Anda di halaman 1dari 12

DEPARTEMENISASI

DEPARTEMENISASI

Pada suatu perusahaan industri (manufacturing) terdapat dua departemen pokok


yaitu departemen produksi dan departemen pelayanan (service). Departemen
produksi adalah bagian di mana berlangsung konversi atau produksi barang.
Sedangkan departemen pelayanan atau service (misalnya departemen personalia,
departemen pemeliharaan, departemen kafetaria atau kantin, departemen
listrik/penerangan) memberi dukungan kepada departemen produksi. Karena
departemen produksi langsung menarik manfaat dari departemen pelayanan, biaya
departemen pelayanan seba-liknya membebankan biayanya kepada departemen
produksi yang ber-sangkutan (sebagai bagian dari biaya overhead pabrik). Untuk
membe-bankan biaya departemen pelayanan kepada departemen produksi dapat
ditetapkan salah satu metode berikut :

1.

Metode Langsung

2.

Metode Bertahap

3.

Metode Aljabar atau reciprocal

Sedangkan dasar pembebanan antara lain :


1.

Jam Kerja Langsung

2.

Luas Lantai yang digunakan atau M2

3.

Jumlah Karyawan

4.

Persentase ( % )

1.

Metode Langsung

Metode langsung merupakan metode yang paling lazim untuk pembebanan biaya
departemen pelayanan kepada masing-masing departemen produksi, mengingat
kesederhanaan matematisnya dan penerapannya. Metode ini mencakup
pembebanan langsung dari biaya departemen pelayanan kepada departemen
produksi dan mengabaikan pelayanan yang diberiakan yang diberikan oleh
departemen yang satu kepada departemen pelayanan yang lain.

2.

Metode Bertahap (Step Method)

Metode ini seharusnya lebih teliti daripada metode langsung, karena di sini turut
diperhitungkan pelayanan yang diberikan kepada departemen pelayanan lainnya.
Pembebanan biaya departemen pelayananan itu dilaksanakan melalui pentahapan :

a) Pertama dibebankan biaya dari departemen pelayanan yang melayani sejumlah


besar departemen pelayanan lainnya.
b) Kemudian dibebankan biaya departemen pelayanan yang melayani jumlah
departemen pelayanan terbanyak kedua. Pada langkah ini turut juga dibebankan
biaya pelayanan yang dibebankan pada langkah pertama. Perlu diperhatikan bahwa
pada metode bertahap ini, biaya dari departemen pelayanan yang kemudian tidak
akan dibebankan kepada departemen pelayanan yang mengadakan pembebanan
pada tahap terdahulu, dengan demikian harus diabaikan pelayanan timbal balik
antar departemen.
c) Uraian yang diutarakan di atas dilanjutkan secara bertahap, sampai biaya dari
seluruh departemen pelayanan telah dibebankan kepada semua departemen
produksi.

3.

Metode Aljabar atau Reciprocal (timbal balik)

Metode aljabar adalah metode yang lebih teliti, karena diperhitungkannya pada
seluruh pelayanan timbal balik antara semua departemen pelayanan. Dengan
metode aljabar digunakan persamaan simultan untuk membebankan biaya produksi
setiap departemen pelayanan kepada departemen pelayanan yang lain serta
kepada semua departemen produksi. Jumlah persamaan simultan sama dengan
jumlah departemen pelayanan. Perhitungannya akan sangat dipermudah oleh
komputer, bilamana terdapat sejumlah besar departemen pelayanan.

Contoh : Alokasi biaya depatemen pelayanan ke departemen produksi PT RAHAYU


pada akhir tahun memiliki data akuntansi sbb :

Departemen Pelayanan

Total Biaya

Departemen A, Pemeliharaan

Rp 12.000.000,00

Departemen B, Kantin

Rp 5.500.000,00

Departemen Produksi

Total Biaya

Departemen K, Permesinan

Rp 42.000.000,00

Depatemen L, Perakitan

Rp 78.700.000,00

Data pembebanan :
Departemen

Jam Kerja
Langsung ( ukuran m2 )

Luas Lantai

Jumlah

Karyawan

A = Pemeliharaan

250

15

B = Kantin

900

12

K = Permesinan ..

4.500

2.250

35

L = Kantin ..

20.000

5.700

150

24.500

9.100

212

Jumlah

Pertanyaan :
1. Hitunglah pembebanan (alokasi) biaya departemen pelayanan A & B dengan
menggunakan metode langsung. Biaya departemen A= Pemeliharaan kepada
kepartemen produksi atas dasar luasnya lantai yang digunakan, biaya departemen
B = Kantin dibebankan atas dasar jumlah karyawan
2. Hitunglah pembebanan (alokasi) biaya departemen pelayanan A & B dengan
menggunakan metode bertahap, atas dasar pembebanan sama dengan pertanyaan
satu.
3. Hitunglah pembebanan (alokasi) biaya departemen pelayanan A & B dengan
menggunakan metode aljabar, dengan informasi tambahan sebagai berikut :

Pelayanan Disediakan Oleh


Departemen A

Departemen B

Departemen Pelayanan :
Departemen A, Pemeliharaan

Departemen B, Kantin

15%

10%
-

Departemen Produksi :
Departemen K, Permesinan

25%

20%

Departemen L, Perakitan

60%

70%

Jumlah

100%

100%

4. Perhitungan Tarif Overhead Dept. Produksi K = Permesinan dan Dept. Produksi


L = Perakitan atas dasar Jam Kerja Langsung

Cara Penyelesaian :
1.

Metode Langsung

Departemen Pelayanan A = Pemeliharaan, atas dasar luas lantai, dan Dept. B =


Kantin atas dasar jumlah karyawan, langkah penyelesian sbb :
a) Menghitung Tarif per m2 Dept. Pelayanan A = Jumlah Biaya Dept. A (:) Luas
Lantai Dept. Produksi K & L yang digunakan.
b) Masing - masing Jumlah Luas Lantai Dept. K & L dikalikan Tarif, sama dengan
jumlah biaya yang diterima Dept. Produksi K & L dari Dept. Pelayanan A.
c) Dept. Pelayanan B, langkah ini sama dengan langkah 1 dan 2 tetapi
pembebanan atas dasar jumlah karyawan.
d) Dept. Produksi K & L setelah menerima alokasi biaya dari Dept. Pelayanan A &
B, biaya dijumlahkan dibagi masing-masing Jam Kerja Langsung, sebagai dasar
perhitungan tarif.

2.

Metode Bertahap (Tak Langsung)

Penyelesaian sama dengan metode langsung, tetapi biaya Dept. Pelayanan A


dialokasikan ke Dept. Pelayanan B terlebih dahulu, kemudian Dept pelayanan B,
biaya yang diterima ditambah biaya yang ada dijumlahkan kemudian dialokasikan
ke dept. produksi K dan L, dept. produksi K dan L setelah menerima alokasi biaya
dari dept. pelayanan A dan B biayanya dijumlah kemudian dibagi dasar
pembebanan menghasilkan tarif .

3.

Metode aljabar atau reciprocal (timbal balik)

Dept. Pelayanan A & B dibuat persamaan aljabar, sbb :


Persamaan 1 = A = Rp 12.000.000,00 + 0,10 B
Persamaan 2 = B = Rp 5.500.000,00 + 0,15 A

Dari persamaan 1 dihitung ditemukan total biaya dept. Pelayanan A kemudian


dialokasikan ke dept. pelayanan B, dept. Produksi K dan L sebesar 15% ke B, 25%
ke K dan 60% ke L. sehingga persamaan 2 menjadi B = Rp 5.500.000,00 + 0,15
(rupiah biaya yang diterima dari dept.A atau sebesar 15%), kemudian ditemukan
total biaya Dept. B, selanjutnya total biaya dept. pelayanan B dialokasikan ke dept.
pelayan A, dept. produksi K dan dept. produksi L sebesar 10% , 20% dan 70%.
Setelah dept. produksi menerima alokasi biaya dari dept. pelayanan A dan B, semua
biaya yang ada ditotal dibagi dengan dasar pembebanan, terhitunglah tariff dept.
prouksi K maupun dept. produksi L.

DEPARTEMENTALISASI
1. Pengertian Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan.
Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa numeral
9. Proyek atau matriks
2. Departementalisasi Fungsional
Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi fungsi yang sama atau kegiatan
kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar
departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga
kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi,
memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat
terhadap fungsi-fungsi.
pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan
konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inofatif.
3 . Departementalisasi Divisional
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk,
wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu
produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah
pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan
metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi.
Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang

juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan


kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi
menjalankan usahanya.
Kebaikan-kebaikan struktur organisasi divisional dapat diperinci sebagai berikut :
1. Meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi
pemberian tanggapan yang cepat.
2. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang
khas.
3. Tempat latihan yang baik bagi para manager strategik.
Kelemahah-kelemahan sturktur divisional secara lebih terperinci :
1. Masalah duplikasi sumberdaya dan peralatan yang tidak perlu.
2. Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi
Perusahaan yang melekukan departentalisasi diuntungkan dengan pembagian control dan
koordinasi pada perusahaan tersebut. Wilayah kekuasaan dan tanggung jawab dipersempit
sehingga untuk memimpinnya menjadi lebih mudah.

Departementalisasi sendiri dibagi atas beberapa macam yaitu :


1. Departementalisasi berdasarkan pelanggan
Maksudnya perusahaan akan melakukan pembagian penjualan produk ke pelanggan,biasanya ada
yang bagian produk laki-laki ataupun perempuan atau tua dan muda. Contohnya adalah
pembagian penjualan produk Rexona ada pembagian untuk produk remaja, laki-laki , perempuan
ataupun yang xtra berkeringat. Dengan dilakukannya pembagian ini penjualan akan lebih tepat
sasaran dan efisien
2. Departementalisasi berdasarkan produk
Maksudnya perusahaan akan mengelompokan departemen sesuai dengan kelompok produk yang
dihasilkan misalkannya pembagian departeman barang untuk mengurusi produksi produk berupa
barang dan departemen jasa untuk menangani produk yang berupa jasa
3. Departementalisasi berdasarkan proses
Maksudnya pembagian departemen berdasrkan proses pengkerjaannya, misalnya pada
perusahaan meubel dibagi atas divisi untuk pengolahan kayu mentah, divisi pembuatan kursi
atau meubel kemudian divisi pengecatan
4. Departementalisasi berdasarkan geografis
Maksudnya pembagian departeman berdasarkan lokasi penjualan produk misalnya departemen
yang mengawasi di jawa dan Bali, di Kalimantan maupun di Sumatara
5. Departementalisasi berdasarkan fungsi
Maksudnya pembagian departemann berdasarkan aktifitas perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya, misalnya departemen produksi, departemen penjualan, departemen pemasaran dan
lain-lain
Setelah melakukan pembagian tugas, maka yang harus dilakukan adalah menetapkan hierarki
pengambilan keputusan. Bagaimana dalam perusahaan perusahaan yang besar diperlukan cara
penentuan pengambilaan keputusan karena tidak mungkin seorang presiden direktur melakukan

pengambilan keputusan pada suatu masalah di cabang daerah. Oleh sebab itu maka dibentuklah
tingkatan-tingkatan pada organisasi yang mana di tiap tingkatan tersebut terdapat seorang
manajer yang dapat memberikan keputusan dan dapat bertanggung jawab kepada pemimpin di
atasnya. Sehingga para menajer tersebut memiliki kewenagan untuk melakukan tugas atau misi
yang direncanakan oleh organisasi atau perusahaan namun manajer tersebut juga boleh
melakukan inovasi-inovasi agar divisi dipimpinnya dapat berkembang dengan syarat harus sesuia
dengan misi perusahaan, misalnya BNI 46 mempunyai bebarapa manajer yang mengawasi
divisinya. Ada yang mengurusi cabang provinsi maupun cabang-cabang pada kota maupun
kabupaten setiap manajer di kota tersebut memiliki kekuasaan untuk memutuskan apabila ada
masalah dalam cabang tersebut namun apabila masalah tersebut terlalu besar (berdasarkan
survey yang saya lakukan waktu semester lalu) dapat dilaporkan ke pusat misalnya adalah
peminjaman uang yang terlalu besar. Maka manajer cabang akan menghubungi kantor cabang
provinsi atau pusat terlebih dahulu
Selain itu untuk melakukan pengorganisasian yang baik diperlukan komunikasi yang baik antar
kantor cabang di adakan rapat antar kantor cabang yang membicarakan masalah-masalah yang
ada pada tiap divisi maupun pada kantor cabang selain itu pada rapat ini sebagai tempat untuk
memberiakan pengarahan ataupun misi kepada para manajer pimpinan cabang maupun divisi
untuk dapat mengembangkan divisi atau cabangnya.

1.Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat
digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :

1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya
keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
2. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
3. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam
departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas
tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk
merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

2 Teori-Teori Organisasi
Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional
atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan
usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu
perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu
lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan
pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses
pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan

ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien
STRUKTUR ORGANISASI
Pengertian Sturktur Organisasi
Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan
mana organisasi dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan
kedudukan , tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja , standarlisasi ,koordinasi , sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.
Faktor-Faktor Perancangan Struktur Organisasi
faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai
berikut:
1. strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. strategi menjelaskan bagaimana aliran
wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan.
2. teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barangbarang atau jasa akan membedakan struktur organisasi.
3. anggota (pegawai / karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. kemanapun
dan cara berfikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan
dalam merancang struktur organisasi.
4. ukuran organisasi. besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang
sangat mempengaruhi struktur organisasi. semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi
akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.
A. Unsur-unsur Struktur Organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan
2. Standarisasi kegiatan
3. Koordinasi kegiatan
4. Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kegiatan
B. Kelompok Kerja Formal:
1. Pembagian kerja
2. Menejer dan bawahan atau rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen pekerjaan
5. Tingkat manajemen
C. Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompopk kerja formal yaitu:
1. Kesatuan tugas khusus (task forces)
2. Panitia:
a. tetap (standing committess) disebut juga panitia struktural.
b. tidak tetap (ad hoe)
3. Dewan (boards) dan komisi

tujuan dibentuknya panitia manajemen adalah untuk mengkoordinasikan dan mempertukarkan


informasi, memberi saran manajemen, atau bahkan membuat keputusan sendiri.

3.2 Departementalisasi Fungsional Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi fungsi yang


sama atau kegiatan kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional
ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. kebaikan
utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsifunsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan
memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. pendekatan fungsional
mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,
menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugastugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
3.3 Departementalisasi Divisional Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas
dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional
atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk
yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenisjenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda
satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau
geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau
dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
3.4 Organisasi Proyek dan Matriks
Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran (hybrid design). Kedua
struktur organisasi ini tersusun dari satu atau lebih tipe-tipe departementalisasi lainnya. Struktur proyek
dalam matriks bermaksud untuk mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe design fungsional dan
divisional dengan menghindari kekurangan-kekurangan.

Departemenisasi/pengelompokan kerja

Departemenisasi merupakan usaha membagi atau pengelompokan kegiatankegiatan kerja suatu organisasi dalam unit-unit yang mampu dikelola dengan baik
agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan
bersama. Departemenisasi juga tercermin dalam stuktur formal organisasinya, dan
tampak/ditunjukan aloh suatu bagan organisasi.
Pembagian departemen atau unit pada struktur organisasi didasarkan pada :
1. Departementalisasi Menurut Fungsi
Pada pembagian ini orang yang memiliki fungsi yang terikat dikelompokkan
menjadi satu. Umum terjadi pada organisasi kecil dengan sumber daya terbatas
dengan produksi lini produk yang tidak banyak. Biasanya dibagi dalam bagian
keuangan, pemasaran, umum, produksi, dan lain sebagainya.
2. Departementalisasi Menurut Produk
Pada jenis departementalisasi ini orang-orang atau sumber daya yang ada dibagi
ke dalam departementalisasi menurut fungsi serta dibagi juga ke dalam tiap-tiap
lini produk, wilayah geografis, menurut jenis konsumen, dan lain sebagainya.

3. Departemenisasi berdasarkan jumlah.


Cara ini merupakan cara yang paling sederhana. Pembagian organisasi
didasarkan atas dasar
jumlah bawahannya. Contohnya Tentara.

4. Departemenisasi Berdasarkan prosesnya


Departemenisasi ini banyak digunakan pada tingkat bawah bagian produksi.
Tujuan dari departemenisasi ini untuk memperoleh keuntungan ekonomis dalam
melaksanakan
kegiatannya.

5. Departemenisasi berdasarkan kombinasi


Perusahaan melakukan Pengabungan antara departemen-departeman yang ada
dalam
suatu wadah/tempatyang sama.Bentuk organisasi ini marupakan gabungan dari
departementalisasi menurut fungsional dan departementalisasi menurut proses.

6. Departemenisasi Berdasarkan langganan


Perusahaan yang mempunyai perhatian yang besar terhadap langganannya
dapat mengadakan
departemenisasi berdasarkan langganan.

7. Departemenisasi berdasarkan daerah.


Departemenisasi berdasarkan daerah umum digunakan oleh perusahaan yang
secara fisik tersebar.

Dalam departemenisasi sering terdapat kegiatan-kegiatan yang tidak mudah


ditentukan
termasuk dalam departemen yang mana atau bila ada kegiatan baru yang perlu
dilaksanakan
dan kegiatan-kegiatan ini perlu dimasukkan dalam departemen yang ada.
Sebelum ditugasakan
kepada departemen/bagian perlu diketahui dulu apa jenis kegiatannya.

Anda mungkin juga menyukai