Anda di halaman 1dari 13

I.

Latar Belakang
Semua karya seni adalah hasil curian Pablo Picaso
Sebuah kalimat menggelitik dari seniman berpengaruh di
abad 20 yang telah menghasilkan banyak lukisan, patung, puisi,
dan karya seni lainnya. Kalimat tersebut seolah berusaha
menyampaikan bahwa tidak ada yang benar-benar orisinal di
dunia ini. Kalimat dari Pablo Picaso mengingatkan kita mengenai
plagiarisme yang sering terjadi di dunia kreatif. Bukan berarti
seluruh karya seni adalah hasil plagiarisme, namun karya seni
bisa saja terinspirasi dari karya seni lainnya atau hasil modifikasi
dari karya seni sebelumnya. Musisi blues Amerika, B.B. King
mengatakan I dont think anybody steals anything; all of us
borrow, saat ditanya tentang proses kreatif dalam bermusik. Isu
tentang kemiripan karya dalam dunia kreatif selalu saja hadir dan
menjadi perbincangan menarik.
Penyair Indonesia yang sangat terkenal yaitu Chairil Anwar
pun pernah dituduh menjiplak karya tulis. Tak tanggungtanggung, yang menuduh Hans Bague Jassin melalui tulisannya
di Mimbar Indonesia berjudul Karya Asli, Saduran, dan Plagiat
membahas puisi Kerawang-Bekasi. Kritikus sastra yang juga
bergelar Paus Sastra Indonesia itu membandingkan puisi Chairil
dengan The Dead Young Soldiers karya Archibald MacLeish,
penyair Amerika Serikat. Jassin tidak menyalahkan Chairil.
Menurut dia, meskipun mirip, tetap ada rasa Chairil di dalamnya.
Sedangkan sajak MacLeish, menurut Jassin, hanyalah katalisator
penciptaan. Namun tanggapan Chairil bisa berbeda, apalagi
Jassin menyebut tindakan Chairil meniru sajak MacLeish karena
butuh uang untuk biaya berobat ke dokter. Ketegangan mereka
sempat memuncak pada suatu acara di Gedung Kesenian
Jakarta. Chairil dan Jassin sempat berkelahi.

Bukan hanya dunia sastra saja yang ramai dengan isu


plagiarisme, dunia mode Indonesia yang saat ini memiliki banyak
designer pakaian muda berbakat pun tak luput dari isu tersebut.
Isu plagiarisme di dunia mode juga bukan hal baru. Sebelumnya,
desainer muda Patrick Owen juga pernah dituding menjiplak
karya rumah mode Givenchy lewat motif print besar dan sweater
dengan potongan boxy miliknya. Patrick membantah tudingan itu
Sebuah akun media sosial Instagram dengan nama akun
@nyinyirfashion bahkan membandingkan hasil beberapa desain
para designer Indonesia yang menurutnya tidak orisinal karena
adanya kemiripan dengan desain dari designer luar negeri. Barli
Asmara, Hartono Gan, Iva Gunawan, Oscar Lawalata, Sapto
Djojokartiko adalah beberapa nama yang dianggap akun tersebut
menjiplak karya dari designer lain.
Karya sastra dan mode merupakan beberapa dari berbagai
karya seni yang termasuk dalam kekayaan intelektual. Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) adalah kekayaan manusia yang tidak
berwujud

nyata

tetapi

berperan

besar

dalam

memajukan

peradaban umat manusia, sehingga perlindungan HKI diberikan


oleh negara untuk merangsang minat para Pencipta, Penemu,
Pendesain, dan Pemulia, agar mereka dapat lebih bersemangat
dalam menghasilkan karya-karya intelektual yang baru demi
kemajuan masyarakat.
II.

Permasalahan
Dugaan

plagiasi

ide

kreatif

seringkali

hanya

dapat

dipendam dalam benak atau diungkapkan sebatas rasa kesal, di


berbagai media massa atau media sosial, tanpa penyelesaian
berarti. Ada yang memajukan kasus secara hukum, ada pula
yang membiarkannya atau menyelesaikan secara mufakat, dan
yang lebih banyak berakhir dengan kata maaf. Seringkali pula
tuduhan palagiarisme diragukan kebenarannya karena ternyata
tidak memenuhi kriteria dari sebuah aksi plagiarisme.

Sebuah

kanal

berita

menyebutkan

desainer

Priyo

Oktaviano seorang desainer kelahiran Jawa Timur yang sudah


malang melintang di dunia mode nasional dan internasional,
dituding menjiplak karya desainer Amerika Serikat-Nepal, Prabal
Gurung. Dalam ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2015, Priyo
menampilkan koleksi bertajuk 'African Blu'. Foto dari koleksi ini
segera menyebar di internet dan disandingkan dengan koleksi
pakaian Prabal. Ini terjadi empat hari setelah Priyo dinobatkan
sebagai salah satu ksatria mode versi majalah mode Dewi dalam
penutupan JFW 2015.
Empat hari setelah malam penganugerahan itu, dunia
maya heboh dengan foto-foto yang menyandingkan koleksi Priyo
dengan desainer Amerika Serikat Prabal Gurung. Sebanyak 16
koleksi African Blu milik Priyo disandingkan dengan koleksi
Gurung yang muncul pada Februari 2014. Akun Instagram
Nyinyirfashion beserta sejumlah blog mode menampilkan foto
yang memperbandingkan dua rancangan desainer itu. Keduanya,
memang memiliki siluet yang sangat mirip. Termasuk bentuk
garis hem yang diterapkan pada bentuk gaun milik Priyo. Hanya
warna koleksinya yang berbeda. Prabal menggunakan palet
merah, sedangkan Priyo menggunakan warna biru.
Setelah ramai menjadi perbincangan, pada Rabu, 12
November 2014, majalah Dewi mengumumkan pengunduran diri
Priyo sebagai salah satu desainer Dewi Fashion Knights (DFK)
2014. Soal tudingan plagiat, Priyo sendiri tidak mau banyak
bicara.

Pengunduran

penghargaannya

kepada

diri
dunia

Priyo
mode

dianggap
Indonesia

sebagai
setelah

munculnya isu plagiarisme ini.


Tudingan plagiarisme desain yang dilakukan oleh Priyo
sebenarnya bukan hanya kali ini saja. Koleksi Priyo tahun lalu
pada ajang yang sama, diduga menjiplak rumah mode Balmain.
Jaket ataupun gaun dengan teknik tapis Lampung dengan garis
emas dan warna merah di atas bahan hitam dalam koleksi

Galloreyang disebut oleh Priyo terinspirasi dari Istana Versailles


di Prancisdituding sebagai jiplakan Balmain. Tentu, perbedaan
besarnya berada pada teknik yang digunakan oleh masingmasing. Begitu juga tahun ini, Priyo menggunakan material lurik
dan bahan sheeryang mirip lapisan gordynsebagai material
koleksi bertajuk African Blu itu. Tudingan ini pun tidak berakhir ke
ranah hukum dan tidak ada pula permohonan maaf dari desainer
mengenai kemiripan hasil rancangannya. Isu ini hanya ramai
menjadi perbincangan di media massa dan dianggap sebagai hal
lumrah yang seringkali di alami oleh para perancang busana.
Mengutip sila ke 6 dari 8 Pokok Siasat Kebudayaan yang
disampaikan Karlina Leksono Supelli dalam Pidato Kebudayaan
2013: Membangun kebiasaan baru seluas bangsa untuk menilai
bahwa korupsi, plagiarisme, dan menyontek bukan hal yang
lazim, tetapi kriminalitas. Ini adalah kasus serius yang harus
disikapi dan dihayati sebagai pelajaran insan kreatif khusunya
dalam dunia mode untuk menjadi titik awal setting fashion future
yang menjadi tema JFW 2015 (sumber : linimasa.com).
III.

Pembahasan
Kekayaan intelektual merupakan kekayaan atas segala
hasil

produksi

kecerdasan

daya

pikir

seperti

teknologi,

pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur,


dan lain-lain yang berguna untuk manusia. Objek yang diatur
dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena
kemampuan intelektual manusia. Sistem HKI merupakan hak
privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan
permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak.
Hak eklusif yang diberikan Negara kepada individu pelaku HKI
(inventor,

pencipta,

pendesain

dan

sebagainya)

tiada

lain

dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas)


nya dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut
mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut

kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar.


Disamping

itu

sistem

HKI

menunjang

diadakannya

sistem

dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia


sehingga

kemungkinan

dihasilkannya

teknologi

atau

karya

lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan


dukungan

dokumentasi

yang

baik

tersebut,

diharapkan

masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk


keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk
memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi. (sumber :
Wikipedia)
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan.

Berbeda dengan bidang hak kekayaan intelektual (HKI) lainnya


(seperti paten untuk penemuan, hak merek dan hak desain
industri) yang mensyaratkan pendaftaran di Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM RI
(Ditjen HKI) untuk memperoleh hak eksklusif dan perlindungan
hukum, perlindungan hak cipta diberikan secara otomatis pada
saat suatu karya cipta lahir atau terwujud (tanpa kewajiban
mendaftarkan

lebih

dahulu).

Namun

demikian,

pendesain

sebagai pencipta, atau pihak lain sebagai pemegang hak cipta


yang sah, dapat mendaftarkan hak ciptanya di Ditjen HKI, agar
kepemilikan hak tersebut tercatat secara resmi, hal mana akan
memudahkan pemilik hak dalam pembuktian pada saat terjadi
sengketa apabila suatu saat pihak lain atau kompetitor mencuri
karyanya dan mengklaim sebagai pemiliknya.
Jadi, suatu ciptaan mempunyai hak cipta dan dilindungi
bukan setelah ada pencatatan hak cipta, akan tetapi Hak Cipta
ciptaan tersebut telah lahir secara otomatis pada saat suatu
Ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata, diumumkan, dan dapat
diperbanyak.

Pendaftaran

bukan

merupakan

syarat

desain

mendapatkan perlindungan hukum berdasarkan hak cipta yang


dijelaskan Pasal 35 Ayat 4 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta/UUHC).
BAB IV PENDAFTARAN CIPTAAN
Pasal 35
1. Direktorat Jenderal menyelenggarakan pendaftaran Ciptaan
dan dicatat dalam Daftar Umum Ciptaan.
2. Daftar Umum Ciptaan tersebut dapat dilihat oleh setiap orang
tanpa dikenai biaya.
3. Setiap orang dapat memperoleh untuk dirinya sendiri suatu
petikan dari Daftar Umum Ciptaan tersebut dengan dikenai
biaya.
4. Ketentuan tentang pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak merupakan kewajiban untuk mendapatkan Hak
Cipta.
Untuk mengetahui siapa Pencipta dapat

juga melalui suatu

pembuktian. Sertifikat pendaftaran hak cipta biasanya diterbitkan


oleh Ditjen HKI dalam waktu sekitar 1 (satu) tahun.
Apabila sertifikat pendaftaran hak cipta belum dimohonkan
atau belum diperoleh, untuk membuktikan Pencipta yang berhak,
dapat dengan cara menunjukkan dokumen-dokumen dan hal-hal
lain terkait proses penciptaan desain, mulai dari sejarah dan
inspirasi yang melatarbelakangi penciptaan, sketsa, blueprint,
penggunaan desain dan portofolio foto-foto desain yang memuat
keterangan jelas mengenai tanggal-tanggal pembuatan dan
publikasi (misalnya, saat desain ditawarkan atau ditunjukkan
pertama kali kepada pihak ketiga). Dokumen-dokumen tersebut
sebaiknya disimpan dengan baik untuk mendukung pembuktian
kepemilikan hak cipta, terutama jika terjadi sengketa.

Tindakan plagiarisme dapat dibedakan menjadi berbagai


macam, yaitu ;
1. Menggunakan
memberikan

tulisan

orang

tanda

yang

lain

secara

jelas

mentah,

(misalnya

tanpa
dengan

menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda)


bahwa teks tersebut diambil persis dari orang lain.
2. Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi
yang cukup tentang sumbernya. (Wikipedia, Indonesia).
Dalam dunia mode yang tengah hangat dibicarakan ini, nomor 2
(dua) yaitu pengambilan gagasan orang lain tanpa memberikan
anotasi

yang

cukup

lah

yang

menjadi

indikasi

terjadinya

plagiarisme.
Dipaparkan dalam Pasal 12 ayat 1 Undang-Undang Hak
Cipta (UUHK) bahwa Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang
diberikan Negara kepada pencipta atas karya orisinal-nya di
bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
Pasal 12
(1) Dalam Undang-undang ini Ciptaan yang dilindungi adalah
Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra,
yang mencakup:
a. buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out)
karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis
lain;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis
dengan itu;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan
dan ilmu pengetahuan;
d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan,
dan pantomim;
f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar,
seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase,
dan seni terapan;
g. arsitektur;
h. peta;
i. seni batik;

j. fotografi;
k. sinematografi;
l. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan
karya lain dari hasil pengalihwujudan.
Yang dimaksud dengan Pengumuman dan Perbanyakan sesuai
Pasal 1 Butir 5 dan 6 UUHC adalah:
1. Pengumuman
penjualan,

adalah

pembacaan,

pengedaran,

atau

penyiaran,

penyebaran

pameran,

suatu

Ciptaan

dengan menggunakan alat apa pun, termasuk media internet,


atau melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu Ciptaan
dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain.
2. Perbanyakan adalah penambahan jumlah sesuatu Ciptaan,
baik

secara

keseluruhan

maupun

bagian

yang

sangat

substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama


ataupun tidak sama, termasuk mengalihwujudkan secara
permanen atau temporer.
Secara rinci Pasal 12 UUHC menentukan jenis-jenis ciptaan
yang dilindungi UUHC. Berkaitan dengan pendaftaran hak cipta
atas desain pakaian,

perlu diperhatikan ketentuan Pasal 12

UUHC ini karena hanya desain-desain yang termasuk dalam


lingkup Ciptaan sesuai Pasal 12 UUHC tersebut yang dianggap
sebagai obyek perlindungan hak cipta dan dapat didaftarkan hak
ciptanya. Dalam hal ini dunia mode masuk pada butir f yaitu
gambar. Dimana yang dilindungi adalah sketsa atau gambar dari
rancangan sang designer.
Berdasarkan penjelasan di atas, pakaian sebagai sebuah
barang fungsional (useful article), yang juga diproduksi secara
industri (dan dalam jumlah masal), tidak dikategorikan sebagai
obyek perlindungan hak cipta menurut Pasal 12 UUHC. Maka
ciptaan yang dilindungi secara hukum adalah berupa blueprint
(model/prototype atau sketsa) dari desain yang termasuk dalam
Pasal 12 UUHC tersebut di atas. Misalnya, gambar motif bunga,
gambar motif batik atau gambar logo-logo dengan bentuk huruf
indah, tanpa menyebut/menyertakan barang di mana motif

tersebut akan diaplikasikan (apakah pada pakaian, wall paper,


kertas kado, dan lain sebagainya).
Berkaitan dengan perlindungan desain ini, Hak cipta
melindungi pendesain atau pemegang hak cipta atas desain, dari
pengumuman atau perbanyakan ciptaannya oleh pihak lain
tanpa ijin pendesain atau pemegang hak cipta atas desain
(Pasal 1 Butir 5 dan 6 UUHC).
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
5. Pengumuman
penjualan,

adalah

pembacaan,

pengedaran,

atau

penyiaran,

penyebaran

pameran,

suatu

Ciptaan

dengan menggunakan alat apa pun, termasuk media internet,


atau melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu Ciptaan
dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain.
6. Perbanyakan adalah penambahan jumlah sesuatu Ciptaan,
baik

secara

keseluruhan

maupun

bagian

yang

sangat

substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama


ataupun tidak sama, termasuk mengalihwujudkan secara
permanen atau temporer.
Bukan merupakan pelanggaran hak cipta manakala kompetitor
atau pihak lain hanya terinspirasi dari desain Anda dan
menciptakan sendiri sebuah karya desain baru

(inspired-by

design), karena hak cipta tidak melindungi sebuah ide, melainkan


ekspresi yang dituangkan dari ide tersebut.
Berbeda dengan dunia musik yang sudah secara terbuka
menyatakan apabila sebuah karya merupakan hasil aransemen
ulang, dunia mode belum pada tahap tersebut. Meskipun pada
dunia musik kesamaan nada sering kali terjadi. Kita akrab
dengan konsep recycle song atau lagu yang diaransemen ulang.
Lagu-lagu yang juga kerap disebut Cover Version itu bisa

ditemukan baik di album penyanyi-penyanyi ternama maupun


diunggah

masyarakat

menyatakan

bahwa

pada

mereka

situs

youtube.

mengolah

ulang

Pengunggah
karya

yang

diciptakan orang lain, kreativitas mereka dalam menghadirkan


nuansa dan rasa baru dari lagu yang sama pun ternyata tetap
mendapat apresiasi positif dari banyak orang. Seperti misalnya
Cover Version lagu `All Along the Watchtower` karya Bob Dylan
yang dibawakan oleh Jimi Hendrix yang dirilis hanya 6 bulan
setelah lagu originalnya dikeluarkan bahkan masuk dalam 500
Greatest Songs of All Time dari majalah Rolling Stone Desember
2004. Jangan lupakan juga bagaimana lagu `I Will Always Love
You` yang dibawakan oleh Whitney Houston lebih hits dibanding
versi aslinya yang dibawakan oleh Dolly Parton.
Berdasarkan

UUHC

tersebut

tampak

bahwa

Priyo

sesungguhnya tidak terjerat hukum, karena Priyo tidak menjiplak


gambar dimana motif dan warna yang digunakan Priyo berbeda.
Namun, masyarakat sebagai penikmat seni tetap merasa bahwa
hasil kreasinya adalah hal serupa tapi tak sama. Dunia mode
Indonesia belum sepenuhnya mendapat perlindungan hukum.
Baik itu jika seorang fashion designer hasil rancang bajunya
meniru atau ditiru. Sangsi sosial bicara lebih lantang ketimbang
sangsi hukum yang ada.
menyeluruh

pada

dunia

Perlindungan hukum yang lebih


mode

Indonesia

tentunya

akan

mendukung tercapainya tujuan utama dari hadirnya UUHC ini


yaitu pemberian penghargaan atas hasil karya (kreativitas) nya
dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut
mengembangkannya lagi, dan adanya sistem dokumentasi yang
baik

atas

segala

bentuk

kreativitas

manusia

sehingga

kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang


sama dapat dihindari atau dicegah.
IV.

Kesimpulan

Industri mode Indonesia perlu memasuki era yang lebih


liberatif yang mana para pelaku kreatifnya dapat terangterangan menjelaskan bahwa dirinya memang menggunakan
karya orang lain sebagai satu ingredient atau inspirasi dari karya
baru kreasinya, sebagaimana halnya sudah sangat wajar terjadi
di

dunia

musik.

Tentunya

dunia

mode

Indonesia

pun

membutuhkan badan pengatur yang mumpuni. Suatu badan


yang mengatur bagaimana dan seperti apa seharusnya mode di
Indonesia. Badan seperti ini diharapakan dapat menyelesaikan
masalah tuduhan plagiarism. Badan ini bisa memberi sanksi jika
desainer tertentu benar-benar melakukan plagiarisme, atau
membersihkan nama sang desainer dari tuduhan jika memang
tidak melakukannya. Selama ini tuduhan plagiarism ramai
dibicarakan,

tanpa

adanya

penyelesaian

hukum

dan

atau

pengembalian nama baik yang bersangkutan.


Kekayaan intelektual di Indonesia harusnya bisa dilindungi
dengan lebih baik. Kesadaran masyarakat akan tidak bolehnya
menggunakan hak milik orang lain pun perlu ditingkatkan.
Masyarakat tidak boleh lagi merasa bahwa hal tersebut adalah
hal yang dapat dimaklumi, sebaliknya perlu dipahami bahwa
mereka bisa terkena sanksi hukum.
Dari masalah-masalah plagiarisme itu sendiri, kita dapat
belajar bahwa betapa berharganya suatu buah pikiran orang, dan
dari hal tersebut kita kemudian dapat belajar untuk terus
mengembangkan informasi yang kita ketahui dari berbagai
sumber, mengembangkan pola pikir kita setelah membaca
berbagai macam hasil karya orang yang begitu berbeda-beda.
Kemudian hal terpenting adalah bahwa kita harus menghargai
karya orang lain, dan turut membiasakan diri agar jauh dari
tindak plagiarisme. Menjadikan karya orang lain sebagai inspirasi
atau referensi hingga tercipta karya yang memang punya banyak
kesamaan, namun tentunya juga ada konsep baru atau keunikan
tersendiri pada karya yan terinspirasi itu.

V.

Daftar Pustaka
1. Hariyani, Iswi, Prosedur Mengurus HAKI yang Benar,
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia, 2010,hal. 6.
2. Why Priyo Oktaviano. http://linimasa.com/2014/11/16/whypriyo-oktaviano/
3. Pelanggaran Hak Cipta.
http://adiyanmatematik.blogspot.com/2013/11/pelanggaranhak-cipta.html
4. 8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia.
http://nasional.tempo.co/read/news/2014/02/18/078555420/8kasus-plagiat-yang-menghebohkan-indonesia
5. Tragedi Ksatria Mode .
http://gaya.tempo.co/read/news/2014/11/12/110621573/trage
di-ksatria-mode
6. Desainer Priyo Oktaviano Dituding Menjiplak.
http://gaya.tempo.co/read/news/2014/11/12/110621575/desai
ner-priyo-oktaviano-dituding-menjiplak
7. Priyo Oktaviano Dituduh Plagiat, Desainer Luar Negeri pun
Demikian. http://m.liputan6.com/lifestyle/read/2133776/priyooktaviano-dituduh-plagiat-desainer-luar-negri-pun-demikian
8. Desain Pakaian yang Dilindungi UU Hak Cipta.
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4076/desainpakaian-yang-dilindungi-uu-hak-cipta
9. Pelanggaran Hak Cipta pada Saat Proses Pendaftaran.
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54b5f403a7a3a/pel
anggaran-hak-cipta-pada-saat-proses-pendaftaran
10.

Pelanggaran Hukum Terhadap Hak Cipta.

https://meilabalwell.wordpress.com/pelanggaran-hukumterhadap-hak-cipta/

11.

Kekayaan Intelektual.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kekayaan_intelektual

Anda mungkin juga menyukai