DEPARTEMENISASI
1.
Metode Langsung
2.
Metode Bertahap
3.
2.
3.
Jumlah Karyawan
4.
Persentase ( % )
1.
Metode Langsung
Metode langsung merupakan metode yang paling lazim untuk pembebanan biaya
departemen pelayanan kepada masing-masing departemen produksi, mengingat
kesederhanaan matematisnya dan penerapannya. Metode ini mencakup
pembebanan langsung dari biaya departemen pelayanan kepada departemen
produksi dan mengabaikan pelayanan yang diberiakan yang diberikan oleh
departemen yang satu kepada departemen pelayanan yang lain.
2.
Metode ini seharusnya lebih teliti daripada metode langsung, karena di sini turut
diperhitungkan pelayanan yang diberikan kepada departemen pelayanan lainnya.
Pembebanan biaya departemen pelayananan itu dilaksanakan melalui pentahapan :
3.
Metode aljabar adalah metode yang lebih teliti, karena diperhitungkannya pada
seluruh pelayanan timbal balik antara semua departemen pelayanan. Dengan
metode aljabar digunakan persamaan simultan untuk membebankan biaya produksi
setiap departemen pelayanan kepada departemen pelayanan yang lain serta
kepada semua departemen produksi. Jumlah persamaan simultan sama dengan
jumlah departemen pelayanan. Perhitungannya akan sangat dipermudah oleh
komputer, bilamana terdapat sejumlah besar departemen pelayanan.
Departemen Pelayanan
Total Biaya
Departemen A, Pemeliharaan
Rp 12.000.000,00
Departemen B, Kantin
Rp 5.500.000,00
Departemen Produksi
Total Biaya
Departemen K, Permesinan
Rp 42.000.000,00
Depatemen L, Perakitan
Rp 78.700.000,00
Data pembebanan :
Departemen
Jam Kerja
Langsung ( ukuran m2 )
Luas Lantai
Jumlah
Karyawan
A = Pemeliharaan
250
15
B = Kantin
900
12
K = Permesinan ..
4.500
2.250
35
L = Kantin ..
20.000
5.700
150
24.500
9.100
212
Jumlah
Pertanyaan :
1. Hitunglah pembebanan (alokasi) biaya departemen pelayanan A & B dengan
menggunakan metode langsung. Biaya departemen A= Pemeliharaan kepada
kepartemen produksi atas dasar luasnya lantai yang digunakan, biaya departemen
B = Kantin dibebankan atas dasar jumlah karyawan
2. Hitunglah pembebanan (alokasi) biaya departemen pelayanan A & B dengan
menggunakan metode bertahap, atas dasar pembebanan sama dengan pertanyaan
satu.
3. Hitunglah pembebanan (alokasi) biaya departemen pelayanan A & B dengan
menggunakan metode aljabar, dengan informasi tambahan sebagai berikut :
Departemen B
Departemen Pelayanan :
Departemen A, Pemeliharaan
Departemen B, Kantin
15%
10%
-
Departemen Produksi :
Departemen K, Permesinan
25%
20%
Departemen L, Perakitan
60%
70%
Jumlah
100%
100%
Cara Penyelesaian :
1.
Metode Langsung
2.
3.
DEPARTEMENTALISASI
1. Pengertian Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan.
Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa numeral
9. Proyek atau matriks
2. Departementalisasi Fungsional
Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi fungsi yang sama atau kegiatan
kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar
departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga
kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi,
memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat
terhadap fungsi-fungsi.
pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan
konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inofatif.
3 . Departementalisasi Divisional
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk,
wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu
produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah
pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan
metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi.
Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang
pengambilan keputusan pada suatu masalah di cabang daerah. Oleh sebab itu maka dibentuklah
tingkatan-tingkatan pada organisasi yang mana di tiap tingkatan tersebut terdapat seorang
manajer yang dapat memberikan keputusan dan dapat bertanggung jawab kepada pemimpin di
atasnya. Sehingga para menajer tersebut memiliki kewenagan untuk melakukan tugas atau misi
yang direncanakan oleh organisasi atau perusahaan namun manajer tersebut juga boleh
melakukan inovasi-inovasi agar divisi dipimpinnya dapat berkembang dengan syarat harus sesuia
dengan misi perusahaan, misalnya BNI 46 mempunyai bebarapa manajer yang mengawasi
divisinya. Ada yang mengurusi cabang provinsi maupun cabang-cabang pada kota maupun
kabupaten setiap manajer di kota tersebut memiliki kekuasaan untuk memutuskan apabila ada
masalah dalam cabang tersebut namun apabila masalah tersebut terlalu besar (berdasarkan
survey yang saya lakukan waktu semester lalu) dapat dilaporkan ke pusat misalnya adalah
peminjaman uang yang terlalu besar. Maka manajer cabang akan menghubungi kantor cabang
provinsi atau pusat terlebih dahulu
Selain itu untuk melakukan pengorganisasian yang baik diperlukan komunikasi yang baik antar
kantor cabang di adakan rapat antar kantor cabang yang membicarakan masalah-masalah yang
ada pada tiap divisi maupun pada kantor cabang selain itu pada rapat ini sebagai tempat untuk
memberiakan pengarahan ataupun misi kepada para manajer pimpinan cabang maupun divisi
untuk dapat mengembangkan divisi atau cabangnya.
1.Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat
digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya
keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
2. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
3. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam
departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas
tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk
merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
2 Teori-Teori Organisasi
Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional
atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan
usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu
perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu
lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan
pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses
pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan
ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien
STRUKTUR ORGANISASI
Pengertian Sturktur Organisasi
Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan
mana organisasi dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan
kedudukan , tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja , standarlisasi ,koordinasi , sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.
Faktor-Faktor Perancangan Struktur Organisasi
faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai
berikut:
1. strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. strategi menjelaskan bagaimana aliran
wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan.
2. teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barangbarang atau jasa akan membedakan struktur organisasi.
3. anggota (pegawai / karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. kemanapun
dan cara berfikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan
dalam merancang struktur organisasi.
4. ukuran organisasi. besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang
sangat mempengaruhi struktur organisasi. semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi
akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.
A. Unsur-unsur Struktur Organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan
2. Standarisasi kegiatan
3. Koordinasi kegiatan
4. Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kegiatan
B. Kelompok Kerja Formal:
1. Pembagian kerja
2. Menejer dan bawahan atau rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen pekerjaan
5. Tingkat manajemen
C. Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompopk kerja formal yaitu:
1. Kesatuan tugas khusus (task forces)
2. Panitia:
a. tetap (standing committess) disebut juga panitia struktural.
b. tidak tetap (ad hoe)
3. Dewan (boards) dan komisi
Departemenisasi/pengelompokan kerja
Departemenisasi merupakan usaha membagi atau pengelompokan kegiatankegiatan kerja suatu organisasi dalam unit-unit yang mampu dikelola dengan baik
agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan
bersama. Departemenisasi juga tercermin dalam stuktur formal organisasinya, dan
tampak/ditunjukan aloh suatu bagan organisasi.
Pembagian departemen atau unit pada struktur organisasi didasarkan pada :
1. Departementalisasi Menurut Fungsi
Pada pembagian ini orang yang memiliki fungsi yang terikat dikelompokkan
menjadi satu. Umum terjadi pada organisasi kecil dengan sumber daya terbatas
dengan produksi lini produk yang tidak banyak. Biasanya dibagi dalam bagian
keuangan, pemasaran, umum, produksi, dan lain sebagainya.
2. Departementalisasi Menurut Produk
Pada jenis departementalisasi ini orang-orang atau sumber daya yang ada dibagi
ke dalam departementalisasi menurut fungsi serta dibagi juga ke dalam tiap-tiap
lini produk, wilayah geografis, menurut jenis konsumen, dan lain sebagainya.