluan sejak tahun 2003 kala menjabat sebagai
Pernah menempuh pendidikan di kota besar Anggota KPU Kabupaten Kuningan Tahun 2003 s.d.
seperti di Jakarta dan beberapa kota lainnya 2008, dilanjutkan menjadi Ketua KPU Kabupaten
telah menempa mental beliau demikian kuat, Kuningan Tahun 2008 s.d. 2013 berikutnya menjadi
yang kelak mempengaruhi pola pikirnya dalam Anggota KPU Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 s.d.
menyelesaikan setiap persoalan terutama terkait 2018. Endun yang pernah menjabat sebagai Ketua
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Harian Presidium Korps Alumni HMI (KAHMI)
Pria yang juga aktif di beberapa organisasi Kuningan Tahun 2011 ini juga punya pengalaman
kemasyarakatan menjadikannya sosok yang cukup
menulis/menyusun atau mengedit buku antara lain,
humble dan dikenal oleh masyarakat Kabupaten
Buku Saku Pemilu 2004, KPU Kabupaten Kuningan
Indragiri Hilir.
Pada awal masa reformasi, di bawah naungan Tahun 2003, Buku Pintar Pemilukada Kuningan
lembaga baru yakni Komisi Pemilihan Umum Tahun 2008, Buku Materi Sosialisasi dan Pendidikan
beliau ditempa untuk menegakkan citra lembaga Pemilih, KPU Kabupaten Jurnal Internal KPU
sebagai lembaga yang independen dan lembaga Kuningan sejak Tahun 2003-2013 dan Kontributor
yang diberi amanah untuk menyelenggarakan salah satu Artikel dalam Buku Mendorong Partisipasi
Pemilu. Masyarakat dalam Pemilu yang diterbitkan oleh
Setelah melalui proses seleksi yang dilakukan Perludem.
oleh KPU Provinsi Riau, beliau ditetapkan
sebagai salah satu dari 5 orang keanggotaan KPU
Kabupaten Indragiri Hilir dengan menempati Lodowyk Fredrik
posisi sebagai Komisioner Divisi Teknis

L
Penyelenggara untuk periodesasi 5 tahunan antara ahir di Waingapu,
tahun 2004-2009. Karena dianggap cekatan pula Sumba Timur,
beliau pernah menjadi ketua KPU Indragiri Hilir.
NTT. Menempuh studi
Pengabdiannya selama kurang-lebih 15 tahun
di lembaga KPU semakin mematangkan tindak di Institut Teknologi
tanduk serta pola pikir yang kompleks dalam Nasional Malang, Jurusan
memahami pemilu. Berkat pengabdiannya yang Elektronika lulus Tahun
tulus itu pula mengantarkan beliau kembali duduk 1995. Pada tahun 2014
sebagai salah satu Komisioner KPU tingkat Bulan Februari bergabung
Provinsi Riau untuk periode 2019-2024 dengan sebagai Penyelenggara
kembali menempati posisi sebagai Komisioner Pemilu 2014 di KPU
Divisi Teknis Penyelenggara. Kota Kupang sebagai
Ketua Divisi Hukum.
Selesai menyelenggarakan Pemilu Nasional 2014
Endun Abdul Haq, dan Pemilihan Presiden 2014, menjelang Pemilihan
M.Pd Walikota Kupang awal tahun 2016, pindah menjadi
Ketua Divisi Teknis di KPU Kota Kupang sampai
L ahir di Kuningan,
3 Mei 1977 saat
ini menjabat sebagai
selesai Pemilihan Wali Kota Kupang 2017.
Dilanjutkan mengelola tahapan awal Pemilu 2019,
mulai penataan Dapil sampai pencalonan Pemilu
Anggota KPU Provinsi
2019.
Jawa Barat, Menempuh
Pendidikan Sarjana Strata Menjelang pemungutan suara pemilu 2019, tepatnya
1 Jurusan Tarbiyah dari 8 Februari 2019 dilantik menjadi anggota KPU
STAIN Cirebon Tahun Provinsi NTT. Seminggu sebelum dilantik menjadi
1998 s.d. 2000, Strata anggota KPU Provinsi NTT, sempat menjadi Ketua
2 Jurusan Pendidikan KPU Kota Kupang untuk periode ke 2 selama 1
Umum Konsentrasi minggu.
Filsafat dan Teori Pendidikan , Universitas Setelah menjadi anggota KPU Provinsi NTT oleh
Pendidikan Bandung Tahun 2001 s.d. 2006 dan saat teman-teman dipercayakan sebagai Ketua Divisi
ini sedang menyelesaikan Tugas Akhir untuk S3 Teknis KPU Provinsi NTT periode 2019-2024.
Manajemen Pendidikan Uninus Bandung. Bapak

TENTANG PENULIS
KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai