Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUDBANYUMAS
KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH
2013 - 2015
Infark miokard akut dengan Elevasi segmen ST (STEMI)(ICD 10:I21)
1. Pengertian (Definisi)

2. Anamnesis

Sindroma klinis karena oklusi akut arteri koroner akibat


thrombosis yang berkepanjangan karena rupture plak
aterosklerosis pada dinding koroner epikardial.
1.
2.
3.
4.
5.

3. Pemeriksaan Fisik

1.
2.
3.
4.
5.

6.

4. Kriteria Diagnosis

1.
2.
3.
4.

5. Diagnosis Kerja

Riwayat nyeri dada / perasaan tidak nyaman yang


bersifat substernal ,
lamanya > 20 menit ,
tidak hilang dengan istirahat atau pemberian nitrat ,
disertai penjalaran ,
dapat disertai mual, muntah dan keringat dingin
Keadaan umum sakit berat.
Tekanan darah dapat normal, meningkat atau turun,
Suara bunyi jantung melemah, dapat terdengar bunyi
jantung keempat ,
bunyi jantung ketiga pada gagal jantung
Bising sistolik kasar disebabkan rupture :
a. septum interventrikular di linea strernal kiri,
b. muskulus papilaris di apeks
dapat terdengar ronkhi basah kasar luas bila ada edema
paru
Sesuai criteria anamnesis
Sesuai criteria pemeriksaan fisik
ECG : Elevasi segmen ST > 1 mm pada 2 sandapan
prekordial atau ekstremitas
Hasil Laboratorium :Peningkatan enzim jantung
(,CK,CKMB,troponin). Hasil tidak perlu ditunggu untuk
memulai terapi referfusi

Infark miokard akut dengan Elevasi segmen ST (STEMI) pada


dinding anterior (ICD 10:I21.0)
Infark miokard akut dengan Elevasi segmen ST (STEMI) pada
dinding inferior (ICD 10:I21.1)

25

6. Diagnosis Banding

7. Pemeriksaan Penunjang

8. Terapi

Infark miokard akut dengan Elevasi segmen ST (STEMI) pada


dinding sisi lain (ICD 10:I21.2)
1.
Diseksi aorta (ICD 10:I71.0)
2.
Emboli paru tanpa cor pulmonal (ICD 10:I26)
3.
Perforasi ulkus peptikum (ICD 10:K27.5)
4.
Tension pneumotorak (ICD 10:J93.0)
5.
Boerhaave syndrome ( esophageal rupture medeiastinis)
(ICD 10:K22.3)
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

9.

10.
11.
12.

9. Edukasi

(Hospital Health Promotion)

1.
2.
3.

ECG (ICD 9 CM:89.52)


Laboratorium : CK, CKMB, toponin (ICD 9 CM:90.5)
Foto thorax AP (ICD 9 CM:87.44)
ECHOKARDIOGRAFI (ICD 9 CM : 88.72)
Tirah baring
Oksigen 4 liter/menit
Aspirin 160-325 mg(dikunyah)
Nitrat diberikan 5 mg SL (dapat diulang 3 kali ) lalu drip
bils masih nyeri
Clopidogrel 300 mg peroral ( jika sebelumnya belum
pernah diberikan
Morfin (2,5-5 mg iv) atau pethidin (25 mg iv) bila nyeri
tidak teratasi dengan nitrat
Trombolisis bila onset nyeri dada <12 jam (streptase 1,5
juta unit diencerkan dalam 100 cc NaCl, diberikan dalam
1 jam. (ICD 9 CM : 36.3)
Heparinisasi (fandoparinoc 1x2,5 mg/hari subcutan
abdominal atau enoxaparin 2x0,4-0,6 cc/hari subcutan
abdominal selama 5 hari), diberikan pada keadaan infark
anterior luas , resiko tinggi thrombosis, LV fungsi
buruk, fibrilasi atrium, curiga thrombus intrakardiak,
onset STEMI > 12 jam tanpa revaskularisasi.
ACE inhibitor (captopril 2-3x6,25-25mg/hari selama 7
hari) diberikan pada pasien dengan infark anterior,
kongesti paru, atau EF < 40 % jika tidak terdapot tanda
tanda hipotensi (TD sistolik <100 mmhg atau < 30 mmhg
dari baseline) atau terdapat kontraindikasi
Anti anxietas (Diazepam 1x5 mg/hari atau alprazolam
1x0,5 mg/hari)
Pencahar (bisacodyl 1x5mg/hari atau lactulosa 1x15
mg/hari)
Pasang dower catheter
Berhenti merokok
Kontrol tekanan darah target :< 140/90 mmhg atau <
130/80 mmhg ( penderita DM atau gagal ginjal kronik)
Manajemen lipid

26

4.
5.
6.

10. KontroPrognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis

Target LDL < 100 mg/dl,HDL> 40 mg/dl, trigliseride <


150 mg/dl
Aktifitas fisik target minimal 30 menit/hari 3-4
kali/minggu
Manajemen berat badan (konsultasi gizi)

Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
IV
C
1.

Dr Bambang Purcahyo, SpJP

Pasien myocad infark akut (ST elevasi) teratasi dalam waktu 7


hari
Target :
80% Pasien myocad infark akut (ST elevasi) teratasi dalam
waktu 7 hari

15. Kepustakaan

PERKI (perhimpunan dokter soesialis kardiovaskulr Indonesia).


2009. Diagnosis dan tata laksana infark miokard akut dengan
segmen ST elevasi .Dalam Pedoman tatalaksana Penyakit
kardiovaskuler di Indonesia, Edisi ke-2, h.81-93

27

Anda mungkin juga menyukai