:
PERANGKAT PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
A. Peta Konsep
Modul mata diklat perangkat pembelajaran ini didesain dengan sistematika penulisan modul
pada
umumnya
dengan
mengacu
pada
pencapaian
kompetensi
mata
diklat
perangkat
pembelajaran SKI. Modul mata diklat ini terdiri dari empat materi. Materi pertama berkaitan dengan
analisis buku guru dan buku siswa berdasarkan Kurikulum 2013. Materi kedua berkaitan dengan
penyusunan
silabus.
Materi
ketiga
berkaitan
dengan
penyusunan
rencana
pelaksanaan
ANALISIS BUKU
GURU DAN SISWA
.
SILABUS
RPP
MEDIA
BAHAN AJAR
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan dapat: (1) melakukan
langkah-langkah menganalisis buku guru dan siswa Kurikulum 2013 dengan
182
tepat dan benar, (2) menyusun silabus pembelajaran yang benar, (3) menyusun
RPP yang benar, (4) mengembangkan media pembelajaran yang tepat, (5)
memilih bahan ajar yang tepat.
C. Strategi dan Media Pembelajaran
Strategi pembelajaran dalam diklat ini menggunakan empat pendekatan:
1. Pendekatan Scientifik,
2. Problem Base Learning,
3. Project Based Learning,
4. Contextual,
5. Discovery,
6. Inquiry,
Media pembelajaran yang digunakan Internet and Communication Technology (ICT) mencakup:
(1) pembelajaran berbasis internet dan (2) media slide powerpoint.
D. Uraian Materi
ANALISIS BUKU GURU DAN SISWA
Salah satu perbedaan antara Kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya adanya buku guru dan
buku siswa yang telah disediakan oleh pemerintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di
sekolah. Dalam Kata Pengantar buku guru maupun buku siswa dinyatakan bahwa buku siswa
menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
183
diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, peserta didik
dipacu untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya.
Pean guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik denga
ketersediaan dalam buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatankegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Guru
sebagai pengendali utama di dalam proses pembelajaran di kelas perlu mengamati terlebih dahulu
terhadap buku siswa maupun buku pegangan guru yang telah disediakan pemerintah. Hal ini
diperlukan karena buku yang disediakan oleh pemerintah disediakan untuk keperluan skala
nasional. Dengan kata lain, buku tersebut dibuat secara umum untuk kondisi siswa di Indonesia
tentu belum mengakomodasi kebutuhan khusus di masing-masing sekolah yang ada kemungkinan
memiliki karakteristik.
Buku pegangan guru maupun buku siswa merupakan dokumen hidup yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan keperluan
zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Dengan
demikian, sebelum menggunakan buku pegangan guru dan siswa di kelas, tentunya guru telah
membaca dan mencermati dengan melakukan analisis buku terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan
jika terjadi kekeliruan dan ketidaktapatan dalam buku tersebut dapat dilakukan langkah-langkah
tindak lanjut mengatasinya lebih awal.
1.
Komponen yang/dianalisis dalam Buku Guru dan Siswa
Beberapa hal yang diperlukan dalam melakukan analisis buku pegangan guru dan siswa
sebagai berikut:
184
a. Kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
Buku yang hendak digunakan di kelas hendaknya sudah dicek kesesuaiannya dengan
kurikulum yang digunakan. Buku guru dan siswa yang telah disediakan pemerintah saat ini
untuk menunjang pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013. Oleh karena itu, buku
pegangan guru dan siswa yang akan dipergunakan perlu dianalisis apakah telah sesuai
dengan standar kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti (KI), dan kompetensi dasar (KD)
yang
telah
ditentukan.
Jika
masih
ditemukan
ada
ketidaksesuaian,
guru
dapat
dari
segi
cakupan
konsep
atau
materi
esensial,
dan
alokasi
waktu
yang
dibutuhkan/disediakan.
c. Kedalaman materi
Upaya melakukan analisis terhadap kedalaman materi, materi yang tertuang dalam buku
pegangan guru dan siswa perlu ditinjau dari pola pikir keilmuan dan karakteristik guru dan
siswa. Jika dianggap ada yang kurang sesuai dengan karakteristik guru dan siswa di sekolah,
diharapkan guru dapat menindaklanjuti dengan memberikan tambahan-tambahan penjelasan
seperlunya.
d. Kebenaran materi
Analisi buku juga sekaligus melihat kebenaran materi, contoh, maupun latihan-latihan yang
dituliskan. Jika ditemukan ada materi, contoh, soal yang dituliskan dalam buku terjadi
kesalahan, baik kemungkinan salah dalam penulisan konsep maupun kesalahan ketik, guru
185
atau
ketidaklengkapan,
guru
perlu
menindaklanjutinya
dengan
membuat
tambahan-tambahan materi, contoh atau bentuk penilaian yang disarankan sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah.
2. Pendekatan-pendekatan dalam analisis materi
1) Pendekatan Terhubung (connected) atau Pendekatan Sistemik, yakni suatu pendekatan yang
digunakan guru dalam mengorganisasi materi dengan mengaitkan sebagai satu kesatuan
utuh antara tema-subtema satu dengan tema-subtema yang lainnya dalam satu mata
pelajaran.
186
2) Pendekatan Sistematik, yaitu pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasi
materi secara berurutan dalam satu tema materi pembelajaran.
3) Pendekatan Prosedural, yakni suatu pendekatan yang digunakan
oleh
guru
dalam
atau
tematis
yang
digunakan
oleh
guru
dalam
mengorganisasi
materi
pembelajaran dengan cara mengaitkan dan memadukan beberapa tema dari berbagai mata
pelajaran yang relevan.
3. Format Analisis Buku Guru dan Siswa
Format Analisis Buku Guru
LEMBAR KERJA ANALISIS BUKU GURU
Judul buku
Kelas
Jenjang
Tema/Topik
NO
.
:
:
:
:
.....................................................................................................................
....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
ASPEK YANG
DIANALISIS
HASIL ANALISIS
TIDAK
SESUAI
SESUAI
SESUAI SEBAGIAN
TINDAK
LANJUT
HASIL
187
ANALISIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenjang
: .....................................................................................................................
Tema/Topik : .....................................................................................................................
HASIL ANALISIS
NO
ASPEK YANG DIANALISIS
.
TIDAK
SESUAI
SESUAI
SEBAGIAN
SESUAI
TINDAK
LANJUT
HASIL
ANALISIS
serta
NILAI
KRITERIA
Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
90 < A 100
dilaksanakan
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
190
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penjelasan tentang Standar Kompetensi lulusan disebutkan juga dalam peraturan Menteri
Pendidikandan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Tujuan Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
3. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi.
4. Kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
5. Monitoring dan Evaluasi Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang
digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan
evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan
di masa yang akan datang.
Standar Kompetensi Lulusan masing-masing jenjang mulai dari tingkat SD/MI/SDLB/Paket A,
191
2.
Pengetahu
an
SD/MI
Memiliki perilaku
yang
mencerminkan
sikap
orang
beriman,
berakhlak mulia,
berilmu, percaya
diri,
dan
bertanggung
jawab
dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan sosial
dan
alam
di
lingkungan
rumah, sekolah,
dan
tempat
bermain.
Memiliki
pengetahuan
faktual
dan
konseptual
berdasarkan rasa
ingin
tahunya
tentang
ilmu
SMP/MTS
Memiliki perilaku
yang
mencerminkan
sikap
orang
beriman,
berakhlak mulia,
berilmu, percaya
diri,
dan
bertanggung
jawab
dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan sosial
dan alam dalam
jangkauan
pergaulan
dan
keberadaannya.
SMA/MA/SMK
Memiliki perilaku yang
mencerminkan
sikap
orang
beriman, berakhlak
mulia,
berilmu,
percaya
diri,
dan
bertanggung jawab
dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan
sosial dan alam serta
dalam menempatkan
diri sebagai cerminan
bangsa
dalam
pergaulan dunia.
Memiliki
Memiliki
pengetahuan
pengetahuan faktual,
faktual, konseptual, konseptual,
dan
prosedural prosedural,
dan
dalam
ilmu metakognitif dalam
pengetahuan,
ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni, dan teknologi, seni, dan
192
3.
Keterampil
an
pengetahuan,
budaya
dengan budaya
dengan
teknologi, seni, wawasan
wawasan
dan
budaya kemanusiaan,
kemanusiaan,
dalam wawasan kebangsaan,
kebangsaan,
kemanusiaan,
kenegaraan,
dan kenegaraan,
dan
kebangsaan,
peradaban
terkait peradaban
terkait
kenegaraan,
fenomena
dan penyebab
serta
dan peradaban kejadian
yang dampak
fenomena
terkait fenomena tampak mata.
dan kejadian.
dan kejadian di
lingkungan
rumah, sekolah,
dan
tempat
bermain.
Memiliki Memiliki
Memiliki kemampuan
kemampuan pikir kemampuan pikir pikir dan tindak yang
dan tindak yang dan tindak yang efektif dan kreatif
produktif
dan efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
kreatif
dalam dalam
ranah dan konkret sebagai
ranah abstrak dan abstrak
dan pengembangan dari
konkret
sesuai konkret
sesuai yang dipelajari di
dengan
yang dengan
yang sekolah
secara
ditugaskan
dipelajari
mandiri.
kepadanya.
disekolah
dan
sumber
lain
sejenis.
2. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang
193
harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program. (PP.no.32 tentang SNP).
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan
sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti
3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
194
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
(kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). (lihat
Permendikbud no. 67, 68 dan 69 tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum SD, SMP, SMA) dan KMA RI
no. 165 tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab.
3. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh
Peserta Didik melalui pembelajaran. (PP. 32 tentang SNP). Kompetensi Dasar adalah merupakan
kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai
kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat
berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan
organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang
diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi
yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi, maka
195
nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu
terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti.
berlangsung
yang
menjadi
pedoman
sekolah
dalam
menetapkan
jumlah
minggu/pekan efektifnya, Jadwal pelajaran definitifnya dan juga kalender atau almanak secara
umum. (contoh kalender akademik ada pada lampiran).
2. Cara menghitung pekan efektif
Untuk lebih memudahkan dalam menghitung jumlah pekan efektif dalam satu semester
sebaiknya menentukan terlebih dahulu jumlah hitungan hari hari efektifnya dalam satu
semester. Sebagai contoh format rincian hari efektif sebagai berikut:
RINCIAN HARI/PEKAN EFEKTIF
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Smt
Hari
Bulan
Jumlah
196
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Bulan
Okt Nop
Des
Jan
Senin
Selasa
Rabu
I
Kamis
Jumat
Sabtu
Total
Smt
II
Hari
Jul
Agt
Sep
Jumlah
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Total
RINCIAN PEKAN EFEKTIF (RPE)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Alokasi Waktu
:
: x
Menit
197
a. Hari Mengajar (
Hari
Juli
Agu
)
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Jumlah
Nama Bulan
Jumlah Pekan
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
b. Banyaknya Pekan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Jumlah
Banyak Pekan
Banyak Jam
Pekan tidak efektif adalah banyaknya pekan yang terdapat dalam kalender pendidikan tetapi
tidak dapat dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran/tatap muka terstruktur dalam
melaksanakan kegiatan pelaksanaan materi pembelajaran di kelas. Yang menentukan
banyaknya pekan tidak efektif adalah satuan pendidikan diselenggarakannya kegiatan
pembelajaran tersebut.
Sebagai contoh yang disepakati oleh sekolah X sebagai pekan tidak efektif:
Perayaan 17 Agustus
Ulangtahun sekolah, dll
Jumlah pekan efektif
x3
=
199
UAS
x3
Uji Kompetensi
x3
Cadangan
x3
Tatap Muka
x3
Pekan Efektif
jam pelajaran
waktu baik dalam pengalokasian waktu maupun waktu kegiatan belajar mengajar.
Pengalokasian waktu dimaksud dapat disusun dalam bentuk format program tahunan (prota)
program semester (promes) yang disesuaikan dengan kalender pendidikan yang telah dibuat
lebih dulu.
Contoh format program semester ganjil
No
KD
Waktu
Juli
Agustus
Sept.
Okt.
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
5. Silabus
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
200
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. (Permendikbud No.65 Tahun 2013).
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk tiap bahan kajian mata
pelajaran. Silabus paling sedikit memuat: Identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi
dasar, materi Pokok/tema (untuk tingkat SD/MI), pembelajaran; penilaian, alokasi waktu
dan
sumber belajar. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun
ajaran tertentu.Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Silabus mencakup: (1) Identitas Mata Pelajaran, (2) Identitas Sekolah, (3) Kompetensi Inti, (4)
Kompetensi Dasar, (5) Materi Pokok, (6) Pembelajaran, (7) Penilaian, (8) Alokasi Waktu, dan (9)
Sumber Belajar. (Contoh silabus terlampir)
kompetensi; materi pembelajaran; metode pembelajaran; media, alat dan sumber belajar; langkahlangkah kegiatan pembelajaran; dan penilaian.
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan peserta didik dalam upaya mencapai KD,
sesuai dengan standar proses pembelajaran. Setiap guru dalam satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP matapelajaran yang diampunya, di bawah supervisi guru senior yang ditunjuk,
kepala sekolah, pengawas, atau dari LPTK yang relevan. RPP disusun sebelum awal tahun pelajaran,
dan menjadi bagian KTSP Alur RP.
KI dan KD
a.
SILABUS
RPP
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
202
Materi pembelajaran, (9) Metode pembelajaran, (10) Media pembelajaran, (11) Sumber
belajar, (12) Langkah-langkah pembelajaran, dan (13) Penilaian.
c.
penilaiannya.
2) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar
dengan mempertimbangkan: a) potensi peserta didik; b) relevansi dengan karakteristik
daerah, c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik; d) kebermanfaatan bagi peserta didik; e) struktur keilmuan; f) aktualitas,
204
pembelajaran
dirancang
untuk
memberikan
pengalaman
belajar
yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
205
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru,
agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.
c) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah
guru dalam membuat siswa aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi
kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi
rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati
(observes),
menanya
(questions),
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasikan
untuk
melakukan
sesuatu,
kegiatan
pembelajaran
dapat
berupa
pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan
dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan.
6) Penjabaran Jenis Penilaian
206
Di
dalam
silabus
telah
ditentukan
jenis
penilaiannya.
Penilaian
pencapaian
207
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan siswa.
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik
wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
7) Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik
yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.
8) Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya. Sumber belajar cetak utama adalah Buku Babon
208
(Kurikulum tingkat nasional) dan Buku Suplemen (Kurikulum tingkat daerah). Oleh karena
peserta didik didorong untuk mencari informasi, maka internet juga menjadi sumber.
Media Pembelajaran berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dalam sistem ini interaksi antara pengajar (guru) dan
peserta (murid) ajar tidak harus saling bertatap muka (bertemu) secara fisik seperti halnya dalam
sistem pendidikan konvensional, mereka bertemu dalam ruang teknologi informasi (internet)
dengan memanfaatkan suatu media yang disebut komputer.
2. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa fungsi media pembelajaran:
1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang
menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong,
dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik
tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke
peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk
gambar gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin
dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang
disebabkan, karena: (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak
terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f)
obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.
210
Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta
didik.
3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan
abstrak.
Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merinci tentang fungsi media
pembelajaran sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di
kalangan siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu
6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan
berbahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu
efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
3. Kegunaan Media Pembelajaran
Secara umum media mempunyai kegunaan:
211
membantupembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, (2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu
pengetahuan (science), (3) Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran
(literacy).Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat
bantu untukmenguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini posisi teknologi
tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai: fasilitator, motivator, transmitter, dan
evaluator. Sebagai bagian dari pembelajaran, teknologi/ICT memiliki tiga kedudukan, yaitu sebagai
suplemen, komplemen, dan substitusi (Riyana, 2008).
Moldstad (dalam Harsya W Bachtiar, 1984) menyatakan bahwa media pembelajaran berbasis
ICT dalam proses pembelajaran akan dapat menimbulkan kondisi-kondisi positif, seperti:
1.
Belajar lebih banyak terjadi jika media diintegrasikan dengan program instruksional yang
tradisional.
2.
Jumlah belajar yang setara sering dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat dengan
menggunakan teknologi instruksional.
3.
Program instruksional dengan menggunakan berbagai media yang didasarkan pada suatu
pendekatan sistem, seringkali memudahkan siswa dalam belajar secara lebih efektif.
4.
Program-program multimedia dan atau tutorial audio untuk pembelajaran biasanya lebih
disukai siswa bila dibandingkan dengan pengajaran tradisional.
213
Model ASSURE adalah sebuah model pengembangan media yang dikembangkan oleh Heinich
dan kawan-kawan (1982) dalam mengembangkan perencanaan penggunaan dan pembuatan media
yang efektif. ASSURE merupakan kepanjangan dari huruf berikut ini:
AAnalyze leraner characteristic (menganalisis karakteristik siswa)
S State objective (merumuskan tujuan)
S Select or modify media (memilih dan memodifikasi media)
UUtilize (menggunakan media)
RRequire learner response (meminta tanggapan siswa terhadap media yang digunakan
EEvaluate (mengevaluasi seberapa jauh tingkat efektifitas penggunaan media
5. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
Terdapat berbagai jenis dan karakteristik media belajar, diantaranya:
a. Media Grafis:
1) Gambar Atau Foto
Gambar atau foto yang baik untuk media pendidikan:
a) Autentik, yaitu gambar/foto tersebut jujur melukiskan situasi apa adanya.
b) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok
c)
d)
e)
f)
2)
3)
4)
dalam gambar.
Ukuran relatif, gambar atau foto bisa menyesuaikan dengan kondisi.
Mengandung perbuatan.
Harus mencapai tujuan pembelajaran.
Tidak setiap yang bagus merupakan media yang bagus.
Sketsa
Diagram
Bagan/Chart
214
Bagan yang baik: (1) dapat dimengerti, (2) sederhana, dan (3) dapat di-update.
5) Grafik
6) Kartun
7) Poster
8) Peta dan Globe
9) Papan Flanel
10) Papan Buletin
b. Media Audio:
1) Radio
2) Alat perekam pita magnetik
3) Laboratorium bahasa
c. Media Proyeksi Diam
1) Film bingkai
2) Film rangkai
3) Media transparansi
4) Proyektor tidak tembus pandang
5) Mikrofis
6) Film
7) Film gelang
8) Televisi
9) Video
215
216
2. Lambang Visual menempati urutan yang kedua, pada lambang visual hasil belajar lebih lebar
yang menandakan bahwa dengan belajar melalui Visualisasi, hasil belajar lebih banyak dibanding
dengan kata.
3. Gambar Tetap atau Rekaman, dan Radio menempati urutan yang berikutnya, hasil belajar lebih
banyak diperoleh.
4. Gambar Hidup menempati urutan beikutnya, hasil belajar lebih banyak daripada yang di atas.
5. Televisi. Hasil belajar semakin banyak diperoleh melalui layar televisi.
6. Pameran Museum, hasil belajar semakin banyak.
7. Darmawisata, demikian juga darmawisata akan mengahsilkan produk belajar lebih banyak.
8. Percontohan, melalui percontohan hasil yang didapatkan dalam belajar semakin banyak.
9. Pengalaman Dramatisasi. Melalui pengalaman dramatisasi hasil belajar semakin bertambah
banyak.
10.
Pengalaman Tiruan, demikian juga pengalaman tiruan, hasil belajar semakin bertambah
banyak.
11.
217
Sumber belajar adalah segala daya yang bisa dimanfaatkan sebagai media pengajaran untuk
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagian atau
secara keseluruhan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Sumber belajar pengertian sempit misalnya buku-buku atau bahan-bahan cetak atau bukubuku teks yang digunakan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran. Sember belajar
dalam pengertian luas adalah sumber belajar yang dihasilkan oleh Edgar
learning resources by ultilization. (Isbani, 87:6). Misalnya, pasar, toko, museum, toko masyarakat
dan sebagainya yang adanya dilingkungan sekitar seperti taman dan sebagainya yang adanya di
lingkungan sekitar seperti taman, gedung lembaga Negara, dan lain-lain. Segenap sumber
belajar yang dirancang maupun yang tidak dirancang diklasifikasikan sebagai orang, peralatan,
teknik atau metode dan kondisi atau lingkungan. Dalam prakteknya, segala macam sumber
belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan, tidak selalu harus dibedakan karena
memang sulit untuk diidentifikasikan secara tegas.
b.
JENIS
SUMBER
BELAJAR
Pesan
(Message)
Manusia
(People)
CONTOH
PENGERTIAN
Informasi yang harus
disalurkan
oleh
komponen
lain
berbentuk ide, fakta,
pengertian data.
Orang
yang
menyimpang
informasi
atau
menyalurkan
informasi.
Tidak
termasuk
yang
menjalankan fungsi
DIRANCANG
DIMANFAATKAN
Bahan-bahan
pelajaran.
Cerita
rakyat
dongeng, nasihat.
Nara
sumber,
pemuka
masyarakat,
pimpinan kantor,
responden.
220
pengembangan dan
pengelolaan sumber
belajar.
Bahan
Sesuatu, bisa disebut
(Materials)
media/software yang
mengandung pesan
untuk
disajikan
melalui
pemakian
alat.
Peralatan
Sesuatu, bisa disebut
(Devide)
media/hadware yang
menyalurkan pesan
untuk disajikan yang
ada dalam software.
Teknik/Metode Prosedur
yang
(Technique)
disiapkan
dalam
mempergunakan
bahan
pelajaran,
peralatan,
situasi,
dan
orang
untuk
menyampaikan
pesan.
Lingkungan
Situasi
sekitar
(Setting)
dimana
pesan
disalurkan/ditranmisi
kan
Permainan
sarasehan,
percakapan
biasa/spontan.
Klasifikasi lain yang bisa dilakukan terhadap sumber belajar sebagai berikut;
221
1) Sumber belajar tercetak; buku majalah, brosur, koran, poster denah, ensklopedi, kamus, booklet,
dan lain-lain.
2) Sumber belajar non cetak; film, slides, video, model, audiocassette, transparasi, reali, obyek,
dan lain-lain.
3) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas; perpustakaan, ruang belajar, carrel, studio, lapangan
olah raga, dan lain-lain.
4) Sumber belajar berupa kegiatan; wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan,
dan lain-lain.
5) Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat; taman, terminal pasar, toko, pabrik, museum,
dan lain-lain.
9. Komponen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sumber Belajar
Komponen adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber belajar itu, dan bagianbagian itu merupkan satu kesatuan yang suli berdiri sendiri sekalipun mungkin dapat dipergunakan
secara terpisah.
a. Komponen-komponen sumber belajar, antara lain:
1) Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar.
2) Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar
3) Pesan yang dibawah oleh sumber belajar
4) Tingkat kesulitan atau koleksitas pemakian sumber belajar
222
b.
c.
d.
e.
Menyajikan informasi maupun data secara lebih mudah, jelas dan kongkrit. (isbani,
1987:10).
g) Melakukan uji coba dan evaluasi. Sebelum media digunakan dalam proses belajar mengajar,
sebaiknya diuji cobakan terlebih dahulu dan dievaluasi kehandalannya.
h) Melakukan perbaikan.
i)
225
Email adalah singkatan dari Electronic Mail atau jika dalam bahasa Indonesia adalah surat
elektronik. Melalui email kita dapat mengirim surat elektronik baik berupa teks maupun gabungan
dengan gambar, yang dikirimkan dari satu alamat email ke alamat lain di jaringan internet. Seperti
layaknya surat biasa pada umumnya, email berfungsi untuk mengirimkan surat atau pesan kepada
orang lain.
d. Pembuatan Blog Pembelajaran
Blog adalah situs web Anda yang mudah digunakan, fasilitas ini dapat dengan cepat
memposting
pemikiran
Anda,
berinteraksi
dengan
orang
lain,
mempublikasikan
karya,
pengumuman dan banyak lagi keuntungan lainnya. Karena mudah dan praktis Blok bisa digunakan
tidak hanya untuk kepentingan komunikasi tetapi juga digunakan sebagai media pembelajaran yang
memungkin semua orang bisa mengaskesnya. Penggunaan Blog dalam Pembelajaran bisa dijadikan
media interaksi antara guru dan pakar (guru); antara guru dan siswa, antar siswa dan siswa yang
berkaitan dengan materi pendidikan. Blog untuk kuliah maya, memuat:
Daftar mata kuliah
Silabus
Materi kuliah (ppt, pdf, doc, jpg, dll)
Referensi (e-book, url addres)
Pengumuman-pengumuman, tugas-tugas
Forum diskusi (milis, chating, instant messenger)
226
outline
Microsoft
Power Point
akan
membantu
menampilkan
dalam
slide
pembuatan
yang
dinamis,
termasuk clip art yang menarik, yang semuanya itu mudah ditampilkan di layar monitor
komputer. Manfaat Program Power Point dalam Pembelajaran: (1) penyampaian materi
pembelajaran lebih menarik, (2) menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan
(3) materi pembelajaran disampaikan secara utuh melalui pointer-pointer materi.
a. Pengenalan Program Aplikasi Media Pembelajaran
Ada banyak program aplikasi berbasis ICT yang dapat digunakan dalam pembelajaran:
1) Program Al-Quran Flash
Program ini adalah mushaf al-Quran digital yang dapat dibaca dan dibuka seperti ketika
membaca mushaf al-Quran sebagaimana biasa yang dilengkapi dengan ayat-ayat yang
berwarna warni sebagai petunjuk hukum bacaan tajwid, program ini sangat berguna
bagi guru yang akan mengajarkan membaca al-Quran di kelas secara klasikal.
227
komputer.
Kvisoft
Flipbook
Maker
adalah
jenis
perangkat
lunak
profesional untuk mengkonversi file PDF ke bentuk seperti buku. Halaman yang dapat di
tambah fungsi editing memungkinkan Anda untuk menanamkan video, gambar, audio,
hyperlink, hotspot dan objek multimedia ke halaman. Sehingga untuk membuat
halaman buku multimedia menjadi begitu mudah dengan software ini.
BAHAN AJAR
1. Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
228
Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Secara umum Bahan Ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat menguasai kompetensi melalui materi yang
disajikan secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh dan terpadu. (Marno 2011). Paulina Pannen (2001) menyebutkan bahwa
bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Meneurut Andi Prastowo (2011)
menyatakan pemahaman bahan ajar sebagai segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang dikuasai peserta
didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran.
Yuniwati (2012) menyimpulkan, bahwa bahan ajar merupakan susunan sistematis dari berbagai
bentuk bahan pembelajaran (baik tertulis seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS atau yang
tidak tertulis seperti maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif) yang di pakai atau digunakan
sebagai pedoman atau panduan baik oleh pendidik atau instruktur dalam rangka proses
pembelajaran serta memberikan materi kepada peserta didik.
Bahan ajar umumnya didesain dengan tujuan tertentu (by design) yakni disusun dengan
sistematika tertentu untuk keperluan pembelajaran dan dalam kerangka pencapaian kompetensi
229
yang diharapkan. Berbeda dengan buku teks pada umumnya yang merupakan sumber informasi
yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu, dia tidak berorientasi pada
proses pembelajaran atau pencapaian kompetensi sebagaimana bahan ajar.
Perbedaan karakteristik antara bahan ajar dan buku teks antara lain dapat digambarkan di
bawah ini:
1.
1.
2.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bahan ajar
Menimbulkan minat baca
Ditulis dan dirancang untuk
siswa
Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
Disusun berdasar kan pola
belajar yang fleksibel
Struktur
berdasarkan
kebutuhan
siswa
dan
kompetensi akhir yang akan
dicapai.
Memberi kesempatan pada
siswa untuk berlatih
Mengakomodasi
kesulitan
siswa
Memberikan rangkuman
Gaya penulisan komunikatif
dan semi formal
Kepadatan
berdasar
kebutuhan siswa
Dikemas
untuk
proses
Buku Teks
1. Mengasumsikan minat dari pembaca
2. Ditulis untuk pembaca (guru, dosen)
3. Dirancang untuk dipasarkan secara
luas
4. Belum
tentu
menjelaskan
tujuan
instruksional
5. Disusun secara linear
6. Stuktur berdasar logika bidang ilmu
7. Belum tentu memberikan latihan
8. Tidak mengantisipasi kesukaran belajar
siswa
9. Belum tentu memberikan rangkuman
10. Gaya penulisan naratif tetapi tidak
komunikatif
11. Sangat padat
12. Tidak memilki mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari
pembaca.
230
instruksional
Mempunyai
mekanisme
untuk mengumpulkan umpan
balik dari siswa
11. Menjelaskan cara
mempelajari bahan ajar.
10.
b.
Sebagaimana disebutkan dalam Sisdiknas tahun 2003 bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi antara guru dengan siswa dan dengan sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran.
Menurut sisdiknas tersebut ada tiga komponen penting dalam pembelajaran yaitu; guru, siswa dan
sumber atau bahan ajar. Kegiatan belajar tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak tersedia
sumber dan bahan ajar, untuk dapat membelajarkan siswa maka mutlak diperlukan bahan ajar,
sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dimana dan kapan saja melalui sumber dan bahan ajar
yang disiapkan. Sebab itu kedudukan bahan ajar sangat penting sekali dalam proses pembelajaran.
Hubungan antara komponen tersebut seperti digambarkan di bawah ini:
Peserta
didik
Pendidik
231
Sumber
Lingkungan Belajar/bahanBelajar
Dalam proses pembelajaran kedudukan bahan ajar sangat penting sekali, manfaat bahan ajar
bagi guru antara lain; (1) menghemat waktu mengajar, (2) menempatkan guru sebagai fasilitator
dan (3) menciptakan suasana pembelajaran lebih efisien & interaktif.
Sementara bagi siswa dapat; (1)
memperluas waktu belajar kapan saja bias; (3) bisa belajar tanpa guru; (4) dapat belajar dengan
kecepatan masing-masing; (5) dapat belajar dengan urutan yang dipilih sendiri dan membiasakan
untuk membaca ilmu pengetahuan.
Selanjutnya bahan ajar berfungsi untuk:
a.
Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan
membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru
dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah.
232
b.
Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a)
mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa
c.
d.
kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran
yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan
pengetahuan yang sifatnya langsung.
Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar
konsep yang menggambarkan jika..maka., misalnya Jika logam dipanasi maka akan memuai,
rumus menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi.
Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis
atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menjalankan ibadah
sholat; langkah-langkah berwudlu. Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan dengan
sikap atau nilai, misalnya
Jenis
Materi
Fakta
2.
Konsep
3.
Prinsip
4.
Prosedur
Contoh:
Jika kita berbuat kebaikan maka kita akan mendapat pahala
dari Allah dan melalui ridloNya kita akan dimasukkan ke dalam
surgaNya
Bagan arus atau bagan alur (flowchart), algoritma, langkahlangkah mengerjakan sesuatu secara urut.
Contoh:
Langkah-langkah melakukan wudlu ialah:
1. Niat
2. Membasuh Muka
3. Membasuk kedua tangan sampai ke siku
4. Mengusap rambut
5. Membasuk kedua kaki hingga mata kaki
6. Tertib
Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam
kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan
instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar.
Bahan ajar pada dasarnya adalah semua bahan yang didesain secara spesifik untuk keperluan
pembelajarn, bahan ajar berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga
tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Secara umum
wujud bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu; bahan cetak (printed); Bahan ajar
dengar (audio); bahan ajar lihat-dengar (audio visual) dan bahan ajar interaktif.
a.
Bahan cetak antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
foto/gambar, model/maket. Bahan cetak dapat disajikan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar
cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti
yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaed yaitu : (a) Bahan tertulis biasanya menampilkan
daftar isi, sehingga memudahkan guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang
sedang dipelajari; (b) Biaya untuk pengadaannya relative sedikit; (c) Bahan tertulis cepat digunakan
dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan; (d) Menawarkan kemudahan secara luas dan
kreativitas bagi individu; (e) Bahan tertulis relative ringan dan dapat dibaca di mana saja; (f) Bahan
ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti manandai,
mencatat, membuat sketsa; (g) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang
bernilai besar, (h) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
Adapun macam-macam bahan ajar cetak antara lain:
1) Handout: adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambil dari beberapa literature yang memiliki
relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi dasar dan materi pokok yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain
dengan cara download dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
2) Buku: adalah adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan. Oleh pengarangnya isi
buku di dapat dari berbagai cara misalnya:
pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Buku sebagai
236
bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap
kurikulum dalam bentuk tertulis.
3) Modul: adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara
mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala
komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya. Sebuah modul akan bermakna
kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul
memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih
cepat menyelesaikan satu atau lebih kompotensi dasar dibandingkan dengan peserta didik,
disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
4) Lembar Kegiatan Siswa ( student work sheet): adalah lembaran-lembaran yang berisi
tugas yang harus dikerjakan peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar
kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan
untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan
oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau refrensi lain yang
terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa
teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel
tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat
berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survei tentang harga cabe dalam kurun
waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah memudahkan guru
237
dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar
memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, karena sebuah lembar harus memenuhi
paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapainya atau tidaknya sebuah kompetensi dasar
dikuasai oleh peserta didik.
5) Brosur: adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara
bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan lipat tanpa dijilid atau
selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau
organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian,
maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar
yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu
banyak, maka brosur didesain hanya memuat hanya satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam
sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.
6) Leaflet: adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.
Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan
menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan
ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau
lebih kompetensi dasar.
238
7) Wallchart: adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang
bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat menarik bagi siswa maupun
guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengeturan proporsi yang
baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu mengajar, namun dalam hal ini
wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, wallchart harus
memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain harus memiliki kejelasan tentang kompetensi
dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didk, diajarkan untuk berapa lama,
dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup
binatang ular, tikus dan lingkungannya.
8) Foto: merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasika sesuatu yang akan
dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti
dengan muda karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang
diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima oleh anak-anak akan sama. Foto ini
dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat yang lain dapat dilihat oleh
orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu berlalu. Kalau
kita memerlukan hasil yang hitam putih pergunakanlah film hitam putih dan bila kita
menghendaki hasil yang berwarna maka gunakan film yang berwarna.
Beberapa alasan penggunaan foto sebagai media pengajaran sebagai berikut:
a) Bersifat konkrit, para siswa akan dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang
dibicarakan atau didiskusikan
239
b) Dapat mengatasi batas waktu dan ruang, melalui gambar dapat diperlihatkan kepada siswa
foto-foto benda yang jauh atau yang terjadi beberapa waktu lalu
c) Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indra manusia. Misalnya benda-benda
kecil yang tak dapat dilihat dengan mata dan diperbesar sehingga dapat dilihat dengan jelas.
d) Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah
e) Mudah didapat dan murah biayanya, karenan dia mengandung nilai ekonomis dan
f)
berulang-ulang diperdengarkan kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan jar.
Bahan ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa tau pembelajaran musik.
Bahan ajar kaset tidak dapat berdiri sendiri, dalam penggunaannya memerlukan bantuan alat
dan bahan lainnya seperti tape recorder dan lembar skenario guru.
2) Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan radio peserta
didik bisa belajar sesuatu. Radio juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio
dapat dirancang sebagai bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah
program pembelajaran melalui radio. Misalnya mendengarkan berita siaran langsung suatu
kejadian atau fakta yang sedang berlangsung.
240
241
informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini
sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik
dipergunakan
dalam
penerapan
metode
terbimbing
maupun
untuk
memberikan
latihan
pengembangan.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam proses belajar mengajar sering dimanfaatkan sebagai buku
latihan siswa yang didalamnya memuat: Ringkasan Materi, dan soal-soal latihan. Dengan adanya
ringkasan materi ini, siswa akan lebih mudah memahami materi, dan melalui soal-soal latihan dapat
membantu siswa memahami dan menguasai materi secara terbimbing (guidance) melalui soal-soal
yang diberikan baik berupa uraian singkat atau pilihan ganda.
Adapun ciri-ciri LKS adalah sebagai berikut:
1) LKS hanya terdiri dari beberapa halaman, tidak sampai 100 halaman
2) LKS dicetak sebagai bahan ajar yang spesifik untuk dipergunakan oleh satuan tingkat pendidikan
tertentu
3) Didalamnya terdiri uraian singkat tentang pokok bahasan secara umum, rangkuman pokok
bahasan, puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian.
Tujuan dari LKS yaitu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan untuk mengefektifkan
pelaksanaan belajar mengajar. Selain itu, LKS akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Guru
akan memiliki bahan ajar yang siap digunakan, sedangkan siswa akan mendapatkan pengalaman
belajar mandiri dan belajar memahami tugas tertulis yang tertuang dalam LKS.
243
Fungsi LKS antara lain bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang didapat. Dan bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan
berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang
bagaimana yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. Selain itu dengan adanya LKS siswa tidak perlu
mencatat atau membuat ikhtisar atau resume pada buku catatannya lagi, sebab dalam tiap LKS
biasanya sudah terdapat ringkasan seluruh materi pelajaran.
Berdasarkan fungsi lembar kerja di atas, guru sebagai pengelola proses belajar, kedudukannya
tidak dapat digantikan oleh adanya lembar kerja. Karena keberadaan lembar kerja siswa ini adalah
hanya membantu kemudahan dan kelancaran aktivitas pada saat proses belajar mengajar serta
interaksi antara guru dan murid. Sehingga tujuan utama proses belajar dapat tercapai atau berhasil.
Melalui LKS guru akan memperoleh kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif
terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang dapat dimanfaatkan untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah dengan menerapkan metode SQ3R
(survey, Question, Read, Recite, Review atau mensurvei, membuat pertanyaan, membaca,
meringkas, dan mengulang)
Pada kegiatan survey, siswa membaca secara sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca
244
Pada
tahap
read,
siswa
dirangsang
untuk
memperhatikan
pengorganisasian
materi,
membubuhkan tanda-tanda khusus pada materi yang diberikan. Misalnya siswa diminta
membubuhkan tanda kurung pada ide utama, menggaris bawahi rincian yang menunjang ide
utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan pada tahap question.
Recite menuntut siswa untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca dan siswa diminta
sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
5)
Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan
belajar.
6)
Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui
kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).
Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah.
245
246
Penulisan LKS dibuat setelah silabus disusun, dimulai dengan analisis kurikulum:
(1)
(2)
(3)
Menyusun materi.
(4)
Petunjuk belajar
Indikator
Informasi pendukung
Penilaian
d) Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan
pembelajarannya yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada
penguasaan kompetensi.
e) Penyusunan Materi
f)
Materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi LKS dapat
berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan
dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal
hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam
LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih mendalam tentang
materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa
tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi.
Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam
kelompok diskusi dan berapa lama.
249
akan kesulitan dalam memahami LKS. Berikut ini beberapa batasan yang bisa dipakai
untuk menentukan desain LKS.
a) Ukuran, pergunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan instruksional yang telah
ditetapkan. Misalnya jika menginginkan siswa untuk mampu membuat bagan alur, maka
ukuran LKS sebaiknya A4 agar siswa cukup ruang dan leluasa untuk membuat bagan.
b) Kepadatan halaman. Usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati dengan tulisan. Halaman
yang terlalu padat akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian. Di samping itu,
pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan. Jika siswa sulit menentukan mana judul
dan mana subjudul dari materi yang diberikan dalam LKS, hal ini akan menimbulkan
kesulitan siswa untuk memahami materi secara keseluruhan. Hal ini bisa ditanggulangi
dengan memanfaatkan penggunaan huruf besar atau penomoran. Sebaiknya pemilihan pola
penulisan ini harus konsisten.
c) Kejelasan. Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diebrikan dalam LKS dapat dengan jelas
dibaca siswa. Sesempurna apa pun materi yang kita persiapkan tetapi jika siswa tidak dapat
membacanya dengan jelas, maka LKS tidak akan memberikan hasil yang optimal.
Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus memenuhi
persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang
berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan
kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak
250
pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah
memenuhi asas-asas yang efektif
Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri,
percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS dalam kegiatan
belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep
baru) atau pada tahap penanaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan
lembar kerja pada tahap pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu
topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap
sebelumnya yaitu penanaman konsep.
b. Modul
1) Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Modul
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Di bawah ini ciri-ciri modul, antara lain:
1)
Disusun secara sistematis dan menarik mencakup isi materi, metoda, dan evaluasi yang
dapat digunakan secara mandiri
2)
3)
Digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing individu secara
efektif dan efesien.
251
4)
memiliki karakteristik stand alone yaitu modul dikembangkan tidak tergantung pada media
lain
5)
bersahabat dengan user atau pemakai, membantu kemudahan pemakai untuk direspon atau
diakses.
6)
7)
Tujuan antara dan tujuan akhir modul harus dirumuskan secara jelas dan terukur,
8)
Materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, tersedia contoh-contoh, ilustrasi yang jelas
9)
10)
11)
12)
13)
Tersedia instrument penilaian yang memungkinkan peserta diklat melakukan self assessment.
14)
15)
16)
17)
2)
Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat
maupun guru/instruktur.
252
3)
Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti: (1) Meningkatkan motivasi dan gairah
belajar bagi siswa atau peserta diklat; (2) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya; (3) Memungkinkan siswa
atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya; (4) Memungkinkan siswa
atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
3) Karakteristik Modul
1.
Self
2.
instructional
Self Contained
3.
Stand alone
4.
5.
Adaptif
User friendly
4) Bentuk Modul
a) Konsistensi dalam penggunaan:
Font
253
Spasi
b) Format
c) Organisasi
Tampilkan peta/bagan
Antar bab, antar unit dan antar paragraph dengan susunan dan alur yang mudah
dipahami
Judul, sub judul (kegiatan belajar), dan uraian yang mudah diikuti
d) Daya Tarik
Mengkombinasikan warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi
5) Kerangka Modul
Halaman Sampul
Halaman Francis
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Prasarat
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Penjelasan Bagi Peserta diklat
2. Peran Guru Antara Lain
D. Kompetensi
E.
Tujuan Akhir
II. PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta diklat
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
b.
Uraian Materi
c.
Rangkuman
d.
Tugas
e.
Tes Formatif
f.
Kunci Jawaban Formatif
g.
Lembar Kerja
255
2. Kegiatan Belajar 2
3. Kegiatan Belajar n
III. EVALUASI
A. Kognitif Skill
B. Psikomotor Skill
C. Attitude Skill
D. Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standart
E. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan
F. Kunci Jawaban
IV. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
6) Kiat Menyusun Modul
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun modul antara lain dibawah ini:
a. Menggunaan Ilustrasi dalam Modul. Ilustrasi dapat berupa: foto, gambar, grafik, tabel, kartun,
dsb, yang memiliki fungsi: Fungsi Ilustrasi, Fungsi deskriptif, Fungsi ekspresif, Fungsi Analitis,
Fungsi kuantitatif
b. Merumuskan Tujuan Akhir. Perumusan tujuan akhir berisi pernyataan pencapaian kompetensi
sesuai yang ada dalam kurikulum dan silabus. Rumusan tujuan tersebut harus memuat:
Kriteria keberhasilan
256
Contoh Tujuan Akhir Modul. Peserta diklat dapat menyusun modul belajar (kinerja) berdasarkan
prosedur dan langkah-langkah yang benar (kriteria) dan dapat menggunakannya dalam kegiatan
pembelajaran (kondisi).
c. Tujuan kegiatan pembelajaran.
Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk mencapai satu indikator kompetensi pada
kompetensiu dasar setelah mengikuti satu satuan kegiatan belajar berisikan komponen:
kemampuan, kondisi, dan kriteria. Contoh tujuan kegiatan belajar peserta diklat dapat
menerapkan prosedur pengembangan materi dalam penyusunan RPP.
d. MenyusunTugas
Berisi instruksi untuk peserta diklat meliputi:
Tugas-tugas yang harus diketahui dan dikerjakan sesuai kriteria unjuk kerja
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran memilih atau
menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa
mencapai kompetensi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru terkait strategi pemilihan
dan penyusunan bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran PAI. Secara strategis
guru harus memperhatikan beberapa hal yaitu: (1) Prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar; (2) Faktor
pertimbangan dalam memilih dan menyusun bahan ajar, (3) Alternatif tindakan strategis dalam
memilih dan menyusun bahan ajar; (4) Alternatif bentuk penyusunan bahan ajar (LKS dan Modul)
(5) Pendekatan pengembangan strategi pengembangan materi PAI.
a.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi
pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi,
konsistensi, dan kecukupan. Pertama, Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran
hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
Kedua, Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengertian thaharoh (bersuci), macam-macam
hadats dan najis, dan cara mensucikan dari hadats dan najis, materi yang diajarkan juga harus
258
meliputi pengertian thaharah (bersuci), macam-macam hadats dan najis, dan cara mensucikan dari
hadats dan najis. Ketiga, Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang
waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
b. Faktor Pertimbangan dalam Memilih dan Menyusun Bahan Ajar
Ada beberapa kriteria yan dijadikan pertimbangan dalam memilih dan menyusun bahan ajar
secara umum dan bahan ajar PAI khususnya. Menurut Harjanto (1997: 222), materi pelajaran atau
bahan ajar berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan materi atau bahan ajar
tentu harus sejalan dengan ukuran-ukurran (kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum
mata pelajaran bersangkutan. Secara garis besar ada sejumlah kriteria pada tabel berikut:
Kriteria
Sasaran
259
Akurat dan
up to date
Kemudahan
Kerasionalan
Essensial
Kebermakna
an
Keberhasilan
Keseimbanga
n
Kepraktisan
Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan penemuanpenemuan baru dalam bidang teknologi.
Untuk memahami prinsip, generalisasi, dan memperoleh data.
Mengembangkan kemampuan berpikir rasional, bebas, logis.
Untuk mengembangkan moralitas penggunaan pengetahuan
Bermakna bagi siswa dan perubahan sosial.
Merupakan ukuran keberhailan untuk mempengaruhi tingkah
laku siswa.
Mengembangkan pribadi peserta didik secara seimbang dan
menyeluruh.
Mengarahkan tindakan sehari-hari dan untuk pelajaran
berikutnya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Harjanto (1997), bahwa ada sejumlah kriteria pemilihan materi
pelajaran (bahan ajar) yang akan dikembangkan dalam sistem pembelajaran dan sekaligus menjadi
dasar penentuan strategi pembelajaran, yaitu: kriteria tujuan pembelajaran, materi/bahan ajar
terjabar,
relevan
dengan
kebutuhan
siswa,
dan
kesesuaian
dengan
kondisi
masyarakat,
mengandung segi-segi etik, urutan yang sistematis dan logis, bersumber dari sumber yang baku.
1) Kriteria tujuan pembelajaran. Suatu materi/bahan ajar yang dipilih dimaksudkan untuk
mencapai tujuan terkait aspek tertentu (kognitif, afektif, atau psikomotor). Karena itu bahan ajar
yang dipilih tentu yang sejalan dengan tujuan tersebut. Contoh: tujuan pembelajaran adalah
260
siswa mampu mempraktikkan gerakan shalat dengan baik dan benar. Bahan ajar yang dipilih
tentu yang mendukung kemampuan peserta didik untuk mempraktikkan gerakan shalat, untuk
ini jenis bahan ajarnya dapat dipilih foto atau video yang menunjukkan gerakan shalat yang
sempurna. Artinya tidak cukup hanya bahan ajar sebentuk handout yang berisi uraian materi
saja tetapi perlu dilengkapi dengan foto atau gambar gerakan shalat yang sempurna).
2) Materi/bahan ajar terjabar. Perincian bahan ajar berdasarkan pada tuntutan indikator
kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan
terukur. Artinya ada keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi/bahan
ajar.
3) Materi relevan dengan kebutuhan Siswa. Kebutuhan pokok siswa adalah agar mereka dapat
berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena itu bahan ajar yang akan disajikan
hendaknya sesuai dengan upaya untuk mengembangkan pribadi siswa secara utuh, meliputi
aspek kognitif, nilai dan keterampilan. Artinya bahan ajar yang dikembangkan jangan hanya
berorientasi pada pengembangan aspek kognitif saja.
4) Kesesuaian dengan kondisi masyarakat. Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga
masyarakat yang berguna dan mampu hidup mandiri. Karena itu bahan ajar yang dipilih
hendaknya
turut
membantu
memberikan
pengalaman
edukatif
yang
bermakna
dipilih
bagi
hendaknya
mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan dan keterampilan yang
bakal mereka peroleh dari bahan ajar yang mereka terima di arahkan untuk mengembangkan
261
dirinya sebagai manusia yang etik, berkarakter sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma
yang berlaku di masyarakatnya.
6) Bahan ajar tersusun dalam lingkup dan urutan yang sistematik dan logis. Setiap bahan
ajar disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu
kompetensi dasar tertentu. Bahan ajar disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan
faktor perkembangan psikologis siswa. Dengan demikian diharapkan isi bahan ajar akan lebih
mudah diserap peserta didik dan dapat diamati keberhasilannya segera.
7) Bahan ajar bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi pendidik yang ahli dan
masyarakat. Ketiga faktor tersebut perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar. Buku sumber
yang baku disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Guru yang ahli penting, karena sumber utama memang pendidik itu sendiri. Pendidik
dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu untuk disajikan kepada siswa berdasarkan
ukuran pribadinya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas, terkait bahan ajar tertentu.
c. Alternatif Tindakan Strategis dalam Memilih dan Menyusun bahan Ajar
Strategi dapat dipahami dalam arti ...sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu (Sanjaya:
2006, h.125). Ada beberapa hal yang yang merupakan bagian dari suatu rencana pengembangan
dan penyusunan bahan ajar, yaitu: mengenali unsur-unsur bahan ajar dan kriteria pemilihan bahan
ajar yang baik. Dua hal tersebut harus diperhatikan dan dipersiapkan serta direncanakan terlebih
dahulu sebelum menyusun bahan ajar.
a. Mengenali Unsur-Unsur Bahan Ajar
Menurut Zulfiani, dkk. (2009) Untuk membuat bahan ajar sesuai dengan tujuan yang
diharapkan maka perlu memperhatian unsur-unsur yang meliputi : (1) Petunjuk Belajar, merupakan
262
petunjuk atau pedoman yang perlu diketahui baik oleh siswa maupun pendidik meliputi materi yang
akan dibahas dalam proses pembelajaran; (2) Kompetensi Yang Akan Dicapai, bahwa agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik perlu penetapan standar kompetensi yang meliputi
standar materi atau standar isi (content standard) berisikan jenis, kedalaman, & ruang lingkup
materi pembelajaran yang harus dikuasi siswa serta standar pencapaian atau standar penampilan
(performance standard) berisikan tingkat penguasaan yang harus ditampilkan siswa sesuai dengan
pokok-pokok pikiran yang dibahas sehingga jelas indikator pencapaian hasil dalam pembelajaran;
(3) Informasi Pendukung, merupakan informasi-informasi yang harus diketahui atau dijelaskan
kepada siswa yang dapat menambah wawasan maupun pengetahuan siswa. Dalam hal ini
diperlukan kemauan dari siswa untuk menambah wawasan, pengetahuan dengan mempelajari
materi lain yang senada dengan materi pokok yang dibahas dalam suatu pengajaran yang pada
akhirnya menambah pemahaman siswa. Contoh Foto/ Ilustrasi, Kotak Kecil (insert ) yang berfungsi
untuk memperjelas materi yang perlu dipahami oleh siswa; (4) Latihan-Latihan, merupakan tugastugas yang diberikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mempraktikkan teori yang telah
diberikan sehingga dengan pemberian latihan akan menambah dan meningkatkan keterampilan
siswa terhadap materi ajar yang diberikan dalam proses pembelajaran; (5) Petunjuk Kerja atau
Lembar Kerja adalah form / lembaran yang berisi catatan-catatan sistematis atau tahapan-tahapan
proses kegiatan sebagai langkah prosedural yang ditempuh siswa dalam proses pembelajaran hal
ini banyak dilakukan untuk materi praktik; (6) Evaluasi, merupakan komponen yang harus ada
dalam proses pembelajaran artinya sebagai wahana atau sarana mengukur penilaian terhadap
263
pemahaman dan pekerjaan siswa. Proses evaluasi ini merupakan komponen terakhir untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi yang baik maka dapat
dipakai sebagai indikator keberhasilan dan efektifitas pembelajaran dan apabila hasil pengukuran
atau penilaian belum memuaskan maka perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan pola atau strategi yang berbeda. Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan: unjuk
kerja (performance); penugasan (proyek/project); hasil kerja(produk/product); tes tertulis (paper &
pen); portofolio (portfolio); penilaian sikap.
b. Mengenali Kriteria Bahan Ajar yang Baik
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria
pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk
diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi
atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya kompetensi inti (standar kompetensi
dalam KTSP) dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau
merujuk pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Bahan pembelajaran yang baik harus mempermudah dan bukan sebaliknya mempersulit siswa
dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Oleh sebab itu, bahan pembelajaran harus
memenuhi kriteria berikut:
1) Sesuai dengan topik yang dibahas
2) Memuat intisari atau informasi pendukung untuk memahami materi yang dibahas.
264
3) Disampaikan dalam bentuk kemasan dan bahasa yang singkat, padat, sederhana, sistematis,
sehingga mudah difahami.
4) Jika ada perlu dilengkapi contoh dan ilustrasi yang relevan dan menarik untuk lebih
mempermudah memahami isinya.
5) Sebaiknya diberikan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga
dapat dipelajari terlebih dahulu oleh siswa.
6) Memuat gagasan yang bersifat tantangan dan rasa ingin tahu siswa.
Selain kriteria di atas, bahan ajar yang baik harus selalu berorintasi pada kurikulum dan peta
pemikiran.
Ketika menjalankan tugas mengajar pada pendidikan formal atau nonformal yang
penyelenggaraannya menggunakan kurikulum, maka rujukan utama dari bahan ajar yang disusun
adalah: Standar kompetensi lulusan (SKL), SK, dan KD; Standar sarana dan Buku pegangan utama
yang digunakan.
1) Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar.
Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku
pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.
d. Penentuan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
Masalah
cakupan
atau
ruang
lingkup,
kedalaman,
dan
urutan
penyampaian
materi
pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan, ruang lingkup, dan
kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau
265
terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing)
akan memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran.
1) Penentuan Cakupan Bahan Ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan
apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah
aspek psikomotorik, sebab nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka masing-masing jenis materi
tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan
dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak
materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman
materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa. Sebagai contoh, materi tentang shalat diajarkan di SD, SLTP dan SMU,
juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut
akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek materi
tentang shalat yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari.
Prinsip
berikutnya
adalah
prinsip
kecukupan
(adequacy).
Kecukupan
(adequacy)
atau
memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek
materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi
dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika suatu pelajaran dimaksudkan untuk memberikan
266
kemampuan kepada siswa di bidang rukun shalat, maka uraian materinya mencakup: (1)
penguasaan atas konsep tentang rukun shalat; (2) menghafalkan doadoa dalam shalat; dan
selanjtnya (3) penerapan/mempraktikkan shalat berdasarkan rukun shalat yang benar.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang
harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai
dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2) Penentuan Urutan Bahan Ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan
mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi
pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa
dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan
belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum
dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
a) Pendekatan prosedural. Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
267
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis
matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau
penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
2) Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat
berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir.
3) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk
digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian
dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
4) Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat
dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman,
urutan, dsb.
5) Profesional
Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan
perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan
ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang
bekerja di perbankan.
269
6) Buku kurikulum
Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum
itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja
materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang
harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci.
7) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.
a) Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan
ajar suatu matapelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan
bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut
digunakan sebagai sumber bahan ajar.
b) Internet
c) Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh
segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai
matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.
d) Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
e) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara
melalui siaran televisi.
f) Lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi)
270
g) Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni budaya,
teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan ajar. Untuk
mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita
dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagau sumber.
Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau
terbitan
tersebut
hanya
merupakan
bahan
rujukan.
Artinya,
tidaklah
tepat
jika
hanya
menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula
tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Bukubuku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai
sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan.
Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi.
Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk
mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
E.
Rangkuman
1. Guru sebagai pengendali utama di dalam proses pembelajaran di kelas perlu mengamati terlebih
dahulu terhadap buku siswa maupun buku pegangan guru yang telah disediakan pemerintah.
Hal ini dimaksudkan jika terjadi kekeliruan dan ketidaktapatan dalam buku tersebut. Beberapa
hal yang diperlukan dalam melakukan analisis buku pegangan guru dan siswa: (1) kesesuaian isi
buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD, (2) kecukupan materi, (3)
271
kedalaman materi, (4) kebenaran materi, (5) kesesuaian pendekatan yang digunakan, dan (5)
kesesuaian penilaian. Bentuk penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 ini penilaian
authentik. Buku pegangan guru dan siswa yang digunakan perlu ditinjau dari ketersediaan
penilaian authentik tersebut. Dari beberapa komponen hasil analisis yang telah dilakukan, jika
masih ditemukan ada ketidaksesuaian atau ketidaklengkapan, guru perlu menindaklanjutinya
dengan membuat tambahan-tambahan materi, contoh atau bentuk penilaian yang disarankan
sesuai dengan karakteristik siswa sekolah.
2. Silabus termasuk salah satu perangkat pembelajaran. Silabus merupakan acuan penyusunan
kerangka pembelajaran untuk tiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok/tema (untuk tingkat
SD/MI), pembelajaran; penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus dikembangkan
berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran rinci dari suatu materi
pokok atau tema tertentu yang mencakup: data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester;
materi pokok; alokasi waktu; tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian
kompetensi; materi pembelajaran; metode pembelajaran; media, alat dan sumber belajar;
langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan penilaian. RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan peserta didik dalam upaya mencapai KD, sesuai dengan standar proses
272
pembelajaran. RPP minimal harus memuat Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.
4. Standar kompetensi lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan standar kompetensi lulusan (SKL)
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan. Kompetensi inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik di setiap
tingkat kelas atau program. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif,
kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara
pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang
saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial
(kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi
inti 4). Kompetensi dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus
diperoleh Peserta Didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi
yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti
273
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
5. RPP dapat dikembangkan melalui langkah-langkah: (1) mengkaji silabus pada kurikulum tingkat
nasional, (2) mengidentifikasi materi pembelajaran, (3) menentukan tujuan, (4) merumuskan
indikator pencapaian kompetensi dari KD, (5) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (6)
penjabaran jenis penilaian, (7) menentukan alokasi waktu, dan (8) menentukan sumber belajar.
6. Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Fungsi media pembelajaran: (1) mengatasi keterbatasan pengalaman
yang dimiliki oleh para peserta didik, (2) melampaui batasan ruang kelas, (3) media
pembelajaran
memungkinkan
adanya
interaksi
langsung
antara
peserta
didik
dengan
8. Media pembelajaran Internet and Communication Technology (ICT) memilliki tiga fungsi utama
dalam kegiatan pembelajaran: (1) teknologi berfungsi sebagai alat (tools), untuk membantu
pembelajaran,
misalnya
dalam
mengolah
kata,
berfungsi
(2)
teknologi
berfungsi
sebagai
ilmu
pembelajaran (literacy). Terdapat berbagai jenis dan karakteristik media belajar, diantaranya: (1)
media grafis, (2) media audio, (3) media proyeksi diam. Di samping itu, ada media teknologi
informasi dan komunikasi mencakup: (1) situs internet Arab, (2) E-Kutub Arabiyah (e-book), (3)
CD Multimedia Interaktif, dan (4) games online/offline.
9. Sumber belajar adalah segala daya yang bisa dimanfaatkan sebagai media pengajaran untuk
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagian
atau secara keseluruhan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pengembangan sumber
belajar itu terdiri dari dua macam. Pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja
dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar mengajar, seperti buku, brosur, ensklopedi,
film, video, tipe, slides, film strips, OHP. Kedua, sumber belajar yang dimafaatkan guna memberi
kemudhan kepada Seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada di
sekeliling kita. Sumber belajar tersebut tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan
pengajaran, seperti pasar, toko, museum, toko masyarakat dan sebagainya.
j)
caranya, (4) mengembangkan naskah atau isi pesan, (5) memilih bentuk dan jenis media
pembelajaran, (6) merancang dan menyelesaikan media pembelajaran, (7) melakukan uji coba
dan evaluasi, (8) melakukan perbaikan, (9) melakukan evaluasi penggunaan media dalam
kegiatan belajar mengajar.
k) Pemanfaatan ICT dalam konteks pendidikan pada dasarnya lebih cenderung pada proses
pembelajaran itu sendiri. Contoh pengembangan media pembelajaran, antara lain: (1) membuat
synopsis atau story board, (2) membuat flipchart, (3) membuat poster, dan lain-lain.
Pengembangan ICT juga dapat dilakukan untuk: (1) pencarian data melalui Search Engine (Mesin
Pencarian), (2) yahoo Mail, (3) pembuatan blog pembelajaran, dan lain-lain. Ada juga
pengembangan media pembelajaran berbasis slide presentasi, seperti power point dan program
aplikasi dalam pembelajaran, seperti: program Al-Quran Flas dan program Al-Quran in Word.
l)
Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar didesain dengan tujuan
tertentu (by design) yakni disusun dengan sistematika tertentu untuk keperluan pembelajaran
dan dalam kerangka pencapaian kompetensi yang diharapkan. Kedudukan bahan ajar sangat
penting dalam proses pembelajaran. Manfaat bahan ajar bagi guru antara lain; (1) menghemat
waktu mengajar, (2) menempatkan guru sebagai fasilitator
pembelajaran lebih efisien & interaktif.
mendorong siswa
menjadi pembelajar mandiri; (2) memperluas waktu belajar kapan saja bias; (3) bisa belajar
276
tanpa guru;
(4) dapat belajar dengan kecepatan masing-masing; (5) dapat belajar dengan
urutan yang dipilih sendiri dan membiasakan untuk membaca ilmu pengetahuan.
m) Bahan ajar pada dasarnya semua bahan yang didesain secara spesifik untuk keperluan
pembelajaran. Secara umum wujud bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu;
bahan cetak (printed); Bahan ajar dengar (audio); bahan ajar lihat-dengar (audio visual) dan
bahan ajar interaktif. Bahan cetak antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan cetak dapat disajikan dalam berbagai
bentuk. Bahan ajar dengar adalah bahan ajar yang didesain dengan menggunakan media
dengan (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar audio
visual adalah bahan ajar yang didesain dengan menggunakan media audio visual seperti video
compact disk, film.
n) Bahan ajar juga mencakup LKS dan modul. Lembar Kegiatan Siswa (student work sheet) adalah
lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.
Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar
kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secra baik apabila tidak dilengkapi
dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Fungsi LKS antara lain
bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
didapat. Bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu
277
diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana yang akan ditumbuhkan
pada diri siswa. Penulisan LKS Penulisan LKS dibuat setelah silabus disusun, dimulai dengan
analisis kurikulum: (1) rumusan kompetensi dasar LKS, (2) menentukan alat penilaian, (3)
menyusun materi, (4) menentukan alat penilaian. Struktur LKS secara umum: (1) judul, mata
pelajaran, semester, tempat, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi yang akan dicapai, (4)
indicator, (5) informasi pendukung, (6) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, dan (7) penilaian.
o) Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Tujuan penulisan modul
antara lain: (1)
memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal, (2)
mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat maupun
guru/instruktur, (3) dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. Langkah-langkah penyusunan
modul dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap penyusunan dan tahap
validasi dan penyempurnaan.
p) Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru terkait strategi pemilihan dan penyusunan bahan
ajar yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran PAI: (1) prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar;
(2) faktor pertimbangan dalam memilih dan menyusun bahan ajar, (3) alternatif tindakan
strategis dalam memilih dan menyusun bahan ajar; (4) alternatif bentuk penyusunan bahan ajar
(LKS dan modul) (5) pendekatan pengembangan strategi pengembangan materi PAI. Beberapa
278
prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran.
Pertama, prinsip relevansi, artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau
ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kedua, prinsip
konsistensi (keajegan). Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, bahan
ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Ketiga, prinsip kecukupan artinya
materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada
standar kompetensi.
q) Penyusunan bahan ajar dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pertama, pendekatan
subjek akademis. Pendekatan ini dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan
didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing. Kedua, pendekatan humanistis
dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide memanusiakan manusia. Penciptaan
konteks yang akan memberi peluang mausia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi
harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan
program pendidikan. Ketiga, pendekatan teknologis. Pendekatan teknologis dalam menyusun
kurikulum atau program pendidikan termasuk mengembangkan materi pelajaran bertolak dari
analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Materi yang
diajarkan disesuaikan dengan analisis tugas (job analysis) tersebut. Keempat, pendekatan
rekonstruksi sosial dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari problem
yang dihadapi dalam masyarakat, untuk selanjutnya dengan memerankan ilmu dan teknologi,
279
serta bekerja secara kooperatif dan kolaboratif, akan dicarikan upaya pemecahannya menuju
pembentukan masyarakat yang lebih baik.
r) Langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) mengidentifikasi
aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) identifikasi
jenis-jenis materi pembelajaran, dan (3) memilih jenis materi yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
s) Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian materi pembelajaran
penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan, ruang lingkup, dan kedalaman
materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu
banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing) akan
memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran. Urutan penyajian (sequencing)
bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Materi
pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui
dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
2) Sumber bahan ajar merupakan tempat bahan ajar dapat diperole(1) h. Berbagai sumber dapat
digunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar antara lain: (1) uku teks, (2) laporan hasil penelitian, (3) jurnal (penerbitan
hasil penelitian
dan pemikiran ilmiah), (4) pakar bidang studi, (5) professional, (6) buku
kurikulum, (7) penerbitan berkala, (8) penerbitan berkala, (9) internet, dan lain-lain.
F. Latihan
280
d. Kompetensi Dasar
8. Kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui
pembelajaran disebut
a. Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
c. Kompetensi Inti
d. Standar Kompetensi Lulusan
9. Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru lebih dulu memprogramkan
waktu. Pengalokasian waktu dapat disusun dalam bentuk
b. Program tahunan
c. Program semester
d. Program kokurikuler
e. Program tahunan dan semester
1. Acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk tiap bahan kajian mata pelajaran disebut
a. Silabus
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Kompetensi
d. Kompetensi Inti
2. Rencana pembelajaran rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu disebut
a. Silabus
283
a. Materi Pokok
b. Alokasi Waktu
c. Tujuan pembelajaran
d. Tanda tangan kelapa sekolah
5. Rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran disebut
a. Media pembelajaran
b. Alat pembelajaran
c. Perlengkapan pembelajaran
d. Sumber belajar
6. Penentuan alokasi waktu dalam setiap kompetensi dasar didasarkan pada:
284
a. Program tahunan
b. Program semester
c. Jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
d. Silabus pembelajaran
7. Materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran merupakan pengertian dari:
a. Bahan rujukan
b. Bahan ajar
c. Bahan cetak
d. Bahan interaksi
8. Di bawah ini yang tidak termasuk karakterisitik bahan ajar adalah
a. Menimbulkan minat baca
b. Ditulis dan dirancang untuk siswa
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran
d. Di tulis untuk pembaca
9. Materi yang berkenaan dengan nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama
tempat, nama orang, termasuk jenis materi
a. Konsep
b. Prinsip
c. Fakta
d. Prosedur
10. Materi yang berkenaan dengan dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan
antar konsep merupakan materi
a. Konsep
b. Prinsip
285
c. Fakta
d. Prosedur
11. Materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu tugas adalah materi jenis
a. Konsep
b. Prinsip
c. Fakta
d. Prosedur
12. Yang tidak termasuk manfaat bahan ajar bagi guru ...
a. Menghemat waktu mengajar
b. Membiasakan untuk membaca ilmu pengetahuan
c. Menempatkan guru sebagai fasilitator
d. Menciptakan suasana PBM lebih efisien & interaktif .
13. Yang tidak termasuk manfaat bahan ajar bagi siswa
a. Bisa belajar tanpa guru
b. Dapat belajar dengan kecepatan masing-masing
c. Dapat belajar dengan urutan yang dipilih sendiri
d. Bisa menghemat waktu belajar
14. Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-taati, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa
denda atau pidana. Contoh tersebut termasuk jenis materi
a. Konsep
b. Prinsip
c. Fakta
d. Prosedur
15. Di bawah ini termasuk wujud bahan ajar kecuali
a. Bahan ajar IT
b. Bahan cetak (printed)
c. Bahan ajar lihat-dengar (audio visual)
286
d. Radio
21. Kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio termasuk bahan ajar dengan
menggunakan
a. Visual
b. Audio
c. Interaktif
d. Audio visual
22. Video/film, orang/nara sumber termasuk bahan ajar dengan menggunakan
a. Visual
b. Audio
c. Interaktif
d. Audio visual
23. Di bawah ini yang tidak termasuk kriteria bahan ajar yang baik adalah
a. Sesuai dengan topik yang dibahas
b. Memuat intisari atau informasi pendukung untuk memahami materi yang dibahas
c. Memuat gagasan yang bersifat tantangan dan rasa ingin tahu siswa
d. Menggunakan teknologi yang terbaru dalam proses pembelajaran
24. Rujukan utama dalam penyusunan bahan ajar berikut ini kecuali
a. Standar kompetensi lulusan (SKL),
b. SK, dan KD,
c. Buku pedoman/pegangan
d. Modul
25. Lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik merupakan
pengertian dari
a. Buku
b. Handout
c. LKS
d. Brosur
288
26. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan buku latihan siswa didalamnya memuat
a. Rencana pembelajaran guru
b. Ringkasan materi dan soal-soal latihan
c. Keseluruhan sumber belajar bagi siswa
d. silabus
27. Yang tidak termasuk ciri-ciri LKS di bawah ini
a. LKS terdiri dari beberapa halaman
b. LKS dipergunakan oleh satuan pendidikan tertentu
c. Memuat pokok bahasan secara umum
d. LKS terdiri dari 100 halaman lebih
28. Yang tidak termasuk manfaat penggunaan LKS dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Melatih peserta didik untuk belajar mandiri
b. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran
c. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep
d. Sebagai pedoman guru dalam melaksankan proses pembelajaran
29. Yang tidak termasuk fungsi LKS bagi guru sebagai berikut:
a. Melatih peserta didik untuk belajar mandiri
b. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran
c. Menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya
d. Sebagai pedoman guru dalam melaksankan proses pembelajaran
30. Bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menarik yang mencakup isi materi,
metode, dan evaluasi merupakan pengertian dari
a. Buku
b. Modul
c. Handout
d. LKS
31. Yang tidak termasuk tujuan penulisan modul adalah
a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera
289
c. Memadai
d. Keteraturan
43. Berbagai jenis aspek standar kompetensi materi pelajaran dapat dibedakan menjadi jenis
materi
a. Afektif, psikomotorik
b. Kognitif, afektif
c. Kognitif, afketif, psikomotorik
d. Kognitif, psikomotorik
44. Dengan mengacu pada kompetensi dasar kita akan mengetahui apakah materi yang harus
kita ajarkan berupa
a. Fakta, prinsip, psikomotor
b. Prosedur, psikomotor, konsep
c. Konsep, prosedur, fakta, psikomotr
d. Psikomotorik, fakta, prosedur, konsep, prinsip
45. Suatu pendekatan yang digunakan guru dalam mengorganisasi materi dengan mengaitkan
sebagai satu kesatuan utuh antara tema-subtema satu dengan tema-subtema yang lainnya
dalam satu mata pelajaran disebut
a. Pendekatan sistemik
b. Pendekatan prosedural
c. Pendekatan terjala
d. Pendekatan organik
46. Suatu pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasi materi dengan
mempertimbangkan prosedur atau langkah-langkah yang harus di kerjakan dalam suatu
tugas pembelajaranbdisebut
a. Pendekatan sistemik
b. Pendekatan prosedural
292
c. Pendekatan terjala
d. Pendekatan organik
47. Bentuk pendekatan terpadu (integrated) atau tematis yang digunakan oleh guru dalam
mengorganisasi materi pembelajaran dengan cara mengaitkan dan memadukan beberapa
tema dari berbagai mata pelajaran yang relevan disebut
a. Pendekatan sistemik
b. Pendekatan prosedural
c. Pendekatan terjala
d. Pendekatan organik
48. Yang tidak termasuk strategi penyampaian bahan ajar oleh guru adalah
a. Strategi urutan penyampaian simultan
b. Strategi urutan penyampaian suksesif
c. Strategi urutan penyampaian mekanisme
d. Strategi urutan penyampaian afektif
49. Menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara
b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik, dan pemberian tes
51. Menurut strategi urutan penyampaian fakta, materi secara keseluruhan disajikan secara
a. Serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global)
b. Penyajian materi dengan lisan, tulisan, dan pemberian bantuan siswa untuk menghafal
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik, dan pemberian tes
52. Menurut strategi urutan penyampaian konsep, materi secara keseluruhan disajikan secara
a. Serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global)
b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik, dan pemberian tes
53. Menurut strategi urutan penyampaian materi pembelajaran prinsip, materi secara
keseluruhan disajikan secara
a. Serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global)
294
b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Sajikan prinsip, pemberian bantuan berupa contoh, pemberian soal-soal latihan,
pemberian umpan balik, pemberian tes
54. Menurut strategi urutan penyampaian materi prosedur, materi secara keseluruhan disajikan
secara
a. Menyajikan prosedur, pemberian bantuan dengan demonstrasi, pemberian latihan,
pemberian umpan balik, pemberian tes
b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Sajikan prinsip, pemberian bantuan berupa contoh, pemberian soal-soal latihan,
pemberian umpan balik, pemberian tes
55. Menurut strategi urutan penyampaian materi aspek afektif, materi secara keseluruhan
disajikan secara
a. Menyajikan prosedur, pemberian bantuan dengan demonstrasi, pemberian latihan,
pemberian umpan balik, pemberian tes
b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
295
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Penciptaan kondisi, pemodelan, demonstrasi, simulasi, penyampaian ajaran
56. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, ada yang tidak termasuk dalam
kegiatan siswa yaitu:
a. Menghafal
b. Menganalisis
c. Menemukan
d. Memilih
57. Yang dimaksud dengan memilih dalam kegiatan pembelajaran bagi siswa adalah
a. Menghafal verbal dan menghafal parafrase
b. Menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta,
konsep, prinsip dan prosedur
c. Menggunakan, mengaplikasikan materi yang telah dipelajari
d. Memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
58. Suatu model pembelajaran yang membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar
mata pelajarannya dengan situasi nyata dan memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan
pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga
dan sebagai anggota masyarakat di mana siswa hidup merupakan pengertian dari
a. Pembelajaran humanistik
b. Pembelajaran behavioristik
c. Pembelajaran konstruktivistik
d. Pembelajaran kontekstual
59. Pembelajaran kontekstual dilandasi filsafat
a. Behaviorisme
b. Konstruktivistik
296
c. Humanistik
d. Progresif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Mengapa guru perlu melakukan analisis terhadap buku pegangan guru dan siswa?
2. Sebutkan aspek-aspek yang dilakukan dalam analisis buku pegangan guru dan siswa!
3. Jelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan jika ditemukan ketidaksesuaian dan
ketidaktepatan beberapa hasil analisis yang telah dilakukan terhadap buku guru dan siswa?
4. Jelaskan perbedaan SKL, KI, dan KD dalam Kurikulum 2013!
5. Jelaskan cara menentukan pekan efektif dalam rencana pembelajaran?
6. Jelaskan perbedaan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)!
7. Sebutkan fungsi dan kegunaan media pembelajaran!
8. Sebutkan jenis dan karakteristik media pembelajaran!
9. Sebutkan langkah-langkah dalam pengembngan media pembelajaran!
10. Berikan contoh bentuk pengembngan media pembelajaran!
Balikan Dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di hagian akhir modul
ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar tersebut.
297
Fraenkel, J.R. (1997). How to Teach About Values: An Analytic Approach. New Jersey: Englewood
Cliffs, Prentice-Hall, Inc.
Gagne, N. L. & Berliner, D. C. (l984). Educational Psychology. Boston: Houghton Mifflin Company.
Gagne, R. M. & Briggs, L. J. (l979). Prinsiples of In-structional Design. New York: Holt, Renehart and
Winston.
Gagne, R.M. (l967). The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
Hall, Gene E & Jones, H.L. (1976) Competency-Based Education: a Process for the Improvement of
Education. New Jersey: Englewood Cliffs, Inc.
Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hardjito. (2002). Internet Untuk Pembelajaran. Di download pada tanggal 21 Mei 2007.
Hidayah, Isti, dkk. 2006. Workshop Pendidikan PAI 2. Semarang: Jurusan PAI UNNES.
Indrianto, Lis. (1998). Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa Dalam Pengajaran PAI Sebagai Upaya
Peningkatan Prestasi Belajar PAI. Semarang: IKIP Semarang.
Joice, B, & Weil, M. (1980). Models of Teaching. New Jersey: Englewood Cliffs, Publ.
Kaufman, Roger A. (1992). Educational Systems Planning. New Jersey: Englewood Cliffs.
Kemp, Jerold (1977). Instructional Design: a Plan for Unit and Curriculum Development. New Jersey:
Sage Publication.
Marzano RJ & Kendal JS (1996). Designing Standard-Based Districs, Schools, and Classrooms.
Vriginia: Assiciation for Supervision and Curriculum Development.
McAshan, H.H. (1989). Competency-Based Education and Behavioral Objectives. New Jersey:
300
Contoh I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MI Islamiyah Lamongan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
: IV / Ganjil
A.Materi Pokok
B. AlokasiWaktu
: (3 x 40 menit)
C. TujuanPembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta didik mampu menyebutkan tata cara dakwah Nabi Muhammad,
menjelaskan perbedaan metdoe dakwah Nabi di Makkah dan Madinah dan nilai-nilai dakwah Nabi Muhammad serta
menerapkan tata cara dakwah Nabi di Lingkungan sekitar dengan baik
D. Kompetensi Dasar
1.1 Meyakini kebenaran dari Allah SWT walaupun banyak tantangan yang harus dihadapi sebagai implementasi nilai-nilai
dakwah Rasulullah di tahun-tahun awal kenabian.
1.2 Santun dalam menyampaikan kebenaran sebagai implementasi nilai dakwah Rasulullah.
E. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.Menyebutkan tata cara dakwah Nabi Muhammad
1.2.Membedakan metode dakwah Nabi di Makkah dan Madinah
1.3.Menjelaskan nilai-nilai dakwah Nabi Muhammad
1.4. Menjelaskan metode dakwah Nabi di Lingkungan sekitar
1.5. Menganalisa perilaku positif yang ditunjukkan Nabi dalam kontek dakwah Nabi
F. Materi Pembelajaran
Sirah dan dakwah Nabi serta Lahirnya Masyarakat Islam
303
Perkawinan antara Abdullah dengan Aminah yang masih satu keturunan itu telah melahirkan seorang manusia
yang kelak akan menjadi Nabi dan Rasul yang terakhir. Muhammad namanya. Beliau lahir pada tahun 570 masehi di
Makkah, bertepatan dengan tahun Gajah.
Muhammad dilahirkan dari keluarga yang secara materiil lemah, tetapi memiliki kedudukan yang terhormat,
karena berasal dari suku Quraish, suku yang punya kelas tinggi saat itu. Perjalanan hidupnya penuh dengan ujian dan
cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Usia 2 bulan dalam kandungan ibunya Beliau ditinggal oleh ayahnya, karena itu
ketika lahir Beliau telah menjadi yatim. Pada usia 6 tahun, Beliau ditinggal ibunya, kemudian ia diasuh kakeknya,
Abdul Muthalib, namun tidak lama kemudian ditinggal juga, kakeknya meninggal, dan selanjutnya pamannya yang
mengurus, Abu Thalib yang tersohor dengan karismatiknya di kalangan kaum Quraish.
Mulai usia 12 tahun, beliau telah menemani pamannya berdagang ke Syam. Tetapi di tengah perjalanan
bertemu dengan seorang Rahib Nasrani yang bernama Bahira. Kemudian ia melarang Abu Thalib membiarkan
Muhammad tanpa pengawalan, sebab ia melihat tanda kenabian dalam diri Muhammad, dan jika tanda itu diketahui
oleh orang Yahudi dikawatirkan mereka akan membunuhnya.
Di usia yang ke 25 tahun, Beliau menikah dengan seorang janda kaya dan cantik, Khadijah. Hal ini terjadi atas
ketertarikan Khadijah terhadap Muhammad yang jujur, cakap. Baru pada usianya yang ke 40 tahun setelah
mengadakan meditasi di Gua Hira, akibat dari pandangannya yang menolak tradisi bangsa Arab yang dari segi etika
dan moral mengalami kehancuran, kemudian Beliau mendapatkan wahyu.
Perjalanan kenabian dan kerasulan Muhammad yang membawa risalah dan kebahagiaan seluruh umat manusia
ternyata tidak selamanya mulus, terutama di awal kenabiannya di Makkah. Orang Makkah begitu benci kepada Beliau
dan pengikutny, mereka beranggapan bahwa Muhammad itu berbahaya, karena telah menghancurkan pranata
kebanaran yang telah mereka bangun dan tradisikan.
Kebencian orang Arab (Makkah) terhadap Nabi dan pengikutnya ditunjukkan dengan serangan-serangannya
baik fisik maupun non fisik. Bangsa Arab selalu menghujamkan hinaan dan cacian kepada Nabi dan sahabatnya,
bahkan kerapkali sahabatnya itu ada yang disiksa secara fisik.
Serangan kaum Quraish semakin hari semakin gencar, sehingga periode Makkah ini sekalipun ada bangsa Arab
yang masuk Islam, namun secara kuantitatif jumlah dan perkembangannya relatif kecil dibandingkan periode
berikutnya, yaitu periode Madinah. Karena itu pula misi Nabi di Makkah dalam penyebaran ajarannya, sambutan
304
masyarakat tidak sehangat masyarakat Madinah. Dengan demikian, Muhammad baru dapat dikatakan sebagai kepala
agama dan kepala pemerintahan ketika berada di Madinah. Karena itu fungsi Muhammad sebagai kepala agama dan
kepala pemerintahan baru bisa dijalani ketika Nabi berada di Madinah. Masyarakat Madinah memerlukan orang yang
bisa menjembatani konflik berkepanjangan antar etnis dan Nabi sebagai dewa penolong saat itu.1
Sejarah perjalanan Nabi di atas memberikan gambaran, bahwa ajaran Islam baru muncul di usia Muhammad
yang ke-40, atau tepatnya pada tahun 610 Masehi. Dalam sejarah ayat dan surat yang pertama kali turun, yaitu surat Al
Alaq ayat 1 5 pada tanggal 17 Ramadhan, dan karenanya bulan ini dianggap sebagai bulan yang penuh berkah bagi
umat Islam. Sejak saat itulah Muhammad mendapat gelar sebagai seorang Nabi dan rasul.
Misi kerasulan pertama kali disebarkan kepada keluarga terdekat. Kemudian kepada saudara-saudaranya juga
pada sahabat-sahabat terdekatnya. Secara perlahan, pengikutnya bertambah. Yang mula-mula sekali melangkahkan
kakinya untuk masuk Islam adalah Abu Bakar As-Shidiq sekaligus menjadi pembantu Nabi dalam menyebarkan ajaran
Islam. Melalui Abu Bakar masuklah Usman bin Affan ke dalam ajaran Islam, Talhah dan Saad dll. Dari kalangan
wanita yang mula-mula masuk Islam adalah Khadijah, istri beliau sendiri yang paling dicintainya. Setelah itu segera
Ali masuk Islam, dari golongan anak-anak yang berumur sekitar delapan tahun, beliau adalah anak Abu Thalib.
Sahabat-sahabat inilah yang membantu Rasulullah mengembangkan sayap-sayap ajaran-ajaran Islam. Hari
berganti hari kaum muslimim pun bertambah besar. Dan yang masuk ajarannya cukup bervariasi, ada yang berasal dari
keturunan yang lemah, ada juga yang berasal dari keturunan yang kaya.
Setelah tiga tahun Nabi mengadakan dakwah secara sembunyi-sembunyi, kemudian turunlah ayat AL Quran
yang menyuruh nabi untuk mendakwakan secara terang-terangan, Allah menyuruh Nabi untuk menyampaikan ajaran
Islam dan menyuruh untuk memalingkan dari orang-orang musyrik.
Mulai saat itulah Nabi Muhammad saw. Menyebarkan Islam secara terang-terangan. Islam didakwakan kepada
seluruh ummat manusia, meskipun dakwahnya ini banyak mendapat rintangan dan perlawanan dari suku Quraisy dan
bangsa Arab umumnya. Nabi dan sahabatnya sering dihina, diancam, diserang fisik. Namun kesabaran Nabi dalam
menghadapi semua itu, justru menimbulkan jumlah pengikutnya semakin bertambah, walaupun pada akhirnya atas ijin
Allah mengadakan hijrah ke Yasrib (Madinah) sebagai suatu strategi untuk menaklukkan bangsa Arab yang sombong
di kemudian hari2.
1
2
Harun Nasution, Teologi Islam; Aliran-aliran Sejarah dan Analisis Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1986), hal.3
Syeh Mahmuddunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung,: Rosdakarya, 1994), hal. 124-125.
305
Di tengah-tengah kemelut yang berkembang, desakan kaum Quraisy semakin besar, Nabi ditinggal oleh istrinya
tercinta, kemudian ia ditinggal oleh pamannya, Abu Thalib, yang selama hidupnya menjadi penopang utama dalam
menyebarkan ajaran Islam.
Jika diperhatikan secara teliti perjuangan Nabi Muahmmad Saw. Dalam menyebarkan agama Islam begitu
banyak sekali ujian dari Tuhan. Beliau seperti tidak pernah diberi kesempatan mendapatkan kasih sayang dari orangorang yang dicintainya. Juga seperti tidak pernah diberi kesempatan mendapat perlindungan orang-orang yang kuar.
Namun jika diperhatikan secara teliti, ini semua akan memberi arti bahwa, Nabi Muhammad disuruh hanya untuk
mengoksentrasikan dirinya kepada Allah SWT. Allah menjadi pelindung dan pemelihara yang paling utama dan
sekaligus sebagai tempat meminta pertolongan yang paling sempurna.
Ajaran yang diberikan Nabi Muhammad Saw. Ketika berada di Makkah adalah ajaran tentang tauhid. Umat
manusia yang akan memeluk ajaran Islam diharuskan untuk mengosongkan dan merenungkan, mengapa alam ini
tercipta dengan susunan yang sangat rapi? Mengapa manusia itu tercipta?, mengapa matahari dan bulan tidak
berbenturan?, mengapa antara satu makhluk dengan makhluk lainnya saling membutuhkan?.
Dari sini niscaya akan tumbuh suatu pemikiran, siapa yang mengurus dan menciptakannya? Kemudian akan
mendapatkan jawaban, bahwa semua itu adalah ciptaan Tuhan dan peraturannya semuanya diciptakan Tuhan, karena
itu makhluk untuk mengabdi kepadanya dan menghilangkan seluruh keyakinan selain kepadanya, kepadanya kita
meminta pertolongan, hanya kepada Dzat itulah jiwa raga manusia di persembahkan. Jadi seluruh sembahan berupa
patung, api, firaun-firaun hanyalah ilusi saja, tidak sesuai dengan martabat dan harga diri manusia. Jika manusia
menyembah kepada sesuatu yang diciptakan. Ajaran tauhid ini merupakan ajaran yang essensial dari yang diajarkan
Nabi Muhammad di Makkah. Karena ajaran ini, ummat manusia menjadi terbebas dari segala tirani yang diajarkan
orang-orang tertentu. Dan karena ajaran inilah sangat wajar, jika jumlah yang masuk Islam di periode ini secara
kwantitatif kebanyakan dari kelompok lemah, yang sering mendapat perlakuan ketidakadilan dari penguasa yang ada
pada waktu itu.
Ajaran Muhammad memberikan kebebasan kepada umat manusia, dan menjadikan manusia sederajat antara
yang satu dengan lainnya. Orang yang selama ini mendapat tekanan dan ketidakadilan, berduyun-duyun memasuki
Islam. Dan karena inilah suku Quraish yang berkuasa merasa kekuasaan dan pengaruhnya mulai dieliminir oleh
pengaruh ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad.3
3
Husien Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, Trj. Ali Audah, (Jakarta: Intermasa, 1993), hal.102-103.
306
Penekanan yang dilakukan suku Quraish terhadap Nabi Muhammad dan pengikutnya semakin ditingkatkan,
mereka mengadakan penindasan dan intimidasi, sekalipun terintimidasi itu tidak memberikan pengaruh terhadap
keimanan para sahabat Nabi yang telah memeluk Islam. Namun penindasan itu tidak ujung mengalami penghentian,
mereka terus melakukan penindasan, karena seperti diungkapkan oleh sejarawan, bahwa kaum Quraisy melakukan
penentangan diakibatkan karena pengaruh revolusi Rasulullah dalam mengubah cara pandang masyarakat,
mengakibatkan secara politik kaum Quraisy akan kehilangan pamor kekuasaannya.
Sebagai akibat dari penindasan dan intimidasi kaum Quraisy terhadap Nabi dan sahabatnya mengadakan hijrah
ke Yasrib. Semula sebagian sahabat sedikit demi sedikit dikirim ke Yasrib secara sembunyi-sembunyi, kemudian
disusul oleh Nabi setelah mengalami satu ujian. Suku Quraisy dan bangsa Arab pada umumnya tahu bahwa Nabi akan
mengadakan Hijrah, maka atas kesepakatan kaum Quraisy tidak ada jalan lain kecuali Nabi dibunuh. Tapi dalam
sejarah diceritakan, Nabi lolos dari kepungan suku Quraisy dengan selamat dan sampai di Yasrib.
Memehami beberapa uraian mengenai perjalanan Nabi Muhammad di Makkah, maka fungsinya hanya terbatas
kepada kepemimpinan keagamaan, belum menyentuh ke aspek yang lebih luas, kondisi ini terjadi karena secara politik
ummat Islam di Mekkah masih kalah oleh kekuatan dan kekuasaan serta pengaruh kaum Quraish. Muhammad belum
mengibarkan bendera Islam secara politik dan pemerintahan, Beliau hanya sebatas sebagai kepala agama.
G. MetodePembelajaran
Tanya jawab
CTL
Diskusi
Learning Start with Question
Visit to Musium
H.Media Pembelajaran
Power Point
Video
Peta Timur Tengah
307
I.SumberBelajar
J.Langkah-langkah Pembelajaran
No.
1.
2.
Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan meminta peserta salah satu 10 menit
peserta didik untuk memimpin doa
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi
sebelumnya [Appersepsi]
Kegiatan Inti
a. Mengamati
1. Peserta didik diminta peserta didik untuk mencermati
tayangan video tentang dakwah Nabi Muhammad
2. Peserta didik menyampaikan hasil pengamatannya terhadap
tayangan video yang dilihat.
b. Menanya
1. Melalui pemberian motivasi dari guru peserta didik diminta
bertanya terkait dengan pengamatan tayangan video
tentang perjuangan Nabi muhammad dalam menyebarkan
Islam dan tantangannya
100
menit
308
No.
Kegiatan
2. Peserta didik yang lain menanggapi pertanyaan
c. Mengexplorasi
1. Mengemukakan hasil pengamatan tentang dakwah Nabi
Muhammad.
2. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan
diberikan tugas untuk berdiskusi tentang bagaimana
metode dan cara Nabi berdakwah.
d. Asosiasi
Dari hasil Diskusi kelompok tentang tata cara dakwah Nabi
Waktu
Penutup
1. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran dengan
dibantu guru
2. Mengadakan evaluasi
3. Menyampaikan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
secara kelompok
4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
309
Nama Siswa
Keterangan
C = 60 69
D = 60
: Cukup
: Kurang
RubrikPenilaianUnjukKerja
No. Nama Peserta Didik
1
2
3
Dst.
Jumlah Skor
311