Anda di halaman 1dari 7

II.

1 Paru-paru
II.1.1 Anatomi Paru
Paru-paru (Gambar 1) merupakan sumber kehidupan dengan adanya fungsi
pengaliran dan pertukaran gas serta udara pernafasan yang dimilikinya, dimana hal ini
merupakan suatu mekanisme yang dihasilkan sehari-hari oleh sel tubuh.2 Selain itu,paruparu merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri atas gelembung-gelembung
kecil (alveoli). Alveolus yaitu tempat pertukaran gas asinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya.
Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis
merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobulus primer memiliki tangan
kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai
sakus alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.3

Gambar 1. Anatomi Paru-paru manusia


II.1.2 Perjalanan Udara
Setelah berjalan melewati jalan hidung dan faring, tempat udara dihangatkan dan
mengambil uap air, lalu udara yang diinspirasi berjalan menuruni trakea dan melalui

bronkiolus, bronkiolus respiratorius dan ductus alveolaris ke alveoli (Gambar 2). Ada 300
juta alveoli di dalam manusia dan luas total dinding alveoli yang berkontak dengan kapiler
dalam paru sekitar 70 m.3
II.1.3 Letak Paru
Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri, hanya dilekatkan ke
mediastinum oleh radiks pulmonalis. 1,2
Paru-paru terletak pada kavum thorak yaitu suatu rongga yang dibatasi oleh :

Superior
Dorsal
Ventral
Lateral

: Aperture thorak superior ; vertebra thorak, costa I, manubrium sterni.


: Vertebra thorak I-XII.
: Os sternum.
: Costa I-XII.

Inferior

: Difragma, aperture thorak inferior ; vertebra thorak XII, cocta XII, ujung

costa XII, cartilage costarum dan processus xyphoideus.

Gambar 2.Anatomi Paru-paru

Paru terdiri dari paru kanan dan paru kiri yang masing-masing terdiri atas beberapa lobus,
yaitu :

Paru kanan terdiri atas 3 lobus yaitu lobus superior, lobus medius dan lobus inferior, lobus

ini dipisahkan oleh 2 fissura interlobularis.


Paru kiri terdiri atas 2 lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior.
II.1.4 Segmen bronkopulmonal
Paru-paru dibagi menjadi paru kanan dan paru kiri, masing-masing paru bercabang
dan membentuk segmen bronkopulmonal (Gambar 3). Segmen bronkopulmonal paru
adalah seperti berikut:

Gambar 3. Segmen bronkopulmonal

Paru-paru dilapisi oleh suatu membran serosa yang disebut pleura (Gambar 4). Pleura
tersebut terdiri atas 2 lapis jaringan fibrosa yang dilapisi oleh sel mesotelial. Kedua lapisan

tersebut adalah pleura viseralis yang melekat langsung pada jaringan paru dan pleura
parietalis yang melekat pada dinding torak. Rongga yang terbentuk diantara pleura disebut
cavum pleura1,2

Gambar 4. Lapisan-lapisan paru


II.1.5 Vaskularisasi paru-paru
Bronkus, jaringan ikat paru-paru, dan pleura viseralis menerima darah dari arteriole
(aa) bronchialis. Alveoli menerima darah dari cabang arteri (a) pulmonalis, yang mengikuti
jaringan ikat septum intersegmentalis radiks pulmonalis.Vena pulmonalis meninggalkan
setiap radiks pulmonalis. 1,2
II.1.6 Persarafan Paru-Paru
Pada radiks setiap paru terdapat plexus pulmonalis yang terdiri dari serabut eferen
dan aferen saraf otonom. Plexus dibentuk dari cabang trunkus sympatikus dan menerima
serabut-serabut parasimpatis nervus (n) vagus.Serabut eferen simpatis mengakibatkan
dilatasi bronkus dan vasokonstriksi. Serabut eferen saraf parasimpatis mengakibatkan
kontriksi bronkus, vasodilatasi dan peningkatan sekresi kelenjar. 1,2

II.1.7 Perubahan Paru-paru waktu inspirasi dan ekspirasi

Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot inspirasi meningkatkan volume intra
thorak. Ekspirasi selama pernafasan tenang bersifat pasif dalam arti tidak ada otot yang
berkontraksi menurunkan volume intra thorak. Pada inspirasi apex paru-paru turun,paruparu mengembang dan diafragma turun, sedangkan pada saat ekspirasi apex paru-paru
bergerak keatas, ukuran paru berkurang, diafragma bergerak keatas. 3

II.1.8 Mekanisme Pertahanan Paru


Mekanisme pertahanan paru sangat penting dalam menjelaskan terjadinya infeksi
saluran napas. paru mempunyai mekanisme pertahanan untuk mencegah bakteri agar tidak
masuk kedalam paru. mekanisme pembersihan tersebut adalah :
1. Mekanisme pembersihan di saluran napas penghantar, meliputi :
Reepitelisasi saluran napas
Aliran lendir pada permukaan epitel
Bakteri alamiah atau "ephitelial cell binding site analog"
Faktor humoral lokal (IgG dan IgA.
Komponen mikroba setempat
Sistem transpor mukosilier
Reflek bersin dan batuk
Saluran napas atas (nasofaring dan orofaring) merupakan mekanisme pertahanan melalui
barier anatomi dan mekanisme terhadap masuknya mikroorganisme yang patogen. Silia dan
mukus mendorong mikroorganisme keluar dengan cara dibatukkan atau ditelan. Bila terjadi
disfungsi silia seperti pada Sindrome Kartagener's, pemakaian pipa nasogastrik dan pipa
nasotrakeal yang lama dapat mengganggu aliran sekret yang telah terkontaminasi dengan
bakteri patogen. Dalam keadaan ini dapat terjadi infeksi nosokomial atau "Hospital
Acquired Pneumonia".
2. Mekanisme pembersihan di "Respiratory exchange airway", meliputi :
Cairan yang melapisi alveolar termasuk surfaktan
Sistem kekebalan humoral lokal (IgG)
Makrofag alveolar dan mediator inflamasi
Penarikan netrofil

Sistem kekebalan humoral sangat berperan dalam mekanisme pertahanan paru (saluran
napas atas). IgA merupakan salah satu bagian dari sekret hidung (10 % dari total protein
sekret hidung). Penderita defisiensi IgA memiliki resiko untuk terjadi infeksi saluran napas
atas yan berulang. Bakteri yang sering mengadakan kolonisasi pada saluran napas atas
sering mengeluarkan enzim proteolitik dan merusak IgA. Bakteri gram negatif
(P.aeroginosa, E.colli, Serratia spp, Proteus spp, dan K.penumoniae) mempunyai
kemampuan untuk merusak IgA. Defisiensi dan kerusakan setiap komponen pertahan
saluran napas atas menyebabkan kolonisasi bakteri patogen sebagai fasiliti terjadinya
infeksi saluran napas bawah.
3. Mekanisme pembersihan di saluran udara subglotik.
Mekanisme pertahanan saluran napas subglotis terdiri dari anatomik, mekanik, humoral
dan komponen seluler. Mekanisme penutupan dan refleks batuk dari glotis merupakan
pertahanan utama terhadap aspirat dari orofaring. Bila terjadi gangguan fungsi glotis maka
hal ini berbahaya bagi saluran napas bagian bawah yang dalam keadaan normal steril.
Tindakan pemasangan pipa Nasogastrik, alat trakeostomi memudahkan masuknya bakteri
pathogen secara langsung ke saluran napas bawah. Gangguan fungsi mukosiliar dapat
memudahkan masuknya bakteri patogen ke saluran napas bawah, bahkan infeksi akut oleh
M.pneumoniae, H.Influenzae dan virus dapat merusak gerakan silia.
4. Mekanisme pembersihan di"respiratory gas exchange airway"
Bronkiolus dan alveol mempunyai mekanisme pertahanan sebagai berikut :
Cairan yang melapisi alveol :
a. Surfaktan
Suatu Glikoprotein yang kaya lemak, terdiri dari beberapa komponen SP-A, SPB, SP-C, SP-D yang berfungsi memperkuat fagositosis dan killing terhadap

bakteri oleh makrofag.


b. Aktifiti anti bakteri (non spesifik) : FFA, lisozim, iron binding protein.
IgG
Makrofag Alveolar yang berperan sebagai mekanisme pertahanan pertama
Berfungsi untuk menarik PMN leukosit ke alveolus (ada infeksi GNB, P.
aeruginosa)
Mediator biologi

Kemampuan untuk menarik PMN ke saluran napas termasuk C5a, produksi dari makrofag
alveolar, sitokin, leukotrien.

Anda mungkin juga menyukai