Anda di halaman 1dari 5

SONGGOLANGIT

KLASIFIKASI :
Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan vaskular)
Superdivision : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Division : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae Order
Asterales Family : Asteraceae Genus
Tridax L. Species : Tridax procumbens L. (coatbuttons)
Merupakan tumbuhan jenis rumput atau gulma dan termasuk herba berbiji.
Tumbuh di daerah tropis, banyak ditemukan di lereng gunung, dan terutama
tumbuh saat musim hujan. Biasa dikenal sebagai coatbutton atau cadillo
chisaca dan di Indonesia (terutama di Jawa) biasa disebut Songgolangit.
MORFOLOGI Radix (akar)
Sistemnya radix primaria (akar tunggang). Bentuknya fusiformis (tombak)
dan menjalar pada pangkalnya. Caulis (batang) : Tipenya herbaceous
(batang basah). Bentuk batangnya teres (bulat). Permukaan batangnya
pillosus (berbulu) warna putih. Arah tumbuh batangnya erectus (tegak
lurus). Percabangannya monopodial. Arah tumbuh cabangnya patens
(condong ke atas). Warna batang hijau kecoklatan.
Folium (daun)
Daun tak lengkap, merupakan daun bertangkai karena hanya punya petiolus
(tangkai) dan lamina (helaian daun). Circumscriptio (bangun daun): ovatus
(bulat telur) di mana bagian terlebarnya adalah di bawah tengah-tengah.
Apex (ujung daun): acutus (runcing). Basis (pangkal): acuminatus
(runcing). Venatio (pertulangan): penninervis (menyirip). Margo (tepi daun):
divisus (bertoreh) dan torehnya merdeka atau tidak mempengaruhi bentuk
daun yaitu dentatus (bergigi). Intervenium (daging daun): perkamentous
(tipis kaku seperti perkamen). Permukaan daun: hispidus (berbulu kasar).
Warna daun hijau tua. Merupakan folium compositum (daun majemuk)
sehingga dimasukkan pula ke suku Compositae. Termasuk abrupte pinnatus
(daun majemuk mennyirip genap). Phyllotaxis (tata letak daun): opposite
(berhadapan bersilang).
Flos (bunga)
Letaknya terminalis (di ujung). Termasuk bunga inflorescentia cymosa

(majemuk berbatas) dengan tipe dichasium (anak payung menggarpu).


Pedicellus (tangkai bunga): pillosus (berbulu). Receptatulum (dasar bunga):
epyginus (epigin) yaitu bakal buah tenggelam dan hiasan bunga seakanakan duduk di bagian atasnya.
Sepala (daun kelopak)
gamosepalus (berlekatan) dan bertipe fissus (bercangap). Petala (daun
mahkota): polypetalus (lepas atau bebas). Bunga pitanya di bagian tepi
berwarna putih dan bentuknya rotatus atau stellatus (bintang), serta fissus
(bercangap) 2-3. Bunga tabungnya berwarna kuning terang di bagian tengah
dan berbentuk capitulum (bongkol). Berupa bunga dengan kumpulan corolla
berwarna kuning di tengah (disk flowers) bertipe zygomorph dan
hermaphrodite.
Di sekeliling tepinya ada corolla putih kekuningan (ray flowers) dengan
potongan berbentuk huruf V pada tepi bunganya, actinomorph dan
merupakan flos femineus (bunga betina). Tabung kepala sari kuning, cabang
tangkai putik panjang, runcing, berambut.
Fructus (buah)
Berupa buah yang kelopaknya tertinggal sebagai pappus (jambul). Sehingga
bisa dianggap tanaman ini tidak berbuah. Semen (biji) : Berupa achene,
1,5-2,5 mm panjangnya dan diameter 0,5-1 mm (tidak termasuk
pappusnya), terdapat pappus (jambul) dengan bulu-bulu halus atau bulu
kejur (bristle). Menghasilkan achene (cypselas) yang jumlahnya 50-1500 per
tanaman, berbentuk silindris, coklat kehitaman, bulu-bulunya berwarna
pucat keabu-abuan. Pappus pada achene memungkinkan achene untuk
dibawa angin ke tempat-tempat lain. Embrionya linear dan tidak ada
endosperm.
Batang bunganya yang panjang (sampai 50 cm) dan lentur lebih
memungkinkan lagi achene terbawa angin sehingga distribusi tanaman ini
menjadi luas. Perkecambahannya dirangsang oleh cahaya. KANDUNGAN DAN
FUNGSI Tridax procumbens mengandung zat aktif seperti tannin, saponin,
dan flavanoid yang bekerja secara simultan menghasilkan efek analgetik dan
juga mempunyai efek anti-inflamasi atau mengurangi radang dan
pembengkakan pada sendi.
Daunnya juga dipakai untuk mnyembuhkan diare, disentri, bronchial catarrh,
dan mencegah rambut rontok. Saat ini diketahui terdapat 3 zat aktif pada
Tridax procumbens di antaranya : flavonoid tanin yang bersifat menyejukkan
dan menghilangkan rasa nyeri rheumatic pada tulang dan pinggang; saponin

tanin yang berguna anti radang, anti biotik, peluruh kencing, pereda sakit
dan penurunan asam urat; flavonoid saponin yang bersifat analgesic yaitu
meredakan rasa sakit dan nyeri. Flavonoid baru (procumbenetin) belakangan
telah diisolasi dari daunnya dan merupakan 3,6-dimethoxy-5,7,2',3',4'pentahydroxyflavone 7-O-beta-D-glucopyranoside.
Sedangkan bunganya, yang juga bermanfaat sebagai antiseptik, insecticidal,
dan paracitidal, juga mengandung steroidal saponin yaitu beta sitosterol 3O-beta-D-xylopiranoside. Tanaman ini juga kaya akan kandungan zat
mineral diantaranya kalium (K), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca) yang
baik untuk menjaga kondisi tulang dan jaringannya.
Maka songgolangit dapat digunakan sebagai obat untuk menghilangkan rasa
nyeri, kaku, dan pembengkakan di persendian karena rematik. Ia juga
mampu menurunkan kadar asam urat, memperbaiki metabolisme fungsi hati
dan ginjal, serta meningkatkan stamina tubuh.
Ekstrak daunnya punya efek terhadap cardiovascular, menurunkan tekanan
darah dan denyut jantung, mengobati hipertensi. Efek hypotensive dan
bradycardiacnya menengah dan efek hypotensive ini mungkin karena
mekanisme lewat aktivasi reseptor cholinergic muscarinic. Selain itu punya
efek microbial melawan bakteri Gram positif dan Gram negative dan bisa
menstimulasi penyembuhan luka. Flavonoid, glikosida, polisakarida,
monosakarida saat ini sudah diisolasi dari daunnya. Daunnya biasanya
diseduh dengan air panas layaknya air teh.
Dosis pengobatannya yang biasa dipakai sebagai obat tradisional yaitu
digunakan sebanyak dua genggam tangan orang dewasa. Daun itu
dimasukkan ke dalam dua gelas air mendidih lalu dibiarkan mendidih terus
dengan api kecil sampai airnya tersisa satu gelas. Saring dan biarkan hingga
hangat lalu diminum.
Untuk mendapatkan hasil maksimal sebaiknya diminum rutin setiap hari
selama dua minggu. Saat ini bahkan sudah ada produk teh dalam kemasan
kantung (teh celup) dengan bahan dasar daun teh dan daun songgolangit
(Tridax procumbens). Dan dari penelitian menyebutkan Tridax procumbens
tak beracun, aman bagi liverdanginjal. Tanaman ini umurnya pendek dan
bertipe annual (tahunan).
FISIOLOGI
Merupakan tumbuhan C3. Reaksi fotosintesis yang terjadi pada Tridax
procumbens adalah reaksi fotosintesis secara umum, yaitu melewati reaksi
terang dan reaksi gelap (siklus Calvin atau siklus C3). Pigmen yang

menangkap foton dari cahaya akan mengeksitasi electron dan memecah


molekul air menjadi H+ dan O2 lewat fotolisis air. Lalu dilanjutkan dengan
pembentukan NADP dan H+. Kemudian baru masuk ke siklus Calvin atau
sering disebut fiksasi karbon, di mana CO2 diikat oleh RuDP untuk diubah
menjadi senyawa organic C6. Dan akhirnya diubah menjadi molekul glukosa
dengan menggunakan 18 ATP dan 12 NADPH. Siklus ini terjadi dalam
kloroplas pada bagian stroma. Untuk menghasilkan 1 molekul glukosa
diperlukan 6 siklus C3. Tahap-tahap dalam respirasinya juga sama secara
umum, yaitu melalui tahap glikolisis, grooming phase, siklus Krebs, serta
fosforilasi oksidatif dan ETC.
ANATOMI
Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas
terdiri dari 1 lapis sel bebentuk empat persegi panjang, mengecil pada
tulang daun, tidak terdapat stomata, terdapat kutikula, rambut penutup
terdiri dari 4 sampai 5 sel dan banyak, epidermis bawah terdiri dari 1 lapis
sel berbentuk empat persegi panjang, mengecil pada tulang daun, terdapat
stomata, rambut penutup terdiri dari 4 sampai 5 sel dan banyak, meliputi
rambut kelenjar Asteraceae.
Pada mesofilnya, jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, jaringan bunga
karang terdiri dari beberapa lapis sel yang bentuknya tidak beraturam,
kolenkim di bawah epidermis tulang daun, berkas pembuluh bertipe
kolateral. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk
poligonal dengan dinding sel agak berkelok.
Songgolangit diketahui terdapat 3 zat aktif :

Flavonoid tanin: bersifat menyejukkan dan menghilangkan rasa nyeri


rematik pada tulang pinggang

Saponin tanin: berguna sebagai anti radang, antibiotik, peluruh


kencing, pereda sakit, dan penurun asam urat.

Flavonoid saponin : bersifat analgesik.

KEGUNAAN

Menghilangkan rasa nyeri rhematik pada tulang dan pinggang

Menurunkan kadar asam urat

Peluruh kencing

Penghilang rasa sakit

Anti radang

Antibiotik

Anda mungkin juga menyukai