Anda di halaman 1dari 28

1

EXECUTIVE SUMMARY

Dikutip dari Food Review International pada tahun 2013, industri minuman teh dalam
kemasan di Indonesia sedang berkembang pesat dan memiliki kestabilan yang baik, dengan
pertumbuhan sebesar 16%. Namun menurut TOP BRAND AWARD, enam tahun terakhir ini,
terlihat bahwa Teh Botol Sosro telah kehilangan 20,2% pangsa pasar. Sebagai salah satu strategi,
perlu diciptakan saluran distribusi baru yang superior guna memberikan pengalaman terbaik bagi
pelanggan dalam berbelanja produk PT Sinar Sosro sehingga mencapai sustainable competitive
advantage.
Dalam memilih saluran distribusi yang baru digunakan dua pertimbangan, yaitu
pertimbangan pada produk dan pertimbangan pada pasar. Berdasarkan analisis kedua
pertimbangan di atas, didapatkan saluran distribusi yang memiliki efek bisnis yang tinggi.
Saluran distribusi tersebut dikelompokkan menjadi dua.

Saluran distribusi feasible: Kost Eksklusif


Sebagai role model adalah kost eksklusif DParagon. Kost Eksklusif tersebut tersedia
di kota-kota besar di Pulau Jawa (Yogyakarta, Semarang, Bandung,Malang) dan Pulau
Sumatera (Palembang). Dparagon menerima rekor MURI (Museum Rekor Indoneisa)
sebagai jaringan operator kost eksklusif pertama di Indonesia. Jumlah kamar yang
dimiliki oleh DParagon adalah kurang lebih 550 kamar.
Bentuk kerjasama adalah kemitraan. PT Sinar Sosro melakukan kerjasama (patnership)

dengan pihak DParagon yaitu dengan menjadikan pemilik kost sebagai mitra agen
penyalur Teh Botol Sosro. Strategi penjualan yang dibuat adalah pemberian harga
khusus pada pemilik kost dan potongan harga kurang lebih 30% bagi penghuni jika
membeli satu krat (24 botol) Teh Botol Sosro. Untuk lebih membangun hubungan yang
baik antar mitra, Teh Botol Sosro ikut mempromosikan kost eksklusif ke dalam saluran
distribusinya dan membantu pengadaan fasilitas pada kost tersebut.
Diasumsikan keberhasilan penjualan Teh Botol Sosro di D'Paragon adalah 50% dari
jumlah kamar, yaitu 275 krat per tahun. Omset yang diperoleh dalam waktu satu tahun

adalah Rp107,250,000.00

Saluran distribusi potensial: Vending Machine


TAP-Izy dari Telkomsel adalah satu inovasi uang elektrik yang telah dilengkapi

dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Dirancang pada bulan


Juli tahun 2012 lalu, TAP-Izy memiliki 2.500 pelanggan tercatat bulan September
2012.
Bentuk kerjasama adalah kemitraan. PT Sinar Sosro melakukan kerjasama
(patnership) dengan pihak Telkomsel. TAP-Izy dapat digunakan pada Vending
Machine dengan teknologi RFID. kerjasama dirancang dalam hal teknologi dan
edukasi pelanggan.
Nilai omset penjualan yang didapatkan atas kerjasama tersebut adalah Rp
52.812,50/ hari atau Rp 19.012.500,00/ tahun. Jika terdapat 100 titik Vending
Machine

Sosro,

maka

omset

=Rp

5.281.500,00/hari

atau

Rp

1.901.250.000,00/tahun
Digunakan dua metode untuk melihat kelayakan saluran distribusi di atas, yakni
metode kualitatif dimana metode yang digunakan adalah analisa STP, SWOT, PEST,
Five Force Porter, dan kriteria 3C. Metode kuantitaif yang digunakan adalah perhitungan
pengembalian investasi atau ROI (Return of Investment).

Berdasarkan perhitungan

pengembalian investasi atau ROI (Return of Investment) untuk kedua saluran distribusi
baru yaitu: 0,60 untuk Kost Eksklusif dan 0,23 vending machine dengan teknologi TAPIzy. Jika dibandingkan dengan investasi deposito,maka kedua saluran distribusi tersebut
layak untuk diterapkan.

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Potensi Indonesia sebagai target pasar dari minuman teh dalam kemasan masih sangat
besar. Menurut data PT Perkebunan Nusantara, 80% total produksi teh dalam negeri dikerahkan
untuk ekspor, seharusnya 20% dapat terserap untuk produksi dalam negeri, namun pada
kenyataanya, hanya 7% yang terserap oleh konsumsi dalam negeri. Potensi pasar domestik
sangatlah besar, diperkirakan 100 juta orang dari 250 juta penduduk Indonesia mengkonsumsi
teh tiga kali sehari, maka seharusnya lebih besar lagi serapan dari produksi olahan teh, disamping
adanya perubahan tren masyarakat yang semakin menyadari arti penting kesehatan dan teh
sebagai minuman kesehatan.
Majalah SWA mencatat bahwa Teh Botol Sosro sebagai pemimpin pangsa pasar kategori
minuman teh dalam kemasan. Walaupun memimpin pasar dari tahun 2006 hingga 2010, Teh
Botol Sosro mengalami penurunan sebesar 10,7% pangsa pasarnya. Dari survey TOP BRAND
AWARD, enam tahun terakhir ini, terlihat bahwa Teh Botol Sosro telah kehilangan 20,2%
pangsa pasar. Hal ini perlu diwaspadai, mengingat pesaing Teh Botol Sosro yang sesungguhnya
bukan hanya teh dalam kemasan, namun seluruh minuman dalam kemasan.
Kompetisi pasar minuman teh dalam kemasan terus tumbuh hingga 45% dalam dua tahun
terakhir. Pertumbuhan industri teh dalam kemasan ini disebabkan tingginya permintaan pasar
yang terlihat dari penjualan minuman kemasan tahun 2012 mencapai 10 juta liter atau setara
dengan Rp7 triliun untuk jenis semua minuman teh. Saat ini, konsumsi terbesar teh dalam
kemasan dalam bentuk botol plastik yang mencapai 60%. Sedangkan dari pertumbuhan
konsumsi minuman teh kemasan sebesar 36%, pasar teh hitam menyerap pasar hingga Rp5
triliun, disusul teh hijau kemudian teh herbal. Dikutip dari Food Review International pada tahun
2013, industri minuman teh dalam kemasan di Indonesia merupakan industri yang sedang
berkembang pesat dan memiliki kestabilan yang baik, dengan pertumbuhan sebesar 16%.
Saluran distribusi merupakan salah satu dari bagian variabel marketing mix karena
perusahaan tidak hanya menghasilkan barang dan jasa tetapi juga mencari jalan keluar untuk
menyalurkan hasil produknya agar dapat sampai ketangan konsumen pada saat yang tepat. Saat
ini, PT Sinar Sosro menggunakan berbagai macam saluran distribusi untuk menjangkau
konsumen didukung 11 pabrik dan 160 kantor penjualan di kota dan kabupaten di seluruh

Indonesia. Namun perlu diciptakan saluran distribusi baru yang superior guna memberikan
pengalaman terbaik bagi pelanggan dalam berbelanja atau mengkonsumsi produk-produk PT
Sinar Sosro dan mencapai sustainable competitive advantage.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang harus dijawab dalam penulisan ini
adalah:
1. Saluran distribusi baru apakah yang dapat diciptakan dan dikelola guna memberikan
pengalaman terbaik bagi pelanggan dalam berbelanja atau mengkonsumsi produkproduk PT Sinar Sosro dan mencapai sustainable competitive advantage?
2. Bagaimana saluran distribusi baru yang dirumuskan memiliki efektifitas tingkat
penjualan yang lebih baik dengan perhitungan pengembalian investasi atau ROI
(Return of Investment) yang lebih tinggi?

TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :
1. Merumuskan saluran distribusi baru yang superior guna memberikan pengalaman
terbaik bagi pelanggan dalam berbelanja atau mengkonsumsi produk-produk PT Sinar
Sosro dan mencapai sustainable competitive advantage.
2. Menilai efektifitas tingkat penjualan saluran distribusi baru dan perhitungan

pengembalian investasi atau ROI (Return of Investment).

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Swastha (2002), distribusi merupakan struktur perdagangan eceran dan


perdagangan besar, dimana saluran-saluran tersebut digunakan untuk menyampaikan barang
menuju pasar. Sedangkan menurut Tjiptono (2002), distribusi adalah kegiatan pemasaran yang
berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, tempat, dan
saat dibutuhkan). Distribusi barang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok aktivitas, yaitu:

Saluran distribusi (distribution channel), yaitu saluran untuk memindahkan hak


kepemilikan barang.

Distribusi fisik (physical distribution), yaitu aktivitas untuk memindahkan barang


secara fisik.

SALURAN DISTRIBUSI
Setiap perusahaan memiliki pola pemasaran yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat
mendistribusikan

produknya

langsung

kepada

konsumen

atau

dapat

juga

dengan

mendistribusikannya melalui perantara dalam saluran distribusi. Menurut Isnaini (2005), saluran
distribusi adalah lembaga-lembaga distributor yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan
atau menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Definisi lain mengenai saluran pemasaran dikemukakan oleh The American Marketing
Association dalam Swastha (1999), yang menekankan tentang banyaknya lembaga yang terdapat
dalam arus barang, yaitu struktur unit organisasi yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar
dan pengecer melalui nama sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan.

FUNGSI SALURAN DISTRIBUSI


Menurut Swastha (1999), fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh saluran distribusi dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Pembelian: merupakan usaha memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual
kembali atau untuk digunakan sendiri dengan harga, pelayanan, dan kualitas
tertentu

Fungsi
Pertukaran
(transactional
function)

Penjualan: bertujuan untuk menjual barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
konsumen dalam rangka memperoleh laba perusahaan.

Pengambilan risiko: seorang perantara harus dapat menanggung segala risiko


kerusakan dan keusangan barang yang dijualnya kepada konsumen.

Pengumpulan: perantara melakukan fungsi pengumpulan produk dari beberapa


sumber, atau beberapa macam produk dari sumber yang sama. Fungsi
pengumpulan yang dilakukan oleh perantara ini sangat membantu dalam
meningkatkan efisiensi penyaluran.

Fungsi
Penyediaan
(logistical
function)

Penyimpanan: melakukan penyesuaian antara permintaan dan penawaran. Fungsi


penyimpanan penting dilaksanakan,terutama untuk barang yang sifatnya rusak
atau tidak tahan lama.
Pemilihan: penyalur menggolongkan, memeriksa, dan menentukan jenis barang
yang disalurkan sesuai dengan kondisi dan kualitas barang
Pengangkutan: merupakan fungsi pemindahan barang dari tempat produksi atau
tempat penyimpanan kepada konsumen
Pelayanan setelah pembelian (layanan purna jual): seperti tersedianya jaminan
garansi, pelayanan perbaikan produk rusak, atau pengaduan atas produk cacat.

Fungsi
Penunjang
(facilitating
function)

Pembelanjaan: distributor atau bahkan konsumen melakukan fungsi


pembelanjaan dengan cara pembayaran tunai atau kredit kepada penyalur lain
atau kepada produsen.
Penyebaran informasi: informasi, sangat diperlukan untuk membantu untuk
menentukan mengenai jumlah dan jenis barang yang dibutuhkan oleh konsumen.

Koordinasi saluran: mengorganisir seluruh lembaga yang terdapat dalam saluran


distribusi.

JENIS SALURAN DISTRIBUSI


Dalam mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen, perusahaan dapat menempuh
distribusi secara langsung maupun secara tidak langsung melalui perantara. Menurut Kotler
(2005), secara garis besar terdapat dua jenis saluran distribusi, yaitu saluran distribusi untuk
barang konsumsi dan saluran distribusi untuk barang industri.
Kotler (2005) mengidentifikasi beberapa tingkatan (level) dalam saluran distribusi
berdasarkan jumlah perantara yang terdapat di dalamnya. Tingkatan tersebut adalah zero-level
channel yang menunjukkan bahwa pemasar tidak menggunakan perantara dalam memasarkan
produknya. One-level channel menunjukkan pemasar menggunakan satu tipe perantara yaitu
pengecer. Two-level channel menunjukkan pemasar menggunakan dua tipe perantara yaitu grosir
dan pengecer. Three-level channel menunjukkan pemasar menggunakan dua tipe perantara yaitu
agen dan pengecer, sedangkan four-level channel menunjukkan pemasar menggunakan tiga tipe
perantara yaitu agen, pedagang besar (grosir), dan pengecer.
Saluran distribusi baru yang direkomendasikan akan dianalisa menggunakan lima alat
analisa, yaitu: analisa pemasaran dengan STP, analisa PEST, analisa SWOT, analisa Five Force
dan pemenuhan kriteria 3C.
Dalam rangkaian proses marketing, analisa STP ini ada di tahap awal yang paling penting
yakni mengidentifikasikan customer value. analisa STP ada di level strategis karena
menentukan bagaimana kita menggarap pasar. Segmentation (S): pemetaan konsumen
sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal,
penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk. Targeting
(T): Setelah memetakan pasar, tahap targeting adalah membidik kelompok konsumen
mana yang akan kita sasar. Positioning (p): positioning adalah bagaimana kita
menjelaskan posisi produk kepada konsumen.
Analisa PEST merupakan suatu cara atau alat yang bermanfaat untuk meringkas
lingkungan eksternal dalam operasi bisnis. PEST harus ditindaklanjuti dengan
pertimbangan bagaimana bisnis harus menghadapi pengaruh dari lingkungan Politik,
Ekonomi, Sosial, dan Teknologi.
Analisa SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan/ strength (S), kelemahan/ weakness (W), peluang/ opportunity (O), dan
ancaman/ threat (T) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini

melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.
Analisa Five Force merupakan sebuah kerangka kerja analisa industri dan pengembangan
strategi bisnis. Analisa ini menggunakan konsep-konsep yang dikembangkan dalam satu
bidang ekonomi, Industrial Organization untuk mendapatkanlima kekuatan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan intensitas persaingan dan daya tarik pasar.
Terdapat tiga kekuatan yang berasal dari kompetisi secara horizontal:

Threat of new entrants

Rivalry among existing competitors

Threat of substitute products or services

Dan terdapat dua kekuatan yang berasal dari kompetisi secara vertical:

Bargaining power of suppliers

Bargaining power of buyers

Analisa Keefektifan distribusi


Efektivitas dapat dicapai apabila setiap anggota saluran distribusi atau pedagang
perantara atau konsumen akhir dapat memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkannya
pada jumlah, waktu, dan tempat yang tepat, yaitu apabila saluran distribusi telah mampu
menyediakan barang atau jasa dalam jumlah yang dibutuhkan (lot size) pada saat
konsumen membutuhkan (delivery time), tersedia pada tempat yang tepat, dan tersedia
dalam jenis yang beragam (product variety). Dasar dalam memilih saluran distribusi
adalah meliputi kriteria 3C, yaitu channel control, market coverage, dan cost. Maka
untuk menilai keefektifan dari distribusi, dianalisa apakah jaringan telah memenuhi
kriteria 3C (Channel Control, Cost dan Market Coverage) dan dianalisa pula sisi
penerimaan atau revenue.

PEMBAHASAN
Dalam memilih saluran distribusi yang baru digunakan dua pendekatan, yaitu
pertimbangan pada produk dan pertimbangan pada pasar.

Pertimbangan produk
Product value: nilai pada sebuah produk dan keunggulannya melekat
Nilai yang melekat pada Teh Botol Sosro adalah Kualitas, Keamanan, Kesehatan
dan Ramah Lingkungan
Price adalah harga produk apakah untuk menengah atas, bawah atau semua
Harga yang ditawarkan Teh Botol Sosro dapat terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat

Pertimbangan pasar
Tipe Konsumen
Berdasarkan tipe, terdapat konsumen tradisional dan modern. Tipe konsumen
saat ini didominasi konsumen modern yang menuntut kemudahan dan
kepraktisan untuk mendapatkan barang,
Model bisnis
Kemitraan atau kerjasama dapat lebih menguntungkan pihak-pihak yang
bekerjasama
Guna memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan dalam berbelanja atau
mengkonsumsi produk-produk PT Sinar Sosro dan mencapai sustainable competitive advantage,
perlu diciptakan saluran distribusi baru yang superior. Saluran distribusi superior baru yang akan
dibuat dirumuskan ke dalam Framework Saluran Distribusi (Gambar 1).

Gambar 1 Framework Saluran distribusi

10

Saluran distribusi yang dipilih adalah yang jaringan yang diperkirakan memiliki efek bisnis
yang tinggi bagi PT Sinar Sosro, dikelompokkan menjadi kelompok jaringan feasible yang
merupakan saluran distribusi dibangun dengan cost per transaction atau biaya per transaksi yang
rendah namun memiliki efek bisnis yang tinggi. Dari kelompok saluran feasible, dipilih jaringan
kost eksklusif. Sedangkan kelompok saluran distribusi potensial, yaitu saluran distribusi
dibangun dengan cost per transaction atau biaya per transaksi yang tinggi namun memiliki efek
bisnis yang tinggi bagi perusahaan. Saluran distribusi yang dirancang dari kelompok ini adalah
vending machine dengan alat transaksi TAP-Izy.
Kepadatan penduduk yang tinggi disertai pertumbuhan penduduk akan memacu mobilitas
sosial dan meningkatkan kebutuhan hidup yang praktis. Minuman dalam kemasan pun menjadi
suatu tren gaya hidup. PT Sinar Sosro menjawab tatangan tersebut dengan menjadi pionir
produsen minuman teh dalam kemasan di Indonesia yang praktis dan alami.
Pada umumnya masyarakat melihat pulau Jawa sebagai pusat pendidikan dimana biaya
hidup dan harapan akan ketersediaan pekerjaan yang menjanjikan. Sehingga meningkatkan
angka migrasi. Hal ini menjadikan bisnis hunian sementara berkembang. Bisnis kost yang relatif
mudah didirikan dan terjangkau menjadikan hunian sementara yang banyak ditemukan. Kost
ekskulsif tumbuh karena adanya kalangan yang memiliki daya beli tinggi, yang membutuhkan
kenyamanan dan kepraktisan. Kebutuhan akan kepraktisan dan daya beli konsumen kost
eksklusif memungkinkan adanya kerjasama diantara PT. Sinar Sosro dan beberapa kost eksklusif
yang berada di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Kost eksklusif berperan sebagai mitra
penjualan Teh Botol Sosro dan PT. Sinar Sosro membantu pengadaan perlengkapan kost dan
promosi.
Aktifitas penduduk kota besar yang aktif dan dinamis menuntut kepraktisan dalam
bertransaksi sehingga mendukung penggunaan e-money atau uang elektronik. Uang elektronik
memiliki banyak manfaat yang mendukung kepraktisan, antara lain tidak perlu antre, tidak perlu
membawa banyak uang. Selain itu penggunaan uang elektronik dapat meminimalisir tindakan
kejahatan pemalsuan uang. Bagi negara, peralihan ke uang elektronik dapat mengurangi biaya
percetakan uang sehingga membuat defisiensi negara. Salah satu inovasi uang elektrik adalah
TAP-Izy dari Telkomsel yang telah dilengkapi dengan teknologi Radio Frequency Identification
(RFID). Dirancang pada bulan Juli tahun 2012 lalu, TAP-Izy memiliki 2.500 pelanggan tercatat
bulan September 2012. Memanfaatkan teknologi yang ada dan potensi PT Telekomunikasi

11

Selular yang telah memiliki 150 juta pelanggan, dapat dibentuk kerjasama yang saling
menguntungkan dengan digunakannya vending machine.

KERJASAMA DENGAN KOST EKSKLUSIF

Tempat kost merupakan suatu investasi yang cukup menjanjikan. Selain karena harga
yang lebih terjangkau daripada di hotel/penginapan banyaknya permintaan disebabkan karena
kost lebih akrab digunakan sebagai domilisi, kebanyakan tempat kost disewa dalam jangka
waktu yang cukup lama dari pada hotel atau penginapan yang menggunakan hitungan harian.
Bagi kalangan yang memiliki daya beli tinggi, kenyamanan dan kepraktisan menjadi kebutuhan
yang diutamakan, dan hal tersebut menyebabkan berkembangnya kost eksklusif. Fasilitas yang
diberikan menyerupai hotel yang dapat disewa harian, mingguan maupun bulanan, dengan biaya
sewa harian Rp175.000,00 hingga Rp 200.000,00 dan bulanan Rp 2.000.000,00 hingga Rp
3.000.000,00.
Melihat potensi bisnis kost eksekutif yang semakin besar, dan kebutuhan kost eksekutif
untuk menyebarkan promosi, dibuka peluang untuk kerjasama dalam penjualan dan promosi.
Sebagai percontohan, dilakukan kerjasama dengan Dparagon, salah satu kost eksklusif yang
telah memiliki jaringan di kota-kota besar di Indonesia. Kerjasama dengan menjadikan kost yang
memiliki jaringan sebagai agen. Kost eksklusif sebagai agen akan diberi harga khusus dan akan
diberlakukan harga khusus kepada konsumennya, yaitu penghuni kost. Di lain sisi, PT Sinar
Sosro membantu penyebaran informasi keberadaan agen melalui mitra-mitra yang tersebar di
sekitar kost. Dari kerjasama ini, selain mendapatkan media promosi, kost eksklusif juga
mendapatkan profit dari penjualan secara langsung.

12

Berikut adalah hasil analisa model bisnis yang akan dilaksanakan antara PT Sinar Sosro
dengan menggunakan role model CV Aldrich Universal Group (DParagon Kost eksklusif):
Analisa STP
Segmenting:
Usia produktif yang berprofesi sebagai pelajar, pegawai kantor atau
wisatawan
Jenis kelamin: Laki-laki & Perempuan
Targeting:
Konsumen yang mengutamakan kualitas kenyamanan tempat
tinggal,kemudahan & kepraktisan dan keamanan
Positioning:
Kost Eksklusif menawarkan kenyamanan, berada tidak jauh dari pusat
aktivitas kegiatan yaitu usaha/bisnis, universitas, pusat layanan umum
maupun transportasi (bandara, stasiun).

Analisa SWOT

STRENGH

WEAKNESS

Sosro memilik branding kuat sebagai


RTD tea di Indoneisa dan DParagon
memiliki brand sebagai jaringan kost
eksklusif terbesar di Indonesia

Lokasi kost DParagon


terpusat di daerah
perkotaan,cenderung lebih
dekat ke pusat pendidikan

Sosro & DParagon memilik


jaringan distribusi di Indonesia

Tingkat hunian kost


termasuk dalam
probabilistik demand
(tidak menentu)

Fasilitas yang dimiliki oleh


DParagon memudahkan dalam
penjualan Teh Botol Sosro karena
disetiap kamar akan ditemui almari Es
(refigerator)

13

OPPORTUNITY

THREAT

Kerjasama langsung
(patnership) antara
pemilik kost dan
industri minuman
belum tersentuh

Metode Patnership ini mudah


ditiru oleh kompetitor sehingga
diperlukan engagement/hubungan
yang baik dan kuat dari Sosro
kepada mitranya

Kerjasama ini akan


meningkatkan volume
penjualan Teh Botol
Sosro

Karakter penghuni kost eksklusif


adalah unik sehingga diperlukan
ketrampilan dalam
menyampaikan

Analisa PEST

Political

Economic

Social

Technology

Peraturan daerah yang mengatur urusan mengenai


bisnis kost masih belum jelas.

Kondisi keuangan internal mitra usaha


mempengaruhi keberlangsungan kerjasama.
Padatnya aktifitas penghuni kost dengan tingginya
daya beli dan kebutuhan akan kepraktisan dapat
meningkatkan permintaan dari Teh Botol Sosro,
didukung dengan persepsi minuman dalam
kemasan lebih higienis
dukungan peralatan seperti lemari es diperlukan
untuk menambah daya tarik

14

Analisa Five Forces Porter


Market New Entrants
Low-entry-barriers pada usaha sewa rumah tinggal (kost)
Akan ada kemungkinan RTD yang lain melakukan penetrasi bisnis dengan model yang
sama
Threat of Substitutes
Industri jasa persewaan rumah kost eksklusif memiliki banyak pengganti misalnya:
condotel, atau apartment
Industri Rivalry
Industri minuman adalah industri yang sangat kompetitif persaingannya
Pesaing utamanya adalah produk softdrink, produk teh non sosro
Buyer Bargaining Power
Kemampuan pembelian produk investasi Teh Botol Sosro pada pemilik kost tergantung dari
tingkat pendapatan hunian kamar
Supplier Bargaining Power
Untuk memastikan produk Teh Botol Sosro tersedia saat dibutuhkan di area kost maka,
dibutuhkan komitmen yang kuat supplier penyedia botol, salesman untuk menjalin
hubungan yang baik dengan pihak pemilik kost. Market New Entrants

BENTUK KERJASAMA SOSRO DAN KOST EKSKLUSIF


Sebagai percontohan dari kost eksklusif yang ada, diambil DParagon Kost Eksklusif
yang tersedia di kota-kota besar di Pulau Jawa (Yogyakarta, Semarang, Bandung,Malang) dan
Pulau Sumatera (Palembang). DParagon telah menerima penghargaan yang di keluarkan oleh
MURI (Museum Rekor Indoneisa) sebagai jaringan operator kost eksklusif pertama di Indonesia.
Jumlah cabang usaha bisnis kost DParagon dapat dilihat pada lampiran. Estimasi jumlah kamar
yang dimiliki oleh DParagon adalah 550 kamar. Melihat potensi yang belum diambil oleh
pesaing lain, maka PT Sinar Sosro melakukan kerjasama (patnership) dengan pihak DParagon
yaitu dengan menjadikan pemilik kost sebagai mitra agen penyalur Teh Botol Sosro. Jika
percontohan ini berhasil, kerjasama dapat berlanjut ke kost eksklusif lain.
Untuk meningkatkan keunggulan kost eksklusif Dparagon dibandingkan kost lain,
diberlakukan penjualan Teh Botol Sosro dengan potongan harga. Harga jual yang diterapkan
untuk penghuni adalah Rp 50.000,00 per krat. Jika diasumsikan harga eceran satu botol adalah
Rp 3000,00, maka harga eceran 24 botol Teh Botol Sosro adalah Rp 72.000,00. Penghuni akan
merasa diuntungkan karena mendapatkan potongan sebesar 30 % atau senilai Rp 22.000,00.

15

Jika DParagon berhasil menjual 275 krat per tahun, dengan nilai investasi sebesar Rp
32.500,00 x 275x 12 bulan = Rp 107. 250.000,00, akan menghasilkan laba kotor Rp
57.750.000,00.

Paket Untung
Pemilik kost sebagai marketing Eksklusif penjualan Teh Botol Sosro

Keuntungan yang Didapatkan D'Paragon:


laba sebesar Rp 57.750.000,00 per tahun
media promosi: gantungan kunci, sandal, neon box, promosi di
jaringan distribusi sosro senilai Rp 21.450.000,00
media komunikasi berupa router senilai Rp 13.000.000,00
fasilitas kulkas sebagai alat bantu jual
Kriteria pemilik kost yang diberi kompensasi seperti di atas adalah pemilik kost yang
dapat menjualkan minimal 30 krat Teh Botol Sosro per bulan dalam waktu 3 bulan berturutturut. Besarnya kompensasi disesuaikan dengan jumlah kamar dan penjualan.
ANALISA KEUANGAN KEMITRAAN DPARAGON

Diasumsikan program kerjasama ini memiliki nilai keberhasilan 50%, maka laporan
keuangan berupa income statement dapat dilihat dari Tabel1.
ROI (Return on Investment) adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang pada suatu
investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan. Nilai ROI yang didapat dengan
berinvestasi melalui kerjasama ini adalah 60%, lebih tinggi daripada nilai suku bunga deposito
bank yang berkisar antara 6-7 %/tahun, maka investasi ini layak dijalankan.

16

Tabel 1. Keuntungan Penjualan PT Sinar Sosro untuk 13 lokasi (500 kamar)


INCOME STATEMENT
PT Sinar Sosro , 13 lokasi (550 kamar)
Revenue
2014
2015
2016
2017
2018
Sales
(275xRp32500/krat x 12 bln)
Rp107,250,000.00 Rp107,250,000.00 Rp107,250,000.00 Rp107,250,000.00 Rp107,250,000.00
Gross Profit

Rp107,250,000

Rp107,250,000

Rp107,250,000

Rp107,250,000

Rp107,250,000

Fixed Cost
Biaya Kompensasi
Media promosi
Router
Perlengkapan
Kulkas

Rp21,450,000
Rp13,000,000

Rp3,250,000
Rp0

Rp3,250,000
Rp0

Rp3,250,000
Rp0

Rp3,250,000
Rp0

Rp32,500,000

Rp0

Rp0

Rp0

Rp0

Total Fixed Cost


EBITDA

Rp66,950,000
Rp40,300,000

Rp3,250,000
Rp104,000,000

Rp3,250,000
Rp104,000,000

Rp3,250,000
Rp104,000,000

Rp3,250,000
Rp104,000,000

EBT
Taxes (10%)
Net Income

Rp40,300,000
Rp4,030,000
Rp36,270,000

Rp104,000,000
Rp10,400,000
Rp93,600,000

Rp104,000,000
Rp10,400,000
Rp93,600,000

Rp104,000,000
Rp10,400,000
Rp93,600,000

Rp104,000,000
Rp10,400,000
Rp93,600,000

ROI = EBT pada tahun 2013 / Investasi biaya kompensasi dan perlengkapan= 0,601= 60%
Untuk mengoptimalkan efektifitas rancangan saluran distribusi ini, dilakukan analisa
pemenuhan Kriteria 3C (Channel Control, Cost dan Market Coverage) serta revenue yang
didapatkan.

Channel control

kost akan menerima minimal 30 krat per bulan.


Akan dilakukan pengawasan oleh salesman PT
Sinar Sosro, maka perlu pula adanya pendekatan
personal kepada pemilik kost

Cost

PT Sinar Sosro memberikan dukungan promosi


dan alat jual untuk ke jaringan kost dan
memberikan kemudahan dalam hal pembayaran
(sistem termin)

Market coverage

D'paragon memiliki 13 jaringan kost di 5 kota


besar: Yogyakarta, Semarang, Bandung, Malang,
Palembang

Revenue

target 75% penghuni kost dan minimal terjual


30 krat perbulan. Kenaikan omset 30 krat: Rp
32.500,00 x 30 = Rp 975.000,00/bulan/kost
dengan kost DParagon sebagai percontohan,
maka revenue = 550 krat x Rp 32.500 x 12
bulan= Rp 214.500.000,00

17

VENDING MACHINE DENGAN TEKNOLOGI TAP-IZY

TAP-Izy merupakan inovasi produk SIM card yang telah dilengkapi dengan teknologi
Radio Frequency Identification (RFID). Chip dan antena yang tertanam pada SIM card
memungkinkan pelanggan untuk melakukan transaksi pembayaran dengan menyentuhkan ponsel
ke alat pembaca (reader) yang terdapat pada mesin electronic data capture (EDC) TAP-Izy di
kasir. Layanan TAP-Izy yang didukung teknologi RFID merupakan pengembangan dari layanan
mobile wallet T-Cash yang memanfaatkan SMS sebagai basis layanannya.
Untuk dapat menikmati fasilitas TAP-Izy, pelanggan kartu HALO dan simPATI harus
terlebih dahulu mengganti SIM card-nya dengan kartu TAP-Izy Ready di GraPARI dan outlet
Indomaret bertanda TAP-Izy di wilayah Jabotabek. Masyarakat dapat membeli perdana kartu
HALO dan simPATI yang sudah dilengkapi fitur TAP-Izy seharga Rp 50.000 di titik-titik
pelayanan tersebut. Minimum isi saldo adalah Rp. 25.000,- dan maksimum saldo yang bisa
disimpan di SIM card adalah Rp. 1.000.000,00
Di negaraNegara maju seperti negaranegara di kawasan Eropa, Amerika, Jepang serta
Korea Vending machine adalah fasilitas yang mudah ditemui. Di Indonesia, Vending Machine
dapat ditemui di beberapa tempat seperti Bandara Internasional, Supermarket, Halte Bis dan
Stasiun Kereta dan tempat ramai lainnya. Namun, Indonesia masih tertinggal dalam penggunaan
alat bayar vending machine yang masih menggunakan uang tunai. Inovasi terbaru Vending
Machine di Indonesia adalah menggunakan alat transaksi pembayaran kartu Flazz BCA yang
juga menggunakan teknologi RFID dan ditangani oleh PT VM Indonesia. Berikut adalah analisa
bisnis mengukur keefektifan dan kelayakan vending machine hasil kerjasama yang akan
dilakukan antara PT Sinar Sosro dan PT Telekomunikasi Selular.

18

Analisa STP

Segmentation:
Masyarakat semua usia, semua jenis kelamin dan semua pekerjaan
yang memiliki gaya hidup dinamis, membutuhkan kemudahan dana
kecepatan dalam mendapatkan barang
Targeting:
Pengguna TAP-Izy yang berada di ruang aktifitas yang strategis

Positioning:
Transaksi pembelian dengan TAP-Izy lebih praktis dan mudah
daripada kartu pembayaran karena ponsel, yang sudah menjadi
kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Analisa SWOT

STRENGH

WEAKNESS

Partnership akan membantu


sosialisasi TAP-Izy di masyarakat
sebagai alat transaksi non tunai
yang mudah digunakan.

Telkomsel adalah provider


dengan konsumen tetap
yang lebih besar
dibandingkan Teh Botol
Sosro

Sosro dapat meningkatkan


penjualan dengan banyaknya
pengguna Telkomsel TAP-Izy.

Jika hanya dengan brand


Teh botol sosro belum
cukup kuat untuk
meningkatkan jumlah
pengguna TAP-Izy

Sosro akan keunggulan bersaing


karena belum ada produk
kompetitor yang menggunakan
vending machine dengan TAP-Izy.

19

OPPORTUNITY

THREAT

Di Indonesia, belum
berkembang vending
machine dengan alat
transaksi non tunai
dengan ponsel

Indonesia adalah negara


konservatif dimana
banyak kemungkinan
ancaman vandalisme
pada mesin.

Space pada vending


machine yang dapat
digunakan sebagai
media iklan

Fasilitas listrik di
Indonesia yang kurang
stabil

Analisa PEST

Political

Pemerintah Indonesia meningkatkan penggunaan alat


bayar transaksi non-tunai untuk menuju program less
cash society. Namun belum ada peraturan yang
mengatur transaksi e-money sehingga berpotensi
mempengaruhi business operation secara negatif.

Economic

Peningkatan penjualan karena adanya keunggulan


bersaing.

Social

Pengguna TAP-Izy dapat membeli produk Teh Botol


Sosro hanya dalam waktu kurang dari 5 detik.
vending machine jenis ini cocok dengan masyarakat
yang memiliki jam sangat padat dan butuh konsumsi
barang yang cepat didapat.

Technology

vending machine bekerja dengan menggunakan uang


nontunai pada TAP-Izy yang menempel pada ponsel.

20

Analisa Five Forces Porter


Market New Entrants
Ancaman produk pengganti pada vending machine rendah karena ikatan kerja sama
yang sudah dilakukan antara TAP-Izy dan Sosro dimana vending machine tidak
akan digunakan untuk menjual produk minuman kompetitor.
Supplier Bargaining Power
PT. Sinar Sosro telah menyediakan produknya ke seluruh penjuru Nusantara,
melalui lebih dari 150 kantor cabang penjualan, serta beberapa Kantor Penjualan
Wilayah (KPW). Selain itu Telkomsel adalah provider terbesar di Indonesia yang
mempunyai pelanggan sebesar 150 juta dan kantor Grapari sebesar 410 yang
tersebar di seluruh Indonesia.Telkomsel juga merupakan provider yang memiliki
jangkauan sinyal paling luas di Indonesia.
Buyer Bargaining Power
Hingga pertengahan tahun 2012, TAP-Izy Telkomsel telah menargetkan pengguna
TAP-Izy sebesar 400 ribu pengguna, angka ini tentunya akan terus bertambah
seiring semakin tingginya gaya hidup transaksi kearah non tunai.
Dengan adanya kerjasama TAP-Izy Telkomsel dan sosro, kekuatan calon pembeli
sangat tinggi karena jumlah pengguna TAP-Izy yang sudah besar. Kekuatan calon
pembeli hanyalah pengguna TAP-Izy.
Industri Rivalry
Tingkat persaingan industry tinggi karena selain banyaknya pedagang eceran yang
menjualkan produk serupa, rival lainnya adalah vending machine yang menjual
produk kompetitor.
Threat of Substitutes
Di Indonesia, mudah ditemui pedagang eceran baik yang bergerak seperti gerobak
atau asongan maupun tidak bergerak seperti kios atau toko ritel. Hal ini membuat
konsumen dapat mengkonsumsi produk Teh Botol Sosro tanpa menggunakan
vending machine TAP-Izy. Akan tetapi proses transaksi akan lebih panjang dan
lama dibanding dengan vending machine Ini menjadikan tingkat ancaman
pengganti vending machine TAP-Izy rendah.

BENTUK KERJASAMA SOSRO DAN TAP-IZY


Hingga pertengahan tahun 2012, Telkomsel sudah menargetkan 400 ribu pengguna TAPIzy. Ini dapat dimanfaatkan oleh Teh Botol Sosro untuk melakukan kerjasama vending machine
karena TAP-Izy sendiri dapat digunakan pada vending machine dengan teknologi RFID. Tipe
distribusi dengan channel vending machine jenis ini adalah tipe distribusi intensif, yaitu menjual
produk Sosro dengan TAP-Izy di banyak lokasi. Ini digunakan untuk memaksimalkan penjualan.
Dengan adanya kerjasama Telkomsel dan Teh Botol Sosro, Teh Botol Sosro dapat
memanfaatkan besarnya nama Telkomsel dan jumlah pengguna TAP-Izy.

21

Keuntungan bagi Telkomsel dari kerjasama ini adalah tersedianya terminal transaksi baru
yang akan meningkatkan revenue dari transaksi TAP-Izy. Penjualan dengan vending machine
merupakan tanggung jawab PT Sinar Sosro. Telkomsel berperan dalam edukasi pelanggan,
sebagai kompensasi, Telkomsel mendapat ruang promosi di vending machine. Diharapkan dapat
terjadi kontrak eksklusif antara kedua belah pihak untuk meminimalisir adanya kompetisi pasar
dengan merek dagang lain. Untuk menguatkan kerjasama ini, Teh Botol Sosro dapat
menyediakan kemasan khusus jika Telkomsel TAP-Izy berniat membuat promosi untuk
peningkatan brand awareness TAP-Izy. vending machine juga dapat diletakkan di GraPari untuk
edukasi dan promosi TAP-Izy.

ANALISA KEUANGAN VENDING MACHINE SOSRO-TAP-IZY


Diasumsikan penjualan setiap vending machine setiap harinya adalah 15 botol, dan
banyaknya vending machine yang tersebar adalah 100 unit. Dalam satu tahun, penjualan Teh
Botol Sosro dengan vending machine berteknologi Tap-Izy ini akan mencapai angka 540.000
unit. Proyeksi laporan keuangan hasil kerjasama ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Proyeksi Keuangan Vending Machine PT Sinar Sosro (100 Titik)
INCOME STATEMENT
Investasi Vending Machine 100 titik
Revenue
Sales (unit)
Sales
Cost of Good Sold
Gross Profit
Fixed Cost
Sewa dan Listrik
sewa
listrik
Operating Expense
Maintenance and repairs
Other
Total Fixed Cost
EBITDA
Depreciation
EBT
Taxes (10%)
Net Income

Rp2.500.000.000
2014
540000
Rp3.240.000.000
Rp1.901.250.000
Rp1.338.750.000

2015
2016
576000
720000
Rp3.456.000.000 Rp4.320.000.000
Rp2.028.000.000 Rp2.535.000.000
Rp1.428.000.000 Rp1.785.000.000

Rp50.000.000
Rp500.000.000

Rp50.000.000
Rp500.000.000

Rp150.000.000
Rp50.000.000
Rp750.000.000
Rp588.750.000
Rp0
Rp588.750.000
Rp58.875.000
Rp529.875.000

Rp150.000.000 Rp150.000.000
Rp50.000.000
Rp50.000.000
Rp750.000.000 Rp750.000.000
Rp678.000.000 Rp1.035.000.000
Rp2.500.000
Rp2.500.000
Rp675.500.000 Rp1.032.500.000
Rp67.550.000 Rp103.250.000
Rp607.950.000 Rp929.250.000

BEP = Fixed Cost / (Sales - Cost of Good Sold)

Rp50.000.000
Rp500.000.000

= 302.521

ROI = EBT pada tahun 2013 / Investasi Vending Machine = 0.2355 = 0,23

2017
2018
864000
960000
Rp5.184.000.000 Rp5.760.000.000
Rp3.042.000.000 Rp3.380.000.000
Rp2.142.000.000 Rp2.380.000.000

Rp50.000.000
Rp500.000.000

Rp50.000.000
Rp500.000.000

Rp150.000.000 Rp150.000.000
Rp50.000.000
Rp50.000.000
Rp750.000.000 Rp750.000.000
Rp1.392.000.000 Rp1.630.000.000
Rp2.500.000
Rp2.500.000
Rp1.389.500.000 Rp1.627.500.000
Rp138.950.000 Rp162.750.000
Rp1.250.550.000 Rp1.464.750.000

22

ROI atau Return on Investment berarti laba dari keuntungan dengan Vending Machine SosroTAP-Izy yaitu 23%. BEP atau Break Even Point menunjukkan Vending Machine akan mendapat
keuntungan jika sudah menjual 302.521 botol.
Untuk dapat mencapai target penjualan dan dapat dengan cepat mencapai Break Even
Point, vending machine ditempatkan pada lokasi dengan lalu lintas masyarakat yang tinggi
minimal 1000 orang per hari. Lokasi-lokasi tersebut antara lain: stasiun, bandara internasional,
areal perkantoran dan area hiburan yang ramai selama 24 jam.
Analisa pemenuhan Kriteria 3C (Channel Control, Cost dan Market Coverage) serta
revenue

yang

didapatkan

dari

jaringan

ini

adalah

sebagai

berikut:

Channel Control

pengawasan terhadap vending machine dilakukan


sesuai jadwal pendistribusian

Cost

investasi alat vending machine, pendistribusian


dilakukan ke setiap titik vending machine

Market coverage

Revenue

ditargetkan 100 titik ramai di seluruh Indonesia,


seperti perkantoran, sekolah, universitas, stasiun
kereta api, terminal, dan bandara, diutamakan
wilayah Jabodetabek
Target penjualan minimum per vending
machine = 15 item/hari
harga 1 karton (24 botol) =Rp 84.500,00,
omset/vending machine = Rp 52.812,50/
hari atau Rp 19,012,500.00/ tahun. Jika
terdapat 100 titik vending machine Sosro,
maka omset =Rp 5.281.50,00/hari atau
1.901.250.000,00/tahun.

23

KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :


1. Saluran distribusi baru yang superior untuk mencapai sustainable competitive advantage
adalah dengan model B2B (business to business) yaitu pemasaran Teh Botol Sosro
melalui kerjasama dengan kost eksklusif dan vending machine dengan teknologi TAPIzy.
2. Berdasarkan perhitungan pengembalian investasi atau ROI (Return of Investment) untuk
saluran distribusi baru yaitu:
a. Kost Eksklusif = 0,54
b. Vending machine dengan teknologi TAP-Izy= 0,23
ROI Kost Esklusif & Vending Machine adalah diatas investasi deposito, sehingga layak
untuk diterapkan.

24

LAMPIRAN

Tabel 1. Data Pangsa Pasar Katagori Minuman Teh dalam Kemasan Menurut
TOP BRAND AWARD 2008-2013
Tahun

2008

2009

2010

2011

2012

2013

the Botol Sosro

79.7

62.5

51.8

59.5

49.6

59.5

Frestea

7.4

9.8

14.8

10.7

14.4

10.4

11.9

7.7

8.3

5.8

6.4

3.9

4.6

4.4

4.5

5.9

4.8

Mountea
Fruit Tea

4.7

12.5

ABC The Kotak

4.5

Ultra The Kotak

4.7

Tekita

2.8

Estee

1.1

Tebs

5.2

3.8

3.8

the Gelas

4.3

Tabel 2. Data Pangsa Pasar Katagori Minuman Teh dalam Kemasan


Menurut Majalah SWA Tahun 2006-2010

Tahun

2006

2007

2008

2009

2010

TehBotol

81.5

79.2

77.7

72

70.8

Frestea

5.3

6.2

5.1

4.1

5.3

Fruit Tea

5.3

2.5

3.5

2.3

Tekita

3.3

1.9

1.7

Teh Kotak

1.5

3.4

4.1

3.8

Teh Botol Bintang Saba

4.8

S-Tee

1.5

Lainnya

3.1

5.3

8.9

11.8

12.1

25

Tabel 3 Jumlah Cabang DParagon


Kota

Jumlah
cabang

Yogyakarta

Semarang

Bandung

Malang

Palembang

26

REFERENSI
Baye, M.R., 2010. Managerial Economics and Business Strategy Seventh Edition. McGraw Hill:
Singapore.
Brigham, E.F. and Houston, J.F. 2010. Essentials of Financial Managemen Second Edition.
Cengage Learning Asia Pte Ltd: Singapore.
Etty Nur Baeti. 2007. Analisis Efektivitas Saluran Distribusi Fruit Tea di Wilayah Bogor (Studi
Kasus pada Kantor Penjualan (KP) Bogor PT. Sinar Sosro). [skripsi]. Institut Pertanian Bogor
http://www.berniaga.com/, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013
http://www.dparagon.com/. diakses pada tanggal 21 Agustus 2013
http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-index-2013/. diakses
pada tanggal 21 Agustus 2013.
http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-index-2012/ diakses
pada tanggal 21 Agustus 2013.
http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-index-2011/ diakses
pada tanggal 21 Agustus 2013.
http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-index-2010/ diakses
pada tanggal 21 Agustus 2013.
http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-index-2009/ diakses
pada tanggal 21 Agustus 2013.
http://www.sosro.com/profil-perusahaan.php, diakses pada tanggal 20 Agustus 2013.
http://www.telkomsel.com/services/tap-izy, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013.
http://vendingmachine.co.id/portfolio, diakses pada tanggal 22 Agustus 2013.
Indrasari, Mira Aji. 2012. Analisis Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Produk Teh Dalam
Kemasan Merek Fruit Tea di SMU Negeri 3 Bogor.[thesis]. Institut Pertanian Bogor.
Isnaini, A. 2005. Model dan Strategi Pemasaran. NTP Press: Mataram.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Edisi ke-11. Indeks: Jakarta.
Purwanto,D.2011.http://tekno.kompas.com/read/2011/11/15/10221551/Untuk.Transaksi.EMoney
..Pemerintah.Akan.Gunakan.RFID, diakses pada tanggal 20 Agustus 2013.

27

Sutopo, L. 2013. http://regional.kompasiana.com/2013/04/04/vending-machine-sudahmerambah-indonesia-548054.html, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013.


Swastha, B. 1999. Saluran Pemasaran. Edisi 1. BPFE-UGM: Yogyakarta.
_______. 2002. Azas-Azas Marketing. Edisi ketiga. Liberty: Yogyakarta
Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran. Penerbit ANDI: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai