PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Dalam memasuki dunia kerja yang sangat kompetitif sekarang ini,
mahasiswa dituntut tidak hanya mempunyai kecerdasan intelektual yang diadaptasi
kampus semata, akan tetapi mahasiswa harus mempunyai kemampuan lainnya. Tiga
pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk dapat bersaing
antara lain :
1. Knowledge, yaitu pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga mahasiswa
dapat menciptakan ide dan gagasan yang cemerlang.
2. Skill, yaitu mempunyai keahlian dan ketrampilan yang dapat diimplementasikan
3.
dalam dunia kerja serta tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi maju.
Attitude, yaitu sikap dan perilaku yang disiplin, rendah hati, dan agamis
sehingga mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
dapat menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya.
Ketiga hal tersebut tidak semuanya diperoleh dari perkuliahan, maka Praktek
Kerja Lapangan (PKL) atau magang kerja ini diharapkan dapat menjadi salah satu
sarana untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang terampil, professional, dan
berwawasan luas serta berkualitas sehingga mampu menghadapi tantangan dunia
kerja dimasa yang akan datang.
Dengan pendekatan secara langsung sesuai dengan bidang keahliannya serta
ikut berperan aktif dalam dunia kerja yang sesungguhnya, maka Praktek Kerja
Lapangan (PKL) atau magang kerja ini diharapkan dapat memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan teori teori yang telah diperoleh
diperkuliahan dengan permasalahan atau kasus kasus nyata di lapangan pekerjaan.
Disamping itu Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau magang kerja ini
merupakan kegiatan akademik yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Surya Global Yogyakarta program studi Kesehatan
Masyarakat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studinya. Alasan
Pemilihan tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau magang
adalah sebagai
berikut :m
1. RSUP Soeradji Tirtonegoro merupakan rumah sakit tipe B pendidikan sehingga
dalam praktek kita benar benar diarahkan dan dibimbing untuk mempelajari
semua kegiatan yang dilakukan dalam bidang rekam medis.
2. Dalam bagian unit kerja rekam medik di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro terdapat
enam bagian yaitu Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ), Filling,
Pengolahan data Rawat Jalan, Pengolahan data Rawat Inap,Tata Usaha Rawat
Pasien (TURP),dan Instalasi Gawat Darurat yang setiap job description yang
berbeda beda sehingga kita mempunyai pengetahuan lebih banyak tentang
rekam medik.
3. Pasien yang datang berobat ke RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro menderita berbagai
jenis macam penyakit sehingga dalam belajar kode klasifikasi penyakit lebih
kompleks.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut maka penulis memilih RSUP
Dr.Soeradji Tirtonegoro sebagai lokasi Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) atau magang.
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau
magang kerja ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan bagi mahasiswa secara
langsung kedalam dunia kerja.
2. Untuk mengaplikasikan ketrampilan dan keahlian secara khusus dalam bidang
Ilmu Kesehatan Masyarakat konsentrasi Sistem Informasi Kesehatan dan Rekam
Medis secara langsung di dunia kerja sehingga diharapkan mengerti ruang
lingkup bidang kerja sesuai dengan keahliannya.
3. Mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai pendekatan dalam upaya
mengetahui, menganalisis, dan mampu melakukan intervensi terhadap masalah
atau kasus kasus yang timbul didalam dunia kerja bidang kesehatan pada
umumnya dan khususnya tentang ilmu kesehatan masyarakat.
4. Sebagai sarana membentuk sikap dan mental mahasiswa agar mampu dan berani
menghadapi tantangan dunia kerja yang kompetitif.
C. Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang berlangsung selama 2 bulan ini
Praktek Kerja Lapangan (PKL)/Magang Kerja ini dilaksanakan di :
Instansi/ Lembaga
Alamat
Bagian
Tengah.
Waktu Pelaksanaan
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
A. Nama Instansi dan Badan Hukumnya
Rumah Sakit Umum Pusat Soeradji Tirtonegoro beralamatkan di Jln. Dr. RT
Soeradji Tirtonegoro Klaten Jawa Tengah. Mulai tahun 1954 RSU Tegalyoso Klaten
secara penuh telah dikelola oleh Departemen Kesehatan RI dan disebut sebagai
Rumah Sakit Umum Pusat Tegalyoso Klaten.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 1442 A/Menkes/ SK/XII/1997
tertanggal 20 Desember 1997 nama RSUP Tegalyoso berganti nama menjadi RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro sampai dengan sekarang.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum, RSUP tegalyoso Klaten
ditetapkan sebagai Rumah
Tegalyoso, maka kemudian nama rumah sakit diganti menjadi Rumah Sakit Umum
Tegalyoso Klaten.
Pada tanggal 5 Maret 1946 di RSU Tegalyoso Klaten dibuka Perguruan Tinggi
Kedokteran bagian Pre-Klinik yang kemudian menjadi awal mula adanya Fakultas
Kedokteran UGM di Yogyakarta.
Mulai tahun 1954 RSU Tegalyoso Klaten secara penuh telah dikelola oleh
Departemen Kesehatan RI dan disebut sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Tegalyoso
Klaten.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 1442 A/Menkes/ SK/XII/1997
tertanggall 20 Desember 1997 nama RSUP Tegalyoso berganti nama menjadi RSUP
Dr. Soeradji Tirtonegoro sampai dengan sekarang. Dr. Soeradji Tirtonegoro
merupakan salah satu tokoh pergerakan pada perkumpulan Boedi Utomo dan
mengabdi sebagai dokter di wilayah Klaten.
Periode Kepemimpinan atau Direktur RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro sejak
didirikan sampai sekarang adalah sebagai berikut :
1. Periode Th. 1927 1942
Dr. Soenoesmo
Dr. M. Soelaeman,Sp.A,MKes
Prof.Dr.H.ArifFaisal, Sp.Rad.(K),DHSM
1. Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 134/Menkes/SK/IV/78 tertanggal 28 April 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum, menetapkan RSUP tegalyoso Klaten sebagai Rumah Sakit Kelas C.
2. Tahun
1993
berdasarkan
keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
nomor
dan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
nomor
Psikosomatis
4. Jumlah tempat tidur saat ini adalah 338, terdiri dari ruang perawatan VIP, kelas I,
kelas II, dan III serta Jumlah karyawan termasuk tenaga honorer adalah 768
orang, terdiri dari Dokter Spesialais 28 orang, Dokter Umum 13 orang, Dokter
Gigi 6 orang, Sarjana lain 27 orang, tenaga paramedis perawatan 346 orang,
tenaga paramedis non perawatan 65 orang, tenaga non medis 298 orang.
D. Visi dan Misi
Sebagai sebuah organisasi besar yang terus ingin berkembang, maka RSUP
Soeradji Tirtonegoro memiliki visi, misi yang menjadi landasan bagi keseluruhan
gerak langkah para karyawan RSUP Soeradji Tirtonegoro supaya dapat terus maju
dan mencapai prestasi yang lebih baik lagi. Adapun visi, misi dan tujuan RSUP
Soeradji Tirtonegoro adalah sebagai berikut :
1. Visi :
paripurna,
berkualitas dan
terjangkau.
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan
ilmu bidang kesehatan dengan standar mutu yang tinggi.
c. Mewujudkan kepuasan pelanggan untuk mencapai kemandirian rumah
sakit.
d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
3. Motto :
Bersih, Nyaman dan Akurat.
Tidak hanya kondisi lingkungan yang diharapkan bersih dan nyaman
bagi pasien, namun juga didalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien selalu menekankan kepada kebersihan, kenyamanan dan keakuratan
dalam melakukan pengobatan sehingga hal tersebut akan memberikan rasa
aman bagi pasien dan keluarganya.
4. Keyakinan Dasar dan Nilai Dasar
Keyakinan Dasar
a.
b.
sakit.
c. Mutu pelayanan rumah sakit sebagai pengikat kesetiaan pelanggan
d. Kebersamaan adalah kunci utama dalam mencapai kesuksesan.
5. Nilai - Nilai Dasar
a.
b.
Integritas
c.
Keterbukaan
d.
Profesionalisme
e.
Kerendahatian
f.
Kerja cerdas
g.
h.
a. Tugas Pokok
Tugas pokok RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan
upaya rujukan
b. Fungsi
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
fungsinya, siapa bawahannya serta bagaimana hubungannya antara satu dengan yang
lainnya sehingga roda keorganisasian dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Struktur organisasi dibuat sesuai dengan kebutuhan masing masing tiap
organisasi, tidak lain halnya dengan RSUP Soeradji Tirtonegoro.
Adapun Personil dari struktur organisasi di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro
adalah
1. Instalasi di Lingkungan Direktorat medik dan Keperawatan
a. Instalasi Rawat Jalan
Drg. Rr. Ismiatiningastuti
b. Instalasi Rawat Darurat
Dr. Hartolo Pringgo Handoko, Sp.B
c. Instalasi Rawat Inap
1) Juniarsih, S.Kep, NS.
2) Sarifah Kusfani, AMK
3) Dr. Ahmad Thabrani, Sp. PD
d. Instalasi Rawat Intensif
Dr. Usman Kolam, Sp. An.
e. Instalasi Anestesi
Dr. Budi Santosa, Sp. An.
f. Instalasi Bedah Sentral
Dr. Suharto Prawiro Dharmo, Sp. B
g. Instalasi Farmasi
Dra. Siti Nur Rokhmah, Apt.
h. Instalasi Rehabilitasi Medik
Dr. Djoko Windoyo, Sp. RM
i. Instalasi Patologi Klinik
Dr. Wahid Syamsul Hadi, Sp. PK
j. Instalasi Patologi Anatomi
Dr. Jimmy R.P. Tellusa, Sp.PA
k. Instalasi Radiologi
Dr. Yoseph Sudjarwoko, Sp. Rad.
l. Instalasi Rekam Medik
Dr.Budi Santoso,Sp.THT-KL
m. Instalasi Persalinan
Dr. Lilik Prasetya Nugroho, Sp. OG.
2.
10
3.
Suharsana
Instalasi di Lingkungan Direktorat Keuangan
a. Instalasi Tata Usaha Rawat Pasien
Endar Nurisme,AMK
b. Instalasi Penyelesaian Piutang Pasien
Yulia Ariningtyas Listyowati, SMIP
c. Instalasi Pemasaran dan Hubungan Masyarakat
Petrus Tri Joko Praptopo, SKM
d. Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit
Endang Suherman, SH
Untuk Struktur organisasi yang ada di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro adalah
( Terlampir )
11
12
2) Kelas I
: 37 TT
3) Kelas II
: 71 TT
4) Kelas III
: 241 TT
b. Ruang ICU/ Instalasi Rawat Intensif dengan 8 TT
c. Ruang NICU/ PICU (Neonatal Intensive Care Unit / Pediatric Intensive
Care Unit) dengan 6 TT
Kelas Utama (VVIP & VIP)
1) Paviliun Wijaya Kusuma (VVIP)
Fasilitas :
Ruang yang nyaman, 1 kamar 1 tempat tidur, sofa, bel pasien, AC, air
panas, TV LCD, toilet didalam, tempat cuci tangan, meja makan, kursi
tamu lemari es, almari pasien, almari makanan, surat kabar setiap hari,
makan 3x sehari, snack 2x sehari.
Tarif akomodasi : Rp. 290.000,00 per hari )*
2) Paviliun Cendana
Fasilitas :
1 kamar 1 tempat tidur, sofa, AC, TV, toilet didalam, bel pasien, meja
makan, lemari es, almari pasien, almari makanan, makan 3x sehari, snack
2x sehari.
Tarif akomodasi : Rp 140.000,00 per hari )*
3) Paviliun Cempaka
Fasilitas :
1 kamar 1 tempat tidur, sofa, AC, TV, toilet di dalam, bel pasien,
meja makan, lemari es, almari pasien, almari makanan, makan 3x sehari,
snack 2x sehari
Tarif akomodasi : Rp 125.000,00 perhari )*
4. Fasilitas Penunjang
Disamping memberikan pelayanan kesehatan dengan berbagai bidang
spesialis dan peralatan kedokteran yang canggih, Rumah Sakit juga memberikan
fasilitas pendukung yang ditujukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan
pasien, keluarga dan pengunjung Rumah Sakit. Adapun fasilitas penunjangnya
adalah :
a. Unit Hemodialisis
13
Instalasi Sanitasi
j.
E-mail : rsupsoeradjiklaten@yahoo.com
s.
Website : www.rsupsoeradji.co.cc
14
Adalah alat terapi kejang listrik, yang fungsinya untuk mengobati atau
memberikan terapi kepada pasien yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.
f.
g. Treadmill
Adalah alat latih uji jantung, yang fungsinya untuk mengetahui kemampuan
dan fungsi jantung.
h. EKG ( Elektrokardiografi )
Adalah alat untuk memeriksa aktivitas jantung.
6. Fasilitas Pelayanan Unggulan
Pelayanan Unggulan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten adalah
a. Poliklinik rawat jalan VIP (Cendana)
b. Klinik Kosmetik Medik (Kecantikan)
c. Orthodonsi (Merapikan gigi)
d. Bedah Ortopedi dan bedah tulang belakang
e. Mutiara WCCC (Women and Children Crissis Center)
7. Jenis Pelayanan Pembayaran yang ada di RSUP Soeradji Tirtonegoro adalah
a. Umum atau tunai
b. PG Gondang
c. Askes ( Asuransi Kesehatan )
d. Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan Masyarakat )
e. Jamsostek ( Jaminan Sosial Tenaga Kerja )
f. Jamkesda ( Jaminan Kesehatan Daerah )
g. Keluarga Pegawai RSUP Soeradji Tirtonegoro
8. Daftar Dokter Pendukung Pelayanan
a. Dokter Spesialis Bedah
1) dr. H. Hartolo Pringgo Handoko, Sp.B
2) dr. H. Suharto Prawiro Dharmo, Sp.B
3) dr. H. Agus Wiranto, Sp.B
4) dr. R. Aryo Nindito, Sp.B
b. Dokter Spesialis Ortopedi
1) dr. Romaniyanto, Sp.OT, K Spine (Konsultan bedah tulang belakang)
c. Dokter Spesialis Anak
1) dr. H. Nov Sugiyanto, Sp.A
2) dr. H. Samad, Sp.A
3) dr. Nugroho, Sp.A
d.
15
i.
j.
k.
l.
16
o.
s.
Dokter Gigi
1) drg. Hj. Nurjanah Alkan
2) drg. Gagat Indarwati M
3) drg. Tutuk Praptiastuti
4) drg. Roro Ismiatiningastuti
5) drg. Kusumawati Sukadi, Sp.BM
t.
Dokter Umum
1) dr. Yunisa Dwi Angganis
2) dr. Indriastuti
3) dr. Iriani Dyah Hapsari
4) dr. H. M. Bambang Asmanto
5) dr. Siswi Oktariani
6) dr. Budi Santoso
7) dr. Puspita Dewi
8) dr. Ilham Musba, Mars
9) dr. Dodi Pridianto
10) dr. Ali Rachman
11) dr. Andrian Indriasmoro
12) dr. Dewi Kartika Sari
13) dr. Gesit PGD
14) dr. Retno Tunjungsari
17
BAB III
RUANG LINGKUP BIDANG KERJA DAN PERMASALAHANNYA
A. Ruang Lingkup Bidang Kerja di Tiap Bagian
Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro saat ini berjumlah
871 dengan perincian 681 PNS dan 190 tenaga kontrak. Adapun ruang lingkup
kerja tiap bagian RSUP Soeradji Tirtonegoro antara lain :
Sub Bagian Rumah Tangga
Bagian ini yang mengkoordinasi kegiatan yang berurusan dengan
1.
4.
5.
standarisasi obat.
Sub Bagian Tata Usaha
Bagian ini yang mengkoordinasi kegiatan yang berurusan dengan
ketatausahaan rumah sakit. Tata usaha sangat penting karena sebagai pengatur
18
19
3)
4)
5)
kurang lengkap.
Merapikan dokumen rekam medis yang lebih dari satu lembar.
Mengkode penyakit berdasarkan ICD X pada dokumen rekam medis.
Mengindeks penyakit berdasarkan kode penyakit pada dokumen
6)
rekam medis.
Mengkode penyakit dan tindakan pada lembar verivikasi pasien rawat
7)
8)
9)
Darurat (IRD).
10) Membuat, mengolah, dan menyajikan laporan baik dalam bentuk
laporan bulanan, tri wulan, tahunan.
11) Membuat daftar urutan 20 besar penyakit pasien rawat jalan dan 10
besar penyakit pasien Instalasi Rawat Darurat (IRD).
d. TPPRD (Tempat Penerimaan Pasien Rawat Darurat)
1) Identifikasi pasien baru dan lama gawat darurat umum, pengguna
askes, jamkesmas, maupun jaminan kesehatan lainnya dan menulis
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
komputer.
Mengisi buku register pasien pulang instalasi rawat darurat (IRD).
Mengisi buku registrasi pasien harian instalasi rawat darurat (IRD).
20
9)
3)
21
2. Bagian Filling
a. Isi boks file yang tidak seimbang menyebabkan kerusakan berkas rekam
medik dan kesalahan penempatan berkas rekam medik
b. Banyaknya status yang menumpuk di tiap poli
c. Adanya petugas yang merokok di dalam ruangan
22
BAB IV
LAPORAN KERJA DAN ANALISA PERMASALAHANNYA
23
A. Laporan Kerja
Kegiatan yang dilakukan penulis selama Praktek Kerja Lapangan
(PKL) atau magang di Rumah Sakit Umum Pusat Suradji Tirtonegoro selama dua
bulan di Instalasi Rekam Medik yaitu
1. Bagian Pengolahan Data Rawat Inap
a. Rekapitulasi sensus harian dari bangsal atau rawat inap untuk
mengetahui jumlah pasien baru, pasien pindahan dan pasien pulang
sehingga diketahui sisa jumlah pasien di bangsal yang dipindah ke buku
besar
b. Rekapitulasi sensus harian bangsal yang digunakan sebagai bahan
pelaporan rumah sakit
c. Entry data pasien yang sudah diisi lengkap mulai dari identitas pasien,
keterangan kepulangan, diagnosa utama, diagnosa sekunder dan
komplikasi yang sudah diberi kode, Kode tindakan atau operasi yang
sudah diberi keterangan dokter dan kode dokter serta tanggal
pelaksanaannya
d. Penyampulan berkas Rekam Medik yang sudah diasembling
e. Pencatatan ulang nomor rekam medik pasien di sampul map rekam
f.
medik
Penataan berkas rekam medik di tempat penyimpanan sesuai dengan
nomor urutan
g. Pencarian berkas rekam medik yang dibutuhkan pasien ataupun bangsal
h. Pencatatan berkas rekam medis yang sudah kembali agar apabila
dibutuhkan diketahui keberadaan berkas di tempat penyimpanan atau
masih di bangsal
i.
j.
24
25
f.
( FMRJ 2 )
Mengentri data untuk bahan laporan urutan penyakit pasien rawat jalan
B. Analisa Permasalahan
1. Identifikasi masalah
a. Penulisan nama yang tidak lengkap atau nama yang diambil berbeda
dalam pencatatan rekapitulasi sensus harian sehingga harus dicocokan
melalui komputer.
b. Perakitan berkas
Ruang kerja yang terlalu sempit sehingga ruang gerak terbatas sehingga
menyebabkan kesulitan dalam melakukan pekerjaan dan tidak ada tempat
j.
pegawai
2. Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting
26
Adapun kriteria
kerja,
pengaruhnya
terhadap
keberhasilan
serta
membahayakan sistem yang ada atau tidak. Semakin besar dampak dari
masalah tersebut maka nilai yang diberikan makin tinggi.
b.
c.
dengan skor masing-masing masalah, setelah itu jumlahkan nilai masingmasing kolom dan menentukan prioritas masalahnya berdasarkan skor
tertinggi sampai terendah.
Tabel 4.1
Tabel Prioritas Masalah dengan Metode Pembobotan
Kriteria dan bobot maksimum
Priori
Inventarisasi Masalah
Besarnya
Masalah
Kegawatan
Kemudahan
5
5X7
5
5X6
3
3X8
Jumlah
Skor
tas
Masal
ah
Bobot rata-rata
Penulisan nama yang tidak
27
89
berbeda
pencatatan
dalam
rekapitulasi
dilakukan
secara
manual
sehingga
menghambat
melakukan
dalam
pekerjaan
5X8
5X6
3X9
97
5 X 10
5X8
3X9
117
5X9
5X7
3X8
104
II
5X7
5X7
3X7
91
VIII
lain
masing
bangsal,sehingga
menghambat
untuk pembuatan
laporan
bulanan
Banyak ditemukan ketidak
lengkapan
berkas
rekam
menyebabkan
kerusakan
medik
berkas
dan
rekam
kesalahan
berkas
5X9
rekam
28
5X7
3X6
98
IV
pelayanan
sehingga
5X9
5X7
3X5
95
VI
5X8
5X7
3X5
90
IX
5X8
3X6
103
III
5X7
3X6
93
VII
waktu
pelayanan terganggu
Kurangnya kejelasan terhadap
informasi yang di berikan oleh
petugas informasi yang berada
di pintu masuk TPPRJ kepada
pasien
Ruang
kerja
yang
terlalu
sehingga
5X9
manual
menghabiskan
lama
dan
kesalahan
sehingga
waktu
mudah
karena
yang
terjadi
5X8
kurang
ketelitian pegawai
Berdasarkan penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode
dengan pembobotan diperoleh prioritas masalah yaitu Keterlambatan
pengembalian berkas Rekam Medis dari masing-masing bangsal,sehingga
menghambat untuk pembuatan laporan bulanan.Hal ini terjadi karena
apabila keterlambatan pengembalian berkas rekam medis ke bagian catatan
medik rawat inap dapat meghambat
petugas dalam menyelesaikan pekerjaanyaa.karena berkas rekam medis
tersebut di rekapitulasi serta diolah untuk kebutuhan laporan bulanan,tri
29
segera menuliskan diagnosa akhir pada berkas rekam medis pasien tersebut.
Analisa Penyebab Masalah
Dalam rangka menentukan solusi pemecahan masalah sebelumnya
penulis akan melakukan analisis penyebab dari permasalahan yang muncul
pada prioritas masalah dengan metode pembobotan, yaitu. Keterlambatan
pengembalian berkas rekam medis dari masing-masing bangsal,sehingga
menghambat untuk pembuatan laporan bulanan
Metode yang penulis gunakan untuk menentukan penyebab yang paling
mungkin dari permasalahan tersebut adalah metode Fish Bone / Ishikawa.
Hasil analisa penyebab permasalahan dengan metode Fish Bone / Ishikawa
adalah sebagai berikut :
MONEY
MAN
Gambar 4.1
Kurangnya
pengetahuan
dan kepatuhan
SDM
Pengelolaan
managemen
rekam medis
kurang baik
Keterbatasan anggaran RS
untuk kegiatan rekam
medis
Media rapat
belum berfungsi
dengan baik
Masih terbatasnya
30 Mesin yg digunakan
METHODE
MACHINE
Banyaknya
keterlambatan
pengembalian
berkas rekam
medis
Dari diagram ishikawa diatas terlihat bahwa secara garis besar beberapa
penyebab dari
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
31
berasal dari segi man, yaitu kurangnya pengetahuan dan kepatuhan petugas
medis
yang berkewajiban
Seharusnya
4.
ada
suatu
kesadaran
dalam
melaksanakan
tugas
dan
kewajibannya.
Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah ditemukan maka harus dicari
alternatif pemecahan masalah tersebut sehingga masalah tersebut dapat
diatasi. Adapun beberapa alternatif pemecahan masalah adalah sebagai
berikut :
a. Diadakan rapat kordinasi serta pelatihan bagi dokter,perawat,setiap 1
minggu sekali.
b. Dokter dan petugas medis hendaknya memperhatikan serta menjalankan
standar operasional prosedur (SOP) yang sudah di tetapkan,agar
pengembalian berkas rekam medis bisa dikembalikan tepat waktu ke
bagian catatan medis rawat inap.
c. Bagi dokter dan petugas medis harus saling kerjasama untuk
menyelesaikan tugasnya dalam pemberian diagnosa akhir ke berkas
rekam medis,agar tidak terjadi penumpukan yang terlalu banyak di
bangsal yang menyebabkan keterlambatan pengemblian berkas rekam
medis.
d. Pemberian reward dengan predikat dokter terfavorit dalam kedisiplinan
mengembalikan berkas rekam medis.
Dalam menentukan prioritas pemecahan masalah dari beberapa
alternatif diatas dapat ditentukan dengan metode dengan pembobotan juga
dengan ketentuan dan kriteria seperti pada metode analisis prioritas masalah
diatas yaitu memberikan bobot dengan nilai 1 5 dan skor dengan nilai
antara (1 10) berdasarkan atas empat kriteria yang terdiri dari besarnya
masalah, kegawatan masalah, dan kemudahan intervensi
32
Tabel 4.2
Tabel Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif Pemecahan
Masalah
Bobot rata-rata
Diadakan rapat kordinasi
serta
pelatihan
Jumlah
Skor
Prioritas
Masalah
bagi
dokter,perawat,setiap
5x8
5x7
3x8
99
II
5x8
5x6
3x7
91
IV
5x8
5x7
3x7
96
III
minggu sekali
Dokter dan petugas medis
hendaknya memperhatikan
serta menjalankan standar
operasional
(SOP)
prosedur
yang
sudah
di
tetapkan,agar
pengembalian
rekam
medis
berkas
bisa
harus
kerjasama
saling
untuk
menyelesaikan
tugasnya
tidak
terjadi
33
berkas
rekam medis.
Pemberian reward dengan
predikat dokter terfavorit
dalam
kedisiplinan
mengembalikan
berkas
5x 8
5x8
3x9
107
34
35
menyebabkan
36
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugastugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan
kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam hal
ini,pergerakan dan pelaksanaan untuk pemberian reward dengan predikat
dokter terfavorit dalam kedisiplinan mengembalikan berkas rekam medis di
catatan medik rawat inap. Pemberian reward berupa pin yang akan menjadi
simbol dokter terfavorit yang meliputi 5 unsur yang lebih dikenal dengan
sebutan 5M, yaitu Man, Money, Methode, Material and Machine adalah
sebagai berikut :
a. Man ( Manusia atau Sumber Daya Manusia )
1) Penasehat pelaksanaan
: Kepala Instalasi Rekam
Medis
2) Penanggungjawab pelaksanaan : Kepala Bagian Rawat Inap
3) Koordinator pelaksana
: Koordinator Bagian catatan
medik rawat inap
4) Tim pelaksanaan
: Dokter umum,dokter
spesialis, dan perawat
b. Money
Dana berasal dari RSUP Soeradji Tirtonegoro. Dana tersebut
digunakan sebagai pembelian buku kendali untuk penilaian kinerja dokter
dalam mengembalikan berkas rekam medis secara tepat waktu serta
pembelian reward berupa pin yang akan di gunakan sebagai simbol
predikat dokter terfavorit.
c. Methode
Pelaksanaan dilakukan dengan pembahasan kinerja dokter dan
perawat dalam
37
kegiatan.
Penjabaran
evaluasi
kegiatan
biasanya
dengan
Pengawasan
What
When
38
Where
Who
How
a)
Man
b)
Money
c)
Methode
d)
Material
e)
Machine
2)
Pemantauan ( Monitoring )
39
What
b)
When
c)
Why
d)
Where
Dilaksanakan
di
Aula
RSUP
Dr.Soeradji
Tirtonegoro
e)
Who
f)
How
3)
Penilaian ( Evaluating )
Ditujukan untuk menilai sejauh mana pelaksanaan kegiatan tersebut
mempunyai dampak terhadap masalah yang ada. Dimana masalah yang
dimaksud disini keterlambatan pengembalian berkas rekam medis di
bagian catatan medik rawat inap. Sehingga diadakan penilaian secara
harian kepada dokter dari hasil penilaian tersebut dapat di rekap serta
diketahui dokter yang disiplin dalam mengembalikan berkas rekam
medis kemudian akan mendapatkan reward berupa pin sebagai dokter
yang disiplin dalam menjalankan tugasnya.
Kerangka Penilaian
input
proses
Feed
back
40
output
a) Input
(1) Mengevaluasi dokter dan petugas lain dalam pengembalian
berkas rekam medis secara tepat waktu.
(2) Mengevaluasi sistem pengelolaan berkas rekam medis.
(3) Mengevaluasi peralatan yang digunakan.
(4) Mengevaluasi ketersediaan dana.
b) Proses
(1) Proses diadakan penilaian kepada dokter yang yang disiplin
dalam mengembalikan berkas rekam medis sehingga dapat
diketahui dokter yang akan mendapatkan reward berupa pin
sebagai dokter terfavorit dari Direktur utama.
(2) Pemberian reward telah disesuaikan dengan kompetensi yang
dimiliki.
c) Output :
(1) Berkas rekam medik yang dikembalikan tepat waktu sesuai
dengan protap penyimpanan rekam medik yaitu Berkas rekam
medik pasien yang telah pulang rawat inap sudah diserahkan
kembali ke instalasi rekam medik paling lambat 2 X 24 jam
setelah pasien pulang.
(2) Pihak-pihak yang berkewajiban dalam pengembalian berkas
Rekam Medik harus memperhatikan standar operasional
prosedur yang sudah di tetapkan .
d) Feed back :
Setiap dokter dan petugas lain yang mempunyai kewajiban
untuk cekatan dalam menjalankan tugasnya,agar
permasalahan dalam pengembalian berkas rekam medis dapat
di atasi dengan baik,karena berkas tersebut digunakan sebagai bahan
pembuatan laporan bulanan.
e) Indikator Keberhasilan Program
Suatu indikator keberhasilan program sangat diperlukan
dalam setiap pelaksanaan kegiatan/program kerja. Fungsi dari
indikator ini adalah untuk menilai apakah program yang
dilaksanakan sudah berhasil sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan. Dalam pemberian reward berupa pin sebagai simbol
predikat dokter terfavorit,dari hasil penilaian harian kepada dokter
41
bagi
bagian
lain
dalam
permasalahan
akibat
keterlambatan
42
43
Tabel 4.3
Tabel IFAS
Strength
Tenaga medis spesialis lengkap
Lokasi strategis
Sumber Daya Manusia Profesional
Efektifitas promosi
Fasilitas memadai
3x3
9
2x2
4
Total Strength
Weakness
Tata letak yang membingungkan
1x0
0
+13
1
3x0
0
Total Weakness
44
2x2
4
1x2
3
-7
Tabel 4.4
Tabel EFAS
Opportunity
Kerjasama dengan instansi pendidikan
0x1
0
+ 10
1
3x2
6
2x2
4
Total Opportunity
Threat
Tuntutan masyarakat yang meminta bahwa lahan
2x0
0
Total Threat
1x0
0
-3
Hasil tersebut dapat digunakan untuk mencari titik dalam kuadran SWOT dan
hasilnya adalah :
O
Kuadran III (WO) 7
Kuadran I (SO)
"Agresif"
"Turn Around"
6
W
"Defensif"
"Diversifikasi"
45
Kuadran IV (WT)
Kuadran II (ST)
T
Hasil yang diperoleh yaitu pada kuadran I strategi
Agresif ( SO )
46
Soeradji Tirtonegoro
menderita berbagai jenis macam penyakit sehingga dalam belajar kode klasifikasi
penyakit lebih kompleks.
4. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan selama Praktek Kerja
Lapangan ( PKL ), dengan menggunakan metode dengan pembobotan dengan
skor 117 diperoleh prioritas masalah yaitu. Hal ini dijadikan sebagai prioritas
masalah karena berkas rekam medik pasien merupakan hal pertama yang dicari
dan digunakan oleh pasien maupun dokter saat pemeriksaan, sehingga berkas
rekam medis tersebut harus benar benar di perhatikan dalam pengembalian,agar
tidak terjadi keterlambatan sehingga dalam pembuatan laporan juga tertunda.
Berdasarkan hasil penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan
menggunakan metode dengan pembobotan diperoleh hasil yang paling tinggi
dengan skor 117 yaitu Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis dari
masing masing bangsal,sehingga menghambat untuk pembuatan laporan
bulanan. Hal hal dalam pemberian reward secara periodik berupa pin sebagai
simbol predikat dokter terfavorit yang di berikan langsung oleh direktur utama
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro. Dari hasil penilaian harian kepada dokter yang
disiplin dalam mengembalikan berkas rekam medis secara,dalam hal tersebut
47
B. Saran
Kemajuan dan perkembangan setiap rumah sakit tidak lepas dari saran yang
disampaikan oleh pengunjung guna memberikan pelayanan yang memuaskan demi
meningkatkan citra rumah sakit. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan
sehubungan dengan pembahasan yang ada antara lain:
1. Diadakan rapat kordinasi serta pelatihan bagi dokter,perawat,serta petugas rekam
medis setaiap 1 miggu sekali.
2. Dokter dan petugas medis hendaknya memperhatikan serta menjanlankan standar
operasional prosedur (SOP) yang sudah di tetapkan,agar pengembalian berkas
rekam medis bisa dikembalikan tepat waktu ke bagian catatan medik rawat inap.
3. Bagi dokter dan petugas medis harus saling kerjasama untuk menyelesaikan
tugasnya dalam pemberian diagnosa akhir ke berkas rekam medis,agar tidak
terjadi penumpukan yang terlalu banyak di bangsal yang menyebabkan
keterlambatan pengembalian berkas rekam medis.
4. Pemberian reward dengan predikat dokter terfavorit
dalam kedisiplinan
48