Pusdiklat Mineral Dan Batubara - Ekstraksi Asam Humat Dari Gambut Untuk Industri
Pusdiklat Mineral Dan Batubara - Ekstraksi Asam Humat Dari Gambut Untuk Industri
Home
PusdiklatMineraldanBatubaraEkstraksiAsamHumatdariGambutuntukIndustri
RegistrasiDiklatOnline
BERANDA
Halamandepan
Beranda
eLibrary
WebMail
PROFIL
TentangPusdiklatMinerba
Kerjasama
Tambang
SurveyIKM
WIDYAISWARA
DaftarPengajar
Masuk
SurveyEPD(POP)
GALERIFOTO
GaleriFotoKegiatanPusdiklatMinerba
Cari...
KONTAK
HubungiKami
EkstraksiAsamHumatdariGambutuntukIndustri
ABSTRAK
Lahan gambut tersebar luas di Indonesia, terutama di daerah Kalimantan Barat, Kalimantann Tengah, Kalimantan Selatan, di daerah Riau, Irian Jaya, Sumatera Utara
dan Lampung. Selain sebagai lahan pertanian, gambut diketahui memiliki potensi sebagai bahan baku energi dan industri . Pemanfaatan gambut untuk energi telah
dipelopori oleh salah satu perusahaan industri pulp yang berlokasi di daerah Riau.
Pemanfaatan bagi keperluan industri dewasa ini sudah diteliti oleh beberapa instansi/lembaga pemerintah maupun oleh kalangan swasta. Natrium humat sebagai
produk akhir dari percobaan pemurnian ini berdasarkan informasi yang ada dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan pencampuran
pengerasan semen, bahan additif untuk pengikat lumpur batubara agar tahan terhadap pengendapan, bahan pencampur lumpur bor serta sebagai penambah kekuatan
dan kekompakan pada produk industri porselen.
I.PENDAHULUAN
Gambut merupakan campuran heterogen endapan vegetasi yang terakumulasi dalam lingkungan air jenuh. Pembentuk utama gambut di Indonesia adalah vegetasi
hutan tropis dan pada umumnya memiliki variasi warna kuning sampai coklat kehitamhitaman, tergantung dari proses pelapukan, jenis tanaman serta kandungan
sedimennya.
Lahan gambut tersebar luas di Indonesia, terutama di daerahdaerah pantai Kalimantan Barat, Tengah, dan Selatan, daerah Riau, Irian Jaya, Sumatera Utara dan
Lampung.
Sebagai sumber daya alam, gambut dapat dimanfaatkan bagi berbagai peruntukan baik sebagai lahan pertanian dan kehutanan maupun sebagai sumber energi
dan bahan baku industri. Melalui proses pirolisasi, gambut dapat menghasilkan kokas, tar dan gas yang selanjutnya melalui proses lanjutan dapat dijadikan kokas
metalurgi, karbon aktif, bahan pelarut pada industri kimia, dan lain sebagainya. Melalui proses gasifikasi, gambut dapat menghasilkan synthetic gas dan water
gas yang selanjutnya dapat menghasilkan gas hidrogen, metan, methanol, dan amoniak.
Pada proses hidrogensi, gambut dapat menghasilkan synthetic crude oil, yaitu suatu produk dasar untuk bahan bakar. Selain itu melalui proses ekstraksi, gambut
dapat menghasilkan asam humat yang dapat dimanfaatkan antara lain sebagai pengatur viskositas pada lumpur pembilas bor, sebagai bahan pencampur pada
proses pengerasan semen dan pada industri plastik. Unsur pembentuk gambut adalah unsur organik yang terdiri dari : karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen
serta sedikit unsur organik yang terdiri dari silisium, kalsium, dan magnesium.
Unsur organik tersebut membentuk rantai molekul yang besar yang terdiri dari : asam humat, asam sulfat, humin, karbohidrat, lilin, protein, lignin serta banyak
lagi senyawa organik lainnya.
Asam humat dan asam sulfat merupakan senyawa pembentuk gambut yang paling banyak dan merupakan salah satu indikasi dari berbagai jenis dan tipe gambut.
Masingmasing senyawa pembentuk gambut mempunyai sifat kelarutan yang berbeda.
Asam humat adalah senyawa yang koloid, amorf, polimer, berwarna coklat tua, larut di dalam larutan natrium hidroksida atau larutan kalium hidroksida dan tidak
larut/mengendap di dalam larutan asam anorganik. Berdasarkan sifat kelarutan tersebut asam humat yang dapat dipisahkan dari senyawa lainnya. Asam humat
direaksi atau diekstraksi dengan larutan natrium hidroksida. Hasil ekstraksi dimurnikan atau dikeringkan sehingga diperoleh padatan yang kering, berwarna hitam
mengkilat. Menurut Q.H. Wu dkk (1984), natrium humat dapat dipakai sebagai cathode plate extender, additive portland cement, oil drilling mud additive,
dispersant untuk menambah kekuatan dan kekompakan produk industri serta porselin serta bahan dasar industri asam organik.
II.PERCOBAAN
Pada percobaan ekstraksi yang dilakukan, proses pelaksanaannya, berlangsung secara bertahap, yakni : (lihat bagan alir proses)
Analisa ayak
Ekstrasi asam humat
Pemisahan dan pemurnian natrium humat
Pengeringan
Untuk mengetahui jumlah serta sebaran asam humat dari setiap fraksi, telah dilakukan analisa ayak terhadap contoh gambut yang secara acak pada suatu lahan
gambut di Palangkaraya. Contoh dicampur dan diaduk sampai betulbetul homogen, kemudian ditimbang danditetapkan kadar airnya. Selanjutnya contoh di jemur
selama lima hari sampai didapat contoh dengan kekeringan yang merata (kadar air antara 10 13 %). Analisa ayak dilakukan terhadap gambur kering tersebut
dengan menggunakan saringan kawat yang mempunyai ukuran bukan 12, 4, 2, 0, 5, dan 0,215 mm. Fraksi yang diperoleh dari hasil analisa ayak ditimbang untuk
diketahui perbandingan berat dari masingmasing fraksi contoh gambut.
Kandungan asam humat dari tiap fraksi ditentukan dengan cara ekstraksi dan nitrasi oksida dengan menggunakan larutan kalium permanganat. Dari hasil analisa
ayak serta penetuan kandungan asam humat terhadap masingmasing fraksi disimpulkan bahwa percobaan ekstrasi asam humat paling ideal dilakukan pada contoh
gambut berukuran butir kurang dari 2 mm, lihat Tabel 1).
http://www.pusdiklatminerba.esdm.go.id/index.php/kerjasama/item/212ekstraksiasamhumatdarigambutuntukindustri
1/4
11/6/2015
PusdiklatMineraldanBatubaraEkstraksiAsamHumatdariGambutuntukIndustri
Masingmasing campuran tersebut dimasukan kedalam gelas piala ukuran 600 ml, di aduk dengan baik kemudian ditambah air sampai volume 500 ml,didihkan di
atas pemanas selama 10 menit sambil diaduk perlahanlahan. Campuran larutan hasil pemanasan kemudian dimasukkan dan dibilas kedalam gelas ukur 1 liter,
tambahkan air sampai jumlah volume larutan 1 liter. Selang dua jam larutan di aduk dan selanjutnya larutan dibiarkan semalaman. Setelah larutan dibiarkan satu
malam, pipet larutan tepat di tengah gelas ukur sebanyak 10 ml, kemudian hasil ektraksi ditentukan secara oksidimetri dengan larutan kalium permanganat.
Perubahan keasaman setiap larutan diperiksa dengan menggunakan kertas Ph. Pemisahan dengan cara filtrasi ternyata tidak memberikan hasil yang memuaskan,
karena hanya sebagian kecil saja cairan yang dapat dikeluarkan, sedangkan sisanya tertahan oleh endapan dibawahnya, yang makin lama makin padat. Penyaringan
dan pemerasan yang disertai dengan tekanan telah dilakukan terhadap ampas atau endapan sisa ektraksi pada kotak besi berukuran 8x8x10 cm yang bagian
dasarnya dipasang saringan berlubang.Larutan ekstraksi diperoleh dari 50 dan 100 gram gambut kering ukuran 2 mm yang di ekstraksi dengan natrium hidroksida
sampai total volume 1 litersehingga diperoleh lumpur gambut 5% dan 10% setelah jangka waktu 2, 4, 6, dan 18 jam. Kadar padatan yang tidak larut diamati
dengan cara memipet bagian tengah gelas ukuran sebanyak 10 ml., kemudian disaring dengan kertas whatman No. 40 (yang beratnya telah diketahui) dan dicuci
sampai bersih.
Endapan yang tersisa di atas kertas saring kemudian dikeringkan di dalam oven pada 110o C selama dua jam. Setelah pengeringan endapan didinginkan di dalam
desikator selama 5 menit, selanjutnya ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Pengeringan di ulang beberapa kali sampai bobot hasil penimbangan
tetap. Hasil pengamatan percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Larutan Natrium Humat yang telah didiamkan lebih dari 16 jam dipisahkan dari endapan gambut dengan cara mengalirkan larutan yang berada di atas endapan
memlalui sebuah selang plastik ke dalam suatu tempat. Dari 1 liter larutan dengan suspensi gambut 5% dapat dipisahkan sebanyak 850 ml larutan natrium humat
dengan kadar 95,62% dan 150 ml sisa endapan gambut dengan kadar air 90,75%. Sedangkan dari 1 liter larutan dengan suspensi gambut 10% dapat dipisahkan
dengan 700 ml larutan natrium humat dengan kadar air 92,5% dan 300 ml sisa endapan dengan kadar air 87,5%.
Larutan Natrium Humat yang telah dipisahkan dari endapan. Kemudian disebar di atas loyang aluminium yang dialasi lembar plastik , kemudian dimasukkan ke
dalam oven, dipanasi pada suhu 110oC dan diuapkan sampai kering. Setelah diuapkan lebih dari 18 jam maka diperoleh padatan natrium humat kering, berwarna
hitam dan mengkilat. Larutan natrium humat dapat pula diendapkan kembali dengan larutan asam hidrokhlorida encer pH2. Endapan yang diperoleh berupa agar
yang berwarna hitam, bila dikeringkan akan berupa kusam.
http://www.pusdiklatminerba.esdm.go.id/index.php/kerjasama/item/212ekstraksiasamhumatdarigambutuntukindustri
2/4
11/6/2015
PusdiklatMineraldanBatubaraEkstraksiAsamHumatdariGambutuntukIndustri
V.KESIMPULAN
Nahumat merupakan produk akhir dari program percobaan tersebut yang telah diuji coba. Percobaan pemanfaatan Nahumat hasil dari ekstraksi gambut
dilaksanakan di Laboraturium Geoteknik dan Kimia Direktorat Batubara di Tanjung Enim. Hasil percobaan menunjukkan bahwa Nahumat dapat digunakan sebagai
pengeras pada adukan semen dan pengatur viskositas lumpur pembilas bor.
Percobaan Pemanfaatan gambut untuk industri yang telah dilakukan tersebut masih merupakan kegiatan awal yang tentunya hasilnya masih jauh dari sempurna.
Kendala yang dihadapi selama ini adalah keterbatasan sarana pendukung dan tenaga ahli dibidang gambut.
Untuk itu tentunya perlu dilakukan tindak lanjut penelitian dan pengembangan dengan cara menghimpun seluruh keahlian dari instansi terkait dari pihak swasta
agar keanekaragaman manfaat gambut, khususnya untuk industri dapat lebih dilaksanakan.
Dikompilasi oleh:
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pusdiklatminerba.esdm.go.id/index.php/kerjasama/item/212ekstraksiasamhumatdarigambutuntukindustri
3/4
11/6/2015
PusdiklatMineraldanBatubaraEkstraksiAsamHumatdariGambutuntukIndustri
4. ......................, Laporan Percobaan Ekstraksi Asam Humat Dari Gambut, Proyek Pengembangan Pertambangan Batubara dan Gambut Desa Kalapangan,
Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Direktorat Batubara tahun 1992/1993.
Tweet
Like Onepersonlikesthis.Bethefirstof
yourfriends.
Read2524times
Moreinthiscategory: DAMPAKPEMANFAATAN/PEMBAKARANBATUBARA
PembentukanBatubaraKaitannyadenganPeringkat(RANK)
Logintopostcomments
LINK TERKAIT
KONTAK KAMI
KementrianESDM
BadanDiklatESDM
DitjenMinerbaKESDM
Jl.JendralSudirmanNo623
BandungIndonesia
BalaiDiklatTambangBawahTanah
Telp:0226076756
PusdiklatMigas
Fax:0226035506
PusdiklatKEBTKE
info@pusdiklat
PusdiklatGeologi
STEMAkamigas
Copyright2013PusdiklatMinerba.AllRightsReserved.Websitebycmitech.net
ValidXHTMLandCSS
minerba.esdm.go.id
Map data 2015 Google
Home
RegistrasiDiklatOnline
eLibrary
WebMail
http://www.pusdiklatminerba.esdm.go.id/index.php/kerjasama/item/212ekstraksiasamhumatdarigambutuntukindustri
SurveyIKM
SurveyEPD(POP)
4/4