Anda di halaman 1dari 215

TEACHING GRANT

TECHNOLOGICAL AND PROFESIONAL SKILLS


DEVELOPMENT SECTOR PROJECT
(TPSDP)

BUKU 1
Modul Kuliah
UPAYA MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
MATA AJARAN TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
DENGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER

Oleh:
Dr. Syamsuardi, MSc.
Drs. Rusjdi Tamin
Nurainas, SSi. MSi.

Dibiayai oleh Proyek TPSDP Universitas Andalas Tahun 2004/2005 sesuai


dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Research Grant Proyek
TPSDP Universitas Andalas Tahun 2004/2005
Nomor : 31/K/P/TPSDP/UNAND/VII-2005
Tanggal : 16 Agustus 2005

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2006
Kata Pengantar

Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia dari Allah SWT,


penyusunan buku modul pelajaran Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi
telah terlaksana dengan baik. Pembuatan buku modul ini merupakan
salah satu bagian proyek bantuan Pemerintah yaitu TPSDP Project Batch
III tahun 2005. Buku ini disusun dalam usaha perbaikan proses belajar
mengajar dengan berjudul “Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Mata Ajaran Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi Dengan Media
Interaktif Berbasis Komputer”.
Buku ini adalah berupa modul diktat kuliah yang terdiri dari
sepasang buku, yaitu Buku 1 berisi uraian materi kuliah termasuk
deskripsi takson dalam Magnoliofita; dan Buku 2 adalah contoh beberapa
jenis dari Magnoliofita yang ditemukan dan dikenal di sekitar kampus
Biologi, Limau Manis, Padang. Penggunaan kedua buku ini akan dapat
mempermudah mahasiswa dalam memahami taksonomi tumbuhan
tingkat tinggi. Penulis berharap, semoga penggunaan buku ini bemanfaat
bagi mahasiswa yang mempelajari Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................... ii


Daftar Isi .................................................................................. iii
Bab I Kepentingan Taksonomi .................................................. 1
Bab II Pemberian Nama Tumbuhan............................................. 6
Bab III Koleksi Tumbuhan Dan Metode Herbarium ......................... 19
Bab IV Identifikasi Tumbuhan ................................................... 26
Bab V Terminologi .................................................................. 33
BAB VI Sejarah Dan System Klassifikasi Tumbuhan........................ 45
Bab VII Famili Tumbuhan Berbunga (Divisi Magnoliofita) ................. 62
Daftar Pustaka............................................................................. 210
Daftar Istilah ............................................................................... 213

iii
BAB I

KEPENTINGAN TAKSONOMI

Umumnya manusia secara sengaja ataupun tidak telah melakukan


pengelompokan (klasifikasi), mencari tahu (identifikasi), menggambarkan
(deskripsi) dan memberikan nama terhadap benda tertentu. Kemudian
secara intuitif dan kognitif kita peduli terhadap hubungan antara satu
benda dengan lainnya.
Masing-masing kita adalah seorang “taksonomis” apakah tukang
batu sampai pegawai bank. Masing-masing kita telah melakukan
pengelompokan (klasifikasi), mencari tahu (identifikasi), menggambarkan
(deskripsi) terhadap jenis makanan yang kita makan, minuman yang
diminum, pakaian yang dipakai, buku yang dibaca, permainan yang
dimainkan, cinta yang kita ekspresikan, agama yang kita anut dan
pekerjaan yang kita lakukan. Kemudian kita sering berbicara dengan
anak-anak, orang dewasa, orang tua dan spesialis tentang rasa sakit, sex,
dan masalah dosa pada tingkatan hirarki yang berbeda. Kita merangking
team sepak bola, kita memisahkan mana jeruk yang mahal dan murah,
mencium durian dengan kualitas bau tertentu, kita menilai kualitas mobil
bekas semuanya itu pada dasarnya kita telah melakukan pengelompokan.
Kita kadang-kadang juga mencium suatu parfum, bau bawang putih, kita
pernah mencicip suatu zat yang berwarna putih, yaitu gula dan garam,
kita mendengarkan alunan musik, dangdut, kita melihat binatang, gajah.
Pada dasarnya kita telah mengindentifikasi dan memberikan nama
terhadap sesuatu tersebut. Selanjutnya kita sering pula menggambarkan
sesuatu yang ada disekitar kita, misalnya bola itu bulat, bunga anggrek
warna merah, jalan itu panjang berliku, harimau punya taring yang
panjang. Dalam masyarakat kita sering ungkapan famili jauh, mintuo,
adik ipar, mamak yang mencerminkan hubungan kekerabatan. Dalam
kantorpun ataupun organisasi aspek hubungan antar direktur dengan
sekretaris dan tukang ketik.
Kepentingan Taksonomi

Taksonomi tumbuhan merupakan bidang kajian yang paling


relevan dengan kehidupan manusia moderen. Tumbuhan merupakan
sumber utama untuk makanan, energi, sandang, pangan, obat-obatan,
oksigen yang kita hirup, dan yang memberikan keindahan estetika di
lingkungan kita. Pekerjaan menggambarkan, memberikan nama,
mengelompokan dan mencari tahu terhadap semua tumbuhan yang
secara nyata dan potensial digunakan oleh manusia, merupakan
pekerjaan taksonomis atau sistematis.
Para ekologis yang mengkaji decomposer suatu zat pencemar
lingkunngan (pollutan) harus mengidentifikasi jenis organisme yang
terlibat dalam proses tersebut. Ahli rekayasa genetika yang memotong-
motong DNA atau menyelipkan potongan DNA tersebut pada tanaman
budidaya tertentu untuk peningkatan produksi atau menghasilkan
tanaman yang tahan penyakit maka haruslah tahu tentang ciri-ciri khas
dari tumbuhan sumbernya. Ahli kimia bahan alam yang memproduksi
suatu senyawa yang dapat digunakan dalam menghambat perkembangan
sel-sel kanker, HIV dan berbagai penyakit lainnya mau tidak mau harus
menyebutkan nama tumbuhan sumber senyawa aktif tersebut.
Nama ilmiah merupakan symbol komunikasi dengan kebanyakan
informasi melekat padanya. Taksonomis harus mengembangkan bahasa
deskriptif untuk dapat mengkarakterisasi organisme secara tepat dan
berguna dan harus memberikan jalan untuk identifikasi segampang
mungkin, mereka harus membuat system klasifikasi untuk menunjukkan
hubungan sesamanya, dan mereka harus mempunyai suatu metoda
dalam penamaan semua organisme. Berdasarkan hal ini aktivitas
sistematik merupakan basis perkembangan kehidupan manusia lebih
produktif.
Data dalam sistematik dikumpulkan dari kegiatan lapangan,
labora-torium, kebun botani, herbarium bahkan perpustakaan. Data
tersebut dapat dianalisis dengan bantuan komputer dan
didokumentasikan dalam bentuk spesimen kering di herbarium, sebagai

2
Bab I

spesimen hidup di botanical gardens dan dalam bentuk informasi di


laboratorium ataupun perpustakaan.
Sistematik adalah ilmu yang dinamis. Aktivitas taksonomis takkan
pernah berakhir. Aliran data berupa material tumbuhan mengharuskan
informasi deskritif disusun kembali, perbaikan cara identifikasi, evaluasi
kembali system klasifikasi dan mencoba mencari hubungan untuk
pemahaman yang lebih baik terhadap tumbuhan. Sepanjang tumbuhan
masih ada di dunia maka disana akan ada studi terhadap tumbuhan
tersebut, ada hasil dan untuk tujuan paraktis dan teoritis.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan yang paling utama saat ini adalah
bagaimana mengkonservasi tumbuhan hidup di dunia. Kita masih
memer-lukan lebih banyak belajar tentang organisme untuk
kelangsungan hidup kita dan bagaimana cara menyimpan dan
mengeluarkan informasi tumbuhan yang digunakan manusia. Salah satu
masalah utama bagi seorang taksonomis adalah bagaimana
menggabungkan pengetahuan ini kedalam klasifikasi tum-buhan
sehingga bank data atau gudang informasi dapat digunakan secara
efisien untuk aktivitas rutin dan untuk perkembangan hubungan baru
yang berarti buat manusia.

Definisi
Taksonomi dan Sistematik
Secara umum taksonomi merupakan bahagian dari sistematik
yang mengkaji tentang aturan, teori, azas dan prosedur klasifikasi.
Sebenarnya istilah ini telah lama diterapkan yang pertama kali
dikemukakan oleh de Candolle tahun 1813 dalam bukunya Theorie
Etemantaire de la Botanique. Sistematik tumbuhan merupakan kajian
tentang keanekaragaman, identifikasi, penamaan, klasifikasi dan
hubungan kekerabatan antar takson dalam tumbuhan (Jones dan
Lusinger, 1987; Woodland, 2004). Kajian ini sering disebut sebagai
kajian “alpha taxonomy”. Istilah taksonomi dan sistematik sering
digunakan secara bergantian untuk pengertian yang sama karena belum

3
Kepentingan Taksonomi

ada kesepakatan mengenai perbedaan kedua istilah tersebut.


Selanjutnya pengetian istilah Biosistematik sering membingungkan
dengan taksonomi dan sistematik. Istilah biosistematik pertama kali
diperkenalkan oleh Camp dan Gilly tahun 1943, yang mengkaji
kekerabatan, keaneka-ragaman dan struktur dinamis untuk pembatasan
taksa dan menerapkanya sesuai dengan system tatanama. Kajian
biosistematik sering disebut juga sebagai kajian “beta taxonomy” atau
sistematik eksperimental (Woodland, 2004).
Taksonomi merupakan dasar untuk kajian lainnya seperti anatomi,
sitologi, palinologi, embriologi, genetika, fisiologi, biokimia, ekologi,
geografi, paleobotani, dan morfologi. Ilmu taksonomi berkembang
sejalan dengan perkembangan pengetahuan biologi saat ini. Berdasarkan
pendekatan yang digunakan maka beberapa kajian taksonomi sebagai
berikut:
1. Taksonomi tradisional atau taksonomi klasik: kajian tentang sifat-
sifat morfologi, kromosom, distribusi untuk tujuan identifikasi dan
klasifikasi suatu takson. Kajian ini identik dengan kajian floristik
2. Taksonomi modern (biosistematik) mencakup penggunaan bukti
ekologi, sitologi dan genetika untuk mengetahui kekerabatan antar
suatu takson dengan populasi sebagai basis unit kajian.
3. Taksonomi numerik (numerical taxonomy: pengolahan berbagai
data taksonomi secara matematik menggunakan bantuan
computer untuk mengetahui kekerabatan ataupun klasifikasi,
sehingga sering juga disebut klasifikasi numerik. Berdasarkan hal
ini, dikenal dua hubungan kekerabatan:
a. Kekerabatan fenetik: pengelompokan berdasarkan kesamaan
sifat secara keseluruhan (overall similarity)
b. Kekerabatan filogenetik: pengelompokan berdasarkan sifat-sifat
yang bernilai secara filogeni dan menggambarkan evolusi dari
taksa tersebut. Sifat-sifat tersebut dapat berupa karakter
morfologi, sitologi hingga urutan basa DNA.
4. Taksonomi kimia (chemotaxonomy): penggunaan bukti kimiawi

4
Bab I

untuk tujuan identifikasi dan klasifikasi suatu tumbuhan.


5. Taksonomi molekuler (molecular systematics): penggunaan bukti
molekuler (kromosom, enzim dan DNA) untuk tujuan identifikasi,
klasifikasi dan mengetahui kedudukan evolusi suatu tumbuhan.
Berdasarkan berbagai sumber informasi, ada empat aspek utama
taksonomi tumbuhan yaitu:
1. Identifikasi: usaha/cara untuk mendapatkan atau memberikan
nama suatu takson atau sekelompok tumbuhan, sesai dengan
aturan yang terdapat dalam tatanama tumbuhan.
2. Klassifikasi: penempatan suatu takson atau sekolompok tumbuhan
dalam sistem tertentu menurut kategori tertentu.
3. Deskripsi: ciri-ciri khas dan uraian lengkap sifat-sifat morfologi
suatu takson atau sekelompok tumbuhan
4. Tatanama: peraturan/pedoman pemberian nama ilmiah suatu
takson berdasarkan Kode Internasional Tatanama Tumbuhan
5. kekerabatan: Hubungan yang merefleksikan seberapa jauh
kedekatan ataupun kedudukan evolusi suatu tumbuhan
berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan studi Taksonomi tumbuhan ini
adalah untuk:
1. Mengiventarisasi flora yang dipermukaan bumi
2. Memberikan metoda yang mudah serta benar untuk identifikasi
dan komunikasi
3. Menghasilkan sistim klassifikasi terpadu dan universal
4. Menunjukkan implikasi evolusi dri keanekaragaman tumbuhan
5. Memberikan satu nama ilmiah yang benar untuk suatu takson baik
yang hidup (relict) maupun yang sudah menjadi fosil.

5
BAB II
PEMBERIAN NAMA TUMBUHAN

Tatanama Tumbuhan (Plant Nomenclature)


Seorang taksonomis haruslah juga nomenklaturis yaitu memberikan
nama terhadap taksa baru dan menentukan nama yang tepat untuk
taksa yang telah direvisi, dikombinasikan, dipisahkan, ditransfer atau
dirubah posisinya menurut kode internasional tatanama tumbuhan.
Taksonomis juga menentukan nama yang tepat untuk spesimen menurut
system identifikasi dan klasifikasi.
Betapa anehnya dan kacaunya kehidupan dunia ini jika kita
mengabaikan menggunakan nama untuk menentukan apa yang kita lihat,
buat dan rasakan. Ketepatan dan transfer ilmu pengetahuan tidak
mungkin dapat terlaksana, dan bisnis didunia tidak akan dapat terlaksana
seperti saat ini. Kemajuan berbagai ilmu pengetahuan sampai secanggih
yang kita dapatkan saat ini tidak tercapai jika kita mengabaikan apa yang
disebut dengan nama.
Sebetulnya manusia adalah seorang nomenklaturis, karena
memberikan nama terhadap tumbuhan, hewan, dan suatu objek dan
telah menempatkannya dalam suatu kategori dengan atau tanpa system
dan terminology tertentu. Berabad-abad yang lalu tumbuhan dikenal
dengan nama yang panjang, berupa deskripsi kalimat dan susah
digunakan, namun itulah karya yang dapat mereka persembahkan pada
saat itu. Kemudian Gaspar Bauhin (1560-1624) telah merencanakan
pemberian dua nama diterapkan untuk satu tumbuhan. Namun
rencananya baru dapat terealisir sampai seorang naturalis Swedia,
Linnaeus (1707-1778) telah membuat usaha penamaan dan
pengelompokan semua makhluk hidup di dunia dari kerbau (Buffaloes)
hingga Ranunculus (buttercups) dengan metode penamaan dual system
yang terus digunakan hingga saat ini. Linnaeus telah mengatasi
kekacauan dalam pemberian nama dan telah memberi indek sayuran
Pemberian Nama Tumbuhan

didunia berdasarkan suatu ketentuan yang secara universal telah


diterima oleh semua masyarakat dunia.
Sejak Species Plantarum dipublikasi oleh Linnaus Tah. 1753,
pemben-tukan nama dalam bahasa latin atau yang dilatinkan yang
berlaku secara internasional merupakan tugas dasar taksonomis atau
botanis. Nama ilmiah atau nama spesifik dari suatu organisme adalah
suatu kombinasi dari 1) nama genus (nama generik), dan 2) penunjuk
jenis (julukan spesifik). Querqus alba L. adalah nama ilmiah white oak,
Picea rubens Sarg. Adalah nama ilmiah dari red spruce. Querqus dan
Picea adalah nama genus sedangkan alba dan rubens adalah penunjuk
jenis. L dan Sarg. Setelah nama ilmiah adalah singkatan dari Linneaus
dan Sargent yang merupakan author dari kedua species tersebut.
Tidaklah akurat dan sempurna jika nama species tanpa diikuti oleh
keseluruhuan atau singkatan dari nama authornya. Penting mengutip
nama author karena nama suatu takson secara valid pertama kali
dipublikasi.
Penulisan nama ilmiah tidak pula dapat ditulis seenaknya. Nama
ilmiah haruslah ditulis miring atau digarisbawahi saat ditulis tangan atau
dicetak. Awal dari nama ilimiah hendaklah huruf besar dan yang lainnya
huruf kecil.
Nama genus adalah suatu kata benda dan tunggal, sedangkan
penunjuk jenis biasanya adalah adjektif, sebagai contoh pada Querqus
alba L., kata alba berarti putih, tetapi dapat juga sebagai kata
keterangan sebagai contoh: Pyrus malus L., malus adalah nama genus
dari buah apel. Ada kalanya penunjuk jenis adalah suatu kata benda
tunggal yang diambil dari nama orang, misalnya Homalomena rusdii
Okada. Rusdii merupakan nama orang yang dianugerahi oleh author
karena dianggap berjasa atau memiliki kesan bagi author.
Nama genus dan penunjuk jenis dari berbagai sumber tetapi selalu
harus diperlakukan sebagai bahasa latin. Botanis dianjurkan untuk tidak
membentuk nama ilmiah yang panjang dan sulit dilafazkan dalam bahasa
latin atau disesuaikan dengan bahasa latin, dan menghindari kombinasi

7
BAB II

nama dan penunjuk jenis dengan kombinasi kata dari bahasa yang
berbeda.
Spesies dikelompokkan kedalam suatu hirarki taksa secara
meningkat dari: genus, famili, ordo, kelas, dan divisi dengan “subgroup”
pada masing-masingnya. Kelompok taksonomi dari suatu tingkatan
disebut dengan takson (jamaknya:taksa). Sebagai contoh: Querqus alba
L., Querqus laevis Walter, Querqus falcate Michaux, Querqus bicolor Willd.
Adalah emapt jenis dalam genus Querqus. Querqus L., Fagus L. dan
Castanea Miller adalah tiga genera dalam famili Fagaceae. Fagaceae dan
Betulaceae merupakan dua famili dalam ordo Fagales. Fagales, urticales
dan piperales adalah tiga dari berbagai ordo dalam kelas Magnoliopsida
yang takson ini termasuk dalam divisi Magnoliophyta (lihat Tabel 1).
Kadang-kadang dalam fikiran kita sering mempertanyakan kenapa
system penamaan yang rumit, nama latin yang sulit disebutkan mesti
kita terapkan, tidak nama umum yang sudah sering kita dengar. Benson
(1962) menyatakan dengan ringkas kenapa nama daerah tidak dapat
menggantikan nama ilmiah:
1. nama daerah hanya dapat digunakan pada satu daerah setempat
2. Didunia sangat sedikit spesies mempunyai nama yang sama di
temapt lain
3. Nama daerah tidak dapat diterapkan untuk menunjukkan tingkatan
takson
4. Pada nama daerah sering dua tumbuhan yang tidak berhubungan
sama sekali diketahui mempunyai nama yang sama, dan sering
meskipun dalam satu bahasa sering untuk satu tumbuhan memiliki
nama yang berbeda pada daerah yang berbeda.
Di sumatera terdapat berbagai genus dari famili Araceae, seperti:
Amorphopalus, Furtadoa, Homalomena, Schismatoglottis, Colocasia,
Alocasia, Singonium, Typhonium, Aglaonema dan sebagainya. Semuanya
itu disebut dengan “kaladi liar”. Jelas hal ini tidak tepat dan tidak
menunjukkan status taksonomi dari tumbuhan yang bersangkutan. Oleh

8
Pemberian Nama Tumbuhan

karena itu nama yang standard dan dapat digunakan dimana saja mesti
diterapkan yaitu nama ilmiah.
Ahli botani moderen di semua Negara menggunakan “International
Code of Botanical Nomenclature” (Voss et al., 1983, yang selanjutnya
disebut dengan ICBN) atau Kode Internasional Tatanama Tumbuhan
(KITT) yang merupakan suatu system yang sederhana dan tepat yang
menunjukkan tingkatan unit atau kelompok taksonomi dan nama ilmiah
yang diterapkan pada individu dari suatu kelompok taksonomi tumbuhan.
Panduan yang paling penting dalam pemberian nama ilmiah adalah
pembukaan KITT sebagai berikut:
Kode Internasional Tatanama Tumbuhan
Pembukaan
1. Botani membutuhkan system tatanama yang tepat dan sederhana yang
digunakan oleh semua ahli botani dimanapun dan menunjukkan
tingkatan unit atau kelompok taksonomi dan nama ilmiah yang
diterapkan pada individu dari suatu kelompok taksonomi tumbuhan.
Tujuan dari pemberian suatu nama tumbuhan terhadap suatu takson
bukanlah menunjukkan karakter dan sejarahnya tetapi untuk
memberikan pengertian untuk menyebutkannya dan menunjukkan
tingkatan taksonominya. Tujuan dari kode ini adalah memberikan
ketetapan metode penamaan kelompok taksonomi yang tidak mudah
berubah, menghindari penolakan pemakaian nama yang dapat menye-
babkan kesalahan atau makna ganda atau menjerumuskan sain dalam
ketidakpastian. Selanjutnya hal yang penting juga adalah menghindari
pemberian nama tanpa manfaat
2. Azas-azas membentuk dasar dari system tatanama tumbuhan
3. Rincian peraturan dikelompokkan atas aturan-aturan, artikel dan
rekomendasi. Contoh-contoh ditambahkan pada aturan-aturan dan
rekomendasi untuk men-jelaskannya.
4. Tujuan aturan-aturan adalah menempatkan tatanama yang lalu dalam
urutan dan melengkapinya dimasa akan data; nama yang bertentangan
dengan atur-an tatanama tidak dapat dikelola
5. Rekomendasi berhubungan dengan poin tambahan, tujuannya untuk
membuat lebih seragam dan jelas terutama tatanama masa yang akan
datang; nama yang bertentangan dengan rekomendasi tidak dapat
ditolak, tetapi tidak dapat menjadi contoh untuk diikuti.
6. Ketentuan pengaturan modifikasi kode ini adalah bentuk perubahan
yang ter-akhir
7. Aturan dan rekomendasi diterapkan untuk semua organisme yang
dianggap sebagai tumbuhan(termasuk jamur, bukan bakteri), apakah
berupa fosil atau nonfosil. Tatanama bakteri diatur oleh Kode
Internasional Tatanama Bakteri. Ketentuan spesies diperlukan untuk
kelompok tumbuhan tertentu: Kode Internasional Tatanama Tanaman
Budidaya diadopsi oleh Komisi Internasional untuk Tatanama Tanaman
Budidaya; Ketentuan nama hybrid terdapat pada Appendix 1.

9
BAB II

8. Hanya dengan alasan yang sesuai nama suatu tumbuhan dapat berubah,
dan tentu saja perubahan tersebut harus berdasarkan dengan fakta dari
kajian taksonomi yang lebih dalam atau lebih penting dihentikan jika
bertentangan dengan aturan.
9. Ketiadaan aturan yang relevan atau konsekuensi dari aturan meragukan,
maka aturan yang umum mesti diikuti
10. Edisi kode ini menggantikan semua edisi sebelumnya.

Tingkatan Taksa
Setiap individu tumbuhan diperlakukan sebagai bahagian dari sejumlah
taksa yang berurutan mulai dari divisi, kelas, ordo, famili, genus dan
spesies dan masing-masingnya dengan subkategori pula. Sebagai contoh
suatu individu dari bunga ros akan menjadi bahagian dari spesies Rosa
hybrida; genus, Rosa; famili, Rosaceae; Ordo, Rosales; Kelas,
Magnoliopsida; dan divisi, Magnoliophyta, berdasarkan system klasifikasi
saat ini. Kemudian akhiran yang melekat pada masing-masing takson
sekaligus menunjukkan tingkatannya, sebagai contoh: Ros-aceae
menunjukkan tingkatan tingkatan famili.

10
Pemberian Nama Tumbuhan

Tabel 1. Tingkatan dan akhiran dalam klasifikasi Tumbuhan

Tingkatan Akhiran Contoh

Divisi Phyta; mycota (jamur) Pterophyta; Eumycota


Subdivisi Phytina; mycotina (jamur) Pterophytina; Eumycotina

Kelas Opsida; (cormofita); phyceae (alga); Pteropsida;


mycetes (jamus) Cyanophyceae;
Basidiomycetes
Subkelas Opsidae (cormofita); phycidae (alga); Pteropsidae;
mycetidae (jamur) Cyanophycidae;
Basidiomycetidae

Ordo ales Rosales


Subordo ineae Rosineae

Famili aceae Rosaceae


Subfamili oideae Rosoideae
Tribus eae Roseae
Subtribus inae Rosinae

Genus us, a, um, es, on, dsb. Rosa;Aconitum,


Subgenus Ranunculus
Seksi
Subseksi
Seri
Subseri

Spesies
Subpsesies
Varietas
Subvarietas
Forma
Subforma

Seorang taksonomis harus selalu mengingat bahwa tujuan dasar


klasifikasi adalah: 1. untuk mengurutkan organisme kedalam taxa yang
telah memiliki nama berdasarkan kekerabatannya; 2. untuk memperoleh
susunan yang berurutan yang mengekspresikan kekerabatannya secara
praktis dan alamiah; dan 3. untuk menghasilkan suatu system
penyimpan yang efektif dan efisien, dapat diperoleh kembali saat
dibutuhkan dan berguna untuk klasifikasi taksa tersebut. Berdasarkan
poin diatas, taksonomis harus peduli perubahan posisi taksonomi suatu
taksa sering merubah namanya sehingga dapat meragukan

11
BAB II

penggunaannya sebagai symbol komunikasi. Perubahan tingkatan posisi


suatu taksa atau kelompok yang dapat dibedakan dengan mudah harus
dihindari jika tidak ada perubahan konsep, kekerabatan satu dengan
kelompok lainnya secara mendasar.

Nama dan Penamaan


Tugas utama nomenklaturis tumbuhan adalah memberikan nama
terhadap taksa baru dan menentukan nama yang benar dari taksa lama
yang sudah mengalami revisi (perubahan model, dipisahkan,
digabungkan, ditransfer) atau perubahan tingkatannya. Pemberian nama
baru dan perubahan nama lama terhadap taksa lama memerlukan teknik
kerja yang tinggi yang dikerjakan oleh ahli tatanama atau anjuran dari
spesialis tentang subjek tersebut.
Elemen dasar dan aturan pemberian nama yang mesti diketahui
oleh mahasiswa pemula sebagaimana dirangkum dalam ICBN (1983)
adalah bahwa nama ilmiah merupakan monomial latin, kombinasi biner,
kombinasi triner dan seterusnya. Nama genus dan tingkatan taksa lebih
tinggi adalah monomial, sebagai contoh: Rosa L. dan Rosaceae Juss.
Nama jenis adalah kombinasi biner (binomial), sebagai contoh: Furtadoa
sumatrana Hotta; nama subspecies merupakan kombinasi triner
(trinomial) sebagai contoh: Hibiscus moscheutos ssp. Plaustris (L.)
Clausen; nama varietas kombinasi quadriner (quadrinomial), sebagai
contoh Lilium catesbaei Walter ssp. catesbaei var. longii Fernald. Pada
umumnya manual nama varietas kelihatannya kombinasi triner, sebagai
contoh Lilium catesbaei Walter var. longii Fernald, karena varietas adalah
variasi dari tipe subspesies L. catesbaei Walter ssp. catesbaei yang
secara otomatis telah digambarkan oleh author spesies.
Azas dasar tatanama adalah bahwa masing-masing kelompok
taksonomi dengan sirkumskripsi, posisi, tingkatan tertentu hanya
membawa satu nama yang benar yang paling awal sesuai dengan aturan
kecuali pada kasus tertentu (ICBN, 1983). Nama atau penunjuk jenis
yang benar suatu takson dengan sirkumskripsi, posisi, tingkatan tertentu

12
Pemberian Nama Tumbuhan

adalah nama atau penunjuk jenis yang “legitimate” yang nama tersebut
secara valid dipublikasi harus diadopsi sesuai dengan aturan. Suatu nama
yang “legitimate” adalah satu nama yang sesuai dengan aturan. Nama
atau epitet yang dipublikasi secara valid adalah yang sesuai dengan
Artikel 32-45 dari Kode. Ketentuan dasar dari artikel tersebut adalah: 1.
publikasi yang efektif, 2. publikasi dalam bentuk tertentu untuk nama
dari masing-masing kategori dari suatu taksa, 3. publikasi dengan
deskripsi atau diagnosis, atau mengacu pada deskripsi atau diagnosis
publikasi sebelumnya, 4. dilengkapi dengan deskripsi atau diagnosis
dalam bahasa latin atau mengacu pada deskripsi atau diagnosis suatu
takson dalam bahasa latin yang telah dipublikasi secara efektif, dan 5.
suatu indikasi dari tipe tatanama. Suatu nama yang sudah dipublikasi
secara efektif merupakan tulisan yang dipublikasi dalam bahan cetakan
yang umumnya tersedia bagi botanis. Nama yang dapat diterima adalah
yang nama yang sesuai dengan aturan sehingga dapat dimasukan
kedalam tatanama tumbuhan dan dipublikasi secara valid.
Azas dan petunjuk untuk penamaan suatu takson secara legitimate
dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Azas-azas Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (1983)

I. Tatanama tumbuhan independent dengan tatanama hewan


II. Penerapan nama dari kelompok taksonomi ditentukan oleh maksud tipe
tatanama
III. Tatanama dari kelompok taksonomi didasarkan pada prioritas publikasi
IV. masing-masing kelompok taksonomi dengan sirkumskripsi, posisi, tingkatan
tertentu hanya membawa satu nama yang benar, yaitu yang paling awal dan
sesuai dengan aturan kecuali pada kasus tertentu.
V. Nama ilmiah dari kelompok taksonomi diperlakukan sebagai bahasa latin
tanpa menghiraukan perubahannya
VI. Aturan tatanama adalah berlaku surut, kecuali dengan sengaja dibatasi.

Kajian taksonomi sering menghasilkan perubahan dalam tatanama


taksa lam yang harus dibuat menurut aturan pada Kode terbaru. Edisi
yang terakhir dari Kode harus digunakan untuk ketentuan yang lebih rinci
berhubungan dengan riset taksonomi. Jika studi taksonomi menunjukkan
karakter diagnostic atau sirkumskripsi suatu takson harus dirobah, maka

13
BAB II

tidak ada jaminan nama mesti berubah. Penambahan atau pengurangan


karakteristik yang digunakan untuk sirkumskripsi suatu takson tidak
merubah namanya.
Jika studi taksonomi menunjukkan bahwa suatu genus harus
dibagi kedalam dua atau lebih genera, nama genera mesti dipertahankan
untuk genus yang merupakan tipe dari nama spesiesnya. Contoh:
Aesculus L. merupakan Aesculus sect. Aesculus, sect. pavia (P. Mill.)
Persoon, sect. macrothyrsus (Spach) C. Koch, dan sect. Calothyrsus
(Spach) C. Koch. Tiga taksa terakhir dianggap sebagai genera yang
berbeda oleh author yang terdapat dalam kurung; jika keempat section
tersebut akan dianggap sebagai genera, nama Aesculus harus
dipertahankan sebagai takson pertama, yang termasuk juga jenis
Aesculus hippocastanum L. karena jenis ini merupakan tipe dari genus
tsb. yang ditemukan oleh Linnaeus. Jika spesies dibagi menjadi dua atau
lebih spesies, maka penunjuk jenis harus dipertahankan untuk spesies
yang memuat suatu specimen, deskripsi atau gambar yang dianggap
sebagai tipenya.
Jika dua atau lebih taksa dengan kedudukan taksonomi yang sama
digabungkan, maka nama atau penunjuk jenis “legitimate” yang paling
tua mesti dipertahankan. Jika dua genera Dentaria L. dan Cardamine L.
digabungkan maka hasil penggabungan tersebut harus disebut
Cardamine karena nama tersebut dipilih oleh Crantz, orang yang pertama
kali menggabungkan dua genera tersebut.
Jika suatu spesies harus ditransfer ke genus lain atau ditempatkan
pada genera lain maka penunjuk jenis harus dipertahankan. Contoh:
Spergula stricta Sw jika ditransfer menjadi genus Minuartia maka harus
menjadi Minuartia stricta (Sw.) Hiern.
Pada beberapa kasus studi taksonomi menunjukkan nama atau
epitet harus ditolak karena secara tatanama berlebihan. Ada dua nama
untuk tumbuhan yang sama yaitu Cainito Adans dan Crhysophyllum L.
Cainito Adans adalah tidak sah karena nama tersebut berlebihan. Nama
Crhysophyllum L. yang lebih tua dan valid ditetapkan sebagai nama yang

14
Pemberian Nama Tumbuhan

sah. Contoh yang lain: Nama Tapaenanthus Boiss. Ex Benth. Diberikan


untuk nama genus Labiatae, namun Tapaenanthum telah diberikan
sebelumnya terhadap nama genus Amaralidaceae, sehingga
Tapaenanthum harus dpertahankan dan Tapaenanthus Boiss. mesti
ditolak.
Sitasi Author untuk nama yang benar dan sinonim memerlukan
suatu dasar untuk pemahaman taksonomi suatu taksa. Tujuh macam
sitasi author dengan beberapa contoh disampaikan berikut ini.
Author original. Nama suatu takson akan lebih akurat dan sempurna dan
data akan lebih mudah diverifikasi. Sangat penting untuk mengutip nama
author yang pertama kali mempublikasinya secara valid. Contoh:
Rosaceae Juss., Rosa L., Rosa gallica L., Rosa gallica var. eriostyla R.
Keller, Rosa gallica L. var. gallica.
Author Kombinasi. Jika suatu nama dipublikasi oleh dua author, maka
nama keduanya haruslah dituliskan setelah nama taksa dengan
menyisipkan “et” atau “&” antar nama kedua author. Jika lebih dari dua
author mempublikasinya maka setelah nama takson disebutkan nama
author pertama dan ditambah dengan “et al.”. Sebagai contoh:
Ranunculus japonicus Thunb var. rostratus Syamsuardi, H. Okada dan T.
Ogawa dapat ditulis Ranunculus japonicus Thunb var. rostratus
Syamsuardi et al.
Pengajuan Nama. Jika suatu nama yang diusulkan tidak dipublikasi
secara valid oleh seorang author, maka jika author lain
menyempurnakannya maka setelah nama taksa tersebut harus diselipkan
“ex” antara kedua author tersebut. Contoh Gossypium tomentosum
Spruce ex Planch.
Publikasi. Jika suatu nama dengan suatu deskripsi atau diagnosis
terdapat pada publikasi author yang lain, maka setelah nama takson dan
nama author pertama diselipkan “in” diikuti author yang
mempublikasinya. Contoh: Viburnum ternatum Rehder in Sargent.
Perubahan Deskripsi. Jika perubahan karakter diagnostik atau
sirkumskripsi suatu takson tanpa mengeluarkan tipe yang sangat penting,

15
BAB II

maka proses perubahan dapat terlihat dari penamabahan kata atau


singkatan tertentu:
emendavit (emend. berarti dikoreksi) diikuti oleh nama author yang
menyebabkan perubahan nama tersebut, mutatis characteribus (mut.
char. berarti perubahan karakter), pro parte (p.p. berarti bahagian),
excluso genere atau exclusis generibus (excl. gen. berarti pengeluaran
genus atau genera), exclusa varietate atau exclusis varietatibus (excl.
gen. berarti pengeluaran varietas), sensu amplo (s. ampl. berarti
pengertian yang lebih luas), sensu stricto (s. str. berarti pengertian
sempit). Contoh: Phyllanthus L. emend. Mull. Arg.; Globularia cordifolia L.
excl. var. (emend. Lam.).
Perubahan Tingkatan. Jika suatu takson yang lebih rendah dirubah
tingkatannya menjadi lebih tinggi maka nama takson akan diikuti oleh
nama author publikasi pertama dalam parentesis diikuti oleh author yang
mengangkat status taksonominya menjadi lebih tinggi. Contoh: Medicago
polymorpha var. orbicularis L. jika menjadi tingkatan spesies oleh Allioni
menjadi Medicago orbicularis (L.) All.
Transfer Takson. Demikian pula seandainya terjadi transfer nama dengan
kedudukan yang sederajat, maka nama baru akan diikuti oleh nama
author pertama dalam parentesis diikuti oleh author yang mentranfer
status taksonominya menjadi takson lain. Contoh: Cheiranthus tristis L.
ditransfer menjadi genus Matthiola oleh Robert Brown menjadi Matthiola
tristis (L.) R.br.

Definisi Dasar Berkaitan dengan Sinonim

Suatu sinonim merupakan suatu nama yang ditolak karena salah


penerapan atau terjadinya perbedaan dalam mengambil keputusan
taksonomi. Suatu sinonim tatanama adalah suatu perbedaan nama
berdasarkan tipe tatanama yang sama dengan nama kedua. Suatu
sinonim taksonomik adalah perbedaan nama berdasarkan perbedaan tipe

16
Pemberian Nama Tumbuhan

tetapi keputusan taksonomi menunjukkan identitas yang sama dengan


takson yang sudah didekripsi sebelumnya. Contoh Paspalum leave
Michaux memasukkan P. longipilum Nash., P. circulare Nash; P. leave var.
circulare (Nash) Fernald. Author memutuskan bahwa P. longipilum dan P.
circulare diplublikasi dalam manual Small merupakan sinonim taksonomi
dari P. leave karena nama berdasarkan tiga tipe yang berbeda; dan
bahwa P. laecve var. circulare dalam manual Gray merupakan sinonim
taksonomi dari dari P. circulare Nash dalam manual Small, karena hal tsb.
Didasarkan tipe yang sama.
Basionim merupakan penunjuk jenis atau dibawah jenis yang
mempunyai prioritas dan dipertahankan jika ditransfer menjadi suatu
taksa lain atau baru. Contoh: Desmodium ochroleucum M.A.Curtis
memasukkan Meibonia ochroleuca (M. A. Curtis) Kuntze. Pada kasus ini
Meibonia ochroleuca adalah sinonim tatanama berdasarkan tipe yang
sama tetapi basionim ochroleuca dipertahankan dengan benar oleh
Kuntze dalam analisisnya terhadap takson tersebut.
Homonim adalah suatu kasus dua atau lebih nama identik
berdasarkan tipe berbeda, namun hanya satu nama yang dapat diakui.
Contoh: Spergula stricta SW. ditransfer menjadi Arenaria tidak dapat
menjadi Arenaria stricta karena ada jenis lain dengan nama ini. Jika
ditransfer S. stricta dapat menjadi homonym dari A. stricta.
Tautonim adalah binomial yang tidak sah, nama genus dan
penunjuk jenis adalah sama. Contoh: Armoracia rusticana (Lam.) Gaertn.,
Mey & Scherb. Memasukkan Armoracia armoracia (L.) Britton sebagai
suatu sinonim. A. Armoracia adalah suatu homonym yang merupakan
binomial yang tidak sah dan ditolak oleh aturan dan merupakan sinonim
tatanama berdasarkan tipe yang sama sebagai Armoracia rusticana.
Autonim adalah sah, tautonim yang dibuat untuk untuk
“infrageneric” atau “infraspecific taxa”. Contoh: Hypericum subgenus
Hypericum section Hypericum; Hypericum perforatum L. ssp. Perforatum
var. perforatum.

17
BAB II

Hibrid
Hibrid adalah keturunan dari dua tumbuhan atau hewan dari ras, forma,
varietas, subspecies, species atau genera. Contoh: X Agropogon (artinya
Agrostis X Polypogon). Hibrid “interspesific” adalah persilangan antar dua
spesies dari genus yang sama, contoh, Nepenthes x trichocarpa
(persilangan antara Nepenthes ampularia dengan Nepenthes gracilis
Tanda x dalam suatu nama menunjukkan persilangan.

Tipe
Tipe adalah acuan dalam pemberian nama. Holotipe adalah satu
specimen atau elemen lainnya yang digunakan oleh author sebagai tipe
tatanama. Sepanjang holotipe masih ada secara otomatis penerapan
nama tersebut mengacu pada tipe itu. Isotipe adalah duplikat holotipe
(specimen yang dikoleksi bersama-sama dengan holotipe). Lektotipe
adalah specimen atau elemen lain yang diseleksi dari material asli untuk
digunakan sebagai tipe tatanama jika tidak ditemukan holotipe apakah
karena memang tidak disertai waktu publikasi atau telah hilang. Neotipe
adalah specimen atau elemen lain yang diseleksi untuk digunakan
sebagai tipe tatanama sepanjang semua material yang digunakan
sebagai tipe tatanama telah hilang. Tipe tatanama merupakan elemen
nama dari suatu takson secara permanen melekat. Sintipe adalah salah
satu dari dua atau lebih specimen yang dikutip oleh author ketika
holotipe tidak dibuat. Tapotipe adalah specimen suatu koleksi takson
yang sudah bernama, biasanya setelah, dari tipe lokasi asli atu dari
daerah dimana spesies dipertelakan.

18
BAB III
KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM

Semua orang yang melakukan aktivitas dalam kajian taksonomi


mempunyai kesempatan untuk mengkaji objek penelitiannya baik yang
hidup di lapangan ataupun di kebun botani atau spesimen yang telah
diawetkan di herbarium. Informasi pertama dari kolektor tentang sifat-
sifat yang dicatat di lapangan merupakan catatan permanen yang akan
digunakan oleh peneliti selanjutnya. Oleh karena itu, proses
pengkoleksian tumbuhan dan penanganannya menjadi spesimen
herbarium dengan data yang lengkap merupakan langkah awal
terpenting yang mesti dilakukan. Tujuan utama koleksi dan pengawetan
di herbarium adalah untuk melestarikan spesimen dan catatan yang
melekat padanya sehingga memiliki informasi yang maksimum tentang
tumbuhan yang dikoleksi. Walaupun tumbuhan yang dikoleksi telah
kehilangan penampilan estetisnya, namun tidak akan kehilangan nilai
saintifiknya jika diproses secara baik dan benar. Cara pengkoleksian dan
penanganan spesimen tumbuhan tingkat tinggi bervariasi tergantung
cara hidup tumbuhan tersebut.
Koleksi Tumbuhan Dan Metode Herbarium

Material yang diperlukan untuk koleksi dan Penanganannya

Jenis alat Kegunaan

Papan press Pressing spesimen


Kertas koran bekas Pembungkus spesimen
Buku catatan lapangan Pencatatan data lapangan
Alat peggali Memperoleh bahagian tumbuhan di
bawah tanah
Gunting tanaman, pisau & stick Koleksi bahan berkayu
cutter
Kantong plastik Tempat
Karung plastik Tempat koleksi sementara di lapangan
Lup Pengamatan karakter lapangan
Anti serangga dan anti pacet Pelindung gangguan serangga dan
pacet
Metanol Pengawetan sementara di lapangan
Label lapangan Pencatatan nomor koleksi dan data
lapangan
Alat tulis (pensil, spidol permanen) Pencatatan nomor koleksi dan data
lapangan
Selotip/lak ban Pengikat spesimen
Tali pengikat Pengikat spesimen
GPS Pencatat lokasi habitat

Apa dan Seberapa Banyak Koleksi


Pertama yang harus diperhatikan adalah kenali habitat tempat koleksi.
Pertimbangan jumlah individu ataupun populasi yang tersedia harus
diperhatikan. Bahagian mana dari suatu tumbuhan yang harus dikoleksi.
Upayakan bahagian yang dikoleksi dapat mencerminkan keadaan yang
sebenarnya walaupun nantinya akan disimpan di herbarium. Biasanya
untuk membuat dan penyiapan spesimen herbarium dilakukan tahapan
berikut: Koleksi dan pengawetan di lapangan, pengapitan dan
pengeringan, pemberian label dan mounting serta penyimpan.

Koleksi Tumbuhan
Jumlah spesimen yang dikoleksi tergantung kebutuhan, persetujuan dan
kapasistas pengeringan. Biasanya koleksi yang dilakukan di Sumatera
Barat adalah 3 duplikat. Jika spesimen tumbuhan langka, satu koleksi
dengan foto ataupun foto saja cukup memadai diterima.

20
BAB III

Beberapa anjuran yang mesti dilakukan dalam mengkoleksi tumbuhan


sebagai berikut:
- Upayakan memotong tumbuhan sesuai dengan ukuran standar.
Biasanya berukuran sekitar 30 X 40 cm. Koleksi yang melebihi ukuran
40 cm disesuaikan ukurannya dengan melipatnya demikian rupa
sehingga organ dari tumbuhannnya tidak hilang dan ukurannya tidak
melebihi 30 X 40cm.
- Lakukan koleksi lengkap yang memuat akar, batang, daun,
bunga/buah dan biji untuk tumbuhan kecil seperti rumput, herba,
semak yang berukuran kecil
- Tumbuhan yang berukuran besar seperti pohon, semak besar, liana
dan sebagainya dikoleksi sebagian, sesuai dengan ukuran dan
kelengkapan seperti tersebut diatas
- Hendaklah setiap koleksi mempunyai bahagian vegetatif (batang/
ranting dan daun) dan generatif (bunga, buah dan atau biji) yang
lengkap dan utuh). Bunga atau buah yang mudah gugur harus
disimpan dalam kantong khusus, kalau perlu dalam larutan pengawet
alkohol 70 % atau FAA.
- Lakukan pula koleksi terhadap inangnya jika tumbuhan yang akan
dikoleksi merupakan tumbuhan parasit
- Cobalah koleksi daun majemuk tetap dalam kelompoknya
- Potonglah objek berkayu yang pola cabangnya masih terlihat
- Heterofili: koleksi semua macam bentuk daun
- Monoceus: koleksi kedua bunga
- Heterostylus: koleksi kedua macam bunga
- Nomor koleksi hanya untuk satu takson

Pengamatan dan pencatatan.


Sebelum dilakukan pengambilan bahan koleksi, terlebih dulu dilakukan
pengamatan dan pencatatan terhadap sifat-sifat khas dari tumbuhan
tersebut yang tidak terwakili didalam koleksi (specimen) yang akan
diambil, antara lain:

21
Koleksi Tumbuhan Dan Metode Herbarium

- bentuk hidupnya (apakah, herba, perdu, semak, pohon, liana, atau


pencekik dan sebagainya).
- tempat tumbuhnya (habitat),
- bergetah atau tidak, kalau bergetah apa wama getahnya
- nama lokalnya didaerah tersebut, kegunaan dan sebagainya.
- Semua yang warna (daun, bunga, buah dsb.)
- Bau dan rasa dari bagian-bagian organ tumbuhan
- lain-lain yang merupakan karakter yang khas dan menonjol dari
tumbuhan yang akan dikoleksi tersebut

Pengoranan dan pengawetan


Setelah koleksi terkumpul, masing-masing koleksi disusun kedalam
lipatan kertas koran dengan baik dan rapih dan koran-koran yang telah
diisi dengan koleksi disusun pula demikian rupa, sampai jumlah tertentu.
Selanjutnya diikat dengan tali rafia dengan kuat dan rapih, dan
dimasukkan disusun ke dalam kantong plastik besar yang selanjutnya
disiram dengan alkohol 96 % atau dengan spiritus sampai basah
seluruhnya. Akhirnya kantong ditutup dengan mengikatnya kuat-kuat
dengan tali plastik/rafia, atau dengan meng-gunakan lem selotip-band
untuk menghindari penguapan alkohol. Sampai tahapan ini pekerjaan di
lapangan telah selesai.

Pengapitan dan Pengeringan


Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan panas matahari, api
unggun, tungku/dapur pengeringan atau oven listrik. Sebelum dilakukan
pengeringanterlebih dahulu specimen dikeluarkan daTi kantong
plastiknya, kemudian disusun dalam apitan kertas kardus yang
berukuran 30 X 40 cm satu persatu,dengan susunannya sebagai berikut:
kardus -specimen - kardus –specimen dst. sampai dengan jumlah
secukupnya. Susunan ini diikat kuat- kuat dengan tali sehingga semua
spesimen akan terapit dengan rata. Ikatan-ikatan specimen dengan
kardus ini disusun di tempat pengeringan yang telah disediakan

22
BAB III

sebelumnya. Kalau pengeringan akan dilakukan dengan menggunakan


panas matahari susunan pengapitannya sedikit ditambah dengan kertas
koran pelapis dengan susunannya sebagai berikut : kardus - kertas koran
pelapis -specimen -kertas koran pelapis - specimen dan seterusnya
sampai 5-8 specimen, selanjutnya dibatasi lagi dengan kardus, di
atasnya kembali kertas koran pelapis - specimen dan selanjutnya sampai
sedemikian rupa sampai jumlah yang cukup untuk diikat. Penjemuran
dengan panas matahari sebaiknya diletakkan di atas seng atau tembok
beton. Setiap hari kertas koran pelapisnya harus ditukar dengan kertas
yang kering , ini dilakukan sampai semua specimen menjadi kering
dengan baik. Disini kertas koran tempat specimen tidak boleh diganti,
jadi yang diganti hanya kertas pelapisnya saja. Kalau pengeringan
menggunakan oven listrik, spesimen yang telah dilapisi kardus dan telah
diikat dengan baik disusun di dalam oven dengan posisi berdiri.
Pengeringan dilakukan dengan panas antara 70 -80 derajat oC selama 48
jam.

Pemberian label
Setelah semua koleksi betul-betul kering, koleksi disusun berdasarkan
nomor koleksi lapangan, kemudian disiapkan label herbarium selanjutnya
kedalam setiap koleksi (setiap korannya) dimasukan label yang sudah
ditulis datanya dengan lengkap. Contoh kertas label herbarium adalah
sebagai berikut:

23
Koleksi Tumbuhan Dan Metode Herbarium

HERBARIUM UNIVERSITAS ANDALAS


Flora Sumatera Barat
Family RUTACEAE
Species Clausena excavata
Det. R Tamin, Date Dec. 19, 1985
Locality SUMATERA BARAT, Taman Rutan Raya
Dr. Moh. Hatta, Ladang Padi, about 20
km east from Padang city, alt. 500-
600m
Date December 10, 1985
Collector R Tamin
No. ColI. 1912
VernoName Sicerek
Annotation This plant has a strong smell, shrub and
trifoliolet.

Mounting
Mounting adalah menempelkan spesimen herbarium pada kertas
mounting yang dapat dilakukan dengan menjahitkan atau merekatkan
koleksi tumbuhan menggunakan lem khusus yang telah diawetkan pada
kertas karton putih yang berukuran 29-31 cmX 39-42 cm. Untuk ini
dapat digunakan kertas karton manila putih atau kertas "kartontick".
Selanjutnya label ditempelkan pada bahagian kanan bawah lembaran
karton yang memuat koleksi tumbuhan. Spesimen yang telah dimounting
maupun yang belum disimpan disimpan di herbarium. Spesimen
herbarium dengan informasi yang melekat padanya akan berfungsi
sebagai material ilmiah yang dapat digunakan oleh semua peneliti seperti
halnya dengan karya tulis di perpustakaan.

Herbarium
Herbarium mempunyai dua pengertian, pertama Herbarium adalah
sebuah tempat atau sebuah lembaga yang berfungsi sebagai
penyimpanan specimen tumbuhan baik kering ataupun basah. Selain
penyimpanan, juga digunakan untuk melakukanstudi berbagai jells
tumbuhan, terutama untuk tala nama daDklassifikasi tumbuhan secara
ilmiah. Contoh dari Herbarium-herbarium tersebut adalah Herbarium

24
BAB III

Bogoriense Bogor (BO), Herbarium Universitas Andalas (ANDA),


Herbariumand Library Botanical Gardens, Singapore (SING). daTIlain
sebagainya. Pengertian kedua. Herbarium adalah berupa material yaitu
specimen (koleksi tumbuhan) baik basah maupun kering atau yang
umum dikenal dengan spesimen.Specimen itu ada yang disiapkan dengan
proses kering dan ada pula dengan cara basah. Specimen kering adalah
koleksi tumbuhan yang telah dikeringkan,telah diberi label, telah
dimounting dan diawetkan serta disimpan.secara baik di tempat
penyimpanan yang telah disediakan (Herbarium). Specimen basah, yaitu
koleksi yang diawetkan dengim menggunakan larutan tertentu, misalnya
FAA, atau alkohol 70 %, telah diberi label secara lengkap sesuai dengan
ketentuan. Specimen basah ini dilakukan didasarkan kepada kondisi
objek (koleksi) yang basah, kecil dan akalau dikeringkan mungkin tidak
memperlihatkan bentuk dan strukturyang dibutuhkan daTIjuga
didasarkan kepada kebutuhan kolektor, misalnya koleksi organ-organ
generatif tertentu untuk memudahkan pengamatan selanjutnya
diperlukandengan menggunakan koleksi basah.

25
BAB IV
IDENTIFIKASI TUMBUHAN

Hal yang pertama mesti dilakukan untuk kepentingan ilmiah dari suatu
tumbuhan adalah nama ilmiah. Identifikasi adalah suatu upaya untuk
mendapatkan nama ilmiah yang merupakan bahagian integral untuk
keseluruhan kerja taksonomi.
Proses identifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut:
1. Memperlihatkan dan menanyakan langsung nama ilmiah spesimen
yang belum diketahui kepada pakar taksonomi (taksonomist). Metode
ini merupakan cara yang termudah dan cepat
2. Membandingkan karakteristik spesimen yang belum teridentifikasi
dengan ilustrasi ataupun foto-foto yang terdapat literatur taksonomi
(buku, Journal dan monograf) atau publikasi resmi lainnya

3. Mencocokkan karakteristik spesimen yang belum diketahui namanya


dengan karakteristik spesimen herbarium yang telah teridentifikasi.
Bagi yang belum terbiasa cara seperti ini cukup sulit, karena yang
bersangkutan haruslah mengetahui nama famili tumbuhan tersebut
dan mengetahui posisi spesimen dalam rak herbarium.

4. Menggunakan Kunci identifikasi/determinasi, yaitu dengan


mencocokan karakter dari spesimen yang akan belum diketahui
namanya dengan pernyataan karakter yang terdapat dalam urutan
kunci tersebut. Cara ini relatif sulit karena dibutuhkan :
1. Pengetahuan tentang metode-metode dalam taksonomi, karakter
dan istilah-istilahnya.
2. Pengetahuan tentang manual dan sumber-sumber lainnya seperti
herbarium.
3. Pengalaman dalam mengidentifikasi tumbuhan.
Identifikasi Tumbuhan

Pengantar sebelum identifikasi


Pemeriksaan spesimen secara hati-hati sebelum memulai
identifikasi adalah sangat penting. Pemula harus mengkoleksi tumbuhan
dengan akarnya (untuk herba), batang, daun, bunga, buah dan biji.
Suatu spesimen yang lengkap akan memudahkan kita dalam melakukan
identifikasi tumbuhan. Dalam mengidentifikasi tumbuhan, sebaiknya
disediakan lensa tangan (perbesaran 10x), pinset yang tajam kedua
ujungnya dan silet.
Untuk memudahkan kita dalam melakukan identifikasi, langkah-
langkah berikut dapat membantu kita:
1. Tentukan, apakah tumbuhan tersebut berkayu atau herba, jika
herba apakah annual atau perenial.
2. Tentukan bunga serta bagian-bagiannya.
3. hitung jumlah lembaran calix (sepal) dan corolla (petal).
4. Tentukan apakah sepal atau petal bersatu atau terpisah.
5. hitung jumlah stamen, amati letaknya, catat gabungan-gabungan
dari filamen atau anther, catat pula susunannya.
6. Hitung jumlah pistil, stylus dan stigma
7. Bukalah perianthium dan stamen, buatlah penampang melintang
dari ovarium, hitung jumlah lokulus (ruang), amati jumlah ovulum
dan tipe placentanya.
8. Buat penampang longitudinal dari bunga, catat posisi ovarium dari
model perlekatannyadengan perianthium.
9. Catat tipe-tipe daun, susunan, pertulangan daunnya.
10. Catat juga penyebarannya dan model pengelompokannya pada
permukaan seperti berumpun dan lain-lain.
Jika karakter tersebut sudah ditentukan maka identifikasi akan
lebih mudah dilakukan dengan melihat kunci.
Mengidentifikasi tumbuhan dengan kunci akan lebih efisien dari
pada membalik-balik spesimen herbarium. Penggunaan kunci secara
modern dalam mengidentifikasi tumbuhan dipelopori oleh Lamarck
(1778) dalam bukunya “Flore francoise”.

27
BAB IV

Kunci disusun dengan menggunakan karakter yang berbeda


menyolok (bertentangan) untuk membagi tumbuhan menjadi kelompok-
kelompok yang lebih kecil dalam suatu kunci tersebut, melalui membuat
pilihan-pilihan pernyataan sehingga jumlah takson akan dieliminir
(dikurangi). Pernyataan-pernyataan dari kunci tersebut adalah
berdasarkan karakter-karakter tumbuhan tersebut, contoh:
Suatu kunci akan memisahkan takson dengan menggunakan
pilihan-pilihan sebagai berikut:
1. Herbaseus lawan berkayu (woody), jika herbaseus benar maka
tumbuhan berkayu akan tereliminasi.
2. Pilihan selanjutnya: zigomorphus lawan actinomorphus, jika
tumbuhan tersebut actinomorphus maka zigomorpus akan
tersisihkan. Demikian seterusnya, julah takson yang tersisa terus
dieliminir dengan menggunakan karakter-karakter yang kontras.
Penggunaan kunci analog dengan penggunaan jalan-jalan yang
bercabang-cabang, berkali-kali. Masing-masing cabang mempunyai
petunjuk-petunjuk atau arah jalan, jika perjalanan mengikuti petunjuk
tersebut, maka tujuan akan tercapai, tetapi jika pejalan kehilangan
informasi atau petunjuk atau arah jalannya salah maka tujuan tidaka
akan tercapai kecuali kebetulan saja (mencoba-coba).
Pada kebanyakan manual (buku-buku petunjuk) langkah pertama
dalam identifikasi tumbuhan yang tidak dikenal adalah pengenalan famili,
kemudian dengan menggunakan kunci genera nama genus akan
didapatkan, selanjutnya ditentukan spesiesnya.
Dengan mengacu pada deskripsi, kesalahan yang terjadi pada
obsevasi atau penyeleksian pernyataan akan dapat dihindari. Deskripsi
biasanya terdapat dalam manual baik untuk famili, genus maupun
spesies.
Kadangkala sejumlah manual menggunakan kunci dengan banyak
karakter untuk masing-masing pernyataan dan tidak menggunakan
deskripsi. Dalam hal ini penggunaan ilustrasi akan bermanfaat.

28
Identifikasi Tumbuhan

Anjuran dalam penggunaan kunci:


1. Dapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari karakter yang mungkin
sebelum memulai kunci, usahakan menggunakan kunci yang
memungkinkan jika spesimen terdiri dari organ yang tidak lengkap
(daun atau bunga atau buah saja).
2. Seleksi kunci yang pantas atau cocok untuk naterial tumbuhan yang
didapatkan.
3. Baca pendahuluan kunci, singkatan-singakatan, istilah-istilah secara
terperinci.
4. Hati-hatilah selalu dalam menbaca kedua pilihan.
5. Pastikan bahwa anda telah mengenal semua istilah-istilah pada
masing-masing pilihan. Gunakan Glossary (daftar kata-kat sulit)
untuk mengeceknya.
6. jika spesimen kelihatannya tidak pas dengan kunci dan semua pilihan
tidak memungkinkan, kemungkinan anda telah membuat kesalahan.
Ulangi lagi penelusurannya.
7. Jika kedua pilihan kelihatannya mungkin, teruskan kedua-duanya.
8. Konfirmasikan (pertegas) pilihan-pilihan tersebut dengan membaca
deskripsi.
9. Periksa hasil yang didapat dengan membandingkan dengan gambar-
gambar atau spesimen-spesimen herbarium.

Tipe Kunci
Kebanyakan kunci adalah dichotomy yang menampilkan dua
pilihan yang kontras untuk masing-masing langkah. Pilihan-pilihan
tersebut berpasangan yang disebut dengan “couplet” . kunci dirancang
sedemikian rupa, yang satu bahagian dari couplet tersebut diterima
sedangkan yang lainnya ditolak (dua hal yang saling bertentangan).
Karakter yang saling bertentangan tersebut, pada suatu couplet disebut
dengan “lead”. Dengan demikian 2 lead membentuk satu Couplet.
Karakter yang mengikuti lead disebut kunci karakter sekunder
(“secondary key character”)

29
BAB IV

Beberapa kunci ada juga yang tidak dichotomy dan mempunyai 3 atau 4
pilihan, tetapi sepasang dari pilihan tersebut diistimewakan. Untuk
menyusun couplet dalam identifikasi tumbuhan digunakan beberapa pola
yang berbeda
Kunci paling umum digunakan untuk identifikasi tumbuhan tingkat tinggi
adalah “identified” atau “Yoked key” . Pada kunci ini masing-masing
couplet dijorokkan dari pinggir halaman sebelah kiri dengan jarak
tertentu. Sebagai contoh untuk kunci ini adalah sbb (Porter, 1982):

Indented (Yoked) Key

1. Buah dalam bentuk akene; bunga tidak bertaji


2. Petal tidak ada
3. Sepal biasanya 4; tanpa involucrum .....................................Clematis
3. Sepal biasanya 5; punya involucrum ...................................Anemone
2. Petal ada ..........................................................................Ranunculus
1. Buah dalam bentuk folikel; bunga bertaji
4. Bunga beraturan; taji 5 .........................................................Aquilegia
4. Bunga tidak beraturan; taji 1 ..............................................Delphinium

Tipe kunci yang kedua adalah parallel /bracket key. Dua couplet selalu
dalam garis yang berurutan/sejajar, pada masing-masing dijumpai suatu
nama atau nomor yang berhubungan dengan suatu couplet selanjutnya
dalam kunci.
Bracket (Paralel) Key
1. Buah dalam bentuk akene; bunga tidak bertaji ........................................2
1. Buah dalam bentuk folikel; bunga bertaji ................................................4
2. Petal tidak ada ................................................................................3
2. Petal ada .........................................................................Ranunculus
3. Sepal biasanya 4; tanpa involucrum ............................................Clematis
3. Sepal biasanya 5; punya involucrum ..........................................Anemone
4. Bunga beraturan; taji 5 ........................................................Aquilegia
4. Bunga tidak beraturan; taji 1 ..............................................Delphinium

30
Identifikasi Tumbuhan

Kedua kunci tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian. Jika


“identified key” digunakan, baris-baris menjadi lebih menjorok untuk
masing-masing couplet. Hal ini jelas tidak efisien, dibutuhkan tambahan
halaman. Lain halnya dengan “Bracket key” yang hemat akan ruang dan
halaman. Pada “identified key”, elemen-elemen yang sama
dikelompokkan sedemikian rupa sehingga lebih jelas dan lebih mudah.
Sebagai contoh Clematis dan Anemone dikelompokkan berdasarkan
adanya petal. Aquilegia dan Delphinium dikelompokkan berdasarkan tipe
buahnya folikel. Kunci dichotomy moderen, dipublikasi baik dengan
“identified key” maupun “Bracket key”. Meskipun berbagai kunci format
penyajiannya berbeda-beda tetapi secara umum dapat diterima. Dalam
membuat kunci, susunannya harusalah mudah, tepat dan cepat
dimengerti, untuk itu dalam membuat kunci ikuti beberapa anjuran
berikut ini:
1. Gunakan karakter yang konstan
2. Gunakan pengukuran yang akurat, hindari istilah yang bersifat
kualitatif seperti besar dan kecil
3. Jika mungkin kelompokkan dalam kelompok yang berdekatan
4. Kunci harus dichotomy
5. Upayakan menggunakan Kata-kata yang sama untuk masing-
masing lead dari suatu couplet. Contoh : jika lead 1 dimulai
dengan kata stamen, maka lead II juga harus dengan kata stamen.
6. Buatlah matrik perbandingan karakter sebelum membuat kunci
sebenarnya. Sebagai contoh untuk kunci di atas maka matrik
perbandingan karakternya adalah sebagai berikut.

31
BAB IV

Tabel 3. Matrik perbandingan karakter dan lima genus dalam famili


Ranunculaceae
Clematis Anemone Ranunculus Aquilegia Delphinium
Tipe buah akene akene akene folikel folikel
Bunga
beraturan atau beraturan beraturan beraturan beraturan tidak beraturan
tidak beraturan
Jumlah taji tanpa taji tanpa taji tanpa taji 5 1
Bunga dengan
punya punya
atau tanpa tanpa petal tanpa petal punya petal
petal petal
petal
Jumlah sepal 4 5 5 5 5
Keberadaan
tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada
Involucrum

32
BAB V
TERMINOLOGI

Tumbuhan tingkat tinggi yang dimaksud dalam tulisan adalah tumbuhan


berbunga atau divisi Magnoliophyta yang dalam sistem klasifikasi
terdahulu termasuk Angiospermae. Selanjutnya dalam penjelasan untuk
tumbuhan tingkat tinggi disebut Magnoliofita. Pada saat ini Magnoliofita
mendominasi hampir disemua permukaan bumi, baik mendominasi dalam
keanekaragaman jenis, populasi maupun mendominasi habitatnya
(ekosistim). Sampai saat ini diperkirakan ada sekitar 235.000 jenis
tumbuhan yang termasuk Magnoliofita yang sudah diketahui secara
ilmiah. namun diperkirakan masih banyak lagi jenis-jenis yang belum
diketahui nama jenisnya. Disamping itu, dari jenis-jenis yang sudah
diketahui secara ilmiah masih banyak lagi yang belum di ketahui
potensinya. Divisi ini juga diketahui memiliki keragaman ukurannya dari
yang terkecil menyerupai lumut seperti: kelompok Podostemonaceae
hingga tingginya yang mencapai 100 m, pohon Eucalyptus raksasa di
Australia Barat Daya, dari yang ukuran bunganya hanya beberapa mm
sampai mencapai diameter 1 m pada Rafflesia arnoldi.

Kebanyakan hidup Magnoliofita tidak bergantung pada tumbuhan


lain, namun beberapa kelompok tumbuhan hidup sebagai parasit
(Rafflesia spp; Rizanthes spp) pada tumbuhan inangnya (Tetrastigma
spp). Ada kalanya kelompok lain yang hidup epifit (contoh: Bulbophyllum
spp; Dendrobium spp) yang bergantung pada hara hasil dekomposisi
tanpa mengganggu inangnya. Beberapa tumbuhan magnolifita hidup
sebagai semiparasit (Contoh: Loranthus ferigineus, benalu) karena
mampu melakukan fotosintesis namun membutuhkan hara tertentu dari
inangnya (contohnya: Citrus spp).
Secara tradisional, tumbuhan tingkat tingkat tinggi dikelompokkan
ke dalam dua kelompok yaitu monocotyledonae dan Dycotyledoneae.
Klasifikasi yang lebih maju dari itu oleh Cronquist, Takhtajan dan
Terminologi

Zimmerman, 1966) memasukkan kelompok tersebut ke dalam Class


Magnoliopsida dan Liliopsida. Perbedaan karakter kedua kelompok
tersebut disimpulkan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Karakteristik yang membedakan Magnoliopsida dan Liliopsida


Magnoliopsida Liliopsida
1. Embrio biji dengan dua kotiledon 1. Embrio biji dengan dua kotiledon
2. Susunan bunga kelipatan 4 atau 5 2. Susunan bunga kelipatan 3
3. Pertulangan daun seperti jala 3. Pertulangan daun sejajar
4. Jaringan ikatan pembuluh dalam 4. Jaringan ikatan pembuluh
suatu lingkaran berpencar
5. Mempunyai cambium untuk 5. Tidak mempunyai cambium
pertumbuhan sekunder untuk pertumbuhan sekunder
6. Sistem akar tunggang 6. Sistem akar serabut
7. Serbuk sari mempunyai 3 atau 7. Serbuk sari mempunyai satu
lebih lubang lubang

Selanjutnya pengenalan karakteristik sangat diperlukan untuk


memudahkan kita untuk mengidentifikasi dan mengelompokan 235.000
jenis tumbuhan yang termasuk Magnoliofita tersebut. Pemahaman
tentang terminologi, organografi dan istilah yang berkaitan dengan
karakterisasi juga perlu dikuasai. Kita sering menyebut istilah karakter
namun pengertiannya tidak dipahami secara baik. Perlu dipahami
perbedaan istilah karakter, Karakter-set, Karakter state dan Karakteristik.

Karakter merupakan semua atribut yang dimiliki oleh suatu


tumbuhan yang dapat berupa bentuk, susunan, struktur, rasa dan
warna) yang dapat diukur, dihitung atau dinilai secara objektif, sehingga
dapat digunakan sebagai pembeda atau dasar menilai diferensiasi
ataupun similaritas dengan tumbuhan lainnya. Karakter state,
merupakan hasil penilaian dari suatu karakter yang dapat ditentukan nilai
objektifnya, baik secara kuantitas ataupun secara kualitas. Dengan
demikian untuk satu karakter terdiri dari beberapa karakter state yang
berbeda. Karakter tidak hanya berasal dari pengukuran morofologi,

34
BAB V

namun karakter dapat diperoleh dari bukti-bukti anatomi, perkembangan,


fisiologi, ekologi, genetika, molekuler dan sebagainya. Selanjutnya
semua karakter yang dipunyai oleh tumbuhan disebut dengan Karakter-
set. Sejumlah karakter state yang dipunyai oleh suatu tumbuhan akan
menjadi karakteristik tumbuhan itu sendiri yang secara keseluruhan tidak
didapatkan pada takson lain. Berikut ini diberikan contoh karakter dari
berbagai bukti (evidence) dan karakter statenya.

Tabel 5. Contoh beberapa karakter dengan karakter statenya masing-


masing
Karakter Karakter state
1 Bentuk batang 1 Batang bulat
2 Batang triangularis
3 Batang quadrangularis
2 Panjang daun 1 Panjang daun 1-2 cm
2 Panjang daun 3-5 cm
3 Warna petal 1 Warna petal Putih
2 Warna petal Ungu
3 Warna petal Merah
4 Jumlah kromosom 1 Jumlah kromosom 12
2 Jumlah kromosom 24
5 Alel pada lokus I Gen Esterase 1 Memiliki alele a
2 Memiliki alele b

Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa suatu pohon Dadok/Dadap


(Erythrina variegata), dikenal sebagai tumbuhan pohon, batangnya
berduri, bunga bagus berwarna merah, namun tidak mempunyai bau.
Walaupun ditemui ada jenis lain berupa pohon batangnya berduri, tetapi
bunganya tidak berwarna merah, maka tumbuhan tersebut bukanlah
Erythrina variegata.

Selanjutnya pada bab ini, sifat-sifat umum, istilah-istilah dan


ilustrasi dari organ vegetatif (Akar, batang, daun dan modifikasinya) dan
organ generatif (Bunga, buah dan biji) akan dijabarkan dan didiskusikan.

35
Terminologi

Organ Vegetatif
Radix (Akar)
Struktur pertama yang keluar dari germinasi biji adalah radikel.
Ujung akar muda ini keluar dari kulit biji dengan pemanjangan hypokotil
dan menjadi akar primer. Akar ini memanjang dan meruncing dengan
akar sekunder yang muncul darinya. Pada magnoliopsida, radikel
berkembang menjadi akar primer sedangkan pada liliopsida radikel tidak
berkembang dan muncul beberapa serabut akar yang sama bentuknya,
sehingga sistem perakarannya disebut berakar serabut.

Habitus (bentuk hidup tumbuhan), dibedakan :

Berdasarkan bentuk dan struktur batang tumbuhan, dibedakan


beberapa bentuk hidup (Habitus) tumbuhan sebagai berikut :

1. Herbacues, tumbuhan berbatang lunak dan berair, contohnya Kaladi-


kaladian (Araceae), Bayam (Amaranthus spp.)
2. Lignosus, tumbuhan yang batagnya berkayu, selanjutnya dapat pula
dibedakan sebagai berikut :
a. Frutescens, perdu/semak, tumbuhan berkayu dengan tinggi
(normal) kurang dari 5 m, contohnya Sikeduduk (Melastoma
malabatricum), Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa), Solanum
torvum dan seterusnya.
b. Arborescens, pohon, yaitu tumbuhan berkayu dengan tinggi
(normal), lebih dari 5 m., contoh Toona sureni = Surian,
Swietenia mahagoni = Mahoni.
c. Liana, tumbuhan memanjat, tumbuhan berkayu dengan batang
merambat/memanjat tumbuhan lain contohnya Aka dariek-dariek
(Tetrastigma spp.).
d. Calamus/calmus, tumbuhan beruas, yaitu batangnya mempunyai
ruas-ruas yang jelas sepanjang hidupnya. Bila batangnya
berlobang disebut Calmus seperti Bambu-bambuan (Bambusa
spp.), Batang padi (Oryza sativa) dan kalau batangnya tidak
berlobang disebut dengan Calamus seperti batang jagung ( Zea

36
BAB V

mays ), Rotan (Calamus spp.).

Batang (Caulis)
Beberapa karakter batang yang perlu diamati secara morfologi
adalah, bentuk batang, percabangan, dan modifikasi batang yang dapat
diuraikan sebagai berikut ini:

1. bentuk batang
a. bulat ( teres), contoh Bambu, Surian (Toona sureni )
b. pipih (Cladodia), contoh sebangsa Kaktus (Opuntia spp.)
c. bersegi (angularis), yaitu segi tiga (triangularis), contohnya
rumput teki-tekian (Cyperus spp.) dan atau segi empat
(quadrangularis), contoh Markisah ( Passiflora quadrangularis )

2. Percabangan

a. monopodial (batang lebih menonjol, tinggi dan besarl


dibandingkan dengan percabangan nya), batang Durian (Durio
zibethinus)
b. sympodial (batang lebih pendek, atau tidak terlalu me nonjol
dibandingkan dengan pertumbuhan percabang annya), contohnya
Achras zapota
c. dichotomus (setiap percabangan selalu terdiri dari dua cabang
yang sama atau disebut percabangan menggar pu).misalnya

3. Modifikasi batang
Beberapa modifikasi atau perobahan bentuk dan fungsi batang
dijabarkan sebagai berikut:

1. Rimpang (rhizome), atau disebut juga dengan akar rimpang.misalnya


Curcuma domestica, Bambusa spp.
2. Geragih (stolone), disebut juga dengan akar geragih. Organ ini
menjalar dibawah permukaan tanah, ruasnya panjang, batangnya
sangat kecil, misalnya terdapat pada Ilalang (Imperata cylindrica),

37
Terminologi

Eceng gondok (Eicchornia crassipes)


3. Umbi (tuber), umbi, misalnya Umbi pada Kentang (Solanum
lycopersicum),
4. Umbi lapis (bulbus), misalnya Bawang merah (Allium cepa)
5. Duri (spina), contoh (Citrus aurantifolia )
6. Sulur (cirrhus)

Daun (folium)

Beberapa karakter utama yang penting dalam mengamati


karakteristik daun adalah sebagai berikut: kedudukan daun pada batang,
bagian-bagian/ organ pokok daun, Organ tambahan, Bentuk umum
lembaran daun (circum scriptio), Bagian ujung daun (apex), Bagian
pangkal daun ( basis), Pertulangan daun (nervatio), Pinggir daun
(margo), Daun majemuk , dan Daun penumpu/pelindung (stipula)

Kedudukan daun pada batang (Phyllotaxis)

1. Pada setiap buku hanya ada satu lembar daun, dibedakan dalam
beberapa posisi kedudukan daun yakni: tersebar ( folia sparsa),
bergantian (folia disticha), berkumpul/roset (rosette).
2. Pada setiap buku terdapat dua lembar daun, disebut kedudukan daun
berhadapan (opposite)
3. Pada setiap buku ada lebih dari dua lembar daun, yang disebut
berkarang (verticillata)

Bagian-bagian organ pokok daun


Bagian daun yang mesti diperhatikan adalah: tangkai daun
(petiolus), pelepah daun (vagina) dan lembaran daun (lamina). Ketiga
organ tersebut diatas disebut sebagai organ pokok daun, dan bila
selembar daun mempunyai ketiga organ tersebut maka daun itu dikenal
dengan daun lengkap (folium completus). Namun tumbuhan umumnya
mempunyai daun yang tidak lengkap (folium incompletus), ada yang
hanya terdiri dari: Petiolus, lamina dan vagina, disebut dengan daun

38
BAB V

lengkap, contoh daun Kaladi (Caladium bicolor); petiolus dan lamina saja,
misalnya daun nangka (Artocarpus integra), daun Pepaya ( Carica
papaya ); vagina dan lamina saja contohnya Pada (Oryza sativa);
lamina saja, dikenal juga sebagai daun duduk pada batang, misalnya
daun Tapak bumi (Elephantopus scaber ); petiolus saja, misalnya daun
Acasia (Acasia auriculiformis )

Sircumscriptio (Bentuk umum lembaran daun)

1. Bentuk jarum = needle shape/ acerose (acerosus)


2. Seperti pita = linear (linearis)
3. Bulat = orbicular (orbicularis)
4. Elip = Elliptica (Ellipticus)
5. Bulat panjang = oblong (oblongus)
6. Lanset = lanceolate (lanceolatus)
7. Lanset terbalik = oblanceolate (oblanceolatus)
8. Bulat telur = ovate (ovatus)
9. Bulat telur terbalik = obovate (obovatus)
10.Jorong = oval (Ovalis)
11.Bentuk hati = cordate (cordatus)
12.Bentuk hati terbalik = obcordate (obcordatus)
13.Bentuk ginjal = reniform (reniformis)
14.Untuk delta = deltoid (deltoideus)
15.Bentuk sudip = spathulate (spathulatus)
16.Bentuk tombak = hastate = (hastatus)
17.Bentuk anak panah = sagittate (sagittatus)
18.Bentuk belah ketupat = rhomboideus

Bagian ujung daun = apex

1. runcing = acute (acutus)


2. meruncing = acuminate (acuminatus)
3. tumpul = obtuse (obtusus)

39
Terminologi

4. membulat = rotundate (rotundatus)


5. rata/rompang = truncate (truncatus)
6. terbelah = retuse (retusus)

Bagian pangkal daun = basis


1. menyempit = attenuate (attenuatus)
2. tumpul = obtuse (obtusus)
3. membulat = rotundate (rotundatus)
4. rata/rompang = truncate (truncatus)
5. seperti hati = cordate (cordatus)
6. bentuk anak panah = sagittate (sagittatus)
7. bentuk tombak = hastate (hastatus)
8. seperti telinga = auriculate (auriculatus)

Pinggir daun = margins (margo)


1. rata = entire (integer)
2. beriak = undulate (repandus)
3. berombak = sinuate (sinuatus)
4. bergerigi = serrate (serratus)
5. bergerigi ganda = doble serrate (biserratus)
6. bergigi = dentate (dentatus)
7. berlekuk menyirip = pinnately lobed (pinnati lobus)
8. berlekuk menjari = palmately lobed (palmati lobus)
9. bercangap menyirip = pinnately parted (pinnati partitus)
10. bercangap menjari = palmately parted (palmat partitus)
11. terbagi menyirip = pinnately divided (pinnati visus)
12. terbagi menjari = palmately divided (palmati divisus)
13. daun kaki = pedate (pedatus)

Pertulangan daun = Nervatio


1. Pertulangan menyirip = pinnate (pinnati nervis)
2. Pertulangan menjari = palmate (palmati nervis)

40
BAB V

3. Pertulangan melengkung = curvate (curvi nervis)

Lekukan atau torehan pinggir daun yang mempengaruhi bentuk daun


1. Berlekuk menyirip = pinnati lobus, lekukannya dangkal atau kurang
dari setengah panjang tulang daun sekundernya, seperti pada daun
terung (Solanum melongena).
2. Bercangap menyirip = pinnati fidus, lekukannya lebih dalam sekitar
setengah dari panjang tulang daun sekunder, misalnya pada daun
Kalawi (Artocarpus communis)
3. Berbagi menyirip = pinnati partitus, lekukannya paling dalam hampir
sepanjang tulang daun sekundernya, misalnya pada daun Acanthus
illicifolius.
4. Berlekuk menjari = palmati lobus, lekukannya dangkal, seperti pada
daun Jarak (Jatropha curcas)
5. Bercangap menjari = palmati vidus, lekukannya lebih dalam, hampir
setengah pertulangan daun sekundernya, seperti pada daun Kaliki
alang (Ricinus communis)
6. Berbagi menjari = palmati partitus, lekukannya paling dalam, hampir
mencapai bagian dasar tulang daun sekundernya, seperti pada daun
Ubi Kayu (Manihot utilissima)

Permukaan daun = surfaces


1. Licin atau tidak berbulu = laevis
a. Mengkilat = nitidus, contohnya daun beringin (Ficus enjamina)
b. Suram = opacus, contohnya daun Ubi jalar (Ipomoea batatas)
c. Berlapis lilin = pruinosus = glaucus, contohnya daun pisang (Musa
paradisiaca)
d. Gundul = glabrous, permukaan daun tidak sedikitpun ditumbuhi
bulu.

41
Terminologi

2. Tidak licin
a. Kesat = scaber (scabrous), terdapat bulu-bulu pendek, rapat dan
kaku dipermukaan daun.
b. Bersisik = scarvy (lepidus ), permukaan daun ditutupi oleh bintik-
bintik halus dan rapat, biasanya jelas dilihat dengan binoculer.
c. Bintik-bintik seperti bintang = star like (stellate), permukaan daun
dipenuhi oleh spot-spot seperti bintang, biasanya berwarna lain
dibandingkan dengan warna dasar daun.
d. Berambut abu-abu atau putih = canescent, permukaan daun
ditutupi oleh rambut-rambut halus berwarna abu-abu atau putih
yang lansung memberikan warna permukaan daun tersebut.
e. Berbulu halus dan berkelompok = tomentose, permukaan daun
ditutupi oleh bulu-bulu halus, pendek sampai sedang.
f. Berbulu halus = lanatus, hampir sama dengan tomentose, tetapi
bulu-bulunya semua sama panjang.
g. Berbulu kelenjar = glandular, permukaan daun ditutupi oleh bulu-
bulu kelenjar yang rapat.
h. Berambut miring = strigose, bulu-bulu pada permukaan daun
dengan posisi miring.
i. Berbulu = pubescens, biasanya dikatakan kepada semua
permukaan yang berbulu, atau lawan dari glabrous.
j. Berambut sunsang = sericeus, permukaan daun mempunyai
rambut/bulu halus yang panjang, posisinya agak miring, sehingga
bila dielus searah dengan posisinya terasa sangat halus dan
lembut, dan sebaliknya bila berlawanan dengan posisinya akan
terasa kesat dan kadang-kadang bergetah.
- Berambut halus = Villosus, permukaan daun ditutupi oleh
rambut-rambut halus dan lembut.
- Berambut halus dan lembut = Pilose, permukaan daun ditutupi
oleh rambut-rambut halus, panjang, lembut dan posisi tegak,
kadang-kadang susah juga membeda kannya dengan villous,

42
BAB V

Daun, seperti organ lainnya pada tiap individu, atau tiap jenis
maupun kelompok tumbuhan tidak mempunyai bentuk dan ukuran yang
persis sama atau bentuk dan ukuran yang mutlak. Daun pada tumbuhan
yang masih anakan biasanya berbeda dengan daun dewasa, daun pada
satu individu atau jenis tidak seluruhnya berukuran dan bentuk yang
sama. Karenanya dalam mendeskripsi ukuran atau bentuk biasanya
diberikan dengan nilai antara, tidak nilai mutlak misalnya bentuk daun
bulat telur sampai lanset, ukuran panjangnya 10 - 13 cm dan seterusnya.

Daun majemuk
Bila pada satu tangkai daun didapatkan dua atau lebih lembaran daun,
maka daun itu disebut daun majemuk, misalnya daun Patai (Parkia
speciosa), daun Sungkai (Peronema canescens). Masing-masing
lembaran daunnya disebut dengan anak daun (foliolum). Berdasarkan
susunan anak daun pada tangkai daun majemuknya dibedakan 2 macam
daun majemuk yakni :
1. Daun majemuk menyirip = pinnatus
2. Daun majemuk menjari = palmatus
Daun majemuk juga ada yang bercabang, yaitu cabang pertama dari
tangkai daun majemuk, dan ada juga cabang pertama bercabang lagi
yang disebut percabangan tingkat dua. Berdasarkan kedudukan anak
daun pada percabangan tingkat satu atau tingkat dua dan seterusnya
maka dibedakan pula :
1. Daun majemuk menyirip tingkat dua = bipinnatus, bila anak daun
terdapat pada percabangan pertama.
2. Daun majemuk menyirip tingkat tiga = tripinnatus, bila anak daun
terdapat pada percabangan tingkat dua.
3. Daun majemuk menjari tingkat dua = biternatus, bila anak daun
terdapat pada percabangan tingkat pertama.

43
Terminologi

Organ tambahan /modifikasi organ daun

Sepertinya organ lain, daun juga mengalami modifikasi atau perobahan


bentuk dan fungsinya. Beberapa modifikasi daun yang sering ditemukan
adalah :

1. Sulur (tendril), misalnya pada ujung daun Nepenthes tempat


menggantungnya kantong (pitcher).
2. Kantong (pitcher), seperti disebutkan diatas yaitu pada kantong
semar (Nepenthes spp.)
3. Duri (spina), umumnya pada ujung atau dipermukaan daun, seperti
pada daun Rotan (Calamus spp., Daemonoroph spp. dsb.), daun
terung duri (Solanum aculeatissimum) dan terung susu (Solanum
mammosum)

44
BAB VI
SEJARAH DAN SISTEM KLASIFIKASI TUMBUHAN

Dalam mempelajari karakteristik tumbuhan Magnoliofita yang memiliki


keanekaragaman jenis yang besar diperlukan adanya suatu
penyederhanaan objek studi. Keanekaragaman dan jumlah objek studi
yang besar tersebut dikelompokkan menjadi unit-unit tertentu yang
disebut dengan ‘takson’, jamaknya ‘taksa’. Proses pembentukan takson
ini disebut proses klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi adalah untuk
menyederhanakan objek studi, pada dasarnya adalah untuk mencari
kesamaan dalam keanekaragaman. Kendatipun besamya
keanekaragaman yang diperlihatkan oleh suatu takson, namun pasti
akan ditemukan adanya kesamaan karakteristik atau sifat-sifat tertentu
dengan takson lainnya. Kesamaan karakteristik atau sifat-sifat tersebut
menjadi acuan dalam dalam melakukan klasifikasi tumbuhan. Tingkatan
takson yang lebih tinggi akan memiliki kesamaan-kesamaan sifat yang
lebih banyak dari takson yang kategorinya lebih rendah. Sebagai contoh,
akan ditemukan banyak kesamaan karakter antar genus dalam famili
Asteraceae dibandingkan dengan kesamaan karakter jenis yang terdapat
dalam satu genus (misalnya: Ageratum) yang juga anggota dari famili
tersebut.
Sesuai dengan Kesepakatan Intemasional, urutan takson dari yang
besar ke yang kecil adalah sebagai berikut: divisi (divisio), kelas (classis),
bangsa (ordo), suku (familia), rumpun (tribus), marga (genus), seksi
(sectio), seri (series), jenis (species), varitas (varietas) dan bentuk
(forma), yang kesemuanya meliputi sebelas takson. Bila setiap tingkatan
takson memiliki kategori yang lebih kecil yaitu anak (sub), maka akan
diperoleh 25 takson. Menurut Kesepakatan Internasional tidak
diperbolehkan merubah istilah-istilah untuk menyebut masing-masing
takson, sehingga masing-masing istilah tersebut sekaligus menunjukkan
kedudukan atau tingkat (rank) dalam hirarki penataan takson tumbuhan.
BAB V

Atau dengan kata lain istilah-istilah untuk menyebut masing-masing


takson menunjukkan kategori (category)-nya dalam sistem klasifikasi.
Hal inilah yang menyebabkan sebagian orang tidak dapat memahami
perbedaan antara istilah takson dengan istilah kategori. Istilah takson
ditekankan pada pengertian unit atau kelompok, sedangkan istilah
kategori ditekankan pada tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu
hierarki.

Sistem Klasifikasi dalam Sejarah Perkembangan Taksonomi Tumbuhan

Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengklasifikasikan tumbuhan


memberikan hasil (sistem) yang berbeda-beda pula, sehingga terbentuk
sistem klasifikasi yang berlainan pada waktu yang berbeda-beda. Pada
zaman dahulu kegiatan klasifikasi, didasarkan atas kesamaan ciri-ciri
yang langsung terkait dengan kehidupan manusia, misalnya atas dasar
manfaatnya, yang menghasilkan kelompok tumbuhan penghasil bahan
pangan, sandang, penghasil obat dan seterusnya. Selanjutnya
mendasarkan pengelompokan berdasarkan ciri-ciri lain yang mudah
dilihat dan diamati dengan mudah seperti perawakan (habitus) tumbuhan.
Berdasarkan habitus ini maka dikelompokkanlah : pohon (arbor) yaitu
tumbuhan yang tinggi, besar dan berumur panjang, tumbuhan yang lebih
kecil disebut semak frutex) dan yang kecil dan berumur pendek termasuk
terna (herba).

Sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi,


klasifikasi tidak lagi hanya didasarkan pada karakter morfologi tetapi
bukti lain yang diperoleh dari kajian anatomi, fisiologi, palaeobotani,
geografi tumbuhan, genetika, data molekuler dan bukti-bukti lainnya.

Sampai sekarang dalam dunia taksonomi tumbuhan dikenal


berbagai sistem klasifikasi, yang masing-masing diberi nama menurut
tujuan yang ingin dicapai atau dasar utama yang merupakan landasan

14
TERMINOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

dilakukannya pengklasifikasian. Sistem klasifikasi yang bertujuan praktis


dengan tekanan utama pada tercapainya tujuan penyederhanaan obyek
studi dalam bentuk suatu ikhtisar ringkas disebut dengan sistem buatan
atau sistem artifisial. Semua sistem klasifikasi yang diciptakan pada awal
perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan sampai kira-kira pertengahan
abad ke-19 yang lalu dapat dikualifikasikan sebagai sistem buatan.

Kemajuan dalam ilmu kimia semakin lebih banyak dapat


mengungkap zat-zat apa saja yang terkandung dalam tubuh tumbuhan
atau organ-organnya, sehingga dihasilkanlah klasifikasi berdasarkan
kesamaan kandungan zat-zat kimia tertentu. Sehingga dari sini
muncullah kajian kemotaksonomi.

Akhir-akhir ini telah berkembang suatu aliran yang dikenal sebagai


taksimetri atau taksonometri yang berupaya menentukan hubungan
kekerabatan antara takson tumbuhan dan klasifikasi secara numerik
dengan penerapan analisis kelompok (cluster analysis) dengan dasar
karakter-karakter kuantitatif.

Dalam garis besamya, perkembangan sistem klasifikasi dari masa ke


masa adalah sebagai berikut:
I. Periode tertua, secara formal belum dikenal adanya sistem
klasifikasi yang diakui (sejak ada kegiatan dalam taksonomi sampai
kira-kira abad ke-4 sebelum Masehi). Dalam zaman pra sejarah
orang telah mengenal tumbuh-tumbuhan penghasil bahan pangan
yang penting seperti yang dikenal sekarang. Jenis-jenis tumbuhan
tersebut diperkirakan telah dikenal sejak 7 sampai 10 ribu tahun
yang lalu dan telah dibudidayakan oleh bangsa Mesir. Sebenarnya
masyarakat dahulu telah menerapkan adanya suatu sistem
klasifikasi yang didasarkan atas manfaat tumbuhan sehingga
periode ini dapat disebut sebagai periode sistem manfaat, yang
dapat dianggap sebagai sistem buatan yang tertua.

15
BAB V

II. Periode Sistem Habitus, dari kira-kira abad ke-4 sebelum Masehi
sampai abad ke-17. Taksonomi tumbuhan sebagai ilmu pengetahuan
baru dianggap dimulai dalam abad ke-4 sebelum Masehi oleh orang-
orang Yunani yang dipelopori oleh Theophrastus (370-285 S.M.) dan
juga diikuti oleh kaum herbalis serta ahli-ahli botani, yang terus
digunakan sampai selama lebih 10 abad. Pengklasifikasian
didasarkan atas perawakan (habitus) seperti: pohon, perdu, semak,
tumbuhan memanjat dan sebagainya.
1. DIOSCORIDES (50- 7). Kendatipun tidak mengenal karya
Theophrastes, namun dia menyatakan bahwa pentingnya
pemberian candra atau deskripsi bagi setiap tumbuhan di
samping pemberian namanya.
2. PLINIUS (23-79) hanya menghasilkan karya-karya yang
merupakan kompilasi dari karya-karya yang telah terbit
sebelumnya ditambah dengan bahan-bahan dari dongeng atau
legenda dikalangan rakyat. Ia berpendapat, bahwa semua
tumbuhan di bumi ini diciptakan Tuhan untuk kepentingan
manusia. Sistem klasifikasi yang diikuti Plinius adalah sistem
Dioscorides yang telah membedakan pohon-pohonan, bangsa
gandum, sayuran, tanaman obat-obatan, rumput-rumputan dan
seterusnya.
3. MAGNUS (1193-1280) adalah tokoh yang menonjol dalam masa
abad pertengahan yang dianggap telah dapat membedakan
Monocotyledoneae dari Dicotyledoneae.
4. O. BRUNFELS (1464-1534), kaum herbalis yang telah
menghasilkan karya tentang terna yang dihiasi gambar.
Sebagian besar dari karyanya merupakan bahan-bahan
kompilasi dari karya-karya Theophrastes, Dioscorides dan
Plinius. Ia tercatat sebagai orang pertama yang membedakan
golongan Perfecti (tumbuhan yang menghasilkan bunga) dan
Imperfecti (tumbuhan yang tidak menghasilkan bunga).

16
TERMINOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

5. J. BOCK (1489-1554) (HIERONYMUS TRAGUS) seorang herbalis,


yang masih menggolongkan tumbuhan menjadi terna, semak,
dan pohon, tetapi mengaku telah berupaya untuk
menempatkan tumbuhan yang menurut anggapannya
sekerabat dalam kategori yang sama.
6. L. FUCHS (1501-1566), seorang Guru Besar ilmu kedokteran di
Tiibingen, Jerman Barat, yang terkenal dengan karya-karyanya
dalam bidang ilmu tumbuhan yang tenar pada masanya.
7. R. DODONEUS (1516-1585), seorang dokter kelahiran
Mechelen, Belgia. Pernah menjelajahi Perancis, Jerman, dan
Italia. Ia merupakan penulis Het Cruyde hoek yang pada
masanya sangat mashur dan berkali-kali dicetak ulang.
8. M. de L'OBEL (1538-1616), yang dalam menulis sering
menggunakan nama LOBELIUS menulis buku ilmu tumbuhan
bergambar yang sangat tenar pula pada masanya.
9. J. GERARD (1545-1612), berkebangsaan Inggris, pernah
mengadakan perjalanan di Denmark dan Rusia, pemilik sebuah
kebun botani di London dan penulis sebuah karya besar tentang
ilmu tumbuhan.
10. C. L'CLUSE (CLUSIUS) (1526-1609), berkebangsaan Belgia,
dengan tujuan mendalami botani telah menjelajahi sebagian
besar benua Eropa, pernah mengabdi di lingkungan kekaisaran
di Wina di samping menjabat direktur Kebun Raya di
Schonbrunn (Wina), sejak 1593 menjadi Guru Besar di Leiden
(Negeri Belanda) sampai ajalnya. Ia menghasilkan sejumlah
besar karya dalam bidang Ilmu tumbuhan.

Banyak di antara kaum herbalis yang namanya diabadikan sebagai


nama tumbuhan. Perhatikan misalnya nama-nama suku: Gesneriaceae,
Lobeliaceae, Clusiaceae, dan nama-nama marga: Fuchsia, Gesneria,
Lobelia, Gerardia, Clusia, dan Furtadoa dan sebagainya.

17
BAB V

Mulai berakhirnya abad ke-16, di samping tujuan praktis untuk


Upaya untuk mencari asas-asas baru dalam mengadakan klasifikasi
tumbuhan, membentuk golongan-golongan yang bersifat alami terutama
dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dari bidang morfologi telah
dilakukan yang dipelopori oleh:
• CAESALPINUS (1519-1602), yang merupakan ahli ilmu tumbuhan
berkebangsaan Italia dan sering disebut sebagai ahli taksonomi
tumbuhan yang pertama. Karyanya yang berjudul de Plantis,
memuat suatu bab tentang dasar-dasar klasiflkasi, berdasarkan
sifat buah dan biji.
• J. BAUHIN (1541-1631), seorang dokter berkebangsaan Perancis
yang menerbitkan karya tulis bergambar yang komprehensif,
berjudul HistoriaPlantarum Universalis yang memuat candra
(deskripsi) dan sinonima sekitar 5.000 jenis tumbuhan.
• BAUHIN (1560-1624), adik J. Bauhin, menerbitkan bukunya yang
berjudul Pinax Theatri Botanici yang memuat nama dan sinonima
sekitar 6.000 jenis tumbuhan. Ia adalah orang pertama yang
memprakarsai pemberian nama ganda bagi tumbuhan, te1ah
membedakan kategori marga dan jenis.
• R. MORISON (1620-1683), Guru Besar ilmu tumbuhan di
Universitas Oxford, Inggris, penulis Plantarum Historia Universalis
Oxoniensis yang sangat mashur pada waktu itu. Ia pemah pula
menjadi pemimpin Kebun Raya milik Pangeran Gaston de Bourbon
di Blois, Perancis.
• RIVINUS (A. BACHMANN) (1652-1723), Guru Besar Iimu
Tumbuhan di Leipzig, Jerman Timur, bersama dengan de
Tournefort konseptor untuk pengertian marga (genus).
• J.P. de TOURNEFORT (1656-1708), berkebangsaan Perancis, pada
usia 21 tabun telah menjadi Guru Besar IImu Tumbuhan di Paris.
Ia telah menjelajahi Eropa dan Asia. Ia membuat sistem klasifikasi
berdasarkan sifat-sifat bunga. Sistem klasifIkasi de Tournefort dan
diterima baik di seluruh Eropa dan Perancis.

18
TERMINOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

• J. RAY (1628-1705) adalah seorang filsuf berkebangsaan Inggris.


Selain filsuf ia adalah seorang ahli agama dan pencinta alam.
Dalam bukunya Methodus Plantarum ia mengusulkan klasifikasi
gabungan pendahulunya seperti Magnus, Caesalpinus, Malpighi,
dan Gerard berdasarkan kesamaan bentuk, dan membedakan
tumbuhan berkayu dan yang berbatang basah.

III. Periode Sistem Numerik, kira-kira permulaan abad ke-18. Dalam


periode ini sistem klasifikasi tumbuhan ditandai dengan sifat
sistem yang murni artifisial, yang sengaja dirancang sebagai
sarana pembantu dalam identifikasi tumbuhan. Dalam periode ini
tokoh yang paling menonjol adalah: K. LINNE (CAROLUS
LINNAEUS) (1707-1778), yang dilahirkan pada tanggal 23 Mei
1707 di Rahult, Swedia Selatan. Linnaeus menerbitkan Hortus
Uplandicus edisi baru yang disusun menurut sistem yang dikenal
sebagai "systema sexuale" atau sistem seksual. Untuk membiayai
penerbitan naskahnya yang membuat Linnaeus kemudian menjadi
mashur yaitu Sistema Naturae yang memuat dasar-dasar untuk
pengklasifikasian tumbuhan, hewan, dan mineral. Pada tahun 1737,
Linnaeus menerbitkan Genera Plantarum dan Flora Lapponica di
Negeri Belanda. Selanjutnya Linnaeus menerbitkan Species
Plantarum yang terbit Mei 753. Pada tahun 1775 ia mengundurkan
diri sebagai Guru Besar, dan tiga tahun kemudian meninggal (10
Januari 1778) setelah menderita sakit selama kira-kira dua tahun.
Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih
dikategorikan sebagai sistem artifisial. Nama sistem sexuale
sebenarnya tidak begitu tepat, karena pada dasarnya sistem ini
tidak ditekankan pada masalah jenis kelamin, tetapi pada jumlah
alat-alat kelamin yaitu jumlah benang sari, seperti nama-nama
Monandria (berbenang sari tunggal),Diandria (berbenang sari dua),
Triandria (berbenang sari tiga) dan seterusnya. Itulah sebabnya
sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan Linnaeus ini dikenal pula

19
BAB V

sebagai "sistemnumerik". Tanggal 1 Mei 1753 menjadi pangkal


tolak berlakunya tatanama tumbuhan. Tidak tepat bila Linnaeus
dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda karena Caspar
Bauhin,yang dalam bukunyaPinaxTheatri Botanici tahun 1623 telah
menerapkan sistem tatanama ganda tersebut. Barangkali karena
kebesaran nama Linnaeus dalam bidang taksonomi, dan karena
Linnaeus-lah yang pertama, secara konsisten menggunakan nama
ganda itu untuk jenis tumbuhan dalam bukunya Species Plantarum
tadi, maka nama Bauhin menjadi tersisihkan. Raja Swedia
menganugerahkan gelar bangsawan dengan mengubah namanya
menjadi Karl van Linne. Linnaeus mendapatkan gelar sebagai
"Bapak taksonomi (baik untuk tumbuhan maupun hewan).

IV. Periode sistem klasifikasi yang didasarkan atas kesamaan bentuk


atau sistem alam. Menjelang berakhirnya abad ke-18 mulailah
terjadi perubahan-perubahan yang revolusioner dalam
pengklasifikasian tumbuhan. Sistem klasifIkasi yang baru ini
disebut "sistem alam" dalam arti bahwa golongan-golongan yang
terbentuk merupakan unit-unit yang wajar (natural) bila terdiri
alas anggota-anggota itu, dan tercermin pengertian manusia
mengenai yang disebut apa yang dikehendaki oleh alam. Untuk
sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan dalam periode ini,
digunakan nama "sistem aIam" (natural system).

Tokoh-tokoh yang terkemuka pada periode ini antara lain adalah:


1. M. ADANSON (1727-1806). Ia adalah seorang ahli iImu
tumbuhan berkebangsaan Perancis dan seorang anggota
Akademi ilmu Pengetahuan di Universitas Sorbonne, Paris.
Sumbangannya yang utama adalah penolakan semua sistem
artifisial, menggantikannya dengan sistem alam termasuk
orang yang pertama-tama mengadakan eksplorasi tumbuhan di
daerah tropika. Dalam bukunya Families des fiances ia telah

20
TERMINOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

membedakan dan mendeskripsi unit-unit yang sekarang kita


kenal sebagai bangsa (ordo) dan suku (familia).
2. G.C. OEDERS (1728-1791), seorang ahli taksonomi tumbuhan
berkebangsaan Denmark yang antara lain telah menulis flora
Sleeswijk-Holstein Denmark.
3. J.B. de LAMARCK (1744-1829), seorang ahli ilmu hayat
berkebangsaan Perancis, yang bagi para ahli taksonomi
tumbuhan dikenal sebagai penulis Flora Francoise yang ditulis
berupa kunci identifikasi tumbuhan di Perancis. Asas-asas dan
konsep mengenai sistem alam Lamarck juga dikenal sebagai
penulis Philosophie Zoologique clanEchelle Animale clan
dianggap sebagai salah seorang perintis lahirnya teori evolusi.
4. DE JUSSIEU bersaudara: Antoine de Jussieu (1686-1758),
Bernard de Jussieu (1699-1776), Joseph de Jussieu (1704-
1779) merupakan ahli taksonomi tumbuhan yang kenamaan.
Bernard menyusun kembali tumbuhan yang terdapat di Kebun
Raya di Trianon menurut suatu sistem ciptaannya sendiri, yang
mirip dengan sistem Linnaeus dalam karyanya yang berjudul
Fragmenta Methodi Naturalis dan sistem Ray dalam bukunya
Methodus Plantarum.
5. JOSEPH(1709-1779), yang termuda dari ketiga deJussieu
bersaudara itu tinggal bertahun-tahun di Amerika Selatan yang
menjadi gila karena koleksi yang ia kumpulkan dan ia himpun
selama 5 tahun hilang dengan tenggelamnya kapal yang
membawa koleksinya dari Amerika ke Eropa.
6. AL. de JUSSIEU (1748-1836) adalah kemenakan Bernard yang
pada usia 15 tahun telah dipanggil untuk membantu pamannya
itu. Pada usia 25 tahun AL. de Jussieu telah mempublikasikan
karyanya yang pertama yang memuat usul sistem klasifikasi
tumbuhan yang baru. Saran klasifikasi tumbuhan dari AL. de
Jussieu terdiri atas Acotyledoneae, Monocotyledoneae dan
Dicotyledoneae. AL. de Jussieu, yang seperti pamannya

21
BAB V

(Bernard de Jussieu) pun menjadi pemangku jabatan Guru


Besar, juga dikenal sebagai penulis berbagai monografi dan
pendiri Museum IlmuHayat (Musee d'Histoire Naturelle) di Paris.
7. AUGUSTIN PYRAMUS DE CANDOLLE (1778-1841), yang adalah
mood RL. Desfontaines (1752-1833) yang bertahun-tahun
menjabat Guru Besar ilmu tumbuhan di Paris dan direktur
Kebun Raya di sana,penulis Flora Atlantica dan berbagai
publikasi lainnya. De Candolle sendiri kemudian menjadi Guru
Besar di Montpellier (perancis) danakhirnya di Geneva (Swis).
Ia menjadi sangat mashur sebagai pemrakarsa dan penulis
sepuluh jilid pertama sebuah karya monumental yang berjudul
Prodromus Systematis Naturalis Regni Vegetabilis. perevisi
edisi ke-III karya LamarckFlora Francoise. Dan pencipta sistem
klasifikasi tumbuhan yang disebut menurut namanya (sistem
de Candolle), yang dalam banyak hal mirip sistemnya de
Jussieu, tetapi jauh lebih luas. Ia juga berpendapat, bahwa
sifat-sifat anatomi dapat dijadikan dasar klasifikasi yang lebih
kuat dari pada sifat-sifat fisiologi.
8. ALPHONSO DE CANDOLLE (1806-1893), Ia menulis buku-buku
Suites au Prodromus dan penyunting kelima jilid buku-buku
yang merupakan kelanjutan Prodromus yang diprakarsai
ayahnya.
9. CASIMIR DE CANDOLE (1836-1918) adalah anak Alphonso
yang menulis berbagai monografi antara lain tentang Meliaceae
danPiperaceae, dan bertindak sebagai editor untuk
menyelesaikan keempat jilid Suites au Prodromus yang masih
tersisa.
10.ROBERT BROWN (1773-1858) adalah kolektor tumbuhan dan
penulis berbagai publikasi yang penting. Sekalipun ia sendiri
tidak menciptakan suatu sistem klasifikasi, tetapi karya-
karyanya mempunyai pengaruh yang besar terhadap sistem-
sistem klasifIkasi tumbuhan yang diciptakan kemudian. Ia telah

22
TERMINOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

menunjukkan bahwa Gymnospermae merupakan golongan


tumbuhan yang ditandai dengan adanya bakal biji yang
telanjang dan harus dipisahkan dari Angiospermae. Ia juga
merupakan orang pertama yang menjelaskan morfologi bunga
dan penyerbukan pada Asclepiadaceae dan Polygalaceae. Ia
pun dikenal sebagai penemu suatu fenomena yang hingga
sekarang kita kenaI sebagai "gerakan Brown".
11.JOHN LINDLEY (1799-1865) adalah Guru Besar ilmu Tumbuhan
di London yang ahli anggrek dan mengusulkan suatu sistem
klasifikasi yang didasarkan atas aspek-aspek terbaik yang
diambil dari para pendahulunya. Sistem Lindley merupakan
sistem alam yang pertama yang secara luas digunakan Inggris
dan Amerika, antara lain juga karena merupakan sistem
klasifikasi alam yang paling komprehensif dalam bahasa Inggris.
12.BRONGNIART (1801-1847) adalah Guru Besar IlmuTumbuhan
dan anggota Akademi IImu Pengetahuan di Paris dan
merupakan seorang ahli paleobotani dan taksonomi. Sebagai
penulis sejumlah besar karya-karya dalam ilmu tumbuhan, ia
antara lain mengusulkan klasifikasi tumbuhan sebagai berikut
Cryptogamae dan Phanerogamae. Kelemahan sistem
Brongniart adalah menyatukan Angiospermae dan
Gymnospermae dalam lingkungan Dicotyledoneae.
13.St. L. ENDLICHER (1804-1849) adalah Guru Besar ilmu
tumbuhan, direktur Kebun Raya dan Museum Botani di Wina. Ia
seorang penganjur sistem alam dalam bukunya Genera
Plantarum yang memuat 8835 marga yang 6235 di antaranya
adalah dan tumbuhan berberkas angkutan. Sistem
klasifikasinya yang termuat dalam Genera Plantarum itu terbit
kira-kira pada masa yang sama dengan terbitnya sistem
Brongniart, dan dianggap sebagai salah satu sumbangan yang
besar dalam sejarah klasifikasi tumbuhan. Sistem Endlicher
pemah diterima dan digunakan secara luas di daratan Eropa,

23
BAB V

tetapi tidak pemah diterima baik oleh ahli-ahli ilmu tumbuhan


di Inggris dan Amerika Utara.
14.G. BENTHAM (1800-1884) dan J. D. HOOKER (1817-1911). Ia
menjadi ahli taksonomi yang sangat mashur, di samping itu
juga ahli bahasa dan menguasai bahasa Latin dengan baik, dan
penulis berbagai karya dalam bidang taksonomi tumbuhan,
antara lain Flora of Australia. Flora of Hongkong, dan
monografi-monografi dunia untuk sejumlah suku seperti
Labiatae, Ericaceae, Polemoniaceae, Scrophulariaceae, dan
Polygonaceae. Sir Joseph Dalton Hooker adalah putera Sir
William J. Hooker (1785-1865), yang juga merupakan ahli
taksonomi tumbuhan yang kenamaan. Sir William mula-mula
menjadi Guru Besar di Glasgow (1829), Skotlandia, dan sejak
1841 menjadi direktur Kebun Raya Kew dekat London sampai
wafatnya (1865). Joseph Dalton Hooker telah mengadakan
perjalanan ilmiah ke berbagai negara, antara lain Selandia Baru,
Australia, Pegunungan Himalaya, daerah Kutub Selatan, Tjmur
Tengah, Afrika Utara, dan Amerika Utara. Ia menulis Flora
Selandia Baru dan dengan penulis lain juga menulis Flora of
British India dan beberapa karya lain. Puncak karyanya adalah
Genera Plantarum yang terdiri atas 3 jilid dan ditulis dalam
bahasa Latin dan memuat tumbuhan di bumi yang telah dikenal
sampai waktu itu. Terbitnya Genera Plantarum karya Bentham
dan Hooker mengakhiri periode "sistem alam". dan terbitnya
karya-karya Darwin dan Wallace merupakan lahirnya sistem
baru dalam taksonomi yaitu "sistem filogenetik" berdasrkan
hubungan "filogeni".

V. Periode Sistem Filogenetik. Di antara para ahli taksonomi


tumbuhan yang namanya pantas diketengahkan dalam kaitannya
dengan sistem ini, dapat disebut antara lain:

24
TERMINOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

15. ALEXANDER BRAUN (1805-1877) adalah seorang ahli ilmu


tumbuhan berkebangsaan Jerman, yang berturut-turut pemah
menjadi Guru Besar di Karlsruhe, Freiburg, dan Giessen, dan
sejak 1851 menjadi Guru Besar di Berlin dan direktur Kebun
Raya yang abadi di kala itu. Ia dikenal sebagai pakar
morfologi dan pengenal baik "Flora Eropa Tengah", penulis
berbagai publikasi terutama mengenai tumbuhan tingkat
rendah. Secara filogenetik ia membedakan tumbuhan
Bryophyta, Cormophyta dan Anthophyta.
16. A.W. EICHLER (1839-1887) adalah seorang ahli ilmu
tumbuhan yang berkebangsaan Jerman, dan berturut-turut
pemah menjadi Guru Besar di Universitas-universitas di Graz,
Kiel, dan Berlin sekaligus direktur Kebun Raya di sana. Ia
sangat mashur karena publikasinya mengenai diagram
diagram bunga, dan editor Flora Braziliensis yang ditulis oleh
young Martius (1794-1868), yang waktu menjadi Guru Besar
di Munich pernah mengambil Eichler sebagai asistennya.
Eichler juga menjadi penulis bab tentang Coniferae dalam
edisi pertama buku Die Naturlichen Pflanzenfamilien yang
diterbitkan oleh Engler dan K. Prantl (1844-1930).
17. ADOLPH ENGLER (1844-1930) adalah ahli taksonomi
tumbuhan berkebangsaan Jerman yang sangat mashur. Dari
1880-1921 ia menjadi Guru Besar di Berlin dan direktur
Kebun Raya di sana. Penulis atau editor sejumlah besar
karya-karya dalam taksonomi yang sangat penting. antara
lain Die Naturlichen Pflanzenfamilien yang meliputi lebih dari
20 jilid bersama-sama dengan K. Prantl.Das Pflanzenreich. Die
Vegetation der Erde. dan lain-lain. Sistem Engler membagi
alam tumbuhan dalam 13 "afdeling" (bagian) yang Magnolifita
termasuk ke dalam Sub afdeling Angiospermae dengan
Afdeling Embryophyta siphonogama. Salah satu sebab sistem
Engler dapat diterima secara luas oleh ahli-ahli ilmu

25
BAB V

tumbuhan ialah, karena Engler dan Prantl dalarn bukunya Die


Naturlichen Pflanzenfamilien menerapkan sistemnya untuk
seluruh alam tumbuhan dari Algae (ganggang) sarnpai
Spermatophyta (tumbuhan biji) untuk identifikasi sampai ke
marga-marganya yang telah dikenal sarnpai waktu itu,
disediakan kunci-kuncinya. Dalam edisi-edisi berikutnya,
sistem klasifikasi Engler dan Prantl seperti yang termuat
dalarn edisi pertama Die Naturlichen Pfanzenfamilien,
mengalami penyempurnaan lagi yang berupa perubahan-
perubahan kecil seperti termuat dalam Syllabus der
Pfanzenfamilien yang semula ditulis oleh Engler dan Gilg, dan
kemudian oleh Engler dan Diels. Engler berpendapat bahwa
Monocotyledoneae lebih primitif daripada Dicotyledoneae,
bahwa Orchidaceae (anggrek) jauh lebih maju daripada
Gramineae (rumput) dan bahwa di antara Dicotyledoneae
yang paling primitif adalah yang bunganya hanya mempunyai
satu lingkaran hiasan bunga dan tidak jelas mana kelopak dan
mahkota bunganya.
18. CHARLES E. BESSEY (1845-1915) adalah murid Asa Gray
yang lama bekerja pada Universitas Nebraska, yang
merupakan orang Amerika pertama yang memberikan
sumbangan pengetahuan utama mengenai hubungan
kekerabatan dan klasifikasi tumbuhan, dan menjadi orang
pertama yang menyajikan suatu klasifikasi yang benar-benar
bersifat filogenetik. Ia tidak dapat menerima hipotesis-
hipotesisnya Eichler dan Engler, dan sebagai ahli ilmu
tumbuhan sangat dipengaruhi masalah asalnya jenis dan teori
evolusi seperti dikemukakan oleh Darwin dan Wallace. Pada
umumnya sistem Bessey
19. adalah seperti sistemnya Benthan dan Hooker yang ditata
kembali dengan menerapkan asas-asas evolusi dengan

26
TERMINOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

mengubah istilah "cohor" menjadi "bangsa" (ordo), dart


"orders" menjadi "suku" (familia).
20. RICHARD WETTSTEIN (1862-1931) adalah seorang Guru
Besar ilmu tumbuhan di Wina yang pendapat-pendapatnya
perihal sistem klasiflkasi tumbuhan termuat dalam bukunya
Handbuch der Systematischen Botanik. Dalam sistem
klasifikasinya Wettstein menggunakan istilah "stamm" untuk
kategori tertinggi, setingkat dengan sekarang "divisi".
"Abteilung" untuk bagian "Stamm", yang barangkali dapat
disamakan dengan sekarang "anak divisi".
21. ALFRED B. RENDLE (1865-1938) adalah kepala bagian botani
pada Museum Biologi Inggris (British Museum of Natural
History) diLondon dari 1906-1930, dan terkenal bukan hanya
karena studinya mengenai Gramineae. Orchidaceae. dan
Najadaceae, tetapi juga karena kepemimpinannya bertalian
dengan penyusunan peraturan-peraturan pemberian nama
secara internasional. Ia juga penulis Classification of
Flowering Plants yang terdiri atas dua jilid, yang memuat
sistem klasiflkasinya, yang pada dasamya mengikuti
sistemnya Engler dan Prantl.
22. KARL C. METZ (1866-1944) adalah Guru Besar pada
Universitas Koenigsbergen di Jerman Timor. Ia mengajukan
teori, bahwa jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara
tumbuhan dapat ditentukan secara serologik atau
serodiagnostik melalui suatu reaksi protein.
23. HANS HALLIER (JOHAN GOTTFRIED HALLIER)(1868-1932)
adalah seorang ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan
Belanda, yang dari 1893-1896 bekerja di Herbarium Bogor
daft dalam tahun 1893/1894 ikut serta ekspedisi Nieuwenhuis
ke Kalimantan, dan banyak mengumpulkan bahan bahan
tumbuhan dari pulau itu. Selain itu ia juga banyak
mengumpulkan bahan-bahan tumbuhan dari sekitar Bogor

27
BAB V

danJakarta. Dari 1909-1922 ia bekerja di Herbarium Kerajaan


di Leiden. Di antara sekian banyak publikasinya, termuat
sistem klasifikasi filogenetik berdasarkan bukti paleobotani,
anatomi, serologi, daft ontogeni. Ia menolak konsep Engler
mengenai bunga yang masih dianggap primitif, tetapi memilih
tipe strobiloid sebagai tipe bunga yang primitif.
Penanganannya mengenai golongan Monocotyledoneae tidak
secermat yang ia lakukan terhadap Dicotyledoneae. dan
sistem klasifikasinya memuat berbagai hal yang tidak sesuai
dengan pendapat-pendapat mutakhir.
24. AUGUST A. PULLE (1878- ? ) adalah Guru Besar taksonomi
tumbuhan di Universitas Utrecht di Negeri Belanda, penulis
Flora of Suriname dan sebuah kompendium untuk morfologi,
tatanama, daft taksonomi tumbuhan. Semua tumbuhan
berbiji dianggap sebagai satu divisi Spermatophyta, tetapi
menolak konsep Engler yang membagi divisi itu menjadi dua
anak divisi Gymnospermae danAngiospermae.
25. CARL SKOTTSBERG (1880- ? ) adalah Guru Besar ilmu
tumbuhan di Goteberg Swedia dan pencipta suatu sistem
klasifikasi tumbuhan yang merupakan modifikasi sistemnya
Engler, menurutnya Monocotyledoneae berkembang dari
Dicotyledoneae yang masih primitif.
26. JOHN HUTCHINSON (1884-1972) adalah ahli taksonomi
tumbuhan yang bekerja di Kebun Raya Kerajaan (Royal
Botanic Gardens) di Kew, dekat London. Ia merupakan salah
seorang penyusun sistem klasifikasi tumbuhan, yang
memusatkan perhatian pada golongan tumbuhan dengan
perkembangan filogenetik tertinggi yaitu Angiospermae.
Sistem klasifikasinya dimuat dalam bukunya The Families of
Flowering Plants. Sistem klasifikasi Hutchinson menunjukkan
kaitan-kaitan yang lebih dekat dengan sistemnya Bentham-
Hooker dan sistem Bessey sistem Engler. Yang menarik

28
TERMINOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI

perhatian adalah klasifikasi Dicotyledoneae atas tumbuhan


berkayu (Lignosae) dan yang berbatang basah (Herbaceae)
dan bahwa Monocotyledoneae serta Dicotyledoneae secara
filogenetik berasal dari Angiospermae primitif yang disebut
Proangiospermae.

VI. Sistem klasifikasi kontemporer. Kemajuan ilmu pengetahuan dan


teknologi yang pesat dalam abad ke-20 ini berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan. Kecenderungan untuk
mengkuantitatifkan data penelitian dan penerapan matematika
dalam pengolahan data. Sekarang, para ilmuwan sudah biasa
mendengar istilah biometri, ekonometri dan seterusnya. Komputer
telah digunakan secara luas dalam pengembangan metode
kuantitatif dalam klasifikasi tumbuhan, yang melahirkan bidang
baru dalam taksonomi tumbuhan yang dikenal sebagai taksonomi
numerik; taksometri atau taksonometri. Taksonomi numerik
didefinisikan sebagai metode evaluasi kuantitatif mengenai
kesamaan atau kemiripan sifat antar golongan organisme, dan
penataan golongan-golongan itu melalui suatu analisis yang
dikenal sebagai "analisis kelompok" (cluster analysis) ke dalam
kategori takson yang lebih tinggi atas dasar similarity. Taksonomi
numerik didasarkan atas bukti-bukti fenetik, artinya didasarkan
atas kemiripan yang diperlihatkan obyek studi bukan atas dasar
kemungkinan-kemungkinan perkembangan filogenetiknya. Peneliti
yang menerapkan metode ini harus membaca karya karya yang
lebih luas dan terinci dengan antara lain membaca karya-karya
Heywood, Principles of Angiosperm Taxonomy danPlant Taxonomy
atau Karya Sneath dan Sokal, Numerical Taxonomy.

29
BAB VII
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA
(DIVISI MAGNOLIOFITA)

DIVISI MAGONOLIOFITA (ANGIOSPERMAE)

Divisi Magnoliofita terdir dari 83 ordo, 383 famili dan diperkirakan


ada sekitar 215.000 spesies. Kelompok tumbuhan ini terdiri dari 2 kelas
yang tidak sama jumlah anggotanya yaitu Magnoliopsida (Dicotyledon)
yang memiliki 64 ordo, 318 famili dan 165.000 spesies; dan Liliopsida
dengan 19 ordo, 65 Famili dan sekitar 50.000 spesies.

KELAS MAGNOLIOPSIDA (DICOTYLEDONS)

Herba atau berkayu, daun mempunyai tulang daun palmatus atau


pinnatus, pingir daun bervariasi, akar lembaga tumbuh terus membentuk
akar tunggang, batang dengan cabang-cabang yang banyak, biasanya
ruasnya tidak jelas, daun tunggal atau majemuk, jarang yang
mempunyai vagina, Bunga mempunyai banyak bagian dalam kelipatan 4
atau 5, Biji dengan 2 kotiledon.
Kelas Magnoliopsida dikelompokkan kedalam 6 subkelas, 64 Ordo,
383 Famili dan sekitar 219.300 spesies.

Sub Kelas I. Magnoliidae Sub Kelas IV. Dilleniidae


Sub Kelas II. Hamamelidae Sub Kelas V. Rosidae
Sub Kelas III. Caryophyllidae Sub Kelas VI. Asteridae

SUB KELAS I. MAGNOLIIDAE

Mencakup tumbuhan berkeping biji dua yang memiliki beberpa


sifat primitif. Tidak terdapat karakter khusus yang memisahkan kelompok
ini, Bunga biasanya mencolok dan polypetal dengan perhiasan bunga
yang berkembang dengan baik; stamen banyak, dan masak dalam pola
sentripetal; pollen dengan 1 atau 3 pori (uniaperturate atau
triaperturate) dan dihasilkan oleh beberapa stamen yang tersusun spiral;
pistil apocarpus. Beberapa anggota memiliki kandungan isoquinoline
alkaloid dan senyawa volatile dalam selnya. Tumbuhan ini muncul sekitar
122 juta tahun yang lalu pada periode Kretasius bawah.
Sub kelas Magnoliidae dikelompokkan kedalam 8 ordo, 39 famili
dan kira-kira 12.000 spesies.
BAB VII

Tabel 6. Daftar nama odo dan famili dalam sub kelas Magnoliidae
Ordo 1. Magnoliales Ordo 4. Aristolochiales
Famili 1. Winteraceae Famili 1. Aristolochiaceae*
2. Degeneriaceae Ordo 5. Illiciales
3. Himantandraceae Famili 1. Illiciaceae*
4. Eupomatiaceae 2. Schisandraceae*
5. Austrobaileyaceae Ordo 6. Nymphaeales
6. Magnoliaceae* Famili 1. Nelumbonaceae
7. Lactoridaceae 2. Nymphaeaceae *
8. Annonaceae* 3. Barclayaceae*
9. Myristicaceae* 4. Caoofnbaceae
10. Canellaceae 5. Cerathophyllaceae
Ordo 2. Laurales Ordo 7 Ranunculales
Famili 1. Amborellaceae Famili 1. Ranunculaceae*
2. Trimeniaceae 2. Circaeasteraceae
3. Monimiaceae 3. Berberidaceae
4. Gomortegaceae 4. Sargentodoxaceae
5. Calycanthaceae 5. Lardizabalaceae
6. Idiospermaceae 6. Menispermaceae*
7. Lauraceae* 7. Coriariaceae
8. Hernandiaceae * 8. Sabiaceae
Ordo 3. Piperales Ordo 8. Papaverales
Famili 1. Chloranthaceae* Famili 1. Papaveraceae
2. Saururaceae* 2. Funiariaceae
3. Piperaceae*
Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO MAGNOLIALES

Magnoliaceae
( Cempaka-cempakaan)

Karakter Spesifik
Aromatic. Daun mempunyai stipula besar, menutupi kuncup yang
masih muda, jika gugur meninggalkan bekas seperti cincin. Bunga
dengan lobus perinthium tidak terdefensiasi menajdi calix dan corolla;
stamen banyak, saling bebas, ruang banyak, tersusun spiral atau pada
sumbu yang memanjang.

Deskripsi
Pohon atau perdu atau memajat, beraroma karena terdapat sel-sel
minyak atsiri terutama pada parenkim daun; daun tunggal; berselingan;
stipula besar mudah jatuh dan meninggalkan bekas pada buku; stipula
sering menutupi kuncup.
Bunga majemuk terminal atau axilaris. Bunga umumnya besar dan
mencolok, lengkap; umumnya biseksual, jarang uniseksual; aktinomorf,
hypogynus; mempunyai bractea, aromatic dan mempunyai warna yang

63
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

bervariasi; periantium 9 atau lebih, bebas, tersusun melingkar atau


spiral, lingkarannya berjumlah tiga, pada lingkaran luar bewarna hijau
(petaloid) dan semua sisanya petaloid; stamen banyak, saling lepas,
tersusun pada dasar sumbu bunga; anthera 2 sel, linear,membuka
secara membelah longitudinal; filament pendek.; pistilum/gynoecium
dengan banyak ruang, kdang 2-3; saling lepas, tersusun spiral pada
perpanjangan sumbu bunga (gynophore), umumnya sesil; bakal buah
superior, 1 ruang, placenta parietal, bakal biji 1 atau banyak, stylus dan
stigma tunggal. Buah umumnya polikulus, baka, berry atau samara,
kadang-kadang membentuk agregat serupa kerucut yang mengkayu. Biji
besar dengan embryo kecil dan endosprem lunak berdaging; testa
bewarna.

Contoh
Beberapa jenisnya merupakan tanaman hias dengan bunga yang
harum dan ada yang sebagai penghasil kayu. Mchelia champaca L.
(cempaka kuning, kembang kantil) ditanam untuk mengambil bunganya
sebgai bahan wangi wangian. Akar kering dari Michelia champaca L.
(Cempaka) juga dimanfaatkan sebagai obat pencahar, walaupun tidak
umum. Talauma condolei Bl., T. pumila Bl. Beberapa jenis yang masih
ditemukan liar di hutan-hutan Sumatra.

Hubungan Evolusi
Berbagai macam pendapat tentang kekerabatan status evolusi dari
famili ini. Magnoliaceae memiliki peranan penting dalam menelusuri asal
usul Angiospermae dan merupakan famili yang paling primitif dari
Angiospermae (Hallier, 1905). Hailier membandingkan sumbu floral yang
memanjang Magnolia yang memiliki beberapa sporophyl yang tersusun
spiral dengan sporophyll Bennetiales. Arber dab Parkin (1907) dan Lotsy
(1911) juga menyetujui bahwa famili ini merupakan famili yang primitive.
Bentham dan Hooker (1862-1883) meletakkan famili in dalam ordo
Ranales, seri Thalamiflorae, subkelas polypetal dari kelas dikotiledon.
Pada ordo Ranales termasuk 8 famili Ranunculaceae, Dilleniaceae,
Calycantahaceae, Magnoliaceae, Annonaceae, Menispermaceae,
Berberidaceae dan Nhympaceae.
Hutchinson memasukkan famili ini di bawah ordo Magnoliales ke
dalam divisi Lignosae dari Subfilum Dikoteledon. Ordo ini mencakup 9
famili Magnoliaceae, Illiaceae, Winteraceaem, Caneliaceae,
Schisandraceae, Himantandraceae, Lactoridaceae, Trochodendraceae dan
Cercidiphyllaceae. Ia memindahkan Annonaceae, famili yang memilki
kekerabatan yang dekat dengan Magnoliaceae dan meletakkan
bersamaan dengan famili Eupomatiaceae di bawah ordo Annonales.
Magnoliaceae dianggap sebagai famili paling primitif dari angiospermae
oleh Hutchinson.
Smith (1945) menyatakan Magnoliaceae merupakan famili yang paling
jelas dalam hal karakter vegetatif dan floral, menghilangkan keraguan
dalam anggapan bahwa famili ini primitif. Ini juga memperlihatkan bahwa
kelompok seperti Winteraceae dll kemungkinan sedikit primitif. Baily,

64
BAB VII

Nast dan smith(1943) menyatakan Magnoliaceae berkerabat dekat


dengan Himantandraceae dan Degeneriaceae.
Benson (1957) memasukkan Magnoliaceae ke dalam ordo Ranales
di bawah seri atau kelompok Thlamiflorae dari Subkelas Dikotiledon dan
memasukkan 26 famili ke dalam ordo ini. Ia memasukkan Winteraceae,
Illiaceae, Schisandraceae dan Degeneriaceae sebagai famili yang berbeda
tetapi berkerabat dekat dengan Magnoliaceae dan menyatakan
Winteraceae merupakan famili yang paling primitif di dalam ordo.
Hutchinson, Takhtajan dan Cronquist memisahkan famili Ranunculaceae
dan Nymphaceae dari Magnoliaceae dan famili yang dekat lainnya.
Takhtajan dan Cronquist meletakkannya ke bawah ordo Ranunculales dan
Nymphaeales. Hutchinson meletakkan Nymphaceae dengan
Ranunculaceae dengan Ranunculaceae dengan 5 famili lainnya dibawah
ordo Ranales dalam divisi Herbaceae. Baily, Nast dan Smith (1943) dan
Benson (1957) menyatakan Magnoliaceae merupakan kerabat dekat dari
Degeneriaceae dan Himantandraceae. Hutchinson (1964) menyatakan
Magnoliaceae merupakan famili yang paling primitif dari dikotiledon kayu
(lignosae). Ia menyatakan berkerabat dekat dengan Illiaceae dan
menyatakan Ranunculaceae berhubungan dengan Magnoliaceae.
Takhtajan (1969) menyatakan Magnoliaceae berkerabat dengan
Degenericeae dan Himantandraceae, kemudian akhirnya membentuk
hubungan antara Magnoliaceae dan Degeneriaceae pada satu sisi dan
Annonaceae pada sisi lainnya walaupun secara filogenetik
memperlihatkan cabang lateral. Ia memulai ordo Magnoliales dengan
famili Winteraceae tetapi tidak menganggap remeh sifat primitifnya
dengan meletakkan famili Magnoliaceae setelah winteraceae. Cronquist
(1968) menyatakan “diantara Magnoliales, Magnoliaceae, Winteraceaem
Degeneriaceaem Himantandraceae dan annonaceae membentuk
kelompok yang paling sering diteliti“ walapun Hutchinson menyatakan
Annonaceae terletak jauh dari lainnya. Famili ini hypoginous, dekat
bunga apocarpus yang memiliki banyak stamen yang tak terbagi kepada
filamen dan anther, pollen berselah satu dan biji dengan banyak
endosperm.
Seluruh famili Ranalian memiliki bentuk yang umum pada butir
pollen dari kantong pada dua stadium bukleat (Brewbaker, 1967) dan
secara filogenetik primitif, taxa memiliki butir pollem binukleat. Anatomi
memperihatkan kekerabatan pada famili Magnoliaceae (seperti yanf
didefinisikan oelh Cronquist dan Takhtajan) yang menyerupai
Degeneriaceae dan Eupomatiaceae dalam kepemilikan multilacunar,
lapisan heterogenous dan pola untai yang terbuka pada protoxylem
(Bensing, 1967). Pada akhirnya karakter Magnoliaceae juga menyerupai
Annonaceae, Schisandraceae, Himantandraceae, Myristicaceae, illiaceae
dan Winteraceae. Eames (1961) menyatakan bahwa kesamaan antara
Magnoliaceae dan annonaceae pada kesamaan pola dati sistem pembuluh
kortikel pada floral axis.
Kesimpulannya, famili Magnoliaceae terdiri dari salah satu famili
yang paling primitif dari dikeotiledon berkayu dan memberikan petunjuk
penting tentang kekerabatan dan evolusi angiospermae.

65
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Annonaceae
(Kenanga-kenangaan)

Karakter Penting
Kulit batang licin atau mempunyai retak-retak dangkal, kulit
batang bagian dalam mempunyai serat yang jelas dan mempunyai
granular yang menonjol ke arah luar. Kayu jika dipotong melintang
terlihat serat melintang. Daun tunggal, alternatus, tanpa stipula. Bunga
mempunyai dengan corolla 6 lembar yang tersusun dalam dua lingkaran.
Stamen banyak, kecil dan pendek, umumnya mengelompok mengelilingi
bakal buah.

Deskripsi
Pohon, perdu atau liana. Daun tunggal, tersebar, berselingan,
tanpa stipula, sering mengkilat.
Bunga tunggal atau dalam tandan, diketiak daun atau pada batang
(”cauliflorus”), biseksual jarang uni seksual, aktinomorf; perianthium
tersusun pada 3 lingkaran masing-masing 3 helai, satu atau dua
lingkaran luar sepaloid, pangkalnya menyatu (”connate”) atau ”valvate”
pada lingkaran bagian dalam petaloid valvate atau sedikit tumpang tindih
(”imbricate”); stamen banyak, sering melebar dan pendek, tersusun
spiral pada perpabjangan sumbu bunga; filamen pendek dan tebal;
anthera empat sel melipat ke arah luar (”extrose”); pistilum sedikit
sampai banyak, saling bebas tersusun spiral pada thalamus, ovarium
superus, atau loul dan satu ruang. Pada masing-masing ruang terdapat
satu atau lebih ovul mengangguk (”anatropus ovule”), plasenta parietal;
stylusd an stigma tunggal. Buah baka (berry) umumnya mengelompok
dengan ruang kering atau berdaging, kadang bertangkai, tersusun pada
torus. Biji besar dengan embryo kecil, endosperm ruminate
Famili ini merupakan Famili yang terbesar dari ordo Magnoliales
yakni sekitar 130 marga dan 2300 jenis tersebar didaerah tropis.

Contoh
Banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan, tanaman hias atau
pohon penghasil kayu. Bagian yang dimakan biasanya daging buahnya,
dapat dimakan langsung sebagai buah segar atau digunakan untuk
bahan pembuat jus. Jenis yang sudah lazim adalah : Anaxagorea
javanica Bl.; A. luzonensis A. Gray.; Annona muricata L. (Sirsak,
Durian balando, Nangka sabrang, Nangka Belanda), A. reticulata L. (Buah
nona, Kluwa), A. squamosa L. (Srikaya, Buah sarikayo)*; Artabotrys
suaveolens Bl. (kenanga china), A. hepsapetalus*; Canangium odoratum
Baill. (Kananga, Kanango, Ylang-ylang) dimanfaatkan sebagi sumber
minyak atsiri untuk wangi-wangian. Minyaknya mengandung beberapa
substasi aromatic. Kayunya bewarna putih sampai abu-abu, sering
diamnfaatkan sebagai baham pembuat stick korek api ; Desmos
dasymaschala Saff. (Tapih), D chinensis Lour.; Fissistigma latifolium
(Tapih aka); Goniothalamus macrophyllus (Bl.) Miq., G. tapis (Tapih)*;

66
BAB VII

Phaeanthus crassipetalus Becc. (Tapih rimbo); Polyalthia caulifloraI


(tapih)* P. longifolia Benth. Sering ditanam di pinggir jalan sebagai
pohon pelindung; Uvaria cordata (L.) Alston. (Pisang-pisang), Uvaria
purpurea Bl., U. hirsuta Jack., U. Lamponga Scheff. U. grandiflora*.

Hubungan Evolusi
Annonaceae memiliki hubungan yang dekat dengan famili
Magnoliaceae dan merupakan hasil evolusi dari Magnoliaceae. Kedua
famili ini memiliki kemiripan dalam karakter vegetatif dan reproduktif.
Takhtajan (1968) menyatakan “Annonaceae memiliki hubungan dengan
Magnoliaceae namun sedikit lebih maju”. Ia menyatakan bahwa
Annonaceae merupakan famili dari fosil hidup. Cronquist (1968) yang
meniliti kesamaan komposisi kimia alam dari minyak etehrial pada
beberapa famili yang termasuk dalam Magnoliales, menemukan bahwa
minyak etherieal yang terdapat dalam famili primitif ini berbeda dengan
yang terdapat pada famili dataran tinggi seperti Rutaceae, Rosaceae,
Zingiberaceae. Penemuan Robert F Thorne (1964) berdasarkan
kandungan minyak etherieal menyatakan bahwa hal ini juga dapat
menyebabkan bahwa terjadi penyatuan famili heterogenous dalam ordo
Magnoliales. Ia tidak setuju dengan Hutchinson yang memisahkan
Annonaceae menjadi ordo Annonales dan memasukkan ke dalam
Magnoliaceus dari ordo Magnoliales. Pemeriksaan Karyologi (jumlah
kromosom) menunjukkan jumlah kromosom Annonaceae mirip dengan
Myristicaceae dengan jumlah kromosom n-7 (kromosom nenek moyang
untuk tumbuhan berbunga). Benzing (1967) juga menyatakan juga
terjadi hubungan kekerabatan antar keduanya berdasarkan protoxilem
primer dan endosperm yang ruminate

Myristicaceae
(Pala-palaan)

Karakter Spesifik
Kulit batang torehannya menghasilkan getah merah seperti darah.
Bunga umumnya tunggal, biseksual jarang uniseksual. Buah biasanya
merekah dalam dua bagian, didalamnya terdapat sebuah biji yang
berukuran besar dan keras. Biji diselubungi oleh selaput (”arilus”) yang
berwarna merah muda atau merah, mempunyai lapisan lilin atau
berdaging; kulit biji memiliki rasa yang pedas dan aromatik.

Deskripsi
Pohon atau semak, umumnya aromatis, bergetah merah. Daun
tunggal, tersusun tersebar, tanpa stipula.
Bunga kecil, unisexual, racemus atau simosa, diketiak;
perianthium atau sepaloid 2-4, yang menyatu di dalam sebuah
periginium yang berupa tabung atau lonceng, tumpang tindih
(”imbricate”); bunga jantan mempunyai jumlah stamen yang bevariasi,
3-30 buah, monadelpus; filamen umumnya menyatu membentuk sebuah

67
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

column atau disk; bunga betina dengan bakal buah superus, satu ruang
satu bakal biji. Buah umunya berdaging, baka, drupa, memecah melalui
dua alur, biji besar, berarilus, endosperm besar, ruminat, berminyak. Biji
mempunyai ruang yang bercabang-cabang.
Famili ini mempunyai 20 marga dengan 500 jenis, tersebar
didaerah Pantropis. Marga terbesar adalah Virola (sekitar 50 jenis) di
Amerika, dan Horsfieldia (sekitar 100 jenis), Knema (sekitar 90 jenis)
dan Myristica (sekitar 170 jenis) di Asia, tiga yang terakhir bersamaan
dengan Endocomnia dan Gymnacranthera memiliki distrubusi yang luas;
Gymnacranthera terdapat dari Semenanjung Selatan Thailand hingga
Papua.

Contoh
Horsfieldia irya (Gaertn.) Werb., H. glabra Lamark; Knema laurina
(Bl.) Warb. (mandarahan), K. cinerea (Poir.) Warb. (mandarahan), K.
intermedia (Bl.) Warb. K. mandarahan, K. hookeriana (mandarahan) ;
Myristica fragrans Houttuyn (Buah pala) salah satu jenis yang telah
umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bumbu, kulit buahnya digunakan
untuk manisan. Biji memiliki bau aromatis dan asam karena mengandung
minyak folatil. Digunakan untuk obat, parfum dan sedikit untuk
minuman. Sebagai obat bersifat stimulant dan carminative, pada dosis
yang banyak bisa bersifat toksik.

Hubungan Evolusi
Myristicaceaea memiliki hubungan kekerabatan dengan
Annonaceae, Lauraceae dan Eupomatiaceae. Bentham dan Hooker
meletakkan famili ini ke dalam Micrembryae. Engler, Rendle dan yang
lainnya meletakaan di bawah Ranales bersamaan dengan Annonaceae.
Kekerabatan yang paling dekat dari famili ini masih kurang jelas.

ORDO LAURALES

Lauraceae
(Medang-medangan)

Karakter Spesifik
Semak atau pohon. Daun tanpa stipula, alternatus. Bunga kecil,
biseksual atau uniseksual. Perhiasan bunga kecil, tersusun dalam 2 baris
atau seri, tidak dapat dibedakan. Stamen dalam 4 lingkaran masing-
masingnya 3. Karpel 1, ovari superior. Buah berri atau drupa. Biji tidak
berendosperm.

Deskripsi
Pohon atau semak yang aromatis (kecuali Cassytha herba
memanjat dan parasit). Daun tunggal tersebar jarang berhadapan atau
dalam lingkaran tanpa stipula pada Cassytha daun tereduksi menjadi
sisik.

68
BAB VII

Bunga dalam rasemosa, spika, umbela atau panicula. aktinomorf


kadang biseksual kadang uniseksual; perianthium biasanya 6 lobus,
dalam 2 seri, stamen 6 atau 9, dalam 2-3 seri (kadang 3 atau 12 dalam 2
seri); calix 6 calix dalam 2 lingkaran bersatu membentuk tabung, ada
hypanthium; corolla tidak ada; stamen dalam 4 lingkaran masing-masing
3 helai melekat pada tabung calix satu atau lebih lingkaran terdalam
dapat berupa staminoidea, anthera membuka dengan klep, membuka
melalui 2 atau 4 klep, filamen sering mempunyai sepasang tonjolan
nektar pada dasar sampingnya; pistilum satu dengan bakal buah
superus, satu carpel, satu ruang dan satu bakal biji. Buah baka atau
drupa sering sebagian ditutupi hypanthium yang berdaging; biji dengan
embrio yang besar, keping biji mengandung minyak dan pati, asam laurat
sering merupakan bagian terbesar dari lemak biji, tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari 30-50 genus dengan sekitar 2000-3000
spesies, tersebar di daerah tropis dan subtropis, pusat penyebaran
terbesar adalah di Asia Tenggara dan Brazil. Genus yang besar adalah
Cinnamomum (150 spesies), Persea (200 spesies), Cryptocaria (200
spesies), Litsea (250 spesies) dan Beilschmiedia (150 spesies).

Contoh
Kepentingan ekonomi famili ini antara lain karena minyak
aromatisnya dan penghasil kayu. Actinodaphne glomerata Nees
(Madang), A. procera Nees (Madang susun); Alseodaphne semicarpifolia
Nees (Madang lebar daun); Cassytha fi/iformis L Parasit pada tumbuhan
pantai.; Cinnamomum zeylanicum Bl., dan C. burmanni Nees ex Blume.
(kulit/kayu manis) kulit menghasilkan kayu manis sebagai rempah-
rempah, C. parthenoxylon Meisen. (Kayu gadis), C. culilawan Bl. (Kayu
lawang), C. iners Reinw. Ex Bl. (Kayu lawang); Cryptocarya impresa Miq.
(Madang api–api), C. teysmanniana Miq. (Madang cik anjiang), C. caesia
Bl. (Madang laso); Dehaasia microcarpa Bl. (Madang tam–tam), D.
cuneata (BI.) Bl., D. caesia Bl., D. incrassita (Jack.) Kosterm;
Eusideroxylon zwageri T & B. (bulian); Litsea cubeba (lour.) Pars. daun
dapat sebagai pengganti sirih, kulit batang untuk ramuan obat-obatan,
minyak atsiri, berbau serai; Persea americana Mill. (Alpukat), buah dapat
dimakan; Phoebe lanceolata (Wall.)Nees (Madang sarai), P. rigida Miq.
(Madang talua ayam).

Hubungan Evolusi .
Famili Lauraceae menunjukkan hubungan yang dekat dengan
Magnoliaceae, Annonaceae, Myristicaceae pada struktur floral, habit kayu
dan kemungkinan berasal dari nenek moyang Magnolian-ranalian.

69
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Hernandiaceae
(Kampis-kampisan)
Karakter Spesifik
Pohon, semak atau memanjat berkayu. Daun spiral atau
berselang-seling, tanpa stipula, bertangkai panjang, tunggal atau
majemuk menjari dengan 3 anak daun. Bunga majemuk dalam
panicula,diketiak daun. Perhiasan bunga berlobus dalam 1 atau 2 karang.
Buah kering dan bersayap, atau terdapat pada involukrum yang
berbentuk mangkuk.

Deskripsi
Pohon, semak atau memanjat berkayu. Daun tersusun spiral,
tanpa stipula, tunggal atau mejemuk menjari; piggir daun rata.
Bunga dalam malai atau malai rata yang duduk di ketiak daun atau
di ujung, biseksual atau uniseksual, kecil, berwarna putih, kehijauan atau
pink; perhiasan bunga 2-10, lepas atau melekat pendek, kerapkali 2
lingkaran, bersambung secara katup; stamen sari 3-7, berseling atau
tidak berseling dengan staminodia, anthera beruang 2; bakal buah
tenggelam, beruang 1; tangkai putik 1. Buah kering, bersayap atau
dalam involukrum yang berbentuk mangkuk; berbiji 1, dibungkus poleh
selubung yang berbentuk bola dan terbuka di puncaknya.
Famili ini merupakan famili pan-tropik mempunyai 4 genera, 58
spp. Di Malaya 2 sepciesnya merupakan tumbuhan pesisir (Gyrocarpus
americanus, Hernandia nymphaeifolia) dan 3 species dari Illigera
merupakan herba memanjat dalam hutan.

Contoh
Hernandia peltata Meissn.*, biji mengandung minyak yang
digunakan untuk membuat lilin, akarnya dikunyah untuk mengobati efek
dari racun memakan ikan atau kepiting, dan kayunya digunakan untuk
membuat perahu kano.

ORDO PIPERALES

Piperaceae
(Sirih-sirihan)

Karakter Spesifik
Tumbuhan yang tegak berupa herba, semak atau pohon. Batang
beruas yang jelas, punya aroma khas, daun alternatus dan berdaging,
pertulangan daun curvinervis atau penninervis. Bunga dalam bentuk
spika yang berdaging atau amentum (untai), biseksual, bunga uniseksual
juga teratur. Buah drupa. Biji dengan endosperm dan perisperm
Deskripsi
Herba, liana, perdu, pohon kecil atau tumbuhan memanjat seluruh
organ mempunyai bau aromatis yang khas, akar utama bercabang,
batang mempunyai ciri khusus yaitu beruas yang jelas (berbuku),

70
BAB VII

mengandung gel minyak dan seluruh organ mempunyai bau aromatis


yang khas. Daun tunggal, tersebar, jarang yang berhadapan atau dalam
lingkaran; memiliki petiolus; margin rata; seringkali berdaging umumnya
berbentuk jantung; pertulangan daun pinnatus atau palmatus; stipula
melekat pada petiolus atau tidak ada; Seringkali berdaging dan
mempunyai rasa yang tajam (pedas).
Bunga dalam spika yang padat dan berdaging, biasanya
berhadapan dengan petiolus, setiap bunga kecil, ada braktea, biasanya
biseksual jarang yang uniseksual; perianthium tidak ada; bunga jantan
hypogenus, stamen 1-10, sering 3 + 3, filamnet terlihat jelas; bunga
betina dengan bakal buah superus, karpel 2-5 (pada Piper) atau hanya 1
(Peperomia), satu ruang, 1 bakal biji, stigma pendek 1-4 atau berbentuk
sikat jumlah stigma sama dengan jumlah carpel. Buah drupa kecil, biji
dengan endosperm dan perisperm (perisperem adalah jaringan berisi
cadangan makanan, berasal dari nuselus).
Famili ini terdiri dari 10 marga dan 1400 sampai lebih dari 2000
jenis, sebagian besar termasuk dalam 2 marga yaitu Piper dan
Peperomia, tersebar di daerah tropis hanya sedikit species yang
ditemukan didaerah temperata. Kepentingan ekonomi utama adalah Piper
ningrum sebagai penghasil lada, digunakan juga untuk obat-obatan
sebagai aromatic stimulant sedangkan beberapa jenis Peperomia adalah
tanaman hias.

Contoh
Piper aduncum (siriah-siriah)*. P. betle L. (Sirih) mengandung
phenol, minyak atsiri,digunakan untuk makan sirih, untuk upacara, obat
batuk, disinfectans luka maupun untuk mulut, P. nigrum L. (merica atau
lada hitam) tumbuhan rempah-rempah, P. cubeba (lada ekor),
mengandung minyak atsiri, antisepticum, P. retrofractum Vahl.
mengandung minyak atsiri, P. sarmentosum (sirih kaduak); Peperomia
sandersii DC. tanaman hias, P. pellucida HB. Et K* obat tradisional untuk
asam urat.

Hubungan Evolusi
Famili Piperaceae, walaupun asal mulanya tidak diketahui,
merupakan salah satu dikotiledon primitif. Benson (1957) menyatakan
bahwa pada Polygonaceae dan Piperales (tidak selalu) ovule soliter dan
orthothropous. Sebuah kekerabatan berdasarkan bunga yang majemuk
diajukan oleh Lotsy antara Piperales dan Araceae. Cronquist (1968)
menyatakan “Piperales adalah Magnolidae yang tereduksi, ovule yang
banyak dan orthotropous”. Famili ini mirip Magnoliales pada kesamaan
kandungan minyak etherial, tetapi berbeda pada habit yang kebanyakan
herbaceous. Diantara Magnoliales, Lactoridoceae merupakan yang paling
dekat kepada Piperales

71
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Chloranthaceae
(Kerastulang-kerastulangan)

Karakter Spesifik
Daun berhadapan, pinggir daun bergigi; stipula kecil pada piggir
selubung petiola. Bunga terminal berduri, betina dan jantan menyatu
pada braktea. Bunga tanpa perianthium. Stamen 1 atau 3 manyatu;
filamen pendek dan tebal; anther ber sel 2 atau jika 3 stamen bersel 1;
stylus sangat pendek; ovule 1, orthotropous, buah drupa berdaging.

Deskripsi
Herba, perdu atau pohon berkayu, tidak bertanin tetapi terdapat
sel-sel minyak atsiri. Daun tunggal, berhadapan, petiolus pada bagian
pangkalnya bertemu, mempunyai stipula, kecil den hampir bersatu pada
bagian pangkalnya, stipula interpetiolar.
Bunga dalam spika, simosa atau panikula, setiap bunga biseksual atau
uniseksual, aktinomorphus; perianthium tidak ada atau tereduksi,
kadang-kadang berbentuk calixs dengan 3 gigi; stamen 1-3; bakal buah
inferus, 1 ruang, 1 bakal biji,. Buah drupa; biji dengan endosperm yang
berminyak dan bertepung, tidak ada perisperm.
Famili ini mempunyai 5 marga dan sekitar 75 jenis, tersebar di
daerah tropis dan subtropics.

Contoh
Chloranthus elatior R.Br, C. officinalis Blume dan C. Inscospicuus
Swartz dapat dipakai sebagai bahan teh, juga bisa untuk obat demam.

ORDO ARISTOLOCHIALES

Aristolochiaceae
(Puyan-puyanan)

Karakter Spesifik
Daun tunggal, berbentuk jantung, berlobus, calix berbetuk ”S”
atau membengkok, bercangap 3.

Deskripsi
Liana, herba, atau perdu tegak. Daun tunggal, tersebar; sering
berbentuk jantung; piggir daun rata atau kadang-kadang bercangap 3;
tanpa stipula.
Bunga tunggal atau dalam perbungaan simosa atau rasemus,
biseksual, aktinomorf, atau zigomorf sering berbau bangkai; calyx
berbentuk tabung, sering berbentuk huruf S atau berbentuk
cangklong/membengkok, bercangap 3, sering besar dan petaloid; corolla
tidak ada atau sangat tereduksi; stamen 4 sampai banyak, lepas atau
bersatu dengan stylus membentuk gimnostemium, bakal buah inferus,

72
BAB VII

semi inferus atau superus, 4-6 karpel, 4-6 ruang; bakal biji banyak;
stigma 3-6. Buah kapsul; biji dengan endosperm yang berminyak.
Famili ini mempunyai 8-10 genus dengan sekitar 600 spesies, 500
diantaranya termasuk genus Aristolochia, tersebar didaerah tropis dan
temperata.

Contoh
Banyak spesies dari Aristolochia dan Asarum ditanam sebagai
tanaman hias. Aristolochia serpentaria L. ( “Virginia snake root “) dipakai
sebagai tanaman obat, A. tagala Cham*.

ORDO ILLICIALES

Illiciaceae
(Lawang-lawangan)

Karakter Spesifik
Daun seperti berkarang 3-6, beraroma. Bunga dengan periathium
yang tidak terdiferensiasi menjadi calix dan corolla. Gymnacium
mempunyai 5-13 karpel yang tersusun bebas dalam sebuah lingkaran
seperti bintang. Buah seperti bintang, membelah secara ventral.

Deskripsi
Pohon kecil atau perdu yang aromatis. Daun tunggal, berselingan,
tidak punya stipula; pinggir rata; pertulangan daun menyirip; tidak
mempunyai stipula.
Bunga sedang atau kecil, aksilar atau supra aksilar umumnya pada
batang utama; biseksual; perianthium (calix atau corolla belum
terdiferensisasi) terdiri dari 2-3 lapis; stamen banyak, terdiri dari 2-3
baris; carpel banyak, terpisah-pisah, tersusun dalam 2 lingkaran; bakal
biji satu pada tiap ruang. Buah umumnya folikulus; biji dengan
endosperm yang banyak.
Famili ini merupakan famili yang terbesar dari Magnoliales dengan
sekitar 130 marga dan 2300 jenis tersebar didaerah tropis.

Contoh
Illicium verum Hook.f. (bunga lawang, adas china, star anise),
dimanfaatkan sebagai bumbu masak. I. religiosum Siebold dan I.
tenuifolium (bungo lawang rimbo)*, ditemukan tumbuh liar di hutan-
hutan Sumatra.

73
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Schisandraceae
Karakter Spesifik
Liana yang aromatis, berkayu. Buah bakka, tersusun rapat pada
torus yang berdaging

Deskripsi
Liana yang aromatis, berkayu, tidak bergetah. Daun berselingan,
tidak punya stipula.
Bunga uniseksual, aksilar; perianthium (calix atau corolla belum
terdiferensisasi dengan baik) terdiri dari 10-12 terdiri dari 3-4 lapis;
stamen banyak, menyatu pada basisnya menjadi massa yang berdaging;
bakal buah dengan ruang banyak, terpisah-pisah, tersusun pada
permukaan torus yang bulat,; bakal biji 2-3 pada tiap ruang. Buah baka,
tersusun rapat pada torus yang berdaging; biji mempunyai endosperm
Terdiri dari 2 marga (Schisandra dan Kadsura) dengan sekitar 50
jenis.

Contoh
Kadsura scandens (Bl.) Bl*. (aka dama-dama) akarnya salah satu
bahan dalam ramuan obat rematik.

ORDO NYMPHAEALES

Nymphaeaceae
(Teratai-terataian)

Karakter Spesifik
Akuatik annual atau herba perennial, batang cauline atau dengan
rhizoma. Daun tunggal, besar, tangkai daun panjang, terapung atau
timbul, karpel banyak dan terletak pada celah torus (dasar bunga)

Deskripsi
Herba akuatik dengan rhizoma. Daun tunggal; keluar dari rhizoma,
tangkai daun panjang; helaian daun cordatus atau hastatus sampai
peltatus, terapung, muncul dari permukaan air atau terendam; stipula
ada atau tidak ada.
Bunga tunggal, tangkai panjang, biasanya besar, biseksual,
aktinomorf; hypoginus sampai epiginus; calix 4- 6; corolla 8 sampai lebih
berasal dari staminodium; stamen banyak, tersusun spiral, kebanyakan
berbentuk helaian dengan tiga tulangan daun, lepas kadang-kadang
terdapat staminodia disebelah dalam; bakal buah sebelah luar, superus
sampai inferus, 5-35 karpel, ruang banyak; bakal biji banyak. Buah baka
yang berspons; biji dengan endosperm dan perisperm, sering berarilus.
Famili ini terdiri dari lima genus dengan sekitar 50 spesies,
kosmopolit.

74
BAB VII

Contoh
Tumbuhan Nymphaea digunakan untuk tanaman ornamen pada
kolam. Akarnya dapat dimakan, bunganya digunakan untuk obat disentri.
Nymphaea lotus, biji dan rhizomanya dapat dimakan, buah mudanya
dimakan sebagai salad. Nymphaea stellata, biji dan akarnya dapat
dimakan, daunnya yang telah dibuat jus dapat mengobati demam.

Hubungan Evolusi
Bessey (1915) menjadikannya famili Cabombaceae, Nelumbaceae
dan Nymphaceae, dua terakhir dimasukkan ke dalam ordo Ranales dan
yang ketiga dimasukkan ke dalam ordo Rhoeadales berdasakan ovaru
syncarpus. Small (1933) meletakkan semua famili ini pada Ranales
dengan 3 Famili yang berbeda. Sub-famili Cabobaceae memeperlihatkan
kekerabatan dengan monokotiledon pada bunga yang trimerous dan
pembuluh yang berdekatan. Juga memperlihatkan kekerabatan dengan
Ranunculaceae pada ovari apocarpus dan susunan spiral bunga.
Pembuluh yang terpencar dan biji arill Nymphaceae. Memiliki getah,
lapisan corolla peltate dan famili plasenta laminal. Nymphaceae mirip
dengan Papavaraceae. Berdasarkan habit akuatik dan struktur ovari,
Nymphaceae menunjukkan kekerabatan dengan Alismataceae.

Nelumbonaceae
(Seroja-serojaan)
Karakter Spesifik
Herba akuatik, tidak berbatang, terdapat rhizoma. Daun tunggal
dengan tangkai daun yang panjang, juga memiliki stipula. Bunga
tunggal, bertangkai panjang, besar, tepal tersusun spiral. Buah keras, biji
tunggal tanpa adanya endosperm ataupun perisperm.

Deskripsi
Herba akuatik; tidak berbatang tetapi terdapat rhizoma atau tuber.
Daun tunggal; petiolus panjang keluar dari rhizoma; ada stipula yang
mirip ochrea; helaian daun ada yang terapung ada yang terendam.
Bunga tunggal, bertangkai panjang, besar; biseksual, hipoginus;
perianthium 22 – 30 tersusun spiral; bakal buah beberapa (12-40) ruang
dalam 2-4 lingkaran, tertanam dalam dasar bunga yang membesar,
berbentuk kerucut terbalik. Buah “ Nut” berdinding keras, terdapat dalam
rongga-rongga dasar buah; setiap buah mempunyai lubang pernapasan
diujung atasnya; biji tunggal, tanpa endosperm ataupun perisperm.
Famili ini hanya mempunyai satu genera, Nelumbo, dengan dua
spesies : Nelumbo nucifera di Asia dan Australia serta Nelumbo lutea di
Amerika.

Contoh
Sama dengan Nymphaeae, jenis-jenis dari famili ini juga
dimanfaatkan sebagai tanaman ornamen pada kolam karena bunganya
yang indah. Bunga dari Nelumbo digunakan untuk mengobati diare,

75
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

kolera dan penyakit lever. Nelumbo nucifera Gaertn. ( teratai) akar, biji
dan bunga untuk obat batuk, terkenal akan bijinya yang tahan sangat
lama, bisa sampai 3000 tahun dalam kondisi yang cocok.

Barclayaceae
Karakter Spesifik
Herba akuatik kecil dengan akar yang panjang, berbulu
kasar/kusut, lunak, terapung atau daunnya tegak. Calix 5, dengan ujung
yang ramping, terletak pada dasar bakal buah. Corolla berjumlah banyak,
biseriatus, menyatu dibawah. Bakal buah 6 sampai 8, hampir merah
muda, ujung berbentuk kerucut.

Deskripsi
Herba akuatik kecil dengan akar yang panjang, berbulu
kasar/kusut, lunak, terapung atau daunnya tegak.
Bunga besar, kemerah-merah mudaan; calix 5, dengan ujung yang
ramping, terletak pada dasar bakal buah; corolla berjumlah banyak,
biseriatus, menyatu dibawah pada pertemuan dengan ruang; stamen
banyak dalam banyak seri tersisip pada saluran corolla, filamen pendek,
anthera pendulous; bakal buah 6 sampai 8, hampir merah muda, ujung
berbentuk kerucut. Buah berri berbentuk bulat berdaging; biji berbentuk
elips berduri.
Famili ini memiliki 4 spesies pada daerah Burma sampai Borneo.
Contoh
Barclaya kunstleri Ridl. ditemukan Sumatera Barat masih banyak
ditemukan di perairan Sarah Bonta, B. motleyi, B. longifolia

ORDO RANUNCULALES
Ranunculaceae
(Kelimat-kelimatan)

Karakter Spesifik
Daun tunggal atau majemuk, tersebar atau berhadapan; bunga
biseksual, ovary buah banyak ruang, jelas, setiap ruang terdiri dari 1 biji.

Deskripsi
Herba, jarang perdu rendah atau memanjat, memanjat. Daun
tunggal atau majemuk; tersebar atau berhadapan.
Bunga reguler, simetri; calix 4-5 atau lebih; corolla 5 atau lebih
atau tidak ada; stamen tidak menentu, bebas; bakal buah banyak ruang,
jelas, setiap ruang terdiri dari 1 bakal biji. Buah dengan banyak biji,
punya endosperm yang banyak.
Famili ini terdiri dari 30 genus, dengan sekitar 300 spesies.
tersebar terutama diadaerah temperate dan boreal.

76
BAB VII

Contoh
Anemone javanica

Menipermaceae
(Sirawan-sirawanan)

Karakter Spesifik
Liana, daun tunggal, seperti jantung, pertulangan daun
melengkung, permukaan daun punya rambut-rambut kelenjar.

Deskripsi
Umumnya liana atau herba. Daun tunggal; tersebar; tanpa stipula,
dinding sel sebelah dalam dari epidermis sering berlendir.
Bunga kecil, umumnya dalam simosa, panikula–simosa atau
pseudorasemosa; bunga-bunga dalam ikatan pada nodus-nodus dari
sumbu, jarang yang tunggal; uniseksual, umumnya trimer dalam dua
lingkaran; calix umumnya 6; corolla umumnya 6; bunga jantan dengan 6
stamen, lepas atau bersatu pada dasar; bunga betina bakal buah
umumnya 3-6, sering dengan gimnofor masing masing dengan 2 bakal
biji ( tetapi satu gugur). Buah drupa; biji sering berbentuk telapak kuda,
ada endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 70 genus dengan 400 jenis, tersebar
didaerah tropis dan sub tropis, sedikit didareah temperata. Beberapa
jenis dipakai sebagai bahan ramuan obat-obatan.
Contoh
Cyclea barbata (aka kalimpanang)* digunakan untuk membuat
agar-agar (tradisional); Tinomiscium petiolare Miers.*; Tinospora crisma
(brotowali)

SUB KELAS II. HAMAMELIDAE

Kebanyakan tumbuhan ini adalah berkayu, beberapa taksa


herbaseus terdapat pada Urticales. Daun biasanya tunggal, kadang
majemuk. Bunga tereduksi ukurannya dan kebanyakan berkelamin satu
dan berumah satu (kadang berumah dua), Bunga tersusun spika.
Perhiasan bunga yang berkembang dengan tidak baik dan tersusun
dalam catkin. Anthera besar dan menghasilkan pollen yang ringan dalam
jumlah banyak; pollinasi dengan angin. Bunga betina biasanya
menghasilkan sedikit biji per bakal buah. Buah achene, nuk, atau
bersayap. Pada kelasifikasi yang lama, kelompok catkin diletakkan
bersamaan dan dianggap simpel karena penampakan catkin yang tidak
terlalu jelas dan mirip dengan pinofit. Kesimpulan mengasumsikan bahwa
kelompok ini merupakan famili yang paling primitif dari tumbuhan
berbunga. Sekarang kita mengetahui bahwa kurangnya bagian bunga,
merupakan reduksi pada bagian tertentu, dan tidak semua kelompok
catkin berkerabat. Fosil kelompok Hammamelidae yang ditemukan pada

77
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

100 juta tahun yuang lalu pada periode Kretaseus menunjukkan bahwa
fosil kelompok ini merupakan fosil pertama yang ditemukan pada
tumbuhan berbunga. Ordo Urticales merupakan dua per tiga dari jumlah
total spesies, dan satu per empat merupakan ordo Fagales.
Sub kelas Hammmamelidae terdiri dari 11 ordo, 24 famili dan
3400 spesies.

Tabel 7. Daftar nama odo dan famili dalam sub kelas Hamamelidae
Ordo 1. Trocnodendrales 4. Moraceae*
Famili 1. Tetracentraceae 5. Cecropiaceae
2. Trochodendraceae 6. Urticaceae*
Ordo 2. Hamamelidales 7. Physenaceae
Famili 1. Cerddipnyllaceae Ordo 7. Leitneriales
2. Eupteleaceae Famili 1. Leitneriaceae
3. Platanaceae Ordo 8. Juglandales
4. Hamamelidaceae* Famili 1. Rhoipteleaceae
5. Myrothamnaceae 2. Juglandaceae*
Ordo 3. Daphniphyllales Ordo 9. Myricales
Famili 1. Daphniphyllaceae* Famili 1. Myricaceae*
Ordo 4. Didymelares Ordo 10. Fagales
Famili 1. Diqymelaeae Famili 1. Balanopaceae*
Ordo 5. Eucomrniales 2. Fagaceae*
Famili 1. Eucomrniaceae 3. Nothofagaceae
Ordo 6. Urticales 4. Betulaceae
Famili 1. Barbeyaceae Ordo 11. Casuarinales
2. Ulmaceae* Famili 1. Casuarinaceae*
3. Cannabaceae

Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO HAMAMELIDALES

Hammamelidaceae
(Rasamala-rasamalaan)

Karakter Spesifik
Tumbuhan berupa pohon atau semak tegak, biasanya rambut
berbentuk bintang atau stufted (berumbai), dengan getah susu.

Deskripsi
Tumbuhan berupa pohon atau semak tegak. Daun tunggal,
tersusun spiral, jarang berhadapan; tidak punya stipula atau stipula
mudah gugur; punya tangkai daun; kuncup sering ditutupi oleh sisik.
Bunga kecil pada rangkaian bunga majemuk yang kecil, spika atau
head, aktinomorph atau zygomorpihc, biseksual atau uniseksual; calix
bebas atau menyatu; corolla tidak ada atau ada, bebas atau menyatu;
stamen 2 atau lebih, bebas; anther basifixed, sel 2; sel anther dehiscent
secara longitudinal; bakal buah superus, semiinferus atau inferus; Bakal

78
BAB VII

biji 21 atau tak hingga; stylus 2, bebas, seringkali melengkung. Buah


berkayu, 2 atau 4 valve; biji 1 atau tak hingga, bersayap atau tidak.

Contoh
Rhodoleia championi Hook.f.*, Altingia excelsa Norona (rasamala),
Dystilum stellare, O. R; Symingtonia populnea R. Br ex Griff*. (daun
tapak itik).

ORDO DAPHNIPHYLLALES

Daphniphyllaceae

Karakter Spesifik
Pohon atau perdu, daun tunggal, buah drupa,
Deskripsi
Pohon atau perdu, tidak bergetah. Daun tunggal, tersebar, tanpa
stipula.
Bunga uniseksual; bunga jantan dan bunga betina pada pohon
yang berbeda; warna merah muda, tangkai bunga relatif panjang; calix
3-6 imbrikatus, kadang bersatu bagian dasar corolla tidak ada; bunga
jantan, stamen 5-14, kadang bersifat pistiloidea; bunga betina, bakal
buah superus, 2-4 ruang; bakal biji 2 setiap ruang. Buah drupa; biji
memiliki endosperm tipis,
Hanya satu genus Daphniphyllum, tersebar dari Asia sampai
Malaya

Contoh
Genus Daphniphyllum

Hubungan Evolusi
Awalnya famili ini dimasukkan ke dalam Hammamelidaceae atau
mungkin Magnoliaceae. Suatu waktu pernah ditempatkan pada famili
Euphorbiaceae karena corollanya yang sedikit dan ovul yang berbentuk
pendulum, tetapi berbeda pada jumlah endosperm dan embrio yang
kecil. Batang jelas berbeda dengan Euphorbiaceae.

ORDO URTICALES

Urticaceae
(Jelatang-jelatangan)

Karakter Spesifik
Herba atau setengah perdu, memanjat atau herba, kadang pohon
kecil berkayu lunak, sering dilengkapi dengan rambut–rambut jelatang,
tidak bergetah

79
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Deskripsi.
Perdu pohon. Daun berhadapan atau tersebar, umumnya dengan
stipula.
Bunga kecil, dalam simosa atau kapitulum atau tereduksi menjadi
bunga tunggal; umumnya uniseksual, aktinomorf, sangat tereduksi;
diosesus; calix 4-5, lepas atau bersatu, atau tidak ada; corolla tidak ada;
bunga jantan dengan stamen jumlahnya sebanyak lembar corolla,
letaknya berhadapan dengan calix, filament melengkung ke dalam ketika
kuncup dan ketika antesis melengkung keluar secara elastis melepaskan
pollen dengan serentak; bunga betina dengan 1 pistilum, 1 bakal buah
yang superus, 1 ruang, 1 bakal biji, kadang–kadang terdapat staminodia
berbentuk sisik berhadapan dengan corolla. Buah akhene atau drupa; biji
dengan embrio yang tegak, spatulata dikelilingi endosperm yang
berminyak atau berpati bias tidak berendosperm.
Famili ini mempunyai 45 marga dan sekitar 700 jenis, tersebar
didaerah tropis dan subtropics, marga yang terbesar adalah elastotema (
350 jenis )

Contoh
Genus yang paling terkenal pada famili ini adalah Laportea karena
mempunyai rambut jelatang pada daunnya. Boehmeria nivea Gaudich
(rami) bahan dasar pembuat tali rami; Elatostema repens (Lour) Hall
banyak ditanam sebagai tanaman hias; Laportea stimulan Miq*. (Jilatang
api), L. sinuata*, batangnya digunakan sebagai kayu bakar, daun dan
akarnya digunakan untuk mengobati kebutaan, L. sinuata (jilatang niru);
Pilea microphylla (katumpangan), dicampur dengan sedikit bawang putih
dan garam, tanaman ini digunakan untuk mengobati luka pada perut
anak bayi; P. melastomoides Blume, daunnya beraroma dan digunakan
sebagai bumbu masakan.

Hubungan Evolusi
Famili ini berkerabat dekat dengan Ulmaceae, Cannabinaceae dan
Moraceae dan merupakan famili yang sering berevolusi dalam ordo
Urticales terlihat pada keberadaan carpel kedua yang sama sekali sudah
hilang, terjadinya penyeringan dalam bakal biji dari posisi terminal
hingga basal dan perkembangan pada habit; herbaceous menjadi
arborescent

Ulmaceae
(mengkirai-mengkiraian)

Karakter Spesifik
Tanpa getah. Bunga mempunyai ovari superior, dengan 1 ruang
memuat 1 bakal biji yang terminal, pendulous, hemi-atropus sampai
anatropous.

80
BAB VII

Deskripsi.
Pohon atau perdu; tidak bergetah. Daun tunggal, tersebar sering
dengan dasar yang obligh; stipula sepasang, lateral atau interpetiolar,
cepat jatuh.
Bunga tunggal atau dalam perbungaan simosa, bi- atau
uniseksual; berumah satu; calix 4-8, bersatu; corolla tidak ada; stamen
sebanyak calix, tertanam pada dasar calix, letaknya didepan calix waktu
masih muda tegak; bakal buah dengan 1 bakal biji, 2 karpel, 1 ruang.
Buah drupa atau samara; biji umumnya tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari 18 genus dan sekitar 150 jenis, tersebar
didaerah tropis dan temperate terutama dibelahan bumi utara

Contoh
Gironiera subaequalis Planch (madang ampaleh); Trema orientalis
Bl. (Indarung).

Hubungan Evolusi
Ulmaceae sangat dekat dengan Moraceae dan Urticaceae, tetapi
berbeda pada ketiadaan getahn yang berwarna putih atau kekluningan,
dan karena kebertadaan 2 stylus yang serupa. Dibandingkan Urticaceae,
berbeda pada pedulus, terminal, ovul hemi-anatropous hingga
anatropous dan bunga rasemus.

Cannabaceae

Karakter Spesifik
Herba yang tegak ( Cannabis ) atau memanjat ( Humulus). Daun
majemuk palmatus Bunga dalam perbungaan simosa, setiap bunga
uniseksual, kecil.

Deskripsi.
Herba tegak atau menjalar. Daun pada Cannabis di sebelah bawah
letaknya berhadapan, disebelah atas tersebar, pada epidermis terdapat
rambut- rambut berkelenjar yang mengandung substansi aromatis atau
psikotrofik bercampur dengan rambut-rambut tidak berkelenjar, sistolit
yang khas terdapat pada bagian dasar dari beberapa rambut-rambut
tidak berkelenjar dari epidermis daun dan batang; stipula persisten.
Bunga jantan dengan calix 5; tidak ada corolla; 5 stamen didepan
lembaran calix; bunga betina dengan tabung calix yang membungkus
bakal buah pada Canabis liar atau tereduksi menjadi cincin pada cannabis
yang ditanam; bakal buah 1 ruang, 1 bakal biji. Buah akhene; biji
dengan endosperm yang berdaging dan berminyak.
Famili ini terdiri dari dua genus yaitu Cannabis dan Humulus .

81
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Contoh
Cannabis sativa L. dengan 2 anak jenis yaitu anak jenis sativa
yang banyak ditanam dibelahan bumi utara terutama untuk seratnya (
Hemp) dan anak jenis Canabis indica ( Lam. ) Small & Cronq. Yang
banyak ditanam di daerah tropis untuk obat psikotropik (Marijuana,
hasish).

Moraceae
(Beringin-beringinan)

Karakter Spesifik
Pohon, perdu, liana, jarang herba, mengandung getah warna susu.
Daun tunggal, punya selaput pada bagian kuncup pucuk, yang mudah
gugur,

Deskripsi
Pohon, perdu, liana, jarang herba; hampir selalu mengandung
getah serupa susu pada batang dan daun. Daun berhadapan atau
tersebar; tunggal jarang majemuk; ada stipula yang membalut pucuk
yang disebut ”ochrea”.
Mono- atau dioseus; bunga dalam perbungaan, rasemosa, spika,
umbella, atau bongkol, atau dalam reseptakel yang membentuk piala;
setiap bunga uniseksual; calixs 4 , lepas atau bersatu kadang-kadang
tidak ada; tidak punya corolla; stamen, pada bunga jantan sebanyak
calix, letaknya berhadapan dengan lembaran calix; bunga betina dengan
bakal buah terdiri dari 1 bakal buah yang superus atau inferus, 1-2
ruang; bakal biji 1 tiap ruang ( atau 1 ruang lagi kosong), stylus 2 atau
bercabang 2. Buah drupa sering tersusun menjadi buah majemuk, atau
akhene didalam reseptakel yang berdaging membentuk piala dan disebut
sikonium; biji dengan atau tanpa endosperm, embrio biasanya
melengkung.
Famili ini terdiri atas 40 genus dengan hamper 1000 jenis, tersebar
luas di daerah tropis dan sub tropis sedikit ditemperata. Genus yang
terbesar adalah Ficus ( 500 jenis)

Contoh
Artocarpus communis Forst (sukun)* buahnya dimakan, A.
elasticus Reinw (terap, tarok) buahnya dimakan, kayunya banyak
digunakan sebagai bahan banguna, kulitnya mempunyai serat yang rapat
sehingga dulunya banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakaian dan
kerajinan, A. integer L.f. (nangka, cubadak)* buahnya dimakan; Ficus
benjamina (beringin), banyak ditanam sebagai tanaman hias, pelindung,
F. elastica (kajai) daunnya yang sangat muda dimakan sebagai salad, F.
deltoidea Jack digunakan sebagi obat tradisional, F. microcarpa L. (jawi-
jawi)* umum dijumpai di rawa-rawa, F. pumila*; F. variegata Bl. (aro)
buahnya dimakan sebagai lalap; Morus alba L. (murbei)* sumber

82
BAB VII

makanan ulat sutra, M. macroura (andaleh) maskot Sumatera Barat;


Poikilospermum suaveolens (Bl.) Merr. (aka lundang)* airnya dari akar
digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati demam; Streblus
illicifolius (Vid) Corner (limau hantu).

Hubungan Evolusi
Famili ini lebih maju dari pada Ulmaceae dengan terdapatnya
pengurangan bagian perianthim dan sejumlah stamen dan bahwa
urticaceae secara phyletic lebih maju . Famili ini memperlihatkan
kekerabtaan yang dekat dengan Euphorbiaceae tetapi secara jelas dapat
dibedakan melalui inflorescence dan ovaruy yang simpel

ORDO JUGLANDALES

Juglandaceae

Karakter Spesifik
Daun majemuk imparipinnatus, tidak simetri, tersusun berselang-
seling, tidak punya stipula, aromatis. Bunga kecil, amentum, uniseksual,
monoceus. Buah semu seperti buah batu mempunyai sayap yang lebar-
seperti braktea (daun penumpu).

Deskripsi.
Pohon, jarang perdu; yang aromatis, batang mempunyai rambut
berbentuk peltatus. Daun tidak simetris; majemuk imparipinnatus,
tersusun berselang-seling; jarang berhadapan; tanpa stipula; aromatis.
Bunga kecil, amentum, uniseksual, monoceous, bakal buah
inferior; bunga jantan dengan karangan bunga berbentuk amentum,
mempunyai beberapa brakteoli, perianthium barbentuk sisik, stamen 3
sampai 100, pistillum kadang kadang ada, tapi rudimenter; bunga betina
dengan perianthium tetramer, bersatu dengan braktea atau brakteoli
dengan bakal buah, pistillum, dengan bakal buah 1 ruang dengan 1 bakal
biji, integumentum 1. Buah semu seperti buah batu mempunyai sayap
yang lebar-seperti braktea (daun penumpu); biji mempunyai exo- dan
endocarpium yang berdaging, endospermum tidak ada
Famili ini terdiri dari 7 atau 8 marga dengan 60 jenis tersebar
didaerah temperata dan subtropis di belahan bumi utara, hanya sedikit
yang sampai di pulau – pulau barat daya pasifik.

Contoh
Juglan regia, J. nigra ditanam sebagai tanaman pinggir jalan,
Engelhardia rigida Bl. (Ki Hujan)*, E. spicata* kayu baik untuk
perumahan dan perahu, E. roxburghiana Will. digunakan untuk racun
ikan.

83
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

ORDO MYRICALES

Myricaceae
Karakter Spesifik
Bunga kecil, menumpuk pada rangkaian di ketiak daun,
uniseksual, calix dan corolla tidak ada.

Deskripsi
Pohon atau perdu yang aromatis; mempunyai getah bening. Akar
berbulu kelompok kelompok umbi berisi Actinomycos myricarum
Youngken. Daun tunggal, tersebar atau bergantian; stipula tidak ada,
jarang sekali yang ada; pada daun terdapat gel-gel minyak.
Bunga dalam karangan bunga berbentuk amentum; uniseksualis,
mono atau dioecious; perianthium tidak ada, kadang-kadang kelihatan
ada 2 brakteola; bunga jantan stamen 2 sampai 20, umumnya 4; bunga
betina 1 ruang dengan 1 bakal biji, 1 integumen dan stigma. Buah
achene, drupa atau nuks, perikarp diliputi kelenjar yang menghasilkan
malam (cera), biji tanpa endosperm, kotiledon tebal
Famili ini terdiri dari 3 genus sekitar 50 jenis, tersebar didaerah
temperata dan subtropik.

Contoh
Myrica escufenta Such., M. javanica Bl.* biasanya terdapat di
pegunungan, bahan bakar yang baik dan menghasilkan arang yang baik,
buah yang masak dapat dimakan, M. pensyfvanica Louis Leur
menghasilkan minyak atsiri, as. Myricinat.

ORDO FAGALES
Famili Fagaceae
(Pasang-pasangan)

Karakter Spesifik
Tajuk tebal, padat, berbentuk bundar, seringkali mempunyai
ranting yang besar. Kulit batang biasanya berwarna abu-abu, permukaan
mempunyai lentisel yang tersusun berbaris, torehan kulit luar batang
dangkal, Kulit dalam batang biasanya berwarna krem dan coklat,
memiliki banyak tanin, berwarna kehitaman pada bagian yang terbuka,
keras, teksturnya kasar berserat, Tangkai bunga majemuk pendek,
menggantung, seringkali mengelompok, Buah mempunyai 1-4 biji yang
terkelompok ke dalam bentuk seperti mangkuk (cupule)

Deskripsi
Pohon atau perdu. Daun tunggal, tersebar jarang berhadapan atau
dalam lingkaran, tunggal, kadang-kadang terbagi dalam, ada stipula
tetapi cepat jatuh.
Tumbuhan monoseus, jarang dioseus; bunga uniseksual, jarang
biseksual; bunga jantan dalam perbungaan dikhasium yang tereduksi

84
BAB VII

atau dalam kapitulum, calix 4-7, serupa sisik, lepas atau bersatu
dibawah, stamen 4-40; bunga betina tunggal atau dalam kelompok
dipangkal perbungaan jantan atau terpisah atau berkelompok diliputi oleh
involucrum yang berkembang menjadi kupula, gynaesium umumnya 3-6
ruang; bakal buah inferus, dengan 3- 7 calix diujungnya; stylus dan
lokul sebanyak karpel; bakal biji dua tiap lokul, plasenta aksilaris. Buah
umunya nuks dengan perikarp yang keras, pada dasarnya ditutupi oleh
kupula secara sendiri sendiri atau berkelompok, bisa juga berambut atau
berduri. Biji satu (bakal biji yang lain tidak tumbuh), tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari 6-8 genus dengan sekitar 800 jenis tersebar
kosmopolit kecuali afrika tropis dan afrika selatan. Sering bbersama-
sama Famili lauraceae mendominasi hutan tropis membentuk tipe
vegetasi laurofagaceae. Beberapa jenis menghasilkan kayu yang baik,
gabus diperoleh dari Quercus suber. Berkayu.

Contoh
Castanopsis acuminatissima (Paniang2 sirawik), Castanopsis
argentea (Kandik kurus), Castanopsis jcostata*, Castanopsis javanica
(Kandik kurus), Castanopsis inermis (Barangan undul), Castanopsis
rhamnifolia (Barangan babi), Lithocarpus encleiseacarpus*, Lithocarpus
ewyckii (Paniang2 sirawil), Lithocarpus sundaicus (Paniang2 sipanuh),
Quercus gaharuensis (Paniang2), Quercus argentata (Rasak minyak),
Quercus conocarpa (Paniang2), Quercus lineata*.

Betulaceae
Karakter Spesifik
Pohon atau perdu, daun tunggal, stipula ada tetapi cepat jatuh,
bunga uniseksual, monoecus, bunga jantan dengan amenthum, dengan
satu braktea, perianthium bentuk segmen 4, stamen 4, epipetalum, Buah
nuk atau samara bersayap lebar.

Deskripsi
Pohon atau perdu berkayu. Daun tunggal, tersebar atau
bergantian; stipula ada tetapi cepat jatuh.
Bunga uniseksualis, monoecus, jarang yang dioeceus; bunga
jantan dengan amentum, triads, masing-masing dengan satu braktea,
perianthium bentuk segmen 4, stamen 4, epipetalum; bunga betina,
bakal buah dengan ruang 2, 3, 6; dengan satu atau dua bakal biji tiap
ruang. Buah nuks, kecil atau samara bersayap lebar, berbiji satu, embryo
tegak, tanpa endospermum.
Tumbuhan yang masuk famili Betulaceae ini umumnya terdapat
dibelahan bumi utara. Famili ini mempunyai 6 genera dengan lebih dari
100 species.

Contoh
Alnus nepalensis D. Don. Jenis ini digunakan untuk penghutanan
kembali tanah yang kena erosi. Di Jawa Barat didapatkan sebagai

85
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

tanaman budidaya. Baik tumbuhnya pada 700-1800 m diatas permukaan


laut. Alnus maritima (Marsh.) Nuttal. juga digunakan untuk penghutanan
kembali (reforestation), tumbuh baik pada ketinggian 1000-1500 m
diatas permukaan laut. Betula lenta Linne. mengandung minyak atsiri,
Betula pendula Roth. menghasilkan Oleum betulae, Empyreumaticum,
Rectificatum dan lain-lain. Dan Carpinus betulus "Kayu besi"

ORDO CASUARINALES

Casuarinaceae
(Cemara-cemaraan)
Karakter Spesifik
Pohon dengan cabang yang kecil dan berwarna hijau. Daun kecil
berbentuk sisik; 4 - 16 buah dengan kedudukan dalam lingkaran.
Bunga dalam amentum atau spika; uniseksualis; bunga jantan
dengan amentum, terminalis atau axilaris, dengan 2 brakteoli,
perianthium 2 (kadang-kadang 2 X 2), stamen 1; bunga betina dengan
karangan bunga berbentuk spika, terdapat diujung cabang yang pendek;
bakal buah 2 (hanya satu yang dapat tumbuh), stylus tidak ada, stigma
2. Buah berbiji satu, nuks, bersayap; biji dengan embryo yang besar,
endospermum sedikit.

Deskripsi
Pohon atau perdu dengan cabang yang hijau, ekuisetoid. Daun
berbentuk sisik, kecil, dalam lingkaran, 4-20 bersatu dibawah.
Bunga uniseksual, tanpa periantium; bunga jantan dalam
amentum, setiap bunga tersusun dalam lingkaran pada sumbu amentum,
terdiri dari satu stamen yang dilindungi 1 braktea dan 2 brakteoli; bunga
betina dalam perbungaan serupa bongkol pada cabang pendek setiap
bunga terdiri dari 1 pistilum dengan dua karpel dilindungi 1 braktea dan
2 brakteoli, 2 lokul (tapi satu steril), stylus 2. Buah nuks berbiji 1,
bersayap; biji tanpa endosperm.
Famili ini hanya terdiri dari 1 marga dengan sekitar 50 jenis,
berasal dari Australia.

Contoh
Casuarina equisetiifolia (Cemara udang), banyak di tanam di
pinggir pantai

Hubungan Evolusi
Asal mula gymnospermous dari angiospermae adalah pada
Casuarina. Meurut Wettestein hal ini dapat menjelaskan teorinya tentang
perkembangan bunga angiospermous dari inflorescence dari bunga
berbentuk Ephedera. Dia menggambarkan Casuarina sebagai
angiospermae yang paling primitif dan meruapakan bagian dari
Ephedraceae. Engler meletakkan famili ini sebagai famili yang paling
primitif pada dikotiledon. Rendle memasukkan famili ini di antara

86
BAB VII

Amentiferae karena kehadiran bunga anenophilous, inflorescence jantan


seperti catkin dan lapisan yang besar pada kayu.
Bessey , Hutchinson dan Tippo menyatakan bahwa famili ini
termasuk famili yang maju. Bessey awalnya memasukkan famili ini ke
dalam Sapindales tetapi pada tahun 1915 ia menyatakan tumbuhan ini
tidak berdaun dan merupakan bagian dari Hamamelidaceae di antara
Rosales. Huchtinson (1926) meletakkan pada Amentiferae yang paling
atas dan memisahkan famili ini dari Hamamelidales. Tippo (1938)
menyatakan famili ini adalah famili yang sering berevolusi pada bagian
anatomi dan merupakan bagian dari Hammamelidaceae. Moosley (148),
berdasarkan morfologi anatomi dan floral menganggap famili ini moderat.
Menurut Lawrence , 1964 morfologi bunga dari cassuarinaceae
menunjukkan bahwa famili ini merupakan bagian dari Hamamelidaceae.
Hjelmquist (1948) berdasarkan komponen basis floral menyatakan bahwa
Casuarinaceae merupakan famili dikotiledon yang primitif tetapi bukan
bagian Amentiferae. Menurut Rendle famili ini memperlihatkan sedikit
kesamaan dengan Betulaceae (Carpinus) dalam struktur dan
perkembangan ovari dan pistil dan dalam polinasi.
Dalam sitem engler Famili ini dinyatakan sebagai kotiledon yang
paling primitif, tetapi para ahli sekarang berpendapat bahwa
sederhananya bunga disebabkan oleh adanya reduksi, bukan primitif.
Kayunya juga lebih maju dibandingkan dengan magnoliidae.

SUB KELAS III. CARYOPHYLLIDAE

Tumbuhan ini umunya berupa herbaseus, dengan bentuk berkayu


dengan sedikit pertumbuhan batang sekuder. Secara anatomi, sieve
tube dan pekembangan embriologi dapat dibedakan. Perhiasan bunga
secara morfologi lebih kompelks dan beragam Stamen berasal dari
bagian sentrifugal. Bakal biji menepel pada bagian basal atau bagian
tengah plasenta yang bebas. Butir pollen seringkali dengan 3 nukleat,
kadang 2 nukleat. Biji memiliki perisperm sebagai pengganti endosperm.
Ditemukan pigmen betalain pada banyak famili Caryophillales. Fosil dari
kelompok ini telah ditemukan diatas perioda Cretaceous, sekitar 70 juta
tahun yang lalu. namun silsilah dari famili ini masih berupa spekulasi
karena banyaknya keragaman morfologi dari famili ini.
Subkelas Caryophyllidae tidak sebesar subkelas lainnya. Terdiri
atas 3 ordo, 14 famili dan sekitar 11.000 spesies.

87
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Tabel 8. Daftar nama odo dan famili dalam sub kelas Caryophyllidae
Ordo 1. Caryophyllales 9. Portulacaceae*
Famili 1. Phytolaccaceae 10. Basellaceae*
2. Achatocarpaceae 11. Molluginaceae
3. Nyctaginaceae* 12. Caryophyllaceae*
4. Aizoaceae Ordo 2. Polygonales
5. Didiereaceae Famili 1. Polygonaceae*
6. Cactaceae* Ordo 3. Plumbaginales
7. Chenopodiaceae Famili 1. Plumbaginaceae*
8. Amaranthaceae*

Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO CARYOPHYLLALES
Nyctagianceae
(Kampah-kampahan)

Karakter Spesifik
Bunga cluster, kadang ditutupi oleh brachtea, sering dengan warna
mencolok dan menyerupai perianthium. Buah tertutup pada daasara
tabung bunga yang persisten.

Deskripsi
Herba, perdu atau pohon. Daun berhadapan, jarang tersebar;
tunggal, kadang-kadang dengan tipe anatomi dari kranz.
Bunga dalam simosa diliputi oleh involukrum yang kadang-kadang
besar dan petaloid, membentuk pseudoantium dengan iinvolukrum
serupa calix dan corolla; bunga bi atau uniseksual, calix umumnya 5
bersatu, petaloid;tanpa corolla; stamen sebanyak calix; bakal buah 1
karpel, 1 bakal biji, discus sering terdapat sekeliling bakal biji. Buah
akhene, sering diliputi oleh calix yang persisten; biji dengan perisperm
dan tanpa endosperm.
Famili ini mempunyai 30 genus dengan 300 jenis, terdapat
didaerah tropis dan subtropics.
Contoh
Bougenvile spectabilis (bunga kertas)*

Hubungan Evolusi
Famili ini berkerabat dekat dengan Polygonaceae tetapi hanya
dalam keberadaan minocarpellary gynoceum dan daun exstipula. Sangat
dekat dengan Phytolocaceae pada anatomi (Heimerl, 1934).. Heimeerl
menggolongkan famil ini kepada 5 suku. Famili ini terletak pada orde
Centrospermae oleh Engler bersamaan dengan Chenopodiaceae,
Amaranthaceae dan Caryophyllacea.

88
BAB VII

Cactaceae
(Kaktus-kaktusan)
Karakter Spesifik
Batang membengkak mengandung banyak air, daun termodifikasi
menjadi sisik atau duri bunga tunggal pada aerolum, bunga perhiasannya
tersusun spiral.

Deskripsi
Herba atau berkayu yang famililen, dengan duri, rambut atau
keduanya pada aerolum (aerolum cabang pendek yang termodifikasi,
dengan daun – daun atau sisik kuncup berubah menjadi duri). Tumbuhan
dengan metabolisme asam crasulacea ( “CAM, crassulacean acid
metabolism”)
Bunga tunggal pada aerolum, biseksual aktinomorf atau zigomorf,
perhiasan bunga banyak tersusun spiral, bersatu dibawah membentuk
tabung periantium atau hipantium, stamen banyak, bakal buah dengan
ovarium inferus, 3-lebih karpel, 1 ruang dan banyak bakal biji. Buah
baka, sering berduri,berambut biji tanpa endosperm.
Terdiri dari sekitar 30 – 200 genus dengan 1000 – 2000 spesies
tergantung pengarang. Berasal dari daerah temperata dan amerika tropis
terutama di daerah panas dan kering.

Contoh
Opuntia elatior Mill., ditanam sebagai tanaman pagar, Buah dari
Opuntia digunakan untuk penyakit gonorea, getahnya untuk obat cuci
perut.

Hubungan Evolusi
Posisi sistematik dari famili Cactaceae masih kontroversial.
Beberapa taksonomis memiliki pandangan yang berbeda tentang posisi
dan hubungan kekerabatan famili ini. Engelr (1987) meletakkan
Cactaceae ke dalam Opuntiales, dekat dengan Myrtiflorare. Ia mengakui
bahwa terjadi hubungan antara Cactaceae dengan Aizoaceae
(Cruophyllales) dan berevolusi dari Parietales. Beesy menyatakan bahwa
Cactales berkerabat dengan Cucurbitales, Wettestein (1935)
memasukkan ke dalam Centrospermae. Bentham dan Hooker (1883)
memasukkan famili ini ke dalam Ficoidales sebelum Umbellales dan
setelah Passiflorales. Rendle (1938) menyatakan bahwa ”posisi dari famili
ini sangat meragukan”, ia memasukkan Opuntiales diantara Myrtiflorae
dan Umbelliflorae. Mahasweri (1945) berdasarkan embriologis, morfologi
dan anatomi, menyatakan bahwa famili ini berada diantara atau dekat
dengan Centrospermae. Gunderson (195) memasukkan famili ini
kedalam ordo monotipnya Cactales dekat Ranales. Mitra (1964)
menyetujui pendapat Gunderson tentang kekerabatan yang diekspresikan
oleh anakan Anemarrhena, transisi bunga spirocyclic dari corolla epalsto,
androecium yang mengagumkan dan antipodal yang besar .

89
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Amaranthaceae
(Bayam-bayaman)

Karakter Spesifik
Herbaseus, kadang berduri, daun tersebar, bunga dalam majemuk
spika, panikula, sering ditutupi braktea atau brakteola.

Deskripsi
Herba, jarang berkayu. Daun tersebar atau berhadapan; tunggal,
sering dengan anatomi tipe Kranz.
Bunga kecil, tunggal atau dalam spika, panikula, rasemus atau
simosa, sering diliputi oleh braktea atau brakteola; aktinomorf, bi- atau
uniseksual; calix 3-5, kering berbentuk selaput, lepas atau bersatu di
dasar; corolla tidak ada; stamen sebanyak dan berhadapan dengan calix,
lepas atau bersatu di bawah membentuk tabung; bakal buah superus, 2-
3 karpel, 1 ruang; 1 atau beberapa bakal biji. Buah akhene, nuks atau
kapsula; biji dengan endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 65 marga dan 900 jenis, tersebar di
daerah tropis dan subtropis.

Contoh
Amaranthus gracilis (bayam kasiak), A. spinosus (bayam duri)*, A.
hybridus (bayam), Celosea argentea ( Bungo Bayam).

Hubungan Evolusi
Bentham dan Hooker memasukkan famili ini ke dalam seri
Curvembryae pada Monochlamydae. Engler meletakkan famili ini pada
sub ordo Chenopodinae pada ordo Centrospermae, Amaranthaceae
berkerabat dekat dengan Chenopodiaceae karena memiliki bunga
monochlamydous, stamen uniseriate dan bakal biji tunggal pada
unilokular ovary, tetapi berbeda karakter bunga, braktea scarious dan
perianthum yang membranous. Famili ini merupakan famili primitif dari
Centrospermales. Berdasarkan penelitian yang terakhir pada bunga famili
ini, basis bunga ini awalnya dichasium dengan tiga bunga kemudian dua
bunga mengalami reduksi dan hanya tinggal brakteola saja, ini berarti
bahwa tiap brakteola bunga merupakan peninggalan dari dichasium yang
sebelumnya. Hutchinson dkk tidak menyetujui bunga ini adalah primitif
tetapi berasal dari nenek moyang Caryophyllaceous

Portulacaceae
(Gelang-gelangan)
Karakter Spesifik
Herba anual atau perenial, kadang berduri, punya rambut berlendir
pada batang, daun kadang sessil, bunga dalam cluster, stamen
berhadapan dengan posisi corolla.

90
BAB VII

Deskripsi
Herba anual atau perenial atau perdu kecil, kadang punya duri
semu; tidak bergetah, umumnya banyak mengandung sel-sel lendir pada
batang dan daun. Daun tersusun berselingan atau berhadapan, sessil
atau bertangkai.
Bunga dalam cluster, panicula atau rasemosa, jarang sekali
tunggal; terletak di ketiak daun atau di ujung batang; aktinomorf,
monochlamideus; ( lembaran calix di sebut ”tepal” dan corolla disebut ”
braktea involucral”); calix 2 atau banyak, bersatu atau bebas ada bagian
dasarnya, hijau; corolla 2-6, imbrikatus, bebas, atau bersatu bagian
dasar, warna terang, stamen banyak dan berhadapan dengan lembaran
corolla, atau melekat pada lembaran corolla, bakal buah superus atau
semiinferus, bakal biji 1-100. Buah kapsul, biji 2- banyak.

Contoh
Portulaca oleracea (Gelang Pasir)* digunakan sebagai sayur, obat.

Basellaceae
(Gandola-gandolaan)

Karakter Spesifik
Perdu atau herba, mempunyai rhizom, batang sukulen, daun
tunggal, bunga dalam rasemosa, calix dan corolla berlekatan bagian
dasar, lembaga bengkok.

Deskripsi
Perdu, herba yang memanjat, mempunyai rizoma, kadang sedikit
berkayu, umumnya dengan sel-sel lendir pada batang dan daun. Daun
tunggal, tersebar, sering sukulen, tanpa stipula.
Bunga dalam rasemosa; biseksual, jarang uniseksual; aktinomorf;
calix 5, berlekatan pangkalnya; corolla 2, seringkali seperti calix; stamen
5, berhadapan dengan corolla, melekat pada corolla; bakal buah superus.
Buah buni atau batu, berdaging, ditutupi calix yang persisten; biji dengan
sedikit endosperm dan lembaga yang bengkok.
Famili ini hanya meliputi sekitar 20 jenis yang terbagi dalam 5
genus, tersebar terutama di Amerika.

Contoh
Basella rubra (Lembayuang) sebagai pewarna

Caryophyllaceae
(Angling-anglingan)

Karakter Spesifik
Herba, nodus membengkak, daun agak runcing, bunga dalam
simosa, calix 5, bebas atau membentuk tabung, corolla kadang tidak ada.

91
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Deskripsi
Umumnya herba dengan batang yang membengkak pada
nodusnya. Daun tunggal, berhadapan; bentuk agak meruncing; stipula
ada atau tidak ada.
Bunga dalam simosa atau tunggal, biseksual, aktinomorf; calix 5,
lepas atau bersatu membentuk tabung; corolla 5, kadang-kadang tidak
ada; stamen 5-10; bakal buah ovarium superus, 2-5 karpel, 1 ruang,
banyak bakal biji. Buah kapsula; biji dengan perisperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 75 marga dengan 2000 jenis,
umumnya di daerah temperata di balahan bumi utara.

Contoh
Drymaria villosa Cham & Schlecht.

Hubungan Evolusi
Engler menyatakan famili Caryophyllaceae merupakan famili
Centrosperma yang paling maju. Menurut Engler dan Randle famili ini
terdapat hubungan antara Monochlamydae dan Dialypetlae. Bentham dan
Hooker meletakkan famili ini di bawah Caryophyllinae . Benson (1957)m
Hutchinson (1964), Cronquist(1968) dan Takhtajan (1969) meletakkan
famili ini di bawah ordo Caryophyllales
Terdapat dua pendapat berbeda tetang asal usul famili ini. Menurut
satu pendapat (Eichler), famili ini bersala dari Phytoloccaecaea
berdasarkan evolusi corolla dari lingkaran terluar stamen dan evolusi
stamen dari lingkaran terluar carpel. Pendapat ini disetujui oleh Pax,
Wettestein dan Rendle, Lainnya (Wernham, Bessey, Hutchinson dll)
menganggap famili ini berevolusi dari nenek moyang Ranalian dan
selanjutnya menjadi Primulaceae, Amaranthaceae danChenopodiaceae,
Dickson (1936) berdasarkan basis bunga 5-merous yang menunujukkan
famili ini berasal dari Geraniaceae, tetapi studi Thomson (1942) gagal
untuk mendukung pendapat ini. Famili Portulaceae berkerabaat dekat
dengan Caryophyllaceae berdasarkan kesamaan pada perianthium yang
berdiffrensiasi menjadi kalix dan corolla. Pada Portulacaceaea, kalix yang
bimerous merupakan bagian dari pasangan brakteolus. Takhtajan
(1969) menyatakan bahwa ordo Carryophylalles berasal dari
Ranunculales, khususnya pada famili Menispermaceae dan
Lardizanbalaceae. Ia menyetujui pendapat bahwa Caryophyllaceae dan
Portulacaceae berkerabat dan berasal dari nenek moyang yang sama.

ORDO POLYGONALES

Polygonaceae
(Jakang-jakangan)

Karakter Spesifik
Herbaceous atau berkayu, nodus jelas, stipula daun berupa selaput
yang menutupi batang, atau tidak ada.

92
BAB VII

Deskripsi
Herba atau tumbuhan berkayu, biasanya dengan nodus yang jelas.
Daun tunggal; tersebar; stipula umumnya membentuk selaput yang
meliputi batang (disebut ochrea), tapi ada juga yang tereduksi atau tidak
ada .
Bunga dalam berbagai tipe perbungaan; umumnya biseksual,
aktinomorf; perianthium 2-6, umumnya persisten; stamen 2-9, lepas
atau bersatu di bawah; bakal buah superus, 2-4 karpel, 1 ruang; 1 bakal
biji, plasenta basal. Buah akhene atau nux; biji tanpa perisperm tetapi
ada endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 30 marga dengan 1000 jenis, tersebar
terutama di daerah temperata belahan bumi utara.

Contoh
Antigonon leptopus (air mata pengantin), banyak ditanam sebagai
tanaman hias; Fagopyrum esculentum (soba), dapat dimakan;
Polygonum paniculatum, P. Hydropiper L.; Rheum palmatum, R.
officinale, keduanya menghasilan “radix rhei” yang berguna untuk obat-
obatan; Rumex crispus, R. ambiguus, R. sagittatus, untuk sayuran.

Hubungan Evolusi
Famili ini diletakkan pada ordo Polygonales diantara Aristolochiales
dan Centrospermae oleh Engler dan Rendle. Bentham dan Hooker
meletakkan famili ini sebagai anggota pertama pada Curvembryae di
bawah Monochlamydae. Bessey menganggap famili ini takson yang maju
dari Caryophyllales. Hailier meletakkan famili ini di bawah Caryophyllales,
dan berasal dari Ranales dengan hubungan yang sama dengan
papaveraceae. Meurut Rendle famili ini terisolasi. Menurut Hutchinson,
famili ini berdegradasi dan merupakan Caryophyllalaes yang tereduksi
yang terpisah dari Ranales. Polygonaceae berkerabat dengan
Amaranthaceae, Chenopodiaceae dan nygtaginaceae berdasarkan
struktur bunganya, tetapi berbeda karena keberadaan stipula ochrea.

SUB KELAS IV. DILLENIIDAE

Kelompok ini merupakan salah satu tumbuhan alami dengan


distribusi yang sangat luas, tetapi banyak ditemukan pada iklim hangat
pada daerah temperata. Famili ini termasuk tumbuhan herbaseus dan
tanaman berkayu, seperti tanaman epifit dan tanaman insektifor. Daun
kebanyakan tunggal, kadang majemuk. Bunga polypetal dan sympetal.
Stamen bisa jadi banyak, dengan perkembangan sentrifugal
(perkembangan stamen dimulai ketika pertengahan pembungaan dan
terjadi jauh daru sumbu utama bunga). Umumnya stamen memiliki
beragam struktur atau modifikasi. Pollen binukleat kecuali pada famili
Cruciferae yang trinukleat Pistil biasanya majemuk atau bersatu
(synkarp). Bakal buah superior dan inferior. Bakal biji biasanya dalam

93
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

jumlah yang banyak dengan hanya 1-2 bakal biji per lokul. Tipe buah
beragam. Biji sedikit perisperm, dan endosperm kadang ada dan tidak.
Subkelas Dillenidae merupakan subkelas yang besar, dengan 13
ordo, 78 famili dan. sekitar 23.000-25.000 species.

Tabel 9. Daftar nama odo dan famili dalam sub kelas Dilleniidae
Ordo 1. Dilleniales 12. Dioncophyllaceae
Famili 1. Dilleniaceae* 13. Ancistrocladaceae*
2. Paeoniaceae 14. Tumeraceae
Ordo 2. Theales 15. Malesherbiaceae
Famili 1. Ochnaceae 16. Passifloraceae*
2. Sphaerosepalaceae 17. Achariaceae
3. Sarcolaenaceae 18. Caricaceae*
4. Dipterocarpaceae* 19. Fouquieriaceae
5. Caryocaraceae 20. Hoplestigmataceae
6. Theaceae* 21. Cucurbitaceae*
7. Actinidiaceae* 22. Datiscaceae
8. Scytopetalaceae 23. Begoniaceae*
9. Pentaphylacaceae* 24. Loasaceae
10. Tetrameristaceae Ordo 7. Salicales
11. Pellicieraceae Famili 1. Salicaceae
12. Oncothecaceae Ordo 8. Capparidales
13. Marcgraviaceae Famili 1. Tovariaceae
14. Quiinaceae 2. Capparidaaceae*
15. Elatinaceae 3. Brassicaceae*
16. Paracryphiaceae 4. Moringaceae*
17. Medusagynaceae 5. Resedaceae
18. Clusiaceae* Ordo 9. Batales
Ordo 3. Malvales Famili 1. Gyrostemonaceae
Famili 1. Elaeocarpaceae 2. Bataceae
2. Tiliaceae* Ordo 10. Ericales
3. Sterculiaceae* Famili 1. Cyrillaceae
4. Bombacaceae* 2. Clethraceae
5. Malvaceae* 3. Grubbiaceae
Ordo 4. Lecythidales 4. Empetraceae
Famili 1. Lecythidaceae* 5. Epacridaceae
Ordo 5. Nepenthales 6. Ericaceae*
Famili 1. Sarraceniaceae 7. Pyrolaceae
2. Nepenthaceae* 8. Monotropaceae
3. Droseraceae Ordo 11. Diapensiales
Ordo 6. Violales Famili 1. Diapensiaceae
Famili 1. Flacourtiaceae* Ordo 12. Ebenales
2. Peridiscaceae Famili 1. Sapotaceae*
3. Bixaceae* 2. Ebenaceae*
4. Cistaceae 3. Styracaceae*
5. Huaceae 4. Lissocarpaceae
6. Lacistemaceae 5. Symplocaceae*
7. Scyphostegiaceae Ordo 13. Primulales
8. Stachyuraceae Famili 1. Theophrastaceae
9. Violaceae* 2. Myrsinaceae*
10. Tamaricaceae 3. Primulaceae

94
BAB VII

11. Frankeniaceae

Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO DILLENIALES

Dilleniaceae
(Sempur-sempuran)

Karakter Spesifik
Pohon, Perdu atau liana, Daun tunggal, kaku, permukaan daun
melekuk pada pertulangan, stipula menempel pada petiolus, bunga
simosa atau rasemosa, buah baka atau folikulus.

Deskripsi
Pohon, perdu atau liana. Daun tunggal; tersebar, jarang
berhadapan; stipula tidak ada atau seperti sayap menempel pada
petiolus.
Bunga tunggal atau dalam simosa atau rasemosa; kuning atau
putih; biseksual; calix 5, imbrikatus, persisten; corolla 5, imbrikatus,
cepat jatuh, stamen banyak; bakal buah dengan ovarium superus,
beberapa sampai banyak karpel, ruang banyak; bakal biji 1-lebih tiap
karpel. Buah baka atau folikulus; biji dengan endosperm.
Famili ini terdiri dari 10 marga dengan sekitar 350 jenis, tersebar
di daerah tropis dan subtropis.

Contoh
Dillenia exelsa*, D. sumatrana, Tetracera indica, T. Scandens.

ORDO THEALES
Theaceae
(Puspa-puspaan)

Karakter Spesifik
Perdu atau pohon, kebanyakan glabrous, terkadang diselubungi
oleh rambut halus. Batang biasanya abu-abu gelap atau coklat
kemerahan.

Deskripsi
Perdu atau pohon. Daun tunggal; tersebar jarang berhadapan;
stipula tidak ada.
Bunga umumnya tunggal atau dalam perbungaan malai atau
tandan; biseksual jarang uniseksual, brakteola 2-beberapa; calix (4) 5
(6-7) imbrikatus, lepas atau bersatu di bawah; corolla (4) 5 (-banyak)
imbrikatus, lepas atau bersatu dibawah; stamen banyak, lepas atau
bersatu dibawah membentuk cincin, atau membentuk 5 kelompok

95
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

berhadapan dengan corolla; bakal buah (203-5(-10) karpel, ruang


sebanyak karpel, plasenta aksilaris; bakal biji beberapa tiap ruang. Buah
kapsul; biji 1-banyak tiap ruang, dengan, tanpa endosperm.

Contoh
Camellia sinensis (L.) merupakan tanaman teh minyak bijinya
terkadang digunakan dalam pembuatan mentega, C. japonica, Linn
dijadikan tanaman hias, Eurya acuminata (jirak)* untuk kayu bakar,
Gordonia penangensis , Ridl daunnya digunakan sebagai bahan obat,
Gordonia hirtella Ridl, kayunya digunakan sebagai bahan furinitur rumah
tangga., Laplacea integerrima Miq. Schima walichii (tambusu)* untuk
kayu untuk bangunan.

Dipterocarpaceae
(Meranti-merantian)

Karakter Spesifik
Pohon, jarang perdu, umumnya mempunyai rambut-rambut
kelenjar atau sisik peltatus.

Deskripsi
Pohon, jarang perdu. Daun tunggal, tersebar; seperti kulit
(“leathery”); stipula tumbuh baik, kadang-kadang persisten.
Bunga dalam perbungaan rasemus, panikula, jarang simosa;
umumnya biseksual, aktinomorf; calix 5 imbrikatus bersatu di bawah
membentuk tabung yang melekat ke bakal buah; corolla 5, lepas atau
sedikit bersatu pada dasar; stamen 10-banyak dalam 1-3 lingkaran,
filamen pendek; bakal buah dengan 2-4 karpel, banyak ruang, bakal biji
2-4 tiap ruang. Buah kering dengan perikarp mengkayu; calix persisten,
2, 3 atau 5 tumbuh membentuk sayap pada buah. Biji tanpa masa
dorman, tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari 3 anak famili yaitu Dipterocarpoideae (13
marga, 550 jenis) penyebaran di Asia dan Malesia, Monotoideae (2
marga, 20 jenis) di Afrika dan Madagaskar, dan Pakaramoideae (1 jenis
Pakaraimoea dipterocarpacea di dataran tinggi Guyana Amerika Selatan.
Di Indonesia, Famili ini mendominasi hutan dataran rendah di Sumatera
dan Kalimantan.

Contoh
Dipterocarpus alatus Roxb, batangnya dijadikan bahan jamu dan
diminum untuk mengobati penyakit liver dan dioleskan untuk mengobati
rematik Dipterocarpus dyeri Pierre, batangnya dikupas dan digunakan
sebagai dinding rumah. Dipterocarpus rotundifolius Foxw, di Sumatra
kayunya digunakan untuk bahan bangunan rumah. Dipterocarpus
costatus gaertn, kayunya mengandung minyak kayu.
Clusiaceae/ Guttiferae
(Manggis-manggisan)

96
BAB VII

Karakter Spesifik
Monopodial, biasanya ramping, pohon kecil hingga besar,
terkadang semak, kulit batang bagian luar biasanya mempunyai getah
yang lengket. Kayu biasanya keras dan padat,daun berhadapan, bunga
dengan stamen yang banyak, sering dengan berbagai cara menyatu
sebagi sebuah ring atau berkas.

Deskripsi
Pohon, perdu, liana atau herba. Daun berhadapan atau dalam
lingkaran; tunggal, tanpa stipula.
Bunga tunggal atau dalam simosa bi- atau uniseksual, aktinomorf;
ada braktea; calix 4-5, lepas; corolla 4-5, lepas atau bersatu di bawah;
stamen banyak dalam 2-5 ikatan; bakal buah 3-5 karpel, 3-5 ruang;
bakal biji 2-banyak dalam satu ruang. Buah baka, drupa atau kapsul; biji
tanpa endosperm.

Contoh
Callophylum saulatri* untuk kayu bakar, Garcinia tokinensis
digunakan sebagai bahan pembuat sabun mengandung hampir 5 % olein,
Garcinia arthrovidis (asam gelugur), Garcinia forbesii (asam kandis)*
buahnya digunakan bumbu untuk menimbulkan rasa asam pada
masakan, daun dan karnya dijadikan bahan jamu dan diminum untuk
mengobati sakit telinga, Garcinia mangostana (Manggis), digunakan
sebagai bahan pencelup untuk mendapatkan warna hitam.

Ochnaceae

Karakter Spesifik
Pohon atau perdu. Daun berselang-seling, berstipula. Bunga
majemuk malai atau payung, berwarna mencolok. Buah indehiscent,
drupa atau baka.
Deskripsi
Pohon atau perdu, kulit batang licin. Daun tunggal, berselang-
seling, bertekstur seperti kulit; berstipula 2.
Bunga majemuk malai atau payung dengan braktea, hijau
menyolok, putih, merah atau kuning; calix 4 sampai 5, bebas tersusun
berselingan, persisten;corolla 5, jarang 4 sampai 10, disk membesar
setelah bunga mekar atau tidak; stamen 4, 5, 8, 10 atau tak terbatas,
tersisip pada disk, filamen persisten, anthera terkadang membuka pada
porinya; bakal buah pendek, beruang 2 atau memanjang, 1 sampai 10
ruang; bakal bii 1 atau 2 pada tiap ruang, stylus sederhana berbentuk
jarum tajam; stigma sederhana. Buah indehiscent, majemuk drupa atau
baka, apabila buah drupa 1 sampai 4 biji atau kapsul dan 1 sampai 5
ruang; biji 1 sampai banyak.
Famili ini terdiri dari 160 spesies, terutama pada daerah Amerika.
Contoh

97
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Ochna wallichii, kayunya digunakan sebagai bahan bangunan,


Ochna kirkii, tanaman hias

Actinidiaceae

Karakter Spesifik
Perdu biasanya memanjat. Daun biasanya memiliki membran;
pinggir daun rata atau bergerigi. Bunga uniseksual atau biseksual pada
ketiak daun dalam simosa; calix 5, menyatu pada dasar; corolla 5,
imbrikatus; stamen banyak; bakal buah memilki banyak ruang, stylus
banyak, berlainan dan memanjang setelah bunga mekar. Buah baka.

Deskripsi
Perdu atau biasanya liana; tanpa adanya getah susu. Daun
tersusun spiral; tunggal, pinggir daun bergerigi atau rata.
Bunga aksilaris atau beberapa bagian yang agak ke ujung, simosa
atau pseudo-umbella; bertangkai; dengan bunga uniseksual dan
biseksual pada tumbuhan yang sama (monoceus) atau seperti dioseus;
aktinomorfik, tanpa brakteola; calix bebas atau agak menyatu, berlobus
4-5, imbrikatus, persisten; corolla 5, bebas, agak memilin atau menekuk,
akan gugur lebih awal dibandingkan dengan struktur yang sama pada
tumbuhan lain; bunga jantan dengan stamen 10-tak terhingga,
hipoginus, filamen bebas, anthera dorsifixed, 2 ruang, dehiscent
longitudinal; bunga betina atau staminodia atau tidak; bakal buah
mengapung, beruang 5-tak hingga; bakal biji tak hingga, terletak pada
ketiak plasenta; stylus sebanyak lokul, stigma bebas. Buah beri banyak
ruang; biji tak hingga, endosperm banyak sekali, embrio lurus.
Famili ini memiliki 1 genera Actinidia, 25 spesies di hina, Jepang
dan Himalaya, 2 spesies di Malaya.

Contoh
Actinidia chinensis, buah dapat dimakan.

Pentaphyllaceae

Karakter Spesifik
Perdu. Daun bertekstur seperti kulit, kecil. Bunga pada ketiak
braktea, kecil, biseksual; Corolla dan calix masing-masing 5; stamen 5,
basifixed; bakal buah beruang 5; bakal biji 2. Buah kapsul lokulicidal; biji
bersayap diatas.

Deskripsi
Perdu kecil, percabangan beralur. Daun tersusun spiral; tanpa
stipula, tunggal.
Bunga simetri, kecil; biseksual; tangkai dengan 2 brakteola dekat
dengan calix; calix 5, overlapping; corolla 5, berwarna putih, tebal,

98
BAB VII

overlapping; stamen 5, pendek, anthera membuka pada pori-pori ujung,


beruang 2; bakal buah superus, dengan 5 ruang, tiap ruang terdapat 2
untaian bakal biji; stylus 1, dengan 5 stigma yang kecil. Buah kapsul
berbentuk elips, pada ujungnya terdapat stylus yang persisten, terbagi
berhadapan dengan ruang; biji memanjang.
Famili ini terdapat pada daerah Asia Tenggara; Hongkong, Hainan,
Kwantung dan Tonkin 1 spesies; Malaya dan Sumatera Utara 1 spesies.

Contoh
Pentaphylax euryoides

Hubungan Evolusi
Famili ini dahulunya termasuk kedalam Famili Theaceae
(Ternstroemiaceae).

ORDO MALVALES

Elaeocarpaceae
(Ganitri-ganitrian)
Karakter Spesifik
Tanpa getah, Daun simpel. Anthera linear, dua ruang. Buah berupa
drupa atau kapsul.

Deskripsi
Pohon atau perdu, tidak bergetah. Daun tunggal; tersebar atau
berhadapan; stipula persisten atau mudah gugur.
Bunga dalam rasemus, panikula atau dikhasial simosa; aktinomorf,
biseksual jarang uniseksual; tanpa epikaliks, calix 4-5; corolla 4-5;
stamen banyak; bakal buah ovarium 2-banyak karpel, ruang sebanyak
karpel; bakal biji 2-banyak dalam satu ruang, plasenta aksilaris. Buah
kapsul, jarang drupa; biji dengan endosperm.

Contoh
Elaeocarpus parvifolius

Tiliaceae

Karakter Spesifik
Umumnya mempunyai rambut stellate atau sisik. Daun umumnya
trinerved bagian basis

Deskripsi
Pohon, perdu, jarang herba; mempunyai rambut-rambut bintang
atau sisik peltatus. Daun tersebar atau berhadapan; tunggal; stipula
sering cepat jatuh.
Bunga dalam simosa atau tunggal; bi- atau uniseksual,
aktinomorf; kadang-kadang ada epicalix; calix 3-5; corolla sebanyak

99
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

calix; stamen 10-lebih, kadang-kadang tumbuh pada androgimnofor, ada


diskus; bakal buah 2- banyak karpel, ruang sebanyak karpel; bakal biji
2-beberapa dalam satu ruang, plasenta aksilaris. Buah kering atau
berdaging.

Contoh
Muntingia calabura L. (seri) buahnya untuk dimakan, Trumfetta
romboidea (pulu-pulut)

Sterculiaceae
(Kelumpang-kelumpangan)
Karakter Spesifik
Mempunyai rambut stellate atau sisik. Daun mempunyai tangkai
yang panjang dan berlutut. Bunga mempunyai stamen 5, 10, 15 atau
lebih, sering menyatu menjadi tabung yang sempit.

Deskripsi
Pohon, perdu, liana atau herba. Daun tunggal dengan pertulangan
daun pinatus atau palmatus atau majemuk palmatus; stipula cepat gugur
atau persisten.
Bunga dalam berbagai tipe perbungaan yang sering kompleks,
atau tunggal, bi-atau uniseksualis; sering ada epicalix, calix 3-5, nektar
berupa rambut-rambut kelenjar pada dasar calix; corolla 5, sering
bertaji; stamen 10 dalam 2 lingkaran, lingkaran luar 5 sering berupa
staminodia yang petaloid, filamen bersatu membentuk tabung; bakal
buah umumnya 5 karpel dengan ruang sebanyak karpel; bakal biji 2-
lebih tiap ruang, plasenta aksilaris. Buah berdaging atau seperti kulit
bahkan mengkayu, sering terbagi menjadi merikarpium; biji kadang-
kadang berarilus, endosperm berminyak atau beramilum.

Contoh
Abroma augusta merupakan bahan obat untuk mengobati penyakit
wanita; Commersonia bathramia (andilau)* untuk kayu bakar; Buah
Guazuma biji Sterculia merupakan bahan makanan. Batang G. ulmifolia;
Theobroma cacao (coklat)*, kaya akan alkaloid ’thain’ dan ’theobromin’,
diolah menjadi coklat batang atau mentega; Sterculia leavis*, dan S.
vilosa menghasilkan serat.

Hubungan Evolusi
Bentham and Hooker meletakkan famili ini berkerabat dekat
dengan Tiliaceae di bawah Thalamiflorae, Engler meletakkan famili ini
pada seri Malvales sebelum Parietales. Rendle meletakkan Sterculiaceae
tepat di bawah Malvales setelah Guttiferales dan sebelum Triccocaceae.
Famili ini menunjukkan kemiripan dengan Malvaceae dan Tiliaceae tetapi
berbeda pada ketiadaan calix dan keberadaan beberapa stamen dan
andro-gynophore . Famili ini juda memperlihatkan kekerabatan yang
jelas dengan Euphorbiaceae pada beberapa karakter morfologi seperti

100
BAB VII

stellate, rambut dan buah schizocarpus, keberadaan tertantu dari


androphore, caruncle dan kotiledon yang berdaun dll.

Bombacaceae
(Durian-durianan)

Karakter Spesifik
Permukaan bawah daun dan bunga mempunyai rambut sisik
(kecuali Bombax). Bunga dengan stamen banyak, bisanya stamen
menyatu pada bagian pangkalnya membentuk 5. Buah kapsul besar
berkayu, biasanya membelah menjadi 5 bagian (kadang 2-4), berduri,
biji umumnya mempunyai arillus.

Deskripsi
Pohon, sering besar tapi kayunya lunak dan ringan; pokok batang
seperti membesar berisi jaringan penyimpan air, biasanya berambut
bintang atau bersisik. Daun tunggal, cepat gugur; tersebar; majemuk
palmatus; stipula cepat jatuh.
Bunga tunggal atau dalam simosa berhadapan dengan daun;
biseksual, aktinomorf; sering dengan epicalix, calix 5, nektar berupa
rambut kelenjar pada dasar calix; corolla 5; stamen 5-banyak, sering
terdapat staminodia bakal buah 2-5 karpel, ruang sebanyak karpel; bakal
biji 2-lebih tiap ruang, plasenta aksilaris. Buah kapsul yang lokulicidus;
biji sering berarilus, sering tertanam pada jaringan berambut dari dinding
dalam buah, ada atau tidak ada endosperm.
Contoh
Ceiba petandra (kapuk, randu) untuk pengisi kasur, Durio
zibethinus (durian)* untuk dimakan

Malvaceae
(Kapas-kapasan)

Karakter Spesifik
Hampir selalu memiliki rambut-rambut yang berbentuk bintang,
kulit luar batang biasanya berserat jelas. Daun kebanyakan memeiliki
pertulangan yang menjari. Bunga dengan stamen banyak, bergabung
dalam sebuah tabung yang panjang; anthera memiliki 1 teka.

Deskripsi.
Herba, perdu atau pohon; umumnya berambut bintang, sisik atau
bentuk rambut lain. Daun tersebar; tunggal; umumnya pertulangan daun
palmatus; stipula biasanya ada.
Bunga tunggal atau dalam simosa; biseksual; sering ada epicalix,
calix 5, nektar berupa rambut-rambut kelenjar pada dasar calix; corolla
5, lepas atau melekat pada tabung filamen; stamen banyak, paling luar
sering staminodia, filamen bersatu membentuk tabung pada hampir

101
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

seluruh panjangnya; bakal buah 2-banyak karpel, stylus sebanyak


karpel, bakal biji 1-banyak tiap karpel, plasenta aksilaris. Buah kapsul,
schizokarpium, baka atau samara, endosperm ada atau tidak ada.

Contoh
Abutilon avinaceae merupakan tanaman rami China. Althea rosea*
merupakan tanaman hias; Gossypium merupakan bahan dasar pembuat
kain. Hibiscus esculentus (kacang-kacangan), H. rosasinensis (Bungo
Rayo, kembang sepatu)*, H. syzopetalus*, Sida acuta*

Hubungan Evolusi
Famili ini menurut Eichler termasuk ke dalam Columniferae dan
diletakkan di bawah ordo Malvales oleh Rendle, Hutchinson dan lainnya.
Famili dengan batasan karakter yang jelas, Malvaceae mirip dengan
Ranunculaceae karena memiliki banyak stamen dan karpel. Malvaceae
juga merip dengan Sterculiaceae karena memiliki kandungan
mucilaginous pada bagian tanaman, stipula daun alternatus yang simpel
dan calix valvate. Keberadaan sel-I anthera dan stamen monadelphous
memisahkan famili Malvaceae dari Tiliaceae dan Sterculiaceae.

ORDO LECYTHIDALES

Lecythidaceae

Karakter Spesifik
Daun sering mengumpul ke arah ujung cabang, bunga majemuk
spika, bunga jelas, besar, seperti benang halus dari sejumlah stamen,
stamen bersatu pada dasar dan ke arah corolla, bakal buah inferior atau
setengah inferior, buah di selubungi oleh calix yang persisten.

Deskripsi
Pohon atau perdu. Daun tersebar, umumnya padat diujung
ranting, tunggal, stipula kalau ada kecil mudah jatuh.
Bunga tunggal aksilaris, atau dalam rasemus atau panikula yang
terminalis, atau dalam ikatan atau rasemus keluar dari kayu tua,
biseksual, calix 4-6, corolla 5-6, imbrikatus kadang-kadang tanpa corolla,
stamen 10- banyak, filamen bersatu dibawah membentuk cincin, ovarium
inferusatau semiinferus, 2-6 karpel, ruang sebanyak karpel, bakal biji 1-
banyak tiap ruang. Buah kapsul, drupa atau baka, biji umumnya tanpa
endosperm.

Contoh
Barringtonia speciosa Forst., Barringtonia spicata Bl., Bertholletia
excelsa H.Bk., dapat dimakan, Couroupita guianensis Aubl., sebagai
tanaman hias. Gustavia gracillima Miers., G. marcgraviana Miers., G.
superba Berg., sebagai tanaman hias. Lecythis paraensis (Hub.) Ducke.,

102
BAB VII

dapat dimakan. Napoleona imperialis Benn., tanaman hias. Planchonia


grandis Ridl., Planchonia valida Bl., dapat dimakan.

ORDO NEPHENTALES

Nepenthacae
(kantong semar-kantongsemaran)

Karakter Spesifik
Umumnya bersifat liana. Daun bagian ujung termodifikasi
membentuk kantong dengan tutupnya, kantong berisi kelenjer pencerna.
Bunga diujung batang, dengan tipe majemuk rasemosa atau paniculata;
bersifat uniseksual.

Deskripsi
Perdu atau setengah perdu yang sering merayap atau memanjat,
sering epifit, iinsektivora. Daun tersebar; sangat termodifikasi terdiri dari
petiolus, lamina, tendril yang dihubungkan dengan askidium (kantung
perangkap, ‘pitcher’) dan operculum (tutup); kelenjar pencerna terdapat
pada askidium yang terisi cairan pencerna, kelenjar nektar dan hidatoda
tersebar pada batang dan daun.
Bunga dalam rasemus atau panikula; kecil, aktinomorf, uniseksual;
bunga jantan; bunga betina berada pada individu yang berbeda; calix 4
imbrikatus, berkelenjar nektar; tanpa corolla; stamen 8-25, filamen
bersatu membentuk tabung; bakal buah 4 karpel, 4 ruang; bakal biji
banyak, plasenta aksilaris. Buah kapsul; biji banyak, kecil atau halus, ada
endosperm.

Contoh
Nepenthes ampularia*, N. albomarginata, N. gracilis*,N.
mirabilis*, N. rafflesiana, N. sanguinea, (Kantong semar, Cupak baruak)
dll.

ORDO VIOLALES

Flacourtiacae
(Rukam-rukaman)
Karakter Spesifik
Pohon atau perdu yang tegak. Daun tersebar; tunggal dengan
tangkai yang mempunyai lutut pada kedua ujung. Bunga memiliki bakal
buah satu ruang (kecuali Flacourtia), superior atau kadang semiinferior,
biasanya dengan 3-5 placenta, pada dinding; endosperm banyak sekali.

Deskripsi
Perdu atau pohon. Daun tersebar, jarang berhadapan atau dalam
lingkaran; tunggal; stipula sering cepat gugur.

103
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Bunga tunggal atau dalam simosa, rasemus atau kapitulum; bi-


atau uniseksual, aktinomorf; calix 3-8; corolla 3-8, terdapat nektar;
stamen banyak, kadang-kadang ada staminodia; bakal buah superus, 2-
10 ruang; bakal biji banyak, plasenta parietalis, kadang-kadang ruang
banyak dengan plasenta aksilaris. Buah bakka, kapsul atau drupa; biji
dengan endosperm yang berminyak.

Contoh
Flacourtia indica, buah dapat dimakan, dan untuk pagar tanaman,
Flacourtia inermis, buah digunakan untuk membuat jelli, Flacourtia
jangomas*, buah dimakan, daun dan akar digunakan untuk obat, antara
lain, sakit perut, diare, dan penyakit kulit, Flacourtia rukam Buahnya
dapat dimakan, Hydnocarpus anthelmintica, buah dapat dimakan,
sebagai obat untuk masalah kulit, Hydnocarpus kunstleri, sebagai
penghasil kayu

Bixaceae
(Kesumba-kesumbaan)
Karakter Spesifik
Pohon atau perdu dengan getah kemerahan. Daun berselang-
seling. Bunga simetri; biseksual; calix 4 sampai 5, decidous; corolla
relatif besar 5; stamen tak terbatas dalam piringan; bakal buah 3 sampai
5, stylus tunggal, bakal biji banyak, parietal. Buah kapsul 2 sampai 5
katup; biji terdapat arilus atau berbulu.

Deskripsi
Pohon kecil atau perdu dengan getah kemerahan. Daun tunggal;
berselang-seling tersusun spiral; pinggir daun rata, pertulangan daun
menjari; stipula kecil dan cepat gugur.
Bunga relatif besar dalam rangkaian berupa malai atau malai rata,
bunga banci, aktinomorfik, anak tangkai bunga dengan 5-6 kelenjar di
ujung; calix dan corolla dalam kuncup tersusun seperti genting; calix 4-5,
bebas, rontok; corolla 4-7, bebas; stamen banyak, filamen bebas atau
menyatu pada dasar, panjang, anthera terlipat rangkap, beruang 2;
bakal buah epiginus, beruang 1 dengan 2 ruang pada dindingnya, pada
tiap ruang terdapat banyak bakal biji, masing-masing dengan 2
integumen, stylus 1, panjang dan tebal. Buah kendaga, penuh dengan
rambut atau gundul dl sebelah luarnya, membuka dengan 2 katup di
antara ruang; biji dengan kulit luar berdaging berwarna merah, punya
endosperm, lembaga besar.
Famili ini hanya terdiri atas 1 genera, Bixa yang monotipik, asli
Amerika tropik.

104
BAB VII

Contoh
Bixa orellana (kasumbo, jarak belanda), sering dipelihara sebagai
tanaman pekarangan, dari bijinya diperoleh zat warna merah (kesumba)
yang antara lain berguna untuk mewarnai bahan makanan (mentega,
keju). Daunnya berguna dalam obat-obatan.

Violacae
(Antan-antanan)
Karakter Spesifik
Herba atau perdu. Daun tunggal atau berhadapan; ada stipula.
Bunga majemuk tandan, malai atau tunggal; biseksual, aktinomorf atau
zigomorf, ada brachteola; calix 5, lepas, umumnya persisten; corolla 5;
stamen 5, filamen pendek, konektivum sering memanjang; bakal buah
superus, 3 karpel, 1 ruang, plasenta perietalis; bakal biji 1- banyak tiap
plasenta. Buah kapsul atau bakka.

Deskripsi
Pohon, perdu, herba. Daun tunggal, tersusun spiral atau
berselingan-distichous, dengan sepasang stipula, piggir daun biasanya
bergerigi.
Bunga beraturan atau zigomorf, majemuk aksilaris, biseksual atau
uniseksual, simetris radial atau bilateral; tangkai bunga dengan 2 daun
pelindung; calix dan corolla dan stamen persisten pada buah; calix 5,
bebas atau bersatu pada pangkalnya; corolla 5, bebas, yang terdepan
seringkali yang terbesar dan pada pangkalnya berspur (bertaji); stamen
5 berselingan dengan corolla, filamen sering bersatu pada dasar menjadi
suatu saluran, anthera bertemu dengan bakal buah; bakal buah superior,
tidak bertangkai, unilocular, biasanya 3 ruang, stylus 1, kerapkali
berbentuk gada atau bengkok. Buah kapsul biasanya terbagi menjadi 3
katup, patah menurut ruang; biji 1 sampai banyak, biji dengan
endosperm yang berdaging dan berminyak.
Famili ini memiliki daerah distribusi luas yang terdiri dari 16
genera, 720 spesies. Di Malesia, 4 genera dengan 31 spesies. Di Malaya,
2 genera dengan 13 spesies.

Contoh
Rinorea floribunda, akar digunakan untuk mengobati demam,
Rinorea pachycarpa, buah dapat dimakan, Viola odorata, ditanam sebagai
tanaman hias.

Hubungan Evolusi
Famili ini oleh Bentahm dan Hooker dikelasifikasikan ke dalam ordo
Paritales. Hailier memasukkan famili ini sebagai tanman primitif pada
Polygallinae sementara Bessey melatakkan ke dalam Guttales. Rendle
dan Wttstein memasukkan ke dalam Parietales. Menurut Hutchinsim,
ordo Violales, telah dipisahkan dari ranalian memalui Rhoedales

105
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Ancistrocladaceae

Karakter Spesifik
Perdu memanjat. Daun bertekstur kulit tanpa stipula. Bunga kecil,
malai; tabung calix pendek, berlobus 5; corolla 5; stamen 5 atau 10;
bakal buah inferior; bakal biji 1, stigma 3. Biji sub globose.

Deskripsi
Perdu memanjat, licin tidak berambut; ranting kecil bengkok. Daun
bertekstur seperti kulit; pinggir daun rata; tanpa stipula.
Bunga kecil pada terminalis atau aksilaris malai; tabung calix
pendek, menyatu pada dasar bakal buah bunga, besar dan menyatu pada
buah saat masak, lobus 5, berkembang kedalam sayap yang tidak sama
pada buah; corolla 5, merah atau ungu; Stamen 5 atau 10, sub
periginus. Bakal buah 1, inferior; bakal biji 1, stylus sub globose. Stigma
3, rata. Biji sub globose.
Famili ini memiliki 1 genera, sekitar 10 spesies, pada daerah Asia
tropik, Afrika barat.

Contoh
Ancistrocladus extensus, akarnya setelah direbus digunakan untuk
obat disentri, daun dimakan sebagai perasa

Hubungan Evolusi
Famili ini dahulunya berhubungan dengan Dipterocarpaceae

Passifloraceae
(Rambusa-rambusaan)
Karakter Spesifik
Herba atau tanaman berkayu, liana dengan alat pembelit. Daun
berselang-seling; berstipula. Bunga aktinomorfik, banci; dengan dasar
bunga yang sangat berbeda bentuk, kerapkali dengan alat tambahan;
calix 5; corolla 5, kerapkali mempunyai corolla tambahan; stamen 5,
tertancap pada dasar bunga yang memanjang berbentuk silindris; bakal
buah menumpang, beruang 1, stylus 3; bakal biji banyak. Buah buni atau
buah kotak.

Deskripsi
Herba atau berkayu, sering memanjat dengan sulur yang
merupakan modifikasi perbungaan atau bagian perbungaan. Daun
tersebar, tunggal; sering terdapat nektar pada petiolus; stipula kecil dan
cepat jatuh, sering terdapat disamping kuncup tambahan.
Bunga dalam simosa atau tunggal; bi- atau uniseksual, aktinomorf,
ada hipantium; calix 3-8 persisten; corolla sebanyak calix, imbrikatus,
ekstrastaminal korona hampir selalu ada, tumbuh dari hipantium,
biasanya terdiri dari satu atau lebih deretan filamen atau sisik; stamen
umumnya 5, bebas atau muncul dari androgimnofor; bakal buah 2-5

106
BAB VII

karpel, 1 ruang, plasenta parietalis; bakal biji banyak. Buah kapsul atau
baka; biji gepeng, arilus berdaging, endosperm lunak berdaging.

Contoh
Beberapa spesies buahnya dapat dimakan dan yang lainnya
ditanam sebagai tanaman pekarangan, misalnya Passiflora alata,
Pasifflora foetida (rambutan hutan)*, tumbuhan dapat digunakan untuk
mengobati penyakit gatal, buahnya dapat dimakan, P. quadrangularis
(markisah)*, buahnya dapat dimakan

Caricaceae
(Pepaya-pepayaan)

Karakter Spesifik
Herba yang berbentuk pohon. Daun tunggal atau majemuk
menjari; berselang-seling, tanpa stipula, bergetah. Bunga aktinomorfik,
uniseksual, sumbu bunga berbentuk lonceng atau tabung; calix 5 bertepi
rata; corolla 5, ;pada bunga jantan bersatu sangat kuat; bunga betina
bersatu menjadi tabung pendek atau lepas; stamen 10, bakal buah
menumpang, beruang 1 dengan papan biji yang terdapat di dinding atau
beruang 3-5, stylus lepas. Buah buni.

Deskripsi
Perdu atau pohon kecil berkayu lunak, umumnya tidak bercabang,
daun terkumpul di ujung batang. Daun tersebar; pertulangan daun
palmatus, palmatilobus atau majemuk palmatus; stipula kalau ada
serupa duri.
Bunga dalam simosa atau tunggal, aktinomorf, uniseksual atau
beberapa biseksual; calix 5 kecil; corolla 5 membentuk tabung yang
panjang pada bunga jantan atau pendek pada bunga betina; stamen 10
dalam 2 lingkaran, epipetal; bakal buah 5 dengan plasenta parietalis atau
ruang banyak dengan plasenta aksilaris; bakal biji banyak. Buah besar,
berdaging; biji dengan endosperm berdaging mengandung minyak dan
protein.

Contoh
Carica papaya (pepaya)*, dikonsumsi sebagai buah-buahan

Cucurbitaceae
(Timun-timunan)
Karakter Spesifik
Herba berkayu lunak; punya sulur berbentuk spiral. Pertulangan
daun palmatus, daun palmatilobus. Bunga tunggal, uniseksual; calix dan
corolla umumnya bersatu. Buah baka atau pepo; biji biasanya gepeng.

107
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Deskripsi
Herba atau berkayu yang lunak; umumnya memanjat atau
menjalar dengan sulur spiral (sering bercabang) berupa kuncup yang
termodifikasi, sulur kadang-kadang berupa duri. Daun tersebar,
pertulangan daun palmatus, palmatilobus atau majemuk palmatus;
sering terdapat nektar, stipula tidak ada.
Bunga dalam perbungaan atau tunggal, umumnya uniseksual,
aktinomorf, ada hipantium; calix umumnya 5; corolla umumnya 5 lepas
atau bersatu; stamen umumnya 5, filamen lepas atau bersatu, demikian
pula antheranya; bakal buah umumnya 3 karpel, superus, plasenta
parietalis atau plasenta bersatu di tengah sehingga menjadi plurilokular,
stylus 1 dengan 1-3 stigma; bakal biji banyak. Buah bakka, pepo atau
kapsul; biji sering gepeng, besar, kadang-kadang bersayap, tidak ada
endosperm.

Contoh
Cucumis sativus, daun muda dan ujung cabang bisa dimakan,
buahnya dimakan mentah, Momordica charantia, buah muda sangat pahit
banyak digunakan untuk sambal dan sayuran, Luffa acutangula, ditanam
untuk mendapatkan spons luffa, Citrullus vulgaris, biji-biji yang diasin
dan dipanggang disebut ”kuaci” sebagai makanan ringan, demikian pula
buahnya
Cucurbita moschata, biji yang tua juga diasin dan dipanggang sebagai
”kuaci”, juga daun yang muda dan kuncup bunga dimakan sebagai
sayuran.

Hubungan Evolusi
Posisi sistematis dari cucurbitaceae talah lama menjadi
perdebatan. Robert Brown, De Candolle, Naudin dan Hooks menyatakan
bahwa famili ini mempunyai hubungan dengan Pasifloraceae dan satu
kelompok dengan Polypetalain Calyciflorae periginous. Engler dan
Wettestein menyatakan Cucurbitacae sebagai famili yang maju
dikarenakan corola yang gamopetalus dan possi anther yang synandrous
dan memposisikan cucurbitales sebelum Campanulales setelah Rubiales.
Rendle menyetujui pendapat Hallier dan meletakkan dalam kelompok
yang sama dengan Begoniaceae yang membentuk ordo Peponiferae
setelah Parietales. Bessey memasukkan Cucurbits dan begonia kedalam
losales, yang merupakan bagian dari Rosales. Core (1955) menyetujui
pendapat untuk tetap meletakkan famili ini pada Campanulales. Benson
(1957) meletakkan famili ini di bawah cucurbitales setelah Begoniales
dan setelah Rubiales. Porter (1967) mengikuti Benson tetapi meletakkan
famili diantara Ordo Rubiales dan camanulales. Cronquist (1968)
meletakkan famili cucurbitales ke dalam ordo Violales diantara
Sarraceniales dan Salicales
Chakraborty (1966) menyatakan bahwa famili cucurbitaceae
merupakan kelompok yang sering berevolusi yang telah melewati proses
metamorfosis sruktur dengan reduksi,amalgamasi, Kannasi, adnasi dan
sterilisasi organ seksual.

108
BAB VII

Begoniaceae
(Kaci-kacian)

Karakter Spesifik
Herbaceus, batang biasanya berdaging. Daun tunggal, biasanya
unequal, berlobus, berselingan, bunga uniseksual warna putih atau pink.

Deskripsi
Herbaceus annual atau perennial, jarang yang perdu; tidak
bergetah, batang berupa rhizoma atau menjalar; jarang berumbi,
biasanya tegak. Daun tunggal, berselingan, biasanya unequal, jarang
yang equal, pinggir daun rata, bergigi atau berlobus, stipula 2.
Bunga terletak diketiak daun tunggal atau dalam simosa dikotom,
putih atau pink; uniseksual; bunga jantan dengan calix 2; corolla 2,
kadang-kadang tidak ada; stamen bebas atau fillamen bersatu dalam
collum; anther terbatas; bunga betina dengan perhiasannya sama
dengan bunga jantan, dengan satu corolla tambahan; bakal buah 2,3
atau 4 ruang, berusuk tiga; bakal biji banyak; stylus 2-4, bebas atau
bergabung dipangkalnya. Buah kapsul, jarang yang sukulen, berusuk tiga
atau bersayap 3, biji sangat kecil.
Famili ini terdiri dari 4 genera dengan sekitar 400-500 spesies
tersebar didaerah tropik.

Contoh
Begonia isoptera, tanaman pekarangan, Begonia hirtela*, Begonia
mexicana, tanaman pekarangan, Begonia rex, tanaman pekarangan.

ORDO CAPPARIDALES

Capparidaceae
(Mamman-mammanan)
Karakter Spesifik
Herba, perdu atau pohon. Daun tunggal atau majemuk menjari,
berselang-seling; stipula berduri. Bunga umumnya besar dan jelas;
aktinomorf atau zygomorf; biseksual; terdapat gynandrophore; calix 4;
corolla 4; stamen 4 sampai banyak, 2 karpel dalam gynophore.

Deskripsi
Perdu atau herba, jarang pohon. Daun tersebar, jarang
berhadapan; tunggal atau majemuk trifoliolatus atau palmatus; stipula
kalau ada kecil atau berubah menjadi kelenjar.
Bunga dalam rasemus atau tunggal; bi- atau uniseksualis,
aktinomorf atau zigomorf, reseptakulum memanjang membentuk
gimnophore atau androgimnophore; calix 4, lepas atau bersatu di bawah;
corolla 4 lepas, letaknya berselangan dengan calix, sering mempunyai
taji pada dasar; stamen matang 6 sampai banyak, beberapa staminodia;

109
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

bakal buah 2-12 karpel, superus, 1 ruang, plasenta parietal. Buah kapsul,
nuk atau drupa; biji kadang-kadang berarillus, endosperm ada atau
tidak, kadang-kadang ada perisperm.

Contoh
Cleome celidonii, C. rutidosperma*, C. viscosa, Capparis paniculata
Ridl. Crataeva religiosa*

Hubungan Evolusi
Engler dan Pranl. meletakkan famili Capparidaceae di bawah ordo
Rhoedales berdasarkan posisi Cruciferae yang berada antara
Papayaraceae dan Crucieferae. Ahli filogenetik setuju bahwa
Capparidaceae berhubungan dengan Cruciferae dan menyatakan bahwa
Cruciferae bisa jadi berasal dari kelompok primitif Capparidaceae. Kedua
famili ini memiliki ovari bilocular dan placenta parietal. Puri (1945)
menyatakan bahwa keadaan ovari ini berasal dari 4 karpel ovari yang
memiliki mikrosell dengan kandungan enzim berupa minyak mostar.
Hutchinson memasukkan famili ini ke dalam Moringaceae
Cronquist (1968) menyatakan bahwa capparidaceae memilki banyak
karakter yang memungkinnya untuk dimasukkan ke dalam Cruciferae,
Moringaceae dan Resedaceae. Hal ini bagaimanapun juga,
memperlihatkan bahwa tiap anggota Capparidaccaeis termasuk ke dalam
ketiga famili ini, tapi hanya jika nenek moyangnya Capparidaceae.

Brassicaceae
(Kubis-kubisan)

Karakter Spesifik
Herba annual, biennial atau perennial; bergetah seperti air. Daun
tersebar; tidak punya stipula. Bunga dimerous atau tetramerous; bakal
buah bilokular dengan sekat berlainan. Buah silikula.

Deskripsi
Herba, jarang sekali perdu. Daun tersebar, jarang berhadapan;
tunggal, sering terbagi; stipula tidak ada.
Bunga dalam rasemus, biseksual, aktinomorf; reseptakel hanya
kadang-kadang membentuk gimnophore; calix 4, dua-dua berhadapan;
corolla 4, diagonal terhadap lembaran calix membentuk salib (karena itu
famili ini juga dinamakan (CRUCIFERAE); stamen umumnya 6, 2 yang
paling luar lebih pendek dan disebut tetradinamus; bakal buah 2 karpel,
2 ruang, plasenta parietalis; bakal biji 1-banyak plasenta; ovarium
superus. Buah umumnya siliqua (memanjang) atau silikel (pendek); biji
dengan embrio yang besar.

110
BAB VII

Contoh
Brassica oleraceae L., B. juncea Coss. var. foliosa Bail., untuk
sayuran; Raphanus sativus L. var. hortensis Baker., R. sativus L. var.
radicula DC.

Hubungan Evolusi
Famili Cruciferae diletakkan di bawah ordo Rhoedales oleh Rendle,
Engler, Prantl dan Lawrence. Bentham dan Hooker mengenali famili ini
sebagai bagian dari ordo Parietales. Benson (1957) mengikuti Bnentham
dan Hooker, tetapi mengganti nama ordo dari Parietales menjadi
Papaverales, Bentham dan Hooker dan Hutchinson (1964) mempercayai
bahwa famili ini merupakan nenek moyang Papaveraceous. Eames,
Arber, Puri and Saunders menyatakan bahwa famili ini berkerabat dekat
dengan Capparidaceous. Pada satu sisi famili Cruciferae berkerabat
dengan Papaveraceae dan di sisi lain berkerabat dengan Capapridaceae.
Ketiga famili ini memiliki ciri yang sama pada bentuk perianthium yang
tetramerous, pistil syncarpous dan plasenta parietal. Cronquist dan
Takhtajan (1969) juga mendukung pendapat ini. Famili memperlihatkan
karakter primitif seperti hypoginus pada bunga dan sedikitnya penyatuan
kecuali pada carpel tetapi juga menunjukkan beberpa kemajuan daripada
Ranunculaceae pada susunan organ bunga yang siklik, pistil syncarpous
dan pengurangan sejumlah bunga khususnya pada stamen dan karpel.

Moringacae
(Kelor-keloran)
Karakter Spesifik
Pohon yang menggugurkan daun; ranting dengan bekas daun yang
besar. Daun berselingan; menyirip ganjil rangkap 2-4. Bunga cukup
besar, aktinomorf; calix pendek membentuk piala, bakal buah
menumpang; bakal biji banyak. Buah kotak bentuk garis, membuka
dengan 3 katup.

Deskripsi
Pohon kecil mirip dengan Acacia, kulit kayu mengandung gum,
pada empulur taerdapat rongga udara yang besar. Daun tersebar;
majemuk bipinnatus; stipula tereduksi menjadi kelenjar di pangkal
petiolus.
Bunga dalam panikula, ada hypanthium; calix 5; corolla 5; stamen
5, nektar membentuk diskus; bakal buah 3 karpel, 1 ruang, duduk pada
gymnophore yang pendek, plasenta parietalis dengan 2 baris bakal biji
tiap plasenta. Buah kapsul; biji banyak, bersayap 3, tanpa endosperm

Contoh
Moringa oleifera Lamk., daun dan buah muda menghasilkan
sayuran yang baik, juga menjadi pohon pendukung di kebun sirih

111
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

ORDO ERICALES

Ericaceae
(Cantigi-cantigian)
Karakter Spesifik
Pohon, perdu atau liana dan epifit; tanpa getah. Daun tersusun
spiral; distichous berselingan atau berkarang; calix dan corolla bersatu
membentuk tabung; buah bery, kecil.

Deskripsi
Perdu, pohon kecil atau liana, jarang herba saprofit; tidak
bergetah. Daun tunggal; berselingan atau berkarang semu; pinggir daun
rata atau bergerigi; umumnya ditemukan di daerah gunung.
Bunga majemuk rasemosa, paniculata, umbelifera, atau tereduksi
menjadi tunggal; biseksual; simetris atau bilateral; calix bersatu dan
berlobus 5; corolla juga bersatu dan berlobus 5; stamen biasanya 10,
bakal buah biasanya 5 atau 10 ruang; superus, atau semiinferus. Buah
berry atau kapsul; biji kecil.
Famili ini terdiri dari sekitar 125 genera dan 3500 spesies di
dunia. Di Malaya 8 genera dan 37 spesies. Satu genus endemik Malaya
yaitu Pernettyyopsis.

Contoh
Rhododendron acuminatum Hook.f., R. ericoides, R. buxifolium, R.
rugosum, R. lowii, merupakan tumbuhan pegunungan.

ORDO EBENALES
Sapotaceae
(Sawo-sawoan)

Karakter Spesifik
Pohon; bergetah putih; batang bagian pucuk dan pertulangan daun
ditutupi rambut merah kecoklatan. Bunga kecil sampai besar, warna
putih-krem, wangi. Buah berdaging; biji gepeng, mengkilat.

Deskripsi
Umumnya pohon besar, jarang perdu atau pohon kecil; bergetah
putih; bagian ujung batang berambut merah kecoklatan. Daun coriaceus,
pinggir rata.
Bunga kecil sampai sedang, biseksual, aktinomorf; putih-krem,
wangi; terletak diketiak daun atau ketiak daun dibagian ujung batang;
calix pendek, 4-8 lobus; corolla bersatu membentuk tabung pendek,
banyak lobus, 2-4 atau sama dengan jumlah calix; stamen melekat pada
tabung corolla 1,2,5-16, staminodea kadang ada, anthera oval atau
linear, sering bergabung; bakal buah besar, inferus; bakal biji tunggal
dalam 2,5 atau lebih ruang, stylus elongatus. Buah berdaging; biji 1-8,

112
BAB VII

coklat atau hitam, pipih.


Famili ini terdiri dari sekitar 320-800 spesies di daerah tropik.

Contoh
Acras sapota (sawo) digunakan untuk makan, Mimusops elengi
(bungo tanjuang)* sebagai pohon pelindung, Palaquium montanum.

Ebenaceae
(Eboni-ebonian)
Karakter Spesifik
Pohon atau perdu; cabang muda berwarna agak gelap. Bunga
uniseksual. Bunga jantan lebih banyak; calix dan corolla membentuk
tabung, calix persisten pada buah. Buah bulat mengerucut.

Deskripsi
Pohon, jarang perdu; tidak bergetah; cabang muda berwarna agak
kehitaman. Daun tunggal; berselingan jarang yang berhadapan.
Bunga uniseksual; bunga jantan lebih banyak dari pada bunga
betina, actinomorf; calix berlobus 4-5, jarang 3, persisten pada buah;
Corolla membentuk tabung atau terompet, 4-5 lobus, pendek; stamen 4-
64, biasanya 16; pada bunga jantan, staminodes 0-16 pada betina;
bakal buah 4-5 ruang atau terkadang 8-16 ruang; bakal biji 1, jarang 2
pada 1 ruang, stylus and stigma 1-4. Buah globosa, ellipsoid, bulat telur
mengerucut.
Famili ini terdiri dari sekitar 220 spesies, tersebar didaerah tropik,
jarang didaerah sub temperata

Contoh
Diosppyros wallichii K. & G. ex. William.*, D. Pilosanthera.

Styracaceae
(Kemenyan-kemenyanan)

Karakter Spesifik
Pohon atau perdu; daun tunggal, berselingan; pinggir daun rata.
Bunga axilaris. Buah drupa, berry, biji beralbumin.
Deskripsi
Pohon atau perdu; tidak bergetah. Daun tunggal, berselingan;
pinggir daun rata atau berombak.
Bunga dalam rasemosa, spika atau tunggal, diketiak daun;
berwarna putih jarang yang kuning; calix bersatu (gamosepalus)
membentuk tabung, persisten, berlobus 4-5; corolla 4-5 membentuk
tabung pendek atau tidak ada; stamen menempel pada corolla, 1-
banyak, fillamen bergabung atau terpisah; bakal buah kecil atau besar,
2,5 atau 1 ruang. Buah drupa, bery atau kapsul, ditutupi calix yang
persisten, 1,2 sampai 3 biji; biji beralbumin.

113
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Famili ini terdiri dari 12 genera sekitar 450 di Asia, Australia dan
Amerika, satu genus Styrax di Malaya.

Contoh
Styrax benzoin (kumanyan, menyan)

Symplocaceae

Karakter Spesifik
Pohon. Daun berselingan; kaku; pinggir daun bergerigi. bunga
putih, kecil, diketiak daun. Buah drupa dengan 1-3 biji perbuah.

Deskripsi
Pohon sedang atau perdu, jarang besar. Daun berselingan;
cartaceus, pinggir daun bergigi, hijau kekuningan.
Bunga putih, kecil; diketiak daun dalam rasemosa biasanya
panikula, braktea besar dan kuncup bunga mengerucut; calyx bersatu
membentuk tabung, kecil, berlobus 5 jarang 4; corolla pendek, berlobus
5, tumpul, terpisah; stamen sangat banyak, 30-100 melekat bagian
dasar corolla; bakal buah kecil, 2-5 ruang, stylus filiformis. Buah drupa;
1-3 biji.
Famili ini terdiri dari sekitar 300 spesies yang tersebar di Asia,
Australia and Amerika. Di Malaya sekitar 21 spesies tersebar dari hutan
pegunungan sampai perkampungan.

Contoh
Symplocos cochinchinensis (Lour.) Moore. (Kanduang)*.

Hubungan Evolusi
Kochummen mengatakan bawa famili Symplocaceae berkerabat
dengan Cornaceae dan Theaceae dengan kesaman bagian anatomi kayu.

ORDO PRIMULALES

Myrsinaceae

Karakter Spesifik
Pedu sampai pohon, daun berselingan; pertulangan daun sekunder
rapat; permukaan daun ada selaput lilin atau bintik; bunga simetri; calix
persisten.

Deskripsi
Pohon, perdu kadang liana atau perdu kecil; tidak bergetah. Daun
biasanya berselingan; biasanya ada bintik atau lapisan kelenjer; tidak
ada stipula.
Bunga simetri; terminal atau aksilaris; daun kecil; pink atau putih,

114
BAB VII

biseksual; calix kecil, persisten, membentuk tabung lobus 4-5,


umumnya berglandular; corolla bersatu membentuk tabung pendek atau
tidak ada, 4-5 lobus, ada titik glandular; stamen berhadapan dengan
lobus corolla; bakal buah bulat telur, stylus silindris. Buah baka, drupa
atau kering, kecil, bulat, berdaging, atau drupa dengan 1 biji.
Famili ini terdiri dari sekitar 900 spesies yang tersebar di daerah
tropik dan sub tropik.

Contoh
Ardisia littoralis, Ardisia crispa, tumbuhan ini dimanfaatkan untuk
obat dan dapat dimakan; Maesa blumei, dapat dimakan, Maesa
ramentacea, dapat dimanfaatkan untuk obat.

SUB KELAS V. ROSIDAE


Beberapa kelompok pada subkelas ini memperlihatkan ciri yang
sama dengan famili lainnya pada subkelas magnolidae, sementara famili
lain ditemukan pada seluruh habitat dan daerah di dunia. Rosidae teridri
atas herba, perdu dan pohon, liana dan parasit. Daun majemuk terdapat
sebanyak daun tunggal. Bunga seringkali perriginus atau apigenus,
dengan bunga hypogenous yang bakal buahnya menyatu dengan cawan
nectar. Perhiasan bunga biasanya polipetal (kadang simpetal). Stamen,
dalam jumlah banyak, berkembang secara sentripetal (dariluar sumbu
bunga). Jumlah stamen lebih sedikit dibandingkan petal tumbuhan
lainnya. Pistil berupa pistil simpel hingga beberapa individu carpel hingga
pistil majemuk dengan 3 atau lebih carpel yang menyatu, Palsenta
biasanya aksil atau marginal, terkadang basal, bebas, sentral atau
parietal, dengan bakal biji 1 per 2 lokul
Subkelas Rosidae memiliki famili terbanyak dari pada subkelas
tumbuhan berbunga manapun. Subkelas ini terdiri dari 18 ordo, 114
famili dan 58.000 spesies.

Tabel 10. Daftar nama odo dan famili dalam sub kelas Rosidae
Ordo 1. Rosales 13. Bruniaceae
Famili 1. Brunelliaceae 14. Anisophylleaceae
2. Connaraceae* 15. AIseuosmiaceae
3. Eucryphiaceae 16. Crassulaceae*
4. Cunoniaceae* 17. Cephalotaceae
5. Davidsoniaceae 18. Saxifragaceae*
6. Dialypetalanthaceae 19. Rosaceae*
7. Pittosporaceae 20. Neuradaceae
8. Byblidaceae 21. Crossosomataceae
9. Hydrangeaceae* 22. Chrysobalanaceae
10. Columelliaceae 23. Surianaceae
11. Grossulariaceae 24. Rhabdodendraceae
12. Greyiaceae

115
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Ordo 2. Fabales 7. Aquifoliaceae*


Famili 1. Mimosaceae* 8. Icacinaceae*
2. Caesalpiniaceae* 9. Aextoxicaceae
3. Papilionaceae* 10. Cardiopteridaceae
Ordo 3. Proteales 11. Corynocarpaceae
Famili 1. Elaeagnaceae* 12. Dichapetalaceae
2. Proteaceae* Ordo 12. Euphorbiales
Ordo 4. Podostemales Famili 1. Buxaceae
Famili 1. Podostemaceae* 2. Simmondsiaceae
Ordo 5. Haloragales 3. Pandaceae
Famili 1. Haloragaceae 4. Euphorbiaceae*
2. Gunneraceae* Ordo 13. Rhamnales
Ordo 6. Myrtales Famili 1. Rhamnaceae*
Famili 1. Sonneratiaceae* 2. Leeaceae*
2. Lythraceae* 3. Vitaceae*
3. Rhynchocalycaceae Ordo 14. Linales
4. Alzateaceae Famili 1. Erythroxylaceae*
5. Penaeaceae 2. Humiriaceae
6. Crypteroniaceae 3. Ixonanthaceae*
7. Thymelaeaceae* 4. Hugoniaceae
8. Trapaceae 5. Linaceae
9. Myrtaceae* Ordo 15. Polygalales
10. Punicaceae* Famili 1. Malpighiaceae *
11. Onagraceae* 2. Vochysiaceae
12. Oliniaceae 3. Trigoniaceae
13. Melastomataceae* 4. Tremandraceae
14. Combretaceae* 5. Polygalaceae *
Ordo 7. Rhizophorales 6. Xanthophyllaceae
Famili 1. Rhizophoraceae* 7. Krameriaceae
Ordo 8. Cornales Ordo 16. Sapindales
Famili 1. Alangiaceae* Famili 1. Staphyleaceae
2. Cornaceae* 2. Melianthaceae
3. Garryaceae 3. Bretschneideraceae
Ordo 9. Santalales 4. Akaniaceae
Famili 1. Medusandraceae 5. Sapindaceae*
2. Dipenodontaceae 6. Hippocastanaceae
3. Olacaceae 7. Aceraceae
4. Opiliaceae 8. Burseraceae*
5. Santalaceae* 9. Anacardiaceae*
6. Misodendraceae 10. Julianaceae
7. Loranthaceae* 11. Simaroubaceae*
8. Viscaceae 12. Cneoraceae
9. Eremolepidaceae 13. Meliaceae*
10. Balanophoraceae* 14. Rutaceae*
Ordo 10. Rafflesiales 15. Zygophyllaceae
Famili 1. Hydnoraceae Ordo 17. Geraniales
2. Mitrastemonaceae Famili 1. Oxalidaceae*
3. Rafflesiaceae* 2. Geraniaceae*
Ordo 11. Celastrales 3. Lirnnanthaceae
Famili 1. Geissolomataceae 4. Tropaeolaceae
2. Celastraceae* 5. Balsaminaceae*
3. Hippocrateaceae

116
BAB VII

4. Stackhousiaceae Ordo 18. Apiales


5. Salvadoraceae Famili 1. Araliaceae*
6. Tepuianthaceae 2. Apiaceae*

Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO ROSALES
Connaraceae

Karakter Spesifik
Perdu atau pohon kecil. Daun majemuk menyirip. Bunga
uniseksual, axillaris, majemuk rasemosa; calix persisten pada buah;
stamen tersusun dalam 2 seri, biji 1 dalam 1 ruang.

Deskripsi
Perdu, pohon kecil atau liana, tidak bergetah. Daun berselingan,
majemuk menyirip atau beranak daun tiga; stipula sering tidak ada.
Bunga kecil, simetri atau asimetri; selalu uniseksual, biasanya
dioseus (berumah dua); inferus atau semiinferus, terletak diketiak daun
atau diujung batang dalam majemuk rasemosa atau panicula; calix 5,
bebas atau bersatu bagian dasar, persisten pada buah; corolla 5, bebas
atau bersatu pada bagian dasar; stamen biasanya 5 atau 10, jarang 4
atau 8, tersusun dalam 2 seri; bakal buah superus, dengan 1-5 ruang;
bakal biji 2 setiap ruang. Buah dengan 1 biji setiap ruang, biji berarilus.
Famili ini terdiri dari 24 genera dan 300-400 spesies, tersebar
didaerah Pantropik, genera yang terbesar yaitu Connarus dan Rorea
dengan masing-masing sekitar 100 spesies.

Contoh
Connarus ramiflora GRIFF., C. ellipticus King., C. guianensis
dinamakan Zebra wood, Agelae avillosa Di Afrika daunnya digunakan
sebagai obat disentri, Cnestis corniculata dan C. ferruginea digunakan
sebagai obata cuci perut. Rourea mimosoides (Vahl.) Planch.

Hubungan Evolusi
Dalam kelasifikasi Connaraceae kedalam Rosales masih
diperdebatkan oleh para Botanist karena Karakter daunnya majemuk
pinnatus, karpelnya yang bebas dan bijinya yang berarillus

Cunoniacae

Karakter Spesifik
Perdu atau pohon (kadang liana). Daun berhadapan atau
melingkar, Bunga kecil, beraturan, bunga majemuk dengan mahkota,
panicula, atau rasemosa, biji kecil, terdapat endosperm.

117
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Deskripsi
Daun biasanya pinnatus, compound atau trifoliatus (kadang
simple), seringkali glandular dan bergigi, stipula ada, bisa jadi besar atau
menyatu berpasangan. Bunga sejati (kadang uniseksual atau berumah
dua), tenggelam hingga sedikit melayang. Calix 3-6, dapat dibedakan
atau menyatu pada dasar. Corolla 3-6 (atau sedikit), berselang seling
dan pendek daripada calyx. Stamen 4 hingga banyak, dapat dibedakan,
menempel pada piringan nektar di sekeliling ovary, anther membuka
secara longitudinal. Pistil 2-5 simpel dengan carpel menyatu, lokulus 2-5,
ovul banyak pada tiap lokul dan muncul pada sumbu plasenta, ovary
superus dan sebagian inferus, stylus terminal pada tiap carpel, stigma
capitate. Buah berupa kapsul atau kacang (kadang berbentuk drupa atau
folikel). Biji terkadang bersayap, embrio lurus
Contoh
Ceratopetalum apetalum. Kayu digunakan untuk bangunan.
Weinmannia blumei

Hydrangeaceae

Karakter Spesifik
Perdu atau pohon. Daun tunggal, pinggir daun bergerigi. Calix dan
corolla bersatu membentuk tabung. Buah kapsul dengan biji banyak,
punya endosperm.

Deskripsi
Perdu atau pohon, jarang liana, tidak bergetah. Daun tunggal,
berhadapan, jarang tersebar atau berselingan, pinggir daun bergerigi
atau bergigi.
Bunga dalam majemuk corymbosa atau panicula; calix dan corolla
simetri, calix bersatu dengan 4-6 torehan atau lobus; corolla 4-10,
imbrikatus; stamen normalnya 6-14, filamen bebas atau bersatu, anther
dengan 2 ruang; bakal buah superus, 5 atau 2-4 ruang; bakal biji
banyak, stylus 2-5, bebas. Buah kapsul, jarang berri; biji 1-banyak,
punya endosperm.
Famili ini terdiri dari 17 genera dan 170 spesies, tersebar di daerah
temperata dan subtropik. Genera yang besar dalam famili ini adalah
Deutcia (50 spesies), Pjiladelphus (50 spesies) dan Hydrangea (24
spesies).

Contoh
Hydrangea hortensis, H. macrophylla,dan Philadelphus coronarius
di gunakan sebagai tanaman ornamental

Crassulaceae
(Cocorbebek-cocorbebekan)

Karakter Spesifik

118
BAB VII

Herba yang berumur panjang atau perdu kecil; berdaging tebal


dan berair. Daun tunggal, berhadapan; stipula tidak ada, sering dengan
anatomi kranz. Bunga dalam simosa atau tunggal; biseksual; calix 4-5,
poly atau gamosepalus; corolla bersatu, 4 lembar dalam 2 lingkaran;
stamen 2 x sebanyak corolla; stamen 8; bakal buah, melekat pada
corolla, karpel sebanyak sepal; bakal biji banyak tiap karpel. Buah
folikulus; biji kecil punya endosperm.

Deskripsi
Herba atau perdu kecil ; biasanya sukulen. Daun berdaging,
berselang seling (kadang melingkar) atau roset; simpel, sedikit stipula.
Bunga kecil, beraturan sejati (kadang uniseksual ), inferus atau
superus; bunga majemuk tunggal atau berupa simosa, korimbosa atau
panikulum; calix biasanya 4-6, terpisah atau menyatu; corolla 4-6, dapat
dibedakan; jumlah stamen sama atau dua kali lebih banyak dari corolla,
filamen dapat dibedakan (kadang menyatu), dan menyatu dengan
tabung corolla, anthera membuka secara longitudinal, bakal buah
tunggal dengan banyak carpel atau majemuk dengan jumlah yang sama
tiap karpel; corolla berpisah pada dasar, ruang 1-5; bakal biji sedikit
hingga banyak pada tiap carpel dan menempel pada perietal (kadang
aksil) plasenta; bakal buah superus, stylus pendek atau panjang; stigma
kecil dan lembut. Buah berupa kapsul atau kelompok atau folikulum; biji
kecil, endosperm ada atau tidak.

Contoh
Kalanchoe pinnata PERS. (Sidingin), Digunakan sebagai obat
penurun panas. Simpervivum untuk bumbu masakan

Saxifragaceae
(Gigil-gigilan)

Karakter Spesifik
Herba atau perdu kecil, kadang-kadang agak famililen. Daun
tunggal, majemuk pinatus atau palmatus, tersebar atau berhadapan;
stipula tidak ada. Bunga dalam simosa, rasemosa, atau tunggal,
aktimorf/zigomorf bi- atau uniseksualis; calix 3-10, corolla sebanyak
calix, sering bertaji, stamen 1-2 lingkaran sebanyak calix, kadang-
kadang ada staminodia, bakal buah 2-7 karpel, 1 ruang, bakal biji
banyak. Buah kapsul, biji dengan atau tanpa endosperm

Deskripsi
Tumbuhan herba, perennial (kadang annual), daun berhadapan,
berlawanan, atau basal, tunggal (kadang majemuk) sedikit stipula.

119
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Bunga beraturan (kadang tidak), sejati (kadang uniseksual);


periginus hingga epigenous), hypanthium berkembang dengan baik,
bunga majemuk dengan berbagai tipe; calyx 5 (kadang 3-10), seringkali
hypanthium, kecil; corolla 5 (kadang 3-10 atau kurang dari), kecil, calix
berhadapan, terkadang bercelah; stamen biasanya dua kali lebih banyak
dari jumlah corolla dan terbagi dalam 2 lingkaran, filamen dapat
dibedakan, anther membuka secara longitudinal. Bakal buah majemuk
dengan 2-4 penyatuan carpel (kadang dapat dibedakan), ruang 1-5
(biasanya 1-2), bakal biji seringkali banyak pada tiap lokul dan
menempel pada bagian sumbu atau parietal plasenta; bakal buah
superus atau inferus, stylus tunggal dari tiap carpel, seringkali
melengkung dan berbentuk terompet, stigma capitata. Buah kapsul; biji
banyak, kecil, embrio kecil, lurus, endosperm banyak hingga sedikit.

Contoh
Polyosma conocarpa RIDL.; Saxifraga, Heucrea, Tiarella
merupakan tanaman hias yang sering ditanam untuk mempercantik
kebun

Hubungan Evolusi
Kelasifikasi Saxifragaceae diinterpretasikan ke dalam banyak cara
oleh botanis yang berbeda. Beberapa akan memasukkan famili ini ke
dalam genus perdu Hydrangeaceae dan Grossulariaceae, sementara yang
lain mendeskripsikan famili ini memiliki sebanyak 15 famili dalam 2 ordo
yang berbeda. Fossil Saxifragaceae dikoleksi dari Laut Eropa dan
sekarang menjadi pertanyaan besar oleh Paleobotanis

Rosaceae
(Mawar-mawaran)

Karakter Spesifik
Daun dengan stipula. Bunga umumnya dengan receptakulum lebih
atau sedikit berlembah; mempunyai disc; stamen biasa saling bebas,
dengan filamen bulat.

Deskripsi
Pohon, perdu atau herba. Daun tersebar atau berhadapan, tunggal
atau terbagi atau majemuk; stipula biasanya ada, kadang-kadang
menempel pada dasar petiolus.
Bunga tunggal atau dalam simosa; aktinomorf, biseksual; ada
hypantium; calix umumnya 5; corolla umumnya 5, lepas; stamen banyak
(5, 10 atau 20) keluar dari hipantium; bakal buah 1- beberapa karpel

120
BAB VII

yang lepas atau bersatu; bakal buah umumnya inferus, plasenta


aksilaris; bakal biji 1-2 atau banyak tiap karpel. Buah bermacam-macam
seperti folikulus, akhen, pomum, drupa atau kapsul; biji umumnya tanpa
endosperm.

Contoh
Rosa hybrida (mawar)* merupakan tanaman ornamental, Rubus
moluccanus (pancaringek)*. Rosea sering digunakan sebgai bahan obat
dengan campuran gula dan madu sebagai penyegar, corollanya
digunakan sebagai bahan pembuat minyak rambut, tunasnya dimakan.

Hubungan Evolusi
Famili ini menunjukkan kekerabatan yang dekat dengan
Leguminosae dan Saxifragaceae dengan keberadaan stipula, bunga
pentamer, keberadaan rotue dll. Smith (1961) setelah melakukan studi
kromatografi menyimpulkan Rosaceae lebih dekat kepada Saxifragaceae
dikarenakan kandungan fenolic khususnya asam ellagic dan leucoantho
cyanins. Famili Leguminosae memperlihatkan sedikit kekerabatan dengan
Rosaceae. Bagaimanapun, keberadaan isofalvonoid pada PapiIionatae
dan asam Gallic pada Caesalpinioideae dan Rosaceae dan bunga
zygomorph pada kedua famili ini merupakan karakter yang mirip dengan
Rosaceae. Takhtajan (1969) menghubungakan Rosaceae dengan
beberapa famili pada ordo Dilleniales dan Saxifragales.

ORDO FABALES

Mimosaceae
(Petai-petaian)

Karakter Spesifik
Kebanyakan pohon atau perdu. Daun majemuk bippinatus;
berselingan, anak daun terkadang memperlihatan pergerakan sensitif.
Buah teratur, aktinomorf, umumnya berbentuk segi lima, stipula
bermodifikasi seperti terompet,

Deskripsi
Batang aerial, tegak atau menjalar dan straggling, memanjat,
mengayu; batang silindris dan berduri atau tanpa duri, bercabang, padat,

121
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

biasanya diselubungi oleh kulit kasar; kadang bergetah pada tiap tipe
batang. Stipula bermodifikasi menjadi duri; petiola panjang, daun
bipinnatus dengan tendril yang panjang dan mengayu, anak daun mudah
gugur, berselingan, pinnatus satu atau dua, anak daun berhadapan atau
berselingan, sesil atau subsesil dan jika disentuh perlahan menutup.
Bunga umumnya majemuk simosa; pada beberapa spesies
mahkota simosa yang tersusun pada panikulus terminal, suri; tangkai
bunga, sesil atau subsesil, berkelopak, lengkap; simetri; actinomorphus;
banci, pergynous; berbentuk segi lima atau segi empat pada Mimosa,
melingkar, kecil; calix 5, bersatu, berbentuk cawan, tubular,
campanulatus; corolla 4, valvatus atau imbricatus, anterior calix yang
unik posterior, hijau atau petaloid, calix bebas dan tidak sama, corolla 5,
polypetalous, 4 dan menyatu, corolla tubular dan bergigi 5; stamen
polyandrous dan monadelphous, 10 bebas dan 10 dan monadelphous, 4
bebas, filamen panjang daripada corolla dan filiform, berwarna, anther
dithecous, carpel 1; ovary besar, satu ruang. Buah polong lomentous,
terdiri 10-30 biji pipih, segi empat atau berbentuk lingkaran

Contoh
Acacia arabica digunakan sebagai bahan obat untuk meyembuhkan
disentri, batang Acacia catechu dan Leucohlea digunakan sebagai zat
penciut; Albizzia lebbek digunakan untuk mengobati rabun senja;
Caliandra haematocephala* digunakan sebagai tanaman pelindung;
Lauchaena glauca (Patai cino). Mimosa pudica (sikajuik)*, M. pigra
(Sikajuik gajah);Neptunia oleracea,.

Hubungan Evolusi
Dari tiga famili Leguminoceae, Mimosaceae adalah famili
intermediet dan sedikit lebih maju daripada Papilioneceae ( Hutchinson,
1959). Famili ini juga memiliki berkas pembuluh sepanjang sutura yang
menunjang bakal biji seperti pada Rosaceae yang juga memilki 5 berkas
pembuluh pada carpel walaupun hanya 3 yang muncul pada daun.
Keunikan morfologi terlihat pada 5 struktur berkas pembuluh dan carpel
yang berfungsi sebagai megasporophyll yang masih belum bisa
dijelaskan (Cronquist, 1968). Bagaimanapun, fakta ini cukup untuk
membuktikan kekerabataan Mimosaceae dengan Rosaceae.

Papilionaceae
(Kacang-kacangan)

Karakter Spesifik
Seringkali memanjat. Bunga banci, umumnya zigomorf; calix 5,
dengan calix anterior yang unik, umumnya menyatu atau tidak; 5 corolla
dan berbentuk papilion; stamen kebanyakan 10 mono-diadelphous;
carpel dengan satu sutur ventral posterior. Buah legum

122
BAB VII

Deskripsi
Batang aerial, herbaceous atau mengayu, tegak pada semak,
pohon dan kebanyakan herbaceous, tendril memanjat, bercabang,
angular atau berbentuk silindris. Daun tunggal atau majemuk;
berselingan; terkadang behadapan atau whorled, ada stipula, kadang
menggantikan anak daun yang bermodifikasi menjadi tendril, terkadang
anak daun iindividual memiliki stipula pada dasar.
Bunga majemuk racemosa, biasanya tunggal atau dorsoventral
rasemosa; punya braktea, zygomorf, biseksual; hypo hingga perygineus,
pentamerous dan papilionaceous; calix 5, gamosepalus, berbentuk
lonceng, bergigi; corolla 5, polypetal, papilionaceous, satu yang lateral
disebut sayap dan dua anterior terluar yang menyatu dan berbentuk
perahu disebut Keel atau Carina; stamen 9, 10 atau diadelphous (9) + 1,
stamen posterior bebas dan filamen dari sembilan yang tersisa menyatu
membentuk tabung mengelilingi ovary, anther biasanya bithecous, bakal
buah besar, carpel 1, satu ruang; bakal biji 1, 2 atau lebih, stylus
panjang, stigma sederhana. Buah biasanya legum atau polong; biji
biasanya tanpa endosperm dengan kulit biji keras

Contoh
Butea monosperma digunakan sebagai bahan obat untuk disentri;
Canavalia maritima*; Cassia tora (galinggang);Centrosoma pubescens*;
Clitorea laurifolia (Kacang giriang-giriang)*; Clotalaria albaria digunakan
sebagai pembersih, C. Labulaiforia digunakan sebagai bahan obat untuk
menyembuhkan dari gigitan ular; Cicer arietinum menghasilkan asam
malat, asetat dan oksalat juga digunakan untuk menyembuhkan dari
gigitan ular; Flemingia strobilifera (Siringan-ringan); Mucuna pririens
D.C. (kacang miang)*.

Hubungan Evolusi
Papilionaceae merupakan famili yang paling maju dari ketiga famili
lainnya, Caesalpiniaceae, Mimosaceae dan Papilionaceae dari ordo
Leguminales dan merupakan bagian dari Rosaceus yang memperlihatkan
kesamaan dan jelas merupakan satu kelompok.

Caesalpiniaceae
(Johar-joharan)

Karakter Spesifik
Herba, perdu atau pohon, kebanyakan memanjat. Daun majemuk,
berhadapan; dengan stipula. Bunga banci, zigomorf; calix lima atau
kurang; stamen sepuluh atau kurang, terkadang banyak. Buah legum.

Deskripsi
Batang aerial, cabang tegak, herbaceus, berkayu atau memanjat
dangan duri seperti kait dan batang tendril, rapat; glabrous atau

123
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

subglabrous terkadang tomentosa, diselubungi dengan duri. Daun daun


majemuk, unnipinatus, bippinatus atau tunggal dengan celah yang dalam
dari ujungnya. berselingan, kadang tanpa stipula jika ada stipula
mengecil; memiliki petiolus,
Bunga majemuk rasema; memiliki braktea; zygomorf dikarenakan
keberadaan corolla pada thalamus dan ukurannya, banci peryginous,
pentamer, melingkar, besar dan berwarna menarik pada beberapa
genera; calix 5, polysepalus atau gamosepalus, dua calix teratas
bergabung pada Tamarindus indica, imbricate, jarang valvate, hijau atau
petaloid, anterios calix yang aneh; corolla 5, 3-5, 3 , 1 atau tidak ada,
pada Krameria corolla anterior terdapat dalam bentuk glandular,
imbricata; stamen 10 atau kurang, polyandrous, diadelphous atau
bergabung pada basis atau connate, dengan panjang yang beragam;
Cassia 3 stamen steril kecil, 4 ukuran mengengah, dan tiga berukuran
besar dan berbentuk sabit, 2-8, 10 stamen fertil, monadelphous,
berumah dua, dehiscent, longitudinal atau pori apical; carpel 1, superior,
unilokular, banyak bakal biji; bakal buah lurus, melengkung atau
berbentuk sabit, berambut atau tomentos, stylus pendek atau panjang,
stigma simpel, linear atau capitate. Buah polong, dehiscent atau
indehiscent dan silinder lomantaceous atau datar; biji seringkali tidak
endosperm, embrio besar.

Contoh
Bauhinia coccinea*, B. purpurea* digunakan sebagai pohon
pelindung dan ornamental, Bauhinia variegata digunakan sebagai bahan
obat, batangnya digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Cassia fistula
merupakan tanaman penghasil getah, Cassia occidentalis digunakan
sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kulit, Cassia tora*
digunakan sebagai bahan obat untuk menyembuhkan dari gigitan ular,

Hubungan Evolusi
Dari tiga famili pada Leguminales, Caesalpiniaceae merupkan yang
paling primitif dan dekat dengan Rosaceae. Sebagai contoh, sedikit
perbedaan ditemukan pada bagian longitudinal bunga pada species
Parinan (Parinarium) pada Rosaceae dan Bauhinia, seperti B. maximiliana
Benth. Ini bisa jadi tidak berhubungan dengan evolusi.

ORDO PROTEALES

Elaeagnaceae

Karakter Spesifik
Perdu. Daun tunggal; tanpa stipula; bersisik putih keperakan atau
coklat. Bunga monochlamideous; braktea kaku; perhiasan bunga
gamophyllous dan bersisik. Buah seperti buah beri.

124
BAB VII

Deskripsi
Perdu, percabangan tipis, seringkali memanjat; terkadang memiliki
pelindung yaitu duri. Daun distichous, tunggal, bertepi daun rata
peltatus, dentatus atau bertoreh, orbicularis, bersisik putih keperakan
atau coklat; tanpa stipula.
Bunga biseksual, tunggal, fascikula atau rasemosa, aktinomorf;
aksilaris, berukuran kecil, braktea kaku; perhiasan bunga gamophyllous,
bersisik, tabung mengkerut diatas bakal buah, guadrangularis, 4 lobus;
stamen 4, bakal buah superus, 1 ruang; bakal biji 1, terletak pada dasar
rongga bakal buah, tegak, stylus lebih pendek dari perhiasan bunga,
buah tersembunyi seperti beri pada dasar perhiasan bunga
(anthocarpus), testa keras, tidak ada albumen.

Contoh
Elaeagnus triflora Roxb., Elaeagnus conferta Roxb.

Proteaceae

Karakter Spesifik
Kayu dengan sinar yang prominent, lebar, sering mengkilat.
Deskripsi
Pohon atau perdu; kayu berwarna pucat. Daun tungggal;
coriaceous, spiral, umumnya pendek, piggir daun rata atau bergigi, tanpa
stipula.
Bunga majemuk rasemosa, biasanya diketiak daun, atau pada
cabang, braktea kecil, mudah gugur; bunga simetris; biseksual atau
uniseksual; corolla 4, tidak saling berhimpitan; stamen 4, melekat pada
tepal, anthera basifixed, 2 ruang, kering; bakal buah besar, 1 ruang,
sesil, stigma kecil. Buah nut atau drupa dengan 1-2 biji.
Famili ini terdiri dari sekitar 60 genera dengan 1300 spesies yang
tersebar didaerah tropik dan subtropik (Afrika, Amerika tengah dan
selatan, Asia, Malaya, Australia, Selandia Baru. Di Malaya terdiri dari
sekitar 2 genera dengan lebih kurang 12 spesies. Ditemukan pada daerah
dataran rendah sampai hutan pegunungan, banyak di daerah dekat aliran
sungai.

Contoh
Helicia attenuata (Jack) Bl., Helicia excelsa (Roxb.)Bl., Helicia
serrata (R.Br.)Bl.

ORDO PODOSTEMALES

Podostemaceae

Karakter Spesifik

125
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Herba annual atau perennial; hidup pada substrat batu atau kayu
di aliran air deras dan bersih seperti air terjun; akar polimorfik, berthalus
dan pipih. Daun decussate atau distichous, tersusun spiral. Bunga
majemuk spika monochasial; kecil dan bercelah, biseksual; perhiasan
bunga (tepal) seperti sisik 2-5; bakal biji banyak. Buah kapsul septicidal
berkatup 2-3.

Deskripsi
Herba annual atau perennial; kecil sampai besar dengan tunas
elastis yang steril atau fertil, biasanya dengan getah merah; hidup
terapung, percabangan akar kuat, akuatik, tenggelam paling sedikit saat
level air tinggi, hidup pada perbatuan (atau kayu) pada aliran air deras
dan bersih (biasanya pada air terjun atau air terjun yang terjal sekali),
seringkali berkelompok. Akar polymorphik, sering berthalus, pipih, dapat
berfotosintetis, melekat pada substrat perbatuan (atau kayu), terkadang
absen. Daun tersusun spiral, roset; tunggal atau terbagi, tidak jarang
yang multipartitus, biasanya berlapis pada dasar; stipula ada atau absen.
Bunga tunggal atau fascikula; berada diantara dasar daun atau
percabangan ujung (tunas pendek) atau pada perbungaan aksilaris,
biasanya pada 2 sisi berbentuk seperti spika monochasial; bunga kecil;
bercelah pada tunasnya, aktinomorfik atau zygomorfik; bunga biseksual;
perhiasan bunga terdiri dari 2-5, bebas atau menyatu, terkadang
perhiasan bunga menyerupai sisik; stamen 1 sampai tak hingga, bebas,
atau seringkali menyatu, anthera 2-4 ruang, membuka menurut
panjangnya; bakal buah superus, sesil atau bertangkai pendek, 1-3
ruang, plasenta di tengah, bakal biji banyak, stylus banyak sebanyak
karpel, jarang sekali 1, stigma 2-3. Buah kapsul berkatup 2-3; biji tak
hingga, berukuran kecil, endosperm absen, embrio lurus.

Contoh
Cladopus nymani H. Moll.

ORDO HALORAGALES

Gunneraceae
Karakter Spesifik
Herba perenial, mempunyai rhizom. Daun bulat. Bunga majemuk,
uniseksual; bunga jantan bagian atas dari tangkai dan bunga betina
bagian bawah
Deskripsi
Herba perenial, tidak bergetah, mempunyai rhizom. Daun bulat,
diameter lebih dari 40 cm.
Bunga majemuk rasemosa; uniseksual; panjang tangkai bunga
lebih dari 40 cm; bunga jantan bagian atas dari tangkai bunga, tersusun
rapat seperti bongkol dan bunga betina pada bagian bawah, terkadang
warna putih.
Famili ini tersebar dipegunungan daerah Asia tenggara dan
Australia.

126
BAB VII

Contoh
Gunnera macrophylla Bl.*

ORDO MYRTALES
Sonneratiaceae
(Pedada-pedadaan)
Karakter Spesifik
Pohon. Bunga dalam jumlah kecil pada ujung ranting atau dalam
malai terminal atau malai rata; calix banyak, runcing, dalam kuncup
bersambungan seperti katup, menyerupai kulit; bakal buah superior,
diselubungi oleh tabung calix; bakal biji banyak terletak pada sekat. Buah
kotak atau buni.

Deskripsi
Pohon besar atau perdu; tumbuh dekat laut (pantai); tidak
bergetah. Daun berdaging; berhadapan; tunggal; pinggir daun rata,
menyerupai kulit, stipula tereduksi.
Bunga tersusun simosa; terminalis, 1-3 bentuk payung atau
cawan; calix 4-8 lobus, lanset, coriaceous; persisten; gamosepalus;
corolla 4-8 lobus, linear; stamen banyak keluar dari hypanthium dalam
beberapa lingkaran; gimnasium 4-20 karpel; stigma capitate; bakal biji
banyak. Buah kapsul atau bakka; biji banyak tanpa endosperm.
Famili ini mempunyai 2 genus yaitu Soneratia dan Duabanga.
Soneratia adalah tumbuhan bakau dengan akar nafas (Pneumatophore)
sedangkan Duabanga adalah pohon di hutan musim dan hutan hujan
tropis

Contoh
Sonneratia caseolaris Engl., S. griffitii*, S. alba J. E. Sm.

Lythraceae
(Bungur-bunguran)

Karakter Spesifik
Herba annual, perdu atau pohon, tidak bergetah. Daun berhadapan
atau berkarang. Bunga biseksual dan periginus; hypanthium ada
terkadang dibawah dan dekat pada epicalix; calix dan corolla terbangun
dari bagian dasar hypanthium; filamen tidak sama panjang, 2-6 karpel,
plasenta aksilaris.

Deskripsi
Herba, perdu atau pohon yang ditemukan disekitar pantai; tidak
bergetah putih. Daun tunggal; berhadapan atau dalam lingkaran;
tunggal, stipula tidak ada atau tereduksi.
Bunga tunggal atau dalam rasemosa, spika, dikhasium atau
panikula; biseksual; aktinomorf atau zigomorf; teletak di ujung batang;

127
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

ada hipanthium, 4-, 6- atau 8; calix bersatu, bergantian dengan corolla;


corolla lepas, 4-8 lobus; stamen 2 kali jumlah corolla, gimnaseum 2-6
karpel; bakal buah superus dikelilingi oleh diskus, ruang sebanyak karpel,
bakal biji 2- lebih dalam satu ruang, plasenta aksilaris. Buah kapsul,
berri; biji banyak, kadang bersayap, tanpa endosperm.
Famili ini lebih kurang 5 spesies di lndo-Malaya.

Contoh
Lawsonia dan Lagerstroemia ditanam sebagai tanaman hias karena
bunganya yang indah dan harum; Lagerstroemia menghasilkan kayu;
Lawsonia inermis daunnya dijadikan sebagai pewarna merah; Batang dari
Lawsonia digunakan untuk sakit kuning, pembengkakan limpa dan
penyakit kulit. Batang, daun dan bunga dari Lagerstroemia digunakan
untuk obat cuci perut yang kuat.

Thymellaceae
(Karas-karasan)

Karakter Spesifik
Pohon atau perdu. Bunga biseksual; calyx tubular, sering dengan
warna cerah; ovari superior. Biji mempunyai caruncle atau arillus.

Deskripsi
Pohon atau perdu, kulit batang sering terkelupas. Daun
berhadapan atau tersebar, tunggal, stipula tereduksi atau tidak ada.
Bunga dalam bermacam simosa atau rasemosa; sering kompleks,
jarang tunggal; aktinomorf, biseksual, ada hypanthium, punya kelenjar
nektar; calix 4-5 imbrikatus, atau berbentuk kaliptra dan mudah gugur,
atau tereduksi, corolla 4-5, imbrikatus, kadang berbentuk kaliptra tau
tidak ada; stamen banyak, ginaesium 2-5 karpel; bakal buah inferus,
ruang sebanyak karpel, bakal biji 2-banyak dalam satu ruang. Buah
bakka, drupa atau nuk. Biji tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 150 marga dengan 3500 jenis,
tersebar di daerah tropis dan subtropis dan juga di temperata Australia.

Contoh
Daphne pendula Sm., Aquilaria malaccencis Lamk.

Myrtaceae
(Jambu-jambuan)
Karakter Spesifik
Pohon atau perdu. Daun memiliki kelenjar bintik-bintik berlubang
hampir transparan atau berwarna; stamen berjumlah banyak, anthera
yang bersambungan dengan stamen ujungnya berkelenjar; bakal buah
inferior dengan plasenta axile atau parietal. Biji testa termodifikasi
menjadi sayap.

128
BAB VII

Deskripsi
Pohon atau perdu. Daun tunggal; berhadapan atau tersebar;
pertulangan intramarginal menutup; stipula tereduksi atau tidak ada.
Bunga dalam simosa atau rasemosa, sering majemuk, jarang
tunggal, aktinomorf; biseksual, ada hypanthium, ada kelenjar nektar;
calix 4-5 imbrikatus atau berbentuk kaliptra dan mudah jatuh atau
tereduksi; corolla 4-5, imbrikatus, kadang-kadang membentuk kaliptra;
stamen banyak, gimnasium 2-5 karpel, bakal buah inferius, ruang
sebanyak karpel; bakal biji 2-banyak dalam satu ruang. Buah baka,
drupa atau nuk; biji tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 150 marga dengan 3500 jenis,
tersebar di daerah tropis dan subtropis dan juga di temperata Australia.
Di Malaya ditemukan sekitar 9 genera dan kira-kira 210 spesies yang
ditemukan didaerah dataran rendah sampai hutan pegunungan.

Contoh
Eugenia dan Psidium, buahnya dapat dimakan dan mengandung
banyak vitamin; Eucalyptus, Myrtus dan Callistemon dibudidayakan
orang karena bunganya yang indah; Eucalyptus digunakan untuk industri
kertas, penghasil kayu dan bahan bangunan, juga sebagai penghasil
minyak aromatis ”minyak cengkeh”, daun Eucalyptus yang telah kering
digunakan untuk asma, akarnya untuk obat cuci perut/pencahar; Kuncup
bunga kering dari Eugenia caryophyllata (cengkeh) dijadikan sebagai
rempah-rempah; Daun Eugenia jambolana yang telah di jus dapat
mengobati disentri, buah dan bijinya digunakan untuk diabetes dan
gangguan lever. Melaleuca lecadendron (Kayu Putih)*; Rhodomyrtus
tomentosa (karamuntiang)*; Psidium guajava (Parawe)*.

Hubungan Evolusi
Famili ini berkerabat dekat dengan Rosaceae dengan beberapa
perbedaan seperti bakal buah inferior, daun berhadapan, berstipula dan
berbintik kelenjar. Bentham dan Hooker menempatkan famili ini kedalam
ordo Myrtales dengan tiga famili. Engler menempatkan famili ini dalam
ordo Myrtiflorae. Walaupun begitu, Wettstein, Bessey dan Hutchinson
memberikannya nama Myrtales.

Punicaceae
(Delima-delimaan)
Karakter Spesifik
Pohon atau perdu. Bunga aktinomorfik; tabung calix diatas bakal
buah diperpanjang, sisi dalam menebal berbentuk cincin, atau bentuk
lonceng, calix dalam kuncup bersambungan seperti katup; corolla dalam
kuncup tersusun genting dan keriput, stigma berbentuk tombol. Buah
buni berbentuk bola, ditutupi oleh calix, berdinding tebal berisi biji, kulit
biji berdaging bersari buah.

129
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Deskripsi
Herba tegak atau pohon kecil; biasanya memiliki duri; tidak
bergetah. Daun tunggal; berhadapan atau spiral; pertulangan daun
menyirip; tanpa stipula.
Bunga terminal atau sub terminal, tunggal atau dalam simosa;
calix 5-9, berbentuk oval atau triangularis, persisten; corolla 5-9, dalam
kuncup tidak beraturan, berbentuk oval; stamen banyak, filamen bebas,
anthera dorsifixed; bakal buah 5 atau 6 ruang, inferus, beruang banyak,
ruang-ruang bertingkat, stylus 1. Buah buni yang kurang lebih bulat
dengan calix yang persisten; biji banyak dengan salut biji yang berair
dan dapat dimakan, tidak punya endosperm.
Famili ini hanya terdiri atas 1 genus dengan 2 spesies.

Contoh
Punica granatum L. (delima) yang sering ditanam dihalaman
rumah. Selain untuk dimakan, kulit buah dan kulit akarnya berguna
dalam obat-obatan. Di Indonesia dikenal dua varietas, yang berbunga
putih dan yang berbunga merah.

Onagraceae

Karakter Spesifik
Umumnya herba, jarang yang perdu atau pohon. Daun
berhadapan. Bunga bertepi rata, tetramerous, perhiasan bunga biseriatus
dan terdapat hypanthium yang menyatu pada bakal buah, calix dan
corolla 2-5, stamen berjumlah kelipatan dua dari calix dan corolla, karpel
biasanya 4, syncarpus, plasenta aksilaris.

Deskripsi
Herba jarang perdu, biasanya bersifat aquatik, tidak bergetah.
Daun tunggal, tanpa stipula, tersebar atau berselingan.
Bunga biseksual atau uniseksual, aktinomorf atau zigomorf, bebas
atau bergabung dalam panikula, jumlah 2-6. calix 2-4, kadang-kadang 5-
6 yang berbentuk tabung, daun corolla 2-4. Stamen sama atau 2 kali
lipat jumlah daun calix, anthera beruang 2, membuka dengan celah
membujur. Bakal buah hipoginus, jarang periginus, beruang 2-6,
biasanya 4, tiap ruang dengan 1-banyak bakal biji. Buahnya kendaga,
buah buni, atau keras. Biji banyak, tanpa endosperm.
Famili ini mencakup 470 spesies yang terbagi dalam kurang lebih
40 genus, terutama tersebar di daerah-daerah tropik.

Contoh
Ludwigia, Jussiaea, Clarkia dan Oenanthera dijadikan sebagai
tanaman hias; Akar dari Jussiaea digunakan untuk mengatasi demam
dan daging buahnya untuk mengobati disentri. Oenothera lamarckiana,

130
BAB VII

O. odorata, O. Biennis; Fuchsia gracilis, F. Hybrida, Jussiaea repens; J.


erecta, J. linifolia, Clarkia pulchella, Cl. elegans; Ludwigia ascendens, L.
peruviana*; Epilobium hirsutum, E. parvif1orum, E. montanum.

Hubungan Evolusi
Bessey, Wettstein dan Rendle menempatkan famili ini kedalam
Myrtiflorae. Hallier memasukkannya kedalam Polygalines. Berdasarkan
Hutchinson ordo Lythrales merupakan satu-satunya ordo yang sesuai
dengan famili ini

Melastomataceae
Karakter Spesifik
Perdu, liana atau pohon. Daun menyirip lengkung yang menyolok
dengan ibu tulang 3-7. Calix umumnya berbentuk periuk lonceng;
stamen tertancap pada tabung calix, polen sering menjadi bebas melalui
lubang ujung, terdapat penghubung sari sebagai tambahan. Bakal buah
inferus atau semiinferus atau dihubungkan oleh sekat antar tabung calix.
Buah kotak atau buni.

Deskripsi
Perdu atau herba, kadang liana, jarang pohon. Daun berhadapan,
jarang dalam lingkaran; tunggal; pertulangan daun sering melengkung,
3-9; stipula umumnya tidak ada.
Bunga dalam simosa, bi atau uniseksual; calix 3-5, bersatu
membentuk tabung; corolla jumlahnya sama dengan calix; stamen
dalam 2 lingkaran sebangak 2 kali jumlah corolla, anthera dalam kuncup
membengkok ke dalam; bakal buah 3-5 karpel, inferus atau semiinferus,
ruang 3-5; bakal biji banyak dalam satu ruang. Buah kapsul, buni atau
baka; biji kecil, tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 200 genus dengan 4000 spesies dan
tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, terbanyak di Amerika
Selatan.

Contoh
Belucia axinanthera*; Marrumia nemorosa*; Melastoma
polyanthum (sengganen), M. malabathricum*, Clidemia hirta, Medinilla
crispata, M. macrocarpa, Tibouchina semidecandra.

Combretaceae
Karakter Spesifik
Pohon atau perdu, seringkali liana. Bunga dalam tandan atau bulir;
protogynus. Buah kering, bersegi atau bersayap, beruang 1; berbiji 1,
tidak membuka atau sedikit membuka.

Deskripsi
Pohon atau perdu, sering memanjat atau membelit. Daun tunggal,
piggir daun seringkali berombak; tersusun berselingan atau berhadapan;

131
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

tanpa stipula.
Bunga biseksual atau seksual atau bunga jantan dalam setangkai
bunga majemuk, rasemosa, spika atau capitulum, aktinomorf; calix 4-5,
membentuk tabung pendek muncul dari hypanthium; corolla 4-5 atau
tidak ada; stamen melekat banyak pada lembaran corolla, biasanya 2,
stylus bebas; bakal buah kecil; biasanya 2 bakal biji dan hanya satu yang
berkembang. Buah berdaging atau kering; biji 1.
Famili ini terdiri dari 18 genus dengan sekitar 450 spesies yang
tersebar di daerah tropik dan subtropik, di Malaya dengan 5 genus, dan
23 spesies.

Contoh
Terminalia catappa L.*, kerapkali ditanam untuk buahnya yang
dapat dimakan, Quisqualis indica L., ditanam sebagai tanaman hias atau
tanaman obat-obatan, Lumnitzera racemosa Willd., hidup dalam bakau,
sepanjang pantai dan kolam ikan di pantai.

ORDO RHIZOPORALES
Rhizoporaceae
(Bakau-bakauan)
Karakter Spesifik
Pohon. Daun berhadapan, berstipula, bertekstur seperi kulit.
Bunga simosa aksilaris, biasanya besar; bakal buah inferus. Buah
berdaging; embrio berkecambah sebelum buah gugur dan mengeluarkan
akar panjang dan tebal.

Deskripsi
Pohon atau perdu, pada hutan bakau, mempunyai akar tunjang,
akar napas, dan akar lutut. Daun tunggal; berhadapan; stipula
interpetiolar tetapi cepat jatuh.
Bunga tunggal atau dalam simosa atau rasemosa, aktinomorf, bi-
atau uniseksualis; calix umumnya 4-5, berdaging, atau mengkulit; corolla
sebanyak dan berselangan dengan calix, lepas, berdaging; stamen 2, 3
atau 4 kali sebanyak calix, lepas atau bersatu di bawah, nektar sering
ada, bakal buah 2-5 karpel, ruang sebanyak karpel, bakal biji 2 tiap
ruang. Buah baka atau kapsul, biji sering berarillus.
Famili ini terdiri dari sekitar 14 genus dan 100 spesies, tersebar di
daerah tropis, genus yang hidup di bakau (4 genus dan 17 jenis) paling
dikenal dari famili ini, padahal yang hidup di darat lebih banyak.

Contoh
Bruguiera parvilora W.et A., Ceriop tagal C.B. Robin merupakan
pewarna batik. Rhizophora mucronata, R. apiculata kayunya digunakan
untuk arang kayu,

ORDO CORNALES
Alangiaceae

132
BAB VII

Karakter Spesifik
Pohon atau perdu. Daun tunggal tersusun spiral. Bunga majemuk
sesil atau bertangkai pendek; simosa aksilaris; biseksual. Buah drupa,
seringkali beralur, ditutupi oleh calix yang persisten dan disk; biji 1 atau
2 dengan endosperm yang beralur atau halus; kotiledon berdaun banyak,
pipih dengan pertulangan menjari.

Deskripsi
Pohon atau perdu, tidak bergetah. Daun tunggal; tersusun spiral;
pinggir daun rata.
Bunga dalam majemuk simosa; diketiak daun; tangkai bunga
pendek atau sessil; bunga bersifat biseksual; calix 4-10, tipis, persisten;
corolla 4-10, bebas; stamen sama dengan jumlah lembaran corolla,
filamen biasanya berbulu didalamnya; bakal buah inferior, dengan 1 (2)
ruang; masing-masingnya dengan 1-2 bakal biji, stylus tunggal, gundul
atau berambut. Buah drupa dengan calix yang persisten.
Satu-satunya genus dari famili ini adalah Alangium yang terdiri
dari 21 spesies tersebar di Asia timur dan Australia timur. Dimalaya
ditemukan 7 spesies.

Contoh
Alangium javanicum (kayu musang), A. nobile (Clarke) Harms., A.
rotundifolium (Hassk.) Bloemb.

Hubungan Evolusi
Alangium, satu-satunya genus pada famili ini, dahulu termasuk
kedalam Cornaceae, tetapi banyak sekali ditemukan perbedaan. Baru-
baru ini kekerabatan antara keduanya dipertanyakan oleh Eyde loc.cit.
yang menemukan bahwa karakter anatomi dari bunga tidak menentukan
posisinya dimasukkan kedalam Cornales. Dari kesamaan kandungan
alkaloid dan bagian-bagian kecil lain dari struktur bunga, Eyde
berpendapat bahwa kerabat terdekatnya adalah pada Rubiaceae. Karena
adanya bukti-bukti yang meyakinkan ini terdapat kekurangan jika
Alangium tetap menjadi famili monogenerik pada Cornales, dimana
kemiripannya lebih ditentukan dari pendekatan evolusi dibandingkan
dengan keturunan dari nenek moyang yang sama.

Cornaceae
Karakter Spesifik
Perdu atau pohon. Daun coriaceous, berhadapan atau berselingan,
tanpa stipula. Bunga majemuk simosa, cawan atau panikula. Pada bakal
buah terdapat tutup kepala seperti piringan yang berdaging. Buah drupa.

Deskripsi
Perdu atau pohon (jarang herba). Daun berhadapan atau
berselang-seling; kaku seperti kulit; pinggir daun rata jarang bergerigi;
tanpa stipula.

133
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Bunga biasanya kecil; terletak pada ketiak atau ujung batang;


bunga majemuk simosa, panikula atau cawan; tabung calix terekat pada
bakal buah, tungkainya rata atau bergigi, persisten pada buah; corolla 4
sampai 5, epiginus (jarang 20 atau tidak ada); stamen berada didalam
corolla dan berjumlah sama; bakal buah inferior 1 sampai 4 ruang
bertudungkan cakram atau piringan besar yang berdaging; stylus 1,
bakal biji 1 jarang 2, stigma truncatus atau capitatus. Buah drupa 1
(jarang 4 ruang).
Terdiri dari 90 spesies, terutama pada daerah temperata bagian
utara.
Contoh
Mastixia cuspidata Bl., M. pentandra Bl., M. trichotoma var.
clarkeana (King) Danser., var. maingayi (Clarke) Danser.

ORDO SANTALALES

Santalaceae
Karakter Spesifik
Pohon sering hemiparasitik, memanjat atau epifit. Bunga
mempunyai perianthium satu seri, 3-4 lobus.

Deskripsi
Pohon kecil, perdu atau herba, kadang-kadang hemiparasit pada
akar atau cabang tumbuhan lain. Daun tunggal; berhadapan atau
tersebar, kadang-kadang tereduksi menjadi sisik; stipula absen.
Bunga dalam berbagai tipe perbungaan, biasanya tidak tunggal; di
ketiak daun; biseksual atau uniseksual, kadang dioiceous,
monochlamidous, aktinomorf; perianthium gamophyllus, tabung pada
bunga biseksual dan bunga betina campanulatus, berbentuk corong, pada
bunga jantan sangat pendek, bersegmen 4-5, tumpang tindih pada
tunas, terdapat cawan sepanjang tabung perianthium, pinggir teratas
bebas, 4-5 lobus; corolla 4-5, lepas atau bersatu membentuk cawan,
stamen sebanyak corolla dan berhadapan dengan corolla; bakal buah
keseluruhan atau hampir keseluruhan, superus atau inferus, 1 atau
dengan 5-12 ruang, ruang terkadang terbagi oleh septa; 1-4 bakal biji.
Buah nux atau drupa; biji satu, tanpa testa, endosperm berdaging.
Famili ini terdiri dari 35 genus dan sekitar 400 spesies, tersebar
terutama di daerah tropis dan subtropis.

Contoh
Santalum album (cendana) yang banyak terdapat di Nusa
Tenggara Timur untuk diambil kayunya dan minyak, juga digunakan
sebagai bahnan pembuat bedak badan karena wanginya. Exocarpus
latifolia R. Br merupakan kayu gaharu, yang digunakan untuk membuat
kerajinan kecil, namun lebih cepat kehilangan wanginya.

134
BAB VII

Hubungan Evolusi
Santalaceae berkerabat dengan Olacaceae dan termasuk kedalam
Celastrales. Famili ini juga berkerabat dengan Loranthaceae.

Loranthaceae
(Benalu-benaluan)
Karakter Spesifik
Hemiparasit, berkayu. Daun tunggal yang kaku seperti belulang.
Bunga banci atau berkelamin tunggal; aktinomorf dengan perhiasan
bunga sedikit terdiferensiasi atau jelas mempunyai perhiasan bunga yang
rangkap; bakal buah tenggelam. Buah menyerupai buah nux.

Deskripsi
Perdu kecil yang hemiparasit pada cabang tumbuhan lain;
haustorium tunggal atau banyak (dengan ”akar” parasit sejajar cabang
inang. Daun kadang-kadang tereduksi menjadi sisik; berhadapan;
tunggal atau trifoliolatus; stipula tidak ada.
Bunga umumnya biseksual; aktinomorf atau zigomorf; dalam
perbungaan serupa rasemosa, umbela, spika atau capitulum dengan
dasar dichasium; calix biasanya berbentuk sabuk atau cawan yang
bergigi atau bercangap di puncak bakal buah; corolla umumnya 5-6,
lepas atau bersatu membentuk tabung; stamen sebanyak dan
berhadapan dengan corolla, sering epipetal, 3-4 karpel, 1 ruang, inferus;
bakal biji 4-12. Buah bakka atau drupa, bergetah; biji umumnya 1, tanpa
testa, satu ujungnya dibungkus oleh jaringan yang lengket, ada
endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 60-70 famili dengan 700 spesies,
tersebar di daerah tropis dan subtropis terutama belahan bumi selatan.

Contoh
Viscum album, seringkali sebagai hiperparasit pada Loranthus,
Loranthus peryginius (benalu)*, V. Articulatum. Berbagai jenis dari
berbagai genus yang terdapat di Indonesia lazim dikenal sebagai benalu
yang sangat merugikan bagi pohon buah-buahan.

Balanophoraceae
(Perud-perudan)
Karakter Spesifik
Parasit berumbi merah atau kuning dengan rhizoma. Daun
tereduksi menjadi sisik atau mirip braktea. Bunga kecil; spika. Bakal
buah berbentuk bulat atau elips. Buah sedikit; berbiji 1.

Deskripsi
Herbaceus, biasanya berumbi, kuning atau merah, parasit akar.

135
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Daun tereduksi membentuk sisik.


Bunga kecil; uniseksual, kadang dalam satu tangkai terdapat
bunga jantan dan betina atau juga terpisah; bunga jantan dengan corolla
3-8 atau tidak ada; stamen 3-banyak, tangkainya bergabung dengan
bunga betina atau terpisah; bunga betina tanpa perianthium, stylus 1
atau 2. Buah sangat kecil dan seperti kacang.
Famili ini terdiri dari 2 genera dan 6 spesies yang tercatat dari
Malaya, ditemukan di lantai hutan, biasanya di perbukitan, sebagai
parasit pada berbagai pohon.

Contoh
Balanophora, spesies dari genus ini mengandung lilin pada
jaringannya, sehingga seringkali digunakan untuk pencahayaan atau
penerangan (B. celebica, B. dioica, B. elongata). Lophophytum leandri,
Helosis brasiliensis.

ORDO RAFFLESIALES
Rafflesiaceae
(Padma-padmaan)
Karakter Spesifik
Tumbuhan yang bersifat parasit obligat, Daun tereduksi menjadi
bentuk sisik. Bunga kecil sampai besar; saat mekar keluar bau busuk;
biji banyak dengan ukuran kecil.

Deskripsi
Tumbuhan tanpa klorofil yang endoparasit pada akar atau batang
tumbuhan lain; dengan bagian vegetatif serupa miselium jamur yang
menembus jaringan inang. Daun tereduksi berbentuk sisik terletak
melingkar, berhadapan atau tersebar pada batang pembawa bunga yang
pendek.
Bunga kecil (pada Cytinus) sampai sangat besar (pada Rafflesia)
berdaging, sering berbau tidak enak; uniseksual, aktinomorf;
perianthium bunga 4-5 atau lebih, lepas atau bersatu, imbrikatus,
bersifat petaloid atau tidak; stamen pada bunga jantan 5-banyak,
bersatu membentuk tabung sekeliling tabung tengah atau melekat pada
tabung tengah yang bagian atasnya berupa discus yang kompleks; bunga
betina dengan 4-8 karpel, bakal buah inferus atau semiinferus, tabung
stylus di ujungnya melebar membentuk discus yang besar dan kompleks;
bakal biji 0 - sangat banyak. Buah sering berdaging, kadang-kadang
majemuk.
Famili ini terdiri dari 7 genus dengan sekitar 50 spesies, tersebar di
daerah tropis dan subtropics, tetapi tidak pernah melimpah.

Contoh
Rafflesia arnoldi ( Puspa raksasa), R. Gatutensis, R. Haseltii;
Rizanthes sp.*

136
BAB VII

ORDO CELASTERALES
Celasteraceae
Karakter Spesifik
Pohon atau perdu, sering memanjat. Serat elastis sering ditemui
pada batang yang patah; daun dan lainnya. Bunga kecil; stamen
mempunyai disc.

Deskripsi
Daun tunggal; berhadapan atau tersebar atau tersusun spiral;
biasanya pertulangan pinnatus; stipula umumnya kecil dan cepat jatuh,
atau tidak ada; bunga dalam simosa atau rasemosa, atau tunggal; bi-
atau uniseksual, atau monoceous, aktinomorf kecil; calix 4-5, menyatu
pada dasar atau tidak, pada tunas tumpang tindih; corolla sebanyak
calix, lepas, terdapat cawan; stamen 4-5, melekat pada atau diluar
discus, berselingan dengan calix, filamen kabanyakan subulate, anther
pecah secara longitudinal; bakal buah superus atau semiinferus, 2-5
karpel; bakal biji 2, kadang lebih, pada tiap ruang, stylus 1, kadang 2,
ruang sebanyak karpel; bakal biji 2-6 dalam satu ruang, plasenta
aksilaris. Buah kapsul, samara, bakka atau drupa; biji diliputi oleh arilus.
Famili ini terdiri dari sekitar 50 genus dan 800 spesies, tersebar di
daerah tropis, sedikit di temperata.

Contoh
Euonymus javanicus Blume (Kumbang), kayunya sangat kuat,
sangat tahan lama, E. Europaea Linn, arangya digunakan sebagai bubuk
mesiu, juga digunakan sebagai bahan obat. Celastrus malayensis Linn,
kayunya berwarna coklat, sangat tahan terhadap serangga, daunnya
dapat digunakan sebagai bahan obat untuk mengobati sakit kepala. C.
paniculata Willd (Sila), daunnya berguna untuk menyembuhnkan disentri.

Aquifoliaceae

Karakter Spesifik
Pohon atau perdu; selalu hijau; tidak bergetah. Bunga Jantan,
segmen periantium 5; bunga betina; Bunga dikelilingi oleh kelopak. Buah
berupa achen.

Deskripsi
Pohon atau perdu, tidak bergetah. Daun tersusun spiral, terkadang
berhadapan atau verticillatus; tunggal; pertulangan daun penninervis.
Bunga pada ketiak daun atau sedikit di ujung, tunggal atau
fasciculum, simosa, rasemosa, atau panikulum; kecil, aktinomorfis;
seringkali uniseksual; calix terkadang kecil; seringkali berkembang
dengan baik dan persistent, gamosepalous, lobus tumpang tindih;
corolla, tumpang tindih, kadang valvatus, biasanya putih atau putih
kehijauan; biasanya menyatu pada dasar; stamen atau staminodus
sebanyak corolla, berselingan, kebanyakan adnate hingga berbentuk

137
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

tabung corolla pada dasar, kadang bebas, teka (pada jantan) 2, pecah
secara longitudinal, cawan tidak ada; bakal buah superus (pada jantan
tereduksi mejadi pistillode besar); sesil; ruang 2-22; bakal biji 1, kadang
2, pendulous, stigma sessil, seringkali berlekuk. Buah drupa 2-10
pyrenous; endocarp keras atau tipis; biji 1-2, Tidak ada arilus; embrio
kecil.
Famili ini terdiri dari 3 genera, dengan 400 spesies di dunia.

Contoh
Ilex paraguensis St. Hil. Digunakan untuk membuat tikar atau teh
Paraguay di Brazil. Aquifolium L. merupakan daun suci bagi orang eropa,
namun di Malaya dtidak emiliki nilai penting

Icacinaceae
(Buru-buruan)
Karakter Spesifik
Pohon, perdu atau liana; tidak bergetah. Daun tunggal. Corolla
biasanya berkatup, Buah drupa.

Deskripsi
Pohon, perdu atau liana. Daun berselingan jarang berhadapan;
pinggir daun rata atau berlobus.
Bunga, bbiseksual atau uniseksual atau seperti polygamous; dalam
majemuk spika, simosa atau rasemosa, jarang tunggal; terletak diketiak
daun kadang diujung batang atau ekstra axilaris atau pada batang yang
tua; calix 4-6, bebas atau bersatu bagian dasar, umumnya persisten;
corolla 4-6, bebas, atau bersatu pada bagian dasar; stamen sebanyak
calix atau corolla, anther 2 ruang, bebas atau bersatu dengan bakal
buah; bakal buah superus, 1-2 ruang; bakal biji 2. Buah bulat panjang
atau bulat.
Famili ini terdiri dari sekitar 56 genera dengan lebih kurang 300
spesies, tersebar di daerah tropik dan subtropik. Di Malaya di dapatkan
11 genera dan 28 spesies di daerah dataran rendah sampai pegunungan.
Hanya 2 genus, Cantleya dan Stemonurus dalam jumlah yang banyak,
namun tidak bernilai secara ekonomis.

Contoh
Gophandra maingayi King., Stemonurus capitatus Becc., S.
secundiflorus Bl.

138
BAB VII

ORDO EUPHORBIALES
Euphorbiaceae
(Jarak-jarakan)

Karakter Spesifik
Daun spiral; umumnya berstipula; tangkai daun seringnya
panjang; dengan lutut (knee) yang jelas pada satu atau kedua ujungnya.
Bunga biasanya kecil sekali; hijau, kuning atau putih; corolla umumnya
tidak ada; bakal buah superior, biasanya 3 ruang; bakal biji
menggantung, 1 atau 2 per ruang. Buah licin, 3 lobus, kapsul berkayu,
pecah (dehiscen), sering meledak, pada dinding ruang terbagi menjadi 3
katup (atau 2) tidak terbagi; biji kadang dengan dinding luar mempunyai
pelindung berdaging (sarcotesta) dan bewarna cerah.

Deskripsi
Pohon, perdu, herba, liana. Daun tersebar, berhadapan atau dalam
lingkaran; tunggal atau majemuk; pertulangan daun pinnatus atau
palmatus; stipula biasanya ada atau tereduksi menjadi kelenjar, atau
tidak ada.
Bunga dalam berbagai macam tipe perbungaan, umumnya
aktinomorf, selalu uniseksual (tumbuhan berumah satu atau berumah
dua), kadang-kadang setiap bunga sangat tereduksi dan berkelompok
dalam suatu pseudanthium biseksual; perianthium dibedakan antara calix
dan corolla atau tidak, atau tidak ada, lepas atau bersatu di bawah;
stamen 5- banyak atau 1, lepas atau bersatu, discus nektar sering
terdapat; bakal buah umumnya 3 karpel, ruang banyak, superus, stylus
3, lepas atau bersatu dan dapat bercabang; bakal biji 1-2 tiap ruang.
Buah skhizokarpium dengan merikarpia memisah elastis kalau masak,
atau drupa, baka atau samara; biji sering dengan endosperm yang
berminyak dan protein beracun, jarang tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 300 genus dengan 7500 spesies,
tersebar kosmopolit terutama di daerah tropis dan subtropis. Genus-
genus yang besar antara lain Euphorbia (1500 jenis), Croton (700),
Acalypha (400), Phyllanthus (400), Macaranga (250), Antidesma (150).

Contoh
Aleurites mollucana Willd (kemiri, dama)* tanaman industri,
Antidesma velutinosum Bl., Baccaurea brevipes Hook.f. (rambai) dan B.
Motleyana Muell. Arg (rambai) buahnya dimakan; Bischofia javanica Bl.
(bintungan, ubah) pewarna alami; Claoxylon polot Merr sayuran,
tanaman obat; Codiaeum variegatum Bl. (pudiang) tanaman hias;
Euphorbia hermentiana Lam tanaman pagar, E. hirta L. (petikan kebo,
rumpuik kabau) bahan obat tradisional, E. pulcherima Willd. Tanaman
hias, E. tirucalli L. (patah tulang) tanaman hias; Excoecaria bicolor
Hassk* tanaman hias; Glochidion rubrum Bl.; Hevea brasiliensis Muell.
Arg (karet, kaparah) tanaman industri; Hura crepitans L. (dadok roda)*
tanaman pelindung; Jatropha curcas L. (jarak pagar) buah sumber

139
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

minyak; Macranga tanaria Muell. Arg (sapek); Manihot uttilissima Pohl.


(ubi kayu) bahan makanan; Pyllanthus niruri L. (sidukuang anak)
digunakan untuk obat; Ricinus communis L. (jarak); Sauropus
androgynus (katu) digunakan sebagai sayuran.

Hubungan Evolusi
Famili ini diletakkan dalam ordo Geraniales oleh Engler dan Prantl.
Hailier memasukkan famili ini ke dalam famili Passionales. Rendle dan
Wettestein meletakkan ke dalam Tricoccaceae di antara Malvales dan
Geraniales, Htuchinson meletakkan ke dalam Euphorbiales

ORDO RHAMNALES

Rhamnaceae
(bidara-bidaraan)

Karakter Spesifik
Pohon, perdu atau liana. Daun tunggal; coriaceous; pertulangan
daun melengkung. Bunga kecil; biseksual; berwarna hijau atau kuning.
Buah kapsul, samara atau drupa, ditutupi oleh calix.

Deskripsi
Pohon kecil, perdu, kadang-kadang memanjat. Daun tunggal,
berselingan, jarang berhadapan; coriaceous; umumnya pertulangan daun
melengkung dan pinggirnya berombak atau bergerigi.
Bunga biseksual, kecil; di ketiak daun; hijau atau kuning dalam
simosa atau panicula; calix 4 atau berlobus 4, triangular, persisten;
corolla 4 atau 5 melekat pada leher calix; stamen melekat pada dasar
bunga atau pada tabung calix; bakal buah bebas 2, 3 atau 4 ruang; bakal
biji satu dalam satu ruang. Buah kapsul, samara atau drupa, 3 atau 1-4
ruang, ditutupi oleh calix.
Famili ini dengan anggota 420 spesies di dunia.

Contoh
Colubrina asiatica*, C. reclinata, penghasil sejenis kayu besi dari
Hindia Barat, C. asiatica Brongn umum ditemukan di pinggir laut;
Zizyphus callophyla Wall.

Leeaceae
(mali-malian)
Karakter Spesifik
Perdu, berkayu. Daun berselingan atau majemuk menyirip, tangkai
daun pipih pada bagian pangkal. Bunga kecil berwarna merah atau hijau,
majemuk cawan atau simosa, corolla menyatu pada dasar, melekat pada
stamen, stamen membentuk seperti tabung, stigma membengkak. Buah
berri, hampir atau sedikit berdaging buah.

140
BAB VII

Deskripsi
Perdu tegak, jarang pohon atau herba. Daun berselang-seling
tunggal atau majemuk menyirip 1 sampai 3 biasanya, berukuran relatif
besar, tangkai daun seringkali pipih atau lebar pada dasar. Stipula
berlapis.
Bunga majemuk cawan atau simosa, berhadapan dengan daun
agak keujung. Bunga kecil, berwarna merah atau hijau. Calix 5, bergigi.
Corolla 5 menyatu pada dasar, melekat pada tabung stamen. Stamen
menyatu menjadi tabung, filamen diantara 5 lobus pada tabung. Bakal
buah pada disk 3 sampai 8 ruang, bakal biji 1 sampai 2 dalam ruang,
stylus pendek. Stigma membengkak. Buah berri 3 sampai 8 ruang,
sedikit berdaging buah.
Famili ini terdiri dari 1 genera Leea sekitar 50 spesies, pada daerah
tropik Asia, Afrika dan Polinesia.
Contoh
Leea indica Merr. (mali-mali) digunakan utuk mengatasi sakit
kepala, L. Rubra Bl. (mali-mali), L. aequata, daun dan cabangnya dapat
digunakan sebagai aseptik,

Vitaceae
(Anggur-angguran)

Karakter Spesifik
Daun tunggal atau majemuk; berlobus dalam. Bunga majemuk
spika, rasemus; calix 5, menyatu, berbentuk mangkuk; corolla 5,
menyatu pada ujung; stamen 5, antipetal, karpel 2 sampai banyak,
syncarpous, superior.

Deskripsi
Liana, sering dengan sulur yang letaknya berhadapan dengan daun
atau herba tegak; nodus sering membengkak. Daun tersebar; tunggal,
jarang majemuk; sangat sering dengan pertulangan daun palmatus atau
palmatilobus; sering dengan rambut kelenjar ”pearl glands” atau rambut
sisik; stipula cepat jatuh.
Bunga dalam simosa atau panikula di depan petiolus; aksilaris atau
terminalis, aktinomorf, bi-atau uniseksual; calix tereduksi; stamen
sebanyak dan di depan corolla; bakal buah 2 karpel, 2 ruang, superus;
bakal biji 2 per ruang. Buah bakka; biji dengan endosperm berminyak
dan berprotein.
Famili ini terdiri dari sekitar 11 genus dengan 700 spesies,
tersebar terutama di daerah tropik dan subtropik, sedikit di temperata.

Contoh
Cissus hastata*; Vitis compositifolia Laws, V. Hastata Miq. (asam
riang-riang) daun kadang diamnfaatkan sebagi bumbu, V. lanceolaria
Wall. inang beberapa jenis dari Rafflesiaceae, V. mollisima Wall., V.
trifolia L, V. vinifera (anggur), penghasil buah anggur dan minuman
anggur.

141
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

ORDO LINALES

Erytroxylacae

Karakter Spesifik
Pohon atau perdu. Bunga kecil, beraturan, sejati; calix persisten
berbentuk lonceng; bagian dalam corolla mudah sekali lepas, embrio
lurus.

Deskripsi
Pohon atau perdu. Daun umumnya tersebar; tunggal, epidermis
sering berlendir; stipula sering mudah jatuh.
Bunga tunggal atau dalam ikatan, aktinomorf, umumnya biseksual,
berbentuk pentamerous; calix bersatu di bawah membentuk tabung;
corolla imbrikatus, tidak ada disk nektar; stamen 10, bersatu membentuk
tabung di bawah;l bakal buah 3 atau 2 karpel, ruang sebanyak karpel,
hanya 1 yang berisi bakal biji; bakal biji 1-2. Buah drupa berbiji 1, ada
atau tidak ada endosperm.
Famili ini terdiri dari 4 genus dengan sekitar 200 jenis, pantropis
tetapi lebih banyak di Amerika tropis.

Contoh
Daun Erytroxilum coca dan E. novagrantese, (coca), merupakan
bahan dasar pembuat kokain alkaloid. Narkotik ini seringkali digunakan
sebagai bahan obat, teapi akhirnya diperjual belikan secara illegal oleh
masayarakat Barat. Batang Erythroxylum menghasilkan bahan pewarna
kain.

Ixonanthaceae

Karakter Spesifik
Pohon; glabrous; tidak bergetah. Daun tunggal. Bunga kecil

Deskripsi
Pohon; glabrous; tidak bergetah. Daun berselingan; pinggir daun
rata atau crenatus.
Bunga berwarna hijau; pada ketiak daun dalam simosa; calix 5-6
pendek, bergabung pada bagian dasar; corolla 5-6 pendek, persisten
pada buah muda; stamen 10-20, bebas atau bersatu; bakal buah 5
ruang, bakal biji 10. Buah kapsul coriaceus atau berkayu, berbentuk
oblong runcing; biji biasanya bersayap.

Contoh
Ixonanthes icosandra Jack (Paga-paga, pagar anak, sitinjau
lawuik)*.

142
BAB VII

ORDO POLYGALALES
Malphigiaceae
(Kakas-kakasan)
Karakter Spesifik
Pohon, perdu atau liana. Daun tunggal; berhadapan; kelenjar
terdapat pada tangkai daun atau sisi bawah helaian daun. Bunga
biseksual; corolla 5, berkuku, cakram kecil; stamen umumnya 10,
anthera 2 ruang, sering bersayap. Buah kerapkali pecah menjadi buah
keras, kadang-kadang buah batu.

Deskripsi
Liana, perdu atau pohon kecil; tidak bergetah. Daun umumnya
berhadapan; tunggal; stipula ada.
Bunga dalam rasemus, panikula atau simosa, biseksual, zigomorf;
calix lepas atau hampir bersatu di bawah, imbrikatus, sering ada
sepasang kelenjar dekat dasar calix; corolla lepas, bertaji; stamen
umumnya 2 lingkaran, bersatu membentuk tabung di dasar, sering ada
staminodia; bakal buah 2-5 karpel; bakal biji 1 tiap ruang, plasenta
aksilaris. Buah umumnya merikarp bersayap, atau drupa, atau nux; biji
dengan kotiledon berminyak, tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 60 genus dengan lebih dari 1200
spesies, berasal dari daerah tropis dan subtropis terutama Amerika
Selatan.

Contoh
Malphigia coccigera L. (Daun mutiara) daunnya digunakan sebagai
obat, tanaman pagar atau tanaman hias.

Polygalaceae
(Ceraka-cerakaan)

Karakter Spesifik
Daun tungal; tidak mempunyai stipula. Bunga simetris bilateral;
jumlah sepal 5, bebas; jumlah corolla 3, satu lembar biasanya
berkembang membentuk keel; jumlah stamen 8; ovari superior.

Deskripsi
Herba, perdu, liana atau pohon. Daun tersebar; jarang berhadapan
atau dalam lingkaran; tunggal; ada yang tereduksi menjadi sisik; stipula
absen atau menjadi kelenjar.
Bunga dalam spika, rasemus atau panikula; ada braktea dan
brakteola, biseksual, zigomorf; umumnya terlihat papilionaseus tetapi
tidak dalam detil strukturnya; calix 5, 2 yang lateral biasanya lebih besar
dari yang lain dan petaloid; corolla 5, tetapi 2 corolla lateral sering
tereduksi dan 1 yang bawah berbentuk perahu; stamen umumnya 8
dalam 2 lingkaran, filamen bersatu membentuk tabung dan melekat pada
corolla; bakal buah 2-8 karpel, plasenta aksilaris; 1 bakal biji tiap ruang.

143
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Buah kapsula, nux, samara atau drupa, biji sering berambut, endosperm
tumbuh baik.
Polygalaceae mempunyai sekitar 12 genus dan 750 spesies,
hampir kosmopolit, tidak ada di New Zealand, Polynesia dan Arktik.

Contoh
Polygala paniculata L. (akar wangi)*, P. senega, akarnya
berkhasiat obat, P. amara, bahan obat tradisional, P. brachystachia Bl.

ORDO SAPINDALES

Sapindaceae
(Rambutan-rambutanan)

Karakter Spesifik
Pohon atau perdu. Daun majemuk pinnatus; pangkal petiolus
sering membengkak. Bunga dalam simosa. Biji sering berarilus atau kulit
biji berdaging.

Deskripsi
Pohon, perdu atau liana, (sulur pada liana berasal dari
perbungaan). Daun umumnya tersebar; majemuk pinnatus, bipinnatus,
trifoliolatus, jarang tunggal; petiolus bagian proksimal sering menebal
menjadi pulvinus; stipula umumnya absen.
Bunga dalam simosa atau simosa-panikula; jarang tunggal,
aktinomorf atau zigomorf; biseksual atau sering uniseksual dengan
androesium atau bakal buah tereduksi; calix 4-5, lepas atau bersatu di
bawah; corolla umumnya 4-5, lepas, sering bertaji, diskus yang
ekstrastaminal sering ada; stamen umumnya 4-10, filamen sering
berambut; bakal buah umumnya 3 karpel, ruang sebanyak karpel, 1
bakal biji per ruang dengan plasenta aksilaris. Buah dari berbagai tipe,
kering atau berdaging; biji sering berarilus atau sarkotesta (testa yang
berdaging), tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 140 genus dengan 1500 spesies,
tersebar di daerah tropis dan subtropics, sedikit sampai di temperata.
Contoh
Allophyllus cobe Bl; Cardisopermum halicacabum L. (aka latuik-
latuik) bahan obat tradisional; Filicium decipiens Thwaites* pohon
pelindung; Nephelium lappaceum L. (rambutan) ditanam dan buahnya di
konsumsi N. Mutanile Bl. (pulasan) liar di hutan buahnya dapat dimakan;
Pometia pinnata Forst. (Kasai) bahan bangunan.

144
BAB VII

Burseraceae
(Kenari-kenarian)

Karakter Spesifik
Kulit batang pucat, abu-abu atau coklat, licin atau bersisik, tidak
berserat. Daun majemuk pinnatus; dengan anak daun yang berhadapan
dan ujung ditutup oleh anak daun anak daun umumnya bertangkai
tangkai anak daun berlutut pada kedua ujung. Bunga uniseksual; jantan
dan betina pada pohon yang berbeda, bekas dari organ tersebut yang
lainnya masih terlihat bekasnya.

Deskripsi
Pohon atau perdu. Daun tersebar, jarang berhadapan; majemuk
pinnatus atau trifoliolatus, jarang unifoliolatus; stipula jarang terdapat.
Bunga dalam panikula, rasemus atau kapitulum; aktinomorf,
uniseksual (tumbuhan biasanya berumah dua) atau biseksual; calix 4-5,
corolla 4-5, bersatu di bawah sedangkan corolla lepas; stamen 2
lingkaran tapi yang berhadapan dengan corolla sering tereduksi, diskus
tumbuh baik; bakal buah 3-5 karpel, ruang 3-5; bakal biji 2 per ruang,
plasenta aksilaris. Buah drupa atau kapsul; biji tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari 16-20 genus dengan sekitar 600 spesies,
pantropis terutama di Amerika tropis dan Afrika timur laut.

Contoh
Canarium commune L. (kenari), lembaganya kaya akan lemak dan
sangat disenangi sebagai makanan, terutama yang dipanggang, kayunya
bahan bangunan, C. littorale Bl.; Santiria laevigata Bl.

Anacardiaceae
(Mangga-manggaan)

Karakter Spesifik
Pohon, perdu atau liana; bergetah bening yang beraroma. Bunga
majemuk, buah umumnya drupa, daging buah umumnya berserabut.

Deskripsi
Pohon, perdu atau liana; bergetah bening. Daun umumnya
tersebar; majemuk pinnatus atau trifoliolatus, jarang tunggal; stipula
umumnya tidak ada.
Bunga dalam perbungaan simosa yang sering kompleks;
uniseksual atau biseksual; aktinomorf; calix 3, 5, 7, bersatu di bawah;
corolla 3, 5, 7, lepas; stamen 2 lingkaran atau hanya 1 lingkaran di
depan calix, filamen lepas atau bersatu di bawah, terletak di luar atau di
atas diskus; bakal buah 2, 3, 5 karpel, ruang sebanyak karpel, atau
hanya 1 yang fertil; bakal biji 1 per karpel. Buah umumnya drupa; biji
tanpa endosperm, kalaupun ada, sedikit sekali.

145
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Famili ini mempunyai sekitar 60-80 genus dengan 600 famili,


pantropis, sedikit di temperata.

Contoh
Anacardium occidentale L. (jambu monyet)* buahnya dimakan;
Gluta renghas L. (rengas, rangeh) bahan bangunan; Mangifera indica
(mangga dengan puluhan varietas budidaya), M. odorata (kuini)*, M.
foetida ( Ambacang) dikonsumsi sebagai buah-buahan; Spondias dulcis
Soland (kedondong) buahnya dimakan.

Simaroubaceae
(Tambara-tambaraan)

Karakter Spesifik
Pohon atau semak umumnya dengan rasa pahit. Daun majemuk
pinnatus. Bunga dalam rasemosa, buah umumnya kapsul.

Deskripsi
Pohon atau perdu. Daun tersebar, jarang berhadapan; majemuk
pinnatus sampai unifoliolatus, jarang tunggal; stipula umumnya tidak
ada.
Bunga dalam rasemus, panikula atau simosa yang dichasium,
aktinomorf, kecil; uniseksual atau biseksual; calix umumnya 5, bersatu;
corolla umunya 5, lepas; stamen biasanya 2 kali sebanyak corolla, atau
sebanyak dan berselangan dengan corolla, jarang yang lebih, lepas,
sering dengan tonjolan dekat dasarnya, diskus intrastamina sering
terdapat; bakal buah 2-5(-8) karpel, bersatu, jarang terpisah; bakal biji
1-2 tiap ruang. Buah kapsul, samara atau skhizokarpium, jarang drupa
atau bakka, endosperm sangat kecil atau tidak ada.
Famili ini terdiri dari sekitar 25 genus dengan 150 spesies,
pantropis, sedikit yang sampai di temperata.

Contoh
Brucea javanica (L.) Merr. (melur, malua, lada pahit); Eurycoma
longifolia Jack (pasak bumi, tongkat ali) digunakan dalam ramuan obat.

Meliaceae
(duku-dukuan)

Karakter Spesifik
Pohon atau perdu, jarang herba; berkelenjar damar atau minyak.
Daun berselingan tersusun bentuk menyirip. Bunga berkelamin 2,
berbilangan 5; bakal buah superus, beruang 1-5; bakal biji 1-2 per
ruang. Buah bermacam-macam.

146
BAB VII

Deskripsi
Pohon atau perdu, jarang herba. Daun tersebar, jarang
berhadapan; sangat sering berkelompok di ujung ranting; majemuk
pinnatus atau bipinnatus, trifoliolatus, jarang unifoliolatus atau tunggal,
epidermis sering bersilika, stipula tidak ada.
Bunga dalam berbagai bentuk perbungaan di ketiak daun, jarang
di ujung batang, umumnya kecil; biseksual atau kadang-kadang
uniseksual, aktinomorf; calix (2) 3-5 (-7), biasanya bersatu di bawah;
corolla biasanya sebanyak dan berselangan dengan calix, jarang sampai
14, lepas atau bersatu di bawah, imbrikatus atau konvolutus, atau
menempel pada tabung filament; stamen dua lingkaran, jarang 1
lingkaran yang berhadapan dengan calix, lepas (Cedrelae) atau lebih
sering bersatu membentuk tabung yang mempunyai tonjolan-tonjolan
diantara atau diluar berhadapan dengan anthera, diskus intrastaminal;
bakal buah (1) 2-5 (-20) karpel membentuk ovarium plurilokular dengan
plasenta aksilaris, jarang unilokular dengan plasenta parietalis; bakal biji
umumnya 2 tiap lokul. Buah kapsul, bakka atau drupa, jarang nux; biji
tipis, kering, bersayap, atau tidak bersayap dan berarilus atau
sarkotesta, endosperm berdaging, berminyak, atau absen.
Famili ini mempunyai sekitar 51 genus dengan 550 spesies,
tersebar di daerah tropis dan subtropis, sedikit di iklim temperata. Genus
yang besar adalah Aglaia (100 spesies), Trichilia (65), Dysoxylum (60),
Chisocheton (30) dan Turraea (24).

Contoh
Aglaia odorata Lour. (culan) tanaman pekarangan, bahan wangi-
wangian; Dysoxyllum excelsum Bl.; Lansium domesticum Jack, buah
dimakan sebagai buah-buahan; Melia azedarach L. (mindi, kayu min) biji
beracun dan dipakai sebagai racun ikan atau racun serangga, daun
dikeringkan di dalam buku dapat menolak serangga; Sandoricum
koetjape Merr. (kecapi), ditanam sebagai pohon buah; Swietenia
macrophylla King (mahoni) pohon pelindung; Xylocarpus granatum
Koenig (nyirah) bahna bangunan.

Rutaceae
(jeruk-jerukan)
Karakter Spesifik
Pohon, perdu atau liana; aromatis; umumnya berduri. Daun
majemuk, pada lembaran daun terdapat bintik-bintik kelenjar minyak,
permukaan daun umumnya licin, buah kapsul, atau baka serta kulit
umumnya berminyak yang beraroma.

Deskripsi
Pohon, perdu yang aromatis, jarang herba, kadang-kadang
memanjat, kadang-kadang berduri. Daun tersebar atau berhadapan,
jarang dalam lingkaran; majemuk pinnatus, trifoliolatus atau
unifoliolatus, jarang tunggal atau terbagi; stipula tidak ada.

147
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Bunga dalam simosa atau rasemus, jarang tunggal, bi-atau


uniseksual, aktinomorf atau zigomorf; calix 5-4, lepas atau bersatu di
bawah, imbrikatus; corolla sama dengan dan berselangan dengan calix,
imbrikatus atau valvatus, lepas atau bersatu di bawah, jarang absen;
stamen 2 lingkaran, atau 1 lingkaran di depan corolla, atau banyak,
kadang-kadang ada staminodia, filamen lepas atau bersatu, diskus
intrastaminal berbentuk cincin atau unilateral, kadang-kadang berubah
menjadi gimnophore; bakal buah (-2) 4-5 (-banyak) karpel, ovarium
superus, ruang sebanyak karpel , plasenta aksilaris, atau 1 ruang dengan
plasenta parietal, atau jarang bakal buah tereduksi menjadi 1 karpel;
bakal biji (1) 2 (-beberapa) tiap ruang. Buah dari berbagai tipe kapsul,
drupa atau bakka; biji dengan endosperm yang tumbuh baik dan
berminyak.
Famili ini terdiri dari sekitar 150 genus dengan 1500 spesies,
hampir kosmopolitan tetapi terbanyak di daerah tropis danm subtropis
terutama Afrika Selatan dan Australia.

Contoh
Umumnya dimanfaatkan sebagi tanaman buah. Citrus aurantifolia
(jeruk nipis, limau kapeh), C. hystrix DC. (Jeruk purut, limau puruik), C.
maxima (jeruk besar, jeruk bali, liamu gadang), C. cinensis Osbeck
(limau manih); Clausena excavta Burm. (sicerek) obat tradisional; Evodia
malayana (Pauah-pauah)*; Murraya paniculata Jack. (kemuning),
sebagai tanaman hias; Uvaria malayana Ridl. (pauah-pauah); Triphasia
trifolia P. Willis.

Hubungan Evolusi
Famili ini berkerabat dekat dengan Ulmaceae, Cannabinaceae dan
Moraceae dan merupakan famili yang sering berevolusi dalam ordo
Urticales terlihat pada keberadaan carpel kedua yang sama sekali sudah
hilang, terjadinya penyeringan dalam bakal biji dari posisi terminal
hingga basal dan perkembangan pada habit, herbaceous menjadi
arborescent.

ORDO GERANIALES

Geraniaceae

Karakter Spesifik
Herba atau perdu. Daun tersusun berselingan atau berhadapan;
majemuk menyirip atau menjari; berstipula. Bunga aktinomorf atau
zigomorf; biseksual atau uniseksual; simosa; calix 5, jarang 4, bebas,
memiliki kelenjar nektar yang berselingan dengan corolla (tidak ada pada
Pelargonium); corolla 5 jarang 4, bebas atau bersatu; stamen dalam 2
lingkaran; bakal buah 5. Buah kapsul lokulicidal.

148
BAB VII

Deskripsi
Herba atau perdu. Daun tersebar atau berhadapan; biasanya
bercangap, terbagi bahkan majemuk pinnatus atau palmatus, jarang
tunggal; stipula ada.
Bunga umumnya dalam simosa (sering umbelliform), bi- atau
uniseksual, aktinomorf atau zigomorf; calix 5 jarang 4, lepas atau
bersatu di bawah, pada Pelargonium calix paling atas memanjang ke
belakang ke sebuah taji nektar yang melekat ke pediselus; corolla
umumnya 5, jarang 4, lepas, kelenjar nektar ekstrastamina berselangan
dengan corolla (absen pada Pelargonium); stamen umumnya 10 dalam 2
lingkaran, tetapi beberapa atau semua pada lingkaran luar menjadi
staminodia, filamen kurang lebih bersatu di bawah; bakal buah umumnya
5, atau 2-3 karpel membentuk ovarium plurilokular dengan plasenta
aksilaris; bakal biji umumnya 2 tiap lokul. Buah 5 merikarp yang akan
terpisah secara elastis, atau kapsul yang lokulicidal, biji dengan atau
tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari 11 genus dengan sekitar 700 spesies,
tersebar luas di daerah temperata dan temperata hangat, sedikit di
daerah tropis.

Contoh
Pelargonium graveolens, digunakan sebagai parfum dan obat-
obatan.

Oxalidaceae
(belimbing-belimbingan)
Karakter Spesifik
Herba, perdu, memanjat atau pohon. Daun tersusun spiral;
tunggal atau majemuk menyirip dengan anak daun pada ujung. Bunga
biseksual, regular; calix 5, persisten; corolla 5; stamen 10 dalam 2
lingkaran; bakal buah 5 ruang, stylus 5, bebas. Buah kapsul atau beri;
pada biji terkadang terdapat arilus.

Deskripsi
Herba, sering dengan tuber atau bulbus, kadang-kadang perdu,
jarang pohon. Daun tersebar (kadang-kadang semua di dasar); majemuk
palmatus, pinnatus, trifoliolatus atau unifoliolatus, sering memperlihatkan
“gerakan tidur” dengan melipat diwaktu malam, stipula tidak ada atau
jarang sekali.
Bunga dalam simosa (kadang-kadang umbeliform) atau tereduksi
menjadi bunga tunggal; biseksual, aktinomorf, pentamer; calix 5, lepas,
imbrikatus; corolla 5, konvolutus atau imbrikatus, lepas atau sedikit
bersatu di bawah; stamen umumnya 10, lepas dalam 2 lingkaran,
filamen terluar pendek, semua filamen bersatu di bawah, tidak ada
discus; bakal buah 3-5 karpel, superus, ruang sebanyak karpel, plasenta
aksilaris; bakal biji (1) 2-beberapa tiap ruang. Buah kapsul atau baka;
biji umumnya dengan arilus, endosperm berdaging dan berminyak.

149
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Famili ini mempunyai 7-8 genus dengan sekitar 900 spesies,


tersebar di daerah tropis dan subtropis, sedikit di temperata, genus yang
terbesar adalah Oxalis (sekitar 800 spesies).

Contoh
Averhoa bilimbii, Averrhoa carambola, ditanam sebagai pohon
buah; Oxalis corniculata, O. barilleri*, O. maxima*, daunnya digunakan
untuk mengobati sakit perut setelah dicampur dengan bawang dan
garam.

Geraniaceae

Karakter Spesifik
Herba atau perdu. Daun tersusun berselingan atau berhadapan;
majemuk menyirip atau menjari; berstipula. Bunga aktinomorf atau
zigomorf; biseksual atau uniseksual; simosa; calix 5, jarang 4, bebas,
memiliki kelenjar nektar yang berselingan dengan corolla (tidak ada pada
Pelargonium); corolla 5 jarang 4, bebas atau bersatu; stamen dalam 2
lingkaran; bakal buah 5. Buah kapsul lokulicidal.

Deskripsi
Herba atau perdu. Daun tersebar atau berhadapan; biasanya
bercangap, terbagi bahkan majemuk pinnatus atau palmatus, jarang
tunggal; stipula ada.
Bunga umumnya dalam simosa (sering umbelliform), bi- atau
uniseksual, aktinomorf atau zigomorf; calix 5 jarang 4, lepas atau
bersatu di bawah, pada Pelargonium calix paling atas memanjang ke
belakang ke sebuah taji nektar yang melekat ke pediselus; corolla
umumnya 5, jarang 4, lepas, kelenjar nektar ekstrastamina berselangan
dengan corolla (absen pada Pelargonium); stamen umumnya 10 dalam 2
lingkaran, tetapi beberapa atau semua pada lingkaran luar menjadi
staminodia, filamen kurang lebih bersatu di bawah; bakal buah umumnya
5, atau 2-3 karpel membentuk ovarium plurilokular dengan plasenta
aksilaris; bakal biji umumnya 2 tiap lokul. Buah 5 merikarp yang akan
terpisah secara elastis, atau kapsul yang lokulicidal, biji dengan atau
tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari 11 genus dengan sekitar 700 spesies,
tersebar luas di daerah temperata dan temperata hangat, sedikit di
daerah tropis.

Contoh
Pelargonium graveolens, digunakan sebagai parfum dan obat-
obatan.

150
BAB VII

Balsaminaceae
(Pacar-pacaran)
Karakter Spesifik
Herba berbatang basah atau sukulen. Daun tunggal yang berseling
atau berhadapan; tanpa stipula. Bunga banci, zigomorf; berwarna cerah,
bebas atau tersusun seperti payung; calix 3 jarang 5, sering berwarna,
tidak sama bentuk dan ukuran, calix yang paling bawah bertaji; corolla 5,
yang paling atas tegak, yang disamping berlekatan; stamen 5, filamen
pendek, lebar, anthera beruang2, berlekatan sekitar bakal buah; bakal
buah superus, 5 ruang, stylus pendek atau tidak ada, stigma 1-5. Buah
kendaga, membuka menjadi 5 bagian yang terpilin, jarang sekali berupa
buah buni.

Deskripsi
Tumbuhan herbaceous, batang berdaging dan berair, annual atau
perennial. Daun berkumpul pada dasar atau tidak pada dasar maupun
berkumpul pada ujung, helofitik atau mesofitik, daun berukuran sedang,
tersusun selang-seling, atau berhadapan, atau berkarang (melingkar);
jika berselang-seling tersusun spiral, jika berkarang setiap karang terdiri
dari 3 daun; pipih, bertangkai, tunggal, epulvinatus, lembaran daun
bertepi rata, berbentuk seperti jarum sampai linearis, atau oblongus
sampai ovatus, pertulangan daun pinnatus, daun tanpa stipula, atau ada
stipula; jika ada stipula dihasilkan dari kelenjar, pinggiran helaian daun
rata, atau berombak, atau bergerigi.
Bunga tunggal atau majemuk; jika bunga majemuk termasuk
kedalam simosa, kecil; mempunyai braktea, brakteola, atau tanpa
brakteola, berukuran sedang, zigomorfik, resupinatus atau tidak;
perhiasan bunga dengan calix dan corolla yang dapat dibedakan, 2
lingkaran, isomerous atau anisomerous, berbeda dalam 2 lingkaran; calix
5, atau 3, 1 lingkaran, polisepal, tidak sama tetapi tidak bilabiatus,
biasanya mempunyai taji (spur), tidak persisten, imbrikatus; corolla 5
(seringkali berjumlah 3 karena adanya penyatuan sepasang corolla
lateral menjadi 2 yang mirip atau tidak mirip dengan corolla yang
berlobus, 1 lingkaran, polipetal (Hydrocera), atau sebagian gamopetal
(Impatiens), empat dari corolla menyatu, corolla imbrikatus, tidak sama
tapi tidak bilabiatus; stamen 5, masing-masingnya bebas dari perhiasan
bunga, bebas dari bakal buah (tetapi menyatu disekitarnya), unequal,
saling berlengketan (filamen pendek, bebas), 1 lingkaran. Androecium
memiliki stamen yang fertil; anthera berkumpul atau melekat satu sama
lain (disekililing ujung dari bakal buah), introrse, tetrasporangiatus. Buah
berdaging (Hydrocera), atau tidak berdaging (Impatiens), dehiscent atau
indehiscent, kapsul (Impatiens), atau drupa (seperti beri, pada
Hydrocera), kapsul pada Impatiens berbentuk loculicidal; biji tanpa
endosperm.
Famili ini terdiri dari 2 genus yaitu Impatiens dengan sekitar 450
spesies di Asia dan Afrika tropis dan beberapa temperata, dan Hydrocera,
1 spesies dari India sampai Jawa.

151
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Contoh
Impatiens balsamina (Inai air)*, tanaman pekarangan, daun dapat
digunakan untuk zat warna, dan dapat dimakan, Impatiens mirabilis,
tanaman pekarangan, Impatiens platypetala (Inai air), tanaman
pekarangan

ORDO APIALES

Araliaceae
(Mangkok-mangkokan)
Karakter Spesifik
Pohon atau perdu, kadang-kadang liana. Daun berselang-seling
atau berhadapan, sering tersusun spiral dalam roset yang rapat pada
ujung ranting; tunggal atau majemuk; pangkal melebar atau agak
berbentuk pelepah. Bunga aktinomorfik, bunga majemuk payung atau
bongkol, yang akan terhimpun lagi sampai payung majemuk atau malai;
bakal buah inferus, beruang 1-5. Buah buni atau batu.

Deskripsi
Pohon (berkayu lunak berbatang tebal), perdu, liana; herba, sering
berambut bintang dan kadang-kadang berduri. Daun tersebar, jarang
berhadapan atau dalam lingkaran, majemuk pinnatus atau palmatus atau
terbagi; petiolus melebar dan ada pelepah, kadang-kadang ada tonjolan
stipula.
Bunga kebanyakan dalam umbela yang dapat tersusun dalam
berbagai tipe perbungaan lagi, jarang dalam rasemus, spika atau
kapitulum, bi- atau uniseksual, aktinomorf atau yang terluar kadang-
kadang zigomorf; calix biasanya berupa gigi-gigi kecil di puncak bakal
buah; corolla (3-)5(-12), lepas (jarang bersatu di bawah atau
membentuk kaliptra), cepat jatuh; stamen umumnya sebanyak dan
berselangan dengan corolla, jarang banyak; bakal buah 2-5 (-banyak)
karpel, ruang sebanyak karpel; bakal biji 1 tiap ruang. Buah drupa atau
bakka, jarang schizocarp; biji dengan endosperm yang berminyak.
Famili ini terdiri dari sekitar 70 genus dengan 700 spesies,
tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, sedikit di temperata, genus
yang besar adalah Schefflera (150) spesies, Oreopanax (100) dan
Polyscias (75).

Contoh
Nothopanax scutellarium (daun N. filisifolia*,
mangkokan),
tanaman pagar/tanaman hias; Tetrapanax papyriferus, empulur
batangnya untuk pembuatan kertas; Hedera helix (klimop), tanaman
hias; Scheflera longicaudata*.

152
BAB VII

Apiaceae
(pegagan-peganan)
Karakter Spesifik
Biasanya herba biennial atau perennial, batang berlipat dan
berongga, silindris. Daun berselang-seling dan bergabung, memeluk
batang pada pangkal. Bunga majemuk payung; bunga simetris,
pentamerous dan epiginus, terdapat piringan madu disekililing stigma.
Buah cremocarp (schizocarpus).

Deskripsi
Herba atau setengah perdu, jarang perdu atau pohon berkayu
lunak, yang aromatis. Daun tersebar, jarang berhadapan; majemuk atau
terbagi pinnatus, palmatus atau trifoliolatus, jarang tunggal; biasanya
dengan pelepah yang lebar, ada atau tidak ada stipula.

Bunga dalam umbela komposita, umbela, (bisa tereduksi menjadi


bunga tunggal), kapitulum, jarang dichasium; bi- atau uniseksual;
aktinomorf atau zigomorf, umumnya pentamer; calix umumnya
berbentuk cincin di puncak bakal biji; corolla lepas, piggirnya melekuk ke
dalam; stamen berselangan dengan corolla, tumbuh di atas diskus; bakal
buah 2 karpel membentuk bakal buah inferus, 2 ruang, stylus 2, lepas,
sering dasarnya membengkak membentuk stilopodium; bakal biji 1 tiap
ruang. Buah skhizokarpium terdiri dari 2 merikarpium yang memisah
ketika masak, biji dengan kulit biji menyatu dengan perikarp, endosperm
berminyak.
Famili ini terdiri dari sekitar 300 genus dengan 3000 spesies,
hampir kosmopolit, terbanyak di daerah temperata utara dan
pegunungan tropis.

Contoh
Centela asiatica* (pegagan), Hydrocotyl javanica* (Pegago
ambun).

SUB KELAS VI. ASTERIDAE

Sub kelas Asteridae sangat besar. Famili asteraceae (Compositae)


terdiri sekitar satu per tiga dari keseluruhan spesies, menjadikannya
famili terbesar dari subkelas Magnoliopsida. Asteridae kebanyakan
berupa herba atau tanaman berkayu, walaupun semua tipe habit
ditemukan pada Subkelas ini. Bunga biasanya dalam 4- atau 5- lingkaran
dengan corolla yang simpetal, Bunga majemuk dengan berbagai tipe,
biasanya tipe head pada Asteraceae (Compositae), dimana kebanyakan
bunga kecil berkelompok dekat dan mucul dalam bentuk unit. Stamen
biasnya sebanyak lobus corolla (atau lebih sedikit), berselingan , dan
filamen yang menyatu dengan corolla.
Dibandingkan dengan subkelas lainnya, Asteridae memiliki pollen
yang beragam dengan tipe polinasi yang paling unik, Pistil majemuk dan

153
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

biasanya terdiri atas 2 (kadang 3-5) carpel yang, menyatu. Letak bakal
buah superior dan inferior, dengan hypanthium yang sedikit terpisah.
Buah berupa achene, berri atau kapsul. Kelompok ini biasanya
menghasilkan bahan kimia iridoid, tetapi dengan sedikit betalain, alkaloid
benzyl-isoquinoline, ellagic acid, dan tannin
Ditemukan pada subkelas lainnya. Fosil Asteridae pertama kali
ditemukan pada zaman Tertary, dengan fosil pollen berasal dari Paleosin
yang diletakkan dalam apocynaceae. Kebanyakan fosil, tidak diteliti
hingga zaman Oligosin.
Sub kelas Asteridae dikelompokkan kedalam 11 ordo, 49 famili dan
Sekitar 60.000 spesies.

Tabel 11. Daftar nama odo dan famili dalam sub kelas Asteridae
Ordo 1. Gentianales 4. Globulariaceae
Famili 1. Loganiaceae* 5. Myoporaceae
2. Gentianaceae* 6. Orobanchaceae
3. Saccifoliaceae 7. Gesneriaceae*
4. Apocynaceae* 8. Acanthaceae*
5. Asclepiadaceae* 9. Pedaliaceae*
Ordo 2. Solanales 10. Bignoniaceae*
Famili 1. Duckeodendraceae 11. Mendonciaceae
2. Nolanaceae 12. Lentibulariaceae*
3. Solanaceae* Ordo 7. Campanulales
4. Convolvulaceae* Famili 1. Pentaphragmataceae
5. Cuscutaceae 2. Sphenocleaceae
6. Retziaceae 3. Campanulaceae*
7. Menyanthaceae 4. Stylidiaceae
8. Polemoniaceae 5. Donatiaceae
9. Hydrophyllaceae* 6. Brunoniaceae
Ordo 3. Lamiales 7. Goodeniaceae
Famili 1. Lennoaceae Ordo 8. Rubiales
2. Boraginaceae* Famili 1. Rubiaceae*
3. Verbenaceae* 2. Theligonaceae
4. Lamiaceae* Ordo 9. Dipsacales
Ordo 4. Callitrichales Famili 1. Caprifoliaceae*
Famili 1. Hippuridaceae 2. Adoxaceae
2. Callitrichaceae 3. Valerianaceae
3. Hydrostachyaceae 4. Dipsacaceae
Ordo 5. Plantaginales (Morinaceae)
Famili 1. Plantaginaceae* Ordo 10. Calcyerales
Ordo 6. Scrophulariales Famili 1. Calcyeraceae
Famili 1. Buddlejaceae Ordo 11. Asterales
2. Oleaceae* Famili 1. Asteraceae*
3. Scrophulariaceae*

Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

154
BAB VII

ORDO GENTIANALES

Loganiaceae
(Tembusu-tembusuan)
Karakter Spesifik
Pohon, perdu, liana atau herba; berambut tunggal, berbentuk
bintang atau berbentuk ”head” berkelenjar. Daun tunggal; berhadapan;
pertulangan menyirip, jarang menjari; stipula interpetiolar.
Bunga majemuk simosa atau thyrsiform (jarang rasemus atau
spika). Buah selalu superior; kering atau berdaging, terkadang buah
batu; biji 1 sampai banyak dengan endosperm banyak sekali.

Deskripsi
Pohon, perdu, liana atau herba. Daun berhadapan, tunggal; stipula
ada, sering berupa interpetiolar, kadang-kadang tereduksi menjadi hanya
garis interpetiolar.
Bunga tunggal atau dalam simosa, biseksual; umumnya
aktinomorf; calix 4-5 bersatu; corolla bersatu membentuk tabung dengan
4-5(-15) lobus; stamen sebanyak dan berselangan dengan lobus corolla,
epipetal; bakal buah 2-3 karpel; bakal buah superus (jarang
semiinferus), ruang sebanyak karpel; bakal biji banyak tiap ruang,
plasenta aksilaris. Buah kapsul atau baka, jarang drupa; biji kadang-
kadang bersayap, endosperm dengan cadangan minyak protein, sakarosa
dan hemiselulosa.
Famili ini terdiri dari sekitar 20 genus dengan 500 spesies,
tersebar di daerah tropis dan subtropis, sedikit di temperata. Genus yang
terbesar adalah Strychnos (150-200 spesies). Famili Budlejacaceae
sering termasuk dalam famili Loganiaceae, tetapi dalam sistim
kelasifikasi dari Cronquist bahkan masuk dalam ordo yang berbeda yaitu
Schropulariales.

Contoh
Fagraea carnosa Jack., F. Acuminatissima Merr., F. Fragrans Roxb.,
F. Gigantea Ridley; Norrisia maior Soler.; Norrisia malaccensis Gardn;
Spigelia anthelmia*.

Hubungan Evolusi
Loganiaceae baru-baru ini telah direvisi untuk Flora Malesiana.
Gaertnera Lamk. Ditempatkan kedalam Loganiaceae. Para author
terdahulu memasukkan Loganiaceae kedalam Rubiaceae-Psychotrieae
karena persamaan dalam struktur bunga, stipula, habit, anatomi dan
adanya raphid.

Gentianaceae
(Bisah-bisahan)

Karakter Spesifik
Perdu, sering pahit. Daun pada tumbuh-tumbuhan air berdiri

155
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

serupa akar atau tersebar, pada tumbuh-tumbuhan darat berhadapan.


Bunga tunggal atau majemuk payung; aktinomorf, jarang zigomorfik;
calix berdaun lebat, tidak rontok; corolla berdaun lekat; stamen
tertancap pada corolla. Buah kotak, sering membuka dalam 2 katup,
jarang serupa buah buni.

Deskripsi
Herba, jarang perdu; sering bersimbiosis dengan mikorhiza (ada
yang sangat mikotropik, daun tereduksi dan tanpa klorofil). Daun
berhadapan, jarang dalam lingkaran atau tersebar; tunggal (pada yang
tanpa klorofil tereduksi menjadi sisik); tanpa stipula.
Bunga tunggal atau dalam simosa; biseksual; jarang uniseksual,
aktinomorf; calix 4-5 (-12) membentuk tabung; corolla 4-5(-12)
membentuk tabung; stamen sebanyak dan berselangan dengan corolla,
epipetal, diskus nektar sekeliling bakal buah; bakal buah 2 karpel, 1
ruang, plasenta parietal, superus. Buah kapsul, jarang baka; biji dengan
endosperm.
Terdiri dari sekitar 75 genus dengan 1000 spesies, kosmopolit
terutama di daerah temperata, subtropis dan tropis pegunungan.

Contoh
Crawfurdia blumii, Gentiana malayana.

Apocynaceae
(Kamboja-kambojaan)

Karakter Spesifik
Biasanya memanjat, perdu atau pohon; bergetah putih. Daun
biasanya berhadapan. Calix terbagi hampir pada dasar, corolla berbentuk
tabung ramping atau berbentuk corong, stamen menempel pada corolla.
Buah folikulus atau berri.

Deskripsi
Pohon, perdu, herba atau liana, jarang sukulen; bergetah putih.
Daun umumnya berhadapan atau kadang-kadang dalam lingkaran,
tunggal; stipula tidak ada atau jarang kecil dan interpetiolar.
Bunga dalam simosa, rasemosa atau tunggal; biseksual,
aktinomorf, umumnya (4) 5 lingkaran kecuali pada bakal buah; calix
bersatu, imbrikatus, sering terdapat kelenjar pada bagian dalam tabung;
corolla bersatu, imbrikatus, sering terdapat kelenjar pada bagian dalam
tabung; corolla bersatu membentuk tabung, lobus konvolutus, jarang
imbrikatus, sering membentuk tonjolan di dalam tabung; stamen
sebanyak dan berselangan dengan lobus corolla, epipetal; bakal buah 2(-
8) karpel, superus, 2 ruang, kadang-kadang membentuk 2 bakal buah
dengan 1 stylus; bakal biji 2-banyak tiap ovarium atau tiap plasenta.
Buah dari berbagai tipe; biji dengan endosperm yang berminyak.

156
BAB VII

Famili ini mempunyai sekitar 200 genus dengan 200 spesies,


tersebar di daerah tropis dan subtropis, sedikit di temperata.

Contoh
Nerium, Thevetia dan Tabernamontana, dibudidayakan sebagai
tanaman hias/tanaman pagar; Adenium coetanum*; Alamanda
catartica*; Catharanthus roseus*; Tevetia peruviana*; Nerium indicum
digunakan untuk racun tikus; kayu dari Plumeria digunakan untuk bahan
alat musik fluet, batang akar digunakan untuk obat cuci perut; Cabang
dari Ichnocarpus digunakan untuk keranjang dan jala pancing; Rauwolfia
serpentina, akar digunakan untuk menurunkan tekanan darah; Wrightia
tinctoria digunakan untuk mengobati gigitan ular; Lochnera digunakan
untuk diabetes.

Hubungan Evolusi
Apocynaceae berkerabat sangat dekat dengan Asclepiadaceae
pada banyak karakter seperti adanya jaringan vascular bicollateral,
tabung getah dan karakter buah dan lain-lain. Perbedaannya karena
mempunyai stilus tunggal, tidak ada korona, stamen bebas dan tidak ada
penghubung. Hallier memasukkan Asclepiadaceae dengan Apocynaceae
dan turunannya kedalam kelompok Linaceae. Bessey etc. Menganggap
bahwa kedua famili ini berbeda dan memasukkannya kedalam ordo
Gentianales. Huchinson (1948) memasukkan Apocynaceae kedalam ordo
Apocynales

Asclepiadaceae
(biduri-bidurian)

Karakter Spesifik
Herba, perdu, atau pohon. Daun berhadapan. Calix berlobus
dalam, salah satu corolla atau stamen atau keduanya bertambah dengan
bermacam-macam bentuk korona tunggal atau double, filamen sangat
pendek atau tidak ada, anthera menempel pada pistil membentuk
ginostegium.

Deskripsi
Liana, herba merambat, herba, perdu, jarang pohon; kadang-
kadang sukulen dengan daun yang tereduksi; bagian di bawah tanah
sering berdaging. Daun berhadapan atau dalam lingkaran, jarang
tersebar; tunggal; stipula tidak ada atau tereduksi.
Bunga dalam simosa (sering umbelliform) atau rasemosa;
biseksual, aktinomorf, dengan lima lingkaran kecuali untuk bakal buah,
entomofili; calix imbrikatus atau valvatus sedikit bersatu di bawah;
corolla simpetal membentuk tabung, konvolutus, imbrikatus atau
valvatus, filamen tertanam pada tabung corolla, lepas atau bersatu
dalam sekeliling stylus, anthera bersatu dan melekat pada kepala stylus
yang menebal, kombinasi filamen, anthera dan stylus membentuk tabung
yang disebut ginostegium, corolla biasanya tumbuh baik berbentuk

157
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

petaloid, kait atau tanduk muncul dari dasar filamen, serbuk-serbuk


polen membentuk masa polinia di dalam teka, polinia dihubungkan oleh
translator yang terdiri dari tangan (”arms”) dan korpuskulum (”glands”);
bakal buah 2 karpel membentuk 2 bakal buah yang terpisah dengan 2
stylus yang bersatu pada kepala stylus, superus; 1-lebih bakal biji pada
plasenta yang marginal. Buah 2 folikulus yang lepas; biji pipih dan
berambut panjang, endosperm berminyak.
Famili ini terdiri dari sekitar 250 genus dengan 2000 spesies,
tersebar di daerah tropis dan subtropis terutama Afrika, sedikit di
temperata.

Contoh
Ceropegia bulbosa, dapat dimakan mentah maupun dimasak
terlebih dahulu; Dischia rafflesiana*; Hoya diversifolia*; akar yang
manis dari Pentatropis juga dapat dimakan; Batang dari Calotropis dan
Marsdenia akan menghasilkan serat yang kuat dan biasa digunakan
untuk membuat tali-temali dan benang; Asclepia dan Gyptostegia,
merupakan tanaman hias; Calotropis digunakan untyuk mengobati
disentri; Akar dari Asclepias digunakan untuk obat cuci perut/pencahar.

Hubungan Evolusi
Famili Asclepiadaceae berkerabat sangat dekat dengan
Apocynaceae, yang dapat dibedakan dengan corolla mempunyai katup,
stamen gynandrous, karpel bebas, tipe polen dan sistem polinasi yang
berbeda.

ORDO SOLANALES

Solanaceae
(terung-terungan)

Karakter Spesifik
Herba, perdu atau pohon kecil. Bunga pentamer, beraturan, banci,
calix dan corolla menyatu; stamen epipetalous, bakal buah bicarpel,
syncarpous, superior. Buah berri.

Deskripsi
Herba, perdu, liana atau pohon kecil; mempunyai rambut dari
berbagai tipe. Daun tersebar; tunggal, kadang-kadang terbagi, majemuk
pinnatus atau trifoliolatus; stipula tidak ada.
Bunga biasanya biseksual, dalam berbagai tipe perbungaan
dengan dasar simosa; kadang-kadang tunggal, aktinomorf atau zigomorf;
calix (4) 5 (6) bersatu, persisten; corolla (4) 5 (6) bersatu membentuk
tabung; stamen epipetal, sebanyak dan berselangan dengan corolla,
kadang-kadang hanya 4, diskus nektar biasa terdapat sekeliling dasar
bakal buah; bakal buah umumnya 2 karpel, superus, 2 ruang, kadang-
kadang 4 atau (3-5) ruang; bakal biji (1-) banyak tiap ruang, plasenta

158
BAB VII

aksilaris. Buah bakka, kapsul atau drupa, endosperm umumnya


berminyak dan berprotein, jarang berpati, atu jarang tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 85 genus dengan 2800 spesies, hampir
kosmopolitan tetapi perkembangan yang terbaik adalah di Amerika
Selatan, genus yang dominan adalah Solanum (1400 spesies).

Contoh
Umumnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan tanaman
hias. Capsicum annum L. (cabe merah, lado), C. frutescens L. (cabe
rawit, lado kutu)*; Cestrum nocturnum L (bunga sedap malam);
Cypomadra betacea Miers (taruang virus); Datura metel L. (kecubung);
Lycopersicum esculentum Mill. (tomat); Nicotiana tobacum L. (tembakau)
di gunakan dalam bahan rokok; Physalis minima L*. (latuik-latuik);
Solanum tuberresum (kentang), S. melongena (terung), S. torvum
Swart. (rimbang)*.

Hubungan Evolusi
Berbagai botanis sistematik mempunyai pendapat yang beragam
tentang posisi sistematik famili ini. Engler meletakkan famili ini di bawah
sub ordo Solaninae dari ordo Tubiflorae. Bessey seperti Bentham dan
hooker meletakkan famili ini pada ordo Polemoniales. Menurut Hailier
Solanaceae adalah famili primitif dari Tubiflorae yang bersamaan dengan
Scrophulariaceae mempunyai kemiripan dengan Linaceae, Wettestein,
berdasarkan kekerabatan famili Solanaceae dan Convovulaceae,
meletakkan famili ini bersamaan dengan Tubiflorae, Rendle memasukkan
famili ini pada Tubiflorae tetapi tidak memasukkan famili convolvulaceae
dan meletakkannya di bawah ordo Convolvulales.
Famili ini berkerabat dengan Scrophulariaceae melalui Brunfelsia
dan beberapa tanaman lainnya yang memiliki Corolla Zygomorph,
dengan 4 atau 2 stamen yang berbeda pada corolla yang actinomorph,
stamen pentamer dan plasenta oblique. Juga memiliki hubungan yang
dekat dengan Boraginiaceae karea memiliki daun berselingan, bunga
reguler dan stamen pentamer, Solanaceae mirip dengan Convovulaceae
karena keberadaan floem intra-xylari, calix yang persisten, corolla yang
berputar dan septum false.

Convolvulaceae
(Kankung-kankungan)
Karakter Spesifik
Herba annual atau perennial, seringkali memanjat. Daun tunggal;
berselingan. Bunga dalam simosa; biseksual, berbentuk pentamer; calix
5, persisten; Corolla berlobus, berbentuk corong; stamen 5, pada dasar
tabunga corolla; bakal buah bicarpel, syncarpous plasenta sumbu.

Deskripsi
Herba yang melilit, memanjat atau menjalar, jarang eprdu atau
pohon. Daun tersebar; tunggal; stipula tidak ada.

159
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Bunga dalam dikhasium atau tunggal, jarang dalam rasemus atau


panikula; biasa ada sepasang braktea atau involukrum; biseksual, jarang
uniseksual, pentamer kecuali bakal buah; calix imbrikatus, lepas atau
bersatu di bawah; corolla simpetal sering berbentuk corong, aktinomorf,
konvolutus (terputar) searah jarum jam waktu kuncup; stamen sebanyak
dan berselangan dengan lobus corolla, melekat ke dasar tabung corolla,
filamen sering tidak sama panjang, diskus nektar umum terdapat
sekeliling dasar bakal buah; bakal buah 3 (3-5) karpel, bakal buah
superus, ruang sebanyak karpel; bakal biji 2 tiap karpel. Buah umumnya
kapsul, biji dengan endosperm mengandung minyak, protein dan
hemiselulosa.
Famili ini terdiri dari sekitar 50 genus dengan 1500 spesies,
tersebar paling baik di daerah tropis dan subtropis, genus yang tersebar
adalah Ipomoea (400 jenis) diikuti Convolvulus (200).

Contoh
Ipomoea aquatica (kankung) di gunakan sayur, I. batatas (ubi
jalar) umbinya dimakan karena kandungan gula dan karbohidrat yang
tinggi dan diolah menjadi pasta untuk mengobati gigitan kalajengking, I.
palmata Forst*, I. sepiaria*, I. pescapre (L.) Sweet tumbuhan menjalar
di pantai; Merremia peltata Merr. ; Quamoclit pinnata Boj.

Hubungan Evolusi
Bentham dan Hooker meletakkan famili ini pada ordo Polemoniales
yang didalamnya juga termasuk famili Solanaceae, Polemoniaceae dan
Boraginaceae, Engler meletakkan famili ini pada subordo Convolvulinae di
bawah ordo Tubiflorae, Baik wettestein dan Rendle beranggapan bahwa
famili ini memiliki kekerabatan dengan Malvales atau Geraniales. Rendle
menyetujui pendapat Engler yang menyertakan ini sebagai suatu
kekerabatan. Famili Convolvulaceae berhubungan dengan
Polemoniaceae, Boraginiaceae dan Hydrophyllaceae. Famili ini juga mirip
dengan Solanacae berdasarkan formasi septumnya, calix yang persistent,
struktur corolla dan floem intraxillary,. Berdasarkan kesamaan
Solanaceae dan Convolvulaceae, maka famili ini diletakkkan pada ordo
Solanales.

ORDO LAMIALES
Boraginaceae
(Kendal-kendalan)

Karakter Spesifik
Herba, perdu atau pohon. Daun tunggal; berselang-seling;
berambut. Bunga biseksual dan terbagi menjadi 5 bagian; stamen 5,
menempel pada corolla; bakal buah 2 atau 3 karpel, syncarpous. Buah
kapsul.

160
BAB VII

Deskripsi
Herba, perdu atau pohon, jarang liana. Daun tersebar jarang
berhadapan; tunggal; tanpa stipula.
Bunga dalam simosa atau tunggal; biseksual, aktinomorf, (4) 5
(6)-mer kecuali bakal buah; calix lepas atau bersatu; corolla bersatu
membentuk cawan, tabung atau corong; stamen sebanyak dan
berselangan dengan lobus corolla, epipetal, ada atau tanpa diskus; bakal
buah umumnya 2 karpel, bakal buah superus, dengan segmen sebanyak
2 kali karpel; bakal biji 1 tiap segmen, pada sub famili Boraginoideae
(sub famili terbesar); bakal buah 4 lobus dengan stylus yang ginobasis.
Buah drupa, nuks atau kapsul, biji dengan atau endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 100 genus dengan 2000 spesies,
kosmopolit terutama Amerika Utara, Laut Tengah sampai Asia.

Contoh
Cordia dichotoma Forst. (Nunang)*, Untuk perekat pada kerajinan
tangan. Heliotropium indicum L. (Tusuk konde), Messerschmidia argentea
Johnst., dapat dimakan.

Verbenaceae
Karakter Spesifik
Herba, perdu atau pohon. Daun tunggal atau majemuk dan tanpa
stipula. Bunga majemuk dengan bermacam-macam tipe seperti simosa,
rasemosa atau spika, bunga tidak sama besar dan epipetal.

Deskripsi
Herba, perdu, liana atau pohon, kadang pada hutan bakau
(Avicennia); kadang berduri, rambut dari berbagai tipe; tidak aromatis
atau kadang berbau mirip anggota Lamiaceae. Daun berhadapan atau
dalam lingkaran, kadang tersebar; tunggal atau majemuk pinnatus atau
palmatus; stipula tidak ada.
Bunga dalam spika, panikula, simosa, ada braktea atau
involukrum; biseksual jarang uniseksual, umumnya zigomorf; calix (4) 5
(-8) bersatu; corolla (4) 5 (-8) bersatu, imbrikatus, sering berbentuk
tabung memanjang dengan bibir yang melebar, kadang-kadang
bilabiatus; stamen sering 4 (kadang-kadang didinamus) jarang hanya 2
dengan staminodia, epipetal, ada atau tidak ada diskus; bakal buah 2
karpel, 2 ruang yang jadi 4 karena septa semu, atau 4-5 karpel dengan
menjadi 8-10 ruang; 1-2 bakal biji tiap ruang. Buah drupa, nuk atau
kapsul; biji umumnya tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 100 genus dengan 2600 spesies,
pantropis, sedikit sekali di daerah temperata. Genus terbesar adalah
Clerodendrum (400 spesies), Verbena (250), Vitex (250), Premna (200)
dan Lantana (150).

Contoh

161
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Stachytarpeta indica Vahl., S. jamaicensis, digunakan untuk obat.


Vitex negundo , V. pubescens Vahl., V. trifolia L., bahan obat. Tectona
grandis L.f., penghasil kayu. Avicennia alba Bl., digunakan untuk bahan
sabun. Callicarpa cana L., C. longifolia Lam., C. tomentosa Murr.,
dimanfaatkan untuk obat. Clerodendron fallax Lindl., C. incisum
Klotzsch., C. nutans Wall., C. paniculatum L.*, tanaman hias. Duranta
erecta L., tanaman pagar/tanaman hias. Lantana camara L.*, untuk obat
dan rempah-rempah.

Hubungan Evolusi
Verbenaceae berkerabat dekat dengan Labiatae dan dapat
dibedakan berdasarkan bakal buah yang tidak terbagi, stilus pada
terminal dan biasanya bunga majemuk tidak vertisilaster. Beberapa ahli
botani merasa bahwa genus Avicennia harus dipisahkan dalam status
yang berbeda dari Verbenaceae berdasarkan anatomi kayunya,
percabangan yang articulate, plasenta terletak bebas di tengah dan bakal
bijinya lurus serta tegak.

Lamiaceae
(Paci-pacian)
Karakter Spesifik
Herba atau perdu; batang dan cabang bersudut 4. Daun
berhadapan atau berkarang, perbungaan vertisillaster. Bunga biseksual,
zigomorfik dan berbibir 2; stamen 2 pasang dengan panjang yang tidak
sama dan menempel pada corolla; bakal buah 2 karpel, syncarpous,
quadrilocular karena sekat yang salah, stilus menempel pada gynobase
maupun karpel.

Deskripsi
Herba atau perdu, jarang pohon, dengan berbagai tipe rambut.
Daun berhadapan atau dalam lingkaran; tunggal atau majemuk pinnatus;
stipula tidak ada.
Bunga dalam simosa, vertisilaster, spika atau kapitulum; ada
brakteola, bi- atau uniseksual; calix umumnya persisten, berbentuk
tabung dengan 5 lobus, kadang-kadang bilabiatus; corolla simpetal,
sangat zigomorf, 5 lobus yang imbrikatus, kebanyakan bilabiatus;
stamen 4 didinamus, epipetal, diskus umumnya terdapat sekeliling dasar
bakal buah yang superus; bakal buah 2 karpel, tapi tiap karpel terbagi
longitudinal sehingga terdapat 4 segmen bakal buah yang lepas dan
hanya disatukan oleh stylus yang ginobasis atau bakal buah dengan 4
lobus pada sepertiga panjangnya sehingga stylus tidak ginobasis; bakal
biji 1 tiap lobus bakal buah. Buah nuks dengan perikarp yang keras,
jarang drupa; biji dengan endosperm sedikit atau tidak ada.
Famili ini terdiri dari sekitar 200 genus dengan 3200 spesies,
kosmopolitan tetapi paling banyak di sekitar Laut Tengah dan ke timur
sampai Asia Tengah, genus yang besar adalah Salvia (500 spesies),
Hyptis (350), Coleus (200), Scutellaria (200), Plectranthus (200).

162
BAB VII

Contoh
Famili ini banyak bermanfaat untuk obat tradisional,
bumbu/rempah-rempah, pewangi dan tanaman hias. Coleus aromaticus
Benth., untuk perasa/perencah, Coleus atropurpureus Benth., dapat
dimakan, obat, tanaman hias, Coleus hiybridus*. C. tuberosus Benth.,
dapat dimakan, Hyptis brevipes Poit.*, dapat dimakan, H. suaveolens
Poit., digunakan untuk obat dan rempah-rempah, Occimum basilicum L.,
O. Sanctum L., digunakan untuk obat dan rempah-rempah, Orthosiphon
aristatus*, O. grandiflorus Bold., digunakan untuk obat.

ORDO PLANTAGINALES
Plantaginaceae
(Kiurat-kiuratan)
Karakter Spesifik
Herba jarang setengah perdu. Daun basal tersebar; tunggal;
sering berseludang; tanpa stipula. Bunga dalam spika atau kapitulum,
dengan braktea, tanpa brakteola, aktinomorf; biseksual, tetramer;
corolla simpetal; stamen sebanyak dan berselangan dengan lobus
corolla; bakal buah 2 karpel, bakal buah superus, ruang 1-2, bakal biji 1-
banyak tiap ruang. Buah kapsul, achene atau nuks; biji dengan
endosperm.

Deskripsi
Herba perennial (atau annual). Daun roset radikal, tanpa stipula,
rata atau bertoreh, tangkai daun berlapis pada dasar.
Bunga aksilaris; tangkai spika atau ”head”, jarang (sub) tunggal,
kecil; biseksual atau bunga jantan, protoginus, berjumlah 4; calix
berlobus dalam 4-fid, pinggiran bergores atau rata, persisten; corolla
panjang persisten, bergoresan, aktinomorfik, 4 lobus, lobus menyatu
pada kuncup; stamen 1-4, berselingan dengan segmen corolla, filamen
keras pada kuncup, kemudian terulur panjang, subequal, anthera 2
ruang, ruang membuka longitudinal; bakal buah terapung, 2 ruang;
bakal biji beruang1 sampai tak hingga, menempel pada sekat, stilus
filiformis, stigma kecil. Buah berdinding tipis, membuka secara
transversal; berbiji 2 sampai tak hingga, biji menempel membentuk
perisai.
Famili ini terdiri dari 3 genus yaitu Plantago yang kosmopolit,
sekitar 250 spesies, Littorella yang akuatik 3 spesies dan Bougueria, 1
spesies.

Contoh
Plantago major L., (Ki urat)* tumbuhan ini dimanfaatkan untuk
obat tradisional.

163
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

ORDO SCROPULARIALES
Oleaceae
(Melati-melatian)

Karakter Spesifik
Memanjat, semak atau pohon kadang-kadang memanjat. Daun
berhadapan jarang tersebar; tunggal atau majemuk pinnatus, trifoliolatus
atau unifoliolatus; stipula tidak ada.

Deskripsi
Bunga dalam simosa tetapi sering membentuk rasemus atau
panikula, kadang-kadang tunggal; aktinomorf, bi- atau uniseksual; calix
kecil, 4(-15) lobus atau tidak ada; corolla simpetal, 4 lobus yang
imbrikatus, valvatus atau konvolutus, jarang sampai 12 lobu; stamen
umumnya 2, jarang 4, epipetal; bakal buah 2 karpel, 2 ruang, superus;
bakal biji umumnya 2 tiap ruang, kadang-kadang 1-4, jarang banyak,
plasenta aksilaris, discus kadang-kadang terdapat sekeliling dasar bakal
buah. Buah kapsul, samara, bakka, atau drupa; biji dengan atau tanpa
endosperm.
Famili ini terdiri dari dari sekitar 30 genus dengan 600 spesies,
hampir kosmopolit tetapi paling banyak di Asia dan Malesia, genus yang
besar adalah Jasminum (200 spesies) dan Chionanthus (125 termasuk
Linoceira).

Contoh
Jasminum sambac Ait (Melati)* sudah umum dikenal dan telah
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Scropulariaceae
Karakter Spesifik
Batang tegak, herbaceous, terbaring pada tanah, atau merambat,
daun tersebar atau berhadapan; tunggal. Bakal buah superus, 2 ruang.
Buah kapsul.

Deskripsi
Batang tegak, herbaceus, terbaring pada tanah atau merambat;
berkas pembuluh kolateral. Daun tersebar atau berhadapan, jarang
dalam lingkaran; tunggal; kadang-kadang terbagi pinnatus; tanpa
stipula.
Bunga dalam berbagai tipe perbungaan simosa atau rasemosa,
kadang-kadang tunggal; biseksual, zigomorf; calix (2) 4-5 lobus yang
imbrikatus atau valvatus; stamen epipetal berselangan dengan lobus
corolla, umumnya 4 yang fungsional, kadang-kadang 5 atau 2, diskus
yang unilateral atau berbentuk cincin umum terdapat sekeliling dasar
bakal buah; bakal buah 2 karpel, superus, 2 ruang; bakal biji 2-lebih per
ruang, plasenta aksilaris. Buah kapsul, jarang bakka atau skhizocarp, biji
dengan endosperm yang berminyak.

164
BAB VII

Famili ini terdiri dari sekitar 190 genus dengan 4000 spesies,
kosmopolit tetapi terbanyak di temperata dan pegunungan tropis.

Contoh
Russelia, Veronica, Linaria dan Anthirrinum merupakan tanaman
hias. Digitalis digunakan sebagai bahan obat penyembuh stimulan
jantung; Lindernia ciliata (Colsm.) Pennell tumbuh liar sebagi gulama;
Scoparia dulcis L. (rumpuik merica); Striga asiatica (L.) O.K; Torenia
violaceae (Azaola) Pennell tumbuhan liar tetapi sudah banyak dijadikan
tanaman hias.

Hubungan Evolusi
Hailier (1905) berpendapat bahwa famili ini merupakan famili yang
primitif pada Tubiflorae dan berkerabat dengan Globulariaceae dan
Lentibulariaceae. Bessey menyatakan bahwa Scropulariaceae merupakan
kelompok Scropulariales yang maju, yang kemungkinan berasal dari
Bignoniaceae. Paulofollia membentuk hubungan antar famili
Scrophulariaceae dengan Bignoniaceae. Engler meletakkan famili ini di
bawah ordo Solaninae dari Tubiflorae. Bentham dan hooker meletakkan
famili ini di bawah ordo Personales di antara polemoniales dan lamiales.
Famili ini secara keseluruhan merupakan Solanaceae namun ciri khas
bunganya menempatkan famili ini pada tribus Salpiglossidae. Tetapi
pembuluh kolateral, corolla non zygomorphic , reduksi pada stamen
posterior dan carpel median memisahkannya dari tribus Salpiglossidae.
Scrophulariaceae mirip dengan Gesneriaceae dan Orbancheace tetapi
berbeda pada ovary yang bilocular. Famili ini menunjukkan hubungan
kekerabatan dengan Pedaliacee dan Bignonaceae tetapi berbeda pada
keberadan biji endospermik. Famili ini berhubungan dengan Acanthaceae
dan Labiatae tetapi juga terpisah pada daun yang berselingan, ketiadaan
braktea dan karakter corolla, ovary dan buah,

Gesneriaceae
Karakter Spesifik
Herba atau setengah perdu, kadang-kadang liana atau epifit.
Bunga aksilar atau terminal semu, stamen epipetal umumnya 4, plasenta
parietalis.

Deskripsi
Herba atau setengah perdu, kadang-kadang liana atau epifit. Daun
berhadapan; bergigi; jarang dalam lingkaran atau tersebar, kadang-
kadang semua sama atau satu dari sepasang tereduksi, kadang-kadang
semua di dasar; umumnya tunggal; stipula absen.
Bunga tunggal, atau dalam perbungaan simosa atau rasemosa,
biseksual; zigomorf; calix 5 lepas atau bersatu membentuk tabung;
corola simpetal, 5 lobus, umumnya bilabiatus; stamen epipetal umumnya
4, diskus ada atau tidak ada; bakal buah 2 karpel, 1 ruang dengan
plasenta parietalis atau seperti Monophyllaea plasenta bersatu di tengah

165
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

sehingga ada 2 ruang; bakal biji banyak. Buah kapsul atau bakka, biji
dengan endosperm berminyak atau tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 120 genus dengan 2500 spesies,
pantropis dengan beberapa terdapat di temperata..

Contoh
Banyak jenis yang telah dimanfaatkan sebagi tanaman hias, tetapi
jenis liar di alam masih banyak dijumpai, seperti Aechynantus magnifica
Stapf..; Agalmyla stamiena Bl. Sering ditemukan dipegunungan;Chirita
asperifolia (Bl.) Burtt.; Cyrtadra arborescens Bl., C. decurens de Vr, C.
dissimilis Clarke, C. fenestrata Clarke, C. holodasys Miq., C. pendula Bl.,
C. peltata Jack, C. Teysmanii*; Cyrtandromoea angustifolia C.B.Cl.;
Didymocarpus crinita Ohwi; Epithema saxile*; Rhyncoglosum obliquum
Bl*; Monophyllea hirtella Miq., M. horsfiledii R. Br. Marga Monophyllea
termasuk salah satu tumbuhan specifik untuk daerah batu kapur
(”limestone”).

Acanthacae
(Jeruju-jerujuan)
Karakter Spesifik
Tumbuhan ini biasanya herba atau perdu terkadang liana, sering
membelit, jarang pohon. Bunga banci. Buah masak pecah secara
memanjang di awalai dari ujung buah.

Deskripsi
Herba atau perdu terkadang liana, sering membelit, jarang pohon.
Daun berhadapan atau tersebar; tunggal, kadang-kadang berduri; stipula
absen.
Bunga dalam perbungaan simosa atau rasemosa, kadang-kadang
tunggal; ada braktea dan brakteola yang sering petaloid; biseksual; calix
sinsepal, (4) 5 (-16) lobus yang imbrikatus atau valvatus; corolla
simpetal, aktinomorf sampai zigomorf, umumnya bilabiatus dan 5 lobus,
imbrikatus atau konvolutus; stamen epipetal berselangan dengan lobus
petal, biasanya 4 atau 2 berpasangan, sisanya staminodia; bakal buah 2
karpel, superus; 2 bakal biji per ruang, jarang sampai 10. Buah kapsul;
biji biasanya tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 250 genus dengan 2500 spesies,
tersebar luas di daerah tropik, sedikit di temperata. Genus yang besar,
Justicia (termasuk Beloperone, 300 spesies), Ruellia (250), Barleria
(250), Strobilanthes (200), Thunbergia (200)..

Contoh
Adrogarphis paniculata (Sambiloto, Ampadu tanah)* bahan obat
tardisional untuk dysentri dan diare; Justicia betonica Linn*, digunakan
sebagai bahan untuk menyebuhkan bengkak. Justicia bracteata Ridl,
digunakan sebagai bahan dalam jamu untuk mengobati diarrhoea, J.
aurea; Rostellularia sundana Bremek; Ruellia brevifolia; Sanchezia nobilis

166
BAB VII

Hook.f.; Thunbergia alata Boj.*, digunakan sebagai bahan obat untuk


mengobati sakit kepala, T. erecta tanaman hia.

Hubungan Evolusi
Kebanyakan botanis setuju untuk meletakkan Acanthaceae sebagai
takson tersendiri yang merupakan bagian dari Scophulariaceae atau
nenek moyang dari Scophulariaceae. Bentham dan hooker dan beberapa
taksonomis lainnya beranggapan bahwa famili ini merupakan yang paling
maju pada kemlompok Personales. Engler meletakan famili ini pada
subordo Acanthinae tepat di bawah Tubiflorae. Bessey memasukkan
famili ini pada Scrophulariales
Famili ini memperlihatkan kekerabatan dengan Bignonaceae dan
menunjukkan hubungan dengan Scrophulariales, tetapi terdapat
perbedaan pada posisi prominen braktea dan brakteolus, kalix yang
imbrikatus, ovary beaked, biji tidak ada endosperm dan embrio yang
melengkung. Famili ini juga mirip dengan Albiatae dan Verbenaceae.
Acanthaceae adalah pedaliaceae yang memiliki bunga zygomorph dan
buah alami

Bignoniacae
(Tui-tuian)
Karakter Spesifik
Pohon, perdu atau liana yang membelit atau memanjat dengan
sulur, jarang herba. Bunga umumnya besar.

Deskripsi
Daun berhadapan atau dalam lingkaran, jarang tersebar; tunggal
atau majemuk pinnatus, bipinnatus, trifoliolatus atau palmatus; anak
daun terujung kadang-kadang menjadi sulur; stipula absen.
Bunga, dalam berbagai tipe perbungaan rasemosa atau simosa;
ada braktea dan brakteola; biseksual; calix sinsepal umumnya 5 lobus
kadang-kadang bilabiatus; corolla simpetal, zigomorf, sering bilabiatus, 5
lobus, imbrikatus atau valvatus; stamen epipetal, berselangan dengan
lobus corolla, umumnya 4 berpasangan, 1 staminodium atau tidak ada,
atau 2 fertil 3 steril, jarang 5 fertil, diskus sering terdapat sekeliling bakal
buah; bakal buah 2 karpel, superus, 2 (1 atau 4) ruang; bakal biji
banyak per ruang. Buah kapsul atau baka; biji pada kapsul umumnya
bersayap, endosperm umumnya tidak ada.
Famili ini mempunyai lebih dari 100 genus dengan sekitar 800
spesies, tersebar terutama di daerah tropis, sangat baik di Amerika
tropis.

Contoh
Arrabidaea magnifica Sprague. Anemopaegma scandens
Mello;Nyctocalos brunfelsiaeflorus T & B Oroxylum indicum (L.) Vent.
(juluak-juluak hantu) tunas muda dimasak dan dijadikan bahan

167
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

makanan; Radermachera pinnata (Blanco) Seem (Sungkai). Spatodea


campanula*.

Hubungan Evolusi
Engler meletakkan famili ini pada ordo Tubiflorae diantara
Scrophulariaceae dan Pedalliaceae, Hailier menyatakan famili ini
merupakan bagain dari Scropulariaceae dan seperti Engler meletakkan ke
dalam Tubiflorae, Wettestein beranggapan bahwa famili Bignoniaceae
lebih maju tetapi berkerabat dengan Scrophulariaceae dan Gesneriaceae.
Bentham dan Hooker meletakkan famili ini pada kelompok Personales
pada seri Bicarpellate, Famili ini berbeda dengan famili lainnya
berdasarkan ketiadaan endosperm pada biji, struktur buah dan biji yang
bersayap

Lentibulariacae
Karakter Spesifik
Herba akuatik atau tumbuh di tempat basah; insektivora; akar
pada substrat atau tidak berakar dan melayang di dalam air. Annual atau
perennial, mengapung atau teresterial tahap perlindungan.

Deskripsi
Herba akuatik atau tumbuh di tempat basah. Daun umumnya
tunggal; tersebar atau basal roset. Bunga tunggal atau dalam rasemus
memiliki braktea; biseksual; terminal atau aksilar; calix 4-5, persisten
sinsepal, connate; corola simpetal, 5 lobus, zigomorf atau subzigomorf,
bilabiatus, imbrikatus; stamen umumnya 4 atau 2, didinamus; diskus
tidak ada; bakal buah 2 karpel; bakal buah superus, 1 ruang; bakal biji
banyak per ruang; Buah kapsul; biji tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari 5 genus dengan sekitar 200 spesies,
kosmopolit, genus terbesar adalah Utricularia (sekitar 150 spesies), di
kawasan malesia hanya terdapat genus Utricularia.

Contoh
Utricularia bifida L. banyak dijumpai di air tergenang, kecil, bunga
kuning.

ORDO CAMPANULALES

Campanulaceae
(Gunda-gundaan)
Karakter Spesifik
Herba, Daun tunggal. Bunga majemuk rasemosa dan simosa; calix
dan corolla bersatu membentuk tabung; jumlah stamen sama dengan
lobus corolla.

168
BAB VII

Deskripsi
Umumnya herba, kadang-kadang berkayu. Daun tunggal;
tersebar; jarang berhadapan; stipula absen.
Bunga dalam berbagai tipe perbungaan simosa atau rasemosa;
biseksual, jarang uniseksual, umumnya 3, 5, 10; lobus calix imbrikatus;
corolla membentuk tabung, lobus valvatus, aktinomorf atau zigomorf;
stamen sebanyak dan berselangan dengan lobus corolla, filamen
menempel ke discus atau ke dasar corolla, lepas atau bersatu; bakal
buah 2-5 karpel, bakal buah inferus, jarang semiinferus atau superus,
umumnya ruang sebanyak karpel; bakal biji banyak pada plasenta
aksilaris (jarang parietalis). Buah kapsul atau baka; biji banyak,
endosperm berminyak atau bertepung.
Famili ini terdiri dari sekitar 70 genus dengan 2000 spesies,
kosmopolit terutama di temperata, subtropis dan tropis pegunungan.

Contoh
Isotoma longiflora Pressl*. tumbuhan liar yang banyak ditemukan
dan bunganya dimanfaatkan sebagai obat mata katarak; Lobellia
suculenta Bl. biasanya ditemukan di daerah dataran tinggi.

Goodeniaceae
(Gabus-gabusan)
Karakter Spesifik
Daun tunggal, berselingan. Bunga tunggal atau dalam berbagai
bentuk majemuk; diketiak daun, zygomorf, calix membentuk tabung, 5
lobus; corolla berbentuk tabung; putih; bakal buah 6 ruang, buah drupa
atau kapsul; biji gepeng.

Deskripsi
Herba kecil, jarang perdu atau pohon kecil, tidak bergetah. Daun
tunggal, berselingan, warna hijau muda.
Bunga tunggal atau dalam berbagai bentuk majemuk; diketiak
daun, zygomorf; calix membentuk tabung, 5 lobus; corolla berbentuk
tabung, putih; stamen 5 atau dalam torus atau bebas, anther 2 ruang;
bakal buah 6 ruang, stylus 1. Buah drupa atau kapsul, biji gepeng, punya
albumen.

Contoh
Scaevola frutescens Krause. (Ambuang-ambuang lawuik,
Merambong, Sea-Lettuce) tumbuh di pantai; Goodenia koningsbergeri
(Back.) Back. ex Bold.

169
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

ORDO RUBIALES
Rubiacae
(Kopi-kopian)
Karakter Spesifik
Pohon, perdu, liana atau herba. Daun tunggal; punya stipula
interpetiolar. Bunga dalam perbungaan simosa; corolla membentuk
tabung, bakal buah umumnya inferus

Deskripsi
Pohon, perdu, liana atau herba. Daun umumnya berhadapan
dengan interpetiolar stipula yang sering bersatu atau kadang-kadang
dalam lingkaran (interpetiolar stipula berubah menjadi daun dan
jumlahnya bertambah); pada permukaan dalam stipula umum terdapat
kolleter yang menghasilkan lendir dan melindungi pertumbuhan kuncup.
Bunga jarang tunggal; biseksual, jarang uniseksual; calix
umumnya 4-5 lobus, sering kecil, pada Mussaenda ada lobus yang
membesar dan berwarna; corolla dengan (3) 4-5 (8-10) lobus, valvatus,
imbrikatus atau konvolutus, aktinomorf atau zigomorf; stamen sebanyak
dan berselangan dengan lobus corolla, diskus sering terdapat; bakal buah
2 (jarang 3-5 atau lebih) karpel, ruang sebanyak karpel dengan plasenta
aksilaris atau 1 ruang dengan plasenta parietalis (seperti pada Gardenia),
stylus 1 dengan stigma berlobus atau berbentuk kepala. Buah kapsul,
baka, drupa atau schizokarpium; biji dengan endosperm berlemak atau
beramilum atau hemiselulosa, kadang-kadang tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 450 genus dengan 6500 spesies,
tersebar di daerah tropis dan subtropis, ada juga yang umum di
temperata utara, genus yang terbesar adalah Psychotria (700 spesies).

Contoh
Coffea arabica L. (Kopi), C. robusta Linden (Kopi)*; Gardenia
carinata Wall. (Pacah piring) tanaman hias; G. corymbosa K. Schum
(Ulai-ulai); Ixora chinensis Lam., I. coccinea L. (bunga soka), I.
javanica*. umum ditemukan sebagai tanaman hias; Mirmecodia
tuberosa*; Morinda citrifolia L. (Mengkudu, Pace) tanaman obat;
Musaenda sp. (Bunga nusaindah) tanaman hias; Ophiorriza communis
(garaman kancia) digunakan sebagai bahan obat untuk mengobati batuk
atau sebagai pengruang rasa sakit. O. singaporensis, O. Major; Uncaria
gambir Roxb. (Gambir) tanaman industri.

Hubungan Evolusi
Englker meletakkan famili ini di bawah Rubiales diantara
Plantaginales dan Cucurbitales. Bentham dan Hooker memasukkan famili
Rubiaceae pada seri Inferae dan setelah Compositae.
Famili Rubiaceae berkerabat dekat dengan Umbellales
(Caornaceae) dalam kepemilikin umbel cymose yang berbentuk bunga
majemuk, epygini. Famili ini juga berkerabat dengan Adoxnaceae dan
Caprifloraceae (Takhtajan) berdasarkan ovary yang inferior. Famili ini

170
BAB VII

membentuk hubungan dengan Compositae karena bentuk mahkota


Compositae yang mirip dengan mahkota Rubiaceae dan Dimacaceae

ORDO DIPSACALES

Caprifoliacae
Karakter Spesifik
Perdu atau liana. Daun berhadapan; tanpa stipula. Bunga dalam
simosa atau campuran; calix persisten.

Deskripsi
Perdu atau liana, kadang-kadang pohon kecil, jarang herba. Daun
berhadapan; tunggal; stipula umumnya tidak ada atau kecil sekali
melekat pada dasar petiolus.
Bunga dalam berbagai tipe perbungaan simosa atau campuran;
umumnya ada brakteola; biseksual; umumnya (4) 5 seri untuk calix,
corolla dan androesium; calix umumnya kecil, persisten dan bertambah
besar setelah pembuahan; corolla simpetal, imbrikatus atau valvatus,
aktinomorf atau zigomorf, kadang-kadang berbibir dua, bagian bawah
dari tabung corolla sering menghasilkan nektar; stamen epipetal,
berselingan dengan lobus corolla, kadang-kadang hanya 4 atau 2
meskipun corolla pentamer; bakal buah 2-5 (-8) karpel; bakal buah
inferus atau semiinferus, ruang sebanyak karpel, plasenta aksilaris; bakal
biji 1-banyak tiap ruang, stylus 1. Buah kapsul, bakka atau drupa; biji
dengan endosperm yang berdaging dan berminyak.
Famili ini terdiri dari sekitar 15 genus dan 400 spesies, terutama di
daerah temperata utara atau boreal, dan pegunungan tropis.

Contoh
Sambucus canadensis* sebagai hiasan, tanaman pagar; Viburnum
sambucinum Bl. (sitapuang, baliak angin).

ORDO ASTERALES

Asteraceae
(Sembung-sembungan)

Karakter Spesifik
Herba atau perdu, jarang pohon. Perbungaan dalam kapitulum
dengan 1-banyak bunga (floret) yang duduk pada dasar bunga bersama
dikelilingi oleh involukrum; calix termodifikasi menjadi pappus yang
berbentuk macam-macam rambut atau sisik-sisik. Buah achene; biji
berminyak

171
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Deskripsi
Daun tersebar atau berhadapan, jarang dalam lingkaran; tunggal;
piggir daun rata, bergerigi sampai terbagi atau daun majemuk; stipula
tidak ada.
Kapitulum tersebut terlihat seperti 1 bunga dan disebut
pseudanthium; kapitulum-kapitulum kemudian tersusun dalam berbagai
tipe perbungaan atau tunggal; dasar bunga bersama dapat berbentuk
cawan, kerucut atau bulat; setiap bunga dapat mempunyai braktea
berbentuk selaput (disebut palea), rambut-rambut keras atau tanpa
braktea.
Bunga bi- atau uniseksual, aktinomorf atau zigomorf; corolla 5,
bersatu, dapat berbentuk tabung dengan 5 lobus, pita dengan tabung
pendek di dasar dan 3-5 gigi di ujung, atau bilabiatus dengan bibir atas
mempunyai 3 lobus dan bibir bawah 2 lobus; stamen (4) 5, epipetal,
anthera hampir selalu bersatu (epipetal), filamen lepas, sering stamen
lebih dulu masak daripada filamen (bunga protandri); bakal buah 2
karpel, 1 ruang; 1 bakal biji, bakal buah inferus, stylus bercabang
2;suatu kapitulum dapat membawa bunga pita dan bunga tabung; bunga
pita terletak di pinggir, umumnya steril, bunga tabung di tengah
misalnya pada Tithonia, Aster, semuanya bunga pita, misalnya pada
Sonchus, Taraxacum, semuanya bunga tabung, misalnya pada Ageratum,
Crassocephalum, semuanya bunga berbibir dua, misalnya pada Gerbera.
Buah dengan pappus yang persisten, jarang yang gugur, endosperm
sering dikatakan tidak ada, tapi kadang-kadang terdapat sebagai lapisan
piggir yang sangat tipis, hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Famili Asteraceae mempunyai lebih dari 1100 genus dan sekitar
20.000 spesies, kosmopolitan, tetapi terbaik perkembangannya di daerah
temperata dan subtropis yang bukan hutan lebat. Genus yang besar
antara lain Senecio (1500 spesies), Vernonia (900), Hieracium (800),
Euphatorium (600), Centaurea (600), Artemisia (400).

Contoh
Anggota dalam famili ini umumnya digunakan sebagi tanaman hias
dan obat tradisional. Aster, Zinnia, Dalia, Crysantemum, Calandula dan
Chartamus, Adenostemma digunakan sebagai bahan pencelup pakaian..
Ageratum conyzoides L. (babandotan, rumput kambiang)* obat
tradisional; Artemisia vulgaris L. (ganjo lalai) digunakan sebagai bahnan
obat untuk mengobati luka; Bidens pilosa L. (ambuang-ambuang
pinjaik); Blumea balsamifera DC (sembung, capo); Crysanthemum
sinense Sab (bunga crisan, bungo sarunai); Cosmos caudatus H.B. et. K
(bungo cik ayam)*; Dahlia hybrida*; Eclipta alba Hassk (urang-aring);
Elepanthopus scaber L. (tapak bumi); Enhydra fluctuans Lour
(sikarau)salah satu bahan dalam ramuan obat penawar pengobatn
tradisionla masyarakat minangkabau; Gerbera aurantiaca Sch. Tanaman
hias; Helianthus annus (Bunga Matahari)* merupakan tanaman hias;
Lactuta sativa L. (sawi) daunnya dimakan; Spilanthes paniculata*, S.
acmela Murr (gatang) salah satu bahan dalam pengobatan sakit gigi.

172
BAB VII

Hubungan Evolusi
Semua taksonomis setuju bahwa famili ini merupakan famili yang
paling maju dari semua famili dikotil lainnya. Menurut Small, Benthnam
dan Hnooker dan Willis , karakter dari famili ini sangat jelas, sehingga
tidak perlu bingung untuk penempatannya, namun famili ini memiliki
sedikit kemiripan dengan Calyceraceae dan Dispaceae

173
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

KELAS LILIOPSIDA (MONOCOTYLEDONS)

Liliopsida umumnya herbaceus, sedikit anggotanya yang berkayu


dan tidak mempunyai jaringan kambium intrvasculer; ikatan pembuluh
primer tersebar atau dalam 2 atau lebih lingkaran; vessel umumnya tidak
ada pada batang tetapi ada dalam akar. Mempuyai sistem perakaran
serabut. Daun umumnya tunggal, mempunyai tulang daun yang paralel
atau intra-parallel (kadang pinnate atau palmatae), pinggir daun
umumnya rata; dasar daun biasanya membentuk pelepah yang
membalut batang. Periathium bunga secara normal kelipatan 3 (jarang 2
atau 4), atau tereduksi pada ukuran atau tidak ada. Benang sari 3 atau
6, dengan pollen pada umumnya uniaperturate (monosuculent) atau
turunan dari uniaperturate (jarang triaperturate). Pistil kebanyakan
gambungan dari 3 carpel, sedikit yang mempunyai sedikit atau banyak
carpel. Biji dengan 1 cotyledon.
Liliopsida terdiri dari 5 subkelas, 19 ordo, 65 famili, dan sekitar
50,000 species.

Sub Kelas I. Alismatidae Sub Kelas IV. Zingiberidae


Sub Kelas II. Arecidae Sub Kelas V. Liliidae
Sub Kelas III. Commelinidae

SUB KELAS I. ALISMATIDAE

Merupakan suatu kelompok tumbuhan aquatic atau semi-aquatic,


kadang-kadang tidak mempunyai klorofil dan berasosiasi denganjamur
mycorhiza. Daun pada umumnya alternatus, tunggal, dan tulang daun
paralel, dengan lembaran daun yang langsing. Bunga kecil sampai reltif
besar, beraturan atau tidak, bekelamin sempurna atau unisexual,
hypogynous atau epigynous; bunga majemuk mempnyai type yang
bervariasi dan biasanya dilindungi oleh spatha. Sepals dan daun bunga 3
(jarang lebih atau kurang). Stamen 1-banyak. Putik tunggal 1-banyak
biasanya dari carpel yang berbeda (jarang yang menyatu 2-3 carpel);
locules 1;ovules 1-banyak; ovary superior atau inferior. Buah umumnya
folicle, sedikit achene atau drupa. Biji pada umumnya tidak mempunyai
endosperm.

Tabel 12. Daftar nama odo dan famili dalam subkelas Alismatidae
Order 1. Alismatales 4. Potamogetonaceae*
Family 1. Butomaceae* 5. Ruppiaceae
2. Limnocharitaceae 6. Najadaceae*
3. Alismataceae* 7. Zannichelliaceae
Order 2. Hydrocharitales 8. Posidoniaceae
Family 1. Hydrocharitaceae* 9. Cymodoceaceae
Order 3. Najadales 10. Zosteraceae
Family 1. Aponogetonaceae Order 4. Triuridales
2. Scheuchzeriaceae Family 1. Petrosaviaceae

174
BAB VII

3. Juncaginaceae 2. Triuridaceae

Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO ALISMATALES
Butomaceae
(Kalayau-kalayauan)
Karakter Spesifik
Herba, daun muncul dari akar, kadang-kadang muncul pada
bagian atas pedunculus, petiolus panjang, petal 3, saling bebas, stamen
8 atau lebih, dikelilingi oleh staminodia atau tidak sama sekali, buah
yang kering pecah sepanjang suture (garis persambungan bakal buah).

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perenial atau herba annual. Daun
muncul dari akar, kadang-kadang muncul pada bagian atas pedunculus,
petiolus panjang, daun tunggal, tidak berbagi, tepi rata, pertulangan
daun melengkung, hydatoda membengkak dan berbagi, pangkal petiolus
berpelepah, ukuran sedang.
Bunga aktinomorfik, banci, aksilaris, pedunculus panjang, bunga
majemuk tipe payung, jarang berupa bunga tunggal. Sepal 3,
terpisah/bebas, berwarna hijau, persistent. Petal 3, bebas/terpisah,
berwarna, petal seringkali mucul sesudah masa anthesis dan sepal
menjadi lansing. Stamen 8 atau lebih, dikelilingi oleh staminodia atau
tidak sama sekali, bebas/terpisah. Filamen pipih secara dorsal. Anthera
melekat pada pangkal (basifik) terdiri dari 2 lokus; lokus pecah secara
longitudinal setelah buah masak. Ovari 6 hingga banyak, bebas namun
seringkali sangat banyak dan rapat. Stigma berjumlah 1 tiap ovari,
sessile (melekat langsung tanpa adanya tangkai) atau muncul dari
tangkai stilus yang pendek. Ovulum atau bakal biji banyak. Buah kering,
terdiri dari 6-banyak karpel yang tipis dan berdaging. Buah yang kering
pecah sepanjang suture (garis persambungan bakal buah), biji 6-banyak,
berukuran kecil. Embrio berbentuk menyerupai sepatu kuda, tidak
memiliki albumen atau kulit ari.

Contoh
Limnocharis flava (L) Buchenau (Genjer, kalayau), daun muda
dan bunganya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran, makanan ternak
dan pupuk hijau

Alismataceae
Karakter Spesifik
Herba akuatik, daun mengelompok pada bagian pangkal, tersebar,
memiliki pelepah, lembaran daun berbentuk elip, sagitatus atau hastatus,

175
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

kadang-kadang lembaran daun mengalami reduksi (untuk kelompok yang


hidup di perairan dalam), memiliki tangkai daun yang melebar.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba akuatik (hidup di lingkungan perairan
rawa), perenial dengan rizom. Daun mengelompok pada bagian pangkal
batang, tersebar, berpelepah, lembaran daun berbentuk elip, sagitatus
atau hastatus, kadang-kadang tereduksi (terutama yang hidup di air
dalam) dengan tangkai daun yang melebar.
Bunga majemuk tersusun dalam 3 lingkaran, setiap bunga
mempunyai braktea, hipoginous, aktinomorfik, biseksual atau uniseksual.
Sepal 3, imbricata, berwarna hijau. Petal 3, imbricata, biasanya berwarna
putih, stamen berjumlah 6 – banyak Jika stamen berjumlah 6 tersusun
dalam 1 lingkaran, jika stamen banyak maka, tersusun dalam beberapa
lingkaran. Gynaesium 3, 6 atau banyak karpel yang bersatu di bagian
bawah, setiap karpel mempunyai 1 stigma, ovule 1- beberapa di setiap
karpel. Buah achene atau folikulus, biji tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 12 genus dengan 75 spesies,
kosmopolit tetapi banyak dijumpai di belahan bumi utara.

Contoh
Sagittaria sagittifolia L (Ubi Kaladi)*, Sagitta montevidensis Cham.
anggota dalam genus Alisma dan Sagittaria dimanfaatkan sebagai
tanaman hias.

Hubungan Evolusi
Menurut Dahiya (1979), famili ini merupakan famili yang paling
primitif dalam kelompok monokotil. Bentham dan Hooker menyatakan
bahwa famili ini memiliki hubungan kekerabatan dengan Najadaceae.

ORDO HYDROCHARITALES

Hydrocharitaceae
Karakter Spesifik
Herba, seluruh bagian tumbuhan terendam atau sebagian muncul
dari permukaan air, akar menempel pada substrat atau kadang-kadang
melayang; daun mengelompok pada bagian akar (roset akar), tersebar,
berhadapan atau tersusun dalam lingkaran, seringkali memiliki pelepah
atau memiliki stipula yang melebar pada bagian pangkal, selalu dijumpai
adanya sisik-sisik di sebelah dalam pelepah.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perennial (jarang annual), tumbuh di
air tawar atau di air laut, seluruh bagian tumbuhan terendam atau
sebagian muncul dari permukaan air, akar menempel pada substrat atau
kadang-kadang melayang. Daun mengelompok pada bagian akar (roset
akar), tersebar, berhadapan atau tersusun dalam lingkaran, seringkali

176
BAB VII

memiliki pelepah atau memiliki stipula yang melebar pada bagian


pangkal, selalu dijumpai adanya sisik-sisik di sebelah dalam pelepah,
memiliki petiolus atau tidak ada sama sekali, pertulangan daun
melengkung atau sejajar.
Bunga tunggal atau bunga majemuk tipe simosa dengan 1-2
braktea yang lepas atau bersatu membentuk spatha yang sesil atau
bertangkai panjang, aktinomorfik atau mendekati zigomorfik, uniseksual
atau biseksual. Sepal 3, lepas atau tidak berlekatan. Petal 3, lepas,
melekat kepada puncak ovari atau membentuk hipantium, kadang-
kadang tidak memiliki petal (apetal). Stamen 2 atau 3 atau sampai
banyak, yang tersusun dalam 1-beberapa lingkaran masing-masing 3
helai. Bagian stamen yang terdalam atau terluar kadang-kadang menjadi
staminodia (modifikasi stamen yang steril/tidak menghasilkan pollen).
Staminodia bernektar. Gynaesioum terdiri dari 3-6 karpel membentuk
ovari yang inferus, 1 ruang. Buah kering atau berdaging, membuka tidak
teratur, terendam dalam air, biji beberapa sampai banyak, tanpa
endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 15 genus dengan 100 spesies,
kosmopolit.

Contoh
Hydrilla verticillata (L.f) Royle (Jariamum), digunakan sebagai
pakan ikan.

Hubungan Evolusi
Menurut Dahiya (1979), famili ini berkerabat dengan Butomaceae
namun dapat dibedakan berdasarkan karakter ovari yang inferior dan
karakter spatha. Miki (1937) mengemukakan bahwa bahwa
Hydrocharitaceae merupakan nenek moyang dari Najadaceae didasarkan
atas karakter ovari yang inferior. Sedangkan Uhl mengemukakan
pendapat yang berbeda bahwa Hydrocharitaceae dengan karakter
perianthium yang berkembang dengan baik, plasenta paietal, banyak
karpel dapat dinyatakan lebih dekat kepada Butomaceae.

ORDO NAJADALES

Aponogetonaceae

Karakter Spesifik
Herba akuatik yang perennial, memiliki umbi, rizom atau kormus,
akar melekat pada substrat, daun berada di dasar permukaan air,
petiolus panjang, terdapat adanya sisik-sisik intra vaginal, bunga
majemuk spika, muncul dari permukaan air.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba akuatik yang perennial, memiliki umbi,
rizom atau kormus, akar melekat pada substrat. Daun berada di dasar

177
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

permukaan air, petiolus panjang, terdapat adanya sisik-sisik intra


vaginal.
Bunga majemuk spika, muncul dari permukaan air, spatha cepat
luruh, bunga berukuran kecil, hipoginus, biseksual jarang uniseksual.
Tepal (1) 2 (-6) lepas, sering persisten dan petaloid. Stamen umumnya
berjumlah 6 tersusun dalam 2 lingkaran, lepas, kadang-kadang jumlah
stamen hingga 25, yang tersusun dalam 3-4 lingkaran. Ginaesium (9) 3-
6 (-9) karpel, bersatu pada sekitar 2/3 panjangnya. Ginaesium terpisah
kalau masak. Ovule (1) 2-8. Buah folikel dan biji tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari satu genus tunggal (monotipik) yaitu genus
Aponogeton dengan sekitar 40 spesies, berasal dari daerah tropis lama
dan Afrika Selatan.

Contoh
Bermanfaat untuk hiasan akuarium. Aponogeton fenestralis Hook.f.
batangnya dijadikan bahan makanan. Aponogeton echinatus
dimanfaatkan sebagi tanaman hias.

Potamogetonaceae
Karakter Spesifik
Herba perennial yang akuatik, akar melekat pada substrat, rizom
menjalar. Bunga terminal, uniseksual atau biseksual, berukuran sangat
kecil, Anther beberapa, sessile.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perennial yang akuatik, akar melekat
pada substrat, memiliki rizom yang menjalar. Daun umumnya tersebar,
mempunyai seludang yang berkembang dengan baik, kadang-kadang
semua bagian daun terendam dalam air, daun berbentuk jarum atau pita,
seringkali bagian daun yang teratas terapung dengan petiolus yang
panjang dan lembaran daun yang melebar.
Bunga majemuk spika yang berdaging, sedikit muncul di
permukaan air. Bunga berukuran kecil, aktinomorfik, biseksual, perhiasan
bunga terdiri dari 4 tepal, lepas/ tidak berlekatan. Bunga memiliki taji
yang pendek, valvatus. Stamen berjumlah 4, berhadapan dengan tepal,
dasarnya melekat pada taji. Ginaesium 4 karpel, lepas, berselangan
dengan stamen, masing-masing dengan stilus yang pendek atau stigma
yang sesil. Buah achene atau drupa, buah terapung di air dengan biji
tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari genus tunggal Potamogeton yang kosmopolit
dengan sekitar 100 spesies.

Contoh
Potamogeton malaianus Miq., Potamogeton octandrus Poir.,
Potamogeton oblongus Viv., Potamogeton natans L. (Lidah tiuang).

178
BAB VII

Najadaceae
Karakter Spesifik
Herba yang terendam di air tawar atau kadang-kadang air payau,
akar melekat pada substrat.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perairan. Akar melekat pada substrat.
Daun hampir tersusun berhadapan atau tersusun dalam lingkaran,
linearis, memiliki satu pertulangan daun, pinggir daun rata dan bergerigi,
sedikit melebar dan berpelepah di bagian bawah.
Bunga berjumlah 1 hingga beberapa pada ketiak daun, uniseksual,
dioeceus. Bunga jantan seringkali memiliki involucrum yang berbentuk
seperti sisik-sisik. Stamen 1, bunga betina tidak memiliki perhiasan
bunga. Ovari 1, memiliki 1 lokus, 1 ovule. Buah nux dengan perikarp
yang tipis, biji tanpa endosperm.
Famili ini mempunyai genus tunggal Najas dengan sekitar 35 jenis
yang kosmopolit.

Contoh
Najas minor All., Najas browiana Rendle, Najas indica (Wiild.)
Cham., Najas tenuifolia (Koch) De Wilde, Najas maleisiana De wilde,
Najas graminea Del.

SUB KELAS II. ARECIDAE

Subkelas ini merupakan salah satu kelompok yang cukup besar


yang terdiri dari sekitar 5600 sepcies pada 5 famili dlam 4 ordo. Lebih
dari setengah dari speciesnya terkelompok dalm famili Arecaceae, yakni
Palmae. Merupakan suatu kelompok sangat variasinya yang meliputi
tumbuhan berbunga yang paling kecil di dunia, Wolffia ( dengan diameter
1-2 mm), dan juga Liliopsida yang paling besar ( monocots) di dunia,
Palm.
Arecidae meliputi tumbuh-tumbuhan herba, semak, pohon, dan
liana. Penampilan kelompok ini dimulai dari dari yang kecil, thallus yang
mengapung, pada famili Lemnaceae, sampai yang besar, berkayu
(pertumbuhan sekunder berbeda dibanding dicotyl) pohon Arecaceae
(Palmae). Daun umumnya alternatus (tidak pada Lemnaceae) atau basal
dengan tulang daun paralel, tetapi beberapa ordo palmatus atau
pinnatus, berlobus atau campuran. Bunga pada beberapa taxa relative
kecil, mengumpul dalam suatu spadix, dan dilindungi oleh bractea sperti
daun, spatha ( pada famili Araceae). Beberapa bunga berjumlah 3 (3
sepals, 3 daun bunga), tetapi dengan perianth yang lain tereduksi atau
tidak ada. Benang sari rangenya mencakup 1-banyak. Putik umumnya
gabungan dari 3 carpel, tetapi baisanya masing-masing carpel tidak
berbeda. Posisi ovary superior, kadang-kadang meragukan antara ovary
dengan dasar bunga yang berdaging. Buah berry, drupa atau buah
majemuk. Endosperm biji biasanya mengandung minyak atau protein,
jarang mengandung kanji.

179
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Ada banyak fosil dari palem dari beberapa grup dalam subkelas ini,
dan telah ditemukan pada Upper Cretacues. Kendati ini, sedikit
kesimpulan taxonomic dapat dibuat.

Tabel 13. Daftar nama odo dan famili dalam subkelas Arecidae
Ordo 1. Arecales Ordo 3. Pandanales
Family 1. Arecaceae* Family 1. Pandanaceae*
Ordo 2. Cyclanthales Ordo 4. Arales
Family 1. Cyclanthaceae Family 1. Acoraceae
2. Araceae*
3. Lemnaceae*
Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO ARECALES

Arecaceae
(Pinang-pinangan)
Karakter Spesifik
Pohon (biasanya tidak bercabang), perdu atau memanjat, dengan daun
mengelompok di ujung batang (roset batang), daun tersebar (sering
terkumpul padat di ujung batang), daun tunggal, terbagi atau daun
majemuk pinnatus atau palmatus; bunga majemuk tipe panikula atau
spadix yang diliputi oleh spatha.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa pohon (biasanya tidak bercabang), perdu
atau memanjat, dengan daun mengelompok di ujung batang (roset
batang), batang bisa tinggi (lebih dari 30 m) atau sangat pendek. Daun
tersebar (sering terkumpul padat di ujung batang), daun tunggal, terbagi
atau daun majemuk pinnatus atau palmatus, memiliki petiolus dengan
pelepah di bawah. Kadang-kadang pada pelepah, petiolus dan atau
lamina terdapat adanya duri.
Bunga majemuk tipe panikula atau spadix yang diliputi oleh
spatha. Bunga uniseksual atau biseksual, monoseus atau dioeseus,
aktinomorfik atau mendekati zigomorfik, tersusun dalam tiga lingkaran.
Sepal 3, lepas atau bersatu, umumnya imbrikatus. Petal 3, lepas atau
bersatu. Pada bunga jantan petal melekat dengan katup yang jelas
(valvatus) dan imbrikatus pada bunga betina. Perhiasan bunga jarang
yang berupa tepal 2 + 2. Perianthium tereduksi atau tidak ada
perianthium sama sekali. Stamen umumnya berjumlah 6 tersusun dalam
2 lingkaran, jarang banyak (-900). Filament lepas, bersatu atau melekat
pada petal (epipetal), sering terdapat staminodia. Gynaesium umumnya
3(-10) karpel bersatu dengan ovari yang superior, 1-3 ruang atau karpel
terpisah (apokarp). Buah bakka atau drupa dengan endocarp yang
melekat atau terpisah dari testa. Biji berjumlah 1 (-10).

180
BAB VII

Famili ini terdiri dari sekitar 200 genus dan 3000 spesies, tersebar
di daerah tropis dan temperata, genus yang terbesar adalah Calamus
(300 lebih spesies) dan Bactris (200 lebih).

Contoh
Banyak jenis pada famili ini dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat,
bahan bangunan, bahan baku minyak, minuman, kerajinan, bahan
makanan dan juga sebagai tanaman hias. Actinorrhytis calapparia
(Pinang sinawa)*; Areca catechu L. (Pinang untuk dimakan); Arenga
pinnata (Wurb.) Merr. (Anau, Biluluak), A. obtusifolia Bl. ex Mart. (Anau
rimbo, Langkok); Borassus flabellifer L. (Lontar); Caryota mitis*;
Calamus manau Miq. (Manau), C. manan Miq. (Manau tabu-tabu), C.
insignis Griff. (Rotan batu), C. caesus Bl. (Rotan dandan), C. horreus Bl.
(Rotan galang), C. fasculatus Roxb. (Rotan galitik), C. didymophyllus
Beec. (Rotan gatah), C. ornatus Bl. (Rotan sago), C. scipoinum Lour.
(Rotan simambu, tabu-tabu); Cocos nucifera L. (Kelapa, Karambia);
Caryota mitis Lour. (Rotan tubeh); Cyrtostachys renda Bl. (Pinang
merah), C. lakka Beec. (Pinang raja); Daemonorops geniculatus Mart.
(Rotan gelang), D. druco Bl. (Rotan jernang), D. barbatus Mart. (Rotan
kalapa), D. hystrix Mart. (Rotan sabuik), D. monosperma Dalz.
(Marunggai lawik); Elaeis guinensis Jacq. (Kalapa sawit); Nipa fruticans
(Nipah); Oncosperma tigillarium (Nibuang); Pinanga sumatrana (Pinang
liar); Teysmannia altifrons Miq. (Atok rimbo); Zalacca converta Griff.
(Asam payo), Caryota mitis (Sampia).

Hubungan Evolusi
Bentham dan Hooker, berdasarkan karakter keberadaan
perianthium, menempatkan famili ini kedalam seri Calycinae. Sedangkan
Engler menempatkannya ke dalam ordo yang kelima berdasarkan
karakter bunganya yang homochlamydous trimeri uniseksual. Rendle
menempatkan famili ini bersama dengan Araceae dan Lemnaceae ke
dalam Spadiciflorae berdasarkan karakter bunga spadik dan bunga
uniseksual. Famili ini berkerabat dekat dengan Liliaceae- untuk kelompok
palmae mirip dengan Dracaena dan Yucca dll berdasarkan karakter habit,
struktur dari pollen dan struktur bunga . Famili ini juga mirip dengan
Araceae karena memiliki tipe bunga spadik, endosperm berjumlah
banyak dan embrio berukuran kecil namun tidak terdapat kesamaan pada
karakter habit dan struktur ovari, buah dan biji. Wettestein setuju
dengan pendapat bahwa Palmae memiliki kekerabatan yang dekat
dengan Pandanacae dalam sejumlah karakter dan Cyclantaceae pada
karakter lainnya.

ORDO PANDANALES

Pandanaceae
(Pandan-pandanan)
Karakter Spesifik
Pohon, perdu atau liana, punya akar tunjang, daun tersusun spiral,

181
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

rapat, linearis, daun punya lekukan (talang) sepanjang daun, pinggir


daun sering berduri, bunga dalam spadix, uniseksual, ditutupi spatha,
buah dengan banyak karpel.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa pohon, perdu atau liana, sering dengan akar
tunjang atau akar udara. Daun dalam 3 atau 4 baris (nampak seperti
dalam spiral karena pertumbuhan spiral dari ujung batang), daun
tunggal, berpelepah, lembaran daun berbentuk pita yang panjang, sering
xeromorfik, seringkali dijumpai adanya duri di pinggir daun dan pada
pertulangan tengah daun.
Bunga majemuk tipe spadik yang diselubungi oleh 1-beberapa
spatha yang besar. Spadix tersusun rasemus atau panikula (Sararanga).
Bunga uniseksual, tanpa braktea atau brakteola (kecuali Sararanga)
sangat terduksi. Bunga jantan tersusun padat dan seringkali dengan
batas yang kurang jelas (terutama pada Pandanus), masing-masing
bunga memiliki 1-banyak stamen. Bunga betina 1- banyak karpel
(sampai 80 pada Sararanga), lepas atau bersatu, tiap karpel memiliki 1
lokus. Ovule 1-banyak tiap ruang, ovari superior, stigma sesil. Buah poli
drupa dengan karpel-karpel yang bersatu, atau buah drupa uni karpel
yang padat, atau buah bakka (Freycinetia). Biji dengan endosperm yang
berminyak.
Famili ini terdiri dari 3 genus, Pandanus (sekitar 500-600 spesies),
Freycinetia (sekitar 180) dan Sararanga (2 spesies), terbanyak di daerah
tropis terutama Malesia dan Madagaskar.

Contoh
Dimanfaatkan untuk anyaman, tanaman hias, seperti Pandanus
tectorius Soland ex Park. (Pandan abu, Pandan putiah)*, Pandanus
furcatus Roxb (Pandan gadang), Pandanus amaryllifolius Roxb., Pandanus
labyrinthicus (Pandan rasam). Pandanus odorus Ridl. (Pandan wangi,
Pandan musang), dimanfaatkan sebagai pewangi air minum atau
makanan, pewangi rambut, penyedap dan pewarna makanan.

ORDO ARALES
Araceae
(Talas-talasan)
Karakter Spesifik
Herbaseus, punya rhizom, daun dengan pelepah memeluk batang,
kadang imbrikatus, petiolos relatif panjang, lamima lebar, bunga tipe
spadix, dengan spatha yang besar, uniseksual, bunga jantan bagian
ujung spadix dan bunga betina bagian bawah.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba dengan rizom, umbi atau kormus,
kadang-kadang perdu memanjat dengan akar udara atau epifit, jarang
akuatik terapung. Daun tersebar, sering semua bagian berada di dasar.
Umumnya dengan pelepah, petiolus dan lamina yang melebar. Daun
tunggal, pinggir daun rata sampai terbagi bahkan daun majemuk (bentuk

182
BAB VII

pedang pada Acorus). Pertulangan daun sejajar, pinnatus sampai


palmatus.
Bunga majemuk tipe spadix, seringkali memiliki bau yang tidak
enak, umumnya dilindungi oleh spatha yang besar dan sering berwarna.
Bunga banyak dan berukuran kecil, tanpa braktea, polinasi dibantu oleh
serangga (terutama lalat) atau angin, biseksual atau uniseksual. Bunga
biseksual tidak memiliki perhiasan bunga atau terdapat 4 atau 6 (8) tepal
yang lepas atau bersatu dalam lingkaran. Pada bunga uniseksual
periantium sangat tereduksi atau bahkan tidak ada perhiasan bunga
sama sekali. Stamen (1-) 4 atau 6 (8), lepas atau bersatu. Filamen
umumnya pendek dan lebar, ginaesium (2) 3 (-15) karpel. Ovarium
superior, memiliki banyak lokus dengan plasenta aksilaris atau 1 lokus
dengan plasenta parietalis. Ovulum 1-banyak per ruang. Buah umumnya
bakka, atau seluruh spadix menjadi buah berganda, biji dengan
endosperm, kadang-kadang tanpa endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 110 genus dengan 1800 jenis, tersebar
terutama di daerah tropis dan subtropis, genus yang besar adalah
Anthurium (500 spesies), Philodendron (250), Arisaema (100) dan
Amorphophallus (hampir 100).

Contoh
Allocassia macrorhiza Schott (Birah), Aglaonema marantifolium Bl.
(Birah air), Amorphophalus titanum*, Amorpophallus campanulatus Bl*.
(Karubuik), Acorus calamus L. (Jariangau); Arisaema anomalum*;
Colocasia antiquorum Schott. (Kaladi), Xanthosoma sagittifolia (Kaladi),
Colocasia esculata (Kaladi aie), Caladium bicolor (Kaladi hias),
Xanthosoma violaceum (Kaladi hitam), Singonium sp. (Kaladi jala),
Xanthosoma sagittifolia (Kaladi piabang), Alocassia longifolia (Kaladi ula),
Schismatoglottis spp. (Kamulau), Allocasia indica (Kamumu), Pistia
stratioites L. (Kiambang); Podolasia stipitata*; Philodendron dan
Dieffenbachia terkenal sebagai tanaman hias, keduanya sangat
berbahaya jika termakan karena memiliki kandungan protein yang
beracun.

Hubungan Evolusi
Bentham dan Hooker mengelompokkan tumbuhan ini ke dalam
Nudiflorae berdasarkan karakter ada atau tidaknya perhiasan bunga.
Berdasarkan ada atau tidaknya kehadiran spatha, Engler menempatkan
famili ini bersama dengan Lemnaceae dalam Sphatiflorae. Rendle
meletakkan famili ini dalam ordo Spadiciflorae termasuk Palmae. Rendle
menghubungkan kedua famili ini karena memiliki bunga spadix, bunga
uniseksual dan struktur biji. Menurut Bessey Araceae dan Palmae
memiliki evolusi yang paralel dari Liliaceae. Lotsy menyatakan bahwa
famili ni bersama dengan Palmae dan Pandanaceae berasal dari
kelompok dikotiledon sama seperti halnya Piperales. Wettestein
menyatakan famili ini sedikit lebih maju daripada Orchidaceae dan
berasal dari Helobiae-Liliflorae.

183
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Lemnaceae
Karakter Spesifik
Herba kecil, mengapung diatas permukaan air tawar akarnya
melayang di bagian atas permukaan, pembiakan umumnya dengan
tunas, bunga uniseksual, bunga ditutupi spatha kecil.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba kecil/sangat kecil, tumbuh mengapung
di air tawar seolah-olah berbentuk seperti talus yang tidak berakar atau
1- beberapa akar tidak bercabang. Tumbuhan berbentuk bulat seolah-
olah seperti lensa. Terdapat adanya kantung reproduksi yang terletak di
tepi permukaan atas dekat ke arah pangkal. pembiakan umumnya
dengan membentuk tunas pada kantung.
Perbungaan (jarang dibentuk) terdapat pada kantung reproduksi
terdiri dari 1-2 bunga jantan dan 1 bunga betina yang diselubungi oleh
spatha yang kecil atau tanpa spatha. Bunga jantan terdiri dari 1 stamen
tanpa perhiasan bunga. Bunga betina dengan 1 ginaesium, 1 lokus, ovule
1-7. Buah dengan 1-4 biji, endosperm tidak ada, kalau ada kecil.
Famili ini terdiri dari 6 genus yang kosmopolit yaitu Lemna (9
spesies), Spirodela (4), Wolffia, angiosperma terkecil (7), Wolffiella (5),
Pseudowolffia (3) dan Wolffiopsis (1).

Contoh
Lemna minor, Lemna gibba, Lemna trisulca, Lemna pulsatilla
(kiambang), Spirosella polyrhiza, Wolffia arhiza, Wolffia brasiliensis.
Genus Lemna digunakan sebagi bahan makanan dan obat-obatan

Hubungan Evolusi
Engler menempatkan famili ini dalam ordo Spathiflorae. Bessey
memasukkan ke dalam Arales, bersamaan dengan famili Araceae dan
Cyclanthaceae. Bentham dan Hooker tetap meletakkan genera ini pada
famili Lemnaceae sebagai anggota dari Aroideae pada seri Nudiflorae.
Keseluruhan struktur dari famili ini menggambarkan ciri habitatnya dan
reduksi yang terjadi. Kebanyakan para ahli botani menyetujui famili
Lemanaceae memperlihatkan degenerasi tunas seperti yang terjadi pada
Araceae yang kemungkinan berasal dari Pistia atau berasal dari beberapa
nenek moyang yang berkerabat dekat. Brooks (1940) berdasarkan
karakter anatomi, sitologi dan morfologi menyimpulkan bahwa
Lemnaceae merupakan hasil evolusi dari PistiaÆ
SpirodellaÆLemmaÆWolfillaÆ Wolffia. Lawrence (1945) menyetujui
bahwa famili ini tidak berkerabat dekat dengan Araceae tetapi
merupakan bagian dari Helobiae. Maheswari (1956) berdasarkan studi
embriologis genus Wolffia menyatakan terdapatnya hubungan
kekerabatan famili ini dengan Araceae. Penelitian terakhir oleh McClure
dan Alston (1966), Lemnaceae menunjukkan kesamaan pada kandungan
flavonoid. Jika Spirodella bisa dianggap sebagai kelompok yang primitif
pada famili dan Wolffia merupakan yang paling maju, maka dapat
diartikan bahwa kandungan flavonoid bisa digunakan dalam pemisahan
genera.

184
BAB VII

SUB KELAS III. COMMELINIDAE


Commelinidae terdiri dari sekitar 15,000-22,000species, yang
ditemukan 16 famili dan 7 ordo. Dua famili Cyperaceae dan Poaceae (
Gramineae) diperkirakan 75-80% dari total jenis.
Kelompok ini terdiri dari tumbuh-tumbuhan herba ( jarang berkayu).
Daunalternate atau bagian ke pangkal lembaran menyempit, umumnya
dengan pelepah di sekitar batang, pelapah tertutup atau terbuka; ligule
mungkin ada yang bergabung dengan lembaran atau pelepah. Bunga
banci atau unisexual, hypogynous, biasanya punya kelenjar madu atau
tidak; penyerbukan dibantu serangga atau angin, kadang-kadang
malakukan menyerbukkan sendiri (apomictic). Periathium biasanya 3
atau 5, tereduksi menjadi sisik atau tidak ada. Benang sari 3 atau 6 (
jarang 1-banyak). Putik penyatuan 2 atau 3 ( kadang 4) carpel,
mempunyai berbagai type placenta,ovules 1-banyak, ovary superior.
Buah umumnya kering. Biji kebanyakan mempunyai material tajin
Di dalam subkelas ini ditemukan variasi struktur dan reduksi
bunga, dantype polinasi, terutama adaptasi terhadap penyerbukan
dengan bantuan angin . Fosil pollen melekat pada kelompok itu telah
ditemukan pada Upper Cretaceous.

Tabel 14. Daftar nama odo dan famili dalam subkelas Commelinidae
Ordo 1. Commelinales Ordo 4. Juncales
Family 1. Rapateaceae Family 1. Juncaceae
2. Xyridaceae* 2. Thurniaceae
3. Mayacaceae Ordo 5. Cyperales
4. Commelinaceae* Family 1. Cyperaceae*
Ordo 2. Eriocaulales 2. Poaceae*
Family 1. Eriocaulaceae* Ordo 6. Hydatellales
Ordo 3. Restionales Family 1. Hydatellaceae
Family 1. Flagellariaceae* Ordo 7. Typhales
2. Joinvilleaceae Family 1. Sparganiaceae
3. Restionaceae 2. Typhaceae
4. Centrolepidacea e

Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO COMMELINALES
Xyridaceae
Karakter Spesifik
Herba, daun roset akar, tersusun dalam 2 baris, imbrikatus, bunga
majemuk spadix, biseksual, calix dimorphik bagian terluar lebih besar,
buah kapsul, biji punya endosperm.

Deskripsi
Herba yang perennial atau annual dengan rhizom, umumnya
tumbuh di tempat basah. Daun roset akar, tersusun dalam 2 baris atau

185
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

spiral, seringkali tersusun tumpang-tindih (ekuitan), berpelepah,


lembaran daun berbentuk pita, silindris atau berbentuk jarum.
Bunga majemuk tipe spadix atau capitulum, setiap bunga punya
braktea, biseksual. Calix 3, satu lembar calix yang terluar berukuran
lebih besar, 2 lagi berbentuk lunas perahu. Corolla 3, lepas, bertaji atau
bersatu membentuk tabung. Stamen 3 berhadapan dengan corolla,
kadang-kadang berselingan dengan staminodia, atau memiliki 6 stamen
yang fertil. Filamen pendek, ginaesium terdiri dari 3 karpel terdiri dari 1-
3 lokus. Ovule 1-beberapa per lokus. Buah tipe kapsul, biji dengan
endosperm.
Famili ini mempunyai 4 genus dengan lebih dari 200 spesies
tersebar di daerah tropis dan subtropis, sedikit di temperata.

Contoh
Xyris indica L. Bermanfaat untuk dibuat anyaman

Commelinaceae
(Gewor-geworan)

Karakter Spesifik
Herba perenial, daun tunggal berpelepah dan memeluk batang;
bunga dalam simosa, dengan braktea besar seperti daun, calix dan
corolla berjumlah masing-masing 3 lembar, bebas, buah kapsul, biji
punya endosperm.
Deskripsi
Herba perennial atau annual, agak sukulen. Daun tersebar,
tunggal, berpelepah, pertulangan daun sejajar.
Bunga majemuk tipe simosa, sering dengan braktea yang
menyerupai daun, jarang yang berupa bunga tunggal, spika atau
rasemosa, bunga biseksual, aktinomorfik atau zigomorfik, calix 3, lepas,
jarang bersatu di bawah, corolla 3, umumnya biru atau putih, lepas,
kadang-kadang bertaji, atau bersatu di bawah, stamen 6 tersusun dalam
2 lingkaran, kadang-kadang hanya 3 yang fertil, ginaesium 3 karpel
membentuk ovarium yang superior, 3 ruang kadang-kadang 1-2 ruang
tidak berfungsi, ovule 1-beberapa per ruang. Buah kapsul, biji dengan
endosperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 50 genus dengan 700 jenis, tersebar di
daerah tropis dan subtropis, genus terbesar adalah Commelina (150-200
spesies).

Contoh
Commelina nudiflora (Aua-aua), Pollia japonica Thumb. (Linduang
rimbo), Commelina bengalensis L. (Rumpuik aue-aue). Dimanfaatkan
sebagai tanaman hiasan. Ctyanotis cristata Roem*. tumbuh liar dekat
air. Forrestia marginata Hassk. dan Pollia thyrsiflora ditemukan dalam
hutan;Zebrina pendula*.

186
BAB VII

Hubungan Evolusi
Bentham dan Hooker menempatkan famili ini dibawah seri
Coronarieae. Engler, Rendle dan Lawrence memasukkan famili ini dalam
Frainosae setelah Spathiflorae. Core meletakkan Commelinaceae dalam
Franiales antara famili Arales dan Liliales. Famili ini memperlihatkan
hubungan kekerabatan yang dekat dengan Pontederiaceae didasarkan
atas karakter adanya kesamaan pada bentuk ochrea yang berbentuk
seperti pelepah, endosperm yang bertepung (mealy) dan juga struktur
bunga yang sama pada Pontenderia (Pontenderiaceae) dan Spironema
(Commelinaceae). Juga kesamaan dalam karakter bunga yang trimerious
dan endosperma yang berkerabat dengan Liliaceae dengan habit yang
semi-akuatik dan tapetum amuboid pada anther hingga Helobiales.
Menurut Hutchinson, Commelinaceae merupakan derivat atau turunan
dari Alismatales dan Butomales.

ORDO ERIOCAULALES
Eriocaulaceae
Karakter Spesifik
Herba, sistem perakaran dengan seluruh cabangnya kurang lebih
memiliki ketebalan yang sama. Batang biasanya sangat pendek. Daun
“grassy” lunak atau keras. Bunga berukuran kecil, uniseksual, dalam
kepala yang bertangkai ramping, berwarna putih. Buah kapsul trilobus.
Biji sangat kecil, ada papilla.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perennial atau annual, tumbuh di
tempat basah atau akuatik yang terendam. Daun letaknya tersebar,
terkumpul di bawah, berbentuk pita meruncing, pertulangan daun
sejajar, tanpa pelepah yang jelas.
Bunga majemuk tipe capitulum diselubungi oleh involukrum, setiap
bunga tersusun dalam tiga lingkaran atau dua lingkaran, aktinomorfik
atau zigomorfik, uniseksual, sepal 2-3, lepas atau bersatu, petal 2-3,
lepas atau bersatu, stamen pada bunga dimmer 2 atau 4, pada bunga
trimer 3 atau 6, di depan petal kalau hanya 2 atau 3, ginaesium 2-3
karpel membentuk ovarium yang superior, bakal biji 1 per ruang. Buah
kapsul, biji dengan endosperma.
Famili ini terdiri dari sekitar 13 genus dengan 1200 spesies,
tersebar di daerah tropis dan subtropis, sedikit di temperata.

Contoh
Eriocaulon sexangulare, di China spesies ini digunakan sebagai
obat. E. silicicolum, E. hookerianum, E. truncatum, E. glabriflorum, E.
xeranthemum, E. disepalum.

187
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

ORDO RESTIONALES

Flagellariaceae
Karakter Spesifik
Daun tersusun spiral atau distichous, bertangkai sangat pendek,
ujung sering dengan ujung memanjang dan menggulung seperti sulur;
bunga panikula, aktinomorfik, kecil, tidak bertangkai, tepal 6, imbrikatus,
biseriatus, persisten setelah anthesis, anthera basifixed; buah kecil,
berbentuk bulat atau bulat telur.

Deskripsi
Tumbuhan perenial, batang tegak, ascending, seringkali memiliki
batang yang tegak dan kokoh, memiliki stolon atau tidak sama sekali.
Daun berkembang dengan baik, tersusun spiral atau terpisah, memiliki
tangkai yang jelas, daun berbentuk bulat telur-oblong-lanset-linear,
dengan atau tanpa sulur, pelepah daun memeluk batang. Pertulangan
daun sejajar.
Bunga panicula terminalis, aktinomorfik, bunga biseksual atau
uniseksual, bunga berukuran kecil, sessil; tepal 6, imbricata, tersusun
dalam dua baris, menyerupai calix atau berwarna, bebas/terpisah;
stamen 6, bebas; anthera basifixed (melekat pada bagian pangkal),
memiliki 2 sel, sel pecah secara longitudinal; ovari superior, terdiri dari 3
sel; stigma 3; buah kecil, tipe drupa, embrio kecil.

Contoh
Contoh jenis Flagellaria indica L.

ORDO CYPERALES
Cyperaceae
(Teki-tekian)
Karakter Spesifik
Batang umumnya besegi tiga; bunga biseksual terletak pada ketiak
glumae, perhiasan bunga tidak ada atau jikalau ada, perhiasan bunga
berstruktur tipis, pipih, bermembran; buah achene atau indehiscent,
keras, kering, biasanya berbiji satu.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perennial, sering dengan rizom, jarang
annual, habitat di tempat lembab/basah. Daun tersebar, sering dalam 3
baris, berpelepah, lamina berbentuk pita sampai silindris atau kadang-
kadang tereduksi, kadang-kadang terdapat ligula namun kadang-kadang
tidak berkembang seperti halnya pada Poaceae.
Bunga mengelompok pada ketiak braktea/glumae (tersusun dalam
2 baris atau spiral), tipe bunga spika atau spikula yang sering tersusun
lagi dalam berbagai bentuk perbungaan, bunga biseksual atau
uniseksual, periantium 1 sampai beberapa, berbentuk rambut kasar atau
sisik, atau tidak ada sama sekali, stamen (1-2) 3 (6), ginaesium (2) 3 (4)

188
BAB VII

karpel membentuk bakal buah yang superior, 1 ruang, Bakal biji 1. Buah
achene, biji terlepas dari perikarp.
Famili ini terdiri dari sekitar 70 genus dengan hampir 4000 spesies,
kosmopolit tetapi lebih banyak terdapat di daerah temperata. Sekitar 2/3
spesiesnya termasuk dalam 6 genus yaitu Carex (1100 spesies), Cyperus
(600), Scirpus (250), Rhynchospora (250), Fimbristylis (200) dan Scleria
(200).

Contoh
Cyperus kylingia*. (Mansiang), Cyperus pilosus Vahl. (Paro-paro),
Cyperus compressus L. (Rumput tigo sari), Cyperus piptolepis Stend.
(Siangik padang),Scirpus mucronatus (Mansiang agam), Scirpus grossus
(Mansiang daun), Fimbristylis globulosa (Mansiang mancik), Eleocharis
plantagynoides (Mansiro baling), Fimbristylis globulosa (Mansiro ibuah),
Scirpus mucronatus (Mansiro itam), Gahnia javanica Mor.(Pimpiang
gunuang)*. Cyperus rotundus (teki) dan Cyperus esculentus, umbinya
dapat dimakan. Bermanfaat untuk dibuat anyaman, hiasan, makanan
ternak, dan obat.

Hubungan Evolusi
Bentham dan Hooker meletakkan famili ini bersama dengan
Gramineae pada seri terakhir dari monokotiledon, Glumaceae
berdasarkan karakter. Engler memasukkan famili ini bersamaan dengan
Graminae ke dalam Glumiflorae. Wettestein memasukkan famili ini ke
dalam kelompok yang terpisah dari ordo Cyperales berdasarkan asal
usulnya yang berkerabat dengan Juncaceae. Famili ini mirip dengan
Graminae pada kesamaan habit. Karena famili Cuperaceae dan Graminae
tidak sama pada karakter bunga, buah dan biji dan juga metode
perkecambahan, kedua famili ini dianggap berasal dari ordo yang
berbeda. Hutchinson (1959) dan Cronquist (1968) mempercayai bahwa ”
kelompok Graminae dan Cyperaceae dapat diletakkan pada satu ordo
yaitu Cyperales.

Poaceae
(Rumput-rumputan)
Karakter Spesifik
Herba, sistem perakaran serabut, batang berongga dan berbuku.
Daun tunggal dengan pelepah daun pada pangkal, memiliki ligula. Bunga
majemuk spika, zigomorfik, biseksual, jarang uniseksual, berada di
bawah atau dekat dengan braktea (glumae), petal 2, anterior, kecil
(ladicule), 3 stamen dalam 1 lingkaran, karpel tunggal, bakal buah
memiliki satu lokus, 2 stigma berbulu pada sisi.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba, umumnya perennial dengan rizom,
jarang annual, kadang-kadang berkayu (seperti pada bambu), batang
bulat, biasanya dengan ruas yang tidak jelas (terutama pada marga dari

189
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

daerah temperata), akar membentuk rambut akar, sering juga


membentuk endomikoriza.
Daun tersusun dalam 2 baris atau spiral, berpelepah, lembaran
daun linearis dengan pertulangan daun sejajar, sering memiliki auricula
pada dasar dan sering terdapat ligula, ligula ini seringkali tereduksi
menjadi rambut-rambut.
Perbungaan dengan satuan dasar disebut spikula yang tersusun
dalam spika, rasemosa atau panikula, setiap spikula mempunyai
sepasang braktea yang disebut glumae satu spikula membawa 1 atau
lebih bunga. Bunga biseksual atau uniseksual, setiap bunga mempunyai
sepasang braktea lemma (sebelah luar) dan palea (sebelah dalam),
perianthium tereduksi menjadi 2-3 lodikula berupa sisik di atas palea,
stamen (1) 3 (6), ginaesium 2 atau 3 karpel membentuk bakal buah
yang superior, 1 ruang, stigma 2-3, bakal biji 1. Buah kariopsis tertutup
rapat dalam lemma dan palea yang persisten, kulit biji melekat pada
perikarp.
Famili ini mempunyai sekitar 500 genus dan 8000 spesies,
kosmopolit, tetapi terbanyak di daerah tropis dan temperata utara
dengan curah hujan yang cukup untuk membentuk padang-padang
rumput. Genus yang terbesar adalah Panicum (400 spesies) diikuti oleh
Poa (300), Eragrostis (300), Stipa (250) dan Paspalum (200).

Contoh
Andropogon zizanioides (L.) Urban. (Aka wangi), Andropogon
muricatus Rets. (Aka wangi), Imperata cylindrica Beauv. (Alang-alang),
Coix agrestis Lour. (Anjalai), Coix lacrima-jobI L. (Anjalai,Anjalai
bareh)*, Bambusa mutiplex (Aua cino), Bambusa spinosa (Aua duri),
Bambusa vulgaris Schard. (Aua kuniang), Fimbristylis globulosa (Retz.)
Kunth. (mansiang), Donax arundostrum Lour (Bamban), Leersea
hexandra Swartz*. (Rumpiuk Banto), Arundinella setosa Trin. (Banto
gajah), Isachne globosa (Thumb.) O.K. (Banto Udang), Dendrocalamus
asper (Batuang), Bambusa nana Roxb. (Buluah cino), Bambusa
longinodis Miq. (Buluah kasok), Bambusa wrayi Stapf. (Buluah tamiang),
Saccharum spontaneum (Galagah), Zea mays (Jaguang), Andropogon
asciculatus Rets. (Kalikanji), Panicum palmifolium Willd. (Lintabuang),
Eleusine indica (Rumpuik kabau), Dactyloctenium aegyptiacum Willd.
(Rumput), Schizostachium brachicladum (Talang), Shizostachium blumei
(Tamiang), Saccharum arundinaceum Retz. (Tibarau), Oryza sativa L.
(Padi), Sonerilla insignis (Pimpiang), Sorgum ourvum (Pimpiang),
Themeda gigantea L. (Pimpiang)*, Saccharum officinarum L. (Tabu).
Famili ini sangat penting karena banyak dimanfaatkan sebagai makanan
pokok bagi manusia dan juga makanan untuk ternak. Selain tanaman
pagar, bahan bangunan, pewangi, bubuk masak, bahan pembuatan bir,
dan obat.

Hubungan Evolusi
Bentham dan Hooker menempatkan famili ini ke dalam seri
ketujuh yaitu Glumaceae. Rendle menempatkan Graminae setelah

190
BAB VII

Triuridales didasarkan atas karakter pollinasinya yang dibantu oleh angin.


Takhatajan (1969) memisahkan Cyperaceae dari Graminae dan
meletakkan di bawah ordo yang terpisah dari Cyperales dan Graminales
berdasarkan karakter batang, susunan pelepah daun oleh bunga,
braktea, butir pollen, ovulum, embrio dan tipe biji dll. Menurut Cronquist
(1968) ordo Cyperales, bersama dengan Cyperaceae dan Graminae
berasal dari Commelinales. Takhtajan (1969) menyatakan bahwa
rumput-rumputan berada pada urutan paling akhir dalam rantai evolusi
anemophilus, beberapa stadium dasar yang telah banyak terlihat pada
ordo Commelinales. Hutchinson dan Wettestein menganggap bahwa ordo
Glumiflorae berasal dari Juncales, famili Graminae berasal dari
Restionaceae setelah mengalami reduksi paralel dari Juncaceae.

SUB KELAS IV. ZINGIBERIDAE


Subkelas Zingiberae merupakan subklass yang kecil memuat
sekitar 3800 species, 9 famili dan 2 ordo. Ordo Zingberales memuat 8
famili sedangkan Bromeliales hanya mempunyai famili Bromeliaceae.
Zingiberidae berupa herba (kadang ada yang pohon kecil), tanpa
pertumbuhan secondar. Daun alternatus atau pada basal, dengan
lembaran linear dan bentuk pita (strap_shaped) atau melebar dengan
pangkal membulat. Tulang dau paralel atau pinnate paralel. Bunga
regular atau irregular, banci atau unisexual, hypogynus atau epigynus.
Bunga majemuk sering mempunyai bractea dengan warna yang cukup
menyolok yang melindungi satu bunga atau rangkain bunga. Polinansui
biasanya dibantu oleh kelelawar, burung, atau serangga, jarang dengan
bantuan angin. Perianthium berjumlah 3, dengan sepal yang jelas
berbeda dengan petal. Stamen berkisar 1-6 salah satunya fertile; dan
yang lain menyusust atau staminodea seperti petal. Pistil majemuk
penggabungan dari 3 carpel dengan 3 locule dan superior atau inferior
ovary. Buah berry atau capsule dengan endosperm mengandung pati.

Tabel 15. Daftar nama odo dan famili dalam subkelas Zingiberidae
Ordo 1. Bromeliales 4. Lowiaceae
Family 1. Bromeliaceae* 5. Zingiberaceae*
Ordo 2. Zingiberales 6. Costaceae*
Family 1. Strelitziaceae ' 7. Cannaceae*
2. Heliconiaceae* 8. Marantaceae*
3. Musaceae*
Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO BROMELIALES
Bromeliaceae
(Nanas-nanasan)
Karakter Spesifik
Herba dengan batang pendek, daun tunggal, rapat, lanset, ujung
runcing, permukaan daun punya selaput kutikula yang licin, bunga

191
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

capitulum, biseksual, calix dan corolla masing-masing 3 lembar, buah


baka atau kapsul, biji punya endosperma.

Deskripsi
Umumnya herba epifit berbatang pendek, kadang-kadang xerofit
yang teresterial. Daun tunggal, tersebar, ujung meruncing, pertulangan
daun sejajar, tepi daun seringkali bergerigi, sering berupa xeromorfik,
umumnya dilengkapi dengan sisik-sisik penyerap air, kutikula sangat
tebal, pelepah sering melebar menampung air.
Bunga tipe capitulum, spika, atau panicula, sering dengan braktea
yang berwarna, jarang tunggal, setiap bunga biseksual, jarang
uniseksual, aktinomorfik, trimer, calix 3, lepas atau bersatu, corolla 3,
lepas atau bersatu sedikit di bawah, stamen 6 dalam 2 lingkaran, lepas
atau bersatu, sering melekat pada dasar corolla, pada dasar corolla
sering terdapat sepasang tonjolan yang kadang-kadang berfungsi
sebagai kelenjar nektar, ginaesium 3 karpel, 3 ruang, bakal buah
superior atau inferior, bakal biji beberapa sampai banyak pada plasenta
yang aksilaris. Buah bakka atau kapsul, jarang buah berganda dan
berdaging (seperti pada Ananas), biji dengan endosperm.
Famili Bromeliaceae terdiri dari sekitar 45 genus dengan 2000
spesies, tersebar kebanyakan di daerah tropis terutama Amerika tropis, 1
spesies (Pitcairnia feliciana) terdapat di Afrika barat tropis, 1 spesies
(Tillandsia usneoides) sampai di pantai Atlantik dari Amerika utara.

Contoh
Ananas sativa Lindl (Naneh, Nenas), Ananas comusus (Naneh,
nenas). Bermanfaat untuk hiasan, bahan tekstil.

ORDO ZINGIBERALES

Heliconiaceae

Karakter Spesifik
Herba perennial dengan rizom simpodial; daun memiliki pelepah
yang panjang, tangkai daun panjang, lembaran daun melebar, urat daun
pinnatus yang parallel, waktu muda menggulung.

Deskripsi
Daun tersusun dalam 2 baris. Bunga memiliki braktea yang besar
berbentuk perahu, tersusun dalam 2 baris, setiap braktea membungkus
bunga-bunga dalam simosa monokhasium. Setiap bunga biseksual,
epiginus, zigomorfik. Tepal 6 tersusun dalam 2 lingkaran, petaloid tapi
tidak serupa, 1 dari lingkaran luar yang median posterior (adaksial)
berbeda dari yang lain, 5 yang lain bersatu membentuk struktur seperti
perahu dengan 5 lobus, stamen fertil 5, 1 yang steril menempel pada
tepal yang ganjil, ginaesium terdiri dari 3 karpel, bakal buah inferus, 3
ruang, satu bakal biji tiap ruang. Buah skhizokarpium yang memisah

192
BAB VII

menjadi (2) 3 merikarpium berdaging, biji tidak berarilus, terdapat


endosperm dan perisperm.
Famili ini hanya mempunyai 1 genus Heliconia, dengan lebih dari
100 spesies, berasal dari Amerika Tengah dan Selatan tropis dan
subtropis, tetapi 1 jenis tersebar luas di pulau-pulau Pasifik Barat Daya.

Contoh
Bermanfaat untuk hiasan, Heliconia indica Lamk. (Pisang
kumbali). Heliconi psitacorum*.

Musaceae
(Pisang-pisangan)
Karakter Spesifik
Herba perenial yang besar, sering menyerupai pohon, tumbuh dari
kormus yang simpodial, mati setelah berbunga, batang lunak disokong
terutama oleh pelepah-pelepah daun, daun besar, lebar, tersusun spiral,
pelepah membentuk batang semu, dari puncak pelepah keluar tangkai
daun yang panjang, lembaran daun melebar dengan urat daun pinnatus
yang paralel satu sama lain, menggulung waktu muda.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perenial yang besar, sering
menyerupai pohon, tumbuh dari kormus yang simpodial, mati setelah
berbunga, pada Ensete monokarpik sedangkan pada Musa bertunas dan
pleiokarpik. Batang lunak disokong terutama oleh pelepah-pelepah daun.
Daun besar, lebar, tersusun spiral, pelepah membentuk batang semu
dimana dari puncaknya keluar tangkai daun yang panjang, lembaran
daun melebar dengan pertulangan daun pinnatus yang paralel satu sama
lain, menggulung waktu muda.
Sumbu bunga muncul dari kormus, tumbuh ke atas melewati
tabung yang dibentuk oleh pelepah-pelepah daun dan keluar dari puncak,
biasanya membelok ke satu arah atau terkulai, membawa braktea-
braktea yang besar berbentuk perahu, tersusun spiral, setiap braktea
membungkus bunga-bunga yang tersusun dalam simosa monokhasium.
Bunga epiginus, zigomorfik, bernektar, uniseksual, bunga-bunga betina
terletak di sebelah bawah (tetapi karena perbungaan menjadi terkulai
maka letaknya menjadi di sebelah atas), tepal 6, dalam 2 lingkaran tetapi
3 sepal dan 2 petal bersatu sedangkan petal yang adaksial lepas, stamen
umumnya 5, yang kosong berhadapan dengan petal yang lepas atau
kadang-kadang berbentuk staminodium kecil, jarang 6 stamen fertil,
filament lepas, ginaesium 3 karpel, membentuk ovarium yang inferior, 3
ruang, bakal biji banyak tiap ruang dengan plasenta aksilaris, stilus 1,
stigma 3 lobus. Buah berdaging dengan eksokarp yang mudah lepas, biji
dengan testa yang keras.
Famili ini terdiri dari 2 genus yang tersebar di daerah tropis dan
subtropis. Musa (sekitar 35 spesies) dan Ensete (sekitar 7 spesies).

193
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Contoh
Musa pradisiaca L (Pisang yang dimakan), Musa balbisiana Colla
(Pisang batu), Musa brachycarpa Backer (Pisang batu), Musa acuminata
Colla (Pisang buai/pisang ayam), Musa salaccensis Zoll. (Pisang karuak),
Musa cavendashii Lumb. (Pisang kappa), Ravenala madagascariensis
Sonn. (Pisang kipas), Musa sapiantum L. (Pisang rajo). Sering
dimanfaatkan untuk hiasan dan bahan makanan.

Zingiberaceae
(Jahe-jahean)
Karakter Spesifik
Herba perennial yang aromatis; daun tersusun sejajar, berpelepah
(juga membentuk batang semu), lembaran daun menggulung waktu
muda, pertulangan daun menyirip yang sejajar satu sama lainnya;
perbungaan dengan braktea-braktea utama yang tersusun spiral, bunga
dengan sepal 3 bersatu di bawah membentuk tabung, lobus posterior
sering lebih besar dari yang lain.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perennial yang aromatis dengan rizom
simpodial yang tebal. Daun berhadapan sejajar, berpelepah (juga
membentuk batang semu), tangkai daun panjang atau kadang-kadang
pendek atau tidak memiliki tangkai daun, lembaran daun menggulung
waktu muda, pertulangan daun menyirip yang sejajar satu sama lainnya,
terdapat ligula antara tangkai daun dan pelepah.
Perbungaan terminal pada batang atau muncul langsung dari
rhizome, braktea-braktea utama tersusun spiral (atau hanya satu atau
tidak ada sama sekali), bunga simosa keluar dari ketiak braktea utama
atau (seperti pada Zingiber) hanya 1 bunga pada ketiak braktea. Bunga
biseksual, zigomorfik, epiginus, sepal 3 bersatu di bawah membentuk
tabung, lobus posterior sering lebih besar dari yang lain, stamen asalnya
6 dalam 2 lingkaran tetapi hanya stamen adaksial dari lingkaran dalam
yang fertil, 2 stamen lain dari lingkaran dalam steril dan bersatu
membentuk petaloid staminodium yang disebut labelum, 2 stamen dari
lingkaran luar menjadi petaloid staminodium yang lebih kecil sedangkan
1 stamen lagi hilang, filamen dari stamen fertil panjang ramping atau
pendek melebar, kedua teka dari anthera umumnya terpisah di kedua
tepi konektivum yang dapat melebar, ginaesium 3 karpel, membentuk
bakal buah yang inferus, terdiri dari 1 atau 3 ruang, bakal biji banyak,
stilus memanjang umumnya terletak di antara kedua teka dari anthera, 2
kelenjar nektar terdapat di atas bakal buah di sebelah dalam dari
androesium. Buah kapsul atau bakka, biji umumnya berarilus, endosperm
dan perisperm.
Famili ini terdiri dari sekitar 47 genus dengan 1000 spesies,
berasal dari daerah tropis terutama Asia selatan dan tenggara, genus
yang terbesar adalah Alpinia (200 spesies).

194
BAB VII

Contoh
Umumnya jenis pada famili ini dimanfaatkan sebagai ramuan
jamu, bumbu masak, pewangi, pewarna, kosmetik, kertas, hiasan,
pengawet makanan, dan bahan makanan serta beberapa jenis sebagai
tanaman hias. Alpinia galanga Sw. (Lengkus, Langkueh), A. hookeriana
Val*. A. gigantea Bl (Langkuas jantan), A. involucrata Griff. (Pua putih);
Amomum cardamomum L. (Gardamunggu, Kapulaga); Bousenbergia
rotundat*; Costus speciosus Sm. (sitawa); Curcuma aeruginosa Roxb.
(kunyik tamu) C. domestica Val. (Kunyik), C. sumatrana Miq. (Kunyik
rimbo), Curcuma zedoaria Rosc. (Tamu lawak), C. amada Roxb. (Tamu
pao), C. aromatica Salisb (Tamu putri); Etlingera elatior (kincuang)*;
Globba patens*, G. pendula Roxb; Hedychium coronarium Koen*;
Horstedtia sciphifera Steud (Pua rimbo); Kaemferia galanga L. (Cekur,
cakua); Zingiber cassumar Roxb. (Kunyik bolai, Lampuyang), Z.
zerumbet (L.) J.E.Smith. (Lempuyang),

Costaceae
Karakter Spesifik
Rizom simpodial tebal, berambut atau tidak memiliki rambut. Daun
tersusun spiral, pelepah pendek, terdapat adanya ligula, petiolus sangat
pendek. Bunga dalam kapitulum atau spika yang padat. Buah kapsul,
calix persisten, biji memiliki arilus, endosperma dan perisperma.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perennial dengan rizom simpodial
yang tebal, berambut atau tidak memiliki rambut. Daun tersusun spiral,
pelepah pendek, terdapat adanya ligula, petiolus sangat pendek, daun
tunggal, daun menggulung waktu muda, pertulangan daun menyirip atau
sejajar (pada Monocostus).
Bunga dalam kapitulum atau spika yang padat, memiliki braktea,
terletak terminal pada batang yang berdaun atau pada batang terpisah,
atau tunggal di ketiak daun (pada Monocostus), braktea dengan kalus
nektar terletak dekat ujungnya, bunga biseksual, epiginus, zigomorfik,
sepal 3, bersatu membentuk tabung, petal 3, tidak sama besar, bersatu
membentuk tabung, stamen asalnya 6, tersusun dalam 2 lingkaran tetapi
hanya stamen adaksial dari lingkaran dalam yang fungsional, 2 stamen
lagi dari lingkaran dalam dan 3 stamen dari lingkaran luar bergabung
membentuk labelum dengan 3-5 lobus, stamen yang fertil melekat pada
tabung corolla, melebar dan petaloid membawa 2 teka pada permukaan
dalam, ginaesium 3 karpel, membentuk bakal buah inferior, ruang 3 (2),
stilus terletak antara 2 teka dari anthera, plasenta aksilaris. Buah kapsul,
calix persisten, biji memiliki arilus, endosperma dan perisperma.
Famili ini terdiri dari 4 genus dan sekitar 150 spesies, tumbuh di
tempat yang basah dan teduh. Genus yang besar adalah Costus (130
spesies).

195
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Contoh
Costus speciosus J.J.Sm (Sitawa). bermanfaat untuk obat, hiasan,
makanan.

Cannaceae
(Tasbih-tasbihan)
Karakter Spesifik
Herba besar, mempunyai rimpang tebal seperti umbi; daun besar,
lebar, pertulangan menyirip; bunga biseksual, sering asimetris,
berukuran besar dengan warna yang cerah dan menarik.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perenial yang tegak dengan rizom
simpodial yang tebal. Daun tersusun spiral dengan pelepah pendek,
memiliki tangkai daun, lembaran daun melebar, daun tunggal, waktu
muda menggulung, pertulangan daun pinnati parallel (pinnatus tetapi
satu sama lain sejajar), tidak ada ligula maupun pulvinus.
Perbungaan terminal biasanya bercabang terbuka, dengan simula
(simosa yang hanya sedikit bunganya) 2 bunga pada ketiak braktea
utama. Bunga biseksual, epiginus, zigomorfik, sepal 3, lepas, tersusun
spiral, persisten, petal 3, satu lebih besar dari yang lain, petal, stamen
dan staminodium bersatu membentuk tabung pada dasar, stamen
fungsional (satu dari lingkaran dalam) petaloid (disebut stamen setengah
fertil), membawa hanya 1 teka dari anthera terletak di pinggir, satu
petaloid staminodium (disebut labelum, berasal dari stamen lingkaran
dalam) selalu ada, melengkung/menggulung ke luar, biasanya masih
terdapat 1-4 (umumnya 2) petaloid staminodium tambahan yang disebut
sayap, ginaesium 3 karpel bersatu membentuk bakal buah inferior, 3
ruang, bakal biji banyak tiap ruang, plasenta aksilaris, stilus petaloid.
Buah kapsul, eksokarp dengan papila-papila, biji dengan endosperma
yang tipis dan perisperma banyak, keras.
Famili ini hanya mempunyai 1 genus, Canna, dengan sekitar 50
spesies berasal dari Amerika tropis dan subtropis. Tanaman yang biasa
dipelihara sebagai hiasan umumnya adalah hibrida dengan Canna indica
sebagai induk utama.

Contoh
Canna hybrida Hort., Canna glauca L., Canna coccinea Mill., Canna
edulis Ker. Bermanfaat juga untuk obat dan dimanfaatkan sebagai
tanaman hias.

Marantaceae
(Bamban-bambanan)
Karakter Spesifik
Rizom merayap, daun tersusun dalam dua baris, tampak sebagai
roset akar; lembaran daun bulat telur memanjang atau jorong,
pertulangan menyirip; bunga majemuk tipe spika, panikula atau
kapitulum yang terletak terminal atau pada batang khusus yang keluar

196
BAB VII

dari rizom; buah kapsul atau bakka, biji dengan endosperm dan
perisperm.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perennial dengan rizhom simpodial
yang tebal. Daun distikha, pada kebanyakan jenis daunnya terdapat
dekat ke permukaan tanah, dengan pelepah terbuka, petiolus kadang-
kadang bersayap, lamina tunggal, melebar, pada waktu muda
menggulung, pertulangan daun lateral pinnati-paralel, terdapat 2 tipe sel
silika, yang dekat ke urat daun berdinding tebal berisi badan-silika
berbentuk topi, yang lain tersebar dalam mesofil, berdinding tipis, di
ujung petiolus terdapat pulvinus membengkak.
Bunga majemuk tipe spika, panikula atau kapitulum yang terletak
terminal atau pada batang khusus yang keluar dari rizom, setiap braktea
utama membawa satu atau lebih pasangan bunga-bunga yang bilateral
simetri. Setiap bunga asimetri, biseksual, epiginus, sepal 3, lepas, petal
3, bersatu di bawah membentuk tabung, yang 1 sering lebih besar dari
yang lain, stamen fungsional adalah 1 dari lingkaran dalam yang terletak
di tengah, petaloid, membawa 1 teka pada satu pinggir, teka yang lain
hilang, petaloid staminodium yang lain sebanyak (2) 3 atau 4, dua di
antaranya dari lingkaran dalam, 1 atau 2 (kalau ada) yang lain dari
lingkaran luar, satu staminodium dari lingkaran dalam membentuk
tudung yang menutupi stilus sebelum anthesis, satu lagi menebal
(labellum) dan sering berlaku sebagai landasan untuk serangga,
ginaesium 3 karpel membentuk 1 ovarium inferus, 3 ruang (atau 2 karpel
tereduksi), kelenjar nektar tumbuh baik membentuk celah yang
membuka di ujung ovarium, ovule 1 tiap ruang. Buah kapsul atau bakka,
biji dengan endosperm dan perisperm.
Famili Maranthaceae mempunyai sekitar 30 genus dengan 400
spesies, pantropis tetapi kebanyakan di Amerika, genus yang terbesar
adalah Calathea (sekitar 150 spesies).

Contoh
Calathea amabilis*; Donax grandis, D. canniformis K.Schum.
dimanfaatkan sebagai tanaman hias, bahan anyaman, obat, dan bahan
makanan.

SUB KELAS V. LILIIDAE

Subkelas Liliidaemerupakan kelompok yang paling besar dalam


Liliopsida, memuat 25.000-35.000 species, 19-25 famili dan 2 ordo.
Famili dalam kelompok ini merupakan herba, semak, pohon,
tumbuhan merambat dan epifit; beberapa diantara mempunyai sedikit
sekali klorofil. Daun alternate (jarang yang opositus atau berkarang),
tunggal, pinggir rata; tulang daun paralele atau seperti net; biasanya
dengan pangkal yang berpelepah. Bunga umumnya menyolok, regular
atau irregular, banci (kadang unisexual), hypoginus, atai epiginus;

197
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

biasanya mempunyai kelenjar madu untuk menari kelelawar, burung dan


serangga. Mempunyai 3 sepal biasanya seperti petal, sedikit yang masih
bewarna hijau. Petal biasanya 3, bewarna menarik, dibedakan dari sepal
seperti petal dengan keberadaan inner tepal. Stamen biasanya 6 atau
kurang. Pistil merupakan penyatuan 3 carpel, superior atau inferior,
dengan placenta axile atau parietal. Ovule sedikit atau banyak. Buah
umumnya berry atau capsule. Embryo pada biji biasanya sangat kecil dan
tidak terdeferensisii menjadi bagian yang berbeda.

Tabel 16. Daftar nama odo dan famili dalam subkelas Liliidae
Ordo 1. Liliales 10. Xanthorrhoeaceae
Family 1. Philydraceae 11. Hanguanaceae*
2. Pontederiaceae* 12. Taccaceae*
3. Haemodoraceae 13. Stemonaceae*
4. Cyanastraceae 14. Smilacaceae*
5. Liliaceae* 15. Dioscoreaceae*
6. Iridaceae* Ordo 2. Orchidales
7. Velloziaceae Family 1. Geosiridaceae
8. Aloaceae 2. Burmanniaceae*
9. Agavaceae* 3. Corsiaceae
4. Orchidaceae*
Catatan : Nama famili yang ditandai dengan tanda bintang dilengkapi dengan
deskripsi dan dilengkapai dengan beberapa contoh species.

ORDO LILIALES
Pontederiaceae
(Eceng-ecengan)
Karakter Spesifik
Herba akuatik dengan rizom pendek, daun tegak atau
mengambang; bunga spika atau rasemosa, biseksual, calyx 3 dan corolla
3; stamen 6, salah satunya berukuran panjang; plasenta parietal; buah
kapsul bermembran.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba akuatik atau semi-akuatik yang
terapung atau akarnya melekat hingga ke substrat, perennial jarang
annual. Daun mengelompok pada bagian pangkal (roset akar) atau
tersusun spiral, umumnya berpelepah, tangkai daun kadang-kadang
menggelembung, lamina melebar dengan pertulangan daun yang
melengkung.
Bunga majemuk tipe rasemosa, spika atau panikula, atau tunggal,
terminal, biseksual, aktinomorfik atau zigomorfik, perbungaan diliputi
oleh suatu seludang, perhiasan bunga 6 tepal yang petaloid, 2 lingkaran,
umumnya bersatu di bawah membentuk tabung, tetapi lepas pada
Monocharia. Stamen umumnya 6 dalam 2 lingkaran, jarang 3 (dengan
atau tanpa staminodia), filament lepas, melekat pada tabung tepal.
Ginaesium umumnya 3 karpel membentuk 1 ovarium superior, 3 ruang
dengan plasenta aksilaris atau 1 ruang dengan plasenta parietal, terdapat

198
BAB VII

celah nektar kecuali pada Heteranthera, bakal biji banyak. Buah kapsul,
biji dengan endosperm.
Famili Ponterediaceae terdiri dari sekitar 9 genus dan 30 spesies,
tersebar di daerah tropis dan subtropis, sedikit sampai di daerah
temperata utara.

Contoh
Eicchornia crassipes (Eceng gondok)*, Monocharia vaginalis
(Kalayau sawah), Monocharia hastat (Kalayau sawah), Limnocharis flava
(Kalayau sendok). Bermanfaat untuk hiasan, makanan ternak, pupuk,
bahan industri kertas.

Liliaceae
(Bawang-bawangan)
Karakter Spesifik
Umumnya herba perennial, memiliki rizom, bulbus atau kormus,
batang seringkali termodifikasi menjadi cladophyll; bunga biseksual,
simetris, perhiasan bunga 6, besar dan indah, terbedakan antara calix
dan corolla, stamen 6, hipoginus atau menyatu pada perhiasan bunga,
anthera basifixed, bakal buah 3 karpel, syncarpous dan superior, stigma
terbelah 3.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba (jarang perdu kecil) perennial, dengan
rizom, bulbus atau kormus, akar kadang-kadang mempunyai rambut
akar tetapi umumnya tidak memiliki rambut akar. Daun tunggal,
tersebar, berhadapan atau tersusun dalam lingkaran, sering semua
didasar, kebanyakan mengalami fase tanpa daun setiap tahun (kecuali
misalnya Crinum, Dianella, dan Xerphyllum). Ujung daun umumnya
meruncing dengan pertulangan yang sejajar. Daun dengan atau tanpa
pelepah, kadang-kadang tumpang-tindih (ekuitan) atau bulat silindris,
kadang-kadang lebar dan sesil (Veratrum), atau memiliki tangkai daun
(Convallaria), atau tereduksi dan terdapat filokladium (Asparagus).
Bunga dalam perbungaan rasemosa, spika, panikula atau umbela
dengan involukrum, kadang-kadang tunggal, atau berpasangan di ketiak
daun, umumnya biseksual, aktinomorfik, tersusun dalam 3 lingkaran,
jarang tersusun dalam 2 lingkaran atau 4 lingkaran. Tepal tersusun
umumnya dalam 2 lingkaran, petaloid, lepas atau bersatu di dasar
membentuk tabung, pada beberapa Amaryllidoidea terdapat korona
(diduga berasal dari androesium atau ada yang dari perianthium), sering
terdapat kelenjar nektar. Stamen umumnya berjumlah sebanyak tepal,
jarang 3 atau sampai 12, lepas, kadang-kadang epipetal atau filamennya
bersatu, jarang ada staminodia. Ginaesium (2) 3 (4) karpel membentuk 1
bakal buah yang superior atau inferior, plasenta aksilaris atau parietalis.
Stilus 1, stigma sebanyak karpel atau kadang-kadang 1. Bakal biji
berjumlah 1 hingga beberapa sampai banyak per ruang. Buah kapsul
atau bakka, biji dengan endosperma, biasanya sangat keras.

199
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Famili Liliaceae mempunyai sekitar 280 genus dengan hampir 4000


spesies, tersebar luas di muka bumi tetapi terbanyak di daerah subtropis
dan temperata.

Contoh
Crinum asiaticum L. (Bakuang), Allium fistulosum (Bawang
Bakuang), Allium cepa (Bawang cina), Allium odorum (Bawang kucai),
Allium ascolonicum (Bawang merah), Allium cepa (Bawang merah),
Allium porum (Bawang perai), Allium porum (Bawang perai), Allium
sativum (Bawang putiah/dasun), Allium fistulosum (Dasun tungga),
Allium odorum (Kucai), Allium schoenoprarsum L. (Kucai). Dimanfaatkan
untuk obat, bumbu masak, bahan makanan, tanaman hias dan
parasitisida;Ploemele angustifolia*; Rhoeo discolor*.

Hubungan Evolusi
Bentham dan Hooker menempatkan famili ini dalam seri
Coronarieae. Engler memasukkan famili ini di bawah subordo Lilineae dari
ordo liliflorae. Famili ini berkerabat dengan Amaryllidaceae. Kedua famili
ini mirip satu sama lain, khususnya pada sejumlah karakter, kecuali pada
karakter ovari yang inferior pada famili Amarylidaceae. Famili ini
merupakan polyphyletic pada awalnya berasal dari Helobiales. Famili ini
mirip dengan Juncaceae berdasarkan pada karakter bunga dan biji.
Liliaceae merupakan famili monokotil yang menurut botanis mewakili
monokotiledon.

Iridaceae
(Gladiol-gladiolan)
Karakter Spesifik
Herba perennial, dengan akar rimpang, umbi atau umbi lapis.
Semua daun atau sebagian berdesakan pada pangkal batang atau
tertancap pada akar, tersusun dalam 2 baris. Bunga biseksual, terdapat
dalam seludang bunga, tiap bunga mempunyai braktea, perhiasan bunga
berwarna, bakal buah tenggelam, beruang 3. Buah kotak, berbiji banyak.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba yang perennial dengan rizom yang
simpodial, kormus atau bulbus, jarang herba atau berupa setengah
perdu. Daun dengan pertulangan daun sejajar, meruncing, kebanyakan
distikha, berpelepah, seringkali tersusun tumpang-tindih (ekuitan),
sangat jarang mempunyai petiolus dan lamina yang melebar.
Bunga dalam berbagai tipe perbungaan, sering diselubungi oleh
spatha yang membentuk seludang, kadang-kadang tunggal, terminal,
setiap bunga umumnya mempunyai braktea, biseksual, aktinomorfik atau
zigomorfik. Periantium 6 tepal yang petaloid dalam 2 lingkaran, sering
bersatu di bawah membentuk tabung, kelenjar nektar berupa celah atau
di dasar tepal, atau di dasar stamen, atau tidak memiliki kelenjar nektar.
Stamen umumnya 3, berhadapan dengan tepal dari lingkaran luar,
filamen sering bersatu membentuk tabung. Ginaesium 3 karpel yang

200
BAB VII

bersatu membentuk ovarium yang inferior, 3 ruang, plasenta aksilaris,


stilus 1 dengan 3 lobus, cabangnya kadang-kadang terbagi lagi dan
sering petaloid. Ovule satu hingga banyak setiap ruang. Buah kapsul, biji
kadang-kadang berarilus.
Famili ini mempunyai 80 genus dengan sekitar 1500 spesies,
kosmopolit, terbanyak di Afrika, paling tidak 900 spesies terdapat di
Afrika selatan.

Contoh
Beberapa spesies dari famili ini bermanfaat untuk hiasan, obat,
pewarna, campuran jamu, tanaman hias. Gladiolus gandavensis, G.
variabilis, G. psittacinus, G. cardinalis, tanaman hias atau ditanam untuk
penghasil bunga potong. Crocus sativus, penghasil zat warna kuning
(safran) dari stigmanya, C. neapalitanus, C. reticulatus, C. aureus, C.
susianus, tanaman hias. Iris germanica, I. florentina, I. pallida,
menghasilkan rimpang yang berguna dalam obat-obatan.

Aloaceae
Karakter Spesifik
Herba, perdu atau pohon, terbangun dari “caudex” berdaging atau
rizom; daun berdaging, tersusun berselang-seling pada pangkal batang
dalam roset, tidak bertangkai; bunga seringkali menonjol, bunga
majemuk panikula, rasemosa atau spika pada ujung, hipoginus; buah
berri atau kapsul lokulicidal; biji banyak, biasanya pipih atau bersayap.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa perdu atau pohon kecil dengan daun
terkumpul di ujung batang atau herba pendek tumbuh dari rizom yang
pendek. Daun tunggal, tersebar, mengelompok (sessil), padat di ujung
batang/cabang atau di permukaan tanah pada batang pendek, sukulen,
berdaging tebal, sering berduri di pinggir, pertulangan daun sejajar.
Bunga majemuk tipe spika, rasemosa atau panikula, biseksual,
tersusun dalam tiga lingkaran. Tepal 6 tersusun dalam 2 lingkaran,
semua petaloid dan berdaging, bersatu membentuk tabung (kadang-
kadang 3 dari lingkaran luar bersatu membentuk tabung, 3 dari lingkaran
dalam lepas). Bunga aktinomorfik atau memiliki dua bibir (bilabiatus).
Stamen 6, hipoginus. Ginaesium 3 karpel bersatu membentuk ovarium
yang superior, 3 ruang, plasenta aksilaris, biasanya kelenjar nektar
berbentuk celah, stilus 1, stigma 1, ovulum banyak tiap ruang. Buah tipe
kapsul jarang yang serupa bakka.
Famili Aloeaceae ini mempunyai 5 genus dan sekitar 700 jenis,
berasal dari Afrika, Madagaskar, Arabia dan pulau-pulau sekitarnya tetapi
terbanyak di Afrika Selatan.

Contoh
Aloe vera L. (Lidah buaya), Aloe ferox Mill (Lidah buaya) bermanfaat
sebagai hiasan, obat pencahar, cuci rambut.

201
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Agavaceae
(Hanjuang-hanjuangan)
Karakter Spesifik
Daun tersusun berselang-seling pada pangkal, tidak bertangkai,
rapat pada roset di pangkal batang atau pangkal percabangan, tebal atau
berdaging, kaku, keras, linearis, bertepi rata atau berduri tajam, ujung
daun runcing tajam; bunga majemuk cawan, panikula atau rasemus,
terdapat tabung nektar; buah berri atau kapsul lokucidal dengan biji
pipih.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa perdu atau pohon kecil yang bisa bercabang,
jarang memanjat, atau herba pendek yang muncul dari rizom yang
pendek. Daun tunggal, tersebar, sesil, cenderung berkumpul padat di
ujung batang/cabang atau dekat permukaan tanah pada batang pendek,
perennial, umumnya menebal atau sukulen yang keras, sering berduri di
pinggirnya, urat daun sejajar tetapi sering terlihat tidak jelas.
Bunga majemuk rasemosa, panicula atau capitulum yang padat,
biseksual kadang-kadang uniseksual, tersusun dalam tiga lingkaran, tepal
6 tersusun dalam 2 lingkaran, petaloid tebal dan berdaging, lepas atau
bersatu membentuk tabung, stamen 6, filamen lepas, melekat pada
dasar tepal atau tabung perianthium. Ginaesium terdiri dari 3 karpel
membentuk 1 ovarium superior atau inferior, memiliki 3 ruang dengan
plasenta aksilaris (1 ruang dengan plasenta parietal pada Dasylirion),
umumnya memiliki kelenjar nektar, jarang yang tidak memiliki nekkar,
stylus 1 dengan 3 stigma. Bakal biji berjumlah 1- beberapa sampai
banyak per ruang. Buah kapsul atau bakka, biji dengan endosperma,
kadang-kadang terdapat perisperma disekitar endosperma.
Famili ini terdiri dari sekitar 18 genus dengan 600 jenis,
kebanyakan berasal dari daerah hangat dan kering. Genus yang terbesar
adalah Agave (sekitar 300 spesies) diikuti oleh Dracaena (80),
Sansevieria (50), Yucca (35) dan Nolina (30).

Contoh
Agave cantala (Naneh betawi/ Naneh Bulando/Naneh Lawik), Yucca
oleifolia L (Pandan tali). Dimanfaatkan untuk hiasan, obat, pewarna dan
pewangi makanan.

Hanguanaceae

Karakter Spesifik
Herba tegak, daun merumpun pada pangkal batang, daun paling
bawah bertangkai panjang, daun paling atas lebih tipis dan bertangkai
pendek dengan pangkal yang melebar; tepal bersatu pada pangkal,
pendek, hijau, kekuningan atau berbintik merah pada bagian dalam;
buah drupa, lapisan luar tebal dan berdaging, lapisan dalam berdinding
tipis.
Deskripsi

202
BAB VII

Herba tegak, berstolon saat tanaman dewasa. Bervariasi dalam


ukuran, seringkali berkelompok. Daun kebanyakan merumpun pada
bagian pangkal batang, tegak, lanseolatus, pangkal daun runcing,
pertulangan daun rapat longitudinal, sejajar, biasanya tebal, daun yang
paling bawah bertangkai panjang, daun yang paling atas lebih tipis, lebih
kecil dan bertangkai pendek, daun bagian atas tidak bertangkai atau
bertangkai pendek sekali dengan pangkal yang lebar.
Bunga tunggal atau berkelompok, tidak bertangkai dengan pangkal
melebar, braktea lebar, tepal menyatu pendek pada pangkal, hijau,
kekuningan atau bagian dalam berbintik merah, 3 terluar pendek, 3
terdalam lebih panjang, berkubah. Bunga jantan cabang dari panikula
biasanya lebih panjang dan tipis dibandingkan dengan bunga betina,
biasanya anak bunga lebih banyak, stamen 6, pada pangkal perhiasan
bunga, hampir sama panjang dengan tepal sebelah dalam, filamen
filiformis dari pangkal yang melebar, anthera kecil, terdapat didalam
belahan pangkal, bakal buah rudimenter, kecil, dengan 3 stigma kecil
berbentuk seperti tongkat. Bunga betina memepunyai 6 staminodia,
berada di dalam pangkal perhiasan bunga, anantherous, berhadapan
dengan tepal bagian luar yang kecil, 3 lainnya lebih panjang dan lebar,
bakal buah oval-bulat, stigma tidak bertangkai, berlobus dalam 3. Buah
drupa, eksokarp tebal, berdaging, endokarp berdinding tipis, 1-3 biji.

Contoh
Hanguana malayana (Jack.) Merr*.

Taccaceae
(Kecunda-kecundaan)
Karakter Spesifik
Herba, batang sangat pendek, rizom; bunga bentuk payung,
berwarna hijau atau ungu dengan braktea involucrum 2 sampai 6 dan
braktea bunga panjang berbentuk benang; perhiasan bunga berbentuk
kendi atau lonceng superior dengan 6 lobus yang berbentuk lanset atau
ovatus; buah bakka atau berkatup 3.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perennial dengan rizom yang padat
dan tebal. Daun tumbuh mengelompok pada bagian pangkal batang,
berukuran cukup besar, tangkai daun panjang, lembaran daun ellip yang
melebar, bertepi rata sampai terbagi, urat daun sejajar atau menjari.
Bunga majemuk simosa-umbela yang memiliki involucrum,
biseksual, aktinomorfik, epiginous, trimer, ada atau tidak ada kelenjar
nektar, tepal 6, petaloid, berwarna gelap, sering bersatu di bawah
membentuk tabung, stamen 6 dalam 1 lingkaran, melekat pada tabung
tepal atau pada dasar tepal, filamen pendek, pipih. Ginaesium 3 karpel, 1
ovarium inferior, 1 ruang, bakal biji banyak, plasenta parietalis. Buah
bakka, jarang kapsul, biji 10-banyak.

203
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

Famili Taccaceae mempunyai 1 genus Tacca (termasuk


Schizocapsa) dengan sekitar 10 spesies, pantropis, tapi terbanyak di Asia
Tenggara dan Polinesia.
Contoh
Beberapa spesies dari famili ini bermanfaat untuk anyaman
maupun hiasan. Tacca cristata, T. pinnatifida, T. Orellana*, dari umbinya
diperoleh sejenis tepung yang dikenal sebagai ”tahiti arrowroot”.

Stemonaceae
Karakter Spesifik
Herba atau perdu. Daun tersusun spiral, ovatus-cordatus,
mengkilat. Bunga tunggal atau majemuk dengan beberapa bunga, tepal
bebas, tegak atau melengkung, stamen terdapat dalam pangkal
perhiasan bunga, hampir dalam torus. Filamen pendek, menyatu menjadi
bentuk cincin, anthera tegak, bakal buah superior, bakal biji tegak. Biji
terbelah longitudinal.

Deskripsi
Daun tersebar, tersusun spiral, berhadapan atau berkarang,
pertulangan daun berjumlah 3 hingga banyak, rapat dan berbentuk jala.
Tumbuhan herba atau semak dengan rizom di bawah tanah atau dengan
akar yang membengkak dan berdaging, tegak.
Bunga aksilaris, tunggal atau tersusun dalam bunga majemuk,
mempunyai hanya satu tipe periantium (monoclamydeus), aktinomorfik,
bunga biseksual; periantium berwarna tersusun dalam dua seri; stamen
4; filamen terpisah atau mengelompok pada bagian pangkal membentuk
semacam cincin; anthera melekat pada bagian pangkal (basifixed) atau
dorsifixed, terdiri dari 2 sel; sel pecah secra longitudinal; bakal buah
superior atau semiseperior, memiliki satu sel, bakal biji 2 hingga lebih,
stigma terminal, sessil, berukuran kecil; buah kapsul yang memiliki 2
katup, biji berjumlah 1 hingga banyak.

Contoh
Umbi akar dari Stemona burkillii digunakan sebagai insektisida. Stemona
sessilifolia digunakan sebagai obat.

Smilacaeae
Karakter Spesifik
Memanjat, jarang tegak, perdu seringkali berduri; daun dengan
pertulangan seperti jala, kaku, tangkai daun seringkali dengan 2 sulur
pada pangkal; bunga uniseksual, kecil berbentuk payung, berwarna hijau
atau kuning; buah berri dengan biji 1, 2 atau 3, berbentuk bulat atau
setengah bola.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba atau tumbuhan berkayu yang
memanjat, jarang herba atau perdu tegak, memiliki rizom yang tebal,
menjalar atau berumbi. Batang umumnya bercabang, sering dengan duri

204
BAB VII

yang membengkok, kadang-kadang melilit terutama pada genus yang


tidak bersulur. Akar memiliki mikorhiza, tanpa rambut akar. Daun
tersebar atau berhadapan, umumnya memiliki tangkai daun dan
mempunyai sepasang sulur, lamina melebar, pertulangan daun
melengkung. Pada Petermania, pertulangan daun pinnati-paralel dan
terdapat sulur bercabang yang berhadapan dengan daun, tidak ada sulur
pada tangkai daun.
Bunga tipe umbela yang bisa membentuk rasemus atau spika, ada
juga yang tunggal, setiap bunga aktinomorfik, tersusun dalam tiga
lingkaran, kadang-kadang berbau tidak enak, uniseksual pada Smilax
(tumbuhan berumah dua) tetapi biseksual pada beberapa marga yang
lain, tepal 6 dalam 2 lingkaran, petaloid, lepas atau bersatu di bawah,
(pada Heterosmilax bersatu membentuk tabung), stamen umumnya 6
jarang banyak atau hanya 3, filamen lepas dan bebas atau melekat pada
tabung perianthium atau pada Heterosmilax dan beberapa Smilax filamen
bersatu membentuk tabung, kelenjar nektar terdapat pada bagian dalam
tepal atau dasar stamen atau staminodia, ginaesium 3 karpel, 1 ovarium
yang superior (inferus pada Petermannia), 3 atau 1 ruang, plasenta
aksilaris atau parietalis, stilus 3, lepas atau bersatu di dasar, stigma 3
lobus atau capitatus, bakal biji 1-banyak pada tiap ruang. Buah bakka
dengan 1-3 (jarang banyak) biji.
Famili ini mempunyai sekitar 12 genus, tersebar luas di daerah
tropis dan subtropis, paling beragam di belahan bumi selatan, wakilnya
ada juga di temperata, genus yang terbesar adalah Smilax (sekitar 300
spesies)

Contoh
Beberapa dari genus Smilax digunakan sebagai bahan obat-
obatan, rizom dari Smilax megacarpa dapat dimakan.

Dioscoreaceae
(Gadung-gadungan)
Karakter Spesifik
Rizom seringkali berumbi; batang memanjat atau tegak pendek,
pada batang juga sering ditemukan umbi; daun bertepi rata atau
terbelah 3, pertulangan seperti jala; bunga panikula, rasemosa atau
spika, berukuran kecil, unseksual, jarang biseksual; buah 3, bersayap,
bakka atau kapsul; biji pipih bersayap atau bulat.
Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba yang memanjat, jarang yang tegak,
kadang-kadang berduri, tumbuh dari rizom yang tebal dan berdaging.
Daun tersebar, jarang berhadapan, tangaki daun umumnya terputar,
atau bersendi pada dasar, lembaran daun melebar, sering dasarnya
berbentuk bangun jantung (cordatus), pinggir daun rata, palmatilobus
sampai terbagi bahkan majemuk, umumnya memiliki 3-13 pertulangan

205
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

daun yang melengkung, sering terdapat kelenjar nektar, atau lubang-


lubang berlendir.
Bunga majemuk rasemosa, spika atau panikula, bunga berukuran
kecil, uniseksual (tumbuhan berumah dua) atau biseksual, aktinomorfik,
epiginus, tersusun dalam tiga lingkaran, tepal 6, petaloid atau serupa
braktea, umumnya bersatu dibawah membentuk tabung pendek, biasa
terdapat kelenjar-kelenjar nektar pada tepal atau berupa sekat, stamen
umumnya 6 tersusun dalam 2 lingkaran, kadang-kadang lingkaran dalam
berupa staminodia atau tereduksi, filament lepas atau bersatu, dibawah
melekat pada dasar tabung perianthium, anthera memiliki 2 sel, sering
terpisah jelas dengan konektivum yang melebar, ginaesium 3 karpel,
bakal buah 1 inferior, 3 ruang dengan plasenta aksilaris, bakal biji 2
(beberapa) tiap ruang. Buah kapsul, sering bersegi tiga, dengan 3 sayap,
jarang bakka (pada Tamus) atau samara (Tricococcus dan Rajania), biji
umumnya bersayap, endosperm sangat keras.
Famili Dioscoreaceae ini terdiri dari sekitar 6 genus, tersebar luas
di daerah tropis dan subtropis, sedikit yang sampai di daerah temperata
utara. Genus yang dominan adalah Dioscorea (sekitar 600 spesies),
untuk 5 genus yang lain total spesiesnya sekitar 30.

Contoh
Dioscorea diepenhorstii Miq (Aka kumayan), D. Bulbifera*,.
Beberapa spesies Dioscorea ditanam untuk dimakan umbinya. Akhir-akhir
ini Dioscorea dipakai sebagai bahan baku pembuatan steroid kortison
untuk obat-obatan, dan juga diosgenin untuk anti fertilitas. Selain itu
dimanfaatkan untuk anyaman dan tali.

ORDO ORCHIDALES

Burmanniaceae
Karakter Spesifik
Daun tersusun spiral, sessil, daun tunggal, mengelompok pada
bagian pangkal, daun berwarna hijau atau mengalami teduksi menjadi
berwarna putih atau violet; bunga terminal, mengelompok atau
cincinnate, aktinomorfik, bunga biseksual; periantium berwarna,
biasanya bagian pinggir dari lembaran daun menyatu (gamophyllous),
tabung silindris, terdapat sayap atau tidak ada sama sekali.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba yang tegak, saprofit atau autotrofik,
annual atau perennial. Daun tersusun spiral, sessil, daun tunggal,
mengelompok pada bagian pangkal, daun berwarna hijau atau
mengalami teduksi menjadi berwarna putih atau violet.
Bunga terminal, mengelompok atau cincinnate, aktinomorfik,
bunga biseksual. Periantium berwarna, biasanya bagian pinggir dari
lembaran daun menyatu (gamophyllous), tabung silindris, terdapat sayap
atau tidak ada sama sekali. Perianthium tersusun dalam dua lingkaran,

206
BAB VII

tidak terdapat adanya alat tambahan pada sisi sebelah dalam


(inappendiculata), bagian dalam berukuran lebih kecil. Anthera 3, sessil
atau subsessil, lokus 2, pecah secara transversal. Bakal buah inferior,
memiliki 1 atau 3 sel. Plasenta aksilar atau parietal. Bakal biji banyak.
Buah tipe kapsul dengan biji yang berjumlah sangat banyak.

Contoh
Burmannia bifaria J.J.Sm, Gymnosiphon aphyllus Bl.

Orchidaceae
(Angrek-angrekan)
Karakter Spesifik
Umumnya berupa tumbuhan herba perenial, pada bunga terdapat
modifikasi dari salah satu lembaran mahkota menjadi struktur yang
disebut bibir (labellum) dan column yang merupakan penggabungan
stamen dan stigma. Kelompok epifit seringkali mempunyai umbi semu
(”pseudobulb”) yaitu bagian batang yang membengkak berisi cadangan
makanan.

Deskripsi
Tumbuhan ini berupa herba perennial, hidup di tanah, epifit atau
saprofit, kadang-kadang merambat, Kelompok yang hidup di tanah
memiliki akar serabut atau umbi yang menggembung , sedangkan
kelompok epifit seringkali memiliki batang yang berdaun dan
menggembung membentuk pseudobulb dan sering juga terdapat akar
udara yang dilapisi dengan lapisan velamen. Kelompok yang saprofit
tanpa klorofil.
Batang berdaun atau tidak berdaun dan mendukung bunga,
dengan tipe percabangan simpodial atau monopodial. Kedudukan daun
berselang-seling, jarang yang berhadapan atau berupa karangan; daun
tunggal kadang-kadang mereduksi menjadi sisik dan kadang-kadang
melipat; seperti kulit yang tebal dan berair, biasanya bentuk pita seperti
tali atau bulat telur atau bulat pipih, berpelepah pada pangkalnya yang
memeluk batang dan tertutup.
Bunga majemuk berbentuk spika, tandan atau panikula, atau
bunga tunggal. Bunga bisexualis, jarang unisexual, zigomorfik, selalu
mempunyai braktea, bunga duduk (sessil) atau bertangkai, kebanyakan
terputar waktu anthesis yang berhubungan dengan perputaran bakal
buah atau tangkai bunga sebesar 180º pada waktu pertumbuhannya.
Perianthium biasanya 6 bagian yang tersusun dalam 2 lingkaran,
lingkaran luar terdiri dari 3 sepal yang berwarna hijau atau seringkali
warna dan bentuknya menyerupai petal sebagian atau secara
keseluruhan, kebanyakan perhiasan bunga tersusun tumpang-tindih
(imbricata), lingkaran dalam mempunyai 3 petala dengan petala bagian
tengah (labellum atau bibir) biasanya lebih besar. Bibir ini sering sekali
sangat bermodifikasi pada struktur, bentuk dan/atau warnanya, labellum
ini sering memanjang ke bawah menjadi spura atau kantong yang tidak

207
FAMILI TUMBUHAN BERBUNGA (DIVISI MAGNOLIOFITA)

atau mengandung madu. Bakal buah inferior, karpel 3, biasanya satu


ruang dengan 3 plasenta yang parietal dalam 2 garis atau pada beberapa
genera 3 ruang dengan plasenta aksilar. Bakal biji sangat banyak, sangat
kecil. Stilus, stigma dan stamen berlekatan menjadi satu bangunan yang
sangat kompleks yang disebut columna atau gynandrium. Stamen 1,
posisinya terminal pada columna atau 2 dan di samping (menyokong
stigma yang terminal), tiap anthera pada dasarnya 2 ruang dan
menghadap ke dalam (introrse), tepung sari seperti butir-butir (sering
kali berupa tetrad) atau biasanya menggumpal menjadi kelompok yang
seperti tepung, lilin atau tulang (pollinia), pollinia 2-8 tiap anthera, ujung
destal dari pollinium kadang-kadang mengecil menjadi benang yang
steril (caudicula), tidak berlekatan satu sama lain pada tiap ruang
anthera atau lebih kurang bersatu, staminodia seringkali ada sebagai
kelenjar atau bentuk gigi-gigi atau bangunan bulat telur dalam 1-2
kelompok bagian stilus dari columna seringkali kuat, stigma atau lobus
dari stigma pada dasarnya 3, semuanya fertil atau 2 fertil dan berfungsi
(keduanya seringkali bersatu), jika hal ini terjadi 2 yang di samping fertil
dan lobus stigma yang ketiga dan terminal bermodifikasi dan tumbuh
keluar menjadi bangunan yang kecil dan steril (rostellum) yang terletak
di bawah dan di antara anthera yang tunggal dan terminal dan bagian
yang tertekan atau cekungan dari stigma yang fertil, pada genera yang
sangat maju rostellum menjadi bagian pelengkap dari pollinium dan
bermodifikasi menjadi suatu viscidium atau viscidia.
Buah kapsul, pecah karena kering dengan 2-6 katup yang peka
dengan ujung-ujung yang tetap berlekatan, kapsul ini terpecah di tengah.
Biji sangat banyak, sangat kecil, seringkali bentuk kumparan (fusiform),
tanpa endosperma, embrio tidak dapat dibedakan.

Contoh
Beberapa jenis yang digunakan oleh masyarakat seperti
Agrostophyllum glumaceum Hook. (Bunga sakek); Arundina graminifolia
(D.Don) Hook*. (Anggrek bambu); Arachnis flos-aeris (L.) Rchb.f.
(Anggrek kalajengking); Bulbophyllum lobii*; Coelogyne asperata
Lindl*; Dendrobium crumenatum Sw. (Anggrek merpati) D. anosmum*;
Calanthe tripicata*; Paphiopedilum barbatum (Anggrek Kasut);
Phalaeonopsis amabilis L. (Anggrek bulan); Phaius tangkervilleae*;
Spathoglottis plicata Bl. (Anggrek tanah); Vanda tricolor Lindl. (Anggrek
pandan); Vanilla planifolia ANDR. (Kancing pelanduk).

Hubungan Evolusi
Bentham dan Hooker menempatkan famili ini dalam ordo
Microspermae sebagai ordo pertama dalam kelas Monokotil. Sedangkan
Engler menempatkan famili Orchidaceae ke dalam sub ordo Cynandrae,
ordo Microspermae sebagai ordo terakhir dari Monokotil. Famili ini
termasuk ke dalam Liliiflorae (Liliales) berdasarkan karakter bunga yang
epiginous. Famili ini juga menunjukkan hubungan dekat dengan
Burmaniaceae dan Apostasiaceae sehingga dikelompokkan ke dalam

208
BAB VII

Ordo Orchidales. Menurut Hutchinson kelompok tumbuhan anggrek


mengalami pengurangan dalam jumlah benang sari (evolusinya).
Wettestein menaruh famili Burmaniaceae di bawah Liliflorae dan bukan di
bawah Orchidales.
Menurut Dahiya (1979), dalam tingkatan evolusi anggrek
merupakan tumbuhan yang paling maju, hal ini karena 1) jumlah
anggota di dalam famili Orchidaceae cukup besar meliputi banyak variasi
dalam hal bentuk, ukuran, habit, habitat dan distribusi pada iklim yang
berbeda, 2) bunga zigomorfik, kebanyakan mekar penuh (showy) dengan
alat-alat tambahan seperti bibir dan taji, 3) reduksi jumlah stamen
menjadi 1 atau 2, 4) epigynous, 5) kehadiran paruh (rostellum) yang
merupakan bentuk adaptasi penyerbukan silang oleh serangga dan 6)
jumlah biji banyak, kecil dan ringan yang dapat dengan mudah terpencar
oleh bantuan angin.

209
DAFTAR PUSTAKA

Backer, C.A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1963. Flora of Java
(Spermatophytes only). Vol I (Gymnospermae, Families 1-7,
Angiospermae, families 8-110). N.V.P. Noordhoff-Gronigen- The
Netherland. Netherland. p. 648.
Backer, C.A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1965. Flora of Java
(Spermatophytes only). Vol II (Angiospermae, families 111-160).
N.V.P. Noordhoff-Gronigen- The Netherland. Netherland. p. 640.
Backer, C.A. and Van Den Brink Jr, R.C.B. 1968. Flora of Java
(Spermatophytes only). Vol III (Angiospermae, families 191-238,
Addenda et Corrigenda, General Index to Volume I-III). N.V.P.
Noordhoff-Gronigen- The Netherland. Netherland. p. 761.
Burkil, I.H. 1966a. A. Dictionary of the Economic Products of the Malay
Peninsula. Vol. I (A-H). Ministry of Agruculture and Co-Operatives,
Governments of Malaysia and Singapore. Malaysia. p. 1240.
Burkil, I.H. 1966b. A. Dictionary of the Economic Products of the Malay
Peninsula. Vol. II (I-Z). Ministry of Agruculture and Co-Operatives,
Governments of Malaysia and Singapore. Malaysia. p. 2444.
Corner, E.J.H. and Watanabe.1969. Collection of Illustrated Tropical
Plants.Kyoto University. Kyoto.p.1147
Dahiya, B.S. 1979. Systematic Botany (Taxonomy of Aniospermae). Kalyani
Publishers. New Delhi-Ludhiana.p.434.
Dasuki, U.A. 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas
Bidang Ilmu Hayati Institut Teknologi Bandung. Bandung.p.272.
De Wilde, W.J.J.O. 2000. Flora Malesiana, Myristicaceae. series I. Volume
14. National Herbarium Nederland. Nederland.p.634
De Vogel, E.F. 1987. Manual of Herbarium Taxonomy Theory and Practice.
United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization. Jakarta.
p 164.
Downie, Stephen R. and Kenneth R. Robertson. Integrative Biology 335
(Spring 2006). http://www.life.uiuc.edu/ib/335/25 Februari 2006/
22.35 WIB
Harris, J.G. and Harris M.W. 1994. Plant Identification Terminology. Spring
Lake Publishing. Utah. p.188
Henderson, M.R. 1954. Malayan Wild Flowers Monocotyledons. The Malayan
Nature Society.p.357.
Henderson, M.R. 1959. Malayan Wild Flowers Dicotyledons. The Malayan
Nature Society.p.477.
Jeffrey, C. 1989. Biological Nomenclatur. Third Edition. Edward Arnold. New
York. p. 86.
Jeffrey, C. 1989. Biological Nomenclature. Third Edition. Cambridge
University Press. Great Britain.p.86.

210
Porter, C. L. 1967. Taxonomy of Flowering Plants. Second Edition. W. H.
Freeman and Company. San Fransisco.p.471.
Radford, A.E. 1986. Fundamentals of Plant Systematics. Harper & Row,
Publishers, Inc. New York. p.477.
Radford, Albert E. Fundamentals Of Plant Systematics (Terminology).
http://www.ibiblio.org/botnet/glossary/syschar.html/ 14 Februari 2005
Ridley, H.N. 1967a. The Flora of The Malay Peninsula. Vol I (Polypetalae). L.
Reeve & Co., LTD. Great Britain.p.912.
Ridley, H.N. 1967b. The Flora of The Malay Peninsula. Vol II (Gamopetalae).
L. Reeve & Co., LTD. Great Britain.p.672.
Ridley, H.N. 1967c. The Flora of The Malay Peninsula. Vol III (Apetalae). L.
Reeve & Co., LTD. Great Britain.p.405.
Ridley, H.N. 1967d. The Flora of The Malay Peninsula. Vol IV
(Monocotyledones). L. Reeve & Co., LTD. Great Britain.p.383.
Ridley, H.N. 1967e. The Flora of The Malay Peninsula. Vol V
(Monocotyledones, Gymnospermae, General Indices). L. Reeve & Co.,
LTD. Great Britain.p.463.
Rusjdi Tamin. 2001. Panduan Koleksi dan Herbarium.Herbarium Universitas
Andalas.p.16.
Rusjdi Tamin. 2002. Tingkatan Takson Angiospermae. Herbarium Universitas
Andalas.p.24.
Sato, T. 1991. Flowers and Plants of Mt. Kinabalu. Toyama University.
Toyama.p.127.
Shukla, P. and Misra, S.P. 1982. An Introduction to Taxonomy of
Angiospermae. Vikas Publishing House PVT LTD.p.556.
Sinclair, T. 1955. A Revision of The Malayan, Annonaceae. The Garden’s
Bulletin Singapore. Singapore. p.517.
Soerjani, M., A.j.G.H. Kostemans and G. Tjitrosoepomo. 1987. Weed of Rice
in Indonesia.Balai Pustaka. Jakarta. p. 716.
Tjitrosoepomo, G. 1989. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta. p.266
Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomy Umum, Dasar-dasar Taksonomi
Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. p.215.
Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.p.477
Van Steenis, C.G.G.J. 2002. Flora Untuk Sekolah di Indonesia.
Diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto, dkk. PT Pradnya Paramita.
Jakarta. p. 485
Van Steenis, C.G.G.J. 1955. Flora Malesiana. series I, Volume V, part 1-2.
National Herbarium Nederland. Nederland.p. 296.
Watson, L. and M. J. Dallwitz. The Families of Flowering Plants
(Balsamniaceae). http://delta-intkey.com/21 Februari 2006/18.56 WIB
Whitmore, T.C. 1972. Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters. Vol I.
Longman Malaysia SDN. Berhad.p.468.

211
Whitmore, T.C. 1972. Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters. Vol II.
Longman Malaysia SDN. Berhad.p.444.
Whitmore, T.C. 1972. Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters. Vol III.
Longman Malaysia SDN. Berhad.p.339.
Woodland, D.W. 1997. Contemporary Plant Systematics. Second Edition.
Andrews University Press. Michigan.p.619.

212

Anda mungkin juga menyukai