Anda di halaman 1dari 14

Hematemesis melena

&
Sirosis Hati

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


JURUSAN FARMASI

Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Ismi Fadhilah (G1F013022)


Ahmad Faruq (G1F013024)
Fahmi Haqi Agiza
(G1F013026)
Niken Permatasai
(G1F013026)
Risa Sintya
(G1F013030)
Kiki Faysh Fauzy
(G1F013032)
Ananda Dwi Rahayu (G1F013034)
Syaeful Eko Prayitno (G1F013036)
Murti Setati
(G1F013038)
Feni Amalia Firdausi (G1F013040)

Kasus
Tuan TL berusia 68 tahun mengeluh sejak
kemarin muntah darah, BAB hitam dan
lemas. Diagnosa dari dokter adalah
hematemesis melena supp sirosis hepatik.
Dilakukan beberapa uji laboratorium dan
pemeriksaan endoskopi. Hasil menunjukkan
bahwa tuan TL mengalami varises esofagus
stadium III-IV dan gastropati.

Patofisiologis
Sirosis Hati
Sirosis hepatis merupakan penyakit kronis pada
hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang
mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya
sebagian besar fungsi hepar. Perubahan besar
yang terjadi karena sirosis adalah kematian sel-sel
hepar, terbentuknya sel-sel fibrotik (sel mast),
regenerasi sel dan jaringan parut yang
menggantikan sel-sel normal. Perubahan ini
menyebabkan hepar kehilangan fungsi dan distorsi
strukturnya (Baradero dkk, 2008).

Melena
Melena dalam perjalanaya melalui usus, darah menjadi berwarna
merah, gelap bahkan hitam. Perubahan warna disebabkan oleh HCL
lambung, pepsin, dan wana hitam. Ini diduga karena adanya pigmen
porfirin. Kadana-kadang pada pendarahan saluran cerna bagian
bawah dari usus halus atau kolon asendes. Feses dapat berwarna
merah terang gelap. Darah yang muncul dari duodenum dan jejenum
akan tertahan pada saluran cerna sekitar 6-8 jam untuk merubah
warna feses menjadi hitam. Perdarahan minimal 50-100 cc baru
dijumpai keadaan melena. Feses tetap berwarna selama 48-72 jam
setelah pendarahan berhenti. Bukan berarti keluarnya feses yang
berwarna hitam tersebut menandakan perdarahan masih berlangsung.
Darah tersembunyi dalam feses selama 7-10 hari setelah episode
perdarahan tunggal (Price dan Wilson, 2006).

Profil Pasien
Subjective
Nama pasien
: Tn. TL
Usia : 68 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
: Purwokerto Lor
Status jaminan
: BPJS non-PBI
BB/TB
:Keluhan utama (subjective) : sejak kemarin BAB hitam,
muntah darah, dan lemas
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat pengobatan
:Diagnosis : hematemesis melena supp sirosis hepatik

objektif

Assessment

Guideline terapi

Plan

Terapi Non Farmakologi


Diet kalori
Kalori yang berlebih dapat menyebabkan
penimbunan lemak di hati sehingga menambah
kerja hati dan akhirnya menyebabkan disfungsi
hati (Depkes RI, 2007).
Bedrest
untuk meningkatkan stamina karena pasien merasa
lemas (Yeung dkk, 2002).

Terapi Farmakologi
Asam traneksamat NEXA
Komposisi
:
Indikasi
: Untuk fibrinolisis lokal, Edema angioneurotik
herediter, Perdarahan.
Dosis
: 1-1,5 gram 2-3 x sehari.
Pemberian : Dosis yang dianjurkan adalah 500-1000 mg (iv)
dengan injeksi lambat (1ml/menit) 3 x sehari
Efek Samping : Gangguan-gangguan gastrointestinal,
Dengan injeksi Intravena yang cepat dapat
menyebabkan
pusing dan hipotensi.
Interaksi Obat : Larutan injeksi Asam Traneksamat jangan
ditambahkan pada transfusi atau injeksi yang mengandung
Penisilin.
(Tjay dan Raharja,2008)

Anda mungkin juga menyukai