Anda di halaman 1dari 130

MODUL 7

:
PERANGKAT PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
A. Peta Konsep
Modul mata diklat perangkat pembelajaran ini didesain dengan sistematika penulisan modul
pada

umumnya

dengan

mengacu

pada

pencapaian

kompetensi

mata

diklat

perangkat

pembelajaran SKI. Modul mata diklat ini terdiri dari empat materi. Materi pertama berkaitan dengan
analisis buku guru dan buku siswa berdasarkan Kurikulum 2013. Materi kedua berkaitan dengan
penyusunan

silabus.

Materi

ketiga

berkaitan

dengan

penyusunan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran. Materi keempat berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran. Materi


kelima berkaitan dengan pengembangan bahan ajar.
Lingkup kajian modul ini selanjutnya dapat dipetakan dalam peta konsep berikut.
PERANGKAT
PEMBELAJARAN

ANALISIS BUKU
GURU DAN SISWA
.

SILABUS

RPP

MEDIA

BAHAN AJAR

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan dapat: (1) melakukan
langkah-langkah menganalisis buku guru dan siswa Kurikulum 2013 dengan
182

tepat dan benar, (2) menyusun silabus pembelajaran yang benar, (3) menyusun
RPP yang benar, (4) mengembangkan media pembelajaran yang tepat, (5)
memilih bahan ajar yang tepat.
C. Strategi dan Media Pembelajaran
Strategi pembelajaran dalam diklat ini menggunakan empat pendekatan:
1. Pendekatan Scientifik,
2. Problem Base Learning,
3. Project Based Learning,
4. Contextual,
5. Discovery,
6. Inquiry,
Media pembelajaran yang digunakan Internet and Communication Technology (ICT) mencakup:
(1) pembelajaran berbasis internet dan (2) media slide powerpoint.
D. Uraian Materi
ANALISIS BUKU GURU DAN SISWA
Salah satu perbedaan antara Kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya adanya buku guru dan
buku siswa yang telah disediakan oleh pemerintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di
sekolah. Dalam Kata Pengantar buku guru maupun buku siswa dinyatakan bahwa buku siswa
menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
183

diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, peserta didik
dipacu untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya.
Pean guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik denga
ketersediaan dalam buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatankegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Guru
sebagai pengendali utama di dalam proses pembelajaran di kelas perlu mengamati terlebih dahulu
terhadap buku siswa maupun buku pegangan guru yang telah disediakan pemerintah. Hal ini
diperlukan karena buku yang disediakan oleh pemerintah disediakan untuk keperluan skala
nasional. Dengan kata lain, buku tersebut dibuat secara umum untuk kondisi siswa di Indonesia
tentu belum mengakomodasi kebutuhan khusus di masing-masing sekolah yang ada kemungkinan
memiliki karakteristik.
Buku pegangan guru maupun buku siswa merupakan dokumen hidup yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan keperluan
zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Dengan
demikian, sebelum menggunakan buku pegangan guru dan siswa di kelas, tentunya guru telah
membaca dan mencermati dengan melakukan analisis buku terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan
jika terjadi kekeliruan dan ketidaktapatan dalam buku tersebut dapat dilakukan langkah-langkah
tindak lanjut mengatasinya lebih awal.
1.
Komponen yang/dianalisis dalam Buku Guru dan Siswa
Beberapa hal yang diperlukan dalam melakukan analisis buku pegangan guru dan siswa
sebagai berikut:
184

a. Kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
Buku yang hendak digunakan di kelas hendaknya sudah dicek kesesuaiannya dengan
kurikulum yang digunakan. Buku guru dan siswa yang telah disediakan pemerintah saat ini
untuk menunjang pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013. Oleh karena itu, buku
pegangan guru dan siswa yang akan dipergunakan perlu dianalisis apakah telah sesuai
dengan standar kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti (KI), dan kompetensi dasar (KD)
yang

telah

ditentukan.

Jika

masih

ditemukan

ada

ketidaksesuaian,

guru

dapat

menindaklanjutinya lebih awal.


b. Kecukupan materi
Materi dalam buku pegangan guru dan siswa perlu dianalisis dari segi kecukupan materi yang
ditinjau

dari

segi

cakupan

konsep

atau

materi

esensial,

dan

alokasi

waktu

yang

dibutuhkan/disediakan.
c. Kedalaman materi
Upaya melakukan analisis terhadap kedalaman materi, materi yang tertuang dalam buku
pegangan guru dan siswa perlu ditinjau dari pola pikir keilmuan dan karakteristik guru dan
siswa. Jika dianggap ada yang kurang sesuai dengan karakteristik guru dan siswa di sekolah,
diharapkan guru dapat menindaklanjuti dengan memberikan tambahan-tambahan penjelasan
seperlunya.
d. Kebenaran materi
Analisi buku juga sekaligus melihat kebenaran materi, contoh, maupun latihan-latihan yang
dituliskan. Jika ditemukan ada materi, contoh, soal yang dituliskan dalam buku terjadi
kesalahan, baik kemungkinan salah dalam penulisan konsep maupun kesalahan ketik, guru
185

diharapkan sesegera mungkin untuk menindaklanjutinya. Tindaklanjut dapat berupa ralat


perbaikan yang segera disampaikan kepada siswa agar tidak berdampak lebih lanjut kepada
siswa (membuat siswa bingung/ragu).
e. Kesesuaian pendekatan yang digunakan
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific, sehingga buku siswa perlu ditinjau dari
segi penerapan pendekatan scientific. Apakah penyajiannya telah memfasilitasi siswa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang diharapkan dalam pendekatan scientific atau
belum.
f. Kesesuaian penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 ini penilaian authentik. Oleh karena
itu, buku pegangan guru dan siswa yang digunakan perlu ditinjau dari ketersediaan penilaian
authentik tersebut.
Dari beberapa komponen hasil analisis yang telah dilakukan, jika masih ditemukan ada
ketidaksesuaian

atau

ketidaklengkapan,

guru

perlu

menindaklanjutinya

dengan

membuat

tambahan-tambahan materi, contoh atau bentuk penilaian yang disarankan sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah.
2. Pendekatan-pendekatan dalam analisis materi
1) Pendekatan Terhubung (connected) atau Pendekatan Sistemik, yakni suatu pendekatan yang
digunakan guru dalam mengorganisasi materi dengan mengaitkan sebagai satu kesatuan
utuh antara tema-subtema satu dengan tema-subtema yang lainnya dalam satu mata
pelajaran.
186

2) Pendekatan Sistematik, yaitu pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasi
materi secara berurutan dalam satu tema materi pembelajaran.
3) Pendekatan Prosedural, yakni suatu pendekatan yang digunakan

oleh

guru

dalam

mengorganisasi materi dengan mempertimbangkan prosedur atau langkah-langkah yang


harus dikerjakan dalam suatu tugas pembelajaran. seperti menyusun materi dari yang sulit
menuju yang mudah atau sebaliknya, dari suatu contoh fakta ke suatu kon-sep teori atau
sebaliknya, dari suatu yang kongkrit ke suatu yang abstrak atau sebaliknya.
4) Pendekatan terjala (webbed), yaitu merupakan salah satu bentuk pendekatan terpadu
(integrated)

atau

tematis

yang

digunakan

oleh

guru

dalam

mengorganisasi

materi

pembelajaran dengan cara mengaitkan dan memadukan beberapa tema dari berbagai mata
pelajaran yang relevan.
3. Format Analisis Buku Guru dan Siswa
Format Analisis Buku Guru
LEMBAR KERJA ANALISIS BUKU GURU
Judul buku
Kelas
Jenjang
Tema/Topik
NO
.

:
:
:
:

.....................................................................................................................
....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

ASPEK YANG
DIANALISIS

HASIL ANALISIS
TIDAK
SESUAI
SESUAI
SESUAI SEBAGIAN

TINDAK
LANJUT
HASIL
187

ANALISIS
1.
2.
3.
4.

5.

6.
7.
8.
9.

Kesesuaian dengan SKL


Kesesuaian dengan KI
Kesesuaian dengan KD
Kecukupan materi ditinjau
dari:
a. Cakupan konsep/materi
esensial
b. Alokasi waktu
Kedalaman materi
pengayaan ditinjau dari:
a. Pola pikir keilmuan
b. Karakteristik siswa
Informasi pembelajaran
sesuai standar proses
Penerapan Pendekatan
Scientific
Penilaian Autentik dan
Bahan Remedial Teaching
Kolom interaksi antara
guru dengan orangtua

Format Analisis Buku Siswa


LEMBAR KERJA ANALISIS BUKU SISWA
Judul buku : .....................................................................................................................
Kelas
: ....................................................................................................................
188

Jenjang
: .....................................................................................................................
Tema/Topik : .....................................................................................................................
HASIL ANALISIS
NO
ASPEK YANG DIANALISIS
.

TIDAK
SESUAI

SESUAI
SEBAGIAN

SESUAI

TINDAK
LANJUT
HASIL
ANALISIS

1. Kesesuaian dengan SKL


2. Kesesuaian dengan KI
3. Kesesuaian dengan KD
4. Kecukupan materi ditinjau
dari:
a. Cakupan
konsep/materi
esensial
b. Alokasi waktu
5. Kedalaman
materi
pengayaan ditinjau dari:
a. Pola pikir keilmuan
b. Karakteristik siswa
6. Penerapan
Pendekatan
Scientific
7. Penilaian
Autentik
yang
tersedia dalam buku siswa
4. Langkah-langkah dan Rubrik Penilaian
Langkah-langkah analisis buku guru dan siswa dan rubriknya dapat dilihat berikut ini:
189

a. Cermati format penilaian analisis buku guru atau buku siswa

serta

hasil analisis peserta

yang akan dinilai!


b. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis
menggunakan rentang nilai sebagai berikut ini.
PERINGKAT
Amat Baik ( AB)

NILAI

KRITERIA
Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
90 < A 100
dilaksanakan

Baik (B)

75 < B < 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis

Cukup (C)

60 < C < 75 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis


Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak
< 60
logis

Kurang (K)

MATERI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


1. Memahami dan Menjabarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Peraturan pemerintah Repuplik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Standart Nasional
Pendidikan (SNP), dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:
Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.

190

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penjelasan tentang Standar Kompetensi lulusan disebutkan juga dalam peraturan Menteri
Pendidikandan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Tujuan Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
3. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi.
4. Kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
5. Monitoring dan Evaluasi Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang
digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan
evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan
di masa yang akan datang.
Standar Kompetensi Lulusan masing-masing jenjang mulai dari tingkat SD/MI/SDLB/Paket A,
191

SMP/MTS/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMK/MAK/ SMALB/Paket C dapatdilihat dalam tabel berikut:


No.
Dimensi
1.
Sikap

2.

Pengetahu
an

SD/MI
Memiliki perilaku
yang
mencerminkan
sikap
orang
beriman,
berakhlak mulia,
berilmu, percaya
diri,
dan
bertanggung
jawab
dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan sosial
dan
alam
di
lingkungan
rumah, sekolah,
dan
tempat
bermain.
Memiliki
pengetahuan
faktual
dan
konseptual
berdasarkan rasa
ingin
tahunya
tentang
ilmu

SMP/MTS
Memiliki perilaku
yang
mencerminkan
sikap
orang
beriman,
berakhlak mulia,
berilmu, percaya
diri,
dan
bertanggung
jawab
dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan sosial
dan alam dalam
jangkauan
pergaulan
dan
keberadaannya.

SMA/MA/SMK
Memiliki perilaku yang
mencerminkan
sikap
orang
beriman, berakhlak
mulia,
berilmu,
percaya
diri,
dan
bertanggung jawab
dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan
sosial dan alam serta
dalam menempatkan
diri sebagai cerminan
bangsa
dalam
pergaulan dunia.

Memiliki
Memiliki
pengetahuan
pengetahuan faktual,
faktual, konseptual, konseptual,
dan
prosedural prosedural,
dan
dalam
ilmu metakognitif dalam
pengetahuan,
ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni, dan teknologi, seni, dan
192

3.

Keterampil
an

pengetahuan,
budaya
dengan budaya
dengan
teknologi, seni, wawasan
wawasan
dan
budaya kemanusiaan,
kemanusiaan,
dalam wawasan kebangsaan,
kebangsaan,
kemanusiaan,
kenegaraan,
dan kenegaraan,
dan
kebangsaan,
peradaban
terkait peradaban
terkait
kenegaraan,
fenomena
dan penyebab
serta
dan peradaban kejadian
yang dampak
fenomena
terkait fenomena tampak mata.
dan kejadian.
dan kejadian di
lingkungan
rumah, sekolah,
dan
tempat
bermain.
Memiliki Memiliki
Memiliki kemampuan
kemampuan pikir kemampuan pikir pikir dan tindak yang
dan tindak yang dan tindak yang efektif dan kreatif
produktif
dan efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
kreatif
dalam dalam
ranah dan konkret sebagai
ranah abstrak dan abstrak
dan pengembangan dari
konkret
sesuai konkret
sesuai yang dipelajari di
dengan
yang dengan
yang sekolah
secara
ditugaskan
dipelajari
mandiri.
kepadanya.
disekolah
dan
sumber
lain
sejenis.

2. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang
193

harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program. (PP.no.32 tentang SNP).
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan
sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti
3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
194

Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
(kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). (lihat
Permendikbud no. 67, 68 dan 69 tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum SD, SMP, SMA) dan KMA RI
no. 165 tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab.
3. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh
Peserta Didik melalui pembelajaran. (PP. 32 tentang SNP). Kompetensi Dasar adalah merupakan
kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai
kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat
berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan
organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang
diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi
yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi, maka
195

nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu
terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti.

4. Menghitung RPE (Rencana Pekan Efektif)


1.

Pengertian Pekan Efektif


Pekan efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun pelajaran berlangsung.
Untuk menyusun RPE yang harus dilihat dan diperhatikan adalah kalender akademik yang
sedang

berlangsung

yang

menjadi

pedoman

sekolah

dalam

menetapkan

jumlah

minggu/pekan efektifnya, Jadwal pelajaran definitifnya dan juga kalender atau almanak secara
umum. (contoh kalender akademik ada pada lampiran).
2. Cara menghitung pekan efektif
Untuk lebih memudahkan dalam menghitung jumlah pekan efektif dalam satu semester
sebaiknya menentukan terlebih dahulu jumlah hitungan hari hari efektifnya dalam satu
semester. Sebagai contoh format rincian hari efektif sebagai berikut:
RINCIAN HARI/PEKAN EFEKTIF
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Smt

Hari

Bulan

Jumlah

196

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Bulan
Okt Nop

Des

Jan

Senin
Selasa
Rabu
I

Kamis
Jumat
Sabtu
Total

Smt

II

Hari

Jul

Agt

Sep

Jumlah

Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Total
RINCIAN PEKAN EFEKTIF (RPE)

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

: Pendidikan Agama Islam

Kelas / Semester
Alokasi Waktu

:
: x

Menit
197

a. Hari Mengajar (
Hari

Juli

Agu

)
Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Jumlah

Jumlah pekan dalam semester


Nomor
Urut
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama Bulan

Jumlah Pekan

Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
b. Banyaknya Pekan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Jumlah

Banyak Pekan

Banyak Jam

3. Banyaknya Pekan Tidak Efektif


198

Pekan tidak efektif adalah banyaknya pekan yang terdapat dalam kalender pendidikan tetapi
tidak dapat dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran/tatap muka terstruktur dalam
melaksanakan kegiatan pelaksanaan materi pembelajaran di kelas. Yang menentukan
banyaknya pekan tidak efektif adalah satuan pendidikan diselenggarakannya kegiatan
pembelajaran tersebut.
Sebagai contoh yang disepakati oleh sekolah X sebagai pekan tidak efektif:
Perayaan 17 Agustus
Ulangtahun sekolah, dll
Jumlah pekan efektif

4. Banyak Pekan Efektif


Jumlah semua Pekan dikurangi jumlah pekan tidak efektif=
Jumlah jam efektif

5. Distribusi Alokasi Waktu


Pembangian /pendistribusian jumlah pekan efektik ke dalam kegiatan-kegiatan
pembelajaran selama semester berjalan. Komponen dalam distribusi alokasi waktu
mencakup kegiatan sbb:
UTS

x3

=
199

UAS

x3

Uji Kompetensi

x3

Cadangan

x3

Tatap Muka

x3

Pekan Efektif

jam pelajaran

6. Penyusunan Program Alokasi Waktu


Dalam menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran guru lebih dulu memprogramkan

waktu baik dalam pengalokasian waktu maupun waktu kegiatan belajar mengajar.
Pengalokasian waktu dimaksud dapat disusun dalam bentuk format program tahunan (prota)
program semester (promes) yang disesuaikan dengan kalender pendidikan yang telah dibuat
lebih dulu.
Contoh format program semester ganjil
No

KD

Waktu

Juli

Agustus

Sept.

Okt.

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

5. Silabus
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
200

perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. (Permendikbud No.65 Tahun 2013).
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk tiap bahan kajian mata
pelajaran. Silabus paling sedikit memuat: Identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi
dasar, materi Pokok/tema (untuk tingkat SD/MI), pembelajaran; penilaian, alokasi waktu

dan

sumber belajar. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun
ajaran tertentu.Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Silabus mencakup: (1) Identitas Mata Pelajaran, (2) Identitas Sekolah, (3) Kompetensi Inti, (4)
Kompetensi Dasar, (5) Materi Pokok, (6) Pembelajaran, (7) Penilaian, (8) Alokasi Waktu, dan (9)
Sumber Belajar. (Contoh silabus terlampir)

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran rinci dari suatu materi
pokok atau tema tertentu yang mencakup: data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester;
materi pokok; alokasi waktu; tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian
201

kompetensi; materi pembelajaran; metode pembelajaran; media, alat dan sumber belajar; langkahlangkah kegiatan pembelajaran; dan penilaian.
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan peserta didik dalam upaya mencapai KD,
sesuai dengan standar proses pembelajaran. Setiap guru dalam satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP matapelajaran yang diampunya, di bawah supervisi guru senior yang ditunjuk,
kepala sekolah, pengawas, atau dari LPTK yang relevan. RPP disusun sebelum awal tahun pelajaran,
dan menjadi bagian KTSP Alur RP.
KI dan KD

a.

SILABUS

Prinsip-prinsip Pengembangan RPP


1) Perbedaan individual peserta didikantara lain

RPP

kemampuan awal, tingkat intelektual,

bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
202

umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.


6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam
satu keutuhan pengalaman belajar.
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
b. Komponen dan Sistematika RPP
Landasan yang digunakan dalam penyusunan RPP adalah Peraturan Pemerintah Nomor
19/2005 Pasal 20, yang berbunyi: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, indikator, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar. Dengan demikian, RPP minimal harus memuat Tujuan Pembelajaran, Materi
Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian. Agar guru mendapatkan
manfaat dari RPP yang dikembangkannya, maka muatan minimal RPP tersebut perlu
dilengkapi dengan rincian langkah manajerial guru dalam pembelajaran.
Komponen RPP terdiri atas: (1) Identitas sekolah, (2) Mata pelajaran atau tema/sub tema, (3)
Kelas/semester, (4) Materi pokok, (5) Alokasi waktu, (6) Tujuan pembelajaran yang
dirumuskan berdasarkan KD, (7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, (8)
203

Materi pembelajaran, (9) Metode pembelajaran, (10) Media pembelajaran, (11) Sumber
belajar, (12) Langkah-langkah pembelajaran, dan (13) Penilaian.
c.

Langkah-langkah Pengembangan RPP


1) Mengkaji Silabus pada Kurikulum tingkat nasional
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai
dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan,
dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan
siswa secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan siswa ini
merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati
(observes), menanya (questions), mengumpulkan informasi, mengolah (associate) dan
mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam
bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat siswa
aktif belajar.

Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan

penilaiannya.
2) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar
dengan mempertimbangkan: a) potensi peserta didik; b) relevansi dengan karakteristik
daerah, c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik; d) kebermanfaatan bagi peserta didik; e) struktur keilmuan; f) aktualitas,
204

kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; g) relevansi dengan kebutuhan peserta


didik dan tuntutan lingkungan; dan h) alokasi waktu.
3) Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap
pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek:
Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan).
4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi dari KD
a. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan,
dan potensi daerah
c. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Prinsip pengembangan indikator adalah Urgensi, Kontinuitas, Relevansi dan
Kontekstual. Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, prilaku, dan
lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir,
dan bertindak secara konsisten.
5) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan

pembelajaran

dirancang

untuk

memberikan

pengalaman

belajar

yang

melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
205

dengan guru, lingkungan,


kompetensi dasar.

dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui

penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru,
agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.
c) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah
guru dalam membuat siswa aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi
kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi
rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati
(observes),

menanya

(questions),

mengumpulkan

informasi,

mengasosiasikan

(associates) dan mengkomunikasikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai


prosedur

untuk

melakukan

sesuatu,

kegiatan

pembelajaran

dapat

berupa

pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan
dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan.
6) Penjabaran Jenis Penilaian
206

Di

dalam

silabus

telah

ditentukan

jenis

penilaiannya.

Penilaian

pencapaian

kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan


dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran siswa
didorong untuk menyajikan karya, maka portofolio merupakan cara penilaian yang harus
dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3
dan KI-4.
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan

207

kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan siswa.
d) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik
wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
7) Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik
yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.
8) Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya. Sumber belajar cetak utama adalah Buku Babon
208

(Kurikulum tingkat nasional) dan Buku Suplemen (Kurikulum tingkat daerah). Oleh karena
peserta didik didorong untuk mencari informasi, maka internet juga menjadi sumber.

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT


1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin, bentuk jamak dari Medium yang berarti Perantara atau
Pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Brown (1973) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu
guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke21
usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu
audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya
dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi
semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
209

Media Pembelajaran berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dalam sistem ini interaksi antara pengajar (guru) dan
peserta (murid) ajar tidak harus saling bertatap muka (bertemu) secara fisik seperti halnya dalam
sistem pendidikan konvensional, mereka bertemu dalam ruang teknologi informasi (internet)
dengan memanfaatkan suatu media yang disebut komputer.
2. Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa fungsi media pembelajaran:
1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang
menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong,
dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik
tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke
peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk
gambar gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin
dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang
disebabkan, karena: (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak
terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f)
obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.

210

Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta
didik.
3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan
abstrak.
Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merinci tentang fungsi media
pembelajaran sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di
kalangan siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu
6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan
berbahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu
efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
3. Kegunaan Media Pembelajaran
Secara umum media mempunyai kegunaan:
211

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.


2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori &
kinestetiknya (self regulated learning).
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi
yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran adalah:
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2) Pembelajaran dapat lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan
8) Peran guru berubah kearah yang positif
Adapun Internet and Communication Technology (ICT) memilliki tiga fungsi utama yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu (1) teknologi berfungsi sebagai alat (tools), untuk
212

membantupembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, (2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu
pengetahuan (science), (3) Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran
(literacy).Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat
bantu untukmenguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini posisi teknologi
tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai: fasilitator, motivator, transmitter, dan
evaluator. Sebagai bagian dari pembelajaran, teknologi/ICT memiliki tiga kedudukan, yaitu sebagai
suplemen, komplemen, dan substitusi (Riyana, 2008).
Moldstad (dalam Harsya W Bachtiar, 1984) menyatakan bahwa media pembelajaran berbasis
ICT dalam proses pembelajaran akan dapat menimbulkan kondisi-kondisi positif, seperti:
1.

Belajar lebih banyak terjadi jika media diintegrasikan dengan program instruksional yang
tradisional.

2.

Jumlah belajar yang setara sering dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat dengan
menggunakan teknologi instruksional.

3.

Program instruksional dengan menggunakan berbagai media yang didasarkan pada suatu
pendekatan sistem, seringkali memudahkan siswa dalam belajar secara lebih efektif.

4.

Program-program multimedia dan atau tutorial audio untuk pembelajaran biasanya lebih
disukai siswa bila dibandingkan dengan pengajaran tradisional.

4. Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran (ASSURE)

213

Model ASSURE adalah sebuah model pengembangan media yang dikembangkan oleh Heinich
dan kawan-kawan (1982) dalam mengembangkan perencanaan penggunaan dan pembuatan media
yang efektif. ASSURE merupakan kepanjangan dari huruf berikut ini:
AAnalyze leraner characteristic (menganalisis karakteristik siswa)
S State objective (merumuskan tujuan)
S Select or modify media (memilih dan memodifikasi media)
UUtilize (menggunakan media)
RRequire learner response (meminta tanggapan siswa terhadap media yang digunakan
EEvaluate (mengevaluasi seberapa jauh tingkat efektifitas penggunaan media
5. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
Terdapat berbagai jenis dan karakteristik media belajar, diantaranya:
a. Media Grafis:
1) Gambar Atau Foto
Gambar atau foto yang baik untuk media pendidikan:
a) Autentik, yaitu gambar/foto tersebut jujur melukiskan situasi apa adanya.
b) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok
c)
d)
e)
f)
2)
3)
4)

dalam gambar.
Ukuran relatif, gambar atau foto bisa menyesuaikan dengan kondisi.
Mengandung perbuatan.
Harus mencapai tujuan pembelajaran.
Tidak setiap yang bagus merupakan media yang bagus.
Sketsa
Diagram
Bagan/Chart
214

Bagan yang baik: (1) dapat dimengerti, (2) sederhana, dan (3) dapat di-update.
5) Grafik
6) Kartun
7) Poster
8) Peta dan Globe
9) Papan Flanel
10) Papan Buletin
b. Media Audio:
1) Radio
2) Alat perekam pita magnetik
3) Laboratorium bahasa
c. Media Proyeksi Diam
1) Film bingkai
2) Film rangkai
3) Media transparansi
4) Proyektor tidak tembus pandang
5) Mikrofis
6) Film
7) Film gelang
8) Televisi
9) Video
215

10) Permainan dan simulasi


6. Media Teknologi Informasi dan Komunikasi
a. Situs internet arab
b. E-Kutub Arabiyah (e-book)
c. CD Multimedia Interaktif
d. Games online/offline
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial,
projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak
melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak
hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat
interaktif.
7. Peranan Media dalam Pembelajaran
Peranan beberapa karakteristik tersebut sangan urgent dalam hasil belajar. Edgar Dale
memberikan gambaran dari hasil belajar melalui kerucut pengalamannya atau biasa dikenal corn of
experiences. Kerucut tersebut semakin kebawah semakin kongkrit hasil belajar para siswa.
1. Lambang Kata menempati kerucur yang paling atas yang bermakna bahwa apabila guru hanya
menyampaikan pesan maka hasil belajar hanyalah ruangan yang sempit.

216

2. Lambang Visual menempati urutan yang kedua, pada lambang visual hasil belajar lebih lebar
yang menandakan bahwa dengan belajar melalui Visualisasi, hasil belajar lebih banyak dibanding
dengan kata.
3. Gambar Tetap atau Rekaman, dan Radio menempati urutan yang berikutnya, hasil belajar lebih
banyak diperoleh.
4. Gambar Hidup menempati urutan beikutnya, hasil belajar lebih banyak daripada yang di atas.
5. Televisi. Hasil belajar semakin banyak diperoleh melalui layar televisi.
6. Pameran Museum, hasil belajar semakin banyak.
7. Darmawisata, demikian juga darmawisata akan mengahsilkan produk belajar lebih banyak.
8. Percontohan, melalui percontohan hasil yang didapatkan dalam belajar semakin banyak.
9. Pengalaman Dramatisasi. Melalui pengalaman dramatisasi hasil belajar semakin bertambah
banyak.
10.

Pengalaman Tiruan, demikian juga pengalaman tiruan, hasil belajar semakin bertambah

banyak.
11.

Pengalaman Langsung, melalui pengalaman langsung ini pembelajaran akan menghasilkan

produk pembelajaran yang efektif.

217

Kerucut pengalaman Edgar Dale


Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi
peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan.
Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang
lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka
media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat
melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan;
dan mutu teknis.
8. Konsep Dasar Sumber Belajarn; Perbedaan Sumber, Alat, dan Bahan
a.

Sumber Belajar (Learning Resources)


218

Sumber belajar adalah segala daya yang bisa dimanfaatkan sebagai media pengajaran untuk
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagian atau
secara keseluruhan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Sumber belajar pengertian sempit misalnya buku-buku atau bahan-bahan cetak atau bukubuku teks yang digunakan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran. Sember belajar
dalam pengertian luas adalah sumber belajar yang dihasilkan oleh Edgar

Dale dalam kerucut

pengalamannya (Cone of Experience)yaitu menyatkan bahwa pengalamannya itu adalah sumber


belajar (Nana Sujana, 89:76) Sumber belajar tersebut menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup
itu sendiri, karena segala sesuatu yang dialami dianggap sebagai sumber belajar/sebagai media
pengajaran ddengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya.
Sumber belajar pada prinsipnya adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi
kemudahan dalam belajarnya. dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam
yaitu:
1). Sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau dipergunakan untuk membantu
belajar mengajar, biasa disebut Learning resources by design (sumber belajar yang dirancang).
Misalnya buku, brosur, ensklopedi, film, video, tipe, slides, film strips, OHP. Semua perangkat
keras ini memang secara sengaja dirancang guna kepentingan kegiatan pengajaran.
2). Sumber belajar yang dimafaatkan guna memberi kemudhan kepada Seseorang dalam belajar
berupa segala macam sumber belajar yang ada disekeliling kita. Sumber belajar tersebut tidak
dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pengajaran. Sumber belajar ini disebut
219

learning resources by ultilization. (Isbani, 87:6). Misalnya, pasar, toko, museum, toko masyarakat
dan sebagainya yang adanya dilingkungan sekitar seperti taman dan sebagainya yang adanya di
lingkungan sekitar seperti taman, gedung lembaga Negara, dan lain-lain. Segenap sumber
belajar yang dirancang maupun yang tidak dirancang diklasifikasikan sebagai orang, peralatan,
teknik atau metode dan kondisi atau lingkungan. Dalam prakteknya, segala macam sumber
belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan, tidak selalu harus dibedakan karena
memang sulit untuk diidentifikasikan secara tegas.
b.

Klasifikasi Sumber Belajar


Klasifikasi Jenis-Jenis Sumber Belajar

JENIS
SUMBER
BELAJAR
Pesan
(Message)

Manusia
(People)

CONTOH
PENGERTIAN
Informasi yang harus
disalurkan
oleh
komponen
lain
berbentuk ide, fakta,
pengertian data.
Orang
yang
menyimpang
informasi
atau
menyalurkan
informasi.
Tidak
termasuk
yang
menjalankan fungsi

DIRANCANG

DIMANFAATKAN

Bahan-bahan
pelajaran.

Cerita
rakyat
dongeng, nasihat.

Guru, aktor, siswa,


pembicara pemain.
Tidak
termasuk
teknisi
ilmu
Kurikulum.

Nara
sumber,
pemuka
masyarakat,
pimpinan kantor,
responden.

220

pengembangan dan
pengelolaan sumber
belajar.
Bahan
Sesuatu, bisa disebut
(Materials)
media/software yang
mengandung pesan
untuk
disajikan
melalui
pemakian
alat.
Peralatan
Sesuatu, bisa disebut
(Devide)
media/hadware yang
menyalurkan pesan
untuk disajikan yang
ada dalam software.
Teknik/Metode Prosedur
yang
(Technique)
disiapkan
dalam
mempergunakan
bahan
pelajaran,
peralatan,
situasi,
dan
orang
untuk
menyampaikan
pesan.
Lingkungan
Situasi
sekitar
(Setting)
dimana
pesan
disalurkan/ditranmisi
kan

Transparansi, film, Rellef, candi arca,


slides, tape, buku, peralatan teknik.
gambar, lan lainlain.
OHP,
Proyektor, Generator, mesin,
slides, film, tape, alat-alat mobil.
buku, gambar, dan
lain-lain.
Ceramah,
diskusi
sosiodrama,
simulasi,
kuliah,belajar
mandiri.

Permainan
sarasehan,
percakapan
biasa/spontan.

Ruang kelas, studio, Taman,


kebun,
perpustakaan,
pasar, museum,
auditorium, aula.
toko.

Klasifikasi lain yang bisa dilakukan terhadap sumber belajar sebagai berikut;
221

1) Sumber belajar tercetak; buku majalah, brosur, koran, poster denah, ensklopedi, kamus, booklet,
dan lain-lain.
2) Sumber belajar non cetak; film, slides, video, model, audiocassette, transparasi, reali, obyek,
dan lain-lain.
3) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas; perpustakaan, ruang belajar, carrel, studio, lapangan
olah raga, dan lain-lain.
4) Sumber belajar berupa kegiatan; wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan,
dan lain-lain.
5) Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat; taman, terminal pasar, toko, pabrik, museum,
dan lain-lain.
9. Komponen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sumber Belajar
Komponen adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber belajar itu, dan bagianbagian itu merupkan satu kesatuan yang suli berdiri sendiri sekalipun mungkin dapat dipergunakan
secara terpisah.
a. Komponen-komponen sumber belajar, antara lain:
1) Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar.
2) Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber belajar
3) Pesan yang dibawah oleh sumber belajar
4) Tingkat kesulitan atau koleksitas pemakian sumber belajar
222

b. Faktor-faktor yang berpengaruh kepada sumber belajar, antara lain:


1) Perkembangan teknologi
2) Nilai-nilai budaya setempat
3) Keadaan ekonomi pada umumnya
4) Keadaan pemakai
c. Fungsi/Peran Sumber Belajar
Fungsi/peranannya antara lain:
1. Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan
a. Membantu guru untuk menggunakan waktu dengan secara lebih baik dan efektif.
b. Meningkatkan laju kelancaran belajar
c. Mengurangi beban guru dalam penyajian informasi sehingga lebih banyak kesempatan
dalam pembinaan dan pengembangan airah belajar siswa.
2. Memberi kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan;
a. Mengurangi fungsi control guru yang sifatnya kaku dan tradisional
b. Memberikan kesempatan pada siswa/murid untuk berkembang sesai dengan kemampuanya.
3. Memberikan dasar-dasar pengajaran yang lebih ilmiah dengan jalan
a.

Merencanakan program pendidikan secara lebih sistematis

b.

Mengembangkan bahan pengajaran melalui upaya penelitian terlebih dahulu.

c.

Meningkatkan pemantapan pengajaran dengan jalan


223

d.

Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media

e.

Menyajikan informasi maupun data secara lebih mudah, jelas dan kongkrit. (isbani,
1987:10).

10.Pengembangan Media Pembelajaran


Langkah Pengembangan Media Pembelajaran
a) Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b) Mengkaji media yang cocok dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan bagaimana
cara pencapaiannya.
c) Merumuskan strategi dan caranya.
d) Mengembangkan naskah atau isi pesan. Siapa yang akan menggunakan media pembelajaran?
Apa pesan pokok yang akan disampaikan? Apakah ada media yang sudah dipakai? Apakah ada
sumber informasi lain?
e) Memilih bentuk dan jenis media pembelajaran.
f)

Merancang dan menyelesaikan media pembelajaran. Bagaimana penyelesaian tugas. Apakah


semua tugas bisa diselesaikan. Berapa lama waktu yang dibutuhkan.

g) Melakukan uji coba dan evaluasi. Sebelum media digunakan dalam proses belajar mengajar,
sebaiknya diuji cobakan terlebih dahulu dan dievaluasi kehandalannya.
h) Melakukan perbaikan.
i)

Melakukan evaluasi penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar.


224

11. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT


Pemanfaatan ICT dalam konteks pendidikan pada dasarnya lebih cenderung pada proses
pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran yang memanfaatkan ICT ini biasanya menggunakan
perangkat hardware dan software dalam aplikasinya seperti, perangkat komputer yang tersambung
dengan jaringan internet, LCD, projektor, CD pembelajaran, televisi, bahkan menggunakan web atau
situs-situs tertentu dalam internet. Dengan adanya jaringan internet ini seseorang dapat mengakses
data apa saja dengan melakukan browsing ke berbagai penyelia data (server) di berbagai belahan
bumi ini. Artinya dengan adanya internet ini masalah ruang tidak menjadi halangan. Sebagai misal
kita dapat mengakses data dari berbagai tempat di Amerika dengan memanfaatkan layanan Yahoo,
hanya dalam hitungan detik berbagai data berhasil kita akses.
Media pembelajaran berbasis ICT ini dapat digunakan dalam:
a. Pencarian Data Melaui Search Engine (Mesin Pencarian)
Search engine adalah salah satu fasilitas internet yang dijalankan melalui browser untuk
mencari informasi yang kita inginkan. Search engine menampung database situs-situs dari
seluruh dunia yang jumlahnya milyaran halaman web, cukup dengan memasukkan kata kuncinya maka search engine akan menampilkan beberapa link situs yang disertai dengan keterangan
singkat.
c. Yahoo Mail dan Langkah-langkah Penggunaannya dalam Pembelajaran

225

Email adalah singkatan dari Electronic Mail atau jika dalam bahasa Indonesia adalah surat
elektronik. Melalui email kita dapat mengirim surat elektronik baik berupa teks maupun gabungan
dengan gambar, yang dikirimkan dari satu alamat email ke alamat lain di jaringan internet. Seperti
layaknya surat biasa pada umumnya, email berfungsi untuk mengirimkan surat atau pesan kepada
orang lain.
d. Pembuatan Blog Pembelajaran
Blog adalah situs web Anda yang mudah digunakan, fasilitas ini dapat dengan cepat
memposting

pemikiran

Anda,

berinteraksi

dengan

orang

lain,

mempublikasikan

karya,

pengumuman dan banyak lagi keuntungan lainnya. Karena mudah dan praktis Blok bisa digunakan
tidak hanya untuk kepentingan komunikasi tetapi juga digunakan sebagai media pembelajaran yang
memungkin semua orang bisa mengaskesnya. Penggunaan Blog dalam Pembelajaran bisa dijadikan
media interaksi antara guru dan pakar (guru); antara guru dan siswa, antar siswa dan siswa yang
berkaitan dengan materi pendidikan. Blog untuk kuliah maya, memuat:
Daftar mata kuliah
Silabus
Materi kuliah (ppt, pdf, doc, jpg, dll)
Referensi (e-book, url addres)
Pengumuman-pengumuman, tugas-tugas
Forum diskusi (milis, chating, instant messenger)
226

Profil dan kontak guru


Ujian
e.

Media Pembelajaran Berbasis Slide Presentasi


a) Mengenal Program Power Point dan Manfaatnya dalam Pembelajaran
Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun
sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft Power Point
akan membantu sebuah gagasan menjadi lebih menarik dan jelas tujuannya jika
dipresentasikan karena
slide,

outline

Microsoft

Power Point

presentasi, presentasi elektronika,

akan

membantu

menampilkan

dalam

slide

pembuatan

yang

dinamis,

termasuk clip art yang menarik, yang semuanya itu mudah ditampilkan di layar monitor
komputer. Manfaat Program Power Point dalam Pembelajaran: (1) penyampaian materi
pembelajaran lebih menarik, (2) menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan
(3) materi pembelajaran disampaikan secara utuh melalui pointer-pointer materi.
a. Pengenalan Program Aplikasi Media Pembelajaran
Ada banyak program aplikasi berbasis ICT yang dapat digunakan dalam pembelajaran:
1) Program Al-Quran Flash
Program ini adalah mushaf al-Quran digital yang dapat dibaca dan dibuka seperti ketika
membaca mushaf al-Quran sebagaimana biasa yang dilengkapi dengan ayat-ayat yang
berwarna warni sebagai petunjuk hukum bacaan tajwid, program ini sangat berguna
bagi guru yang akan mengajarkan membaca al-Quran di kelas secara klasikal.
227

2) Program Al-Quran in Word


Program al-Quran in Word adalah program penulisan teks ayat al-Quran lengkap
dengan harakat dan terjemahannya dalam beberapa bahasa yang dipalikasikan pada
program MS. Word. Program ini sangat membantu bagi kita umat Islam yang ingin
menulis ayat al-Quran dengan mudah tanpa hawatir muncul kesalahan dalam penulisan
ayat karena menulis secara manual menggunakan MS. Word.
3)

Program KV-Soft Flipbook


Program ini merupakan program pengembangan media pembelajaran berbasis e-book
karena dengan memahami program ini siapapun dapat membuat buku, kitab, mushaf
maupun gambar menjadi format buku elektronik yang bisa dibuka dan dibaca
menggunakan

komputer.

Kvisoft

Flipbook

Maker

adalah

jenis

perangkat

lunak

profesional untuk mengkonversi file PDF ke bentuk seperti buku. Halaman yang dapat di
tambah fungsi editing memungkinkan Anda untuk menanamkan video, gambar, audio,
hyperlink, hotspot dan objek multimedia ke halaman. Sehingga untuk membuat
halaman buku multimedia menjadi begitu mudah dengan software ini.
BAHAN AJAR
1. Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
228

Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Secara umum Bahan Ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat menguasai kompetensi melalui materi yang
disajikan secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh dan terpadu. (Marno 2011). Paulina Pannen (2001) menyebutkan bahwa
bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Meneurut Andi Prastowo (2011)
menyatakan pemahaman bahan ajar sebagai segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang dikuasai peserta
didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran.
Yuniwati (2012) menyimpulkan, bahwa bahan ajar merupakan susunan sistematis dari berbagai
bentuk bahan pembelajaran (baik tertulis seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS atau yang
tidak tertulis seperti maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif) yang di pakai atau digunakan
sebagai pedoman atau panduan baik oleh pendidik atau instruktur dalam rangka proses
pembelajaran serta memberikan materi kepada peserta didik.
Bahan ajar umumnya didesain dengan tujuan tertentu (by design) yakni disusun dengan
sistematika tertentu untuk keperluan pembelajaran dan dalam kerangka pencapaian kompetensi
229

yang diharapkan. Berbeda dengan buku teks pada umumnya yang merupakan sumber informasi
yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu, dia tidak berorientasi pada
proses pembelajaran atau pencapaian kompetensi sebagaimana bahan ajar.
Perbedaan karakteristik antara bahan ajar dan buku teks antara lain dapat digambarkan di
bawah ini:
1.
1.
2.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bahan ajar
Menimbulkan minat baca
Ditulis dan dirancang untuk
siswa
Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
Disusun berdasar kan pola
belajar yang fleksibel
Struktur
berdasarkan
kebutuhan
siswa
dan
kompetensi akhir yang akan
dicapai.
Memberi kesempatan pada
siswa untuk berlatih
Mengakomodasi
kesulitan
siswa
Memberikan rangkuman
Gaya penulisan komunikatif
dan semi formal
Kepadatan
berdasar
kebutuhan siswa
Dikemas
untuk
proses

Buku Teks
1. Mengasumsikan minat dari pembaca
2. Ditulis untuk pembaca (guru, dosen)
3. Dirancang untuk dipasarkan secara
luas
4. Belum
tentu
menjelaskan
tujuan
instruksional
5. Disusun secara linear
6. Stuktur berdasar logika bidang ilmu
7. Belum tentu memberikan latihan
8. Tidak mengantisipasi kesukaran belajar
siswa
9. Belum tentu memberikan rangkuman
10. Gaya penulisan naratif tetapi tidak
komunikatif
11. Sangat padat
12. Tidak memilki mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari
pembaca.

230

instruksional
Mempunyai
mekanisme
untuk mengumpulkan umpan
balik dari siswa
11. Menjelaskan cara
mempelajari bahan ajar.
10.

b.

Manfaat Bahan Ajar dalam Sistem Pembelajaran

Sebagaimana disebutkan dalam Sisdiknas tahun 2003 bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi antara guru dengan siswa dan dengan sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran.
Menurut sisdiknas tersebut ada tiga komponen penting dalam pembelajaran yaitu; guru, siswa dan
sumber atau bahan ajar. Kegiatan belajar tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak tersedia
sumber dan bahan ajar, untuk dapat membelajarkan siswa maka mutlak diperlukan bahan ajar,
sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dimana dan kapan saja melalui sumber dan bahan ajar
yang disiapkan. Sebab itu kedudukan bahan ajar sangat penting sekali dalam proses pembelajaran.
Hubungan antara komponen tersebut seperti digambarkan di bawah ini:

Peserta
didik

Pendidik

231

Sumber
Lingkungan Belajar/bahanBelajar

Dalam proses pembelajaran kedudukan bahan ajar sangat penting sekali, manfaat bahan ajar
bagi guru antara lain; (1) menghemat waktu mengajar, (2) menempatkan guru sebagai fasilitator
dan (3) menciptakan suasana pembelajaran lebih efisien & interaktif.
Sementara bagi siswa dapat; (1)

mendorong siswa menjadi pembelajar mandiri; (2)

memperluas waktu belajar kapan saja bias; (3) bisa belajar tanpa guru; (4) dapat belajar dengan
kecepatan masing-masing; (5) dapat belajar dengan urutan yang dipilih sendiri dan membiasakan
untuk membaca ilmu pengetahuan.
Selanjutnya bahan ajar berfungsi untuk:
a.

Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan
membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru
dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah.

232

b.

Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a)
mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa

c.

untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.


Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan
program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang
dilandasi oleh penelitian. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan

d.

kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran
yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan
pengetahuan yang sifatnya langsung.

2. Jenis-jenis Bahan Ajar


Bahan ajar secara lebih sempit lagi dipahami sebagai materi pembelajaran (instructional
materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama
tempat, nama orang, dsb. Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus,
komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada
sandaran dan lengan-lengannya).
233

Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar
konsep yang menggambarkan jika..maka., misalnya Jika logam dipanasi maka akan memuai,
rumus menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi.
Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis
atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menjalankan ibadah
sholat; langkah-langkah berwudlu. Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan dengan
sikap atau nilai, misalnya

nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat

belajar, semangat bekerja, dsb.


Untuk membantu memudahkan memahami keempat jenis materi pembelajaran aspek kognitif
tersebut, perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel 1
Klasifikasi Materi Pembelajaran Fakta, Konsep, Prosedur, dan Prinsip
No
1.

Jenis
Materi
Fakta

2.

Konsep

3.

Prinsip

Pengertian dan contoh


Menyebutkan kapan, berapa, nama, dan di mana.
Contoh:
Kabah terletak di makkah; Masjid terbesar di Asia bernama
Istiqlah yang berada di Jakarta Negara Indonesia.
Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus.
Contoh:
Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-taati, dan jika
dilanggar dikenai sanksi berupa denda atau pidana.
Penerapan dalil, hukum, atau rumus. (Jikamaka.).
234

4.

Prosedur

Contoh:
Jika kita berbuat kebaikan maka kita akan mendapat pahala
dari Allah dan melalui ridloNya kita akan dimasukkan ke dalam
surgaNya
Bagan arus atau bagan alur (flowchart), algoritma, langkahlangkah mengerjakan sesuatu secara urut.
Contoh:
Langkah-langkah melakukan wudlu ialah:
1. Niat
2. Membasuh Muka
3. Membasuk kedua tangan sampai ke siku
4. Mengusap rambut
5. Membasuk kedua kaki hingga mata kaki
6. Tertib

Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam
kegiatan pembelajran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan
instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar.
Bahan ajar pada dasarnya adalah semua bahan yang didesain secara spesifik untuk keperluan
pembelajarn, bahan ajar berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga
tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Secara umum
wujud bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu; bahan cetak (printed); Bahan ajar
dengar (audio); bahan ajar lihat-dengar (audio visual) dan bahan ajar interaktif.
a.

Bahan cetak (printed)


235

Bahan cetak antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
foto/gambar, model/maket. Bahan cetak dapat disajikan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar
cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti
yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaed yaitu : (a) Bahan tertulis biasanya menampilkan
daftar isi, sehingga memudahkan guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang
sedang dipelajari; (b) Biaya untuk pengadaannya relative sedikit; (c) Bahan tertulis cepat digunakan
dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan; (d) Menawarkan kemudahan secara luas dan
kreativitas bagi individu; (e) Bahan tertulis relative ringan dan dapat dibaca di mana saja; (f) Bahan
ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti manandai,
mencatat, membuat sketsa; (g) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang
bernilai besar, (h) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
Adapun macam-macam bahan ajar cetak antara lain:
1) Handout: adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambil dari beberapa literature yang memiliki
relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi dasar dan materi pokok yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain
dengan cara download dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
2) Buku: adalah adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan. Oleh pengarangnya isi
buku di dapat dari berbagai cara misalnya:

hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi

pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Buku sebagai
236

bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap
kurikulum dalam bentuk tertulis.
3) Modul: adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara
mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala
komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya. Sebuah modul akan bermakna
kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul
memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih
cepat menyelesaikan satu atau lebih kompotensi dasar dibandingkan dengan peserta didik,
disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
4) Lembar Kegiatan Siswa ( student work sheet): adalah lembaran-lembaran yang berisi
tugas yang harus dikerjakan peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar
kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan
untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan
oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau refrensi lain yang
terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa
teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel
tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat
berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survei tentang harga cabe dalam kurun
waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah memudahkan guru
237

dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar
memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, karena sebuah lembar harus memenuhi
paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapainya atau tidaknya sebuah kompetensi dasar
dikuasai oleh peserta didik.
5) Brosur: adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara
bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan lipat tanpa dijilid atau
selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau
organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian,
maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar
yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu
banyak, maka brosur didesain hanya memuat hanya satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam
sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.
6) Leaflet: adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit.
Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan
menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan
ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau
lebih kompetensi dasar.
238

7) Wallchart: adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang
bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat menarik bagi siswa maupun
guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengeturan proporsi yang
baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu mengajar, namun dalam hal ini
wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, wallchart harus
memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain harus memiliki kejelasan tentang kompetensi
dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didk, diajarkan untuk berapa lama,
dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup
binatang ular, tikus dan lingkungannya.
8) Foto: merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasika sesuatu yang akan
dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti
dengan muda karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang
diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima oleh anak-anak akan sama. Foto ini
dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat yang lain dapat dilihat oleh
orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu berlalu. Kalau
kita memerlukan hasil yang hitam putih pergunakanlah film hitam putih dan bila kita
menghendaki hasil yang berwarna maka gunakan film yang berwarna.
Beberapa alasan penggunaan foto sebagai media pengajaran sebagai berikut:
a) Bersifat konkrit, para siswa akan dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang
dibicarakan atau didiskusikan
239

b) Dapat mengatasi batas waktu dan ruang, melalui gambar dapat diperlihatkan kepada siswa
foto-foto benda yang jauh atau yang terjadi beberapa waktu lalu
c) Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indra manusia. Misalnya benda-benda
kecil yang tak dapat dilihat dengan mata dan diperbesar sehingga dapat dilihat dengan jelas.
d) Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah
e) Mudah didapat dan murah biayanya, karenan dia mengandung nilai ekonomis dan
f)

meringankan beban sekolah yang budgetnya terbatas


Mudah digunakan baik untuk perorangan maupun kelompok

b. Bahan ajar dengar (audio)


Bahan ajar dengan adalah bahan ajar yang didesain dengan menggunakan media dengan
(audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
1) Kaset/piringan hitam/compact. Media kaset dapat menyimpan suara

yang dapat secara

berulang-ulang diperdengarkan kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan jar.
Bahan ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa tau pembelajaran musik.
Bahan ajar kaset tidak dapat berdiri sendiri, dalam penggunaannya memerlukan bantuan alat
dan bahan lainnya seperti tape recorder dan lembar skenario guru.
2) Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan radio peserta
didik bisa belajar sesuatu. Radio juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio
dapat dirancang sebagai bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah
program pembelajaran melalui radio. Misalnya mendengarkan berita siaran langsung suatu
kejadian atau fakta yang sedang berlangsung.
240

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual)


Bahan ajar audio visual adalah bahan ajar yang didesain dengan menggunakan media audio
visual seperti video compact disk, film.
1) Video/film. Program video/film biasanya disebut sebagai alat bantu pandang dengar (audio
visual aids/audio visual media). Umumnya program video telah dibuat dalam rancangan
lengkap, sehingga setaip akhir dari penayangan video siswa dapat menguasai satu atau lebih
kompetensi dasar. Baik tidaknya program video tentu saja tergantung pada desain awalnya,
mulai analisis kurikulum, penentuan media, skema yang menunjukkan sekuensi (dikenal dengan
skenario) dari sebuah program video atau film, skrip, pengambilan gambar dan proses
editingnya.
2) Orang/Nara Sumber. Orang sebagai sumber belajar dapat juga diakatakan sebagai bahan ajar
yang dapat dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya
karena orang tersebut memiliki ketrampilan khusus tertentu. Melalui ketrampilannya seseorang
dapat dijadikan bahan ajar. Agar orang dapat dijadikan bahan ajar secara baik, maka rancangan
tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat. Rancangan yang baik akan mendapatkan
hasil belajar yang baik pula. Dengan demikian, dalam menggunakan orang sebagai bahan ajar
tidak dapat berdiri sendiri melainkan dikombinasikan dengan bahan tertulis.

241

3) Bahan ajar interaktif (interactive teaching material). Multimedia interaktif adalah


kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, gambar, animasi, dan video) yang oleh
penggunaannya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan perilaku alami dari suatu
presentasi. Saat ini sudah mulai banyak orang memanfaatkan bahan ajar ini, karena disamping
menarik juga memudahkan bagi penggunaannya dalam mempelajari suatu bidang tertentu.
Biasanya bahan ajar multimedia derancang secara lengkap mulai dari petunjuk penggunaannya
hingga penilaian.
3. Konsep Dasar Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan Modul
a. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
1) Pengertian, Tujuan dan kegunaan LKS
Lembar Kegiatan Siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang
harus dikerjakan peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas
kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran
apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secra
baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi
tugasnya.
Lembar Kerja Siswa (LKS) Merupakan salah satu bahan pembelajaran. Secara umum LKS
merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa
242

informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini
sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik
dipergunakan

dalam

penerapan

metode

terbimbing

maupun

untuk

memberikan

latihan

pengembangan.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam proses belajar mengajar sering dimanfaatkan sebagai buku
latihan siswa yang didalamnya memuat: Ringkasan Materi, dan soal-soal latihan. Dengan adanya
ringkasan materi ini, siswa akan lebih mudah memahami materi, dan melalui soal-soal latihan dapat
membantu siswa memahami dan menguasai materi secara terbimbing (guidance) melalui soal-soal
yang diberikan baik berupa uraian singkat atau pilihan ganda.
Adapun ciri-ciri LKS adalah sebagai berikut:
1) LKS hanya terdiri dari beberapa halaman, tidak sampai 100 halaman
2) LKS dicetak sebagai bahan ajar yang spesifik untuk dipergunakan oleh satuan tingkat pendidikan
tertentu
3) Didalamnya terdiri uraian singkat tentang pokok bahasan secara umum, rangkuman pokok
bahasan, puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian.
Tujuan dari LKS yaitu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan untuk mengefektifkan
pelaksanaan belajar mengajar. Selain itu, LKS akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Guru
akan memiliki bahan ajar yang siap digunakan, sedangkan siswa akan mendapatkan pengalaman
belajar mandiri dan belajar memahami tugas tertulis yang tertuang dalam LKS.

243

Fungsi LKS antara lain bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang didapat. Dan bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan
berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang
bagaimana yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. Selain itu dengan adanya LKS siswa tidak perlu
mencatat atau membuat ikhtisar atau resume pada buku catatannya lagi, sebab dalam tiap LKS
biasanya sudah terdapat ringkasan seluruh materi pelajaran.
Berdasarkan fungsi lembar kerja di atas, guru sebagai pengelola proses belajar, kedudukannya
tidak dapat digantikan oleh adanya lembar kerja. Karena keberadaan lembar kerja siswa ini adalah
hanya membantu kemudahan dan kelancaran aktivitas pada saat proses belajar mengajar serta
interaksi antara guru dan murid. Sehingga tujuan utama proses belajar dapat tercapai atau berhasil.
Melalui LKS guru akan memperoleh kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif
terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang dapat dimanfaatkan untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah dengan menerapkan metode SQ3R
(survey, Question, Read, Recite, Review atau mensurvei, membuat pertanyaan, membaca,
meringkas, dan mengulang)

Pada kegiatan survey, siswa membaca secara sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca

ringkasan materi jika ringkasan diberikan.


Pada tahap question, siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang harus mereka
jawab sendiri pada saat membaca materi yang diberikan.

244

Pada

tahap

read,

siswa

dirangsang

untuk

memperhatikan

pengorganisasian

materi,

membubuhkan tanda-tanda khusus pada materi yang diberikan. Misalnya siswa diminta
membubuhkan tanda kurung pada ide utama, menggaris bawahi rincian yang menunjang ide

utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan pada tahap question.
Recite menuntut siswa untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca dan siswa diminta

untuk meringkas materi dalam kalimat mereka sendiri.


Review dimaksudkan agar siswa sesegera mungkin melihat kembali materi yang sudah selesai
dipelajari sesaat setelah selesai mempelajari materi tersebut. Dalam pengembangan LKS kita
harus berusaha memasukkan unsur-unsur SQ3R secara terintegrasi.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran

sebagai berikut.
1)

Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2)

Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

3)

Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.

4)

Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

5)

Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan
belajar.

6)

Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui
kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).
Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah.
245

1) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.


Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran,
sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaiakn pelajaran. LKS
merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran,
memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk
mengarahkan kerja pada peserta didik.
2) Lembar Kerja Siswa Berstruktur.
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang
untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit
atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS
telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam
kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi
bimbingan pada setiap siswa. (Indrianto, 1998:14-17).
2) Langkah-langkah menyusun LKS
1) Tahap Persiapan
Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Analisis kurikulum

246

Analisis kurikulum diamaksudkan untuk menentukan kompetensi mana yang memerlukan


bahan ajar LKS. Analisis dilakukan dengan cara mempelajari standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok, pengalaman belajar, dan indicator ketercapaian hasil belajarnya.
b) Menyusun peta kebutuhan LKS
Pada kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan
sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuen LKS ini sangat diperlukan dalam
menentukan prioritas penulisan.
c) Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar atau materi-materi pokok
yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS
apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya kompetensi dasar dapat
dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya
kompetensi dasar dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi
pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai
satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4MP, maka perlu dipikirkan apakah
perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS. Judul LKS tidak harus sama dengan yang
tercantum dalam kurikulum, yang penting adalah bahwa kompetensi dasar yang harus dicapai
secara esensi tidak berubah. Penentuan judul akan menjadi lebih mudah apabila pengalaman
belajar siswa diuraikan terlebih dahulu.
d) Penulisan LKS
247

Penulisan LKS dibuat setelah silabus disusun, dimulai dengan analisis kurikulum:
(1)

Rumusan kompetensi dasar LKS.

(2)

Menentukan alat penilaian.

(3)

Menyusun materi.

(4)

Menentukan alat penilaian

Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:

Judul, mata pelajaran, semester, tempat

Petunjuk belajar

Kompetensi yang akan dicapai

Indikator

Informasi pendukung

Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja

Penilaian

2) Tahap Pelaksanaan (Langkah-langkah penulisan LKS)


Adapun langkah-langkah penulisan LKS adalah sebagai berikut:
a) Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai
b) Rumusan kompetensi dasar pada suatu LKS diambil dari rumusan yang sudah ada dalam
kurikulum atau dalam silabus yang mengacu pada Permendiknas no.22 tahun 2006.
c) Menentukan alat penilaian
248

d) Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan
pembelajarannya yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada
penguasaan kompetensi.
e) Penyusunan Materi
f)

Materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi LKS dapat
berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan
dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal
hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam
LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih mendalam tentang
materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa
tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi.
Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam
kelompok diskusi dan berapa lama.

3) Langkah-langkah Mendesain LKS


Ada dua faktor yang perlu mendapat perhatian pada saat mendesain LKS yaitu, a) tingkat
kemampuan membaca, b) pengetahuan siswa.
LKS didesain untuk dimanfaatkan siswa secara mandiri, dan Guru hanya berperan sebagai
fasilitator sehingga yang diharapkan berperan aktif dalam mempelajari materi yang ada dalam
LKS adalah siswa. Jika desain LKS yang kita kembangkan terlalu rumit bagi siswa, maka siswa

249

akan kesulitan dalam memahami LKS. Berikut ini beberapa batasan yang bisa dipakai
untuk menentukan desain LKS.
a) Ukuran, pergunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan instruksional yang telah
ditetapkan. Misalnya jika menginginkan siswa untuk mampu membuat bagan alur, maka
ukuran LKS sebaiknya A4 agar siswa cukup ruang dan leluasa untuk membuat bagan.
b) Kepadatan halaman. Usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati dengan tulisan. Halaman
yang terlalu padat akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian. Di samping itu,
pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan. Jika siswa sulit menentukan mana judul
dan mana subjudul dari materi yang diberikan dalam LKS, hal ini akan menimbulkan
kesulitan siswa untuk memahami materi secara keseluruhan. Hal ini bisa ditanggulangi
dengan memanfaatkan penggunaan huruf besar atau penomoran. Sebaiknya pemilihan pola
penulisan ini harus konsisten.
c) Kejelasan. Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diebrikan dalam LKS dapat dengan jelas
dibaca siswa. Sesempurna apa pun materi yang kita persiapkan tetapi jika siswa tidak dapat
membacanya dengan jelas, maka LKS tidak akan memberikan hasil yang optimal.
Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus memenuhi
persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang
berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan
kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak

250

pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah
memenuhi asas-asas yang efektif
Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri,
percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS dalam kegiatan
belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep
baru) atau pada tahap penanaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan
lembar kerja pada tahap pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu
topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap
sebelumnya yaitu penanaman konsep.
b. Modul
1) Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Modul
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Di bawah ini ciri-ciri modul, antara lain:
1)

Disusun secara sistematis dan menarik mencakup isi materi, metoda, dan evaluasi yang
dapat digunakan secara mandiri

2)

Bahasaannya dibuat sederhana sesuai dengan tingkat berfikir siswa

3)

Digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing individu secara
efektif dan efesien.

251

4)

memiliki karakteristik stand alone yaitu modul dikembangkan tidak tergantung pada media
lain

5)

bersahabat dengan user atau pemakai, membantu kemudahan pemakai untuk direspon atau
diakses.

6)

mampu membelajarkan diri sendiri.

7)

Tujuan antara dan tujuan akhir modul harus dirumuskan secara jelas dan terukur,

8)

Materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, tersedia contoh-contoh, ilustrasi yang jelas

9)

Tersedia soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya

10)

Materinya up to date dan kontekstual,

11)

Bahasa sederhana lugas komunikatif,

12)

Terdapat rangkuman materi pembelajaran,

13)

Tersedia instrument penilaian yang memungkinkan peserta diklat melakukan self assessment.

14)

Mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri,

15)

Terdapat umpan balik atas penilaian peserta diklat,

16)

Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi

Dipergunakan untuk oang lain Bukan untuk penulis


2) Tujuan Penulisan Modul
Tujuan penulisan modul antara lain adalah sebagai berikut :
1)
Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.

17)

2)

Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat
maupun guru/instruktur.
252

3)

Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti: (1) Meningkatkan motivasi dan gairah
belajar bagi siswa atau peserta diklat; (2) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya; (3) Memungkinkan siswa
atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya; (4) Memungkinkan siswa
atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
3) Karakteristik Modul

1.

Self

Peserta diklat mampu membelajarkan diri sendiri, tidak

2.

instructional
Self Contained

tergantung pada pihak lain.


Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam

3.

Stand alone

satu modul secara utuh.


Modul manual/multimedia yang dikembangkan tidak
tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan

4.
5.

Adaptif

bersama-sama dengan media lain.


Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi

User friendly

terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.


Modul hendaknya juga memenuhi kaidah
bersahabat/akrab dengan pemakainya

4) Bentuk Modul
a) Konsistensi dalam penggunaan:

Font
253

Spasi

Tata letak (layout)

b) Format

Format kolom tunggal atau multi

Format kertas vertikal atau horisontal

Icon yang mudah ditangkap

c) Organisasi

Tampilkan peta/bagan

Urutan dan susunan yang sistematis

Tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi yang menarik

Antar bab, antar unit dan antar paragraph dengan susunan dan alur yang mudah
dipahami

Judul, sub judul (kegiatan belajar), dan uraian yang mudah diikuti

d) Daya Tarik

Mengkombinasikan warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi

Menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf


tebal, miring, garis bawah atau warna.

Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa.

e) Bentuk dan Ukuran Huruf

Bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca


254

Perbandingan huruf yang proporsional

Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks

5) Kerangka Modul
Halaman Sampul
Halaman Francis
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Prasarat
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Penjelasan Bagi Peserta diklat
2. Peran Guru Antara Lain
D. Kompetensi
E.
Tujuan Akhir
II. PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta diklat
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
b.
Uraian Materi
c.
Rangkuman
d.
Tugas
e.
Tes Formatif
f.
Kunci Jawaban Formatif
g.
Lembar Kerja

255

2. Kegiatan Belajar 2
3. Kegiatan Belajar n
III. EVALUASI
A. Kognitif Skill
B. Psikomotor Skill
C. Attitude Skill
D. Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standart
E. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan
F. Kunci Jawaban
IV. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
6) Kiat Menyusun Modul
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun modul antara lain dibawah ini:
a. Menggunaan Ilustrasi dalam Modul. Ilustrasi dapat berupa: foto, gambar, grafik, tabel, kartun,
dsb, yang memiliki fungsi: Fungsi Ilustrasi, Fungsi deskriptif, Fungsi ekspresif, Fungsi Analitis,
Fungsi kuantitatif
b. Merumuskan Tujuan Akhir. Perumusan tujuan akhir berisi pernyataan pencapaian kompetensi
sesuai yang ada dalam kurikulum dan silabus. Rumusan tujuan tersebut harus memuat:

Kinerja yang diharapkan

Kriteria keberhasilan

Kondisi atau variable yang diberikan

256

Contoh Tujuan Akhir Modul. Peserta diklat dapat menyusun modul belajar (kinerja) berdasarkan
prosedur dan langkah-langkah yang benar (kriteria) dan dapat menggunakannya dalam kegiatan
pembelajaran (kondisi).
c. Tujuan kegiatan pembelajaran.
Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk mencapai satu indikator kompetensi pada
kompetensiu dasar setelah mengikuti satu satuan kegiatan belajar berisikan komponen:
kemampuan, kondisi, dan kriteria. Contoh tujuan kegiatan belajar peserta diklat dapat
menerapkan prosedur pengembangan materi dalam penyusunan RPP.
d. MenyusunTugas
Berisi instruksi untuk peserta diklat meliputi:

Tugas-tugas yang harus diketahui dan dikerjakan sesuai kriteria unjuk kerja

Kegiatan observasi untuk mengenal fakta,

Menyusun learning evidence indicator (indikator bukti belajar),

Melakukan kajian materi pada kegiatan belajar,

Tutorial dengan guru.

e. Menyusun Tes Formatif


Berisi tes tertulis sebagai bahan pertimbangan bagi peserta dan guru untuk mengetahui sejauh
mana penguasaan kegiatan belajar yang telah dicapai sebagai dasar untuk melaksanakan
kegiatan berikut (lembar kerja).
4. Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar PAI
257

Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran memilih atau
menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa
mencapai kompetensi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru terkait strategi pemilihan
dan penyusunan bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran PAI. Secara strategis
guru harus memperhatikan beberapa hal yaitu: (1) Prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar; (2) Faktor
pertimbangan dalam memilih dan menyusun bahan ajar, (3) Alternatif tindakan strategis dalam
memilih dan menyusun bahan ajar; (4) Alternatif bentuk penyusunan bahan ajar (LKS dan Modul)
(5) Pendekatan pengembangan strategi pengembangan materi PAI.
a.

Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi
pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi,
konsistensi, dan kecukupan. Pertama, Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran
hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
Kedua, Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengertian thaharoh (bersuci), macam-macam
hadats dan najis, dan cara mensucikan dari hadats dan najis, materi yang diajarkan juga harus
258

meliputi pengertian thaharah (bersuci), macam-macam hadats dan najis, dan cara mensucikan dari
hadats dan najis. Ketiga, Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang
waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
b. Faktor Pertimbangan dalam Memilih dan Menyusun Bahan Ajar
Ada beberapa kriteria yan dijadikan pertimbangan dalam memilih dan menyusun bahan ajar
secara umum dan bahan ajar PAI khususnya. Menurut Harjanto (1997: 222), materi pelajaran atau
bahan ajar berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan materi atau bahan ajar
tentu harus sejalan dengan ukuran-ukurran (kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum
mata pelajaran bersangkutan. Secara garis besar ada sejumlah kriteria pada tabel berikut:
Kriteria

Sasaran

259

Akurat dan
up to date
Kemudahan
Kerasionalan
Essensial
Kebermakna
an
Keberhasilan
Keseimbanga
n
Kepraktisan

Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan penemuanpenemuan baru dalam bidang teknologi.
Untuk memahami prinsip, generalisasi, dan memperoleh data.
Mengembangkan kemampuan berpikir rasional, bebas, logis.
Untuk mengembangkan moralitas penggunaan pengetahuan
Bermakna bagi siswa dan perubahan sosial.
Merupakan ukuran keberhailan untuk mempengaruhi tingkah
laku siswa.
Mengembangkan pribadi peserta didik secara seimbang dan
menyeluruh.
Mengarahkan tindakan sehari-hari dan untuk pelajaran
berikutnya.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Harjanto (1997), bahwa ada sejumlah kriteria pemilihan materi
pelajaran (bahan ajar) yang akan dikembangkan dalam sistem pembelajaran dan sekaligus menjadi
dasar penentuan strategi pembelajaran, yaitu: kriteria tujuan pembelajaran, materi/bahan ajar
terjabar,

relevan

dengan

kebutuhan

siswa,

dan

kesesuaian

dengan

kondisi

masyarakat,

mengandung segi-segi etik, urutan yang sistematis dan logis, bersumber dari sumber yang baku.
1) Kriteria tujuan pembelajaran. Suatu materi/bahan ajar yang dipilih dimaksudkan untuk
mencapai tujuan terkait aspek tertentu (kognitif, afektif, atau psikomotor). Karena itu bahan ajar
yang dipilih tentu yang sejalan dengan tujuan tersebut. Contoh: tujuan pembelajaran adalah
260

siswa mampu mempraktikkan gerakan shalat dengan baik dan benar. Bahan ajar yang dipilih
tentu yang mendukung kemampuan peserta didik untuk mempraktikkan gerakan shalat, untuk
ini jenis bahan ajarnya dapat dipilih foto atau video yang menunjukkan gerakan shalat yang
sempurna. Artinya tidak cukup hanya bahan ajar sebentuk handout yang berisi uraian materi
saja tetapi perlu dilengkapi dengan foto atau gambar gerakan shalat yang sempurna).
2) Materi/bahan ajar terjabar. Perincian bahan ajar berdasarkan pada tuntutan indikator
kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan
terukur. Artinya ada keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi/bahan
ajar.
3) Materi relevan dengan kebutuhan Siswa. Kebutuhan pokok siswa adalah agar mereka dapat
berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena itu bahan ajar yang akan disajikan
hendaknya sesuai dengan upaya untuk mengembangkan pribadi siswa secara utuh, meliputi
aspek kognitif, nilai dan keterampilan. Artinya bahan ajar yang dikembangkan jangan hanya
berorientasi pada pengembangan aspek kognitif saja.
4) Kesesuaian dengan kondisi masyarakat. Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga
masyarakat yang berguna dan mampu hidup mandiri. Karena itu bahan ajar yang dipilih
hendaknya

turut

membantu

memberikan

pengalaman

edukatif

yang

perkembangan siswa menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.


5) Bahan ajar mengandung segi-segi etik. Bahan ajar yang akan

bermakna

dipilih

bagi

hendaknya

mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan dan keterampilan yang
bakal mereka peroleh dari bahan ajar yang mereka terima di arahkan untuk mengembangkan
261

dirinya sebagai manusia yang etik, berkarakter sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma
yang berlaku di masyarakatnya.
6) Bahan ajar tersusun dalam lingkup dan urutan yang sistematik dan logis. Setiap bahan
ajar disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu
kompetensi dasar tertentu. Bahan ajar disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan
faktor perkembangan psikologis siswa. Dengan demikian diharapkan isi bahan ajar akan lebih
mudah diserap peserta didik dan dapat diamati keberhasilannya segera.
7) Bahan ajar bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi pendidik yang ahli dan
masyarakat. Ketiga faktor tersebut perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar. Buku sumber
yang baku disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Guru yang ahli penting, karena sumber utama memang pendidik itu sendiri. Pendidik
dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu untuk disajikan kepada siswa berdasarkan
ukuran pribadinya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas, terkait bahan ajar tertentu.
c. Alternatif Tindakan Strategis dalam Memilih dan Menyusun bahan Ajar
Strategi dapat dipahami dalam arti ...sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu (Sanjaya:
2006, h.125). Ada beberapa hal yang yang merupakan bagian dari suatu rencana pengembangan
dan penyusunan bahan ajar, yaitu: mengenali unsur-unsur bahan ajar dan kriteria pemilihan bahan
ajar yang baik. Dua hal tersebut harus diperhatikan dan dipersiapkan serta direncanakan terlebih
dahulu sebelum menyusun bahan ajar.
a. Mengenali Unsur-Unsur Bahan Ajar
Menurut Zulfiani, dkk. (2009) Untuk membuat bahan ajar sesuai dengan tujuan yang
diharapkan maka perlu memperhatian unsur-unsur yang meliputi : (1) Petunjuk Belajar, merupakan
262

petunjuk atau pedoman yang perlu diketahui baik oleh siswa maupun pendidik meliputi materi yang
akan dibahas dalam proses pembelajaran; (2) Kompetensi Yang Akan Dicapai, bahwa agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik perlu penetapan standar kompetensi yang meliputi
standar materi atau standar isi (content standard) berisikan jenis, kedalaman, & ruang lingkup
materi pembelajaran yang harus dikuasi siswa serta standar pencapaian atau standar penampilan
(performance standard) berisikan tingkat penguasaan yang harus ditampilkan siswa sesuai dengan
pokok-pokok pikiran yang dibahas sehingga jelas indikator pencapaian hasil dalam pembelajaran;
(3) Informasi Pendukung, merupakan informasi-informasi yang harus diketahui atau dijelaskan
kepada siswa yang dapat menambah wawasan maupun pengetahuan siswa. Dalam hal ini
diperlukan kemauan dari siswa untuk menambah wawasan, pengetahuan dengan mempelajari
materi lain yang senada dengan materi pokok yang dibahas dalam suatu pengajaran yang pada
akhirnya menambah pemahaman siswa. Contoh Foto/ Ilustrasi, Kotak Kecil (insert ) yang berfungsi
untuk memperjelas materi yang perlu dipahami oleh siswa; (4) Latihan-Latihan, merupakan tugastugas yang diberikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mempraktikkan teori yang telah
diberikan sehingga dengan pemberian latihan akan menambah dan meningkatkan keterampilan
siswa terhadap materi ajar yang diberikan dalam proses pembelajaran; (5) Petunjuk Kerja atau
Lembar Kerja adalah form / lembaran yang berisi catatan-catatan sistematis atau tahapan-tahapan
proses kegiatan sebagai langkah prosedural yang ditempuh siswa dalam proses pembelajaran hal
ini banyak dilakukan untuk materi praktik; (6) Evaluasi, merupakan komponen yang harus ada
dalam proses pembelajaran artinya sebagai wahana atau sarana mengukur penilaian terhadap
263

pemahaman dan pekerjaan siswa. Proses evaluasi ini merupakan komponen terakhir untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Hasil evaluasi yang baik maka dapat
dipakai sebagai indikator keberhasilan dan efektifitas pembelajaran dan apabila hasil pengukuran
atau penilaian belum memuaskan maka perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran
dengan menerapkan pola atau strategi yang berbeda. Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan: unjuk
kerja (performance); penugasan (proyek/project); hasil kerja(produk/product); tes tertulis (paper &
pen); portofolio (portfolio); penilaian sikap.
b. Mengenali Kriteria Bahan Ajar yang Baik
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria
pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk
diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi
atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya kompetensi inti (standar kompetensi
dalam KTSP) dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau
merujuk pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Bahan pembelajaran yang baik harus mempermudah dan bukan sebaliknya mempersulit siswa
dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Oleh sebab itu, bahan pembelajaran harus
memenuhi kriteria berikut:
1) Sesuai dengan topik yang dibahas
2) Memuat intisari atau informasi pendukung untuk memahami materi yang dibahas.
264

3) Disampaikan dalam bentuk kemasan dan bahasa yang singkat, padat, sederhana, sistematis,
sehingga mudah difahami.
4) Jika ada perlu dilengkapi contoh dan ilustrasi yang relevan dan menarik untuk lebih
mempermudah memahami isinya.
5) Sebaiknya diberikan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga
dapat dipelajari terlebih dahulu oleh siswa.
6) Memuat gagasan yang bersifat tantangan dan rasa ingin tahu siswa.
Selain kriteria di atas, bahan ajar yang baik harus selalu berorintasi pada kurikulum dan peta
pemikiran.

Ketika menjalankan tugas mengajar pada pendidikan formal atau nonformal yang

penyelenggaraannya menggunakan kurikulum, maka rujukan utama dari bahan ajar yang disusun
adalah: Standar kompetensi lulusan (SKL), SK, dan KD; Standar sarana dan Buku pegangan utama
yang digunakan.
1) Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar.
Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku
pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.
d. Penentuan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
Masalah

cakupan

atau

ruang

lingkup,

kedalaman,

dan

urutan

penyampaian

materi

pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan, ruang lingkup, dan
kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau
265

terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing)
akan memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran.
1) Penentuan Cakupan Bahan Ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan
apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah
aspek psikomotorik, sebab nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka masing-masing jenis materi
tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan
dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak
materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman
materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa. Sebagai contoh, materi tentang shalat diajarkan di SD, SLTP dan SMU,
juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut
akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek materi
tentang shalat yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari.
Prinsip

berikutnya

adalah

prinsip

kecukupan

(adequacy).

Kecukupan

(adequacy)

atau

memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek
materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi
dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika suatu pelajaran dimaksudkan untuk memberikan
266

kemampuan kepada siswa di bidang rukun shalat, maka uraian materinya mencakup: (1)
penguasaan atas konsep tentang rukun shalat; (2) menghafalkan doadoa dalam shalat; dan
selanjtnya (3) penerapan/mempraktikkan shalat berdasarkan rukun shalat yang benar.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang
harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai
dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2) Penentuan Urutan Bahan Ajar

Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan
mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi
pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa
dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan
belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum
dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
a) Pendekatan prosedural. Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
267

Misalnya langkah-langkah berwudlu, langkah-langkah menghilangkan kotoran najis berat atau


mughaladzah.
b) Pendekatan hierarkis. Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan
urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi
sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang)
Agar siswa dapat menjalankan sholat dengan benar dan memenuhi syarat dan rukunnya,
maka pertama siswa harus mempelahari dan memahami dulu materi tentang thaharah atau tata
cara bersuci terutama yang berkaitan dengan cara berwudlu. Kemudian siswa mempelajari
syarat dan rukun shalat dengan bacaan-bacaan yang ada di dalamnya. Selanjutnya siswa
mempraktikan gerakan-gerakan shalat dengan benar secara tertib.
a. Penentuan Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari
sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi untuk
mencari koran, majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran aktif dan
berorientasi pada standar proses PP. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal
19 ayat 1. Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari
setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di
bawah ini:
1) Buku teks
268

Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis
matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau
penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
2) Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat
berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir.
3) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk
digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian
dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
4) Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat
dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman,
urutan, dsb.
5) Profesional
Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan
perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan
ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang
bekerja di perbankan.
269

6) Buku kurikulum
Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum
itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja
materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang
harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci.
7) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.
a) Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan
ajar suatu matapelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan
bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut
digunakan sebagai sumber bahan ajar.
b) Internet
c) Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh
segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai
matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.
d) Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
e) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara
melalui siaran televisi.
f) Lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi)
270

g) Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni budaya,
teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan ajar. Untuk
mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita
dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagau sumber.
Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau
terbitan

tersebut

hanya

merupakan

bahan

rujukan.

Artinya,

tidaklah

tepat

jika

hanya

menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula
tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Bukubuku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai
sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan.
Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi.
Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk
mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
E.

Rangkuman

1. Guru sebagai pengendali utama di dalam proses pembelajaran di kelas perlu mengamati terlebih
dahulu terhadap buku siswa maupun buku pegangan guru yang telah disediakan pemerintah.
Hal ini dimaksudkan jika terjadi kekeliruan dan ketidaktapatan dalam buku tersebut. Beberapa
hal yang diperlukan dalam melakukan analisis buku pegangan guru dan siswa: (1) kesesuaian isi
buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD, (2) kecukupan materi, (3)
271

kedalaman materi, (4) kebenaran materi, (5) kesesuaian pendekatan yang digunakan, dan (5)
kesesuaian penilaian. Bentuk penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 ini penilaian
authentik. Buku pegangan guru dan siswa yang digunakan perlu ditinjau dari ketersediaan
penilaian authentik tersebut. Dari beberapa komponen hasil analisis yang telah dilakukan, jika
masih ditemukan ada ketidaksesuaian atau ketidaklengkapan, guru perlu menindaklanjutinya
dengan membuat tambahan-tambahan materi, contoh atau bentuk penilaian yang disarankan
sesuai dengan karakteristik siswa sekolah.
2. Silabus termasuk salah satu perangkat pembelajaran. Silabus merupakan acuan penyusunan
kerangka pembelajaran untuk tiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok/tema (untuk tingkat
SD/MI), pembelajaran; penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus dikembangkan
berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran rinci dari suatu materi
pokok atau tema tertentu yang mencakup: data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester;
materi pokok; alokasi waktu; tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian
kompetensi; materi pembelajaran; metode pembelajaran; media, alat dan sumber belajar;
langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan penilaian. RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan peserta didik dalam upaya mencapai KD, sesuai dengan standar proses
272

pembelajaran. RPP minimal harus memuat Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.
4. Standar kompetensi lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan standar kompetensi lulusan (SKL)
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan. Kompetensi inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik di setiap
tingkat kelas atau program. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif,
kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara
pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang
saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial
(kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi
inti 4). Kompetensi dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus
diperoleh Peserta Didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi
yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi Inti
273

yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
5. RPP dapat dikembangkan melalui langkah-langkah: (1) mengkaji silabus pada kurikulum tingkat
nasional, (2) mengidentifikasi materi pembelajaran, (3) menentukan tujuan, (4) merumuskan
indikator pencapaian kompetensi dari KD, (5) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (6)
penjabaran jenis penilaian, (7) menentukan alokasi waktu, dan (8) menentukan sumber belajar.
6. Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Fungsi media pembelajaran: (1) mengatasi keterbatasan pengalaman
yang dimiliki oleh para peserta didik, (2) melampaui batasan ruang kelas, (3) media
pembelajaran

memungkinkan

adanya

interaksi

langsung

antara

peserta

didik

dengan

lingkungannya, (4) menghasilkan keseragaman pengamatan, (5) menanamkan konsep dasar


yang benar, konkrit, dan realistis, (6) membangkitkan keinginan dan minat baru, (7)
membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar, (8) memberikan pengalaman
yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak, dan lain-lain.
7. Secara umum media mempunyai kegunaan: (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, (3) menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4) memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya (self
regulated learning), (5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.
274

8. Media pembelajaran Internet and Communication Technology (ICT) memilliki tiga fungsi utama
dalam kegiatan pembelajaran: (1) teknologi berfungsi sebagai alat (tools), untuk membantu
pembelajaran,

misalnya

dalam

mengolah

pengetahuan (science), (3) teknologi

kata,

berfungsi

(2)

teknologi

berfungsi

sebagai

ilmu

sebagai bahan dan alat bantu untuk

pembelajaran (literacy). Terdapat berbagai jenis dan karakteristik media belajar, diantaranya: (1)
media grafis, (2) media audio, (3) media proyeksi diam. Di samping itu, ada media teknologi
informasi dan komunikasi mencakup: (1) situs internet Arab, (2) E-Kutub Arabiyah (e-book), (3)
CD Multimedia Interaktif, dan (4) games online/offline.
9. Sumber belajar adalah segala daya yang bisa dimanfaatkan sebagai media pengajaran untuk
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagian
atau secara keseluruhan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pengembangan sumber
belajar itu terdiri dari dua macam. Pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja
dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar mengajar, seperti buku, brosur, ensklopedi,
film, video, tipe, slides, film strips, OHP. Kedua, sumber belajar yang dimafaatkan guna memberi
kemudhan kepada Seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada di
sekeliling kita. Sumber belajar tersebut tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan
pengajaran, seperti pasar, toko, museum, toko masyarakat dan sebagainya.
j)

Media pembelajaran dapat dikembangkan melalui langkah-langkah: (1) mengkaji standar


kompetensi dan kompetensi dasar, (2) mengkaji media yang cocok dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar dan bagaimana cara pencapaiannya, (3) merumuskan strategi dan
275

caranya, (4) mengembangkan naskah atau isi pesan, (5) memilih bentuk dan jenis media
pembelajaran, (6) merancang dan menyelesaikan media pembelajaran, (7) melakukan uji coba
dan evaluasi, (8) melakukan perbaikan, (9) melakukan evaluasi penggunaan media dalam
kegiatan belajar mengajar.
k) Pemanfaatan ICT dalam konteks pendidikan pada dasarnya lebih cenderung pada proses
pembelajaran itu sendiri. Contoh pengembangan media pembelajaran, antara lain: (1) membuat
synopsis atau story board, (2) membuat flipchart, (3) membuat poster, dan lain-lain.
Pengembangan ICT juga dapat dilakukan untuk: (1) pencarian data melalui Search Engine (Mesin
Pencarian), (2) yahoo Mail, (3) pembuatan blog pembelajaran, dan lain-lain. Ada juga
pengembangan media pembelajaran berbasis slide presentasi, seperti power point dan program
aplikasi dalam pembelajaran, seperti: program Al-Quran Flas dan program Al-Quran in Word.
l)

Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar didesain dengan tujuan
tertentu (by design) yakni disusun dengan sistematika tertentu untuk keperluan pembelajaran
dan dalam kerangka pencapaian kompetensi yang diharapkan. Kedudukan bahan ajar sangat
penting dalam proses pembelajaran. Manfaat bahan ajar bagi guru antara lain; (1) menghemat
waktu mengajar, (2) menempatkan guru sebagai fasilitator
pembelajaran lebih efisien & interaktif.

dan (3) menciptakan suasana

Sementara bagi siswa dapat; (1)

mendorong siswa

menjadi pembelajar mandiri; (2) memperluas waktu belajar kapan saja bias; (3) bisa belajar
276

tanpa guru;

(4) dapat belajar dengan kecepatan masing-masing; (5) dapat belajar dengan

urutan yang dipilih sendiri dan membiasakan untuk membaca ilmu pengetahuan.
m) Bahan ajar pada dasarnya semua bahan yang didesain secara spesifik untuk keperluan
pembelajaran. Secara umum wujud bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu;
bahan cetak (printed); Bahan ajar dengar (audio); bahan ajar lihat-dengar (audio visual) dan
bahan ajar interaktif. Bahan cetak antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan cetak dapat disajikan dalam berbagai
bentuk. Bahan ajar dengar adalah bahan ajar yang didesain dengan menggunakan media
dengan (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar audio
visual adalah bahan ajar yang didesain dengan menggunakan media audio visual seperti video
compact disk, film.
n) Bahan ajar juga mencakup LKS dan modul. Lembar Kegiatan Siswa (student work sheet) adalah
lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.
Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar
kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secra baik apabila tidak dilengkapi
dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Fungsi LKS antara lain
bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
didapat. Bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu
277

diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana yang akan ditumbuhkan
pada diri siswa. Penulisan LKS Penulisan LKS dibuat setelah silabus disusun, dimulai dengan
analisis kurikulum: (1) rumusan kompetensi dasar LKS, (2) menentukan alat penilaian, (3)
menyusun materi, (4) menentukan alat penilaian. Struktur LKS secara umum: (1) judul, mata
pelajaran, semester, tempat, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi yang akan dicapai, (4)
indicator, (5) informasi pendukung, (6) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, dan (7) penilaian.
o) Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Tujuan penulisan modul
antara lain: (1)
memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbal, (2)

mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat maupun
guru/instruktur, (3) dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. Langkah-langkah penyusunan
modul dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap penyusunan dan tahap
validasi dan penyempurnaan.
p) Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru terkait strategi pemilihan dan penyusunan bahan
ajar yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran PAI: (1) prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar;
(2) faktor pertimbangan dalam memilih dan menyusun bahan ajar, (3) alternatif tindakan
strategis dalam memilih dan menyusun bahan ajar; (4) alternatif bentuk penyusunan bahan ajar
(LKS dan modul) (5) pendekatan pengembangan strategi pengembangan materi PAI. Beberapa
278

prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran.
Pertama, prinsip relevansi, artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau
ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kedua, prinsip
konsistensi (keajegan). Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, bahan
ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Ketiga, prinsip kecukupan artinya
materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada
standar kompetensi.
q) Penyusunan bahan ajar dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pertama, pendekatan
subjek akademis. Pendekatan ini dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan
didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing. Kedua, pendekatan humanistis
dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide memanusiakan manusia. Penciptaan
konteks yang akan memberi peluang mausia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi
harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan
program pendidikan. Ketiga, pendekatan teknologis. Pendekatan teknologis dalam menyusun
kurikulum atau program pendidikan termasuk mengembangkan materi pelajaran bertolak dari
analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Materi yang
diajarkan disesuaikan dengan analisis tugas (job analysis) tersebut. Keempat, pendekatan
rekonstruksi sosial dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari problem
yang dihadapi dalam masyarakat, untuk selanjutnya dengan memerankan ilmu dan teknologi,
279

serta bekerja secara kooperatif dan kolaboratif, akan dicarikan upaya pemecahannya menuju
pembentukan masyarakat yang lebih baik.
r) Langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) mengidentifikasi
aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) identifikasi
jenis-jenis materi pembelajaran, dan (3) memilih jenis materi yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
s) Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian materi pembelajaran
penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan, ruang lingkup, dan kedalaman
materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu
banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing) akan
memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran. Urutan penyajian (sequencing)
bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Materi
pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui
dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
2) Sumber bahan ajar merupakan tempat bahan ajar dapat diperole(1) h. Berbagai sumber dapat
digunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar antara lain: (1) uku teks, (2) laporan hasil penelitian, (3) jurnal (penerbitan
hasil penelitian

dan pemikiran ilmiah), (4) pakar bidang studi, (5) professional, (6) buku

kurikulum, (7) penerbitan berkala, (8) penerbitan berkala, (9) internet, dan lain-lain.
F. Latihan
280

Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pertanyaan-pertanyaan berikut!


1. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah
a. Buku diberikan kepada seluruh guru
b. Buku diberikan kepada seluruh siswa
c. Buku disiapkan oleh pemerintah pusat
d. Buku diberikan secara cuma-cuma
2. Di bawah ini yang bukan termasuk dalam komponen analisis buku siswa
a. Informasi pembelajaran sesuai standar proses
b. Kesesuaian isi buku dengan tuntutan SKL, KI, dan KD
c. Kesesuaian penilaian
d. Kebenaran materi
3. Aspek yang dianalisis dalam buku guru di antaranya kecukupan materi ditijau dari:
a. Pola pikir keilmuan
b. Karakteristik siswa
c. Alokasi waktu
d. Kemampuan guru
4. Ada beberapa alasan guru melakukan analisis terhadap buku pegangan guru dan siswa,
yaitu:
a. Buku guru merupakan dokumen hidup
b. Buku siswa merupakan dokumen hidup
281

c. Buku guru dan siswa merupakan dokumen hidup


d. Kebutuhan dan keperluan zaman selalu dinamis
5. Seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki dan dikuasai oleh
peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program,
atau menyelesaikan satu pendidikan disebut
a. Standar Kompetensi Lulusan
b. Kompetensi
c. Kompetensi Inti
d. Kompetensi Dasar
6. Tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang
peserta didik dalam setiap tingkat atau program disebut
a. Kompetensi Inti
b. Kompetensi Dasar
c. Standar Kompetensi Lulusan
d. Kompetensi
7. Kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan disebut
a. Kompetensi
b. Standar Kompetensi Lulusan
c. Kompetensi Inti
282

d. Kompetensi Dasar
8. Kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui
pembelajaran disebut
a. Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
c. Kompetensi Inti
d. Standar Kompetensi Lulusan
9. Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru lebih dulu memprogramkan
waktu. Pengalokasian waktu dapat disusun dalam bentuk
b. Program tahunan
c. Program semester
d. Program kokurikuler
e. Program tahunan dan semester
1. Acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk tiap bahan kajian mata pelajaran disebut

a. Silabus
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Kompetensi
d. Kompetensi Inti
2. Rencana pembelajaran rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu disebut
a. Silabus
283

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran


c. Kompetensi
d. Kompetensi Inti
3. Di bawah ini yang tidak termasuk dalam dalam komponen silabus adalah
a. Kompetensi Inti
b. Kompetensi Dasar
c. Metode Pembelajaran
d. Sumber Belajar
4. Di bawah ini yang tidak termasuk komponen RPP dalam perencanaan pembelajaran adalah

a. Materi Pokok
b. Alokasi Waktu
c. Tujuan pembelajaran
d. Tanda tangan kelapa sekolah
5. Rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran disebut
a. Media pembelajaran
b. Alat pembelajaran
c. Perlengkapan pembelajaran
d. Sumber belajar
6. Penentuan alokasi waktu dalam setiap kompetensi dasar didasarkan pada:
284

a. Program tahunan
b. Program semester
c. Jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
d. Silabus pembelajaran
7. Materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran merupakan pengertian dari:
a. Bahan rujukan
b. Bahan ajar
c. Bahan cetak
d. Bahan interaksi
8. Di bawah ini yang tidak termasuk karakterisitik bahan ajar adalah
a. Menimbulkan minat baca
b. Ditulis dan dirancang untuk siswa
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran
d. Di tulis untuk pembaca
9. Materi yang berkenaan dengan nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama
tempat, nama orang, termasuk jenis materi
a. Konsep
b. Prinsip
c. Fakta
d. Prosedur
10. Materi yang berkenaan dengan dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan
antar konsep merupakan materi
a. Konsep
b. Prinsip
285

c. Fakta
d. Prosedur
11. Materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu tugas adalah materi jenis
a. Konsep
b. Prinsip
c. Fakta
d. Prosedur
12. Yang tidak termasuk manfaat bahan ajar bagi guru ...
a. Menghemat waktu mengajar
b. Membiasakan untuk membaca ilmu pengetahuan
c. Menempatkan guru sebagai fasilitator
d. Menciptakan suasana PBM lebih efisien & interaktif .
13. Yang tidak termasuk manfaat bahan ajar bagi siswa
a. Bisa belajar tanpa guru
b. Dapat belajar dengan kecepatan masing-masing
c. Dapat belajar dengan urutan yang dipilih sendiri
d. Bisa menghemat waktu belajar
14. Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-taati, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa
denda atau pidana. Contoh tersebut termasuk jenis materi
a. Konsep
b. Prinsip
c. Fakta
d. Prosedur
15. Di bawah ini termasuk wujud bahan ajar kecuali
a. Bahan ajar IT
b. Bahan cetak (printed)
c. Bahan ajar lihat-dengar (audio visual)
286

d. Bahan ajar interaktif.


16. Beberapa manfaat atau keuntungan dari bahan ajar kecuali
a. Biaya untuk pengadaannya relative sedikit
b. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas,
seperti manandai, mencatat, membuat sketsa
c. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
d. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan jarak jauh
17. Bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta
didik pengertian dari
a. Buku
b. Handout
c. Brosur
d. LKS
18. Bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan merupakan pengertian dari
a. Modul
b. Handout
c. Buku
d. LKS
19. Buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau
dengan bimbingan guru pengertian dari
a. Buku
b. Handout
c. Modul
d. LKS
20. Dibawah ini macam-macam bahan ajar cetak keculai
a. Buku
b. Handout
c. Brosur
287

d. Radio
21. Kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio termasuk bahan ajar dengan
menggunakan
a. Visual
b. Audio
c. Interaktif
d. Audio visual
22. Video/film, orang/nara sumber termasuk bahan ajar dengan menggunakan
a. Visual
b. Audio
c. Interaktif
d. Audio visual
23. Di bawah ini yang tidak termasuk kriteria bahan ajar yang baik adalah
a. Sesuai dengan topik yang dibahas
b. Memuat intisari atau informasi pendukung untuk memahami materi yang dibahas
c. Memuat gagasan yang bersifat tantangan dan rasa ingin tahu siswa
d. Menggunakan teknologi yang terbaru dalam proses pembelajaran
24. Rujukan utama dalam penyusunan bahan ajar berikut ini kecuali
a. Standar kompetensi lulusan (SKL),
b. SK, dan KD,
c. Buku pedoman/pegangan
d. Modul
25. Lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik merupakan
pengertian dari
a. Buku
b. Handout
c. LKS
d. Brosur
288

26. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan buku latihan siswa didalamnya memuat
a. Rencana pembelajaran guru
b. Ringkasan materi dan soal-soal latihan
c. Keseluruhan sumber belajar bagi siswa
d. silabus
27. Yang tidak termasuk ciri-ciri LKS di bawah ini
a. LKS terdiri dari beberapa halaman
b. LKS dipergunakan oleh satuan pendidikan tertentu
c. Memuat pokok bahasan secara umum
d. LKS terdiri dari 100 halaman lebih
28. Yang tidak termasuk manfaat penggunaan LKS dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Melatih peserta didik untuk belajar mandiri
b. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran
c. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep
d. Sebagai pedoman guru dalam melaksankan proses pembelajaran
29. Yang tidak termasuk fungsi LKS bagi guru sebagai berikut:
a. Melatih peserta didik untuk belajar mandiri
b. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran
c. Menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya
d. Sebagai pedoman guru dalam melaksankan proses pembelajaran
30. Bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menarik yang mencakup isi materi,
metode, dan evaluasi merupakan pengertian dari
a. Buku
b. Modul
c. Handout
d. LKS
31. Yang tidak termasuk tujuan penulisan modul adalah
a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera
289

c. Digunakan secara tepat dan bervariasi


d. Mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri
32. Salah satu karakteristik Modul
a. Komprehensif
b. Adaptif
c. Interaktif
d. Humanistik
33. Yang tidak termasuk kiat-kiat dalam menyusun modul adalah
a. Menggunakan ilustrasi dalam modul
b. Penggunaan syarat kalimat
c. Tujuan kegiatan pembelajaran
d. Tujuan penyusunan modul
34. Modul mempunyai kerangka dalam penulisan. Dibawah ini yang tidak termasuk kerangka
modul adalah
a. Pendahuluan
b. Pembelajaran
c. Evaluasi
d. Analisis
35. Dibawah ini yang tidak termasuk prinsip-prinsip pemilihan materi pembelajaran adalah
a. Relevansi,
b. Konsistensi
c. Komprehensif
d. Kecukupan.
36. Kriteria pokok pemilihan bahan/materi pembelajaran adalah
a. SKL
b. SK dan KD
c. Indikator
d. Tujuan pembelajaran
290

37. Berikut yang tidak termasuk langkah-langkah pemilihan bahan


a. Memilih sumber bahan ajar
b. Memilih bahan ajar yang sesuai dengan SK dan KD
c. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar
d. Menyesuaikan dengan keinginan peserta didik
38. Dalam menentukan ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan aspek-aspek
penting. Yang tidak termasuk aspek penting itu
a. Fleksibelitas
b. Keluasan
c. Kedalaman
d. Materi
39. Beberapa pendekatan yang dipakai dalam penentuan urutan bahan ajar adalah
a. Pendekatan konsep
b. Pendekatan fakta
c. Pendekatan prinsip
d. Pendekatan prosedural
40. Prinsip relevansi artinya
a. Keajegan
b. Keterkaitan
c. Memadai
d. Keteraturan
41. Prinsip konsistensi artinya
a. Keajegan
b. Keterkaitan
c. Memadai
d. Keteraturan
42. Prinsip kecukupan artinya
a. Keajegan
b. Keterkaitan
291

c. Memadai
d. Keteraturan
43. Berbagai jenis aspek standar kompetensi materi pelajaran dapat dibedakan menjadi jenis
materi
a. Afektif, psikomotorik
b. Kognitif, afektif
c. Kognitif, afketif, psikomotorik
d. Kognitif, psikomotorik
44. Dengan mengacu pada kompetensi dasar kita akan mengetahui apakah materi yang harus
kita ajarkan berupa
a. Fakta, prinsip, psikomotor
b. Prosedur, psikomotor, konsep
c. Konsep, prosedur, fakta, psikomotr
d. Psikomotorik, fakta, prosedur, konsep, prinsip
45. Suatu pendekatan yang digunakan guru dalam mengorganisasi materi dengan mengaitkan
sebagai satu kesatuan utuh antara tema-subtema satu dengan tema-subtema yang lainnya
dalam satu mata pelajaran disebut
a. Pendekatan sistemik
b. Pendekatan prosedural
c. Pendekatan terjala
d. Pendekatan organik
46. Suatu pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasi materi dengan
mempertimbangkan prosedur atau langkah-langkah yang harus di kerjakan dalam suatu
tugas pembelajaranbdisebut
a. Pendekatan sistemik
b. Pendekatan prosedural
292

c. Pendekatan terjala
d. Pendekatan organik
47. Bentuk pendekatan terpadu (integrated) atau tematis yang digunakan oleh guru dalam
mengorganisasi materi pembelajaran dengan cara mengaitkan dan memadukan beberapa
tema dari berbagai mata pelajaran yang relevan disebut
a. Pendekatan sistemik
b. Pendekatan prosedural
c. Pendekatan terjala
d. Pendekatan organik
48. Yang tidak termasuk strategi penyampaian bahan ajar oleh guru adalah
a. Strategi urutan penyampaian simultan
b. Strategi urutan penyampaian suksesif
c. Strategi urutan penyampaian mekanisme
d. Strategi urutan penyampaian afektif
49. Menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara

a. Serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global)


b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik, dan pemberian tes
50. Menurut strategi urutan penyampaian suksesif, materi secara keseluruhan disajikan secara

a. Serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global)


293

b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik, dan pemberian tes
51. Menurut strategi urutan penyampaian fakta, materi secara keseluruhan disajikan secara
a. Serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global)
b. Penyajian materi dengan lisan, tulisan, dan pemberian bantuan siswa untuk menghafal
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik, dan pemberian tes
52. Menurut strategi urutan penyampaian konsep, materi secara keseluruhan disajikan secara
a. Serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global)
b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik, dan pemberian tes
53. Menurut strategi urutan penyampaian materi pembelajaran prinsip, materi secara
keseluruhan disajikan secara
a. Serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global)
294

b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Sajikan prinsip, pemberian bantuan berupa contoh, pemberian soal-soal latihan,
pemberian umpan balik, pemberian tes
54. Menurut strategi urutan penyampaian materi prosedur, materi secara keseluruhan disajikan
secara
a. Menyajikan prosedur, pemberian bantuan dengan demonstrasi, pemberian latihan,
pemberian umpan balik, pemberian tes
b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula
c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Sajikan prinsip, pemberian bantuan berupa contoh, pemberian soal-soal latihan,
pemberian umpan balik, pemberian tes
55. Menurut strategi urutan penyampaian materi aspek afektif, materi secara keseluruhan
disajikan secara
a. Menyajikan prosedur, pemberian bantuan dengan demonstrasi, pemberian latihan,
pemberian umpan balik, pemberian tes
b. Satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan
materi berikutnya secara mendalam pula

295

c. Penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan
contoh), pemberian latihan (exercise) pemberian umpan balik
d. Penciptaan kondisi, pemodelan, demonstrasi, simulasi, penyampaian ajaran
56. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, ada yang tidak termasuk dalam
kegiatan siswa yaitu:
a. Menghafal
b. Menganalisis
c. Menemukan
d. Memilih
57. Yang dimaksud dengan memilih dalam kegiatan pembelajaran bagi siswa adalah
a. Menghafal verbal dan menghafal parafrase
b. Menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta,
konsep, prinsip dan prosedur
c. Menggunakan, mengaplikasikan materi yang telah dipelajari
d. Memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
58. Suatu model pembelajaran yang membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar
mata pelajarannya dengan situasi nyata dan memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan
pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga
dan sebagai anggota masyarakat di mana siswa hidup merupakan pengertian dari
a. Pembelajaran humanistik
b. Pembelajaran behavioristik
c. Pembelajaran konstruktivistik
d. Pembelajaran kontekstual
59. Pembelajaran kontekstual dilandasi filsafat
a. Behaviorisme
b. Konstruktivistik
296

c. Humanistik
d. Progresif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Mengapa guru perlu melakukan analisis terhadap buku pegangan guru dan siswa?
2. Sebutkan aspek-aspek yang dilakukan dalam analisis buku pegangan guru dan siswa!
3. Jelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan jika ditemukan ketidaksesuaian dan
ketidaktepatan beberapa hasil analisis yang telah dilakukan terhadap buku guru dan siswa?
4. Jelaskan perbedaan SKL, KI, dan KD dalam Kurikulum 2013!
5. Jelaskan cara menentukan pekan efektif dalam rencana pembelajaran?
6. Jelaskan perbedaan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)!
7. Sebutkan fungsi dan kegunaan media pembelajaran!
8. Sebutkan jenis dan karakteristik media pembelajaran!
9. Sebutkan langkah-langkah dalam pengembngan media pembelajaran!
10. Berikan contoh bentuk pengembngan media pembelajaran!
Balikan Dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di hagian akhir modul
ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar tersebut.
297

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar X 100%


Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan
belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan
belajar tersebut, terutama bagian yang belum dikuasai.
G. Daftar Pustaka
Abdorrakhman Ginting. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Humaniora
Abdul Gafur (1986). Disain Instruksional: Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan
Belajar Mengajar. Sala: Tiga Serangkai.
Abdul Gafur (1987). Pengaruh Strategi Urutan Penyampaian, Umpan Balik, dan Keterampilan
Intelektual terhadap Hasil Belajar Konsep. Jakarta : PAU - UT.
Arsyad Azhar. (2005) Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Artikel Digital Learning. Sabtu, 22 Mei 2004. Error! Hyperlink reference not valid.didownload
pada tanggal 20 Mei 2007.
Asnawir dan Basyirudin, Usman. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
298

Blanchard, Alan. (2001). Contextual Teaching and Learning. BEST: USA.


Bloom et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals.
New York: McKay.
Center for Civics Education (1997). National Standard for Civics and Governement. Calabasas CA:
CEC Publ.
CORD. 2001. What is Contextual Learning. World Wide Internet Publishing, Waco Texas.
Degeng, I. Nyoman S. (1989). Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud. Dikti.
Proyek P2LPTK.
Dick, W. & Carey L. (1978). The Systematic Desgin of Instruction. Illinois: Scott & Co. Publication.
Dick, W. & Carrey, L. 1985. The Systematic Design of Instruction. Glenview, Illinois: Scott, Foresman
dan Company.
Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2001). Kebijakan Pendidikan Menengah umum. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Direktorat Sekolah Menengah Pertama (2006). Pedoman Memiliah dan Menyusun Bahan Ajar.
Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah Umum Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah (2010): Modul Pengembangan Pendidikan Islam
Pada Sekolah, Jakarta, Direktorat Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama RI
Edwards, H. Cliford, et.all (1988). Planning, Teaching, and Evaluating: a Competency Approach.
Chicago: Nelson-Hall.
Fowler, J.W. (1995). Tahap-Tahap Perkembangan Kepercayaan. Yogyakarta: Kanisius.
299

Fraenkel, J.R. (1997). How to Teach About Values: An Analytic Approach. New Jersey: Englewood
Cliffs, Prentice-Hall, Inc.
Gagne, N. L. & Berliner, D. C. (l984). Educational Psychology. Boston: Houghton Mifflin Company.
Gagne, R. M. & Briggs, L. J. (l979). Prinsiples of In-structional Design. New York: Holt, Renehart and
Winston.
Gagne, R.M. (l967). The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
Hall, Gene E & Jones, H.L. (1976) Competency-Based Education: a Process for the Improvement of
Education. New Jersey: Englewood Cliffs, Inc.
Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hardjito. (2002). Internet Untuk Pembelajaran. Di download pada tanggal 21 Mei 2007.
Hidayah, Isti, dkk. 2006. Workshop Pendidikan PAI 2. Semarang: Jurusan PAI UNNES.
Indrianto, Lis. (1998). Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa Dalam Pengajaran PAI Sebagai Upaya
Peningkatan Prestasi Belajar PAI. Semarang: IKIP Semarang.
Joice, B, & Weil, M. (1980). Models of Teaching. New Jersey: Englewood Cliffs, Publ.
Kaufman, Roger A. (1992). Educational Systems Planning. New Jersey: Englewood Cliffs.
Kemp, Jerold (1977). Instructional Design: a Plan for Unit and Curriculum Development. New Jersey:
Sage Publication.
Marzano RJ & Kendal JS (1996). Designing Standard-Based Districs, Schools, and Classrooms.
Vriginia: Assiciation for Supervision and Curriculum Development.
McAshan, H.H. (1989). Competency-Based Education and Behavioral Objectives. New Jersey:
300

Educational Technology Publications, Engelwood Cliffs.


Muhaimin, 2003. Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung: Nuansa.
Muhaimin, (2005). Pengembangan Kurikulum, sekolah umum, madrasah dan perguruasn tinggi,
Bandung: Nuansa.
Muhaimin. (2010). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Nana Sudjana. (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru.
Oneil Jr., Harold F. (1989). Procedures for Instructional Systems Development. New York: Academic
Press.
Purwo Sutanto, Pengembangan Bahan Ajar, edukasi.kompasiana. com, diakses 14 Desember 2010
Reigeluth, Charles M. (1987) Instructional Theories in Action: Lessons Illustrating Selected Theories
and Models. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publ.
Russell, James D. (1984). Modular Instruction: a Guide to Design, Selection, Utilization and
Evaluation of Modular Materials. Minneapolis: Burgess Publishing Company.
Sardjono, Pendidikan (infopendidikankita.blogspot.com, diakses 14 September 2010
Sounders, John. (1999). Cotextually Based Learning: Fad or Proven Practice. CORD. Waco, Texas,
USA.
S.T. Vebrianto, (1985). Pengantar Pengajaran Modul, Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.
Suyitno, Amin, dkk. (1997). Dasar dan Proses Pembelajaran PAI. Semarang: FMIPA Unnes.
Tarmizi Taher, (1996). Prospek Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dalam Pembangunan
301

Pendidikan Nasional..Ujungpandang: Ceramah Menteri Agama

pada Konvensi Nasional

Pendidikan Nasional III, tanggal 4-7 Maret.


Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Yaniawati, R. Poppy. (2000). Penerapan E-Learning Dalam Pembelajaran PAI Yang Berbasis
Kompetensi. http://www.jurnalkopertis4.org. didownload pada tanggal 15 Mei 2007.
Zainuddin,M. (2008).

Paradigma Pendidikan Terpadu: Menuju Pembentukan Generasi Ulul Albab

Malang, UIN Press,

Contoh I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah

: MI Islamiyah Lamongan

Mata Pelajaran

: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)


302

Kelas/Semester

: IV / Ganjil

A.Materi Pokok

: Kepribadian dan Dakwaah Nabi Muhammad

B. AlokasiWaktu

: (3 x 40 menit)

C. TujuanPembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta didik mampu menyebutkan tata cara dakwah Nabi Muhammad,
menjelaskan perbedaan metdoe dakwah Nabi di Makkah dan Madinah dan nilai-nilai dakwah Nabi Muhammad serta
menerapkan tata cara dakwah Nabi di Lingkungan sekitar dengan baik
D. Kompetensi Dasar
1.1 Meyakini kebenaran dari Allah SWT walaupun banyak tantangan yang harus dihadapi sebagai implementasi nilai-nilai
dakwah Rasulullah di tahun-tahun awal kenabian.
1.2 Santun dalam menyampaikan kebenaran sebagai implementasi nilai dakwah Rasulullah.
E. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.Menyebutkan tata cara dakwah Nabi Muhammad
1.2.Membedakan metode dakwah Nabi di Makkah dan Madinah
1.3.Menjelaskan nilai-nilai dakwah Nabi Muhammad
1.4. Menjelaskan metode dakwah Nabi di Lingkungan sekitar
1.5. Menganalisa perilaku positif yang ditunjukkan Nabi dalam kontek dakwah Nabi
F. Materi Pembelajaran
Sirah dan dakwah Nabi serta Lahirnya Masyarakat Islam

303

Perkawinan antara Abdullah dengan Aminah yang masih satu keturunan itu telah melahirkan seorang manusia
yang kelak akan menjadi Nabi dan Rasul yang terakhir. Muhammad namanya. Beliau lahir pada tahun 570 masehi di
Makkah, bertepatan dengan tahun Gajah.
Muhammad dilahirkan dari keluarga yang secara materiil lemah, tetapi memiliki kedudukan yang terhormat,
karena berasal dari suku Quraish, suku yang punya kelas tinggi saat itu. Perjalanan hidupnya penuh dengan ujian dan
cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Usia 2 bulan dalam kandungan ibunya Beliau ditinggal oleh ayahnya, karena itu
ketika lahir Beliau telah menjadi yatim. Pada usia 6 tahun, Beliau ditinggal ibunya, kemudian ia diasuh kakeknya,
Abdul Muthalib, namun tidak lama kemudian ditinggal juga, kakeknya meninggal, dan selanjutnya pamannya yang
mengurus, Abu Thalib yang tersohor dengan karismatiknya di kalangan kaum Quraish.
Mulai usia 12 tahun, beliau telah menemani pamannya berdagang ke Syam. Tetapi di tengah perjalanan
bertemu dengan seorang Rahib Nasrani yang bernama Bahira. Kemudian ia melarang Abu Thalib membiarkan
Muhammad tanpa pengawalan, sebab ia melihat tanda kenabian dalam diri Muhammad, dan jika tanda itu diketahui
oleh orang Yahudi dikawatirkan mereka akan membunuhnya.
Di usia yang ke 25 tahun, Beliau menikah dengan seorang janda kaya dan cantik, Khadijah. Hal ini terjadi atas
ketertarikan Khadijah terhadap Muhammad yang jujur, cakap. Baru pada usianya yang ke 40 tahun setelah
mengadakan meditasi di Gua Hira, akibat dari pandangannya yang menolak tradisi bangsa Arab yang dari segi etika
dan moral mengalami kehancuran, kemudian Beliau mendapatkan wahyu.
Perjalanan kenabian dan kerasulan Muhammad yang membawa risalah dan kebahagiaan seluruh umat manusia
ternyata tidak selamanya mulus, terutama di awal kenabiannya di Makkah. Orang Makkah begitu benci kepada Beliau
dan pengikutny, mereka beranggapan bahwa Muhammad itu berbahaya, karena telah menghancurkan pranata
kebanaran yang telah mereka bangun dan tradisikan.
Kebencian orang Arab (Makkah) terhadap Nabi dan pengikutnya ditunjukkan dengan serangan-serangannya
baik fisik maupun non fisik. Bangsa Arab selalu menghujamkan hinaan dan cacian kepada Nabi dan sahabatnya,
bahkan kerapkali sahabatnya itu ada yang disiksa secara fisik.
Serangan kaum Quraish semakin hari semakin gencar, sehingga periode Makkah ini sekalipun ada bangsa Arab
yang masuk Islam, namun secara kuantitatif jumlah dan perkembangannya relatif kecil dibandingkan periode
berikutnya, yaitu periode Madinah. Karena itu pula misi Nabi di Makkah dalam penyebaran ajarannya, sambutan
304

masyarakat tidak sehangat masyarakat Madinah. Dengan demikian, Muhammad baru dapat dikatakan sebagai kepala
agama dan kepala pemerintahan ketika berada di Madinah. Karena itu fungsi Muhammad sebagai kepala agama dan
kepala pemerintahan baru bisa dijalani ketika Nabi berada di Madinah. Masyarakat Madinah memerlukan orang yang
bisa menjembatani konflik berkepanjangan antar etnis dan Nabi sebagai dewa penolong saat itu.1
Sejarah perjalanan Nabi di atas memberikan gambaran, bahwa ajaran Islam baru muncul di usia Muhammad
yang ke-40, atau tepatnya pada tahun 610 Masehi. Dalam sejarah ayat dan surat yang pertama kali turun, yaitu surat Al
Alaq ayat 1 5 pada tanggal 17 Ramadhan, dan karenanya bulan ini dianggap sebagai bulan yang penuh berkah bagi
umat Islam. Sejak saat itulah Muhammad mendapat gelar sebagai seorang Nabi dan rasul.
Misi kerasulan pertama kali disebarkan kepada keluarga terdekat. Kemudian kepada saudara-saudaranya juga
pada sahabat-sahabat terdekatnya. Secara perlahan, pengikutnya bertambah. Yang mula-mula sekali melangkahkan
kakinya untuk masuk Islam adalah Abu Bakar As-Shidiq sekaligus menjadi pembantu Nabi dalam menyebarkan ajaran
Islam. Melalui Abu Bakar masuklah Usman bin Affan ke dalam ajaran Islam, Talhah dan Saad dll. Dari kalangan
wanita yang mula-mula masuk Islam adalah Khadijah, istri beliau sendiri yang paling dicintainya. Setelah itu segera
Ali masuk Islam, dari golongan anak-anak yang berumur sekitar delapan tahun, beliau adalah anak Abu Thalib.
Sahabat-sahabat inilah yang membantu Rasulullah mengembangkan sayap-sayap ajaran-ajaran Islam. Hari
berganti hari kaum muslimim pun bertambah besar. Dan yang masuk ajarannya cukup bervariasi, ada yang berasal dari
keturunan yang lemah, ada juga yang berasal dari keturunan yang kaya.
Setelah tiga tahun Nabi mengadakan dakwah secara sembunyi-sembunyi, kemudian turunlah ayat AL Quran
yang menyuruh nabi untuk mendakwakan secara terang-terangan, Allah menyuruh Nabi untuk menyampaikan ajaran
Islam dan menyuruh untuk memalingkan dari orang-orang musyrik.
Mulai saat itulah Nabi Muhammad saw. Menyebarkan Islam secara terang-terangan. Islam didakwakan kepada
seluruh ummat manusia, meskipun dakwahnya ini banyak mendapat rintangan dan perlawanan dari suku Quraisy dan
bangsa Arab umumnya. Nabi dan sahabatnya sering dihina, diancam, diserang fisik. Namun kesabaran Nabi dalam
menghadapi semua itu, justru menimbulkan jumlah pengikutnya semakin bertambah, walaupun pada akhirnya atas ijin
Allah mengadakan hijrah ke Yasrib (Madinah) sebagai suatu strategi untuk menaklukkan bangsa Arab yang sombong
di kemudian hari2.
1
2

Harun Nasution, Teologi Islam; Aliran-aliran Sejarah dan Analisis Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1986), hal.3
Syeh Mahmuddunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung,: Rosdakarya, 1994), hal. 124-125.

305

Di tengah-tengah kemelut yang berkembang, desakan kaum Quraisy semakin besar, Nabi ditinggal oleh istrinya
tercinta, kemudian ia ditinggal oleh pamannya, Abu Thalib, yang selama hidupnya menjadi penopang utama dalam
menyebarkan ajaran Islam.
Jika diperhatikan secara teliti perjuangan Nabi Muahmmad Saw. Dalam menyebarkan agama Islam begitu
banyak sekali ujian dari Tuhan. Beliau seperti tidak pernah diberi kesempatan mendapatkan kasih sayang dari orangorang yang dicintainya. Juga seperti tidak pernah diberi kesempatan mendapat perlindungan orang-orang yang kuar.
Namun jika diperhatikan secara teliti, ini semua akan memberi arti bahwa, Nabi Muhammad disuruh hanya untuk
mengoksentrasikan dirinya kepada Allah SWT. Allah menjadi pelindung dan pemelihara yang paling utama dan
sekaligus sebagai tempat meminta pertolongan yang paling sempurna.
Ajaran yang diberikan Nabi Muhammad Saw. Ketika berada di Makkah adalah ajaran tentang tauhid. Umat
manusia yang akan memeluk ajaran Islam diharuskan untuk mengosongkan dan merenungkan, mengapa alam ini
tercipta dengan susunan yang sangat rapi? Mengapa manusia itu tercipta?, mengapa matahari dan bulan tidak
berbenturan?, mengapa antara satu makhluk dengan makhluk lainnya saling membutuhkan?.
Dari sini niscaya akan tumbuh suatu pemikiran, siapa yang mengurus dan menciptakannya? Kemudian akan
mendapatkan jawaban, bahwa semua itu adalah ciptaan Tuhan dan peraturannya semuanya diciptakan Tuhan, karena
itu makhluk untuk mengabdi kepadanya dan menghilangkan seluruh keyakinan selain kepadanya, kepadanya kita
meminta pertolongan, hanya kepada Dzat itulah jiwa raga manusia di persembahkan. Jadi seluruh sembahan berupa
patung, api, firaun-firaun hanyalah ilusi saja, tidak sesuai dengan martabat dan harga diri manusia. Jika manusia
menyembah kepada sesuatu yang diciptakan. Ajaran tauhid ini merupakan ajaran yang essensial dari yang diajarkan
Nabi Muhammad di Makkah. Karena ajaran ini, ummat manusia menjadi terbebas dari segala tirani yang diajarkan
orang-orang tertentu. Dan karena ajaran inilah sangat wajar, jika jumlah yang masuk Islam di periode ini secara
kwantitatif kebanyakan dari kelompok lemah, yang sering mendapat perlakuan ketidakadilan dari penguasa yang ada
pada waktu itu.
Ajaran Muhammad memberikan kebebasan kepada umat manusia, dan menjadikan manusia sederajat antara
yang satu dengan lainnya. Orang yang selama ini mendapat tekanan dan ketidakadilan, berduyun-duyun memasuki
Islam. Dan karena inilah suku Quraish yang berkuasa merasa kekuasaan dan pengaruhnya mulai dieliminir oleh
pengaruh ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad.3
3

Husien Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, Trj. Ali Audah, (Jakarta: Intermasa, 1993), hal.102-103.

306

Penekanan yang dilakukan suku Quraish terhadap Nabi Muhammad dan pengikutnya semakin ditingkatkan,
mereka mengadakan penindasan dan intimidasi, sekalipun terintimidasi itu tidak memberikan pengaruh terhadap
keimanan para sahabat Nabi yang telah memeluk Islam. Namun penindasan itu tidak ujung mengalami penghentian,
mereka terus melakukan penindasan, karena seperti diungkapkan oleh sejarawan, bahwa kaum Quraisy melakukan
penentangan diakibatkan karena pengaruh revolusi Rasulullah dalam mengubah cara pandang masyarakat,
mengakibatkan secara politik kaum Quraisy akan kehilangan pamor kekuasaannya.
Sebagai akibat dari penindasan dan intimidasi kaum Quraisy terhadap Nabi dan sahabatnya mengadakan hijrah
ke Yasrib. Semula sebagian sahabat sedikit demi sedikit dikirim ke Yasrib secara sembunyi-sembunyi, kemudian
disusul oleh Nabi setelah mengalami satu ujian. Suku Quraisy dan bangsa Arab pada umumnya tahu bahwa Nabi akan
mengadakan Hijrah, maka atas kesepakatan kaum Quraisy tidak ada jalan lain kecuali Nabi dibunuh. Tapi dalam
sejarah diceritakan, Nabi lolos dari kepungan suku Quraisy dengan selamat dan sampai di Yasrib.
Memehami beberapa uraian mengenai perjalanan Nabi Muhammad di Makkah, maka fungsinya hanya terbatas
kepada kepemimpinan keagamaan, belum menyentuh ke aspek yang lebih luas, kondisi ini terjadi karena secara politik
ummat Islam di Mekkah masih kalah oleh kekuatan dan kekuasaan serta pengaruh kaum Quraish. Muhammad belum
mengibarkan bendera Islam secara politik dan pemerintahan, Beliau hanya sebatas sebagai kepala agama.
G. MetodePembelajaran

Tanya jawab
CTL
Diskusi
Learning Start with Question
Visit to Musium

H.Media Pembelajaran
Power Point
Video
Peta Timur Tengah
307

I.SumberBelajar

Buku Ajara SKI kelas IV semester Ganjil


LKS
Internet
Musium

J.Langkah-langkah Pembelajaran
No.
1.

2.

Kegiatan

Waktu

Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan meminta peserta salah satu 10 menit
peserta didik untuk memimpin doa
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi
sebelumnya [Appersepsi]
Kegiatan Inti
a. Mengamati
1. Peserta didik diminta peserta didik untuk mencermati
tayangan video tentang dakwah Nabi Muhammad
2. Peserta didik menyampaikan hasil pengamatannya terhadap
tayangan video yang dilihat.
b. Menanya
1. Melalui pemberian motivasi dari guru peserta didik diminta
bertanya terkait dengan pengamatan tayangan video
tentang perjuangan Nabi muhammad dalam menyebarkan
Islam dan tantangannya

100
menit

308

No.

Kegiatan
2. Peserta didik yang lain menanggapi pertanyaan
c. Mengexplorasi
1. Mengemukakan hasil pengamatan tentang dakwah Nabi
Muhammad.
2. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan
diberikan tugas untuk berdiskusi tentang bagaimana
metode dan cara Nabi berdakwah.
d. Asosiasi
Dari hasil Diskusi kelompok tentang tata cara dakwah Nabi

Waktu

Muhammad , peserta didik diminta mengaitkan dengan realitas


dakwah sekarang ini.
e. Komunikasi
1.Menyampaikan hasil diskusi tentang tentang prilaku dan
dakwah Nabi Muhammad
2.Secara kelompok menanggapi hasil presentasi (melengkapi,
mengkonfirmasi, menyanggah)Peserta didik secara bergantian
menyampaiakan pemahaman materi yang diperoleh, keompok
lain diminta mengamati dan memberikan tanggapan
3.

Penutup
1. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran dengan
dibantu guru
2. Mengadakan evaluasi
3. Menyampaikan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
secara kelompok
4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
309

K.Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Jenis Penilaian: Tes dan Non Tes.
2. Bentuk penilaian tes: Soal Essay Terlampir).
3. Bentuk Penilaian non tes: Penilaian Sikap dan unjuk kerja.
RubrikPenilaianSikapdalamMengikutiDiskusi
No

Nama Siswa

Aspek yang diamati


2
3
4
5

Keterangan

Aspek yang dinilai


1. Keaktifan
2. Kerjasama
3. Keberanianberpendapat
4. Keterbukaanterhadappendapat orang lain
5. Sikaptanggungjawab
Skorpenilaian :
Skor perolehan
Nilai =
............. x 100
Skor Maksimal
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
310

C = 60 69
D = 60

: Cukup
: Kurang

RubrikPenilaianUnjukKerja
No. Nama Peserta Didik
1
2
3
Dst.

Aspek Yang Dinilai


1
2
3
4

Jumlah Skor

311

Anda mungkin juga menyukai