Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN KONSEP

A. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien
yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat
diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).
Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Kelliat, 2009).
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses
stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa
waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan
dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan
alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali
(Kusumawati, 2010).
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan
berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan
kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar untuk dimengerti dan
menakutkan. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan
psikotik lain. Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada

isi pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi


kebutuhan psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam
hidupnya. Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan
perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan
alasan atau logika (Kusumawati, 2010).

10

B. Klasifikasi Waham
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja (2011) yaitu :
Jenis Waham
Waham kebesaran

Waham agama

Waham curiga

Waham somatik

Waham nihlistik

Pengertian

Perilaku klien

Keyakinan
secara
berlebihan bahawa dirinya
memiliki kekuatan khusus
atau kelebihan yang berbeda
dengan
orang
lain,
diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
Keyakinan terhadap suatu
agama secara berlebihan,
diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Keyakinan seseorang atau
sekelompok orang yang
mau
merugikan
atau
mencederai
dirinya,
diucapkan berulang-ulang
tetapai tidak sesuai dengan
kenyataan.
Keyakinan seseorang bahwa
tubuh
atau
sebagian
tubuhnya
terserang
penyakit,
diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
Keyakinan seseorang bahwa
dirinya sudah meninggal
dunia, diucapkan berulangulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.

Saya ini pejabat di


kementrian semarang!
Saya punya perusahaan
paling besar lho .

Saya adalah tuhan yang


bisa
menguasai
dan
mengendalikan
semua
makhluk.
Saya tahu mereka mau
menghancurkan
saya,
karena
iri
dengan
kesuksesan saya.

Saya menderita kanker.


Padahal hasil pemeriksaan
lab tidak ada sel kanker
pada tubuhnya.

ini saya berada di alam


kubur ya, semua yang ada
disini adalah roh-roh nya

11

C. Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama
fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai
dan menilik terganggu.
2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan
berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan
gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).
3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,
ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.

12

D. Rentang Respon Neurobiologi

Adaptif

Maladaptif

Pikiran logis

Persepsi akurat

menyimpang

Emosi konsisten

illusi

Halusinasi

Reaksi

Kerusakan emosi

pengalaman

emosional

Perilaku tidak

Perilaku sosial

berlebihan dan

Hubungan sosial

kurang

dengan

Pikiran kadang

Perilaku tidak

Gangguan proses
pikir: Waham

sesuai

Ketidakteraturan
isolasi sosial

sesuai

Menarik diri

Skema. 1 Rentang respons neurobiologis Waham. (sumber : Keliat, 2009).


E. Tanda dan Gejala
Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi.

13

3. Fungsi emosi
Afek tumpul

kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,

reaksi berlebihan, ambivalen.


4. Fungsi motorik.
Imfulsif

gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik

gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus


yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak
makan, tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan
ketakutan, gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan
tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari
orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan
kegiatan keagamaan secara berlebihan.

14

F. Pengkajian
1) Faktor predisposisi
a. Biologi
Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana abnormalitas
otak yang menyebabkan respon neurologis yang maladaptif yang baru
mulai dipahami, ini termasuk hal-hal berikut :
1) Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan
otak yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada
area frontal, temporal dan limbik paling berhubungan dengan
perilaku psikotik.
2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil
penelitian sangat menunjukkan hal-hal berikut ini :
a) Dopamin neurotransmitter yang berlebihan
b) Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain
c) Masalah-masalah pada sistem respon dopamin
Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak
yang diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasikan penyebab
genetik pada skizofrenia.
Sudah ditemukan bahwa kembar identik yang dibesarkan secara
terpisah mempunyai angka kejadian yang tinggi pada skizofrenia dari
pada pasangan saudara kandung yang tidak identik penelitian genetik
terakhir memfokuskan pada pemotongan gen dalam keluarga dimana
terdapat angka kejadian skizofrenia yang tinggi.

15

b. Psikologi
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang
maladaptif belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori
psikologik terdahulu menyalahkan keluarga sebagai penyebab
gangguan ini sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya
(keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional).
c. Sosial budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan
skizofrenia dan gangguan psikotik tetapi tidak diyakini sebagai
penyebab utama gangguan.Seseorang yang merasa diasingkan dan
kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham (Direja, 2011).
2) Faktor Presipitasi
a. Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang
maladaptif termasuk:
1) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses
informasi
2) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan

ketidakmampuan

untuk

secara

selektif

menanggapi rangsangan.

16

b. Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
c. Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering
menunjukkan episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat
pada respon neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan
kesehatan. Lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).
G. Manifestasi klinik
Perilaku yang dapat ditemukan pada klien dengan Waham antara lain
melakukan percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif, destruktif,
gelisah, tidak biasa diam, tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada
gangguan eliminasi, merasa cemas, takut. Kadang-kadang panik perasaan
bahwa lingkungan sudah berubah pada klien depersonalisasi (Stuart,2007).
H. Mekanisme Koping
Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi
diri sendiri dari pengalaman berhubungan dengan respon neurobioligi :
1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal
untuk aktivitas hidup sehari-hari
2. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
3. Menarik diri

17

I.

Pohon Masalah

Perilaku kekerasan

Waham

Menarik diri

Harga diri rendah


Skema. 2 pohon masalah, (Fitria, 2009, dikutip Direja, 2011).

J.

Diagnosa Keperawatan
1.

Perilaku kekerasan

2.

Waham

3.

Menarik Diri

4.

Harga Diri Rendah

18

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Waham Curiga
merupakan core problem dari pohon masalah.
No.
1.

Diagnosa
Keperawatan
Waham Curiga

Perencanaan
Tujuan
Tujuan Umum :
Klien
dapat
berkomunikasi dengan
baik dan terarah.
TUK 1 :
Klien dapat membina
hubungan
saling
percaya.

Intervensi

Rasional

1.1 Bina hubungan saling percaya


dengan
menggunakan
prinsip
komunikasi teraupetik.
Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap dan
nama yang disukai klien.
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan rasa empati dan
menerima klien dengan apa
adanya.

Hubungan saling percaya menjadi


dasar interaksi selanjutnya dalam
membina klien dalam berinteraksi
dengan baik dan benar, sehingga
klien mau mengutarakan isi
perasaannya.

Kriteria Evaluasi

Kriteria Evaluasi :
1. Ekspresi
wajah
bersahabat.
2. Ada kontak mata.
3. Mau berjabat tangan.
4. Mau menjawab salam.
5. Klien
mau
duduk
berdampingan.
6. Klien
mau
mengutarakan
isi
perasaannya.

19

TUK 2 :
Klien
dapat
mengidentifikasikan
kemampuan
yang
dimiliki.

Kriteria Evaluasi :
1. Klien
dapat
mempertahankan
aktivitas sehari-hari
2. Klien dapat mengontrol
wahamnya.

1.2 Jangan membantah dan mendukung


waham klien.
Katakan perawat menerima
keyakinan klien.
Katakan
perawat
tidak
mendukung keyakinan klien.
1.3 Yakinkan klien dalam keadaan
aman dan terlindung
Anda berada ditempat aman
dan terlindung.
Gunakan keterbukaan dan
kejujuran, jangan tinggalkan
klien dalam keadaan sendiri.
1.4 Observasi
apakah
wahamnya
mengganggu aktivitas sehari-hari
dan perawatan diri klien.

Meningkatkan orientasi klien pada


realita dan meningkatkan rasa
percaya klien pada perawat.

2.1 Beri pujian pada penampilan


dan kemampuan klien yang
realistis
2.2 Diskusikan
dengan
klien
kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini.
2.3 Tanyakan apa yang bisa
dilakukan (kaitkan dengan
aktivitas
sehari-hari
dan
perawatan
diri)
kemudian
anjurkan untuk melakukan saat
ini.
2.4 Jika klien selalu bicara tentang
wahamnya dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada.
Perawat perlu memperhatikan
bahwa klien sangat penting.

Reinforcement
positif
dapat
meningkatkan kemampuan yang
dimiliki oleh klien dan harga diri
klien.

Suasana lingkungan persahabatan


yang
mendukung
dalam
komunikasi teraupetik.

Mengetahui penyebab waham


curiga dan intervensi selanjutnya
yang akan dilakukan oleh klien.

Klien terdorong untuk memilih


aktivitas
seperti
sebelumnya
tentang aktivitas yang pernah
dimiliki oleh klien.

Dengan mendengarkan klien akan


merasa
lebih
diperhatikan
sehingga
klien
akan
mengungkapkan perasaannya.

20

TUK 3 :
Klien
dapat
mengidentifikasi
kebutuhan yang tidak
dimiliki.

TUK 4 :
Klien
berhubungan
realitas.

dapat
dengan

Kriteria Evaluasi :
1. Kebutuhan
klien
terpenuhi
2. Klien dapat melakukan
aktivitas secara terarah.
3. Klien
tidak
menggunakan/membicar
akan wahamnya.

Kriteria Evaluasi :
1. Klien dapat berbicara
dengan realitas.
2. Klien mengikuti Terapi
Aktivitas Kelompok.

3.1 Observasi kebutuhan klien


sehari-hari
3.2 Diskusikan kebutuhan klien
yang tidak terpenuhi selama
dirumah maupun di RS.
3.3 Hubungkan kebutuhan yang
tidak
terpenuhi
dengan
timbulnya waham
3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat
memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga.
3.5 Atur situasi agar klien tidak
mempunyai
waktu
untuk
menggunakan wahamnya.

Observasi
dapat
kebutuhan klien.

mengetahui

4.1 Berbicara dengan klien dalam


konteks realitas (realitas diri,
realitas orang lain, waktu dan
tempat).
4.2 Sertakan klien dalam terapi
aktivitas kelompok: orientasi
realitas.
4.3 Berikan pujian tiap kegiatan
positif yang dilakukan oleh
klien.

Reinforcement adalah penting


untuk meningkatkan kesadaran
klien akan realitas.

Dengan mengetahui kebutuhan


yang tidak terpenuhi maka dapat
diketahui kebutuhan yang akan
diperlukan.
Dengan melakukan aktivitas klien
tidak akan lagi menggunakan isi
wahamnya.
Dengan situasi tertentu klien akan
dapat mengontrol wahamnya.

Pujian dapat memotivasi klien


untuk meningkatkan kegiatan
positifnya.

21

TUK 5 :
Klien dapat dukungan
dari keluarga.

TUK 6 :
Klien
menggunakan
dengan benar.

dapat
obat

Kriteria Evaluasi :
1. Keluarga
dapat
membina
hubungan
saling percaya dengan
perawat.
2. Keluarga
dapat
menyebutkan
pengertian, tanda dan
tindakan untuk merawat
klien dengan waham.
Kriteria Evaluasi:
1. Klien
dapat
menyebutkan manfaat,
efek samping dan dosis
obat.
2. Klien
dapat
mendemonstrasikan
penggunaan obat dengan
benar.
3. Klien dapat memahami
akibat
berhentinya
mengkonsumsi
obat
tanpa konsultasi.
4. Klien
dapat
menyebutkan
prinsip
lima
benar
dalam
penggunaan obat.

5.1 Diskusikan dengan keluarga


tentang :
Gejala waham
Cara merawat
Lingkungan keluarga
Follow up dan obat.
5.2 Anjurkan
keluarga
melaksanakan dengan bantuan
perawat.

Perhatian keluarga dan pengertian


keluarga akan dapat membantu
klien
dalam
mengendalikan
wahamnya.

6.1

Obat dapat mengontrol waham


yang dialami oleh klien dan dapat
membantu penyembuhan klien.

6.2
6.3

Diskusikan dengan klien dan


keluarga tentang obat, dosis,
dan efek samping obat dan
akibat penghentian.
Diskusikan perasaan klien
setelah minum obat.
Berikan obat dengan prinsip
lima benar dan observasi
setelah minum obat.

22

2. Menarik diri.
Menarik diri merupakan salah satu pohon masalah dari Waham : Curiga, yaitu akibat dari Waham curiga. Dimana seseorang
yang sudah mengalami Waham Curiga, kemungkinan besar bisa terjadi Menarik diri. Berikut rencana asuhan keperawatan menarik
diri :
Tgl Dx.keperawata
n
2.

Menarik diri

Tujuan

Kriteria Evaluasi

Intervensi

Rasional

TUM :
Pasien dapat
berinteraksi
dengan orang
lain
TUK :
1.Pasien
dapat
membina
hubungan saling
percaya.

Setelah 1 x interaksi pasien menunjukkan


tanda-tanda percaya kepada / terhadap
perawat :
1.
Wajahcerah, tersenyum
2.
Mau berkenalan
3.
Adakontakmata
4.
Bersediamenceritakanperasaan
5.
Bersediamengungkapkanmasalah

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan :


a. Beri salam setiap berinteraksi
b. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan
c. Tanyakan dan panggil nama
kesukaan pasien
d. Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan pasien dan
masalah yang dihadapi pasien
f. Buat kontak interaksi yang jelas
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien

1.1 Membina hubungan


saling percaya.
Kontak yang jujur,
singkat, konsisten
dengan perawat
dapat membantu
klien membina
kembali interaksi
penuh percaya
dengan orang lain.

2.Pasien mampu
menyebutkan
penyebab
menarik diri

Setelah 2 x interaksi pasien dapat


menyebutkan minimal satu penyebab menarik
diri :
a. Diri sendiri
b. Orang lain

2.1 Tanyakan pada pasien tentang :


a. Orang yang tinggal serumah atau
sekamar pasien
b. Orang yang paling dekat dengan
pasien dirumah atau ruang

2.1 Keterlibatan orang


terdekat dapat membantu
membangun dan atau
kembali membentuk
sistem pendukung dan

23

Lingkungan
c.
d.

e.
f.
g.

h.

3.Pasien mampu
menyebutkan
keuntungan
berhubungan
sosial
dan
kerugian menarik
diri

Setelah 3 x interaksi dengan pasien dapat


menyebutkan keuntungan berhubungan
sosial, misalnya :
a. Banyak teman
b. Tidak kesepian
c. Bisa diskusi
d. Saling menolong
e. Dan kerugian menarik diri
misalnya :
1. Sendiri
1. Kesepian
2. Tidak bisa diskusi

perawatan
Apa yang membuat pasien dekat
dengan orang tersebut
Orang yang tidak dekat dengan
pasien dirumah atau diruang
perawatan
Apa yang membuat pasien tidak
dekat orang dengan tersebut
Upayakan yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri atau tidak
mau bergaul dengan orang lain
Beri pujian terhadap
kemampuanpasien
mengungkapkan perasaan

3.1 Tanyakan pada pasien tentang :


a. Manfaat hubungan sosial
b. Kerugian menarik diri
c. Diskusikan bersama pasien
tentang manfaat berhubungan
sosial dan kerugian menarik diri
d. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya.

mengintegrasikan klien
kembali kedalam jaringan
sosial

3.1 Solitude dan kesepian


dapat diterima atau
dengan pilihan, dan
perbedaan ini membantu
klien mengidentifikasi
apa yang terjadi pada
dirinya sehingga dapat
diambil langkah untuk
mengatasi masalah ini.

24

4.pasien
dapat
melaksanakan
hubungan sosial
secara bertahap.

Setelah 4 x interaksi pasien dapat


melaksanakan hubungan social secara
bertahap dengan :
a. Perawat
b. Perawat lain
c. Pasien lain
d. Kelompok.

5.pasien mampu
menjelaskan
perasaannya
setelah
berhubungan
sosial.

Setelah 5 x interaksi pasien dapat


menjelaskan perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan :
1. Orang lain
2. Kelompok

6.pasien
mendapat
dukungan
keluarga dalam

Setelah6 x
pertemuankeluargadapatmenjelaskantentang :
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala menarik diri

4.1 Observasi perilaku pasien saat


berhubungan sosial
4.2.Beri motivasi dan bantu pasien untuk
berkenalan atau berkomunikasi dengan
:
a. Perawat lain
b. Pasien lain
c. Kelompok
4.3 Libatkan pasien dalam terapi aktivitas
kelompok sosialisasi
4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan pasien bersosialisasi
4.5 Berimotivasipasien
untukmelakukankegiatansesuaidengan
jadwal yang telahdibuat
4.6 Beripujianterhadapkemampuanpasien
memperluaspergaulannyamelaluiaktiv
itas yang dilaksanakan

4.1 Kehadiran orang yang


dapat dipercaya memberi
klien rasa terlindungi.
Setelah dapat berinteraksi
dengan orang lain dan
memberi kesempatan
klien dalam mengikuti
aktivitas kelompok, klien
merasa lebih berguna dan
rasa percaya diri dapat
tumb
uh kembali.

5.1 Diskusikan dengan pasien tentang


perasaannya setelah berhubungan
sosial dengan :
a. Orang lain
b. Kelompok
5.2 Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan perasaannya.

5.1 Ketika klien merasa


dirinya lebih baih dan
mempunyai makna,
interaksi sosial dengan
orang lain dapat
ditingkatkan

6.1Diskusikanpentingnyaperansertakeluarg
asebagaipendukunguntukmengatasiprilaku
menarikdiri.
6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu pasien mengatasi perilaku

6.1Dukungan dari
keluarga merupakan
bagian penting dari
rehabilitasi klien.

25

memperluas
hubungan sosial.

7.pasien
dapat
memanfaatkan
obat dengan baik

c.
d.

a.
b.
c.
d.

Penyebab dan akibat menarik diri


Cara merawat pasien menarik diri

menarik diri
6.3 Jelaskanpadakeluargatentang :
a. Pengertianmenarikdiri
b. Tandadangejalamenarikdiri
c. Penyebabdanakibatmenarikdiri
d. Cara merawat pasien menarik
diri
e. Latihkeluarga cara
merawatpasien menarikdiri.
f. Tanyakanperasaankeluargasetela
hmencoba cara yang dilatihkan
g. Beri motivasi keluarga agar
membantu pasien untuk
bersosialisasi
h. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat pasien
dirumah sakit.

Setelah 7 x interaksi pasien


menyebutkan :
manfaat minum obat
kerugian tidakminum obat
nama, warna, dosis, efek terapi dan
efek samping obat
akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter.

7.1 Diskusikan dengan pasien tentang


manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan
efek samping penggunaan obat
7.2 Pantaupasien saatpenggunaanobat
7.3 Beri pujian jika pasien menggunakan
obat dengan benar
7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat
tanpa konsultasi dokter
7.4 Anjurkan pasien untuk konsultasi
kepada dokter atau perawat jika terjadi halhal yang tidak diinginkan.

7.1. Membantu dalam


meningkatkan perasaan
kendali dan keterlibatan
dalam perawatan
kesehatan klien.

26

Harga Diri Rendah


Harga Diri Rendah merupakan penyebab terjadinya Waham Curiga. Berikut intervensi dari harga diri rendah .

No

Diagnosa

Tujuan

Kriteria Evaluasi

Intervensi

Rasional

TUM :
Klien dapat melakukan
hubungan sosial secara
bertahap.
TUK :
1.Klien dapat membina
hubungan saling
percaya.
2.Klien dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki.
3.Klien dapat menilai
kemampuan yang dapat
digunakan. 4.Klien
dapat menetapkan dan
merencanakan kegiatan
sesuai dengan
kemampuan yang
dimiliki.
5.Klien dapat
melakukan kegiatan
sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya.

1.1 Klien dapat


mengungkapkan
perasaanya
1.2 Ekspresi wajah
bersahabat
1.3 Ada kontak mata
1.4 Menunjukkan rasa
senang
1.5 Mau berjabat tangan
1.6 Klien mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi

1.1 Bina hubungan saling percaya :


a. Sapa klien dengan ramah, baik
verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanya nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan
menepati janji
e. Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
1.2 Beri kesempatan untuk
mengungkapkan perasaanya
tentang penyakit yang dideritanya
1.3 Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien
1.4 Katakan pada klien bahwa ia adalah
seorang yang berharga dan
bertanggungjawab serta mampu
menolong dirinya sendiri.

1.1 Hubungan saling percaya


akan menimbulkan
kepercayaan klien pada
perawat sehingga akan
memudahkan dalam
pelaksanaan tindakan
selanjutnya.

keperawatan
3.

Harga diri rendah

27

6.Klien dapat
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada

2.1 Klien mampu


mempertahankan aspek
yang positif.

2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek


positif yang dimiliki kllien dan
beri pujian / reinforcement atas
kemampuan mengungkapkan
perasaannya
2.2 Saat bertemu klien, hindarkan
memberi penilaian negatif.
Utamakan memberi pujian yang
realistis.

2.1 Pujian akan


meningkatkan harga diri
klien.

3.1 Kebutuhan klien


terpenuhi

3.1 Diskusikan kemampuan klien yang


masih dapat digunakan selama
sakit
3.2 Diskusikan juga kemampuan yang
dapat dilanjutkan penggunaan di
rumah sakit dan di rumah nanti.

3.1 Peningkatan kemampuan


mendorong klien untuk
mandiri.

3.2 Klien dapat melakukan


aktivitas terarah.

4.1 Klien mampu


beraktivitas sesuai
kemampuan
4.2 Klien mengikuti terapi
aktivitas kelompok.

5.1 Klien mampu

4.1 Rencanakan bersama klien


aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi klien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien
lakukan.

5.1 Beri kesempatan klien untuk

4.1 Pelaksanaan kegiatan


secara mandiri modal awal
untuk meningkatkan harga
diri.

5.3 Dengan aktivitas

28

beraktivitas sesuai
kemampuan

mencoba kegiatan yang


direncanakan
5.2 Beri pujian atas keberhasilan kllien
5.3 Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah.

klien akan
mengetahui
kemampuannya

6.1 Klien mampu


melakukan apa yang
diajarkan
6.2 Klien mampu
memberikan
dukungan

6.1 Beri pendidikan kesehatan pada


keluarga tentang cara merawat
klien harga diri rendah
6.2 Bantu keluarga memberi dukungan
selama klien dirawat

6.1 Perhatian keluarga


dan pengertian keluarga
akan dapat membantu
meningkatkan harga diri
klien

6.3 Bantu keluarga menyiapkan


lingkungan di rumah

29

A. STRATEGI PELAKSANAAN
Dx.1: Waham Curiga
SP 1p:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Jangan membantah atau mendukung waham klien
3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-harinya.
SP 2p :
1.Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
2.Beri pujian pada penampilan klien yang dimiliki pada masa lalu dan saat
ini.
3.Tanyakan apa yang bisa dilakukan
4.Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai wahamnya
tidak ada
SP 3p:
1. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.
2. Observasi kebutuhan klien sehari-hari
3. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
4. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham.
5. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dalam
memerlukan waktu dan tenaga.
6. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.

30

SP 4 K:
1.Klien dapat berhubungan dengan realitas
2.Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, orang lain,
waktu, dan tempat)
3.Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas.
4.Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan oleh klien.
Sp 5 k:
1. Klien dapat dukungan dari keluarga
2. Diskusikan dengan keluarga tentang
-

Gejala waham

Cara merawatnya

Lingkungan keluarga

Follow up dan obat

3.Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan perawat.


Sp 6 k:
1. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
2. Diskusikan denga klien dan keluarga tentang obat, dosis, efek samping dan
akibat penghentian
3. Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
4. Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum obat.

31

Dx 2 : Menarik Diri
Pasien :
Sp 1p :
1 Mengidentifikai penyebab isolasi sosial pasien
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 3p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1k :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara cara merawat pasien isolasi sosial

32

Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah
isolasi sosial langsung dihadapan pasien.
Sp 3k :
1. Menjelaskan perawatan lanjutan.
Dx 3 :Harga Diri Rendah
Pasien
Sp 1p :
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2p :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1k :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beserta proses terjadinya

33

3. Menjelaskan cara cara merawat pasien harga diri rendah


Sp 2k :
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial
Sp 3k :
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum
obat (discharge planing)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

34

Anda mungkin juga menyukai