Jurnal REPRODUKSI
Jurnal REPRODUKSI
)
Lela Juwita Sari (3415080205), Riski Sulistyani (3415080207), Eka Puspita Sari (3415080209) dan Lia Indrianita
(3415083256)1
ABSTRAK
Fisiologi reproduksi adalah suatu kajian yang berkaitan erat dengan hormon-hormon reproduksi yang berperan
penting pada siklus reproduksi. Siklus reproduksi pada mammalia rendah disebut siklus estrus, sedangkan pada
manusia siklus menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ciri pada setiap fasenya (fase
estrus pada mamalia rendah), yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Penelitian ini dilakukan pada Senin,
13 Desember 2010 di Laboratorium Fisiologi FMIPA UNJ. Menyediakan mencit yang kemudian di masukkan sedikit
garam fisiologis ke vagina mencit yang akan diamati lalu mengambil cairan vagina mencit dengan menggunakan
cutton bud yang diputar-putar pada vaginya. Cairan vagina yang telah didapat diulas diatas objek glass lalu diwarnai
dengan larutan turk dan kemudian diamati di bawah mikroskop untuk menentukan fase siklus mencit yang diamati.
Hasilnya adalah mencit 1 dan mencit 3 sedang mengalami fase estrus yang ditandai dengan tidak adanya leukosit
pada cairan vaginanya, sedangkan mencit 4 sedang mengalami fase proestrus yang ditandai dengan adanya
leukosit juga terdapat sel epitel berinti dan sel squamosa. Fase-fase yang terjadi pada mencit berpengaruh pada
perilaku mencit. Mencit betina akan sangat gelisah ketika akan kopulasi.
Keywords : mencit, siklus estrus, vagina
1
A.
PENDAHULUAN
Reproduksi adalah kemampuan makhluk
hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya
dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada
manusia dan mamalia lainnya untuk mengahasilkan
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi
pada manusia dan mamalia lain dilakukan dengan
cara generatif atau seksual. Siklus reproduksi
adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem
reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina)
hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang
memperlihatkan hubungan antara satu dengan
yang lainnya. Siklus reproduksi pada mamalia
primata disebut dengan siklus menstruasi,
sedangkan siklus reproduksi pada non primata
disebut dengan siklus estrus. Siklus estrus ditandai
dengan adanya estrus (birahi). Pada saat estrus,
hewan betin akan reseftif sebab di dalam ovarium
sedang ovulasi dan uterusnya berada pada fase
yang tepat untuk implantasi untuk fase berikutnya
disebut dengan satu siklus estrus. Panjang siklus
estrus pada tikus mencit adalah 4-5 hari, pada babi,
sapi dan kuda 21 hari dan pada marmut 15 hari.
Pada mamalia khususnya pada manusia siklus
reproduksi yang melibatkan berbagai organ yaitu
uterus, ovarium, mame yang berlangsung dalam
suatu waktu tertentu atau adanya sinkronisasi,
maka hal ini dimungkinkan oleh adanya
pengaturan/koordinasi yang
disebut dengan
hormon (hormon adalah zat kimia yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin yang langsung dialirkan ke
dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ
target).
Fase dan Siklus Estrus
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin
disebut oestrus yang berarti kegilaan atau
gairah,
hipotalamus
terstimulasi
untuk
melepaskan
gonadotropin-releasing
hormone
(GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin
pada
mencit,
gonadotropin
menstimulasi
pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle
stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi.
Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan
dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka
jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan
Hasil
Me
nci
t
Ke1
Leuk
osit
Sel
Epitel
Berinti
Sel
Epitel
tidak
Bernt
ii
Sel
Squ
amo
se
Siklus
Mencit
++
++++
+++
Estrus
++++
+
++++
++++
+
++++
+++
MATI
+++
Estrus
Proest
rus
PEMBAHASAN
Mencit 1
Pada pengamatan ulasan vagina pada
mencit pertama dapat diambil hasil bahwa mencit
dalam fase estrus. Ciri khas dari fase estrus ini
adalah tidak adanya leukosit pada ulasan vagina
mencit. Hasil apus vagina pada fase estrus ditandai
dengan sel-sel epitel yang mengalami penandukan
(kornifikasi), tanpa inti dan terwarna pucat (Taylor,
1994 dalam Agung Janika Sitasiwi, 2010). Pada
fase estrus betina siap menerima hewan jantan
untuk kawin dalam waktu yang singkat, yaitu pada
masa ovulasi (akhir fase estrus selama 18 jam).
Meskipun peristiwa fisiologis yang utama
pada siklus estrus terjadi pada ovarium, kejadiankejadian tersebut ternyata tercermin pada
perubahan-perubahan yang terjadi pada vagina di
bawah pengaruh hormon-hormon ovarium, yakni
estrogen dan progesteron. Perubahan tersebut
dapat diikuti dengan menggunakan teknik preparat
apus vagina, yakni dengan mengeruk debris yang
terkumpul di lumen dan memeriksanya di bawah
mikroskop. Teknik ini ternyata paling berfaedah,
terutama pada spesies yang memiliki siklus estrus
pendek (tikus dan mencit), karena pada spesies ini,
histologi vagina dapat mencerminkan kejadiankejadian pada ovarium paling tepat (Nalbandov,
1990).
http://www.nature.com/onc/journal/v22/n52
/images/1206888f3.jpg
Siklus estrus merupakan proses yang
dikendalikan oleh berbagai hormon, baik hormon
dari hiptalamus-hipofisis maupun dari ovarium
(Isnaeni, 2006). Pertumbuhan yang cepat dan
kornifikasi epithelium vagina selama dan pada
akhir estrus telah diketahui disebabkan oleh
estrogen. Bila pada siklus yang normal aras
estrogen menurun setelah ovulasi, atau pada
betina yang dikastrasi, injeksi estrogen dihentikan,
maka akan tampak epithelium vagina dengan
kornifikasi mulai berkurang, gambaran sisik
menghilang dan leukosit dominan. Epithelium
vagina secara histologis berubah dari tipe skuama
berlapis tebal karena estrogen ke epithelium
Mencit 4
Pada hasil pengamatan mencit ke 4,
terlihat leukosit, sel epitel berinti, dan sel
squamose. Jadi dapat disimpulkan bahwa mencit
ke 4 mengalami fase proestrus. Fase proestrus
adalah fase sebelum estrus atau fase yang
mendahului fase estrus. Pada fase proestrus
ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat
menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga
dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini hormon
estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH dan
LH siap terbentuk. Fase proestrus dicirikan dengan
pertumbuhan folikel dan produksi estrogen.
Peningkatan jumlah estrogen menyebabkan
pemasokan darah ke sistem reproduksi untuk
meningkatkan pembengkakan sistem dalam.
Kelenjar cervix dan vagina dirangsang untuk
meningkatkan aktifitas sekretori membangun
muatan vagina yang tebal. Perilaku mencit betina
pada tahap ini sudah mulai gelisah namun
keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase
ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir
fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu
selanjutnya fase akan berulang. (Anonim A., 2009 ).
(a)
(b)
Epitel berinti
Gambar a. Proestrus ( www.vivo.colostate.edu/)
Gambar b. Proestrus (Sumber : Penulis)
D. KESIMPULAN
Terdapat perbedaan antara fase-fase
estrus pada mencit. Pada fase estrus dicirikan
dengan tidak adanya leukosit pada apus vagina dan
terdapat
penandukan
pada
sel-sel
epitel
(kornifikasi). Sedangkan pada fase proestrus
terdapat leukosit, epitel berinti, serta sel squamosa
pada apus vaginanya. Fase-fase yang terjadi pada
mencit berpengaruh pada perilaku mencit,
diantaranya perilaku gelisah pada mencit betina
pada fase proestrus.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim A. Estrus Cycle. (2009). Diakses tanggal 15
Desember 2010 pada pukul 19.43 WIB dari
www.vivo.colostate.edu/... /reprod/vc/cycle.html
Ahn, Jung Mi et al. 2004. Journal of Molecul and
Cells Changes in the Reproductive Functions
of Mice due to Injection of a plasmid
Expressing an Inhibin -Subunit into Muscle : a
Transient Transgenic Model. Vol.18, No.1. Hal
79-86.
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. (2004).
Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Hall and Guyton. 2007. Fisiologi Kedokteran.
Jakarta : EGC , Penerbit Buku Kedokteran.