Anda di halaman 1dari 21

AKUNTANSI

DI
NEGARA MESIR

Tim Penyaji :

Yogi
Hendi
Tridasa
Mahirsyah

NIM. 041514253008
NIM. 041514253010
NIM. 041514253016
NIM. 041514253024

Pokok Bahasan
A.

Perekonomian Mesir Kuno

B.

Akuntansi dan Akuntabilitas di


Mesir Kuno

C.

Perkembangan Sistem Akuntansi


di Mesir

Prolog
Menurut Ernest Sevelinck dalam artikelnya yang
berjudulAccounting in Ancient Times (The Accounting
Historians Journal Vol 12 No.1 (1985)menyatakan:
Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang. Ribuan
bukti catatan akuntansi dalam kulit kayu (papyri) yang
ditemukan lebih lima belas abad yang lalu dan
menjelaskan bahwa akuntansi itu telah ada lebih
daripada 3000 tahun yang lalu dengan beberapa tingkat
kejelasannya.
Manajer
mesir bernama My mencatat transaksi
hariannya dalamcalamous reed (sejenis kulit).
Pada tahun 3200 SM sudah dikenal 2 macam teknik
akuntansi :koindalam bentuk tertentu ditandai dan
disimpan dalam amplop lalu tokendisimpan dalam
bentuk yang lebih besar dengan berbagai variasi dan
kompleks.

A. Perekonomian Mesir Kuno


Sebagian besar aktivitas ekonomi Mesir Kuno
dikendalikan oleh Kerajaan. Firaun sebagai raja
dianggap perwujudan dewa yang berkuasa di
bumi. Firaun dalam menjalankan pemerintahan
dibantu oleh para wazir (staf khusus) dan sistem
birokrasi

yang

kompleks.

tersusun

dalam

beberapa

pembagian

fungsi

spesifik.

Sistem
tingkatan
Para

birokrasi
dengan

birokrat

ini

merupakan orang-orang terlatih, yang menguasai


ilmu pengetahuan dan matematika.

Ekonomi Mesir Kuno terwujud dalam pembangunan


proyek

infrastruktur

raksasa,

seperti

kompleks

pemakaman, tempat pemujaan, istana, dan tempattempat

peristirahatan,

selain

tentunya

pertanian,

produksi makanan dan minuman dan industri tekstil dan


besi. Pajak dikenakan terhadap hasil pertanian, dipungut
dan

dicata

oleh

para

petugas

yang

kemudian

menyimpannya di gudang kerajaan. Hasil pajak dibagi


untuk

Firaun

sebagian

disimpan

untuk

kemudian

dikembalikan kepada rakyat ketika terjadi kelaparan


(redistributive system).

B. Akuntansi dan Akuntabilitas di Mesir Kuno


Pembahasan terkait praktek akuntansi dan akuntabilitas di
Mesir Kuno dibagi dalam dua ranah:

1.Akuntansi

untuk sektor publik (kerajaan dan institusi

peribadatan)
Firaun memiliki kekuasaan mutlak, termasuk dalam hal
ekonomi.

Firaun

menentukan

proyek

pembangunan,

terutama proyek-proyek mercusuar yang melambangkan


kebesaran kekuasaannya. Gudang logistik berada dalam
kekuasaan penuh Firaun, meski telah ditetapkan bagian
yang pasti untuk rakyatnya.

Sistem birokrasi kerajaan salah satunya


memiliki fungsi mencatat aktivitas
ekonomi
kerajaan.
Mereka
bertanggungjawab
langsung
kepada
Firaun. Mereka juga bertugas sebagai
penarik
pajak.
Spalinger
(1985)
menyajikan catatan yang didapatkan
terkait aktivitas kerajaan yang berasal
dari era Middle Kingdom, yaitu catatan
kunjungan keluarga kerajaan ke Thebes
pada Dinasti ke-13.
Ezzamel
(2005)
menyajikan
bukti
dokumen dari era yang lebih lama, Old
Kingdom terkait pencatatan aktivitas
keuangan
tempat
pemujaan
King
Neferrkare-Kakai (Dinasti ke-5). Dalam
dokumen
di
selembar
papirus
disebutkan daftar hadir harian dan
pembagian kerja para pekerja, termasuk
tugas pengumpulan barang (menarik
pajak)
dan
mendistribusikan
peruntukannya. Terdapat juga daftar
persediaan, dan item-item lainnya dalam
laporan keuangan.

2.

Akuntansi sektor privat

Literatur otentik yang menjadi bukti sangat jarang


didapatkan. Bukti terutama didapatkan dalam
papirus dan ostraca (keramik bertulis). Janssen
(1975) mendata daftar harga banyak komoditi
dalam

rentang

waktu

150

tahun

di

perkampungan necropolis di Deir El Medina di


era New Kingdom. Namun, usaha Janssen disini
lebih difokuskan pada pendokumentasian dan
pembandingan harga-harga daripada konsern
pada praktek akuntansi dan akuntabilitasnya.

Ezzamel dan Hoskin (2002) meneliti


perkembangan penggunaan uang di
Mesir Kuno dan mengeksplorasi
bagaimana perkembangan itu terjadi.
Spalinger (1986) lewat penemuannya,
menjelaskan siklus akuntabilitas dari
sebuah perusahaan roti di Mesir Kuno.
Bahan-bahan pembuatan roti tersebut
berasal dari Gudang Kerajaan yang
dikuasai oleh Firaun. Di sini
memperlihatkan hubungan antara
individu (swasta) dengan negara.

C. Perkembangan Akuntansi di Mesir


1.

Periode sebelum masehi s.d. tahun 1883


Terdapat bukti bahwa pencatatan dan akunting telah
dilakukan di zaman mesir kuno. Dibandingkan dengan
standar akuntansi saat ini, akuntansi di zaman tersebut
relatif simpel dan benar2 penting.
Akuntansi digunakan untuk mengatur perkebunan dan
mengukur profitabilitas moneter
Mesir mengembangkan pembukuan semacam akuntansi
toko dan terus berlangsung hingga pertengahan pertama
milenium ke dua menurut Littleton pada 1927.
Penggunaan angka2 arab dan metode pencatatan pasti
telah digunakan oleh Mesir jauh lebih awal dan juga
diperkenalkan di eropa oleh Leonardo
Pencatatan akuntansi komprehensif yang menggunakan
bentuk dobel entri telah dilakukan oleh Abdallah El
Mazindari pd th 1363. Buku ini merupakan koleksi Sultan
Sulaiman the Lawgiver's library di Istanbul (Zaid, 1995)

2.

Periode 18831961
Pengembangan akuntansi modern dimulai November 1883 yang ditandai
dengan
terbitnya
peraturan
perdagangan.
Peraturan
tersebut
mempersyaratkan adanya: jurnal umum, buku inventori, dan pencatatan
korespondensi bisnis.
Peraturan pajak penghasilan nomor 14 tahun 1939 meminta semua
perusahaan membuat dan menyerahkan laporan keuangan yang mendukung
pengembalian pajak penghasilan untuk menghindari penilaian ad-hoc.
Peraturan berikutnya tahun 1953 dan 1954, bahwa informasi akuntansi
diperlukan
auditor
untuk
menyatakan
opini
mengenai
apakah
entitas/auditee telah mengikuti sistem akuntansi yang telah ada.
Kebutuhan jasa akuntansi dan auditing dimulai sejak 1939 namun lulusan
dari universitas hanya sedikit. Sehingga kekurangan tersebut diisi oleh
orang2 luar negeri.
Sejak kebanyakan aset2 produktif dikuasai oleh asing maka praktik2
akunting yang digunakan secara umum berasal dari negara mereka (Yunani,
italia, perancis, inggris, dll)
The Egyptian Royal Society for accountants and auditors didirikan pada
1946 yang bekerjasama denga inggris dan merupakan satu2nya organisasi
di masa itu.
Pada tahun 1951 diterbitkan peraturan pengorganisasian praktik2 akunting
dan auditing. Pendaftaran akuntan dan pembentukan komite harus melalui
kementerian keuangan
Setelah revolusi Tahun 1952 jumlah akuntan profesional meningkat dan
mendorong terbitnya peraturan no 394 tahun 1955 untuk mendirikan
perkumpulan akuntan dan auditor.
Peraturan tersebut bertepatan dengan tindakan nasionalisasi aset dimulai
dengan perang Suez tahun 1956.
Pada tahun 1958, perkumpulan tersebut menerbitkan kode etik profesional
sebagai akuntan dan auditor

3.

Periode 19611973
Pengembangan standar akuntansi dimulai sejak 1961 dan selesai 1966
yang kemudian diadopsi oleh seluruh sektor publik mulai bulan Juli 1967
(kantor akuntansi pusat, 1976)
Implementasi dan monitoring terhadap pelaksanaan sistem akuntansi
dilakukan oleh Kantor Akuntansi Pusat (The Central Accounting Office)
Berikut Standar sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan sektor
publik:
Tahun fiskal dan periode akuntansi;
Daftar akun;
Dasar2, prinsip2, aturan2, definisi, ketentuan2/syarat2 akuntansi
Pencatatan dan laporan
Anggaran.
Sistem
tersebut
didisain
untuk
memberikan
felksibilitas
yg
mengakomodasi perbedaan sifat dalam perusahaan publik dan kemudian
menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen
Inovasi besar yang dilakukan yaitu membentuk unit yang menyediakan
laporan berikut setiap periode, a.l. :
Neraca
Laporan sumber daya dan penggunaannya
Catatan operasi yang sedang berjalan
Catatan produksi dan perdagangan
Catatan laba rugi
Catatan arus kas
Desain laporan tahunan konsisten dengan anggaran tahunan dan
membolehkan evaluasi kinerja
The Egyptian Royal Society for Accountants and Auditors dibubarkan tahun
1964 dan syndicate of accountants and auditors di-merger ke dalam the
Syndicate for the Graduates of Commerce Schools.

4.

Periode 1973 sekarang


Terjadi transformasi ekonomi menuju basis pasar (market), yang dimulai
setelah perang tahun 1973 berimplikasi pada penurunan peran sektor
publik dan sektor privat. Kejadian ini seperti saat tindakan nasionalisasi
tahun 1961.
Kemudian tahun 1992 perekonomian mulai membaik disertai adanya
peraturan Capital Market Authority, maka dibutuhkan utk mengadopsi
suatu standar akuntansi dan audit.
Mesir mengadopsi standar akuntansi internasional (setelah diterjemahkan
ke bhs arab) dengan menerbitkan Peraturan Menteri no. 503/1997 sebagai
kewajiban yg mengikat profesi. Revisi selanjutnya juga melalui Peraturan
Menteri, dan total ada 39 standar s.d. th 2006.
Sektor publik diminta untuk mengikuti standar yang sama sejak 1 Juli
2007, sehingga berakhirlah standar Mesir (Egyptian standardized
accounting system)
Penerimaan dan penerpan EAS (Egyptian Accounting Standards)
ditingkatkan menjadi kitab UU perpajakan yg baru (No. 91/2005) yang
digunakan mengkalkulasi akuntansi pendapatan dan menentukan
pendapatan yg bisa dikenakan pajak
Pada tahun 2002 berdasarkan lap tahunan CMA banyak terjadi malpraktik
akutansi dan audit dalam lap keuangan perusahaan.
Sehingga pada Juli 2008 CMA membentuk unit untuk mereview kualitas
pelaksanaan audit dan perilaku auditor.
The Egyptian Society for Accountants and Auditors (ESAA) muncul kembali
tahun 1977 dan s.d. akhir 2007 total keanggotaan berjumlah 1372
diantaranya 482 non praktisi. Kemudian ESAA membuat draft UU yang
kemudian diterbitkan oleh Kemenkeu. ESAA merupakan perwakilan Mesir
di IFAC (International Federation of Accountants).
Mesir mengadopsi International Auditing Standards (terjemahan) mulai 1
September 2008.

Untuk meningkatkan kualifikasi para akuntan ESAA kerjasama


dengan The British ACCA (Association of Chartered Certified
Accountants) dan the American CPA (Certified Public Accountants)
untuk sertifikasi melalui pelaksanaan ujian. Namun menjadi
akuntan yg terdaftar di Kemenkeu tidak perlu ujian
Di tahun 1983 melalui bantuan USAID didirikanlah Egyptian Institute
for Accountants and Auditors was established (EIAA) untuk
memajukan profesi dan skil para anggotanya, namun kemdian
pengaruh EIAA menjadi sangat terbatas.
Kesimpulannya, perubahan besar ekonomi sejak pertengahan tahun
1970 mempunyai 3 dampak besar. Pertama, tujuan akuntansi
berubah dari melayani kebutuhan ekonomi yang dikuasai dan
terkontrol scr terpusat menjadi melayani kebutuhan ekonomi
berorientasi pasar. Kedua, sistem akuntansi berubah dari standar
Mesir ke Standar Internasional. Ketiga, pengguna informasi tidak
hanya pemerintah melainkan berbagai macam kelompok pengguna
informasi
Saran, didirikan institusi independen utk melakukan penelitian
kebijakan (yang berhubungan dg profesi apapun) yg fokus pada:
Pendidikan dan pengembangan kurikulum
Training untuk fresh graduate
Ujian profesional untuk proses lisensi
Program pendidikan yg kontinu untuk praktisi
Asosiasi profesional dan peranannya
Kode etik dan perilaku untuk diikuti & ditegakkan
Tanggung jawab untuk interpretasi & memantain standar akuntansi
dan audit.

Standar Akuntansi yang digunakan Mesir


The Egyptian Society of Accountants and Auditors (ESAA)
atau Perhimpunan Akuntan dan Auditor Mesir membuat
berbagai upaya yang menghasilkan set pertama 19 Standar
Akuntansi Mesir pada tahun 1997, terutama didasarkan pada
Standar Akuntansi Internasional. Pada akhir tahun 2002, ada
22 Standar Akuntansi Mesir yang dilaksanakan oleh
perusahaan yang terdaftar. Pada tahun 2006, seluruh
rangkaian Standar Akuntansi Mesir yang dirilis untuk
menggantikan Standar Akuntansi sebelumya yaitu tahun 1997
dan 2002. Set lengkap Standar Akuntansi Mesir yang baru
terdiri dari tiga puluh lima standar berdasarkan Standar
Akuntansi
Internasional
(IFRS).
Hanya
ada
empat
pengecualian dengan standar: EAS 1, 10, 19, dan 20 mewakili
penyajian laporan keuangan, aktiva tetap dan penyusutan,
pengungkapan dalam laporan keuangan bank dan badan
keuangan yang sama, dan aturan dan standar akuntansi yang
berkaitan dengan keuangan transaksi sewa masing-masing
(Hassan, 2008a)

Keuntungan yang diraih Mesir dengan


mengembangkan Standar Akuntansi Mesir
Adopsi
Standar
Akuntansi
Internasional
menguntungkan Mesir dalam beberapa aspek,
seperti:
(1) Hal ini memfasilitasi Mesir untuk mengakses
pasar modal internasional.
(2) Hal ini mengurangi waktu dan usaha yang
dihabiskan
untuk
mengembangkan
standar
akuntansi nasional
(3) Memastikan keadilan dan kebermaknaan
laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan
Mesir untuk investor internasional.
(4) Meningkatkan pentingnya akuntansi sebagai
profesi, karena pengenalan kode profesional dan
tujuan

Masalah Utama yang dihadapi


Mesir dalam mengatur Standar
Akuntansinya
Bahasa adalah kesulitan utama yang dihadapi
ketika pertama kali mengadopsi Internasional
Akuntansi Standar (Bank Dunia, 2002; Abdelsalam
dan
Weetman,
2003).
Hal
ini
disebabkan fakta bahwa Standar Akuntansi
Internasional secara resmi dikeluarkan dalam
bahasa Inggris, sedangkan bahasa utama di
Mesir adalah bahasa Arab. Masalahnya tetap
sampai akhir tahun 2002, ketika website
Dewan
Standar
Akuntansi
Internasional
melaporkan terjemahan yang dihasilkan oleh
Arab Masyarakat Akuntan, yang berbasis di
Jordon (Abdelsalam dan Weetman, 2003).

Bagaimana Investor mengevaluasi


Kualitas Pelaporan Keuangan di Mesir ?
Komunitas investor terdiri dari analis keuangan, penasihat
investasi, perwakilan bank asing dan lokal percaya bahwa
mekanisme penegakan hukum yang lemah memfasilitasi tidak
dipenuhinya persyaratan pelaksanaan akuntansi. Dengan
demikian, diyakini bahwa informasi dengan kualitas rendah
diungkapkan
dalam
laporan
keuangan
yang
telah
dipublikasikan. Banyak pengguna eksternal bergantung pada
kontak pribadi untuk mengumpulkan informasi tentang
perusahaan tertentu. Selain itu, komunitas investasi
merasakan kualitas laporan keuangan yang telah diaudit
adalah
sangat
tidak
handal.
Pengguna
eksternal
mengidentifikasi kebutuhan untuk meningkatkan praktik
akuntansi yang sebenarnya mengenai transaksi pihak terkait,
penurunan nilai aset, segmen pelaporan akuntansi pensiun,
dan akuntansi untuk sewa dan instrumen keuangan.
Pelaksanaan rezim peraturan yang kuat dan mekanisme
penegakan hukum yang efektif
adalah kunci untuk
memastikan kepatuhan dengan persyaratan akuntansi (Bank
Dunia, 2002).

Apa yang seharusnya dilakukan oleh Mesir


untuk mengembangkan Sistem
Akuntansinya
Pemerintah harus menegakkan hukum dan peraturan untuk
menjamin penuh memenuhi persyaratan akuntansi. Ini
akan memastikan kehadiran kualitas tinggi laporan
keuangan. Hukuman berat harus diterapkan pada
pelanggar. Upaya harus diberikan oleh Otoritas Pasar
Modal memotivasi manajemen puncak perusahaan yang
terdaftar untuk mematuhi syarat2
sesuai standar
akuntansi dan pelaporan keuangan. Otoritas Pasar Modal
dapat menyajikan studi kasus sebagai contoh menjelaskan
kekuatan dan kelemahan pelaporan keuangan di Mesir.
Juga,
Otoritas
Pasar
Modal
dapat
menyajikan
perkembangan
internasional
pada
peningkatan
transparansi pelaporan keuangan perusahaan, dimensi
baru dari rezim regulasi yang mempengaruhi akuntansi,
dan peran dari laporan keuangan yang transparan dalam
menarik investor asing juga harus disajikan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai